efektifitas penggunaan media presentasi (power …...dan kegunaan penelitian 1. tujuan penelitian...
TRANSCRIPT
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA PRESENTASI (POWER POINT) TERHADAP
KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS V DI SDN BLIMBING 1
KECAMATAN KOSAMBI TANGERANG
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Elfa Choirunissa
1112018300065
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ....................................... ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ......................................... iii
ABSTRAK ................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR .............................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .............................................................. 4
D. Perumusan Masalah ............................................................... 4
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................... 5
BAB II. KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori ........................................................................... 7
1. Efektifitas ......................................................................... 7
2. Media Presentasi .............................................................. 8
3. Keterampilan Menulis Puisi ............................................. 17
B. Penelitian yang Relevan ......................................................... 34
BAB III. METODOLOGI DAN WAKTU PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 37
B. Metode Penelitian .................................................................. 37
C. Populasi dan Sample .............................................................. 38
D. Variabe Penelitian .................................................................. 38
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 38
F. Instrumen Penelitian ............................................................. 39
G. Tekhnik Pengolahan dan Analisis Data ................................. 40
ix
BAB IV. HASIL PENELITAIN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SDN Blimbing 1 ....................................... 42
B. Profil SDN Blimbing 1 ......................................................... 42
C. Hasil Analisis Data ................................................................ 45
D. Pembahasan .......................................................................... 59
BAB V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan ............................................................................ 62
B. Saran ...................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 64
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lampiran 2
Puisi Anak
Wawancara dengan Guru
Lampiran 3
Surat Permohonan Izin Penelitian
Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 4
Foto-foto Aktivitas Penelitian
Lembar Uji Refrensi
Tentang Penulis
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan pilar penting dalam membangun suatu
Negara dalam hal ini tentunya pendidikan diharuskan menyesuaikan
dengan zaman yang semakin maju. Menggunakan berbagai macam media
pembelajaran yang ada, oleh karena itu pendidikan tidak lepas dari
pengaruh media pembelajaran yang berkembang.
Pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan tersebut
dimaksudkan agar dapat membantu proses pendidikan dalam pencapaian
tujuan pendidikan, yakni al-insan al-kamil. Di samping itu, pendidikan
sebagai bagian dari kebudayaan merupakan sarana penerus nilai-nilai dan
gagasan-gagasan sehingga setiap orang mampu berperan serta dalam
transformasi nilai demi kemajuan bangsa dan negara.1
Dengan adanya media pembelajaran memudahkan proses
pembelajaran siswa maupun proses pemberian materi oleh guru menjadi
lebih kreatif dan inovatif. Sehingga dalam proses pembelajaran ini menjadi
lebih menarik dalam penyampaiannya.
Seorang guru harus memiliki 4 kompetensi yaitu pedagogik,
professional, kepribadian, dan sosial yang baik dalam hal pembelajaran.
Sehingga seperti masalah yang sering terjadi dalam hal teknis
pembelajaran yaitu guru disebut gaptek (gagal pengetahuan teknologi),
tidak dapat mengoperasikan laptop, Microsoft Office dan lain sebagianya
tidak lagi ditemukan.
Hal ini berpengaruh terhadap kondisi kesiapan siswa dalam
menerima pembelajaran. Pada zaman dahulu guru dalam memberikan
pembelajaran dilakukan dengan cara ceramah sedangkan siswa hanya
1Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta Gaung Persada Press Jakarta, 2012), hal 1
2
mendengarkan dan cara seperti itu kurang memberikan pemahaman pada
siswa karena tidak semua siswa senang akan mendengarkan. Maka perlu
bagi seorang guru menyesuaikan dengan keadaan murid agar apa yang
disampaikan dapat dipahami oleh muridnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat
dan mendasar. Dengan kondisi ini guru harus bisa menyesuaikan diri
dengan responsif, arif, dan bijaksana. Responsif artinya guru harus bisa
menguasai dengan baik produk iptek, terutama yang berkaitan dengan
dunia pendidikan, seperti pembelajaran dengan menggunakan
multimedia.2
Salah satu media yang bisa memberikan hal yang menarik bagi
siswa yaitu bisa menggunakan media power point sehingga siswa merasa
pembelajaran yang diajarkan oleh guru memnjadi menarik dan efisien.
Microsoft power point merupakan media pembelajaran berbasis Software
di dalam komputer. Hal ini untuk mempermudah dalam melakukan proses
kegiatan pembelajaran dan memudahkan siswa dalam memahami isi dan
maksud dari pembelajaran tersebut.
Yang paling sering menggunakan teknologi multimedia dalam
bidang pendidikan diantaranya:
- Komputer multimedia bias menggabungkan animasi, video, dan audio,
serta teks dan grafik secara bersamaan, serta berkemampuan untuk
berinteraksi sehingga proses pengajaran dan pembelajaran lebih
menarik dan cepat dicerna oleh siswa.
- Sistem multimedia memungkinkan pihak pengajar untuk
mempresentasikan dan memberikan materi kepada siswa dengan
menarik sehingga memudahkan pembelajaran.
- Pendidikan juga bias dilakukan di rumah.
- Berbagai institusi perguruan tinggi bisa melaksanakan program jarak
jauh.3
2Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta RajawaliPers, 2007), hal 37-38
3DonyAriyus, Keamanan Multimedia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), hal. 8
3
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pemilihan
media, diantaranya:
a. Pemilihan media harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
b. Pemilihan media harus berdasarkan konsep yang jelas.
c. Pemilihan media harus disesuaikan dengan karakteristik siswa.
d. Pemilihan media harus sesuai dengan gaya belajar siswa serta gaya dan
kemampuan guru.
e. Pemilihan media harus sesuai dengan kondisi lingkungan, fasilitas dan
waktu yang tersedia untuk kebutuhan pembelajaran.4
Proses belajar melalui media pembelajaran power point
memudahkan siswa dalam menerima pembelajaran, dengan diterapkannya
media power point menjadi tanggung jawab baru untuk para pendidik baik
menimbulkan proses pembelajaran menjadi lebih baik.
Berhubungan dengan minat belajar keterampilan menulis puisi di
sekolah, pada mata pelajaran bahasa Indonesia, pembelajaran ini
cenderung masih kurang menarik bagi siswa. Kurang menariknya
pembelajaran ini dapat dikarenakan oleh faktor dari cara mengajar guru
yang tidak menimbulkan siswa termotivasi, dan kurang akrabnya siswa
dengan keterampilan menulis puisi. Faktor tersebut juga dapat dikarenakan
kurang terbinanya pengajaran keterampilan menulis puisi dengan baik
sehingga mengakibatkan nilai siswa jarang mencapai dalam standar KKM
yaitu 70.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Ibu Lina Karlina, S.Pd.
melalui wawancara yang dilakukan oleh penulis, beliau mengakui masih
belum terbiasa dalam menggunakan Power Point, karena sudah terbiasa
dengan bahan ajar buku cetak dan LKS. Sehingga baginya tidak perlu lagi
menggunakan alat pendukung proses KBM seperti power point agar dapat
memberikan suasana belajar yang menarik. Karena dengan siswa sudah
mau mendengarkan dan mengerjakan tugas yang diberikan olehnya
dianggap sudah cukup untuk memenuhi tanggung jawab beliau sebagai
4WinaSanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta, Prenada Media
Group, 2008) hal 224
4
seorang guru. Namun setelah kedatangan penulis, beliau mendapatkan
inspirasi baru bahwasanya siswa semakin aktif di kelas dengan mengikuti
metode pembelajaran yang diberikan oleh penulis kepada siswanya.
Selanjutnya beliau mulai sadar dan ingin belajar Microsoft office dalam
hal ini adalah power point agar siswanya dapat nyaman dan menerima
pelajaran yang diberikan olehnya dengan aktif sebagaimana penulis
lakukan sebelumnya.
Penerapan media pembelajaran bertujuan untuk memaksimalkan
sumber daya manusia terhadap perkembangan teknologi yang tidak lepas
dari pengaruh media pembelajaran. Judul yang saya ambil adalah
“Efektifitas Penggunaan Media Presentasi (Power Point) Terhadap
Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas V di SDN Blimbing 1
Kecamatan Kosambi Tangerang”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah
yang akan diangkat sebagai berikut:
1. Masih banyak guru yang belum menguasai media presentasi (power
point) yang dapat menarik keterampilan siswa dalam menulis puisi.
2. Banyak siswa yang merasa tidak paham dalam proses pembelajaran
menulis puisi yang disampaikan oleh guru disekolah.
3. Kurangnya pemahaman guru dalam penggunaan fasilitas atau sarana
prasarana yang disediakan sekolah dalam mendukung proses
pembelajaran yang efektif sehingga siswa mempunyai prestasi yang
baik.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarakan latar belakang dan identifikasi masalah, agar
penelitian tidak meluas, maka penulis membatasi permasalahan tersebut
hanya pada efektifitas penggunaan media presentasi (power point)
5
terhadap keterampilan menulis puisi siswa dalam keberhasilan
penggunaannya pada proses pembelajaran.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang identifikasi masalah dan pembatasan
masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah efektifitas penggunaan media presentasi (power point) dapat
meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas V di SDN
Blimbing 1 Kecamatan Kosambi Tangerang?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi efektifitas penggunaan media
presentasi (power point) terhadap keterampilan menulis puisi siswa
kelas V di SDN Blimbing 1 Kecamatan Kosambi Tangerang?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan
media presentasi (power point) terhadap keterampilan menulis puisi
siswa kelas V di SDN Blimbing 1 Kecamatan Kosambi Tangerang
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun
secara praktis yang akan dijelaskan sebagai berikut:
Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi
manfaat dan wawasan kepada masyarakat umum, khususnya bagi para
guru dalam mengemban amanah sebagai pengajar di sekolah serta
dapat membantu dalam proses pembelajarannya terkait dengan
efektifitas penggunaan media presentasi (power point) terhadap
keterampilan menulis puisi siswa kelas V di SDN Blimbing 1
Kecamatan Kosambi Tangerang.
