efektivitas program pelayanan kesehatan …digilib.unila.ac.id/26694/16/skripsi tanpa bab...

99
EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN GRATIS (P2KM) DI KOTA BANDARLAMPUNG (Skripsi) Oleh : Kartika Febri Yuliani FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2017

Upload: phungngoc

Post on 05-Feb-2018

259 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN GRATIS (P2KM)

DI KOTA BANDARLAMPUNG

(Skripsi)

Oleh :

Kartika Febri Yuliani

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2017

Page 2: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN GRATIS (P2KM) DI

KOTA BANDARLAMPUNG

OLEH

KARTIKA FEBRI YULIANI

Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh lapisan

masyarakat di Kota Bandarlampung, Pemerintah Kota Bandarlampung menerbitkan

Peraturan Walikota No.24 Tahun 2014 yang berisi tentang pelaksanaan program pelayanan

kesehatan gratis (P2KM) di Kota Bandarlampung yang ditujukan untuk seluruh masyarakat

Kota Bandarlampung dengan membawa kartu KK dan KTP serta tidak memiliki jaminan

kesehatan lainya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas program pelayanan

kesehatan gratis (P2KM) di Kota Bandarlampung yang ditujukan untuk masyarakat Kota

Bandarlampung.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian desktiptif dengan pendekatan kualitatif melalui

teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

program pelayanan kesehatan gratis di Kota Bandarlampung sudah efektif. Hal tersebut

ditunjukan dengan ketepatan sasaran program yang sudah tepat sasaran, sosialisasi program

yang sudah dilaksanakan, pencapaian tujuan program yang sudah tercapai dan pemantauan

program sudah dilakukan oleh pihak penyelenggara. Faktor pendukung adanya program

pelayanan kesehatan gratis Di Kota Bandarlampung adalah adanya payung hukum Peraturan

Walikota No.24 Tahun 2014 yang berisi tentang petunjuk teknis pelaksanaan pelayanan

kesehatan dan hubungan kerjasama antar lembaga pemerintahan serta faktor penghambat dari

program ini adalah rendahnynya tingkat kesadaran masyarakat dalam membawa

kelengkapan prosudur dan ketidaksesuaian data pada saat berobat.

Kata Kunci : Efektivitas Program, Pelayanan, Kesehatan gratis

Page 3: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

ABSTRACK

THE EFFECTIVENESS OF THE PROGRAM FREE HEALTH SERVICES

ARE (P2KM) IN THE BANDARLAMPUNG CITY

By

KARTIKA FEBRI YULIANI

To provide health services fair and equitable for the whole society in the

Bandarlampung city, municipal Bandarlampung issue regulation No.24 mayor in

2014 containing about the program implementation free health services are

(P2KM) in the Bandarlampung city devoted to the city people Bandarlampung

with family cards and id cards has no other health insurance. The purpose of this

research to know the effectiveness of the program free health services are (P2KM)

in the Bandarlampung city aimed at city people Bandarlampung.

This research using the kind of research descriptive with a qualitative approach

through technique interview, observation and documentation. The result of this

research suggests that the free health treatment in the Bandarlampung city is

effective. This can be seen from targeting accuracy program is appropriate,

socialization have been implemented, reaching it’s objectives program that has

already been promoted and monitoring of the scheme has been carried out by the

committee. Supproting factors programs free health treatment in the

Bandarlampung city is legal decision regulation No.24 mayor in 2014 containing

on technical guidelines the health services and the relationship between

government agencies well as the barrier of the program is low level of public

awareness in bringing completeness procedure and nonconformity data on the

check.

Keywords: the effetiveness of the program, services , free health

Page 4: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN GRATIS (P2KM)

DI KOTA BANDARLAMPUNG

Oleh

Kartika Febri Yuliani

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA ADMINISTRASI NEGARA

Pada

Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2017

Page 5: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,
Page 6: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,
Page 7: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,
Page 8: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Kartika Febri Yuliani, dilahirkan di

Bandarlampung pada Tanggal 29 Febuary 1996 yang merupakan

anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Abdul Kadir, ST

dan Ibu Yulidar, S.Sos. Penulis menyelesaikan pendidikan Taman

kanak-kanak di TK Dwi Tunggal Pada Tahun 2001, Sekolah Dasar

SD Negeri 1 Beringin Raya lulus pada tahun 2007, Sekolah Menengah Pertama di SMP 14

