efek celah bibir

19
Efek dari celah bibir dan langit-langit(bibir sumbing), dan waktunya perbaikan terhadap interaksi antara ibu- bayi dan perkembangan bayi Latar Belakang: Anak-anak dengan celah bibir dan langit-langit beresiko dalam masalah psikologis. Kesulitan dalam interaksi ibu-anak mungkin beragam, dan dapat dipengaruhi oleh waktu penyembuhan. Metode: dinilai perkembangan kognitif, masalah perilaku, dan pada 94 bayi dengan bibir sumbing (dengan dan tanpa celah langit-langit) dan 96 bayi kontrol yang tidak terkena dampak pada 18 bulan; interaksi ibu-bayi dinilai pada bulan kedua, keenam dan keduabelas. dikelompokkan bayi menerima perbaikan bibir awal (perbaikan neonatal) bibir, atau 'terlambat' perbaikan (bulan 3-4). Hasil: tidak didapatkan perbedaan dari kontrol pada pengukuran masalah perilaku, terlepas dari waktu perbaikan bibir, namun, bayi yang mengalami perbaikan bibir terlambat menunjukan hasil yang lebih buruk pada skala barley pengembangan Mental; perkembangan kognitif pada bayi dengan perbaikan awal tidak terganggu. Kesimpulan: Interaksi dini antara ibu dan bayi mengalami kesulitan dengan perbaikan bibir sumbing yang terlambat berhubungan dengan fungsi kognitif yang buruk pada 18 bulan. interaksi antara ibu-bayi sebelum perbaikan bedah bibir harus dieksplorasi.

Upload: jumaymaya

Post on 07-Aug-2015

38 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

gigi mulut

TRANSCRIPT

Page 1: efek celah bibir

Efek dari celah bibir dan langit-langit(bibir sumbing), dan waktunya

perbaikan terhadap interaksi antara ibu-bayi dan perkembangan bayi

Latar Belakang: Anak-anak dengan celah bibir dan langit-langit beresiko dalam

masalah psikologis. Kesulitan dalam interaksi ibu-anak mungkin beragam, dan

dapat dipengaruhi oleh waktu penyembuhan.

Metode: dinilai perkembangan kognitif, masalah perilaku, dan pada 94 bayi

dengan bibir sumbing (dengan dan tanpa celah langit-langit) dan 96 bayi kontrol

yang tidak terkena dampak pada 18 bulan; interaksi ibu-bayi dinilai pada bulan

kedua, keenam dan keduabelas. dikelompokkan bayi menerima perbaikan bibir

awal (perbaikan neonatal) bibir, atau 'terlambat' perbaikan (bulan 3-4).

Hasil: tidak didapatkan perbedaan dari kontrol pada pengukuran masalah

perilaku, terlepas dari waktu perbaikan bibir, namun, bayi yang mengalami

perbaikan bibir terlambat menunjukan hasil yang lebih buruk pada skala barley

pengembangan Mental; perkembangan kognitif pada bayi dengan perbaikan awal

tidak terganggu.

Kesimpulan: Interaksi dini antara ibu dan bayi mengalami kesulitan dengan

perbaikan bibir sumbing yang terlambat berhubungan dengan fungsi kognitif yang

buruk pada 18 bulan. interaksi antara ibu-bayi sebelum perbaikan bedah bibir

harus dieksplorasi.

Kata kunci: Celah bibir dan langit-langit, interaksi ibu-bayi, perkembangan

kognitif, masalah perilaku, usia bayi, kecerdasan, periode sensitif. Singkatan:

MDI: Mental development indeks.