6
Secara Praktis, kegunaan penelitian ini adalah, sebagai berikut :
a) Untuk siswa, penelitian ini agar memudahkan siswa dalam
menerima pembelajaran maupun meningkatkan
kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran
menggunakan power point dan melatih keterampilan
menulis puisi siswa kelas V di SDN Blimbing 1 Kecamatan
Kosambi Tangerang.
b) Untuk guru, sebagai bahan ajar agar kegiatan proses
pembelajaran mampu meningkatkan kualitas pembelajaran
dengan menerapkan media presentasi (power point).
c) Untuk sekolah, dapat meningkatkan sarana maupun
prasarana dan melaksanakan strategi pembelajaran dengan
baik melakukan pengembangan media power point yang
berkualitas baik.
d) Untuk orang tua dan masyarakat umum, sebagai informasi
untuk menerapkan efektifnya penggunaan media presentasi
(power point) di lingkungan masyarakat serta dalam
memberikan pemahaman terhadap anak.
e) Untuk Peneliti, sebagai informasi dan dijadikan sebagai
referensi dasar dalam mengadakan penelitian di lapangan
sesuai dengan permasalahan penelitiannya.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Efektifitas
1. Pengertian Efektifitas
Efektifitas berasal dari kata efektif yang berarti ada efeknya
(akibatnya, pengaruhnya, kesamaannya, manfaatnya, dapat membawa
hasil, berhasil guna, mulai berlaku5 Ahmad Habibullah mengutip
pengertian efektifitas menurut Streers dan Stoner, Streers mengartikan
efektifitas sebagai konsistensi kerja yang tinggi untuk mencapai tujuan
yang telah disepakati, sedangkan Stoner mendefinisikan efektifitas sebagai
kemampuan menentukan tercapainya tujuan.6
Selanjutnya menurut penulis sendiri bahwa efektifitas adalah suatu hal
yang dapat memberikan manfaat dan dampak positif bagi seseorang di
lingkungan sekitarnya.
2. Ciri-ciri Efektifitas
Menurut Harry Firman keefektifan program pembelajaran ditandai
dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Berhasil menghantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan
instruksional yang telah ditetapkan.
b. Memberikan pengalaman belajar atraktif, melibatkan siswa secara
aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan instruksional.
c. Memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar mengajar.
Berdasarkan ciri program pembelajaran efektif seperti yang di
gambarkan di atas, keeefektifan program pembelajaran tidak hanya
ditinjau dari segi tingkat prestasi belajar saja, melainkan harus pula
ditinjau dari segi proses dan sarana penunjang.
5Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1996), h. 250 6Ahmad Habibullah dkk, Efektifitas Pokjawas dan Kinerja Pengawas Pendidikan Agama
Islam, (Jakarta: PT Pena Citasatria, 2008), cet. 1, h. 6
8
Aspek hasil meliputi tinjauan terhadap hasil belajar siswa setelah
mengikuti program pembelajaran yag mencakup kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Aspek proses meliputi pengamatan terhadap
keterampilan siswa, motivasi, respon, kerjasama, partisipasi aktif, tingkat
kesulitan pada penggunaan media, waktu serta teknik pemecahan masalah
yang ditempuh siswa dalam menghadapi kesulitan pada saat kegiatan
belajar mengajar berlangsung. Aspek sarana penunjang meliputi tinjauan-
tunjauan terhadap fasilitas fisik dan bahan serta sumber yang diperlukan
siswa dalam proses belajar mengajar seperti ruang kelas, laboratorium,
media pembelajaran, buku-buku teks.7
B. Media Presentasi
1. Pengertian Media Presentasi
Kata media berasal dari bahasa Latin, merupakan “bentuk jamak dari
kata “medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau
pengantar.”8
Menurut bahasa Arab media disebut “ „wasail’ bentuk jama dari
„wasilah’ yakni sinonim al-wasth yang artinya tengah. Kata tengah berarti
berada diantara 2 sisi dan disebut juga sebagai perantara (wasilah) atau yang
mengatarai kedua sisi tersebut. Karena posisinya berada ditengah ia biasa
juga disebut dengan pengantar atau penghubung, yakni yang mengantarkan,
menghubungkan atau menyalurkan sesuatu dari satu sisi kesisi lainnya.9
Menurut Heinich media “merupakan alat saluran komunikasi, Heinich
mencontohkan media ini seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak,
komputer, dan instruktur.”10
Sedangkan Schrumm mengartikan media
sebagai “teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluan pembelajaran.”11
7http://agungprudent.wordpress.com/2009/06/18/efektifitas-pembelajaran/
8Rudi Susilana & Cepi Riyana, Media Pembelajaran, Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan, dan Penilaian, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h. 6 9Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), cet-4, h. 6
10Rudi Susilana & Cepi Riyana, loc. cit., h. 6
11ibid,. h. 6
9
2. Fungsi Media
Pada awalnya media berfungsi sebagai “alat bantu dalam kegiatan
belajar mengajar dan berfungsi untuk mempertinggi daya serap dan retensi
anak terhadap materi pelajaran”12
. Pada saat ini media berfungsi sebagai:
a. membantu memudahkan belajar bagi siswa/mahasiswa dan guru
atau dosen dalam mengajar.
b. Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak menjadi
konkrit).
c. Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya pelajaran tidak
membosankan).
d. Semua indra murid dapat diaktifkan. Kelemahan satu indra dapat
diimbangi oleh indra lainnya.
e. Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.
f. Dapat membangkitkan dunia teori dengan realita13
.
3. Macam-Macam Media Persentasi
a. Media visual, yaitu jenis media yang digunakan hanya
mengandalkan indera penglihatan semata-mata diri peserta.
Dengan media ini, pengalaman yang dialami peserta tergantung
pada kemampuan penglihatannya. Beberapa media visual antara
lain:
1) Media cetak seperti buku, modul, jurnal, peta, gambar dan
poster,
2) Model dan prototype seperti globe bumi,
3) Media realitas alam sekitar dan sebagainya.
b. Media audio yaitu jenis media yang digunakan dalam proses
pembelajaran dengan hanya melibatkan indera penglihatan
12
M. Basyiruddin Usman, Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet-
1, h. 21 13
Ibid, h. 24-25
10
peserta. Pengalaman yang akan didapatkan adalah dengan
mengandalkan indera kemampuan pendengaran. Oleh karena itu,
media audio hanya mampu memanipulasi kemampuan suara
semata. Pesan dan informasi yang diterimanya adalah berupa
pesan verbal seperti bahasa lisan dan lain-lain. Sedangkan pesan
non verbal adalah dalam bunyi-bunyian, musik, bunyi tiruan dan
sebagainya.
c. Media audio visual, yaitu jenis media yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan
penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Pesan dan
informasi yang dapat disalurkan melalui media ini dapat berupa
pesan verbal dan nonverbal yang mengandalkan baik penglihatan
maupun pendengaran.
d. Multimedia, yaitu media yang melibatkan beberapa jenis media
peralatan secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan
pembelajaran. Pembelajaran multimedia dalam melibatkan indera
penglihatan dan pendengaran melalui media teks, visual diam,
visual gerak, dan audio serta media interaktif berbasis computer
dan teknologi komunikasi dan informasi.14
C. Keterampilan Menulis
1. Pengertian Keterampilan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah “keterampilan”
berasal dari kata terampil yang artinya cakap dalam menyelesaikan tugas;
mampu dan cekatan. Arti keterampilan menurut bahasa adalah kecakapan
seseorang untuk memakai bahasa dalam menulis, membaca, menyimak,
atau berbicara. Sedangkan arti menurut tematisnya keterampilan adalah
kesanggupan pemakai bahasa untuk menanggapi secara betul stimulus
14
H. Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada (GP) Press, 2011), Cet-1, h. 44-45
11
lisan atau tulisan, menggunakan pola gramatikal dan kosakata secara tepat,
menerjemahkan satu bahasa ke bahasa lain, dan sebagainya.15
Dalam pengertian luas, terampil adalah cakap dalam menyelesaikan
tugas, mampu dan cekatan. Kecakapan yang diisyaratkanjelas bahwa
setiap cara yang digunakan untuk mengembangkan manusia, bermutu dan
memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sebagaimana yang
diisyaratkan.
