efektivitas penggunaan model pembelajaran … · jurusan : pendidikan guru sekolahdasar s1 fakultas...

117
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) TERHADAP HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS V SD INPRES PABAENG-BAENG KOTA MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S1) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh: SITI NURAZMI AMIRUDDIN NIM. 10540 9655 15 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (S1) 2019

Upload: others

Post on 01-Nov-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE

CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) TERHADAP HASIL

BELAJAR PKN SISWA KELAS V SD INPRES PABAENG-BAENG

KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S1)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:

SITI NURAZMI AMIRUDDIN

NIM. 10540 9655 15

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (S1)

2019

Page 2: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran
Page 3: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran
Page 4: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : SITI NURAZMI AMIRUDDIN

Nim : 10540 9655 15

Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Value

Clarification Technique (VCT) Terhadap Hasil Belajar

PKn Kelas V SD Inpres Pabaeng-baeng Kota Makassar.

Skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah asli hasil karya

sendiri, bukan hasil ciplakan atau buatan oleh orang lain.

Demikian pernytaan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia

menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Agustus 2019

Yang Membuat Permohonan

SITINURAZMI AMIRUDDIN

NIM : 10540 9655 15

Page 5: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : SITI NURAZMI AMIRUDDIN

Nim : 10540 9655 15

Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1

Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan

Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Value

Clarification Technique (VCT) Terhadap Hasil Belajar

PKn Kelas V SD Inpres Pabaeng-baeng Kota Makassar.

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi, saya akan

menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun)

2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan selalu melakukan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1,2 dan 3, saya bersedia

menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikan Perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran

Makassar, Agustus 2019

Yang Membuat Perjanjian

SITI NURAZMI AMIRUDDIN

NIM : 10540 9655 15

Page 6: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Moto

Kau bisa jadi yang terbaik, Kau bisa jadi yang terhebat, Jangan tunggu

keberuntungan, Kau takkan pernah tahu jika kau tak pernah mencoba,

Abdikan dirimu dan kau bisa temukan dirimu berdiri di panggung

kesuksesan.

Jangan hantui dirimu dengan kegagalan yang belum pasti sehingga

takut berbuat. Orang yang takut gagal berarti dia sudah gagal karena

kegagalan ada dibalik keberhasilan. Yakinlah tak ada orang yang tak

berpotensi gagal karena setelah itu ada keberhasilan.

Masa lalu bukan suatu penghalang. Jadikanlah pelajaran yang pernah

terjadi agar tidak terjatuh pada lubang yang sama. Dan mintalah

nasihat kepada orang-orang yang sudah sukses.

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila

engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras(untuk

urusan yang lain). dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.”

Q.S.Al- Insyirah, 94:6-8.

Persembahan

Dengan segala kerendahan hati kupersembahkan karya

sederhana ini kepada :

Kedua orang tuaku Ayah Amiruddin dan Ibu Hj

Muliana yang telah mendidik, mencurahkan kasih

sayang dan memberikan motivasi serta doanya.

Saudaraku tercinta, keluarga dan sahabat-sahabatku

yang senantiasa membantu dengan tulus ikhlas baik

moril maupun materi.

Kepada teman-teman yang dengan iklas membantu

saya dalam penyusunan karya ini.

Page 7: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

ABSTRAK

SITI NURAZMI AMIRUDDIN, 2019. “Efektivitas Penggunaan Model

Pembelajaran Value Clarification Technique (Vct) Terhadap Hasil Belajar Pkn

siswa kelas V SD Inpres Pabaeng-baeng Kota Makassar”. Skripsi Jurusan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing : Muhajir, dan Muhajirah

Hasanuddin.

Penelitian ini bertujuan menguji kebenaran tentang Apakah penggunaan

model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) efektif terhadap hasil

belajar PKn kelas V SD Inpres Pa‟baeng-baeng Kota Makassar.

Penelitian ini adalah penelitian dengan jenis Pre-Experimental Design

(Nondesigns) dengan jenis desain penelitian One Group Pretest-Posttest Design,

Pembelajaran diukur sebelum dan sesudah pemberian perlakuan yang bertujuan

untuk mengetahui Apakah penggunaan model pembelajaran Value Clarification

Technique (VCT) efektif terhadap hasil belajar PKn kelas V SD Inpres Pa‟baeng-

baeng Kota Makassar.

Variabel bebas dalam penelitian ini penggunaan model pembelajaran

Value Clarification Technique (VCT) pada mata pelajaran PKn murid kelas V SD

Inpres Pa‟baeng-baeng Kota Makassar. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas

V SD Inpres Pa‟baeng-baeng yang berjumlah 30 peserta didik. Sampel penelitian

ini adalah seluruh siswa kelas V SD Inpres Pa‟baeng-baeng dengan jumlah 30

peserta didik.

Data hasil penelitian diperoleh dengan memberikan pretest pada awal

pertemuan dan posttest pada akhir pertemuan, dengan soal berbentuk uraian dan

isian kemudian di analisis menggunakan Uji-t. Berdasarkan hasil analisis

disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Value Clarification

Technique (VCT) efektif terhadap hasil belajar PKn kelas V SD Inpres Pa‟baeng-

baeng Kota Makassar.

Kata Kunci: Model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT), hasil

belajar PKn Class.

Page 8: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirobbil „Alamin puji dan syukur ke hadirat Allah subhanahu

wa ta‟ala atas segala limpahan rahmat dan segala nikmat yang selalu tercurahkan

kepada penulis, salam dan salawat kepada junjungan Nabi Muhammmad

shallallahu alaihi wasallam, keluarga, sahabat dan seluruh ummat muslim yang

tetap istiqomah pada ajarannya.

Penyusunan skripsi ini, tidak sedikit mengalami hambatan, akan tetapi atas

berkat pertolongan sang Khalik Allah subhanahu wa ta‟ala penulis dapat

mengatasinya dengan baik. Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan

sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah. Oleh karena itu, dengan segala

kerendahan hati, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan

bantuannya baik berupa moril maupun materil dalam penyelesaian skripsi ini

mulai dari awal sampai selesai. Ucapan terima kasih yang tak terhingga dan

teristimewa untuk kedua orang tua yang penulis cintai dan mencintai penulis

dengan sepenuh hati Ayahanda Sanuddin dan Ibunda Siani atas pengorbanannya

yang tak akan pernah bisa penulis balas walaupun sampai titik peluh, Dr. Muhajir,

M.Pd., selaku Pembimbing I dan Dra. Hj. Muhajirah Hasanuddin, M.Si., selaku

Page 9: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Pembimbing II, yang ditengah kesibukannya masih dapat meluangkan waktunya

membantu dan membimbing penulis.

Demikian juga terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak: Prof. Dr. H.

Abd. Rahman Rahim, SE.,MM., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd. Ph.D., Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah

Makassar. Bapak Aliem Bahri, S.Pd., M. Pd., dan Ibu Ernawati, S.Pd, M.Pd.,

Ketua prodi dan Sekretaris prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP

Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak dan Ibu Dosen pada Jurusan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar

yang telah memberikan bekal dan ilmu pengetahuan selama mengikuti

pendidikan.

Tiada imbalan yang dapat diberikan, hanya kepada Allah subhanahu wa

ta‟ala penulis menyerahkan segalanya dan semoga bantuan yang diberikan selama

ini bernilai ibadah disisi-Nya Amin. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini

dapat memberikan manfaat yang baik untuk berbagai pihak.

Makassar, Juli 2019

Penulis

Page 10: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN ................................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN ....................................................................................... v

KARTU KONTROL BIMBINGAN ................................................................. vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... viii

ABSTRAK ......................................................................................................... i x

KATA PENGANTAR ......................................................................................... x

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 9

A. Landasan Teori........................................................................................ 9

1. Belajar, Hasil Belajar, dan Pembelajaran ........................................... 9

2. Konsep Pembelajaran Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar .. 14

Page 11: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

3. Model Pembelajaran Value Clarification Techique (VCT) ............. 20

4. Penelitian yang Relevan ................................................................... 29

B. KERANGKA PIKIR ............................................................................. 31

C. HIPOTESIS PENELITIAN .................................................................. 33

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 34

A. Rancangan Penelitian ............................................................................ 34

1. Jenis Penelitian ................................................................................. 34

2. Desain Penelitian .............................................................................. 34

3. Lokasi Penelitian .............................................................................. 35

4. Waktu Penelitian .............................................................................. 36

5. Sumber Data ..................................................................................... 36

B. Populasi dan Sampel ............................................................................. 36

1. Populasi ............................................................................................ 36

2. Sampel .............................................................................................. 37

C. Definisi Operasional Variabel.............................................................. 38

D. Instrumen Penelitian ............................................................................. 39

D. Tehnik Pengumpulan Data.................................................................... 39

E. Tehnik Analisis Data ...................................................... ..................... .40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 43

A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 43

B. Pembahasan Data Penelitian ................................................................. 57

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 57

A. Simpulan ............................................................................................... 57

Page 12: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

B. Saran ..................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 59

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

PERSURATAN

Page 13: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Daftar Populasi .......................................................................................... 38

3.2 Daftar Sampel............................................................................................ 39

3.3 Tabel Kategori Penilaian ........................................................................... 42

4.1 Hasil Belajar PKn (Pretest) ....................................................................... 46

4.2 Hasil Belajar PKn (Posttest) ..................................................................... 47

4.3 Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai pretest .......................... 48

4.4 Tingkat Penguasaan Materi Pretest PKn siswa kelas V SD Inpres

Pa‟baeng- Baeng ....................................................................................... 49

4.5 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar PKn (Pretest) ................................... 50

4.6 Perhitungan untuk Mencari Mean (rata-rata) Nilai Posttest ..................... 51

4.7 Tingkat Penguasaan Materi Posttest PKn siswa kelas V SD Inpres

Pa‟baeng- Baeng ....................................................................................... 52

4.8 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar PKn (Posttest) .................................. 53

Page 14: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagan Kerangka Pikir ................................................................................. 33

3.1 Desain Penelitian ......................................................................................... 36

Page 15: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 2. Tabel Hasil Belajar Pretest dan Posttest Siswa

Lampiran 3. Soal Pretest dan Posttest

Lampiran 4. Perhitungan untuk Mencari Nilai Mean (rata-rata) Pretest

Lampiran 5. Hasil Belajar Pretest dan Posttest

Lampiran 6. Dokumentasi

Page 16: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu pilar sebuah negara, negara yang maju

dapat diukur dari kualitas pendidikannya. Di era modern seperti sekarang ini

pendidikan menjadi hal yang sangat penting karena dengan pendidikan suatu

negara dapat berkembang menjadi negara yang maju. Pendidikan secara umum

mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri untuk dapat

hidup dan melangsungkan kehidupannya pada yang lebih baik. Kita dididik

menjadi orang yang berguna baik bagi negara, Nusa dan Bangsa. Pendidikan

pertama kali yang kita dapatkan yaitu di lingkungan keluarga (Pendidikan

informal), lingkungan sekolah (Pendidikan formal), dan lingkungan masyarakat

(Pendidikan nonformal). Oleh karena itu, setiap negara selalu berusaha untuk

meningkatkan kualitas pendidikannya. Selain itu pendidikan juga dapat menjadi

sarana pembentukan karakter suatu bangsa.

Bagi suatu negara sistem keyakinan atau filosofi yang isinya berupa

konsep, prinsip, serta nilai yang dianut oleh masyarakat suatu negara. Suatu pilar

kebangsaan harus kokoh dan kuat untuk menangkal berbagai bentuk ancaman dan

gangguan, baik dari dalam maupun dari luar. Berikut ini adalah 4 pilar

kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia: 1). Pilar pancasila, merupakan

pilar pertama untuk kokohnya negara-negara Indonesia. Pemikiran dasar mengapa

pancasila berperan sebagai pilar kehidupan berbangsa dan bernegara adalah sila

yang terdapat dalam pancasila yang menjadi belief system. 2). Pilar Undang-

Page 17: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Undang Dasar 1945, merupakan pilar kedua dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara di indonesia. Tidak memahami prinsip yang terdapat pada pembukaan

UUD 1945 maka tidak mungkin melakukan evaluasi terhadap pasal-pasal yang

ada pada batang tubuh UUD yang menjadi derivatnya. 3). Pilar Negara Kesatuan

Repubik Indonesia, alasan utama para pendiri bangsa indonesia memilih bentuk

negara kesatuan adalah karena sejarah strategi pecah belah yang dilakukan

Belanda bisa berhasil karena Indonesia belum bersatu pada masa penjajahan.

Terbukti, setelah negara Indonesia berbentuk negara kesatuan, taktik pecah belah

tersebut dapat dipatahkan. Inilah yang menjadi dasar dalam membentuk negara

kesatuan. 4). Pilar Bhinneka Tunggal Ika, sesanti atau semboyan yang dituangkan

dalam karyanya Kakawin Sutasoma, yang berbunyi “Bhinneka Tunggal Ika,

Tanhana dharma mangrwa” yang berarti “berbeda-beda tetap satu, tak ada

pengabdian yang mendua”. Pada masa itu pemerintah kerajaan Majapahit

menjadikan semboyan tersebut menjadi prinsip hidup mereka. Hal ini untuk

mengantisipasi perpecahan dimasyarakat mereka yang memang terdapat

keanekaragaman agama. Meskipun mereka berbeda agama tetapi mereka tetap

satu dalam pengabdian.

Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik,

luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan

memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan

dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.

Tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

manusia yang seutuhnya yaitu yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Page 18: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,

kesehatan rohani dan jasmani, kepribadian yang mandiri serta rasa tanggung

jawab dan berbangsa.

Proses pendidikan, utamanya di sekolah dasar merupakan landasan

paling mendasar untuk tersel enggaranya kegiatan belajar mengajar pada jenjang

yang lebih tinggi yaitu pendidikan menengah dan jenjang pendidikan tinggi. Ini

berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada

bagaimana proses belajar yang dialami oleh murid pada jenjang pendidikan

sekolah dasar. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 3 dimana dijelaskan bahwa “tujuan pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan membentuk watak dan karakter serta peradaban

untuk mengembangkan potensi murid dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi murid agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Pelaksanaan proses pendidikan di sekolah dasar terdiri dari beberapa

mata pelajaran salah satunya adalah mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

(PKn). Pendidikan Kewarganegaraan adalah wahana untuk mengembangkan dan

melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya Bangsa Indonesia

yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan

sehari-hari murid baik sebagai individu, masyarakat, warganegara dan makhluk

ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Page 19: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran wajib pada

semua satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Aspek-aspek yang

menjadi lingkup pelajaran ini adalah, mencakup persatuan dan kesatuan bangsa,

norma hukum dan peraturan, hak asasi manusia, kebutuhan warga negara,

kekuasaan dan politik, pancasila, dan globalisasi (Depdiknas, 2007). Selanjutnya

menurut Dikti, substansi kajian pendidikan kewarganegaraan mencakup : 1).

pengantar; 2). hak asasi manusia; 3). hak dan kewajiban warga negara; 4). bela

negara; 5). demokrasi; 6). wawasan nusantara; 7). ketahanan nasional; 8). politik

strategi nasional. Kewarganegaraan merupakan materi yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam, baik dari segi agama, sosio kultural, bahasa,

usia, dan suku bangsa, untuk menjadi warga negara indonesia yang cerdas,

terampil, dan berkarakter.

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada dasarnya

adalah untuk membantu mengembangkan pendidikan pembelajaran dalam

meningkatkan nilai dan moral murid di sekolah. Tujuan utama pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam peningkatan moral adalah kedisiplinan

dan pemahaman konsep yang benar dengan memberikan pola tingkah laku yang

baik nantinya dalam bermasyarakat dan juga untuk mengembangkan sikap, etika,

nilai-nilai moral, dan adat istiadat dalam Pendidikan Kewarganegaraan.

