ecmo gab

40
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen pasien dengan ventilasi mekanik pada gagal napas akut dan/atau adult respiratory distress syndrome di negara-negara berkembang biasanya dilakukan oleh ahli anestesiologi. Di negara maju, gagal napas akut, terutama adult respiratory distress syndrome mempunyai mortalitas yang masih tinggi. Extracorporeal membrane oxygenator (ECMO) merupakan inovasi teknologi tinggi dalam bidang intensive care medicine yang dimulai sejak 20 tahun lampau. Pada beberapa unit perawatan intensif di negara maju, ECMO digunakan pada gagal napas akut sebagai rescue therapy atau sebagai terapi alternatif pada prediksi mortalitas tertentu. Di USA ECMO telah merupakan terapi standar pada gagal napas neonatus. Hasil terapi ECMO berbeda-beda pada kelompok umur yang berbeda. Hasil terbaik didapat pada neonatus, yaitu dengan 70-90 persen berhasil dengan selamat, sedangkan pada anak dan dewasa, didapati mortalitas 45-55 persen untuk yang diprediksi mempunyai mortalitas sekitar 80 persen dengan ventilasi mekanik. Apakah mungkin dilakukan ECMO di negara berkembang? ECMO tidak dapat disangkal sangat efektif untuk terapi pada neonatus Keperawatan Respirasi III | 1

Upload: randy-yusuf-p

Post on 23-May-2017

252 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

Page 1: ecmo gab

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen pasien dengan ventilasi mekanik pada gagal napas akut

dan/atau adult respiratory distress syndrome di negara-negara berkembang

biasanya dilakukan oleh ahli anestesiologi. Di negara maju, gagal napas akut,

terutama adult respiratory distress syndrome mempunyai mortalitas yang

masih tinggi. Extracorporeal membrane oxygenator (ECMO) merupakan

inovasi teknologi tinggi dalam bidang intensive care medicine yang dimulai

sejak 20 tahun lampau. Pada beberapa unit perawatan intensif di negara maju,

ECMO digunakan pada gagal napas akut sebagai rescue therapy atau sebagai

terapi alternatif pada prediksi mortalitas tertentu.

Di USA ECMO telah merupakan terapi standar pada gagal napas

neonatus. Hasil terapi ECMO berbeda-beda pada kelompok umur yang

berbeda. Hasil terbaik didapat pada neonatus, yaitu dengan 70-90 persen

berhasil dengan selamat, sedangkan pada anak dan dewasa, didapati mortalitas

45-55 persen untuk yang diprediksi mempunyai mortalitas sekitar 80 persen

dengan ventilasi mekanik. Apakah mungkin dilakukan ECMO di negara

berkembang? ECMO tidak dapat disangkal sangat efektif untuk terapi pada

neonatus dengan gagal napas, tetapi ECMO sangat membutuhkan tembaga.

Biaya ECMO juga sangat tinggi, kira-kira 2 kali terapi perawatan intensif

standar. Dengan mempertimbangkan cost benefit analysis, ECMO tampaknya

lebih baik dilakukan di negara-negara berkembang hanya pada rumah sakit

tertentu yang mempunyai cukup pengalaman operasi jantung terbuka, dan

hanya dilakukan pada gagal napas neonatus (Iqbal & Heru,1997).

Durasi rata-rata dukungan ECMO adalah sepuluh hari. Pada saat

pelaporan, 54 dari 68 pasien yang selamat dan 14 (21 persen) meninggal.

Enam pasien tetap di ICU, termasuk dua yang masih menerima ECMO. Enam

belas pasien masih dirawat di rumah sakit, tapi keluar dari ICU, dan 32 telah

keluar dari rumah sakit (Jama, 2011). "Meskipun keparahan penyakit mereka

Keperawatan Respirasi III | 1

Page 2: ecmo gab

dan penggunaan berkepanjangan mendukung kehidupan, sebagian besar

pasien selamat," para penulis menyimpulkan. "Informasi ini akan

memfasilitasi perencanaan pelayanan kesehatan dan manajemen klinis untuk

pasien yang kompleks selama wabah berlangsung (Jama, 2011)."

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah definisi dari ECMO?

2. Apakah tujuan pemasangan ECMO?

3. Apakah indikasi pemasanagan ECMO?

4. Apakah kontraindikasi ECMO?

5. Bagaimana komplikasi ECMO?

6. Bagaimana prognosis penggunaan ECMO?

7. Bagaimana prosedur pemasangan ECMO?

8. Bagaimana Web of Causes (WOC) klien dengan ECMO?

9. Bagaimana pengkajian pada klien dengan ECMO?

10. Bagaimana diagnosa pada klien dengan ECMO?

11. Bagaimana intervensi pada klien dengan ECMO?

1.3 Tujuan

Tujuan Umum

Menjelaskan tentang konsep ECMO serta pendekatan asuhan

keperawatannya.

Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi definisi dari ECMO

2. Mengidentifikasi tujuan pemasangan ECMO

3. Mengidentifikasi indikasi ECMO

4. Mengidentifikasi kontraindikasi ECMO

5. Menguraikan komplikasi ECMO

6. Mengidentifikasi prognosis penggunaan ECMO

7. Mengidentifikasi prosedur pemasangan ECMO

8. Mengidentifikasi Web of Causes (WOC) klien dengan ECMO

9. Mengidentifikasi pengkajian pada klien dengan ECMO

10. Mengidentifikasi diagnosa pada klien dengan ECMOKeperawatan Respirasi III | 2

Page 3: ecmo gab

11. Mengidentifikasi intervensi pada klien dengan ECMO

1.4 Manfaat

Mahasiswa mampu memahami tentang konsep ECMO serta mampu

menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan ECMO dengan

pendekatan Student Center Learning.