Schmid dan Mahendra juga mengemukakan definisi tentang tentang
keterampilan tersebut dengan meminjam definisi yang diciptakan oleh E.R
Guthrie, yang mengatakan bahwa keterampilan merupakan kemampuan
untuk membuat hasil akhir dengan kepastian yang maksimum dan
pengeluaran energi dan waktu minumum.16
Singer yang menyatakan
bahwa keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam
mencapai suatu tujuan dengan efesien dan efektif. Kedua definisi diatas,
walaupun dinyatakan secara berbeda namun sama-sama memiliki unsur
pokok yang menjadi ciri dari batasan keterampilan. Unsur-unsurnya antara
lain :
a. Di dalam keterampilan terdapat beberapa tujuan yang berhubungan
dengan lingkungan yang diinginkan.
b. Di dalam keterampilan pun terkandung keharusan bahwa pelaksanaan
tugas atau pemenuhan tujuan akhir tersebut dilaksanakan dengan
kepastian yang maksimum, terlepas dari unsur kebetulan. Jika
seseorang harus melaksanakan keterampilan secara berulang, hasil
dari setiap ulangan itu relatif harus tetap, meskipun dibawah kondisi
yang bervariasi maupun yang tidak terduga.
c. Keterampilan menunjuk pada upaya ekonomis yang dikeluarkan
untuk melaksanakan suatu tugas tertentu harus seminimal mungkin,
tetapi dengan hasil yang maksimal.
15
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), Edisi ke-4, h.1447. 16
Agus Mahendra, Keterampilan Gerak, Keterampilan dan Domain Psikomotori, 2002,
h. 5.
12
d. Keterampilan mengandung arti pelaksanaan yang cepat, dalam arti
penyelesaian tugas gerak itu dalam waktu yang minimum. Semakin
cepat pelaksanaan suatu gerak, tanpa mengorbankan hasil akhir
(kualitas) yang diharapkan maka akan membuat terakuinya
keterampilan orang yang bersangkutan.
Memperhatikan perbandingan dari keempat unsur diatas, H. W.
Johnson mengedintifikasi adanya empat aspek yang mencirikan
keterampilan. Keempat aspek itu adalah kecepatan, akurasi, bentuk, dan
kesesuaian. Artinya, pertama keterampilan harus ditampilkan dalam
batasan waktu tertentu, yang menujukkan bahwa semakin cepat akan
semakin baik. Kedua keterampilan harus menunjukan akurasi yang tinggi
sesuai dengan yang sudah ditargetkan. Ketiga keterampilan pun harus
dilaksanakan dengan kebutuhan energi yang minimal (menunjuk pada
usaha yang ekonomis). Dan yang keempat, keterampilan juga harus
adaptif, yaitu tetap cakap meskipun di bawah kondisi dan kemampuan
yang berbeda.
Manifestasi dari keterampilan tampak melalui indikator
kemampuan pada siswa sebagai berikut :
a. Melakukan pengamatan,
b. Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan hasil pengamatan,
c. Menggunakan alat/bahan untuk memperoleh pengalaman langsung,
d. Merencanakan penelitian lebih seksama,
e. Menggunakan/menerapkan konsep yang dikuasai pada situasi baru,
f. Menyajikan hasil penelitian
Kemampuan inilah yang mendukung aktivitas siswa dalam
melaksanakan proses belajar. Dengan demikian, antara cara dan proses
belajar siswa adalah identik, sedangkan kadar keterampilanya tergantung
pada kemampuan daya pikir, daya nalar, dan kreativitas siswa. Di samping
itu, keterampilan adalah kemampuan melakukan pola tingkah laku yang
kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk
mencapai hasil tertentu. Keterampilan mengandung dua unsur
kemampuan, yaitu kemampuan olah pikir (psikis) dan kemampuan olah
13
perbuatan (fisik). Keterampian bukan hanya meliputi gerakan motorik,
melainkan juga fungsi mental yang bersifat kognitif.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah
kemampuan seseorang untuk mengembangkan suatu bahasa apik berupa
lisan maupun tulisan kedalam bentuk konkret, berupa sebuah karya dan
keterampilan yang dirancang sebagai proses komunikasi belajar untuk
mengubah suatu perilaku peserta didik agar menjadi cekat, cepat dan tepat
melalui proses belajar.
2. Hakikat Menulis
Hakikat menulis merupakan salah satu bagian dari kemampuan
berbahasa.Selain itu, kemampuan menulis juga dianggap sebagai
kemampuan yang paling sukar dibanding kemampuan berbahasa yang
lainnya, seperti kemampuan menyimak, berbicara, dan
membaca.Kemampuan menulis memang sangatlah penting bagi dunia
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena menulis
mempunyai fungsi sebagai sarana untuk belajar. Ada beberapa alasan
tentang pentingnya kemampuan menulis, antara lain :
a. Kegiatan menulis adalah suatu sarana untuk menemukan sesuatu,
b. menulis dapat memunculkan ide baru,
c. Kegiatan menulis dapat melatih kemampuan mengorganisasikan dan
menjernihkan berbagai konsep atau ide yang dimiliki,
d. Kegiatan menulis dapat melatih sikap objektif yang ada pada diri
seseorang,
e. Kegiatan menulis dapat membantu diri kita untuk menyerap dan
memperoleh informasi,
f. Kegiatan menulis akan memungkinkan kita untuk berlatih
memecahkan beberapa masalah sekaligus,
g. Kegiatan menulis dalam sebuah bidang ilmu akan memungkinkankita
untuk menjadi aktif dan tidak hanya menjadi penerima informasi.
Berdasarkan alasan pentingnya menulis, jenis tulisan puisi merupakan
salah satu hasil dari munculnya ide-ide baru sebagai hasil pemikiran dan
14
kreativitas diri seseorang.Dengan demikian, kegiatan menulis puisi
diharapkan dapat terus ada dilingkungan pelajar terutama anak usia dini
agar kelak ketika mereka dewasa, mereka dapat merasakan manfaatnya
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Tujuan Menulis
Menurut Tarigan dalam bukunya dijelaskan bahwa tujuan menulis ada 6
yakni:17
a. Tujuan Penugasan (Assignment purpose)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama
sekali, penulis menulis sesuatu kerena ditugaskan, bahkan atas
kemauan sendiri (misalnya para siswa yang diberi tugas
merangkumkan buku; sekretaris ditugaskan membuat laporan).
b. Tujuan Altruistik (Altruistic purpose)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca,
menghindarkan kedukaan pembaca, ingin menolong para pembaca
memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat
hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan
karyanya itu.
c. Tujuan Persuasif (Persuasive purpose)
Merupakan tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan
kebenaran gagasan yang diutarakan.
d. Tujuan Informasi (Informational purpose)
Merupakan tulisan yang bertujuan memberi informasi atau
keterangan atau penerangan kepada para pembaca.
e. Tujuan pernyataan diri (Self-expresivve purpose)
Merupakan tujuan yang memperkenalkan atau menyatakan diri
sang pengarang kepada pembaca.
f. Tujuan Kreatif (Creative purpose)
Merupakan penulisan yangakan menghasilkan produk hasil dari
proses kreatif. Tujuan menulis ini eratberhubungan dengan tujuan
17
Henry GunturTarigan,.Menulis,(Bandung: Angkasa, 2008), h.25-26.
15
pernyataan diri, tetapi ”keinginan kreatif” dalam halini melebihi
pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan
mencapainorma artistik atau seni yang ideal, seni idaman, tulisan yang
bertujuan mencapainilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.
Berdasarkan penjelasan tentang tujuan menulis di atas, maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa menulis puisi dapat dikategorikan ke dalam
tujuan menulis kreatif atau creativepurpose. Setiap penulis pasti memiliki
gaya penulisan yang berbeda-beda untuk memperlihatkan jati diri dan
kreativitasnya. Begitu juga di dalam penulisan sebuah puisi. Perbedaan
pemilihan diksi dan gaya yang mereka gunakan itulah yang merupakan
proses kreatif. Hal tersebut yang akan menimbulkan keindahan atau unsur
estetika di dalam puisi karya mereka tersebut.
4. Fungsi Menulis
Menulis sangatlah penting bagi pendidikan karena memudahkan para
pelajar berpikir.Memudahkan merasakan dan menikmati hubungan-
hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi, memecahkan
masalah, dan menyusun urutan pengalaman.18
Sehingga dapat disimpulkan bahwa menulis bagi kebutuhan seorang
siswa adalah proses berpikir dan membantu untuk lebih berpikir kritis
mengenai kejadian-kejadian yang terjadi pada diri sendiri atau di
sekelilingnya. Siswa diharapkan dapat menciptakan sebuah karya melalui
proses berpikir. Proses berpikir dalam pembelajaran ini menjembatani
antara imajinasi dan penciptaan karya sastra yang akhirnya menghasilkan
sebuah puisi yang indah.
5. Manfaat Menulis
Fungsi utama tulisan adalah sebagai alat komunitas yang tidak
langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan
para pelajar untuk berfikir. Selain itu, juga dapat menolong kita berfikir
secara kritis, memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan,
memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-
18
Henry GunturTarigan, Menulis, (Bandung: Angkasa, 2008), h.22.
16
masalah yang sedang kita hadapi, dan menyusun urutan bagi pengalaman.
Bentuk tulisan dapat membantu kita menjelaskan pikiran kita. Tak jarang
kita temui apa yang sebenarnya kita fikirkan dan rasakan mengenai orang,
gagasan, masalah, dan juga kejadian hanya dalam proses menulis aktual.19
Dengan menulis, JK Rowling dapat memetik kemanfaatan luar biasa. Ia
tidak saja terkenal diseluruh dunia, tetapi juga terpuaskan karena proses
kreatifnya yang selama ini tidak terhenti dilaci, mendapat uang yang
berlimpah, dan terus bersemangat dalam menulis.
Sama dengan kegiatan lain, menulis juga punya kemanfaatan positif.
