eenergi berkelanjutan untuk semua di nergi berkelanjutan ... · renstra kl renja kl rkakl ......
TRANSCRIPT
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONALBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONALBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONALBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
EEnergi Berkelanjutan untuk Semua di nergi Berkelanjutan untuk Semua di Indonesia: Isu dan Tantangan dalamIndonesia: Isu dan Tantangan dalamIndonesia: Isu dan Tantangan dalam Indonesia: Isu dan Tantangan dalam Perencanaan dan PenganggaranPerencanaan dan Penganggaran
AntonariaAntonariaAntonariaAntonariaKasubditKasubdit Sumber Daya Energi dan Sumber Daya Energi dan KelembagaanKelembagaan
Di ik d W k h O i i M k t M d i t k E i B k l j t t kDi ik d W k h O i i M k t M d i t k E i B k l j t t k SSDisampaikan pada Workshop Organisasi Masyarakat Madani untuk Energi Berkelanjutan untukDisampaikan pada Workshop Organisasi Masyarakat Madani untuk Energi Berkelanjutan untuk SemuaSemuaJakartaJakarta, 4 Desember 2012, 4 Desember 2012
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
OUTLINEOUTLINE
A Perencanaan dan PenganggaranA. Perencanaan dan PenganggaranB. Sustainable Energy for All (SEfA)gC. Capaian dan TantanganRPJMN 2010 2014RPJMN 2010‐2014
D. LampiranD. Lampiran
2
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
Alur Perencanaan dan PenganggaranAlur Perencanaan dan Penganggaran
RenstraKL
RenjaKL
RKAKLRincian APBN
PedomanPedoman
Pe
Visi, Misi, ProgramPresiden
RKP RPJM
RPJP Nasional(UU No RAPBN APBN
Pedoman Dijabarkan Pedoman
Pedoman Acuan
emerintah
Pusat
Dijabarkan
RKP Nasional(UU No. 17/2007)
RAPBN APBN
Acuan Diperhatikan
Dij b k
Diserasikan melalui Musrenbang
RPJM Daerah
RPJP Daerah
RKP Daerah
RAPBD APBDPedomanPedoman Dijabarkan
Pedoman Acuan
Pemerin
DaeraDijabarkan
RenstraSKPD
RenjaSKPD
RKASKPD
Rincian APBD
PedomanPedoman
ntahah
Visi, Misi, ProgramKepala Daerah
Dijabarkan
4
UU SPPN UU KN
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
Pentahapan Tema RPJM dalam RPJPPentahapan Tema RPJM dalam RPJPN 2005N 200520252025
5
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
RPJMN RPJMN 20102010‐‐20142014
Realisasi 2010 RKP APBN 2011 RKP 2012 RKP 2013 Proyeksi 2014 PertumbuhanEkonomi: 6,1% 6,4 % 6,5%6,9% 7,0% 7,0%7,7%Pengangguran 7,1% 7,0 % 6,4%6,6% 5,8% 6,1% 5%6%Kemiskinan 13 3% 11 5%12 5% 10 5%11 5% 9 5%10 5% 8%10%Kemiskinan 13,3% 11,5%12,5% 10,5%11.5% 9,5%10,5% 8%10%
RKP 2010
• PEMULIHAN PEREKONOMIAN
RKP 2011
• PERCEPATAN PERTUMBUHAN
RKP 2012
• PERCEPATAN DAN PERLUASAN
RKP 2013
• MEMPERKUAT PEREKONOMIAN
RKP 2014
• AKAN DITENTUKANPEREKONOMIAN
NASIONAL DAN PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKEADILAN DIDUKUNG PEMANTAPAN TATA KELOLA DAN SINERGI
DAN PERLUASAN PERTUMBUHAN EKONOMI YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN BAGI PENINGKATAN
PEREKONOMIAN DOMESTIK BAGI PENINGKATAN DAN PERLUASAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
DITENTUKAN KEMUDIAN
DAN SINERGIPUSAT ‐DAERAH
PENINGKATAN KESEJAHTERAANRAKYAT
6
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
PRIORITAS NASIONALPRIORITAS NASIONAL RPJMN 2010RPJMN 2010‐‐20142014
PRIORITAS NASIONAL
Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola1 Iklim Investasi dan Iklim Usaha7
Pendidikan2
Kesehatan3
Energi8
LH dan Pengelolaan Bencana9
Penanggulangan Kemiskinan4
Ketahanan Pangan5
I f k
Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pascakonflik10
Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi11
PRIORITAS NASIONAL LAINNYA
Infrastruktur6
Bidang Politik Hukum dan Keamanan12Prioritas nasional 2013 sama dengan prioritas nasional RPJMN
d k dk kBidang Politik, Hukum dan Keamanan12
Bidang Perekonomian13
Bidang Kesejahteraan Rakyat14
2010‐2014, dimaksudkan untuk : 1. Mencakup kebijakan pembangunan yang menjadi tugas
pemerintah dalam mencapai sasaran jangka menengah2. Kesinambungan monitoring dan evaluasi kebijakan