Keperawatan Respirasi III | 3

Page 4: ecmo gab

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

ECMO (Extracorporeal Membrane Oxygenation) adalah bentuk jalan

pintas (bypass) kardiopulmonal yang memperkuat perfusi sistemik dan

memberikan pertukaran gas. Sebagian besar pengalaman adalah dengan jalan

pintas vea-arteri, yang memerlukan tempat untuk kateter besar pada vena

jugularis interna kanan dan arteri karotis serta sering memerlukan pengikatan

arteri karotis (Nelson, 2004).

ECMO sebuah alat bantu eksternal yang digunakan untuk mengatasi

gagal jantung dan atau gagal napas yang disesuaikan prinsip modifikasinya

dari mesin CPB. Mesin ECMO sangat mirip dengan mesin bypass jantung-

paru yang digunakan untuk bedah jantung. Ketika bayi dipasang ECMO,

darah bayi tersebut menerima oksigen dari paru buatan pada lintasan atau

sistem ECMO. Paru buatan pada lintasan ECMO akan menyediakan darah

untuk bayi tersebut sesuai yang diperlukan untuk hidup hingga paru dan/atau

jantungnya dapat bekerja sendiri. ECMO digunakan dalam keadaan mendesak

dan mendadak setelah pengobatan gagal jantung maupun gagal napas dan

digunakan sebagai support sementara, sambil menunggu perbaikan organ.

Sistem dari ECMO ini adalah darah dialihkan dari sistem vena perifer melalui

kanulasi vena femoral atau sistem vena sentral melalui atrium kanan.

Sebagai pendukung tambahan bagi pernafasan, ECMO dapat

dikombinasikan dengan hemofiltrasi untuk meningkatkan fungsi renal,

menghasilkan hemodinamik yang stabil untuk mendukung plasmapheresis

atau pertukaran plasma, mendukung fungsi hepar, atau dikombinasikan

dengan bermacam-macam terapi tambahan, sehingga ECMO mungkin

menguntungkan bagi pasien dengan disfungsi multiorgan. Implementasi

ECMO selama multiple-organ dysfunction syndrome (MODS) atau sindrom

disfungsi multiorgan sekarang terjadi pada beberapa macam kondisi, dengan

pemecahan masalah untuk disfungsi organ dan hasil yang baik untuk

Keperawatan Respirasi III | 4

Page 5: ecmo gab

Gambar.1 Common components of an extracorporealmembrane oxygenation circuit.

beberapa pasien. Selanjutnya, karena resolusi tersebut dapat menghindari

kekacauan sirkulasi yang sering menghasilkan bentuk ekstrim dari ventilasi

mekanik dan menyediakan perfusi sistemik tanpa membutuhkan dosis tinggi

inotropic agen, ECMO mungkin mencegah kerusakan system (Wheeler et al.,

2009).

Sebagian besar ECMO digunakan oleh neonatus. Namun, ECMO juga

dapat digunakan pada pasien non neonatal. Kira-kira 200-300 pasien pediatrik

non neonatal menerima ECMO tiap tahunnya selama gagal nafas, dengan

keseluruhan rata-rata kelangsungan hidup 53%. Sebagian besar pasien adalah

hipoksia, hiperkapnia, atau kebocoran saluran nafas. Disfungsi pulmonal

akibat dari bakterial atau viral pneumonia, sindrom aspirasi, perdarahan

intrapulmonal, ARDS, dan gangguan lain telah sukses diterapi dengan

ECMO. Selain itu, pasien dewasa juga dapat dipasang ECMO. Beberapa

usaha penggunaan ECMO untuk dewasa tidak menunjukkan keuntungan,

sehingga perlu dipertimbangkan lagi penggunaan ECMO untuk dewasa. Pada

semua kasus, hampir semuanya mengalami kerusakan sehingga mungkin

dapat mempengaruhi hasilnya. Namun masih ada penggunaan ECMO untuk

dewasa yang menunjukkan hasil yang bagus. Berikut ini adalah tabel tingkat

keberhasilan ECMO pada klien dewasa dan pediatrik (Wheeler et al., 2009).

Keperawatan Respirasi III | 5

Membraneoxygenator

Post-membranepressuremonitor

O2 BlenderWarmed H2O

input

ECMO System

Pump

Heat exchanger

Venous Reservoir

Post-membranepressuremonitor

LV

CO2

O2

RV

Fluids

Heparin

Page 6: ecmo gab

Ada 2 tipe dari terapi ECMO, yaitu : venoarterial (VA) dan

venovenous (VV) ECMO. Istilah VA dan VV menunjukkan pembuluh darah

yang digunakan selama prosedur.

1. ECMO VA

Pada ECMO VA, sebuah kateter harus ditempatkan pada vena

(veno) dan arteri (arterial). Darah dialirkan dari atrium kanan (melalui

kateter vena jugularis) dan dikembalikan ke aorta (melalui kateter arteri

karotis). Memberikan bantuan jantung dan respirasi. Dapat dilakukan

dengan kanulasi sentral maupun perifer. ECMO VA biasanya digunakan

pada anak-anak dengan kemungkinan masalah tekanan darah dan yang

memerlukan dukungan tambahan, ECMO VA dapat memberikan suplai ke

jantung. Manfaat ECMO VA, metode ini memberikan dukungan yang

sangat bagus untuk jantung sebagai tambahan ke paru. Maka dari itu, jika

fungsi jantung memprihatinkan, ECMO VA dapat digunakan.

2. ECMO VV

Pada ECMO VV, sebuah kateter dengan dua pipa yang

ditempatkan pada vena. Darah dialirkan dari sistem vena dan dikembalikan

ke dalam sistem vena, yaitu darah dialirkan dari atrium kanan (melalui

kateter vena jugularis dan dikembalikan ke vena (melalui vena femuralis).