Tentu saja kemanfaatan yang didapat satu orang dengan orang lain sangat
berbeda. Karena hal itu semua paling tidakakansangat tergantung pada
tujuan menulis, yaitu apa target yang ingin dicapai, dan sejauh mana usaha
yang sudah dilakukan.
6. Tahapan dalam Proses Menulis
Proses menulis merupakan suatu kegiatan menulis yang penekanannya
pada proses penuangan ide atau gagasan yang kemudian menghasilkan
suatu produk tulisan. “Kegiatan menulis dilakukan melewati proses yang
selesai dalam satu atau beberapa kali pengulangan dengan tingkat
penekanan berbeda didalam setiap tahapnya. Proses ini bervariasi,
tergantung pada pribadi tingkat kognitif dan pengalaman menulis”.20
Beberapa tahapan dalam menulis yang dikemukakan Resmini dkk, antara
lain :
a. Pra menulis
Aktivitas dalam tahap ini yaitu menulis draf kasar, menulis konsep
utama, dan memanfaatkan serta mengorganisir gagasan. Pada tahap ini
siswa menulis mengemukakan apa yang akan mereka tulis, sedangkan
peran guru pada tahap ini menggunakan berbagai strategi yang di
implementasikan dikelas untuk membantu siswa dalam memilih tema
19
Ibid,. h.24. 20
Novi Resmini, dkk., Membaca dan Menulis di SD Teori dan Pengajaranya, (Bandung:
UPI, 2006), cet. 1, h.230.
17
yang akan mereka tulis, kemudian memikirkan tujuan dari penulisan
dan menentukan bentuk tulisan.
b. Penyusunan Draf Tulisan
Aktivitas dalam tahapan ini yaitu menulis draf kasar, menulis konsep
utama, dan menekankan pada pengembangan isi. Hal ini dapat
memudahkan pengungkapan ide yang dimiliki oleh penulis.
c. Perbaikan
Aktifitas ini yaitu membaca ulang draf kasar, menyempurnakan draf
kasar dalam menulis, dan memperbaiki bagian yang mendapat balikan
dari kelompok menulis. Pada tahap ini siswa dapat menambah,
mengganti, dan menghilangkan hal yang tidak penting dalam
penulisanya.
d. Penyuntingan
Aktivitas ini yaitu mengambil jarak dari tulisan, mengoreksi awal
dengan menandai kesalahan, dan mengoreksi kesalahan. Jadi pada
tahapan ini siswa mengoreksi ejaan dan kesalahan yang terdapat pada
penulisannya.
e. Publikasi
Pada tahap ini siswa dapat mempublikasikan tulisan mereka pada
orang lain (pembaca).
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa aktifitas menulis memiliki
beberapa tahap yang dapat dilakukan yaitu: pramenulis, penyusunan draf
tulisan, perbaikan, dan penyuntingan, serta publikasi.
7. Target Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran
wajib yang harus diberikan kepada siswa. Karena dengan belajar Bahasa
Indonesia siswa dapat lebih mencerminkan rasa cinta tanah air yang tinggi.
Berkaitan dengan keterampilan siswa dalam belajar menulis di mata
pelajaran Bahasa Indonesia, perlu adanya pendampingan secara rutin dan
berkelanjutan dari pihak guru agar siswa dapat lancar dan memahami
18
bagaimana cara mendapatkan nilai yang bagus dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia.
Pihak guru harus memberikan stimulus-stimulus yang sesuai dengan
pencapaian dari setiap Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar atau
SK/KD yang terdapat dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dengan
demikian, guru akan bisa menganalisis setiap capaian siswa melalui RPP
dan acuan silabus atau indikator dari SK/KD yang sudah ditentukan oleh
pemerintah.
D. Puisi
1. Pengertian Puisi
Perkembangan puisi yang semakin hari semakin beragam, telah
berdampak kepada lahirnya jenis puisi baru yang menjadikan
ketidakkonsistennya pengertian puisi di berbagai kalangan.Selain itu, juga
telah menimbulkan kesulitan dalam pemaknaan dari pengertian puisi
sendiri pada zaman yang beragam ini. Namun, menurut sayuti dalam
bukunya Pengajar Sastra: Pengantar Pengajaran Puisi, dijelaskan bahwa
puisi dapat dirumuskan sebagai “sebentuk pengucapan bahasa yang
memperhitungkan adanya aspek bunyi di dalamnya, yang mengungkapkan
pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair yang ditimbang
dari kehidupan individual dan sosialnya; yang diungkapkan dengan teknik
pilihan tertentu, sehingga puisi itu mampu membangkitkan pengalaman
tertentu pula dalam diri pembaca atau pendengarnya”.21
Puisi adalah karya estetis yang memanfaatkan sarana bahasa yang
khas.Puisi sebagai sosok pribadi penyair atau ekspresi personal berarti
puisi merupakan luapan perasaan atau sebagai produk imajinasi penyair
yang beroperasi pada persepsi. Bahasa dalam puisi sebagai sosok
pribadi penyair lebih difungsikan untuk menggambarkan, membentuk dan
mengekspresikan gagasan, perasaan, pandangan, dan sikap penyair.
21
Suminto ASayuti,.Pengajaran Sastra: Pengantar Pengajaran Puisi, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2007). h.6.
19
Definisi puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan
pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan
mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian
struktur fisik dan struktur batinnya”.22
Semua karya sastra bersifat
imajinatif. Bahasa sastra bersifat konotatif karena banyak digunakan
makna kias dan makna lambang (majas). Dibandingkan dengan bentuk
lain, puisi lebih bersifat konotatif. Bahasanya lebih memiliki banyak
kemungkinan makna.Hal ini disebabkan terjadinya pengkonsentrasian atau
pemadatan segenap kekuatan bahasa di dalam puisi.Puisi merupakan
bentuk kesusastraan yang menggunakan pengulangan suara sebagai ciri
khasnya”.23
Sebuah puisi terbangun dari dua hal, yaitu struktur fisik dan struktur batin.
Struktur fisik berkaitan dengan diksi (diction), kata konkret (the concrete
word), gaya bahasa (figurative language), dan bunyi yang menghasilkan
rima dan ritma (rhyme and rhytm). Struktur batin meliputi perasaan
(feeling), tema (sense), nada (tone), dan amanat (intention)”.24
Berdasarkan beberapa definisi puisi di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa puisi merupakan bentuk ungkapan perasaan dan pemikiran
pengarangnya dimana pengarang memiliki hak penuh terhadap puisi
tersebut, baik dari segi isi maupun tipografinya. Sebuah puisi akan
memunculkan karakternya sendiri, sebagaimana karakter yang dimiliki
pengarangnya.
2. Unsur – Unsur Puisi
Berdasarkan kecenderungan khalayak secara umum, bahwa sebuah
puisi dibangun oleh dua unsur penting, yakni bentuk dan isi. Istilah bentuk
dan isi tersebut oleh para ahli dinamai berbeda-beda, diantaranya unsur
tematik atau unsur semantik puisi dan unsur sintaktik puisi (Dick
Hartoko), tema dan struktur (M.S. Hutagalung), bentuk fisik dan bentuk
batin (Marjorie Boulton), hakikat dan metode (I.A. Richards).
22
Herman J.Waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi,(Jakarta: Erlangga, 1991), h.25 23
Ibid,. h.23 24
Ibid,. h.24.
20
Istilah hakikat puisi (yakni unsur hakiki yang menjiwai puisi), disebut
struktur fisik mempunyai tipografi yang khas puisi”.25
Larik itu membentuk
bait, bait membentuk keseluruhan puisi yang dapat kita pandang sebagai
wacana.
Adapun wujud konkret hakikat puisi adalah pernyataan batin penyair,
sedangkan metode adalah unsur pembangun bentuk kebahasaan
puisi.Struktur fisik puisi terdiri atas baris-baris puisi yang bersama-sama
membangun bait-bait puisi.Bait-bait puisi itu membangun kesatuan makna
di dalam keseluruhan puisi sebagai sebuah wacana.Struktur fisik ini
merupakan medium pengungkap struktur batin puisi.Adapun unsur-unsur
yang termasuk dalam struktur fisik puisi adalah diksi, pengimajian, kata
konkret, majas (meliputi lambang dankiasan), bersifikasi (meliputi rima,
ritma, dan metrum) dan tipografi.Selain keenam unsur itu, menurut hemat
saya masih ada unsur yang lain, yakni saranaretorika.Dengan demikian,
ada tujuh macam unsur yang termasuk fisik.
Pada hakikatnya puisi merupakan sebuah kesatuan, yakni kesatuan
semantis dan bentuk formal, pilihan dan pengendepanan adalah salah satu
dasar ekspresi penciptaan yang akan berpengaruh pada bahasa berikut
semua aspek yang melekat padanya, yang menjadi media ekspresinya.
Puisi merupakan suatu kesatuan yang akan membentuk makna yang indah.
Puisi adalah bentuk ungkapan ekspresi dari penyairnya”.26
Unsur puisi tidak berdiri sendiri, tetapi, merupakan sebuah struktur.
Seluruh unsur merupakan kesatuan dan unsur yang satu dengan unsur
lainnya menunjukkan diri secara fungsional, artinya unsur itu berfungsi
bersama unsur lain dan di dalam kesatuan dengan totalitas. Untuk
memberikan pengertian yang lebih memadai berikut ini dikemukakan
uraian mengenai unsur-unsur pembangun puisi, yaitu:
25
Herman J.Waluyo,Teori dan Apresiasi Puisi,(Jakarta: Erlangga, 1991), h.3 26
Ibid,. h.143.