pemerintah3. Penekanan prioritas setiap tahunnya melalui tema RKP
7TEMA RKP 2013 : MEMPERKUAT PEREKONOMIAN DOMESTIK BAGI PENINGKATAN DAN PERLUASAN
KESEJAHTERAAN RAKYAT
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
PRIORITAS NASIONAL 8: ENERGI(Pencapaian ketahanan energi nasional yang menjamin kelangsungan pertumbuhan nasional melalui restrukturisasi kelembagaan dan optimasi pemanfaatan energi
alternatif seluas‐luasnya)y )
SUBSTANSI INTI SASARAN
1. Kebijakan Energi Penetapan kebijakan energi
2. Restrukturisasi BUMN
Transformasi dan konsolidasi BUMN bidang energi yang dimulai dari PLN dan Pertamina selambat‐lambatnya 2010 dan diikuti BUMN lainnya
‐ Peningkatan kapasitas pembangkit listrik sebesar rata‐rata 3 000 MW per tahun3. Kapasitas Energi
Peningkatan kapasitas pembangkit listrik sebesar rata rata 3.000 MW per tahun ‐ Rasio elektrifikasi 62% (2010), 80% (2014) ‐ Produksi minyak bumi sebesar 1,01 juta barrel/hari mulai 2014
‐ Peningkatan pemanfaatan ET termasuk energi alternatif geothermal sehingga
4. Energi Alternatif
Peningkatan pemanfaatan ET termasuk energi alternatif geothermal sehingga menjadi 2.000 MW (2012) dan 5.000 MW (2014)
‐ Dimulainya produksi CBM untuk membangkitkan listrik tahun 2011 disertai pemanfaatan potensi tenaga surya, microhydro, serta nuklir secara bertahap
5. Hasil ikutan dan turunan minyak bumi/gas
Revitalisasi industri pengolah hasil ikutan/turunan minyak bumi dan gas sebagai bahan baku industri tekstil, pupuk dan industri hilir lainnya
‐ Perluasan program konversi minyak tanah ke gas sehingga mencakup 42 juta KK
8
6. Konversi menuju Penggunaan Gas
p g y g gg p j(2010)
‐ Penggunaan gas alam sebagai BB angkutan umum di perkotaan Palembang, Surabaya, dan Denpasar
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
SUSTAINABLE ENERGYSUSTAINABLE ENERGY FOR ALL (SEfA)(SEfA)
9
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
TARGET TARGET SEfASEfA
1 Peningkatan akses energi modern1. Peningkatan akses energi modern2. Meningkatkan laju efisiensi energi3. Meningkatkan kontribusi energiterbarukan dalam bauran energiterbarukan dalam bauran energinasional
10
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
CAPAIAN DANCAPAIAN DAN TANTANGAN
RPJMN 2010‐2014RPJMN 2010 2014
12
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
CAPAIAN UTAMA RPJMN 2009CAPAIAN UTAMA RPJMN 200920142014
Uraian SatuanTarget RPJMN 2014
2009 2010 2011 2012*)
Minyak Bumi dan Kondensat Ribu bph 1.010 948,8 945 902,1 877
Kapasitas Pembangkit Terpasang
MW 31.959 33.983 39.899 42.839
Tambahan Kapasitas MW/th 3.000 ‐ 2.024 5.916 2.940
Rasio Elektrifikasi Persen 80 65,79 67,15 72,95 75,90
Energi Panas Bumi MWe 5.795 1.179 1.189 1.226 1.231
Tambahan Kapasitas EnergiTenaga Surya dan Mikrohidro
MWp 385,49 16,43 17,66 21,56 54,49
Energi Biomassa (KumulatifTerpasang) MW 700 405 450 500 550
Coal Bed Methane (CBM) KKKS **) ‐ 13 3 19 8
Distribusi Paket Perdana LPG Ribu Paket (KK) ‐ 24.355,4 4.714,7 5.603,9 212,9
Pembangunan Jargas KotaKota/
Sambungan Rumah
‐ 5.275,5 SR4 kota/ 10.316
SR5 kota/
17.964 SRTarget: 4 kota/ 16.000 SR
13
Pembangunan SPBG Unit ‐ ‐ ‐ 4 Target: 4
*) Realisasi s.d. Juni 2012, **) Kontraktor Kontrak Kerja Sama
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
DirectiveDirective PresidenPresiden
No Program Satuan
Target
No Program Satuan2012 2013
1 Program Listrik Murah dan Hemat
Pelanggan(Rumah Tangga
83.000 16.200Murah dan Hemat (Rumah Tangga
Sasaran ‐ RTS)
2 Progam Konversi BBM •Unit SPBG 33 7gke BBG untuk sektor transportasi
•Unit Converter Kit
•Mobile Refueling Unit
15.000‐
16.7005
Unit
14
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
TantanganTantangan PelaksanaanPelaksanaan PrioritasPrioritas EnergiEnergi
SUBSTANSI INTI TANTANGANSejak diamanatkan UU 30/2007, sampai saat ini Kebijakan
1. KebijakanEnergi