Hanya memberikan dukungan respiratori. Dilakukan dengan kanulasi

perifer, biasanya vena femoral. ECMO VV digunakan pada anak yang

memiliki masalah fungsi jantung dan tekanan darah yang tidak signifikan.

Ada beberapa anak dengan ECMO VV yang berubah memerlukan ECMO

VA. Ini biasanya berhubungan dengan tingkat oksigen yang rendah dengan

masalah ECMO VV atau tekanan darah pada anak. Manfaat ECMO VV

adalah arteri karotid tidak diperlukan seperti pada ECMO VA.

Sebuah penelitian dan analisa yang dilakukan di Universitas

Michigan pada 1000 pasien yang dibantu dengan ECMO. ECMO VV

untuk gagal napas memberikan angka survive sampai dengan keberhasilan

sebagai berikut : 88% dari 586 kasus gagal napas pada neonatus, 70% dari

Keperawatan Respirasi III | 6

Page 7: ecmo gab

132 kasus gagal napas pada anak anak, dan 56% dari 146 kasus gagal

napas pada dewasa (Ari, 2009).

2.2 Tujuan

Tujuan pemasangan ECMO adalah mengganti sementara fungsi

jantung dan/ atau paru hingga fungsi jantung dan paru menjadi lebih baik atau

mendapat donor paru atau jantung pada pasien transplantasi jantung. Dengan

demikian, fungsi organ vital pasien bisa kembali normal dan kebutuhan

oksigen tubuh bisa terpenuhi.

Selain itu, ECMO memberikan waktu untuk pemulihan dari paru-

paru dan jantung. ECMO dapat mengambil alih fungsi jantung atau paru anak

untuk waktu yang terbatas sampai anak pulih dari penyebab awal kegagalan.

ECMO paling sering digunakan ketika terjadi kegagalan pernapasan pada

bayi yang baru lahir, meskipun mungkin juga membantu dalam kasus-kasus

khusus seperti gagal jantung pada bayi dan anak-anak (Avenue,B., 2011).

2.3 Indikasi

Menurut Ari (2009), indikasi pemasangan ECMO dibagi menjadi 2 bagian

1. Gagal nafas, misalnya :

Keperawatan Respirasi III | 7

Lung

Aortic arch

Right Atrium Cannula

Gravity

Lung

Right Atriu

m

Femoral Vein

Recirculation

Gambar .2 Schema of venoarterial (A) versus venovenous (B) support

Page 8: ecmo gab

a. Adult Respiratory Distress syndrome (ARDS)

b. Pneumonia

c. Trauma

d. Gagal transplantasi paru

2. Gagal jantung, misalnya :

a. Post kardiokotomi : Ketika pasien gagal penyapihan CPB yang

dilakukan saat operasi jantung

b. Post transplantasi jantung : Biasanya terjadi akibat gagal

penyambungan (transplant failure)

c. Gagal jantung hebat oleh sebab lain, antara lain :

1. Dekompensasi kardiomiopati

2. Miokarditis

3. SKA dengan kardiogenik shock

4. Temuan depresi kardiak karena overdosis obat atau sepsis

Kriteria pasien untuk dapat menggunakan ECMO:

Kualifikasi kriteria diterapkan hanya ketika bayi telah mencapai

dukungan ventilasi maksimal oksigen 100% (fraksi oksigen inspirasi [FiO2]

= 1) dengan tekanan inspirasi puncak (peak inspiratory pressures/ PIP) sering

setinggi 35 cm H2O.

a. Alveolar-arterial (Aa) gradient dari 600-624 mm Hg selama 4-12 jam di

permukaan laut, yang dapat dihitung sebagai berikut (dimana 47 = tekanan

parsial uap air):

(Aa) (menyebarkan kapasitas [D] O2 sama dengan tekanan atmosfir - 47 -

(] PaCO2 + PaO2) / FiO2

b. Oksigenation index (OI) lebih besar dari 40 di 3 dari 5 penentuan gas

postductal diperoleh 30-60 menit secara terpisah, yang dapat dihitung

sebagai berikut (dimana MAP berarti tekanan udara):

OI = (MAP x FiO2 x 100) / PaO2

PaO2 = 35-50 mm Hg selama 2-12 jam

c. Kerusakan Akut

PaO2 kurang dari atau sama dengan 30-40 mm Hg selama 2 jam

Keperawatan Respirasi III | 8

Page 9: ecmo gab

pH kurang dari atau sama dengan 7,25 selama 2 jam

Hypotensi yang tidak mudah ditangani

Kriteria seleksi untuk neonates yang akan menggunakan ECMO:

a. Usia gestational = 34 minggu atau lebih

b. Berat badan lahir 2000 g atau lebih tinggi

c. Tidak mengalami pembekuan atau perdarahan yang tidak terkontrol

d. Tidak ada perdarahan intrakranial (kelas 1 perdarahan intrakranial)

e. Mekanik ventilasi untuk 10-14 hari atau kurang

f. Cedera Reversible paru

g. Tidak mematikan malformasi

h. Tidak ada kelainan jantung utama tidak dapat diobati

i. Kegagalan terapi medis maksimal

2.4 Kontraindikasi

Bayi yang baru lahir tidak dapat diberikan terapi ECMO jika mereka

memiliki berat badan di bawah 2 kg, karena mereka memiliki pembuluh yang

sangat kecil untuk kanulasi, sehingga menghambat aliran memadai karena

keterbatasan dari ukuran kanul dan ketahanan yang lebih tinggi setelah aliran

darah (bandingkan dengan resistensi pembuluh darah). Oleh karena itu,

perangkat tidak dapat digunakan untuk bayi yang baru lahir prematur

kebanyakan. Bayi baru lahir kadang-kadang diberikan terapi ECMO karena

kurangnya sistem pernapasan berfungsi penuh atau cacat lahir lainnya, namun

tingkat kelangsungan hidup turun menjadi sekitar 33%.