Pembelajaran di SD adalah tahapan pembelajaran penting bagi seorang

anak yang sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan serta masa-masa

peka sebagai tempat penanaman nilai dan moral. Mengingat pentingnya tahapan

tersebut maka didedikasi, keahlian dan keterampilan para guru sekolah dasar

Page 20: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

harus lebih profesional lebih bervariasi dan berkualitas. Sehingga, penggunaan

model yang tepat dapat memudahkan pembelajaran untuk diterapkan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada saat Magang II di

kelas V SD Inpres Pa‟baeng-Baeng Kota Makassar, menunjukan bahwa minat

murid terhadap pembelajaran PKn masih tergolong rendah. Selain itu,

pembelajaran masih bersifat konvensioal sehingga terkadang membuat murid sulit

untuk memahami materi yang diajarkan. Pada akhirnya murid masih menganggap

pembelajaran PKn sebagai pembelajaran hafalan semata tanpa mengetahui

pentingnya pembelajaran tersebut dalam membentuk nilai dan moral yang ada

dalam dirinya dan berakibat pada rendahnya hasil belajar murid. Hal ini dapat

dilihat dari rata-rata pencapaian hasil belajar murid adalah 53,33.

Berdasarkan permasalahan tersebut, hal ini merupakan salah satu indikasi

perlunya perbaikan model yang kurang tepat yang digunakan oleh guru, sehingga

peneliti berusaha mencari suatu alternatif lain atau model pembelajaran lain dalam

proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang bisa memfasilitasi

yaitu Value Clarification Technique (VCT). Model pembelajaran dengan cara

mengklarifikasi nilai Value Clarification Technique (VCT) merupakan pengajaran

untuk membentuk siswa dalam mencari dan menentukan suatu nilai yang

dianggap baik dalam menghadapi suatu persoalan melalui proses menganalisis

nilai yang sudah ada dan tertanam dalam diri siswa, model pembelajaran ini

diadaptasikan dengan kemampuan murid dalam proses pembelajarannya serta

membangun kemampuan murid untuk nilai dan moral murid dan meningkatkan

pemahaman konsep murid terhadap materi yang diajarkan.

Page 21: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Hal ini terlihat dari ketidak mampuan murid dalam menjabarkan secara

kompleks mengenai konsep yang benar, jadi untuk mengatasi masalah tentang

pemahaman konsep didalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

maka dipandang perlu untuk memilih model pembelajaran dan bagaimana proses

pelaksanaan model tersebut dalam pembelajaran, sehingga dapat ditelaah dengan

baik oleh guru maupun murid melalui cara pengajaran model yang baik. Sanjaya

(Taniredja 2017:87) menyatakan bahwa:

“Teknik Mengklarifikasi Nilai (Value Clarification technique) atau

sering di singkat VCT merupakan teknik pengajaran untuk membantu

siswa dalam mencari dan menentukan suatu nilai yang dianggap baik

dalam menghadapi suatu persoalan melalui proses menganalisis nilai

yang sudah ada dan tertanam dalam diri siswa”.

Menurut Djahiri (Ayu,dkk 2014:3) “VCT dimaksudkan untuk melatih

dan membina murid tentang bagaimana cara menilai, mengambil keputusan

terhadap suatu nilai umum untuk kemudian dilaksanakannya sebagai warga

masyarakat”.

Melalui model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT),

murid belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam konteks pengalaman

nyata, yang meliputi aplikasi keterampilan berpikir, memecahkan masalah,

apresiasi budaya, aspirasi nilai-moral, dan pada pendidikan kewarganegaraan

pengetahuan yang dibangun melalui model pembelajaran Value Clarification

Technique (VCT) akan ada pada diri murid sebagai perlindungan situasi

kehidupan nyata masyarakat dimana mereka hidup sehari-hari dengan bingkai

nilai kebangsaannya.

Page 22: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Oleh karena itu peneliti bermaksud mengadakan suatu penelitian dengan

judul “Efektifitas Penggunaan Model Pembelajaran Value Clarification

Technique (VCT) terhadap Hasil Belajar PKn Kelas V SD Inpres Pa’baeng-

Baeng Kota Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu : “Apakah penggunaan model pembelajaran Value

Clarification Technique (VCT) efektif terhadap hasil belajar PKn kelas V SD

Inpres Pa’baeng-Baeng Kota Makassar?”

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan

dalam penelitian ini yaitu: “Untuk mengetahui efektivitas penggunaan model

pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) terhadap hasil belajar PKn

kelas V SD Inpres Pa‟baeng-Baeng Kota Makassar”.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh melalui penelitian ini yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan acuan peneliti lain dalam pengembangan penelitian selanjutnya

terutama penggunaan model pe mbelajaran Value Clarificatian Technique

(VCT) dalam pembelajaran Pkn di Sekolah Dasar.

Page 23: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) diharapkan agar

dapat diterapkan di sekolah dasar dalam pembelajaran PKn.

b. Bagi Murid

1) Dapat meningkatkan hasil belajar PKn

2) Mendapat kejelasan nilai yang diyakini

3) Dapat menerima-menilai dirinya dan posisi nilai orang lain

4) Dapat menerima serta mengambil keputusan terhadap suatu persoalan

yang berhubungan dengan pergaulannya dan kehidupan sehari-hari.

c. Bagi Sekolah

Sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan dan memperbaiki

proses pembelajaran pada mata pelajaran PKn melalui penerapan model

pembelajaran Value Clarification Technique (VCT).

d. Bagi Peneliti

Sebagai acuan untuk mempelajari dan mengetahui prosedur tentang

penelitian mengenai penerapan model pembelajaran Value Clarification

Technique (VCT) dalam pembelajaran PKn.

e. Bagi Pembaca

Dapat mengetahui sebagai relevansi dalam menambah wawasan dan

pengetahuan tentang penerapan model pembelajaran Value Clarification

Technique (VCT) dalam pembelajaran PKn.

Page 24: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

1. Belajar, Hasil Belajar, dan Pembelajaran

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang paling utama dalam suatu

pembelajaran, hal ini berarti keberhasilan pencapaian pendidikan banyak

bergantung pada proses belajar yang dialami anak didik. Belajar menurut definisi

yang paling sederhana adalah proses yang dilakukan seseorang untuk mengubah

keadaan dari yang tidak tahu menjadi tahu.

Proses belajar memegang peranan penting dalam mencapai hasil yang

baik. Ini dapat dilihat dalam berbagai aktifitas manusia. Pada dasarnya belajar

tidak dibatasi ruang, waktu dan tempat. Kapan dan dimana saja manusia

senantiasa berada dalam keadaan belajar.

Belajar secara umum dapat diartikan sebagai proses perubahan akibat

interaksi individu dengan lingkungan. Proses perubahan tingkah laku ini tidak

terjadi dengan sendirinya, tetapi ada yang sengaja di recanakan dan ada yang

dengan sendirinya terjadi karena proses kematangan. Proses yang sengaja

direncanakan agar terjadi perubahan perilaku ini disebut dengan proses belajar.

Proses ini merupakan aktvitas psikis/mental yang berlangsung dalam interaksi

aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan yang relatif

konstan dan berbekas. Belajar adalah suatu proses kompleks yang terjadi pada

Page 25: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

semua orang, serta berlangsung seumur hidup. Karena kompleksnya masalah

belajar, banyak sekali teori yang menjelaskan bagaimana proses belajar itu terjadi.

Sutikno dalam (Fathurrohman 2011:5) menyatakan bahwa “belajar

adalah proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannyasendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Sementara itu, Skinner dalam ( Fathurrohman 2011:5) mengartikan

belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang

berlangsung secara progresif”.

Gagne dalam Yulianti (2014:14) mendefinisikan “belajar sebagai

kecenderungan perubahan pada diri manusia yang dapat dipertahankan selama

proses pertumbuhan. Belajar merupakan suatu peristiwa yang terjadi didalam

kondisi tertentu yang dapat diamati, diubah, dan dikontrol”.

Menurut Ali dalam Yulianti (2014: 14) “belajar adalah proses perubahan

perilaku (dalam hal ini mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap,

dan sebagainya), akibat interaksi individu dengan lingkungannya”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat diperoleh kesimpulan

bahwa belajar adalah adanya perubahan tingkah laku karena adanya suatu

pengalaman. Perubahan tingkah laku tersebut dapat berupa perubahan

keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi. Adapun

pengalaman dalam proses belajar ialah bentuk interaksi antara individu dengan

lingkungan.

Page 26: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

b. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh murid setelah melalui

kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang

yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif

menetap. Dalam kegiatan pembelajaran biasanya guru menetapkan tujuan belajar.

Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran. Menurut Winarni dalam (Mirati 2014: 41) bahwa:

“Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu

sisi murid dan dari sisi guru. Dari sisi murid, hasil belajar merupakan

tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada

saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud

pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari

sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran”.

Soediarto dalam (Solihatin 2012:6), mendefinisikan “hasil belajar sebagai

tingkat penugasan suatu pengetahuan yang dicapai oleh murid dalam mengikuti

program pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan”. (Syah

2000:150) mengemukakan bahwa “hasil belajar merupakan kecakapan nyata yang

dapat diukur langsung dengan menggunakan tes hasil belajar atau evaluasi belajar

yang dilakukan oleh guru di sekolah”.

Gegne dalam ( Baso 2016: 13) menyatakan “hasil belajar merupakan

hasil interaksi stimulus dari luar dengan pengetahuan internal siswa”.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

perubahan perilaku murid akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena

murid mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan.

Page 27: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

c. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk

membelajarkan murid dalam belajar, bagaimana belajar memperoleh dan

memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Muhaimin (2010:132) mengemukakan bahwa “pembelajaran adalah

upaya membelajarkan murid untuk belajar. Kegiatan pembelajaran akan

melibatkan murid mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien”.

Fontana dalam (Suherman, 2003:8) mengemukakan bahwa

“pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar

program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal”.

Pembelajaran sebagaimana dicantumkan dalam Undang-Undang No. 20

tahun 2003, adalah proses interaksi murid dengan pendidik dan sumber belajar

pada suatu lingkungan belajar. Definisi ini sejalan dengan apa yang dikemukakan

oleh Oemar Hamalik, bahwa “pengajaran/pembelajaran adalah proses yang

kompleks, dimana didalamnya terjadi interaksi anatar mengajar dan belajar. Di

dalam proses ini kita akan dapat melihat berbagai aspek atau faktor, yakni guru,

murid, tujuan, metode, dan penilaian dan sebagainya” (Supriadie dan Deni

Darmawan, 2012:12). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulakan bahwa

pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang diatur sedemikian rupa sehingga

tercipta hubungan timbal balik antara guru dan murid untuk tujuan tertentu.

d. Efektivitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata efektif mempunyai arti

efek, pengaruh, akibat atau dapat membawa hasil. Jadi, efektivitas adalah

Page 28: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

keaktifan, daya guna, adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan orang yang

melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. Efektivitas pada dasarnya

menunjukkan pada taraf tercapainya hasil, sering atau senantiasa dikaitkan dengan

pengertian efisien, meskipun sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya.

Efektivitas menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat

pada bagaiman cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan

antara input dan outputnya (Siagian,2001:24).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah

suatu keadaan yang menunjukkan sejauh mana rencana dapat tercapai. Semakin

banyak rencana yang dapat dicapai, semakin efektif pula kegiatan tersebut,

sehingga kata efektivitas dapat juga diartikan sebagai tingkat keberhasilan yang

dapat dicapai dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak

dicapai. Media pembelajaran bisa dikatakan efektif ketika memenuhi kriteria,

diantaranya mampu memberikan pengaruh, perubahan atau dapat membawa hasil.

Ketika kita merumuskan tujuan instruksional, maka efektivitas dapat dilihat dari

seberapa jauh tujuan itu tercapai. Semakin banyak tujuan tercapai, maka semakin

efektif pula media pembelajaran tersebut.

Menurut Sondang dalam Othenk (2008: 4), efektivitas adalah

pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang

secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa

kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi

tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin

mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya. Sejalan dengan pendapat

tersebut, Abdurahmat dalam Othenk (2008: 7), efektivitas adalah pemanfaatan

Page 29: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar

ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada

waktunya. Dapat disimpulkan bahwa efektivitas berkaitan dengan terlaksananya

semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan partisipasi aktif dari

anggota serta merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil yang dinyatakan, dan

menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang

dicapai.

2. Konsep Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah

Dasar

a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan

sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral

yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Nilai luhur dan moral ini diharapkan

dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari, baik sebagai

individu maupun anggota masyarakat, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha

Esa, yang merupakan usaha untuk membekali murid dengan pengetahuan dan

kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antarwarga dengan negara serta

pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat

diandalkan oleh bangsa dan Negara.

Perilaku-perilaku tersebut adalah seperti yang tercantum di dalam

penjelasan Undang-Undang tentang Pendidikan Nasional pasal 39 ayat (2) dalam

Mirati (2014:33) yaitu “perilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap

Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan

Page 30: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang

mendukung persatuan bangsa dalam masyarakat yang beraneka ragam

kebudayaan dan beraneka ragam kepentingan”. Cholisin dalam Mirati (2014:16)

mengemukakan bahwa:

“Penddikan kewarganegaraan di Indonesia diartikan sebagai pendidikan

politik yang fokus materinya adalah peranan warga negara dalam

kehidupan bernegara yang kesemuanya itu diproses dalam rangka untuk

membina peranan tersebut sesuai dengan ketentuan Pancasila dan UUD

1945 agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan

negara”.

Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang disingkat dengan PKn

adalah merupakan salah satu bidang studi wajib yang dipelajari murid mulai dari

sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pendidikan kewarganegaraan (PKn)

merupakan mata pelajaran yang berisi budi pekerti nilai-nilai, ketaatan persamaan

hak dan kewajiban serta tata krama. Khusus pada sekolah dasar mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dipelajari mulai dari kelas satu sampai

dengan kelas enam.

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada kelas satu

sampai dua terintegrasi pada mata pelajaran membaca. Kemudian kelas tiga

sampai dengan kelas enam sudah menjadi mata pelajaran tersendiri yaitu mata

pelajaran pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) memuat tentang nilai-nilai moral seperti; budi pekerti

seperti hal-hal yang lainnya termasuk perbuatan yang baik dan perbuatan yang

tidak baik, perbuatan jahat dan perbuatan baik, tingkah terpuji dan tidak terpuji,

kelakuan yang termaksud kejahatan atau kebaikan serta prilaku yang bermoral dan

tidak bermoral.

Page 31: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang

bertujuan untuk mendidik generasi muda menjadi warga negara yang demokratis

dan partisipatif melalui suatu pendidikan yang diagonal. Oleh karena itu

(Pendidikan Kewarganegaraan) karena bahannya meliputi pengaruh positif dari

pendidikan di sekolah, pendidikan di rumah, dan pendidikan di luar sekolah.

Unsur-unsur ini harus dipertimbangkan dalam menyusun program Civic

Education yang diharapkan akan menolong para murid untuk:

a. Mengetahui, memahami dan mengapresiasi cita-cita nasional.

b. Dapat membuat keputusan yang cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai

macam masalah seperti masalah pribadi, masyarakat dan negara.

Branson dalam Fathurrohman dan Wuri Wuryandani (2011:10)

mengemukakan bahwa “dalam KBK kewarganegaraan telah mengarah pada

pengembangan tiga komponen PKn paradigma baru berikut adalah:

pengetahuan kewarganegaraa, keterampilan kewarganegaraan, dan karakter

kewarganegaan”. Oleh karena itu dalam pembelajaran PKn perlu diberikan

pengarahan, mereka harus terbiasa untuk mendengar ataupun menerapkan serta

mencatat hal-hal yang berkaitan dengan ilmu PKn, salah satu keberhasilan

pembelajaran adalah jika murid yang diajar merasa senang dan memerlukan

materi ajar.

