efektivitas penerapan model blended learning …keterlaksanaan pembelajaran pada penelitian ini...
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN QUIPPER SCHOOL
DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS X TKJ-A SMK ASISI JAKARTA TAHUN AJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh :
Maria Ratnaningrum Onta
NIM: 141414061
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO
“When the time is right, I, The Lord, will make it happen”
(Isaiah 60:22)
^Tuhan merencanakan segala sesuatu Indah Pada Waktunya^
(MRNO)
Tulisan ini kupersembahkan untuk:
^Tuhan Yesus Kristus
*Bunda Maria dan Santo Yusuf
^Para malaikat pelindung dan leluhurku
*Orang tuaku: Paskalis Doman, M.Pd. & Rachmi Agustinuk, S.Pd.
^Adikku, Mario Fransisco Onta
*Seluruh Keluarga Besar Flores dan Madiun
^My best support system, Aelredus Wira Vidjabhakti, S.T.
*Teman/sahabat satu prodi dan prodi lain
^Keluarga Paduan Suara Cantus Firmus
*Almamaterku, Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Maria Ratnaningrum Onta, 141414061. 2018. Efektivitas Penerapan Model
Blended Learning dengan Menggunakan Media Pembelajaran Quipper School
Ditinjau dari Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa Kelas X TKJ-A SMK
Asisi Jakarta Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi. Program Studi Pendidikan
Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) efektivitas penerapan model
blended learning dengan menggunakan media Quipper School yang ditinjau dari
motivasi belajar siswa, (2) efektif atau tidaknya penerapan model blended
learning dengan menggunakan media Quipper School yang ditinjau dari hasil
belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan materi trigonometri.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswa kelas X TKJ-A di SMK
Asisi Jakarta. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif
kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengumpulkan data motivasi
belajar dan data hasil belajar, namun terlebih dahulu harus dipastikan bahwa
pembelajaran model blended learning benar terlaksana. Instrumen yang
digunakan terdiri dari instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian.
Instrumen pembelajaran yang dimaksud yakni Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) sedangkan instrumen penelitian yang dimaksud adalah: (1) Observasi
Partisipasi dan Refleksi, sebagai data Keterlaksanaan Pembelajaran, (2) Angket
dan Pedoman Wawancara, sebagai data Motivasi Belajar, dan (3) Pemberian
Tugas dan Tes Tertulis, sebagai data Hasil Belajar.
Keterlaksanaan pembelajaran pada penelitian ini menunjukkan bahwa
pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Data motivasi belajar menunjukkan
bahwa 11 siswa atau 78,58% siswa memiliki motivasi minimal baik sehingga
penerapan model blended learning dengan menggunakan media Quipper School
efektif ditinjau dari motivasi belajar. Sedangkan data hasil belajar menunjukkan
bahwa pada KD 3.8-4.8, 2 siswa atau 14,29% siswa lulus KKM, sama halnya
dengan KD 3.9-4.9, 2 siswa atau 14,29% siswa lulus KKM sehingga penerapan
model blended learning dengan menggunakan media Quipper School tidak efektif
ditinjau dari hasil belajar. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
dari segi materi yang membutuhkan penalaran konsep lebih dalam, dari segi
waktu yang cukup singkat untuk mempelajari materi trigonometri, dari segi siswa
yang belum mampu memaksimalkan waktu pembelajaran secara optimal, dan dari
segi peneliti yang belum mampu mengajak siswa untuk bijak dalam menggunakan
gadget saat pembelajaran.
Kata Kunci: Efektivitas, Model Blended Learning, Media Quipper School,
Motivasi Belajar, dan Hasil Belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Maria Ratnaningrum Onta, 141414061. 2018. Effectiveness of Blended
Learning Using Quipper School Learning Media based on Student’s
Learning Motivation and Student’s Learning Result of Class X TKJ-A Asisi
Vocational High School Jakarta Academic Year 2017/2018. Undergraduate
Thesis. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics
and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata
Dharma University, Yogyakarta.
This research was conducted to determine: (1) the effectiveness of blended
learning using Quipper School learning media based on students’ learning
motivation, (2) effectiveness of blended learning using Quipper School learning
media viewed by students’ learning result on mathematics subject with
trigonometry material.
The subjects of this research were students of X TKJ-A class in Asisi
Vocational High School, Jakarta. This research used Quantitative Description
Research. This research was conducted by collecting data on students’ learning
motivation and students’ learning result and making sure that blended learning
model has been implemented. The instruments of this research were consisted of a
learning instrument and research instruments. The learning instrument in this
research was Lesson Plan, while the research instruments proposed are: (1)
Observation of Participation and Reflection, as data of Implementation of
Learning, (2) Questionnaire and Interview Guidelines, as data of Learning
Motivation, and (3) School Assignment and Written Test, as data of Learning
Result.
The implementation of learning in this research show that the learning was
well done. The data of learning motivation showed that 11 students or 78,58% of
students have a minimal good motivation so that the application of blended
learning using Quipper School learning media effectively viewed from Learning
Motivation. While the data of learning results showed that in basic competencies
3.8-4.8, 2 students or 14.29% of students have fulfilled the minimum standard
grade, as well as basic competencies 3.9-4.9, 2 students or 14.29% of students
have fulfilled the minimum standard grade, so the application of blended learning
by using Quipper School media is not effective viewed from Learning Result.
This result caused by several factors, such as in terms of materials that require
reasoning of the concept deeper, in terms of time which short enough in order to
understand the material of trigonometry, in terms of students who are not able to
maximize learning time, and in terms of researchers who are not able to invite
students to manage gadgets wisely while learning.
Keywords: Effectiveness, Blended Learning, Quipper School Learning
Media, Learning Motivation, dan Learning Result.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas
Penerapan Model Blended Learning dengan Menggunakan Media Pembelajaran
Quipper School Ditinjau dari Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa Kelas X
TKJ-A SMK Asisi Jakarta Tahun Ajaran 2017/2018” dengan baik.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari masalah-
masalah yang menghambat penulis, namun masalah tersebut dapat teratasi dengan
bantuan, dorongan, dukungan/motivasi, kerja sama, serta bimbingan dari berbagai
pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma;
2. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam;
3. Bapak Beni Utomo, M.Sc., selaku Kepala Program Studi Pendidikan
Matematika;
4. Ibu Niluh Sulistyani, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang selalu
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan,
nasehat, motivasi, saran, kritik, dan wejangan kepada penulis;
5. Bapak/Ibu Dosen Pendidikan Matematika yang banyak memberikan bekal
keterampilan dalam mengajar;
6. Segenap dosen dan staf sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam atas segala pelayanan dan bantuannya;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO .............................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
ABSTRACT ................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 6
C. Rumusan Masalah ............................................................................. 7
D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7
E. Batasan Masalah ............................................................................... 7
F. Batasan Istilah ................................................................................... 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
G. Manfaat Penelitian ............................................................................ 10
BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................. 12
A. Landasan Teori .................................................................................. 12
1. Belajar Matematika .................................................................... 12
2. Hasil Belajar ............................................................................... 14
3. Motivasi Belajar ......................................................................... 16
4. Model Blended Learning ............................................................ 21
5. Media Quipper School ................................................................ 26
6. Efektivitas .................................................................................. 32
7. Trigonometri .............................................................................. 35
B. Penelitian yang Relevan .................................................................... 58
C. Kerangka Berpikir ............................................................................. 62
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 65
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 65
B. Subyek dan Obyek Penelitian ............................................................ 66
C. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 66
D. Bentuk Data ...................................................................................... 67
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 67
F. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 70
G. Teknik Analisa Data .......................................................................... 77
H. Kriteria Keefektifan........................................................................... 83
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 84
A. Analisa Data ...................................................................................... 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 101
C. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 115
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 117
A. Kesimpulan ....................................................................................... 117
B. Saran ................................................................................................. 118
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penskoran Setiap Pernyataan (Skala Likert) ..................................... 19
Tabel 2.2 Perbandingan Trigonometri Sudut-Sudut Istimewa .......................... 44
Tabel 2.3 Tanda Perbandingan Trigonometri di Setiap Kuadran ...................... 48
Tabel 2.4 Perbandingan Trigonometri Sudut Berelasi ...................................... 56
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Observasi Partisipasi ........................................................ 73
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Refleksi ............................................................................ 73
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket ............................................................................. 74
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Wawancara....................................................................... 75
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Tugas ............................................................................... 76
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Tes Tertulis ...................................................................... 76
Tabel 3.7 Kriteria Pembelajaran menurut Kemendikbud 2013 ......................... 78
Tabel 3.8 Penskoran Setiap Pernyataan (Skala Likert) ..................................... 79
Tabel 3.9 Kriteria Angket menurut Purwanto (2008:102) ................................ 80
Tabel 3.10 Hasil Belajar .................................................................................. 82
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Observasi ................................................................ 84
Tabel 4.2 Analisis Jumlah Respon Siswa ........................................................ 93
Tabel 4.3 Nilai Tugas Siswa............................................................................ 98
Tabel 4.4 Nilai Tes Tertulis Siswa .................................................................. 99
Tabel 4.5 Nilai Akhir Hasil Belajar Siswa ....................................................... 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Lingkaran Satuan ......................................................................... 35
Gambar 2.2 Segitiga 𝐴𝐵𝐶 siku-siku di 𝐶 ......................................................... 36
Gambar 2.3 Perbandingan Trigonometri untuk Sudut 0° ................................. 39
Gambar 2.4 Perbandingan Trigonometri untuk Sudut 30° ............................... 40
Gambar 2.5 Perbandingan Trigonometri untuk Sudut 45° ............................... 41
Gambar 2.6 Perbandingan Trigonometri untuk Sudut 60° ............................... 42
Gambar 2.7 Perbandingan Trigonometri untuk Sudut 90° ............................... 44
Gambar 2.8 Perbandingan Trigonometri di Kuadran I ..................................... 45
Gambar 2.9 Perbandingan Trigonometri di Kuadran II .................................... 46
Gambar 2.10 Perbandingan Trigonometri di Kuadran III ................................. 47
Gambar 2.11 Perbandingan Trigonometri di Kuadran IV ................................ 47
Gambar 2.12 Perbandingan Trigonometri Sudut 90° − 𝛼 ............................. 49
Gambar 2.13 Perbandingan Trigonometri Sudut 90° + 𝛼 ............................. 49
Gambar 2.14 Perbandingan Trigonometri Sudut 180° − 𝛼 ........................... 50
Gambar 2.15 Perbandingan Trigonometri Sudut 180° + 𝛼 ........................... 51
Gambar 2.16 Perbandingan Trigonometri Sudut 270° − 𝛼 ........................... 52
Gambar 2.17 Perbandingan Trigonometri Sudut 270° + 𝛼 ........................... 53
Gambar 2.18 Perbandingan Trigonometri Sudut 360° − 𝛼 ........................... 53
Gambar 2.19 Perbandingan Trigonometri Sudut 360° + 𝛼 ........................... 54
Gambar 2.20 Perbandingan Trigonometri Sudut −𝛼 .................................... 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir .......................................................................... 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
A. Surat Penelitian ........................................................................................ 124
1. Surat Ijin Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 125
2. Surat Telah Melaksanakan Penelitian ................................................ 125
B. Instrumen Pembelajaran dan Penelitian .................................................... 127
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ........................................ 128
2. Instrumen Observasi Partisipasi ......................................................... 150
3. Instrumen Refleksi ............................................................................ 154
4. Instrumen Angket .............................................................................. 157
5. Instrumen Wawancara ....................................................................... 161
6. Instrumen dan Rubrik Penilaian Tugas .............................................. 163
7. Instrumen dan Rubrik Penilaian Tes Tertulis ..................................... 168
C. Lembar Validasi Instrumen ...................................................................... 172
1. Instrumen Angket .............................................................................. 173
2. Instrumen Wawancara ....................................................................... 176
3. Instrumen dan Rubrik Penilaian Tugas .............................................. 178
D. Hasil Instrumen Penelitian ....................................................................... 180
1. Hasil Observasi Partisipasi ................................................................ 181
2. Hasil Refleksi .................................................................................... 189
3. Hasil Angket ..................................................................................... 195
4. Hasil Wawancara .............................................................................. 204
5. Hasil Tugas ....................................................................................... 210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
6. Hasil Tes Tertulis .............................................................................. 211
E. Lain-Lain ................................................................................................. 212
1. Data Motivasi Siswa.......................................................................... 213
2. Daftar Nilai Siswa ............................................................................. 215
3. Materi Pembelajaran di Quipper School ............................................ 216
4. Dokumentasi Foto ............................................................................. 222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dan kemajuan dunia modern ini berkaitan erat dengan
semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, salah satunya dalam bidang
matematika. Matematika banyak dibutuhkan dalam setiap aspek kehidupan
manusia dan erat kaitannya dengan bidang pendidikan. Pada bidang
pendidikan, matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib
dipelajari dan merupakan mata pelajaran yang selalu ada pada tingkatan
apapun di sekolah. Hal ini disebabkan karena matematika mendasari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang terjadi di dunia.
Matematika merupakan ilmu hitung yang menekankan pada pemecahan
suatu masalah dan penguasaan konsep. Melalui pembelajaran matematika,
siswa diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, logis,
sistematis, cermat, efektif, dan efisien dalam menyelesaikan suatu masalah.
Namun, matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dan
membosankan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Wahyudin (2008:338),
bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit untuk diajarkan
maupun dipelajari. Hal ini disebabkan karena dalam mempelajari matematika
terkadang memerlukan pemahaman yang memadai tentang materi yang telah
dipelajari sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Seperti yang diungkapkan oleh Dienes (dalam Karso dkk, 2008:17),
pada hakikatnya belajar matematika melibatkan suatu struktur hirarki dari
konsep-konsep tingkat tinggi yang dibentuk atas dasar apa yang telah
dibentuk sebelumnya dan mempelajari matematika tidak semudah pelajaran
lain karena matematika membutuhkan langkah-langkah untuk menemukan
suatu hasil dari pertanyaan yang diberikan dan memerlukan arahan dari guru
dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat.
Model pembelajaran memiliki pengaruh besar terhadap prestasi belajar
siswa. Maka, tak jarang apabila siswa merasa jenuh dengan proses
pembelajaran yang terpusat pada satu arah, sehingga nantinya akan
mempengaruhi motivasi siswa untuk mempelajari materi. Terlebih dalam
mempelajari matematika yang didominasi oleh angka, apabila model
pembelajarannya membosankan maka akan mengakibatkan siswa semakin
kesulitan. Untuk mengatasi hambatan maupun kesulitan tersebut, sebaiknya
guru memodifikasi pembelajaran dengan model pembelajaran yang kreatif
dan inovatif. Salah satu inovasi yang dapat digunakan adalah model
pembelajaran blended learning.
Menurut Harding, Kaczynski, dan Wood (2005:56), blended learning
merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran
tradisonal tatap muka dan pembelajaran jarak jauh yang menggunakan media
pembelajaran berbasis online. Model ini hadir sebagai solusi apabila
pembelajaran dengan teacher centered tidak efektif. Blended learning
memfokuskan pada student centered dimana siswa dituntut untuk aktif dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
memahami materi. Model pembelajaran ini sangat efisien dari segi waktu,
tenaga, dan tempat karena tidak sebatas yang dilakukan di kelas, melainkan
bisa juga dilakukan di rumah.
Model pembelajaran blended learning memiliki kekhasan tersendiri
dibandingkan model pembelajaran lainnya, yakni pembelajarannya
menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi dan dapat diakses
secara online. Media pembelajaran yang dimaksud adalah media online dan
salah satu media online yang dapat digunakan adalah e-learning. E-learning
merupakan sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang
pendidikan berupa website yang dapat diakses dimana saja dengan
menggunakan jaringan internet. Dengan media pembelajaran berbasis online,
lembaga pendidikan mengupayakan pembelajaran melalui sistem pendidikan
jarak jauh (distance learning) yang berisi berbagai materi dan soal latihan
sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan pemerintah.
Quipper School merupakan salah satu media e-learning yang
memanfaatkan kecanggihan teknologi dalam bidang pendidikan. Dalam
menggunakan Quipper School, siswa dan guru tidak dituntut untuk memiliki
komputer atau laptop melainkan bisa menggunakan smartphone. Siswa dapat
membuka materi pelajaran, mengakses informasi secara up to date, dan
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di luar jam pelajaran. Dengan
adanya model pembelajaran dan media pembelajaran yang inovatif, tentu
akan meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan media Quipper School
siswa akan lebih antusias dalam memahami materi yang dikemas dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
sesuai usia mereka dan ditampilkan dengan desain yang menarik. Apabila
siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar, maka kemungkinan besar
siswa akan memiliki intensitas usaha yang tinggi dalam memahami materi
dan mengerjakan latihan soal.
Menurut Biggs dan Tefler dalam Dimyanti dan Mudjiono (1994),
motivasi belajar siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau tidak
adanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu hasil
belajar menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu
diperkuat terus menerus. Motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa dalam
setiap kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu (Nashar, 2004:11).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rizki Rahmawati (2015:11),
penerapan e-learning dalam bentuk Quipper School sangat efektif diterapkan
pada pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 2 Surakarta. Hal ini ditunjukkan
oleh prestasi belajar akuntansi kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan
dengan prestasi belajar akuntansi kelompok kontrol. Sedangkan menurut Sari
Trisnaningsih (2016:35), motivasi belajar siswa dalam pembelajaran biologi
di SMA Negeri 3 Yogyakarta mengalami peningkatan dari kategori “sedang”
menjadi “sangat baik” dan berpengaruh kepada hasil belajar yang juga
meningkat.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru SMA Asisi Jakarta dan
hasil observasi yang dilakukan peneliti ketika berkunjung ke SMK Asisi
Jakarta, peneliti melihat bahwa belum ada penggunaan media pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
berbasis teknologi yang diterapkan dalam pembelajaran matematika, terutama
pada jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ). Media teknologi hanya
dimanfaatkan untuk mata pelajaran tertentu yang berhubungan dengan
penjurusan, yakni keahlian dalam komputer jaringan. Sangat disayangkan
apabila keahlian komputerisasi ini tidak dimanfaatkan dengan maksimal,
padahal jurusan TKJ ini berfokus pada keahlian menggunakan teknologi
komputer. Disisi lain, ada kecenderungan bahwa siswa kurang tertarik pada
mata pelajaran yang tidak sesuai dengan penjurusan (tidak menggunakan
komputer), khususnya matematika.
Selain itu, model pembelajaran yang digunakan guru masih monoton
sehingga mengakibatkan siswa mudah bosan. Hal ini terlihat dari kurangnya
motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran ketika peneliti melaksanakan
observasi pada bulan Februari 2018 pada kelas X TKJ-A dan X TKJ-B.
Kurangnya motivasi dari siswa menyebabkan hasil belajar yang diperoleh
masih tergolong rendah, khususnya kelas X TKJ-A. Hal ini dapat dibuktikan
dari rata-rata nilai ulangan harian yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan
peneliti terhadap guru matematika yakni hasil belajar siswa kelas X TKJ-A
lebih rendah dibandingkan kelas X TKJ-B sehingga peneliti memilih kelas X
TKJ-A agar hasil belajar yang diperoleh siswa dapat dilihat secara signifikan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian terkait efektivitas penerapan model blended learning dengan media
pembelajaran Quipper School yang ditinjau dari hasil belajar dan motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
belajar siswa di kelas X TKJ-A. Alasan peneliti melakukan penelitian ini
karena peneliti ingin mengenalkan model dan media pembelajaran yang
belum pernah didapatkan oleh siswa dan ingin melihat apakah model blended
learning dengan media pembelajaran Quipper School efektif untuk diterapkan
pada pembelajaran matematika serta harapannya dapat meningkatkan
motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Penelitian yang akan dilaksanakan
berjudul “EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN QUIPPER
SCHOOL DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL
BELAJAR SISWA KELAS X TKJ-A SMK ASISI JAKARTA TAHUN
AJARAN 2017/2018”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat
diidentifikasi beberapa permasalahan yang dapat diteliti, antara lain:
1. Guru belum memaksimalkan penggunaan teknologi untuk mata pelajaran
di luar penjurusan TKJ.
2. Siswa kurang tertarik pada mata pelajaran selain penjurusan, ditunjukkan
dengan rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
3. Siswa mudah bosan dengan model pembelajaran yang monoton.
4. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika ditinjau
dari hasil wawancara dengan guru matematika yang mengatakan bahwa
sebagian besar hasil belajar siswa belum mencapai nilai KKM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
C. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas, dapat dikemukakan beberapa permasalahan yang
muncul, diantaranya:
1. Bagaimana efektivitas penerapan model blended learning dengan
menggunakan media Quipper School yang ditinjau dari motivasi belajar
siswa kelas X TKJ-A SMK Asisi Jakarta Tahun Ajaran 2017/2018?
2. Apakah penerapan model blended learning dengan menggunakan media
Quipper School efektif untuk diterapkan ditinjau dari hasil belajar siswa
kelas X TKJ-A SMK Asisi Jakarta Tahun Ajaran 2017/2018?
D. Tujuan Penelitian
Dari rumusan permasalahan diatas maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui:
1. Efektivitas penerapan model blended learning dengan menggunakan
media Quipper School yang ditinjau dari motivasi belajar siswa kelas X
TKJ-A SMK Asisi Jakarta Tahun Ajaran 2017/2018.
2. Efektif atau tidaknya penerapan model blended learning dengan
menggunakan media Quipper School yang ditinjau dari hasil belajar
siswa kelas X TKJ-A SMK Asisi Jakarta Tahun Ajaran 2017/2018.
E. Batasan Masalah
Penelitian ini akan dibatasi pada model pembelajaran blended learning
dan media pembelajaran berbasis online, dengan menggunakan media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Quipper School. Penelitian ini hanya dibatasi pada satu materi kelas X TKJ
kurikulum 2013, yaitu materi trigonometri dengan dua Kompetensi Dasar
(KD) yakni Perbandingan Trigonometri pada Segitiga Siku-Siku dan
Perbandingan Sudut pada Sudut-Sudut Berelasi di Berbagai Kuadran.