Pasien yang tidak diperbolehkan menggunakan ECMO adalah pasien

dengan malignan dan transplantasi sumsum tulang. Rata-rata angka kematian

tinggi pada pasien ini ketika gagal nafas berkembang, meski demikian akhir-

akhir ini beberapa dokter menyarankan pada awal permintaan pemasangan

ECMO, penyakit pasien seperti yang telah disebutkan benar-benar dikaji

terlebih dahulu untuk melihat hasilnya sehingga dapat diperbaiki. Tinjauan

terakhir penggunaan ECMO pada 30 pasien kanker dari 58 dapat diperbaiki,

sehingga secara keseluruhan rata-rata angka kelangsungan hidup adalah 37%.

Keperawatan Respirasi III | 9

Page 10: ecmo gab

Tujuh pasien menjalani transplantasi sumsum tulang dan dipasang ECMO, 2

(29%) pasien bertahan hidup (Wheeler et al., 2009)

2.5 Prosedur

A. Pelaksana

Pemasangan ECMO dilakukan oleh dokter ICU, asisten dokter, perawat

yang sudah terdaftar, terapis pernafasan, dan petugas laboratorium yang

sudah menerima pelatihan. Perawat membantu dokter dan memantau

pasien selama prosedur. Karena peralatan laboratorium klinis dapat

digunakan selama prosedur untuk memantau parameter tertentu

(misalnya, waktu terjadi penggumpalan darah), perawat atau staf lainnya

harus terbiasa dengan pengoperasian perangkat laboratorium yang

digunakan dalam ECMO.

B. Persiapan Alat

Alat yang digunakan dalam prosedur pemasangan ECMO antara lain :

1. Mesin ECMO

2. Membrane Oxigenator

3. Heater

4. Kateter : arteri kanula dan venous kanula

5. Parameter aliran gas untuk mengontrol oksigenasi dan aliran udara

Keperawatan Respirasi III | 10

Gambar. 3 Mesin ECMO

Page 11: ecmo gab

C. Persiapan Insersi

1. Melakukan pemeriksaan non invasif

Bayi yang akan diterapi ECMO harus menjalani pemeriksaan

rutin USG tengkorak untuk mengidentifikasi ada perdarahan

intrakranial. Pasien yang lebih tua mungkin juga perlu dievaluasi

perdarahan intrakranial dengan USG jika fontanela terbuka. Computed

tomography dapat digunakan jika pasien cukup stabil untuk menjalani

pemeriksaan tersebut. Seringkali, meski pasien yang lebih tua tidak

cukup stabil untuk menjalani Computed Tomography dan evaluasi

neurologi klinis mungkin terhambat oleh sedasi atau blokade

neuromuskular sebelum pemasangan ECMO. Untuk bayi,

ekokardiografi biasanya dilakukan sebelum ECMO untuk menentukan

apakah hipoksia disebabkan oleh defek struktural di hati yang mungkin

lebih baik dilakukan pembedahan untuk perbaikan daripada dengan

ECMO. Ekokardiografi juga digunakan untuk mendeteksi keberadaan

dan arah kateter serta untuk menilai fungsi miokard (Wheeler et al.,

2009).

Selain itu, dilakukan pemeriksaan PT, PTT, fibrinogen, CBC with

platelets, electrolytes, Ca, BUN, Creatinine.

4. Kaji ulang obat-obatan yang dikonsumsi klien, termasuk aspirin dan

Obat Anti-Inflammatory Drugs (NSAID). Karena obat-obat tersebut

dapat mempengaruhi pembekuan darah.

5. Keluarga dianjurkan untuk tidak memberikan asupan nutrisi selama 6

jam sebelum prosedur dilakukan

6. Sebuah obat penenang ringan dapat diberikan sekitar satu jam sebelum

prosedur untuk membantu pasien rileks.

7. Jika kateter yang akan dimasukkan melalui pangkal paha (arteri

femuralis), daerah sekitar paha pasien akan dicukur dan dibersihkan

dengan larutan antiseptik, jika pada pasien dewasa (Jennifer, 2011).

D. Insersi

1. Memakai pakaian dari rumah sakit.

2. Pemasangan infus untuk pemasukan obat dan cairan selama prosedur

Keperawatan Respirasi III | 11

Page 12: ecmo gab

3. Diberikan obat penenang ringan.

4. Kulit yang akan dilakukan penusukan kateter dibersihkan. Letak

insersi biasanya di leher (vena jugularis/arteri karotis) atau pangkal

paha (arteri femuralis/vena femuralis).

Gambar 4: Insersi di leher

5. Tutup area yang akan diinsersi dengan kain steril dan duk lubang

untuk mencegah infeksi.

6. Diberikan lokal anastesi pada area yang akan diinsersi.

7. Obat antikoagulan, umumnya adalah heparin diberikan kepada

pasien untuk mencegah pembekuan darah

8. Kanul ditempatkan pada pembuluh darah besar untuk menyediakan

akses pada darah pasien. Dalam beberapa kasus, kateter kemih

mungkin diperlukan selama prosedur.

Gambar 5: Area sayatan di leher

Keperawatan Respirasi III | 12

Page 13: ecmo gab

9. Sebuah selubung pemasuk plastik dimasukkan ke dalam pembuluh

darah, vena jugularis (masuk ke atrium kanan) dan arteri karotis

(masuk ke aorta) pada ECMO AV, sedangkan pada ECMO VV,

kateter akan masuk melalui vena jugularis (masuk ke atrium kanan)

dan vena femuralis. Mungkin akan terasa ada tekanan karena

pemasukan selubung pemasuk atau kateter, tetapi tidak akan terasa

sakit.

