efektivitas branding terhadap minat masyarakat …
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS BRANDING TERHADAP MINAT MASYARAKAT
UNTUK MENGKONSUMSI PRODUK HASIL PERIKANAN
DI KOTA TEGAL
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Melaksanakan Penelitian
Pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Pancasakti Tegal
Oleh:
ACHMAD NASUCHA
NPM 3115500001
PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2021
Judul Skripsi : Efektivitas Branding Terhadap Minat Masyarakat
Untuk Mengkonsumsi Produk Hasil Perikanan di Kota
Tegal
Nama Mahasiswa : Achmad Nasucha
NPM : 3115500001
Program Studi : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Mengesahkan
Pembimbing I
Ir. Kusnandar, M.Si.
NIPY. 1850371962
Pembimbing II
Noor Zuhry,S.Pi.M.Si
NIPY. 108329111973
Dekan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Pancasakti
Dr. Ir. Sutaman, M.Si.
NIPY. 4150431962
ii
ii
Judul Skripsi : Efektivitas Branding Terhadap Minat Masyarakat
Untuk Mengkonsumsi Produk Hasil Perikanan di Kota
Tegal
Nama Mahasiswa : Achmad Nasucha
NPM : 3115500001
Program Studi : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Komisi Ujian Skripsi
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Pancasakti Tegal
Pembimbing I
Ir. Kusnandar, M.Si.
NIPY. 1850371962
Penguji I
Ir. Sri Mulyani, M.Si
NIPY.3451671962
Pembimbing II
Noor Zuhry,S.Pi.M.Si
NIPY. 108329111973
I
Dr. Ir. Sutaman, M.Si
NIPY.4150431962
iii
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Skripsi : Efektivitas Branding Terhadap Minat Masyarakat
Untuk Mengkonsumsi Produk Hasil Perikanan di Kota
Tegal
Nama Mahasiswa : Achmad Nasucha
NPM : 3115500001
Program Studi : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Dosen Wali
Ir. Sri Mulyani, M.Si.
NIPY. 3451671962
Skripsi ini telah dicatat di Program
Studi Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Pancasakti Tegal
Nomor :
.........................................................
Tanggal :
....................................................
a.n. Dekan
Wakil Dekan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
UPS Tegal
iv
iv
Judul Skripsi : Efektivitas Branding Terhadap Minat Masyarakat
Untuk Mengkonsumsi Produk Hasil Perikanan di Kota
Tegal
Nama Mahasiswa : Achmad Nasucha
NPM : 3115500001
Program Studi : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Skripsi ini telah disidangkan dihadapan komisi ujian
Pada tanggal 4 Februari 2021
Panitia Ujian Sarjana Perikanan
Ketua,
v
v
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Achmad Nasucha
NPM : 3115500001
Prodi : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan
Judul : Efektivitas Branding Terhadap Minat Masyarakat Untuk
Mengkonsumsi Produk Hasil Perikanan Di Kota Tegal
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya yang ditulis atau diterbitkan
orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan
karya ilmiah yang lazim.
Tegal, Februari 2021
Yang menyatakan,
Achmad Nasucha
NPM.3115500001
vi
vi
MOTTO
“Tegarlah Seperti Batu Karang”
“Wisuda Setelah 11 Semester Adalah Kesuksesan Yang Tertunda”
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkat
mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-
baik dan Kami lebihkan dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan
makhluk yang telah Kami ciptakan (QS. Al-Isra ayat 70) “
vii
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik. Karya sederhana ini ku persembahkan untuk :
1. Ibu Jolecha, Bapak Tarman, dan Achmad Husna selaku kedua orang tua dan
adik saya yang terus menerus mendukung saya tanpa lelah dalam
menyelesaikan skripsi ini, dan serta memberi motivasi maupun bantuan
dalam segala hal.
2. Bapak Ir. Kusnandar, M.Si dan Bapak Noor Zuhry, S.Pi., M.Si selaku dosen
pembimbing yang senantiasa sabar membimbing saya dari awal proposal
sampai laporan.
3. Seluruh Dosen dan Staf Tata Usaha Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
4. Semua teman-teman seperjuangan mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan yang sudah menemani serta mendukung saya.
5. Teman-teman di Himapikani, UKM FPMM, UKM Futsal, BEM UPS,
Perseman yang telah menjadi teman sekaligus keluarga baru untuk
bertukar fikir dan kehidupan.
6. Semua pihak yang telah membantu melancarkan dan menyelesaikan tugas
akhir ini.
viii
viii
ABSTRAK
ACHMAD NASUCHA (NPM: 3115500001). Efektivitas Branding
Terhadap Minat Masyarakat Mengkonsumsi Produk Hasil Perikanan di Kota
Tegal. (Dosen Pembimbing : Kusnandar dan Noor Zuhry).
Sejak dicanangkan program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan
(Gemar Ikan) oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2014,
konsumsi ikan dalam negeri meningkat, termasuk Kota Tegal. Meningkatnya
minat masyarakat untuk mengkonsumsi ikan diiringi oleh meningkatnya jumlah
gerai dan penjualan ikan olahan, baik ikan olahan berbranding maupun tidak
berbranding.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis keterkaitan branding
serta keefektifan branding terhadap minat masyarakat untuk mengkonsumsi ikan
olahan (frozen food) di Kota Tegal. Penelitian ini dilaksanakan dalam bulan
Desember 2020 dan bertempat di tiga gerai yaitu Ulam sari, Sari Ulam, Roemah
Adem.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Sampel
diambil dari 97 responden menggunakan accident sampling. Data dianalisis
dengan Skala Guttman.
Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa dari hasil uji Brand Awareness
jawaban rata-rata 87,71%, hal ini menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan
branding terhadap minat masyarakat mengkonsumsi ikan olahan (frozen food) di
Kota Tegal. Terdapat hubungan yang kuat, positif dan signifikan dari hasil uji
Koefisien Skalabilitas dibuktikan dengan perolehan Ks= 0,75 dengan hasil uji
Skala Guttman jawaban rata-rata 87,78%. Efektifitas branding terhadap minat
masyarakat untuk mengkonsumsi produk ikan olahan di Kota Tegal terbukti
positif. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang membeli di Sari
ulam, Ulam Sari, Roemah Adem.
Kata Kunci : Efektivitas Branding, Minat Masyarakat.
ix
ix
ABSTRACT
ACHMAD NASUCHA (NPM: 3115500001). The Effectiveness of Branding on
Commnities Interest in Consum Fishery Products in Tegal City. (Adviser:
Kusnandar and Noor Zuhry).
Since the Ministry of Maritime Affairs and Fisheries (KKP) launched the
Movement to Promote Fish Eating (Gemar Ikan) in 2014, domestic fish
consumption has increasing, including in Tegal City. The increasing public
interest in consuming fish is accompanied by an increase in the number of outlets
and sales of processed fish, both processed fish with proportions and unequal.
The objective of this research was to analyze the relationship between
branding and the effectiveness of branding on people's interest in consuming
frozen food in the City of Tegal, the research was conducted in December 2020
and take place in three outlets, namely Ulam Sari, Sari Ulam, Roemah Adem.
The method used in this research is a case study. Samples were taken from
97 respondents by accident sampling. Data was analyzed by Guttman Scale.
Based on the research results, it can be seen that from the results of the
Brand Awareness test the average answer is 87.71%, this shows that there is a
relationship between branding and public interest in consuming frozen food in the
city of Tegal. There is a strong, positive and significant relationship from the
results of the Scalability Coefficient test as evidenced by the acquisition of Ks =
0.75 with the Guttman Scale test results with an average answer of 87.78%. The
effectiveness of branding on people's interest in consuming processed fish
products in Tegal City is proven to be positive. This is evidenced by the large
number of people who buy at Sari Ulam, Ulam Sari,Roemah Adem.
Keywords : The Effectiveness of Branding, Commuties Interest.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skipsi yang berjudul
“Efektivitas Branding Terhadap Minat Masyarakat Untuk Mengkonsumsi Hasil
Perikanan di Kota Tegal”. Pada kesempatan ini perkenankan penulis
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu
dalam penyusunan skripsi ini, yaitu:
1. Ir. Kusnandar, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan arahan.
2. Noor Zuhry, S.Pi.M,Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan arahan.
3. Heru Kurniawan A, S.Kel., M.Han., selaku Ketua Program Studi
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
4. Ir. Sri Mulyani, M.Si, selaku Wakil Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Pancasakti Tegal yang merangkap selaku Dosen Wali.
5. Dr. Ir. Sutaman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Pancasakti Tegal.
6. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi.
Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi yang telah tersusun ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
khususnya penulis sendiri.
Tegal, Februari 2021
Penulis
ii
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 3
1.3 Pendekatan Masalah ............................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7
2.1 Brand (Merek) ........................................................................................ 7
2.1.1 Peranan dan Kegunaan Merek ....................................................... 9
2.1.2 Unsur Brand ................................................................................ 10
2.1.3 Citra Merek .................................................................................. 11
2.1.4 Brand Awareness (Kesadaran Merek) ......................................... 12
2.2 Pengertian Minat ................................................................................... 14
2.2.1 Minat Beli .................................................................................... 14
2.3 Pengertian Masyarakat.......................................................................... 16
2.4 Sumberdaya Perikanan ......................................................................... 17
2.4.1 Perikanan ..................................................................................... 17
2.4.2 Pengolahan Hasil Perikanan ........................................................ 18
2.4.3 Makanan beku (frozen food) ........................................................ 19
BAB III MATERI DAN METODE ................................................................... 20
3.1 Materi .................................................................................................... 20
3.2 Metode Penelitian ................................................................................. 20
3.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 21
3.3.1 Data Sekunder ............................................................................. 21
3.3.2 Data Primer .................................................................................. 22
3.3.3 Penentuan Sampel ....................................................................... 22
3.4 Analisis Data ......................................................................................... 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 28
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................................... 28
4.2 Deskripsi Responden ............................................................................ 36
4.3 Pengujian Instrumen Penelitian ............................................................ 39
iii
iii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 48
5.1 KESIMPULAN .................................................................................... 48
5.2 SARAN ................................................................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 49
LAMPIRAN ......................................................................................................... 52
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. 60
iv
iv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
1. Skala Pendekatan Masalah ......................................................................... 4
v
v
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1. Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Laut Tegal ................................. 30
2. Produksi Perikanan Darat Kota Tegal ..................................................... 31
3. Pendapatan Ulam Sari .............................................................................. 32
4. Pendapatan Sari Ulam .............................................................................. 34
5. Pendapatan Roemah Adem ...................................................................... 36
6. Profil Responden Menurut Umur ............................................................. 37
7. Profil Respondsen Menurut Pekerjaan ..................................................... 38
8. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Non Responden .................................... 39
9. Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Non Responden ................................ 40
10. Hasil Kuisioner Penelitian Dengan Distribusi Frekuensi ........................ 44
vi
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Peta Penelitian ......................................................................................... 54
2. Kuesioner penilaian kriteria minat masyarakat untuk
Mengkonsumsi produk hasil perikanan di Kota Tegal ............................ 54
3. Hasil Kuisioner Penelitian ....................................................................... 56
4. Dokumentasi Penelitian .......................................................................... 59
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2004 membuat
program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemar Ikan) yang bertujuan
untuk mengkampanyekan kasadaran publik tentang pentingnya manfaat makan
ikan sejak dini karena banyak kandungan gizi yang terdapat pada ikan serta sangat
penting untuk pertumbuhan dan kecerdasan otak. Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) melalui Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemar Ikan)
sebagai bentuk pengaplikasian UU Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan, dalam
pasal 1 Undang-Undang tersebut menjelaskan kedaulatan pangan adalah hak
negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan pangan yang
menjamin hak atas Pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat
untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumberdaya lokal.