Energi Nasional (KEN) dan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) belum ditetapkan. Pemerintah Daerah belum dapat menetapkan Rencana Umum Energi Daerah (RUED) yang berpedoman kepadaUmum Energi Daerah (RUED) yang berpedoman kepada KEN dan RUENPeningkatan kapasitas pembangkit listrik sebesar rata‐rata 3.000 MW/tahun tercapai
3. Kapasitas Energi
rata 3.000 MW/tahun tercapaiRasio elektrifikasi untuk mencapai 80% tahun 2014 akandapat tercapai karena untuk tahun 2013 sasaran adalah sebesar 77,6%P d k i i k b i b 1 01 j t b l/h i l iProduksi minyak bumi sebesar 1,01 juta barrel/hari mulai 2014 masih berat. Tahun 2013 sasaran sebesar 900 ribu barrel/hari
15
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
TantanganTantangan PelaksanaanPelaksanaan PrioritasPrioritas EnergiEnergi
SUBSTANSI INTI TANTANGAN4. Energi Alternatif
GeothermalTumpang tindih lahan ‘pertambangan’ dengan kawasan hutanAlternatif Tumpang tindih lahan pertambangan dengan kawasan hutan lindung/konservasiNegosiasi Power Purchase Agreement (PPA) dengan PLNProses eksplorasi dan FS yang cukup lama (Green Fields)
CBMTumpang tindih lahan dengan PKP2B/KP batubara dan proses perizinan P l h k i d i l k bPermasalahan teknis dan operasional terutama keterbatasan fasilitas pemboran, rig drilling, dan lokasi pengeboran
Energi Surya dan MikrohidroHarga tidak kompetitif terutama disebabkan oleh biayaHarga tidak kompetitif, terutama disebabkan oleh biaya investasi PLTS relatif besarBelum ada regulasi penetapan wilayah aliran dan terjunan air (WATA) untuk pengembangan Mikrohidro
16
Energi BiomassaKebijakan harga jual (feed in tariff) untuk sampah kota dianggap belum menarik
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
TantanganTantangan PelaksanaanPelaksanaan PrioritasPrioritas EnergiEnergi
SUBSTANSI INTI TANTANGAN
6. Konversi Distribusi Paket Perdana LPG6. Konversi Menuju Penggunaan Gas
Distribusi Paket Perdana LPGAdanya ledakan LPG 3 kg yang diakibatkan oleh kebocoran selang maupun tabung gasKondisi geografis yang sangat luas untuk daerah terkonversi
Pembangunan Jaringan Gas KotaProses hibah aset jaringan gas kota ke pemerintah daerah dan badan usaha pengelola lama, sehingga operasi terlambatJaminan kepastian alokasi gas melalui Perjanjian Jual Beli Gas dengan KKKS
Pembangunan SPBGProses serah terima penyertaan modal pemerintah ke PT Pertamina lama, sehingga operasi terlambatJaminan kepastian alokasi gas melalui Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan KKKS
17
(PJBG) dengan KKKS
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
TantanganTantangan PelaksanaanPelaksanaan PrioritasPrioritas EnergiEnergi
DIRECTIVEPRESIDEN TANTANGAN
1. Program Listrik Murah dan Hemat
Penentuan target sasaran program yang tepat (Rumah TanggaSasaran/RTS)
2. Progam Konversi BBM ke BBG untuk k
Insentif fiskal bagi kendaraan berbahan bakar gas dan infrastruktur pendukungPenegasan keringanan pajak penjualan BBGR d h i BBG k i d k dsektor
transportasiRendahnya minat penggunaan BBG untuk taxi dan kendaraan umum, terutama disebabkan oleh tidak adanya jaminan pasokan gas/SPBGMeningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap keamanan g p y y ppenggunaan kendaraan berbahan bakar gas melalui edukasidan sosialisasi
18
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
Realisasi dan Rencana Rasio ElektrifikasiRealisasi dan Rencana Rasio Elektrifikasi
NAD89,79
%Sumut87 01% Kaltim
Kategori :
> 60 %Kepri91 68%% 87,01%
Riau 79,09% Kalbar
67,87%
Kalteng69,20%
Kaltim64,02% Sulut
75,68%Gorontalo55,88%
Malut71,68%
41 - 60 %
20 - 40 %
91,68%
Papua Barat
Sumbar80,19%
Sumsel74,83%
Babel83 39%
Jambi
Sulteng66,60%
Sulbar65,26%
60,78%
Bengkulu73,23%
83,39%
Lampung
Jakarta99,99%
Banten
78,17%
Bali71,56%
Kalsel77,70%
Sultra57,90%
Sulsel76,86%
Maluku72,01%
Papua35 89%Lampung
72,88% 69,53%
Jabar72,77%
Jateng80,74%
DIY77,96%
Jatim74,98%
NTB54,77%
NTT44,49%
35,89%
21
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014Rasio Elektrif ikasi 63% 64,3% 65,15% 65,79% 67,15% 72,95% 75,30% 77,65% 80,0%
RENCANA (Tahun)REALISASI (Tahun)