Gambar 6: Sambungan arteri dan vena ke mesin ECMO

10. Mesin ECMO secara terus menerus memompa darah dari pasien

melalui saluran oksigenator (proses kerja seperti paru) yaitu proses

pertukaran gas pada paru-paru dengan membuang karbondioksida

dan menambah oksigen. Darah yang sudah dioksigenasi

dikembalikan pada pasien.11. Darah mengalir dari sisi kanan jantung melalui pembuluh darah dan

dipompa melalui oxygenator membran (paru-paru buatan), yang

mengambil alih kerja paru-paru.

12. Darah kemudian dihangatkan dan kembali ke tubuh melalui kanula

arteri.

13. Darah yang kaya oksigen dibawa ke seluruh tubuh, menyupali otak,

jantung, ginjal, dan semua organ vital lainnya dan jaringan.

14. Saat jantung membaik, jumlah aliran darah melalui sirkuit ECMO

dapat diturunkan, memungkinkan jantung untuk melakukan

pekerjaan lebih banyak.

Keperawatan Respirasi III | 13

Page 14: ecmo gab

Tugas utama dari perawat pada prosedur Kateterisasi Jantung meliputi:

1. Memberikan perawatan kepada pasien di Intensive Care Unit atau Lab

ECMO sampai mereka sembuh atau tidak ada indikasi pemasangan

ECMO

2. Memperoleh dan memelihara catatan pasien, dan memperbarui grafik

pasien

3. Melakukan pengkajian yang dibutuhkan

4. Membantu pasien untuk melakukan prosedur medis

5. Pemantauan tanda-tanda vital pasien

6. Mengoperasikan alat-alat perawatan

7. Memberi terapi intravena (IV)

8. Mengobati pasien sesuai dengan petunjuk dokter (Jennifer, 2011).

E. Weaning (Penyapihan)

1. Weaning ECMO – VV ECMO

a. Aliran ECMO secara aktual tidak dijadikan batasan untuk menilai

fungsi respiratori pasien sebenarnya

b. Dilakukan dengan menurunkan aliran udara dalam sirkuit ECMO

c. Pasien mungkin dapat diweaning :

Pertukaran gas dapat dipertahankan dengan

FiO2 rendah (<30%)

Diberikan dengan kecepatan rendah pada

sirkuit (<2L/menit)

Set ventilator tidak dalam posisi setting yang

tinggi : RR <25X/menit, Presure <15

2. Weaning ECMO – VA ECMO

a. Tergantung faktor perbaikan jantung

b. Peningkatan tekanan darah

c. Peningkatan pulsatil arteri perifer (return)

d. Penurunan PaO2 di line arteri radial kanan

e. Menunjukkan lebih banyak darah dipompakan jantung meskipun

dengan oksigenasi yang lebih rendah (jantung mulai berfungsi)

f. Penurunan CVP dan atau tekanan pulmonalKeperawatan Respirasi III | 14

Page 15: ecmo gab

g. Cardiac Output dengan kateter arteri pulmonal (Swans Ganz) sangat

tidak akurat saat penggunaan ECMO

h. Hampir semua volume darah yang disirkulasi bypass ke pulmonal

2.6 Komplikasi

1. Perdarahan (gastrointestinal dan tempat insersi), antikoagulasi dapat di

berikan untuk mengurangi resiko perdarahan.

2. Kerusakan SSP (perdarahan atau infark), perlu dilakukan USG tengkorak

secara berkala untuk memantau perdarahan dan EEG untuk mengukur

gelombang otak, hal ini penting dalam memantau setiap perubahan yang

terjadi.

3. Kejang (metabolik or kerusakan SSP)

4. Retensi cairan dan edema hebat

5. Sepsis/infeksi, pemasukan kateter yang besar ke dalam leher dapat

menjadi area untuk tumbuhnya bakteri sehingga dapat terjadi infeksi.

Antibiotik dapat di gunakan untuk mencegah atau menghilangkan infeksi.

6. Hiperbilirubinemia

7. Gagal ginjal

8. Disritmia

9. Komplikasi mekanik, antara lain : rupture tubing, malfungsi pompa, dan

masalah yang berhubungan dengan kanulasi seperti malposisi.

2.7 Prognosis

ECMO di lakukan untuk menyediakan oksigenasi sampai fungsi paru

telah cukup pulih untuk mempertahankan saturasi O2 yang sesuai. Ini

merupakan pilihan terakhir. Sekitar 75 % efektif dalam menyelamatkan bayi

yang baru lahir. Bayi yang baru lahir tidak dapat di tempatkan pada ECMO

jika berat badannya di bawah 2 kg. karena mereka memiliki pembuluh yang

sangat kecil untuk kanulasi, sehingga menghambat aliran memadai karena

keterbatasan dari ukuran kanul dan selanjutnya resistensi yang lebih tinggi

untuk aliran darah. Oleh karena itu, perangkat tidak dapat di gunakan untuk

sebagian besar bayi yang lahir prematur. Bayi yang baru lahir kadang-kadang

Keperawatan Respirasi III | 15

Page 16: ecmo gab

di terapi ECMO karena kurangnya sistem pernafasan atau cacat lahir, namun

tingkat kelangsungan hidup turun menjadi 33%.

Sebagai metode pendukung alternatif, seperti ventilator oksimetri

frekuensi tinggi, surfaktan, masker nitrit oksida, telah berkembang dan

diterima untuk neonatal. Kebutuhan akan ECMO telah menurun. Pertahun

kasus neonatal dengan ECMO sekarang berjumlah sekitar 800 pertahun,

menurun hingga 1500 kasus pada awal tahun 1990. Kelangsungan hidup

neonatus mengalami penurunan melebihi tahun-tahun sebelumnya (Wheeler

et al., 2009).