F. Batasan Istilah
1. Belajar Matematika
Belajar matematika adalah suatu proses untuk memahami berbagai
konsep dan struktur matematis.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dicapai siswa dalam proses
kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan
pembentukan tingkah laku.
3. Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan dorongan yang berasal dari dalam atau
luar diri seseorang sehingga dapat menimbulkan kegiatan belajar.
4. Model Blended Learning
Salah satu model yang bisa meningkatkan motivasi belajar dan
hasil belajar siswa adalah model blended learning. Blended learning
adalah pembelajaran yang mengombinasikan antara tatap muka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
(pembelajaran secara konvensional, dimana antara pendidik dan siswa
saling berinteraksi secara langsung, masing-masing dapat bertukar
informasi mengenai bahan-bahan pembelajaran), belajar mandiri (belajar
dengan berbagai modul yang telah disediakan), serta belajar mandiri
secara online.
5. Media Quipper School
Media pembelajaran online yang dimaksudkan di atas bisa
menggunakan media terobosan baru dari e-learning yakni Quipper
School. Quipper School adalah media pembelajaran yang
menghubungkan siswa dengan guru dalam pembagian tugas atau ulangan
secara online sesuai mata pelajaran yang diadaptasi dari kurikulum yang
telah ditetapkan pemerintah.
6. Efektivitas
Efektivitas adalah terlaksananya kegiatan dengan baik dan teratur
sesuai dengan yang dibutuhkan dan juga sesuai dengan rencana untuk
memperoleh hasil yang maksimal.
7. Trigonometri
Trigonometri adalah pokok bahasan pada matematika yang wajib
dipelajari siswa pada jenjang SMA. Materi pokok yang akan dipelajari
adalah perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
perbandingan trigonometri pada sudut-sudut berelasi di berbagai
kuadran.
G. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Penelitian ini bermanfaat sebagai upaya untuk membantu
meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa serta dapat
menambah wawasan mengenai penggunaan media pembelajaran.
2. Bagi Guru
Penelitian ini bermanfaat dalam memberikan informasi terkait
media pembelajaran Quipper School dan menambah keterampilan dalam
menggunakan media pembelajaran berbasis online.
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini bermanfaat dalam memberikan bahan pertimbangan
untuk menerapkan media pembelajaran Quipper School demi
meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa terutama pada
mata pelajaran matematika.
4. Bagi Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini bermanfaat bagi dunia pendidikan dalam menerapkan
Quipper School sebagai media terobosan baru dari e-learning.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
5. Bagi Penelitian Lanjutan
Penelitian ini bermanfaat sebagai salah satu rujukan dan referensi
untuk peneliti berikutnya, khususnya yang akan melakukan penelitian
yang serupa pada sekolah yang berbeda.
6. Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pengalaman dalam
mengakses dan mengajar dengan menggunakan media pembelajaran
Quipper School.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Belajar Matematika
Menurut Siregar (2010:3), belajar merupakan sebuah proses yang
kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup,
sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat. Beliau
juga mengatakan salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar
sesuatu adalah dengan adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.
Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat
pengetahuan (koginitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang
menyangkut sikap (afektif).
Sedangkan ciri-ciri belajar menurut Siregar (2010:5-6) adalah
sebagai berikut:
a) Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku
tersebut bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor),
maupun sikap (afektif).
b) Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau
dapat disimpan.
c) Perubahan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dengan
usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
d) Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik
atau kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit, atau pengaruh
obat-obatan.
Menurut Riedesel, dalam Supatmono (209), matematika adalah
kumpulan kebenaran dan aturan, matematika bukanlah sekedar berhitung.
Matematika merupakan sebuah bahasa, kegiatan pembangkitan masalah
dan pemecahan masalah, kegiatan menemukan dan mempelajari pola
serta hubungan. Sedangkan menurut Suwarsono, dalam Supatmono
(2009) matematika adalah ilmu yang memiliki sifat khas, yaitu: objek
bersifat abstrak, menggunakan lambang-lambang yang tidak banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan proses berpikir yang dibatasi
oleh aturan-aturan yang ketat.
Selain beberapa ahli di atas, Bruner juga mengemukakan
pendapatnya tentang belajar matematika. Menurut Bruner, belajar
matematika adalah belajar mengenai konsep-konsep dan struktur-struktur
matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari serta mencari
hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika itu
(dalam Hudoyo, 1990:48). Dari beberapa pendapat di atas, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa belajar matematika adalah suatu proses untuk
memahami berbagai konsep dan struktur matematis.
Dalam kegiatan apersepsi, pembelajaran matematika hendaknya
dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi karena
tanpa adanya situasi tersebut maka siswa tidak akan bisa bertahap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
menguasai konsep. Untuk dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran,
sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
seperti komputer atau gadget.
2. Hasil Belajar
Dalam melakukan proses belajar, salah satu komponen yang dapat
mengukur keberhasilan belajar siswa adalah hasil belajar. Hasil belajar
merupakan suatu gambaran prestasi belajar peserta didik dalam
mengikuti proses belajar mengajar pada suatu jenjang yang diikutinya.
Hasil belajar sangat tergantung pada proses belajar yang dilaksanakan.
Hasil belajar tesebut akan terlihat setelah diberikan perlakuan pada
proses belajar yang dianggap sebagai proses pemberian pengalaman
belajar. Menurut Nana Sudjana dalam Jihad dan Abdul (2009:15)
menyatakan bahwa: hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajar.
Sedangkan menurut Sardiman (2007:51), hasil belajar adalah hasil
langsung berupa tingkah laku siswa setelah melalui proses belajar-
mengajar yang sesuai dengan materi yang dipelajarinya. Beliau
menegaskan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh
siswa sebagai akibat perbuatan belajar. Berdasarkan beberapa pendapat
di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang
dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa
suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Adanya perubahan tingkah laku peserta didik dalam memahami
dan menguasai materi menjadi bekal kemampuan yang didapat dalam
proses pembelajaran. Siswa akan tertarik dengan metode pembelajaran
maupun media yang diberikan guru. Hal ini memacu untuk
meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan kompentensi yang telah
ditetapkan serta tercapainya tujuan pendidikan.
Menurut Wasliman (dalam Susanto, 2013:12), hasil belajar yang
dicapai oleh siswa merupakan hasil dari kesinambungan antara faktor-
faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun faktor eksternal.
Adapun faktor tersebut adalah:
a) Faktor internal, yakni faktor yang berasal dari dalam diri siswa.
Faktor internal ini meliputi kecerdasan, minat dan perhatian,
motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi
fisik dan kesehatan.
b) Faktor eksternal, yakni faktor yang berasal dari luar diri siswa yaitu
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga yang baik
dapat memberikan perhatian terhadap anaknya. Begitu juga dengan
memiliki kebiasaan yang baik tentu dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa. Hal demikian juga dapat ditunjukkan pada keadaan
siswa di sekolah. Memiliki teman bermain yang positif dan dapat
mengikuti pembelajaran dengan baik di sekolah juga akan membuat
hasil belajar siswa menjadi lebih baik, sama halnya dikalangan
masyarakat. Jika memiliki lingkungan masyarakat yang nyaman,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
aman, dan memberi contoh yang baik, tentu siswa akan nyaman
dalam belajar dirumahnya, sehingga hasil belajar yang diperoleh
akan maksimal.
Hasil belajar siswa dapat diperoleh melalui evaluasi terhadap
proses pembelajaran atau dikenal sebagai evaluasi pembelajaran.
Menurut Sunal (dalam Susanto, 2013:5) evaluasi pembelajaran adalah
alat untuk memperoleh informasi seberapa efektif suatu program telah
memenuhi kebutuhan siswa. Evaluasi bisa dilakukan dengan pemberian
tes. Menurut Mansyur dkk (dalam Eko Putro, 2014:50), tes adalah
sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban atau pertanyaan yang
membutuhkan respon atau tanggapan dengan tujuan mengukur aspek
tertentu dari orang yang diberikan tes tersebut. Jawaban atau tanggapan
tersebut dapat tertulis, lisan, maupun perbuatan.
Masih dalam buku yang sama, tes tertulis merupakan sekumpulan
pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa dan dijawab secara tertulis.
Tes lisan adalah bentuk tes yang pelaksanaannya secara langsung dengan
cara berbicara tatap muka. Dalam pelaksanaan pembelajaran, tes lebih
baik digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek
pengetahuan atau keterampilan.
3. Motivasi Belajar
Pada proses pembelajaran, motivasi adalah hal yang harus dimiliki
oleh setiap siswa. Kemampuan koneksi dan berpikir siswa akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
berkembang dengan baik apabila siswa dapat menerima pelajaran
matematika. Agar siswa dapat menerima pelajaran matematika, maka
perlu ditanamkan motivasi belajar siswa terhadap matematika. Motivasi
mempunyai fungsi yang penting dalam belajar matematika karena
motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan oleh
siswa dan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti kekuatan yang berasal
dari dalam diri individu untuk melakukan sebuah tindakan atau perbuatan
(Hamzah, 2008:3). Menurut beliau, motivasi merupakan dorongan untuk
seseorang agar orang tersebut mau bergerak maju untuk hal yang lebih
baik. Sedangkan menurut Sardiman (1992:75), motivasi merupakan
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi tertentu, sehingga
seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka
akan berusaha untuk meniadakan perasaan tidak suka itu.
Menurut Eka dan Ridwan (2015:93), motivasi belajar adalah suatu
daya, dorongan atau kekuatan, baik yang datang dari diri sendiri maupun
dari luar yang mendorong siswa untuk belajar. Berdasarkan beberapa
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu
dorongan yang mengakibatkan perubahan energi pada diri seseorang
untuk mencapai tujuan. Sedangkan motivasi belajar merupakan dorongan
yang berasal dari dalam atau luar diri seseorang sehingga dapat
menimbulkan kegiatan belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Motivasi belajar dapat diperngaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik diantaranya keinginan
untuk berhasil, memiliki harapan dan cita-cita, dan dorongan kebutuhan
belajar. Sedangkan faktor ekstrinsik ialah adanya penghargaan,
lingkungan belajar, dan kegiatan belajar yang menarik.
Menurut Eka dan Ridwan (2015:93), motivasi belajar memiliki
beberapa dimensi, yaitu:
a) Ketekunan dalam belajar
1) Kehadiran di sekolah
2) Mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas
3) Belajar di rumah
b) Ulet dalam menghadapi kesulitan
1) Sikap terhadap kesulitan
2) Usaha mengatasi kesulitan
c) Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar
1) Kebiasaan dalam mengikuti pembelajaran
2) Semangat dalam mengikuti proses belajar mengajar
d) Berprestasi dalam belajar
1) Keinginan untuk berprestasi
2) Kualifikasi hasil
e) Mandiri dalam belajar
1) Penyelesaian tugas
2) Menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Perkembangan motivasi belajar siswa dapat diukur melalui
berbagai cara, antara lain adalah penyebaran instrumen berupa kuesioner
atau angket, observasi, dan penilaian sikap yang terdiri dari pernyataan-
pernyataan yang akan diisi oleh responden. Penilaian motivasi
mempunyai skala agar penghitungannya dapat akurat sesuai dengan
pedoman dasar. Menurut Daniel J Mueller (1992), ada 5 skala
pengukuran motivasi, yaitu:
a) Skala Likert, digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Fenomena sosial ini ditetapkan secara spesifik terlebih dahulu dan
selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan Skala Likert,
maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak
untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan
atau pertanyaan, baik bersifat favorable (positif) atau bersifat
unfavorable (negatif). Jawaban setiap item instrumen mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Sistem penilaian
dalam Skala Likert adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penskoran Setiap Pernyataan (Skala Likert)
Respon
Skor
Pernyataan
Favorable
Pernyataan
Unfavorable
Selalu (SL) 4 1
Sering (S) 3 2
Jarang (J) 2 3
Tidak Pernah (TP) 1 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
b) Skala Guttman, digunakan untuk mengukur sikap dengan jawaban
yang tegas, yaitu “ya” atau “tidak”, “benar” atau “salah”, “pernah”
atau “tidak pernah”, “positif” atau “negatif”, dan lain-lain. Data yang
diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua
alternatif). Jadi kalau pada Skala Likert terdapat interval 1, 2, 3, 4
interval, dari kata “selalu” sampai “tidak pernah”, maka dalam Skala
Guttman hanya ada dua interval yaitu “selalu” atau “tidak pernah”.
Penelitian dengan Skala Guttman digunakan apabila peneliti ingin
mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang
ditanyakan.
c) Skala Thurstone, adalah skala yang disusun dengan memilih butir
yang berbentuk skala interval. Setiap butir memiliki kunci skor dan
jika diurut, kunci skor menghasilkan nilai yang berjarak sama. Skala
Thurstone dibuat dalam bentuk sejumlah 40-50 pernyataan yang
relevan dengan variabel yang hendak diukur kemudian sejumlah ahli
20-40 orang menilai relevansi pernyataan itu dengan konten atau
konstruk yang hendak diukur. Adapun contoh skala penilaian model
Thurstone adalah seperti berikut:
Nilai 1 pada skala di atas menyatakan sangat tidak relevan,
sedangkan nilai 11 menyatakan sangat relevan.
d) Skala Diferensial, yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi
bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dalam satu garis kontinum dimana jawaban yang sangat positif
terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negatif
terletak dibagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh
melalui pengukuran dengan Skala Diferensial adalah data interval.
Skala bentuk ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap atau
karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang.
e) Skala Rating, adalah skala dengan data yang diperoleh adalah data
kuantitatif (angka) yang kemudian ditafsirkan dalam pengertian
kualitatif. Seperti halnya skala lainnya, dalam Skala Rating
responden akan memilih salah satu jawaban kuantitatif yang telah
disediakan. Skala Rating lebih fleksibel, tidak saja untuk mengukur
sikap tetapi dapat juga digunakan untuk mengukur persepsi
responden terhadap fenomena lingkungan, seperti skala untuk
mengukur status sosial, ekonomi, pengetahuan, kemampuan, dan
lain-lain. Dalam Skala Rating, yang paling penting adalah
kemampuan menerjemahkan alternatif jawaban yang dipilih
responden.
4. Model Blended Learning
Salah satu faktor yang mempengaruhi adanya motivasi belajar
adalah faktor ekstrinsik yang terdiri dari penghargaan, lingkungan
belajar, dan kegiatan belajar yang menarik. Kegiatan belajar yang
menarik dapat dikemas dengan menggunakan metode atau model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pembelajaran yang relevan dengan materi. Salah satu alternatif model
pembelajaran yang dapat digunakan adalah blended learning.
Menurut Harding, Kaczynski, dan Wood (2005:56), blended
learning merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan
pembelajaran tradisonal tatap muka dan pembelajaran jarak jauh yang
menggunakan sumber belajar online dan beragam pilihan komunikasi
yang dapat digunakan oleh guru dan siswa. Pelaksanaan model ini
memungkinkan penggunaan sumber belajar online, terutama yang
berbasis web, tanpa meninggalkan kegiatan tatap muka. Dengan
pelaksanaan blended learning ini, pembelajaran berlangsung lebih
bermakna karena keragaman sumber belajar yang mungkin diperoleh.
Dengan demikian, peneliti dapat merangkum bahwa blended
learning adalah pembelajaran yang mengombinasikan antara tatap muka
(pembelajaran secara konvensional, dimana antara pendidik dan siswa
saling berinteraksi secara langsung, masing-masing dapat bertukar
informasi mengenai bahan-bahan pembelajaran), belajar mandiri (belajar
dengan berbagai modul yang telah disediakan), serta belajar mandiri
secara online.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, blended learning memiliki
beberapa tujuan. Menurut Harding, Kaczynski, dan Wood (2005:57),
tujuan blended learning adalah:
a) Membantu siswa untuk berkembang lebih baik di dalam proses
belajar, sesuai dengan gaya belajar dan preferensi dalam belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
b) Menyediakan peluang yang praktis bagi pendidik dan siswa untuk
pembelajaran secara mandiri, bermanfaat, dan terus berkembang.
c) Peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi siswa, dengan
menggabungkan aspek tatap muka dan instruksi online.
d) Kelas tatap muka dapat digunakan untuk melibatkan para siswa
dalam pengalaman interaktif.
e) Kelas online memberikan siswa konten multimedia yang kaya akan
pengetahuan pada setiap saat dan di mana saja selama siswa
memiliki akses internet.
Menurut Sharpen et.al (dalam Rusman, 2006:18) karakteristik
blended learning adalah:
a) Sebagai sebuah kombinasi pembelajaran langsung (face to face),
belajar mandiri, dan belajar mandiri secara online.
b) Pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara
penyampaian, cara mengajar, dan gaya pembelajaran.
c) Guru dan orangtua siswa memiliki peran yang sama penting, guru
sebagai fasilitator, dan orangtua sebagai pendukung.
Sedangkan menurut Harding, Kaczynski, dan Wood (2005:59-60),
karakteristik blended learning adalah sebagai berikut:
a) Blended learning memupuk kemandirian siswa karena lebih banyak
waktu dihabiskan untuk mencoba latihan secara mandiri sebelum
konsultasi dan melatih siswa untuk melakukan penilaian terhadap
diri sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
b) Siswa harus memiliki keterampilan dalam manajemen waktu dan
menyesuaikan jadwal belajar dengan sifat pekerjaan sesuai dengan
kecepatan mereka sendiri.
c) Siswa merasakan lingkungan belajar terpadu sebagai lingkungan
yang membutuhkan lebih banyak tanggung jawab.
d) Model blended learning mengajarkan siswa untuk disiplin karena
siswa bekerja lebih teratur dan aktif dalam latihan soal secara online.
Secara spesifik, Profesor Steve Slemer (dalam Soekartawi,
2005:97) menyarankan enam tahapan dalam merancang dan
menyelenggarakan blended learning agar hasilnya optimal, yaitu:
a) Tetapkan macam dan materi bahan ajar.
b) Tetapkan rancangan dari blended learning yang digunakan.
c) Tetapkan format dari online learning.
d) Lakukan uji terhadap rancangan yang dibuat.
e) Selenggarakan blended learning dengan baik dengan cara
menyiapkan tenaga pengajar yang ahli dalam bidang tersebut.
f) Siapkan kriteria untuk melakukan evaluasi pelaksanaan blended
learning.
Dalam pelaksanaannya, blended learning memiliki kelebihan dan
kekurangan. Menurut peneliti, kelebihan yang dimiliki antara lain: (a)
pembelajaran terjadi secara mandiri dan konvensional; (b) pembelajaran
lebih efektif dan efisien; (c) mempermudah dan mempercepat proses
komunikasi non-stop antara pengajar dan peserta didik; (d) dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
melakukan difersivikasi pembelajaran dan memenuhi karakteristik
belajar siswa yang berbeda-beda; serta (e) meningkatkan aksesbiltas
sehingga siswa semakin mudah dalam mengakses materi pembelajaran.
Sedangkan kekurangan dalam menggunakan blended learning
adalah: (a) media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit
diterapkan apabila sarana dan prasarana tidak mendukung; (b) tidak
meratanya fasilitas yang dimiliki siswa, seperti komputer dan akses
internet; (c) kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan
teknologi; serta (d) kurangnya keterampilan dalam menyiapkan dan
menyelenggarakan e-learning.
Untuk mengatasi kekurangan tersebut, solusi yang ditawarkan
adalah: (a) pihak sekolah harus memfasilitasi media teknologi dengan
menggunakan lab komputer, atau dengan memberi kesempatan kepada
siswa untuk menggunakan gadget selama pembelajaran dengan berbagai
kesepakatan; (b) apabila siswa sudah bisa mengakses melalui gadget,
pihak sekolah dapat memfasilitasi dengan pengadaan internet berupa Wi-
Fi yang bisa terjangkau oleh seluruh kelas maupun lingkungan sekolah;
(c) perlu adanya sosialisasi penggunaan media teknologi, khususnya
teknologi online, baik dari pihak sekolah atau mengundang ahli-ahli
khusus untuk diberikan kepada pengajar maupun kepada siswa, dan lebih
terbuka kepada wawasan global; serta (d) pengajar perlu menyiapkan
referensi digital sebagai acuan siswa yang terintegrasi dengan
pembelajaran tatap muka dan menyiapkan waktu untuk mengembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dan mengelola pembelajaran sistem e-learning, seperti mengembangkan
materi, menyiapkan assesment, dan melakukan penilaian.
5. Media Quipper School
Menurut pemaparan materi di atas, blended learning membutuhkan
sumber belajar online sebagai media pembelajaran untuk menunjang
pembelajaran agar semakin inovatif. Salah satu media berbasis online
yang dapat digunakan adalah Quipper School.
Media terobosan baru ini pertama kali digunakan di London yang
didirikan oleh Masayuki Watanabe pada Desember 2010. Penggunaan
media ini dapat dinikmati dalam bidang pendidikan secara gratis.
Quipper School diluncurkan pada bulan Januari 2014 sebagai terobosan
baru dalam bidang pendidikan. Untuk menggunakan Quipper School ada
beberapa tahapan yang harus diikuti yaitu:
a) Mendaftarkan Akun
Untuk mulai menggunakan Quipper, baik guru dan siswa diminta
untuk membuat sebuah akun dengan cara mendaftar. Pendaftaran
bisa dengan menggunakan akun Facebook atau membuat akun baru
secara gratis. Untuk mendapatkan akun gratis, guru dan siswa hanya
perlu memberikan alamat email, nomor telepon, dan nama sekolah.
Jika sekolah mereka sudah terdaftar dalam database Quipper, guru
kemudian dapat meminta ambasador Quipper agar menetapkan akun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
mereka ke dalam kelas virtual. Setelah pendaftaran, pengguna dapat
login ke dalam sistem dengan username dan password.
b) Login Menggunakan Akun Quipper
Kedua pengguna yaitu guru dan siswa memiliki masing-masing
alamat untuk login. Guru menggunakan alamat link.quipper.com
sedangakan siswa menggunakan alamat learn.quipper.com.