Berdasarkan pengertian PKn di atas maka dapat disimpulkan bahwa PKn

merupakan usaha sadar dan terencana dalam proses pembelajaran supaya murid

mengembangkan kemampuan dirinya untuk mempunyai kecerdasan,

keterampilan, bertanggung jawab, demokratis, dan memiliki kesadaran hak serta

kewajiban sebagai warga negara.

Page 32: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

b. Ruang Lingkup PKn di Sekolah Dasar

Mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh “pancasila dan

UUD 1945”.

Andi Baso (2016:36) mengemukakan bahwa: Ruang lingkup mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1).

Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta

lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan

Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap

positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan

keadilan. 2). Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan

keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-

peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,

Sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional. 3). Hak

asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota

masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan

dan perlindungan HAM. 4). Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong

royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi,

kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi

diri, persamaan kedudukan warga Negara. 5). Konstitusi negara meliputi:

Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang

Page 33: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi. 6).

Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan

daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya

politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers

dalam masyarakat demokrasi. 7). Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai

dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar

negara, pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pancasila

sebagai ideologi terbuka. 8). Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya,

politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan

internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.

Kajian yang mencakup aspek-aspek di atas dapat disimpulkan bahwa

murid sekolah dasar diharapkan mendapatkan pengetahuan dasar PKn,

memperoleh kecakapan hidup (Skill of live) dalam bekerja,dan berinteraksi dengan

lingkungan sekitarnya dan memiliki sikap ilmiah bagi dirinya sendiri sehingga

proses pembelajaran PKn yang dikembangkan guru akan semakin dapat melayani

kebutuhan murid dan pembelajaran itu benar-benar menjadi menarik dan

bermakna.

c. Tujuan Pembelajaran PKn

Suatu pembelajaran itu bergantung pada strategi yang digunakan oleh guru

dengan tidak lupa mengingat aspek apa saja yang harus diperhatikan, misalnya

pembelajaran yang diberikan sesuai dengan perkembangan anak SD, karakteristik

cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna, apabila materi

sesuai dengan model, teknik, pendekatan yang digunakan, maka tujuan

Page 34: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

pembelajaran akan tercapai. Proses pembelajaran akan mendapatkan hasil yang

baik jika tingkat kebutuhan anak dipenuhi oleh guru, dan diimbangi dengan

suasana yang tidak membosankan.

Fathurrohman dan Wuri Wuryanti (2011:7) mengemukakan bahwa:

“Tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah

untuk memberikan kompetensi-kompetensi sebagai berikut: 1)

Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan. 2) Berkembang secara positif dan demokratis untuk

membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia

agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. 3)

Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta

anti-korupsi. 4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam

peraturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan

manfaatkan teknologi informasi dan komunikasi”.

Secara lebih luas menurut Susanto dalam Mirati (2014:34) tujuan

pembelajaran PKn di SD adalah “agar murid dapat memahami dan melaksanakan

hak serta kewajiban secara santun, jujur, dan demokratis serta ikhlas sebagai

warga negara terdidik dan bertanggung jawab”. Agar murid menguasai dan

memahami berbagai masalah dasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara, serta dapat mengatasinya dengan pemikiran kritis dan bertanggung

jawab yang berlandaskan pancasila, wawasan nusantara, dan ketahanan nasional.

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas guru dituntut untuk memiliki kekreatifan

yang tinggi serta dibutuhkan keterampilan dalam memilih media pembelajaran

yang sesuai dengan materi dan melaksanakan model pembelajaran yang tepat agar

proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan bermakna sehingga dapat

meningkatkan prestasi belajar murid sesuai dengan tuntutan kurikulum.

Page 35: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Berdasarkan tujuan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PKn

memiliki tujuan yaitu menjadikan warga negara yang baik, berkarakter,

berwawasan, bermoral, warga negara yang tahu, mau, dan sadar akan hak dan

kewajibannya. Dengan demikian dapat, diharapkan kelak dapat menjadi bangsa

yang beradab, terampil, cerdas, dan bersikap baik sehingga mampu mengikuti

kemajuan teknologi modern.

3. Model Pembelajaran Value Clarification Techique (VCT)

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model

tersebut merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai

kompetensi/tujuan pembelajaran yang diharapkan. Model pembelajaran adalah

pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut pendekatan,

strategi, metode, teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar. Dalam suatu model pembelajaran ditentukan bukan

hanya apa yang harus dilakukan guru, akan tetapi menyangkut tahapan-tahapan,

prinsip-prinsip reaksi guru dan siswa serta sistem penunjang yang disyaratkan

Menurut Arends (dalam Suprijono, 2013: 46) model pembelajaran mengacu

pada pendekatan yang digunakan termasuk di dalamnya tujuan-tujuan

pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan

pembelajaran dan pengelolaan kelas. Menurut Joice& Weil (dalam Isjoni, 2013:

50) model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan

sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi

Page 36: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya. Sedangkan Istarani

(2011: 1) model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajaryang

meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan

guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak

langsung dalam proses belajar.

Menurut Amri (2013: 34) model pembelajaran kurikulum 2013 memiliki

empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri

tersebut yaitu:

1. Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.

2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan

pembelajaran yang akan dicapai).

3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat

dilaksanakan dengan berhasil.

4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat

tercapai.

Dalam pembelajaran yang efektif dan bermakna peserta didik dilibatkan

secara aktif, karena peserta didik adalah pusat dari kegiatan pembelajaran serta

pembentukan kompetensi dan karakter. Model pembelajaran sangat erat kaitannya

dengan gaya belajar peserta didik dan gaya mengajar guru. Usahaguru dalam

membelajarkan peserta didik merupakan bagian yang sangat penting dalam

mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan. Oleh

karena itu pemilihan berbagai metode, strategi, teknik maupun model

pembelajaran merupakan suatu hal yang utama.

Page 37: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Pendapat ahli diatas, peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran

adalah suatu pola atau perencanaan yang di rancang untuk menciptakan

pembelajaran di kelas secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Model pembelajaran dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Model-model pembelajaran

variasi, salah satunya model Explicit Instruction.

b. Pengertian Teknik Mengklarifikasi Nilai (Value Clarification Techique

(VCT)

Mata pelajaran yang lebih baik menitikberatkan pada ranah afektif seperti

Pendidian Kewarganegaraan sangat tepat menggunakan model pembelajara Value

Clarification Techique (VCT). Pendidikan Kewarganegaraan serta mata pelajaran

sejenis berada pada ranah sikap yaitu wahana penanaman nilai, moral dan norma

baku seperti rasa sosial, nasionalisme, bahkan sistem keyakinan. Pendidikan

Kewarganegaraan seharusnya mampu mengeksplorasi internal side dan seseorang

atau wilayah dalam seseorang, dan salah satu hasil dari internal side, adalah sikap.

Sikap merupakan posisi seseorang atau keputusan seseorang sebelum berbuat,

sehingga sikap merupakan ambang batas seseorang antara sebelum melakukan

sesuatu perbuatan atau perilaku tertentu dengan berbuat atau berperilaku tertentu.

Untuk mengubah sikap inilah maka bisa mengunakan pembelajaran salah satunya

adalah Value Clarification Techique (VCT). Model pembelajaran Value

Clarification Techique (VCT) ini ditemukan pertama kali oleh Louis Raths pada

tahun 1950-an ketika mengajar di New York UnVersity Menurut Sanjaya dalam

Taniredja (2017:87) bahwa:

Page 38: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

“Teknik Mengklarifikasi Nilai (Value Clarification Techique) atau sering

singkat VCT merupakan teknik pengajaran untuk membantu murid

mencari dan menentukan menentukan suatu nilai yang dianggap baik

dalam menghadapi suatu persoalan melalui proses menganilis nilai yang

sudah ada dan tertanam dalam diri murid”.

Karakteristik nilai, moral dan norma murid yang ingin dicapai melalui

Teknik Klarifikasi Nilai (Value Clarification Techique-VCT) sebagai suatu model

dalam strategi pembelajaran sikap adalah proses penanaman nilai dilakukan

melaui proses analisis nilai yang sudah ada sebelumnya dalam diri murid

kemudian menyelaraskan dengan nilai-nilai baru yang hendak ditanamkan.

Menurut Adisusilo dalam Mirati (2014: 188) mengemukakan bahwa:

“VCT adalah pendidikan nilai dimana murid dilatih untuk menemukan,

memilih, menganalisis, memutuskan, mengambil sikap sendiri nilai-nilai

hidup yang ingin diperjuangkannya”.

Hall dalam (Arya, dkk 2012:4) yang menjelaskan bahwa “VCT

merupakan cara atau proses dimana pendidik membantu murid menemukan

sendiri nilai-nilai yang melatarbelakangi sikap, tingkah laku, perbuatan serta

pilihan-pilihan penting yang dibuatnya”. Menurut Djahiri dalam (Ayu, dkk

2014:3) “VCT dimaksudkan untuk melatih dan membina murid tentang

bagaimana cara menilai, mengambil keputusan terhadap suatu nilai umum untuk

kemudian dilaksanakannya sebagai warga masyarakat”. Taniredja (2017:89)

menyatakan bahwa:

“Prinsip-prinsip VCT : 1) Penanaman nilai-nilai dan pengubahan sikap

dipengaruhi banyak faktor antara lain faktor potensi diri; kepekaan

emosi, intelektual dan faktor lingkungan; norma nilai masyarakat, sistem

pendidikan dan lingkungan keluarga dan lingkungan bermain. 2) Sikap

dan perubahan sikap dipengaruhi oleh stimulus yang diterima siswa dan

kekuatan nilai yang telah tertanam atau dimiliki pada diri siswa. 3) Nilai,

moral, dan norma dipengaruhi oleh faktor perkembangan, sehingga guru

Page 39: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

harus mempertimbangkan tingkat perkembangan moral (moral

development) dari setiap siswa. Tingkat perkembangan moral untuk

siswa dipengaruhi oleh usia dan pengaruh lingkungan terutama

lingkungan sosial. 4) Pengubahan sikap dan nilai memerlukan

keterampilan mengklarifikasi nilai/sikap secara rasional, sehingga dalam

diri bukan karena rasa kewajiban bersikap tertentu atau berbuat tertentu.

5) Pengubahan nilai memrlukan keterbukaan, karena itu pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan melalui VCT menuntut keterbukaan antara

guru dengan siswa.

Beberapa pendapat ahli tentang VCT dapat disimpulkan bahwa VCT

merupakan pembelajaran nilai yang mampu mengarahkan murid mempunyai

keterampilan atau kemampuan menentukan nilai-nilai hidup yang tepat sesuai

dengan tujuan hidupnya.

c. Tujuan Menggunakan VCT dalam Pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaran

Taniredja,dkk (2011: 88) mengungkapkan bahwa:

“Tujuan VCT dalam pembelajaran PKn adalah: 1). Mengetahui dan

mengukur tingkat kesadaran murid tentang suatu nilai, sehingga dapat

dijadikan sebagai dasar pijak menentukan target nilai yang akan dicapai.

2). Menanamkan kesadaran murid tentang nila-nilai yang dimiliki baik

tingkat yang sifat positif maupun yang negatif untuk selanjutnya

ditanamkan ke arah peningkatan dan pencapaian target nilai. 3).

Menanamkan nilai-nilai tertentu kepada murid melalui cara yang rasional

(logis) dan diterima oleh murid, sehingga pada akhirnya nilai tersebut

akan menjadi milik murid sebagai proses kesadaran moral bukan

kewajiban moral. 4). Melatih murid dalam menerima-menilai dirinya dan

posisi nilai orang lain, menerima serta mengambil keputusan terhadap

suatu persoalan yang berhubungan dengan pergaulannya dan kehidupan

sehari-hari”.

Berdasarkan pendapat tersebut, tujuan menggunakan model pembelajaran

VCT dalam pembelajaran PKn adalah untuk mengetahui dan mengukur

kesadaran murid tentang nilai-nilai, menanamkan kesadaran murid tentang nilai-

nilai positif, dan melatih murid menerima nilai-nilai dirinya dan posisi orang lain

Page 40: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

dalam kehidupan sehari-hari, seperti menghargai pendapat orang lain. Adapun

pendapat Adisusilo dalam Mirati (2014:37) juga mengungkapkan bahwa:

“Tujuan menggunakan pembelajaran VCT antara lain: 1) Membantu

murid untuk menyadari dan mengidentifikasi nilainilai mereka sendiri

serta nilai-nilai orang lain. 2) Membantu murid agar mampu

berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan orang lain, berkaitan

sengan nilai-nilai yang diyakininya. 3) Membantu murid agar mampu

menggunakan akal budi dan kesadaran emosionalnya untuk memahami

perasaan, nilai-nilai dan pola tingkah lakunya sendiri”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa pembelajaran

VCT adalah membantu murid supaya memiliki keterampilan atau kemampuan

untuk menentukan nilai-nilai hidup yang tepat sesuai dengan tujuan hidupnya dan

mengimpementasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga nilai- nilai tersebut

menjadi pedoman dalam bertingkah laku atau bersikap.

d. Prinsip-Prinsip VCT

Taniredja (2017: 89) menyatakan bahwa:

“Adapun prinsip-prinsip dalam Value Clarification Techique VCT adalah

sebagai berikut; (1) Penanaman nilai dan pengubahan sikap dipengaruhi

banyak faktor potensi diri; kepekaan emosi, intelektual dan faktor

lingkungan; norma nilai masyarakat, sistem pendidikan dan lingkungan

keluarga serta lingkungan bermain. (2) Sikap dan perubahan sikap

dipengaruhi oleh stimulus yang diterima murid dan kekuatan nilai yang

telah tertanam atau dimiliki pada diri murid. (3) Nilai, moral dan norma

dipengaruhi oleh faktor perkembangan, sehingga guru harus

mempertimbangkan tingkat perkembangan moral (moral developmen)

dari setiap murid. Tingkat perkembangan moral untuk murid dipengaruhi

Page 41: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

oleh usia dan pengaruh lingkungan terutama lingkungan sosial. (4)

Pengubahan sikap dan nilai memerlukan keterampilan mengklarifikasi

nilai/sikap secara rasional, sehingga dalam diri murid muncul kesadaran

diri bukan karena rasa kewajiban bersikap tertentu atau berbuat tertentu.

(5) Pengubahan nilai memerlukan keterbukaan, karena itu pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan melalui model pembelajaran Value

Clarification Techique (VCT) menuntut keterbukaan antara guru dengan

murid”.

e. Langkah-Langkah Pembelajaran VCT

Menurut Jarolimek dalam (Taniredja 2017:89) ada 7 tahap yang dibagi

dalam 3 tingkat yaitu:

Tingkat 1: kebebasan memilih

Pada tingkat ini terdapat 3 tahap;

1. Memilih secara bebas, artinya kesempatan untuk menentukan pilihan yang

menurutnya baik. Nilai yang dipaksakan tidak akan menjadi miliknya secara

penuh.

2. Memilih dari beberapa alternatif, artinya menentukan pilihannya dari

beberapa alternatif pilihan secara bebas.

3. Memilih setelah melakukan analisis pertimbangan konsekuensi yang akan

timbul sebagai akibat atas pilihannya itu.

Tingkat 2: menghargai

Pada tingkat ini terdiri atas 2 tahap pembelajaran;

Page 42: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

1. Adanya perasaan senang dan bangga dengan nilai yang menjadi pilihannya,

sehingga nilai tersebut akan menjadi integral pada dirinya.