Psikologi perkembangan anak-anak dengan bibir sumbing dan langit-langit

Celah bibir dan langit-langit terdapat pada satu dari setiap 650 kelahiran bayi

(Derijcke, Eerens, & Carels, 1996). Penelitisn pada bayi yang terkena sering

menjadi sasaran metodologis masalah (misalnya, kecil, heterogen sampel,

kurangnya kontrol normal), namun, temuan tentang efek psikologis dari celah

telah secara luas konsisten. Pada usia sekolah,anak yang mengalami kesulitan

sosila ekonomi dan fungsi kognitif (Millard & Richman, 2001). Pada masa bayi

masalah sosio ekonomi yang diukur adalah interaksi antara ibu dan bayi tetapi

Page 2: efek celah bibir

hasilnya tidak begitu jelas (Wasserman, Lennon, Allen, & Shilansky, 1987;

Koomen & Hoeksma, 1993; Speltz, Endriga, Fisher, & Mason, 1997; Maris,

Endriga, Speltz, Jones, & DeKlyen, 2000), meskipun terdapat defisiensi fungsi

kognitif tertentu (Starr, Chinsky, Canter, & Meier, 1977; Jocelyn, Penko, & Rode,

1996; Kapp-Simon & Krueckeberg, 2000; Speltz et al, 2000.). Pertanyaan penting

adalah sejauh mana masalah interaksi orangtua-bayi dengan bibir sumbing dapat

dijelaskan. Melahirkan bayi dengan kondisi bibir sumbing sering diikuti dengan

tekanan (Bradbury & Hewison, 1994), dan ini dapat mempengaruhi interaksi

orangtua-bayi. Sebelumnya penelitian tentang Interaksi ibu-bayi umumnya

dilakukan sebelum dilakukan perbaikan pada kondisi bibir sumbing. Speltz,

Goodell, Endriga, & Clarren, 1994). Wasserman dan Allen (1985) dan Speltz dkk

(2000) mengamati bahwa ibu yang mengalami kesulitan berinteraksi diprediksi

memiliki IQ rendah dan berdampak anak-anak.

Waktu perbaikan

salah satu faktor yang dapat mempengaruhi interaksi orangtua-bayi adalah waktu

perbaikan bibir adalah (Slade, Emerson, & Freedlander, 1999).

Meskipun perbaikan umumnya dilakukan di sekitar 3-4 bulan pasca melahirkan di

Inggris, dalam dua masa lalu dekade dibeberapa tempatsudah melakukan

perbaikan pada saat neonatal. Hasil operasi tidak terpengaruh oleh perbedaan

waktu operasi (Goodacre, Hentges, Moss,Pendek, & Murray, 2004), namun

konsekuensi psikologisi dari perbaikan bibir dini dibanding terlambat mungkin

berbeda. Di satu sisi, perbaikan di akhir mungkin menguntungkan, karena orang

tua punya waktu untuk menyesuaikan diri dengan kondisi bayi dan merencanakan

untuk operasi (Munro, 1995), dan hubungan orangtua-bayi segera setelah

melahirkan tidak terganggu oleh adanya tindakan operasi dan proses pemulihan

pasca-operasi. Di sisi lain perbaikan yang lebih awal bermanfaat dalam hal

interaksi orangtua-bayi di awal bulan kelahiran (Bradbury & Hewison 1994;

Munro, 1995), di mana orang tua bayi dengan perbaikan bibir dini dapat merasa

lebih mudah untuk merespon isyarat-isyarat sosial bayi. Penelitian ini mengkaji

perbedaan dampak psikologis terhadap interaksi orangtua-bayi yang mengalami

perbaikan bibir saat neonatal dibandingan depan perbaikan bibir yang terlambat

Page 3: efek celah bibir

(Slade et al., 1999). Namun, sampel yang digunakan adalah kecil, dan laporan

diri, bukan langkah-langkah observasional yang digunakan untuk menilai respon

ibu dan bayi.

Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini pertama, untuk menilai efek dari bibir sumbing terhadap

kognitif bayi dan sosial-emosional pada usia 18 bulan. Kedua, kita bertujuan

untuk menilai peran interaksi sosial dalam perkembangan bayi dengan celah bibir,

dan khususnya, untuk menentukan apakahterdapat kesulitan interaksi yang

ditimbulkan pada bayi dengan celah bibir pada usia 18 bulan. Peneliti menilai

interaksi orang tua dan bayi pada usia dua, enam dan 12 bulan, dan meneliti

hubungan mereka. Selain itu peneliti menilai efek dari waktu bedah perbaikan

bibir, dengan demikian, dua kelompok bayi dengan bibir sumbing dikelompokkan

: kelompok pertama adalah kelompok bayi yang menjalani operasi bibir sumbing

yang 'awal'. Kelompok kedua adalah kelompok bayi yang menjalani operasi pada

usia 3-4 bulan setelah melahirkan. Kelompok ketiga adalah kelompok kontrol

normal. Hipotesis dari penelitian ini adalah

1. Bayi yang mengalami perbaikan diahir tidak akan berbeda dari

kontrol terutama fungsi sosial-emosional, tetapi akan memiliki hasil

kognitif yang lebih sedikit dibanding kontrol bayi.