Quipper School link adalah tempat dimana guru dapat mengelola
kelas secara online dan melihat perkembangan siswa. Dibawah ini adalah
hal-hal yang dapat dilakukan guru saat menggunakan Quipper School
link:
a) Mengirim tugas dan ujian: Manfaatkan ribuan materi dan soal yang
sesuai dengan kurikulum untuk dijadikan tugas bagi seluruh siswa
Anda di kelas atau beberapa grup siswa.
b) Membuat konten edukasi: Jika ada yang kurang atau hilang, guru
dapat mengubah konten yang sudah tersedia atau membuat materi
dan soal baru dari awal.
c) Melihat dan mengunduh analisa: Perkembangan siswa tersambung
secara langsung antara learn dan link, sehingga guru dapat
mengakses pusat informasi mengenai tingkat pengerjaan,
pencapaian, kekuatan dan kelemahan siswa.
d) Bekerja sendiri atau bersama-sama: Link didesain sehingga
memudahkan guru untuk mengelola kelasnya sendiri, atau bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
berkolaborasi dengan dua guru atau lebih, pada kelas atau sekolah
yang sama.
Quipper School learn adalah tempat dimana siswa belajar. Platform
ini dipenuhi dengan fitur yang membuat belajar selalu terasa aman dan
menyenangkan:
a) Tugas dan pembelajaran umum: Siswa dapat mengerjakan topik
tertentu yang dianjurkan oleh guru, atau belajar materi apapun dari
kurikulum secara mandiri.
b) Fitur pesan: Siswa dan guru dapat terus berkomunikasi
menggunakan layanan pesan, yang memudahkan siswa untuk
mengemukakan soal atau topik tertentu yang mereka rasa sulit dan
perlu pendampingan.
c) Fitur seperti games: Learn memberikan hadiah (rewards) kepada
siswa berupa koin yang dapat ditukarkan dengan tema, sehingga
siswa dapat menyesuaikan lingkungan belajar yang mereka inginkan.
Siswa juga dapat melihat bagaimana proses teman sekelasnya pada
tampilan kronologi.
Quipper School merupakan penghubung antar siswa dan guru
dalam pembagian tugas mata pelajaran secara online dan sesuai mata
pelajaran yang diadaptasi dari kurikulum yang telah ditetapkan
pemerintah Indonesia yaitu IPS, IPA, Matematika, dan Bahasa.
E-learning yang secara utama digunakan sebagai media
pembelajaran memberikan kemudahan bagi guru untuk memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
tugas melalui perangkat mobile yang dimiliki oleh siswa. Selain itu, guru
juga dapat memantau perkembangan siswa secara online. Secara otomatis
penggunaan ini sangat mudah, Quipper School menyediakan panduan
baik untuk siswa maupun guru. Pada menu Quipper School, guru dan
siswa dapat melihat materi dan soal yang ada pada kurikulum quipper. Di
dalamnya berisi berbagai materi dari bab dan per bagian subbab. Selain
bab di dalamnya terdapat materi dan soal.
Penugasan yang diberi guru dapat dilihat secara otomatis, sehingga
guru tidak lagi mengoreksi satu per satu. Bahkan dari soal-soal yang
terdapat pada quipper akan terlihat berapa persen rata-rata siswa
menjawab soal. Dari rata-rata soal dapat langsung di analisis soal mana
yang sulit menurut siswa.
Kegunaan dari Quipper School sebagai wadah atau tempat
mengerjakan tugas yang diberikan guru, kemudian siswa mengakses
materi pelajaran, jika ada kesulitan siswa dapat mengirimkan melalui
menu pesan atau grup belajar tentang materi yang belum dipahami.
Begitu juga guru bisa mengingatkan siswa untuk tetap mengerjakan tugas
yang telah diberikan. Sebagai umpan balik siswa yang telah mengerjakan
tugas dapat melihat hasil pekerjaan, jika ada jawaban yang salah dapat
melihat melalui pembahasan yang telah diberikan guru. Hal ini dilakukan
agar siswa bisa belajar dan mengerti tentang materi yang diajarkan
walaupun secara tidak langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Dalam penggunaannya, Quipper School memiliki keunggulan dan
kekurangan. Keunggulan yang dimiliki antara lain:
a) Dalam portal guru maupun siswa, materi disajikan dengan rinci per
sub bab.
b) Materi dilengkapi dengan contoh soal dan penyelesaiannya.
c) Materi yang disajikan tersedia dari kurikulum 2006 (KTSP) sampai
kurikulum 2013 (K-13).
d) Saat siswa mengerjakan soal di portal khusus siswa, Quipper School
learn akan memberi rewards bagi siswa apabila dapat menjawab
tugas/latihan/ujian dengan benar yakni berupa penambahan koin
yang dapat digunakan untuk membeli tema. Sebaliknya, apabila
jawaban siswa belum tepat, Quipper School learn tidak memberikan
punishment berupa pemotongan koin melainkan tetap memberikan
motivasi.
e) Pada saat mengerjakan latihan/tugas/ujian, jawaban disertai dengan
pembahasan, tidak hanya kunci jawabannya saja.
f) Quipper School bisa diakses dimana saja dan kapan saja asalkan
terhubung oleh koneksi internet.
g) Mudah, efektif, efisien dari segi biaya, waktu, dan tempat.
h) Guru bisa langsung memantau perkembangan siswa melalui portal
guru (Quipper School link).
i) Quipper School link dan Quipper School learn diakses secara gratis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Sedangkan kekurangan yang dimiliki Quipper School antara lain
sebagai berikut:
a) Soal yang terdapat dalam Quipper School hanya pilihan ganda (tidak
ada soal uraian). Hal ini membuat guru sulit untuk mendeteksi
pemahaman siswa, apakah mereka benar-benar memahami atau
hanya asal memilih jawaban.
b) Ketika mengulang soal yang sama, pilihan jawaban tidak bervariasi
dan hanya diacak urutannya saja.
c) Apabila terkendala dengan jaringan internet yang buruk, maka akan
menghambat proses pembelajaran dan pengerjaan soal.
Untuk mengatasi beberapa kekurangan diatas, solusi yang bisa
diberikan adalah:
a) Dalam kasus ini, guru bisa mengatasinya dengan menggabungkan
pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran Quipper School yang
dikemas dalam blended learning, sehingga soal uraian yang tidak
ada dalam media Quipper School bisa diberikan secara tertulis.
b) Kekurangan ini bisa diatasi dengan membuat soal sendiri sesuai
dengan materi yang sedang dipelajari. Pilihan jawaban juga bisa
dibuat bervariasi sehingga ketika soal tersebut diulang, pilihan
jawabannya juga beragam. Hanya saja membutuhkan waktu dan
tenaga yang ekstra.
c) Untuk kasus ini, disarankan masing-masing individu memiliki akses
jaringan internet. Pihak sekolah juga bisa memfasilitasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
pengadaan Wi-Fi. Guru yang bersangkutan harus cerdas mencari
waktu yang tepat sehingga Quipper School bisa digunakan dengan
lancar, misalkan jangan gunakan media Quipper School ketika
sedang hujan karena kemungkinan yang akan terjadi adalah koneksi
internet menjadi lambat.
6. Efektivitas
Efektivitas adalah terlaksananya kegiatan dengan baik, teratur,
bersih, rapih, sesuai dengan ketentuan dan mengandung unsur seni
(Supardi, 2013:164). Menurut Supardi dalam buku yang sama, efektivitas
adalah usaha untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan sesuai
dengan yang dibutuhkan dan juga sesuai dengan rencana, melalui
aktivitas tertentu baik secara fisik maupun non-fisik untuk memperoleh
hasil yang maksimal. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa efektivitas adalah terlaksananya kegiatan dengan
baik dan teratur sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memperoleh hasil
yang maksimal.
Suatu pembelajaran dikatakan efektif jika pembelajaran tersebut
mampu meningkatkan minat dan motivasi apabila setelah pembelajaran
siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar lebih giat dan memperoleh
hasil belajar yang lebih baik. Menurut Brata (dalam Supardi, 2013:165),
pembelajaran yang efektif ada dua faktor, yaitu faktor pertama adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
kesukaan hati pada suatu pekerjaan, dan faktor kedua adalah menerima
kesukaan itu dengan melakukan suatu perbuatan.
Menurut Ahmad Susanto (2013:54), dalam mewujudkan
pembelajaran yang efektif perlu memperhatikan beberapa aspek,
diantaranya:
a) Guru harus membuat persiapan mengajar yang sistematis.
b) Proses pembelajaran yang baik dapat dilihat dari penyampaian
materi yang sistematis, variasi dalam penyampaian, baik media,
model ataupun suara.
c) Waktu selama proses pembelajaran digunakan dengan efektif.
d) Guru dan siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran.
e) Guru dan siswa memiliki hubungan interaksi yang baik, sehingga
jika siswa mengalami kesulitan belajar dapat segera diatasi.
Disamping itu, menurut Carroll (dalam Supardi, 2013:169),
efektivitas pembelajaran bergantung pada lima faktor, yaitu:
a) Sikap, yakni adanya kemauan siswa dalam belajar.
b) Kemampuan untuk memahami pengajaran, yakni kemauan siswa
untuk mempelajari sesuatu termasuk di dalamnya kemampuan siswa
dalam belajar.
c) Ketekunan, yakni jumlah waktu yang disediakan siswa untuk belajar
dengan tekun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
d) Peluang, yakni peluang yang disediakan guru untuk mengajar suatu
keterampilan atau konsep.
e) Pengajaran yang bermutu, yakni efektivitas pengajaran yang
disampaikan.
Menurut Eggen dan Kauchak (dalam Warsita, 2008), ciri-ciri
pembelajaran efektif adalah sebagai berikut:
a) Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi
dalam pembelajaran.
b) Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan
kepada siswa dalam menganalisis informasi.
c) Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan
keterampilan berpikir.
d) Guru menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi sesuai
dengan tujuan dan gaya pembelajaran guru.
Menurut Nuraeni (2010), model pembelajaran dikatakan efektif
dalam meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil
belajar siswa menunjukkan perbedaan yang signifikan. Sedangkan
menurut Mulyasa (2014:131), pembelajaran dikatakan berhasil jika siswa
telah tuntas KKM setidak-tidaknya 75% dari seluruh siswa dalam kelas.
Berdasarkan pendapat dua ahli tersebut, peneliti menggunakan kriteria
keefektifan yang diungkapkan oleh Mulyasa (2014:131), pembelajaran
dikatakan berhasil jika siswa telah tuntas KKM setidak-tidaknya 75%
dari seluruh siswa dalam kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
7. Trigonometri
a) Pengertian Trigonometri
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), trigonometri
adalah ilmu ukur mengenai sudut dan sempadan segitiga (digunakan
dalam astronomi). Sedangkan menurut John M. Echols dan Hassan
Shadily (2003:603), trigonometri dapat diartikan sebagai ilmu ukur
yang berhubungan dengan segitiga. Berdasarkan beberapa pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa trigonometri adalah ilmu ukur
pada segiti
b) Perbandingan Trigonometri dalam Segitiga Siku-Siku
Gambar 2.1 Lingkaran Satuan
Diketahui 𝑂𝑃 merupakan jari-jari lingkaran sehingga panjang
𝑂𝑃 = 1. Titik 𝑃 diproyeksikan terhadap sumbu 𝑋 dan diperoleh
segitiga siku-siku 𝑃𝑂𝑃ꞌ dengan panjang 𝑂𝑃ꞌ = 1 dan besar sudut
𝑃𝑂𝑃ꞌ = 𝛼. Berdasarkan definisi perbandingan trigonometri
diperoleh hubungan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
sin 𝛼 =𝑃𝑃 ꞌ
𝑂𝑃=
𝑦
1 csc 𝛼 =
𝑂𝑃
𝑃𝑃 ꞌ =
1
𝑦
cos𝛼 =𝑂𝑃ꞌ
𝑂𝑃=
𝑥
1 sec 𝛼 =
𝑂𝑃
𝑂𝑃ꞌ =
1
𝑥
tan 𝛼 =𝑃𝑃 ꞌ
𝑂𝑃ꞌ =
𝑦
𝑥, 𝑥 ≠ 0 cot𝛼 =
𝑂𝑃ꞌ
𝑃𝑃 ꞌ =
𝑥
𝑦
Dari lingkaran satuan pada Gambar 2.2, terbentuk sebuah
segitiga siku-siku 𝑃𝑂𝑃ꞌ sehingga perbandingan trigonometri dapat
ditentukan melalui segitiga siku-siku.
Gambar 2.2 Segitiga 𝑷𝑶𝑷ꞌ siku-siku di 𝑷ꞌ
Diketahui ∆𝑃𝑂𝑃ꞌ siku-siku di 𝑃ꞌ dengan panjang sisi 𝑂𝑃 = 𝑝ꞌ,
𝑃𝑃ꞌ = 𝑜, 𝑂𝑃ꞌ = 𝑝, besar ∠𝑃𝑂𝑃ꞌ = 𝛼, besar ∠𝑂𝑃𝑃ꞌ = 𝛽, dan besar
∠𝑂𝑃ꞌ𝑃 = 90°. Sisi 𝑃𝑃ꞌ dan 𝑂𝑃ꞌ merupakan sisi siku-siku, sedangkan
sisi 𝑂𝑃 disebut sisi miring atau hipotenusa (Gambar 2.2). Menurut
Rusgianto (2008) pada bukunya yang berjudul “Trigonometri
(Membangun Kekuatan Konstruksi Kognitif)”, definisi perbandingan
trigonometri panjang sisi-sisi segitiga siku-siku dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) 𝑃𝑃 ꞌ
𝑂𝑃=
𝑜
𝑝 ꞌ= sin𝛼 (sinus sudut 𝛼) dan
𝑂𝑃ꞌ
𝑂𝑃=
𝑝
𝑝 ꞌ= sin 𝛽 (sinus sudut
𝛽).
𝑃𝑃ꞌ dan 𝑂𝑃ꞌ berturut-turut merupakan sisi-sisi di depan sudut 𝛼
dan sudut 𝛽, sedangkan 𝑂𝑃 merupakan sisi miring ∆𝑂𝑃𝑃ꞌ.
𝑂 𝑃ꞌ
𝑃
𝛼
𝛽
𝑜
𝑝
𝑝ꞌ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2) 𝑂𝑃ꞌ
𝑂𝑃=
𝑝
𝑝 ꞌ= cos𝛼 (cosinus sudut 𝛼) dan
𝑃𝑃 ꞌ
𝑂𝑃=
𝑜
𝑝 ꞌ= cos𝛽 (cosinus
sudut 𝛽).
𝑂𝑃ꞌ dan 𝑃𝑃ꞌ berturut-turut merupakan sisi siku-siku yang
mengapit sudut 𝛼 dan sudut 𝛽, sedangkan 𝑂𝑃 merupakan sisi
miring ∆𝑂𝑃𝑃ꞌ.
3) 𝑃𝑃 ꞌ
𝑂𝑃ꞌ=
𝑜
𝑝= tan𝛼 (tangen sudut 𝛼) dan
𝑂𝑃ꞌ
𝑃𝑃 ꞌ=
𝑝
𝑜= tan𝛽 (tangen
sudut 𝛽).
𝑃𝑃ꞌ dan 𝑂𝑃ꞌ berturut-turut merupakan sisi-sisi di depan sudut 𝛼
dan sudut 𝛽, sedangkan 𝑂𝑃ꞌ dan 𝑃𝑃ꞌ masing-masing merupakan
sisi siku-siku yang mengapit sudut 𝛼 dan sudut 𝛽.
4) 𝑂𝑃
𝑃𝑃 ꞌ=
𝑝 ꞌ
𝑜= cosec 𝛼 (cosecan sudut 𝛼) dan
𝑂𝑃
𝑂𝑃ꞌ=
𝑝 ꞌ
𝑝= cosec𝛽
(cosecan sudut 𝛽).
Jadi, cosec 𝛼 =1
sin 𝛼 dan cosec 𝛽 =
1
sin 𝛽.
5) 𝑂𝑃
𝑂𝑃ꞌ=
𝑝 ꞌ
𝑝= sec 𝛼 (secan sudut 𝛼) dan
𝑂𝑃
𝑂𝑃ꞌ=
𝑝 ꞌ
𝑝= sec 𝛽 (secan
sudut 𝛽).
Jadi, sec 𝛼 =1
cos 𝛼 dan sec 𝛽 =
1
cos 𝛽.
6) 𝑂𝑃ꞌ
𝑃𝑃 ꞌ=
𝑝
𝑜= cot𝛼 (cotangen sudut 𝛼) dan
𝑃𝑃 ꞌ
𝑂𝑃ꞌ=
𝑜
𝑝= cot𝛽
(cotangen sudut 𝛽).
Jadi, cot𝛼 =1
tan 𝛼 dan cot𝛽 =
1
tan 𝛽.
Berdasarkan definisi perbandingan trigonometri di atas, dapat
ditentukan rumus-rumus dasar trigonometri sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
1) sin 𝛼 =1
csc 𝛼
2) cos𝛼 =1
sec 𝛼
3) tan 𝛼 =1
cot 𝛼
4) cot𝛼 =1
tan 𝛼
5) sec 𝛼 =1
cos 𝛼
6) csc 𝛼 =1
sin 𝛼
7) tan 𝛼 =sin 𝛼
cos 𝛼
8) cot𝛼 =cos 𝛼
sin 𝛼
Contoh:
Diketahui segitiga siku-siku seperti pada gambar di bawah ini:
Tentukan nilai-nilai perbandingan trigonometri berikut:
1) sin 𝛼
2) tan 𝛼
3) cos𝛼
4) csc 𝛼
5) cot𝛼
6) cos𝛽
7) sec 𝛽
8) sin 𝛽
Jawab:
1) sin𝛼 =𝐵𝐶
𝐴𝐵=
3
5
2) tan𝛼 =𝐵𝐶
𝐴𝐶
𝐴𝐶 = 𝐴𝐵2 − 𝐵𝐶2 = 52 − 32 = 25 − 9 = 16 = 4
Jadi, tan 𝛼 =𝐵𝐶
𝐴𝐶=
3
4.
3) cos𝛼 =𝐴𝐶
𝐴𝐵=
4
5
4) cosec 𝛼 =1
sin 𝛼=
𝐴𝐵
𝐵𝐶=
5
3
5) cot𝛼 =1
tan 𝛼=
𝐴𝐶
𝐵𝐶=
4
3
A C
B
3 cm 5 cm
𝛼
𝛽
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
6) cos𝛽 =𝐵𝐶
𝐴𝐵=
3
5
7) sec 𝛽 =1
cos 𝛽=
𝐴𝐵
𝐵𝐶=
5
3
8) sin𝛽 =𝐴𝐶
𝐴𝐵=
4
5
c) Perbandingan Trigonometri Sudut-Sudut Istimewa
Menurut Sartono Wirodikromo (2007) sudut khusus atau
sering disebut sudut istimewa adalah suatu sudut dimana nilai
perbandingan trigonometrinya dapat ditentukan secara langsung
tanpa menggunakan daftar trigonometri atau kalkulator. Sudut-sudut
istimewa yang dimaksud adalah sudut yang besarnya 0°, 30°, 45°,
60°, dan 90°. Nilai perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut
istimewa dapat ditentukan dengan menggunakan konsep lingkaran
satuan.