2. Menegaskan nilai yang sudah menjadi bagian internal dalam dirinya didepan

umum, yaitu menganggap bahwa nilai itu sebagai pilihannya sehingga harus

berani dengan penuh kesadaran untuk menunjukkannya di depan orang lain.

Tingkat 3: berbuat

Pada tingkat ini terdiri atas 2 tahap pembelajaran;

1. Adanya kemauan dan kemampuan untuk mencoba melaksanakannya.

2. Mau mengulangi perilaku sesuai dengan nilai pilihannya, yaitu nilai yang

menjadi pilihan itu harus tercermin dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran Value Clarification Techique (VCT) memberikan

kebebasan kepada murid untuk menentukan, memilih, bertindak, dan bersikap

berdasarkan nilainya sendiri dengan bimbingan seorang guru. VCT memberi

penekakan pada pemilihan dan penentuan nilai secara bebas berdasarkan

pengalaman dan nalarnya sendiri, tidak ditentukan secara sepihak oleh pengaruh

lain seperti agama, masyararat dan lain-lain. Peran guru di sini bukan sebagai

pengajar nilai tetapi sebagai motivator dan fasilitator. Pada kegiatan

pembelajarannya guru dituntut memiliki keterampilan bertanya tingkat tinggi

untuk mengungkap nilai yang ada di dalam diri murid.

Page 43: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

e. Kelebihan VCT

Menurut Djahiri dalam Taniredja (2017: 91) Model pembelajaran Value

Clarification Technique (VCT) memiliki keunggulan untuk pembelajaran afektif

karena bahwa:

“(1) Mampu membina dan menanamkan nilai dan moral pada ranah

internal side. (2) Mampu mengklarifikasi/menggali dan mengungkapkan

isi pesan materi yang disampaikan selanjutnya akan memudahkan bagi

guru untuk menyampaikan makna/pesan nilai/moral. (3) Mampu

mengklarifikasi dan menilai kualitas nilai moral diri murid, melihat nilai

yang ada pada orang lain dan memahami nilai moral yang ada dalam

kehidupan nyata. (4) Mampu mengundang, melibatkan, membina dan

mengembangkan potensi diri murid terutama mengembangkan potensi

sikap. (5) Mampu memberikan sejumlah pengalaman belajar dari

berbagai kehidupan. (6) Mampu menangkal, meniadakan mengintervensi

dan memadukan berbagai nilai moral dalam sistem nilai dan moral yang

ada dalam diri seseorang. (7) Memberi gambaran nilai moral yang patut

diterima dan menuntun serta memotivasi untuk hidup layak dan bermoral

tinggi”.

Adisusilo dalam Mirati (2014:43) mengungkapkan bahwa model

pembelajaran VCT memiliki kelebihan diantaranya adalah:

“(1) Membantu murid untuk berproses menyadari dan mengidentifikasi

nilai-nilai mereka sendiri serta nilai-nilai orang lain. (2) Membantu murid

supaya mereka mampu berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan

orang lain, berhubungan dengan nilai-nilainya sendiri. (3) Membantu

murid supaya mampu menggunakan secara bersama-sama kemampuan

berpikir rasional dan kesadaran emosional, untuk memahami perasaan,

nilai-nilai, sikap dan pola tingkah laku mereka sendiri dan akhirnya

didorong untuk menghayatinya”.

Bersadarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan VCT

adalah mampu membina dan mengembangkan nilai moral, tanpa memaksakan

nilai- nilai tersebut, melainkan memberi keterampilan pada murid supaya murid

mampu memilih, mengembangkan, dan mempertanggungjawabkan nilai- nilainya

Page 44: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

sendiri, murid dilatih untuk memecahkan persoalan hidup dan murid terlibat

dalam menolak, mengambil atau mempertahankan keputusan.

f. Kelemahan VCT

Menurut Taniredja (2017: 92) bahwa kelemahan Value Clarification

Techique VCT sebagai berikut;:

“ (a) Apabila guru tidak memiliki kemampuan melibatkan murid dengan

keterbukaan, saling pengertian dan penuh kehangatan maka murid akan

memunculkan sikap semu atau imitasi/palsu. Murid akan bersikap

menjadi murid yang sangat baik ideal patuh dan penurut namun hanya

bertujuan untuk menyenangkan guru atau memperoleh nilai yang layak.

(a) Sistem nilai yang dimiliki dan tertanam guru, murid dan masyarakat

yang kurang atau tidak baku dapat mengganggu tercapainya target nilai

baik yang ingin dicapai/nilai etik. (c) Sangat dipengaruhi oleh

kemampuan guru dalam mengajar terutama memerlukan kemampuan

atau keterampilan bertanya tingkat tinggi yang mampu mengungkap dan

menggali nilai yang ada dalam diri murid. (d) Memerlukan kreaktivitas

guru dalam menggunakan media yang tersedia di lingkungan terutama

yang aktual dan faktual sehingga dekat dengan kehidupan sehari-hari

murid”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kelemahan VCT

adalah proses pembelajaran ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam

mengajar terutama kemampuan keterampilan bertanya tingkat tinggi yang mampu

mengungkap nilai yang ada pada siswa. Jika guru yang mengajar kurang

menguasai keterampilan bertanya dan kurang melibatkan peserta didik dengan

susana ketrbukaan maka proses pembelajaran kurang efektif dan tidak tercipta

pembelajaran yang demokratis.

g. Cara Mengatasi Kelemahan VCT

Menurut Taniredja (2017: 92) bahwa:

Page 45: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

“Cara untuk mengatasi kelemahan VCT adalah sebagai berikut: (1) Guru

berlatih dan memiliki keterampilan mengajar sesuai standar kompetensi

guru. Pengalaman guru yang berulang kali menggunakan Value

Clarification Techique (VCT) akan memberikan pengalaman yang sangat

berharga karena memunculkan model-model Value Clarification

Techique (VCT) yang merupakan modifikasi sesuai kemampuan dan

kreaktifitas guru. (2) Dalam setiap pembelajaran menggunakan tematik

atau pendekatan kontekstual, antara lain dengan mengambil topik yang

sedang terjadi dan ada disekitar murid, menyesuaikan dengan program

yang sedang dilaksanakan pemerintah”.

4. Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian sebelumnya yang dijadikan referensi bagi

penulis, diantaranya adalah :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Safaruddin (2014) yang berjudul “ Penerapan

model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) untuk

meningkatkan hasil belajar PKn murid kelas IV SD Negeri 106 Pinceng Pute

Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

dengan menggunakan model pembelajaran Value Clarification Technique

(VCT) dapat meningkatkan hasil belajar murid pada mata pelajaran PKn. Hal

ini dapat dilihat pada siklus I yang tuntas secara individual dari 15 murid hanya

6 murid atau 40% yang memenuhi KKM dengan nilai rata-rata 60 atau berada

pada kategori rendah. Pada siklus II dari 15 murid terdapat 13 atau 86,7% telah

memenuhi KKM dengan nilai rata-rata 76,7 atau berada pada kategori tinggi.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Yulianti (2014) yang berjudul “Penerapan

model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) dalam pembelajaran

PKn pada murid kelas III SD Inpres 12/79 Mattampa Walie Kecamatan Mare

Kabupaten Bone”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil

Page 46: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

belajar murid sebelum diberikan tindakan adalah 65,74, kemudian setelah

diberikan tindakan pada siklus I dari 27 murid adalah 71,9 dan termasuk dalam

kategori rendah, dengan ketuntasan belajar murid sebanyak 70,37%, sedangkan

nilai rata-rata hasil belajar murid pada siklus II adalah 81,33 dan termasuk

dalam kategori tinggi, dengan ketuntasa belajar murid sebanyak 100%.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar PKn pada murid kelas III SD Inpres 12/79 Mattampa Walie Kecamatan

Mare Kabupaten Bone murid melalui penerapan model pembelajaran value

clarification technique (VCT) mengalami peningkatan.

B. Kerangka Pikir

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada dasarnya adalah

untuk membantu mengembangkan pendidikan dalam meningkatkan nilai dan

moral murid di sekolah. Rendahnya hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan

(PKn) disebabkan karena minat murid terhadap pembelajaran PKn masih

tergolong rendah. Selain itu, pembelajaran masih bersifat konvensioal sehingga

terkadang membuat murid sulit untuk memahami materi yang diajarkan. Pada

akhirnya murid hanya menganggap pembelajaran PKn sebagai pembelajaran

hafalan semata tanpa mengetahui pentingnya pembelajaran tersebut dalam

membentuk nilai dan moral yang ada dalam dirinya dan berakibat pada rendahnya

hasil belajar murid.

Taniredja (2017:87) mengemukakan bahwa “Mata pelajaran/mata kuliah

yang lebih menitikeratkan pada ranah afektif seperti Pendidikan Kewarganegaraan

sangat tepat menggunakan model pembelajaran Value Clarification Technique

Page 47: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

(VCT)”. Model ini dimaksudkan untuk menatih dan membina murid tentang

bagaimana cara menilai, mengambil keputusan terhadap suatu nilai umum untuk

kemudian dilaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pada penelitian ini dikaji tentang “Efektivitas Model Pembelajaran Value

Clarification Technique (VCT) terhadap Hasil Belajar PKn Kelas V SD Inpres

Pa‟baeng-Baeng Kota Makassar”. Untuk mengetahui hal tersebut penelitian ini

dirancang melalui penelitian korelasional. Efektivitas Model Value Clarification

Technique (VCT) terhadap hasil belajar murid dapat dilihat dari skema kerangka

pikir berikut:

Page 48: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Kondisi Awal

1. Faktor guru :

Penggunaan model pembelajaran yang masih konvensional.

2. Faktor murid :

Murid sulit untuk memahami materi yang diajarkan

Pemberian Tindakan Penerapan model pembelajaran value

clarification technique(VCT) dalam

pembelajaran PKn

Kondisi Akhir M elalui model

pembelajaran Value Clarification Technique

(VCT) dapat meningkatkan hasil belajar PKn kelas V

Page 49: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

C. Hipotesis Penelitian

Adapun yang menjadi hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol atau

hipotesis nihil (H0) dalam penelitian ini adalah :

Ha : Terdapat efektifitas Penggunaan model pembelajara Value Clarification

Technique (VCT) terhadap hasil belajar PKn kelas V SD Inpres Pa‟baeng-

Baeng Kota Makassar.

H0 : Tidak terdapat efektifitas penggunaan model pembelajara Value Clarification

Technique (VCT) terhadap hasil belajar PKn kelas V SD Inpres Pa‟baeng-

Baeng Kota Makassar

Page 50: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Pre-Eksperimen. Penelitian Pre-

Eksperimen belum merupakan eksperimen sungguh - sungguh karena masih

terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel

dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan

semata - mata di pengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi, karena

tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara rondom. (Sugiyono,

2017:109).

2. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain Pre-Eksperimental Designs bentuk

desain ini adalah One-Group Pretest-Postest Design. Menurut Sugiono

(2017:109) Pre-Eksperimental Designs hasil eksperimen merupakan variabel

dependen itu bukan semata mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini

dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara

random. Pada desain One-Group Pretest-Postest Design ini terdapat pretest

sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih

akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan

dan sesudah diberi perlakuan. Dalam penelitian yang sesungguhnya, pengaruh

treatment dianalisis dengan uji beda. Berdasarkan bentuk desain eksperimen yang

Page 51: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

telah dijabarkan, maka pada penelitian ini menggunakan One-Group Pretest-

Postest Design. Menurut Sugiyono (2017:110) rancangan penelitian tersebut di

atas dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Pre test Treatment Post test

O1 X O2

Keterangan :

O1 = Hasil dari pre-test prestasi belajar murid sebelum diberikan

perlakuan

X = Perlakuan / treatment

O2 = post-test merupakan prestasi belajar murid setelah diberikan

perlakuan.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini direncanakan bertempat di SD Inpres Pa‟baeng-

baeng terletak di Jl. Sultan Alauddin, Kelurahan Pa‟baeng-baeng, Kecamatan

Tamalate, Kota Makassar. Berdasarkan observasi yang dilakukan ketika

melaksanakan magang II di kelas V SD Inpres Pa‟baeng-Baeng Kota Makassar

bahwa, minat murid terhadap pembelajaran PKn masih tergolong rendah. Selain

itu, pembelajaran masih bersifat konvensioal sehingga terkadang membuat murid

sulit untuk memahami materi yang diajarkan. Pada akhirnya murid masih

menganggap pembelajaran PKn sebagai pembelajaran hafalan semata tanpa

Page 52: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

mengetahui pentingnya pembelajaran tersebut dalam membentuk nilai dan moral

yang ada dalam dirinya dan berakibat pada rendahnya hasil belajar murid.

4. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2018/2019,

selama kurang lebih 2 bulan yang dimulai pada tanggal 6 Agustus sampai dengan

tanggal 6 Oktober 2018.

5. Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi

mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data

primer dan data sekunder.

a. Data Primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus

menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan

sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek

penelitian dilakukan.

b. Data Sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain

menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan

dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder

adalah artikel, jurnal, serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian

yang dilakukan.

B. Subjek Penelitian

1. Populasi

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

Page 53: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2017:117). Jadi

populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.

Populasi juga bukan sekedar jumlah ada pada obyek/subyek yang dipelajarai,

tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek

itu. Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi populasi adalah

keseluruhan murid kelas V SD Inpres Pa‟baeng-Baeng Kota Makassar dengan

jumlah murid 30 orang yang terdiri dari 16 laki-laki dan 14 perempuan.

Tabel 3.1 Daftar Populasi

No Kelas Jenis kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1. Kelas I 14 24 38

2. Kelas II 14 26 40

3. Kelas III 22 20 42

4. Kelas IV 18 24 42

5. Kelas V 12 14 30

6. Kelas VI 14 20 34

Jumlah total 94 128 222

(Sumber Tata Usaha SD Inpres Pa’baeng-Baeng tahun 2018/2019)

2. Sampel

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut” (Sugiyono, 2017:118). Teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah simpel random sampling dengan metode undian. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah murid kelas V SD Inpres Pa‟baeng-Baeng

Kota Makassar dengan jumlah murid 30 orang yang terdiri dari 16 laki-laki dan 14

perempuan.

Page 54: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Tabel 3.2 Sampel

Kelas Jumlah siswa

V 30

Jumlah 30

(Sumber Tata Usaha SD Inpres Pa’baeng-Baeng tahun 2018/2019)

C. Definisi Operasional Variabel

“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk

apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan” (Sugiyono,

2017:60). Kerlinger dalam Sugiyono (2017:61) menyatakan bahwa “variabel

adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari”. Selanjutnya Kidder

dalam Sugiyono (2017:61), menyatakan bahwa “variabel adalah suatu kualitas

(qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya”.

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel

penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan

yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam

penelitan ini adalah penggunaan model pembelajaran Value Clarification

Technique (VCT) pada mata pelajaran PKn murid kelas V SD Inpres

Pa‟baeng-Baeng Kota Makassar.

Page 55: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

b. Variabel Terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

hasil belajar PKn murid kelas V SD Inpres Pa‟baeng-Baeng Kota

Makassar.

D. Instrument Penelitian

“Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati” (Sugiyono, 2017:148). Adapun

instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian “Efektivitas penggunaan

model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) terhadap hasil belajar

PKn kelas V SD Inpres Pa’baeng-Baeng Kota Makassar” adalah sebagai berikut:

1. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk Essay. Tes

tersebut dimaksudkan untuk mengukur tingkat penguasaan murid terhadap

materi pembelajaran yang diperoleh setelah menerapkan model pembelajaran

Value Clarification Technique (VCT) pada pembelajaran PKn.