2. Bayi dalam kelompok yang perbaikan akhir akan mengalami kesulitan

dalam interaksi antara ibu-bayi sebelum dilakukan perbaikan bedah.

3. Tidak ada perbedaan fungsi kognitif atau sosioemosional antara bayi

mengalami perbaikan dini dan kontrol.

Dalam menilai dampak dari interaksi ibu- bayi dengan bibir sumbing dan

perkembangan bayi, faktor lain memerlukan pertimbangan. Dengan demikian,

jenis kelamin bayi, tingkat sosial dan kondisi psikologis ibu semua berperan

penting (Murray & Cooper, 2003). Selanjutnya, ketika mempertimbangkan hasil

untuk dua kelompok, sejumlah variabel perlu dipertimbangkan: seperti tingkat

keparahan celah bibir seperti, apakah celah tersebut hanya bibir saja atau bagian

langit-langit mulut, dan derajat kelainan (Langlois, Ritter, Casey, & Swain, 1995).

selanjutnya metode pemberian makanan penting

Page 4: efek celah bibir

Metode

sampel

kelompok bayi diperoleh dari empat kelompok NHS Bibir Sumbing dan Langit-

langit Mulut Bedah. Dua kelompok dengan perbaikan yang terlambat (Radcliffe

Infirmary, Oxford, dan Alder Hei, Liverpool), dan dua kelompok dengan

perbaikan dini (Mandeville Stoke,Aylesbury, dan St George, London). Semua

bayi memenuhi syarat untuk penelitian ini yakni telah dipisahkan dari celah bibir

(dengan atau tanpa langit-langit mulut sumbing). Kontrol didapatkan dari rumah

sakit bersalin di daerah yang sama (Royal Berkshire Hospital, Rumah Sakit

Wanita, Liverpool). 147 bayi dikelompokkan oleh staf bedah ketika disebut tim

bedah, sebelum operasi. Orang tua diberitahu bahwa sedang dilakukan penelitian

terhadap efek bibir sumbing pada interaksi orangtua-bayi: 110 (75%) setuju, 28

(19%) menolak, 4 (3%) tidak dapat dihubungi dan 5 (3%) tidak mendekat. Setelah

setiap bayi diidentifikasi, kontrol potensial dipilih dengan mengidentifikasi bayi

yang berjenis kelamin sama yang saat lahir, berat lahir yang sama dan kehamilan.

125 kontrol potensial diidentifikasi di bangsal setelah melahirkan oleh staf

penelitian, kemudian dijaskan kepada orang tua bahwa peneliti ingin mempelajari

interaksi ibu-bayi dan perkembangan bayi. 100 (80%) setuju, 22 (18%) menolak,

2 (2%) tidak bisa dihubungi, dan 1 (1%) adalah tidak memenuhi syarat.

Prosedur

Penelitian psikolog direkaman interaksi antara ibu-bayi interaksi di rumah, dalam

kondisi tenang, di dua, enam dan 12 months. interaksi pada dua dan enam bulan,

bayi ditempatkan di tempat yang sesuai ibu diminta untuk duduk sebaliknya

bayinya, dan bermain dengan dia selama lima menit. Sebuah cermin diletakkan

berdekatan dengan bayi menunjukkan ibu wajah penuh refleksi, Pada usia 12

bulan, ibu direkam ketika bermain dengan mereka di lantai, menggunakan tiga

sesuai dengan usia mainan, masing-masing disajikan untuk 12 menit, setelah

prosedur digambarkan oleh Stein dan rekan (Stein, Woolley, Cooper, & Fairburn,

Page 5: efek celah bibir

1994). Pada usia 18 bulan, psikolog terlatih, dinilai bayi perkembangan kognitif.

