efektivitas pembelajaran kooperatif model make...
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A
MATCH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN IPS
(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam Al Syukro Ciputat)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh :
Febriyani Rofiqoh
NIM: 106015000700
JURUSAN PENDIDIKAN IPS
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H /2010 M
ii
ABSTRAK
Febriyani Rofiqoh, Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Model Make aMatch Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS(Penelitian Tindakan Kelas Di Smp Islam Al Syukro Ciputat). Skripsi,Jurusan Pendidikan IPS, Program Studi Ekonomi, Fakultas Ilmu Tarbiyahdan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan efektifitas pembelajaran kooperetif model Make a Matchdalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dan persepsisiswa tentang penggunaan pembelajaran kooperatif model Make a Match dalampembelajaran IPS. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Al Syukro Ciputatdari Oktober sampai November 2010. Metode penelitian ini menggunakan metodepenelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari tiga siklus dan setiap siklusmeliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Instrumen yangdigunakan adalah tes (pre test dan post tes), teknik analisis data denganmenggunakan teknik kualitatif dan kuantitatif. Teknik kualitatif digunakan untukmendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran di kelas berupa observasi dan hasilwawancara. Sedangkan teknik analisis data kuantitatif dengan menggunakan hasiltes setiap siklus dilihat dari N-Gain. Siklus akan berhenti jika indikatorkeberhasilan telah tercapai.
Hasil analisis data dari hasil belajar siswa menunjukan adanya peningkatan hasilbelajar pada setiap siklus. Ditunjukan dengan nilai rata-rata N-gain pada siklus 1sebesar 47%, sedangkan siklus 2 menjadi 65%, dan pada siklus 3 meningkatmenjadi 77%. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa berhasilmeningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS pada babhakekat manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi melalui pembelajarankooperatif model Make a Match.
Kata kunci: Hasil Belajar siswa , Pembelajaran Kooperatif Model Make a Match
iii
ABSTRACT
Febriyani Rofiqoh, Cooperative Learning effectiveness Model Make a. MatchIn Increase Student Studying Result On IPS'S Subject (Action researchbrazes At SMP Al Syukro Ciputat's Islam). Paper, IPS'S Education majors,Study’s program Economy, Tarbiyah's Knowledge faculty and teachership,Countries Islamic university Syarif Hidayatullah Jakarta.
This research intent cooperative learning effectiveness model Make a. Match inincrease student studying result on IPS'S subject and student perception about co-operative learning purpose model Make a. Match in IPS'S learning. This researchis executed at SMP Al Syukro Ciputat's Islam of October until November 2010.This observational method utilize action research method brazes (PTK) one thatconsisting of three cycles and each cycle cover planning, performing, observation,and reflection. Instrument that is utilized is essay (pre is test and post essays),analysis’s tech data by use of tech qualitative and quantitative. Qualitative tech isutilized to describe learning performing at brazes as observation and interviewresult. Meanwhile analysis’s tech quantitative data by use of result essays eachcycle be seen of N Gain. Cycle will stop if success indicator was reached.
Analysis’s result data of student studying result point out marks sense result step-up study on each cycle. At indication with average value N gain on cycle 1 as bigas 47%, meanwhile cycle 2 as 65%, and on cycle 3 worked up as 77%. This ob-servational result can be concluded that successful increase activity and studentstudying result on IPS'S subject on human essence chapter as creature social andeconomic via cooperative learning model Make a. Match.
Key word: Students Learned result, Cooperative learning Model Make a. Match
iv
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi WabarakatuhTiada kata yang paling indah dan bermakna selain untaian kata syukur
kehadirat zat yang maha agung dan maha perkasa, yang memberikan nikmat
sehat, nikmat iman dan islam kepada hamba-Nya yang taat. Shalawat dan salam
semoga tetap dicurahkan atas keharibaan Nabi ahhirul zaman “ushwah hasanah”yang menjadi rahmat bagi seluruh alam, Nabi Muhammad SAW, keluarga,
sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis bersyukur karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya dapat
diselesaikan dengan baik dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan (S.Pd) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam pembuatan dan penulisan skripsi ini tak lepas dari dukungan dan
dorongan semua pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Kedua orang tua Ayahanda (Arif Rahman, S.Ag) dan Ibunda (Tiharsih)
tercinta yang telah mendidik, mengajar dan memberikan kepercayaan kepada
penulis untuk melangkah lebih jauh, menyelesaikan skripsi tepat pada
waktunya, yang selalu berdo’a dalam setiap hela napas dan sujudnya, yangselalu membanggakan dan mendukung penulis mempunyai kepercayaan diri
yang sangat tinggi serta selalu optimis dalam menjalani hidup.
2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengizinkan serta
memberi restu kepada penulis guna menyusun skripsi ini sebagai syarat untuk
memperoleh gelar sarjana.
3. Drs. H. Nurochim, MM, ketua jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, yang telah mengajar dan memberikan
bimbingan dengan sabar, dan senantiasa memberikan suport dalam
menyelasaikan skripsi ini.
4. Seluruh bapak/ibu dosen dan sekretaris program studi Pendidikan IPS
khususnya bapak Dr. Iwan Purwanto M. Pd, terimakasih atas ilmu yang
diberikan selama perkuliahan.
v
5. Dr. Muhamad Arif, M.Pd, pembimbing yang telah meluangkan waktu,
tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dengan sabar dan mengarahkan
sampai selesaian skripsi ini.
6. Bapak kepala sekolah, Guru, serta Staf SMP Islam Al Syukro Ciputat,
khususnya Bapak Kosaman SE, selaku guru IPS yang telah banyak membantu
penulis selama penelitian.
7. Kakak-kakakku (St.Nurjalilah, S.Hi dan suami, St.Nurika Fofiyah, S.Pd.I dan
suami, S.Pd.I, M.Farid Firdaus, S.Pd.I dan istri, M.Fahrul Rohman, S.Kom)
yang senantiasa selalu memberikan do’a, cinta, harapan, motivasi dan
semangat yang diberikan, terima kasih atas segalanya.
8. Keponakan-keponakanku (Ziya, Ziddan, Fatih) yang selalu memberikan
keceriaan dan kegembiraan kepada penulis.
9. Sahabat-sahabat terbaikku Gossip makker (Best (Qq), Evi, Tami, Amel, Ani,
Reni, Bariyah, Deby, Rifa, Lia, Sri, Leni, Inta), dan kelurga kecilku dikosan
(Neng dan Ais). Yang tidak akan pernah terlupakan kenangan yang sudah kita
lewati bersama ”Succses for All”.
10. Semua teman-teman seperjuangan jurusan IPS angkatan 2006, serta semua
pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah mendukung
dalam penulisan skripsi ini hingga selesai.
Semoga kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah
SWT dengan pahala yang berlipat ganda. Semoga skripsi ini bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Wassalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Jakarta, Desember 2010
Penulis
Febriyani Rofiqoh
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ...............................................................................................viii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah .................................................................. 8
D. Perumusan Masalah ................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 8
BAB II: KAJIAN TEORI
A. Efektifitas ................................................................................... 9
1. Pengertian Efektifitas ........................................................... 9
2. Macam-macam Persfektif Efektifitas................................... 12
B. Pembelajaran Kooperatif............................................................ 12
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif.................................... 12
2. Macam-macam Pembelajaran Kooperatif............................ 13
3. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif........................................ 14
4. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ......................................... 15
5. Peran Guru Dalam Pembelajaran Kooperatif....................... 15
6. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif......................... 16
7. Prinsip-prinsip Asas Pembelajaran Kooperatif .................... 17
8. Pembelajaran Kooperatif Model Make a Match ............... 18
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model Make
a Match ........................................................................... 18
vii
b. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Model Make
a Match............................................................................ 18
c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif
Model Make a Match .................................................... 19
C. Hakikat Belajar Siswa ................................................................ 20
1. Definisi Belajar .................................................................... 20
2. Teori-teori Belajar................................................................ 21
3. Jenis-jenis Belajar ................................................................ 24
4. Ciri-ciri Belajar ................................................................... 25
5. Belajar Sebagai Suatu Proses ............................................... 26
D. Hakekat Hasil Belajar ............................................................... 26
1. Definisi Hasil Belajar .......................................................... 26
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............... 28
E. Pendidikan IPS .......................................................................... 28
1. Hakekat dan Pendidikan IPS................................................ 28
2. Kompetensi Pendidikan IPS................................................. 30
3. Karakteristik Pendidikan IPS ............................................... 31
4. Fungsi dan Tujuan Pendidikan IPS...................................... 31
F. Bahasan Hasil Penelitian yang Relevan..................................... 32
G. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan.......................... 33
H. Hipotesis Tindakan..................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian ....................................................................... 35
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 35
C. Metode Penelitian Dan Rancangan Siklus Penelitian ................ 36
D. Subjek atau Partisipasi yang Terlibat dalam Penelitian ............. 38
E. Peran Penelitian dalam Penelitian.............................................. 38
F. Tahapan Intervensi dalam Penelitian ......................................... 38
G. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan............................... 39
H. Data dan Sumber Data .............................................................. 39
viii
I. Teknik Pengumpulan Data......................................................... 40
J. Instrumen-Instrumen Pengumpulan Data .................................. 40
K. Validitas Isi ................................................................................ 44
L. Analisis Data dan Intervensi Hasil Analisis............................... 46
M. Tindak Lanjut / Pengembangan Perencanaan Tindakan ............47
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL
ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data............................................................................ 48
B. Pemeriksaan Keabsahan Data .................................................... 49
C. Interpretasi Analisis Kegiatan Pembelajaran ............................. 49
D. Analisis Data .............................................................................. 65
E. Pembahasan Hasil Temuan ........................................................ 67
F. Keterbatasan Peneliti.................................................................. 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................... 70
B. Saran .......................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 72
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan masalah paling penting dan aktual sepanjang
zaman, karena kemajuan suatu bangsa dan negara tidak terlepas dari
keberhasilan di sektor pendidikan suatu bangsa tersebut. Dapat dilihat dalam
sejarah dan masa kini bahwa peradaban yang maju pada suatu bangsa dan
Negara tidak terlepas dari peran pendidikan yang maju pula.
Melalui pendidikan manusia memperoleh ilmu pengetahuan yang
dapat dijadikan tuntunan dalam kehidupan dan dengan pendidikan orang
menjadi maju dan mampu mengelola alam yang dikaruniakan Allah SWT
dengan baik. Hal-hal tersebut sesuai dengan visi pendidikan nasional yaitu
terwujudnya masyarakat indonesia yang damai, demokratis, berakhlak,
berkeahlian, berdaya saing tinggi, maju dan sejahtera dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang didukung oleh manusia-manusia yang sehat,
mandiri, beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, berdasarkan
hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki
etos kerja tinggi serta disiplin.
Redja Mulyahardjo mengatakan bahwa:
“Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman belajar yangberlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhipertumbuhan individu. Dan dalam arti sempit pendidikan adalahpengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembagapendidikan formal. Dan segala pengaruh yang diupayakan sekolah
2
terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agarmempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuhterhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.”1
Pendidikan adalah suatu proses yang berfungsi membimbing siswa
dalam kehidupan sesuai dengan tugas dan perkembangannya yang harus
dijalani oleh peserta didik, pendidikan juga merupakan suatu usaha sadar yang
teratur dan sistematik, yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi
tanggung jawab untuk membuat peserta didik agar mempunyai sifat atau tabiat
sesuai dengan cita-cita pendidikan.
Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 Pasal 1 Ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu bahwa:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.2
Ngalim Purwanto menyatakan bahwa “Pendidikan ialah pimpinan
yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam
pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi
masyarakat.”3
Pendidikan merupakan salah satu cara manusia untuk memperoleh
ilmu pengetahuan dan dalam proses tersebut seseorang haruslah belajar karena
hal tersebut sangatlah dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia itu sendiri.
Mengingat begitu pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia,
maka pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga memperoleh
hasil yang baik pula. Dalam rangka meningkatkan pendidikan di Indonesia
1 Redja Mulyahardjo, pengantar Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002),h. 8
2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional Pasal 1 Ayat 1 (Bandung: Citra Umbara, 2006), hal. 71-72
3 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2004), Cet. ke- 16, hal. 10
3
serta menumbuhkan suatu sistem pembelajaran yang berkualitas, maka sistem
pembelajaran tersebut harus menuju pada proses belajar yang kompetitif dan
mandiri, karena salah satu tujuan utama pendidikan adalah meningkatkan
kemampuan siswa untuk berpikir kritis, membuat keputusan rasional tentang
apa yang diperbuat atau apa yang diyakini.
Semua yang diperoleh siswa tersebut didapat dari peran seorang
guru. Semua orang percaya bahwa guru memiliki andil yang sangat besar
terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam
membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya
secara optimal.
Guru juga harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan
kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik. Agar dapat mengembangkan
potensi secara optimal, dalam hal ini guru harus kreatif, profesional, dan
menyenangkan, dengan memposisikan diri sebagi berikut:
1. Orang tua yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya.2. Tema, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan dan bagi para
peserta didik.3. Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani
peserta didik sesuai minat, kemampuan, dan bakatnya.4. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat
mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikansaran pemecahannya.
5. Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab.6. Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik,
orang lain, dan lingkungannya.7. Mengembangkan kreatifitas.4
Perkembangan ilmu, teknologi dan arus globalisasi telah membawa
perubahan dihampir setiap aspek kehidupan manusia. Dalam rangka
menghadapi berbagai perubahan dan permasalahan tersebut diperlukan sumber
daya manusia yang berkualitas, yang antara lain melalui pembaharuan sistem
pendidikan dan khususnya pembelajaran ilmu-ilmu sosial (IPS) yang lebih
bermakna. Perubahan yang terus menerus terjadi dalam kehidupan sosial
4 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 36
4
mengisyaratkan bahwa pendidikan IPS mesti senantiasa melakukan langkah
pengembangan guna menjawab permasalahan yang ada dalam masyarakat.
Banyak pandangan yang muncul seputar permasalahan yang ada dalam
pendidikan IPS itu sendiri, di antaranya ada pihak yang mengkritisi strategi
atau pendekatan yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran. Ada yang
mengkritisi dari sudut materi yang diajarkan yang sering kali missmacth
dengan realitas yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan yang
demikian setidaknya munculnya asumsi dalam diri siswa bahwa IPS
merupakan bidang studi yang menjemukan, kurang menantang minat belajar,
bahkan dipandang sebagai ilmu pengetahuan kelas dua. Hal ini sesuai dengan
apa yang diutarakan oleh Syafruddin Nurdin mengutip pendapat Nu’man
Sumantri bahwa “Pelajaran IPS yang diberikan di sekolah-sekolah sangat
menjemukan dan membosankan. Hal ini disebabkan penyajiannya bersifat
monoton dan ekspositoris, sehingga siswa kurang antusias yang dapat
mengakibatkan pelajaran kurang menarik”.5
Permasalahan pembelajaran tersebut berdampak pada minat dan
motivasi siswa untuk belajar menjadi berkurang, dan pembelajaran menjadi
tidak bermakna bagi siswa, sehingga mengakibatkan kurang aktifnya siswa
dalam pembelajaran berlangsung. Hal tersebut terjadi karena model
pembelajaran yang diimplementasikan di sekolah-sekolah saat ini pada
umumnya masih bersifat konvensional. Disebabkan karena sejauh ini
pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai
perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru
sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama
strategi belajar.
Dalam pembelajaran IPS diperlukan juga efektivitas, efektivitas belajar
IPS adalah hasil akhir yang diterima setelah mengalami proses belajar
mengajar IPS yang tidak hanya diarahkan pada penguasaan materi saja, tetapi
juga menyentuh ranah kognitif, afektif, dan juga psikomotorik dalam
5 Syafruddin Nurdin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman IndividuSiswa dalam Bebasis Kompetensi, ( Jakarta: Ciputat Press, 2005), Cet.I h.7
5
mewujudkan nilai-nilai positif. Efektivitas proses belajar mengajar
menekankan pada suatu usaha yang akan melahirkan aktifitas belajar yang
efektif. Belajar yang efektif merupakan suatu aktifitas belajar yang optimal
pada diri siswa. Menciptakan kondisi belajar yang efektif bagi siswa sangat
bergantung kepada cara mengelola kegiatan belajar mengajar yang
memungkinkan siswa dapat belajar sebaik mungkin berdasarkan
kemampuannya.
Permasalahan di atas menimbulkan pertanyaan, yakni bagaimana
menemukan cara terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep yang
diajarkan di dalam mata pelajaran IPS, sehingga semua siswa dapat
menggunakan dan mengingatnya lebih lama konsep tersebut. Bagaimana
mata pelajaran dipahami sebagai bagian yang saling berhubungan dan
membentuk satu pemahaman yang utuh.
Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya
inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber
daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada
faktor guru.
Dalam proses belajar mengajar, terdapat sebuah ungkapan populer
bahwa metode lebih penting dari materi. Demikian urgennya metode dalam
proses pendidikan dan pengajaran, sehingga sebuah proses belajar mengajar
(PBM) bisa dikatakan tidak berhasil bila dalam proses tersebut tidak
menggunakan metode yang tepat. Karena metode menempati posisi kedua
terpenting setelah tujuan dari sederetan komponen-komponen pembelajaran,
yakni: tujuan, metode, materi, media, dan evaluasi.
Oleh karena itu pemakaian metode harus sesuai dan selaras dengan
karakteristik siswa, materi, dan kondisi lingkungan di mana pengajaran
berlangsung. Basyirudin Usman menyatakan bahwa “Bila ditinjau lebih teliti
sebenarnya keunggulan suatu metode terletak pada beberapa faktor yang
berpengaruh, antara lain: tujuan, karakteristik siswa, situasi dan kondisi,
6
kemampuan dan kepribadian guru, serta sarana dan prasarana yang
digunakan.”6
Seorang pendidik dituntut agar cermat dalam memilih dan menetapkan
metode apa yang tepat digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran pada
peserta didik, karena dalam proses belajar mengajar (PBM) dikenal ada
beberapa macam metode.
Pembelajaran terpusat pada guru sampai saat ini masih menemukanbeberapa kelemahan. Kelemahan tersebut dapat dilihat pada saat berlangsungproses pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atausiswa dengan siswa jarang terjadi. Siswa kurang terampil menjawabpertanyaan atau bertanya tentang konsep yang diajarkan. Siswa kurang bisabekerja kelompok diskusi dan pemecahan masalah yang diberikan. Merekacenderung belajar sendiri-sendiri. Pengetahuan yang didapat bukan dibangunsendiri secara bertahap oleh siswa atas dasar pemahaman sendiri. Karenasiswa jarang menemukan jawaban atas permasalahan atau konsep yangdipelajari. Setelah dilakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa ternyatadengan pendekatan pembelajaran seperti itu hasil belajar siswa dirasa belummaksimal.
Belajar mengajar merupakan proses kegiatan yang tidak dapatdipisahkan dari pembelajaran. Dan proses tersebut dapat dilandaskan padasuatu sistem yang baik dengan memilih metode yang sesuai agar dapatmenentukan keberhasilan siswa. Keberhasilan proses belajar mengajardipengaruhi banyak faktor, diantaranya pemilihan metode mengajar, minatsiswa terhadap materi yang diajarkan dan peranan guru dalam mengatasikesulitan belajar siswa.
Pada saat ini antusias siswa untuk belajar mata pelajaran IPS masih
rendah, selain itu kurangnya keterampilan guru dalam mengembangkan
pendekatan dan metode atau model pembelajaran, sehingga fokus
pembelajaran hanya terpusat pada guru (teacher centered) dan kurang ada
partisipasi siswa yang berarti. Untuk mengatasi masalah di atas diperlukan
tindakan kelas. Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa “Tindakan kelas yaitu
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
6 Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: PT Intermasa,2002), Cet.1,h.32
7
tindakan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru
yang dilakukan oleh siswa”.7
E. Mulyasa mengatakan bahwa:“Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki potensi yang sangat besaruntuk meningkatkan pembelajaran apabila di implementasikan denganbaik dan benar. Melalui penelitian guru dapat berkreasi danmengembangkan kemampuan secara mandiri dalam meningkatkankualitas pembelajaran, sehingga terjadi peningkatan kualitaspembelajaran yang bersinambungan, baik kualitas hasil maupunprosesnya secara bersamaan”.8
Untuk memperbaiki hal tersebut perlu disusun suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang lebih komprehensip dan dapat mengaitkan materi teori
dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekitarnya. Atas dasar itulah
peneliti mencoba mengembangkan pendekatan kooperatif dalam pembelajaran
dengan model Make a Match melalui penelitian tindakan kelas.
Pembelajaran kooperatif memiliki berbagai macam model, salah satu
model pembelajaran kooperatif yang ingin penulis sampaikan adalah Make a
Match . Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif
berkomunikasi dengan guru atau siswa lainnya di dalam kelas, sehingga
terjadilah suatu pembelajaran yang hidup di dalam kelas. Pada model ini
setiap siswa dituntut untuk memberikan saran, pendapat, ide, bahkan, untuk
menjawab soal yang diberikan guru, dengan cara mangangkat atau
mengajukan kartu yang diberikan guru pada setiap siswa.
Berdasarkan analisis di atas penulis berinisiatif untuk melakukan
eksperimen dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Make a
Match dan diharapkan dengan model tersebut dapat meningkatkan hasil
belajar siswa mata pelajaran IPS. Dan dari latar belakang di atas penulis
ingin melakukan penelitian yang berjudul “EFEKTIVITAS
PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN IPS” (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islam Al Syukro
Ciputat)
7 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.38 E. Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas , (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009), h.8
8
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat
diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Siswa menganggap pelajaran IPS menjemukan dan membosankan
2. Guru belum menjalankan dan mempraktekan model pembelajaran
yang sesuai dengan materi.
3. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS yang kurang
memuaskan.
4. Belum diketahuinya efektifitas belajar siswa dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif model Make a Match.
5. Belum diketahuinya persepsi siswa tentang penggunaan
pembelajaran kooperatif model Make a Match dalam pembelajaran
IPS.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini dapat lebih terarah, jelas dan tidak meluas, maka
penulis membatasi masalah ini difokuskan pada:
1. Efektivitas pembelajaran kooperatif model Make a Match dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
2. Persepsi siswa tentang penggunaan pembelajaran kooperatif model
Make a Match dalam pembelajaran IPS.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana efektifitas pembelajaran kooperetif model Make a
Match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPS?
2. Bagaiamana persepsi siswa tentang penggunaan pembelajaran
kooperatif model Make a Match dalam pembelajaran IPS?
9
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui efektifitas pembelajaran kooperetif model
Make a Match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS.
2. Untuk mengetahui persepsi siswa tentang penggunaan
pembelajaran kooperatif model Make a Match dalam
pembelajaran IPS.
F. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat
bagi:
1. Guru, dapat menggunakan pembelajaran kooperatif model Make a
Match dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Siswa, dapat mempermudah dalam memahami pelajaran IPS, dan
dapat meningkatkan hasil belajar.
3. Peneliti, memberikan wawasan pengetahuan peneliti tentang
efektifitas pembelajaran kooperatif model Make a Match dalam
meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS.
4. Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan
dan wawasan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi serta
kualitas pembelajaran IPS.
10
BAB II
KERANGKA TEORITIK DAN PENGAJUAN
KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN
A. Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
Efektivitas dapat dijadikan barometer untuk mengukur keberhasilan
pendidikan. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan
dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Menurut Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia “Efektivitas berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya,
kesannya) manjur atau mujarab, dapat membawa hasil. Sedangkan
menurut etimologi efektif adalah bentuk kata benda (noun) dari kata sifat
(adjective).” 9
Efektivitas sesungguhnya merupakan suatu konsep yang lebih luas
mencakup faktor di dalam maupun di luar diri seseorang. Dengan
demikian efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting, karena
mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam
mencapai sasaran. Dalam dunia pendidikan, efektivitas dapat ditinjau dari
2 segi, yaitu: dari segi efektivitas mengajar guru dan segi efektivitas
belajar murid.
9 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka, 1982)
11
Madyo mengatakan bahwa “Efektivitas mengajar guru terutama
menyangkut kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dapat
dilaksanakan dengan baik. Efektivitas belajar murid terutama menyangkut
tujuan-tujuan pelajaran yang diinginkan telah dicapai melalui kegiatan
mengajar dan belajar yang ditempuh.”10
Untuk tercapainya pembelajaran yang efektif, perlu
dipertimbangkan hal-hal berikut:
a. Penguasaan bahan pelajaran.
b. Pengalaman pribadi dan pengetahuan yang telah dimiliki
siswa.
c. Variasi metode.
d. Seorang guru harus selalu menambah ilmunya agar dapat
meningkatkan kemampuannya mengajar.
e. Guru harus selalu memberikan pengetahuan yang aktual,
sehingga akan menimbulkan rangsangan yang efektif bagi
belajar siswa.
f. Guru harus berani memberikan pujian, karena pujian yang
diberikan dengan tepat dapat memotivasi belajar siswa dengan
positif.
g. Guru harus mampu menimbulkan semangat belajar secara
individual.
Menurut Slameto bahwa untuk meningkatkan cara belajar yang
efektif perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
a. Kondisi internal yaitu kondisi (situasi) yang ada di dalam dirisiswa itu sendiri, contohnya kesehatan, keamanan,ketenteraman, dan sebagainya. Siswa dapat belajar denganbaik apabila kebutuhan-kebutuhan internalnya dapat dipenuhi.
b. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadisiswa. Untuk dapat belajar yang efektif diperlukan lingkunganyang baik dan teratur.
c. Strategi belajar. Belajar yang efisien dapat tercapai apabiladapat menggunakan strategi belajar yang tepat. Strategi belajar
10 Madyo, et. al, Dasar-dasar Pendidikan, (Semarang: Efftah Offset, 1990), cet ke-1, h.63
12
diperlukan untuk dapat mencapai hasil belajar semaksimalmungkin.11
Mengajar adalah membimbing siswa agar mengalami proses belajar.
Dalam belajar, siswa menghendaki hasil belajar yang efektif bagi dirinya.
Untuk tuntutan itu guru harus bisa menempatkan dirinya sebagai fasilitator
untuk siswa, maka ketika guru mengajar, guru juga harus mengajar dengan
efektif.
Mengajar yang efektif ialah mengajar yang dapat membawa belajar
siswa yang efektif pula. Belajar yang dimaksud adalah suatu aktivitas
mencari, menemukan dan melihat pokok masalah.
Untuk melaksanakan mengajar yang efektif diperlukan syarat-syarat
sebagai berikut:
a. Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik.b. Guru harus menggunakan banyak metode pada waktu
mengajar.c. Guru harus memberikan motivasi pada siswa.d. Kurikulum yang baik dan seimbang.e. Guru perlu mempertimbangkan perbedaan individual.f. Guru harus mampu menciptakan suasana yang demokratis di
sekolah.g. Pada penyajian bahan pelajaran pada siswa, guru perlu
memberikan masalah-masalah yang merangsang siswa untukberpikir.
h. Semua pelajaran yang diberikan pada siswa perludiintegrasikan.
i. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupanyang nyata di masyarakat.
j. Dalam interaksi belajar mengajar, guru harus banyak memberikebebasan pada siswa untuk dapat menyelidiki sendiri,mengamati sendiri, belajar sendiri, dan mencari pemecahanmasalah sendiri.12
Fakta yang terjadi di kelas menuntut guru untuk tidak lagi mengajar
dengan sistem lama (konvensional). Karena kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, maka guru harus dapat memanfaatkan kemajuan iptek
tersebut untuk meningkatkan cara mengajar agar lebih efektif.
11 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,2003), Cet. ke-4, h. 74-76
12 Slameto, Belajar dan Faktor…, h. 92-95
13
Sedangkan efektivitas belajar murid, terutama menyangkut sejauh
mana tujuan-tujuan pembelajaran yang diinginkan yang telah dicapai
melalui kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan.
Berdasarkan dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
efektivitas itu berkaitan dengan terlaksanannya semua tugas serta terca-
painya tujuan. Dan secara umum bahwa efektivitas berarti ketercapaian
suatu tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.
2. Macam-macam Persfektif Efektifitas
Menurut F.X Suwarto bahwa terdapat beberapa perspektif tentang
keefektifan. Di antaranya adalah:
a. Keefektifan individu yaitu menekankan pelaksanaan tugas-tugas dan tanggung jawab individu pekerja atau anggotaorganisasi dari suatu oarganisasi.
b. Keefektifan kelompok yaitu jumlah sumbangan darikeseluruhan anggota kelompok.
c. Keefektifan organisasi yaitu fungsi dari keefektifan individudan kelompok, bahwa organisasi dapat memperoleh tingkatprestasi lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah prestasimasing-masing bagian yang ada dalam organisasi.13
Dapat disimpulkan bahwa keefektifan individu yaitu tanggung
jawab individu, dan kelompok yaitu sumbangan dari keseluruhan anggota
kelompok, sedangkan keefektifan organisasi yaitu fungsi dari keefektifan
individu dan kelompok.
B. Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Anita lie mengatakan bahwa “Pembelajaran kooperatif dengan
istilah pembelajaran gotong-royang. Yaitu sistem pembelajaran yang
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan
siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur.” 14
13 www..clr. ui. Id., 20 November 200814 Isjono, Cooperatif Learning, (Bandung: Alfa Beta, 2010), Cet 3, h.16
14
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang
saat ini digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang
berpusat pada siswa, terutama untuk mengatasi permasalahan yang
ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerjasama
dengan orang lain, siswa yang agresif yang tidak peduli pada orang lain.
Arief Achmad menyatakan bahwa:“Metode pembelajaran cooperative learning beranjak dari dasarpemikiran (getting better together) yang menekankan padapemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yangkondusif kepada siswa untuk memperoleh, dan mengembangkanpengetahuan, sikap nilai, serta keterampilan-keterampilan sosialyang bermanfaat bagi kehidupan di masyarakat.”15
Menurut Isjono bahwa:
“Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajattetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku atau ras, dan satusama lain saling membantu. Menurut isjono bahwa Tujuandibentuknya kelompok tersebut adalah Untuk memberikankesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktifdalam proses berfikir dan kegiatan belajar”.16
Dengan demikian pembelajaran kooperatif membuat siswa bukan
hanya belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam proses
pembelajaran, melainkan siswa juga dituntut untuk belajar dalam
kelompoknya dengan cara belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus
mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain.
2. Macam-macam Pembelajaran Kooperatif
Terdapat beberapa variasi dari model yang dikembangkan dalam
pembelajaran koopertaif, yaitu:
a. Numbered Heads Together (NHT) adalah suatu metode belajardimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu
15Arief Ahmad, Implementasi Model Cooperative Dalam Pembelajaran IPS,(google;http//www.dunia guru.com/indek)
16Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, (Konsep,Landasan Teoritis-Praktis Dan Implementasi, Jakarta: Perpustakan Nasional,Desember 2007),h.41
15
kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor darisiswa.
b. Jigsaw, dalam model ini guru membagi satuan informasi yangbesar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnyaguru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatifyang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggotabertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya.
c. Model Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipeatau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan,melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaanstatus, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya danmengandung unsur permainan dan reinforcement
d. Model pembelajaran Make a Match artinya modelpembelajaran mencari pasangan. Setiap siswa mendapatsebuah kartu (bisa soal atau jawaban), lalu secepatnya mencaripasangan yang sesuai dengan kartu yang ia pegang. Dalampembelajaran kooperatif model Make a Match siswa belajarbersama dalam kelompok-kelompok kecil dan salingmembantu satu sama lain. .17
3. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif sangat menekankan adanya kerja sama
siswa dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi ketika proses
pembelajaran berlangsung. Ibrahim dan Warsono mengungkapkan bahwa
ada beberapa unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:
a. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa merekasehidup sepenanggungan bersama.
b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalamkelompoknya, seperti milik mereka sendiri.
c. Siswa harus melihat bahwa semua anggota di dalam memilikitujuan yang sama.
d. Siswa harusnya membagi tugas dan tanggung jawab yang samadiantara anggota kelompoknya.
e. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah ataupenghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggotakelompoknya.
f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkanketermpilan untuk belajar bersama selama proses pembelajaranberlangsung.
17Triyanto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, h. 49-63
16
g. Siswa mempertanggung jawabkan secara individual materi yangditanganinya dalam kelompok kooperatif. 18
Ciri-ciri pembelajaran kooperatif di atas akan membuat siswa
bertanggung jawab terhadap kelompoknya dan terhadap dirinya, karena
setiap siswa dituntut untuk memberikan yang terbaik untuk kelompoknya
sehingga siswa termotivasi untuk belajar demi kemajuan kelompoknya dan
dirinya yang pada akhirnya dapat mendapatkan hasil belajar yang
memuaskan.
4. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran yang disampaikan Ibrahim dan
Anwar Holil sebagai berikut:
a. Meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam
tujuan sosial, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik.
b. Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut
ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun
ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberikan
peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi
untuk bekerja, saling bergantung satu sama lain atas tugas-
tugas bersama.
c. Tujuan penting ketiga adalah mengajarkan kepada siswa
keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini
penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih
kurang dalam keterampilan sosial.
5. Peran Guru dalam Pembelajaran Kooperatif
Peranan guru dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai
fasilitator, motivator dan manajer belajar. Pemberian bantuan secara
scaffolding sangat diperlukan. Scaffolding adalah pemberian sejumlah
18Warsono, Penerapan Prinsip CTL dalam Pembelajaran, (Jurnal pendidikan dankebudayaan Vidya karya, th.XXII,no.2, Oktober 2003), h.138
17
bantuan kepada anak pada tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian
menguranginya dan memberi kesempatan kepada anak untuk mengambil
alih tanggung jawab saat mereka mampu. Bantuan tersebut berupa petunjuk
peringatan, dorongan, menguraikan masalah pada langkah-langkah
pemecahan, memberi contoh, ataupun hal-hal yang memungkinkan siswa
tumbuh mandiri.
6. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang
menggunakan pembelajaran kooperatif mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut :
Tabel 2.1
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif
Fase Tingkah Laku Guru
Fase-1Menyampaikan tujuandan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan yang ingindicapai pada pelajaran tersebut dan motivasi siswabelajar.
Fase-2Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa denganjalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase-3MengorganisasikanSiswa ke dalamkelompok kooperatif
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caramembentuk kelompok belajar dan membantu setiapkelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Fase-4Membimbingkelompok bekerja danbelajar
Guru membimbing kelompok belajar pada saatmereka mengerjakan tugas mereka.
Fase-5Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materiyang telah dipelajari atau meminta setiap kelompokuntuk mempresentasikan hasil kerja mereka.
Fase-6Memberikanpenghargaan
Guru mencari cara-cara untuk Menghargai baik.upaya maupun hasil belajar individu dankelompok. 19
19Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, (konsep,landasan teoritis-praktis dan implementasi, Jakarta: Perpustakan Nasional,Desember 2007), h.48-49
18
7. Prinsip-prinsip Asas Pembelajaran Kooperatif
Menurut Ramlah mengatakan bahwa, setiap melaksanakan
pembelajaran secara kooperatif, seseorang guru itu perlu mengetahui
prinsip-prinsip asas yang terdapat dalam pembelajaran tersebut. Terdapat 7
prinsip asas dalam pembelajaran kooperatif yaitu :
a. Saling kebergantungan positifSetiap anggota bekerjasama kearah mencapai matlamat yangsama melalui tujuan yang serupa, pembagian kerja atau tugasanyang sama rata.
b. Ketergantungan individuSetiap pelajar merasa nasib mereka adalah serupa dan salingbergantung antara satu sama lain untuk mencapai sesuatu.
c. Interaksi serentakYang dimaksudkan dengan interaksi serentak ialah apabilapelajar-pelajar bekerja atau terlibat secara serentak dalamkumpulan kooperatif mereka. Interaksi serentak jugamempertingkatkan penglibatan aktif setiap murid danmempertingkatkan potensi belajar setiap pelajar.
d. Penglibatan seksamaSetiap siswa dalam kelompok mesti melibatkan diri secaraseksama dengan menjadi siswa yang aktif dalam prosespembejaran.
e. Interaksi bersemukaKoperatif yang berkesan memerlukan pelajar-pelajarnya bekerjasecara bersemuka dengan cara yang positif.
f. Kemahiran sosialSiswa memerlukan kemahiran sosial untuk melancarkan prosespembelajaran dan membentuk pelajar menjadi ahli masyarakatyang interpersonal
g. Pemprosesan kumpulanDi akhir pembelajran koperatif, pelajar akan membuat refleksitentang sejauh mana keberhasilan pengajaran dan pembelajarandalam tugasan akademik dan sosial.20
Dapat simpulkan bahwa prinsip-prinsip asas pembelajaran koop-
eratif yaitu Saling kebergantungan positif, ketergantungan individu, in-
teraksi serentak, penglibatan seksama, interaksi serantak, kemahiran sosial,
dan pemprosesan kumpulan. Di akhir pembelajran koperatif, pelajar akan
20 Isjoni, Pembelajaran Visioner (Perpaduan Indonesia-Malaysia), (Yogyakarta: PustakaPelajar, Mei 2007), hal. 37-38
19
membuat refleksi tentang sejauh mana keberhasilan pengajaran dan
pembelajaran.
8. Pembelajaran Kooperatif Model Make a Match
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model Make a Match
Tarmizi mengatakan banhwa “Model pembelajara Make a Match
artinya model pembelajaran mencari pasangan. Setiap siswa mendapat
sebuah kartu (bisa soal atau jawaban), lalu secepatnya mencari
pasangan yang sesuai dengan kartu yang ia pegang”.21
Pembelajaran kooperatif model Make a Match merupakan salah
satu model pembelajaran yang kooperatif. Dalam pembelajaran
kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil dan
saling membantu satu sama lain.
Pembelajaran kooperatif model Make a Match atau mencari
pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran. Salah satu keunggulan
model ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai
suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
b. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Model Make a Match
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif model Make a Match
adalah sabagai berikut:
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsepatau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soaldan bagian lainnya kartu jawaban.
2. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soalatau jawaban.
3. Tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yangdipegang.
4. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengankartunya. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunyasebelum batas waktu diberi poin.
5. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartutemannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu
21 Tarmizi, Wordpress.com/2008/12/03/Pembelajaran kooperatif ‘’Make a Match’’.
20
jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakatibersama.
6. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswamendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikianseterusnya.
7. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yangmemegang kartu yang cocok.
8. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulanterhadap materi pelajaran.22
Guna meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas,
guru menerapkan pembelajaran kooperatif model Make a Match.
Penerapan model ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari
pasangan jawaban atau soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat
mencocokan kartu diberi poin.
c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Model
Make a Match
Dari pembelajaran kooperatif model Make a Match memberikan
kelebihan di antaranya:
1. Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan.
2. Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik
perhatian siswa.
3. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Tidak ada model pembelajaran yang sempurna. Tiap-tiap model
pembelajaran pasti ada kelemahan dan kekurangannya, begitu pula
pembelajaran kooperatif model Make a Match. Beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam model ini :
1. Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan
2. Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu
banyak bermain-main dalam proses pembelajaran.
3. Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai.
22 Tarmizi, Wordpress.com/2008/12/03/Pembelajaran kooperatif ‘’Make a Match’’.
21
C. Hakekat Belajar
1. Definisi Belajar
Belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam kehidupan
manusia sehari-hari. Menurut pengertian secara psikologis, belajar
merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Menurut Slameto bahwa: “Belajar atau yang disebut juga dengan learning adalah perubahanyang secara relatif berlangsung lama pada prilaku yang diperolehdari pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan salah satu bentukperilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia.Belajar membantu manusia menyesuaikan diri dengan lingkun-gan”.23
Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut: “Belajar
ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya ”.24
Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah
mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi harus
secara relatif bersifat menetap dan tidak hanya terjadi pada prilaku yang
saat ini nampak, tetapi perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang.
Oleh karena itu, perubahan-perubahan terjadi karena pengalaman.
Skinner berpandangan bahwa “Learning is a pocess of progressive
behavior adaptation”. Dari definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa
“belajar itu merupakan suatu proses adaptasi prilaku yang bersifat
progresif. Dari adanya belajar bersifat progresif, adanya ke arah yang lebih
baik dari keadaan sebelumnya”.25
23 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT RinekaCipta, 2003), Cet. ke-4,h.2
24 Zikri Neni Iska, sikologi (Jakarta: Kzi Brother’s, 2006), h. 7625 Bimo Walgito,Pengantar Psikologi umum,(Yogyakarta:Andi Offset,2004),h.166
22
Ngalim Purwanto mengatakan bahwa “Belajar merupakan suatu
perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu dapat mengarah
kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi ada kemungkinan mengarah
kepada tingkah laku yang lebih buruk”.26
Henry E. Garrett mengatakan bahwa“ laerning is the process which,
as a result of training and experience, leads to new or chenged responses”.
Bahwa “Belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu
lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada
perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang
tertentu”.27
Sejalan dengan perumusan diatas, ada pula tafsiran lain tentang
belajar yang menyatakan, belajar adalah suatu proses perubahan tingkah
laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Dibanding dengan
pengertian pertama maka jelas tujuan belajar itu prinsipnya sama, yakni
perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara atau usaha pencapaianya.
Pengertian ini menitikberatkan pada interaksi antara individu dengan
lingkungan. Di dalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman-
pengalaman belajar.
2. Teori-teori Belajar
Teori ialah pendapat yang dikemukakan oleh seorang ahli. Pendapat
ahli yang bersifat teoritis itu berisi konsep dan prinsip. Setiap teori belajar
dirumuskan berdasarkan kajian tentang perilaku individu dalam proses
belajar. Kajian tersebut pada intinya menyangkut dua hal:
a. Konsep yang menganggap bahwa otak manusia terdiri atassejumlah kemampuan potensial (daya-daya).
b. Konsep yang menganggap bahwa manusia merupakan suatusistem energi yakni suatu sistem tenaga yang dinamis yangberupaya memelihara keseimbangan dalam merespon sistemenergi lain sehingga ia dapat berinteraksi melalui organ rasa.28
26 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000),h.85
27Aminuddin Rasyad, Teori belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:Uhamka press,2003),h.2928 Yudhi Munadi , Media Pembelajaran, (Ciputat: Gaung Persada (GP) Press, 2008), Cet.
ke-1, hal. 21
23
Dengan demikian, teori-teori belajar yang dimaksud diartikan
dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip tentang belajar. Berikut
merupakan macam-macam teori belajar:
a. Teori Gestalt
Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman.
“Teori ini sering disebut Organism Psychology atau Field
Psychology atau Insight Full Learning. Teori ini berpendirian bahwa
keseluruhan itu lebih penting dari bagian-bagian/unsur-
unsurnya”.29Menurut pandangan teori ini, manusia adalah organisme
yang aktif berusaha mencapai tujuan, bahwa individu itu bertindak
atas berbagai pengaruh baik dari dalam maupun dari luar diri
individu.