2. Dokumentasi

Dokumen-dokumen yang digunakan dalam penelitian yaitu bersumber dari

data kelas III SD Inpres Pa‟baeng-Baeng Kota Makassar yang memuat :

a. Foto keadaan murid kelas III SD Inpres Pa‟baeng-Baeng Kota Makassar

b. Nilai atau hasil belajar PKn murid kelas III SD Inpres Pa‟baeng-Baeng

Kota Makassar sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran

Value Clarification Technique (VCT)

Page 56: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

awal dan tes akhir, adapun langkah-langkah pengumpulan data yang akan

dilakukan sebegai berikut :

1. Tes awal (pretest) : tes awal dilakukan sebelum treatment, pretest dilakukan

untuk mengetahui keterampilan berbicara yang dimiliki oleh siswa sebelum

digunakan model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT).

2. Treatment (pemberian perlakuan) : dalam hal ini peneliti menggunakan model

pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) pada mata pelajaran PKn.

3. Tes akhir (posttest) : setelah treatment, tindakan selanjutnya adalah posttest

untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Value Clarification

Technique (VCT).

F. Teknik Analisis Data

Menganalisis data yang diperolah dari hasil penelitian akan digunakan

analisis deskriptif dan inferensial. Data yang terkumpul berupa nilai pretest dan

nilai posttest kemudian dibandingkan. Membandingkan kedua nilai dengan

mengajukan pertanyaan apakah ada perbedaan antara nilai yang didapatkan antara

nilai pretest dan nilai posttest. Pengajuan perbedan nilai hanya dilakukan terhadap

rerata kedua nilai saja, dan untuk keperluan itu digunakan tekhnik yang di sebut

uji-t (t-test). Dengan demikian langkah-langkah analisi data eksperimen dengan

model eksperimen adalah sebagai berikut:

1. Analisis Data Deskriptif

Page 57: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Sugiyono (2017: 207) menyatakan bahwa analisis deskriptif adalah

statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan

atau menggambarkan data yang telah terkumpul selama proses penelitian dan

bersifat kuantitatif tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi. Adapun langka-langkah dalam penyusunan melalui

analisis ini adalah sebagai berikut:

a. Rumus mencari rata-rata

N

xX

Note:

X = mean

= tiap nilai dalam sebaran

N = jumlah populasi

b. Persentase nilai rata-rata

100xn

fgP

Keterangan:

P = Angka persentase

Fg = Frekuensi yang dicari persentasenya

N = Banyaknya sampel

Pedoman yang digunakan oleh peneliti yakni menggunakan kategorisasi

standar yang teknik kategorisasi standar yang ditetapkan oleh Departemen

Pendidikan Nasional (1985:6) yaitu sebagai berikut:

Page 58: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Tabel 3.3 Teknik Kategori Standar Penilaian Berdasarkan Ketetapan

Depdiknas

No. Nilai Kategori 1. < 35 Sangat Kurang

2. 35-55 Kurang

3. 56-65 Cukup

4. 66-75 Cukup baik

5. 76-85 Baik

6 86-100 Sangat baik

(Depdikbud, 1985:6)

2.Analisis Data Statistik Infrensial

Sugiyono (2017: 209) menyatakan bahwa analisis infrensial adalah

tekhnik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya

diberlakukan untuk populasi. Ciri dari analisis infrensial yaitu digunakan untuk

rumus statistik tertentu

Dalam pengguanan statistik infrensial ini peneliti menggunakan teknik

statistik t (uji t). Dengan tahapan sebagai berikut:

Ketrangan:

Md : mean dari perbedaan pretest dengan posttest

X1 : hasil belajar sebelum perlakuan(pretest)

X2 : hasil belajar setelah perlakuan (posttest)

d : deviasi masing-masing subjek (d-Md)

∑X2d : jumlah kuadrat deviasi

n : sabjek pada sampel

Page 59: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Gambaran Lokasi Penelitian

SD Inpres Pa‟baeng-baeng terletak di Jl. Sultan Alauddin, Kelurahan

Pa‟baeng-baeng, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar. Letaknya berada di

Asrama Brimob Pa‟baeng-Baeng, Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) adalah

40307602 dan Nomor Statistik Sekolah (NSS) adalah 101190304026.

2. Gambaran Proses Belajar Di Kelas

a. Gambaran proses belajar sebelum diterapkan Model Pembelajaran Value

ClarificatIion Technique (VCT)

Gambaran proses pembelajaran PKn di kelas V SD Inpres Pa‟baeng-Baeng

Kecamatan Tamalate Kota Makassar sebelum diterapkan model pembelajaran

Value ClarificatIion Technique (VCT) adalah umumnya murid belum mampu

mengikuti proses belajar mengajar dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari masih

kurangnya murid yang aktif dalam proses pembelajaran. Murid cenderung kurang

memperhatikan guru saat memberikan penjelasan, sibuk dengan aktvitasnya

sendiri, dan kurang bertanya serta memberikan tanggapan terhadap materi yang

diajarkan.

Kurangnya murid yang aktif dalam proses belajar mengajar sebagian besar

disebabkan karena minat murid terhadap belajar PKn masih tergolong rendah.

Sebagian lagi disebabkan karena pembelajaran masih bersifat konvensioal

Page 60: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

sehingga terkadang membuat mereka sulit untuk memahami materi yang

diajarkan. Pada akhirnya murid hanya menganggap pembelajaran PKn sebagai

pembelajaran hafalan semata tanpa tahu betapa pentingnya pembelajaran tersebut

dalam membentuk nilai dan moral yang ada dalam dirinya dan berakibat pada

rendahnya hasil belajar murid. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata pencapaian hasil

belajar murid dalam pembelajaran PKn sebelum diterapkan model pembelajaran

Value Clarification Technique (VCT) adalah 53,33.

b. Gambaran proses belajar setelah diterapkan Model Pembelajaran Value

ClarificatIion Technique (VCT)

Gambaran proses pembelajaran PKn di kelas V SD Inpres Pa‟baeng-Baeng

Kecamatan Tamalate Kota Makassar setelah diterapkan model pembelajaran

Value ClarificatIion Technique (VCT) adalah sebagian besar murid mampu

mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada saat

berlangsungnya proses pembelajaran, murid lebih memperhatikan guru saat

memberikan penjelasan, murid lebih berani mengungkapkan pendapatnya pada

saat proses pembelajaran berlangsung, murid dapat memahami dan mengambil

manfaat pembelajaran mengenai materi yang diajarkan, serta dapat berperilaku

yang lebih baik.

Melalui penerapan model Pembelajaran Value Clarification Technique

(VCT) dalam mata pelajaran PKn murid dapat menilai dan mengambil keputusan

terhadap suatu persoalan yang berhubungan dengan pergaulannya dan kehidupan

sehari-hari, dapat membantu murid dalam membentuk nilai dan moral yang ada

dalam dirinya. Adapun rata-rata pencapaian hasil belajar murid dalam

Page 61: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

pembelajaran PKn setelah diterapkan model pembelajaran Value Clarification

Technique (VCT) adalah 78,66.

B. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti untuk

mendapatkan data hasil penelitian Pendidikan Kewarganegaraan, peneliti

melakukan pengamatan kesekolah terlebih dahulu dengan melihat kondisi di

sekitar sekolah tersebut. Pada tahap berikutnya melakukan proses pembelajaran

kemudian memberikan test yang sudah disiapkan sebelumnya. Dengan begitu

peneliti dapat meraih data prestasi belajar siswa.

Tujuan diberikan test adalah untuk memperoleh penilaian hasil belajar

siswa dalam memahami suatu materi dalam proses pembelajaran. Test yang

diberikan oleh peneliti ada dua yaitu pretest dan posttest. Data yang disajikan

dalam penelitian ini adalah data mentah hasil belajar PKn murid kelas V SD

Inpres Pa‟baeng-Baeng Kota Makassar. Hasil belajar ini nantinya akan menjadi

alat baca yang baik dari keberhasilan penggunaan model pembelajaran Value

Clarification Technique (VCT) di SD Inpres Pa‟baeng-Baeng Kota Makassar.

Adapun hasil pretest kelas V SD Inpres Pa‟baeng-Baeng Kota Makassar dapat

dilihat pada tabel 4.1 berikut:

Page 62: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Tabel 4.1. Hasil Belajar PKn (Pretest)

No. Nama Siswa Nilai

1. Aurelia Muthia 60

2. Nur Fina 50

3. Fakhirah Dzakiyah 55

4. Najwa Rasak 55

5. Nur Selvi 45

6. Nursatriani 50

7. Ilham 50

8. Zahy Faiq Zahran 40

9. Khusnul Farah 75

10. Asyfah Resky 55

11. Muh. Ardiansyah 65

12. Bayu Saputra 30

13. Muh. Dewa Nandar S. 50

14. Muh. Aksa Jaya 40

15. Muh. Fikri Fahresi 50

16. Muh. Bulhari Yusuf 65

17. Salsabila Radhifa 65

18. Maulana 40

19. Tsany Fairus Rafi 55

20. Aditya 55

21. Rifaldi Pratama 50

22. Muh. Fahresa 60

23. Muh. Fauzan 75

24. Saskia Madira Putri 55

25. Andika 60

26. St. Khumairah 45

27. Muh. Teguh Hidayat 40

28. Hisyam Alfaragil 55

29. Nur Aini 55

30. Nabila Nur Rachman 55

Jumlah 1600

Rata-Rata 53,33

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah nilai pada hasil

pretest yaitu 1.600 dengan nilai terendah adalah 30 dan nilai tertinggi adalah 75

Nilai rata-rata pada pretest adalah 55,16. Dapat dilihat pula pada tingkat

ketuntasan hasil belajar pretest, sebanyak 21 murid yang berada di klasifikasi

tidak tuntas dan 2 murid berada di klasifikasi tuntas. Hal ini membuktikan bahwa

Page 63: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

hasil belajar PKn sebelum digunakan model pembelajaran Value Clarification

Technique (VCT) masih tergolong rendah.

Adapun hasil posttest pada kelas V SD Inpres Pa‟baeng-Baeng Kota

Makassar dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Hasil belajar PKn (Posttest)

No. Nama Siswa Nilai

1. Aurelia Muthia 100

2. Nur Fina 95

3. Fakhirah Dzakiyah 60

4. Najwa Rasak 100

5. Nur Selvi 60

6. Nursatriani 90

7. Ilham 65

8. Zahy Faiq Zahran 80

9. Khusnul Farah 85

10. Asyfah Resky 80

11. Muh. Ardiansyah 90

12. Bayu Saputra 50

13. Muh. Dewa Nandar S. 55

14. Muh. Aksa Jaya 80

15. Muh. Fikri Fahresi 80

16. Muh. Bulhari Yusuf 85

17. Salsabila Radhifa 80

18. Maulana 80

19. Tsany Fairus Rafi 85

20. Aditya 75

21. Rifaldi Pratama 60

22. Muh. Fahresa 95

23. Muh. Fauzan 80

24. Saskia Madira Putri 100

25. Andika 75

26. St. Khumairah 85

27. Muh. Teguh Hidayat 60

28. Hisyam Alfaragil 70

29. Nur Aini 70

30. Nabila Nur Rachman 90

Jumlah 2360

Rata-Rata 78,66

Page 64: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jumlah nilai pada hasil

pretest yaitu 2360 dengan nilai terendah adalah 50 dan nilai tertinggi adalah 100.

Nilai rata-rata pada pretest adalah 78,66. Dapat dilihat pula pada tingkat

ketuntasan hasil belajar pretest, sebanyak 7 murid yang berada di klasifikasi tidak

tuntas dan 23 murid berada di klasifikasi tuntas. Hal ini membuktikan bahwa hasil

belajar PKn sesudah digunakan metode simulasi tergolong tinggi.

C. Hasil Penelitian

1. Hasil Belajar pretest Siswa

Data hasil belajar PKn kelas V SD Inpres Pa‟baeng – Baeng Kecamatan

Tamalate Kota Makassar sebelum menggunakan model pembelajaran Value

Clarification Technique (VCT) dapat diketahui sebagai berikut :

Untuk mencari mean (rata-rata) nilai pretest siswa kelas V SD Inpres

Pa‟baeng-baeng Kota Makassar, sebagai berikut:

Tabel 4.3. Perhitungan untuk mencari mean (rata–rata) nilai pretest

X F F.X

30 1 30

40 4 160

45 2 90

50 6 300

55 9 495

60 3 180

65 3 195

75 2 150

Jumlah 30 1.600

Dari data di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ = 1.600, sedangkan

nilai dari N sendiri adalah 30. Oleh karena itu dapat diperoleh nilai rata-rata

(mean) sebagai berikut :

Page 65: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

= 53.33

Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil tes

belajar PKn siswa kelas V SD Inpres Pa‟baeng-baeng Kota Makassar, sebelum

menggunakan model pembelajaran Value Clarification technique (VCT) yaitu

53.33. Adapun tingkat penguasaan materi pretest murid dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.4.Tingkat Penguasaan Materi Pretest PKn Siswa Kelas V SD Inpres

Pa’baeng-baeng

No. Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori

1. 0-59 22 73 % Sangat rendah

2. 60-69 6 20 % Rendah

3. 70-79 2 7 % Sedang

4. 80-89 0 0 % Tinggi

5. 90-100 0 0 % Sangat tinggi

Jumlah 30 100 %

Berdasarkan data pada tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil

tes belajar PKn siswa pada tahap pretest dengan menggunakan instrument test

menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai dengan kategori sangat rendah

sebanyak 22 orang dengan persentase 73%, siswa yang memperoleh nilai dengan

kategori rendah sebanyak 6 orang dengan persentase 20%, siswa yang

memperoleh nilai dengan kategori sedang sebanyak 2 orang dengan persentase

7%, siswa yang memperoleh nilai dengan kategori tinggi tidak ada dengan

persentase 0%, dan siswa yang memperoleh nilai dengan kategori sangat tinggi

Page 66: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

tidak ada dengan persentase 0%. Hasil dari persentase ini dapat dikatakan bahwa

tingkat kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran PKn sebelum

pembelajaran model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT)

tergolong sangat rendah.

Tabel 4.5 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest

Skor Kategorisasi Frekuensi %

0 ≤ × <70 Tidak tuntas 28 93 %

70 ≤ × ≤ 100 Tuntas 2 7 %

Jumlah 30 100 %

Kriteria ketuntasan hasil belajar PKn adalah 70. Berdasarkan indikator

kriteria ketuntasan hasil belajar siswa peneliti telah menentukan jika jumlah siswa

yang mencapai atau melebihi nilai KKM 70, maka dapat dikatakan pembelajaran

tersebut berhasil dan memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar PKn secara

klasikal, sedangkan pada tabel 4.4 siswa yang dikategorikan tidak tuntas mencapai

93%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar PKn siswa kelas V SD

Inpres Pa‟baeng-Baeng, belum memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar PKn

klasikal dimana siswa yang tuntas hanya sebesar 7%.