Keterikatan bayi pada ibu dinilai, dan ibu menyelesaikan kuesioner tentang bayi

masalah perilaku. Penilaian ini dilakukan di kamar penelitian University (Reading

dan Liverpool). Selain itu, ibu diwawancarai di usia anak duadan enam bulan,

oleh psikolog terlatih, untuk menetapkan apakah mereka telah tertekan sejak

kelahiran. Rincian medis untuk bayi indeks diperoleh dari tim bedah dan catatan

rumah sakit. Interaksi dinilai dari rekaman video oleh psikolog terlatih.

Perkembangan kognitif bayi dinilai menggunakan Timbangan Bayley

Pengembangan Bayi (1993) untuk mendapatkan Mental developments indeks

(MDI) skor. Masalah yang timbul karena perilaku bayi dilaporkan oleh ibu.

Faktor-faktor spesifik pada anak dengan bibir sumbing dicatat dari catatan medis

menggunakan protokol standar, dan yang disepakati oleh dua peneliti penelitian:

belahan langit-langit, kehamilan, masalah pendengaran (misalnya, otitis media),

bedah operasi selain yang untuk bibir sumbing yang mengalami perbaikan. Selain

itu, apakah ada atau tidak cacat bayi dinilai dari hasil foto medis yang diambil

sebelum operasi (lihat lampiran). Data analisis strategi Kelompok-kelompok studi

tiga (perbaikan dini, perbaikan lambat dan kontrol) dibandingkan pada bayi 18-

bulan dan pada ibu-bayi interaksi di dua, enam dan 12 bulan. Pada dua bulan,

hanya kelompok telah mengalami perbaikan bibir dini, sedangkan enam bulan,

kedua kelompok telah menjalani operasi. Satu arah ANOVAs, ANCOVAs,

Kruskall-Wallis atau uji Chi Square juga digunakan. Jika signifikan, variabel yang

relevan dimasukkan sebagai kovariat dalam perbandingan kelompok.

Dimana perbedaan yang signifikan muncul antara kelompok operasi awal dan

akhir, peneliti juga melakukan penelitian mengenai peran dari sumbing terhadap

faktor-faktor spesifik. Dalam setiap kasus, peneliti menguji efek utama, dan

variabel moderator efek dari perbaikan bibir awal dan akhir. Selain itu, sejak

tingkat diagnosis antenatal berbeda antara dua kelompok, peneliti meneliti efek

untuk semua hasil, terlepas dari apakah awal dan akhir kelompok perbaikan

berbeda. Untuk variabel terdistribusi normal, dua arah ANOVAs dilakukan,

dengan operasi kelompok dan celah-spesifik antara variabel sebagai-subyek

faktor; untuk variabel non-terdistribusi normal, peneliti melakukan terpisah

Mann-Whitney U-test untuk awal dan kelompok perbaikan terlambat. Hasil ahir

Page 6: efek celah bibir

pada kelompok interaksi ibu-bayi ditemukan perbedaan yang sejajar

perbedaanpada usia 18 bulan, dan di mana variabel-variabel interaksi juga

dikaitkan dengan hasil pertanyaan, peneliti melakukan analisis mediational

(mengikutiBaron & Kenny, 1986), dengan menggunakan regresi bertingkat untuk

menyelidiki apakah ada efek pada kelompok bayi yang diperoleh setelah

memperhitungkan interaksi ibu-bayi, atau dikurangi menjadi non-signifikansi

Hasil

Karakteristik sampel ditunjukkan pada Tabel 1. Tidak ada perbedaan antara kedua

kelompok (Perbaikan dini dan terlambat) dan kelompok kontrol pada setiap

variabel-variabel demografis, selain dari tekanan pada ibu dan metode pemberian

makan pada anak usia dua bulan. Para ibu pada kedua kelompok lebih cenderung

menjadidepresi dibandingkan ibu kontrol, dan lebih mungkin untuk menggunakan

botol, perbedaan antara perbaikan dini dan terlambat tidak signifikan. Adapun

variable yang specific pada bibir sumbing, hanya tingkat diagnosis antenatal

dibedakan dua kelompok operasi, lebih tinggi pada kelompok perbaikan awal.