21
a. Diksi
Diksi merupakan salah satu unsur yang ikut membangun
keberadaan puisi berarti pemilihan kata, yang dilakukan oleh penyair
untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan yang bergejolak dan
menggejala dalam dirinya.Seringkali pilihan kata-kata yang tepat dan
cermat yang dilakukan penyair dalam mengukuhkan pengalamannya
dalam puisi, membuat kata-kata tersebut terkesan menempel, tetapi
tetap dinamis dan bergerak serta memberikan kesan yang hidup.27
b. Imajinasi
Untuk memberi gambaran yang jelas, menimbulkan suasana
khusus,membuat hidup (lebih hidup) gambaran dalam pikiran dan
penginderaan, untuk menarik perhatian, untuk memberikan kesan
mental atau bayangan visual, penyair menggunakan gambaran angan,
gambaran pikiran, kesan mental atau bayangan visual dan bahasa yang
menggambarkannya biasa disebut dengan istilah citra atau imaji
(image). Sedangkan cara membentuk kesan mental atau gambaran
sesuatu biasa disebut dengan istilah citraan (imagery). Hal-hal yang
berkaitan dengan citra ataupun citraan disebut pencitraan atau
pengimajian.
Dalam proses penikmatan (membaca atau mendengarkan), apalagi
pemahaman puisi, kesadaran terhadap kehadiran salah satu unsur puisi
yang menyentuh atau mengguagah indera seringkali begitu
mengedepan.28
Pengalaman keinderaan itu juga dapat disebut sebagai kesan
yang terbentuk dalam rongga imajinasi yang disebabkan oleh sebuah kata
atau oleh serangkaian kata.Serangkaian kata yang mampu menggugah
pengalaman keinderaan itu, dalam puisi, disebut citraan.29
27
Suminto A Sayuti,Pengajaran Sastra: Pengantar Pengajaran Puisi,(Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2002). h.144
28Ibid., h.168-169
29Suminto ASayuti,Pengajaran Sastra: Pengantar Pengajaran Puisi,(Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2002). h.170
22
a. Kata Konkret
Kata konkret adalah kata-kata yang digunakan oleh penyair untuk
menggambarkan lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud
untuk membangkitkan imaji pembaca.Disini kata-kata konkrit
dimaksudkan untuk arti menyeluruh yaitu kata konkret yang
merupakan syarat atau sebab terjadinya pengimajinasian.
Kata yang diperkonkret dapat membuat seorang pembaca
membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan
oleh penyair.30
Sebagai contoh tentang bagaimana penyair melukiskan
seorang gadis yang benar-benar pengemis gembel.Penyair
mempergunakan kata-kata; gadis peminta-minta.Contoh lainnya, untuk
melukiskan dunia pengemis yang penuh kemayaan, penyair menulis;
hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlap / gembira dari
kemayaan ruang.Untuk melukiskan kedukaannya, penyair menulis;
bulan diatas tidak ada yang punya/kotaku hidupnya tak punya
tanda.Untuk mengkonkretkan gambaran jiwa yang penuh dosa
digunakan; aku hilang bentuk/remuk.
b. Bahasa Figuratif
Bahasa Figuratif disebut pula sebagai majas.Bahasa Figuratif
dapat membuat puisi menjadi prismatik, artinya
memancarkanbanyakmakna atau kaya akan makna. Dalam bahasa
kiasan, majas yang mengandung perbandingan yang tersirat sebagai
pengganti kata atau ungkapan lain untuk melukiskan kesamaan atau
kesejajaran makna diantara. Disebutkannya pula bahwa istilah lain dari
kiasan adalah metafora. Sementara itu dalam buku pengkajian puisi
menyamakan kiasandengan bahasa figuratif (figurative language) dan
memasukkan metafora sebagaisalah satu bentuk kiasan.Dalam
30
Herman J. Waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi,(Jakarta: Erlangga, 1991), h.81.
23
pembahasan selanjutnya istilah bahasa figuratif disamakan dengan
bahasa kiasan.31
Bahasa figuratif pada dasarnya adalah bentuk penyimpangan dari
bahasa normatif, baik dari segi makna maupun rangkaian katanya, dan
bertujuan untuk mencapai arti dan efek tertentu.Pada umumnya,
menurut tarigan, bahasa figuratif digunakan oleh pengarang untuk
menghidupkan atau lebih mengekspresikan perasaan yang
diungkapkan.Sebab kata-kata saja belum cukup jelas untuk
menerangkan lukisan tersebut. Bahasa figuratif adalah cara menambah
intensitas perasaan penyair untuk puisinya dan menyampaikan sikap
penyair, dan untuk mengkonsentrasikan makna yang hendak
disampaikan dan cara meyampaikan sesuatu yang banyak dan luas
dengan bahasa yang singkat.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pada umumnya
bahasa figuratif dipakai untuk menghidupkan lukisan, untuk lebih
mengkonkretkan dan lebih mengekspresifkan perasaan yang
diungkapkan.Dengan demikian, pemakaian bahasa figuratif
menyebabkan konsep-konsep abstrak terasa dekat pada pembaca
karena dalam bahasa figuratif oleh penyair diciptakan kekonkretan,
kedekatan, keakraban, dan kesegaran.Disamping itu, adanya bahasa
figuratif memudahkan dalam menikmati sesuatu yang disampaikan
oleh penyair.
c. Versifikasi
Versifikasi meliputi ritma, rima, dan metrum.Ritma kata pungut
dari bahasa inggris rhythm.Secara umum ritma dikenal sebagai irama
atau wirama, yakni pergantian turun naik, panjang pendek, keras
lembut ucapan bunyi bahasa dengan teratur.Rima adalah pengulangan
bunyi puisi untuk membentuk musikalitas dan orkestrasi.Dengan
pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca.Untuk
mengulang bunyi ini, penyair juga mempertimbangkan lambang
31
Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi,(Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
2005), h.61.
24
bunyi. Dengan cara ini pemilahan bunyi-bunyi mendukung perasaan
dan suasana bunyi. Karena sering bergantung pada pola mantra, irama
dalam persajakan pada umumnya teratur.Ada satu hal penting yang
perlu diingat, yakni kenyataan bahwa keteraturan dalam ritma tidak
berupa jumlah suku kata yang tetap. Rima kata pungut dari bahasa
inggris rhyme, yakni pengulangan bunyi didalam baris atau larik puisi,
pada akhir baris puisi, atau bahkan juga pada keseluruhan baris dan
bait puisi.
Rima sebagai phonetic form. Jika phonetic itu berpadu dengan
ritma, maka akan mampu mempertegas makna puisi. Rima ini
meliputi onomatope (tiruan terhadap bunyibunyi), bentuk intern pola
bunyi (misalnya : aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan
awal, sajak berulang, sajak penuh), intonasi, repetisi bunyi atau kata,
dan persamaan bunyi. Adapun metrum adalah irama yang tetap,
artinya pergantiannya sudah tetap menurut pola tertentu.Hal ini
disebabkan oleh jumlah suku kata yang tetap, tekanan yang tetap, dan
alun suara menaik dan menurun yang tetap.32
d. Tipografi
Tipografi merupakan aspek bentuk visual puisi yang berupa
tata hubungan dan tata baris. Dalam puisi, tipografi dipergunakan
untuk mendapatkan bentuk yang menarik supaya indah dipandang
mata.33
Tipografi merupakan pembeda yang paling awal dapat dilihat
dalam membedakan puisi dengan prosa fiksi dan drama.Tipografi
merupakan pembeda yang sangat penting. Dalam prosa (baik fiksi
maupun bukan) baris-baris kata atau kalimat membentuk sebuah
periodisitet. Namun, dalam puisi tidak demikian halnya. Baris-baris
dalam puisi membentuk sebuah periodisitet yang disebut bait. Baris-
baris puisi tidak diawali dari tepi kiri dan berakhir ditepi kanan. Tepi
32
Herman J.Waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi, (Jakarta: Erlangga, 2006), h.90. 33
Suminto A Sayuti. Pengajaran Sastra: Pengantar Pengajaran Puisi,(Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2002), h.293.
25
sebelah kiri maupun kanan sebelah baris puisi tidak harus dipenuhi
oleh tulisan, tidak seperti halnya jika kita menulis prosa.
e. Sarana retorika
Tiap pengarang mempunyai gaya masing-masing. Hal ini
sesuai dengan sifat dan kegemaran masing-masing pengarang. Gaya
dapat dikatakan sebagai “cap” seorang pengarang. Gaya merupakan
keistimewaan, kekhasan seorang pengarang. Meskipun setiap
pengarang mempunyai gaya dan cara tersendiri, ada juga sekumpulan
bentuk atau beberapa macam pola yang biasa dipergunakan oleh
beberapa pengarang. Jenis-jenis bentuk atau pola gaya ini disebut
sarana retorika (rhetorical devices).
Dalam kaitannya dengan puisi sarana retorika merupakan
sarana kepuitisan yang berupa muslihat pikiran.34
Dengan muslihat itu
para penyair berusaha manarik perhatian, pikiran, sehingga pembaca
berkontemplasi dan tersugesti atas apa yang dikemukakan penyair.
Pada umumnya sarana retorika menimbulkan ketegangan puitis,
karena pembaca harus memikirkan efek apa yang ditimbulkan dan
dimaksudkan oleh penyairnya.