2. Hasil Belajar posttest Siswa

Selama penelitian berlangsung terjadi perubahan terhadap kelas setelah

diberikan perlakuan, perubahan tersebut berupa hasil belajar PKn yang datanya

diperoleh setelah diberikan posttest. Perubahan tersebut dapat dilihat dari data

hasil belajar PKn siswa kelas V SD Inpres Pa‟baeng-Baeng setelah menggunakan

model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) pada tabel Untuk

mencari mean (rata-rata) nilai post-test dari kelas V SD Inpres Pa‟baeng-baeng

Kota Makassar, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Page 67: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Tabel 4.6. Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai post-test

X F F.X

50 1 50

55 1 55

60 4 240

65 1 65

70 2 140

75 2 150

80 7 560

85 4 340

90 3 270

95 2 190

100 3 300

Jumlah 30 2360

Dari data hasil posttest di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ =

2360 dan nilai dari N sendiri adalah 30. Kemudian dapat diperoleh nilai rata-rata

(mean) sebagai berikut :

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas maka diperoleh

nilai rata-rata dari hasil belajar PKn siswa kelas V SD Inpres Pa‟baeng-Baeng

Kota Makassar, setelah menggunakan model pembelajaran Value Clarification

Technique (VCT), yaitu 78,66 dari skor ideal 70. Adapun tingkat penguasaan

materi posttest dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 68: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Tabel 4.7.Tingkat Penguasaan Materi Post-test Pembelajaran PKn Siswa

Kelas V SD Inpres Pa’baeng-Baeng

No. Interval Frekuensi Persentase

(%)

Kategori hasil belajar

PKn

1. 0-59 2 7% Sangat Rendah

2. 60-69 5 17% Rendah

3. 70-79 4 13% Sedang

4. 80-89 11 37% Tinggi

5. 90-100 8 27% Sangat Tinggi

Jumlah 30 100%

Berdasarkan data pada tabel di atas maka dapat dilihat bahwa hasil belajar

PKn siswa pada tahap posttest dengan menggunakan instrument test menunjukkan

bahwa siswa yang memperoleh nilai dengan kategori sangat tinggi 8 orang dengan

persentase 27%, siswa yang memperoleh nilai dengan kategori tinggi sebanyak 11

orang dengan persentase 37%, siswa yang memperoleh nilai dengan kategori

sedang sebanyak 4 orang dengan persentase 13%, dan siswa yang memperoleh

nilai dengan kategori rendah sebanyak 5 orang dengan persentase 17%, sedangkan

yang memperoleh nilai dengan kategori sangat rendah sebanyak 2 orang dengan

persentase 7%. Hasil dari persentase ini dapat dikatakan bahwa tingkat

kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran PKn setelah menggunakan

model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) tergolong tinggi.

Tabel 4.8.Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V SD Inpres

Pa’baeng-Baeng Kota Makassar

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0 – 69 Tidak tuntas 7 23%

70 – 100 Tuntas 23 77%

Jumlah 30 100%

Page 69: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Apabila tabel di atas dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil

belajar PKn siswa yang ditentukan oleh peneliti yaitu jika jumlah siswa yang

mencapai atau melebihi nilai KKM 70 maka dapat dikatakan pembelajaran

tersebut berhasil dan memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar PKn secara

klasikal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Kelas V SD Inpres

Pa‟baeng-Baeng Kota Makassar telah memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar

secara klasikal dimana siswa yang dikategorikan tuntas mencapai 77% dan siswa

yang tidak tuntas hanya 23%.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan jenis penelitian

pre-eksperimen dengan desain penelitian yang digunakan yaitu One Group Pretest

Posttest Design yaitu penelitian eksperimen yang dilaksanakan pada satu

kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Pada desain ini menggunakan pretest

sebelum diberi perlakuan dan posttest setelah diberi perlakuan. Dengan demikian

hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas penggunaan model

pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) terhadap hasil belajar PKn.

Sampel diambil satu kelas yaitu kelas V SD Inpres Pa‟baeng-Baeng Kota

Makassar.

Pada bagian ini akan dibahas hasil yang ditemukan dalam penelitian. Hasil

yang dimaksud yaitu kesimpulan yang diambil berdasarkan data yang terkumpul

dan analisis data yang telah dilakukan.

Page 70: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Berdasarkan data hasil belajar siswa pada tahap pretest dengan

menggunakan instrumen test diperoleh 28 siswa yang belum tuntas dan 2 siswa

yang tuntas dalam pembelajaran sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran

PKn siswa sebelum diterapkan model pembelajaran Value Clarification

Technique (VCT) tergolong sangat rendah.

Hasil belajar pada tahap post-test dengan menggunakan instrumen test

yang sama diperoleh jumlah siswa yang tidak tuntas menurun menjadi 7 siswa dan

jumlah siswa yang tuntas bertambah menjadi 23 siswa, sehingga dapat dikatakan

bahwa pembelajaran PKn setelah diterapkan model pembelajaran Value

Clarification Technique (VCT) tergolong tinggi. Jadi hasil belajar setelah

diterapkan model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) mempunyai

hasil belajar yang lebih baik dibanding dengan sebelum diterapkan model

pembelajaran Value Clarification Technique (VCT).

Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan rumus

uji t, dapat diketahui bahwa nilai thitung sebesar 11,1305. Dengan frekuensi (dk)

sebesar 30 - 1 = 29, pada taraf signifikan 0.05% diperoleh ttabel = 1.70. Oleh

karena thitung> ttabel pada taraf signifikan 0.05, maka hipotesis nol (H0) ditolak dan

hipotesis alternatife (H1) diterima yang berarti model pembelajaran Value

Clarification Technique (VCT) berpengaruh terhadap hasil belajar PKn siswa

kelas V SD Inpres Pa‟Baeng - Baeng. Jadi hasil belajar PKn murid setelah

menggunakan model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT)

mempunyai hasil yang lebih baik dibanding dengan sebelum menggunakan model

pembelajaran Value Clarification Technique (VCT). Selain itu persentase kategori

Page 71: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

hasil belajar PKn murid tergolong tinggi. Hal ini membuktikan bahwa

pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran Value Clarification

Technique (VCT) dapat meningkatkan pengetahuan dan hasil belajar murid. Hasil

yang didapatkan sesuai dengan teori milik Anitah Sri (2009: 219) yang

berpendapat bahwa hasil belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku

atau perolehan perilaku yang baru dari murid yang bersifat menetap, fungsional,

positif, dan disadari. Hal ini mengandung arti bahwa perubahan tingkah laku

secara keseluruhan yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan

oleh Safaruddin (2014) yang berjudul “Penerapan model pembelajaran Value

Clarification Technique (VCT) untuk meningkatkan hasil belajar PKn murid kelas

IV SD Negeri 106 Pinceng Pute Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Value

Clarification Technique (VCT) dapat meningkatkan hasil belajar murid pada mata

pelajaran PKn. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pada siklus I adalah 60

menjadi 76,7 pada siklus II. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Evi Yulianti (2006) dengan judul penerapan model pembelajaran Value

Clarification Technique (VCT) dalam pembelajaran Pkn pada murid kelas III SD

Inpres 12/79 Mattampa Walie Kecamatan Mare Kabupaten Bone. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa murid menyetujui penerapan model pembelajaran value

clarification technique (VCT) dalam Pembelajaran PKn yang ditandai dengan

adanya perbedaan hasil belajar murid dari nilai rata-rata 65,74 menjadi 81,33.

Page 72: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, serta merujuk pada

penelitian sebelumnya yang relevan, membuktikan bahwa model pembelajaran

Value Clarification Technique (VCT) efektif terhadap hasil belajar PKn kelas V

SD Inpres Pa‟baeng-Baeng Kota Makassar.

Berdasarkan efektivitas model pembelajaran Value Clarification

Technique (VCT) terhadap hasil belajar PKn kelas V SD Inpres Pa‟baeng-Baeng

Kota Makassar, ada murid yang merespon tinggi pada angket model pembelajaran

Value Clarification Technique (VCT) dan hasil belajarnya sangat tinggi. Ada

murid yang merespon tinggi pada angket model pembelajaran Value Clarification

Technique (VCT) dan hasil belajarnya juga tinggi, ada murid yang merespon

sedang pada angket model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) dan

hasil belajarnya tinggi.

.

Page 73: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis penelitian yang

diajukan,serta hasil penelitian yang didasarkan pada analisis data dan pengujian

hipotesis, maka kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah:

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa sebelum

digunakannya model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT)

menunjukkan bahwa 28 siswa (93%) tidak memenuhi nilai KKM 70,00 dan 2

siswa (7%) yang memenuhi nilai KKM 70,00. Sedangkan hasil belajar PKn

setelah digunakannya model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT)

menunjukkan 23 siswa (77%) memenuhi nilai KKM dan 7 siswa (23%) tidak

memenuhi nilai KKM.

Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan

rumus uji t, dapat diketahui bahwa nilai thitung sebesar 11,1305. Dengan frekuensi

(dk) sebesar 30-1 = 29, pada taraf signifikan 0.05% diperoleh ttabel = 1.70. Oleh

karena thitung> ttabel pada taraf signifikan 0.05, maka hipotesis nol (H0) ditolak dan

hipotesis alternatife (H1) diterima yang berarti model pembelajaran Value

Clarification Technique (VCT) efektif terhadap hasil belajar PKn siswa kelas V

SD Inpres Pa‟Baeng - Baeng.

Maka hipotesis yang diujikan yaitu Penggunaan model pembelajaran

Value Clarification Technique (VCT) efektif terhadap hasil belajar PKn kelas V

SD Inpres Pa‟baeng-baeng Kota Makassar diterima yang berarti bahwa

Page 74: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Penggunaan model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) efektif

terhadap hasil belajar PKn kelas V.

B. Saran

Berdasarkan masalah penelitian, hipotesis penelitian, hasil penelitian, dan

pembahasan hasil penelitian maka saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti

adalah sebagai berikut:

1. Siswa sebagai generasi penerus hendaknya mau dan mampu meningkatkan

belajarnya demi mencapai prestasi belajar yang maksimal. Hendaknya selalu

aktif dan disiplin dalam belajar agar apa yang dipelajari dapat bermanfaat bagi

dirinya dan orang-orang disekitarnya.

2. Guru hendaknya bertindak cermat dan berperan aktif serta berani untuk

melakukan inovasi dalam pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman dan

hasil belajar peserta didik, antara lain dengan menerapkan model

pembelajaran Value Clarification Technique (VCT)

3. Sekolah seharusnya selalu menggunakan model pembelajaran Value

Clarification Technique (VCT) sebagai alternatif pemilihan model

pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Bagi peneliti lain, diharapkan agar dapat mengembangkan pengetahuan

penelitian yang berkaitan dengan penerapan model pembelajaran Value

Clarification Technique (VCT) dan dapat mengembangkan lebih jauh

mengenai pembelajaran secara umum.

Demikianlah saran-saran yang dapat peneliti kemukakan dalam skripsi ini,

mudah-mudahan ada manfaatnya demi kemajuan dan keberhasilan pendidikan.

Page 75: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

(2003). Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Jakarta: Depdiknas

Agus Suprijono, 2009. Cooperative learning: TEORI & APLIKASI PAIKEM,

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum,

Jakarta: Prestasi Pustakarya.

Arya, Gd. Wiratama, dkk. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran VCT Berbantuan

Media Cerita Bergambar terhadap Hasil Belajar Ranah Afektif

Murid Mata Pelajaran Pkn Kelas V SD, (Online),

(http://ejournal.undiksha.ac.iad/index.php/.../705, diakses 8 April 2015,

Pukul 02.30 WITA)

Ayu, Dewa Tri Wahyuni, dkk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Value

Clarification Technique Berbantuan Media Cerita Bergambar terhadap

Hasil Belajar Pkn Murid Kelas V SD Gugus 1 Kecamatan Gianyar. e-

Journal Mimbar PGSD UnVersitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD,

(Online), Vol. 2, No. 1, (http://ejournal.undiksha.ac.id/index.../1674,

diakses 8 April 2015, Pukul 02:55 WITA).

Baso, Andi. 2016. Konsep Dasar PKn SD, Makassar: Media Sembilansembilan.

Baso, Andi. 2015. Pancasila, Makassar: Media Sembilansembilan.

Baso, Andi. 2016. Pembelajaran PPKn SD Kelas Rendah, Makassar: Media

Sembilansembilan.

Depdikbud. 1985. Standar Penilaian Pendidikan.jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Fathurrohman, dan wuri wuryandani. 2011. Pembelajaran PKn Di Sekolah Dasar

(Untuk PGSD dan Guru SD). Yogyakarta: Nuha Litera.

Isjoni. 2013. Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar

Berkelompok, Bandung: Alfabeta

Istarani.2011.Referensi Guru Dalam Menentukan Model Pembelajaran, Medan:

Media Persada.

Mirati. 2014. Kolaborasi Value Clarification Technique (VCT) Dengan Teknik

Kancing Gemerincing Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Page 76: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Serta Mengembangkan Karakter Demokratis Murid (PTK pada

Pembelajaran PKn Kelas VB SD Negeri 25 Kota Bengkulu. Bengkulu:

Universitas Bengkulu.

Muhaimin. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

Jakarta : Kencana.

0tenk.2008. Pengertian Efektivitas Dan Landasan Teori Efektifitas. Tersedia di

http//literaturbook,blogspot.co.id (diakses tanggal 2 maret 2016)

Safaruddin. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Murid Kelas IV SD

Negeri 106 Pinceng Pute Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone. Skripsi

tidak diterbitkan. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.

Sondang P, Siagian. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Solihatin, Etin. 2012. Strategi Pembelajaran PPKN. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suherman, Eman.2009. Model Belajar Dan Pembelajaran Berorientasi

Kompetensi Siswa. http://www.wordpress.com/html, diakses tanggal 23

desember 2012.

Supriadi, Didi & Deni Darmawan. 2012. Komunikasi Pembelajaran. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Syamsuri, A. Sukri, dkk. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: Panrita Press Unismuh Makassar.

Taniredja, Tukiran, dkk. 2013. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif.

Bandung: Alfabeta.

Yulianti, Evi. 2014. Penerapan model pembelajaran Value Clarification Technique

(VCT) dalam pembelajaran PKn pada murid kelas III SD Inpres 12/79

Mattampa Walie Kecamatan Mare Kabupaten Bone. Skripsi tidak

diterbitkan. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 77: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

L

A

M

P

I

R

A

N

1

RENCANA PELAKSANAAAN

PEMBELAJARAN (RPP)

Page 78: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. Kompetensi Inti

1. Menerima dan menjalankan ajaran Agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,

melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan

sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan

anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman

dan berakhlak mulia. B. Kompetensi Dasar

Bahasa Indonesia

3.1 Menggali informasi dari teks laporan buku tentang makanan dan rantai

makanan, kesehatan manusia, keseimbangan ekosistem, serta alam dan

pengaruh kegiatan manusia dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa

Indonesia lisan dan tulis dengan memilih. 4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan buku tentang

makanan dan rantai makanan, kesehatan manusia, keseimbangan

ekosistem, serta alam dan pengaruh kegiatan manusia secara mandiri

dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah

kosakata baku

Satuan Pendidikan : SDN Inpres Pabaeng-Baeng

Kelas / Semester : V / 1

Tema 1 : Benda-Benda di Lingkungan Sekitar

Sub Tema 1 : Wujud Benda dan Cirinya

Pembelajaran Ke : 3

Alokasi Waktu : 1 Hari

Page 79: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

PPKn

3.6 Memahami perlunya saling memenuhi keperluan hidup

Matematika 3.2 Memahami berbagai bentuk pecahan (pecahan biasa, campuran, desimal

dan persen) dan dapat mengubah bilangan pecahan menjadi bilangan

desimal, serta melakukan perkailan dan pembagian 4.8 Mengurai sebuah pecahan sebagai hasil penjumlahan, pengurangan,

perkalian, dan pembagian dua buah pecahan yang dinyatakan dalam

desimal dan persen dengan berbagai kemungkinan jawaban C. Indikator

Bahasa Indonesa

1. Menjelaskan isi informasi dari bacaan tentang alam dan pengaruh kegiatan

manusia 2. Mengidentifikasi dari bacaan pengaruh penggunaan bahan kimia pada

lingkungan melalui pengamatan, misalnya penggunaan pupuk dan pestisida

secara berlebihan.

PPKn

Mengidentifikasi keperluan hidup anggota keluarga di rumah Matematika

1. Mengenal arti perkalian pecahan.

2. Melakukan operasi perkalian berbagai bentuk pecahan

D. Tujuan Pembelajaran

Dengan eksplorasi, murid dapat mengidentifikasi kebutuhan sehari-hari

anggota keluargamu beserta cara memenuhinya. E. Materi Pembelajaran

Jenis-jenis kebutuhan hidup manusia F. Pendekatan dan Model Pembelajaran

1. Pendekatan : Saintifik

2. Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan dan

ceramah

Page 80: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan Guru memberikan salam dan mengajak

semua siswa berdo‟a menurut agama dan

keyakinan masing-masing.