1) Nilai Perbandingan Trigonometri untuk Sudut 0°
Gambar 2.3 Perbandingan Trigonometri untuk Sudut 𝟎°
Berdasarkan definisi perbandingan trigonometri, diperoleh:
Y
X O 1
P(1,0)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
sin 0° =0
1= 0
cos 0° =1
1= 1
tan 0° =0
1= 0
csc 0° =1
0= ∞
sec 0° =1
1= 1
cot 0° =1
0= ∞
2) Nilai Perbandingan Trigonometri untuk Sudut 30°
Gambar 2.4 Perbandingan Trigonometri untuk Sudut 𝟑𝟎°
Diketahui 𝛼 = 30°, 𝑂𝑃 merupakan jari-jari lingkaran satuan
sehingga panjang sisi 𝑂𝑃 = 1. Titik 𝑃 diproyeksikan terhadap
sumbu 𝑋 dan diperoleh segitiga siku-siku 𝑂𝑃ꞌ𝑃 dengan besar
sudut 𝑂𝑃𝑃ꞌ adalah 30°. Kemudian ∆𝑂𝑃ꞌ𝑃 dicerminkan terhadap
sumbu 𝑋 dan menghasilkan ∆𝑂𝑃ꞌ𝑄. Besar sudut 𝑃𝑂𝑄 = 𝑂𝑃𝑄 =
𝑂𝑄𝑃 = 60°, sehingga ∆𝑂𝑃𝑄 merupakan segitiga sama sisi
dengan panjang sisi 𝑂𝑃 = 𝑂𝑄 = 𝑃𝑄 = 1, panjang sisi 𝑃𝑃ꞌ =
𝑄𝑃ꞌ =1
2 atau ordinat 𝑦 =
1
2. Berdasarkan teorema Phytagoras
diperoleh:
𝑂𝑃ꞌ 2 + 𝑃𝑃ꞌ 2 = 𝑂𝑃 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
𝑂𝑃ꞌ 2 + 1
2
2
= 1 2
𝑂𝑃ꞌ 2 = 1 2 − 1
2
2
𝑂𝑃ꞌ 2 = 1 −1
4=
3
4
𝑂𝑃ꞌ =1
2 3 atau 𝑥 =
1
2 3
Sehingga:
sin 30° =1
2
1=
1
2
cos 30° =1
2 3
1=
1
2 3
tan 30° =1
21
2 3
=1
3 3
csc 30° =11
2
= 2
sec 30° =1
1
2 3
=2
3 3
cot 30° =1
2 3
1
2
= 3
3) Nilai Perbandingan Trigonometri untuk Sudut 45°
Gambar 2.5 Perbandingan Trigonometri untuk Sudut 𝟒𝟓°
Diketahui 𝛼 = 45°, 𝑂𝑃 merupakan jari-jari lingkaran satuan
sehingga panjang sisi 𝑂𝑃 = 1. Titik 𝑃 diproyeksikan terhadap
sumbu 𝑋 dan diperoleh segitiga siku-siku 𝑂𝑃ꞌ𝑃 dengan besar
sudut 𝑂𝑃ꞌ𝑃 adalah 45°. Besar sudut 𝑃𝑂𝑃ꞌ = 𝑂𝑃𝑃ꞌ = 45°.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Sehingga ∆𝑂𝑃ꞌ𝑃 merupakan segitiga siku-siku dan sama kaki,
dengan panjang sisi 𝑂𝑃ꞌ = 𝑃𝑃ꞌ. Berdasarkan teorema
Phytagoras diperoleh:
𝑂𝑃ꞌ 2 + 𝑃𝑃ꞌ 2 = 𝑂𝑃 2
𝑂𝑃ꞌ 2 + 𝑂𝑃ꞌ 2 = 1 2
2 𝑂𝑃ꞌ 2 = 1
𝑂𝑃ꞌ 2 =1
2
𝑂𝑃ꞌ =1
2 2 dan 𝑃𝑃ꞌ =
1
2 2
Sehingga:
sin 45° =1
2 2
1=
1
2 2
cos 45° =1
2 2
1=
1
2 2
tan 45° =1
2 2
1
2 2
= 1
csc 45° =1
1
2 2
= 2
sec 45° =1
1
2 2
= 2
cot 45° =1
2 2
1
2 2
= 1
4) Nilai Perbandingan Trigonometri untuk Sudut 60°
Gambar 2.6 Perbandingan Trigonometri untuk Sudut 𝟔𝟎°
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Diketahui 𝛼 = 60°, 𝑂𝑃 merupakan jari-jari lingkaran satuan
sehingga panjang sisi 𝑂𝑃 = 1. Titik 𝑃 diproyeksikan terhadap
sumbu 𝑋 dan diperoleh segitiga siku-siku 𝑂𝑃ꞌ𝑃 dengan besar
sudut 𝑂𝑃𝑃ꞌ adalah 30°. Panjang sisi 𝑂𝑃 = 𝑂𝑄 = 1. Akibatnya,
besar sudut 𝑃𝑂𝑄 = 𝑂𝑃𝑄 = 𝑂𝑄𝑃 = 60°. Sehingga ∆𝑂𝑃𝑄
merupakan segitiga sama sisi dengan panjang sisi 𝑂𝑃 = 𝑂𝑄 =
𝑃𝑄 = 1 dan 𝑂𝑃ꞌ = 𝑄𝑃ꞌ =1
2. Berdasarkan teorema Phytagoras
diperoleh:
𝑂𝑃ꞌ 2 + 𝑃𝑃ꞌ 2 = 𝑂𝑃 2
1
2
2
+ 𝑃𝑃ꞌ 2 = 1 2
𝑃𝑃ꞌ 2 = 1 2 − 1
2
2
𝑃𝑃ꞌ 2 = 1 −1
4
𝑃𝑃ꞌ 2 =3
4
𝑃𝑃ꞌ =1
2 3 atau 𝑦 =
1
2 3
Sehingga:
sin 60° =1
2 3
1=
1
2 3
cos 60° =1
2
1=
1
2
tan 60° =1
2 3
1
2
= 3
csc 60° =1
1
2 3
=2
3 3
sec 60° =11
2
= 2
cot 60° =1
21
2 3
=1
3 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
5) Nilai Perbandingan Trigonometri untuk Sudut 90°
Gambar 2.7 Perbandingan Trigonometri untuk Sudut 𝟗𝟎°
Berdasarkan definisi perbandingan triogonometri diperoleh:
sin 90° =1
1= 1
cos 90° =0
1= 0
tan 90° =1
0= ∞
csc 90° =1
1= 1
sec 90° =1
0= ∞
cot 90° =0
1= 0
Perbandingan trigonometri sudut-sudut istimewa ditunjukkan
pada tabel berikut:
Tabel 2.2 Perbandingan Trigonometri Sudut-Sudut Istimewa
Besar Sudut
Trigonometri 0° 30° 45° 60° 90°
sin 𝛼 0
1
2
1
2 2
1
2 3 1
cos𝛼 1
1
2 3
1
2 2
1
2 0
tan 𝛼 0
1
3 3 1 3 ∞
Contoh:
Diketahui ∆𝐴𝐵𝐶 siku-siku di 𝐶. Jika panjang sisi 𝐵𝐶 = 20𝑐𝑚 dan
besar ∠𝐵𝐴𝐶 = 30°, tentukan panjang sisi 𝐴𝐵 dan 𝐴𝐶!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Jawab:
sin 30° =𝐵𝐶
𝐴𝐵
⟺ 𝐴𝐵 =𝐵𝐶
sin 30°=
201
2
= 40
Nilai 𝐴𝐶 dapat dicari dengan menggunakan rumus Phytagoras:
𝐴𝐶 = 𝐴𝐵2 − 𝐵𝐶2
𝐴𝐶 = 402 − 202
𝐴𝐶 = 1600 − 400
𝐴𝐶 = 1200
𝐴𝐶 = 20 3
Jadi, panjang sisi 𝐴𝐵 = 40𝑐𝑚 dan panjang sisi 𝐴𝐶 = 20 3𝑐𝑚.
d) Perbandingan Trigonometri Sudut-Sudut di Semua Kuadran
Sumbu koordinat membagi bidang koordinat Cartesius menjadi
empat bagian (kuadran). Suatu sudut 𝛼 pada bidang Cartesius
dikelompokkan dalam empat kuadran yaitu:
1) Kuadran I : 0° < 𝛼1 < 90° atau 0° < 𝛼1 <𝜋
2
Gambar 2.8 Perbandingan Trigonometri di Kuadran I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Untuk 𝛼1 di kuadran I absis 𝑥 positif dan ordinat 𝑦 positif,
sehingga diperoleh:
sin 𝛼1 =𝑦
𝑟 (positif)
cos𝛼1 =𝑥
𝑟 (positif)
tan 𝛼1 =𝑦
𝑥 (positif)
csc 𝛼1 =𝑟
𝑦 (positif)
sec 𝛼1 =𝑟
𝑥 (positif)
cot𝛼1 =𝑥
𝑦 (positif)
Semua perbandingan trigonometri di kuadran I bernilai positif.
2) Kuadran II : 90° < 𝛼2 < 180° atau 𝜋
2< 𝛼2 <
𝜋
2
Gambar 2.9 Perbandingan Trigonometri di Kuadran II
Untuk 𝛼2 di kuadran II absis 𝑥 negatif dan ordinat 𝑦 positif,
sehingga diperoleh:
sin 𝛼2 =𝑦
𝑟 (positif)
cos𝛼2 =−𝑥
𝑟 (negatif)
tan 𝛼2 =𝑦
−𝑥 (negatif)
csc 𝛼2 =𝑟
𝑦 (positif)
sec 𝛼2 =𝑟
−𝑥 (negatif)
cot𝛼2 =−𝑥
𝑦 (negatif)
Pada kuadran II, hanya perbandingan trigonometri 𝑠𝑖𝑛𝑢𝑠 dan
kebalikannya yang bernilai positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
3) Kuadran III : 180° < 𝛼3 < 270° atau 𝜋 < 𝛼3 <3𝜋
2
Gambar 2.10 Perbandingan Trigonometri di Kuadran III
Untuk 𝛼3 di kuadran III absis 𝑥 negatif dan ordinat 𝑦 negatif,
sehingga diperoleh:
sin 𝛼3 =−𝑦
𝑟 (negatif)
cos𝛼3 =−𝑥
𝑟 (negatif)
tan 𝛼3 =−𝑦
−𝑥 (positif)
csc 𝛼3 =𝑟
−𝑦 (negatif)
sec 𝛼3 =𝑟
−𝑥 (negatif)
cot𝛼3 =−𝑥
−𝑦 (positif)
Pada kuadran III, hanya perbandingan trigonometri 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑒𝑛 dan
kebalikannya yang bernilai positif.
4) Kuadran IV : 270° < 𝛼4 < 360° atau 3𝜋
2< 𝛼4 < 2𝜋
Gambar 2.11 Perbandingan Trigonometri di Kuadran IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Untuk 𝛼4 di kuadran IV absis 𝑥 positif dan ordinat 𝑦 negatif,
sehingga diperoleh:
sin 𝛼4 =−𝑦
𝑟 (negatif)
cos𝛼4 =𝑥
𝑟 (positif)
tan 𝛼4 =−𝑦
𝑥 (negatif)
csc 𝛼4 =𝑟
−𝑦 (negatif)
sec 𝛼4 =𝑟
𝑥 (positif)
cot𝛼4 =𝑥
−𝑦 (negatif)
Pada kuadran IV, hanya perbandingan trigonometri 𝑐𝑜𝑠𝑖𝑛𝑢𝑠 dan
kebalikannya yang bernilai positif.
Tanda dari perbandingan trigonometri di setiap kuadran
ditunjukkan dengan tabel berikut:
Tabel 2.3 Tanda Perbandingan Trigonometri di Setiap Kuadran
Besar Sudut
Trigonometri I II III IV
sin 𝛼 dan csc 𝛼 + + − −
cos𝛼 dan sec 𝛼 + − − +
tan 𝛼 dan cot𝛼 + − + −
e) Rumus Perbandingan Trigonometri Sudut-Sudut Berelasi
Menurut Rusgianto (2008), definisi sudut-sudut berelasi adalah
misalkan suatu sudut besarnya 𝛼, sudut lain yang besarnya 90° −
𝛼 dikatakan berelasi dengan sudut 𝛼 dan sebaliknya. Sudut-sudut
lain yang berelasi dengan sudut 𝛼 adalah sudut-sudut yang besarnya
90° + 𝛼 , 180° ± 𝛼 , 270° ± 𝛼 , 360° ± 𝛼 , dan −𝛼 .
Berikut adalah pengkajian rumus perbandingan trigonometri
dengan menggunakan lingkaran satuan dan konsep kesebangunan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
1) Rumus Perbandingan Trigonometri untuk Sudut 90° − 𝛼
Gambar 2.12 Perbandingan Trigonometri Sudut 𝟗𝟎° − 𝜶
Berdasarkan Gambar 2.11, apabila nilai trigonometri untuk
∠𝑄𝑂𝑋 = 90° − 𝛼 dibandingkan dengan nilai trigonometri
untuk ∠𝑃𝑂𝑋 = 𝛼 maka akan diperoleh hubungan berikut:
sin 90° − 𝛼 =𝑥
1= cos𝛼 csc 90° − 𝛼 =
1
𝑥= sec 𝛼
cos 90° − 𝛼 =𝑦
1= sin 𝛼 sec 90° − 𝛼 =
1
𝑦= csc 𝛼
tan 90° − 𝛼 =𝑥
𝑦= cot𝛼 cot 90° − 𝛼 =
𝑦
𝑥= tan𝛼
2) Rumus Perbandingan Trigonometri untuk Sudut 90° + 𝛼
Gambar 2.13 Perbandingan Trigonometri Sudut 𝟗𝟎° + 𝜶
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Berdasarkan Gambar 2.12, apabila nilai trigonometri untuk
∠𝑃𝑂𝑋 = 𝛼 dan ∠𝑄𝑂𝑋 = 90° + 𝛼 maka ∠𝑄𝑂𝑌 = 𝛼.
Dengan menggunakan konsep kesebangunan, diperoleh
𝑄 −𝑦,𝑥 . Sehingga nilai trigonometri ∠𝑄𝑂𝑋 = 90° + 𝛼
dibandingkan dengan nilai trigonometri untuk ∠𝑃𝑂𝑋 = 𝛼 akan
diperoleh hubungan berikut:
sin 90° + 𝛼 =𝑥
1= cos𝛼 csc 90° + 𝛼 =
1
𝑥= sec 𝛼
cos 90° + 𝛼 =−𝑦
1= −sin 𝛼 sec 90° + 𝛼 =
1
−𝑦= −csc 𝛼
tan 90° + 𝛼 =𝑥
−𝑦= −cot𝛼 cot 90° + 𝛼 =
−𝑦
𝑥= −tan𝛼
3) Rumus Perbandingan Trigonometri untuk Sudut 180° − 𝛼
Gambar 2.14 Perbandingan Trigonometri Sudut 𝟏𝟖𝟎° − 𝜶
Berdasarkan Gambar 2.13, apabila nilai trigonometri untuk
∠𝑃𝑂𝑋 = 𝛼 dan ∠𝑄𝑂𝑋 = 180° − 𝛼 maka ∠𝑄𝑂𝑄ꞌ = 𝛼.
Dengan menggunakan konsep kesebangunan, diperoleh
𝑄 −𝑥,𝑦 . Sehingga nilai trigonometri ∠𝑄𝑂𝑋 = 180° − 𝛼
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dibandingkan dengan nilai trigonometri untuk ∠𝑃𝑂𝑋 = 𝛼 akan
diperoleh hubungan berikut:
sin 180° − 𝛼 =𝑦
1= sin 𝛼 csc 180° − 𝛼 =
1
𝑦= csc𝛼
cos 180° − 𝛼 =−𝑥
1= −cos𝛼 sec 180° − 𝛼 =
1
−𝑥= −sec 𝛼
tan 180° − 𝛼 =𝑦
−𝑥= −tan𝛼 cot 180° − 𝛼 =
−𝑥
𝑦= −cot𝛼
4) Rumus Perbandingan Trigonometri untuk Sudut 180° + 𝛼
Gambar 2.15 Perbandingan Trigonometri Sudut 𝟏𝟖𝟎° + 𝜶
Berdasarkan Gambar 2.14, apabila nilai trigonometri untuk
∠𝑃𝑂𝑋 = 𝛼 dan ∠𝑄𝑂𝑋 = 180° + 𝛼 maka ∠𝑄𝑂𝑄ꞌ = 𝛼.
Dengan menggunakan konsep kesebangunan, diperoleh
𝑄 −𝑥,−𝑦 . Sehingga nilai trigonometri ∠𝑄𝑂𝑋 = 180° + 𝛼
dibandingkan dengan nilai trigonometri untuk ∠𝑃𝑂𝑋 = 𝛼 akan
diperoleh hubungan berikut:
sin 180° + 𝛼 =−𝑦
1= − sin𝛼 csc 180° + 𝛼 =
1
−𝑦= −csc 𝛼
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
cos 180° + 𝛼 =−𝑥
1= −cos𝛼 sec 180° + 𝛼 =
1
−𝑥= −sec 𝛼
tan 180° + 𝛼 =−𝑦
−𝑥= tan 𝛼 cot 180° + 𝛼 =
−𝑥
−𝑦= cot𝛼
5) Rumus Perbandingan Trigonometri untuk Sudut 270° − 𝛼
Gambar 2.16 Perbandingan Trigonometri Sudut 𝟐𝟕𝟎° − 𝜶
Berdasarkan Gambar 2.15, apabila nilai trigonometri untuk
∠𝑃𝑂𝑋 = 𝛼 dan ∠𝑄𝑂𝑋 = 270° − 𝛼 maka ∠𝑄𝑂𝑄ꞌ = 𝛼.
Dengan menggunakan konsep kesebangunan, diperoleh
𝑄 −𝑦,−𝑥 . Sehingga nilai trigonometri ∠𝑄𝑂𝑋 = 270° − 𝛼
dibandingkan dengan nilai trigonometri untuk ∠𝑃𝑂𝑋 = 𝛼 akan
diperoleh hubungan berikut:
sin 270° − 𝛼 =−𝑥
1= −cos𝛼 csc 270° − 𝛼 =
1
−𝑥= −sec 𝛼
cos 270° − 𝛼 =−𝑦
1= −sin 𝛼 sec 270° − 𝛼 =
1
−𝑦= −csc 𝛼
tan 270° − 𝛼 =−𝑥
−𝑦= cot𝛼 cot 270° − 𝛼 =
−𝑦
−𝑥= tan 𝛼
6) Rumus Perbandingan Trigonometri untuk Sudut 270° + 𝛼
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Gambar 2.17 Perbandingan Trigonometri Sudut 𝟐𝟕𝟎° + 𝜶
Berdasarkan Gambar 2.16, apabila nilai trigonometri untuk
∠𝑃𝑂𝑋 = 𝛼 dan ∠𝑄𝑂𝑋 = 270° + 𝛼 maka ∠𝑄𝑂𝑄ꞌ = 𝛼.
Dengan menggunakan konsep kesebangunan, diperoleh
𝑄 𝑦,−𝑥 . Sehingga nilai trigonometri ∠𝑄𝑂𝑋 = 270° + 𝛼
dibandingkan dengan nilai trigonometri untuk ∠𝑃𝑂𝑋 = 𝛼 akan
diperoleh hubungan berikut:
sin 270° + 𝛼 =−𝑥
1= −cos𝛼 csc 270° + 𝛼 =
1
−𝑥= −sec 𝛼
cos 270° + 𝛼 =𝑦
1= sin 𝛼 sec 270° + 𝛼 =
1
𝑦= csc 𝛼
tan 270° + 𝛼 =−𝑥
𝑦= −cot𝛼 cot 270° + 𝛼 =
𝑦
−𝑥= −tan 𝛼
7) Rumus Perbandingan Trigonometri untuk Sudut 𝑛 ⋅ 360° − 𝛼
Gambar 2.18 Perbandingan Trigonometri Sudut 𝟑𝟔𝟎° − 𝜶
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Misalkan ∠𝑃𝑂𝑋 = 𝛼 dan ∠𝑄𝑂𝑋 = 𝑛 ⋅ 360° − 𝛼 dengan 𝑛
bilangan bulat, diperoleh 𝑄 𝑥,−𝑦 . Sehingga nilai trigonometri
∠𝑄𝑂𝑋 = 𝑛 ⋅ 360° − 𝛼 dibandingkan dengan nilai
trigonometri untuk ∠𝑃𝑂𝑋 = 𝛼 akan diperoleh hubungan
berikut:
sin 𝑛 ⋅ 360° − 𝛼 =−𝑦
1= −sin𝛼
cos 𝑛 ⋅ 360° − 𝛼 =𝑥
1= cos𝛼
tan 𝑛 ⋅ 360° − 𝛼 =−𝑦
𝑥= −tan𝛼
csc 𝑛 ⋅ 360° − 𝛼 =1
−𝑦= −csc 𝛼
sec 𝑛 ⋅ 360° − 𝛼 =1
𝑥= sec 𝛼
cot 𝑛 ⋅ 360° − 𝛼 =𝑥
−𝑦= −cot𝛼
8) Rumus Perbandingan Trigonometri untuk Sudut 𝑛 ⋅ 360° + 𝛼
Gambar 2.19 Perbandingan Trigonometri Sudut 𝟑𝟔𝟎° + 𝜶
Misalkan ∠𝑃𝑂𝑋 = 𝛼 dan ∠𝑄𝑂𝑋 = 𝑛 ⋅ 360° + 𝛼 dengan 𝑛
bilangan bulat, diperoleh 𝑄 𝑥, 𝑦 . Sehingga nilai trigonometri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
∠𝑄𝑂𝑋 = 𝑛 ⋅ 360° + 𝛼 dibandingkan dengan nilai
trigonometri untuk ∠𝑃𝑂𝑋 = 𝛼 akan diperoleh hubungan
berikut:
sin 𝑛 ⋅ 360° + 𝛼 =𝑦
1= −sin𝛼
cos 𝑛 ⋅ 360° + 𝛼 =𝑥
1= cos𝛼
tan 𝑛 ⋅ 360° + 𝛼 =𝑦
𝑥= tan 𝛼
csc 𝑛 ⋅ 360° + 𝛼 =1
𝑦= csc 𝛼
sec 𝑛 ⋅ 360° + 𝛼 =1
𝑥= sec 𝛼
cot 𝑛 ⋅ 360° + 𝛼 =𝑥
𝑦= cot𝛼
9) Rumus Perbandingan Trigonometri untuk Sudut −𝛼
Gambar 2.20 Perbandingan Trigonometri Sudut −𝜶
Misalkan ∠𝑃𝑂𝑋 = 𝛼 dan ∠𝑄𝑂𝑋 = −𝛼 , diperoleh 𝑄 𝑥,−𝑦 .
Sehingga nilai trigonometri ∠𝑄𝑂𝑋 = −𝛼 dibandingkan
dengan nilai trigonometri untuk ∠𝑃𝑂𝑋 = 𝛼 akan diperoleh
hubungan berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
sin −𝛼 =−𝑦
1= −sin𝛼
cos −𝛼 =𝑥
1= cos𝛼
tan −𝛼 =−𝑦
𝑥= −tan𝛼
csc −𝛼 =1
−𝑦= −csc 𝛼
sec −𝛼 =1
𝑥= sec 𝛼
cot −𝛼 =𝑥
−𝑦= −cot𝛼
Perbandingan trigonometri sudut-sudut berelasi adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.4 Perbandingan Trigonometri Sudut Berelasi
sin 90° − 𝛼 = cos𝛼
cos 90° − 𝛼 = sin 𝛼
tan 90° − 𝛼 = cot𝛼
csc 90° − 𝛼 = sec 𝛼
sec 90° − 𝛼 = csc 𝛼
cot 90° − 𝛼 = tan 𝛼
sin 90° + 𝛼 = cos𝛼
cos 90° + 𝛼 = − sin 𝛼
tan 90° + 𝛼 = − cot𝛼
csc 90° + 𝛼 = sec 𝛼
sec 90° + 𝛼 = − csc 𝛼
cot 90° + 𝛼 = − tan 𝛼
sin 180° − 𝛼 = sin𝛼
cos 180° − 𝛼 = − cos𝛼
tan 180° − 𝛼 = − tan 𝛼
csc 180° − 𝛼 = csc 𝛼
sec 180° − 𝛼 = − sec 𝛼
cot 180° − 𝛼 = − cot𝛼
sin 180° + 𝛼 = − sin𝛼
cos 180° + 𝛼 = − cos𝛼
tan 180° + 𝛼 = tan𝛼
csc 180° + 𝛼 = −csc 𝛼
sec 180° + 𝛼 = − sec 𝛼
cot 180° + 𝛼 = cot𝛼
sin 270° − 𝛼 = − cos𝛼
cos 270° − 𝛼 = − sin𝛼
tan 270° − 𝛼 = cot𝛼
csc 270° − 𝛼 = − sec 𝛼
sec 270° − 𝛼 = − csc 𝛼
cot 270° − 𝛼 = tan 𝛼
sin 270° + 𝛼 = − cos𝛼
cos 270° + 𝛼 = sin 𝛼
tan 270° + 𝛼 = − cot𝛼
csc 270° + 𝛼 = − sec 𝛼
sec 270° + 𝛼 = csc 𝛼
cot 270° + 𝛼 = − tan𝛼
sin 𝑛 ⋅ 360° − 𝛼 = − sin 𝛼
cos 𝑛 ⋅ 360° − 𝛼 = cos𝛼
tan 𝑛 ⋅ 360° − 𝛼 = − tan 𝛼
csc 𝑛 ⋅ 360° − 𝛼 = − csc 𝛼
sin 𝑛 ⋅ 360° + 𝛼 = sin 𝛼
cos 𝑛 ⋅ 360° + 𝛼 = cos𝛼
tan 𝑛 ⋅ 360° + 𝛼 = tan 𝛼
csc 𝑛 ⋅ 360° + 𝛼 = csc 𝛼
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
sec 𝑛 ⋅ 360° − 𝛼 = sec 𝛼
cot 𝑛 ⋅ 360° − 𝛼 = − cot𝛼
sec 𝑛 ⋅ 360° + 𝛼 = sec 𝛼
cot 𝑛 ⋅ 360° + 𝛼 = cot𝛼
sin −𝛼 = − sin 𝛼
cos −𝛼 = cos𝛼
tan −𝛼 = − tan 𝛼
csc −𝛼 = − csc 𝛼
sec −𝛼 = sec 𝛼
cot −𝛼 = − cot𝛼
Contoh:
Tentukan nilai trigonometri berikut!