Oleh karena itu, menurut teori Gestalt belajar itu bukan hanya
sekedar proses asosiasi antara stimulus dengan respon yang
diperkuat dengan koneksi-koneksi atau conditioning dengan melalui
latihan-latihan atau ulangan-ulangan, akan tetapi menurut teori ini
belajar itu terjadi jika ada pemahaman (insight).
Dengan demikian cara belajar menurut teori Gestalt harus
dilakukan dengan sadar dan bertujuan serta dengan potensi dan
motivasi yang dimiliki orang yang belajar berupaya memperoleh
insight (pemahaman) tentang masalah yang dipelajari.
Teori Gestalt ini digunakan selain untuk memperoleh
penguasaan pengetahuan yang bersifat pemahaman, analisis sintesis
dan evaluasi, juga teori ini akhirnya diharapkan dapat mencapai
tujuan pembentukan kemampuan problem solving, agar siswa kelak
mampu memecahkan setiap masalah yang dihadapi dengan baik.
b. Teori Belajar Menurut J. Bruner
Bruner mengatakan bahwa:
29 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan……, h. 71-72
24
“Belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang, tetapiuntuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupasehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah. Dalamproses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiapsiswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaankemampuan”.30
Untuk meningkatkan proses belajar perlu lingkungan yang
dinamakan “discovery learning environment”, ialah lingkungan di
mana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru
yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah
diketahui.
c. Teori Belajar Menurut Piaget
Pendapat Piaget mengenai perkembangan proses belajar pada
anak-anak adalah sebagai berikut:
1) Anak mempunyai struktur mental yang berbeda denganorang dewasa.
2) Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahaptertentu, menurut suatu urutan yang sama bagi semua anak.
3) Walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan itumelalui suatu urutan tertentu, tetapi jangka waktu untukberlatih dari satu tahap ke tahap yang lain tidaklah selalusama pada setiap anak
4) Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh empat faktor,yaitu:a) Kemasakanb) Pengalamanc) Interaksi sosiald) Equilibration (proses dari ketiga faktor di atas bersama
sama untuk membangun dan memperbaiki strukturmental).31
d. Teori Belajar R. Gagne
Gagne memberikan dua definisi, yaitu:
30 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT RinekaCipta, 2003), Cet. ke-4,h.11
31 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor…., h. 12-13
25
1) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasidalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkahlaku.
2) Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilanyang diperoleh dari instruksi.
Gagne mengatakan pula bahwa segala sesuatu yang dipelajarioleh manusia dapat dibagi menjadi 5 kategori, yang disebut “Thedomains of learning”.
1) Keterampilan motoris (motor skill).2) Informasi verbal.3) Kemampuan intelektual.4) Strategi kognitif.5) Sikap.32
Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan
membuat tafsirannya tentang belajar. Dalam uraian ini guna
melengkapi dan memperluas pandangan kita tentang belajar. Maka,
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman (learning is defined as the modification or
sterngthening of behavior through experiencing). Menurut
pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan
bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan
tetapi lebih luas dari itu. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil
latihan melainkan pertian sangat berbeda dengan pengertian lama
tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh
pengetahuan, bahwa belajar adalah latihan-latihan pembentukan
kebiasaan secara otomatis dan seterusnya.
3. Jenis-jenis Belajar
Dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan
yang memiliki corak yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, baik
dalam aspek materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan
perubahan tingkah laku yang diharapkan. Jenis belajar ini muncul dalam
32 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT RinekaCipta, 2003), Cet. ke-4,h.13-15
26
dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang juga
bermacam-macam:
a) Belajar Abstrak, ialah belajar yang menggunakan cara-caraberfikir abstrak tujuannya adalah untuk memperoleh pemahamandan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata.
b) Belajar keterampilan, adalah belajar dengan menggunakangerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot. Tujuanya adalah memperoleh danmenguasai keterampilan jasmaniah tertentu.
c) Belajar sosial, ialah belajar memahami masalah-masalah danteknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannyaadalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalammemecahkan masalah-masalah sosial seperti masalah keluarga,persahabatan, dan yang bersifat kemasyarakatan.
d) Belajar pemecahan masalah, adalah belajar menggunakanmetode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis,teratur, dan teliti. Tujuannya ialah untuk memperolehkemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalahsecara rasional dan tuntas.
e) Belajar rasional, adalah belajar dengan menggunakankemampuan berpikir secara logis dan rasional (sesuai denganakal sehat). Tujuannya adalah untuk memperoleh anekaragamkecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep.
f) Belajar kebiasaan, ialah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telahada. Tujuannya agar siswa memperoleh sikap-sikap dankebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positifdalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu.33
4. Ciri-ciri Belajar
William Burton menyimpulkan bahwa, uraiannya tentang prinsip-
pinsip belajar sebagai berikut :
a) Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, danmelampau (under going).
b) Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagikehidupan murid.
c) Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuanmurid sendiri yang mendorong motivasi yang kontinu.
33 Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru,(Bandung: PT RemajaRosdakarya, 1995), h. 122
27
d) Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikandengan kematangan murid.
e) Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui statusdan kemajuan.
f) Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbinganyang merangsang dan membimbing tanpa tekanan danpaksaan.34
5. Belajar Sebagai Suatu Proses
Dari bermacam-macam definisi yang telah dipaparkan di atas dapat
dikemukakan bahwa pada umumnya para ahli melihat belajar itu sebagai
suatu proses. Prosesnya sendiri tidak menampak, yang tampak adalah hasil
dari proses. Karena belajar merupakan suatu proses, maka dalam belajar
adanya masukan, yaitu yang akan diproses dan adanya hasil dari proses
tersebut. Apabila hal ini digambarkan, maka akan didapati skema sebagai
berikut:
Masukan (input ) proses hasil (output)
Dari bagan tersebut menurut Bimo Walgito bahwa “Belajar
merupakan sesuatu yang terjadi dalam diri individu yang disebabkan
karena latihan atau pengalaman, dan hal ini menimbulkan perubahan dalam
perilaku”.35 Banyak faktor yang mempengaruhi belajar. Semua ini
berinteraksi proses belajar, yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil
balajar.
D. Hakekat Hasil Belajar
1. Definisi Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil adalah suatu istilah
yang digunakan untuk menunjuk sesuatu yang dicapai seseorang setelah
melakukan suatu usaha. Muhibbin Syah mengatakan bahwa “Belajar
merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif
34 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar,(Jakarta: PT Bumi Aksara,2003),h. 3135 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi umum, (Yogyakarta:Andi Offset,2004), h.169
28
menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif”.36 Bila dikaitkan dengan belajar berarti hasil
menunjukkan sesuatu yang dicapai oleh seseorang yang belajar dalam
selang waktu tertentu.
Soedijarto menyatakan bahwa, hasil belajar adalah “Tingkat
penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar
mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.”37
Adapun Briggs menyatakan bahwa hasil belajar merupakan
“Seluruh kecakapan dan segala hal yang diperoleh melalui proses belajar
mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka dan diukur dengan
menggunakan tes hasil belajar.”38
Nana sudjana mengemukakan bahwa hasil belajar ialah
“Kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia terima
pengalaman belajar.”39 Dengan demikian hasil belajar mempunyai
pengaruh besar dalam perkembangan mental setiap siswa.
Menurut Dimyati bahwa ”Hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”.40 Dari sisi siswa, hasil
belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat diberikan kesimpulkan
penulis bahwa hasil belajar ialah perubahan sikap atau perilaku siswa
akibat menjalani proses belajar dan perubahan perilaku siswa tersebut
disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang
diberikan dalam proses belajar mengajar. Dimana perubahan itu terjadi
pada perubahan intelektual, perubahan pribadi siswa maupun perubahan
dalam pengetahuan terutama penguasaan materi.
36 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1993), Cet. II, h. 437 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2009), h. 238 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Hasil Belajar Mengajar,.........,h. 239 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Hasil Belajar Mengajar,........,h. 440 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2009),
h.3
29
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Pada dasarnya hasil belajar siswa yang baik dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah bukan hanya disebabkan oleh kecerdasan siswa itu
saja, akan tetapi masih terdapat hal lain yang juga menjadi faktor penentu
yang tidak dapat dipisahkan dalam mencapai keberhasilan siswa. Secara
garis besar, faktor tersebut dibedakan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:
a. Faktor internal atau faktor yang terdapat di dalam diri pesertadidik, dan dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni faktorfisiologis dan psikologis. Adapun yang termasuk faktor fisiologisantara lain kondisi kesehatan, kebugaran fisik dan kondisi pancainderanya terutama penglihatan dan pendengaran. Sedangkanyang dikategorikan sebagai faktor psikologis seperti minat,bakat, intelegensi dan kebiasaan belajar.
b. Faktor eksternal atau faktor yang terdapat di luar peserta didik,dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor lingkungan daninstrumental. Faktor lingkungan siswa ini dapat dibagi menjadidua bagian, yaitu faktor lingkungan alam dan faktor lingkungansosial. Yang termasuk faktor lingkungan alam seperti keadaansuhu dan kelembaban udara. Sedangkan yang termasuk faktorlingkungan sosial baik berwujud manusia atau representasinyatermasuk budayanya akan mempengaruhi proses dan hasilbelajar. Faktor instrumental ini terdiri dari media pembelajaran,kurikulum pembelajaran serta model pembelajaran yangdigunakan. 41
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa di
sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan siswa itu sendiri (internal)
dan kualitas pembelajaran (eksternal). Dan secara keseluruhan sangat
berkaitan erat dan saling mendukung satu sama lain.
E. Pendidikan IPS
1. Hakekat dan Pengertian IPS
Istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1970-an sebagai
hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan
dalam sistem pendidikan nasional dalam kurikulum 1957. Dalam dokumen
kurikulum tersebut IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang
41 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), Cet. I, h. 59
30
diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sapriya
mengatakan bahwa “Mata pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata
pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi
serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya”.42
Dalam kajian IPS, terdapat beberapa istilah yang kadang-kadang diartikan secara tumpang tindih antara satu dengan yang lainnya.Istilah-istilah tersebut adalah Studi Sosial (Social Studies), ilmu-ilmu sosial (social science) dan ilmu pengetahuan sosial (IPS).Meskipun pada masing-masing istilah sama-sama terdapat kata-katasosial, tetapi dalam pengertian dan maknanya ada perbedaan. 43
Studi Sosial (Social Studies) merupakan studi yang mengkaji dan
menelaah gejala-gejala serta masalah-masalah sosial yang berhubungan
dengan perkembangan dan struktur kehidupan manusia. Studi sosial juga
lebih menekankan pada pendidikan kewarganegaraan yang bertujuan untuk
pengembangkan pengetahuan, ketahuilah, nilai-nilai serta partisipasi sosial.
IPS adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta
menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari
berbagai aspek kehidupan secara terpadu, sedangkan pengertian ilmu sosial
adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks
sosialnya atau semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai
anggota masyarakat.
IPS adalah pelajaran yang merupakan suatu fusi atau paduan dari
sejumlah mata pelajaran social merupakan suatu pelajaran yang
menggunakan bagian-bagian tertentu dari ilmu-ilmu sosial.
Azis Wahab mengatakan bahwa “IPS adalah sejumlah konsep mata
pelajaran sosial dan ilmu lainnya yang dipadukan berdasarkan prinsip-
prinsip pendidikan yang bertujuan membahas masalah sosial atau
42Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2009), h. 7
43Syafrudin Nurdin, Model Pembelajaran yang memperhatikan Keragaman IndividuSiswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, h.20
31
bermasyarakat dan kemasyarakatan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus
pendidikan melalui program pengajaran IPS pada tingkat persekolahan.”44
Kita telah sepakat, bahwa ruang lingkup IPS itu tidak lain adalah
kehidupan sosial manusia masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat inilah
yang menjadi sumber utama IPS. Aspek kehidupan sosial apapun yang
kita pelajari apakah itu hubungan sosial, ekonomi, budaya kejiwaan,
sejarah, geografi, ataukah itu politik, bersumber dari masyarakat. Sebagai
contoh, secara langsung kita mengamati, mempelajari, bahkan mengalami
aspek kehidupan sosial yang kita sebut ekonomi, tidak terlepas dari
masyarakat. Atau dengan kata lain, aspek ekonomi ini bersumber di
masyarakat pemenuhan kebutuhan pokok, hubungan kegiatan ekonomi
seperti perdagangan, proses produksi, semua terjadi di masyarakat.
Dengan demikian, masyarakat ini menjadi sumber materi IPS.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan sosial
merupakan mata pelajaran bagi siswa sekolah dasar dan menegah dan
mengenai kehidupan manusia dalam masyarakat. Dapat penulis pahami
bahwa ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan
fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari
aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial. Yang termasuk di dalamnya
memiliki keterpaduan satu sama lain dan mendukung sehingga diharapkan
memberikan pengetahuan yang komperhensif.
b. Kompetensi Pendidikan IPS
Kecakapan proses yang dikembangkan berdasarkan rasional bahwa
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan bidang studi yang multi disiplin,
terdiri dari beberapa mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial dan
humaniora, yang mempelajari interaksi manusia dengan alam dan
lingkungan masyarakat.
44Ilmu Pengetahuan Sosial, Materi Pelatihan Terintegrasi, (Departemen PendidikanNasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan LanjutanPertama, 2005), h. 3
32
c. Karakteristik Pendidikan IPS
Proses pembelajaran ekonomi diupayakan agar dilakukan secara
terpadu. Selain itu, perlu dipilih materi pelajaran yang sesuai, baik ditinjau
dari tingkat kemampuan berfikir siswa maupun dari sudut lingkungan fisik
dan psikis peserta didik.
Dengan memperhatikan persoalan di atas, IPS memiliki
karakteristik seperti:
a) Kerangka kerja IPS lebih menekankan pada bidang praktistentang peristiwa, gejala dan masalah sosial daripada bidangteori keilmuan
b) Dalam menelaah objek studinya, IPS menekankan padaketerpaduan aspek-aspek kehidupan sosial daripada aspek-aspekyang terpisah satu sama lain
c) Kerangka kerja IPS berlandaskan ilmu-ilmu sosial sebagaiinduknya dan menjadikan ilmu-ilmu sosial tersebut sebagaisumber materinya
d) Pada pengajaran IPS, masyarakat menjadi sumber materi, objekstudi, laboratorium, dan sekaligus juga menjadi ruang lingkuppenelaahannya.45
d. Fungsi dan Tujuan Pendidikan IPS
Syafrudin Nurdin mengatakan bahwa “Ilmu pengetahuan sosial
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir, sikap, dan nilai
sebagai peserta didik sebagai individu maupun sebagai sosial budaya“.46
Sapriya mengatakan bahwa:“Tujuan utama IPS ialah untuk mengembangkan potensi pesertadidik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat,memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segalaketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalahyang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupunyang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakalaprogram-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secarabaik”.47
45 Ilmu Pengetahuan Sosial, Materi Pelatihan Terintegrasi, (Departemen PendidikanNasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan LanjutanPertama, 2005), H. 10
46 Syafrudin Nurdin,Yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa dalam KurikulumBerbasis Kompetensi, h.24
47Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2009), h. 42
33
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan berfikir, sikap dan nilai peserta didik
sebagai individu, agar nantinya mampu hidup di tengah-tengah masyarakat
dengan baik.
F. Bahasan Hasil Penelitian yang Relevan
Untuk mendukung penelitian ini, berikut ini disajikan hasil penelitian
yang relevan dengan penelitian yang sudah dilakukan. Penelitian ini dirujuk
pada skripsi:
1. Heru Subrata, pada makalah jurusan bahasa yang berjudul
“Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Bercerita Berpasangan
Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas VII”. Hasil
penelitian tersebut dengan adanya model pembelajaran kooperatif
tipe bercerita berpasangan siswa dapat lebih aktif. Di samping itu,
pembelajaran ini juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk
diskusi, bertanya, maupun mengeluarkan pendapat serta
berinteraksi dengan siswa yang menjadikan siswa aktif dalam
kelas. Serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Turyanto, jurusan pendidikan IPA di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta program S1. Penelitian tersebut berjudul “Efektifitas
Penggunaan Media Permainan Kartu dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Tata Nama Senyawa Kimia
Sederhana”. Hasil penelitian tersebut dapat meningkatkan hasil
belajar, siswa juga termotivasi dan aktif dalam proses pembelajaran
menggunakan media permainan kartu pada konsep tata nama
senyawa kimia.
Dari hasil bahasan yang relevan di atas bahwa pembelajaran
kooperatif tipe bercerita berpasangan dengan pembelajaran kooperatif model
Make a Match sama dengan model pembelajaran mencari pasangan. Dan
34
sama halnya dengan media permainan kartu, yakni model pembelajaran
kooperatif Make a Match yang digunakan media kartu yang berupa soal atau
jawaban. Dari kedua hasil relevan tersebut terdapat persamaan dengan model
pembelajaran kooperatif model Make a Match. Hasil penelitian tersebut dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan siswa juga termotivasi serta aktif dalam
proses pembelajaran.
G. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan
Agar penelitian ini terlaksana dengan baik, maka sangat diperluakan
konsep perencanaan tindakan yang harus dipersiapkan sebelum melakukan
penelitian. Dengan adanya konsep konsep perencanaan tindakan yang telah
dibuat sebelum melaksanakan penelitian, diharapkan yang akan dilaksanakan
berjalan sesuai dengan rencana. Pada penelitian ini konsep perencanaan
tindakan yang diajukan adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Tahap-tahap Kegiatan
No TAHAPAN KEGIATAN1. Analisis Kebutuhan a. Observasi sebelum kegiatan pembelajaran
berlangsung.b. Wawancara dengan guru IPS seputar pelajaran IPS.c. Wawancara dengan beberapa siswa mengenai
pembelajaran IPS.2. Temuan awal a. Kesulitan siswa dalam mempelajari dan memahami
pelajaran IPS.b. Proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
3. Diagnosa a. Pembalajaran kooperatif model Make a Matchdapat mengatasi kesulitan guru dalam kesulitansiswa memahami pelajaran IPS.
b. Dengan pembelajaran kooperatif model Make aMatch dapat meningkat hasil belajar siswa
4. Monitoring danevaluasi keberhasilanproses pembelajaran
a. Pada saat melaksanakan aktifitas mengajar penelitidilakukan bersamaan dengan aktifitas pembelajarandi kelas dalam arti peneliti melakukan observasi.
b. Memberikan tes kemampuan akhir (postest)5. Refleksi proses
pembelajarana. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh
pada setiap siklus.b. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian.
Penulisan Laporan Penelitian
35
H. Hipotesis Tindakan
Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran model Make a
Match diharapkan akan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPS.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka kegiatan penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keefektifan pembelajaran kooperatif
model Make a Match dalam meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran
IPS dan persepsi siswa tentang penggunaan pembelajaran kooperatif model
Make a Match dalam pembelajaran IPS.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Al Syukro yang berlokasi di
Ciputat yang beralamat di Jl. Otista Raya Gg. H. Ma’ung No.30 Ciputat,
Tangerang Selatan. Adapun penelitian ini dilakukan pada semester ganjil (I)
mulai pada bulan April 2010 - Nopember 2010.
Tabel 3.1Jadwal Kegiatan Penelitian
Kegiatan Penelitian April Mei Sept Okt Nop Des
Penyusunan Proposal Penelitian √ √
Penyusunan Instrumen Penelitian √
Penyusunan Data Penelitian √ √
Pengolahan Data dan Analisis Data √
Penyusunan Laporan Penelitian √
37
Dalam pelaksanaannya, penelitian ini akan dilakukan beberapa tahap
sebagai berikut:
a. Menjalankan pembelajaran kooperatif model Make a Match di
kelas VII SMP Islam Al-Syukro Ciputat.
b. Pengambilan data yaitu nilai hasil belajar dari penyebaran pre test
dan post test.
C. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas
(PTK). Penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas dan secara bersama. Metode penelitian kelas ini dilakukan pada
pembelajaran IPS dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model
Make a Match untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Secara etimologis, ada istilah yang berhubungan dengan penelitian
tindakan kelas (PTK), yakni:
1. Penelitian, menunjukan pada suatu kegiatan mencermati suatuobjek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentuuntuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalammeningkatkan mutu suatu hal yang menarik dan penting bagipeneliti.
2. Tindakan, menunjukan pada suatu gerak kegiatan yang sengajadilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentukrangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas,tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudahlama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yangdimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yangdalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guruyang sama pula.48
Rancangan Siklus Penelitian:
1. PerencanaanPerencanaan dalam setiap siklus disusun perencanaan pembelajaran untukperbaikan pembelajaran. Dalam perencanaan bukan hanya berisi tentangtujuan atau kompetensi yang harus dicapai akan tetapi juga harus lebihditonjolkan oleh guru dalam proses pembelajaran, ini berarti perencanaan
48 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 3
38
yang disusun harus dijadikan pedoman seutuhnya dalam prosespembelajaran.
2. TindakanPelaksanaan tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan guruberdasarkan perencanaan yang telah disusun. Sebelum memulai prosesbelajar mengajar, peneliti sekaligus guru melakukan tes kemampuan awal(pre test) siswa mengenai pokok bahasan yang akan dipelajari.
3. Observasi (Pengamatan)Observasi, dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang prosespembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan tindakan yang telahdisusun. Melalui pengumpulkan informasi, observer dapat mencatatberbagai kelemahan dan kelebihan guru dalam melaksanakan tindakan,sehingga hasilnya dapat dijadikan masukan ketika guru melakukan refleksiuntuk penyusunan rencana ulang memasuki siklus berikutnya.