Guru mengecek kesiapan diri dengan

mengisi lembar kehadiran dan memeriksa

kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk

disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

Menginformasikan tema yang akan

dibelajarkan yaitu tentang ” Wujud Benda

dan Cirinya”.

Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang

meliputi kegiatan mengamati, menanya,

mengeksplorasi, mengomunikasikan dan

menyimpulkan.

10 10 Menit

Inti Guru menstimulus ide, gagasan, dan

motivasi siswa dengan memberikan narasi

keterkaitan air dengan kebersihan.

Kemudian dilanjutkan dengan meminta

siswa menyebutkan kebutuhan sehari-

harinya yang membutuhkan bantuan atau

campur tangan orang lain.

Setelah semua siswa memberikan jawaban,

guru mengkonfimasi jawaban-jawaban

siswa.

Gunakan jawaban-jawaban siswa sebagai

pengetahuan awal untuk melakukan

kegiatan-kegiatan pembelajaran berikutnya.

Secara interaktif, guru memberikan

penjelasan mengenai jenis-jenis kebutuhan.

Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya dan memberikan pendapat.

Setelah memahami jenis-jenis kebutuhan,

secara mandiri siswa diminta untuk

mengidentifikasi kebutuhan anggota

keluarganya dan cara memenuhinya.

45 Menit

Page 81: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Guru memberikan narasi sebagai

penghubung antarkompetensi. Adapun

kalimat kuncinya adalah Banjir benar-benar

telah melumpuhkan aktVitas warga. Warga

tidak bisa ke sekolah, bekerja, dan

berinteraksi satu sama lain seperti

biasa.Namun ada satu hal yang

membanggakan. Dalam suasana

keprihatinan karena banjir, jiwa solidaritas

diantara sesama warga cenderung

meningkat. Mereka saling membantu, saling

memenuhi kebutuhan terutama sandang dan

pangan. Bahkan solidaritas itu juga

ditunjukkan warga dari daerah lain yang

tidak dilanda banjir. Mereka memberikan

bantuan berupa makanan, obat-obatan,

pakaian, dan merelakan rumahnya untuk

tempat pengungsian.

Penutup Bersama-sama siswa membuat kesimpulan /

rangkuman hasil belajar selama sehari

Bertanya jawab tentang materi yang telah

dipelajari (untuk mengetahui hasil

ketercapaian materi)

Guru memberi kesempatan kepada siswa

untuk menyampaikan pendapatnya tentang

pembelajaran yang telah diikuti.

Melakukan penilaian hasil belajar

Mengajak semua siswa berdo‟a menurut

agama dan keyakinan masing-masing

(untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran)

15 menit

Page 82: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

H. Sumber dan Media Pembelajaran

1. Sumber : a. Buku tematik terpadu untuk Guru kurikulum 2013 Kelas V, Penerbit

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, halaman 35-

43 b. Buku tematik terpadu untuk Murid kurikulum 2013 Kelas V, Penerbit

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, halaman 26-

33

2. Media/Alat Pembelajaran : Buku, gambar, dan teks

Page 83: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

I. Penilaian

1. Penilaian kognitif : Soal Essay (terlampir)

Teknik Penilaian :

Setiap jawaban yang benar mendapatkan skor 25

Nilai =

X 100

2. Penilaian afektif : Mandiri, disiplin, dan percaya diri

Makassar, Juli 2019

Wali Kelas Mahasiswi Peneliti

Surialang, S.Pd Siti Nurazmi Amiruddin

NIP.108712272010012018 NIM.10540965515

Mengetahui,

Kepala Sekolah SD INP Pabaeng Baeng

Edrianis, S.Pd

NIP: 197001241993082003

Page 84: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN ROMANG POLONG

Kelas / Semester : V / 1

Tema 1 : Benda-Benda di Lingkungan Sekitar

Sub Tema 1 : Wujud Benda dan Cirinya

Pembelajaran Ke : 4

Alokasi Waktu : 1 Hari

A. Kompetensi Inti

1. Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan

tetangganya serta cinta tanah air. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati, dan mencoba

menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan

Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di

sekolah dan tempat bermain. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan

logis, dan kritis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku

anak beriman dan berakhlak mulia

B. Kompetensi Dasar

IPS

3.1 Memahami aktVitas dan perubahan kehidupan manusia dalam ruang,

konektVitas antar ruang dan waktu serta dan keberlanjutannnya dalam

kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya dalam lingkup nasional 4.1 Menyajikan hasil pengamatan mengenai aktVitas dan perubahan

kehidupan manusia dalam ruang, konektVitas antar ruang dan waktu

Page 85: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

serta dan keberlanjutannya dalam kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan

dan budaya dalam lingkup nasional dari sumber-sumber yang tersedia

PPkn

3.6 Memahami perlunya saling memenuhi keperluan hidup

Matematika

3.2 Memahami berbagai bentuk pecahan (pecaha biasa, campuran, desimal dan

persen) dan dapat mengubah bilangan pecahan menjadi bilangan desimal,

serta melakukan perkalian dan pembagian 4.8 Mengurai sebuah pecahan sebagai hasil penjumlahan, pengurian dua buah

angan, perkalian, dan pembagian dua buah pecahan yang dinyatakan

dalam desimal dan persen dengan berbagai kemungkinan jawaban.

Bahasa Indonesia

3.1 Menggali informasi dati teks laporan buku tentang makanan dan rantai

makanan, kesehatan manusia keseimbangan ekosistem, serta alam dan

pengaruh kegiatan manusia dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa

Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. 4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan buku tentang

makanan dan rantai makanan, kesehatan manusia, keseimbangan

ekosistem, serta alam dan pengaruh kegiatan manusia secara mandiri

dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah

kosakata baku. C. Indikator

IPS

1. Mengenal aktVitas kehidupan manusia dan perubahannya dalam ruang di

bidang sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya dlam lingkup nasional. 2. Menyusun laporan secara tertulis tentang mengenai aktVitas dan

perubahan kehidupan manusia dalam ruang, konektVitas antarruang dan

waktu serta dan keberlanjutantannya dalam kehdupan soaial, ekonomi,

pendidikan dan budaya dalam lingkup nasional.

PPkn

Mengidentifikasi kebutuhan hidup bertetangga

Page 86: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Matematika 1. Mengenal operasi perkalian barbagai bentuk pecahan 2. Melakukan operasi perkalian berbagai bentuk pecahan Bahasa Indonesia 1. Menjelaskan isi informasi dari bacaan tentang alam dan pengaruh kegiatan

manusia 2. Menuliskan contoh pengaruh penggunaan bahan kimia pada lingkungan

melalui pengamatan, misalnya penggunaan pupuk dan pestisida secara

berlebihan 3. Melakukan pembiasaan cara menghemat air.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Dengan membaca, murid dapat mengidentifikasi kebutuhan hidup

bertetangga 2. Dengan mencermati, murid dapat menjawab pertanyaan mengenai perilaku

yang baik dalam bertetannga 3. Dengan membaca dan mencermati, murid dapat menyimpulkan aspek

kebutuhan dalam bertetangga E. Materi Ajar

Kebutuahn hidup bertetangga F. Pendekatan dan Model Pembelajaran

1. Pendekatan : Saintifik

2. Model : Value Clarification Technique (VCT)

Page 87: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan Guru memberikan salam dan mengajak

semua siswa berdo‟a menurut agama dan

keyakinan masing-masing.

Guru mengecek kesiapan diri dengan

mengisi lembar kehadiran dan memeriksa

kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk

disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

Menginformasikan tema yang akan

dibelajarkan yaitu tentang ” Wujud Benda

dan Cirinya”.

Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang

meliputi kegiatan mengamati, menanya,

mengeksplorasi, mengomunikasikan dan

menyimpulkan.

10 Menit

Inti Penentuan situasi yang bersifat

dilematik.

Penyajian situasi (pengalaman belajar)

melalui membacakan atau peragaan dengan

melibatkan murid, dengan cara:

pengungkapan pokok masalah, identifikasi

fakta, menentukan kesamaan pengertian,

dan menentukan masalah utama yang akan

dipecahkan.

Penentuan posisi/pendapat melalui:

penentuan pilihan indvidual, penentuan

pilihan kelompok dan kelas, klarifikasi atas

pilihan-pilihan tersebut.

Menguji alasan dengan: meminta

argumentasi, memantapkan argumen

dengan analogi, mengkaji akibat-akibat,

dan kemungkinan-kemungkinan dari

45 Menit

Page 88: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

kenyataan.

Penyimpulan dan pengarahan

Tindak lanjut.

Penutup Bersama-sama siswa membuat kesimpulan /

rangkuman hasil belajar selama sehari

Bertanya jawab tentang materi yang telah

dipelajari (untuk mengetahui hasil

ketercapaian materi)

Guru memberi kesempatan kepada siswa

untuk menyampaikan pendapatnya tentang

pembelajaran yang telah diikuti.

Melakukan penilaian hasil belajar

Mengajak semua siswa berdo‟a menurut

agama dan keyakinan masing-masing

(untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran)

15 menit

H. Sumber dan Media Pembelajaran

1. Sumber : a. Buku tematik terpadu untuk Guru kurikulum 2013 Kelas V, Penerbit

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, halaman 35-

43 b. Buku tematik terpadu untuk Murid kurikulum 2013 Kelas V, Penerbit

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, halaman 26-

33

2. Media/Alat Pembelajaran : Buku, gambar, dan teks

Page 89: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

I. Penilaian

1. Penilaian kognitif : Soal Essay (terlampir)

Teknik Penilaian :

Setiap jawaban yang benar mendapatkan skor 25

Nilai =

X 100

2. Penilaian afektif : Mandiri, disiplin, dan percaya diri

Makassar, Juli 2019

Wali Kelas Mahasiswi Peneliti

Surialang, S.Pd Siti Nurazmi Amiruddin

NIP.108712272010012018 NIM.10540965515

Mengetahui,

Kepala Sekolah SD INP Pabaeng Baeng

Edrianis, S.Pd

NIP: 197001241993082003

Page 90: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

A. Kompetensi Inti

1. Menerima dan menjalankan ajaran Agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,

melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan

sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan

anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak

beriman dan berakhlak mulia.

D. Kompetensi Dasar

Bahasa Indonesia

3.1 Menggali informasi dari teks laporan buku tentang makanan dan rantai

makanan, kesehatan manusia, keseimbangan ekosistem, serta alam dan

pengaruh kegiatan manusia dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa

Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan buku tentang makanan

dan rantai makanan, kesehatan manusia, keseimbangan ekosistem, serta

Satuan Pendidikan : SD INP PABAENG BAENG

Kelas / Semester : V / 1

Tema 1 : Benda-Benda di Lingkungan Sekitar

Sub Tema 1 : Wujud Benda dan Cirinya

Pembelajaran Ke : 6

Alokasi Waktu : 1 Hari

Page 91: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

alam dan pengaruh kegiatan manusia secara mandiri dalam bahasa

Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

PPKn

3.3 Memahami keanekaragaman sosial, budaya dan ekonomi dalam bingkai

Bhinneka Tunggal Ika di lingkungan rumah sekolah dan masyarakat 4.3 Membantu masyarakat dalam melaksanakan suatu kegiatan di lingkungan

rumah, sekolah, dan masyarakat tanpa membedakan agama, suku bangsa,

dan sosial ekonomi

IPS

3.4 Mengidentifikasi perubahan yang terjadi di alam, hubungannya dengan

penggunaan sumber daya alam, dan pengaruh kegiatan manusia terhadap

keseimbangan lingkungan sekitar 4.7 Menyajikan hasil laporan tentang permasalahan akibat terganggunya

keseimbangan alam akibat ulah manusia, serta memprediksi apa yang akan

terjadi jika permasalahan tersebut tidak diatasi

SBdP

3.4 Memahami prosedur dan langkah kerja dalam berkarya kreatif berdasarkan

ciri khas daerah. 4.13 Membuat karya kerajinan dari bahan tali temali.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Dengan mengamati gambar serta menganalisis gambar dengan seksama

murid dapat memahami tema yang akan dipelajari dengan teliti

2. Dengan mengamati gambar dengan seksama murid dapat menjawab

pertanyaan berkaitan dengan tema yang sedang dipelajari. 3. Dengan memperhatikan teks bacaan murid dapat mengidentifikasi manfaat

dan arti pentingnya kerja sama di rumah, sekolah, dan masyarakat dalam

kerangka kerukunan.

4. Dengan membaca dan mencermati murid dapat menjelaskan manfaat dan

arti pentingnya kerja sama di rumah, sekolah, dan masyarakat

Page 92: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

E. Materi Pembelajaran

1. Gambar ilustrasi 2. Teks bacaan tentang manfaat dan arti pentingnya kerja sama di rumah,

sekolah, dan masyarakat

F. Pendekatan & Metode Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Metode : Diskusi, tanya jawab, penugasan dan ceramah

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan Guru memberikan salam dan mengajak murid

untuk berdoa (religius) menurut agama dan

kepercayan masing-masing

Guru mengecek kehadiran murid

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan

ruang lingkup materi yang akan dipelajari

10 Menit

Inti Guru menciptakan suasana interaktif dan atraktif

dengan mengajak siswa melaksanakan diskusi

secara klasikal.

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

memilih para petugas diskusi, seperti pembawa

acara, sekretaris/notulis, dan lain-lain. Sementara

anak-anak yang lain bertindak sebagai peserta

diskusi.

Pembawa acara bertanggung jawab atas jalannya

diskusi. Pembawa acara juga bertugas untuk

membacakan pertanyaan-pertanyaan untuk

didiskusikan oleh peserta.

Notulis bertugas untuk mencatat kejadian-kejadian

45 Menit

Page 93: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

yang terjadi saat diskusi berlangsung, seperti

pendapat-pendapat yang disampaikan oleh peserta

diskusi. Notulis juga bertugas untuk membuat

laporan dan kesimpulan hasil diskusi.

Setiap peserta diskusi berhak mengemukakan

pendapatnya berkaitan dengan pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan oleh pembawa acara.

Setelah siswa memberikan pendapatnya, guru

mengkonfirmasi pendapat-pendapat siswa.

Kemudian guru memandu siswa untuk menarik

kesimpulan.

Masing-masing siswa menulis jawaban sesuai

pertanyaan pada buku siswa berdasarkan hasil

diskusi

Penutup Guru menyampaikan pesan moral untuk senantiasa

saling membantu dalam memenuhi kebutuhan di

rumah.