1) sin 135°
2) cos 210°
3) sec 300°
4) cos −60°
Jawab:
1) sin 135° = sin 180° − 45°
sin 135° = sin 45°
sin 135° =1
2 2
∴ nilai trigonometri sin 135° adalah 1
2 2.
2) cos 210° = cos 180° + 30°
cos 210° = − cos 30°
cos 210° = −1
2 3
∴ nilai trigonometri cos 210° adalah −1
2 3.
3) sec 300° = sec 360° − 60°
sec 300° = sec 60°
sec 300° =1
cos 60°
sec 300° =11
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
sec 300° = 2
∴ nilai trigonometri sec 300° adalah 2.
4) cos −60° = cos 60°
cos −60° =1
2
∴ nilai trigonometri cos −60° adalah 1
2.
B. Penelitian yang Relevan
Untuk menunjang penelitian lebih lanjut terkait penerapan model
blended learning dengan menggunakan media Quipper School, peneliti
menggunakan jurnal sebagai dasar kajian penelitian yang relevan, seperti
penelitian berikut:
1. R.A. Rica Wijayanti (Jurnal Apotema, Vol. 2, No. 1, Januari 2016)
Judul penelitian ini adalah “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
dengan Bantuan Penggunaan Media Quipper School”. Tujuan penulis
jurnal melakukan penelitian tersebut adalah untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa kelas XII IPA SMA YASI pada materi integral dengan
bantuan media Quipper School. Jenis penelitian pada jurnal tersebut
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Data pada penelitian tersebut diperoleh dari hasil
observasi dan hasil tes akhir setiap siklus.
Dalam pembahasan dikatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan
prestasi belajar siswa dengan bantuan penggunaan media quipper school
mengalami peningkatan. Peningkatan dapat dilihat dari skor tes siklus 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
meningkat sebesar 9,54% dibandingkan skor tes pra penelitian dan skor
tes siklus 2 meningkat sebesar 19,94 dibandingkan skor tes siklus 1.
Secara keseluruhan prestasi belajar siswa meningkat 29,48% dari
perbandingan sebelum menggunakan media Quipper School dan setelah
menggunakan media Quipper School.
2. Sari Trisnaningsih, Dr. Slamet Suyanto, dan dr. Tutiek Rahayu, M.Kes
(Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 5, No. 6, 2016)
Judul penelitian ini adalah “Pengembangan Learning Management
System Quipper School pada Pembelajaran Materi Sistem Pertahanan
Tubuh untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI
di SMA Negeri 3 Yogyakarta”. Penelitian tersebut bertujuan untuk:
mengetahui kelayakan dan efektifitas Learning Management System
Quipper School pada pembelajaran materi sistem pertahanan untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 3
Yogyakarta. Penelitian tersebut termasuk penelitian Research and
Development (R&D) menggunakan 4D yakni Define, Design,
Development, Disseminate, akan tetapi hanya sampai tahap Development
dengan uji coba terbatas.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan penulis jurnal berupa
lembar penilaian kelayakan oleh reviewer; angket motivasi siswa, dan
soal evaluasi hasil belajar. Reviewer terdiri dari 2 ahli materi, 1 ahli
media, dan 1 guru biologi. Uji coba terbatas dilakukan di kelas XI MIA 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
dengan siswa sebanyak 13 siswa. Hasil penilaian kelayakan produk dan
motivasi belajar siswa dianalisis dengan nilai skor. Hasil belajar siswa
dianalisis dengan gain score.
Berdasarkan pembahasan, hasil penelitian menunjukkan bahwa:
kualitas produk secara umum adalah sangat baik sehingga layak
digunakan, Learning Management System Quipper School efektif untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Motivasi belajar
mengalami peningkatan dari kategori “Sedang” menjadi “Sangat Baik”.
Hasil belajar siswa mengalami peningkatan ditunjukkan nilai gain score
0,701 dengan kategori “Tinggi”.
3. Rizki Rahmawati, Sudiyanto, dan Sri Sumaryati (Jurnal “Tata Arta”
UNS, Vol. 1, No. 1, hlm. 1-12, Juli 2015)
Judul penelitian ini adalah “Keefektifan Penerapan E-Learning-
Quipper School pada Pembelajaran Akuntansi di SMA Negeri 2
Surakarta”. Tujuan penelitian tersebut adalah: (1) untuk mengetahui
keefektifan penerapan e-learning-Quipper School pada pembelajaran
akuntansi di SMA Negeri 2 Surakarta, (2) untuk mengetahui faktor-
faktor yang mendukung dan menghambat keefektifan penerapan e-
learning-Quipper School.
Penelitian yang dilaksanakan penulis jurnal merupakan penelitian
eksperimen yang dilaksanakan di SMA Negeri 2 Surakarta. Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 2 Surakarta kelas XII IPS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random
sampling. Sampel penelitian berjumlah 61 siswa terdiri dari 32 siswa
kelompok eksperimen dan 29 siswa kelompok kontrol. Sumber data
berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah tes prestasi belajar akuntansi, observasi, wawancara dan
dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan T-Test atau uji t dua
pihak pada taraf signifikansi 5%.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan: (1) terdapat keefektifan
penerapan e-learning-Quipper School pada pembelajaran akuntansi di
SMA Negeri 2 Surakarta, berdasarkan T-Test atau uji t dua pihak
dihasilkan thitung = 2,825 > ttabel = 2,00 pada taraf signifikansi 5 %. (2)
Faktor-faktor yang mendukung keefektifan penerapan e-learning-
Quipper School yaitu tersedianya teknologi komunikasi yang semakin
canggih dan dapat dimanfaatkan untuk menunjang proses pembelajaran,
efektif dari segi waktu, membuat siswa merasa senang, penyajian materi
pelajaran yang menarik serta mudah dipahami, penguasaan teknologi
informasi siswa yang sudah sangat bagus, dan ketersediaan laptop dan
telepon seluler yang memadai. Faktor-faktor yang menghambat
keefektifan penerapan e-learning-Quipper School yaitu ketersediaan
internet yang belum memadai dan belum menjangkau semua kelas, tidak
semua materi pelajaran cocok untuk diajarkan menggunakan e-learning,
dan ketersediaan laboratorium komputer yang belum memadai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran dengan model blended learning dikombinasikan dengan
media pembelajaran Quipper School digunakan untuk memudahkan guru dan
siswa dalam melakukan pembelajaran dimana saja dan kapan saja. Quipper
School adalah media yang memberikan konten-konten pembelajaran untuk
mendukung proses kegiatan belajar-mengajar. Penelitian ini dilakukan untuk
menelusuri keefektifan penerapan model blended learning dikolaborasikan
dengan media pembelajaran Quipper School yang dilihat dari motivasi belajar
dan hasil belajar siswa. Harapannya, penggunaan ini dapat meningkatkan
motivasi belajar dan hasil belajar siswa.
Media pembelajaran Quipper School merupakan salah satu cara untuk
melihat hasil belajar siswa dimana guru dituntut untuk menggunakan media
Quipper School dalam proses belajar mengajar serta memberitahukan kepada
siswa manfaat dari penggunaan media tersebut. Selain teori dan latihan soal
yang ada pada buku Matematika untuk SMK/MK Kelas X (Kasmina, 2016)
dan buku Trigonometri: Membangun Kekuatan Konstruksi Kognitif
(Rusgianto, 2008), Quipper School juga menyediakan materi dari jenjang
SMP dan SMA/SMK. Hal ini dapat memudahkan guru maupun siswa,
dimana guru bisa memberikan tugas melalui soal yang ada pada media
Quipper School kemudian jawaban dan hasil akan secara otomatis muncul
tanpa dinilai secara manual. Kegiatan ini mempermudah proses pembelajaran
serta melatih siswa mengenal teknologi baru dan pengetahuan yang didapat
untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Seperti pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh R.A.
Rica Wijayanti (2016:8), dikatakan bahwa prestasi belajar siswa dengan
bantuan penggunaan media Quipper School mengalami peningkatan. Hal ini
ditunjukkan dari skor tes siklus 1 meningkat sebesar 9,54% dibandingkan
skor tes pra penelitian dan skor tes siklus 2 meningkat sebesar 19,94
dibandingkan skor tes siklus 1. Secara keseluruhan prestasi belajar siswa
meningkat 29,48% dari perbandingan sebelum menggunakan media Quipper
School dan setelah menggunakan media Quipper School. Menurut Sudiyanto
(2015:11), dikatakan bahwa penerapan e-learning dalam bentuk Quipper
School sangat efektif diaplikasikan pada pembelajaran akuntansi di SMA
Negeri 2 Surakarta. Hal ini ditunjukkan oleh prestasi belajar akuntansi
kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar
akuntansi kelompok kontrol. Dan menurut Slamet Suyanto (2016:35),
motivasi belajar siswa dalam pembelajaran biologi di SMA Negeri 3
Yogyakarta mengalami peningkatan dari kategori “sedang” menjadi “sangat
baik” dan berpengaruh kepada hasil belajar yang juga meningkat.
Namun sejauh ini peneliti belum menemukan penelitian terkait
keefektifan model blended learning dengan media Quipper School pada mata
pelajaran matematika. Disisi lain, peneliti melihat adanya potensi siswa untuk
meningkatkan hasil belajarnya sehingga mendorong semua pihak khususnya
peneliti untuk mengetahui efektivitas penerapan model blended learning
dengan menggunakan media pembelajaran Quipper School yang ditinjau dari
motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas X TKJ-A SMK Asisi Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Berikut merupakan alur kerangka berpikir dari teori yang ditetapkan oleh
peneliti:
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
Blended Learning
Konvensional Quipper School
keefektifan
Hasil Belajar Motivasi Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analisis dengan
pendekatan kuantitatif yakni data yang diperoleh merupakan data kuantitatif
yang akan dianalisis secara deskriptif. Menurut Sugiyono (2009:21), metode
deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau
menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat
kesimpulan yang lebih luas.
Pengertian metode deskriptif analisis diambil dari buku Moh. Nazir
(2003:4), yang mengatakan bahwa metode deskriptif analisis adalah suatu
metode yang ditujukan untuk menyelidiki secara terpericini aktivitas dan
pekerjaan manusia dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan
rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang.
Pengertian data kuantitatif dikutip dari buku Sugiyono (2010:15) yang
mengatakan bahwa data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau
dihitung secara langsung, yang berupa informasi atau penjelasan
yang dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka. Berdasarkan angka
tersebut, perhitungan secara kuantitatif dapat dilakukan untuk menghasilkan
suatu kesimpulan yang berlaku umum.
Berdasarkan pengertian di atas, maka penelitian ini dilakukan
menggunakan deskriptif kuantitatif yaitu suatu bentuk penelitian berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung yang dinyatakan
dengan bilangan atau berbentuk angka, kemudian diinterpretasikan secara
deskriptif berdasarkan teori-teori dan literatur-literatur yang berhubungan
dengan model blended learning menggunakan media Quipper School. Data
dalam penelitian ini adalah data motivasi belajar dan hasil belajar. Data
motivasi belajar diperoleh dari observasi dan hasil angket, sedangkan hasil
belajar diambil dari gabungan nilai tugas dan tes tertulis.
B. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek untuk penelitian ini adalah siswa kelas X TKJ-A SMK Asisi
Jakarta Tahun Ajaran 2017/2018. Jumlah subyek dalam penelitian ini adalah
14 siswa. Obyek penelitian ini adalah hasil belajar dan motivasi belajar pada
penerapan model blended learning dengan menggunakan media pembelajaran
Quipper School untuk materi trigonometri.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret
Tahun Ajaran 2017/2018.
2. Tempat Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di kelas X TKJ-A SMK Asisi
Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
D. Bentuk Data
Bentuk data pada penelitian ini ada tiga macam, yakni data
keterlaksanaan pembelajaran, data motivasi belajar, dan data hasil belajar.
1. Data Keterlaksanaan Pembelajaran
Data ini berupa hasil observasi partisipasi oleh observer yakni Ibu
Frida selaku guru matematika terhadap peneliti dan refleksi pribadi
peneliti setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Data keterlaksanaan
pembelajaran diperlukan sebagai kriteria untuk evaluasi pelaksanaan
blended learning.
2. Data Motivasi Belajar
Data ini berupa hasil angket yang diisi oleh siswa saat pertemuan
terakhir dan wawancara terhadap siswa untuk memperkuat hasil angket.
3. Data Hasil Belajar
Data ini berupa nilai gabungan antara nilai tugas dan tes tertulis
dari masing-masing kompetensi dasar. Tugas akan diberikan selama
proses pembelajaran sedangkan tes tertulis akan diberikan pada
pertemuan terakhir pembelajaran.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
1. Observasi Partisipasi
Data keterlaksanaan pembelajaran ini akan dinilai dari sudut
pandang guru. Observasi partisipasi dilaksanakan setiap peneliti
melakukan kegiatan pembelajaran yakni sebanyak 5 kali pertemuan.
Dalam hal ini, peneliti dinilai oleh observer yakni Ibu Frida selaku guru
matematika. Kegiatan ini bertujuan untuk menilai apakah pembelajaran
yang dibawakan oleh peneliti sudah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Lembar observasi partisipasi yang diberikan berupa
pernyataan tertutup yang nantinya akan diolah secara kuantitatif.
2. Refleksi
Data keterlaksanaan pembelajaran ini akan dinilai dari sudut
pandang peneliti. Refleksi dilakukan untuk membantu peneliti
mengoreksi diri maupun pembelajaran dan melihat peluang-peluang yang
bisa dilakukan untuk meminimalisir kekurangan dalam kegiatan
pembelajaran. Teknik ini juga dilakukan untuk mendukung data
observasi partisipasi. Lembar refleksi yang diisi oleh peneliti berupa
deskripsi dan solusi pemecahan masalah yang nantinya akan diolah
secara deskriptif.
3. Penyebaran Angket
Metode ini dilakukan untuk memperoleh data motivasi belajar
siswa kelas X TKJ-A mata pelajaran matematika SMK Asisi Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Pada penelitian ini, jenis angket yang digunakan yaitu angket tertutup
dengan menggunakan Skala Likert, yakni pernyataan yang diberikan
telah memiliki alternatif jawaban (option) yang tinggal dipilih oleh
responden. Responden tidak bisa memberikan jawaban lain kecuali yang
telah tersedia sebagai alternatif jawaban. Responden cukup memilih
jawaban yang telah disediakan dalam angket. Pada angket ini disediakan
4 alternatif jawaban yaitu selalu, sering, jarang, dan tidak pernah. Angket
ini nantinya akan diolah secara kuantitatif.
4. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperkuat hasil angket yang telah
diisi oleh siswa. Wawancara ini berisi pertanyaan yang disusun dari kisi-
kisi angket untuk mengetahui apakah siswa benar-benar mengalami
perubahan setelah diberikan pembelajaran dengan model blended
learning menggunakan media pembelajaran Quipper School. Wawancara
dilakukan setelah siswa mengisi angket dan dipilih 3 siswa yang
memiliki nilai tes tertulis tertinggi, sedang, dan terendah berdasarkan
rata-rata nilai tes tertulis semua siswa.
5. Pemberian Tugas
Tugas diberikan selama pembelajaran sebagai pengambilan nilai
tugas dari masing-masing KD. Pemberian tugas dilakukan hanya satu
kali karena ketersediaan waktu yang minim. Pemberian tugas bertujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
untuk melatih siswa agar mengingat konsep-konsep yang telah diajarkan
di kelas dan membuat siswa memiliki pemikiran yang kritis terhadap
suatu pemecahan masalah. Penilaian tugas ini nantinya akan digabungkan
dengan nilai tes tertulis sebagai nilai akhir hasil belajar siswa.
6. Tes Tertulis
Tes tertulis diadakan diakhir pembelajaran yang berguna untuk
mengukur kemampuan siswa dari kegiatan pembelajaran yang telah
diberikan. Tes ini terdiri dari 8 soal yang tersusun dari 2 KD, yakni
perbandingan trigonometri pada sudut-sudut istimewa dan perbandingan
trigonometri pada sudut-sudut berelasi.
F. Instrumen Pengumpulan Data
Agar data yang terkumpul dapat dianalisis dengan baik dan
menghasilkan simpulan yang benar, data yang dikumpulkan harus relevan
dengan masalah yang diteliti. Untuk itu, diperlukan alat pengumpul data yang
tepat. Dalam hal ini, instrumen pengumpulan data dikelompokkan menjadi
dua klasifikasi, diantaranya instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian.
Berikut adalah rinciannya:
1. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran dalam penelitian ini adalah perangkat
pembelajaran berupa RPP yang digunakan untuk membantu guru dan
siswa dalam melakukan proses pembelajaran agar lebih terstruktur dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
lebih terarah. Materi yang diberikan adalah trigonometri dengan dua
topik dimana pembelajaran diadakan 6 kali pertemuan atau untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada lampiran B1. Berikut adalah beberapa
komponen dalam RPP:
Materi Pembelajaran : Trigonometri
Kompetensi Dasar :
3.8. Menentukan perbandingan trigonometri pada segitiga siku-
siku.
4.8. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan
trigonometri pada segitiga siku-siku.
3.9. Menentukan nilai sudut berelasi di berbagai kuadran.
4.9. Menyelesaikan masalah nilai sudut berelasi di berbagai
kuadran
Indikator :
3.8.1. Menentukan perbandingan trigonometri pada segitiga siku-
siku.
4.8.1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan
trigonometri pada segitiga siku-siku.
3.9.1 Menentukan nilai sudut berelasi di berbagai kuadran.
4.9.1 Menyelesaikan masalah nilai sudut berelasi di berbagai
kuadran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Berdasarkan indikator di atas, peneliti hanya menjabarkan indikator
sebanyak satu untuk masing-masing KD karena peneliti hanya
mendapatkan kesempatan melakukan penelitian selama 6 pertemuan, 2
pertemuan untuk KD 3.8-4.8, 2 pertemuan untuk KD 3.9-4.9, 1
pertemuan untuk me-review materi, dan 1 pertemuan untuk
melaksanakan tes tertulis.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dibagi menjadi tiga klasifikasi, yakni
instrumen keterlaksanaan pembelajaran, instrumen penilaian motivasi
belajar, dan instrumen hasil belajar. Berikut adalah penjabaranya:
a) Instrumen Keterlaksanaan Pembelajaran
Instrumen keterlaksanaan pembelajaran tergabung atas dua
komponen, yakni observasi partisipasi dan refleksi. Berikut adalah
penjelasannya:
1) Observasi Partisipasi
Observasi partisipasi adalah penilaian kepada peneliti yang
dilakukan oleh Ibu Frida selaku guru matematika kelas X TKJ-A
SMK Asisi. Kegiatan ini bertujuan untuk mengamati apakah
pembelajaran yang diberikan oleh peneliti sudah terlaksana
dengan baik dan sudah mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan sesuai yang telah direncanakan dalam RPP. Kisi-kisi
instrumen observasi partisipasi adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Observasi Partisipasi
No. Indikator Butir
Observasi
1. Persiapan untuk melakukan proses
pembelajaran 1 – 5
2. Penyampaian materi yang diberikan
selama proses pembelajaran 6 – 10
3. Metode pembelajaran yang digunakan
oleh peneliti 11 – 15
4. Karakteristik peneliti 16 – 20
Instrumen observasi partisipasi terlampir pada lampiran B2.
2) Refleksi
Refleksi dilakukan setelah peneliti memberi materi
pembelajaran dan dilakukan oleh peneliti sendiri. Refleksi ini
bertujuan agar peneliti sebagai pengajar dapat melihat
kekurangan dan hambatan dari sudut pandang peneliti, serta
melihat peluang yang ada di kelas sehingga dapat mencari solusi
untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Kisi-kisi
refleksi mengacu pada kisi-kisi observasi partisipasi dan
dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Refleksi
No. Komponen Sub
Komponen
Butir
Refleksi
1. Mengetahui refleksi
pribadi dari segi peneliti
Penyampaian
materi 1
Metode
pembelajaran 2
2. Mengetahui refleksi
pribadi dari segi siswa
Aktivitas
siswa 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
No. Komponen Sub
Komponen
Butir
Refleksi
3.
Mengetahui refleksi
pribadi dari segi
pendukung pembelajaran
Media
pembelajaran 4
Sarana atau
fasilitas
pembelajaran
5
Instrumen refleksi terlampir pada lampiran B3.
b) Instrumen Motivasi Belajar
Instrumen motivasi belajar terdiri atas dua komponen, yakni
angket dan pedoman wawancara. Berikut adalah penjelasannya:
1) Angket
Angket digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa yang
berupa pernyataan-pernyataan tertutup. Berikut adalah kisi-kisi
dalam menyusun angket:
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket
No. Indikator Pernyataan Favorable Unfavorable
1. Ketekunan dalam belajar 1, 23, 30 10, 18, 25
2. Ulet dalam menghadapi
kesulitan
4, 16, 28 3, 11, 27
3. Minat dan ketajaman
perhatian dalam belajar
6, 8, 19 17, 20,24
4. Berprestasi dalam belajar 5, 9, 14 2, 12, 21
5. Mandiri dalam belajar 13, 15, 22 7, 26, 29
Instrumen angket terlampir pada lampiran B4.