KKP dalam pelaksanaan gerakan ini berharap agar bisa meningkatkan minat serta
kesadaran masyarakat dalam memandang pentingnya mengkonsumsi hasil-hasil
perikanan, mengingat hal itu juga sebagai bentuk apresiasi terhadap jati diri
bangsa Indonesia dengan kekayaan sumberdaya perikanan yang sangat berlimpah.
KKP juga menjelaskan untuk meningkatkan gizi masyarakat Indonesia serta
minat untuk mengkonsumsi ikan perlu terus ditingkatkan, karena ikan diharapkan
menjadi salah satu sumber protein utama dalam pola konsumsi dan budaya
masyarakat Indonesia. Pelaksanaan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan
(Gemar Ikan) bukan hanya tugas dari Kementerian Kelautan dan Perikanan
2
namun juga tugas bersama antar instansi terkait dengan seluruh komponennya,
karena dengan meningkatnya tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia akan
turut mendukung pemerintah dalam mempersiapkan generasi muda yang
berkualitas. Tingkat konsumsi ikan nasional tahun 2015 mencapai 41,11
kg/kapita/tahun, 2016 mencapai 43,94 kg/kapita/tahun, 2017 mencapai 47,34
kg/kapita/tahun, 2018 mencapai pragnosa 50,69 kg/kapita/tahun. (KKP, 2018).
Perkembangan dari kurun waktu sekarang dengan meningkatnya minat
masyarakat Indonesia untuk mengkonsumsi ikan telah banyak bermunculan jenis-
jenis produk hasil perikanan, baik yang mempunyai branding (merek) maupun
tidak mempunyai branding (merek). Akan tetapi di Kota Tegal minat masyarakat
untuk mengkonsumsi produk hasil perikanan baik yang mempunyai branding
(merek) maupun tidak mempunyai branding (merek) masih terbilang kurang
adanya perhatian dari beberapa stakeholder.
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai “efektivitas branding
terhadap minat masyarakat untuk mengkonsumsi produk hasil perikanan di Kota
Tegal” agar dapat mengetahui keminatan masyarakat untuk mengkonsumsi hasil
perikanan di Kota Tegal.
3
1.2 Rumusan Masalah
Seiring dengan hasil perikanan yang sangat melimpah menjadikan industri
pengolahan hasil perikanan di Indonesia semakin meningkat, hal ini mendorong
tumbuhnya pelaku usaha di bidang perikanan khususnya di Kota Tegal. Ada tiga
jenis bidang usaha pemasaran ikan, yaitu : (1) ikan segar, (2) ikan yang diawetkan
dan (3) ikan yang diolah.
Produk hasil perikanan adalah pengolahan perikanan dimana hasil perikanan
diolah kembali dari bahan ikan segar baik itu ikan laut maupun ikan budidaya
menjadi bentuk lain. Salah satu dari produk hasil perikanan yaitu makanan beku
(frozen food), di Kota Tegal sudah banyak yang menjual frozen food dengan
berbagai macamnya seperti dimsum, keong racun, lumpia dan lain-lain.
Masyarakat Kota Tegal sangat antusias dengan frozen food, hal itu ditandai
oleh banyaknya gerai-gerai pelaku usaha perikanan yang menjual frozen food baik
yang menggunakan brand maupun tidak menggunakan brand. Belum diketahui
secara pasti, apakah masyarakat lebih memilih frozen food yang mempunyai
branding ataupun tidak mempunyai branding, oleh sebab itu perlu dilakukan
penelitian tentang “Efektivitas Branding Terhadap Minat Masyarakat Untuk
Mengkonsumsi Produk Hasil Perikanan di Kota Tegal”.
4
1.3 Pendekatan Masalah
Adanya pengolahan perikanan di Kota Tegal minat masyarakat terhadap
produk hasil perikanan mulai beragam karena bermunculan pengolahan yang
beragam seperti frozen food. Gerai yang menjual frozen food ada beberapa yang
langsung menjual kepada konsumen ataupun konsumen datang ke gerai tersebut
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi konsumen.
Berikut adalah skema pendekatan masalah penelitian :
INPUT
PROSES
OUTPUT
Umpan Balik
Gambar 1. Skema Pendekatan Masalah
Keterangan :
Batas Skema :
Hubungan Langsung :
Umpan Balik :
Uraian Pendekatan Masalah :
1. Pelaku usaha pemasaran produk ikan olahan (frozen food), ada yang
memasarkan produk berbranding ataupun tidak berbranding.
2. Masyarakat dalam memperoleh produk dapat dilakukan dengan cara
mendatangi gerai/pesan antar.
3. Produk olahan yang di konsumsi masyarakat, ada yang bermerek dan tidak
bermerek tergantung dari selera dan kemampuan masing-masing konsumen.
EFEKTIVITAS
BRANDING Minat
Masyarakat
Untuk
Mengkonsumsi
Ikan Olahan
(frozen food)
Hasil Penelitian
Analisis Data
Kesimpulan
5
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Menganalisis keterkaitan branding terhadap minat masyarakat untuk
mengkonsumsi ikan olahan (frozen food) di Kota Tegal.
2. Keefektifan branding dalam minat masyarakat untuk mengkonsumsi ikan
olahan (frozen food) di Kota Tegal.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis.
Hasil penelitian ini digunakan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
dosen pembimbing dan sekaligus dapat dijadikan bahan pengetahuan serta
menambah wawasan yang didapat melalui teori dan penelitian yang dilakukan.
2. Bagi Mahasiswa.
Sebagai bahan acuan dan reverensi dalam pengembangan ilmu di program
studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Kelautan
Unversitas Pancasakti Tegal.
3. Bagi Pemerintah.
Sebagai bahan acuan dan referensi dalam perkembangan sumberdaya
perikanan dan ekonomi di Kota Tegal.
6
1.6 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan dalam bulan Desember 2020 di tiga gerai yaitu :
(1) Roemah Adem, (2) Sari Ulam dan (3) Ulam Sari Kota Tegal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Brand (Merek)
Brand (merek) menurut Landa (2006) adalah bukan sekedar merek atau
nama dagang dari sebuah produk, jasa, atau perusahaan. Namun semuanya yang
berkaitan dengan hal-hal yang kasat mata dari sebuah merek mulai dari nama
dagang, logo, ciri visual, citra, kredibilitas, karakter, kesan, persepsi, dan
anggapan yang ada di benak konsumen perusahaan tersebut.
Namun menurut Kotler (2009) pengertian branding adalah pemberian nama,
istilah, tanda, symbol, rancangan, atau kombinasi dari kesemuanya, yang dibuat
dengan tujuan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa atau kelompok penjual
dan untuk membedakan dari barang atau jasa pesaing.
Merek menurut Kertajaya (2010) mendefinisikan merek sebagai “asset yang
menciptakan nilai bagi pelanggan dengan meningkatkan kepuasan dan
menghargai kualitas”.
Salah satu hal yang memegang peranan penting dalam pemasaran adalah
merek. Terdapat beberapa perbedaan antara produk dengan merek. Produk
merupakan sesuatu yang di hasilkan oleh pabrik dan mudah ditiru oleh pesaing.
Sedangkan merek merupakan sesuatu yang dibeli oleh konsumen, memiliki nilai
dan identitas atau ciri tertentu yang dilindungi secara hukum sehingga tidak dapat
ditiru oleh pesaing. Merek mempengaruhi persepsi konsumen terhadap produk
yang akan dibeli maka persaingan antar perusahaan adalah persaingan persepsi
bukan produk (Tjiptono, 2011).
8
Menurut Surachman (2008) terdapat enam tingkat pengertian merek,
diantaranya :
1. Atribut
Setiap merek memiliki atribut. Atribut ini perlu dikelola dan
diciptakan agar konsumen dapat mengetahui dengan pasti atribut-
atribut apa saja yang terdapat dalam suatu merek. Misalnya: KFC
menyiratkan restoran cepat saji yang memiliki kualitas produk yang
aman, enak, dan terjamin serta pelayanannya yang cepat.
2. Manfaat
Merek sebagai atribut mempunyai dua manfaat yaitu manfaat
emosional dan manfaat fungsional. Atribut “mudah didapat” dapat
diterjemahkan sebagai manfaat fungsional. Atribut “mahal” dapat
diterjemahkan sebagai manfaat emosional.
3. Nilai
Merek juga harus menyatakan nilai bagi produsennya. Sebagai
contoh: PT. Fastfood Indonesia (KFC) dinilai sebagai restoran cepat
saji yang ramah, cepat, bergengsi, dan merupakan pemimpin industry
makanan cepat saji. Dengan demikian, produsen KFC juga mendapat
nilai tinggi di masyarakat. Maka, produsen dapat mengetahui
kelompok-kelompok pembeli yang mencari nilai-nilai ini.
9
4. Budaya
Merek mewakili budaya tertentu. Misalnya: KFC melambangkan
budaya Amerika yang mandiri, efisien dan prestige.
5. Kepribadian
Merek dapat mencerminkan kepribadian tertentu. Sebagai contoh:
KFC menyiratkan mahasiswa yang efisien waktu atau keluarga yang
senang berkumpul bersama.
6. Pemakai
Merek menunjukan jenis konsumen yang membeli atau memakai
merek tersebut, maka dari itu para penjual menggunakan analogi
untuk dapat memasarkan mereknya kepada konsumen. Misalnya :
KFC cenderung memasarkan mereknya kepada para mahasiswa dan
keluarga dibandingkan kepada pengusaha.