Sarana retorika adalah muslihat pikiran.Muslihat pikiran ini
berupa bahasa yang tersusun untuk mengajak pembaca berpikir.Sarana
retorika berbeda dengan bahasa kiasan atau bahasa figuratif dan
citraan.Bahasa figuratif dan citraan bertujuan memperjelas gambaran
atau mengkonkretkan dan menciptakan. Perspektif yang baru melalui
perbandingan, sedangkan sarana retorika adalah alat untuk mengajak
pembaca berpikir supaya lebih menghayati gagasan yang
dikemukakan.
3. Jenis-jenis Puisi
Jenis puisi menurut isinya dapat dibedakan sebagai berikut :
34
Rachmat DjokoPradopo,Pengkajian Puisi,(Yogyakarta: Gajah Mada University Press,
2005), h.90.
26
a. Puisi Epik
Puisi epik yaitu puisi yang mendukung cerita kepahlawanan yang
berkaitan dengan legenda.
b. Puisi Naratif
Puisi naratif yaitu puisi yang di dalamnya mengandung suatu
adegan pelaku, perwatakan, plot, dan latar.
c. Puisi Dramatik
Puisi dramatik yaitu puisi yang melakukan perilaku seseorang
lewat gerak, dialog maupun monolog sehingga mengandung suatu
gambaran kisah tertentu.
d. Puisi Lirik
Puisi lirik yaitu puisi yang berisi luapan batin penyairnya dengan
segala endapan pengalaman, sikap, maupun suasana batin yang
melingkupinya.
e. Puisi Epigram
Puisi yang berisi nasihat tentang cara bergaul, sopan santun, ajaran
agama, dan sebagainya.
f. Puisi Didaktis
Puisi yang secara eksplisit mengandung nilai didaktis dan
pendidikan.
g. Puisi Satirik
Puisi yang berisi tentang kritik atas kepincangan atau
ketidakberesan yang terjadi pada masyarakat.
h. Romance atau Roman
Puisi yang berisi luapan perasaan seseorang terhadap kekasihnya,
tentunya luapan perasaan cinta.
i. Elegi
Puisi yang berisi ratapan seseorang tentang apa saja.
j. Ode
Puisi yang berisi tentang pujian terhadap seseorang yang berjasa
untuk bangsa, tanah air, dan negara.
27
k. Himne
Yaitu puisi yang berisi tentang pujian terhadap kekuasaan tuhan.
4. Struktur Puisi
Struktur fisik puisi terdiri atas baris puisi yang secara
bersamaanmembangun sebuah bait puisi.35
Struktur puisi yaitu unsur yang membangun puisi yang nampak
bahasanya dan biasa disebut metode. Sedangkan struktur batin puisi yaitu
sesuatu yang menjiwai sebuah puisi atau biasa disebut hakikat.
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa puisi merupakan
penggambaran perasaan penyair tentang pengamatanya terhadap dunia
sekitar. Oleh sebab itu, bahwa dalam menciptakan puisi diperlukan bekal
awal yang meliputi kepekaan pikiran dan kepekaan emosional atau
perasaan, pengetahuan dan pemahaman mengenai unsur kebahasaan,
pengetahuan tentang unsur intrinsik dan ekstrinsik pada sastra, serta
pemahaman tentang pengetahuan dan pengalaman manusia. Bekal awal
tersebut memudahkan seseorang untuk menciptakan sebuah puisi.
E. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain
penelitian tentang Peningkatan Keterampilan menulis puisi menggunakan
Media Gambar Siswa Kelas III SD Negeri Wonosari IV Kabupaten Gunung
Kidul. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rina Ayu Sih Hidayati (2015),
dijelaskan bahwa efektifitas mengikuti pembelajaran keterampilan menulis
puisi perlu adanya motivasi dan apresiasi dari seorang guru, selanjutnya
dibutuhkan juga kreatifitas membangkitkan imajinasi siswa dengan media
gambar sehingga memudahkan siswa dalam menuangkan ide atau gagasan
dalam sebuah tulisan. Dalam penelitian penulis, hal ini sangat berkaitan
karena sama – sama membahas tentang faktor-faktor yang memengaruhi
efektifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran keterampilan menulis puisi.
35
Herman J.Waluyo.,Teori dan Apresiasi Puisi, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 27.
28
Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Media
Visual Seni Mural Pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 4 Yogyakarta.
Dalam penelitian ini, Alfiani Rosdiana Rahardiani (2015) menyampaikan
bahwa ada peningkatan dalam diri siswa terhadap keterampilan menulis
puisi setelah guru melakukan uji metode menggunakan media visual seni
mural, dalam proses peningkatan itu dibutuhkan minat yang tinggi pula
yang didukung oleh motivasi guru dan orangtua. Sehingga hubungannya
dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah adanya kesamaan
dalam memunculkan faktor yang memengaruhi efektifitas belajar siswa
terhadap keterampilan menulis puisi melalui media.
Hubungan Antara Minat dan Motivasi Baca Puisi dengan
Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII bertujuan untuk mengetahui
adanya hubungan minat baca puisi dengan kemampuan menulis puisi,
hubungan motivasi baca puisi dengan kemampuan menulis puisi siswa kelas
VII MTS Se-kecamatan Gajah Kabupaten Demakyang dilakukan oleh
Ummi Rohmah (2013).
Penelitian tersebut memang tidak sama persis dengan penelitian
peneliti karena penelitian tersebut merupakan Penelitian kuantitatif.
Sementara penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian
yang menggunakan metode kualitatif deskriptif. Namun, secara jelas dalam
penelitian yang dilakukan oleh Ummi Rohmah (2013) bahwa minat dan
motivasi siswa terhadap kemampuan menulis puisi dapat dijadikan sebagai
acuan dalam penelitian ini. Dalam laporannya dinyatakan bahwa ada
kaitanya faktor kemampuan menulis siswa terhadap minat dan motivasi dari
dalam diri siswa itu sendiri serta dari lingkungan sekitar siswa sehingga
berdampak pada efektifnya kegiatan belajar mengajar di kelas.
Penelitian yang diterbitkan melalui jurnal dengan judul Peningkatan
Keterampilan Membaca Puisi Melalui Penggunaan Media Audio Visual
pada Siswa Kelas V SD Negeri Keleng 01. Dalam penelitian yang dilakukan
oleh Lina Turofingah PGSD FKIP UNS, memiliki objek yang sama yaitu
keterampilan puisi. Menurutnya, keterampilan menulis puisi di SD tersebut
29
perlu mendapatkan perhatian, sehingga minat siswa cenderung menurun.
Hal itu dikarenakan metode pengajaran yang dilakukan oleh guru kurang
menarik. Sehingga Lina memberikan solusi berupa variasi metode
menggunakan menggunakan media audio visual yang menggunakan metode
penelitian tindakan kelas dengan dilaksanakan dalam tiga siklus. Adapun
kaitannya dengan penelitian penulis adalah efektifnya penggunaan media
presentasi yang sangat mempengaruhi daya ketertarikan siswa dalam
mengikuti pembelajaran keterampilan menulis puisi. Perbedaanya ada pada
metode yang digunakan oleh penulis yaitu metode pendekatan analisis
deskriptif.
F. Kerangka Berfikir
Media power point adalah sebuah softwere yang terdapat pada sistem
komputerisasi, dalam kegiatan belajar mengajar media tersebut dapat
membantu mempermudah penyampaian dalam pembelajaran dan
menjadikan kegiatan belajar mengajar menarik dengan dibarengi kreatifitas
guru dalam menggunakannya. Sehubungan dengan efektifitas penggunaan
media tersebut, maka kegiatan proses belajar mengajar dalam kelas dapat
membatu memahamkan siswa dengan cara pemahaman yang beragam.
Siswa dalam satu kelas memiliki kepribadian dan cara belajar yang
berbeda-beda, dengan keadaan homogen tersebut media power point dalam
pembelajaran dapat menjawab seluruh kebutuhan siswa dalam satu kelas,
karena media power point ini selain mengharuskan kreatifitas guru tetapi
juga dapat membantu siswa yang sulit dalam belajar. Media power point ini
dapat membantu siswa agar memiliki keterampilan menulis dengan
memperhatikan penyampaian guru secara visual maupun audio visual yang
dimunculkan dalam wadah media presentasi (power point).
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Blimbing 1 Kecamatan Kosambi
Tangerang yang bertempat di Jalan Raya Bojongrenged No. 02 Desa Blimbing
Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang Selatan Provinsi Banten. Sekolah
tersebut dapat sukses sampai sekarang ini karena di tangani oleh Kepala Sekolah
yang bernama Sukina, S.Pd. Jumlah tenaga pendidik di sekolah itu cukup
berkualitas karena mempunyai jumlah tenaga pendidik yang cukup banyak yaitu
36 orang. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yang dimulai pada tanggal
07 Januari s.d 02 Maret 2019. Untuk lebih jelasnya kegiatan dapat dilihat dalam
tabel berikut ini:
No. Tahap Kegiatan Waktu Pelaksanaan
Januari Februari Maret
1 Perencanaan
2 Studi Lapangan
3 Pengumpulan Data
4 Pengolahan Data
5 Pelaporan Tengah
Masa Dospem
6 Pelaporan Akhir
Masa Dospem
B. Metode Penelitian
Penelitian yang digunakan dengan menggunakan dua pendekatan yaitu
kualitatif dan kuantitatif, pendekatan ini dilakukan pada metode penelitian
kombinasi (mixed methods) yaitu merupakan pendekatan penelitian yang
menggabungkan atau menghubungkan antara metode penelitian kualitatif dan
31
kuantitatif.39
Dalam penelitian ini penulis menggambarkan efektifitas penggunaan
media presentasi (power point) terhadap keterampilan menulis puisi kelas V di
SDN Blimbing 1 Kosambi Tangerang.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia,
benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, peristiwa sebagai sumber data yang memiliki
karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian.40
Sedangkan sampel adalah
sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakteristik yang sama sehingga
betul-betul mewakili populasi.41
Sampel penelitian ini ditetapkan dengan
menggunakan metode random sampling. Dengan demikian peneliti memberi hak
yang sama kepada siswa untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel..