2) Pedoman Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperkuat jawaban siswa pada
angket yang telah diisi. Pertanyaan yang disusun mengacu pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
kisi-kisi angket, hanya saja pertanyaan pada wawancara memuat
beberapa indikator pada angket. Berikut adalah kisi-kisi dalam
menyusun pedoman wawancara:
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Wawancara
No. Komponen Sub
Komponen
Butir
Wawancara
1. Mengetahui
informasi akhir
siswa setelah
melakukan
pembelajaran dengan
model blended
learning
Ketekunan
dalam belajar 1 dan 2
Ulet dalam
menghadapi
kesulitan
3 dan 4
Minat dan
ketajaman
perhatian
dalam belajar
5 dan 6
2. Respon siswa setelah
menggunakan model
blended learning
Berprestasi
dalam belajar 7 dan 8
Mandiri dalam
belajar 9 dan 10
Instrumen wawancara terlampir pada lampiran B5.
c) Instrumen Hasil Belajar
Instrumen hasil belajar dilihat dari dua komponen, yakni tugas
dan tes tertulis. Berikut adalah penjelasannya:
1) Tugas
Pemberian tugas bertujuan untuk melatih kemampuan berpikir
siswa agar memiliki pemikiran yang kritis terhadap pemecahan
masalah. Kisi-kisi tugas mengarah kepada kisi-kisi soal tes
tertulis dan dilakukan sebagai pengambilan nilai tugas. Berikut
adalah kisi-kisi soal tugas:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Tugas
No. Indikator Butir
Soal
3.8.1 Menentukan perbandingan trigonometri
pada segitiga siku-siku.
3a, 3b,
3c, 3d
4.8.1
Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan perbandingan trigonometri pada
segitiga siku-siku.
1a, 1b
3.9.1 Menentukan nilai sudut berelasi di berbagai
kuadran. 2a, 2b
4.9.1 Menyelesaikan masalah nilai sudut berelasi
di berbagai kuadran. 2c, 2d
Instrumen dan rubrik penilaian tugas terlampir pada lampiran
B6.
2) Tes Tertulis
Tes tertulis digunakan untuk mengukur pengetahuan siswa. Tes
tertulis ini terdiri dari 8 soal yang memuat 2 KD yakni KD 3.8-
4.8 dan 3.9-4.9. Kisi-kisi tes tertulis dibuat oleh guru
matematika dengan penjabaran sebagai berikut:
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Tes Tertulis
No. Indikator Butir
Soal
3.8.1 Menentukan perbandingan trigonometri
pada segitiga siku-siku. 7
4.8.1
Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan perbandingan trigonometri pada
segitiga siku-siku.
8
3.9.1 Menentukan nilai sudut berelasi di berbagai
kuadran.
1, 2, 3,
4, 5
4.9.1 Menyelesaikan masalah nilai sudut berelasi
di berbagai kuadran. 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Instrumen dan rubrik penilaian tes tertulis terlampir pada
lampiran B7.
G. Teknik Analisis Data
Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis agar dapat
menjawab pertanyaan penelitian. Oleh karena itu, dalam sub bab ini akan
dijelaskan bagaimana data tersebut diolah dan dianalisis sehingga dapat
menghasilkan kesimpulan.
1. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran
Data yang telah diperoleh akan dianalisis dari masing-masing
sumber yakni observasi partisipasi dan refleksi. Kemudian hasil tersebut
digabungkan dan dibahas secara deskriptif.
a) Observasi Partisipasi
Data yang diperoleh dari observasi partisipasi akan dianalisis
secara kuantitatif. Kegiatan pembelajaran dikatakan sudah terlaksana
apabila memenuhi penilaian sebagai berikut berdasarkan masing-
masing indikator:
1) Skor 5 apabila pembelajaran mencakup 5 kegiatan.
2) Skor 4 apabila pembelajaran mencakup 4 kegiatan.
3) Skor 3 apabila pembelajaran mencakup 3 kegiatan.
4) Skor 2 apabila pembelajaran mencakup 2 kegiatan.
5) Skor 1 apabila pembelajaran mencakup 1 kegiatan.
6) Skor 0 apabila pembelajaran tidak mencakup kegiatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Kemudian skor yang telah diperoleh diolah menggunakan
ketentuan berikut:
𝑵𝒐 =𝑺𝒑
𝑺𝒎× 𝟏𝟎𝟎
Keterangan:
𝑆𝑝 = Skor yang diperoleh
𝑆𝑚 = Skor maksimal
𝑁𝑜 = Nilai observasi
Selanjutnya, penilaian tersebut dikategorikan berdasarkan
perolehan nilai sebagai berikut:
Tabel 3.7 Kriteria Pembelajaran menurut Kemendikbud 2013
No. Nilai Kategori
1. 𝑁𝑜 ≥ 90 Sangat Baik
2. 75 ≤ 𝑁𝑜 < 90 Baik
3. 50 ≤ 𝑁𝑜 < 75 Cukup Baik
4. 𝑁𝑜 < 50 Kurang Baik
b) Refleksi
Selain observasi partisipasi, peneliti membuat sebuah refleksi
pribadi setiap setelah melakukan pembelajaran untuk melihat
keberhasilan dan hambatan yang terjadi selama pembelajaran, serta
mencari solusi untuk pembelajaran selanjutnya.
Kegiatan ini dilihat dari sudut pandang peneliti sebagai
pemberi materi pelajaran dan akan dianalisis secara deskriptif untuk
mendukung data yang diperoleh secara kuantitatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
2. Analisis Motivasi Belajar
a) Angket
Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup yang berisi
pernyataan-pernyataan yang akan direspon oleh siswa. Pernyataan
tersebut terdiri dari dua jenis, yakni favorable (pernyataan positif)
dan unfavorable (pernyataan negatif). Berdasarkan buku Asep Jihad
(2012:88), peneliti menganalisis angket ini menggunakan skala
sikap, yakni Skala Likert. Peneliti membuat angket yang berisi 30
pernyataan dimana 15 pernyataan favorable dan 15 pernyataan
unfavorable. Alternatif jawaban yang bisa dipilih adalah Selalu (SL),
Sering (S), Jarang(J), dan Tidak Pernah (TP). Berikut penskoran
setiap pernyataan yang disajikan dalam tabel:
Tabel 3.8 Penskoran Setiap Pernyataan (Skala Likert)
Respon
Skor
Pernyataan
Favorable
Pernyataan
Unfavorable
Selalu (SL) 4 1
Sering (S) 3 2
Jarang (J) 2 3
Tidak Pernah (TP) 1 4
Menurut Asep Jihad (2012:88), misalkan ada 10 butir
pernyataan dengan rentang 1 sampai dengan 5, maka skor terendah
peserta didik adalah 10 × 1 dan skor tertinggi sebesar 10 × 5.
Dengan demikian, nilai tengahnya adalah 10+50
2 = 30. Jika dibagi
menjadi 4 kategori, maka skala 10 − 20 termasuk tidak termotivasi,
21 − 30 kurang termotivasi, 31 − 40 termotivasi, dan 41 − 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
sangat termotivasi. Hasil angket akan dianalisis pada masing-masing
siswa dengan mengadopsi konsep dari Purwanto (2008:102), yakni:
𝑵𝒎 =𝑺𝒑
𝑺𝒕× 𝟏𝟎𝟎
Keterangan:
𝑆𝑝 = Skor yang diperoleh
𝑆𝑡 = Skor total
𝑁𝑚 = Nilai motivasi
Dengan skor total adalah banyaknya pernyataan dikalikan
dengan skor maksmimal yakni 30 × 4 = 120. Selanjutnya, nilai
yang telah diperoleh dikategorikan berdasarkan tabel dibawah ini:
Tabel 3.9 Kriteria Angket menurut Purwanto (2008:102)
No. Interval Kategori
1. 81 − 100 Sangat Baik
2. 66 − 80 Baik
3. 51 − 65 Cukup Baik
4. 0 − 50 Kurang Baik
b) Wawancara
Selain data angket, peneliti juga mengambil data wawancara
yang merupakan hasil jawaban dari narasumber yakni tiga siswa
yang telah dipilih. Data wawancara ini digunakan sebagai
pendukung data angket dan akan dianalisis secara deskriptif dari
masing-masing siswa kemudian dikaitkan dengan masing-masing
indikator pada angket yang telah diisi oleh siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
3. Analisis Hasil Belajar
Analisis hasil belajar yang dimaksud adalah nilai yang ditinjau dari
dua pengambilan nilai yaitu tugas dan tes tertulis. Berikut adalah analisis
dari masing-masing nilai:
a) Tugas
Tugas yang diberikan tersusun dari 2 KD, yakni KD 3.8-4.8
dan 3.9-4.9. Pada KD 3.8-4.8, tugas terdiri dari 6 butir soal dengan
skor maksimal adalah 30. Sedangkan pada KD 3.9-4.9, tugas terdiri
dari 4 butir soal dengan skor maksimal adalah 20. Nilai tugas
memiliki bobot 40% sebagai nilai akhir hasil belajar. Berikut adalah
penghitungan nilai untuk tugas:
𝑵𝒕 =𝑺𝒑
𝑺𝒎× 𝟏𝟎𝟎
Keterangan:
𝑆𝑝 = Skor yang diperoleh
𝑆𝑚 = Skor maksimal
𝑁𝑡 = Nilai tugas
b) Tes Tertulis
Selain tugas, peneliti juga mengambil nilai hasil belajar dari tes
tertulis dengan 2 KD. Pada KD 3.8-4.8, tes terdiri dari 2 butir soal
dengan skor maksimal 14, sedangkan pada KD 3.9-4.9 tes terdiri dari
6 soal dengan skor maksimal 26. Nilai tes tertulis memiliki bobot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
60% sebagai nilai akhir hasil belajar. Berikut adalah penghitungan
nilai untuk tes tertulis:
𝑵𝒕𝒕 =𝑺𝒑
𝑺𝒎× 𝟏𝟎𝟎
Keterangan:
𝑆𝑝 = Skor yang diperoleh
𝑆𝑚 = Skor maksimal
𝑁𝑡𝑡 = Nilai tes tertulis
Nilai akhir dari hasil belajar adalah jumlah nilai tugas dan tes
tertulis. Berikut adalah penghitungan untuk nilai akhir hasil belajar:
𝑵𝑨 = 𝑵𝒕 × 𝟒𝟎% + 𝑵𝒕𝒕 × 𝟔𝟎%
Keterangan:
𝑁𝐴 = Nilai akhir hasil belajar
𝑁𝑡 = Nilai tugas siswa
𝑁𝑡𝑡 = Nilai tes tertulis siswa
Setelah melakukan penghitungan nilai dari aspek keterampilan,
masing-masing hasil akan dicantumkan dalam tabel berikut:
Tabel 3.10 Hasil Belajar
No. Nama Siswa Nilai
Tugas
Nilai Tes
Tertulis
Nilai
Akhir
1.
2.
3.
⋮
14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
H. Kriteria Keefektifan
Keefektifan dapat diukur apabila pembelajaran dapat terlaksana sesuai
dengan kriteria keterlaksanaan pembelajaran. Sebelum menuju keefektifan,
pembelajaran yang diberikan harus dipastikan terlaksana sesuai dengan RPP.
Keberhasilan pembelajaran akan ditinjau dari hasil observasi kemudian
dibandingkan dengan Tabel 3.7 dengan nilai minimum adalah 75. Kemudian
penelitian dapat dilanjutkan dengan keefektifan. Dalam hal ini keefektifan
ditinjau dari motivasi belajar dan hasil belajar.
1. Motivasi Belajar
Hasil angket yang telah diisi siswa akan dianalisis kemudian
dibandingkan dengan Tabel 3.9. Penerapan model blended learning
dengan menggunakan media Quipper School dikatakan efektif dari segi
motivasi belajar apabila sekurang-kurangnya 75% siswa memiliki
motivasi dengan kategori minimal yaitu baik.
2. Hasil Belajar
Nilai yang diperoleh dari hasil belajar merupakan gabungan antara
nilai tugas dan nilai tes tertulis dengan masing-masing bobot adalah 40%
dan 60%. Nilai akhir yang diperoleh nanti akan dibandingkan dengan
KKM mata pelajaran matematika yakni 75. Apabila sekurang-kurangnya
75% siswa sudah lulus KKM, maka penerapan model blended learning
dengan menggunakan media Quipper School dikatakan efektif dari segi
hasil belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
1. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran
Berikut ini adalah analisis data keterlaksanaan pembelajaran yang
ditinjau dari masing-masing instrumen:
a) Observasi Partisipasi
Observasi partisipasi bertujuan untuk menilai peneliti dari segi
kinerja guru dalam pemberian. Melalui observasi partisipasi, peneliti
dapat memperbaiki kekurangan untuk pembelajaran selanjutnya.
Kegiatan ini dilakukan setiap peneliti melakukan pembelajaran, yang
berarti ada 5 kali penilaian. Berikut adalah hasil penilaian observasi
partisipasi yang diisi oleh observer:
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Observasi
Indikator Pertemuan ke-
I II III IV V
Persiapan 5 4 3 4 5
Penyampaian
materi 4 4 5 4 5
Metode 5 3 3 5 5
Karakteristik guru 5 3 4 5 5
Skor yang
diperoleh 19 14 15 18 20
Skor Maksimal 20 20 20 20 20
Nilai 95 70 75 90 100
Kriteria Sangat
Baik
Cukup
Baik Baik
Sangat
Baik
Sangat
Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Berdasarkan hasil diatas, nilai keseluruhan kinerja guru pada 5
pertemuan menunjukkan bahwa pembelajaran yang diberikan oleh
peneliti sudah baik sehingga pembelajaran dengan model blended
learning dan media Quipper School sudah terlaksana dengan baik.
b) Refleksi
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sebanyak 6 kali
pertemuan dengan masing-masing dua jam pelajaran. Total
pembelajaran yang dilaksanakan adalah 12 JP × 45 menit.
Pemberian materi dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan dan 1 kali
pertemuan digunakan untuk tes tertulis. 2 pertemuan untuk
mempelajari materi KD 3.8-4.8, 2 pertemuan untuk mempelajari
materi KD 3.9-4.9, dan 1 pertemuan untuk mengulang materi.
Kegiatan pembelajaran sepenuhnya diberikan kepada peneliti
agar peneliti dapat mempergunakan waktu sebaik mungkin untuk
melaksanakan penelitian. Secara keseluruhan pembelajaran dapat
dikatakan terlaksana dengan baik meskipun terdapat beberapa
kendala. Berikut adalah refleksi kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan oleh peneliti:
1) Pertemuan ke-1
Pertemuan pertama dimulai pada hari Selasa, 27 Februari
2018 pada jam pelajaran ke-5 dan 6 yakni pukul 09.45-11.15.
Peneliti mengawali pembelajaran dengan memperkenalkan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
dan menjelaskan maksud tujuan kedatangan peneliti di kelas X
TKJ-A. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi KD
3.8-4.8 yakni menentukan perbandingan trigonometri pada
segitiga siku-siku. Peneliti memulai dengan menanyakan
macam-macam sudut yang pernah diketahui oleh siswa, cara
mengukur sudut, alat mengukur sudut, dan benda-benda apa saja
di dalam kelas yang memiliki sudut. Setelah siswa memahami
bentuk-bentuk sudut, peneliti meminta siswa untuk
mendefinisikan sudut berdasarkan penemuan mereka sendiri.
Pembelajaran dilanjutkan dengan mengenalkan media
Quipper School kepada siswa. Namun sebelumnya peneliti
meminta siswa untuk membuat akun dan memasukkan kode
kelas yang peneliti berikan. Apabila siswa sudah dapat
mengakses Quipper School, peneliti memberikan waktu kepada
siswa untuk belajar mandiri (membaca materi dan latihan soal)
melalui media tersebut terkait materi perbandingan trigonometri
pada segitiga siku-siku.
Setelah siswa mempelajari materi, peneliti meminta salah
satu siswa untuk menjelaskan apa yang telah diperoleh dari
Quipper School dan membahas latihan soal yang telah
dikerjakan oleh siswa. Setelah semua materi tersampaikan,
peneliti dan siswa bersama-sama menarik kesimpulan terkait
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
cara menentukan perbandingan trigonometri pada segitiga siku-
siku.
Selama pembelajaran, siswa mampu mengikuti pembelajaran
dengan baik. Namun, terdapat kendala yang menghambat
pembelajaran yakni jam pelajaran matematika dilaksanakan
setelah jam pelajaran olahraga sehingga pembelajaran dimulai
sangat terlambat dan memakan waktu banyak untuk jeda waktu
ganti seragam. Solusi yang bisa diberikan adalah peneliti akan
membuat kesepakatan agar siswa lebih bersikap displin terhadap
waktu.
2) Pertemuan ke-2
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 2 Maret
2018 pada jam pelajaran terakhir yakni jam ke-6 dan 7 yang
berlangsung pada pukul 10.30-11.45. Pembelajaran diawali
dengan me-review materi sebelumnya dan membahas hal-hal
yang sekiranya belum dimengerti.
Pada pertemuan kedua ini, peneliti membahas materi
perbandingan trigonometri pada sudut-sudut istimewa. Peneliti
menunjukkan perbandingan trigonometri yang terdapat pada
buku, namun dalam buku tersebut tidak dijelaskan asal usul nilai
perbandingan tersebut diperoleh. Maka, peneliti member
kesempatan kepada siswa untuk mengakses Quipper School
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
untuk memahami perbandingan trigonometri melalui konsep
lingkaran satuan dan konsep kesebangunan.
Beberapa hambatan peneliti alami dalam pertemuan kedua
ini, diantaranya pembelajaran berlangsung di jam terakhir
sehingga membuat kondisi pembelajaran menjadi tidak
kondusif. Hambatan-hambatan lain yang terjadi adalah peneliti
tidak mendapat informasi bahwa jam pelajaran terakhir akan
dipotong 15 menit karena akan dilaksanakan Jalan Salib bagi
siswa yang beragama Katolik dan untuk siswa yang beragama
lain diperkenankan untuk pulang.
Hal tersebut membuat peneliti kurang memaksimalkan waktu
untuk menyelesaikan materi, sehingga pada pertemuan ini target
pembelajaran yang direncanakan tidak tercapai. Solusi yang
diberikan adalah peneliti harus memiliki sikap proaktif untuk
menanyakan kegiatan-kegiatan sekolah yang akan dilaksanakan
dalam waktu dekat. Selain itu, pemberian materi diatur
sedemikian rupa sehingga cukup dan mencapai target.
3) Pertemuan ke-3
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa, 6 Maret
2018 pada jam peajaran ke-5 dan 6 yakni pukul 09.45-11.15.
Pada pertemuan kali ini, siswa sudah mampu mengikuti aturan
yang diberikan peneliti dan dapat menggunakan waktu dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
sebaik mungkin untuk berganti seragam setelah jam pelajaran
olahraga dan sehingga pembelajaran dapat dimulai dengan tepat
waktu. Pembelajaran dimulai seperti biasa yakni me-review
materi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Untuk
pertemuan kali ini materi yang diberikan adalah KD 3.9-4.9
yakni menentukan perbandingan trigonometri sudut-sudut di
semua kuadran.
Pemberian materi kali ini dimulai dengan penjelasan di depan
kelas menggunakan buku paket sebagai panduan. Dalam
memahami materi ini diperlukan pemahaman yang lebih dalam
karena penggunaan rumus yang beragam sehingga peneliti
menjelaskan secara langsung. Setelah siswa diberikan materi,
peneliti memberi kesempatan siswa untuk mengerjakan latihan
soal yang ada pada buku paket dan pada media Quipper School.
Namun, pembelajaran pada hari ini kurang berjalan sesuai
dengan yang peneliti harapkan. Siswa sering terganggu dan
sibuk dengan aktivitas ponselnya. Ketika diminta untuk
mengerjakan soal pada Quipper School banyak siswa beralasan
tidak memiliki kuota dan Wi-Fi sekolah tidak sampai ke ruang
kelas sehingga tidak bisa mengakses web tersebut. Hal ini
membuat kondisi kelas sangat ramai.
Hal tersebut terjadi karena siswa sudah merasa cukup ketika
dijelaskan materi secara langsung oleh peneliti. Siswa merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
tidak perlu lagi mempelajari materi dari media Quipper School
sehingga kesempatan itu digunakan untuk bermain gadget.
Solusi yang bisa diberikan adalah peneliti bersikap lebih tegas
dan memberikan peringatan bahwa akan menyita handphone
apabila tidak digunakan untuk pembelajaran. Selain itu, peneliti
meminta siswa untuk mempelajari materi secara mandiri di
rumah melalui media Quipper School agar pembelajaran di
sekolah dapat berjalan sesuai target dan mengingatkan siswa
agar pertemuan selanjutnya menyiapkan kuota untuk digunakan
dalam pembelajaran.
4) Pertemuan ke-4
Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Jumat, 9 Maret
2018 pada jam pelajaran terakhir yakni jam ke-6 dan 7 yang
berlangsung pada pukul 10.30-11.45. Untuk pertemuan kali ini,
peneliti sudah diberi informasi bahwa pembelajaran selesai 15
menit terakhir karena akan diadakan Jalan Salib sehingga
peneliti sudah mempersiapkan materi agar sesuai target.
Pemberian materi dilanjutkan dengan materi perbandingan
trigonometri pada sudut-sudut berelasi. Materi ini menekankan
pada penggunaan rumus untuk mencari suatu nilai di berbagai
kuadran. Sama seperti pertemuan sebelumnya, karena materi ini
cukup sulit dan membutuhkan pemahaman yang lebih dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
maka peneliti menyampaikan secara langsung dan mengenalkan
rumus tahap demi tahap.