Tingkat kelangsungan hidup untuk neonatus jauh lebih tinggi

dibandingkan dengan baik pasien anak atau orang dewasa. Tingkat

kelangsungan hidup bayi lebih baik biasanya karena reversibilitas proses

penyakit dan tidak adanya penyakit paru-paru kronis dan penyakit jantung.

Pada orang dewasa tingkat kelangsungan hidup ECMO sekitar 60%. ECMO

belum memiliki manfaat kelangsungan hidup terbukti pada orang deawasa

dengan ARDS. Dalam ECMO VA, pasien yang fungsi jantungnya tidak

cukup pulih untuk di sapih dari ECMO mungkin dapat di lakuakn

transplantasi.

Antara Desember 1997 dan Juni 2001, 50 neonatus dengan hernia

diafragma kongenital dirawat (24 bawaan, semua dari mereka didiagnosis

sebelum lahir, 26 ditransfer setelah kelahiran). Tingkat ketahanan hidup

adalah 84%. Menurut algoritma 50% dari pasien diobati dengan ECMO, 78%

dari pasien yang diobati dengan ECMO selamat. Tiga Pasien dengan ECMO

harus dihentikan karena terdapat kontraindikasi. Jika pasien perlu dirawat

dengan ECMO, para prediktor prognosis tidak mengizinkan untuk menarik

kesimpulan pada kursus klinis mengenai kelangsungan hidup pasien.

Laporan terakhir penggunaan ECMO untuk 225 orang dewasa dengan

gagal nafas hebat, 68% pasien mengalami kegagalan dan 53% sukses dan

mampu bertahan hidup. Analisa yang bermacam-macam melaporkan bahwa

sebelum pemasangan ventilator ECMO, umur, jenis kelamin, pH<7,10, rasio

PaO2/FiO2 berpengaruh terhadap hasil. Laporan lain penggunaan ECMO

Keperawatan Respirasi III | 16

Page 17: ecmo gab

yang berhasil untuk pasien dewasa adalah pasien tanpa luka bakar, trauma,

infark miokard dengan arrest, dan bermacam-macam penyakit lain.

2.8 WOC

prevent

Keperawatan Respirasi III | 17

ARDS

Tingkat O2 di paru rendah

Paru tidak dapat

mengembang maksimal

Aliran O2 ke jaringan

terganggu

Jaringan kekurangan

O2

Pneumonia

Penumpukan sekret di alveoli

Fungsi paru terganggu

Sirkulasi O2 terganggu

Trauma thorax

Thorak cedera

Paru cedera

Gagal transplantasi

paru

Paru tidak berfungsi

Miokarditis

Kontraksi otot jantung

melemah

Gagal pompa jantung

Pompa jantung ke seluruh

tubuh terganggu

Perdarahan intrapulmonal

Edema paru

Paru kolaps

Gagal transplantasi

jantung

Jantung tidak berfungsi

ECMO (Extracorporeal Membrane Oxygenation)

Kesalahan insersi

Port de entry kuman

Resti InfeksiPK: Nyeri

Kesalahan prosedur pembedahan

Resiko Perdarahan

PK: Anemi

Masuknya benda asing

Kurang pengetahuan

Kesalahan pengaturan posisi

saat terpasang ECMO

Ansietas

Nyeri

Kegagalan Pertukaran

Page 18: ecmo gab

Keperawatan Respirasi III | 18

ECMO (Extracorporeal Membrane Oxygenation)

B1 (Breath)

Gelembung udara masuk

ke arteri

Emboli sistemik

Emboli paru

Paru tidak dapat mengembang

sempurna

Gangguan Pertukaran

B2 (Blood)

Emboli sistemik

Emboli vaskuler

Beban kerja jantung

meningkat

Hipertensi

Penurunan Curah

B3 (Brain)

Penurunan curah

jantung

Suplai O2 di otak

terganggu

Gangguan Perfusi

Serebral

B4 (Bladder)

Gangguan perfusi darah di ginjal

Pelepasan angiotensin

Retensi Na, cairan

Volume plasma

Transudasi cairan

Edema

Sekresi aldosteron

Kelebihan Volume Cairan

B5 (Bowel)

Tekanan dalam pembuluh darah

Pecahnya pembuluh darah di

otak

Perdarahan intrakranial

Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh

B6 (Bone)

Kerusakan SSP

Gangguan inhibisi

aktivitas listrik

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri

Rendah

Kejang

Resiko Cedera

Perdarahan GI

Hipoksia

Page 19: ecmo gab

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN3.1 Pengkajian

a. Identitas

Nama Pasien : An. I

Umur : 6 bulan

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku/Bangsa : Jawa

Agama : Islam

Pendidikan : -

Alamat : Singosari 13 Surabaya

Penanggung jawab biaya

Nama : Ny. L

Alamat : Singosari 12 Surabaya

b. Keluhan Utama

Sesak nafas

c. Riwayat Penyakit Sekarang

An. I yang terpasang ECMO beberapa hari ini memiliki perubahan pola

nafas (sesak).

d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

An. I terpasang ECMO sejak sekitar seminggu yang lalu karena

mengalami gagal nafas.

e. Riwayat Penyakit Keluarga

Dari keluarga tidak ada yang menderita suatu penyakit.

f. Riwayat Pembedahan

An. A belum pernah melakukan pembedahan ataupun operasi baik yang

berhubungan dengan system pernafasan atau pada system yang lainnya.

g. Kebutuhan Biologis / Fisiologis.

1. Pola nutrisi: An.I mengalami penurunan nafsu makan.

2. Pola minum : An. I mengalami penurunan asupan cairan minum

3. Pola istirahat dan tidur terganggu karena nafas sesak.

h. Keadaan Lingkungan.