Bandarlampung lulus pada tahun 2010, kemudian penulis melanjutkan pendidikan Sekolah

Menengah Atas di SMA YP UNILA Bandarlampung dan lulus pada tahun 2013 serta ditahun

yang sama juga penulis diterima menjadi mahasiswa di Universitas Lampung (UNILA)

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi Negara Melalui Jalur

Undangan SNMPTN Pada tahun 2016. Masuknya penulis pada jurusan Ilmu Administrasi

Negara menjadikan penulis sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Adminsitrasi Negara

(HIMAGARA). Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Bawang Sakti

Jaya, Kec. Banjar Baru Kab. Tulang Bawang, Provinsi Lampung.

Page 9: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

Motto

Jangan andalkan orang lain di hidup, karena bayanganmu akan

meninggalkan mu pada saat gelap

(Hz. Imam Taimiyah)

Keridhoaan Allah itu terletak pada keridhoan orang tua, dan murka

Allah itu terletak pada murka orang tua”. ( H.R.A t-Tirmidzi. Hadis

ini dinilai shahih oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim)

Saat kamu merasa beruntung, percayalah doa ibumu telah di

dengar Allah Swt

(Kartika Febri Yuliani)

Segalanya Sesederhana Mungkin

(Kartika Febri Yuliani)

Page 10: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

PERSEMBAHAN

Bismilahirohmanirohim.....

Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT

Kupersembahkan karya sederhana ini untuk mereka yang menyayangiku:

Papaku tercinta Abdul Kadir, ST

Mamaku Tercinta Yulidar, S.Sos

Selalu menjadi sumber inspirasi dalam segala kehidupanku,

Selalu mendoakan dan mendukung segala aktivitasku hingga sekarang,

Semua curahan kasih sayang yang akan kalian berikan tidak mampu aku

gantikan dengan apapun...

Kedua adikku Tersayang

Kehadiranmu menyempurnakan hidupku,

Semoga kita bisa menjadi anak yang membanggakan orangtua, Aamiin..

Segenap sahabat-sahabat yang selalu mendukungku selama ini

Segenap keluarga besar Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Terima kasih atas semua dukungan yang telah diberikan

Almamaterku Tercinta Universitas Lampung

Page 11: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

SANWACANA

Alhamdulillahirabbil’alamin tercurah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya kepada penulis

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Atas segala kehendak dan kuasa Allah

SWT, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “

Efektivitas Program Pelayanan Kesehatan Gratis (P2KM) di Kota

Bandarlampung”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Administrasi Negara (SAN) pada jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini

karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Pada

kesempatan ini penuls menyampaikan ucapan terimakasih yang setulusnya kepada

pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, antara

lain :

1. Allah SWT, yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, menciptakan

siang dan malam yang selalu mengiringi hidup penulis dan Nabi

Muhammad SAW yang selalu menjadi suri tauladan dan inspirasi dalam

kehidupan penulis.

2. Bapak Nana Mulyana. S.IP, M.Si selaku dosen pembimbing utama.

Terima kasih atas semua kemudahan-kemudahan yang telah diberikan

Page 12: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

selama proses perkuliahan serta saran arahan, masukan serta bimbingan

yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Mohon maaf atas segala kesalahan.

3. Ibu Dewie Brima Atika, S.IP, M.S.i selaku dosen pembimbing kedua.

Terimakasih atas segala pelajaran berharga yang diberikan kepada penulis,

yang sangat membantu penulis dalam proses pembuatan skripsi ini.

Mohon maaf atas kesalahan yang dilakukan penulis selama mengikuti

proses bimbingan skripsi serta akademis.

4. Bapak Simon Sumanjoyo H, S.A.N, M.P.A selaku dosen penguji,

terimakasih pak atas motivasi, saran dan bimbingannya yang telah banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Novita Tresiana, S.Sos, M.Si selaku dosen pembimbing akademik,

terimakasih atas segala motivasi dan sudah meluangkan waktunya untuk

memberikan bimbingan, arahan serta masukan kepada penulis terutama

dalam proses akademik.

6. Bapak Dr. Dedy Hermawan S.Sos., M.Si selaku ketua Jurusan Ilmu

Administrasi Negara sudah meluangkan waktunya untuk memberikan

bimbingan, arahan serta masukan kepada penulis terutama dalam proses

akademik.