4. RefleksiRefleksi adalah aktivitas melihat berbagai kekurangan yang dilaksanakanguru selama tindakan. Dari hasil refleksi, guru dapat mencatat berbagaikekurangan yang perlu diperbaiki, sehingga dapat dijadikan dasar dalampenyusunan rencana ulang. 49
Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus dapat digambarkan
sebagai berikut :
Siklus I
siklus II
Desain tindakan kelas. 50
49 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas,(Jakarta: Kencana,2009 ),h.7850 Suharsimi Arikunto,Penelitian Tindakan Kelas,(Jakarta: PT Bumi Aksara,2009),h.74
permasalahan Perencanaantindakan I
Pelaksanaantindakan I
pelaksanaantindakan II
Refleksi II
Refleksi I
Perencanaantindakan II
Observasi(Penagamatan) I
Observasi(Pengamatan) II
Dilanjutkan kesiklus berikutnya.
Apabilapermasalahanbelumterselesaikan
Permaslahanbaru hasilrefleksi
39
D. Subjek atau Partisipasi yang Terlibat dalam Penelitian
Pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah siswa-siswa kelas VII
SMP Islam Al Syukro Ciputat. Adapun jumlah siswa yang menjadi subjek
penelitian sebanyak 20 orang, yang terdiri dari 8 siswa perempuan dan 12
siswa laki-laki.
E. Peran Peneliti dalam Penelitian
Proses penelitian ini posisi peneliti sekaligus sebagai guru. Peneliti
dibantu oleh guru bidang studi sebagai observer, yang menyaksikan segala
aktifitas yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Make a Match.
F. Tahapan Intervensi Tindakan
Prosedur tindakan yang dilakukan pada penelitian ini sebagai berikut :
1. Peneliti membuat acuan program pembelajaran dengan pembelajaram
kooperatif model Make a Match pada pokok bahasan manusia sebagai
makhluk sosial dan makhluk ekonomi.
2. Sebelum proses pembelajaran dilaksanakan, guru memberikan tes
kemampuan awal (pre test) kepada siswa.
3. Guru memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran materi yang
diberikan pada siswa.
4. Guru menjelaskan materi yang akan dibahas sesuai kompetensi dasar yang
ingin dicapai.
5. Guru menjelaskan materi pelajaran
6. Guru memberikan kesempatan untuk tanya jawab.
7. Guru mengadakan permainan yang sesuai dengan materi pembelajarannya,
sebelum memulai permainannya guru memberi arahan atau aturan
permainannya.
8. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik
yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya
kartu jawaban.
40
9. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal atau
jawaban.
10. Tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang.
11. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.
12. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu
diberi poin.
13. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya
(tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan
hukuman, yang telah disepakati bersama.
14. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi
pelajaran.
15. Tes kemampuan akhir setelah pembelajaran (post test)
G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan peneliti adalah :
1. Tercipta kelompok belajar yang aktif
2. Situasi belajar yang menyenangkan
3. Hasil belajar siswa meningkat
H. Data dan Sumber Data
Adapun data yang digali adalah berkaitan dengan:
a. Proses pembelajaran berlangsung pada siswa kelas VII SMP Islam Al
Syukro Ciputat.
b. Hasil pembelajaran kooperatif model Make a Match yang diperoleh dari
hasil tes yang diberikan sebelum pembelajaran (pre test) dan setelah
pembelajaran (post test).
c. Persepsi siswa tentang penggunaan pembelajaran kooperatif model Make a
Match dalam pembelajaran IPS diperoleh dari observasi dan wawancara.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik kualitatif dan kuantitatif. Teknik kualitatif digunakan
untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran setiap siklus berupa
41
observasi dan hasil wawancara. Sedangkan teknik analisis data kuantitatif
dengan menggunakan hasil tes setiap siklus dilihat dari N-Gain. Siklus akan
berhenti jika indikator keberhasilan telah tercapai.
I. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
tes sebagai instrumen penelitian. Jenis tes yang digunakan tes prestasi
(achievement test) yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian
seseorang setelah mempelajari sesuatu. Jadi tes ini diberikan setelah siswa
yang dimaksud mempelajari hal-hal yang diteskan dalam hal ini
menggunakan pembelajaran kooperatif model Make a Macth.
1. Sebelum memulai proses belajar mengajar, guru sekaligus peneliti
melakukan tes kemampuan awal (pree test) siswa mengenai pokok
bahasan yang akan dipelajari.
2. Guru memberikan tes akhir (post test) kepada siswa setelah
mengikuti proses belajar mengajar dengan pembelajaran koopertaif
model Make a Macth.
3. Guru sekaligus peneliti menilai hasil tes, kemudian dimasukan ke
dalam blanko untuk selanjutnya dilakukan analisis data dan
mempersiapkan laporan penelitian.
4. Observasi selama kegiatan proses belajar mengajar berlangsung.
5. Wawancara persepsi siswa tentang pembelajaran kooperatif model
Make a Match dalam pembelajaran IPS.
J. Instrumen-Instrumen Pengumpulan Data
a. Tes (pre test dan post tes)
Menurut Ngalim Purwanto bahwa:
Pre test, yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai, danbertujuan untuk mengetahui sampai dimana penguasaan siswaterhadap bahan pengajaran (pengetahuan dan keterampilan) yangakan diajarkan. Dalam hal ini fungsi pre test adalah untuk melihatsampai dimana keefektifan pengajaran, setelah hasil pre test tersebutnantinya dibandingkan dengan hasil post test.
42
Post test, yaitu tes yang diberikan pada setiap akhir program satuanpengajaran. Tujuan post test adalah untuk mengetahui sampaidimana pencapaian siswa terhadap bahan pengajaran (pengetahuanmaupun keterampilan) yang telah diajarkan. 51
Seperti telah dikatan di atas, jika hasil post test dibandingkan dengan
hasil pre test, maka keduanya dapat berfungsi untuk mengukur sampai
sejauh mana keefektifan pelaksanaan program pengajaran.
Lembar tes tertulis ini berupa pre test dan post test. Soal-soal pada
pokok bahasan yang di pelajari berbentuk pilihan ganda. Tes ini diberikan
kepada siswa kelas VII sebelum dan sesudah pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif model Make a Match untuk
memperoleh gambaran hasil belajar siswa sebelum dan sesudah aktivitas
siswa saat proses pembelajaran.
Tes penggunaan (kognitif), yang berupa tes tertulis yang diberikan
kepada siswa yang termuat dalam bentuk soal objektif.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Soal Instrumen
StandarKompetensi
KompetensiDasar
Indikator Nomor Soal Jumlah
3. Mema-hami usahamanusiamemenuhikebutuhan
3.1Mendeskripsikan manusiasebagaimakhluksosial danekonomi yangbermoraldalammemenuhikebutuhan
• Mendeskripsikanhakekat manusiasebagai makhluksosial danmakhluk ekonomiyang bermoral
• Mengidentifikasimakna manusiasebagai makhluksosial danmakhluk ekonomiyang bermoral
• Mengidentifikasifaktor-faktor yangmempengaruhikebutuhan
1, 2, 3, 4, 5
6, 7, 8, 9,10
11, 12, 13,14, 15, 16,17, 18, 19,20
5
5
10
51M. Ngalim Purwanto,.Prinsip-prinsip dan Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT RemajaRosdakarya,2004) h.28
43
manusia3.2 Mengiden-
tifikasihubunganantarakelangkaansumber dayadankebutuhanmanusiayang tidakterbatas
• Mengidentifikasijenis-jeniskebutuhan hidupmanusia
• Menjelaskanprilaku manusiadalammemanfaatkansumber dayayang terbatasuntuk memenuhikebutuhanhidupnya
1, 2, 3, 4, 5,6, 7, 8, 9,10,11,12,13,14
15, 16, 17,18, 19, 20
11
9
3.3 Mengiden-tifikasitindakanekonomiberdasarkanmotif danprinsipekonomidalamberbagaikegiatansehari-hari
• Mendeskripsikanmanusia dalambekerjasma untukmemenuhikebutuhanhidupnya
• Mendeskripsikanperilaku manusiadalammemanfaatkansumber dayayang terbatasuntuk memenuhikebutuhanhidupnya
• Mendeskripsikanberbagai tindakaekonomi rasionalyang dilakukanmanusia
1, 2, 3, 4,5
6, 7, 8, 9, 10,11, 12, 13,14
15,16,17, 18,19, 20
5
9
6
b. Observasi (Catatan Lapangan)
Observasi, dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses
pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan tindakan yang telah
disusun. Observasi diperlukan untuk merekam kejadian-kejadian selama
proses pembelajaran berlangsung.
44
Tabel 3.3 Kisi-kisi Observasi
Rumusanmasalah
Kegiatan Indikator Sumber
Pelaksanaanpembelajaran
1. Kegiatan pembukaana. Apersepsib. Memotivasi siswac. Memberikan pre testd. Menyampaikan tujuan
pembelajaran2. Kegiatan inti
a. Menjelaskan materipelajaran
b. Siswa menanyakan hal-hal yang kurangdipahami
c. Guru dan siswa salingmelakukan tanya jawab
d. Menggunakan alat ataumedia pembelajaran
e. Menggunakanpembelajaran kooperatifmodel Make a Match
f. Menjawab pertanyaanatau menanggapi siswa
g. Kualitas interaksipembelajaran
h. Kualitas pengelolaankelas
3. Penutupa. Menyimpulkan hasil
pembelajaranb. Memberikan gambaran
berikutnyac. Menutup kegiatan
pembelajaran
1. Efektifitaspembelajarankooperetifmodel Make aMatch dalammeningkatkanhasil belajarsiswa padamata pelajaranIPS.
2. Persepsi siswatentangpenggunaanpembelajarankooperatifmodel Make aMatch dalampembelajaranIPS
Penilaian(evaluasi)pembelajaran
Proses evaluasi pemberian tesberupa soal pre tes dan post test
Siswakelas VIISMPIslam AlSyukro
3. Wawancara pada awal dan akhir siklus
Pedoman wawancara dengan guru menitikberatkan pada tanggapan
dan kendala-kendala yang dialami dalam penerapan rencana pembelajaran
45
dan cara penyelesaiannya. Pedoman wawancara dengan siswa
menitikberatkan pada penggunaan pembelajaran koopreatif model Make a
Match. Serta saran siswa terhadap pembelajaran berikutnya.
Tabel 3.4 Kisi-kisi Wawancara
Rumusanmasalah
kegiatan Indikator No.Item Sumber
Perencanaanpembelajaran
1. Tujuan pembelajaran.2. Menentukan srategi
pembelajaran.3. Menentukan metode
dan sumber belajar.
1,2,3
Pelaksanaanpembelajaran
1. Kegiatan pembelajarana. Pembukaanb. Kegiatan intic. Penutup/refleksi
2. Media dan sumberbelajar yangdigunakan.
3. Penggunaanpembelajarankooperatif model Makea Match
4,5,6,7,8,9
,10,11,12,
13,14,
15,16
1. Efektifitaspenggunaanpembelajarankooperetifmodel Make aMatch dalammeningkatkanhasil belajariswa pada matapelajaran IPS.
Penilaianpembelajaran
Proses evaluasipemberian tes berupasoal pre tes dan post test
17,18,19
Guru dan
Siswa
2. Persepsisiswa tentangpembelajarankooperatifmodel Makea MatchdalampembelajaranIPS
Pelaksanaanpembelajaran
Penggunaanpembelajarankooperatif model Makea Match
1,2,3,4,5,6
,7,8,9
Siswa
K. Validitas Isi
Sukardi mengatakan bahwa yang dimaksud dengan validitas isi ialah
“Derajat dimana sebuah tes mengukur cakupan subtansi yang ingin di ukur.
46
Kadang-kadang validitas isi juga disebut face validity atau validitas wajah.
Walaupun hal tersebut masih meragukan, karena validitas wajah hanya
menggambarkan derajat dimana sebuah tes tampak mengukur, tetapi tidak
diukur”.52 Proses ini sering digunakan sebagai awal menyaring dalam tes
pilihan.
Validitas isi juga mempunyai peran yang sangat penting untuk tes
pencapaian atau achievement test. Validitas isi pada umumnya ditentukan
melalui pertimbangan para ahli. Tidak ada formula matematis untuk
menghitung dan tidak ada cara untuk menunjukan secara pasti. Tetapi untuk
memberikan gambaran bagaimana suatu test divalidasi dengan menggunakan
validitas isi, pertimbangan ahli tersebut dilakukan dengan cara seperti berikut.
Para ahli, pertama diminta untuk mengamat secara cermat semua item dalam
tes yang hendak divalidasi. Kemudian mereka diminta untuk mengoreksi
semua item-item yang telah dibuat. Dan pada akhir perbaikan, mereka juga
diminta untuk memberikan pertimbangan tentang bagaimana tes tersebut
menggambarkan cakupan isi yang hendak diukur.
Materi yang akan dilaksanakan pada penelitian ini dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif model Make a Match di antaranya
adalah sebagai berikut:
a. Pada siklus 1 tentang Hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan
makhluk ekonomi yang bermoral.
b. Pada siklus 2 tentang kebutuhan manusia
52 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), h.123
47
c. Pada siklus 3 tentang ilmu ekonomi, perilaku manusia dalam
bekerjasama, dan perilaku manusia dalam pemanfaatan sumber
daya ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sebelum pre test dan post test diberikan kepada siswa terlebih dahulu
soal tersebut diamati oleh ahlinya sebelum setiap siklus dilaksanakan. Dari
setiap siklus siswa diberikan 20 butir soal. Untuk dilihat apakah soal-soal
tersebut sudah bisa dianggap valid dan tidak keluar dari materi yang akan
diberikan, maka peneliti meminta para ahli untuk mengamati butir-butir soal
tersebut yang sudah dibuat dengan indikator dan tujuan yang ingin dicapai.
Dengan demikian, soal sudah bisa dianggap valid. Dan dapat digunakan untuk
tes yang akan diberikan kepada siswa kelas VII SMP Islam Al Syukro.
Menggunakan validitas isi tidak ada formula matematis untuk menghitung dan
tidak ada cara untuk menunjukan secara pasti.
L. Analisis Data dan Interpretasi
Pengujian teknik analisa data menggunakan analisis deskriptif dari tiap
siklus dan dengan menggunakan N Gain untuk melihat selisih antara pre test
dan post test pada setiap siklus, untuk melihat perbedaan hasil belajar pada
setiap siklus. Penelitian ini dianggap berhasil jika setelah dilakukan tindakan
terjadi peningkatan hasil belajar pada materi.
Untuk mengetahui peningkatan skor pre test dan post test
menggunakan rumus Normalized Gain:
pretestSkorIdealSkor
pretestSkorPostestSkorGainN
−−=
Apakah model Make a Match yang digunakan efektif atau tidak dalam
penelitian ini, maka digunakan tafsiran persentase efektifitas untuk rata-rata
Normalized gain adalah :
48
Tabel 3.5
Persentase N-Gain. 53
Persentase (%) Tafsiran
Kurang 0, 40
0,40 - 0,55
0,56 - 0,75
0,76 - 1,00
Tidak Efektif
Kurang Efektif
Cukup Efektif
Efektif
M. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan
Apabila setelah tindakan pertama siklus 1 selesai dilakukan dan hasil
yang diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan peningkatan hasil
belajar siswa. Maka, akan ditindaklanjut dengan melakukan tindakan
selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Tetapi jika setelah
penelitian tindakan kelas tersebut selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan
tercapai, maka penelitian akan diakhiri atau dihentikan. Peneliti berharap agar
pembaca dan juga guru dapat melanjutkan penelitian ini dan juga menerapkan
model-model pembelajaran yang dapat membuat siswa semakin aktif sehingga
tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
53 Turyanto , “Efektifitas Penggunaan Media Permainan Kartu dalam MeningkatkanHasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Tata Nama Senyawa Kimia Sederhana”.skripsi UINSyarif Hidayatullah Jakarta,(Jakarta: Perpustakaan UIN Jakarta,2008), h. 35
49
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL
ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Islam Al Syukro Ciputat
Jumlah siswa pada kelas VII SMP Islam Al syukro Ciputat
berjumlah 20 orang yang terdiri dari 8 perempuan dan 12 laki-laki. Pada
penelitian ini, siswa kelas VII berperan sebagai subyek penelitian.54
2. Hasil Penelitian
Proses penelitian ini dilakukan selama empat kali pertemuan atau
lebih dari satu bulan pada bulan Oktober - November. Kemudian materi
yang diajukan pada penelitian ini adalah IPS pada bab Manusia sebagai
makhluk sosial dan makhluk ekonomi. Dari hasil pengamatan peneliti
dapat diketahui situasi kelas dapat tergolong kelas yang ramai atau gaduh.
Respon siswa dalam proses pembelajaran biasa-biasa saja tidak ada yang
aktif mengemukakan pendapat, malah kebanyakan siswa acuh tak acuh
terhadap pelajaran IPS. Dengan karakteristik yang berbeda-beda, ada
siswa yang pendiam, ada siswa yang selalu bikin gaduh, dan ada siswa
yang aktif dalam pembelajaran. Siswa memiliki latarbelakang keluarga
54 Dokumen sekolah, Observasi Sebelum Penelitian , SMP Islam Al Syukro Ciputat,2010
50
dengan ekonomi menengah ke atas. Hal ini kemungkinan menyebabkan
perilaku siswa yang cenderung kurang peduli terhadap guru.
B. Pemeriksaan Keabsahan Data
Sebelum siswa belajar siswa diberikan tes kemampuan awal (pre test),
yaitu tes yang dilakukan sebelum siswa memperoleh materi pelajaran.
Kemudian tes kemampuan akhir (post test), yaitu untuk mengukur
kemampuan siswa setelah diberikan materi dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif model Make a Match. Masing-masing test diperiksa
atau dikoreksi untuk mengetahui hasil belajar.
Kemudian dari hasil belajar tersebut dibandingkan apakah telah terjadi
peningkatan hasil belajar atau tidak. Apabila hasil belajar yang diperoleh tidak
sesuai dengan kiteria yang diharapkan maka akan dilanjutkan ke siklus
selanjutnya sebagai perbaikan pembelajaran.
Data hasil penelitian juga diperoleh dari observasi yang dilakukan oleh
peneliti agar dapat mengevaluasi kegiatan pembelajaran sehingga dapat
memperbaiki kegiatan belajar mengajar di kelas agar berjalan lebih baik.
Selanjutnya diberikan lembar wawancara kepada siswa dan guru mengenai
penggunaan pembelajaran kooperatif model Make a Match dalam pelajaran
IPS.
C. Interpretasi Hasil Analisis Kegiatan Pembelajaran
1. Tindakan Pembelajaran Silklus 1
a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, maka ada
beberapa rencana tindakan yang diberikan pada siklus 1, yaitu:
1) Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Materi yang akan dilaksanakan pertemuan pertama ini tentang
Hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk
ekonomi yang bermoral.
51
2) Membuat lembar observasi untuk setiap pertemuan yang
memuat tujuan pembelajaran, keterlaksanaan oleh guru,
kemampuan dan keterampilan guru, keterlaksanaan oleh siswa,
keaktifan siswa dalam kegiatan belajar dan interaksi guru
dengan siswa.
3) Membuat media kartu berpasang-pasang yang berisi
pertanyaan dan jawaban.
4) Menyiapkan sumber belajar.
5) Membuat alat evaluasi berupa soal tes bentuk pilihan ganda
yang akan diberikan di awal dan di akhir siklus.
b. Tahap Pelaksanaan
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari kamis tanggal 21
Oktober 2010. Sebelum pelajaran dimulai, peneliti yang bertindak sebagai
guru, terlebih dahulu menarik perhatian siswa dengan cara menjelaskan
tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. Kemudian guru mencoba
berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari kegiatan manusia sebagai
makhluk sosial dan ekonomi. Sebelum dilanjutkan pada penjelasan materi,
guru memberikan pre test berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 soal. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum
mendapatkan materi. Siswa diberikan waktu 10 menit untuk
menyelesaikan soal tersebut.
Setelah pre test selesai guru menjelaskan tentang hakekat manusia
sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral, empat aspek dalam
tindakan ekonomi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan
manusia dalam memenuhi kebutuhannya.
Kegiatan berikutnya setelah siswa memahami materi yang telah
disampaikan guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
Kemudian salah satu murid bertanya, Dhinar: apa makna bahwa manusia
sebagai makhluk sosial dan ekonomi? Guru menjawab: Sebagai manusia
sejak kita dilahirkan ke muka bumi ini hingga dewasa, kehidupan manusia
52
yang satu tidak dapat dilepaskan dari peran bantuan manusia yang lain,
kita hidup di dunia tidak akan bisa hidup sendiri. Seperti kita hidup dalam
lingkungan masyarakat mempunyai tetangga saling berinteraksi satu sama
lainnya dan saling membutuhkan. Terutama dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Hal ini menunjukan bahwa manusia selain sebagai makhluk
sosial, juga sebagai makhluk ekonomi dengan hasratnya memenuhi
kebutuhannya yang beragam dan tidak terbatas. Itulah bahwa manusia
sebagai makhluk sosial dan ekonomi.
Kemudian guru bertanya kembali kepada siswa apakah masih ada
pertanyaan jika tidak ada kita akan memulai permainan dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif model Make a Match. Sebelum
dimulai guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghafal
catatan yang telah dipelajari hari ini setelah itu guru menjelaskan
bagaimana cara permainan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
model Make a Match.
Pada model ini Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi
beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu
bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban, Setiap siswa
mendapat satu buah kartu, tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari
kartu yang dipegang, setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai
kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban), Setiap siswa yang dapat
mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin, Setelah satu
babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari
sebelumnya, Demikian seterusnya.
c. Data Hasil Belajar Siklus 1
Data hasil belajar diperoleh dari nilai pre test dan post test yang
diberikan sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran berlangsung.
Hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
53
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa pada Siklus 1
Siklus 1No Nama Siswa
Pre test Post testN Gain
1 Arifatiq umara 65 80 0,52 Askinah Sandiah 45 70 0,53 Anisa Nurfadillah 85 90 0,34 Angga Reksa 60 75 0,45 Azka Nisail Kamilah 60 85 0,66 Bintang 10 55 0,57 Dhinar Trias Dewantary 75 90 0,68 Esa Bayu Rianto 70 90 0,79 Fadila Bunga 65 80 0,510 Fikri Daris A 40 70 0,411 Kusuma Panji 35 60 0,312 Lintang Mutiara Dini 80 85 0,313 Muhammad Ilham 80 95 0,814 M. Ikbal Naufal 55 70 0,315 Rashida An’am Shaliha 60 85 0,616 Rahman Hadiyanto 20 55 0,517 Razak 30 60 0,518 Salsabila Sadya 70 85 0,519 Syafri 60 70 0,320 Viru 50 70 0,4Jumlah 795 1520 9,5Rata-rata 39,75 76 0,47
Dari tabel di atas, dapat dilihat nilai paling rendah yang diperoleh
siswa pada saat pree test adalah 10. Sedangkan nilai terendah pada saat
postest sebesar 55. Nilai tertinggi pada pre test adalah 80, sedangkan pada
skor postest sebesar 95. Dari tabel tersebut bisa kita lihat sebagian besar
siswa hasil belajarnya meningkat.
Untuk hasil belajar siklus 1 diperoleh rata-rata N gain sebesar 47%
ini berarti pembelajaran kooperatif model Make a Match yang digunakan
belum efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang
memperhitungkan ketuntasan hasil belajar sesuai dengan tabel tafsiran
N-gain. Dengan demikian indikator keberhasilan peneliti ini belum
tercapai. Untuk itu perlu adanya perbaikan-perbaikan dari kekurangan
54
yang terdapat pada siklus 1 untuk kegiatan disiklus 2 dan seterusnya.
Dengan adanya perbaikan, diharapkan efektifitas penggunaan
pembelajaran kooperatif model Make a Match dapat tercapai.
d. Observasi dan Analisis
Pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran. Dimana,
peneliti dibantu oleh guru IPS untuk melakukan pengamatan terhadap
aktifitas siswa dan peneliti sebagai guru selama proses pembelajaran. Data
dari hasil observasi menunjukan bahwa guru membuat rencana
pembelajaran sebelum melaksanakan pembelajaran. Walaupun masih ada
sedikit penyimpangan yang dilakukan oleh guru dari skenario yang ada.
Hal ini dikarenakan ada beberapa hal yang berada diluar perkiraan.
Mengenai kemampuan peneliti dalam mengondisikan kelas, guru
cukup tegas dalam menghadapi siswa walaupun masih ada yang
mengobrol. Guru belum bisa mengondisikan kelas secara maksimal. Hal
ini disebabkan siswa belum pernah mendapat model pembelajaran bermain
sambil belajar, sehingga ada beberapa siswa yang masih bingung. Dari
lembar observasi, untuk proses pembelajaran masih kurang khususnya
waktu untuk mengerjakan soal post test hal ini dikarenakan banyak waktu
yang terbuang untuk pembelajaran kooperatif model Make a Match yang
akan digunakan pada penelitian ini. Siswa masih belum memahami cara
penggunaannya. Sehingga guru harus memberi penjelasan ulang mengenai
cara penggunaan pembelajaran kooperatif model Make a Match.
Dari hasil belajar siswa pada siklus 1 sebagaimana terlihat pada
tabel menunjukan bahwa, sebagian besar siswa hasil belajarnya meningkat.
Hal ini bisa dilihat dari skor pre test dan post test yang terdapat pada tabel
hasil belajar siswa di silkus 1. Meskipun demikian, belum ada siswa yang
mencapaian ketuntasan hasil belajarnya. Selain itu, rata-rata N-gain pada
sikulus 1 hanya mencapai 47%. Hal ini menunjukkan penggunaan
pembelajaran kooperatif model Make a Match pada siklus 1 baru mencapai
tingkat belum efektif.
55
e. Tahap Refleksi
Tahap ini dilakukan setelah melakukan analisis pada siklus I.
Berdasarkan hasil analisis pada observasi ditemukan beberapa kekurangan
yang ada pada siklus I, yaitu :
1) Kurang meratanya peneliti membimbing saat pembelajaran
berlangsung.
2) Kurang profesionalnya peneliti mengendalikan keadaan kelas
yang sulit diatasi karena banyak siswa yang kurang
memperhatikan pada saat pembelajaran berlangsung.
3) Kurangnya peneliti untuk mengatur waktu menjelaskan materi
yang disampaikan sehingga banyak siswa belum memahami
materi pembelajaran.
4) Kurang kondusifnya siswa pada saat mencari pasangan antara
jawaban dan pertanyaan dikarenakan kurang pahamnya
beberapa siswa bagaimana cara penggunaan pembelajaran
kooperatif model Make a Match.
Pada tahap ini berdasarkan hasil analisis pada observasi ditemukan
beberapa kelebihan yang ada pada siklus 1, yaitu:
1) Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
model Make a Match membuat suasana menyenangkan dalam
belajar IPS.
2) Aktifnya siswa pada saat siswa mencari pasangan pertanyaan
dan jawaban yang sudah ditangan mereka masing-masing yang
telah dibagikan kepada seluruh siswa oleh peneliti.
3) Mudahnya peneliti dibagian mana siswa kurang memahami
materi yang sudah disampaikan sehingga diakhir pembelajaran
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Make a
Match. peneliti dapat menyimpulkan kembali materi-materi
mana yang harus dijelaskan kembali dalam menyimpulkan
materi sehingga tidak harus terlalu banyak menghabiskan
waktu untuk menjelaskan kembali.
56
Untuk memperbaiki kekurangan yang ada di siklus 1, dalam
tahap refleksi peneliti beserta guru kelas memperoleh kesepakatan
tentang hal-hal sebagai berikut:
a) Agar suasana kelas menjadi lebih kondusif, peneliti yang
bertindak sebagai guru, memberikan pengurangan poin
kepada siswa yang berbuat gaduh.
b) Guru lebih memperjelas penyampaian materi, yaitu
penyampaian materi yang tidak terlalu cepat dan suara yang
lebih lantang.
c) Lebih memperhatikan siswa secara keseluruh dengan cara
berkeliling di kelas.
d) Mengajak siswa agar lebih konsentrasi dalam belajar.
2. Tindakan Pembelajaran Siklus 2
Untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus 1, maka
dilakukan penelitian kedua. Peneliti pada siklus ini tetap menggunakan
model pembelajaran kooperatif model Make a Match.
a. Tahap Perencanaan
Pada pembelajaran di siklus 2, ada beberapa perencanaan yang
dipersiapkan oleh peneliti diantaranya:
1) Menyusun kembali scenario pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada pertemuan kedua. Membuat kembali
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi tentang
kebutuhan manusia.
2) Menyiapkan alat bantu dan sumber belajar.
3) Menyiapkan media kartu berpasang-pasangan yang berisi
pertanyaan dan jawaban.
4) Membuat soal pilihan ganda yang akan diberikan di awal
pembelajaran dan di akhir pembelajaran pada akhir siklus 2.
57
5) Menyiapkan lembar observasi proses pembelajaran, yang akan
menjadi acuan tentang proses pembelajaran selama siklus 2.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada siklus ini guru melaksanakan rambu-rambu pembelajaran yang
telah direncanakan pada scenario pembelajaran, memberikan peringatan
kepada siswa yang membuat suasana kelas menjadi gaduh yaitu dengan
memberikan pengurangan poin. Selain itu guru lebih memantau kegiatan
pembelajaran yang dilakukan siswa pada saat guru menjelaskan materi
yang sedang berlangsung. Serta lebih mengarahkan siswa agar lebih
konsentrasi dalam proses pembelajaran berlangsung.
Pada awal pembelajaran, guru menjelaskan tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai. Selanjutnya guru memberikan 20 butir soal pre test
kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa waktu yang
diberikan untuk mengerjakan soal-soal tersebut adalah 10 menit.
Pada kegiatan inti, guru mengulas sedikit materi kembali pertemuan
sebelumnya dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa. Guru
menanyakan kembali apa hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan
ekonomi yang bermoral. Dan ada siswa yang menjawabnya dengan benar.
Kemudian guru menjelaskan materi selanjutnya pada pertemuan kedua.
Guru menjelaskan tentang kebutuhan manusia adalah setiap keinginan
manusia baik berupa barang maupun jasa yang dapat memberi rasa puas
baik jasmani maupun rohani demi kelangsungan hidupnya. Penggolongan
kebutuhan manusia antara lain Kebutuhan manusia menurut intensitas ada
tiga yaitu Kebutuhan primer, Kebutuhan skunder, dan Kebutuhan tersier.
Kebutuhan manusia menurut waktunya ada dua yaitu: Kebutuhan sekarang
dan Kebutuhan yang akan datang. Kebutuhan manusia menurut sifatnya,
ada dua yaitu: Kebutuhan material atau kebutuhan jasmani dan Kebutuhan
immaterial atau kebutuhan rohani. Kebutuhan manusia menurut
subyeknya, ada dua yaitu: Kebutuhan individu dan Kebutuhan kolektif.
58
Selanjutnmya setelah pembahasan selesai guru bertanya kembali
kepada siswa apakah ada yang kurang jelas dari materi yang kita pelajari
hai ini? jika tidak ada, kita akan memulai permainan dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif model Make a Match. Sebelum dimulai guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghafal catatan yang telah
dipelajari hari ini setelah itu guru menjelaskan bagaimana cara permainan
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Make a Match. Pada
model ini guru menyiapkan media kartu yang berisi beberapa konsep atau
topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan
bagian lainnya kartu jawaban, setiap siswa mendapat satu buah kartu, tiap
siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang, setiap
siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya (soal jawaban), setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya
sebelum batas waktu diberi poin, setelah satu babak kartu dikocok lagi
agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya , Demikian
seterusnya.
Diakhir pembelajaran, guru mengulas kembali materi tersebut dan
meminta siswa untuk memberikan kesimpulan. Setelah itu peneliti dan
siswa menyimpulkan bersama setelah pembelajaran selesai. Kegiatan
selanjutnya pemberian soal kepada siswa. Masing-masing siswa
mendapatkan 20 butir soal pilihan ganda yang sama seperti soal yang
diberikan sebelum pembelajaran pada awal pembelajaran. Pemberian soal
ini dilakukan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa setelah
mendapatkan materi.
c. Data Hasil Belajar Siklus 2
Data hasil belajar diperoleh dari nilai pre test dan postest yang
diberikan sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran pada pertemuan
kedua. Hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
59
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa pada Siklus 2
Siklus IINo Nama SiswaPre test Post test
N-Gain
1 Arifatiq umara 35 60 0,42 Askinah Sandiah 50 80 0,63 Anisa Nurfadillah 40 85 0,84 Angga Reksa 35 70 0,75 Azka Nisail Kamilah 40 90 0,96 Bintang 20 60 0,57 Dhinar Trias Dewantary 45 95 0,98 Esa Bayu Rianto 65 85 0,69 Fadila Bunga 35 85 0,810 Fikri Daris A 50 65 0,311 Kusuma Panji 30 65 0,512 Lintang Mutia Dini 50 85 0,713 Muhammad Ilham 45 75 0,614 M. Ikbal Naufal 50 75 0,615 Rashida An’am Shaliha 40 95 116 Rahman Hadiayanto 25 65 0,617 Razak 25 65 0,418 Salsabila Sadya 40 90 0,919 Syakri 45 70 0,720 Viru 30 60 0,5
Jumlah 1115 1525 13Rata-rata 55,75 76,25 0,65
Dari tabel di atas, dapat dilihat nilai paling rendah yang diperoleh
siswa pada saat pre test adalah 20. Sedangkan nilai terendah pada saat post
test sebesar 60. Nilai tertinggi pada pre test adalah 65, sedangkan pada
skor post test sebesar 95. Dari tabel tersebut bisa kita lihat sebagian besar
siswa hasil belajarnya meningkat.
Untuk hasil belajar siklus 2 diperoleh rata-rata N gain sebesar 65%.
ini berarti pembelajaran kooperatif model Make a Match yang digunakan
cukup efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang
memperhitungkan ketuntasan hasil belajar sesuai dengan tabel tafsiran N-
gain. Dengan demikian indikator keberhasilan peneliti ini sedikit akan
tecapai. Untuk itu peneliti melanjutkan ke siklus 3 mencoba
menyempurnakan dan memperbaiki dari kekurangan yang terdapat pada
60
disiklus 2. Dengan adanya perbaikan sekali lagi, diharapkan efektifitas
penggunaan pembelajaran kooperatif model Make a Match dapat tercapai
dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
d. Observasi dan Analisis
Pengamatan pembelajaran pada siklus 2 masih berorientasi pada
aktifitas siswa dan guru selama proses pembelajaran. Selain aktifitas
siswa, juga ada beberapa hal yang dilakukan pengamatan seperti,
persiapan guru sebelum mengajar, media dan sumber yang digunakan.
Data dari hasil siklus 2 menunjukan bahwa, guru membuat rencana
pembelajaran sebelum rencana pembelajaran sebelum melaksanakan
pembelajaran. Pada siklus 2, guru sudah melaksanakan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah dibuat.
Kemampuan peneliti dalam mengondisikan kelaspun mengalami
sedikit peningkatan. Suasana kelas sudah lebih tenang dibandingkan pada
proses pembelajaran disiklus 1. Hal ini disebabkan, guru memberi point
kepada siswa yang membuat gaduh dan yang tidak memperhatikan,
sehingga mereka menjadi lebih tenang. Dan waktu untuk proses
pembelajaran sudah cukup. Karena dibandingkan pada siklus 1 banyak
waktu yang terbuang akibat siswa tidak memperhatikan dan keadaan kelas
gaduh. Sehingga guru harus menjelaskan berulang-ulang. Pada siklus 2 ini
menyampaian guru lebih jelas dan dimengerti. Karena penjelasannya tidak
secepat pertemuan sebelumnya. Suara guru sudah menjadi pusat perhatian
semua siswa, sehingga menarik perhatian siswa untuk memperhatikan
penjelasan guru. Siswa juga sudah mulai faham dengan penggunaan
pembelajaran kooperarif model Make a Match.
Sesuai data yang diperoleh, siswa terlibat aktif dalam proses
pembelajaran. Guru melakukan interaksi dengan siswa memberikan
pertanyaan. Interaksi lainnya bisa dilihat dari bantuan dan bimbingan guru
pada siswa. Guru berkeliling di kelas untuk melihat pekerjaan siswa dan
memberikan bantuan jika siswa mengalami kesulitan.
61
Hasil belajar siswa pada siklus 2 sebagaimana terlihat pada tabel
menunjukan bahwa, sebagian siswa hasil belajarnya mulai meningkat. Hal
ini bisa dilihat dari skor pre test dan post test yang terdapat pada tabel
hasil belajar di siklus 2. Untuk perolehan rata-rata N-gain pada siklus 2
mencapai 65%. Hal ini menunjukan penggunaan pembelajara kooperatif
model Make a Match pada siklus 2 baru mencapai tingkat cukup efektif.
e. Tahap Refleksi
Tahap ini dilakukan oleh peneliti dan guru pengajar setelah
melakukan analisis setelah siklus 2. Beberapa hal yang harus diperbaiki
dalam siklus 2, antara lain :
1) Perlu ditingkatkan bimbingan dan arahan pada saat siswa
mengerjakan tugas agar tidak menimbulkan kegaduhan di dalam
kelas.
2) Peningkatan pengawasan dari peneliti, dengan memantau lebih
dekat kepada siswa yang sering membuat kegaduhan. Hal ini
dilakukan untuk mengurangi siswa yang mengobrol dan
bercanda pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
3) Perlu diatur lebih tertib ketika siswa bertanya kepada guru.
4) Perlu diberikan motivasi kepada siswa untuk lebih aktif dalam
kegiatan proses pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif model Make a Match. Sehingga tidak
hanya siswa berkemampuan lebih saja yang dominan dalam
kegiatan pembelajaran berlangsung.
5) Perlu diatur secara profesional pembagian waktu selama proses
pembelajaran berlangsung. Agar dapat mencapai semua
indikator yang akan disampaikan pada siklus 2.
Berdasarkan observasi dan analisis dari siklus 2 terhadap proses
pembelajaran dan hasil belajar IPS, ternyata proses pembelajaran pada
siklus 2 cukup baik. Untuk aktifitas dan respon positif pada siswa disiklus
2 cukup baik dibandingkan dengan siklus 1. Selain itu hasil belajar siswa
62
di siklus 2 cukup meningkat, dimana rata-rata N-gain yang diperoleh
mencapai 65% dari 47% di siklus 1.
3. Tindakan Pembelajaran Silklus 3
Siklus 3 ditekankan pada perbaikan dan penyempurnaan terhadap
tindakan yang dilakukan pada siklus 2. Tindakan pada siklus 3 diarahkan
pada efektifitas siswa dalam mengoptimalisasikan proses pembelajaran
dan meningkatkan hasil belajar siswa.
a. Tahap Perencanaan
Perencanaan ulang dibuat setelah melakukan refleksi terhadap siklus
kedua. Dalam pembuat perencanaan pada siklus 3 tidak jauh berbeda
dengan tahap pada siklus sebelumnya yaitu Ada beberapa perencanaan
yang disiapkan oleh peneliti diantaranya :
1) Menyusun kembali scenario pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada pertemuan kedua. Membuat kembali rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi tentang ilmu ekonomi.
2) Menyiapkan alat bantu dan sumber belajar.
3) Menyiapkan media kartu berpasang-pasangan yang berisi
pertanyaan dan jawaban.
4) Membuat soal pilihan ganda yang akan diberikan di awal
pembelajaran dan di akhir pembelajaran pada akhir siklus 3.
5) Menyiapkan lembar observasi proses pembelajaran, yang akan
menjadi acuan tentang proses pembelajaran selama siklus 3.
b. Tahap Pelaksanaan
1). Pertemuan 1
Pada awal pembelajaran, guru menjelaskan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai. Selanjutnya guru memberikan
20 butir soal pre test kepada siswa untuk mengetahui kemampuan
63
awal siswa waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal-soal
tersebut adalah 10 menit.
Setelah itu guru memberikan apersepsi dan motivasi.
Apersepsi yang diberikan berupa penjelasan singkat tentang materi
pada siklus 2 pada materi sekiranya kurang dimengerti oleh siswa.
Penjelasan materi dilanjutkan pada pembahasan selanjutnya
tentang ilmu ekonomi, Perilaku manusia dalam bekerjasama, dan
Perilaku manusia dalam pemanfaatan sumber daya ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pada pertemuan pertama ini guru hanya sampai menjelaskan
materi. Untuk masuk pada pembelajaran kooperatif model Make a
Match dan post test dilanjutkan pada pertemuan berikutnya
dikarenakan keterbatasan waktu selama proses pembelajaran
berlangsung.
2). Pertemuan 2
Pada pertemuan kedua, guru mengulas kembali materi yang
disampaikan pada pertemuan pertama. Kemudian memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya pada pembahasan yang
belum dimengerti oleh siswa. Setelah pembahasan selesai dan tidak
ada yang bertanya lagi guru melanjutkan pada permainan
pembelajaran kooperatif model Make a Match. Guru tidak harus
menjelaskan kembali bagaimana cara pembelajaran kooperaitf
model Make a Match karena karena dilihat dari siklus 2 siswa
sudah memahaminya.
Pada akhir pembelajaran guru dan siswa menyimpulkan dari
hasil diskusi dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model
Make a Match. Setelah itu pada akhir siklus 3 guru memberikan
post test pada siswa. Post test dilakukan untuk mengetahui
efektifitas dari tindakan yang dilakukan pada siklus 3.
64
c. Data Hasil Belajar Siklus 3
Data hasil belajar diperoleh dari nilai pretest dan postest yang
diberikan sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran. Hasil belajar
siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa pada Siklus 3
Siklus IIINo Nama SiswaPre test Post test
N- Gain
1 Arifatiq umara 35 80 0,72 Askinah Sandiah 45 75 0,63 Anisa Hurfadillah 40 90 0,834 Angga Reksa 35 80 0,75 Azka Nisail Kamilah 65 90 0,86 Bintang 35 80 0,77 Dhinar Trias Dewantary 60 100 18 Esa Bayu Rianto 70 100 19 Fadila Bunga 30 75 0,8310 Fikri Daris A 35 80 0,711 Kusuma Panji 30 75 0,6412 Lintang Mutiara Dini 65 90 0,7313 Muhammad Ilham 50 95 0,914 M. Ikbal Naufal 65 90 0,7115 Rashida An’am Shaliha 60 100 116 Rahman Hadiyanto 40 85 0,7517 Razak 30 70 0,618 Salsabila Sadya 45 85 0,819 Syafri 40 85 0,7520 Viru 30 70 0,6
Jumlah 905 1695 15,34Rata-rata 45,25 84,75 0,77
Dari tabel di atas, dapat dilihat nilai paling rendah yang diperoleh
siswa pada saat pre test adalah 30. Sedangkan nilai terendah pada saat
post test sebesar 70. Nilai tertinggi pada skor pretest adalah 70,
sedangkan pada skor post test sebesar 100. Dari tabel tersebut bisa kita
lihat semua siswa hasil belajarnya meningkat.