Keperawatan Respirasi III | 19

Page 20: ecmo gab

An. I tinggal di daerah dekat jalan raya yang padat

i. Keadaan Psikologis.

Persepsi klien, pola pikir dan mekanisme koping.

Review Of System (ROS)

B1 (Breathing): Pola napas tidak teratur, wheezing, takikardi, dipsnea

pada, , menggunakan otot bantu pernapasan, misalnya: meninggikan bahu,

melebarkan hidung, adanya bunyi napas mengi, batuk berulang. Distress

pernafasan: pernafasan cuping hidung, takhipnea / bradipnea, Menggunakan

otot asesoris pernafasan,Kesulitan bernafas: lapar udara, diaforesis, dan

sianoasis, pernafasan memakai alat Bantu nafas

B2 (Blood) : Peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi jantung,

hipotermi, edema di daerah sekitar wajah, tangan dan kaki

B3 (Brain) : penurunan kesadaran

B4 (Bladder) : edema di daerah sekitar wajah, tangan dan kaki

B5 (Bowel) : Nafsu makan menurun, BAB tidak teratur, penurunan berat

badan.

B6 (Bone) : Kelemahan

3.2 Analisa Data

NO DATA ETIOLOGIMASALAH

KEPERAWATAN

DS : -

DO : terdapat perdarahan di area pemasangan ECMO

Pemasangan ECMO

Kesalahan prosedur

pembedahan (Pembuluh

darah sobek)

Perdarahan

Resiko Tinggi Perdarahan

2 DS : - Pemasangan ECMO Resiko tinggi infeksi

Keperawatan Respirasi III | 20

Page 21: ecmo gab

DO : pembengkakan di are area pemasangan ECMO Kesalahan insersi

Port de entry kuman

Resiko tinggi infeksi

3 DS : An. I tampak rewel

DO : RR > 60 x/menit, hipoksia, SaO2<95%

Penurunan CO

Suplai O2 di otak menurun

Hipoksia

Gangguan Perfusi Serebral

3.3 Diagnosa

1. Resiko tinggi infeksi b/d prosedur pemasangan ECMO

2. Resiko tinggi pendarahan b/d prosedur pembedahan

3. Gangguan perfusi serebral b/d hipoksia akibat penurunan suplai O2 di otak

3.3 Intervensi

No DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL 1. Resiko tinggi

pendarahan b/d prosedur pembedahanTujuan: Mengurangi resiko perdarahanKriteria hasil:1.Pasien tidak terjadi

pendarahan saat pemasangan ECMO

2. trombosit (150.000-400.000 µL

3.hemoglobin (12-18 g/dl)

1. Monitoring keadaan luka insisi penusukan kateter

2. Kolaborasi pemberian antikoagulasi sitrat/ heparin

3. Pemeriksaan darah berkala (tiap 6-8 jam), Profil koagulasi, Trombosit Hemoglobin, Creatinin

4. Monitor vital sign

5. Berikan Health education mengenai recovery akibat anemi,

1. Jaga posisi selang tetap aman dan paten

2. Mempertahankan terapi hemodialisis dan CRRT

3. Mengevaluasi insufisiensi renal serta pemeriksaan dan penggantian agresif pada faktor faktor pembekuan, elektrolit, eritrosit.

4. Jelaskan tentang tanda dan gejala perdarahan

5. Membantu mengatasi anemia

Keperawatan Respirasi III | 21

Page 22: ecmo gab

seperti banyak konsumsi daging dan sayuran hijau atau suplemen asam folat.

2 Resiko tinggi infeksi b/d prosedur pemasangan ECMOTujuan: Pasien tidak mengalami infeksi nosokomial.Kriteria hasil:1. Pasien tidak

menunjukkan bukti-bukti infeksi karena pemasangan ECMO

1. Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi

2. Melakukan perawatan dengan sarung tangan steril da alat-alat yang telah disterilkan.

3. Mengawasi tanda dan gejala infeksi

1. Mengobati dan mencegah terjadinya penyebaran infeksi

2. Menghindari kontaminasi bakteri

3. Mendeteksi infeksi sejak dini

3 Gangguan perfusi serebral berhubungan dengan penurunan suplai O2 di otak

Tujuan: perfusi serebral adekuat

Criteria Hasil:- Tanda vital stabil dan tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK-tidak terdapat Hipoksia

Kolaborasi:

1. Batasi pemberian cairan sesuai indikasi

2. Berikan O2 tambahan sesuai indikasi

3. Berikan obat sesuai indikasi. Missal: diuretik

Mandiri:

1. Pantau GDA atau tekanan Oksimetri

2. Pantau atau catat status neurologis secara teratur dan bandingkan dengan nilai standart (GCS)

Kolaborasi:

1. Pembatasn cairan mungkin diperlukan untuk menurunkan edema serebral, meminimalkan aliran vaskuler, tekanan darah dan TIK

2. Menurunkan hipoksia yang mana dapat meningkatkan vasodilatsi dan volume darah serebral yang meningkatkan TIK

3. Diuretic dapat digunakan pada vase akut untuk menurunkan air dari sel otak, menurunkan edema otak dan TIK

Mandiri:

1. Menentukan kecukupan pernafasan (kemunculan hipoksia/

Keperawatan Respirasi III | 22

Page 23: ecmo gab

asidosis) dan mengindikasikan kebutuhan terapi

2. Memantau adanya kecenderungan pada tingkat kesadaran dan potensial peningkatan TIK

Keperawatan Respirasi III | 23

Page 24: ecmo gab

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

ECMO adalah kepanjangan dari Extracorporeal Membrane

Oxygenation. Sebuah alat bantu eksternal yang digunakan untuk mengatasi

gagal jantung dan atau gagal napas yang disesuaikan prinsip modifikasinya

dari mesin CPB. Ada 2 tipe dari terapi ECMO, yaitu : venoarterial (VA) dan

venovenous (VV) ECMO. Istilah VA dan VV menunjukkan pembuluh darah

yang digunakan selama prosedur.