Pengertian keenam tingkat merek diatas menunjukan bahwa merek bukan
hanya berfungsi sebagai lambang atau simbol dari sebuah produk, melainkan
lebih daripada itu, dimana merek tersebut merupakan satu kesatuan dari sebuah
produk dan tidak dapat dipisahkan.
2.1.1 Peranan dan Kegunaan Merek
Merek adalah salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam
membandingkan produk-produk yang sejenis. Kotler (2009) berpendapat bahwa
merek memiliki peranan dilihat dari sudut pandang produsen, dimana merek
memiliki peranan sebagai berikut:
10
1. Merek memudahkan proses pemesanan dan penelusuran produk.
2. Merek membantu mengatur catatan persediaan dan catatan akuntansi.
3. Merek menawarkan perlindungan hukum atas ciri dari keunikan
produk yang dimiliki.
4. Merek menandakan tingkat kualitas tertentu sehingga pembeli yang
puas akan melakukan pembelian berulang (loyalitas konsumen).
5. Merek dapat menjadi alat yang berguna untuk mengamankan
keunggulan kompetitif.
2.1.2 Unsur Brand
Menurut Wheeler (2012) memaparkan bahwa ada beberapa elemen yang
menjadikan suatu brand dapat berjalan dengan baik, beberapa diantaranya :
1. Identitas Visual
Suatu tanda visual yang digunakan untuk merepresentasikan suatu
brand, biasanya hadir dalam bentuk simbol (logogram), atau teks
(logotype), atau perpaduan keduanya.
2. Brand Management
Pengontrolan bagaimana suatu merek dipresentasikan di tiap media
komunikasi, baik melalui iklan, acara ataupun bentuk service.
3. Brand Strategy
Brand strategy adalah langkah-langkah yang meliputi berbagai
strategi dalam membentuk suatu citra lewat berbagai cara.
11
4. Brand Position
Brand position adalah bagaimana posisi suatu brand diantara brand
lainnya yang bergerak dalam bidang sejenis.
5. Brand Image
Di antara elemen-elemen tersebut, identitas visual dan brand image
adalah yang pertama kali berkomunikasi secara langsung dengan
konsumen, menurut Wheeler (2012) identitas visual adalah hal yang
pertama kali membawa citra utama dari suatu brand dan
menyampaikannya kepada konsumen dan menjadikannya esensial.
Untuk itu identitas visual diperlukan agar suatu merek dapat dikenali,
dibedakan serta dapat menyampaikan pesan tertentu.
2.1.3 Brand Image (Citra Merek)
Menurut Rangkuti (2008) brand image adalah sekumpulan asosiasi merek
yang terbentuk dan melekat di benak konsumen.
Berdasarkan pengertian citra merek di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
citra merek terbentuk dari presepsi yang telah lama terdapat di pikiran konsumen.
Setelah melalui tahap yang terjadi dalam proses presepsi, kemudian dilanjutkan
pada tahap keterlibatan konsumen dalam pembelian. Level keterlibatan ini selain
mempengaruhi persepsi juga mempengaruhi fungsi memori.
12
Hapsari (2008) mengambil beberapa kesimpulan tentang brand image
sebagai berikut:
1. Brand image mempengaruhi pola pikir dan pandangan konsumen
mengenai merek secara keseluruhan.
2. Brand image bukan hanya merupakan sebuah pemberian nama yang
baik melainkan bagaimana cara menegenalkan produk kepada
konsumen agar menjadi memori bagi konsumen dalam membentuk
suatu persepsi akan sebuah produk.
3. Brand image memegang kepercayaan, pemahaman, dan persepsi
konsumen terhadap suatu merek.
4. Brand image merupakan asosiasi yang muncul dalam benak
konsumen dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu terhadap suatu
merek.
5. Brand image yang baik dapat meningkatkan penjualan produsen serta
menghambat kegiatan pemasaran pesaing.
6. Brand image merupakan faktor penting dalam keputusan pembelian
konsumen hingga konsumen menjadi loyal terhadap merek tertentu.
2.1.4 Brand Awareness (Kesadaran Merek)
Sadat (2009) menyatakan Brand Awareness atau kesadaran merek
mengenali dan mengingat kembali sebuah merek yang merupakan langkah awal
untuk membangun sebuah merek produk. Aspek paling penting dari brand
awareness adalah bentuk informasi dalam ingatan ditempat yang pertama. Sebuah
13
titik ingatan brand awareness adalah penting sebelum brand association dapat
dibentuk. Ketika konsumen memiliki waktu yang sedikit untuk melakukan
konsumsi, kedekatan dengan nama merek akan cukup untuk menentukan
pembelian.
Ferrinadewi (2008) menyatakan tingkat brand awareness dapat diukur
dengan meminta konsumen menyebutkan nama brand yang mana yang dianggap
akrab oleh konsumen. Apakah pengingatan ulang atau brand awareness sudah
mulai memadai tergantung pada di mana dan kapan suatu keputusan pembelian
dilakukan. Strategi brand awareness yang tepat tergantung pada seberapa terkenal
brand tersebut. Tujuan promosi adalah untuk memelihara tingkat brand
awarenesse yang sudah tinggi.
Adapun tingkatan brand awareness menurut Saputra dan Yusa (2019) adalah :
1. Unaware of a brand (tidak menyadari merek) adalah tingkat paling
rendah dalam piramida brand awarenesse dimana konsumen tidak
menyadari adanya suatu merek.
2. Brand recognition (pengenalan brand) adalah tingkat minimal brand
awareness, dimana pengenalan suatu merek muncul lagi setelah
dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan (aided recall).
3. Brand recall (pengingat kembali merek) adalah pengingatan kembali
merek tanpa bantuan (unaided recall).
4. Top of Mind (puncak pikiran ) adalah merek yang disebutkan pertama
kali oleh konsumen atau yang pertama kali muncul tersebut
14
merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam benak
seorang konsumen.
2.2 Pengertian Minat
Slameto (2010) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan
pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Menurut Syah (2011)
minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan
yang besar terhadap sesuatu. Kesimpulannya minat adalah sebuah ketertarikan
dari rasa dan gairah seseorang untuk mendapatkan sesuatu apa yang di
inginkannya dengan konsisten dan jika mendapatkan apa yang diinginkannya
seseorang akan merasakan kepuasan dan rasa senang di dalam dirinya.
2.2.1 Minat Beli
Menurut Sukmawati (2012) minat beli merupakan bagian dari komponen
perilaku dalam sikap mengkonsumsi. Minat beli konsumen adalah tahap dimana
konsumen membentuk pilihan mereka diantara beberapa merek yang tergabung
dalam perangkat pilihan. Kemudian pada akhirnya melakukan suatu pembelian
pada suatu alternatif yang paling disukainya atau proses yang dilalui konsumen
untuk membeli suatu barang atau jasa yang didasari oleh bermacam
pertimbangan.
Minat beli adalah perilaku konsumen yang menunjukan sejauh mana
komitmennya dalam melakukan pembelian. Adapun faktor yang membentuk
minat beli konsumen menurut Kotler (2009) yaitu :
15
1) Sikap orang lain
Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai
seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu, intensitas sifat negatif
orang lain terhadap alternative yang disukai konsumen dan motivasi
konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.
2) Faktor situasi yang tidak terantisipasi
Faktor ini nantinya akan dapat mengubah pendirian konsumen
dalam melakukan pembelian. Hal tersebut tergantung dari pemikiran
konsumen sendiri, apakah dia percaya diri dalam memutuskan akan
membeli suatu barang atau tidak.
Menurut Lucas dan Britt (2012) terdapat empat faktor yang mempengaruhi
minat beli consume, antara lain :
a. Perhatian (Attention)
Adanya perhatian yang besar dari konsumen terhadap suatu produk
(barang atau jasa).
b. Ketertarikan (Interest)
Menunjukkan adanya pemusatan perhatian dan perasaan senang.
c. Keinginan (Desire)
Adanya dorongan untuk ingin memiliki.
d. Keyakinan (Conviction)
Adanya perasaan percaya diri individu terhadap kualitas, daya
guna, dan keuntungan dari produk yang akan di beli.
16
2.3 Pengertian Masyarakat
Masyarakat dalam bahasa inggris di sebut “society” asal kata “sociuc” yang
berarti kawan. Adapun kata “masyarakat” berasal dari bahasa Arab yaitu “syirk”
yang berarti bergaul atau dalam bahasa ilmiahnya adalah saling berinteraksi.
Suatu kesatuan manusia yang dapat mempunyai prasarana melalui warga-
warganya dapat saling berinteraksi. Definisi lain, masyarakat adalah kesatuan
hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang
bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Kontinuitas
merupakan kesatuan masyarakat yang memiliki keempat ciri yaitu : 1) Interaksi
antar warga-warganya, 2) Adat istiadat, 3) Kontinuitas waktu, 4) Rasa identitas
kuat yang mengikat semua warga (Koentjaraningrat, 2009).
Adapun dari pengertian lain menurut Jamaludin (2017) bahwa masyarakat
adalah sekelompok manusia yang bertempat tinggal di daerah tertentu dalam
kurun waktu yang relatif lama, memiliki norma yang mengatur kehidupannya
menuju tujuan yang dicita-citakan bersama dan ditempat tersebut, anggota-
anggotanya melakukan regenerasi.
Dari beberapa pendapat yang sudah di kemukaan penulis menyimpulkan
bahwa pengertian masyarakat adalah satu kesatuan manusia (sosial) yang hidup di
suatu tempat dan saling berinteraksi antar satu dengan yang lainnya, sehingga
memunculkan suatu aturan (adat/norma) baik secara tertulis maupun tidak tertulis
dan membentuk suatu kebudayaan.
17
2.4 Sumberdaya Perikanan
Secara umum sumberdaya alam dapat diklasifikasikan ke dalam dua
kelompok, yaitu sumberdaya yang tidak dapat di perbaharui (non-renewable)
yang terhabiskan (ekhaustable). Sumberdaya yang termasuk dalam kelompok
sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui seperti sumberdaya mineral, logam,
minyak dan gas bumi. Sedangkan jenis sumberdaya yang termasuk ke dalam
kelompok yang dapat diperbaharui adalah ikan (Fauzi, 2006).
Sumberdaya ikan perlu dikelola karena merupakan sumberdaya hayati yang
dapat diperbaharui (renewable). Namun dapat mengalami deplesi atau kepunahan
Sumberdaya ikan memiliki kelimpahan yang terbatas, sesuai dengan daya dukung
(carryng capacity) habibatnya. Sumberdaya ikan dikenal sebagai sumberdaya
milik bersama (common property) yang rawan terhadap tangkap lebih (over
fishing) (Monintja dan Yusfiandayani 2001).