Pada pertemuan kali ini, peneliti tidak menggunakan media
Quipper School sebagai media pembelajaran dikarenakan waktu
yang sangat singkat, sehingga pembelajaran hanya terpusat
kepada peneliti. Menurut peneliti, pembelajaran sudah mulai
berjalan stabil hanya saja karena pelajaran matematika
dilaksanakan di jam akhir dan model penyampaian materi dirasa
monoton maka membuat siswa mudah mengantuk dan lelah.
Solusi yang bisa diberikan adalah dengan mengemas
pembelajaran agar lebih menarik perhatian siswa.
5) Pertemuan ke-5
Pertemuan kelima merupakan pertemuan terakhir tatap muka
di kelas dan dilaksanakan pada hari Selasa, 13 Maret 2018 pada
jam peajaran ke-5 dan 6 yakni pukul 09.45-11.15. Secara
keseluruhan, materi yang disampaikan sudah selesai dan sudah
sesuai tujuan yang diharapkan sehingga pertemuan ini lebih
menekankan kepada latihan soal untuk persiapan tes tertulis.
Siswa diijinkan untuk menggunakan gadget sebagai media
untuk mencari bahan pembelajaran. Peneliti terbuka kepada
siswa apabila ingin menanyakan soal-soal yang sulit. Peneliti
juga mengingatkan materi-materi dan penggunaan rumus agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
mampu menggunakannya dengat tepat. Pada pertemuan ini,
peneliti memberikan tugas sebagai latihan soal yang dikerjakan
secara individu dan dikumpulkan saat tes tertulis diadakan
sebagai syarat mengikuti tes tertulis.
Secara keseluruhan, pembelajaran sudah menunjukkan
perkembangan yang lebih baik dan siswa sudah memperlihatkan
perubahan yang baik. Siswa sudah mulai mengurangi kebiasaan
terlambat masuk kelas dan sudah mempersiapkan hal-hal yang
akan digunakan dalam pembelajaran. Siswa juga sudah mampu
menggunakan kesempatan belajar dengan baik dengan bertanya
dan berdiskusi dengan temannya.
Selain untuk pembelajaran, peneliti juga menggunakan
pertemuan terakhir ini untuk merefleksikan pembelajaran yang
dibawakan oleh peneliti. Siswa juga memberi kesan, pesan,
kritik, dan saran terhadap peneliti pribadi maupun terhadap
pembelajaran. Peneliti dan siswa bersama-sama menanamkan
semangat dalam diri untuk belajar lebih giat dan
mempertahankan hal-hal yang sudah baik.
2. Analisis Motivasi Belajar
a) Angket
Angket diberikan pada pertemuan terakhir dan dilakukan oleh
seluruh responden yakni 14 siswa. Dalam angket terdapat 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
pernyataan favorable dan 15 pertanyaan unfavorable sehingga
jumlah pernyataan pada angket adalah 30 pernyataan. Analisis yang
dilakukan adalah motivasi belajar dari masing-masing siswa.
Selanjutnya, hasil yang telah diperoleh dihitung menggunakan rumus
sesuai ketentuan yang telah ditetapkan sehingga dapat diketahui
jumlah respon siswa dalam angket ini. Berikut adalah analisis jumlah
respon siswa:
Tabel 4.2 Analisis Jumlah Respon Siswa
No. Identitas
Siswa
Jumlah
Skor
Nilai
Motivasi Keterangan
1. Siswa 1 104 87 Sangat Baik
2. Siswa 2 100 83 Sangat Baik
3. Siswa 3 76 63 Cukup Baik
4. Siswa 4 113 95 Sangat Baik
5. Siswa 5 63 53 Cukup Baik
6. Siswa 6 91 76 Baik
7. Siswa 7 97 81 Sangat Baik
8. Siswa 8 76 63 Cukup Baik
9. Siswa 9 97 81 Sangat Baik
10. Siswa 10 88 73 Baik
11. Siswa 11 96 80 Baik
12. Siswa 12 84 70 Baik
13. Siswa 13 87 73 Baik
14. Siswa 14 97 81 Sangat Baik
Berdasarkan hasil diatas, terlihat bahwa sebagian besar siswa
sudah memiliki motivasi yang baik. Siswa yang sudah memiliki
motivasi yang baik adalah 11
14× 100% = 78,58%, sedangkan siswa
yang belum memiliki motivasi yang baik adalah 3
14× 100% =
21,42%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
b) Wawancara
Dalam hal ini, wawancara dilakukan terhadap 3 orang siswa
yang memenuhi kriteria peneliti, yakni siswa yang memperoleh hasil
belajar dengan kategori tertinggi, sedang, dan terendah yang dilihat
dari dari rata-rata KD 3.8-4.8 dan 3.9-4.9. Hasil wawancara ini akan
dibahas per siswa dengan masing-masing indikator motivasi. Siswa
pertama yang menjadi narasumber adalah S1 dengan kategori nilai
tertinggi. Pada indikator pertama, S1 sudah menunjukkan sikap aktif
dan berinisiatif untuk bertanya selama mengikuti pembelajaran. Ia
memiliki keinginan untuk merubah dirinya karena pengalaman
ketika SMP nilai matematikanya selalu rendah. Perubahan itu
dimulai dengan hal-hal kecil seperti menaati peraturan-peraturan
sekolah, namun ia masih sulit untuk datang tepat waktu karena jarak
rumahnya dengan sekolah cukup jauh.
Kemudian pada indikator kedua, ia sudah menunjukkan sikap
untuk mencoba permasalahan yang sulit secara mandiri namun
apabila ia sudah tidak menemukan solusi ia akan mencoba bertanya
kepada guru. Terkadang, ia akan menyelesaikannya dengan
bersungguh-sungguh namun tak jarang pula ia akan bersikap tidak
peduli. Selanjutnya pada indikator ketiga, apabila ia tidak memahami
materi yang diajarkan ia akan memperhatikannya hingga selesai
kemudian setelah guru selesai menjelaskan ia akan bertanya tentang
hal yang belum dimengerti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Pada indikator keempat, S1 mempersiapkan diri dengan
membaca materi dan latihan soal sebelum melaksanakan ujian tes
tertulis. Namun, sistem yang digunakan masih sistem kebut
semalam. Mungkin hal ini yang menjadi penyebab ia belum merasa
maksimal dalam mengikuti tes tertulis karena ia belum puas ketika
nilai yang diperoleh belum memenuhi standar pribadinya yakni 90.
Dan pada indikator kelima, S1 belum memiliki inisiatif untuk
mengerjakan soal-soal dari sumber lain. Namun, ia memiliki usaha
dalam dirinya untuk menyelesaikan soal secara individu terlebih
dahulu sebelum bertanya kepada temannya.
Narasumber selanjutnya adalah S11 dengan kategori nilai
sedang. Pada indikator pertama, S11 belum menunjukkan sikap
inisiatif dari dalam dirinya sendiri untuk mengikuti pembelajaran. Ia
bergantung kepada guru yang menjelaskan, apabila guru tersebut
menyenangkan maka ia akan mengikuti pembelajaran dengan
menyenangkan, dan berlaku sebaliknya. S11 belum menanamkan
kedisiplinan dalam dirinya, terkadang ia sering terlambat dan
memainkan gadget ketika pembelajaran untuk membalas pesan.
Kemudian pada indikator kedua, ia sudah menunjukkan sikap
untuk mencoba permasalahan yang sulit secara mandiri tetapi
apabila ia sudah tidak menemukan solusi ia akan mencoba bertanya
kepada teman bahkan tak jarang ia hanya sekedar menyalin
pekerjaan temannya. Baginya, semua permasalahan atau soal harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
diselesaikan dengan bersungguh-sungguh karena ia sangat
mempedulikan nilai dan ingin memiliki nilai bagus. Selanjutnya
pada indikator ketiga, apabila ia tidak memahami materi yang
diajarkan ia akan memperhatikannya hingga selesai kemudian
setelah guru selesai menjelaskan ia akan bertanya tentang hal yang
belum dimengerti.
Pada indikator keempat, sistem yang digunakan S11 dalam
mempersiapkan tes tertulis masih sistem kebut semalam dan ia
menganggap cara tersebut dapat membuatnya lebih mengingat
materi. Mungkin hal ini yang menjadi penyebab ia belum siap
mengikuti tes tertulis dan cenderung mengandalkan teman.
Menurutnya, ia merasa puas dengan berapapun hasil tes tertulis yang
ia peroleh selama itu hasil kerja sendiri. Dan pada indikator kelima,
S11 belum memiliki inisiatif untuk mengerjakan soal-soal dari
sumber lain. Namun, ia memiliki usaha dalam dirinya untuk
menyelesaikan soal secara individu terlebih dahulu sebelum bertanya
kepada temannya.
Siswa terakhir yang menjadi narasumber adalah S6 dengan
kategori nilai terendah. Pada indikator pertama, S6 sudah berusaha
untuk mengikuti pembelajaran dengan baik namun kekurangannya
adalah konsentrasinya sering terganggu dan sulit untuk
memfokuskan diri. Tetapi keunggulannya, ia mampu menaati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
peraturan sekolah dengan baik sebagai usaha mendisiplinkan diri
dalam pembelajaran.
Kemudian pada indikator kedua, ia sudah menunjukkan sikap
untuk mencoba permasalahan yang sulit secara mandiri tetapi
apabila ia sudah tidak menemukan solusi ia akan mencoba bertanya
kepada teman untuk diajak bekerja sama. Ia akan menyelesaikan
suatu tugas dengan sungguh-sungguh apabila ia senang dan bisa
mengerjakan. Namun tak jarang ia mengerjakan hanya sekedar
karena membutuhkan nilai. Selanjutnya pada indikator ketiga,
apabila ia tidak memahami materi yang diajarkan ia akan mencari
informasi dari sumber lain seperti Buku Bank Soal, namun tak jarang
ia melakukannya karena disuruh oleh orangtuanya.
Pada indikator keempat, sistem yang digunakan S6 dalam
mempersiapkan tes tertulis adalah dengan belajar, berdoa, dan
menyiapkan mental. Ia sudah menyicil mempelajari materi tes
tertulis seminggu sebelum pelaksanaan. Baginya, ia akan merasa
puas dengan berapapun hasil tes tertulis yang ia peroleh selama itu
hasil kerja sendiri. Dan pada indikator kelima, S6 belum memiliki
inisiatif untuk mengerjakan soal-soal karena kelemahan lain yang
dimiliki S6, yakni semua kegiatan akan berjalan sesuai dengan
mood, sehingga ketika moodnya sedang tidak stabil maka akan
berpengaruh pada proses pembelajarannya. Namun, ia tetap memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
usaha dalam dirinya untuk menyelesaikan soal secara individu
terlebih dahulu sebelum bertanya kepada temannya.
Secara keseluruhan, hasil wawancara sudah sesuai dengan
hasil angket yang telah diiisi sehingga hasil wawancara ini bisa
mendukung dan memperkuat pendapat yang disampaikan siswa.
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa sudah
memiliki inisiatif dari dirinya sendiri untuk melakukan pembelajaran
dengan baik walaupun belum sepenuhnya. Beberapa siswa masih
belum memiliki kesadaran akan pentingnya matematika di dalam
kehidupan dan sekedar hanya ingin memperoleh nilai dengan cara
cepat tanpa mempedulikan isi dari materi tersebut.
3. Analisis Data Hasil Belajar
a) Tugas
Tugas diberikan sebanyak 1 kali sebelum melaksanakan tes
tertulis. Tugas ini digunakan sebagai pengambilan nilai tugas dan
membantu siswa untuk berlatih soal. Nilai tugas akan diambil dari 2
KD dan akan dihitung per masing-masing KD. Nilai akhir dari tugas
memiliki bobot 40% dan akan diakumulasikan dengan nilai akhir tes
tertulis. Analisis data dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.3 Nilai Tugas Siswa
No. Identitas Siswa KD 3.8 dan 4.8 KD 3.9 dan 4.9
1. Siswa 1 53,33 80
2. Siswa 2 66,67 75
3. Siswa 3 50,00 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
No. Identitas Siswa KD 3.8 dan 4.8 KD 3.9 dan 4.9
4. Siswa 4 80,00 80
5. Siswa 5 46,67 45
6. Siswa 6 43,33 0
7. Siswa 7 33,33 35
8. Siswa 8 13,33 35
9. Siswa 9 83,33 65
10. Siswa 10 53,33 70
11. Siswa 11 40,00 75
12. Siswa 12 36,67 45
13. Siswa 13 33,33 40
14. Siswa 14 40,00 45
b) Tes Tertulis
Tes tertulis diadakan diakhir pertemuan setelah semua materi
sudah tersampaikan. Nilai tes tertulis akan diambil dari 2 KD dan
akan dihitung per masing-masing KD. Nilai akhir dari tes tertulis
memiliki bobot 60% dan akan diakumulasikan dengan nilai akhir
tugas. Analisis data dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Nilai Tes Tertulis Siswa
No. Identitas Siswa KD 3.8 dan 4.8 KD 3.9 dan 4.9
1. Siswa 1 78,57 84,62
2. Siswa 2 85,71 65,38
3. Siswa 3 50,00 61,54
4. Siswa 4 78,57 57,69
5. Siswa 5 57,14 42,31
6. Siswa 6 0,00 19,23
7. Siswa 7 28,57 38,46
8. Siswa 8 28,57 34,62
9. Siswa 9 64,29 84,62
10. Siswa 10 57,14 46,15
11. Siswa 11 64,29 34,62
12. Siswa 12 50,00 46,15
13. Siswa 13 42,86 50,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
No. Identitas Siswa KD 3.8 dan 4.8 KD 3.9 dan 4.9
14. Siswa 14 50,00 65,38
Setelah melakukan perhitungan diatas, nilai tugas dan tes tertulis
diakumulasikan dengan menggunakan rumus nilai akhir pada hasil
belajar yang telah ditentukan sebelumnya. Berikut adalah rinciannya:
Tabel 4.5 Nilai Akhir Hasil Belajar Siswa
No. Identitas Siswa KD 3.8 dan 4.8 KD 3.9 dan 4.9
1. Siswa 1 68,48 82,77
2. Siswa 2 78,10 69,23
3. Siswa 3 50,00 62,92
4. Siswa 4 79,14 66,62
5. Siswa 5 52,95 43,38
6. Siswa 6 17,33 11,54
7. Siswa 7 30,48 37,08
8. Siswa 8 22,48 34,77
9. Siswa 9 71,90 76,77
10. Siswa 10 55,62 55,69
11. Siswa 11 54,57 50,77
12. Siswa 12 44,67 45,69
13. Siswa 13 39,05 46,00
14. Siswa 14 46,00 57,23
Dalam nilai akhir hasil belajar, siswa dikatakan lulus apabila
nilai akhir hasil belajar siswa sudah mencapai KKM yakni 75. Siswa
yang sudah lulus KKM pada KD 3.8-4.8 adalah 2
14× 100% =
14,29%, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM adalah
12
14× 100% = 85,71%. Pada KD 3.9-4.9 siswa yang sudah lulus
KKM adalah 2
14× 100% = 14,29%%, sedangkan siswa yang belum
mencapai KKM adalah 11
14× 100% = 85,71%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran akan dibahas tiap-tiap pertemuan sesuai
dengan analisa data yang telah dilakukan. Berikut adalah pembahasan
kegiatan pembelajaran:
a) Pertemuan ke-1
Pada pertemuan ini, peneliti memulai pembelajaran dengan
perkenalan kemudian dilanjutkan dengan materi awal yakni
pengenalan sudut dan perbandingan trigonometri pada segitiga siku-
siku. Berdasarkan hasil observasi, nilai yang diperoleh peneliti
adalah 95 dan berdasarkan Tabel 3.7 pembelajaran masuk ke dalam
kategori Sangat Baik. Faktor yang sangat mendukung peneliti adalah
karena materi awal masih mudah dan bisa dibawakan dengan tenang.
Menurut hasil refleksi, peneliti sudah mampu melaksanakan
pembelajaran dan mampu mengajarkan siswa untuk mengakses
Quipper School. Hanya saja peneliti lupa untuk menyampaikan
tujuan pembelajaran diawal. Peneliti terburu-buru untuk memulai
pembelajaran karena siswa memakan waktu banyak untuk berganti
seragam setelah pelajaran olahraga dan mengakibatkan jam mulai
pelajaran matematika menjadi mundur.
Hal tersebut sesuai dengan penilaian observer terhadap peneliti
bahwa peneliti tidak menyampaikan tujuan belajar yang akan dicapai
diawal pembukaan materi. Namun bagi peneliti, secara keseluruhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
proses pembelajaran berjalan dengan lancar. Siswa mampu
mengondisikan diri untuk belajar dan dapat bijak dalam
menggunakan gadget sebagai media pembelajaran Peneliti
menghimbau siswa agar lebih tepat waktu dalam memulai
pembelajaran.
b) Pertemuan ke-2
Pada pertemuan kedua, peneliti melanjutkan pembelajaran
dengan me-review terlebih dahulu materi yang telah diberikan pada
pertemuan sebelumnya. Peneliti mencoba memperbaiki kesalahan
pada pertemuan sebelumnya dengan menyampaikan tujuan belajar
yang akan dicapai. Berdasarkan hasil observasi, nilai yang diperoleh
peneliti adalah 70 dan merupakan hasil terendah dibandingkan
pertemuan lainnya. Berdasarkan Tabel 3.7 pembelajaran masuk ke
dalam kategori Cukup Baik.
Menurut hasil refleksi, peneliti sudah mampu melaksanakan
pembelajaran namun terdapat beberapa kendala yang berdampak
pada proses pembelajaran dan gaya mengajar yang dibawakan
peneliti. Kendala tersebut adalah kurangnya informasi dari sekolah
bahwa jam pelajaran terakhir dipotong 15 menit untuk kegiatan Jalan
Salib. Hal ini membuat peneliti menjadi tergesa-gesa untuk mengejar
materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Hal tersebut sesuai dengan penilaian observer terhadap peneliti
bahwa peneliti tidak mengondisikan siswa untuk siap mengikuti
pembelajaran dan tidak bersikap tegas untuk menegur siswa, peneliti
juga tidak sabar dan cenderung tergesa-gesa. Selain itu, observer
mengatakan bahwa gaya belajar yang dibawakan peneliti cenderung
monoton dan tidak bervariasi, latihan soal yang diberikan tidak dapat
dimanfaatkan oleh siswa dengan sebaik mungkin. Diakhir
pembelajaran pun peneliti tidak menyimpulkan pembelajaran karena
waktu yang singkat.
Peneliti menyadari bahwa pada pertemuan ini peneliti tidak
maksimal dalam menyampaikan materi karena sebelum memulai
pembelajaran peneliti sudah takut apabila target pembelajaran tidak
berjalan sesuai yang direncanakan. Namun bagi peneliti, pertemuan
ini merupakan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya agar lebih
proaktif bertanya terkait kegiatan sekolah dan lebih sigap dalam
menyiapkan rencana atau strategi lain apabila tidak berjalan sesuai
dengan rencana.
c) Pertemuan ke-3
Pada pertemuan ketiga, peneliti melanjutkan pembelajaran
dengan KD baru yakni menentukan perbandingan trigonometri
sudut-sudut di semua kuadran. Peneliti mencoba memperbaiki
kesalahan pada pertemuan sebelumnya dengan bersikap lebih tegas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
namun tetap tenang. Berdasarkan hasil observasi, nilai yang
diperoleh peneliti adalah 75 dan mengalami peningkatan dari
pertemuan sebelumnya. Berdasarkan Tabel 3.7 pembelajaran yang
dibawakan peneliti masuk ke dalam kategori Baik.
Pada pertemuan ini peneliti mengemas pembelajaran dengan
mengombinasikan pembelajaran langsung dan belajar secara mandiri
agar siswa tidak merasa bosan. Namun, siswa kurang mampu
menggunakan kesempatan dengan baik. Mereka menganggap sudah
mengerti pernjelasan yang disampaikan guru tanpa perlu
mempelajari bahan dari Quipper School sehingga siswa
menggunakan gadget tidak untuk keperluan belajar melainkan
melakukan aktivitas lain seperti bermain game.
Hal tersebut sesuai dengan penilaian observer terhadap peneliti
bahwa peneliti tidak berupaya untuk memancing siswa agar terlibat
aktif dalam pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan juga
tidak membuat siswa bersemangat dalam belajar. Berbeda halnya
apabila pembelajaran dilakukan secara mandiri dengan media
Quipper School, media tersebut berperan sebagai sumber utama
untuk mencari informasi terkait materi trigonometri, kemudian siswa
memahaminya sendiri dan disimpulkan bersama. Sementara model
pertemuan kali ini, media Quipper School hanya sebagai media
pendukung pembelajaran dan memperkaya latihan soal, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
siswa tidak memiliki rasa ingin tahu terkait materi yang ada
didalamnya karena sudah dijelaskan oleh peneliti.
Menurut peneliti, kedua cara belajar tersebut harus
dilaksanakan secara seimbang sehingga siswa tetap tertarik untuk
mencari informasi. Alternatif yang bisa dilakukan adalah dengan
mengajak siswa mempelajari materi secara mandiri di rumah
kemudian diperkuat dengan penjelasan dari guru di sekolah,
sehingga dengan begitu dua cara belajar ini tetap berjalan dan
mampu melatih siswa untuk belajar mandiri.
d) Pertemuan ke-4
Pada pertemuan keempat ini, peneliti melanjutkan materi
tentang rumus perbandingan trigonometri sudut berelas. Sebelumnya
peneliti sudah meminta siswa untuk mempelajarinya di rumah.
Peneliti mencoba meminamilisir kesalahan dari pertemuan-
pertemuan sebelumnya dengan mengajak siswa untuk aktif
berdiskusi tentang apa yang telah diperoleh dari belajar mandiri di
rumah.
Namun pada pertemuan kali ini, peneliti tidak menyiapkan
proyektor untuk membahas materi pada Quipper School, karena
menurut peneliti siswa sudah mempelajari semua materi sehingga di
kelas hanya menyamakan persepsi terkait penemuannya. Hal ini
menghambat pembelajaran, terlebih materi yang diajarkan cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
sulit dan memerlukan banyak rumus. Apabila peneliti menyiapkan
proyektor, pembelajaran akan terasa mudah karena menghemat
waktu untuk menulis rumus-rumus di papan tulis sehingga
pembelajaran terpusat pada pemahaman rumus.