Indikasi pemasangan ECMO antara lain gagal nafas (ARDS,

pneumonia, trauma, dan gagal transplantasi paru) dan gagal jantung (post

kardiokotomi, post transplantasi jantung, gagal jantung hebat oleh sebab :

dekompensasi kardiomiopati, miokarditis, SKA dengan kardiogenik shock,

temuan depresi kardiak karena overdosis obat atau sepsis

Kontraindikasi untuk pemasangan ECMO antara lain pada bayi yang

baru lahir jika memiliki berat badan di bawah 2 kg dan bayi yang baru lahir

prematur karena pembuluh darah terlalu kecil. Selain itu, pasien dengan

malignan dan transplantasi sumsum tulang juga tidak diperbolehkan diterapi

ECMO.

Komplikasi setelah pemasangan ECMO antara lain : perdarahan,

infeksi, kejang, gagal ginjal, retensi cairan dan edema hebat, serta komplikasi

mekanik : rupture tubing, malfungsi pompa, dan masalah yang berhubungan

dengan kanulasi seperti malposisi.

Keperawatan Respirasi III | 24

Page 25: ecmo gab

DAFTAR PUSTAKA

Wheeler, Derek S., Hector R. Wong, dan Thomas P. Shanley (Ed). (2007). The Respiratory Tract in Pediatric Critical Illness and Injury. London : Springer.

Mustafa, Iqbal, dan Samudro, Heru. (1997). Extracorporeal membrane oxygenation (ECMO): new technology or just a new tool for developing countries?. Medical journal of Indonesia, 6(2), 82-91.

Martin, R., Fanaroff, A., dan Walsh, M. (Ed). (2006). Fanaroff and Martin's Neonatal-Perinatal Medicine. 8th ed. Philadelphia, Pa : Mosby Elsevier.

Doenges, Marilynn E., Mary F. Moorhouse, dan Alice C. Geissler. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.

Doenges. (2000). Rencana asuhan keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC Nelson, W.E. (1999). Ilmu kesehatan anak. Jakarta: EGC

Peak, G.J., Mugford, M., Tiruvoipati, R., Wilson, A., Allen, E., Talanany, M.M., et al. (2009). Efficacy and economic assessment of conventional ventilator support versus extracorporeal membrane oxygenation for severe adult respiratory failure (CESAR). Journal of Medicine,

Avenue, B., (2011). Extracorporeal membrane oxygenation (ECMO). Diakses 27 maret 2011, dari http://www.medicalnewstoday.com/articles/164041.php

Frischer,J.S., Stolar, C.J.H. (t.t.) Extracorporeal membrane oxygenation. Diakses tanggal 27 maret 2011, dari http://search.4shared.com/q/1/extracorporeal%20membrane%20oxygenation

Cruz. (2010). Extracorporeal membrane oxygenation. Diakses 27 maret 2011, dari http://emedicine.medscape.com/article/1818617-overview

UCSF. (2004). ECMO. Diakses 27 maret 2011, dari UCSF Childdren’s Hospital: http://www.cincinnatichildrens.org/health/heart-encyclopedia/treat/surg/bypass.htm

Keperawatan Respirasi III | 25

Page 26: ecmo gab

Lampiran 1. Lembar Pernyataan

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

Saya mempunyai kopi dari makalah ini yang bisa saya reproduksi jika makalah yang dikumpulkan hilang atau rusak

Makalah ini adalah hasil karya kami sendiri dan bukan merupakan karya orang lain kecuali yang telah dituliskan dalam referensi, serta tidak ada seorangpun yang membuatkan makalah ini untuk kami.

Jika dikemudian hari terbukti adanya ketidakjujuran akademik, kami bersedia mendapatkan sangsi sesuai peraturan yang berlaku.

Surabaya, 7 April 2011

Tanda tangan mahasiswa

Yeni Ika Rahmawati NIM. 130915096

Lampiran 2. Lembar Penilaianmakalah dan presentasi kelompok

Keperawatan Respirasi III | 26

Page 27: ecmo gab

FORMAT PENILAIAN MAKALAH:

No

Aspek yang dinilai

Bobot Kriteria penilaian

1 Pendahuluan 5% Menjelaskan: latar belakang, topik, tujuan, dan deskripsi singkat makalah

Supervisial, tidak spesifik

Sangat spesifik dan relevan

2 Tinjauan Pustaka

25 % Teridi dari: Definisi, etiologi, Patofisiologi/WOC, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostic, penatalaksanaan, komplikasi, prognosis.

Sesuai dengan topik Singkat, padat, lengkap Jurnal ilmiah (terutama yang peer review atau systematic review)

( 80%) Buku dan sumber lain (20%) WOC ringkas dan menghubungkan semua konsep

3 Proses Keperawatan

15% Proses Keperawatan: Pengkajian (riwayat keperawatan, pemeriksaan fisik dan penunjang), diagnosis keperawatan, intervensi

4 Kesimpulan 3% Menyimpulkan makalah dengan lugas

5 Daftar Pustaka 2% Literatur yang digunakan terkini dan berkualitas serta extensive, sesuai dengan pedoman APA

6 Pengurangan nilai

- 3% Nilai akan mendapatkan pengurangan jika:

Tidak mengikuti aturan penulisan referensi dengan benar

Penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar, termasuk tanda baca.

Komentar Fasilitator:

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

...............

Keperawatan Respirasi III | 27