7. Seluruh dosen Ilmu Administrasi Negara, Bu Yayu, Bu Dian, Bu Selvi, Bu

Intan, Bu Devi,Bu Nisa, Pak Ijul, Pak Eko, Pak Bambang, Pak Samsul,

Pak Noverman. Prof Yuli. Terimakasih atas segala ilmu yang telah penulis

peroleh dikampus dapat menjadi bekal berharga dalam kehidupan penulis

kedepannya.

Page 13: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

8. Bapak Drs. Syarief Makhya, M.Si selaku Dekan FISIP Universitas

Lampung.

9. Ibu Nuraini sebagai staf jurusan Ilmu Administrasi Negara yang selalu

memberikan pelayanan bagi penulis yang berkaitan dengan administrasi

dalam penyusunan skripsi ini.

10. Ibu Romsini Sipayung selaku Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Gratis

Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung, Ibu Nur selaku Kepala Tata Usaha

Puskesmas Beringin Raya, Ibu Hj Evi selaku Kepala Puskesmas Simpur,

Ibu Ningsih selaku Kepala Tata Usaha Puskesmas Gedong air. terima

kasih ya bu atas semangat dn bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Ter-untuk kedua orang tua ku tercinta. Abdul Kadir, ST dan

Yulidar,S.Sos.. terimakasih ya Pa,Ma sudah memberikan nasehat,

motivasi, support, Doa tiada henti, menyayangi ika dengan penuh rasa

sabar, sehingga ika bisa menyelesaikan skripsi ini. Maafin ika yang masih

sering buat salah. Semoga Allah selalu memberikan rahmat, barokah dan

dilindungi disetiap langkah papa dan mama, selalu dilimpahkan kebaikan

dan dijauhkan dari segala marahbahaya. Terima kasih sudah banyak

mengajarkan ika ilmu sabar, selalu mengingatkan ika untuk rajin

beribadah, dan tiada bosannya mendengarkan keluh kesah ika. Semoga

papa dan mama panjang umur, sehat walafiat dan murah rezeki. Semoga

ika dan adek bisa membaggakan papa dan mama, semua doa yang terbaik

untuk papa dan mama. AAMIIN yaALLah...

12. Untuk kedua adikku, Sintia Lie Aunila dan Callysta Khansa Zakia.

Terimakasih atas segala semangat dan doa untuk kakak dalam

Page 14: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

menyelesaikan skripsi ini. Semoga kelak adek menjadi anak soleh, pintar

dan dapat membanggakan orang tua. Doaiin Papa Mama Kakak panjang

umur dan sehat terus ya dek, biar bisa bahagiaiin adek, AAMIIN

yaALLah...

13. Teruntuk GGS! Nurhusainita makasih ga pernah capek untuk nasehatin.

Semoga kebaikan nita dibalas oleh Allah SWT. Makasih ya nit udah mau

direpotin terus. You’re da best! Sarah Putri Andriani, terimakasih ala atas

segala support dan sabar tiada henti dengerin keluhan ini. Semoga ala

selalu diberikan kemudahan dalam menyelesaikan sesuatu. Wulan Kusuma

Dewi, nong makasih ya! Sahabat kemiling yang ga pernah bosen dengerin

cerita. Makasih udah selalu baik sama gw. Semoga dikebaikan selalu

menghampiri wulan, Aamiin. Tulva Hafier Alhalim, makasih tulpa sudah

menjadi teman usil tetapi selalu memotivasi dan memberi dukungan

kepada ebi, sehingganya ebi bisa menyelesaikan skripsi ini. Kartika

Raihana Lestari, terima kasih kar sudah banyak bantu dari dulu outline

sampai detik ini, semoga kebaikannya dibalas sama Allah SWT, selalu

sabar untuk semua masalah yang dihadapi. Tetep tersenyum dan ceria

seperti biasanya ya kar. Destiana Putri Haryanto, Mon! Semangat

skripsian ya cing! Jangan males. Makasih sudah jadi temen baik, seneng

bisa kenal emon! Ayoo semangat kayak dulu lagi. Octavia Aspriani

terimakasih ya ca, sudah memberi dukungan, semoga selalu bahagia

dengan pendamping hidupnya yang sekarang. Semangat skripsi...