2.4.1 Perikanan
Menurut Undang-Undang No.45 Tahun 2009 tentang perikanan dalam pasal
1 menjelaskan perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan
pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari
praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan
dalam suatu sistem bisnis perikanan.
Perikanan darat adalah semua usaha perikanan yang tidak dilakukan di laut
luas seperti perikanan air tawar, tambak, kolam dan sebagainya. Khusus perikanan
18
di laut ahli biologi kelautan membedakan perikanan laut kedalam dua kelompok
yaitu kelompok ikan pelagis (ikan yang hidup pada bagian permukaan) dan jenis
ikan demersal (ikan yang hidup di dasar laut). Kelompok ikan pelagis diantaranya
ikan cakalang, tuna, layang, kembung, lamun, dan lain-lain. Sedangkan jenis
demersal seperti udang, kepiting kakap merah dan lain-lain (KKP, 2019).
2.4.2 Pengolahan Hasil Perikanan
Pemanfaatan hasil perikanan di masyarakat sudah berkembang sangat pesat,
dapat ditemukan sangat banyak produk-produk hasil perikanan. Daging ikan
merupakan bahan yang dapat diolah menjadi berbagai produk pangan seperti
sosis, baso, nugget. Daging ikan dapat dibuat menjadi surimi yang selanjutnya
dapat dijadikan sebagai bahan baku berbagai produk hasil olahan (Rostini, 2013).
Daging ikan juga dapat ditambahkan ke produk yang lain seperti kicimpring
(Kurniawati et al., 2015), donat (Wijaya, 2015), biskuit, roti (Djafar, 2003) dan
sebagainya, yang bertujuan antara lain untuk memenuhi gizi terutama protein,
selera masyarakat yang beragam sehingga ada alternatif dalam menyajikan menu
baru dan meningkatkan tingkat penerimaan dengan tidak mengurangi kualitas
produk akhir. Upaya penganekaragaman produk olahan ikan diutamakan pada
produk-produk yang biasa dikonsumsi masyarakat sehingga peluang produk
diterima dan dipasarkan akan lebih besar (Rostini et al., 2018).
19
2.4.3 Frozen Food (Makanan Beku)
Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin padatnya rutinitas sehari-
hari, setiap orang menuntut untuk mendapatkan makanan yang praktis dimasak
dan cepat saji. Salah satu yang ditawarkan oleh industri pangan adalah makanan
beku (frozen food). Makanan beku (frozen food) memberikan kepraktisan untuk
konsumennya. Penyajiannya yang praktis, hanya tinggal dihangatkan saja
beberapa menit lalu dapat langsung di konsumsi (Yunitasari et al., 2014)
Makanan beku olahan atau yang dikenal dengan frozen food merupakan
hasil dari metode pengawetan makanan yang dilakukan dengan cara menurunkan
suhu hingga titik beku, hal ini bertujuan untuk memperlambat proses
pembusukan. Frozen food pada awalnya diciptakan dan ditujukan untuk seseorang
yang terlalu sibuk, tidak mau atau tidak mampu menyiapkan makanan untuk
dirinya sendiri (Lovell, 2011). Menurunnya temperatur dan menghilangnya
ketersediaan air akan menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan aktivitas
enzim di dalam makanan, menyebabkan makanan menjadi lebih awet dan tidak
mudah membusuk (Sasongko, 2016).
Jadi bisa disimpulkan makanan beku (frozen food) adalah sebuah hasil dari
perkembangan zaman yang ditawarkan untuk masyarakat modern agar dapat lebih
mudah dan praktis menyajikan makanan yang hanya tinggal di hangatkan saja
dengan berbagai produk dan tidak akan merubah cita rasa dari asal makanan
tersebut.
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1 Materi
Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah konsumen produk olahan
ikan (frozen food) di Kota Tegal. Alat yang dibutuhkan dalam penelitian ini
adalah :
1. Alat dokumentasi berupa foto/kamera.
2. Alat tulis.
3. Kuisioner yang digunakan untuk mewawancarai responden.
3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus melalui
pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian kuantitatif sebagaimana dikemukakan
oleh Sugiyono (2013) yaitu : “Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah di
tetapkan”.
Menurut Sugiyono (2013) pengertian deskriptif adalah metode yang
berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang di
teliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa
melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum.
21
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2013) kuisioner (angket) merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat kuisioner
atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuisioner adalah
teknik penelitian yang dilakukan dengan menyebar angket, sehingga dalam waktu
yang relative singkat dapat menjangkau banyak responden (Sangadji, 2010).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kuisioner merupakan teknik pengumpulan
data dengan menggunakan pertanyaan yang telah disusun secara sistematis
berdasarkan variabel untuk mendapatkan data dari responden, baik dilakukan
secara langsung maupun tidak langsung. Teknik pengumpulan data yang akan
dilakukan peneliti adalah dengan wawancara menggunakan kuesioner, yaitu
dengan kegiatan pengisian daftar pertanyaan dalam melakukan wawancara dengan
responden masyarakat yang berada di Kota Tegal. Data yang dikumpulkan terdiri
dari dua macam yaitu data primer dan data sekunder.
3.3.1 Data Sekunder
Data sekunder merupakan pengumpulan data dengan cara mempelajari
buku-buku laporan, penelitian sebelumnya, peraturan-peraturan, peta dan bentuk
publikasi lainnya. Sumber data berasal dari pemerintah pusat atau pemerintah
daerah dari dinas/instansi terkait dengan penelitian, yaitu : Dinas Perikanan,
Kantor Pelabuhan Perikanan Pantai, Badan Pusat Statistik. Data yang
22
dikumpulkan meliputi keadaan umum kawasan, luas wilayah dan jumlah
masyarakat di Kota Tegal.
3.3.2 Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengamatan langsung
(observasi) di lapangan, serta melakukan wawancara langsung dengan masyarakat
yang berada di Kota Tegal serta dengan pelaku usaha perikanan yang
menggunakan branding, sesuai dengan daftar pertanyaan pada kuisioner
(Sugiyono, 2013).
3.3.3 Penentuan Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2013). Jumlah populasi masih dalam ukuran perkiraan
dengan jumlah yang tak pasti, maka peneliti menggunakan penentuan populasi
dengan rumus (Wibisono, 2003) dalam (Riduwan, 2015), jika digunakan untuk
mengestimasi µ kita dapat (1-ɑ)% yakin bahwa error tidak melebihi nilai e
tertentu apabila ukuran sampelnya sebesar n, dimana apabila nilai σ tidak
diketahui, kita dapat menggunakan s dari sampel sebelumnya (untuk n > 30) yang
memberikan estimasi terhadap σ, maka standar deviasi populasinya adalah 0,25.
Apabila peneliti ingin menggunakan tingkat presisi 5% dan tingkat
kepercayaannya 95%, dan eror estimasi µ kurang dari 0,05. Karena α = 0,05,
maka Z0,05 = 1,96.
23
n =
Keterangan:
n = Jumlah Sampel
Zα/2 = Nilai yang di dapat jika populasi > 30 dengan tingkat kepercayaan 95 %
(1,96)
σ = Standar deviasi populasi (0,25)
e = Tingkat kesalahan (0,05)
n = = 96,04
Hasil yang diperoleh untuk menentukan jumlah sampel dengan tingkat
kepercayaan 95% adalah 96,04.
Menurut Jendra et al. (2015) dan Rasyid et al. (2017) apabila jumlah
populasi dalam sebuah penelitian belum diketahui jumlahnya, maka berdasarkan
hasil perhitungan rumus Wibisono dibulatkan menjadi 97 responden.
Jumlah sampel yang telah dihitung menggunakan rumus Wibisono, yaitu 97
responden maka mengambil semua populasi untuk dijadikan sebagai sampel
penelitian, namun dibagi dalam 3 tempat penelitian yaitu di Roemah Adem 32
pengunjung, Sari Ulam 32 pengunjung dan Ulam Sari 33 pengunjung yang
dimana semua terletak di Kota Tegal.
Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan Accidental Sampling.
Menurut Sugiyono (2013) Accident Sampling adalah teknik pengambilan sampel
secara kebetulan bertemu dengan peneliti yang dianggap cocok dengan
Zα/2.σ
e
(1,96).(0,25)
0,05
2
2
24
karakteristik sampel yang di tentukan, dan akan dijadikan sampel yang telah
dihitung menggunakan rumus Wibisono.
3.4 Analisis Data
Analisis data untuk mengukur kuesioner yang akan di bagikan kepada
responden nantinya akan diuji melalui pengujian Validitas dan Pengujian
Reliabilitas.
a. Pengujian Validitas
Berkaitan dengan pengujian validitas instrument Arikunto (2010)
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan validitas adalah suatu alat ukur
yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Jika
instrument dikatakan valid berarti menunjukan alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan data itu valid sehingga valid berarti instrument tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sugiyono,
2013). Setelah data didapat dan ditabulasikan, maka pengujian validitas
konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan
antara skor item instrument dengan rumus Pearson Product Moment yaitu :
thitung =
Dimana:
rhitung = Koefisien korelasi
∑Xi = Jumlah skor item
n(∑XY) – (∑X).( ∑Y)
√{n. ∑X2-(∑X)
2 }.{n. ∑Y
2-(∑Y)
2}
25
∑Yi = Jumlah skor total (seluruh item)
N = Jumlah responden
Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus : thitung =
Dimana:
t = Nilai thitung
r = Koefisien korelasi hasil rhitung
n = Jumlah responden
b. Pengujian Reliabilitas
Menurut Arikunto (2010), reliabilitas menunjukan pada pengertian bahwa
instrument dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas instrumen merupakan
syarat pengujian validitas instrumen, karena itu instrumen yang valid
umumnya pasti reliabel tetapi pengujian reliabilitas instrumen perlu
dilakukan. Pengujian reliabilitas instrument dilakukan dengan consistency
dengan teknik belah dua (split half) yang dianalisis dengan rumus Spearman
Brown.
r11 =
Dimana:
r11 = Koefisien reliabilitas internal seluruh item
rb = Korelasi Product Moment antara belahan awal-akhir
r √n-2
√1-r2
2.rb
1 = rb
26
Analisis data yang digunakan adalah dengan metode Skala Guttman.
Menurut Sugiyono (2013) Skala Guttman adalah skala pengukuran dengan tipe
ini, akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”, “benar-salah”, “pernah-
tidak pernah”, “positif-negatif” dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa
data interval atau rasio dikotomi (dua alternatif), maka dalam Skala Guttman
hanya ada dua interval yaitu “setuju” atau “tidak setuju”. Skala Guttman dapat
dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist,
jawaban dibuat skor tertinggi satu dan terendah nol.
Koefisien reprodusibilitas, yang mengukur derajat ketepatan alat ukur dibuat
(yaitu pertanyaan) dihitung dengan rumus :
Kr = 1 -
Keterangan :
Kr = Koefisien reprodusibilitas
e = Jumlah eror
n = Total kemungkinan jawaban, yaitu jumlah pertanyaan x jumlah
responden
Langkah selanjutnya adalah mencari koefisien skalabilitas yang dicari
dengan rumus :
Ks = 1 -
e
n
e
p
27
e
0,5m
e
0,5m
Keterangan :
Ks = Koefisien skalabilitas
e = Jumlah eror
p = Jumlah kesalahan yang di harapkan
Kemungkinan jumlah kesalahan yang diharapkan dicari demikian jika
jawaban yang diberikan adalah ya atau tidak, atau dicek dan tidak dicek, maka
kemungkinan mendapat jawaban yang benar adalah 0,5. Jumlah kemungkinan
yang diharapkan adalah 0,5 x m yaitu kemungkinan memperoleh cek dikalikan
dengan total kesalahan. Dengan demikian p = 0,5 x m, dan rumus di atas menjadi
Ks = 1 - skala yang mempunyai Ks > 0,6 sudah dianggap baik, maka
koefisien skalabilitas dari penelitian ini adalah :
Ks = 1 -
Dari hasil koefisien skalabilitas diatas maka skala yang mempunyai Ks > 0,6
sudah dianggap baik, jadi koefisien skalabilitas dari penelitian ini layak digunakan
Nasir (2004) dalam Suranto (2004).
28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kota Tegal merupakan salah satu wilayah di Provinsi Jawa Tengah yantg
secara astronomis Kota Tegal terletak pada 109° 08° sampai 109°10° dan garis
Bujur Timur 6°50’ sampai 6°53’ garis Lintang Selatan. Dan secara geografis
terletak pada pertigaan jalur Purwokerto – Jakarta dan Semarang – Jakarta.
Wilayah Kota Tegal berbatasan langsung dengan tiga kabupaten: sebelah Timur
berbatasan dengan Kabupaten Pemalang, sebelah Selatan berbatasan dengan
Kabupaten Tegal dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Brebes. Adapun
di sebelah Utara Kota tegal berbatasan langsung dengan Laut Jawa. (BPS Kota
Tegal, 2020).
Luas wilayah Kota Tegal saat ini adalah 39,68 km2, atau sekitar 0,11% dari
luas Jawa Tengah. Kota Tegal terbagi menjadi empat Kecamatan dengan 27
Kelurahan. Adapun wilayah terluas adalah Tegal Barat yaitu sebesar 15,13 km2
atau sekitar 38,13% dari luas wilayah Kota Tegal. Kota Tegal memiliki ketinggian
dari permukaan laut ± 3 (tiga) meter, dengan struktur tanah didominasi oleh tanah
pasir dan tanah liat. Topografi wilayah ini merupakan dataran rendah dengan hulu
sungai ke Laut Jawa. Tidak ada satupun kelurahan yang berada di lereng/puncak
maupun lembah. Sedangkan untuk keberadaan sungai, Kota Tegal dialiri empat
sungai yang melewati 15 kelurahan (55,56 persen). Empat sungai tersebut adalah
Ketiwon, Kaligangsa, Gung, dan Kemiri. Sedangkan kelurahan berbatasan
langsung dengan laut sebanyak empat kelurahan (BPS, 2020).
29
Dilihat secara Administrasi Kota Tegal terbagi menjadi 4 Kecamatan dan 27
Kelurahan, yaitu :
a. Tegal Selatan, terdiri dari delapan kelurahan yaitu Kalinyamat Wetan,
Bandung, Debong Kidul, Tunon, Keturen, Debong Kulon, Debong
Tengah, dan Randugunting.
b. Tegal Timur, terdiri dari lima kelurahan yaitu Kejambon, Slerok,
Panggung, Mangkukusuman dan Mintaragen.
c. Tegal Barat, terdiri dari tujuh kelurahan yaitu Pesurungan Kidul, Debong
Lor, Kemandungan, Pekauman, Kraton, Tegalsari dan Muarareja.
d. Margadana, terbagi menjadi tujuh kelurahan yaitu Kaligangsa, Krandon,
Cabawan, Margadana, Kalinyamat Kulon, Sumurpanggang, dan
Pesurungan Lor.
Wilayah-wilayah Kecamatan tersebut terbagi lagi kedalam 163 Rukun
Warga (RW) dan 1.100 Rukun Tetangga (RT). Penduduk Kota Tegal tahun 2019
berdasarkan proyeksi penduduk sebanyak 249.905 jiwa yang terdiri atas 123.701
jiwa penduduk laki-laki dan 126.204 jiwa penduduk perempuan. Dari
perbandingan ini diperoleh rasio jenis kelamin 98,02. Artinya pada setiap sekitar
98 penduduk laki-laki terdapat 100 penduduk perempuan. Kepadatan penduduk di
Kota Tegal tahun 2019 mencapai 6.298 jiwa/km2. Kecamatan Tegal Timur
memiliki kepadatan paling tinggi dibanding kecamatan lain yaitu mencapai
12.535 jiwa/km2. Kondisi ini terjadi karena wilayah Tegal Timur merupakan
konsentrasi ekonomi, pusat pemerintahan dan pusat pendidikan di Kota Tegal.
30
Kota Tegal dilihat dari sudut pandang ekonomi tidak kalah dengan kota-
kota lain di Jawa Tengah, ditopang dengan macam sektor usaha-usaha
masyarakatnya yang cukup berkembang. Ekonomi di Kota Tegal salah satunya
ditopang dari sektor perikanan, yang merupakan sektor penting Kota Tegal karena
daerah geografis Kota Tegal langsung bertemu dengan wilayah perairan dan di
dukung dengan adanya Pealabuhan Perikanan Pantai cukup besar dan di dalamnya
terdapat kapal-kapal penangkap ikan cukup banyak yang menghasilkan nilai
produksi cukup besar di Kota Tegal.
Berikut adalah Produksi (kg) dan Nilai Produksi Perikanan Laut per
Triwulan di Kota Tegal tahun 2019 :
Tabel.1 Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Laut Kota Tegal
No. Triwulan Produksi (Kg) Nilai Produksi (Juta Rupiah)
1. Triwulan I 6.656.866 55.473.295.000
2. Triwulan II 5.189.843 49.225.611.000
3. Triwulan III 4.215.003 37.412.042.000
4. Triwulan IV 9.328.643 80.524.637.000
Kota Tegal 25.390.355 222.635.585.000
Sumber. Kota Tegal dalam angka 2020
Produksi perikanan darat di Kota Tegal sedang dalam pembangunan,
dikarenakan lahan sangatlah minim dengan banyaknya pembangunan pemukiman
yang berdampak kepada produksi perikanan darat di Kota Tegal. Berikut adalah
Produksi Perikanan Darat per Triwulan menurut Jenis Komoditas di Kota Tegal,
2019 :
31
Tabel 2. Produksi Perikanan Darat Kota Tegal
No Triwulan Tambak Kolam Perairan
Umum
Benih
Ikan
1. Triwulan I 1.425,50 37,80 - 39.480
2. Triwulan II 1.320,90 38,80 - 39.480
3. Triwulan III 1.437,90 43,80 - 13.160
4. Triwulan IV 1.635,50 41,50 - 26.320
Sumber: Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Pangan Kota Tegal
Berdasarkan tabel 1 dan 2 diperoleh data dari BPS Kota Tegal (2020)
menggambarkan sebuah karakteristik ekonomi bidang perikanan di Kota Tegal
baik perikanan laut maupun budidaya sangat melimpah. Masyarakat Kota Tegal
memiliki karakteristik yang lebih banyak memanfaatkan lahan perairan laut
sebagai sumber produksi dibandingkan dengan budidaya dibuktikan dengan nilai
produksi perikanan laut dengan jumlah Rp.222.635.585.000 pada tahun 2019.
Perbandingan dari nilai produksi laut dan darat di Kota Tegal ini dipengaruhi oleh
faktor geografis, serta faktor sosial dan budaya Masyarakat Kota Tegal sendiri,
adapun faktor-faktor terkait adalah sebagai berikut :
1. Lahan yang digunakan lebih luas lahan laut daripada lahan darat.
2. Kurang meratanya penidikan cara produksi ikan darat, sedangkan
produksi ikan laut sudah menjadi budaya masyarakat Kota Tegal,
dengan bukti telah menjadi ikon khusus yang melekat pada Kota Tegal.
3. Produksi ikan darat lebih lama daripada produksi ikan laut yang
langsung mengambil hasilnya secara langsung.
32
Kota Tegal selain sebagai daerah penghasil perikanan yang besar karena
letak geografisnya dekat dengan Laut. Hal ini dimanfaatkan oleh beberapa outlet
penjual produk-produk pengolahan perikanan di Kota Tegal antara lain : (a) Ulam
Sari (b) Sari Ulam dan (c) Roemah Adem.
a. Ulam Sari
Ulam Sari adalah sebuah tempat usaha yang dimana di tempat tersebut
memproduksi sekaligus menjual aneka makanan olahan hasil perikanan
dengan bentuk makanan beku atau frozen food, dengan memproduksi frozen
food beraneka bentuk dan rasa dengan bahan baku hasil perikanan yang
dihasilkan antara lain : dimsum ikan, bakso ikan, keong racun, otak-otak
dan lain-lain. Mempunyai beberapa outlet yang tersebar di beberapa wilayah
Kota Tegal dengan satu rumah produksi yang bertempat di Kelurahan
Panggung. Rata-rata produksi dari ulam sari per hari 135 bungkus (pcs)
hasil olahan ikan (frozen food) yang diambil dari 30 kg ikan.
Berikut adalah pendapatan dari Ulam Sari 6 bulan sebelumnya :
Tabel 3. Pendapatan Ulam Sari Tahun 2020
No. Bulan Pendapatan (Rupiah)
1. Juni 2020 45.000.000
2. Juli 2020 40.000.000
3. Agustus 2020 43.000.000
4. September 2020 45.000.000
5. Oktober 2020 44.000.000
6. November 2020 48.000.000
Sumber. Laporan Keuangan Ulam Sari
33
Berdasarkan tabel 3, laporan pendapatan dari ulam sari di dapat setiap
bulan terjadi fluktuasi. Hal ini disebabkan karena ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pendapatan serta penjualan itu sendiri. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi hal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Musim produksi ikan laut yang tergantung pada musim alam
dengan hasil produksi ikan yang digunakan sebagai sumber bahan
mentah dalam jalannya produksi olahan ikan di Ulam Sari sangat
tergantung pada jumlah hasil pendapatan ikan nelayan Kota Tegal
dan sekitarnya, yang mana nelayan tersebut juga tergantung pada
musim alam atau cuaca yang mendukung untuk melakukan
kegiatan tangkap ikan di laut.
2. Pendapatan Masyarakat sebagai konsumen dengan data yang
diperoleh diatas adalah data yang di konversi dari hasil
penghasilan produk-produk yang terjual, yang mana hal itu
dihubungkan langsung dengan kemampuan masyarakat untuk
membeli hasil olahan ikan tersebut.
3. Persaingan dengan outlet yang lain di Kota Tegal yang dimana
munculnya beberapa outlet penjualan menjadi persaingan dalam
menjual produk, tentunya sangat baik untuk masyarakat Kota
Tegal namun berdampak kepada pendapatan dari ulam sari sendiri.
4. Harga bahan baku yang naik-turun menjadi salah satu faktor
produksi, jika stok bahan baku tersedia melimpah harga akan
34
relative turun jika sangat langka akan sebaliknya menjadi
penghambat produksi.
b. Sari Ulam
Sari Ulam adalah tempat yang memproduksi sekaligus juga menjual
aneka olahan hasil perikanan, dijual secara langsung maupun dijadikan
frozen food dalam sebuah kemasan salah satu produknya adalah dimsum
ikan yang menjadi best seller dari jenis jenis yang lainnya. Outlet Sari
Ulam berlokasi di Kelurahan Tegalsari hanya memiliki satu outlet tunggal
yang memproduksi sekaligus menjual produk-produk hasil perikanan. Rata-
rata produksi dari Sari Ulam per hari mencapai 315 bungkus (pcs) hasil
olahan ikan (frozen food) yang diambil dari 75 kg ikan.
Berikut adalah pendapatan dari Sari Ulam 6 bulan sebelumnya :
Tabel 4. Pendapatan Sari Ulam
No. Bulan Pendapatan (Rupiah)
1. Juni 2020 75.000.000
2. Juli 2020 70.000.000
3. Agustus 2020 72.000.000
4. September 2020 74.000.000
5. Oktober 2020 76.000.000
6. November 2020 80.000.000
Sumber. Laporan Keuangan Sari Ulam
35
Berdasarkan tabel 4 hasil laporan keuangan sari ulam terbilang stabil,
walaupun beberapa bulan terakhir terjadi naik turun yang tidak stabil.
Dikarenakan ada beberapa kendala dalam produksi dan penjualan :
1. Bahan baku untuk pembuatan frozen food sulit didapatkan
dikarenakan bahan baku yang pas dengan pembuatan sangat sulit
didapatkan.
2. Pandemi yang berkepanjangan mempengaruhi konsumen
membeli produk dari sari ulam yang mengurangi pengeluaran
dalam keseharian.
3. Beberapa karyawan yang dirumahkan sehingga produksi tidak
maksimal.
c. Roemah Adem
Roemah Adem adalah tempat yang menjual aneka frozen food dari
berbagai jenis bahan olahan, antara lain hasil perikanan dan hasil olahan
hewani. Roemah adem tidak memproduksi frozen food akan akan tetapi
hanya menjual serta terdapat satu outlet di Kota Tegal yaitu di Kelurahan
Panggung sebagai pusat dari kegiatan penjualan Roemah Adem sendiri.
Rata-rata penjualan 135.000 bungkus (pcs) hasil olahan ikan (frozen food)
yang diambil dari 30.000 kg.
36
Berikut adalah pendapatan dari Roemah Adem 6 bulan sebelumnya :
Tabel 5. Pendapatan Roemah Adem
No. Bulan Pendapatan (Rupiah)
1. Juni 2020 2.000.000.000
2. Juli 2020 1.600.000.000
3. Agustus 2020 1.500.000.000
4. September 2020 1.300.000.000
5. Oktober 2020 1.450.000.000
6. November 2020 1.600.000.000
Sumber. Laporan Keuangan Roemah Adem
Berdasarkan tabel 5 hasil laporan keuangan dari roemah adem yang
mempunyai beberapa anak cabang dari berbagai daerah di Karisidenan
Pekalongan yang disatukan pada pusat roemah adem yang ada di Kota
Tegal. Kondisi management yang baik serta pengiriman yang terstruktur
menghasilkan penjualan yang terbilang sukses, bisa dibuktikan dari
pendapatan yang tertinggi daripada gerai-gerai lain yang menjual frozen
food di wilayah Kota Tegal.
4.2 Deskripsi Responden
Responden yang diambil dalam penelitian menggunakan teknik accident
sampling yaitu teknik pengambilan sampel secara kebetulan bertemu dengan
peneliti yang dianggap cocok dengan karakteristik sampel yang di tentukan.
Memperhatikan gambaran responden tersebut maka akan di bahas untuk
responden yang akan digunakan dalam penelitian ini.
37
a. Profil Responden Menurut Umur
Profil responden yang telah menjawab pertanyaan dibagi dalam beberapa
kelompok umur yang didasarkan menurut Depkes RI (2009) yang dibagi menjadi
dua tahap (tahap awal dan akhir) yaitu kelompok remaja, dewasa dan lansia, pada
penelitian ini melakukan klasifikasi kelompok umur dengan rincian sebagai
berikut :
1. Kelompok Remaja : 12-25 Tahun
2. Kelompok Dewasa : 26-45 Tahun
3. Kelompok Lansia : 46-65 Tahun
Klasifikasi kelompok umur sebagai dasar penelitian untuk menentukan
responden yang telah menjawab diwawancarai serta menjawab pertanyaan,
kemudian dihasilkan pengklasifikasian sebagai berikut :
Tabel 6. Profil Responden Menurut Umur
No Kelompok Umur Jumlah Presentase %
1. Remaja 12-25 44 orang 42,68
2. Dewasa 26-45 42 orang 40,74
3. Lansia 46-65 11 orang 10,67
Sumber.Hasil Penelitian yang diolah (2020)
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa dalam penelitian dibagi dalam
klasifikasi kelompok umur yaitu kelompok remaja, dewasa, dan lansia
menghasilkan kelompok remaja paling banyak dengan jumlah 44 orang serta
38
presentase 42,68% dan kelompok lansia paling sedikit dengan jumlah 11 orang
serta presentase 10,67 %.
Penelitian yang dilakukan di 3 gerai yaitu (1) ulam sari, (2) sari ulam, (3)
roemah adem menghasilkan kelompok usia remaja paling banyak mengunjungi
gerai karena usia produktif dan menurut BPS Kota Tegal (2020) kelompok usia
remaja di Kota Tegal mencapai 43.454 dimana kelompok usia tersebut paling
banyak diantara kelompok usia yang lainnya. Serta penyebaran informasi yang
lebih mudah karena kelompok usia remaja lebih aktif serta atraktif di dalam
mencari penyebaran informasi.
b. Profil Responden menurut pekerjaan
Profil responden yang telah menjawab pertanyaan dari 97 responden ada
beberapa pekerjaan yang terkait serta di klasifikasikan menjadi 4, antara lain :
Tabel 7. Profil Responden Menurut Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Presentase %
1. PNS 14 orang 13,58
2. Wiraswasta 23 orang 22,31
3. Pelajar/Mahasiswa 32 orang 31,04
4. Karyawan Swasta/Honorer 28 orang 27,16
Sumber. Hasil Penelitian yang diolah (2020)
Berdasarkan tabel 7 pelajar/mahasiswa paling banyak mengunjungi gerai
penjualan dengan presentase 31,04% dan PNS paling sedikit dengan 13,58%,
waktu saat pengambilan sampel sangat berpengaruh dengan hasil tersebut, karena
pada pegambilan data dilakukan saat pagi sampai dengan siang yang dimana
39
masih menjadi jam produktif dari para pekerja. Disimpulkan bahwa responden
yang datang langsung ke gerai dari kelompok pelajar/mahasiswa yang sudah
sangat populer dengan informasi dari media sosial yang dilakukan oleh penjual.
4.3 Pengujian Instrumen Penelitian
Pengujian instrument penelitian dilakukan beberapa hal, antara lain :
1) Uji Validitas Efektivitas Branding
Jumlah butir pernyatan variabel keputusan pembelian sebanyak 13 butir
pernyataan, dilakukan uji validitas 10 orang diluar responden terlebih dahulu.
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Non Responden
No rhitung rtabel Keterangan Kesimpulan
1 0,95 0,5494 r positif (r hitung > r tabel) Valid
2 0,72 0,5494 r positif (r hitung > r tabel) Valid
3 0,71 0,5494 r positif (r hitung > r tabel) Valid
4 0,82 0,5494 r positif (r hitung < r tabel) Valid
5 0,59 0,5494 r positif (r hitung < r tabel) Valid
6 0,63 0,5494 r positif (r hitung < r tabel) Valid
7 0,71 0,5494 r positif (r hitung > r tabel) Valid
8 0,69 0,5494 r positif (r hitung > r tabel) Valid
9 0,55 0,5494 r positif (r hitung > r tabel) Valid
10 0,82 0,5494 r positif (r hitung > r tabel) Valid
11 0,63 0,5494 r positif (r hitung > r tabel) Valid
12 0,69 0,5494 r positif (r hitung < r tabel) Valid
13 0,70 0,5494 r positif (r hitung < r tabel) Valid
Sumber: Olah Data Penelitian 2020
Pengujian Uji Validitas Non Responden yang di lakukan dengan 10 orang
responden diluar dari responden utama dengan hasil dari 13 pertanyaan yang
40
n (XY)-(X).(Y)
√{n.X2-(X)
2}.{n.Y
2-(Y)
2}
10.(240)-(46).(44)
√{10.258-(46)2}.{10.228-(44)
2}
diberikan kepada responden semuanya valid, dengan rtabel 0,5494 paling tinggi di
dapat rhitung 0,95 dan paling rendah 0,55 dengan kesimpulan semua pertanyaan
yang diberikan kepada responden rhitung lebih tinggi dari rtabel dan dinyatakan valid.
2) Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Spearman
Brown. Dengan perhitungan 10 orang non responden menggunakan program
Microsoft exel 2010 seperti yang tertera pada tabel 8. Dari perhitungan tersebut
diperoleh angka sebesar 0,93 maka dinyatakan reliable, karena > 0,93 reliabilitas
sangat tinggi.
Tabel 9. Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Non Responden
no. Item Pertanyaan total
skor
item
ganjil
(X)
X2
item
genap
(Y)
Y2 XY 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 3 1 1 2 4 2
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 7 49 6 36 42
3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 6 36 6 36 36
4 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 5 3 9 2 4 6
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 7 49 6 36 42
6 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 6 36 6 36 36
7 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 2 1 1 1 1 1
8 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 10 5 25 5 25 25
9 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 9 4 16 5 25 20
10 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11 6 36 5 25 30
Total 90 46 258 44 228 240
Sumber: Olah data penelitian 2020
Langkah selanjutnya menghitung Korelasi Product Moment :
rb =
rb =
41
2.400-2.024
√(2.580-2.116).(2.280-1.936)
376
√464.344
376
√159.616
376
399,52
2rb
1+r
b
2.0,94113
1+ 0,94113
1,8826
1,94113
rb =
rb =
rb =
rb =
rb = 0,94113
Harga rb = 0,94113 ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes, untuk
mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman Brown :
r11 =
r11 =
r11 =
r11 = 0,969672
Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diketahui bahwa nilai koefisien reliabilitas
instrument penelitian r11 adalah 0,97 lebih besar dari 0,7 yang artinya dinyatakan
42
154
1261
e
0,5 (n-Tn)
reliabel atau memenuhi persyaratan. Karena uji validitas dan uji reliabilitas
dinyatakan valid dan reliable, maka instrument (kuisioner) layak digunakan.
3) Uji Skala Guttman
Uji Skala Guttman untuk menentukan Efektivitas Branding Terhadap Minat
Masyarakat Untuk Mengkonsumsi Produk Hasil Perikanan di Kota Tegal dengan
cara Uji Reproduksibilitas dengan memandang teori yang bersumber pada Suranto
(2004).
Rumus yang digunakan dalam melakukan Uji Reproduksibilitas untuk
mengolah Skala Guttman yaitu :
Kr = 1 –
= 1 -
= 1 – 0,12
= 0,88
Selanjutnya mencari Koefisien Skalabilitas :
Ks = 1 -
Ks = 1 -
Dimana :
e = Jumlah eror (hasil jawaban yang menjawab “Tidak”)
p = Jumlah kesalahan yang diharapkan
e
p
e
n
43
154
0,5 (n-Tn)
154
0,5 (1.261-13)
154
0,5 (1.248)
154
624
0,5 = Kemungkinan mendapat jawaban yang benar
n = Total seluruh jawaban, yaitu jumlah pertanyaan x jumlah responden
Tn = Jumlah pertanyaan
Maka dihasilkan sebagai berikut :
Ks = 1 -
Ks = 1 -
Ks = 1 -
Ks = 1 -
Ks = 1 -
= 1 – 0,25
= 0,75
Dari perhitungan Koefisiean Skalabilitas diperoleh Ks = 0,75 jika Ks > 0,6
maka sudah dianggap baik, jadi Koefisien Skalabilitas (Ks) dari penelitian ini
layak digunakan (Suranto, 2004).
e
0,5m
44
Hasil pengisian kuesioner dari instrument pengumpul data disajikan di lapangan
sebagai berikut :
Tabel 10. Hasil Kuisioner Penelitian dengan distribusi frekuensi
Item Pertanyaan Jawaban YA Jawaban TIDAK
P1 70 27
P2 84 13
P3 78 19
P4 86 11
P5 87 10
P6 88 9
P7 93 4
P8 89 8
P9 84 13
P10 92 5
P11 88 9
P12 86 11
P13 82 15
TOTAL 1.107 154
RATA-RATA 85,15 11,85
Sumber: Olah data penelitian 2020
Data persentase jawaban “ya” dalam penelitian ini diperoleh dari kuisioner
yang dihitung jumlahnya terlebih dahulu kemudian ditempatkan dalam rentang
skala persentase sebagai berikut :
Nilai Jawaban “Ya” : 1
Nilai Jawaban “Tidak” : 0
Dikonversikan dalam presentase :
Jawaban “Ya” : 1 x 100% : 100%
45
Jawaban “Tidak” : 0x 100% : 0 % (Sehingga tidak perlu dihitung)
Perhitungan Jawaban “Ya” dari hasil kuisioner :
Jawaban “Ya” rata-rata : 85,15/ 97 x 100% = 87,78 %
Berdasarkan dari hasil analisis Skala Guttman, diketahui bahwa titik
kesesuaian dari perhitungan Skala Guttman yaitu 87,78% dari 100% responden
yang diteliti, dimana angka 87,78% didapat dari rata-rata jawaban yang menjawab
“ya”.
Pada instrument pertanyaan nomor 7,8,9,10,11,12 dan 13 adalah intstrumen
pertanyaan yang ditujukan untuk mengukur Brand Awareness (kesadaran merek)
digunakan untuk menggambarkan data-data hasil kuisioner responden berkaitan
dengan perbandingan antara produk hasil perikanan yang menggunakan brand
dengan produk hasil perikanan yang tidak menggunakan brand. Dengan hasil dari
6 pertanyaan yang diajukan kepada 97 responden rata-rata menjawab “ya” sebesar
87,71 %.
Hasil penelitian diperoleh rata-rata 87,78% responden menjawab “ya”, yang
mana nilai tersebut sudah dianggap baik dan sesuai, dilihat dari perhitungan Skala
Guttman. Sebagai penjelasan khusus tentang pokok penting yaitu Brand Awerness
dalam indikator penelitian ini maka ditemukan hasil pengukuran brand awareness
atas jawaban responden dalam penelitian ini diperoleh nilai rata-ratanya sebesar
87,71%. Dengan demikian masyarakat Kota Tegal lebih tertarik untuk membeli
produk hasil perikanan frozen food dengan branding karena produk hasil
perikanan yang menggunakan brand memberikan informasi kepada konsumen
46
lebih jelas dan dapat dipertanggungjawabkan seperti informasi tabel kadaluarsa,
bahan-bahan, serta legalisasi dari pemerintah terkait daripada produk hasil
perikanan yang tidak menggunakan brand.
Branding sebagai variabel independen dan minat konsumsi ikan sebagai
variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian bentuk
penelitian pertama kali yang dilakukan di Kota Tegal dengan variabel yang sama.
Adapun sebagai pembanding untuk sebuah penelitian, dapat ditemukan studi
penelitian dengan karakteristik yang sama yaitu variabel tentang tingkat konsumsi
ikan, adapun judul penelitian adalah “Analisis Konsumsi Ikan Pada Masyarakat
Kelurahan Tompokersan Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang Provinsi
Jawa Timur” dengan hasil pembahasan adalah jumlah rata-rata konsumsi ikan per
kapita per tahun dari 44 responden di Kelurahan Tompokersan sebesar 23,28 kg
per kapita per tahun (total ikan segar ditambah ikan olahan), dari hasil tersebut
dapat dikatakan bahwa tingkat konsumsi ikan masyarakat Kelurahan
Tompokersan sangat rendah dengan Standar Nasional, akan tetapi dengan nilai
rata-rata konsumsi Kabupaten Lumajang sebesar 21,5 kg per kapita per tahun
maka dapat diartikan tingkat konsumsi masyarakat Kelurahan Tompokersan diatas
standar konsumsi ikan Kabupaten Lumajang menurut Nilarani (2018). Sedangkan
hasil penelitian yang dilakukan adalah dari 97 responden di Kota Tegal
menghasilkan 87,78 % menjawab “ya” dari indikator tentang “Pernahkah anda
membeli produk hasil perikanan yang berbranding dalam kurun waktu satu
minggu sekali ?”. Meskipun perbandingan hasil tersebut dengan penelitian yang
dilakukan tidak dapat dibandingkan secara sama rata karena data tingkat konsumsi
47
ikan di Kota Tegal yang belum diketahui, akan tetapi dapat diambil sebuah garis
lurus bahwa responden penelitian yang dijadikan sebagai sampel representative
dari masyarakat Kota Tegal, sebanyak 87,78% mengkonsumsi olahan ikan dengan
branding sebagai pengganti untuk memenuhi kebutuhan konsumsi ikan yang ada
dari jumlah rata-rata masyarakat Kota Tegal yang mengkonsumsi Ikan.
Hasil penelitian yang telah dijelaskan ditemukan pula beberapa alasan yang
mempengaruhi hasil penelitian tersebut. Alasan atau faktor ini ditemukan secara
langsung saat melakukan pengambilan data pada saat komunikasi dengan
responden secara langsung yang disimpulkan secara perspektif umum, adapun
alasan yang dianggap paling mempengaruhi hasil tersebut adalah :
1. Rasa peduli masyarakat pada mutu dan kualitas yang dapat ditampilkan oleh
produk dalam kemasan yang menarik serta harga yang terjangkau.
2. Masyarakat tidak percaya dengan faktor higienis pada produk non branding.
3. Masyarakat lebih mudah mengenal produk branding daripada produk non
branding.
4. Branding adalah cara masyarakat mengenal produk, dan dimana harus
mencari apabila masyarakat membutuhkan produk perikanan.
48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dihasilkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil uji Brand Awareness jawaban rata-rata 87,71%, hal ini
menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan branding terhadap minat
masyarakat mengkonsumsi ikan olahan (frozen food) di Kota Tegal.
2. Terdapat hubungan yang kuat, positif dan signifikan dari hasil uji Koefisien
Skalabilitas dibuktikan dengan perolehan Ks= 0,75 dengan hasil uji Skala
Guttman jawaban rata-rata 87,78%. Efektifitas branding terhadap minat
masyarakat untuk mengkonsumsi produk ikan olahan di Kota Tegal terbukti
positif. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang membeli di
Sari ulam, Ulam Sari dan Roemah Adem.
5.2 SARAN
Saran yang diberikan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Lebih inovatif lagi dalam kemasan yang ada agar lebih menarik.
2. Memaksimalkan pemasaran melalui sistem digital untuk memperluas
pemasaran.
49
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Manajemen Penelitian. Rinneka Cipta. Jakarta.
Badan Pusat Statistik Kota Tegal. 2020. Kota Tegal Dalam Angka 2020.Tegal.
Departemen Kesehatan RI, 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta
Djafar, M.J. 2003. Aplikasi Penggunaan Konsentrat Protein Ikan dalam
Pembuatan Produk Pangan Berprotein Tinggi. BPPT. Jakarta.