Karakteristik variabel

Delapan belas bulan skor MDI terdistribusi normal, tetapi nilai BSQ yang

miring.variabel interaksi Ibu-bayi terdistribusi normal, selain keterlibatan positif

ibu di 12 bulan, dan pandangan, yang telah dinormalisasi dengan akar

transformasi persegi; tatapan ibu yang dinormalkan dengan transformasi log, tapi

tatapan bayi tidak dapat dinormalisasi.

Hasil yang didapatkan

pada usia 18-bulan penilaian yang ditampilkan pada Tabel 2. Tidak satupun dari

kovariat potensi dikaitkan dengan sosial-emosional hasil, dan karena itu

perbandingan kelompok dilakukan disesuaikan. Tidak ada perbedaan antara tiga

kelompok baik dalam masalah perilaku (Kruskall-Wallis, H (2) ¼ 2,072, ns), atau

kualitas lampiran, dengan semua kelompok menunjukkan lebih dari dua pertiga

dari bayi hingga menjadi aman terlampir (v2 (2) ¼ 0,302, ns). Sebuah kontras

Page 7: efek celah bibir

gambar muncul untuk fungsi kognitif bayi, mana, setelah mengendalikan efek

jenis kelamin bayi, sebuah perbedaan yang signifikan antara kelompok ditemukan

pada MDI Bayley (F (2, 187) ¼ 5,573, p <.01); posthoc tes menunjukkan bahwa

bayi memiliki bibir perbaikan terlambat dilakukan secara signifikan lebih buruk

daripada kontrol kelompok bayi (perbedaan ¼ 7.53, MDI poin, sekitar setengah

standar deviasi, p <.01), sedangkan yang memiliki perbaikan awal adalah

sebanding dengan kontrol (Perbedaan ¼ 1,63 MDI poin). Selanjutnya, saat kedua

kelompok indeks dibandingkan, ada kecenderungan untuk kelompok perbaikan

terlambat untuk memiliki MDI lebih rendah skor (perbedaan ¼ 5,9 poin MDI, hal

¼ .07). Antenatal diagnosis tidak dikaitkan dengan hasil bayi.

Table. 1 karakteristik sampel

Control (N ¼ 100) Early (N ¼ 48) Late (N ¼ 55)

N % N % N %

Male

Mothers depressed

65 55 32 65,3 36 64,3

Middle/upper SES 55 55 24 49 28 50

1st born 44 44 18 36,7 22 39,3

at 2 months 2 2 11 22,9 8 14,5

at 6 months 10 10.4 3 6,3 3 5,7

Breast feeding 2 months 42 49,4 6 12,5 9 17,3

Mean SD Mean SD Mean SD

Mother’s age (years) 28.93 5.36 28.83 4.84 29.22 5.21

Birthweight (grams) 3528.97 462.15 3406.24 462.64 3466.2 630.13

Gestation (weeks) 39.88 1.34 39.49 1.53 39.71 1.67

Cleft-specific factors N % N %

Antenatal diagnosis 23 47,9 13 25

Cleft lip only 21 42,9 20 35,75

Severely disfigured before lip surgery 24 57,1 11 36,7

Hearing problems 12 25,5 13 24,5

Extra operations 4 8,3 9 16,7

Mean SD Mean SD

Age at lip surgery (days) 4,83 3,62 109,34 36,06

Median IQR Median IQR

Personal support by surgical team 6 months 5 4 6 4

Practical support by surgical team 6 months 6 4 6 4

Page 8: efek celah bibir

Table 2 Infant outcomes pada usia anak 18 bulan

Early(n ¼ 45)

Late(n ¼ 49)

Control(n ¼ 96)

Mean SD Mean SD Mean SD

Bayley MDI 93.04 11.97 87.37

a**b+

15.86 94.88 11.5

BSQ 3.89 3.37 3.24 3.67 3.23 2.97

N% N% N% N% N% N%

Insecureattachment

13 31 10 27 25 32.1

Interaksi Ibu-bayi

Sarana dan standar deviasi untuk setiap kelompok pada variabel interaksi yang

berbeda di usia dua, enam dan 12 bulan ditunjukkan pada Tabel 3, bersama

dengan spesifikasi kovariat dimasukkan dalam analisis.

Table 3 Mother–infant interactions at 2, 6 and 12 months

Control Early Late Three group comparison Pair-wise post-hoc tests

Mean/SD Mean/SD Mean/SD p Control- Control- EarlyEarly Late Late

2 months N =82 N= 42 N = 45Mother

Pos. Involve 3.54/1.02 3.24/1.04 2.68/1.06 F(2,159) =8.446a

<.001 ns <.001 .023Sensitivity 3.86/1.05 3.13/99 2. 81/99 F(2, 159) = 16.242a <.001

.001 <.001 nsGaze 95.8/3.39 95.28/4.1 91.7/10. F(2,161) = 3.723 .026

ns .027 nsInfant

Distress 1.73/92 2.05/95 2.34/91 F(2, 161) = 6.463 .02 ns .002 ns

Gaze 64/31.89 57.9/32.8 36.5/29.9 K-W, H(2) = 19.485 <.001 ns <.001 .003

6 months N = 77 N = 40 N = 40Mother

Pos. Involve 3.45/1.03 3.40/1.24 3.03/1.37 F(2,153) = 1.876a

nsSensitivity 3.41/1.00 3.05/1.20 3.43 /81 F(2,151) =1.647a nsGaze 93.59/5.25 94.7/4.51 94.24/5.7 F(2, 139) = .904a

nsInfant

Distress 1.18/87 1.73 /97 1.11/.91 F(2, 140) = .436 nsGaze 28.6/20.5 35.6 /26.7 23.3/20.7 K-W, H(2) =

5.476 ns

12 months N = 80 N = 41 N =40Mother

Pos. Involve 1.61/1.53 2.16/2.1 80. 1/67 F(2,156) = .383 nsSensitivity 3.1/74 2.97/.7 2.9/74 F(2,157) = .9a nsVerbal elab. 2.6 /63 2.56 /71 2.64 /79 F(2,156) = .133 ns

InfantDistress 1.71/51 1.80/57 1.71/61 F(2,157) = .438 ns

aPositive involvement at 2 months controlled for depression; sensitivity at 2, 6 and 12 months, and positive involvement at6 months, controlled for SES; maternal gaze at 6 months controlled for infant sex.

Interaksi usia dua bulan

Page 9: efek celah bibir

Setelah disesuaikan dengan kovariat yang relevan, tiga kelompok dinyatakan

berbeda pada semua dimensi interaksi ibu dan bayi. Perbandingan post hock

terjadi karena kesulitan dalam perbaikan kelompok terlambat: dibandingkan

dengan kontrol, ibu dari bayi dengan perbaikan terlambat kurang positif terlibat

dan sensitif, dan mereka tampak kurang pada bayi mereka. selanjutnya, bayi

dalam kelompok ini lebih tertekan, dan kurang ada ikatan antara ibu dan bayinya.

ibu dari bayi mengalami perbaikan akhir kurang bernilai positif terlibat dengan

kondisi bayi mereka, dan bayi mereka juga menghabiskan sedikit waktu melihat

ibu mereka. Pemeriksaan dari faktor-faktor spesifik pada bibir sumbing

menunjukkan cacat bayi tersebut penting, dengan ibu dari bayi cacat. Efek

tersebut juga diucapkan dalam kedua pembagian kelompok, interaksi antara dua

faktor menjadi tidak signifikan. Selain itu, meskipun tidak ada efek utama pada

tatapan bayi di dua bulan (U ¼ 501, ns), juga berpengaruh dalam operasi awal

kelompok (U ¼ 138, ns), untuk bayi mengalami perbaikan bibir terlambat,

efeknya signifikan. Bayi dengan kedua bibir sumbing dan langit-langit tampak

kurang perhatian dari ibu pada kedua kelompok indeks; efek ini signifikan untuk

kelompok perbaikan awal (U ¼ 132,p <.05), dan diamati untuk kelompok

perbaikan terlambat (U ¼ 156,5, p <.1). Diagnosis antenatal yang tidak

berhubungan dengan ukuran interaksi pada bulan ke dua.