Guru bersama murid berdoa sebelum pulang

15 Menit

H. Sumber dan Media Pembelajaran

1. Sumber :

c. Buku tematik terpadu untuk Guru kurikulum 2013 Kelas V, Penerbit

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, halaman

35-43

d. Buku tematik terpadu untuk Murid kurikulum 2013 Kelas V, Penerbit

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, halaman

26-33

2. Media/Alat Pembelajaran : Buku, gambar, dan teks.

Page 94: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

I. Penilaian

1. Penilaian

Penilaian kognitif : Soal Essay (terlampir)

Teknik Penilaian :

Setiap jawaban yang benar mendapatkan skor 20

Nilai =

Skor

perolehan X 100

100

2. Penilaian afektif : Mandiri, disiplin, dan percaya diri

Makassar, 23 Juli 2019

Wali Kelas Mahasiswi Peneliti

Surialang, S.Pd Siti Nurazmi Amiruddin

NIP.108712272010012018 NIM.10540965515

Mengetahui,

Kepala Sekolah SD INP Pabaeng Baeng

Edrianis, S.Pd

NIP: 197001241993082003

Page 95: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

L

A

M

P

I

R

A

N

2

TABEL HASIL BELAJAR

PRETEST DAN POSTTEST

Page 96: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Tabel 4.1. Hasil Tes Belajar PKn (Pretest) Siswa Kelas V SD Inpres

Pa’baeng-Baeng Kota Makassar Sebelum Menggunakan Model

Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT)

No Nama Siswa Nilai

1. Aurelia Muthia 60

2. Nur Fina 50

3. Fakhirah Dzakiyah 55

4. Najwa Rasak 55

5. Nur Selvi 45

6. Nursatriani 50

7. Ilham 50

8. Zahy Faiq Zahran 40

9. Khusnul Farah 75

10. Asyfah Resky 55

11. Muh. Ardiansyah 65

12. Bayu Saputra 30

13. Muh. Dewa Nandar S. 50

14. Muh. Aksa Jaya 40

15. Muh. Fikri Fahresi 50

16. Muh. Bulhari Yusuf 65

17. Salsabila Radhifa 65

18. Maulana 40

19. Tsany Fairus Rafi 55

20. Aditya 55

21. Rifaldi Pratama 50

22. Muh. Fahresa 60

23. Muh. Fauzan 75

24. Saskia Madira Putri 55

25. Andika 60

26. St. Khumairah 45

27. Muh. Teguh Hidayat 40

28. Hisyam Alfaragil 55

29. Nur Aini 55

30. Nabila Nur Rachman 55

Page 97: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Tabel 4.5.Hasil belajar PKn siswa (Posttest) Kelas V SD Inpres Pa’baeng-

Baeng setelah penggunaan model pembelajaran Value Clarification

Technique (VCT)

No Nama Siswa Nilai

1. Aurelia Muthia 100

2. Nur Fina 80

3. Fakhirah Dzakiyah 60

4. Najwa Rasak 100

5. Nur Selvi 60

6. Nursatriani 90

7. Ilham 65

8. Zahy Faiq Zahran 80

9. Khusnul Farah 85

10. Asyfah Resky 80

11. Muh. Ardiansyah 90

12. Bayu Saputra 50

13. Muh. Dewa Nandar S. 55

14. Muh. Aksa Jaya 80

15. Muh. Fikri Fahresi 80

16. Muh. Bulhari Yusuf 85

17. Salsabila Radhifa 95

18. Maulana 80

19. Tsany Fairus Rafi 85

20. Aditya 75

21. Rifaldi Pratama 60

22. Muh. Fahresa 95

23. Muh. Fauzan 80

24. Saskia Madira Putri 100

25. Andika 75

26. St. Khumairah 85

27. Muh. Teguh Hidayat 60

28. Hisyam Alfaragil 70

29. Nur Aini 70

30. Nabila Nur Rachman 90

Page 98: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Tabel 4.7. Tabel perhitungan untuk mencari nilai selisih dari hasil post-test

dan pre-test

No X (Pre-test) Y (Post-test) d = Y - X d2

1 60 100 40 1600

2 50 95 45 2025

3 55 60 5 25

4 55 100 45 2025

5 45 60 15 225

6 50 90 40 1600

7 50 65 15 225

8 40 80 40 1600

9 75 85 25 625

10 55 80 25 625

11 65 90 25 625

12 30 50 20 400

13 50 55 5 25

14 40 80 40 1600

15 50 80 30 900

16 65 85 20 400

17 65 80 15 225

18 40 80 40 1600

19 55 85 30 900

20 55 75 20 400

21 50 60 10 100

22 60 95 35 1225

23 75 80 5 25

24 55 100 45 2025

25 60 75 25 625

26 45 85 40 1600

27 40 60 20 400

28 55 70 15 225

29 55 70 15 225

30 55 90 35 1225

∑ (6) 1600 2360 785 25325

∑ (7) 53.3333 78.6666 26.1

Page 99: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Tabel 4.2. Perhitungan untuk mencari mean (rata–rata) nilai pretest

X F F.X

30 1 30

40 4 160

45 2 90

50 6 300

55 9 495

60 3 180

65 3 195

75 2 150

Jumlah 30 1.600

Page 100: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

L

A

M

P

I

R

A

N

3

Soal Pretest dan Posttest

Page 101: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

LEMBAR PRE-TEST

Nama : ……………………….. No. Absen : ……………………….

1. Sekarang, coba identifikasikan kebutuhan sehari-hari anggota keluargamu

beserta cara memenuhinya!

No. Anggota Jenis Nama Cara

Keluarga Kebutuhan Kebutuhan Memenuhi

1. Ayah Primer

Sekunder

Tersier

2. Ibu Primer

Sekunder

Tersier

3. Anak Primer

Sekunder

Tersier

2. Apa yang akan terjadi jika kebutuhan masing-masing anggota keluargamu

ada yang tidak terpenuhi, khususnya kebutuhan primer dan sekunder?

3. Bagaimana sikapmu jika ada kebutuhanmu yang belum atau tidak bisa

dipenuhi oleh orang tuamu?

4. Menurutmu, apakah kasih sayang sesama anggota keluarga juga termasuk

kebutuhan? Jelaskan!

Page 102: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

LEMBAR POST-TEST

NAMA :

No. Absen :

1. Tuliskan masing-masing contoh kerja sama di rumah dan di masyarakat! 2. Menurut anda, apakah yang akan terjadi jika tidak terjalin kerja sama yang baik

antara sesama teman? 3. Bagaimana cara agar tercipta kerukunan antara sesama teman di sekolah? 4. Pada hari senin Arini tidak masuk sekolah karena mengalami musibah yaitu

rumahnya terbakar. Semua barang dan perlengkapan sekolah Arini ikut

terbakar. Sebagai seorang teman yang baik, apakah yang akan kalian lakukan

untuk membantu Arini? 5. Apakah manfaat kerja sama?

Page 103: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

L

A

M

P

I

R

A

N

4

PERHITUNGAN MENCARI

NILAI MEAN PRETEST

Page 104: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

ANALISIS STATISTIK

Untuk mencari mean (rata-rata) nilai pretest siswa kelas V SD Inpres Pa‟baeng-

Baeng Kota Makassar, dapat dilihat tabel di bawah ini :

Tabel 4.2. Perhitungan untuk mencari mean (rata–rata) nilai pretest

X F F.X

30 1 30

40 4 160

45 2 90

50 6 300

55 9 495

60 3 180

65 3 195

75 2 150

Jumlah 30 1.600

Dari data di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ = 1.605, sedangkan

nilai dari N sendiri adalah 30. Oleh karena itu dapat diperoleh nilai rata-rata

(mean) sebagai berikut :

= 53.33

Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil tes

belajar PKn siswa kelas V SD Inpres Pa‟baeng-Baeng Kota Makassar, sebelum

menggunakan model pembelajara Value Clarification Technique (VCT) yaitu

53.33. Adapun tingkat penguasaan materi pretest murid dapat dilihat pada tabel

berikut:

Page 105: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Tabel 4.3.Tingkat Penguasaan Materi PKn (Pretest) Siswa Kelas V SD Inpres

Pa’baeng-Baeng

No. Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori

6. 0-59 22 73 % Sangat rendah

7. 60-69 6 20 % Rendah

8. 70-79 2 7 % Sedang

9. 80-89 0 0 % Tinggi

10. 90-100 0 0 % Sangat tinggi

Jumlah 30 100 %

Berdasarkan data pada tabel di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa hasil

tes PKnbahasa Indonesia siswa pada tahap pretest dengan menggunakan

instrument test menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai dengan kategori

sangat rendah sebanyak 22 orang dengan persentase 79%, siswa yang memperoleh

nilai dengan kategori rendah sebanyak 3 orang dengan persentase 11%, siswa

yang memperoleh nilai dengan kategori sedang sebanyak 2 orang dengan

persentase 7%, siswa yang memperoleh nilai dengan kategori tinggi 0 dengan

persentase 0% dan siswa yang memperoleh nilai dengan kategori sangat tinggi

sebanyak 1 orang dengan persentase 3%. Hasil dari persentase ini dapat dikatakan

bahwa tingkat kemampuan siswa dalam memahami kosakata sebelum

menggunakan model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT)

tergolong sangat rendah.

Tabel 4.4 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar

Skor Kategorisasi Frekuensi %

0 ≤ × <70 Tidak tuntas 28 93 %

70 ≤ × ≤ 100 Tuntas 2 7 %

Jumlah 30 100 %

Page 106: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Kriteria ketuntasan hasil belajar PKn adalah 70. Berdasarkan indikator

kriteria ketuntasan hasil belajar siswa peneliti telah menentukan jika jumlah siswa

yang mencapai atau melebihi nilai KKM 70, maka dapat dikatakan pembelajaran

tersebut berhasil dan memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar PKn secara

klasikal, sedangkan pada tabel 4.4 siswa yang dikategorikan tidak tuntas mencapai

93%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar PKn siswa kelas V SD

Inpres Pa‟baeng-Baeng, belum memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar PKn

klasikal dimana siswa yang tuntas hanya sebesar 7%.

Untuk mencari mean (rata-rata) nilai post-test dari kelas V SD Inpres

Pa‟baeng-Baeng Kota Makassar, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.6. Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai post-test

X F F.X

50 1 50

55 1 55

60 4 240

65 1 65

70 2 140

75 2 150

80 7 560

85 4 340

90 3 270

95 2 190

100 3 300

Jumlah 30 2360

Dari data hasil posttest di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ =

2360 dan nilai dari N sendiri adalah 28. Kemudian dapat diperoleh nilai rata-rata

(mean) sebagai berikut :

Page 107: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas maka diperoleh

nilai rata-rata dari hasil belajar PKn siswa kelas V SD Inpres Pa‟baeng-Baeng

Kota Makassar, setelah menggunakan model pembelajaran Value Clarification

Technique (VCT), yaitu 78,66 dari skor ideal 70. Adapun tingkat penguasaan

materi posttest dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7.Tingkat Penguasaan Materi Post-test Pembelajaran PKn Siswa

Kelas V SD Inpres Pa’baeng-Baeng

No. Interval Frekuensi Persentase

(%) Kategori hasil belajar

1. 0-59 2 7% Sangat Rendah

2. 60-69 5 17% Rendah

3. 70-79 4 13% Sedang

4. 80-89 11 37% Tinggi

5. 90-100 8 27% Sangat Tinggi

Jumlah 30 100%

Berdasarkan data pada tabel di atas maka dapat dilihat bahwa hasil belajar

PKn siswa pada tahap posttest dengan menggunakan instrument test menunjukkan

bahwa siswa yang memperoleh nilai dengan kategori sangat tinggi 8 orang dengan

persentase 27%, siswa yang memperoleh nilai dengan kategori tinggi sebanyak 11

orang dengan persentase 37%, siswa yang memperoleh nilai dengan kategori

sedang sebanyak 4 orang dengan persentase 13%, dan siswa yang memperoleh

Page 108: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

nilai dengan kategori rendah sebanyak 5 orang dengan persentase 17%, sedangkan

yang memperoleh nilai dengan kategori sangat rendah sebanyak 2 orang dengan

persentase 7%. Hasil dari persentase ini dapat dikatakan bahwa tingkat

kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran PKn setelah menggunakan

model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) tergolong tinggi.

Tabel 4.8.Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V SD Inpres

Pa’baeng-Baeng Kota Makassar

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0 – 69 Tidak tuntas 7 23%

70 – 100 Tuntas 23 77%

Jumlah 30 100%

Apabila tabel di atas dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil

belajar PKn siswa yang ditentukan oleh peneliti yaitu jika jumlah siswa yang

mencapai atau melebihi nilai KKM 70 maka dapat dikatakan pembelajaran

tersebut berhasil dan memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar PKn secara

klasikal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Kelas V SD Inpres

Pa‟baeng-Baeng Kota Makassar telah memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar

secara klasikal dimana siswa yang dikategorikan tuntas mencapai 77% dan siswa

yang tidak tuntas hanya 23%.

2. Analisis Data dan Hasil Penelitian

1) Tabel Persiapan Menghitung thitung

Sebelum menghitung thitung, terlebih dahulu kita membuat tabel penolong

yaitu tabel perhitungan untuk mencari nilai selisih dari hasil posttest dan pretest.

Page 109: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Tabel 4.7. Tabel perhitungan untuk mencari nilai selisih dari hasil post-

test dan pre-test

No X (Pre-test) Y (Post-test) d = Y - X d2

1 60 100 40 1600

2 50 95 45 2025

3 55 60 5 25

4 55 100 45 2025

5 45 60 15 225

6 50 90 40 1600

7 50 65 15 225

8 40 80 40 1600

9 75 85 25 625

10 55 80 25 625

11 65 90 25 625

12 30 50 20 400

13 50 55 5 25

14 40 80 40 1600

15 50 80 30 900

16 65 85 20 400

17 65 80 15 225

18 40 80 40 1600

19 55 85 30 900

20 55 75 20 400

21 50 60 10 100

22 60 95 35 1225

23 75 80 5 25

24 55 100 45 2025

25 60 75 25 625

26 45 85 40 1600

27 40 60 20 400

28 55 70 15 225

29 55 70 15 225

30 55 90 35 1225

∑ (6) 1600 2360 785 25325

∑ (7) 78.6666 26.1

Page 110: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

2) Mencari mean variable (x) dan variable (y)

3) Mencari mean gain (d) antara Pre-test dan Post-test.

Md = 26.1

3) Nilai Kuadrat Deviasi

= 25325 – 20540.8

= 4784.2

4) Menghitung Derajat Kebebasan

Db = n – 1

Db = 30 – 1

Db = 29

Page 111: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

5) Mencari nilai thitung

thitung =

thitung = 11.1305

6) Menentukan harga t Tabel

Untuk mencari t Tabel peneliti menggunakan tabel distribusi t dengan taraf

signifikan = 30 – 1 = 29 maka diperoleh t 0,05 = 1.70

Setelah diperoleh thitung= 11.1305 dan ttabel = 1.70 maka diperoleh thitung >

ttabel atau 11.1305 > 1.70. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima, yang

berarti bahwa hipotesis yang diujikan yaitu Penggunaan model pembelajara Value

Clarification Technique (VCT) efektif terhadap hasil belajar PKn kelas V SD

Inpres Pa‟baeng-Baeng Kota Makassar.

Page 112: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

L

A

M

P

I

R

A

N

5

Distribusi Nilai ttabel

Page 113: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

Distribusi Nilai ttabel

Untuk mencari ttabel peneliti menggunakan tabel distribusi t dengan taraf

signifikan = 30 – 1 = 29 maka

diperoleh t0,05 = 1,699.

Page 114: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

L

A

M

P

I

R

A

N

6

DOKUMENTASI

Page 115: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

DOKUMENTASI

Page 116: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran
Page 117: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN … · Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

RIWAYAT HIDUP

SITI NURAZMI AMIRUDDIN, lahir di Barru ,

Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Bulukumba, pada

tanggal 28 Februari 1998. Anak pertama dari empat

bersaudara dan buah cinta dan kasih sayang dari

pasangan suami istri Amiruddin dan Alm.Hj Muliana.

Penulis mulai memasuki jenjang pendidikan Sekolah

dasar di SD inpres Kampung Mejang Kecamatan

Bontonompo Kabupaten Gowa pada tahun 2003 dan tamat pada tahun 2009 dan

pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di MTs Nahdlatul Ulum,

Kecamatan Barandasi Kabupaten Maros dan tamat pada tahun 2012, kemudian

melanjutkan Pendidikan ke MA PI DDI Mangkoso, Kabupaten Barru dan tamat

pada tahun 2015. Pada tahun 2015, penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada

Program Sarjana Pendidikan (S1) program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

dan akan menyelesaikan masa perkuliahan di Universitas Muhammadiyah

Makassar.