Fauzi, A P. 2006. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Teori dan
Aplikasi. PT Gramedia Pustakan Utama. Jakarta.
Ferrinadewi, E. 2008. Merek dan Psikologi Konsumen Implikasi pada Strategi
Pemasaran. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Jendra, F J D., Margareth, R S., Grace, D K. 2015. Hubungan Faktor Risiko
Umur, Jenis Kelamin dan Kepadatan Hunian Dengan Kejadian Penyakit
TB Paru di Desa Wori Kecamatan Wori. Universitas Sam Ratulangi.
Manado
Hadiwiyoto, S. 1993. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan. Liberty.
Yogyakarta.
Hapsari, A P. 2008. Analisis perbandingan penggunaan celebrity endorser
dan tipical person endorser iklan televise dan hubungannya dengan
keputusan pembelian produk. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas
Padjajaran. Bandung.
Kertajaya, H. 2010. Brand Operation. Esensi Erlangga Group. Jakarta.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2018. Refleksi 2018 dan Outlook 2019.
Jakarta
Koentjaningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Rineka Cipta. Jakarta.
Kotler, K. 2009. Manajemen Pemasaran Jilid 1. Edisi 13. Erlangga. Jakarta
Kurniawati, N., Junianto., Rostini, I. 2015. Pemanfaatan Daging Ikan dari
Waduk Cirata sebagai suplementasi pada Kecimpring Singkong dan
daya Simpannya dalam Berbagai Kondisi Kemasan. Universitas
Padjajaran. Jatinangor.
Landa, R. 2006. Designing Brand Experiences. Thomson Delmar Learning. New
York.
Lovell, Richard. 2011. Product Attributrs and Customer’s Re-purchase
Decision on Frozen Ready to Eat Meals: a Study on Consumers in
Selected Hypermarket. Bangkok
50
Lucas, D B., & Britt, S H. 2012. Meajuring Advertising Effectiveness. Mc
Graw-Hell. New York.
Monintja, D R., Yusfiandayani R. 2001. Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir
Dalam Bidang Perikanan Tangkap. IPS. Bogor.
Mubiyarto. 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.
Nilarani, N. 2018. Analisis Konsumsi Ikan Pada Masyarakat Kelurahan
Tompokersan Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang Provinsi
Jawa Timur. Universitas Brawijawa. Malang.
Rakhmat, J. 1993. Metode Penelitian Komunikasi. PT Rosdakarya Remaja.
Bandung.
Rangkuti, F. 2008. The Power of Brand. Cetakan ketiga. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Rasyid, I A., Syafrita, Y., Sastri S. 2017. Hubungan Faktor Risiko dengan
Fungsi Kognitif pada Lanjut Usia Kecamatan Padang Panjang Timur
Kota Padang Panjang. Universitas Andalas. Padang.
Riduwan, M B A. 2015. Belajar Mudah Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Rostini, I. 2013. Pemanfaatan Limbah Filet Ikan Kakap Merah sebagai
Bahan Baku Surimi untuk Produk Perikanan. Jurnal Akuatik. Jatinangor
Rostini, I., Pratama, R, I., Liviawaty, E., 2018. Pengembangan Teknologi
Pengolahan Hasil Perikanan di Kabupaten Pangandaran.Universitas
Padjajaran. Jatinangor.
Sadat, A. 2009. Brand Belief Strategi Membangun Merek Berbasis
Keyakinan. Salemba empat. Jakarta.
Sangadji E M., Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian. ANDI. Yogyakarta.
Saputra, M., Yusa, V D. 2019. Analisis Efektivitas Iklan Dan Brand
Awareness Program Pascasarjana IIB Darmajaya Di Bandar Lampung.
IIB Darmajaya. Bandar Lampung.
Sasongko, P., Yuniningsih, S., Yasak, E M. 2016. Aplikasi Frozen Food
Technology Untuk Menurunkan Tingkat Kerugian Produk Pada
Kelompok Perempuan Buta Aksara Alfabet. Universitas Tribhuwana
Tunggadewi. Malang.
Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Rineka
Cipta. Jakarta.
Soejono, S. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi. Alfabeta. Bandung.
51
Surachman. 2008. Dasar-dasar Manajemen Merek (Alat Pemasaran Untuk
Memenangkan Persaingan). Banyumedia Publishing. Malang.
Suranto, Musrofi M., Widodo A. 2004. Analisis Kepuasan Konsumen Dengan
Skla Guttman. UMS. Surakarta.
Sukmawati, S., Suyono, A G. 2012. Pertimbangan Dalam Membeli Produk
Barang Maupun Jasa. Intidayu Press. Jakarta.
Syah. M. 2011. Psikologi Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Tjiptono, F. 2011. Service Management Mewujudkan Layanan Prima. Edisi 2.
Andi. Yogyakarta.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan.
Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perikanan.
Wheeler, A. 2012. Designing Brand Identity. John Willey & Sons Inc. New
York.
Wijaya, F.P. 2015. Fortifikasi Protein Surimi Manyung terhadap Tingkat
Kesukaan Donat. Skripsi. Universitas Padjajran. Jatinangor.
Yunitasari, F I., Bahruddin, M., Dewanto, T H. 2014. Perancangan Media
Promosi Diva Snack Frozen Food Sebagai Upaya Meningkatkan Brand
Awarness. STMIK STIKOM. Surabaya.
52
LAMPIRAN
Lampiran 1. Lokasi Penelitian
Sumber : Google Earth
PE
TA
LO
KA
SI
PE
NG
AM
BIL
AN
SA
MP
EL
EF
EK
TIV
ITA
S
BR
AN
DIN
G T
ER
HA
DA
P
MIN
AT
MA
SY
AR
AK
AT
UN
TU
K
ME
NG
KO
NS
UM
SI
PR
OD
UK
HA
SIL
PE
RIK
AN
AN
DI
KO
TA
TE
GA
L
OL
EH
AC
HM
AD
NA
SU
CH
A
31
15
50
00
01
53
Lampiran 2. Kuesioner penilaian kriteria minat masyarakat untuk mengkonsumi
produk hasil perikanan di Kota Tegal
Identitas Responden
Nama
Umur
Pekerjaan
No. Pertanyaan
Pilihan
Jawaban
Ya Tidak
1. Apakah dalam memperoleh informasi tentang produk
hasil perikanan yang berbranding melalui media sosial ?
2. Apakah dalam memperoleh informasi tentang produk
hasil perikanan yang berbranding melalui informasi orang
lain ?
3. Pernahkah anda membeli produk hasil perikanan yang
berbranding dalam kurun waktu satu minggu sekali ?
4. Pernahkan anda melihat dalam produk hasil perikanan
yang berbranding mempunyai identitas kemasan dari
produk tersebut ?
5. Apakah anda mengetahui produk hasil perikanan yang
berbranding mempunyai banyak varian produk ?
6. Apakah dalam mencari produk hasil perikanan baik yang
berbranding dapat ditemui secara mudah ?
7. Apakah anda mengetahui jika produk yang menggunakan
brand mempunyai table kadaluarsa daripada yang tidak
menggunakan brand ?
8. Apakah anda setuju produk hasil perikanan yang
menggunakan brand lebih higienis daripada yang tidak
menggunakan brand ?
9. Apakah anda setuju produk hasil perikanan yang
menggunakan brand lebih menarik daripada yang tidak
menggunakan brand ?
54
10. Apakah anda setuju produk hasil perikanan yang
menggunakan brand harga lebih terjangkau daripada yang
tidak menggunakan brand ?
11. Apakah anda setuju produk hasil perikanan yang
menggunakan brand mempunyai rasa yang lebih khas
daripada yang tidak menggunakan brand ?
12. Apakah anda setuju produk hasil perikanan yang
menggunakan brand dari kemasan lebih menarik daripada
yang tidak menggunakan brand ?
13. Apakah anda mengetahui produk hasil perikanan yang
menggunakan brand mempunyai tabel bahan-bahan yang
digunakan daripada yang tidak menggunakan brand ?
55
Lampiran 3. Hasil Kuisioner Penelitian
No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13
1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
12 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
`15 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
16 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
18 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
19 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
20 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
21 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
22 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
23 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
24 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
25 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
26 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
27 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
28 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
29 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
33 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
34 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
35 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0
36 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
37 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
56
38 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
40 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
41 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
42 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
43 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
44 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
45 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
46 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
47 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
48 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
49 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
50 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
51 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
53 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1
54 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
55 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1
56 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
57 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
58 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
59 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
61 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
62 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
63 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
64 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
65 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
66 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
67 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
68 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
69 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
70 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0
71 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
72 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
73 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
74 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
75 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
76 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
77 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
78 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
57
79 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
80 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
81 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
82 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
83 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
84 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
85 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0
86 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1
87 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0
88 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
89 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
90 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
91 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
92 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
93 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
94 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
95 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
96 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
97 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
58
Lampiran 4. Bukti Tempat Penelitian
59
60
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Tegal pada tanggal 15
Juni 1996, sebagai putra dan anak pertama dari
pasangan Bapak Tarman dan Ibu Jolecha, hanya
memiliki satu adik laki-laki bernama Achmad
Husna. Tahun 2002 penulis masuk Sekolah Dasar
Negeri Mintaragen 1 Kota Tegal dan lulus pada
tahun 2008. Penulis melanjutkan pendidikan
menengah pertama di SMPN 12 Kota Tegal dan lulus pada tahun 2011, pada
tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Kota Tegal kemudian lulus pada tahun 2014. Penulis melanjutkan
pendidikan di Universitas Pancasakti Tegal dengan program studi Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan tahun 2015 .
Penulis dinyatakan lulus dari Universitas Pancasakti Tegal Tahun 2021 dalam
sidang ujian akhir/ujian skripsi yang di selenggarakan oleh Program Studi
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan memperoleh gelar Sarjana Perikanan.
61
PLAGIARISM CHECKER X CERTIFICATE
This is to certify that literature
EFEKTIVITAS BRANDING TERHADAP MINAT MASYARAKAT UNTUK MENGKONSUMSI HASIL
PERIKANAN DI KOTA TEGAL
From author
ACHMAD NASUCHA
Has completed the test with result similarity found 21% using plagiarism test method Similar Category.
THIS CERTIFICATE CAN BE USED AS A REQUIREMENT FOR GRADUATION IN FISHERIES RESOURCES UTILIZATION STUDY PROGRAM, FACULTY OF FISHERIES AND MARINE SCIENCE,
UNIVERSITY OF PANCASAKTI TEGAL
Test and Issued by
Heru Kurniawan Alamsyah, S.Kel., M.Han. On February 18, 2021