Interaksi pada usia enam bulan dan 12 bulan

Tidak ada perbedaan antara kelompok disemua usia baik pada salah satu maupun

semua interaksi, dan juga tidak ada efek diagnosis antenatal. Mengingat bahwa

skor kognitif secara signifikan lebih rendah pada bayi yang mengalami perbaikan

bibir terlambat dibandingkan dengan kontrol bayi, dan pada bayi dua bulan

interaksi yang lebih sedikit dalam kelompok perbaikan, peneliti selanjutnya

menguji hubungan antara interaksi variabel dan skor MDI bayi, membatasi analisa

untuk perbaikan akhir dan kontrol kelompok. Setiap dua bulan interaksi ibu -bayi

diukuran dan dikaitkan dengan fungsi kognitif bayi usia 18-bulan: ibu yang lebih

sensitif, memberikan perhatian pada bayinya lebih sering, dan yang menunjukkan

tingginya tingkat keterlibatan positif memiliki bayi dengan lebih tinggi skor MDI

(r ¼ .39, p <.001; r ¼ .20, p <.05; dan r ¼ .26, p <.01, masing-masing). sifat dari

Page 10: efek celah bibir

interaksi ibu-bayi pada usia 2bulan diperhitungkan untuk membedakan kinerja

antara perbaikan terlambat dan kelompok kontrol bayi, peneliti selanjutnya

melakukan serangkaian analisis regresi hirarkis, di mana setiap variabel interaksi

dimasukkan terlebih dahulu, sebelum mempertimbangkan efek dari kelompok.

Dalam setiap kasus, selain dari sensitivitas ibu, efek kelompok terlambat

didapatkan perbaikan tetap signifikan ketika ibu-bayi variabel interaksi

diperhitungkan. Dengan demikian, awal sensitivitas ibu dimediasi efek bibir

dengan perbaikan terlambat. Hasil ini disesuaikan dengan jenis kelamin bayi.

Selanjutnya dilakukan pengecekan pada interaksi awal, peneliti menyelidiki

apakah ibu yang sensitive pada usia 2 bulan masih dapat diprediksi dengan MDI

skor, bahkan ketika kemudian sensitivitas diperhitungkan. Hal ini terbukti, dengan

demikian, meskipun enam dan 12 bulan sensitivitas ibu setiap bayi dapat

diprediksi MDI (r ¼ .33, p <.001, dan r ¼ .26, p <.01, masing-masing), korelasi

antara sensitivitas pada usia dua bulan dan MDI skor yang dikendalikan untuk

kedua langkah sebelumnya adalah signifikan (R ¼ .20, p <.05).

Table 4 Hierarchical regression analysis: 2-month maternal sensitivity mediates effect of group (late repair vs. control) on infant MDI

Predictor B SE B β D2

Step1 15***

Constant 76 26 3,99Maternal sensitivity 4.83 1.07 387***

Step 2 017Constant 80.79 4.93Maternal sensitivity 3.97 1.20 318**

Group (Late vs. Control) -2.16 1.40 ) -148

**p < .01; ***p < .001.

Diskusi

Dalam penelitian bayi dengan bibir sumbing (dengan dan tanpa celah langit-

langit) dan bayi kontrol normal, peneliti menemukan nilai kognitif yang menurun

pada kelompok bay dengan perbaikan di ahir. Untuk bayi yang perbaikan diawal,

perbaikan neonatal, Sebaliknya, fungsi kognitif adalah sebanding dengan bahwa

bayi kontrol. Indeks bayi tidak berbeda dari kontrol dalam hal lampiran atau

perilaku masalah, terlepas dari waktu operasi. Interaksi Ibu-bayi di dua bulan,

tetapi tidak enam atau 12 bulan, mencerminkan pola perbedaan kelompok dalam

hasil bayi kognitif, dengan akhir perbaikan kelompok menunjukkan kesulitan

Page 11: efek celah bibir

interaksi yang lebih daripada kontrol pada semua dimensi. Sebaliknya, kelompok

perbaikan awal adalah luas dibandingkan dengan kontrol. Analisis lebih lanjut

menunjukkan bahwa mengurangi kepekaan terhadap bayi pada ibu kelompok

perbaikan akhir di dua bulan dimediasi untuk mencari dampak buruk

perbaikan pada hasil bayi kognitif. Penelitian kami memiliki beberapa kekuatan:

sampel ukuran relatif besar, perwakilan dari target populasi, dan hati-hati direkrut

dan dimonitor untuk memastikan pengaruh sindrom tambahan atau masalah

perkembangan bayiagar tidak membaurkan interpretasi temuan. peneliti juga

mengambil akun variabel lain yang mungkin mempengaruhi perkembangan bayi.

Fakta bahwa peneliti menemukan pola pembangunan pada mereka perbaikan bibir

memiliki akhir yang konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya bayi dengan

celah diperbaiki, cenderung membenarkan sebelumnya temuan. Namun demikian,

peneliti menemukan bahwa keterlambatan kognitif tidak terjadi pada bayi yang

mengalami perbaikan neonatal, menunjukkan bahwa secara keseluruhan

kesimpulan mengenai hasil untuk bayi dengan celah mungkin memerlukan

revisi. Sebelum menyimpulkan, dua pertimbangan Pertama, penting untuk dicatat

bahwa untuk pengetahuan peneliti, meneliti efek dari waktu bibir perbaikan pada

perkembangan bayi, dan hasil memerlukan pembuktian, ini sangat penting dalam

konteks multi-pusat desain. Kedua, meskipun MDI Bayley cukup kuat, dan bila

diberikan pada usia dini memprediksi kemudian kecerdasan anak cukup baik,

penting untuk menetapkan signifikansi klinis penuh temuan kami dengan

menentukan apakah perbedaan kelompok masih dapat diperhatikan. peneliti

menemukan bahwa interaksi ibu kurang sensitif dicatat untuk perbedaan

kelompok pada bayi dan mempengaruhi perkembangan kognitif bayi, serta para

temuan Wasserman dan Allen (1985) dan Speltz dan rekan (2000) dalam

hubungannya dengan bayi dengan bibir sumbing. Selanjutnya, fakta bahwa dua

bulan interaksi memiliki berpengaruh pada skor MDI bayi bahkan ketika

perhitungan untuk perilaku ibu.Mengidentifikasi efek seperti bisa sulit: di sampel

normal, hal ini sebagian karena lingkungan sering stabil (Cicchetti, 2003;

O'Connor, 2003), dan pada populasi risiko tinggi, meskipun gangguan lingkungan

awal mungkin terbatas, dan tidak selalu dapat diasumsikan terjadi secara

independen faktor lainnya (Rutter, 2000; O'Connor, 2003). Temuan peneliti dari

Page 12: efek celah bibir

kesulitan interaksi di akhir kelompok perbaikan menimbulkan pertanyaan tentang

mengapa efek ini diperoleh. Dapat dikatakan bahwa, sebelum operasi, memiliki

bayi cacat dapat merugikan kesehatan mental ibu, yang pada ahirnya dapat

mempengaruhi interaksi dengan anak. Peneliti menilai ibu depresi, tapi tidak

ditemukan bukti penjelasan ini. Vega-Lahr (1984) menyarankan bahwa cacat pada

bayi disebabkan oleh celah unrepaired tidak hanya membuat anak-anak ini kurang

menarik untuk dilihat, tetapi juga membuat sulit bagi orang tua untuk

menginterpretasikan ekspresi bayi. Itu adalah keterbatasan penelitian kami bahwa

kita tidak bisa memeriksa interaksi sebelum dua bulan. Namun demikian, peneliti

menemukan mengenai efek dari bayi cacat awal dalam kelompok perbaikan akhir

dilakukan menunjukkan bahwa penampilan bayi, yang tetap sama selama

beberapa minggu pertama dalam kelompok ini, mungkin penting. Mengingat

bahwa perbaikan bibir umumnya dilakukan pada 3-4 bulan, penting bahwa masa

depan penelitian meneliti riwayat alamiah dari hubungan ibu-bayi hubungan

dalam konteks celah bibir bayi, dan mengeksplorasi manfaat kemungkinan

intervensi untuk memfasilitasi interaksi