Untuk hasil belajar siklus 3 diperoleh rata-rata N-gain sebesar 77%.
Nilai tersebut menunjukan penggunaan pembelajaran kooperatif model
Make a Match efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang
65
memperhitungkan ketuntasan hasil belajar. Dengan demikian indikator
keberhasilan penelitian ini sudah tercapai dan tidak perlu dilanjutkan ke
siklus berikutnya.
d. Observasi dan Analisis
Proses pembelajaran pada siklus 3 mengalami peningkatan
dibandingkan dengan siklus 2. Beberapa peningkatan tersebut antara lain:
a) Suasana kelas lebih tertib, keadaan siswa menjadi lebih
terkendali, dan siswa lebih konsentrasi dalam pembelajaran.
b) Siswa sudah mulai memahami tahapan dalam belajar yang
digunakan.
c) Alokasi waktu mengerjakan soal, diskusi dan menyimpulkan
pembelajaran lebih optimal karena didukung siswa yang cukup
kondusif dalam belajar.
d) Hasil belajar siswa pada siklus 3 sebagaimana terlihat pada tabel
menunjukkan bahwa, sebagian besar siswa hasil belajarnya
meningkat. Hal ini bisa dilihat dari skor pre test dan post test
untuk perolehan rata-rata N-gain pada siklus 3 mencapai 77%.
dengan demikian penggunaan model pembelajaran Make a
Match efektif dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa yang
memperhitungkan ketuntasan hasil belajar.
e. Tahap Refleksi
Berdasarkan observasi dan analisis dari siklus 3 terhadap proses
pembelajaran dan hasil belajar IPS, ternyata proses pembelajaran pada
siklus 3 lebih baik. Untuk aktifitas dan respon positif siswa disiklus 3 lebih
baik dibandingkan dengan siklus 1 dan siklus 2. Selain itu hasil belajar
siswa juga meningkat, di mana rata-rata N-gain yang diperoleh dari siklus
1 (47%) dan siklus 2 (65%), sedangkan siklus 3 (77%). Rata-rata N-gain di
siklus 3 menunjukan bahwa, penggunaan pembelajaran kooperatif model
Make a Match efektif dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajarnya.
66
Dengan demikian, indikator pada penelitian ini sudah tercapai sehingga
penelitian tidak dilanjutkan ke siklus selanjutnya.
D. Analisis Data
1. Efektifitas Pembelajaran kooperetif Model Make a Match dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS.
Pada setiap pelaksanaan tindakan, peneliti mendapatkan hasil
penelitian dari lembar observasi dan wawancara. Lembar observasi
digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas belajar siswa. Pada setiap
siklus peneliti didampingi oleh guru IPS. Data tersebut dianalisis pada
setiap siklus dan lembar observasi untuk menilai kualitas guru untuk
mendapatkan data mengenai kesiapan dan pelaksanaan mengajar guru.
Dari tabel hasil belajar siswa, dapat dilihat bahwa untuk rata-rata
N-gain di siklus 1 hanya 47% ini dan rata-rata N-gain di siklus 2 mencapai
65%, sedangkan rata-rata N-gain untuk siklus 3 mencapai sebesar 77%.
Dengan demikian, pembelajaran kooperatif model Make a Match sudah
efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
Selain data yang diperoleh dari lembar observasi, penelitian ini
juga diperkuat dengan hasil wawancara. Wawancara dilakukan sebelum
tindakan dan setelah tindakan.
Adapun hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran. Hasil
wawancara yang dilakukan peneliti sebelum tindakan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
a. Guru menentukan srategi pembelajaran pada saat prosespembelajaran berlangsung.
b. Metode yang sering digunakan pada saat mengajar adalahmetode ceramah, tanya jawab dan praktek.
c. Guru jarang menggunakan model pembelajaran kooperatifd. Guru memotivasi belajar siswa dengan memberikan apersiasi
yaitu dalam bentuk tepuk tangan dan pujian.
67
e. Menurut pendapat guru, menggunakan pembelajarankooperatif model Make a Match membuat proses pembelajaranmenjadi lebih menarik dan membuat siswa lebih aktif.55
Setelah dilakukan tindakan pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3,
hasil wawancara yang diperoleh memiliki perubahan pada pendapat guru
terhadap pelajaran IPS. Pada wawancara yang dilakukan setelah tindakan
dapat dirangkum sebagai berikut:
a. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Makea Match memacu semangat siswa dalam belajar IPS.
b. Keaktifan subyek sangat jauh berbeda dengan pembelajaransebelum tindakan yang hanya menggunakan model ceramah.
c. Beberapa siswa mengaku tidak takut lagi untuk bertanyakepada guru karena mereka menyadari bahwa tanpa bertanyamereka akan semakin ketinggalan dari siswa yang lain.
d. Siswa terlihat senang saat belajar dan meningkatnya hasilbelajar siswa pada mata pelajaran IPS.56
2. Persepsi Siswa Tentang Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Model
Make a Match dalam Pembelajaran Ips.
Dari hasil observasi pada siklus 1, siswa cukup senang dan
semangat belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model
Make a Match. Walaupun masih banyak kekurangan pada siklus 1
dikarenakan banyak siswa yang belum begitu paham bagaimana
menggunakan pembelajaran kooperatif model Make a Match. Mulai
terlihat pada siklus 2 terjadi peningkatan efektifitas siswa dalam proses
pembelajaran , hal ini terjadi karena sudah pahamnya siswa menggunakan
pembelajaran kooperatif model Make a Match. Sehingga, keadaan kelas
cukup tertib dan terkendali. Dilihat dari Proses pembelajaran pada siklus 3
lebih mengalami peningkatan. Suasana kelas lebih tertib, keadaan siswa
menjadi lebih terkendali, dan siswa lebih konsentrasi dalam pembelajaran.
Siswa sudah mulai memahami tahapan dalam belajar yang digunakan.
55 Kosaman (Guru IPS), Wawancara Sebelum Tindakan, SMP Islam Al Syukro Ciputat,Oktober 2010
56 Kosaman (Guru IPS) dan Siswa, Wawancara Setelah Tindakan, SMP Islam Al SyukroCiputat, November 2010
68
Dari hasil wawancara kepada siswa mengenai persepsi siswa
tentang penggunaan pembelajaran kooperatif model Make a Match selama
siklus 1, 2, dan 3 dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Seluruh siswa menyukai pelajaran IPS dengan menggunakanpembelajaran kooperatif model Make a Match.
b. Hampir seluruh siswa mengakui lebih mudah memahamipelajaran dengan pembelajaran kooperatif model Make aMatch ini. Hal ini terbukti dari nilai post test siswa yangsemakin mengalami peningkatan dari hasil belajar.
c. Seluruh siswa menyukai pembelajaran dengan menggunakanpembelajaran kooperatif model Make a Match.
d. Siswa lebih mudah berkonsentrasi dan bersemangat dalambelajar menggunakan pembelajaran kooperatif model Make aMatch dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya.57
E. Pembahasan Hasil Temuan
Hasil pengamatan pada penelitian ini menunjukkan bahwa siswa
menyenangi proses pembelajaran IPS dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif model Make a Match. Rasa senang terhadap suatu pembelajaran
akan meningkatkan efektivitas belajar Siswa. Pada siklus 1 dari hasil
pengamatan siswa cukup senang dan semangat belajar dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif model Make a Match. Walaupun masih banyak
kekurangan pada siklus 1 dikarenakan banyak siswa yang belum begitu
paham bagaimana menggunakan pembelajaran kooperatif model Make a
Match. Mulai terlihat pada siklus 2 terjadi peningkatan efektifitas siswa
dalam proses pembelajaran, hal ini terjadi karena sudah pahamnya siswa
menggunakan pembelajaran kooperatif model Make a Match. Sehingga,
keadaan kelas cukup tertib dan terkendali dibandingkan dengan siklus 1
dengan keadaan kelas yang gaduh dan susah di kendalikan. Dilihat dari
Proses pembelajaran pada siklus 3 sudah lebih mengalami peningkatan
dibandingkan dengan siklus 2. Suasana kelas lebih tertib, keadaan siswa
menjadi lebih terkendali, dan siswa lebih konsentrasi dalam pembelajaran.
57 Siswa kelas VII, Wawancara Setelah Tindakan, SMP Islam Al Syukro Ciputat,November 2010
69
Siswa sudah mulai memahami tahapan dalam belajar yang digunakan,
Alokasi waktu mengerjakan soal, diskusi dan menyimpulkan pembelajaran
lebih optimal karena didukung siswa yang cukup kondusif dalam belajar.
Selain proses pembelajaran, hasil belajar juga termasuk aspek yang
diteliti. hasil belajar siswa pada siklus 1, diperoleh nilai paling rendah pada
saat pre test dan post test adalah 10 dan 55. Nilai tertinggi pada pre test dan
post test adalah 80 dan 95. Dan hasil belajar pada siklus 2, diperoleh nilai
paling rendah pada saat pre test dan post test adalah 20 dan 60. Nilai tertinggi
pada pre test dan postest adalah 65 dan 95. Sedangkan hasil belajar pada
siklus 3, diperoleh nilai paling rendah pada saat pre test dan post test adalah
30 dan 70. Nilai tertinggi pada pre test dan postest adalah 70 dan 100. Dari
tabel hasil belajar siklus 1, siklus2, dan siklus 3, dapat dilihat bahwa untuk
rata-rata N-gain di siklus 1 hanya 47% ini dan rata-rata N-gain di siklus 2
mencapai 65%, sedangkan rata-rata N-gain untuk siklus 3 mencapai sebesar
77%. Dengan demikian, penggunaan pembelajaran kooperatif model Make a
Match disiklus 1 belum efektif, di siklus 2 cukup efektif, sedangkan di siklus
3 sudah efektif.
Adanya peningkatan hasil belajar di siklus 3 dikarenakan adanya
perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan yang dilakukan oleh guru terhadap
kekurangan yang terdapat disiklus 1 dan siklus 2. Dengan adanya refleksi
menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi lebih baik. Selain itu, siswa juga
lebih memperhatikan penjelasan dari guru, sehingga siswa lebih memahami
materi yang disampaikan. Pemahaman yang baik membawa pengaruh
terhadap hasil belajar mereka, dimana hasil belajar lebih optimal dan
meningkat.
Hasil temuan lapangan telah diperkuat dari hasil penelitian sebelumnyayang pernah dilakukan oleh Widyaningsih, dkk (2008) yangmelakukan penelitian dengan judul “Cooperative Learning sebagaiModel Pembelajaran Alternatif untuk Meningkatkan Motivasi Siswapada Mata Pelajaran Matematika”. Penelitian Widyaningsihmengambil pembelajaran kooperatif model Make a Match. PenerapanCooperative Learning menurut hasil penelitian Widyaningsih dapat
70
disimpulkan bahwa pelaksanaan cooperative learning dalampembelajaran dapat menggunakan berbagai model serta efektif jikadigunakan dalam suatu periode waktu tertentu. Susana positif yangtimbul dari cooperative learning memberikan kesempatan kepadasiswa untuk mencintai pelajaran dan guru. Dalam kegiatan-kegiatanyang menyenangkan siswa merasa lebih termotivasi untuk belajar danberpikir.58
F. Keterbatasan Peneliti
Setelah didapatkan hasil dari penelitian yang dilakukan, maka peneliti
menguraikan beberapa keterbatasan di dalam pelaksanaannya, diantaranya
adalah:
1. Keterbatasan peneliti tidak dapat mengikuti proses pembelajaran
dengan guru yang bersangkutan dalam jangka waktu yang panjang.
2. Pengelolaan waktu karena kegiatan pembelajaran membutuhkan
tahapan-tahapan yang biasanya menghabiskan waktu yang lama.
3. Penelitian ini hanya dilakukan di SMP Islam Al Syukro Ciputat
maka hasil penelitian ini belum tentu sama jika dilakukan di
sekolah lainnya.
58Widyaningsih, Wahyu. 2008. Kel. 3 Cooperative Learning sebagai ModelPembelajaran Alternatif untuk Meningkatkan Motivasi Siswa pada Mata Pelajaran Matematika.Makalah dipbulikasikan melalui http://tpcommunity05.blogspot.com.
71
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dilihat dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan di
SMP Islam Al syukro Ciputat tentang efektifitas pembelajaran kooperatif
model Make a Match yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka
dapat disimpulkan:
1. Pembelajaran kooperatif model Make a Match ini dapat meningkatkan
efektifitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar
siswa yang meningkat, ditunjukkan dengan nilai rata-rata N gain pada
siklus 1 sebesar 47%, sedangkan siklus 2 menjadi 65%, dan pada siklus 3
meningkat menjadi 77%.
2. Persepsi siswa tentang penggunaan pembelajaran kooperatif model
Make a Match dalam pembelajaran dapat diterima dengan baik oleh siswa
dan siswa menjadi lebih aktif. Hampir seluruh siswa mengakui lebih
mudah memahami pelajaran dengan pembelajaran kooperatif model
Make a Match ini dan menyukainya.
Berdasarkan kesimpulan di atas, dianggap berhasil meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS pada bab hakekat
manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi melalui pembelajaran kooperatif
model Make a Match.
72
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka maka penulis mangajukan
beberapa saran agar menjadi masukan yang berguna, diantaranya:
1. Diharapkan bagi para pendidik dapat memilih metode atau cara mengajar
yang tepat, agar dapat memicu semangat dan aktivitas belajar siswa, serta
menumbuhkan minat dan motivasi dalam mengikuti pelajaran, sehingga
pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Guru juga harus terus mencoba dan menggali model pembelajaran lainnya
agar lebih variatif dan menciptakan suasana belajar yang kondusif yang
pada akhirnya berpengaruh positif pada hasil belajar siswa.
3. Siswa hendaknya lebih aktif lagi dalam berpartisipasi saat kegiatan belajar
mengajar berlangsung dengan cara menggunakan referensi dan alat
pembelajaran yang tersedia.
4. Pihak sekolah hendaknya lebih memperhatikan kelengkapan pembelajaran
di sekolah dalam upaya menunjang kegiatan proses belajar mengajar.
5. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah
pembelajaran kooperatif model Make a Match dapat diterapkan dan
memberi hasil yang baik pada mata pelajaran IPS dengan topik yang
berbeda.
73
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2006
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta: Balai Pustaka, 1982
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara,2003
Ilmu Pengetahuan Sosial, Materi Pelatihan Terintegrasi, Departemen PendidikanNasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah DirektoratPendidikan Lanjutan Pertama, 2005
Isjoni. Pembelajaran Visioner (Perpaduan Indonesia-Malaysia), Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2007
Madyo, et. Al. Dasar-dasar Pendidikan, Semarang: Efftah Offset, cet ke-1, 1990
Mulyahardjo, Redja pengantar. Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2002
Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional Bandung: PT Remaja rosdakarya, 2009
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran, Ciputat: Gaung Persada (GP) Press, Cet.ke-1, 2008
Neni, Iska Zikri. sikologi , Jakarta: Kzi Brother’s, 2006
Nurdin, Syafruddin. Model Pembelajaran yang Memperhatikan KeragamanIndividu Siswa dalam Bebasis Kompetensi, Jakarta: Ciputat Press, Cet.I,2005
Nursid, Sumaatdja. Konsep Dasar IPS, Jakarta: Universitas Terbuka,2003
Purwanto, M. Ngalim. Prinsip-prinsip dan Evaluasi Pengajaran, Bandung: PTRemaja Rosdakarya,2004
______________, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, Bandung: PT. RemajaRosdakarya, Cet. ke- 16, 2004
______________, Psikologi Pendidikan ,Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000
Rasyad, Aminuddin. Teori belajar dan Pembelajaran, Jakarta: UhamkaPress,2003
74
Sabri, Alisuf. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya ,Cet. I,1995
Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana,2009
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: RinekaCipta, cet.ke-4 2003
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Hasil Belajar Mengajar, Bandung: PTRemaja Rosdakarya,2009
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru, Bandung: PTRemaja Rosdakarya, 1995
Trianto. Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik,(Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasi), Jakarta:Perpustakan Nasional, 2007
Turyanto. Efektifitas Penggunaan Media Permainan Kartu dalam MeningkatkanHasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Tata Nama Senyawa KimiaSederhana, 2008
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1, Bandung: Citra Umbara, 2006.
Usman, Basyirudin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam,Jakarta: PTIntermasa,Cet.1, 2002
Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi umum, Yogyakarta:Andi Offset,2004
Warsono. Penerapan Prinsip CTL dalam Pembelajaran, Jurnal Pendidikan danKebudayaan Vidya karya, th.XXII,no.2, 2003
Yuwono, GB. Pedoman Umum Ejaan Indonesia Yang Telah Disempurnakan,Surabaya: Indah, 1990
Arief, Ahmad, Implementasi Model Cooperative Dalam Pembelajaran IPS,(google;http//www.dunia guru.com/indek)
Tarmizi. Wordpress.com/2008/12/03/Pembelajaran kooperatif ‘’Make A Match’’.
Widyaningsih, Wahyu. 2008. Kel. 3 Cooperative Learning sebagai ModelPembelajaran Alternatif untuk Meningkatkan Motivasi Siswa pada MataPelajaran Matematika. Makalah dipbulikasikan melaluihttp://tpcommunity05.blogspot.com.
75
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMP Islam Al-Syukro
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : VII / 1
Standar Kompetensi : 3. Memahami usaha manusia memenuhi kebutuhan
Kompetensi Dasar : 3.1 Mendeskrepsikan manusia sebagai makhluk sosial
dan ekonomi yang bermoral dalam memenuhi
kebutuhan
Indikator : - Mendeskripsikan hakekat manusia sebagai
makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral.
- Mengidentifikasi makna manusia sebagai makhluk
sosial dan makhluk ekonomi yang bermoral.
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
kebutuhan manusia
Alokasi Waktu : 2 jam ( 1 x pertemuan )
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
• Siswa dapat menjelaskan hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan
ekonomi yang bermoral.
• Siswa dapat menjelaskan makna manusia sebagai makhluk sosial dan
makhluk ekonomi yang bermoral.
• Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhuan
manusia
B. URAIAN MATERI
• Manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral
Keinginan merupakan hasrat akan pemuas kebutuhan yang
spesifik,sedangkan kebutuhan merupakian keinginan atas barang dan jasa
yang dapat memberikan kepuasan untuk kelangsungan hidup. Hasrat
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya disebut manusia sebagai
makhluk ekonomi. Dalam memenuhi kebutuhan, manusia tidak dapat
76
melakukannya sendiri, namun memerlukan bantuan orang lain disebut
manusia sebagai makhluk sosial.
Manusia meskipun tidak memiliki kesempurnaan dalam segala
tindakannya, namun sebagai makhluk ekonomi, dalam bertindak ekonomi
setidaknya memiliki empat aspek berikut :
1. Rasionalitas (akal sehat), ialah sebagai kemampuan untuk
berfikir baik dan berlatih mengambil keputusan yang tepat.
2. Kepentingan pribadi, manusia sebagai homo economicus
memiliki kepentingan pribadi yang melekat kental pada dirinya
masing-masing.
3. Moral, manusia dalam memenuhi kebutuhannya, harus
mempertimbangkan aspek-aspek moral.
4. Informasi, untuk dapat melakukan kegiatan ekonomi dengan
baik, dibutuhkan informasi yang benar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan manusia dalam
memenuhi kebutuhan adalah sebagai berikut :
1. Tempat tinggal
2. Pendidikan
3. Usia
4. Sumber daya alam dan sumber daya manusia yang tersedia.
C. METODE PEMBELAJARAN
• Ceramah bervariasi
• Tanya jawab
• Make A Macth
• Observasi / pengamatan
D. MEDIA PEMBELAJARAN
Media yang dipakai atau digunakan dalam pembelajaran ini yaitu:
• Kartu yang berisi soal dan jawaban
• Media yang sudah ada seperti papan tulis dan spidol yang dapat
dimanfaatkan sebaik-baiknya.
E. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN :
Pertemuan I :
1. Pendahuluan
• Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
77
• Guru dengan apersepsi tentang kegiatan materi yang sedang di bahas
• Guru menjelaskan materi yang akan dibahas sesuai kompetensi dasar
yang ingin dicapai.
2. Kegiatan Inti:
• Guru membagikan soal pre test
• Guru membagikan lembar materi kepada peserta didik
• Guru menjelaskan materi pelajaran
• Guru memberikan kesempatan untuk tanya jawab
• Guru mengadakan permainan yang sesuai dengan materi
pembelajarannya, sebelum memulai permainannya guru memberi
arahan atau aturan permainannya.
3. Penutup:
• Guru memberikan lembar soal post test
• Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengklasifikasi, kesimpulan
dan diakhiri dengan salam.
F. SUMBER PEMBELAJARAN
• Buku IPS SMP kelas VII bse, penerbit Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
• PSB (panduan siswa berprestasi), rangkuman materi dan pelatihan.
• Buku Ekonomi, penerbit Yudistira
G. PENILAIAN :
1. Teknik Penilaian
Tes Tertulis
2. Bentuk Instrumen :
Tes pilihan ganda
3. Soal /Instrumen :
Tes pilihan ganda:
Terlampir
Mengetahui,
Guru mata pelajaran Peneliti
Kosaman, SE Febriyani Rofiqoh
78
Lampiran 3Nama :Kelas :
Berilah tanda silang pada jawaban yang tepat dibawah ini !1. Salah satu masalah yang dihadapi manusia yang paling kompleks adalah
masalah....a. Perdagangan c. Ekonomib. Perindustrian d. Harta
2. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia sibuk mencari....a. Penghasilan c. Gelarb. Status sosial d. pujian
3. Komponen jasmani memerlukan kebutuhan jasmani atau kebutuhan tubuhyang berwujud seperti ....a. Makan, minum, pakaian, rumahb. Agama, siraman rohani, rekreasic. Perasaan, akal, dan narulid. Ketenangan, kesenangan, kenikmatan
4. Hakikat manusia adalah manusia,kecuali....a. Sosial c. Ekonomib. Individu d. Hemat
5. Manusia sebagai makhluk ekonomi disebut ....a. Homo economicus c. oikonomiab. Homo d. economicus
6. Salah satu sifat manusia adalah....a. Selalu mengalah c. Tidak pernah merasa puasb. Menerima takdir d. Selalu puas
7. Keinginan merupakan...a. Hasrat berusaha sekuat tenagab. Hasrat persaingan dengan manusia lainc. Hasrat akan pemuas kebutuhan yang spesifikd. Hasrat ingin berlomba memperoleh kemakmuran
8. Kebutuhan manusia semakin bertambah seiring dengan ....a. Pergaulan manusia c. Perputaran waktub. Perkembangan zaman d. Pengadaan industri
9. Orang yang sebagian besar kebutuhanya dapat terpenuhi dapat dikatakan....a. Hartawan c. Makmurb. Dermawan d. pemurah
10. Karena manusia mempunyai kebutuhan yang hampir sama, maka diperlukanadanya suatu ....a. Permusuhan c. Reaksib. Perebutan d. Interaksi
11. Faktor – faktor yang mempengaruhi keinginan manusia dalam memenuhikebutuhan,kecuali ....a. Tempat tinggal c. Usiab. Pendidikan d. Moral
79
12. Manusia yang dapat memenuhi kebutuhan hanya sebagian kecil saja,cenderung berpenghasilan ....a. Cukup c. Tinggib. Rendah d. Tidak tentu
13. Manusia yang bertempat tinggal di daerah tropis , umumnya membutuhkanmakanan yang berkalori ....a. Tinggi c. Sedangb. Rendah d. Sangat tinggi
14. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin ..... dan bervariasi keinginandalam memenuhi kebutuhannya.a. Besar c. Sedangb. Kecil d. sangat rendah
15. Hasrat manusia memerlukan bantuan orang lain disebut ....a. Manusia sebagai makhluk politikb. Manusia sebagai makhluk individuc. Manusia makhluk sosiald. Manusia makhluk ekonomi
16. Kebutuhan primer adalah kebutuhan ....a. Pokok c. Tambahanb. Selingan d. berguna
17. Untuk dapat melakukan kegiatan ekonomi dengan baik dan lengkap agarpilihan yang ditetapkan mempunyai nilai guna yang besar sehinggamanfaatnya juga besar , dibutuhkan .....a. Moral c. Informasib. Kepentingan pribadi d. rasionalitas
18. Keinginan atas barang dan jasa yang dapat memberikan kepuasan untukkelangsungan hidup, disebut ...a. Keinginan c. Kemauanb. Kebutuhan d. kepuasan
19. Kemampuan untuk berfikir baik dan berlatih mengambil keputusan yang tepatdisebut ....a. Moral c. Kepentingan pribadib. Informasi d. Rasionalitas (akal sehat)
20. Aspek moral dan akhlak sangat diperlukan saat manusia menjalankanfungsinya sabagai makhluk ...a. Sosial dan ekonomi c. Budayab. Individu d. Bersama
80
Lampiran 4
Hasil Belajar Siswa pada Siklus 1
Siklus 1No Nama Siswa
Pre test Post testN Gain
1 Arifatiq umara 65 80 0,5
2 Askinah Sandiah 45 70 0,5
3 Anisa Nurfadillah 85 90 0,3
4 Angga Reksa 60 75 0,4
5 Azka Nisail Kamilah 60 85 0,6
6 Bintang 10 55 0,5
7 Dhinar Trias Dewantary 75 90 0,6
8 Esa Bayu Rianto 70 90 0,7
9 Fadila Bunga 65 80 0,5
10 Fikri Daris A 40 70 0,4
11 Kusuma Panji 35 60 0,3
12 Lintang Mutiara Dini 80 85 0,3
13 Muhammad Ilham 80 95 0,8
14 M. Ikbal Naufal 55 70 0,3
15 Rashida An’am Shaliha 60 85 0,6
16 Rahman Hadiyanto 20 55 0,5
17 Razak 30 60 0,5
18 Salsabila Sadya 70 85 0,5
19 Syafri 60 70 0,3
20 Viru 50 70 0,4
Jumlah 795 1520 9,5
Rata-rata 39,75 76 0,47
81
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMP Islam Al-Syukro
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : VII / II
Alokasi Waktu : 2 jam ( 1 x pertemuan )
Standar Kompetensi : 3. Memahami usaha manusia memenuhi kebutuhan
Kompetensi Dasar : 3.2 Mengidentifikasi hubungan antara kelangkaan
sumber daya dan kebutuhan manusia yang tidak
terbatas.
Indikator• Mengidentifikasi jenis-jenis kebutuhan hidup manusia.
• menjelaskan perilaku manusia dalam memanfaatkan sumber daya yang
terbatas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
• Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis kebutuhan hidup manusia.
• Siswa dapat menjelaskan perilaku manusia dalam memanfaatkan sumber
daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
E. URAIAN MATERI
• Jenis-jenis kebutuhan manusia
1. Kebutuhan manusia menurut intensitas
a. Kebutuhan primer (kebutuhan pokok)
b. Kebutuhan sekunder (kebutuhan tambahan biasa)
c. Kebutuhan tersier (kebutuhan kemewahan)
2. Kebutuhan manusia menurut waktunya
a. Kebutuhan sekarang
b. Kebutuhan kelak
3. Kebutuhan manusia menurut sifatnya
a. Kebutuhan material atau kebutuhan jasmani
82
b. Kebutuhan immaterial atau kebutuhan rohani
4. Kebutuhan manusia menurut subyeknya atau kelompok manusia
yang membutuhkan kebutuhan itu
a. Kebutuhan individu (kebutuhan pribadi)
b. Kebutuhan kolektif (kebutuhan kelompok)
F. METODE PEMBELAJARAN :
• Ceramah bervariasi
• Tanya jawab
• Make A Macth
• Observasi / pengamatan
D. MEDIA PEMBELAJARAN
Media yang dipakai atau digunakan dalam pembelajaran ini yaitu:
• Lembar materi yang dibagikan kepada para peserta didik
• Kertas origami yang berisi soal dan jawaban
• Media yang sudah ada seperti papan tulis dan spidol yang dapat
dimanfaatkan sebaik-baiknya.
H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN :
Pertemuan I :
1. Pendahuluan
• Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
• Guru dengan apersepsi tentang kegiatan materi yang ingin di bahas
• Guru menjelaskan materi yang akan dibahas sesuai kompetensi dasar
yang ingin dicapai.
2. Kegiatan Inti :
• Guru membagikan lembar soal pre test
• Guru menjelaskan materi pelajaran
• Guru memberikan kesempatan untuk tanya jawab
• Guru mengadakan permainan yang sesuai dengan materi
pembelajarannya, sebelum memulai permainannya guru memberi
arahan atau aturan permainannya.
83
3. Penutup:
• Guru memberikan lembar soal post test.
• Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengklasifikasi, kesimpulan
dan diakhiridengan salam.
I. SUMBER PEMBELAJARAN
• Buku IPS SMP kelas VII bse, penerbit Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
• PSB (panduan siswa berprestasi), rangkuman materi dan pelatihan.
• Buku Ekonomi, penerbit Yudistira
J. PENILAIAN :
1. Teknik Penilaian
Tes Tertulis
2. Bentuk Instrumen :
Tes pilihan ganda
3. Soal /Instrumen :
Tes pilhan ganda:
Terlampir
Ciputat,.........2010
Mengetahui,
Guru mata pelajaran Peneliti
Kosaman, SE Febriyani Rofiqoh
84
SUBYEKNYA
Penggolongan kebutuhanindividu dan kelompokmerupakan penggolongankebutuhan menurut ...
SIFATNYA
Kebutuhan jasmani danrohani merupakanpenggolongan kebutuhanmenurut ....
TERSIER
Kebutuhan akankemewahan dapat disebutjuga kebutuhan ....
Manjadi 4, yaitu:1. Intensitasnya2. Waktunya3. Sifatnya4. Subyeknya
Kebutuhan manusiadigolongkan menjadi,sebutkan ....
85
Lampiran 7
Nama :Kelas :Berilah tanda silang pada jawaban yang tepat di bawah ini !
1. Setiap keinginan manusia baik berupa barang dan jasa yang dapat memberikanrasa puas baik jasmani dan rohani demi kelangsungan manusia, disebut ....a. Keinginan c. Kebutuhanb. Sekunder d. Primer
2. Kebutuhan yang dipenuhi sebagai pelengkap kebutuhan pokok adalahkebutuhan ....a. Tersier c. Sekunderb. Kelak d. primer
3. Kebutuhan yang akan dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunderterpenuhi adalah ....a. Rohani c. Kelakb. Tersier d. Jasamani
4. Rumah merupakan tempat tinggal yang nyaman bagi keluarga untukmemenuhi kebutuhan ....a. Primer c. Skunderb. Tersier d. Kelak
5. Kebutuhan sekunder sama dengan kebutuhan ....a. Kebutuhan pokok c. Kebutuhan sekarangb. Kebutuhan tambahan biasa d. kebutuhan kelak
6. 1. Kulkas 4. meja2. kasur 5. lemari3. AC 6. Mesin cuciBerdasarkan data tersebut yang merupakan barang untuk memenuhikebutuhan sekunder adalah ....a. 1,2,3 c. 1,4,6b. 2,3,4 d. 2,4,5
7. Adanya kebutuhan sekarang dan kebutuhan yang akan datang, merupakanpenggolongan kebutuhan menurut ....a. Kepentingannya c. Waktunyab. Subyeknya d. Sifatnya
8. Minum bagi orang yang kehausan tidak dapat ditawar lagi, merupakankebutuhan ....a. Yang akan datang c. Jasmanib. Sekarang d. Rohani
86
9. Bagi masyarakat desa menyimpan padi di gudang untuk musim gugur, untukmemenuhi kebutuhan ....a. Primer c. Sekarangb. Kolektif d. Yang akan datang
10. Kebutuhan yang digunakan untuk kepentingan jasmani atau raga disebutkebutuhan ....a. Material c. Kolektifb. Immaterial d. Kelak
11. Kebutuhan yang dipergunakan untuk kepentingan rohani yang dapat memberirasa puas nyaman pada jiwa manusia adalah kebutuhan ....a. Material c. Kolektifb. Immaterial d. Individu
12. Kebutuhan yang sangat dipengaruhi oleh bakat, minat, dan hoby merupakankebutuhan ....a. Individu c. Sekunderb. Kolektif d. Indivdu
13. Kebutuhan yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan orang banyakadalah kebutuhan ....a. Manusia c. Jasmanib. Individu d. Kelompok
14. Kebutuhan sekarang dan kebutuhan kelak merupakan penggolongankebutuhan menurut ....a. Intensitasnya c. Waktunyab. Subyeknya d. Sifatnya
15. Kebutuhan manusia pada dasarnya bersifat ....a. Terbatas c. Tidak terbatasb. Sangat terbatas d. Sedikit sakali
16. Salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi sekarang juga adalah ....a. Topi untuk maenc. Obat untuk nenek yang sedang sakitb. Sepeda untuk keliling kotac. Mesin cuci untuk ibu
17. Penggolongan kebutuhan individu dan kebutuhan kelompok, merupakanpenggolongan kebutuhan menurut ....a. Intensitasnya c. Subyeknyab. Waktunya d. Sifatnya
18. 1. Rekreasi 4. Pakaian2. Pengajian 5. Sepatu3. kesenian 6. Asuransi
87
Berdasarkan data tersebut yang merupakan barang untuk memenuhikebutuhan material Adalah ....a. 1,2,3 c. 2,4,5b. 2,3,4 d. 4,5,6
19. Kebutuhan akan kemewahan dapat disebut juga kebutuhan ....a. Sekunder c. Kolektifb. Primer d. Tersier
20. Kebutuhan jasmani dan rohani merupakan penggolongan kebutuhanmenurut....a. Sifatnya c. Waktunyab. Intensitasnya d. subyeknya
KUNCI JAWABAN
1. C 6. D 11. B 16. C2. C 7. C 12. A 17. C3. B 8. B 13. D 18 . A4. A 9. D 14. C 19. D5. B 10.A 15. C 20. A
88
Lampiran 8
Hasil Belajar Siswa pada Siklus 2
Siklus IINo Nama Siswa
Pre test Post testN-Gain
1 Arifatiq umara 35 60 0,4
2 Askinah Sandiah 50 80 0,6
3 Anisa Nurfadillah 40 85 0,8
4 Angga Reksa 35 70 0,7
5 Azka Nisail Kamilah 40 90 0,9
6 Bintang 20 60 0,5
7 Dhinar Trias Dewantary 45 95 0,9
8 Esa Bayu Rianto 65 85 0,6
9 Fadila Bunga 35 85 0,8
10 Fikri Daris A 50 65 0,3
11 Kusuma Panji 30 65 0,5
12 Lintang Mutia Dini 50 85 0,7
13 Muhammad Ilham 45 75 0,6
14 M. Ikbal Naufal 50 75 0,6
15 Rashida An’am Shaliha 40 95 1
16 Rahman Hadiayanto 25 65 0,6
17 Razak 25 65 0,4
18 Salsabila Sadya 40 90 0,9
19 Syakri 45 70 0,7
20 Viru 30 60 0,5
Jumlah 1115 1525 13
Rata-rata 55,75 76,25 0,65
89
Lampiran 9
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMP Islam Al-Syukro
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : VII / III
Alokasi Waktu : 2 jam ( 1 x pertemuan )
Standar Kompetensi : 3. Memahami usaha manusia memenuhi kebutuhan
Kompetensi Dasar : 3.2 Mengidentifikasi tindakan ekonomi berdasarkan
motif dan prinsip ekonomi dalam berbagai kegiatan
sehari-hari
INDIKATOR• Mendiskripsikan manusia dalam bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
• Mendeskripsikan perilaku manusia dalam memanfaatkan sumber daya
yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
• Mendeskripsikan berbagai tindakan ekonomi rasional yang dilakukanmanusia.
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
• Siswa dapat Mendiskripsikan manusia dalam bekerjasama untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
• Siswa dapat mendeskripsikan perilaku manusia dalam memanfaatkan
sumberdaya yang trebatasbuntuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
• Siswa dapat mendeskripsikan berbagai tindakan ekonomi rasional yangdilakukan.
B. URAIAN MATERI
1. Perilaku manusia dalam bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya
90
Hubungan prilaku kerjasama biasanya didasarkan pada maksud dan
tujuan yang dinginkan ,yaitu :
a. Kerjasama yang menguntungkan
b. Kerjasama untuk kepentingan bersama
c. Kerjasama yang saling menghormati
2. Perilaku manusia dalam pemanfaatan sumber daya ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan
Sumber daya ekonomi dapat dikelompokan ke dalam sumber daya
alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan sumber daya
keahlian (kewirausahaan). Sumber daya manusia sangat terbatas
jumlahnya bila dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan dengan
manusia. Kondisi seperti itulah menyebabkan ketidakseimbangan.
Ketidakseimbangan inilah yang disebut kelangkaan.
3. Ilmu ekonomi
Istilah ekonomi berasal dari kata yunani oikonomia, yaitu dari kata
oikos dan nomos.oikos berarti rumah tangga dan nomos berarti mengatur.
Jadi oikonomia adalah mengatur rumah tangga. Ilmu ekonomi adalah Ilmu
yang mempelajari usaha-usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
C. METODE PEMBELAJARAN
• Ceramah bervarias
• Tanya jawab
• Make A Macth
• Observasi / pengamatan
D. MEDIA PEMBELAJARAN
Media yang dipakai atau digunakan dalam pembelajaran ini yaitu:
• Lembar materi yang dibagikan kepada para peserta didik
• Kertas origami yang berisi soal dan jawaban
• Media yang sudah ada seperti papan tulis dan spidol yang dapat
dimanfaatkan sebaik-baiknya.
K. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN :
Pertemuan I :
91
1. Pendahuluan
• Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
• Guru dengan apersepsi tentang kegiatan materi yang ingin di bahas
• Guru menjelaskan materi yang akan dibahas sesuai kompetensi dasar yang
ingi dicapai.
2. Kegiatan Inti
• Guru membagikan lembar soal pre test
• Guru menjelaskan materi pelajaran
• Guru memberikan kesempatan untuk tanya jawab
• Guru mengadakan permainan yang sesuai dengan materi
pembelajarannya, sebelum memulai permainannya guru memberi arahan
atau aturan permainannya.
3. Penutup :
• Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengklasifikasi, kesimpulan dan
diakhiridengan salam.
L. SUMBER PEMBELAJARAN
• Buku IPS SMP kelas VII bse, penerbit Pusat Perbukuan DepartemenPendidikan Nasional.
• PSB (panduan siswa berprestasi), rangkuman materi dan pelatihan.• Buku Ekonomi, penerbit Yudistira
M. PENILAIAN :
1. Teknik Penilaian 3. Soal /Instrumen
Tes Tertulis Tes Uraian
2. Bentuk Instrumen :
Tes pilihan ganda Ciputat, ...........2010
Mengetahui,
Guru mata pelajaran Peneliti
Kosaman, SE Febriyani Rofiqoh
92
Lampiran 10
Media Kartu Pembelajaran Kopeeratif Model Make A Match Siklus 3SOAL JAWABAN
Ilmu yang mempelajariusaha-usaha manusia untukmemenuhi kebutuhannyaadalah ....
Mengatur rumahtanggadisebut juga .... OIKONOMIA
Bentuk kerjasama yangpaling baik dalam memenuhikebutuhan adalah ....
Suatu sikap atau perbuatanmanusia dalam usahanyauntuk mencapaikemakmuran disebut ....
TINDAKAN EKONOMI
ILMU EKONOMI
Sumber daya ekonomi dapatdikelompokan ke dalamsumber daya ....
Sumber daya alam,sumberdaya manusia, dan sumberdaya modal
Kerja sama untukkebpentingan bersama
Tidak dapat diperbaharui
Minyak bumi merupakansumber daya alam yang ....
Dalam pemanfaatan sumberdaya alam kita harusmelakukan ....
PENGHEMATAN
KEGIATAN EKONOMIMenghasilkan, memakai,dan menyebarkantermasuk....
93
Lampiran 11
Nama :Kelas :
Berilah tanda silang pada jawaban yang benar di bawah ini !1. Berikut ini fungsi manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi
kecuali......a. Saling berbagi ilmu dan pengetahuanb. Saling tolong-menolong dan bahu membahu dalam kegiatan sehari-
haric. Mementingkan diri sendiri dalam kehidupannyad. Menjaga dan memupuk harga diri setiap pihak dalam melakukan
kerjasama2. Adanya gotong royong, kegiatan kebersihan lingkungan dan kegiatan
penghijauan adalah contoh dari....a. Kerjasama saling menghormatib. Kerjasama untuk kepentingan bersamac. Kerjasama yang saling menguntungkand. Kerjasama masyarakat
3. Perusahaan kecil dapat mendukung perusahaan besar dengan memasarkanhasil produksi perusahaan besar. Bentuk kerjasama ini untuk kepentingan....a. Individu c. Bersamab. Masing-masing d. Orang lain
4. Bentuk kerja sama yang paling baik dalam memenuhi kebutuhan adalah ....a. Kerjasama yang saling menghormatib. Kerjasama untuk kepentingan bersamac. Kerjasama yang saling menguntungkand. Kerjasama yang saling merugikan
5. Sumber daya ekonomi dapat dikelompokan ke dalam sumber daya, kecuali....a. Sumber daya alam c. Sumber daya modalb. Sumber daya manusia d. Sumber daya listrik
6. Sumber daya ekonomi sangat terbatas, kondisi ini menyebabkan terjadinyaketidakseimbangan yang disebut ....a. Kebutuhan c. Kelangkaanb. Keutuhan d. Keahlian
7. Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang ....a. Dapat diperbaharui c. Dapat dikendalikanb. Tidak dapat diperbaharui d. Tidak dapat diolah
94
8. Dalam pemanfaatan sumber daya alam kita harus melakukan.....a. Pemborosan c. Penghematanb. Kepuasan d. Penghabisan
9. Masalah kesuksesan dan kegagalan merupakan persoalan yang selaluharus di atasi untuk ....a. Berusaha c. Putus asab. Mengalah d. Bertengkar
10. Menghasilkan, memakai dan menyebarkan termasuk.....a. Kegiatan produksi c. Kegiatan konsumsib. Kegiatan sumber daya alam d. Kegiatan ekonomi
11. Untuk memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat perlu dilakukan ....a. Produksi, distribusi, konsumsi c. Sandang, pangan, papanb. Primer, skunder, tersier d. Bunga, modal,kekayaan
12. Barang yang dapat digunakan untuk memproduksi barang lain disebutbarang ....a. Produksi c. Mentahb. Konsumsi d. Jadi
13. Barang yang lansung dapat digunakan atau dipakai untuk memenuhikebutuhan manusia disebut ....a. Produksi c. Konsumsib. Distribusi d. Kelangkaan
14. Manusia tidak pernah merasa puas karena kebutuhannya .....a. Terbatas c. Tidak terpenuhib. Terjangkau d. Tidak terbatas
15. Kebutuhan manusia tidak terbatas karena disebabkan adanya , kecuali ....a. Pertambahan penduduk c. Kemajuan teknologib. Aturan d. Peningkatan kebudayaan semakin
baik16. Kemajuan teknologi turut mendorong meningkatnya....
a. Kebutuhan manusia c. Pendudukb. Kelangkaan d. Kekayaan
17. Suatu sikap atau perbuatan manusia dalam usahanya untuk mencapaikemakmurandisebut ....a. Tindakan ekonomi c. Ilmu ekonomib. Prinsip ekonomi d. Politik ekonomi
18. Mengatur rumah tangga disebut juga ....a. Oikonomia c. Oikosb. Nomos d. homo economicus
95
19. Ilmu yang mempelajari usaha-usaha manusia untuk memenuhikebutuhannya adalah ..a. Tindakan ekonomi c. Ilmu ekonomib. Prinsip ekonomi d. Politik ekonomi
20. Suatu studi mengenai individu dan masyarakat membuat pilihan denganatau tanpa penggunaan uang, pendapatan ini dikemukakan oleh ....a. Adam smith c. Aristotelesb. Paul A. Samuelson d. Darwin
KUNCI JAWABAN1. C 6. C 11. A 16. A2. B 7. B 12. A 17. A3. C 8. C 13. C 18. A4. A 9. A 14. D 19. C5. D 10. D 15. B 20. B
96
Lampiran 12
Hasil Belajar Siswa pada Siklus 3
Siklus IIINo Nama Siswa
Pre test Post testN- Gain
1 Arifatiq umara 35 80 0,7
2 Askinah Sandiah 45 75 0,6
3 Anisa Hurfadillah 40 90 0,83
4 Angga Reksa 35 80 0,7
5 Azka Nisail Kamilah 65 90 0,8
6 Bintang 35 80 0,7
7 Dhinar Trias Dewantary 60 100 1
8 Esa Bayu Rianto 70 100 1
9 Fadila Bunga 30 75 0,83
10 Fikri Daris A 35 80 0,7
11 Kusuma Panji 30 75 0,64
12 Lintang Mutiara Dini 65 90 0,73
13 Muhammad Ilham 50 95 0,9
14 M. Ikbal Naufal 65 90 0,71
15 Rashida An’am Shaliha 60 100 1
16 Rahman Hadiyanto 40 85 0,75
17 Razak 30 70 0,6
18 Salsabila Sadya 45 85 0,8
19 Syafri 40 85 0,75
20 Viru 30 70 0,6
Jumlah 905 1695 15,34
Rata-rata 45,25 84,75 0,77
97
Lampiran 13
LEMBAR OBSERVASI KELASNama sekolah :Hari/Tanggal :Mata Pelajaran :Pertemuan ke :Materi pokok :
No Aspek yang diamati NilaiI Membuka Pelajaran 1 2 3 4
1. Apersepsi2. Memotivasi siswa3. Memberikan pre test4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
II Kegiatan Inti5. Menjelaskan materi pelajaran6. Siswa menanyakan hal-hal yang kurang dipahami7. Guru dan siswa saling melakukan tanya jawab8. Menggunakan alat atau media pembelajaran9. Menggunakan pembelajaran kooperatif model
“Make A Match”10.Menjawab pertanyaan atau menanggapi siswa11.Kualitas interaksi pembelajaran12.Kualitas pengelolaan kelas
III Kegiatan Penutup13.Menyimpulkan hasil pembelajaran14.Memberikan gambaran berikutnya15.Menutup kegiatan pembelajaran
IV Penilaian Evaluasi16.pemberian tes berupa soal pre tes dan post test
Keterangan skala penilaian1 : tidak baik 3 : baik2 : kurang baik 4 : sangat baikKategori penilaian total :20 – 35 : tidak baik36 – 50 : cukup51 – 65 : baik66 – 80 : sangat baik
Ciputat,...............2010
Pengamat
Kosaman, SE
98
Lampiran 13
PEDOMAN WAWANCARA GURU
Hari / Tanggal : Senin, 12 Oktobber 2010
Nama Responden : Kosaman, SE
Nama Sekolah : SMP Islam Al Syukro Ciputat
Tujuan wawancara : Mengidentifikasi kondisi awal proses pembelajaran IPS
pada kelas yang akan diteliti
Daftar pertanyaan wawancara guru sebelum tindakan:
1. Apakah bapak selalu menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai?
2. Sebelum kegiatan berlangsung, persiapan apa saja yang terlebih dahulu
lukukan?
3. Metode apa saja yang sering Anda gunakan pada pembelajaran IPS?
4. Apakah siswa memperhatikan materi yang Anda sampaikan saat belajar IPS?
5. Apakah upaya yang Anda lakukan untuk mengatasi siswa yang tidak
memperhatikan materi yang Anda sampaikan?
6. Apakah siswa aktif bertanya terhadap materi yang Anda sampaikan?
7. Bagaimana sikap siswa pada saat Anda meminta siswa untuk menjawab soal
IPS di papan tulis?
8. Apakah Anda sering memberikan reward (hadiah) pada siswa yang berhasil
menjawab soal dengan benar?
9. Apakah selama ini siswa mengalami kesulitan belajar?
10. Bagaimana cara Anda mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa?
11. Apakah dalam setiap pembelajaran siswa menunjukkan keaktifan dan
kesenangannnya pada pelajaran IPS?
12. Berapa persen siswa yang aktif dalam kelas?
13. Apakah siswa sering mengeluh tentang pelajaran IPS?
14. Hal apa saja yang sering dikeluhkan oleh siswa?
15. Apa tanggapan Anda terhadap keluhan siswa tersebut?
99
16. Apakah Anda pernah mencoba menerapkan pembelajaran kooperatif?
17. Berdasarkan pengalaman Anda, apa tanggapan Anda mengenai metode yang
akan saya terapkan?
18. Apakah pembelajaran kooperatif model Make A Macth ini cocok diterapkan
pada kelas yang Anda ajarkan?
19. Untuk mengetahui kemajuan dan pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran IPS, apakah pada awal dan akhir pembelajaran selalu
memberikan pre test dan post test ?
100
PEDOMAN WAWANCARA SISWA
Wawancara dilaksanakan pada:
Hari / Tanggal : Senin, 12 Oktober 2010
Nama Responden : Siswa kelas VII
Nama Sekolah : SMP Islam Al Syukro Ciputat
Tujuan Wawancara : Mengidentifikasi kondisi awal siswa dalam belajar IPS
Daftar pertanyaan wawancara siswa sebelum tindakan:
1. Apa yang kamu rasakan saat belajar IPS?
2. Apa yang menyebabkan kamu senang atau tidak senang dalam belajar IPS?
3. Apakah saat belajar IPS kamu dapat berkonsentrasi dengan baik?
4. Bagaimana perasaan kamu bila mendapat nilai buruk pada pelajaran IPS?
5. Bagaimana sikap kamu saat mengerjakan soal IPS yang kamu anggap sulit?
6. Apakah menurut kamu pelajaran IPS penting untuk dipelajari?
7. Pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan dalam belajar IPS?
8. Pembelajaran seperti apa yang lebih kamu sukai, ceramah, diskusi kelompok
atau yang lain? Mengapa?
101
PEDOMAN WAWANCARA GURU
Hari / Tanggal : Selasa, 17 November 2010
Nama Responden : Kosaman, SE
Nama Sekolah : SMP Islam Al Syukro Ciputat
Tujuan Wawancara : Mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan yang ada
setelah tindakan dalam meningkatkan efektivitas belajar
IPS siswa
Daftar pertanyaan wawancara guru setelah tindakan:
1. Apakah menurut Anda penggunaan pembelajaran kooperatif model Make A
Macth ini cocok diterapkan pada pembelajaran IPS?
2. Materi apa yang paling cocok diterapkan pada pembelajaran IPS dengan
pembelajaran kooperatif model Make A Macth ini?
3. Apakah ada kemungkinan anda menerapkan kooperatif model Make A Macth
ini dikelas yang Anda ajarkan?
4. Berdasarkan pengamatan yang Anda lakukan apakah terdapat kemajuan dalam
belajar IPS siswa setelah dilakukan pembelajaran kooperatif model Make A
Macth ini?
5. Apa saja kemajuan yang ada pada siswa selama Anda melakukan
pengamatan?
6. Bagaimana menurut Anda tingkat perhatian siswa terhadap pelajaran IPS?
7. Apakah ada keluhan dari siswa tentang model pembelajaran IPS ini?
8. Apakah siswa terlihat menyukai model pembelajaran IPS ini?
9. Apa saja kekurangan dan kelebihan pada penggunaan pembelajaran koopeartif
model Make A Macth ini?
10. Bagaimana solusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada tindakan ini?
102
PEDOMAN WAWANCARA SISWA
Wawancara dilaksanakan pada:
Hari / Tanggal : Selasa, 17 November 2010
Nama Responden : Siswa kelas VII
Nama Sekolah : SMP Islam Al Syukro Ciputat
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui persepsi siswa tentang penggunaan
pembelajaran kooperatif model Make A Match dalam
pembelajaran IPS
Daftar pertanyaan wawancara siswa setelah tindakan:
1. Apakah kamu menyukai pembelajaran IPS dengan menggunakan kooperatif
model Make A Macth ini?
2. Apa yang kamu rasakan belajar IPS dengan menggunkan kooperatif model
Make A Macth?
3. Metode manakah yang lebih kamu sukai, pembelajaran seperti biasa seperti
ceramah dan diskusi kelompok atau pembelajaran kooperatif model Make A
Macth? mengapa?
4. Bagian mana yang kamu sukai atau tidak kamu sukai dari Make A Macth ini?
5. Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar IPS dengan menggunakan
kooperatif model Make A Macth ini?
6. Adakah kemajuan yang kamu rasakan setelah belajar dengan menggunakan
kooperatif model Make A Macth ini?
7. Apakah model Make A Macth ini memotivasi kamu untuk lebih mempelajari
IPS?
8. Apakah kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran kooperatif model Make
A Macth ini?
9. Apa kamu memiliki saran terhadap pembelajaran IPS menggunakan
kooperatif model Make A Macth agar menjadi lebih baik? Apa saran kamu?
103
KUTIPAN HASIL WAWANCARA
Hasil wawancara dengan guru sebelum tindakan
Peneliti : Apakah bapak selalu menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai?
Guru : kadang-kadang saja
Peneliti : Sebelum kegiatan berlangsung, persiapan apa saja yang terlebih dahulu
lukukan?
Guru : Persiapan yang saya lakukan pertama persiapan program yang jelas
diantaranya ya membuat pada awal tahun pelajaran baru atau pada
awal semester dan membuat silabus sekaligu RPP.
Peneliti : Metode apa saja yang sering Anda gunakan pada pembelajaran IPS?
Guru : Ceramah dan praktek
Peneliti : Bagaimana cara yang dilakukan bapak dalam membuka kegiatan
pembelajaran?
Guru : Biasanya saya melakukan pembiasaan kelas yaitu dengan membuka
pelajaran yang diawali dengan do’a bersama dan dilanjutkan denganmengabsen siswa
Peneliti : Apakah siswa memperhatikan materi yang Anda sampaikan saat
belajar IPS?
Guru : Siswa sangat memperhatikan materi yang saya disampaikan
Peneliti : Apakah upaya yang Anda lakukan untuk mengatasi siswa yang tidak
memperhatikan materi yang Anda sampaikan?
Guru : Memindahkan siswa duduk paling depan jika siswa yang tidak
memperhatikan
Peneliti : Apakah siswa aktif bertanya terhadap materi yang Anda sampaikan?
Guru : Aktif beberapa siswa saja
Peneliti : Bagaimana sikap siswa pada saat Anda meminta siswa untuk
menjawab soal IPS di papan tulis?
Guru : Baik-baik saja menanggapinya
Peneliti : Apakah Anda sering memberikan reward (hadiah) pada siswa yang
berhasil menjawab soal dengan benar?
104
Guru : Tidak pernah, saya hanya memberikan epersiasi yaitu dalam bentuk
tepuk tangan dan pujian. Tetapi dengan hadiah belum mencobanya.
Peneliti : Apakah selama ini siswa mengalami kesulitan belajar?
Guru : Ada hanya beberapa siswa
Peneliti : Bagaimana cara Anda mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh
siswa?
Guru : Kita harus lebih memperhatikan lagi siswa yang kemampuannya masih
kurang dalam menerima pelajaran
Peneliti : Apakah dalam setiap pembelajaran siswa menunjukkan keaktifan dan
kesenangannnya pada pelajaran IPS?
Guru : Menunjukan, tetapi terkadang terlihat bosan dan terlihat senang.
Peneliti : Apakah siswa sering mengeluh tentang pelajaran IPS?
Guru : Kadang-kadang mereka mengeluh jika materi yang diajarkan kurang
dipahaminya.
Peneliti : Hal apa saja yang sering dikeluhkan oleh siswa?
Guru : Cara belajar yang membosankan
Peneliti : Apa tanggapan Anda terhadap keluhan siswa tersebut?
Guru : Mencari solusi bagaiman cara pembelaran yang baik agar siswa tidak
jenuh dan membosankan.
Peneliti : Apakah Anda pernah mencoba menerapkan pembelajaran kooperatif?
Guru : Pernah, tapi tidak maksimal karena ada beberpa anak yang
mengandalkan kepada teman yang pintar
Peneliti : Berdasarkan pengalaman Anda, apa tanggapan Anda mengenai metode
yang akan saya terapkan?
Guru : Boleh, silahkan diterapkan
Peneliti : Apakah model pembelajaran Make A Macth ini cocok diterapkan pada
kelas yang Anda ajarkan?
Guru : Cocok-cocok saja
Peneliti : Untuk mengetahui kemajuan dan pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran IPS, apakah pada awal dan akhir pembelajaran selalu
memberikan pre test dan post test?
Guru : Tidak pernah paling hanya di akhir pembelajaran saja memberikan
ulangan harian.
105
PEDOMAN WAWANCARA GURU
Hasil wawancara dengan guru setelah tindakan:
Peneliti : Apakah menurut Anda penggunaan model pembelajaran Make A
Macth ini cocok diterapkan pada pembelajaran IPS?
Guru : Cocok sekali, mengaktifkan siswa
Peneliti : Materi apa yang paling cocok diterapkan pada pembelajaran IPS
dengan model pembelajaran Make A Macth ini?
Guru : Materi apa saja cocok
Peneliti : Apakah ada kemungkinan anda menerapkan model Make A Macth ini
dikelas yang Anda ajarkan?
Guru : Bagus, respak dengan siswa bisa diterapkan
Peneliti : Berdasarkan pengamatan yang Anda lakukan apakah terdapat
kemajuan dalam belajar IPS siswa setelah dilakukan model
pembelajaran Make A Macth ini?
Guru : Ada
Peneliti : Apa saja kemajuan yang ada pada siswa selama Anda melakukan
pengamatan?
Guru : Siswa lebih aktif dan siswa harus mampu mengingat materi setelah
pembelajaran
Peneliti : Bagaimana menurut Anda tingkat perhatian siswa terhadap pelajaran
IPS?
Peneliti : Cukup tanggap dan senang
Peneliti : Apakah ada keluhan dari siswa tentang model pembelajaran IPS ini?
Guru : Tidak ada
Peneliti : Apakah siswa terlihat menyukai model pembelajaran IPS ini?
Guru : Suka, dengan model pembelajaran ini siswa bisa bermain sambil
belajar
Peneliti : Apa saja kekurangan dan kelebihan pada penerapan pembelajaran
kooperatif model Make A Macth ini?
106
Guru : Kekurangannya hanya diwaktu saja kita harus bisa mengatur waktu agr
tidak habis waktunya pada permainan pembelajaran kooperatif model
Make A Macth. Kelebihannya bagus karena dapat merangsang siswa
dan siswa aktif dalam pembelajaran yang sedang berlansung
Peneliti : Bagaimana solusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada tindakan
ini?
Guru : Solusinya sedikit saja harus bisa mengatur waktu sebisa mungkin agar
agar tujuan pembelajaran bisa tercapai.
107
KUTIPAN HASIL WAWANCARA SISWA
Hasil wawancara dengan siswa sebelum tindakan:
Peneliti : Apa yang kamu rasakan saat belajar IPS?
Siswa 1 : Menyenangkan
Siswa 2 : Senang
Siswa 3 : Biasa aja
Peneliti : Apa yang menyebabkan kamu senang atau tidak senang dalam belajar
IPS?
Siswa 1 : Gurunya asik
Siswa 2 : Gurunya asik dan gaul
Siswa 3 : Tergantung gurunya
Siswa 4 : Senang karena bisa mengerti
Peneliti : Apakah saat belajar IPS kamu dapat berkonsentrasi dengan baik?
Siswa 1 : ya, konsentrasi
Siswa 2 : Lumayan konsentrasi
Siswa 3 : Lumayan
Peneliti : Bagaimana perasaan kamu bila mendapat nilai buruk pada pelajaran
IPS?
Siswa 1 : Sedih
Siswa 2 : Sedih
Siswa 3 : Gelisah
Peneliti : Bagaimana sikap kamu saat mengerjakan soal IPS yang kamu anggap
sulit?
Siswa 1 : Tidak, karena sudah dijelaskan terlebih dahulu
Siswa 2 : Berusaha sampai bisa
Siswa 3 : Lihat catatan
Peneliti : Apakah menurut kamu pelajaran IPS penting untuk dipelajari?
Siswa 1 : Penting untuk kehidupan sosial dan untuk masa depan ketika dewasa
Siswa 2 : Penting
Siswa 3 : Penting untuk kehidupan kita
108
Peneliti : Pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan dalam belajar IPS?
Siswa 1 : Kelasnya tenang
Siswa 2 : Yang happy aja
Siswa 3 : Ada bercanda dan ada serius
Peneliti : Pembelajaran seperti apa yang lebih kamu sukai, ceramah, diskusi
kelompok atau yang lain? Mengapa?
Siswa 1 : Diskusi kelompok karena lebih asik
Siswa 2 : dijelaskan untuk dicatat, agar belajarnya lebih gampang tidak harus
melihat buku cetak.
Siswa 3 : Belajar sambil bermain, karena pelajaran yang kita pelajari tidak
dipaksa masuk otak
109
KUTIPAN HASIL WAWANCARA SISWA
Wawancara kepada beberapa siswa yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran
Nama Sekolah : SMP Islam Al syukro
Tujuan Wawancara : Mengetahui persepsi siswa tentang penggunaan
pembelajaran kooperatif model “Make A Match” dalam
pembelajaran IPS
Wawancara siswa setelah tindakan:
Peneliti : Apakah kamu menyukai pembelajaran IPS dengan menggunakan
model Make A Macth ini?
Siswa 1 : ya, dengan begitu kita bisa lebih teliti
Siswa 2 : ya, dengan begitu kita teliti dan lebih akrab
Siswa 3 : ya, menyukainya
Peneliti : Apa yang kamu rasakan belajar IPS dengan menggunkan model
Make A Macth?
Siswa 1 : Menyenangkan
Siswa 2 : Senang dan seru
Siswa 3 : Menyenangkan
Peneliti : Metode manakah yang lebih kamu sukai, pembelajaran seperti biasa
seperti ceramah dan diskusi kelompok atau pembelajaran kooperatif
model Make A Macth? mengapa?
Siswa 1 : Semuanya suka
Siswa 2 : semuanya tapi lebih suka model make a match jadi belajar lebih
gampang
Siswa 3 : Model make a match
Peneliti : Bagian mana yang kamu sukai atau tidak kamu sukai dari Make A
Macth ini?
Siswa 1 : menemukan pasangannya
Siswa 2 : Bagian mencari pasangan jawaban atau pertanyaan
Siswa 3 : Kadang-kadang g dapat pasangan
110
Peneliti : Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar IPS dengan
menggunakan model Make A Macth ini?
Siswa 1 : Terasa lebih seru dan ceria
Siswa 2 : Lebih beda dari yang lain
Siswa 3 : Lebih senang dan seru
Peneliti : Adakah kemajuan yang kamu rasakan setelah belajar dengan
menggunakan model Make A Macth ini?
Siswa 1 : Ada, caranya lebih seru
Siswa 2 : Ya ada
Siswa 3 : Ada, lebih teliti
Peneliti : Apakah model Make A Macth ini memotivasi kamu untuk lebih
mempelajari IPS?
Siswa 1 : Ya, lebih menyenangkan
Siswa 2 : insya Allah iya
Siswa 3 : Ya, sangat memotivasi
Peneliti : Apakah kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran model Make A
Macth ini?
Siswa 1 : Kadang-kadang bosen dan Kadang-kadang seru
Siswa 2 : kekurangnya sebel kalau belum menemukan pasangan, kelebihannya
lebih seru
Siswa 3 : Kadang-kadang menyenangkan dan kadang bosen
Peneliti : Apa kamu memiliki saran terhadap pembelajaran IPS menggunakan
model Make A Macth agar menjadi lebih baik? Apa saran kamu?
Siswa 1 : Menggunakan model make a match lebih ditingkatkan lagi
Siswa 2 : Saran saya, kertas jangan warna biru terus dan dihias agar lebih aktif
Siswa 3 : Jangan terlalu jauh dipisah dari pasanganya.
111
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Febriayani Rofiqoh
Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 18 Februari 1988
NIM : 106015000700
Jurusan/Prodi : Pendidikan IPS
Judul Skripsi : “Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Model Make a
Match dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran IPS ”
Dosen Pembimbing : Dr. Muhammad Arif, M.Pd
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil
karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya
tulis. Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta, 05 November 2010Mahasiswa Ybs,
Febriyani RofiqohNIM: 106015000700