D. Variabel Penelitian
Istilah variabel dapat diartikan bermacam-macam. Ada variabel yang
diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian.
Sering pula variabel penelitian dinyatakan sebagai faktor-faktor yang berperan
dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Dalam penelitian ini hanya terdapat
satu variabel yaitu minat belajar menulis puisi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan maka penulis menggunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Penelitian kepustakaan yaitu membaca referensi-referensi yang relevan
dengan masalah yang diteliti.
39Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: CV. Alfabeta,
2011), h. 38.
40Rasito Hermawan, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1992), h. 49.
41Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: PT. Sinar
Baru, 1989), h. 84.
32
2. Penelitian lapangan yaitu penulis mengadakan penelitian langsung ke
objek sasaran penelitian. Untuk memperoleh data-data lapangan maka
ditempuh teknik-teknik sebagai berikut:
a. Observasi yaitu mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai
tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu maupun
kelompok.42
Dalam mengadakan observasi ini, penulis mengamati apa
yang terjadi di dalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung:
bagaimana minat siswa terhadap pelajaran menulis puisi pada mata
pelajaran bahasa Indonesia.
b. Wawancara yaitu melakukan kegiatan wawancara langsung terhadap
narasumber sesuai dengan bidang yang diteliti penulis.
c. Dokumentasi yaitu mendokumentasikan kegiatan dan aktifitas penulis
selama penulis melakukan penelitian
d. Angket adalah data pendukung atau penunjang yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang
pribadinya ataupun hal-hal yang ia ketahui dalam bentuk beberapa
pertanyaan.43
Angket tersebut disebarkan kepada siswa sebagai unit
analisis. Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup yaitu
pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan jawabannya sehingga
responden tinggal memilih.
F. Instrumen Penelitian
Intrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data mengenai
minat belajar menulis puisi terdiri dari observasi, wawancara, dokumentasi dan
data penunjang yang berbentuk angket. Angket yang digunakan terdiri dari 20
soal yang disebarkan kepada 23 orang siswa. Kisi-kisi instrumen penelitian yang
penulis gunakan dalam angket adalah sebagai berikut:
42Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 1991), h. 149.
43Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1998), Cet ke-11, h. 117.
33
Tabel 1
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian tentang Minat Belajar Menulis Puisi
Variabel Penelitian Dimensi Nomor soal
Efektifitas
Penggunnaan Media
Presentasi Terhadap
Keterampilan
menulis puisi siswa
Perhatian (attention) 1, 4, 9, 13, 19
Relevansi (relevance) 2, 5, 8, 12, 15, 18
Percaya Diri
(convidence) 3, 6, 7, 10, 16, 20
Kepuasan
(satisfaction) 11, 14, 17
G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Untuk mengelola data, penulis melakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Editing yaitu memeriksa kembali jawaban daftar pertanyaan yang
diserahkan responden. Kemudian angket tersebut diperiksa satu persatu,
tujuannya untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada pada
daftar pertanyaan yang telah diselesaikan.
b. Scoring yaitu tahap pemberian skor terhadap butir-butir pernyataan yang
terdapat dalam angket. Dalam setiap pernyataan dalam angket terdapat 4
butir jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju
yang harus dipilah oleh responden. Maka penulis melakukan perhitungan
skor rata-rata dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Untuk pernyataan positif skornya:
Sangat Setuju (SS) : 4
Setuju (S) : 3
Tidak Setuju (TS) : 2
Sangat Tidak Setuju (STS) : 1
2) Untuk pernyataan negative skornya:
Sangat Setuju (SS) : 1
Setuju (S) : 2
34
Tidak Setuju (TS) : 3
Sangat Tidak Setuju (STS) : 4
c. Tabulating yaitu setelah diketahui setiap indikatornya, maka seluruh data
tersebut ditabulasikan dalam sebuah tabel untuk kemudian diketahui
perhitungannya.
2. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis secara
kualitatif yang dinamakan deskripsi analisis yaitu menggambarkan apa
adanya. Langkah pertama adalah membuat tabel frekuensi dan kemudian
dilengkapi dengan presentase. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus:
Ket: P = presentase
f = frekuensi / jumlah yang mengisi
N = jumlah responden
55
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan kajian toeri dan penelitian mengenai Efektifitas Penggunaan
Media Presentasi terhadap Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas V di SDN
Blimbing 1 Kecamatan Kosambi Tangerang yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya, maka bab ini penulis mengemukakan beberapa kesimpulan dan
saran.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas V SDN
Blimbing 1 Kecamatan Kosambi Tangerang, dapat disimpulkan beberapa
kesimpulan yaitu Efektifitas Penggunaan Media Presentasi (Power Point) terhadap
keterampilan menulis puisi di SDN Blimbing 1 Kecamatan Kosambi Tangerang
sangat efektif untuk diterapkan di sekolah tersebut, karena kebiasaan sebelumnya
yang dilakukan oleh guru pengampu kelas V dalam memberikan materi menulis
puisi khususnya masih menggunakan metode konvensional yaitu ceramah dan
Tanya jawab.
Semua faktor-faktor yang memengaruhi efektifitas penggunaan media
presentasi (power point) terhadap keterampilan menulis puisi kelas V di SDN
Blimbing 1 seperti antusias belajar siswa semakin meningkat, ketertarikan siswa
untuk membuat puisi semakin baik, dan dampak dalam kehidupan sehari-hari
siswa dapat merasakan manfaatnya dari metode pembelajaran yang menggunakan
media presentasi. Faktor-faktor tersebut harus diperhatikan oleh pihak guru,
orangtua, dan beberapa teman sepermainan agar siswa lebih bertambah lagi
semangat belajar dalam mata pelajaran yang lainnya untuk mencapai segala
sesuatu yang diinginkannya.
56
B. Saran
Mengacu pada penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan media
presentasi (power point) sangat efektif dilaksanakan di SDN Blimbing 1 ini, maka
penulis memberikan beberapa saran yaitu : Hendaknya kepada kepala Sekolah
Dasar Negeri Blimbing 1 Kecamatan Kosambi Tangerang bekerja sama dengan
lembaga Training tertentu untuk mengadakan program pelatihan dan workshop
kepada para guru tentang pentingnya penggunaan media presentasi (power point)
dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Pihak sekolah membuka ekstrakurikuler khusus terkait dengan keterampilan
di bidang kepenulisan agar siswa dapat lebih semangat belajar lagi dalam
mendalami keilmuan mereka di bidang tulis-menulis. Mengadakan perlombaan
antar kelas terkait keterampilan menulis puisi dan mengikutsertakan siswa untuk
berpartisipasi dalam kegiatan perlombaan atau kompetisi tentang Cipta Karya
Puisi dan Lomba Baca puisi di berbagai macam tingkatan.
Hal itu dilakukan agar siswa dapat mengambil manfaat sekaligus
mengimplementasikan ilmu yang di dapat dari kelas untuk di kembangkan di luar
kelas sebagaimana misi sekolah tersebut bahwa sekolah akan mencetak siswa
yang berprestasi di bidang akademik dan non akademik.
57
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
PT. RinekeCipta, 1998).
Ariyus, Dony, Keamanan Multimedia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006).
Asyhar, H. Rayandra, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, (Jakarta:
Gaung Persada (GP) Press, 2011).
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1996).
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008).
Djamarah, S.B., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 2006).
Fauzi, Ahmad., Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 1997).
Habibullah, Ahmad dkk, Efektifitas Pokjawas dan Kinerja Pengawas Pendidikan
Agama Islam, (Jakarta: PT Pena Citasatria, 2008).
Hermawan, Rasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1992).
Irwanto, Psikologi Umum, (Jakarta: PT. Total Grafika, 2003).
Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta RajawaliPers, 2007).
Mahendra, Agus., Keterampilan Gerak, Ketrampilan dan Domain Psikomotori,
2002.
Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2012).
Nurkarcana, Sumartaman Wayan, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1983).
Pradopo, Rachmat Djoko., Pengkajian Puisi, (Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 2005).
Purwanto, Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung:
Remaja Rosda Karya, 1991).
58
Rasmini, Novi dkk, Membaca dan Menulis di SD Teori dan Pengajarannya,
(Bandung: UPI, 2006).
Sanjaya, Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta, Prenada
Media Group, 2008).
Sayuti, Suminto A., Pengajaran Sastra: Pengantar Pengajaran Puisi,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007).
Sudjana, Nana dan Ibrahim., Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: PT.
Sinar Baru, 1989).
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: CV.
Alfabeta, 2011).
Susilana, Rudi & Cepi Riyana, Media Pembelajaran, Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan, dan Penilaian, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009).
Tarigan, Henry Guntur., Menulis. (Bandung: Angkasa, 2008).
Usman, M. Basyiruddin, Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002).
Lampiran 1
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)
1. LKS Pembelajaran Langsung (Direct Instruction Model )
Nama Kelompok: ________________ Kelas: ______ Tanggal: _______
Aspek Pembelajaran: Menulis Puisi.
Standar Kompetensi:
8. Mengungkapkan pikiran, dan perasaan melalui kegiatanmenulis puisi.
Kompetensi Dasar:
8.2 Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima
Indikator :
8.2.1 Mengidentifikasi puisi baru berdasarkan bait, irama, dan rima
8.2.2 Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama dan rima
8.2.3 Menilai puisi baru yang dibuat teman.
Pada pelajaran ini kamu telah mempelajari cara menulis puisi dengan memperhatikan bait, irama, dan rima. Nah, agar
kamu lebih terampil mengenali unsur-unsur puisi tersebut,kini kamu akan berlatih menganalisis beberapa puisi
menyangkut unsur-unsur yang telahdipelajari dan unsur-unsur puisi lainnya.
Lakukan hal-hal berikut sesuai dengan petunjuk!
1. Bentuklah kelompok secara heterogen. Satu kelompok terdiri atas 4-5 orang.
2. Perhatikan contoh proses penulisan puisi berikut! Perasaan yang ingin diungkapkan dalam bentuk prosa sebagai
berikut:
Tuhanku!
Sekarang ini aku dalam keadaan termangu resah dan gundah
Tetapi aku tetap berusaha menyebut nama-Mu
Biarpun sekarang ini aku merasa sungguh-sungguh susah,
Aku tetap berusaha untuk mengingat-Mu dengan segenap kekuatan hatiku.
Dari uraian perasaan di atas, pengarang melakukan pemadatan dan pemusatan. Kata-kata
yang tidak mendukung makna dibuang, bunyi kata yang tidak memiliki nilai ”rasa” diganti
atau diubah tata letaknya, sehingga seperti berikut.
Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut nama-Mu Biar susah sungguh Mengingat Kau penuh seluruh
Melihat contoh proses penulisan puisi seperti di atas, bisakah kamu melukiskan perasaankamu dalam bentuk puisi
berdasarkan tabel berikut?
1) Coba lakukan pemadatan dan pemusatan berdasarkan ungkapan perasaan berikutsehingga menjadi bentuk baris-
baris puisi!
2) Kata-kata yang tidak mendukung makna dihilangkan atau dibuang.
3) Dalam proses pemadatan dan pemusatan ini, boleh sedikit merubah susunan kata ataumengganti kata lain yang
mengandung arti yang sama.
Uraian Ungkapan Perasaan Proses Pemadatan dan Pemusatan
Apakah kita bangga terhadap bangsa ini, yang begitu ngetop
dengan berita TKW-nya yang diperkosa, disiksa, dan digantung di negara tetangga tanpa bisa berbuat apa-apa. Apakah
suatu kemajuan jika ribuan generasi penerus bangsa ini berbondong-bondong mencari kerja ke negeri orang. Katanya
bangsa kita ini bangsa yang besar! Apakah harus besar pula penganggurannya? Harus besar pula uang yang dikorupsi
para pemimpinnya? Harus orang besar saja yang dapat perlindungan, ketenangan, kesejahteraan dinegeri ini?
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)
2. LKS Pembelajaran Tak Langsung (Indirect Instruction Model )
Nama: ________________ Kelas: ______ Tanggal: ________
Aspek Pembelajaran: Menulis Puisi
Standar Kompetensi:
8. Mengungkapkan pikiran, dan perasaan melalui kegiatanmenulis puisi.
Kompetensi Dasar:
8.2 Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima
Indikator:
8.2.1 Mengidentifikasi puisi baru berdasarkan bait, irama, dan rima
8.2.2 Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama dan rima
8.2.3 Menilai puisi baru yang dibuat teman
Pada pelajaran ini kamu telah mempelajari cara menulis puisi baru. Kamu telah berlatih memadatkan kata menjadi
pilihan kata yang bermakna konotasi (diksi) dari serangkaian ilustrasi tentang keadaan atau peristiwa dan juga telah
berlatih mengenali unsur-unsur pembentuk puisi. Nah, agar kamu lebih terampil dalam menulis puisi, kini kamu kembali
berlatih menulis puisi dengan mengacu pada media Kertas contoh puisi yang telah Ibu sediakan.
Sebagai pedoman untuk berlatih menulis puisi, ikutilah langkah-langkah berikut! Buatlah puisi berdasarkan pilihan corak
perasaan Anda dengan memperhatikan bait, rima, dan irama
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
(Tuliskan juga puisimu pada LKS ini!)
Selanjutnya berilah komentar terhadap puisi teman kalian dengan menuliskannya di lembar sebaliknya. Semua
komentar akan didiskusikan pada pertemuan berikutnya.
SELAMAT BERKARYA
Lampiran 2
Puisi Anak
Bunga
Banyak sekali bunga yang bermekaran di taman sekolah
Banyak sekali warna yang yang terdapat di dalamnya
Setiap pagi ku selalu melihat bapak kebun yang begitu eloknya merawat tanaman tersebut
Tanpa lelah ia menyiram bunga itu
Dedaunan yang kering ia ambil
Dan suatu ketika
Bapak kebun berkata kepada kami
Di saat kami meyaksikannya
Hidup ini seperti ini
Jika ada yang layu
Maka ambillah
Dan suatu saat akan tumbuh lagi yang baru
Wawancara
Wawancara
Setelah kegiatan belajar mengajar dikelas selesai, penulis kemudian melakukan wawancara langsung
kepada guru yang mengampu materi pelajaran tentang pengamatan penulis terhadap kegiatan belajar siswa
terhadap keterampilan menulis puisi pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas V tersebut. Berdasarkan
hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa masing-masing siswa memiliki daya
serap dan ketertarikan tersendiri dalam mengikuti pembelajaran keterampilan menulis puisi.
Selanjutnya, guru tersebut juga mengakui bahwa metode yang digunakan selama pembelajaran
berlangsung masih menggunakan metode konvensional, yaitu ceramah dan tanya jawab. Sehingga beliau
memaklumi ketika siswanya agak kurang tertarik dengan apa yang diajarkannya. Beliau juga menambahkan
bahwa dalam pembelajaran keterampilan menulis puisi membutuhkan waktu yang intensif agar siswa dapat
fokus dan terlihat kemampuannya secara individu melalui kelas khusus menulis atau diluar jam pelajaran
sekolah. Kemudian penulis menawarkan untuk mencoba agar menggunakan media presentasi (power poin)
terhadap guru dalam mengajarkan materi menulis puisi tersebut.
Guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia tersebut menyambut baik kepada penulis untuk
mencoba memberikan materi menulis puisi dengan media power point yang berbasis audio dan audio visual.
Selanjutnya penulis diberikan kesempatan oleh pihak guru untuk menyampaikan materi menulis puisi tersebut.
Penulis menggunakan media audio visual dan visual, ditambahkannya juga alat peraga lainnya berupa properti
untuk menambah efektifitas belajar siswa dalam keterampilan menulis puisi tersebut.
Ada bebeberapa perubahan yang terjadi ketika siswa diberikan materi dengan media presentasi
tersebut. Siswa terlihat sangat memperhatikan penulis dalam menyampaikan materinya tersebut. Siswa yang
awalnya bermain kertas dan berbicara sendiri kini justru ikut memeragakan gerakan orang membaca puisi yang
penulis tayangkan melalui media power point tersebut. Siswa mendapatkan stimulus tambahan sehingga siswa
meminta penulis untuk memberikan pelajaran menulis puisi tersebut di luar jam pelajaran.
Setelah mendapatkan kesempatan dan kesepakatan dengan pihak guru pengampu, penulis memberikan
jadwal kepada beberapa siswa yang termotivasi dari cara penulis menyampaikan materi menulis puisi tersebut
45 menit belajar menulis puisi asyik bersama kak Icha. Kegiatan tersebut akhirnya berdampak positif yang
bahkan diluar dugaan penulis, mereka meminta izin kepada penulis untuk menampilkan karyanya di ajang lomba
semesteran sekolah.
Sehingga guru kelas yang sudah penulis wawancara terkait efektifnya penggunaan media presentasi
dalam keterampilan menulis puisi di kelas V tersebut memberikan apresiasi dan berjanji akan belajar lebih aktif,
kreatif serta inovatif dalam memberikan pembelajaran di kelas.
Lampiran 3
Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 3
Lampiran 4
Lembar Uji Referensi
Riwayat Penulis
Elfa Choirunissa, lahir di Tangerang 13 Juni 1995. Terlahir dari pasangan Ahmad Khanani dan Rohilah Eka
Susilawati sebagai anak pertama dari dua bersaudara Bertempat tinggal di Jl. Bojong Renged No. 1 Kp. Kresek
rawa burung Rt 01/10 Kecamatan Kosambi Teluknaga Tangerang. Pengalaman pendidikan Sekolah Dasar di
SDN BLIMBING 1, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 1 KOSAMBI, dan Sekolah Menengah Atas
di DAAR EL-QOLAM ISLAMIC BOARDING SCHOOL. Pendidikan terakhir yaitu di UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK),
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah pada Program S-1. Pengalaman organisasi yang pernah di
ikuti : Pasukan Khusus Palang Merah Remaja (PMR) SMPN 1 Kosambi, Pasukkan Khusus Paskibra Daar El-
Qolam Boarding School. “Jadi yang terbaik di antara yg baik”.