Berdasarkan hasil observasi, sebagian besar indikator sudah
dilaksanakan peneliti saat pembelajaran. Peneliti memperoleh nilai
90 dan masuk dalam kategori Sangat Baik serta mengalami
peningkatan dari pembelajaran sebelumnya. Hanya saja peneliti
tidak menyiapkan proyektor untuk memudahkan pembelajaran
sehingga berdampak pada pemberian materi. Tak jarang peneliti
kesulitan dalam menyampaikan materi, bahkan memberikan
penjelasan dengan langkah-langkah yang tidak logis dan sulit
dipahami siswa.
Tak hanya dari segi peneliti, siswa juga menjadi faktor
penyebab terhambatnya proses pembelajaran ini. Siswa masih belum
mampu memanfaatkan waktu belajar di rumah dengan baik sehingga
akan proses pembelajaran di sekolah berjalan sangat lambat dan
tidak sesuai target yang di rencanakan. Apabila siswa sudah
mempelajari materi di rumah, pembelajaran di sekolah bisa berjalan
cepat mengingat jam pelajaran matematika di hari Jumat dipotong 15
menit terakhir. Pembelajaran juga dapat dilanjutkan ke bagian
selanjutnya atau membahas yang belum dimengerti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Namun secara keseluruhan, materi yang disampaikan dapat
dimengerti oleh siswa meskipun tidak sesuai target dan
membutuhkan waktu yang lama. Dari kejadian ini peneliti mengajak
siswa untuk memperbaiki diri dan menanamkan sikap inisiatif untuk
belajar.
e) Pertemuan ke-5
Pertemuan kelima ini, peneliti melanjutkan materi yang belum
selesai di pertemuan sebelumnya. Siswa sudah menunjukkan
perubahan dengan aktif bertanya dan memperhatikan dengan
seksama. Tujuan awal pertemuan kali ini adalah untuk me-review
materi dan membahas materi yang sulit sehingga setelah materi
semua tersampaikan, peneliti memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya materi dari pertemuan pertama hingga pertemuan
kelima.
Berdasarkan hasil observasi, peneliti memperoleh nilai 100 dan
masuk dalam kategori Sangat Baik. Pertemuan ini mengalami
peningkatan dari pertemuan sebelumnya dan merupakan hasil
tertinggi diantara pertemuan lainnya. Peneliti merasa pada
pertemuan ini pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan
menyenangkan. Hanya saja kondisi kelas cukup ramai karena siswa
bergantian bertanya dan siswa lain berlomba-lomba menjawab
pertanyaan yang diberikan peneliti. Peneliti juga memberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal yang ada di buku
maupun media Quipper School.
Pertemuan kelima ini merupakan pertemuan terakhir untuk
pembelajaran di kelas sehingga pada pertemuan selanjutnya siswa
akan melaksanakan tes tertulis terkait 2 KD yang telah diajarkan.
Pada pertemuan ini, peneliti juga memberikan tugas individu sebagai
pengambilan nilai tugas dan membantu siswa untuk mempersiapkan
diri mengikuti tes tertulis. Tugas ini akan dikumpulkan ssebelum tes
tertulis berlangsung dan sebagai syarat mengikuti tes tertulis.
Berdasarkan analisis data observasi partisipasi dan refleksi, secara
keseluruhan pembelajaran mengalami perubahan ke arah yang lebih baik
dan terjadi peningkatan meskipun terjadi penurunan pada pertemuan
kedua. Seperti yang dituliskan peneliti di bab II terkait ciri-ciri belajar
menurut Siregar (2010:5-6), yakni adanya kemampuan baru atau
perubahan dari segi pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik),
maupun sikap (afektif). Sehingga dapat dikatakan bahwa proses belajar
sudah terjadi dalam diri siswa.
Selain itu, menurut Siregar salah satu pertanda bahwa seseorang
telah belajar sesuatu adalah dengan adanya perubahan tingkah laku dalam
dirinya. Hal ini diperkuat dengan hasil refleksi peneliti yang
menunjukkan adanya perubahan siswa dalam mengikuti pembelajaran di
setiap pertemuan. Tentunya, perubahan ini tidak terjadi begitu saja
melainkan melalui berbagai proses dan usaha. Perubahan ini juga tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
berlangsung sesaat melainkan dapat disimpan atau dikembangkan.
Karena siswa sudah mengalami proses belajar dan pembelajaran sudah
terlaksana dengan baik, maka langkah selanjutnya adalah melihat
keefektifan dari segi motivasi belajar dan hasil belajar.
2. Motivasi Belajar
Menurut hasil analisis data angket, sebanyak 11 siswa atau 78,58%
siswa sudah memiliki motivasi belajar yang baik. Sementara 3 siswa atau
21,42% siswa belum memiliki motivasi belajar yang baik. Hal ini
ditunjukkan dengan sebagian besar siswa sudah memiliki ketekunan
dalam belajar dengan hadir di sekolah sesuai aturan yang berlaku.
Kemudian, siswa memiliki sikap pantang menyerah apabila menemukan
sesuatu hal yang dianggap sulit dengan bertanya kepada teman yang
lebih mengerti atau kepada guru. Selain itu, sebagian besar siswa
mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi ulangan harian atau
ujian yang akan dilalui dengan mengulang materi dan berlatih soal.
Namun, tak sedikit siswa hanya mempersiapkan diri sehari sebelum
ulangan dilaksanakan dengan menggunakan sistem kebut semalam.
Selain sikap positif yang tumbuh dalam diri siswa, banyak juga
sikap yang masih harus diperbaiki, diantaranya siswa belum mampu
belajar secara mandiri dan masih bergantung dengan orang lain untuk
berdiskusi bahkan sekedar menyalin pekerjaan temannya. Siswa belum
memiliki inisiatif yang tinggi atau kesadaran untuk belajar materi di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
rumah sebelum dibahas di kelas. Waktu yang digunakan siswa kadang
terbuang hanya untuk bermain atau mengerjakan hal-hal yang tidak perlu
sehingga menghambat proses pembelajaran. Minat dalam diri siswa perlu
ditumbuhkan agar memiliki kesadaran untuk berprestasi, bukan sekedar
untuk memperoleh nilai melainkan melihat proses dan mendapatkan
ilmu-ilmu yang berguna bagi masa depan.
Hasil angket tersebut didukung oleh hasil wawancara 3 siswa yang
dipilih berdasarkan nilai tertinggi, sedang, dan terendah. Pengambilan
siswa ini akan memperkuat jawaban siswa terhadap angketnya. Hasil
wawancara dengan narasumber pertama, yakni siswa yang memperoleh
nilai tertinggi, menunjukkan bahwa siswa tersebut memiliki keinginan
untuk memperbaiki diri dari masa lalunya saat SMP karena nilai semua
mata pelajaran selalu di bawah KKM dan ia berkeinginan untuk merubah
diri dengan memperhatikan proses pembelajaran dan terbukti dengan
hasil belajarnya yang tergolong tinggi. Sedangkan dengan narasumber
kedua, siswa dengan kategori nilai sedang, menunjukkan bahwa ia hanya
mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas karena sekedar
membutuhkan nilai. Ia tidak peduli apakah ia mengerti materi atau tidak
yang terpenting nilai tersebut bisa mendongkrak nilai-nilainya yang
kurang bagus.
Berbeda halnya dengan narasumber ketiga, siswa dengan nilai
terendah, ia akan mengikuti pembelajaran dengan baik apabila suasana
hatinya juga sedang baik. Ia mengakui bahwa ia tidak mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
berkonsentrasi terlalu lama dan mudah terganggu oleh lingkungan sekitar
atau temannya. Hal ini berpengaruh pada pelaksanaan pembelajaran di
kelas, ia akan aktif mengikuti pembelajaran apabila ia mengerti materi
dan menyukai materi tersebut sehingga terbukti pada hasil belajarnya
yang tergolong rendah.
Berdasarkan dua hasil analisis data di atas, terlihat bahwa sebagian
besar siswa sudah memiliki motivasi belajar dengan kategori baik. Hal
ini membuktikan pendapat guru matematika bahwa sebagian besar siswa
sudah memiliki motivasi belajar meskipun tidak terlalu baik. Sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan, penerapan model blended learning
dengan media Quipper School dikatakan efektif apabila sekurang-
kurangnya 75% siswa sudah memiliki motivasi yang baik sehingga
secara kuantitatif presentase siswa yang sudah memiliki motivasi yang
baik adalah sebesar 78,58%. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara
yang mengatakan bahwa sebagian besar siswa sudah memiliki inisiatif
dari dalam diri walaupun tidak seutuhnya.
3. Hasil Belajar Siswa
Data hasil belajar diperoleh dari perolehan nilai tugas dan nilai tes
tertulis yang nantinya akan diakumulasi dan diambil sebagai nilai akhir
hasil belajar. Pengambilan nilai hasil belajar akan ditinjau dari masing-
masing KD yakni KD 3.8-4.8 dan 3.9-4.9. Pada KD 3.8-4.8, siswa
diharapkan mampu menentukan dan menyelesaikan masalah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
berkaitan dengan perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku.
Sedangkan pada KD 3.9-4.9, siswa diharapkan mampu menentukan dan
menyelesaikan nilai sudut berelasi di berbagai kuadran.
Nilai tugas yang diperoleh siswa dalam KD 3.8-4.8 masih
tergolong rendah karena hanya dua siswa yang mendapat nilai diatas
KKM, dengan nilai tertinggi adalah 83,33 dan nilai terendah adalah
13,33. Sedangkan pada KD 3.9-4.9 siswa yang sudah mendapat nilai
diatas KKM ada empat siswa, dengan nilai tertinggi 80 dan nilai
terendah adalah 0. Menurut peneliti, hal ini disebabkan oleh kurangnya
keseriusan siswa dalam mengerjakan tugas individu. Siswa mengerjakan
tugas ini hanya karena sebagai syarat mengikuti tes tertulis, sehingga
mereka mengerjakannya tidak dengan kesungguhan hati dan ala
kadarnya.
Nilai tes tertulis yang diperoleh siswa dalam KD 3.8-4.8 juga masih
tergolong rendah karena hanya tiga siswa yang memperoleh nilai diatas
KKM dengan nilai tertinggi adalah 85,71 dan nilai terendah adalah 0.
Sedangkan pada KD 3.9-4.9, hanya dua siswa yang lulus KKM dengan
nilai tertinggi adalah 84,62 dan nilai terendah adalah 19,23. Menurut
peneliti, hal ini disebabkan oleh kurang baiknya pola belajar yang
dilakukan oleh siswa. Sebagian besar siswa mempersiapkan tes tertulis
hanya semalam sebelum tes tersebut dilaksanakan sehingga materi yang
dipelajari tidak benar-benar terserap dalam pikiran siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Nilai hasil belajar diperoleh dengan cara mengambil 40% dari nilai
tugas dan mengambil 60% dari nilai tes tertulis kemudian nilai keduanya
diakumulasikan. Nilai akhir siswa pada KD 3.8-4.8 belum menunjukkan
adanya prestasi belajar yang tinggi, karena siswa yang lulus KKM hanya
dua siswa dengan nilai tertinggi adalah 79,14 dan nilai terendah adalah
17,33. Sama halnya dengan KD 3.9-4.9, prestasi belajar siswa masih
tergolong rendah, hanya dua siswa yang memperoleh nilai diatas KKM.
Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 82,77 dan nilai terendah adalah
11,54.
Berdasarkan nilai akhir hasil belajar, diperoleh bahwa siswa yang
lulus pada KD 3.8-4.8 dan KD 3.9-4.9 masing-masing hanya dua orang.
Dalam nilai akhir hasil belajar, presentase siswa yang sudah lulus KKM
pada KD 3.8-4.8 adalah 14,29%, begitu juga dengan KD 3.9-4.9,
presentase siswa yang sudah lulus KKM adalah 14,29%. Apabila hasil
tersebut dibandingkan dengan kategori keefektifan, maka penerapan
model blended learning dengan media Quipper School belum dikatakan
efektif karena siswa yang lulus KKM tidak mencapai 75%.
Sebelumnya hal ini sudah pernah diungkapkan oleh guru
matematika bahwa hasil belajar siswa yang diperoleh selama ini masih
rendah dan dapat terbukti melalui penelitian ini. Hal tersebut terjadi
karena banyak faktor-faktor yang menghambat proses pembelajaran
sehingga sebagian besar siswa tertinggal materi dan tidak memiliki usaha
untuk mencari informasi, salah satunya adalah faktor kedisiplinan waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
dalam belajar dan menjadi tanggung jawab guru untuk mengubah pola
perilaku siswanya.
Selain dari segi siswa, segi materi dan segi waktu sangat
mempengaruhi rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa. Dari segi
materi, bagi peneliti trigonometri merupakan materi yang sangat
kompleks dan membutuhkan pemahaman yang cukup dalam agar tidak
sekedar menghafalkan rumus melainkan mengerti konsep sehingga
meminimalisir kesalahan penggunaan rumus. Sedangkan dari segi waktu,
proses pembelajaran terjadi begitu singkat karena keterbatasan waktu
yang diberikan sekolah kepada peneliti. Waktu yang sangat singkat
menuntut peneliti untuk menyampaikan semua materi tanpa
memperdalamnya. Dengan waktu yang singkat pun siswa tidak memiliki
kesadaran untuk berubah dan memanfaatkan waktu yang ada.
Pada dasarnya, waktu yang singkat tersebut tidak digunakan
dengan sebaik mungkin dan siswa cenderung mengatakan bahwa mereka
sudah mengerti, ketika peneliti bertanya pun hanya beberapa siswa saja
yang aktif. Tetapi kenyataannya, banyak siswa yang memperoleh nilai
dibawah KKM. Sehingga menurut peneliti, pada saat pembelajaran siswa
mengatakan mengerti hanya karena siswa sudah merasa bosan, kemudian
ingin materinya cepat selesai, dan cepat pulang.
Proses pembelajaran siswa bersama guru bidang studi selama ini
pun menunjukkan bahwa siswa belum memiliki keseriusan dan
cenderung menunda sesuatu. Nilai matematika pada materi-materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
sebelumnya juga tergolong rendah, bahkan kelas X TKJ-A ini merupakan
kelas dengan nilai terendah dibandingkan kelas lain.
Namun semua itu juga tidak terlepas dari kekurangan peneliti.
Peneliti belum mampu memaksimalkan waktu yang ada agar
pembelajaran tetap bermakna dan siswa memahami apa yang diajarkan.
Peneliti belum mampu mengemas pembelajaran menjadi menarik agar
siswa berantusias dalam mengikuti pembelajaran. Sehingga secara garis
besar, hasil belajar siswa masih tergolong rendah karena disebabkan oleh
beberapa faktor, yakni kebiasaan belajar siswa yang tidak baik,
kecerdasan yang dimiliki masing-masing siswa, sikap selama mengikuti
pembelajaran yang cenderung menyepelekan, isi materi yang cukup
kompleks, waktu yang sangat singkat, dan metode pembelajaran yang
dibawakan peneliti.
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memiliki beberapa keterbatasan
diantaranya:
1. Peneliti hanya diberi kesempatan melakukan penelitian sebanyak 6 kali
karena bersamaan dengan Ujian Tengah Semester. Hal ini membuat
jadwal penelitian menjadi mundur dan tidak sesuai dengan apa yang
direncanakan. Peneliti berencana untuk mengajar satu materi penuh,
namun guru hanya memberikan kesempatan untuk mengajar 2 KD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
2. Kurangnya komunikasi antar peneliti dengan pihak sekolah sehingga
beberapa jam pelajaran matematika dipotong 15 menit terakhir untuk
memberi kesempatan kepada siswa yang beragama Katolik menjalani
Ibadat Jalan Salib.
3. Perubahan soal tes tertulis dikarenakan soal tes tertulis tersebut akan
diseragamkan dengan kelas lain sebagai nilai UTS. Soal dibuat oleh guru
sendiri dan tanpa melalui proses validasi, sedangkan soal yang dibuat
peneliti sudah divalidasi. Hal ini terjadi karena adanya kesalahan
informasi dari kedua belah pihak sehingga soal yang dibuat peneliti
digunakan untuk penilaian tugas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
beberapa hal berikut ini:
1. Efektivitas penerapan model blended learning dengan media Quipper
School yang ditinjau dari motivasi belajar sudah dapat dikatakan efektif
untuk diterapkan di kelas X TKJ-A SMK Asisi Jakarta. Hal ini terbukti
dari angket motivasi belajar yakni sebanyak 78,58% siswa memiliki
motivasi dalam kategoti minimal baik dan sudah memenuhi kriteria
keefektifan ≥ 75% . Hasil wawancara juga memperkuat jawaban siswa
pada angket dan menunjukkan bahwa siswa memiliki motivasi yang baik
untuk melakukan pembelajaran dengan model blended learning dengan
media Quipper School.
2. Penerapan model blended learning dengan media Quipper School yang
ditinjau dari hasil belajar tidak dapat dikatakan efektif untuk diterapkan
di kelas X TKJ-A SMK Asisi Jakarta. Hal ini terbukti dari masing-
masing KD 3.8-4.8 dan 3.9-4.9 menunjukkan bahwa 14,29% siswa lulus
KKM sehingga belum memenuhi kriteria keefektifan ≱ 75% . Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor yakni faktor pertama dari segi materi,
karena pada materi trigonometri membutuhkan banyak waktu untuk
memahami konsep dan menggunakan rumus dalam soal. Faktor kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
3. adalah dari segi waktu yang cukup singkat karena terdapat jeda untuk
pelaksanaan Penilaian Tengah Semester (PTS). Faktor yang ketiga adalah
dari segi siswa yang belum mampu memaksimalkan waktu pembelajaran
secara optimal. Dan faktor yang terakhir adalah dari segi peneliti sebagai
pemberi materi. Peneliti kurang mampu mengondisikan siswa untuk bijak
dalam menggunakan gadget pada saat pembelajaran.
B. Saran
Penelitian “Efektivitas Penerapan Model Blended Learning dengan
Menggunakan Media Quipper School Ditinjau dari Motivasi Belajar dan
Hasil Belajar Siswa Kelas X TKJ-A SMK Asisi Jakarta Tahun Ajaran
2017/2018”, peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Persiapan yang lebih matang dan mempersiapkan alternatif lain untuk
mengatasi apabila terjadi perubahan pembelajaran yang sebelumnya
sudah ditetapkan.
2. Memperhatikan alokasi waktu dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga
sesuai dengan waktu siswa yang akan menjalankan ibadah.
3. Validasi instrumen dengan dua ahli yakni dosen dan guru mata pelajaran
lebih baik dilaksanakan agar memiliki perbandingan dari lembar yang
telah divalidasi.
4. Validasi instrumen kepada siswa lebih baik dilaksanakan agar instrumen
benar-benar valid karena dapat sesuai dengan pola pikir responden itu
sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
5. Mengoptimalkan penggunaan media Quipper School dan
mengolaborasikannya dalam pembelajaran sehingga dapat berjalan sesuai
target.
6. Pada lembar observasi lebih baik diperkuat dengan menambah
pernyataan yang memuat Quipper School.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Echols, John M. & Hassan Shadily. 2003. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: PT
Gramedia
Harding, A., Kaczynski, D. & Wood, L.N. 2005. Evaluation of Blended Learning:
Analysis of Quantitative Data, UniServe Science Blended Learning
Symposium Proceedings: 56—72
Hudoyo, Herman. 1990. Mengajar Belajar Matematika. Malang: IKIP
Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Press
Karso, dkk. 2008. Pendidikan Matematika 1. Jakarta: Universitas Terbuka
KBBI. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: PT Gramedia
Kemendikbud. 2013. Permedikbud Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar
Proses. Jakarta: Kemendikbud
Lestari, Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara. 2015. Penelitian
Pendidikan Matematika. Bandung: PT Refika Aditama
Mueller, Daniel J. 1992. Mengukur Sikap Sosial Pegangan untuk Peneliti dan
Praktisi. Jakarta: Bumi Aksara
Mulyasa, E. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
PT. Remaja Rosdayakarya
Nashar, H. 2004. Peranan Motivasi & Kemampuan Awal. Jakarta: Delia Press
Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Nuraeni, N, dkk. 2010. Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran Generatif
untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Mata Pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi. UPI: Bandung
Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: Rosdakarya
Rahmawati, Rizki, dkk. 2015. Keefektifan Penerapan E-Learning Quipper
School pada Pembelajaran Akuntansi di SMA Negeri 2 Surakarta. Jurnal
“Tata Arta” UNS Vol. 1 No. 1 hlm. 1-12
Rusgianto, H. S. 2008. Trigonometri (Membangun kekuatan konstruksi kognitif).
Yogyakarta: Tim Grafik Indah
Rusman. 2006. Model-Model Pembelajaran. Bandung: Rajawali Pers
Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Bandung:
Rajawali Pers
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia
Soekartawi. 2005. Peran Strategis e-Learning dalam Mendukung Pemerataan
Pendidikan yang Berkualitas. Seminar Nasional Pemanfaatan Teknologi
Informasi Berbasis Web dalam e-Learning. Medan: STMIK-Mikroskil
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Sugiyono. 2010. Statistik untuk Pendidikan. Bandiung: Alfabeta
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Sukardjono. 2014. Modul Trigonometri. USD: JPMIPA
Supardi. 2013. Sekolah Efektif: Konsep Dasar dan Praktiknya. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Supatmono, Catur. 2009. Matematika Asyik. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Prenada Media Group
Trisnaningsih, Sari, dkk. 2016. Pengembangan Learning Management System
Quipper School pada Pembelajaran Materi Sistem Pertahanan Tubuh
untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI di SMA
Negeri 3 Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Biologi Vol. 5 No. 6
Uno, Hamzah. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara
Wahyudin, Djumata, dan Dwi Susanti. 2008. Belajar Matematika Aktif dan
Menyenangkan untuk kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran: Landasan&Aplikasinya.
Jakarta: Rineka
Widoyoko, Eko Putro. 2014. Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Wijayanti, R.A. Rica. 2016. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dengan Bantuan
Penggunaan Media Quipper School. Jurnal Apotema Vol. 2 No. 1
Wirodikromo, Sartono. 2007. Matematika SMA untuk kelas XI. Jakarta: Penerbit
Erlangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI