efektivitas kebijakan pemerintah dalam pendidikan …

91
EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN TERHADAP KOMUNITAS ADAT TERPENCIL STUDI KASUS SUKU ANAK DALAM KECAMATAN LIMUN KABUPATEN SAROLANGUN PROVINSI JAMBI SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Pemerintahan Oleh : IRMAWATI NIM: SIP.162333 PEMBIMBING: Dr. Agus Salim, S.Th.I., MA.,M. IR Tasnim Rahman Fitra, S.Sy., M.H PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN 1442 H / 2021 M

Upload: others

Post on 30-Nov-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN

TERHADAP KOMUNITAS ADAT TERPENCIL STUDI KASUS

SUKU ANAK DALAM KECAMATAN LIMUN KABUPATEN

SAROLANGUN PROVINSI JAMBI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Dalam Ilmu Pemerintahan

Oleh :

IRMAWATI

NIM: SIP.162333

PEMBIMBING:

Dr. Agus Salim, S.Th.I., MA.,M. IR

Tasnim Rahman Fitra, S.Sy., M.H

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

TAHUN 1442 H / 2021 M

Page 2: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …
Page 3: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …
Page 4: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …
Page 5: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

iii

PERSEMBAHAN

Dengan Rahmat Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang segala puji bagi

Allah, atas segala nikmat dan karunianya yang telah engkau berikan, ucapan rasa

syukur yang tiada hentinya pada-Mu ya Rabb, serta shalawat dan salam kepada

Nabi pilihan Mauhammad SAW dan para sahabatnya yang mulia.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada:

Ayahanda tercinta Bujang dan Ibunda tercinta Laila, Kakak tercinta Iraini dan

Adinda tersayang Intan Nur Aini sebagai tanda bakti rasa terima kasih atas segala

pengorbanan, curahan kasih sayang yang tak terhingga, nasihat, dorongan, dan

yang selalu menguatkan lewat do’a-do’anya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Teruntuk Dosen Pembimbing ku Bapak Bapak Agus Salim, M.A., M.I.R., Ph.D

dan Bapak Tasnim Rahman Fitra, S.Sy., M.H yang telah membimbing dan

memberikan saran serta masukan demi selesainya skripsi ini.

Buat keluarga saya tersayang Queen yang telah mendukung dan memberikan

motivasi beserta do’anya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Kawan-kawan IP C 2016, serta teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan

namanya satu-persatu yang mendukung, menyemangati, memotivasi, membantu

serta memberikan informasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

Juga Dinas Pendidikan Kabupaten Sarolangun, Dinas Sosial Kabupaten

Sarolangun, Tenaga pengajar serta seluruh masyarakat Suku Anak Dalam Dusun

Rena Mane Kecamatan Limun yang telah memberikan informasi serta bantuan

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini memberikan manfaat baik untuk penulis maupun

pembacanya aamiin.

Page 6: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

iv

MOTTO

ى اهلهات اله نه وا ال مه يأمركم ان تؤد

هالنا س وا ذا حكمتم بين ان الل

ا يعظكم به ان تحكموا با لعدل نعمها ان الل كا ن سميع

هان الل

ا بصير

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang

berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara

manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi

pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha

Mendengar lagi Maha Melihat” (QS. An-Nisa: (3) 58)1

1 Q.S An-Nisa (3):58

Page 7: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

v

ABSTRAK

Irmawati, SIP162333. Efektivitas Kebijakan Pemerintah Dalam Pendidikan

Terhadap Komunitas Adat Terpencil Studi Kasus Suku Anak Dalam

Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi

Skripsi bertujuan untuk mengetahui seberapa efektivitas Peraturan Presiden

Nomor 186 Tahun 2014 Tentang Pemberdayaan Sosial Terhadap Komunitas Adat

Terpencil (KAT) dalam bidang pendidikan. Sebagaimana kita ketshui bahwa

pendidikan merupakan faktor terpenting untuk membangun Sumber Daya

Manusia yang baik. Berdasarkan Pasal 53 ayat 1 tersebut warga Negara Indonesia

berhak untuk mendapatkan pendidikan dasar termasuk kedalamnya yaitu bagi

Komunitas Adat Terpencil (KAT) khususnya Suku Anak Dalam (SAD), sebagai

mana warga Negara Indonesia pada umumnya, Pendidikan yang formal dan

pendidikan yang layak. Terhadap KAT, terdapat suatu aturan yang mewadahi

untuk pemberdayaan KAT Tersebut yaitu Peraturan Presiden Nomor 186 Tahun

2014 Tentang Pemberdayaan Sosial Terhadap Komunitas Adat Terpencil (KAT).

Tujuan dari penelitian ini yaitu ingin mengetahui bagaimana efektivitas penerapan

Peraturan Presiden RI No 186 tahun 2014 tentang pemberdayaan sosial terhadap

komunitas adat terpencil. Metode Penelitian ini merupakan penelitian lapangan

dengan pendekatan yuridis. Teknik pengumpulan data melalui wawancara,

observasi dan dokumentasi. Data dalam penelitian ini merupakan hasil dari

wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini yaitu: (1)

Program pemberdayaan sosial Suku Anak Dalam (SAD) di bidang pendidikan di

kecamatan limun yaitu: Pembangunan Sarana dan prasarana untuk Suku Anak

Dalam (SAD), Mempasilitasi Tenaga Pengajar, Memberikan Insentif Honor

Kepada Tenaga Pengajar, Memberdayakan Masyarakat Suku Anak Dalam (SAD)

yang belum diberdayakan; (2) Dari empat program yang telah direalisasikan oleh

Pemerintah daerah ataupun Pemerintah desa untuk meningkatkan pendidikan bagi

Suku Anak Dalam (SAD) maka program ini sudah dapat dikatakan efektif, karena

rencana pembuatan program tersebut telah dilaksanakan dan sudah dicapai dengan

hasil yang begitu memuaskan baik pemeritah maupun masyarakat Suku Anak

Dalam (SAD) tersebut; dan (3) Faktor Penghambat Dalam Pencapaian Efektivitas

Program Pemberdayaan Suku Anak Dalam (SAD) ialah Kurangya kepedulian

orangtua terhadap pendidikan anak, kurangnya tenaga pengajar, dan kurangya

keinginan dari anak-anak SAD dalam menuntut ilmu dan faktor pendukung yakni

adanya dukungan dana dari Pemerintah Daerah, dukungan dari masyrakat dan

perekonomian yang memadai.

Kata Kunci: Efektivitas, Pemberdayaan, Suku Anak Dalam

Page 8: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dalam

penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa pula iringan shalawat

serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini diberi judul “Efektivitas Kebijakan Pemerintah Dalam

Pendidikan Terhadap Komunitas Adat Terpencil Studi Kasus Suku Anak

Dalam Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi”.

Skripsi ini disusun sebagai sumbangan pemikiran terhadap perkembangan

ilmu syariah dalam bagian pemerintahan dan juga memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Jurusan Ilmu

Pemerintahan pada Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi, Indonesia.

Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui tidak sedikitnya

hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam pengumpulan data

maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,

terutama bantuan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka

skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas

penulis ucapkan adalah jutaan terima kasih kepada semua pihak yang turut

membantu baik secara langsung maupun tidak langsung penyelesaian skripsi ini,

terutama sekali kepada yang terhormat:

Page 9: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

vii

1. Bapak Prof Dr. H. H Su’aidi Asy’ari, M. A, Ph.D sebagai Rektor Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag,. M.H sebagai Dekan Fakultas Syariah

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Agus Salim, M.A., M.I.R., Ph.D. sebagai Wakil Dekan Bidang

Akademik, Bapak Ruslan Abdul Gani.,S.H.M.Hum, sebagai Wakil Dekan

Bidang Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan,Bapak Dr. H. Ishaq,

SH. M.Hum, sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.

4. Ibu Dr. Irmawati Sagala, S.IP.,M.Si Sebagai Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan

dan Bapak Yudi Armansyah, M.Hum Sekretaris Prodi Ilmu Pemerintahan

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

5. Bapak Agus Salim, M.A., M.I.R., Ph.D sebagai Pembimbing I.

6. Bapak Tasnim Rahman Fitra, S.Sy., M.H sebagai Pembimbing II

7. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten Dosen, dan seluruh Karyawan/Karyawati

Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

8. Bapak dan Ibuk Karyawan/Karyawati Perpustakan Fakultas Syariah dan

Perpustakan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifudin Jambi.

9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung

maupun tidak langsung.

Akhirnya kepada Allah jualah penulis memohon agar jerih payah

Bapak/Ibu dan teman-teman semua menjadi amal shaleh bagi mereka semua dan

mendapatkan ridha Allah SWT serta mendapatkan balasan yang setimpal di hari

kemudian nantinya. Di samping itu dengan segala kerendahan hati penulis

menyadari masih banyak terdapat kekurangan, sehingga penulis mengharapkan

Page 10: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

viii

adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini,

kepada Allah SWT kita memohon ampunan-Nya dan kepada manusia kita

memohon kemanfaatannya, semoga amal kebajikan kita ini dinilai seimbang oleh

Allah SWT.

Jambi, April 2021

Penulis

IRMAWATI

SIP.162333

Page 11: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................

LEMBARAN PERNYATAAN............................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................................... ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN......................................................................... iii

PERSEMBAHAN.................................................................................................... iv

MOTTO.................................................................................................................... v

ABSTRAK............................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR............................................................................................. vii

DAFTAR ISI............................................................................................................ x

DAFTAR SINGKATAN......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………... 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………..... 6

C. Batasan Masalah ……………………………………………....... 6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ………………………………... 6

E. Kerangka Teori ………………………………………………….. 7

F. Tinjauan Pustaka ………………………………………………... 16

BAB II METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………... 19

B. Pendekatan Penelitian …………………………………………... 19

C. Jenis dan Sumber Data ………...……………………………....... 20

D. Metode Pengumpulan Data ……………………………………... 21

E. Teknik Analisis Data ……………………………………………. 22

F. Sistematika Penulisan ...…………………………………………. 24

Page 12: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

x

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Profil Kabupaten Sarolangun ...………....................................... 26

B. Profil Desa Lubuk Bedorong …………………………...…....... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Program Pendidikan Bagi Suku Anak Dalam Di Kecamatan

Limun Kabupaten Sarolangun Berdasarkan Peraturan Presiden

Republik Indonesia Nomor 186 Tahun 2014……………………. 40

B. Efektivitas Program Pendidikan Bagi Suku Anak Dalam di

Kecamatan Limun ....…………………………………………

59

C. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Pencapaian

Efektivitas Program Pendidikan Suku Anak Dalam ……………..

63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………........ 66

B. Saran …………………………………………….......................... 67

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 68

LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................... 71

CURRICULUM VITAE......................................................................................... 74

Page 13: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

xi

DAFTAR SINGKATAN

SAD : Suku Anak Dalam

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

KAT : Komunitas Adat Terpencil

KK : Kartu Keluarga

LPHD : Lembaga Pengelola Hutan Desa

PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini

PMKS : Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

SARKO : Sarolangun Bangko

SDM : Sumber Daya Alam

TK : Taman Kanak-Kanak

TNBD : Taman Nasional Bukit Duabelas

Page 14: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

xii

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar. 1 Struktur Organisasi Pemerintahan di Desa Lubuk Bedorong ........ 31

Gambar. 2 Pendopo lokasi tempat belajar ............................................. 42

Gambar. 3 Suasana kegiatan belajar ................................................................

Gambar. 4 Seragam sekolah untuk anak SAD dari pemerintah setempat ........ 62

Gambar. 5 Wawancara penulis dengan salah satu responden .......................... 64

Page 15: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah dan Distribusi Penduduk desa Lubuk Bedorong

Berdasarkan Jumlah Jiwa pada tahun 2019/ 2020........................................... 35

Tabel 2. Tata Guna Lahan Desa Lubuk Bedorong .......................................... 37

Tabel 3. Pemberdayaan Terhadap SAD ........................................................ 48

Tabel 4. Instrumen Pendataan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial ... 50

Page 16: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan faktor terpenting untuk membangun Sumber Daya

Manusia yang baik. Melalui pendidikan, sebuah negara akan menjadi Negara yang

maju. Keberhasilan suatu Negara bukan semata-mata ditentukan oleh Sumber

Daya Alam (SDA) yang tersedia, akan tetapi banyak pula ditentukan oleh kualitas

Sumber Daya Manusianya (SDM).

Di Indonesia, Pendidikan adalah salah satu prioritas, dikarenakan setiap

tahun Indonesia menganggarkan 20% dari total Anggaran Pendapatan Dan

Belanja Nasional (APBN). Pendidikan wajib selama 12 tahun di mulai tingkat

dasar, Tingkat menengah dan tingkat atas, Belum lagi pemerintah juga sekarang

menambah ada Pendidikan Usia Dini (PAUD), Dan Taman Kanak (TK). Pasal 31

ayat (2) UUD 1945 ( Pasca Perubahan ) menyebutkan bahwa : “Setiap warga

Negara wajib mengikuti pendidikan dasar, Sedangkan pemerintahan wajib

membiayai”. Pasal 31 ayat (3) dan (4) menegaskan bahwa “Pemerintah memiliki

kewajiban untuk mengusahakan penyelenggaraan pengajaran nasional dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memprioritaskan anggaran sekurang-

kurangnya 20 persen dari anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)”.

Dalam konteks pemenuhan hak atas Pendidikan, Negara menjadi pihak

utama yang bertanggung jawab untuk menjaminnya. Pada Pasal 53 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak terhadap

1

Page 17: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

2

penegasan bahwa negara dalam hal ini pemerintah memiliki tanggung jawab

memberikan biaya pendidikan atau bantuan cuma-cuma atau pelayanan khusus

bagi anak dari keluarga tidak mampu, dan anak yang bertempat tinggal di daerah

terpencil.

Pada Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002,

memperjelas bahkan pendidikan adalah hak dasar yang harus di penuhi tanpa

melihat latar belakang keluarga, suku, agama dan daerah. Berdasarkan Pasal 53

ayat 1 tersebut Suku anak dalam (SAD) termasuk warga Negara Indonesia dan

berhak untuk mendapatkan pendidikan dasar sebagai mana warga Negara

Indonesia pada umumnya, Pendidikan yang formal dan pendidikan yang layak.

Di Kabupaten Sarolangun terdapat Komunitas Adat Terpencil yang

disingkat (KAT), atau lebih di kenal oleh masyarakat setempat dengan nama

Suku Anak Dalam disingkat (SAD). Jumlah warga Suku Anak Dalam di

Sarolangun mencapai kurang lebih 2.372 jiwa. Mereka terbagi dalam 570 kepala

keluarga. Populasi SAD terdapat di 5 kecamatan, yakni kecamatan Air Hitam,

Sarolangun, Bathin VIII, Kecamatan Limun dan Mandiangin. Populasi paling

banyak ada di kawasan taman nasional bukit duabelas (TNBD) yang berada di

kecamatan Air Hitam mencakup 55 persen dari seluruh total warga SAD yang ada

di Sarolangun”.2

Terhadap KAT, terdapat suatu aturan yang mewadahi untuk pemberdayaan

KAT Tersebut yaitu Peraturan Presiden Nomor 186 Tahun 2014 Tentang

Pemberdayaan Sosial Terhadap Komunitas Adat Terpencil (KAT). Peraturan ini

dimaksudkan untuk mengembangkan kemandiriannya agar mampu memenuhi

2 . Al Amin Nurkasih, (Upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun Terhadap

Pendidikan Suku Anak Dalam Untuk Meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia), Skripsi,

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2019 hlm..5

Page 18: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

3

kebutuhan dasarnya. Pada pasal 9 dijelaskan bahwa pelaksanaan pemberdayaan

sosial terhadap KAT dilaksanakan dalam bidang : pemukiman, administrasi

kependudukan, kehidupan beragama, kesehatan, pendidikan, ketahanan pangan,

penyediaan akses, kesempatan kerja, penyediaan akses lahan, advokasi dan

bantuan hukum, pelayanan sosial dan lingkungan hidup. Pemberdayaan pada

hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam

berbagai aspek terutama aspek ekonomi, sehingga diharapkan mampu

menciptakan masyarakat yang secara mandiri dapat meningkatkan kemakmuran

dan kesejahteraan nya. Oleh sebab itu, pemberdayaan yang dilaksanakan perlu

diarahkan dengan memperhatikan segala aspek kehidupan terutama perekonomian

rakyat.

Pada Desa Lubuk Bedorong Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun,

masih terdapat suku Anak Dalam dan memiliki nama Desa sendiri yaitu Dusun

Rena Mane yang menjadi bagian dari komunitas adat terpencil. Mereka berjumlah

120 jiwa dengan 30 KK. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat suku Anak

Dalam adalah karet, petani, dan berburu. Hampir semua orang di suku Anak

Dalam melakukan aktivitas yang berkaitan dengan karet, petani, baik berkebun,

memotong karet, dan lainnya. Bahkan kebiasaan warga suku Anak Dalam, adalah

berburu. Suku Anak Dalam adalah suku yang sulit merubah kebudayaannya,

sehingga pengetahuan yang mereka dapatkan adalah apa yang mereka pelajari di

hutan.

Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun telah berusaha meningkatkan

pendidikan dengan cara membangun sekolah-sekolah baik itu sekolah tingkat SD,

SMP, SMA/SMK/MA di setiap Kecamatan yang ada di Kabupaten Sarolangun.

Page 19: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

4

Namun tampaknya perhatian bagi pendidikan untuk komunitas SAD belum

optimal. Selama ini, program pemberdayaan komunitas SAD lebih banyak

difokuskan di bidang kesehatan dan kesejahteraan sosial. Berdasarkan penelitian

yang dilakukan oleh Febi Rizka Eliza dan kawan-kawan, pemberdayaan

Komunitas Adat Terpencil SAD di bidang kesehatan yang telah dilakukan oleh

Pemerintah berupa pelayanan kesehatan langsung ke lokasi Komunitas Adat

Terpencil SAD, pengecekan kesehatan, pengobatan gratis, akses layanan ke

RSUD Raden Mattaher dan pembentukan kader yang membantu dalam proses

persalinan pada Komunitas Adat Terpencil SAD. Sedangkan pemberdayaan KAT

SAD di bidang kesejahteraan sosial telah dilakukan pemerintah dengan

menyediakan pemukiman bagi Komunitas Adat Terpencil SAD, memberikan

bantuan berupa makanan pokok dan ternak, membantu Komunitas Adat Terpencil

SAD dalam pendataan diri maupun keluarga dan membantu dalam proses

kemandirian SAD.3 Dari data ini tampak program pemberdayaan KAT SAD di

provinsi Jambi masih belum menyentuh bidang pendidikan.4

Berdasarkan hasil observasi awal yang penulis lakukan, kalaupun progam

pemberdayaan SAD di bidang pendidikan di Desa One Mane Kec. Limun Kab.

Sarolangun sudah berjalan program tersebut masih belum efektif. Hal ini

dibuktikan dengan hanya 6 orang yang bersekolah dari 16 anak SAD yang

3

Berdasarkan observasi awal penulis, upaya yang telah Pemerintah lakukan belum

terealisasikan dengan baik. Hal ini disebabkan Komunitas Adat Terpencil SAD masih belum

mampu memberdayakan dirinya maupun keluarga secara mandiri. Komunitas Adat Terpencil SAD

hanya menerima bantuan dari Pemerintah tetapi belum dapat mengembangkan bantuan tersebut.

Selain itu terdapat juga kendala seperti kebijakan pemerintah melalui SK Gubenur Jambi dan SK

Bupati Sarolangun belum terlaksana dengan baik oleh anggota pokja KAT dikarenakan anggaran

tidak tersedia. 4

Febi Rizka Eliza dkk,2018, Peran Pemerintah terhadap program pemberdayaan

Komunitas Adat Terpencil suku anak dalam (SAD) di provinsi jambi Tahun 2018, jurnal Kesmas

Jambi, vol.2, No 1, Maret 2018, hlm 48.

Page 20: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

5

seharusnya duduk di bangku sekolah.5 Masih sedikit dari masyarakat Suku Anak

Dalam yang mau untuk bersekolah. Selain itu juga sekolah yang digunakan untuk

pemberdayaan tersebut tampaknya terbengkalai, ditambah lagi peserta didiknya

yang suka pindah-pindah ke sekolah lain.6

Masalah lain yang juga terkait dengan tidak efektifnya program

pemberdayaan ini adalah kurangnya kesadaran Suku Anak Dalam akan

pentingnya pendidikan, dan terkadang menurut mereka, Pendidikan tersebut

bertentangan dengan ajaran leluhur yang ada di suku mereka, tidak penting,

kerena mereka hidup didalam hutan dan berburu dan tidak mencari pekerjaan di

luar.7

Beberapa masalah tersebut menunjukan kurang efektifnya program

pemberdayaan pendidikan suku anak dalam di desa lubuk bedorong, hal ini

kemudian memunculkan pertanyaan, bagaimana efektivitas penerapan peraturan

presiden RI no 186 thun 2014 tentang pemberdayaan sosial terhadap komunitas

adat terpencil.

Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk meneliti sejauh mana

keefektifan penerapan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 186 Tahun

2014 tentang Pemberdayaan Sosial Terhadap Komunitas Adat Terpencil dalam

bidang pendidikan. Penelitian ini berjudul “Efektivitas Kebijakan Pemerintah

Dalam Pendidikan Terhadap Komunitas Adat Terpencil Studi Kasus Suku

Anak Dalam Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi”.

5 Wawancara dengan Patlis, salah satu masyarakat suku anak dalam di kecamatan limun

Dusun Rena Mane pada tanggal 10 Oktober 2019 6 Wawancara dengan Patlis, salah satu masyarakat suku anak dalam di kecamatan limun

Dusun Rena Mane pada tanggal 10 Oktober 2019 7 Wawancara dengan Bapak Bayu , Kepala Desa Lubuk Bedorong, pada tanggal 10

Oktober 2019

Page 21: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan pokok-

pokok permasalahan sebagai berikut:

1. Apa saja program Pendidikan bagi Suku Anak Dalam di kecamatan limun

Kabupaten Sarolangun Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 186 Tahun 2014?

2. Apakah program pendidikan untuk bagi Suku Anak Dalam tersebut efektif ?

3. Apa saja faktor penghambat dan/atau pendukung pencapaian efektivitas

program pendidikan tersebut?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan penelitian, agar tidak terjadi perluasan pada pokok

pembahasan, penulis memfokuskan penelitian ini pada program pendidikan bagi

Suku Anak Dalam Rena Mane pada tahun 2018-2019 di dusun Rena Mane desa

Lubuk Bedorong Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian pada hakikatnya mengungkapkan apa yang dicapai oleh

peneliti. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Ingin mengetahui Apa saja program Pendidikan bagi Suku Anak Dalam di

kecamatan limun Kabupaten Sarolangun Berdasarkan Peraturan Presiden

Republik Indonesia Nomor 186 Tahun 2014

b. Ingin mengetahui Apakah program pendidikan untuk bagi Suku Anak

Dalam tersebut efektif

Page 22: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

7

c. Ingin mengetahui Apa saja faktor penghambat dan/atau pendukung

pencapaian efektivitas program pendidikan tersebut.

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini akan memberikan kegunaan bagi berbagai pihak baik secara

langsung maupun tidak langsung. Adapun kegunaan tersebut adalah sebagai

berikut :

a. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata-1 (S1) pada

jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Syariah, Universitas Islam Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

b. Secara akademisi dapat menambah wawasan bagi penulis khususnya dan

kepada pembaca umumnya, dalam hal ini berkenaan dengan pemberdayaan

sosial terhadap komunitas adat terpencil khususnya di suku anak dalam

(SAD) di kecamatan limun.

E. Kerangka Teori

Adapun teori yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu teori

Evektifitas, pemberdayaan masyarakat dan pendidikan.

a. Teori Evektifitas

Konsep efektivitas menurut Harbani Pasolong, efektivitas pada dasarnya

berasal dari kata “efek” dan digunakan istilah ini sebagai hubungan sebab akibat.

Sedangkan secara umum pendapat yang dikemukakan oleh para ahli dapat

disimpulkan bahwa yang menjadi penekan dari pengertian efektivitas berada pada

pencapaian tujuan. Ini berarti dapat dikatakan efektif apabila tujuan atau sasaran

yang dikehendaki dapat tercapai sesuai dengan rencana semula dan menimbulkan

efek atau dampak terhadap apa yang diinginkan atau diharapkan. Tingkat

Page 23: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

8

efektivitas dapat diukur dengan membandingkan antara rencana atau target yang

telah ditentukan dengan hasil yang dicapai, maka usaha atau hasil pekerjaan

tersebut itulah yang dikatakan efektif, namun jika usaha atau hasil pekerjaan yang

dilakukan tidak tercapai sesuai dengan apa yang direncanakan, maka hal itu

dikatakan tidak efektif.8

Dapat disimpulkan bahwa efektivitas berkaitan dengan terlaksananya

semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan partisipasi aktif dari

anggota serta merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil yang dinyatakan, dan

menunjukkan derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang

dicapai.9

Menurut Duncan yang dikutip Richard M. Steers dalam bukunya

“Efektivitas Organisasi” mengatakan mengenai ukuran efektivitas, sebagai

berikut.10

1. Pencapaian tujuannya

Pencapaian adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus dipandang

sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan akhir semakin

terjamin, diperlukan pentahapan, baik dalam arti pentahapan pencapaian bagian-

bagiannya maupun pentahapan dalam arti periodisasinya. Pencapaian tujuan

terdiri dari beberapa faktor, yaitu: Kurun waktu dan sasaran yang merupakan

target kongktit.

2. Integrasi

8 Harbani pasolong, Teori Administrasi Publik, Bandung : Alfabeta, 2007. hal.28

9 Mariati Rahman, Ilmu Administrasi, Cet. Ke-1 (Makassar : Cv Sah Media, 2017), hlm. 41

10 Radita Arindya, Efektivitas Organisasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi”, (Surabaya:

Media Sahabat Cendekia, 2019) , hlm. 67 – 68.

Page 24: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

9

Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi

untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan konsensus dan komunikasi dengan

berbagai macam organisasi lainnya. Integrasi menyangkut proses sosialisasi.

3. Adaptasi

Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya. Untuk itu digunakan tolak ukur proses pengadaan dan pengisian

tenaga kerja.

b. Teori pemberdayaan

Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang mendapat awalan ber-

menjadi kata”berdaya” artinya memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya

kekuatan, berdaya memiliki arti kekuatan. Kata “berdaya” apabila diberi awalan

pe- dengan mendapat sisipan –m- dan akhiran –an manjadi “pemberdayaan”

artinya membuat sesuatu menjadi berdaya atau mempunyai kekuatan.11

Kata “pemberdayaan ” adalah terjemahan dari bahasa Inggris

“Empowerment”, pemeberdayaan berasal dari kata dasar “power” yang berarti

kekuatan berbuat, mencapai, melakukan atau memungkinkan. Awalan “em”

pemberdayaan dapat berarti kekuatan dalam diri manusia, suatu sumber

kreativitas.12

Secara konseptual pemeberdayaan (emperworment) berasal dari kata

power (kekuasaan atau keberdayaan).13

Pemberdayaan menunjuk pada

kemampuan orang. Khususnya kelompok rentan dan lemah sehinggamereka

11

Rosmedi Dan Riza Risyanti, Pemberdayaan Masyarakat, (Sumedang: Alqaprit

Jatinegoro, 2006), hlm. 1

12 Lili Baridi, Muhammad Zein, M. Hudri, Zakat Dan Wirausaha, (Jakarta: CED)

13 Edi Sugarto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakayat Kajian

StrategisPembangunan Kesejahteraan Sosial Dan Pekerja Sosial,(Bandung: PT Ravika

Adimatama 2005), Cet Ke-1, hlm.57

Page 25: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

10

memiliki kekuatan atau kemampuan dalam: (a) memenuhi kebutuhan dasarnya

sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom), dalam arti bukan saja bebas

mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan,

bebas dari kesakitan; (b) menjangkau sumber-sumber produktif yang

memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh

barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan; (c) berpartisipasi dalam proses

pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka.14

Menurut beberapa pakar yang terdapat dalam buku Edi Suharto,

menggunakan difinisi pemberdayaan dilihat dari tujuan, proses, dan cara-cara

pemberdayaan. Menurut Jim lfe dalam membangun Masyarakat Memberdayakan

Rakyat, pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang

yang lemah atau tidak beruntung.15

Masih dalam buku tersebut, person

mengatakan bahwa pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang

menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam mengontrol dan mempengaruhi

terhadap kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi

kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh

keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi

kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya. Sedangkan

menurut Swift dan Levin dalam membangun masyarakat Memberdayakan

Masyarakat, pemberdayaanmenunjuk pada usaha pengalokasian kembali

kekuasaan melalui pengubahan struktur sosial.16

14

Ibid, hlm. 58 15

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial Danpekerja Sosial(Bandung: Ptrevika Aditam, 2005) Cet Ke-1, hlm 57

16 Ibid

Page 26: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

11

Berdasarkan definisi pemberdayaan di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa pemeberdayaan adalah serangkaiaan kegiatan untuk memperkuan kukasaan

atau keberdayaan kelompok rentan dan lemah dalam masyarakat, termasuk

individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan, sehingga mereka

memiliki keberdayaan dalam memenuhui kebutuhan hidupnya baik secara fisik,

ekonomi, maupun sosial seperti: kepercayaan diri, maupun menyampaikan

aspirasi, mempunyai mata pencahariaan, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan

mendiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupanya.17

Adapun cara yang di

tempuh dalam malakukan pemberdayaan yaitu dengan memberikan motivasi atau

dukungan berupa sumber daya, kesempatan, pengetahuan, dan keterampilan bagi

masyarakat untuk meningkatkan kapasitas mereka, meningkatkan kesadaran

tentang potensi yang di milikinya, kemudian berupaya untuk mengembangkan

potensi yang dimiliki tersebut.

1. Tujuan Pemberdayaan

Tujuan utama pemberdayaaan adalah memperkuat kekuasaaan masyarakat

khususnya kelompok lemah yang memiliki ketidakberdayaan, baik karena kondisi

internal (misalnya presepsi mereka sendiri), maupun karena kondisi eksternal

(misalnya ditindas oleh struktur sosial yang tidak adil).18

Ada beberapa kelompok

yang dapat dikategorikan sebagai kelompok lemah atau tidak berdaya meliputi:

1) Kelompok lemah secara stuktural, naik lemah secara kelas, gender, maupun

etnis.

2) Kelompok lemah khusus, seperti manula, anak-anak, dan remaja penyandang

cacat, gay dan lesbian, masyarakat terasing.

17

Ibid , hlm. 60 18

Soerjono Soekanto, Sosial Suatu Pengantar, (Jakarta, Rajawalipress, 1987), Cet. Ke @2, hlm. 75

Page 27: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

12

3) Kelompok lemah secara personal, yakni mereka yang mengalami masalah

pribadi atau keluarga.19

Menurut Agus Syafi‟i, tujuan pemberdayaan masyarakat adalah

mendirikan masyarakat atau membangun kemampuan untuk memajukan diri ke

arah kehidupan yang lebih baik secara seimbang. Karena pemberdayaan

masyarakat adalah upaya memperkuas horizon pilihan bagi masyarakat. Ini berarti

masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat

bagi dirinya.20

Payne mengemukakan bahwa suatu proses pemberdayaan (empowerment),

pada intinya bertujuan: membantu klien memperolehdaya untuk mengambil

keputusan dan menemukan tindakan yang akan ia lakukan yang berkaitan dengan

diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan peribadi dan sosial dalam

melakuakan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa

percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melalui trasfer

daya dari lingkungannya.21

2. Tahapan pemberdayaan

Menurut Isbandi Rukminto Adi, pemberdayaan masyarakat memiliki 7

(tujuh) terhadap pemberdayaan, yaitu sebagai berikut:

1) Tahap Persiapan: pada tahapan ini ada dua tahapan yang harus dikerjakan,

yaitu: pertama, penyimpanan petugas, yaitu tenaga pemberdayaan masyarakat

yang bisa dilakukan oleh community woker, dan kedua penyiapan lapangan

yang pad dasarnya diusahakan dilakukan secara non-direktif.

19

Op. Cit, Edi Sueharto, hlm. 60 20

Ibid, hlm. 60 21

Op. Cit , Agus Ahmad Syafi‟i, hlm. 39

Page 28: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

13

2) Tahapan pengkajian (assessment): pada tahapan ini yaitu proses pengkajian

dapat dilakukan secara individual melalui kelompok-kelompok dalam

masyarakat. Dalam hal ini petugas harus berusaha mengidentifikasi masalah

kebutuhan yang dirasakan (feel needs) dan juga sumber daya yang dimiliki

klien.

3) Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan: pada tahapan ini petugas

sebagai agen perubahan (exchange agent) secara partisipatif mencoba

melibatkan warga untuk berfikit tentang masalah yang mereka hadapi dan

bagaimana cara mengatasinya. Dalam konteks ini masyarakat diharapkan

dapat memikirkan beberapa alternatif program dan kegiatan yang dapat

dilakukan.

4) Tahap pemfomalisasi rencanaaksi: pada tahapan ini agen perubahan membantu

masing-masing kelompok untuk merumuskan dan menentukan program dan

kegiatan apa yang mereka akan lakukan untuk mengatasi permasalahan yang

ada. Disamping itu juga petugas membantu untuk memfomalisasikan gagasan

mereka kedalam bentuk tertulis, terutama bila ada kaitannya dengan

pembuatan proposal kepada penyandang dana.

5) Tahap pelaksanaan (implementasi) program atau kegiatan: dalam upaya

pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat peren masyarakat sebagai

kader diharapkan dapat menjaga keberlangsungan program yang telah

dikembangkan. Kerjasama antar petugas dan masyarakat merupakan hal

penting dalam tahapan ini karena terkadang sesuatu yang sudah direncanakan

dengan baik melenceng saat dilapangan.

Page 29: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

14

6) Tahap evaluasi: evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas

program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan sebaiknya

dilakukan dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan warga tersebut

diharpakan dalam jangka waktu yang pendek biasanya membentuk suatu

sistem komunitas untuk pengewasan secara internal dan untuk jangka panjang

dapat membangun komunikasi masyarakat yang lebih mendirikan dengan

memanfaatkan sumber daya yang ada.

7) Tahap terminasi: tahap terminasi merupakan tahapan pemutusan hubungan

secara formal dengan komunitas sasaran. Dalam tahap ini diharapkan proyek

harus segera berhenti.22

Sedangkan menurut Gunawan Sumodiningrat, upaya untuk pemberdayaan

masyarakat terdiri dari 3 (tiga) tahapan yaitu:

1) Menciptakan suasana iklim yang memungkinkan potensi mastyarakat itu

berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia dan

masyarakat memiliki potensi (daya) yang dapat dikembangkan.

2) Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat, dalam rangka

ini diperlukan langkah-langkah lebih positf dan nyata, serta pembukaan akses

kepada berbagai peluang yang akan membuat masyarakat menjadi semakin

berdaya dalam memanfaatkan peluang.

3) Memberdayakan juga mengandung arti menanggulangi.23

Dalam pasal 1 ayat 2 Peraturan Presiden Nomor 186 Tahun 2014

tentang pemberdayaan sosial terhadap komunitas adat terpencil dijelaskan

bahwa, Komunitas Adat Terpencil (KAT) adalah kelompok sosial budaya yang

22

Ibid, hlm. 63 23

Ibid, hlm. 53

Page 30: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

15

bersifat lokal dan terpencar serta kurang atau belum terlibat dalam jaringan dan

pelayanan baik sosial, ekonomi, maupun politik. Adapun ciri-ciri KAT

berbentuk komunitas terpencil, keterbatasan akses pelayanan sosial dasar,

tertutup, homogen, dan penghidupannya tergantung kepada sumber daya

alam.24

Salah satu suku yang termasuk dalam Komunitas Adat Terpencil adalah

Suku Anak Dalam.

Suku Anak Dalam atau dikenal juga dengan Orang Rimba atau suku

kubu adalah salah satu suku bangsa minoritas yang hidup di pulau sematera,

tepatnya di Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan, Mereka mayoritas hidup di

Provinsi Jambi dengan perkiraan jumlah populasi sekitar 200.000 orang. Secara

garis besar di jambi mereka hidup di 3 wilayah ekologis yang berbeda, yaitu

Orang kubu yang di utara Provinsi Jambi (sekitaran Taman Nasional Bukit 30,

Taman Nasional Bukit 12, dan wilayah Selatan Provinsi Jambi ( sepanjang jalan

lintas Sumatra).25

c. Teori Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam mengembangkan

kualitas manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2013 (dalam Suherman, 2011, hlm.

Tentang sistem pendidikan nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

24

Yulinawati, program pemberdayaan komunitas adat terpencil (kat di desa sungai tohor

barat kecamatan tebing tinggi timur kabupaten kepulauan meranti, Jurnal Online Mahasiswa

fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas Riau (jom fisip UNRI), Vol. 4 No. 1- Februari

2017 hlm 2. 25

Suku Kubu. Wikipedia. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Suku_Kubu. Diakses pada Rabu,

10 Desember 2019 Pukul 13.00

Page 31: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

16

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Jadi

pendidikan adalah proses pembelajaran yang dibutuhkan manusia untuk

mengarahkan, membimbing, memperbaiki dan mengembangkan potensi dirinya.

Sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kecerdasan, akhlak mulia dan

mampu menjadi individu yang kreatif dan menjadi makhluk sosial yang bisa

hidup bermasyarakat dengan lingkungan.26

Secara alamiah, manusia tumbuh dan berkembang sejak dalam kandungan

sampai meninggal, mengalami proses tahap demi tahap. Demikian pula kejadian

alam semesta ini diciptakan Tuhan melalui proses setingkat demi setingkat. Pola

perkembangan manusia dan kejadian alam semesta yang berproses demikian

berlangsung di atas hukum alam yang ditetapkan oleh Allah sebagai

“sunnatullah”.27

F. Tinjauan Pustaka

Dalam menyusun sebuah skripsi, tinjauan pustaka sangatlah dibutuhkan

dalam rangka menambah wawasan terhadap masalah yang akan dibahas oleh

penyusun skripsi. Tinjauan pustaka pada dasarnya mempunyai fungsi yakni

menyediakan kerangka teori bagi penelitian yang direncanakan, menyediakan

informasi terkait penelitian-penelitian, memberikan informasi tentang metode-

metode penelitian, menyediakan berbagai temuan dan kesimpulan dari peneliti

terdahulu, menambah percaya diri peneliti.28

Oleh sebab itu, setelah peneliti

melakukan tinjauan pustaka terhadap beberapa penelitian, ada beberapa yang

26

Subroto dan Yudiana. (2010:26). permainan Bolavoli. Bandung: FPOK Universitas

Pendidikan Indonesia. 27

Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), hlm. 12

28 Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, Cet ke-2, (Jambi : Syariah Press dan Fakultas

Syariah IAIN STS Jambi, 2014), hlm. 26.

Page 32: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

17

memiliki keterkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu sebagai

berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Ayu Nengseh dengan judul “Strategi Dinas

Pendidikan Untuk Meningkatkan Sumber Daya Manusia Suku Anak Dalam

studi kasus di desa Bajubang Batanghari.29

Penelitian ini dengan batasannya

hanya strategi Dinas Pendidikan dalam meningkatkan pendidikan suku anak

dalam di desa Bajubang tersebut.

2. Buku yang berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Sukmareni

dan Hermayulis yang tertulis dalam buku dengan judul, “Rekam Jejak Sang

Sahabat Yusak Adrian Hutapea Pahlawan Pendidikan Orang Rimba”.30

Buku

ini adalah cerita langsung dari pendamping sekaligus pahlawan Pendidikan bagi

Suku Anak Dalam. Buku ini juga banyak bercerita bagaimana perjuangan

Yusak untuk memberi serta meningkatkan kesadaran pendidikan pada suku

anak dalam.

3. Artikel yang ditulis oleh Suyatno dan B.Mulyadi dengan judul “pemberdayaan

adat terpencil melalui pelayanan terpadu Di Rote Ndao, Provinsi nusa Tenggara

Timur.31

penelitian ini berfokus pada efektivitas dan efesiensi program

Pemberdayaan KAT.

4. Jurnal yang ditulis oleh Puji Hadayanti dengan judul “Pemberdayaan

masyarakat adat terpencil melalui model pendidikan luar sekolah”.32

penelitian

29

Dwi Ayu Nengsih, dengan judul “Strategi Dinas Pendidikan Untuk Meningkatkan

Sumber Daya Manusia Suku Anak Dalam studi kasus di desa Bajubang Batanghari., Mahasiswa

Ilmu Pemerintahan Fakultas yariah UIN STS Jambi. 30

Sukmareni dan Hermayulis, Rekam Jejak Sang Sahabat Yusak Adrian Hutapea

Pahlawan Pendidikan Orang Rimba, (Indonesia; KKI Warsi, 2013) 31

Suyatno dan B.Mulyadi dengan judul “pemberdayaan adat terpencil melalui pelayanan

terpadu Di Rote Ndao, Provinsi nusa Tenggara Timur. 32

Puji Hadiyanti, pemberdayaan masyarakat adat terpencil melalui model, pendidikan luar

sekolah, vol.4, No.2, Desember 2009

Page 33: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

18

ini terlihat petapa bermanfaanya suatu model dalam proses pendidikan luar

sekolah, hal tersebut alamiah karena sipat model yang harus berupa gambaran

sistem fisik KAT yang sebagaimana komunitas yang lainya tidaklah sederhana.

Berdasarkan penjabaran penelitian di atas berbeda dengan penelitian yang

akan penulis lakukan walaupun sama-sama berbicara mengenai suku anak dalam.

Pada penelitian yang disebutkan tadi yaitu secara berurutan : 1. fokus pada

strategi dinas pendidikan dalam meningkatkan sumber daya manusia suku anak

dalam; 2. rekam jejak atau biografi Yusak dalam memberikan pendidikan kepada

Suku Anak Dalam; 3. lebih luas cakupan dari penulis karena program

pemberdayaan; dan 4. Pemberdayaan melalui model pendidikan luar sekolah.

Sedangkan penelitian penulis berfokus pada pendidikan terhadap suku Anak

Dalam sesuai dengan peraturan Presiden Nomor 186 tahun 2014.

Adapun persamaan penelitian penulis dengan penelitian yang telah

disebutkan tersebut yaitu berfokus pada pendidikan dan pemberdayaan terhadap

Komunitas Adat Terpencil. Terlebih pada dua penelitian awal, sama-sama

melakukan penelitian pada Suku Anak Dalam.

Page 34: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

19

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bertempat di Dusun Rena Mane Desa Lubuk Bedorong

Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi.

B. Pendekatan penelitian

Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang dilakukan dengan memakai

pendekatan Yuridis yang berarti penelitian yang menghasilkan data deskripsi

dengan cara memperoleh data secara langsung dari subjek sebagai sumber

pertama dalam penelitian lapangan mengenai tinjauan efektifitas dari pelaksanaan

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 186 tahun 2014 tentang

pemberdayaan sosial terhadap komunitas adat terpencil di Kecamatan Limun.

Jenis pendekatan ini secara spesifik lebih bersifat deskriptif kualitatif,

metode deskriptif kualitatif ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang

baik, jelas, dan dapat memberikan data seteliti mungkin tentang objek yang diteliti

dalam hal ini untuk menggambarkan tentang efektifitas Peraturan Presiden

Republik Indonesia Nomor 186 tahun 2014 tentang pemberdayaan sosial

terhadap komunitas adat terpencil di Kecamatan Limun.33

33

Saifudin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarya: Pustaka Pelajar Offset, 2001), hlm. 8

19

Page 35: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

20

C. Jenis dan sumber data

1. Jenis Data

Jenis data merupakan corak penelitian yang dipakai, apakah penelitian

lapangan, kepustakaan atau lain sebagainya.34

Adapun dalam penelitian ini

terdapat dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder.

1) Data Primer

Data primer adalah data-data yang diperoleh dari sumber pertama yang

pengambilanya dihimpun langsung oleh peneliti.35

Dalam hal ini data primer

berupa hasil yang penulis dapatkan melalui wawancara, observasi dan

dokumentasi.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung. Data sekunder ini

merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan data primer seperti buku-

buku, literatur dan bacaan yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu berupa

peraturan perundang-undangan, buku-buku, dokumen, jurnal dan sebagainya.36

2. Sumber data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data tersebut dapat

diperoleh dan sumber data ini sangatlah penting, karna kesalahan dalam

menggunakan dan memahami serta memilih sumber data maka data yang akan

diperoleh juga akan meleset dari apa yang diharapkan..37

34

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah IAIN STS Jambi, Cet- 1,

(Jambi : Syariah Press Fakultas Syariah, 2010), hlm. 23 35

Riduwan, skala pengukuran variable-variabel penelitian (Bandung: Alfabeta, 2005),

hlm. 24 36

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 24 37

Bungin burhan, metodologi penelitian sosial: format-format kuantitatif dan kualitatif

(Surabaya: Airlangga, 2001), hlm. 129

Page 36: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

21

Sumber data dalam penelitian yaitu sumber data kualitatif yaitu berupa

kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan

lainnya. Oleh karena itu, dalam pengumpulan data pada pendekatan kualitatif

dikelompokan menjadi data primer (utama) dan data sekunder (tambahan).38

adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini yaitu jawaban dari

wawancara penulis dengan informan di lapangan, isi-isi dokumen dan buku-buku,

maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

D. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan proses pengadaan data primer untuk

keperluan penelitian. Menentukan metode yang digunakan untuk pengumpulan

data menjadi penting untuk dilakukan. Dalam pengumpulan data kualitatif,

metode yang dapat digunakan diantaranya:

a. Pengamatan (observasi)

Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data dimana peneliti

atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan

selama penelitian.39

Penelitian ini menggunakan obsevasi partisipatif, dimana

peneliti melakukan interaksi secara langsung dalam situasi sosial dengan subjek

penelitian. Observasi bertujuan untuk mengamati bagaimana kehidupan Suku

Anak Dalam di Dusun Ona Mane.

b. Wawancara

38

Lexy J. Moleong, prosedur penelitian: suatu pendekatan praktek (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1992), hlm. 157 39

W Gulo, Metode Penelitian, Cet ke-1, ( Jakarta : PT. Grafindo, 2002), hlm. 116.

Page 37: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

22

Wawancara yaitu mencoba mendapatkan keterangan/pendapat secara

langsung dari seseorang responden atau informan.40

Dalam wawancara biasanya

peneliti akan melakukan percakapan informan, dengan mengajukan beberapa

pertanyaan dengan tatap muka.41

Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data atau keterangan yang

diperlukan dalam penulisan ini. Untuk mendapatan data keterangan tersebut

penulis melakukan wawancara dengan pada bapak Mantap selaku kepala suku

anak dalam Desa Ona mane, Bapak Patlis selaku masyarakat Suku Anak Dalam,

dan Bapak Bayu selaku kepala desa Lubuk Bedorong Kecamatan Limun

Kabupaten Sarolangun, Dinas Pendidikan Kabupaten sarolangun dan Dinas Sosial

Kabupaten Sarolangun.

c. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data lainnya yang akan digunakan peneliti adalah

dokumentasi, di mana peneliti akan mengumpulkan data yang diperoleh dari

dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan yang tersimpan, baik itu berupa

data dari desa terkait pemberdayaan suku anak dalam, catatan transkrip, buku,

surat kabar, dan lain sebagainya yaitu foto tempat belajar, nama guru dan murid,

dokumen pengadaan pakaian sekolah serta perlengkapan sekolah tahun anggaran

2019, serta peraturan perundang-undangan terkait.42

Dokumentasi dilakukan untuk

mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini.

E. Teknik Analisis Data

40

Kenjoro Nengrat, Metode Wawancara Dalam Metode-metode Penelitian Masyarakat

(Jakarta: Gramedia Pustaka utama, 1993), hlm.129 41

Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 213. 42

Margono S, Metodologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2007), 187

Page 38: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

23

Teknik analisis data untuk menjawab rumusan masalah tentang

efektifitas pemberdayaan sosial terhadap suku anak dalam di Desa Ona Mane

menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Sugiyono mengatakan analisis data

adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari

hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri

sendiri maupun orang lain.43

Proses analisis data yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang

yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksikan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.44

b. Display data atau penyajian data.

Display data atau penyajian data dalam penelitian kualitatif, bisa dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya.

43

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

(Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 335 44

Sugiyono, Metode Penelitian… hlm. 338

Page 39: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

24

Tujuan dari penyajian data adalah memudahkan untuk memahami apa yang

terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami.45

c. Menarik kesimpulan atau verifikasi

Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari semua data yang

telah diperoleh sebagai hasil dari penelitian. Penarikan kesimpulan atau verifikasi

adalah usaha untuk mencari atau memahami makna/arti, keteraturan, pola-pola,

penjelasan, alur sebab akibat atau proposisi. Sebelum melakukan penarikan

kesimpulan terlebih dahulu dilakukan reduksi data, penyajian data serta penarikan

kesimpulan atau verifikasi dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Sesuai dengan

pendapat Miles dan Huberman, proses analisis tidak sekali jadi, melainkan

interaktif, secara bolak-balik diantara kegiatan reduksi, penyajian dan penarikan

kesimpulan atau verifikasi selama waktu penelitian. Setelah melakukan verifikasi

maka dapat ditarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang disajikan dalam

bentuk narasi. Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dari kegiatan analisis

data. Penarikan kesimpulan ini merupakan tahap akhir dari pengolahan data.46

F. Sistematika Penulisan

Untuk lebih memudahkan penelitian dan menyusun pemahaman tentang

skripsi agar berjalan sesuai dengan apa yang telah penulis tentukan sebelumnya,

maka ditentukan susunan dan sistematika penulisan sebagai berikut :

45

Ibid, hlm. 338 46

http://eprints.undip.ac.id/40737/3/004_BAB_III.pdf, di akses 21 Juli 2019 pukul 23:07

wib

Page 40: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

25

BAB I : PENDAHULUAN bab ini berisikan : Latar Belakang, Rumusan

Masalah, Batasan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian,

Kerangka Teori, dan Tinjauan Pustaka.

BAB II : METODE PENELITIAN yang berisikan : Tempat Dan Waktu

Penelitian, Pendekatan Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Teknik

Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, dan Sistematika

Penulisan.

BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN yang terdiri dari

Sejarah dan Letak Geografis Desa Ona Mane, Struktur Organisasi

dan Tata Kerja, dan Situasi Keadaan Sosial.

BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN yang terdiri dari

apa saja program pemberdayaan pendidikan terhadap Suku Anak

Dalam (SAD) di Kecamatan Limun dan bagaimana efektivitas

penerapan Peraturan Presiden Nomor 186 Tahun 2014 tentang

Pemberdayaan sosial terhadap Komunitas Adat Terpencil (KAT)

terhadap suku anak dalam Kecamatan Limun dalam bidang

pendidikan.

BAB V: PENUTUP yang terdiri dari : Kesimpulan dan Saran.

Page 41: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

26

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Profil Kabupaten Sarolangun

1. Sejarah Kabupaten Sarolangun

Setelah Proklamasi kemerdekaan Indonesia dicetuskan oleh Soekarno-

Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945, kota Sarolangun yang pernah menjadi basis

patrol Belanda menjadi bagian dari Kabupaten Jambi ilir (Timur) dengan pusat

pemerintahannya berkedudukan di Jambi dengan Bupatinya pada masa itu adalah

M. Kamil.47

Pada tahun 1950 sampai Jambi menjadi Propinsi tahun 1957, Sarolangun

menjadi kawedanan bersama kota-kota lainnya yaitu Bangko, Muaro Bungo, dan

Muaro Tebo yang tergabung dalam Kabupaten Merangin dengan Ibukotanya

semula berkedudukan di Jambi yang selanjutnya berpindah ke Sungai Emas

Bangko.48

Sejak saat itu, Kota Sarolangun menjadi kawedanan selama kurang lebih

20 tahun. Selanjutnya dimulai dari tahun 1960 berdasarkan hasil siding pleno

DPRD Kabupaten Merangin dipecah menjadi dua Kebupaten, yaitu Kabupaten

Sarolangun Bangko dan Kabupaten Bungo Tebo.49

Maka sejak saat itu kawedanan Sarolangun secara resmi menjadi bagian

wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dengan ibukotanya

47 Sekilas Profil Kabupaten Sarolangun, https://sarolangunkab.go.id/utama/baca/-berita-227-sekilas-profil-kabupaten-sarolangun.html Diakses pada Jumat, 25 Desember 2020 pukul 20.00 WIB 48 Ibid, 49 Ibid,

Page 42: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

27

Bangko. Melalui Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 secara yuridis formal

Kabupaten Sarolangun resmi terbentuk.50

Selanjutnya diperkuat dengan Keputusan DPRD Propinsi Jambi Nomor :

2/DPRD/99 Tanggal 9 Juli 1999 Tentang Pemekaran Kabupaten di Propinsi Jambi

menjadi 9 Kabupaten dan 1 Kota. Atas dasar kebijakan tersebut, maka pada

tanggaln 12 Oktober 1999 Kabupaten Sarolangun resmi menjadi daerah otonom

dengan Bupati Pertama 1999 – 2001 adalah H. Muhammad Madel.51

Kemudian berdasarkan Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati melalui

DPRD Kabupaten Sarolangun Tahun 2001 terpilih Bupati dan Wakil Bupati H.

Muhammad Madel, dan H. Maryadi Syarif. Saat ini setelah dilaksanakannya

pemilihan umum secara langsung pada bulan Juli 2006 yang merupakan pemilu

lansung pertama bagi Kabupaten Sarolangun maka terpilihlah H. Hasan Basri

Agus dan H. Cek Endra sebagai Bupati dan Wakil Bupati Sarolangun terpilih

periode 2006 – 2011. Berdasarkan Hasil Pemilukada Tahun 2011 maka terpilih

sebagai Bupati dan Wakil Bupati periode 2011 – 2016 adalah H. Cek Endra dan

Pahrul Rozi.52

Dalam rangka melengkapi kelembagaan pemerintahaan dan birokrasi

publik dan sebagai Kabupaten Pemekaran, maka lembaga Legislatif Kabupaten

Sarolangun DPRD pada awal berdirinya masih merupakan bagian dari DRPD

Kabupaten Sarolangun Bangko (Sarko).53

Pemisahan lembaga Legislatif Kabupaten Sarolangun dibentuk bersamaan

dengan dasar Undang – Undang Nomor 54 Tahun 1999 dan selanjutnya

50 Ibid, 51 Ibid, 52 Ibid, 53 Ibid,

26

Page 43: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

28

disempurnakan kembali melalui Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2000 dengan

jumlah anggota DPRD sebanyak 25 orang.54

2. Letak Geografis Kabupaten Sarolangun

Kabupaten Sarolangun adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jambi,

Indonesia. Luas wilayahnya 6.174 km² dengan populasi 246.245 (sensus

penduduk 2010. Ibu kotanya ialah Sarolangun.

Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999

tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro

Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Sebelumnya, kabupaten ini

bersama-sama dengan Kabupaten Merangin membentuk Kabupaten Sarolangun-

Bangko,Selanjutnya diperkuat dengan keputusan DPRD Provinsi Jambi Nomor

2/DPRD/99 tanggal 9 Juli 1999 tentang pemekaran Kabupaten di Provinsi Jambi.

Secara geografis, Kabupaten Sarolangun terletak antara 01°53’39’’ sampai

02°46’02’’ Lintang Selatan dan antara 102°03´39’’ sampai 103°13´17’’ Bujur

Timur dan merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 10 sampai dengan

1000 meter dari permukaan laut (dpl), dengan pembagian wilayah dan batas

sebagai berikut:

Utara : Kabupaten Batang Hari

Selatan : Kabupaten Rajang Lebong Provinsi Bengkulu

Barat : Kabupaten merangin

Timur : Kabupaten Batang Hari dan Kabupaten Musi Rawas Provinsi

Sumatra Selatan

54 Ibid,

Page 44: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

29

Luas wilayah administratif Kabupaten Sarolangun meliputi 6.174 Km2,

terdiri dari Dataran Rendah 5.248 Km2 (85%) dan dataran tinggi 926 Km2 (15%).

Secara administratif pada awal berdirinya Kabupaten Sarolangun terdiri atas 6

kecamatan, 4 kelurahan dan 125 desa, sampai dengan tahun 2010 Kabupaten

Sarolangun terdiri dari 10 kecamatan, 9 kelurahan dan 134 desa dengan jumlah

penduduk pada tahun 2008 sebanyak 214.036 jiwa dengan kepadatan penduduk

32 jiwa/Km2, rata-rata pertumbuhan penduduk pertahun mencapai 2,48 persen.

B. Profil Desa Lubuk Bedorong

1. Sejarah Desa Lubuk Bedorong

Desa Lubuk Bedorong adalah desa tua yang telah ada sejak abad ke-19.

Pada 1926, ketika sistem pemerintahan marga yang dibentuk oleh pemerintahan

koloniel Belanda mulai diterapkan. Lubuk Bedorong adalah sebuah kampung

yang masuk dalam kesatuan marga Bukit Bulan. Pada masa itu kampung Lubuk

Bedorong dipimpin oleh seorang Penghulu Batin, sedangkan Marga Bukit Bulan

dipimpin oleh seorang Pesirah dengan kedudukan pusat pemerintahan berada di

Meribung.55

Berlakunya Undang-undang Nomor 5 tahun 1979, tentang pemerintahan

desa, berdampak pada perubahan sistem pemerintahan Marga Bukit Bulan. Pada

tahun 1983 Marga Bukit Bulan dihapuskan dan diganti menjadi sistem

Pemerintahan Desa. Pada masa itu wilayah eks Marga Bukit Bulan dibentuk

55

WARSI, Profil Desa Lubuk Bedorong. (Jambi: Komunitas Konservasi WARSI. 2010),

hal. 1-2

Page 45: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

30

sepuluh desa, yang berasal dari delapan kampung yang telah ada sebelumnya dan

dua desa bentukan baru.56

Keberadaan sepuluh desa di eks Marga Bukit Bulan hanya berlangsung

selama satu dekade. Pada tahun 1993 sepuluh desa yang ada dilebur sehingga

hanya terdapat lima desa di wilayah eks Marga Bukit Bulan. Pada peleburan

tersebut desa Temalang dan desa Lubuk Bedorong melebur menjadi satu desa,

dengan tetap memakai nama desa Lubuk Bedorong, sedangkan desa Temalang

berubah menjadi dusun Temalang yang merupakan bagian dari desa Lubuk

Bedorong.57

Saat ini desa Lubuk Bedorong bersama empat desa eks Marga Bukit Bulan

lainnya (desa Meribung, Napal Melintang, Mersip dan Berkun) adalah desa-desa

yang secara administratif desa Lubuk Bedorong masuk dalam Kecematan Limun

berada dikawasan hulu Kabupaten Sarolangun.58

Pada tahun 2013 dusun Temalang memisahkan diri dari desa Lubuk

Bedorong dan diganti dengan dusun Rena Mane sehingga sekarang lubuk

Bedorong terdiri atas tiga dusun, yaitu dusun Lubuk Bedorong, dusun Sungai

Binjai dan dusun Rena Mane.59

2. Visi dan Misi Desa Lubuk Bedorong

Visi

56 WARSI, Profil Desa Lubuk Bedorong. (Jambi: Komunitas Konservasi WARSI. 2010),

hal. 1-2 57 WARSI, Profil Desa Lubuk Bedorong. (Jambi: Komunitas Konservasi WARSI. 2010),

hal. 1-2 58 WARSI, Profil Desa Lubuk Bedorong. (Jambi: Komunitas Konservasi WARSI. 2010),

hal. 1-2 59

WARSI, Profil Desa Lubuk Bedorong. (Jambi: Komunitas Konservasi WARSI. 2010),

hal. 1-2

Page 46: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

31

Terwujudnya masyarakat Desa Lubuk Bedorong yang sejahterah, aman,

tertib, bermatabat dan beradat, berdasarkan adatbersandika syara’, syara’

bersandika kitabullah.

Misi

a. Meningkatkan tatakelola Pemerintahan Desa yang tertib dan transfaran.

b. Meningkatkan budaya dan ekonomi masyarakat.

c. Meningkatkan pelayanan masyarakat dan infrastruktur yang berkualitas.

3. Sutruktur Organisasi Pemerintahan Desa Lubuk Bedorong

Gambar 1. Struktur Organisasi Pemerintahandi Desa Lubuk Bedorong

4. Struktur Kepemimpinan

Komunitas Adat Terpencil di Rena Mane juga mengenal kehidupan

berorganisasi dan struktur kepemimpinan tersendiri, tapi hanya berlaku dalam

kehidupan mereka. Sebagaimana halnya kelompok sosial pada umumnya, mereka

memiliki pimpinan disetiap tingkatan pimpinan yang lebih rendah tunduk dan

bertanggung jawab kepada pimpinan yang lebih tinggi.

BENDAHARA

SUPRIADI. SE

SEKRETARIS DESA

M YUSUP

KAUR PEMERINTAHAN RICCI PERKASA

KAUR UMUM MUKSIN

KASI SOSIAL AMRAN

KEPALA DESA

BAYU YUSTINO, SE

Page 47: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

32

Struktur Kepemimpinan (KAT) Di Rena Mane

Desa Lubuk Bedorong, Kecematan Limun, Kabupaten Sarolangun60

Temenggung : Mantap

Dipati : Petlis

Dipati 2 : Ali Ramon

Menti : Rentak

Alim / Dukun : Paneman

Susunan Kepengurusan

Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD)”Bagindo Suman”

Desa Lubuk Bedorong Kecematan Limun

Masa Bhakti 2015-2020

Ketua : Zawawi

Wakil Ketua : M. Amin. S

Sekrataris : Amran

Bendahara : Sumarni

I. Seksi Pengamanan Kawasan Hutan Desa

Koordinator : Ismael

: M. Hapis

: Ilyas

: Edo

: Zulkifli

60

Wawancara dengan Bapak Petlis, Masyarakat Komunitas Adat Terpencil, Pada Hari

Senin Tanggal 05 Oktober 2020 Pukul 11:00 WIB

Page 48: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

33

II. Seksi Pememfataan HHBK dan Jasa Lingkungan

Koordinator : Hidayati

Anggota : Eliyanti

: Ritasari

: Ida Laila

: Husni

III. Seksi Pengolahan Kelembagaan

Koordinator : Soharuddin

Anggota : Ahadi

: Zainal Bahri

: Syaipul Anwar

: Suadha

IV. Seksi Pengolahan Sumber Daya Manusia

Koordinator : Zubir

Anggota : Budiman

: Yandra

5. Keadaan Fisik Desa

a. Batas Wilayah

Page 49: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

34

Sebelah Utara berbapatasan dengan Desa Panca Karya.

Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Meribung dan Desa Berkun.

Sebelah Barat berbatasan dengan Hutan Lindung, Kecamatan Batang Asai.

Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tanjung Raden dan Desa Kudis.

b. Luas Wilayah

Secara administratif desa Lubuk Bedorong berada di Kecematan Limun,

Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Desa Lubuk Bedorong memiliki luas

wilayah 71 km2 atau sebesar 8,83% dari luas keseluruhan kecemtan Limun.

c. Pembagian Wilayah

Wilayah administratif desa terbagi tiga dusun yaitu dusun Lubuk

Bedorong, dusun Sungai Binjai dan dusun Rena Mane.

d. Kondisi Geografis

Secara geografis desa Lubuk Bedorong terletak diantara 02038’41.7”LU

dan di antara 1020

24’54BT sampai dengan 102

007’19.20” BT. Desa Lubuk

Bedorong berada di ketingian 150-650 meter dari permukaan laut dengan curah

hujan tahunan lebih 3.000 mm pertahun. Topologi wilayah ini umumnya berbukit

dengan tingkat kelerengan bervariasi dari 5-15 % sampai > 40 %, dengan jenis

tanah dominan Padzolik Merah Kuning dan Litasol.61

e. Demografi

Jumlah penduduk desa Lubuk Bedorong Berdasarkan data monografi desa

tahun 2019/ 2020, penduduk desa Lubuk Bedorong terdiri atas 1.820 jiwa dan

61

Nuraliyah. Desa Lubuk Bedorong 1979-1999. Skripsi. (Jambi: Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Batanghari Jambi, 2013), hal. 21-22

Page 50: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

35

880 kepala Keluarga (KK). Secara lengkap distribusi penduduk berdasarkan

wilayah dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1. Jumlah dan Distribusi Penduduk desa Lubuk Bedorong

Berdasarkan Jumlah Jiwa pada tahun 2019/ 2020

NO Nama Dusun Jumlah Jiwa

1 Lubuk Bedorong 950

2 Sungai Binjai 750

3 Rena Mane 120

Jumlah 1.820

6. Kehidupan Komunitas Adat Terpencil Di Rena Mane

a. Sejarah Masuknya Agama Kristen Di Rena Mane

Sebenarnya agama Kristen Sudah Masuk ke dalam kehiduapan Komunitas

Adat Terpencil di Rena Mane mulai dari tahun 1980-an yang dibawa oleh pedeta

Manurung dan Araouf dari Sarolangun. Saat itu bertepatan dengan pembangunan

jalan ke Rena Mane. Pada saat itu pendeta Manurung mampir diRena Mane, ia

menetap beberapa saat disana, untuk mengenalkan agama Kristen pada

Masyarakat Suku Anak Dalam di Rena Mane.

Pada saat itu masyaraat Suku Anak Dalam di Rena Mane belum

mempunyai agama, mereka hanya memiliki kepercayaan Anisme yakni percaya

kepada roh nenek moyang mereka. Manurung adalah sosok lelaki yang begitu

agamis, santun, baik hati, sehingga masyarakat suku anak dalam pun senang

dengan kehadirannya, sehingga ia dengan begitu mudahnya merangkul

masyarakat suku anak dalam di Rena Mane.

Page 51: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

36

Kehidupan beragama saat itu hanya status saja, namun untuk prakteknya

mereka sangat jauh. Mereka sama sekali tidak melakukan sembahyang, hal ini

disebabkan tidak adanya pendeta yang mengarahkan mereka bagaimana agama

Kristen itiu sebenarnya.

Pada 24 mei 2010, diadakan pemerdayaan Suku Anak Dalam menjadi

Komunitas Adat Terpencil oleh bapak Mentri Sosial Republik Indonesia yaitu

Bpk. Dr. H. Salim Segap Al-Jufri. Semejak itu setahap demi setahap kehidupan

Komunitas Adat Terpencil di Rena Mane mulai berkembang, satu persatu agama

mulai masuk.

Tahun 2013/ 2014, pendeta mulai aktif mengunjungi komunitas adat

terpencil di Rena Mane setiap minggu, untuk memimpin sembahyang yang

dilanjutkan pengajaran agama kristen untuk Komunitas Adat Terpencil di Rena

Mane. Apabila pendeta berhalangan untuk hadir, maka pembekalan diisi oleh

misionaris yaitu Dian, selaku guru dan juga pengajar agama Kristen untuk

komunitas Adat Terpencil di Rena Mane.

Pembekalan dilkaukan dua tahap. Tahap pertama untuk anak-anak yang

berlangsung 1 jam kerena menurut Dian, anak-anak lebih banyak menghabiskan

waktunya untu bermain,emudian dilanjutkan pada tahap kedua untuk orang-orang

tua yang berlangsung dua hinga tiga jam.

Setiap hari minggu mereka sembahyang dibalai desa yang merupakan

tempa pengobatan orang sakit kerena Gereja mereka sedang dibagun. Untuk

pembangunan Gereja, setiap minggunya sehabis sholat mereka melakukan

persembahan (wakaf) seiklas mungkin.62

62 Wawancara, Mantap tanggal 10 Oktober 2020

Page 52: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

37

b. Ekonomi

Komunitas Adat Terpencil di Rena Mane memiliki mata pencarian, 90 %

berburu dan tambang mas, selebihnya adalah berkebun karet, berhuma dan

berdagang. Perdagangan yang dilakukan dengan cara membuka usaha warung

(toko) yang menyediakan berbagai kebutuhan pokok sehari-hari, terutama

sembako. Selain itu Komunitas Adat Terpencil di Rena Mane melakukan

penambangan emas di sekitar lokasi tempat permukminan mereka.

Awalnya kegiatan ini adalah kegiatan samping yang yang dilakukan

secara tradisonal dengan mengunakan alat berupa dulang untuk memisahkan emas

dari tanah dan bebatuan sungai. Kegiatan ini dikenal masyarakat dengan istilah

mendulang atau ngerai.

Dalam beberapa tahun terakhir ini penambangan emas oleh Komunitas

Adat Terpencil dan masyarakat sekitar tidak lagi dilakukan secara tradisonal.

Aktivitas penambangan emas telah mengunkan mesin sedot yang berfungsi untuk

menyedot biji emas yang masih bercampur tanah. Pada Januari 2015, Komunitas

Adat Terpencil mengunakan dompeng kapal untuk menambang emas, meskipun

tidak mendapat izin dari kades dan masyarakat desa Lubuk Bedorong.

Tabel 2. Tata Guna Lahan Desa Lubuk Bedorong

Tata Guna Lahan Luas (Hektar) Keterangan

Permukminan 23 -

Persawahan 120 -

Kebun Karet 3.353 -

c. Kesehatan

Page 53: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

38

Di Rena Mane belum ada serana kesehatan kerena Rena Mane adalah

bagian dari Desa Luabuk Bedorong maka serana kesehatan di tempat di desa

Lubuk Bedorong. Serana Kesehatan di desa Lubuk Bedorong berupa satu

puskemas pembantu dengan tenaga media dua bidan besa (Bides) 1 Menteri

Kesehatan.

Setiap orang mempunyai jamkesmas dari pemerintah sehingga mereka

mendapatkan pengobatan gratis, jika mereka mengunakan pengobatan patent

maka akan dikenai biaya sesuai dengan harga obat.

Saat ini Komunitas Adat Terpencil lebih mengutamakan pengobatan

medis, namun mereka masih mengunakan pengobatan tradisonal (dukun) jika

penyakit tidak bisa disembuhkan dengan pengobatan medis. Biasanya pengobatan

yang dilakukan mengunakan dukun adalah untuk proses kelahiran dan pengobatan

kebatinan. Sejauh ini Komunitas Adat Terpencil mempunyai 1 orang dukun

beranak yaitu Paneman (60 tahun).

d. Pendidikan

Di Rena Mane hanya terdapat serana pendidikan Sekolah Dasar (SD).

Menurut laporan Kepala Sekolah, Saipul Anwar, S.Pd, siswa yang terdaftar

menjadi siswa/i di Sekolah Dasar Negeri dusun Rena Mane berjumlah 16 orang

terdiri dari 11 orang laki-laki dan 5 orang prempuan. Dari usia sekolah 5- 13

tahun. Pada tahun 2013 tenaga pengajar berjumlah 4 orang yakni 2 orang kontrak

dan 2 orang relawan dari kota Medan dengan 1 orang kepala sekolah. Namun

sekarang Tahun 2019/2020 ada yang bersekolah di desa sebelah di Desa Panca

karya di SD N 129/VII Panca Karya II, menurut laporan kepala sekolah Helmaini

A.ma.Pd siswa yang terdaftar berjumlah 6 orang yang terdiri dari 3 Laki-laki dan

Page 54: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

39

3 perempuan.63

Ada juga yang menjadi relawan guru di dusun Rena Mane yang

bernama pak Eko Sutrisno, sebagai guru yang di utus dari SD N 34 lubuk

Bedorong , menurut laporan Pak Eko Sutrisno siswa yang terdaftar ada 16 orang

yang terdiri dari 10 Laki-laki dan 6 perempuan.64

Sejauh ini Komunitas Adat Terpenci di Rena Mane sangat mengharapkan

adanya perhatian pemerintah terhadap pendidikan genersi mereka. Mereka hingga

sekarang menagih janji pemerintah menurut mereka akan didirikan PAUD untuk

anak-anak mereka, namun hingga sekarang belum juga terealisasi. Untuk

pendidikan non formal, dilakukan di balai desa yaitu pendiidkan agama Kristen

setiap hari minggu untuk anak-anak, remaja dan orang tua.

63

Wawancara kepsek SDN 129/VII Panca karya II, Helmaini A.ma.Pd tanggal 30 Oktober

2020 64

Wawancara Eko Sutrisno. Tanggal 25 Oktober 2020

Page 55: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

40

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Program Pendidikan Bagi Suku Anak Dalam Di Kecamatan Limun

Kabupaten Sarolangun Berdasarkan Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 186 Tahun 2014

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai Upaya

Pemerintah Daerah kabupaten Sarolangun Dalam Meningkatkan Pendidikan Di

Komunitas Adat Terpencil di Kabupaten Sarolangun khususnya di Kecamatan

Limun Desa Lubuk Bedorong Dusun Rena Mane, ada beberapa program yang

dijalankan oleh pemerintah daerah dan pemerintah setempat dalam membentuk

karakter Sumber Daya Manusia yang berpendidikan di lingkungan Suku Anak

Dalam (SAD). Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang masalah,

bahwa masih banyaknya Komunitas Adat Terpencil di Kabupaten Sarolangun

Kecamatan Limun Desa Lubuk Bedorong Dusun Rana Mane yang pendidikannya

masih sangat rendah dimana masih banyak Suku Anak Dalam (SAD) yang tidak

sekolah, dalam arti kata masih banyak yang buta aksara seperti Suku Anak Dalam

(SAD). Padahal Kecamatan Limun sendiri adalah salah satu Kecamatan di

Kabupaten Sarolangun yang mempunyai banyak sekolah untuk pendidikan.

Menurut Soewargono dan Djohan menyatakan bahwa salah satu fungsi

utama dari pemerintah yaitu membuat suatu kebijakan publik.65

Sehingga

pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun membuat suatu kebijakan publik di

65

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 Februari 2017, hlm. 16

40

Page 56: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

41

bidang pendidikan agar masyarakat Komunitas Adat Tepencil di Kecamatan

Limun ini memiliki pendidikan yang lebih baik lagi.

Kebijakan pendidikan adalah seperangkat aturan sebagai bentuk

keberpihakan pemerintah dalam upaya membangun satu sistem pendidikan sesuai

dengan tujuan dan cita-cita yang diinginkan bersama.

Adapun upaya-upaya yang dibuat atau yang dilakukan pemerintah

kabupaten Sarolangun terlebih khusus Pemerintah Desa Ona Mane dalam

mewujudkan pendidikan pada Anak Suku Dalam (SAD) yaitu dengan membuat

berbagai program dan pelayanan, antara lain yaitu:

1. Membangun Sarana dan prasarana untuk Suku Anak Dalam (SAD) yang

sebelumnya tidak ada gedung pendidikan

Pembangunan yang paling utama yang dilakukan Pemerintah Desa Ona

Mane untuk mewujudkan upaya pemerintah Daerah kabupaten Sarolangun ialah

membangun gedung untuk belajar mengajar Suku Anak Dalam (SAD). yang mana

sebelumnya tidak adanya gedung/fasilitas untuk anak-anak SAD dalam menuntut

ilmi. Sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak Bayu Yustino, SE selaku Kepala

desa Lubuk Bedorong dalam wawancaranya sebagai berikut:66

“Kami Selaku Pemerintah Desa yang bertanggung jawab kepada

Pemerintah Daerah untuk menjamin pendidikan atas Suku Anak

Dalam ini, maka apapun yang kami berikan kepada masyarakat pada

umumnya hal itu kami berikan juga kepada masyarakat Anak Suku

Dalam ini. Mulai dari berbagai bantuan bahkan terlebih khusus pada

sektor pendidikan ini. Kami selaku pemerintah Desa Ona Mane telah

membangun gedung untuk belajar bagi Anak Suku Dalam (SAD)

yaitu Pandopoh (yang telah kami dokumentasikan), alhamdulillah hal

tersebut sudah kami laksanakan dan sampai saat ini anak-anak SAD

66

Wawancara dengan Bapak Bayu Yustino, SE selaku Kepala desa Lubuk Bedorong

Page 57: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

42

sudah bisa menikmati gedung yang kami bangun untuk menimba ilmu

di gedung tersebut”.

Gambar.1 dan 2 Pendopo lokasi tempat belajar

Gambar. 3 Suasana kegiatan belajar

Dalam wawancara tersebut Bapak Bayu Yuastino, SE menambahkan

bahwa selain Gedung, Pemerintah Desa juga membangun akses jalan. Berikut

kutipan wawancaranya67

“Kami selaku pemerintah Desa Lubuk Bedorong juga selalu

memperhatikan masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) ini dalam segala

macam hal bukan terkait pendidikan saja, bahkan kami sudah

menganggap masyarakat SAD ini sebagai masyarakat kami sendiri

tidak membeda lagi masalah suku, ras dan sebagainya, bahkan

sebelum membangun gedung kami juga sudah membangun

67

Wawancara dengan Bapak Bayu Yustino, SE selaku Kepala desa Lubuk Bedorong

Page 58: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

43

infrastruktur seperti jalan dan sebagainya untuk akses kami

mempermudah berkomunikasi dengan masyarakat SAD ini.

Disamping itu Bapak Supriadi, SE selaku Bendahara Desa Lubuk

Bedorong juga menambahkan dalam wawancaranya sebagai berikut:68

“Kami selaku Pemerintah Desa Lubuk Bedorong yang mana Suku

Anak Dalam ini juga masyarakat kami tentu juga kami bekerja keras

bagaimana anak-anak masyarakat kami ini bisa menjadi seperti anak-

anak pada umumnya yang memiliki cita-cita pada masa depannya,

maka dalam pendidikan ini kami lebih utamakan. Sebagaimana yang

telah dismpaikan Pak Kades sebelumnya kami telah membangun

gedung juga sarana dan prasarana untuk belajar mengajar seperti alat

tulis dan pakaian seragam yang kami usahakan kepada Pemerintah

Kabupaten Sarolangun melalui Dinas Pendidikan Kabupaten

Sarolangun Suku Anak Dalam ini”.

Dan Bapak Supriadi, SE selaku Bendahara Desa Lubuk Bedorong

muturkan dalam wawancaranya sebagai berikut:69

“Dan untuk pembangunan gedung belajar/ Pendopoh khusus Suku

Anak Dalam (SAD) pada tahun 2020 ini kami sudah mendirikan

bangunan, alhamdulillah sudah bisa digunakan oleh anak-anak untuk

proses belajar mengajar, dan adapun dana yang dianggarkan untuk

pendirian bangunan ini memakan biaya Rp. 45.375.000.00 yang

diambil dari dana APBD Kabupaten Sarolangun”.

Bapak Supriadi, SE selaku Bendahara Desa Lubuk Bedorong

menambahkan.70

Kami juga mengajukan dan mengupayakan pembangunan

Jembatan untuk akses jalan. Jembatan ini kami ajukan pada tahun

2020 dan semoga pada tahun anggaran 2021 ini bisa masuk dan bisa

dilaksanakan pembangunan jembatan tersebut. Selain itu kami juga

menfasilitasi listrik untuk guru tersebut.

68

Wawancara dengan Bapak Bapak Bayu Yustio, SE selaku Kepala Desa Lubuk Bedorong 69

Wawancara dengan Bapak Bapak Supriadi, SE selaku Bendahara Desa Lubuk Bedorong 70

Wawancara dengan Bapak Bapak Supriadi, SE selaku Bendahara Desa Lubuk Bedorong

Page 59: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

44

2. Memfasilitasi tenaga pengajar

Setelah dibangunnya gedung untuk proses belajar mengajar untuk Suku

Anak Dalam (SAD) hal yang dilakukan Pemerintah Desa yaitu memberikan

tenaga pengajar untuk anak-anak tersebut, sebagaimana yang disampaikan oleh

Bapak Bayu Yustino, SE selaku Kepala Desa Lubuk Bedorong dalam

wawancaranya sebagai berikut:71

“Dalam sistem belajar mengajar tentulah yang sangat dibutuhkan

yang tidak kalah pentingnya adalah seorang pengajar/guru pengajar

yang akan mengajari dan memberi pemahaman kepada anak-anak

tersebut. Oleh karena itu kami selaku pemerintah desa Ona Mane

memfasilitasi anak-anak murid Suku Anak Dalam (SAD) ini dengan

guru khusus yang akan mengajar di sana, dan juga memfasiliatsi guru

ini dengan perlengkapan berupa tempat tinggal, bahan pokok

kebutuhan sehari-hari dan gaji honor perbulan”.

Adapun guru yang mengajar bagi Suku Anak Dalam saat ini yaitu

berjumlah 1 (satu) orang. Bapak Bayu Yustino, SE selaku Kepala Desa Lubuk

Bedorong dalam wawancaranya menambahkan dalam wawancaranya sebagai

berikut:72

“Untuk guru pengajar pemerintah sudah mengutus satu orang guru

khusus untuk menetap di desa Suku Anak Dalam agar dapat mengajari

anak-anak suku dalam ini setiap waktunya. Guru tersebut bernama

Bapak Eko Sutrisno. Beliau merupakan satu-satunya guru pengajar

dan tinggal di kediaman SAD.

Bapak Bayu Yustino, SE selaku Kepala Desa Lubuk Bedorong dalam

menambahkan:73

“Kami dari Pemerintah Desa Lubuk Bedorong memperhatikan

terhadap kesejaheraan tenaga pengajar yang mau mengajar untuk

anak-anak uku Anak Dalam. Kami menyediakan tempat tinggal dan,

bahan pokok kebutuhan sehari-hari”

71

Wawancara dengan Bapak Bapak Bayu Yustio, SE selaku Kepala Desa Lubuk Bedorong 72

Wawancara dengan Bapak Bayu Yustio, SE selaku Kepala Desa Lubuk Bedorong 73

Wawancara dengan Bapak Bayu Yustio, SE selaku Kepala Desa Lubuk Bedorong

Page 60: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

45

Bapak Muhammad Yusup, selaku Sekdes Desa Lubuk Bedorong dalam

wawancaranya mengatakan sebagai berikut:74

“kami selaku Pemerintah desa yang menjalankan amanah dari

pemerintah daerah tentu akan terus bekerja untuk masa depan anak-

anak suku anak dalam ini, dalam hal pendidikannya. Dan kami juga

selalu mejalin hubugan baik dengan masyarakat suku anak dalam

sehingga dalam hubungan ini masyarakat (SAD) tersbut juga ikut

berpartisipasi dalam membangun Sumber Daya Manusia yang

berpotensi terlebih kepada anak-anak suku anak dalam ini”

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis uraikan sebelumnya, menurut

hemat penulis bahwa pemerintahan Desa Lubuk Bedorong sangat bekerja keras

dalam menangi masalah untuk memberdayakan masyarakat Suku Anak Dalam

(SAD) dalam membentuk karakter manusia yang berguna untuk masa depan. Hal

ini berdasarkan wawancara dengan beberapa orang pemerintahan setempat beserta

beberapa orang masyarakat Suku Anak Dakam (SAD).

3. Memberikan Insentif Honor Kepada Tenaga Pengajar

Setelah memfasilitasi tenaga pengajar kepada anak-anak Suku Anak

Dalam (SAD) kami selaku pemerintah desa tidak begitu membiarkan kehidupan

para guru yang mengajar di masyarakat Suku anak dalam ini. Dalam artian kata

kami akan memberikan insentif kepada tenaga pengajar tersebut. Sebagaimana

yang disampaikan oleh Bapak Bayu Yustio, SE selaku kepala desa Lubuk

Bedorong dalam wawnacaranya sebagai berikut:75

“kami selaku Pemerintah Desa Lubuk Bedorong tentulah sangat

memperhatikan para pengajar/para guru yang telah ikut berprtisipasi

dalam mengajar anak-anak Suku Anak dalam (SAD) ini, dengan

memberikan insentif perbulannya untuk kebutuhan sehari-hari para

74

Wawancara dengan Bapak Muhammad Yusup, selaku Sekdes Desa Lubuk Bedorong

75 Wawancara dengan Bapak Bayu Yustio, SE selaku Kepala Desa Lubuk Bedorong

Page 61: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

46

pengajar ini, dan untuk saat ini insentif/honorer yang kami berikan

kepada guru yang mnetap di pedalaman suku anak dalam yaitu

berjumlah Rp.1.750.000.00 perbulannya yang diambil dari dana

APBD Kabupaten Sarolangun, namun ini belum seberapa yang

pemerintah berikan kepada guru ini dibandingkan dengan jasa guru

tersebut, kami selaku pemerintah daerah pastilah akan berupaya agar

guru yang mengajar di SAD ini bisa di makmurkan untuk

kedepannya”.

Menambahkan juga Bapak Muhammad yusup, selaku Sekdes Desa

Lubuk Bedorong dalam wawancaranya sebagai berikut:76

“kami selaku pemerintah desa Lubuk Bedorong juga ikut

merasakan bagaimana susahnya mengajar, apalagi ini yang diajarkan

adalah Suku Anak Dalam (SAD) yag memang harus dengan penuh

kesabaran dan kasih sayang dan bisa tinggal di pemukiman anak suku

dalam agar hasil yang diraih memang memuaska. Sampai saat ini

adapun tenaga pengajar yang mengajar anak-anak Suku Anak Dalam

khusus di desa Lubuk Bedorong tercatat 1 orang guru”.

Menurut penulis bahwa tenaga pengajar yang aktif sampai sekarang masih

dirasa kurang memeadai, karena anak murid yang belajar ada 16 (enam belas)

anak yang jika dibandingkan dengan gurunya masih kurang efektif. Selain itu,

menurut penulis insentif yang diberikan kepada tenaga pengajar masih kurang

layak karena minat dan kesediaan dari orang-orang khususnya tenaga pengajar

yang bersedia untuk mengajar anak-anak suku anak dalam masih sangat rendah .

4. Memberdayakan Masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) dalam bentuk Beasiswa

Selain memberikan fasilitas anak-anak dalam program belajar mengajar

Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun juga memberdayakan masyarakat Suku

Anak Dalam yang jauh ketinggalan kehidupannya. Dalam hal ini Pemerintah

Daerah bekerjasama dengan Pemerintah Desa yang ada di Kabupaten Sarolangun

76 Wawancara dengan Bapak Bayu Yustio, SE selaku Kepala Desa Lubuk Bedorong

Page 62: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

47

agar Suku Anak Dalam (SAD) ini bisa menikmati kehidupan selayaknya

masyarakat pada umumnya, dan juga anak-anak mereka juga bisa merasakan

program belajar mengajar seperti anak-anak pada umumnya.

Sebagaimana yang disampaikan Bapak Bayu Yustio, SE selaku Kepala

Desa Lubuk Bedorong dalam wawancaranya sebagai berikut:77

“Untuk memberdayakan Masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) ini

Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun selalu bekerjasama dengan

pemerintah Desa yang ada di Kabupaten Sarolangun ini untuk

menjadikan masyarakat SAD ini menjadi masyarakat yang lebih baik

kedepannya dan memiliki cita-cita dan tujuan yang jelas terlebih

kepada anak-anak yang masih dalam tahap belajar”

Dalam hal pemberdayaan masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) ini sudah

terhitung 30 KK dengan jumlah 120 jiwa yang tercatat sebagai masyarakat Suku

Anak Dalam (SAD) yang sudah diberdayakan oleh pemerintah setempat. Yaitu

pemberdayaan kepada anak-anak dalam menempuh pendidikan (memberikan

beasiswa kepada anak-anak tersebut).

Berdasarkan hasil temuan peneliti pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Sarolangun terkait bantuan pemerintah untuk pendidikan Suku Anak

Dalam (SAD) antara lain78

:

1. Pengadaan pakaian sekolah serta perlengkapan sekolah pada tahun 2020

berjumlah 240 stel pakaian

2. Insentif guru untuk keseluruhan Kabupaten Sarolangun berjumlah 17

orang termasuk guru SAD di Lubuk Bedorong, yang digaji perbulan Rp

1.750.000,00 perbulan.79

77 Wawancara dengan Bapak Bayu Yustio, SE selaku Kepala Desa Ona Mane

78 Wawancara dengan Bapak Jamaris, warga Suku Anak Dalam (SAD)

Page 63: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

48

3. Beasiswa SAD

a. Tingkat SD sebanyak 230 orang siswa

b. Tingkat SMP sebanyak 23 orang siswa

c. Tingkat SMA/SMk sebanyak 5 orang

d. Peningkatan pendidikan dan makanan gizi tambahan SAD perbulan 52

orang anak

Program pemberdayaan yang dilakukan pemerintahan Kabupaten

Sarolangun terhadap kelangsungan hidup SAD. Adapun untuk melihat berapa

jumlah KK yang sudah diberdayakan pemerintah daerah Kabupaten Sarolangun

dapat dilihat dari tabel berikut ini:

TABEL 3 PEMBERDAYAAN TERHADAP SAD

NO NAMA L/P TTL NISN/NIS ALAMAT

NAMA ORANG

TUA KELAS

AYAH IBU

1 PETRUS L L. BEDORONG,

05-03-2011 3118897353/ 883

L.

Bedorong Lukas Pengurung 1

2 YUNATA P L. BEDORONG,

21-11-2009 3097758596/ 885

L.

Bedorong Peneman Sinar 1

3 IWAN L L. BEDORONG,

10-11-2013 3133269578/ 881

L.

Bedorong Raman Yana 1

4 RIKA

RAMADANI P

L. BEDORONG,

25-07-2012 3073459419 878

L.

Bedorong Hendrik Suni 1

79

Data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sarolangun Tahun 2020

Page 64: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

49

5 RISKA P L. BEDORONG,

24-03-2012 3125384923/884

L.

Bedorong Hendrik Suni 1

6 DELA P L. BEDORONG,

04-08-2010 3107217827/ 879

L.

Bedorong Rentak Rinas 2

7 PEBO P L. BEDORONG,

15-02-2010 3102273912/ 882

L.

Bedorong Peneman Sinar 2

8 DESI P L. BEDORONG,

21-02-2013 3138258552/880

L.

Bedorong Peneman Sinar 2

9 YOHANES L L. BEDORONG,

17-03-2005 0046382493/ 875

L.

Bedorong Rentak Rinas 3

10 MEKAL L L. BEDORONG,

04-08-2008 3083268657/ 876

L.

Bedorong Rentak Rinas 3

11 DANIL L L. BEDORONG,

14-08-2007 3073835529/ 873

L.

Bedorong Lukas Pengurung 3

12 OSKA P L. BEDORONG,

15-08-2007 3072955099/ 877

L.

Bedorong Arsin Maslarang 3

13 IRING P L. BEDORONG,

30-12-2006 0057854322/ 871

L.

Bedorong Raman pengiring 4

14 ROBET L L. BEDORONG,

16-06-2006 0058020822/ 869

L.

Bedorong Patlis Nagopa 4

15 HENDI L L. BEDORONG,

01-04-2009 3094203642/ 864

L.

Bedorong Mantap Lirin 4

16 ANGELINA P L. BEDORONG,

01-07-2010 0085911999/ 872

L.

Bedorong Mantap Lirin 4

Page 65: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

50

TABEL 4

KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

INSTRUMEN PENDATAAN PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS)

PENGENALAN TEMPAT Kode

1 Provinsi JAMBI 0 1 5

2 Kabupaten/ Kota SAROLANGUN 0 0 3 Jumlah KK 30

3 Kecamatan LIMUN 0 0 7 Jumlah Jiwa 120

4 Desa / Kelurahan LUBUK

BEDORONG 0 1 3

5 Status Daerah PERDESAAN

No Nama Desa Kecamatan Alamat/ Jln/ Rt/

Rw

Jenis Kelamin (Kode) 1.

Laki-laki 2. Perempuan

Umur Tahun

Pendidikan Tertinggi

yang ditamatkan

(kode)

Pekerjaan Utama (Kode)

Jenis PMKS (Kode)

Keterangan

1 1 Mantap Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 60 1 1 12 Sdh

diberdayakan

2 Lirin Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 57 1 6 12 Sdh

diberdayakan

3 Libo Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 27 1 6 12 Sdh

diberdayakan

4 Masdiyar Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 21 1 1 12 Sdh

diberdayakan

5 Sati Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 18 2 6 12 Sdh

diberdayakan

6 Rian Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 17 1 6 12 Sdh

diberdayakan

Page 66: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

51

7 Hendrik Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 12 1 6 12 Sdh

diberdayakan

8 Anjelina Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 10 1 6 12 Sdh

diberdayakan

2 9 Pengiring Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 41 2 6 12 Sdh

diberdayakan

10 Bayang Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 20 1 6 12 Sdh

diberdayakan

11 Tri Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 9 1 6 12 Sdh

diberdayakan

12 Iring Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 3 2 1 12 Sdh

diberdayakan

3 13 Patlis Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 35 1 1 12 Sdh

diberdayakan

14 Sidah Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 27 1 1 12 Sdh

diberdayakan

15 Susi Lb. Bedorong Limun Rawas 2 2 1 6 12 Sdh

diberdayakan

4 16 Rentak Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 32 3 6 12 Sdh

diberdayakan

17 Rinas Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 30 2 6 12 Sdh

diberdayakan

18 Juni Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 20 2 6 12 Sdh

diberdayakan

19 Yohanes Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 12 1 6 12 Sdh

diberdayakan

20 Mekal Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 11 1 1 12 Sdh

diberdayakan

Page 67: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

52

21 Dela Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 9 1 6 12 Sdh

diberdayakan

5 22 Lukas Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 40 1 1 12 Sdh

diberdayakan

23 Pengurung Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 30 2 6 12 Sdh

diberdayakan

24 Andrias Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 10 1 6 12 Sdh

diberdayakan

25 Yada Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 8 1 1 12 Sdh

diberdayakan

26 Daiel Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 7 1 1 12 Sdh

diberdayakan

27 Pitrus Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 2 1 6 12 Sdh

diberdayakan

6 28 Paneman Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 60 1 6 12 Sdh

diberdayakan

29 Sinar Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 20 1 1 12 Sdh

diberdayakan

30 Pebo Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 4 1 1 12 Sdh

diberdayakan

31 Tiara Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 4 1 1 12 Sdh

diberdayakan

32

7 33 Daut Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 43 1 1 12 Sdh

diberdayakan

34 Linek Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 38 1 1 12 Sdh

diberdayakan

35 Yosua Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 20 1 1 12 Sdh

Page 68: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

53

diberdayakan

36 Natala Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 9 1 6 12 Sdh

diberdayakan

37 Beni Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 6 1 6 12 Sdh

diberdayakan

38 Ranisa Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 3 1 6 12 Sdh

diberdayakan

8 39 Lori Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 28 1 6 12 Sdh

diberdayakan

40 Hoy Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 26 1 6 12 Sdh

diberdayakan

41 Rina Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 3 1 6 12 Sdh

diberdayakan

42 Heben Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 3 1 1 12 Sdh

diberdayakan

9 43 Mampit Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 70 1 1 12 Sdh

diberdayakan

44 Rantap Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 65 1 6 12 Sdh

diberdayakan

10 45 Rejab Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 50 2 1 12 Sdh

diberdayakan

46 Anton Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 45 2 6 12 Sdh

diberdayakan

47 Menerau Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 35 1 6 12 Sdh

diberdayakan

48 Rendi Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 4 1 1 12 Sdh

diberdayakan

11 49 Manda Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 25 1 6 12 Sdh

Page 69: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

54

diberdayakan

50 Hana Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 20 2 6 12 Sdh

diberdayakan

51 Andika Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 20 2 6 12 Sdh

diberdayakan

52 Julita Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2

12 53 Wimo Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 38 2 6 12 Sdh

diberdayakan

54 Ria Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 30 2 1 12 Sdh

diberdayakan

13 55 Ali Remo Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 46 2 1 12 Sdh

diberdayakan

56 Malip Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 23 1 1 12 Sdh

diberdayakan

57 Robet Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 20 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

58 Oskar Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 12 1 1 12 Sdh.

Diberdayakan

59 Yunata Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 13 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

14 60 Raman Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 20 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

61 Yana Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 17 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

62 Iwan Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 20 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

15 63 Sirin Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 50 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

Page 70: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

55

64 Rama Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 30 1 1 12 Sdh.

Diberdayakan

16 65 Suni Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 50 1 1 12 Sdh.

Diberdayakan

66 Yen Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 9 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

17 67 Naris Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 30 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

68 Midah Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 25 1 1 12 Sdh.

Diberdayakan

69 Redoh Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 16 1 1 12 Sdh.

Diberdayakan

18 70 Resli Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 28 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

71 Eka Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 26 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

72 Latip Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 9 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

73 Remip Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 4 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

19 74 Orgen Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 28 1 1 12 Sdh.

Diberdayakan

75 Timah Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 30 1 1 12 Sdh.

Diberdayakan

76 Yuli Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 25 1 1 12 Sdh.

Diberdayakan

77 Tika Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 10 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

Page 71: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

56

78 Gusti Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 6 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

20 79 Pomdo Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 40 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

80 Nirin Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 30 2 1 12 Sdh.

Diberdayakan

81 Mulis Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 13 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

82 Bunga Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 7 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

83 Amos Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 5 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

84 Susi Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 3 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

21 85 Dasam Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 56 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

86 Lihu Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 47 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

22 87 Edi Yanto Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 25 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

88 Rahel Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 20 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

23 91 Yendrik,Rs Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 34 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

92 Masuni Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 24 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

93 Rika Ramadani Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 7 1 6 12

Sdh. Diberdayakan

Page 72: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

57

94 Riska Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 3 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

24 95 Rantam Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 55 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

96 Deni Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 40 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

97 Yani Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 12 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

98 Daniel Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 10 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

99 Ranita Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 8 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

100 Lina Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 6 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

25 101 Rian Inson Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 29 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

102 Dian Noryanti Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 34 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

103 Kesi Adesrianti Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 5 1 6 12

Sdh. Diberdayakan

104 Serli Liana Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 4 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

26 105 Sirim Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 51 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

27 106 M. Rodini Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 36 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

107 Sudi Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 31 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

Page 73: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

58

108 Nabila Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 1 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

28 109 Rama Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 26 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

110 Manarau Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 29 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

111 Yanto Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 11 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

112 Renan Ramadan Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 3 1 6 12

Sdh. Diberdayakan

29 113 Risan Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 32 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

114 Yani Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 26 2 6 12 Sdh.

Diberdayakan

115 Resa Putra Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 2 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

30 116 Danam Aman Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 1 66 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

117 Sinar Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 46 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

118 Pebo Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 9 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

119 Desi Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 5 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

120 Yuna Lb. Bedorong Limun Lb. Bedorong 2 3 1 6 12 Sdh.

Diberdayakan

Page 74: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

59

Dalam tabel diatas menjelaskan bahwa nama-tersebut adalah nama dari

masyarakat SAD yang sudah diberdayakan oleh pemerintahan Kabupaten

Sarolangun diantaranya masyarakat SAD tersebut sudah di berdayakan

kehidupannya layaknya masyarakat pada umumnya. Seperti pembuatan Kartu

Keluarga (KK), pembuatan akte anak, dll.

B. Efektivitas Program Pendidikan Bagi Suku Anak Dalam di Kecamatan

Limun Berdasarkan Konsep efektivitas menurut Harbani Pasolong dan

pendapat beberapa para ahli dapat disimpulkan bahwa yang menjadi penekan

dari pengertian efektivitas berada pada pencapaian tujuan. Ini berarti dapat

dikatakan efektif apabila tujuan atau sasaran yang dikehendaki dapat tercapai

sesuai dengan rencana semula dan menimbulkan efek atau dampak terhadap

apa yang diinginkan atau diharapkan.

Berdasarkan pengertian di atas dan disandingkan dengan tujuan utama

dari pemerintah daerah yaitu dengan program tersebut bisa menciptakan Sumber

Daya Manusia dikalangan Suku Anak Dalam menjadi anak-anak yang

berpendidikan, dapat diambil kesimpulan bahwa untuk menentukan efektif atau

tidaknya program pemberdayaan pendidikan masyarakat Suku Anak Dalam

(SAD) ini bisa dilihat dari pencapaian yang telah di capai oleh pemerintah daerah

maupun pemerintah desa dalam membuat program dan bagaimana hasil dari

program tersebut. Dalam hal ini ada beberapa program yang telah dijalankan oleh

pemerintah desa sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah daerah yakni

sebagai berikut:

1. Membangun sarana dan prasarana untuk Suku Anak Dalam (SAD)

Page 75: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

60

Dalam membangun sarana dan prasrana ini dapat dilihat pada hasilnya

apakah efektif atau tidak. Dan alhamdulillah untuk pembangunan gedung belajar/

Pendopoh khusus Suku Anak Dalam (SAD) ini sudah berdiri dan sudah bisa

digunakan oleh anak-anak untuk proses belajar mngajar, adapun dana yang

dianggarkan untuk pendirian bangunan ini memakan biaya Rp. 45.375.000.00

yang diambil dari dana APBD Kabupaten Sarolangun.

Disamping itu peneliti meminta pendapat beberapa warga Suku Anak Dalam

(SAD) terkait pembangunan sarana tempat belajar yang di bangun oleh

pemerintah tersebut. Sesuai hasil wawancara peneliti dengan Bapak Naris, selaku

masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) mengatakan “cukup puas dan terimakasih

atas program pemerintah ini sehigga masyarakat Suku Anak Dalam (SAD)

sekarang ini sudah bisa seperti masyarakat pada umumnya yang berpendidikan

dan memiliki cita-cita”.80

2. Mempasilitasi tenaga pengajar

Program selanjutnya setelah membangun sarana dan prasarana untuk

pendidikan Suku Anak Dalam adalah mempasilitasi dengan guru/tenaga kerja, dan

alhamdulillah juga dalam hal ini sudah direalisasikan oleh pemerintah setempat.

Dan sesuai dengan temuan peneliti bersama Bapak Bayu Yustino,SE selaku

Kepala desa Lubuk Bedorong mengatakan dalam wawancaranya untuk tenaga

pengajar Suku Anak Dalam (SAD) ini sudah tercatat sebanyak 17 orang guru

yang mengajar dan beberapa orang guru sudah menetap di daerah tersebut.

3. Memberikan insentif honor kepada tenaga pengajar

80

Wawancara dengan Bapak Naris, selaku masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) Desa

Lubuk Bedorong

Page 76: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

61

Untuk hal ini pemerintah yang berwenang juga sudah merealisasikan

program ini dan sampai saat ini masih berjalan yang mana setiap bulan

guru/tenaga pengajar ini digaji diberi honor setiap satu bulan sekali dan perorang

diberikan insentif berjumlah Rp.1.750.000.00 perorang. Dan hal ini sangat

membantu para guru yang mengajar di pedalaman suku anak dalam, sebagaimana

yang disampaikan oleh Danil selaku guru Suku Anak Dalam pada wawancaranya

mengatakan sebagai berikut:81

“Untuk mengajar Suku Anak Dalam (SAD) ini, kami para guru di

berikan uang honor berjumlah Rp.1.750.000 perbulan juga santunan-

santunan lainnya alhamdulillah cukup untuk kebutuhan kami selaku

guru dalam memenuhi kebutuhan seharai”.

4. Memberdayakan Suku Anak Dalam (SAD) dengan memberikan Beasiswa

Dalam hal pemberdayaan masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) ini,

pemerintah Daerah juga sudah merealisasikan program ini dengan hasil yang telah

disampaikan lewat wawancara peneliti dengan kepala desa Lubuk Bedorong dan

sampaikannya bahwa sudah banyak masyarakat Suku Anak dalam (SAD) yang

sudah diberdyakan oleh pemerintah daerah namun yang tercatat untuk kecematan

limun diatas berjumlah 30 KK yang terdiri dari 120 jiwa.

5. Disamping itu juga pemerintah juga memberikan seragam untuk anak-anak

SAD mulai dari tingkat SD, SMP,dan SMA dan juga memberikan makanan

pokok kepada masyarakat SAD.

81

Danil, selaku tenaga pengajar Suku Anak Dalam (SAD)

Page 77: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

62

Dari lima program diatas yang telah direalisasikan oleh Pemerintah daerah

ataupun Pemerintah desa untuk meningkatkan pendidikan bagi Suku Anak dalam

(SAD) dan dari hasil inilah dapat dinilai berhasil atau tidaknya, efektif atau

tidaknya program tersebut, jika disimpulkan dengan konsep efektivitas menurut

Harbani Pasolong diatas maka program ini sudah dapat dikatakan efektif, karena

rencana pembuatan program tersebut telah dilaksanakan dan sudah dicapai dengan

hasil yang begitu memuaskan baik pemeritah maupun masyarakat Suku Anak

Dalam (SAD) tersebut.

Berdasarkan kegiatan yang telah dijalankan oleh pemerintahan Kabupaten

Sarolangun untuk memberdayakan SAD yang berada di Kabupaten Sarolangun

agar menjadi sumber daya manusia yang berilmu pengetahuan berdasarkan tujuan

utama Undang-undang Nomor 186 tentang pemberdayaan sosial terhadap

komunitas adat terpencil KAT. Oleh karena itu sesuai dengan temuan-temuan

peneliti dilapangan yang berkaitan dengan kegiatan pemberdayaan SAD yang

mana pemerintahan daerah sudah menjalankan tugas pokoknya sebagai

penanggung jawab yang utama, dan dalam hal program ini peneliti anggap sudah

tercapai semua cita-cita dari pemerintah tersebut dalam menerapkan program

Gambar. 4 Seragam sekolah untuk anak SAD dari pemerintah setempat

Page 78: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

63

pemberdayaan SAD tersebut, hal ini dapat dilihat dari temuan-temuan serta

wawancara dari berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun masyarakat SAD

tersebut. Dan alhamdulillah hasil dari pemberdayaan ini sesuai dengan harapan

dari pemerintahan daerah yaitu menjadikan SAD ini menjadi masyarakat yang

berpengetahuan/berilmu layaknya masyarakat pada umumnya.

C. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Pencapaian Efektivitas

Program Pendidikan Suku Anak Dalam

Dalam menjalankan perannya Pemerintah Desa dalam pemberdayaan Suku

Anak Dalam (SAD) terkait pendidikan ini terdapat faktor-faktor penghambat, di

samping itu terdapat juga faktor pendukung yang membantu efektifnya program

pemerintah desa tersebut. Adapun yang menjadi faktor penghambat dan

pendukung tersebut antara lain:

1. Faktor Penghambat

Adapun faktor yang menghambat berjalannya program pemerintah ini

sebagaimana yang disampaikan Bapak Bayu Yusti, SE, selaku kepala Desa Lubuk

Bedorong dalam wawancaranya antara lain:

a. Kurangnya kepedulian orangtua terhadap pendidikan anak

Salah satu yang membuat sulitnya pemerintah dalam menjalankan

program ini adalah orangtua dari anak-anak Suku Anak Dalam (SAD) yang

sebagian tidak peduli atau tidak mau tahu atas pendidikan anaknya, sebagaimana

Page 79: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

64

yang disampaikan Bapak Bayu Yustino, SE selaku Kepala Desa Lubuk Bedorong

mengatakan dalam wawancaranya sebagai berikut:82

“Salah satu yang membuat kami susah untuk menjalankan program

pemerintah ini untuk menjadikan anak-anak Suku Anak Dalam

menjadi sumber daya yang berguna, ialah kebanyaan orangtua mereka

sebagian tidak mau berpartisipasi dalam pendidikan ini, mereka asik

dengan pekerjaan mereka (dalam hutan dan sebagainya), jadi dengan

ketidakpedulian orangtua masyarakat SAD ini berdampak kepada

anak-anak untuk kehidupan kedepannya yang tidak meningkat dan

tidak adanya perubahan, sementara dunia semakin hari semakin

canggih”.

Sebagaimana wawancara dengan ibu Sinar salah satu warga Suku Anak

Dalam (SAD) mengatakan sebagai berikut:

“aku selaku orangtuo tidak bisoberbuat keras untuk pendidikan

anak aku, karno aku jugo sibuk dalam urusan kerjo untuk cari makan,

jadi dalam masalah sekolah anak aku, pagi dio sekolah aku pergi kerjo,

dak tau dio sekolah apo idak yang jelas setau aku dio pergi sekolah.”83

Gambar.5 Wawancara penulis dengan salah satu responden

Adapun dampak dari kurangnya kepeduliaan orangtua terhadap

pendidikan pada SAD ialah lambatnya berkembangnya Sumber Daya Manusia

pada SAD tersebut sehingga sulitnya masyarakat SAD untuk berkembang

layaknya masyarakat seperti umumnya.

82

Wawancara dengan Bapak Bayu Yustio, SE selaku Kepala Desa Lubuk Bedorong 83 Wawancara dengan Ibu inar, warga uku Anak Dalam (SAD)

Page 80: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

65

b. Kurangnya tenaga pengajar

Kurangnya tenaga pengajar merupakan salah satu faktor yang

menghambat berjalannya program pemerintah untuk menjadikan SAD ini bias

menjadi sumber daya manusia yang berpotensi untuk diri sendiri maupun nusa

dan bangsa. Pasalnya tenaga pengajar yang mengajar di Desa Lubuk

Bedorong suku anak dalam hanya berjumlah satu orang, tentulah ini

menghambat berjalannya sistim belajar mengajar di Desa Lubuk Bedorong ini.

c. Kurangnya keinginan anak dalam mendalami pendidikan

Salah satu faktor yang menghambat berjalannya program pemeritah untuk

menjadikan SAD menjadi sumber daya yang berpotensi ialah kurangnya

keinginan dari anak-anak SAD dalam menuntut ilmu. Karena kebanyaan

mereka tidak ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi

misalnya dari SD ke SMP dan seterusnya. Karena bagi mereka tamat SD

sudah cukup bagi mereka.

2. Faktor Pendukung

Adapun faktor yang mendukung berjalannya program pemerintah ini

sebagaimana yang disampaikan Bapak Bayu Yusti, SE, selaku kepala Desa Lubuk

Bedorong dalam wawancaranya antara lain:

a. Dukungan dana dari Pemerintah Daerah

Untuk mengefektifkan program pendidikan anak-anak Suku Anak Dalam

(SAD) ini Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun selalu memberikan suport

dan juga pendanaan atas pelaksanaan program ini. Sebagaimana yang telaah

disampaikan Bapak Bayu Yustio, SE dalam wawancaranya bahwa sudah banyak

Page 81: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

66

yang dilakukan Pemerintah Daerah terkait dalam pendidikan terlebih khusus pada

anak-anak Suku Anak Dalam (SAD) ini, diantaranya Pemerintah sudah

memberikan berbagai sarana dan failitas diantaranya :

1. Pengadaan pakaian sekolah serta perlengkapan sekolah pada tahun 2020

berjumlah 240 stel pakaian

2. Insentif guru untuk keseluruhan Kabupaten Sarolangun berjumlah 17 orang

termasuk guru SAD di Lubuk Bedorong, yang digaji perbulan Rp.1.7500.000

perbulan.

3. Beasiswa SAD

a. Tingkat SD sebanyak 230 orang siswa

b. Tingkat SMP sebanyak 23 orang siswa

c. Tingkat SMA/SMk sebanyak 5 orang

d. Peningkatan pendidikan dan makanan gizi tambahan SAD perbulan 52

orang anak.84

b. Dukungan dari masyarakat

Salah satu faktor pendukung program pemerintah dalam kebijakan

menjadikan masyarakat SAD menjadi sumber daya manusia yang berpotensi ialah

dukungan dari masyarakat setempat yang mendorong untuk kemajuan SAD

seperti membantu tenaga pengajar dalam memberikan motivasi serta sumbangan

pangan dll.85

c. Ekonomi yang memadai

84 Dinas Pendidikan Kabupaten Sarolangun tahun 2020 85 Wawancara dengan Bapak Eko Sutrisno, selaku guru pengajar SAD

Page 82: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

67

Salah satu yang menjadi faktor pendukung ialah faktor ekonomi. Yang mana

Suku Anak Dalam (SAD) Alhamdulillah saat ini sudah dikatakan memadai

seperti halnya mayarakat pada umunya, karena kebanyakan dari mereka sudah

memiliki rumah yang layak dan juga prasarana lainnya seperti kendaraan dll.86

86 Wawancara dengan Bapak Bayu Yustio,SE selaku Kades Desa Lubuk Bedorong

Page 83: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Efektivitas Kebijakan

Pemerintah Dalam Pendidikan Terhadap Komunitas Adat Terpencil Studi Kasus

Suku Anak Dalam Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi

dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Program pemberdayaan sosial Suku Anak Dalam (SAD) di bidang pendidikan

di kecamatan limun Berdasarkan Peraturan Presiden Replublik Indonesia

Nomor 186 Tahun 2014 di Desa Lubuk Bedorong antara lain yaitu:

Pembangunan Sarana dan prasarana untuk Suku Anak Dalam (SAD) seperti

seragam sekolah anak, pemberian makanan pokok, Mempasilitasi Tenaga

Pengajar, Memberikan Insentif Honor Kepada Tenaga Pengajar,

Memberdayakan Masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) yang belum

diberdayakan

2. Efektivitas program pemberdayaan SAD di bidang pendidikan di kecamatan

limun yaitu dari empat program yang telah direalisasikan oleh Pemerintah

daerah ataupun Pemerintah desa untuk meningkatkan pendidikan bagi Suku

Anak Dalam (SAD) disimpulkan dengan konsep efektivitas menurut Harbani

Pasolong diatas maka program ini sudah dapat dikatakan efektif, karena

rencana pembuatan program tersebut telah dilaksanakan dan sudah dicapai

dengan hasil yang begitu memuaskan baik pemeritah maupun masyarakat Suku

Anak Dalam (SAD) tersebut

66

Page 84: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

67

3. Faktor Penghambat dan pendukung Dalam Pencapaian Efektivitas Program

Pemberdayaan Suku Anak Dalam (SAD). Adapun faktor penghambat ialah

Kurangya kepedulian orangtua terhadap pendidikan anak, kurangnya tenaga

pengajar, dan kurangnya minat dari anak SAD dalam menuntut ilmu dan faktor

pendukung yakni adanya dukungan dana dari Pemerintah Daerah, dukungan

dari masyarakat setempat dan perekonomian yang memadai.

B. Saran

1. Pemerintah harus lebih giat lagi dalam mensosialisasikan Pendidikan

terhadap Suku Anak Dalam untuk lebih giat lagi dalam belajar sampai ke

jenjang perguruan tinggi.

2. Pemerintah harus bisa memberi solusi dalam menghandel kendala dalam

mensosialisasikan Pendidikan Suku Anak Dalam.

3. Orang tua harus lebih mentingin tentang Pendidikan anak-anak mereka dari

pada harus putus Sekolah karena lebih ingin menikah mudah dan memilih

ikut berburu.

Page 85: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

68

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

Arindya, Radita. Efektivitas Organisasi Tata Kelola Minyak dan Gas

Bumi”, (Surabaya: Media Sahabat Cendekia, 2019).

Azwar,Saifudin. Metode Penelitian (Yogyakarya: Pustaka Pelajar Offset,

2001), Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah

IAIN STS Jambi, Cet- 1, (Jambi : Syariah Press Fakultas Syariah,

2010).

Arifin Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2003), hal. 12

Burhan,Bungin. metodologi penelitian sosial: format-format kuantitatif

dan kualitatif (Surabaya: Airlangga, 2001).

Baridi, Lili. Muhammad Zein dkk, Zakat Dan Wirausaha, (Jakarta: CED)

Margono S, Metodologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK

(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007).

Moleong, Lexy J. prosedur penelitian: suatu pendekatan praktek

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992).

Nengrat, Kenjoro. Metode Wawancara Dalam Metode-metode Penelitian

Masyarakat (Jakarta: Gramedia Pustaka utama, 1993).

Prastowo, Andi. Metode Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media, 2012).

Pasolong, habani Teori Administrasi Publik, Bandung : Alfabeta, 2007.

hal.28

Rahman, Mariati. Ilmu Administrasi, Cet. Ke-1 (Makassar : Cv Sah

Media, 2017).

Rizka Eliza Febi dkk,2018, Peran Pemerintah terhadap program

pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil suku anak dalam (SAD) di

provinsi jambi Tahun 2018, jurnal Kesmas Jambi, vol.2, No 1, Maret

2018.

Riduwan, skala pengukuran variable-variabel penelitian (Bandung:

Alfabeta, 2005).

Page 86: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

69

Rosmedi Dan Riza Risyanti, Pemberdayaan Masyarakat, (Sumedang:

Alqaprit Jatinegoro, 2006).

Sugarto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakayat Kajian

StrategisPembangunan Kesejahteraan Sosial Dan Pekerja

Sosial,(Bandung: PT Ravika Adimatama 2005), Cet Ke-1

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2009).

Sukmareni dan Hermayulis, Rekam Jejak Sang Sahabat Yusak Adrian

Hutapea Pahlawan Pendidikan Orang Rimba, (Indonesia; KKI Warsi,

2013).

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2005).

Suyatno dan B.Mulyadi dengan judul “pemberdayaan adat terpencil

melalui pelayanan terpadu Di Rote Ndao, Provinsi nusa Tenggara

Timur.

Soekanto, Soerjono. Sosial Suatu Pengantar, (Jakarta, Rajawalipress,

1987), Cet. Ke2.

Una, Sayuti. Pedoman Penulisan Skripsi, Cet ke-2, (Jambi : Syariah Press

dan Fakultas Syariah IAIN STS Jambi, 2014).

W Gulo, Metode Penelitian, Cet ke-1, ( Jakarta : PT. Grafindo, 2002).

Yulinawati, program pemberdayaan komunitas adat terpencil (kat di desa

sungai tohor barat kecamatan tebing tinggi timur kabupaten kepulauan

meranti, Jurnal Online Mahasiswa fakultas ilmu sosial dan ilmu

politik Universitas Riau (jom fisip UNRI), Vol. 4 No. 1- Februari

2017 hlm 2.

Yudiana dan Subroto. (2010:26). permainan Bolavoli. Bandung: FPOK

Universitas Pendidikan Indonesia.

B. Peraturan Perundang-undangan

Peraturan Presiden Nomor 186 Tahun 2014 tentang Pemberdayaan Sosial

Terhadap Komunitas Adat Terpencil

Undang-undang Dasar RI 1945

Page 87: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

70

C. Lainnya

http://eprints.undip.ac.id/40737/3/004_BAB_III.pdf,

Suku Kubu. Wikipedia. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Suku_Kubu

Sekilas Profil Kabupaten Sarolangun,https://sarolangunkab.go.id/

utama/baca/berita-227-sekilas-profil-kabupaten-sarolangun.html

Page 88: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

71

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 dan 2. Suasana Perkampungan Masyarakat Suku Anak Dalam Rena Mane

Lampiran 3 dan 4. Akses Menuju Pemukiman Suku Anak Dalam Rena Mane

Lampiran 5. Pendopo atau Tempat Kegiatan Belajar Mengajar

Page 89: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

72

Lampiran 6. Foto Tenaga Pengajar serta suasana kegiatan belajar mengajar berlangsung

Lampiran 7 dan 8. Dokumentasi Penulis dengan Responden dari Masyarakat Suku Anak Dalam

Lampiran 9. Foto dengan Bapak Drs. Junaidi, Kasi Pemberdayaan Sosial Kelembagaan Sosial,

Kesetiakawanan dan Restorasi Dinas Sosial Kab. Sarolangun

Page 90: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

73

Lampiran 10. Foto dengan Bapak Eko Sutrisno selaku Tenaga Pengajar

Lampiran 11. Foto dengan Bapak Jamaris, S. Pd. I, Kasi Bina SAD Dinas Pendidikan Kab. Sarolangun

Page 91: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN …

74

CURRICULUM VITAE

Nama : Irmawati

Tempat, tanggal lahir : Muara Mensao, 25 Desember 1997

Email : [email protected]

No. Kontak HP : 0823-5868-9775

Alamat : Jl. Gunung Jati Paal VII Kenali Asam Bawah, Kec. Kota

Baru Kota Jambi

Pendidikan Formal

1. SDN 148 Ranggo IV

2. SMPN 31 Sarolangun

3. SMA Nusantara Jambi

Nama Orang Tua

Ayah : Bujang

Ibu : Laila

Kakak : Iraini

Adik : Intan Nur Aini

Motto Hidup : Setiap Kesulitan Pasti Ada Kemudahan, Setiap Masalah

Pasti Ada Solusi

Jambi, April 2021

Irmawati

SIP.162333