14. Teruntuk Andini Paramitha Wijayanti, Ajeng Retno Wijaya, Romlatun

Nahdiyah, Nindya Susiana Sofiani, Bripda Nova Eko Pratiwi, Bripda

Page 15: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

Riantika Putri, Trihardianti terimakasih atas motivasi, dukungan, yang

diberikan kepada penulis dan sudah menjadi sahabat terbaik. Semoga

Allah selalu melindungi di setiap langkah kita dan selalu dilimpahkan

rahmatnya. Semangat skripsi Girls! See You On Top Sis..

15. Terimakasih Kepada Claudia Juaneta S, Lucyani Putri Wulandari, Dwi

Septiani Putri, Eksa Arysta, Hesti Seftia Wulandari, Dian Permata Dewi

yang sudah menjadi teman terbaik dan sudah memberikan motivasi dan

semangat kepada penulis, semoga kita bisa sama sama menjadi teman baik

selamanya, Aamiin..

16. Teruntuk Cindy Pramedita dan Tsuraya Khairunisa, terimakasih sudah

menjadi sahabat dan tempat ngeluh terbaik, semoga Allah selalu

memudahkan langkah kita untuk menuju ke Suksesan dan disetiap langkah

kita selalu di Ridhoi ALLAH SWT, Aamiin. Semoga bisa mencari jalan

keluar disaat tersesat di Labirin hehe, See You On Top Sister..

17. Terimakasih kepada Putri Wulandari, Nurul Aini, A,Md Keb dan Arum

Puspita, S.Pd atas motivasi dan support yang diberikan dan membantu

saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

18. Terimakasih kepada Bripda Muhammad Aditya Nugraha, Handri Sanjaya,

Landino As sudah menjadi teman terbaik. Semoga selalu dilimpahkan

kebaikan untuk kita semua, Aamiin. Semangat! Jangan males ya!

19. Untuk teman-teman seperjuangan “ALASMENARA” Ilmu Adminsitrasi

Negara Angkatan 2013 yang telah banyak membantu dan memberi

masukan kepada penulis dari awal perkuliahan hingga proses penyusunan

skripsi ini, kakak dan adik tingkatku yang selaly banyak membatu penulis

Page 16: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

baik proses akademik dikampus, organisasi Himagara serta arti dari

sebuah “Keluarga”.

20. Untuk Teman-Teman KKN 2016 Desa Banjar Baru, Tulang Bawang.

Anita Eviana, Tri Yuniati, Bang Sidarlin, Bang Rifky, Bayu Umara,

Nurlasmono. Terima kasih atas waktu berharga, 60 hari kemarin.

Akhir kata, penulis sangat menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari

kesempurnaan, namun penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat

bagi diri penulis secara pribadi maupun mereka yang telah menyediakan waktu

membacanya.

Bandarlampung, 26 April 2017

Penulis,

Kartika Febri Yuliani

Page 17: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i

DAFTAR TABEL ............................................................................................... iiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v

I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 8

D. Manfaat Penelitian............................................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 10

A. Penelitian Terdahulu ......................................................................................... 10

B. Tinjauan terhadap Kebijakan Publik ................................................................. 13

1. Defenisi Kebijakan Publik .......................................................................... 13

2. Tahap-Tahap Kebijakan Publik ................................................................. 14

C. Tinjauan terhadap Evaluasi Kebijakan .............................................................. 18

1. Defenisi Evaluasi Kebijakan .................................................................... 18

2. Fungsi Evaluasi Penelitian ........................................................................ 19

3. Kriteria Evaluasi ........................................................................................ 20

4. Pendekatan Evaluasi .................................................................................. 21

5. Alasan Evaluasi Kebijakan ........................................................................ 23

D. Tinjauan terhadap Efektivitas Kebijakan.. ........................................................ 24

1. Defenisi Efektivitas Kebijakan .................................................................. 24

2. Pendekatan Efektifitas ................................................................................ 25

3. Pengukuran Efektivitas Kebijakan ............................................................ 26

4. Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas ................................................... 31

Page 18: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

ii

E. Tinjauan terhadap Pelayanan Publik (Pelayanan Kesehatan) ............................ 36

1. Pengertian Pelayanan Publik ........................................................................... 36

2. Kualitas Pelayanan Publik.......................................................................... 37

3. Prinsip Pelayanan Publik ........................................................................... 38

4. Pelayanan Kesehatan .................................................................................. 39

5. Program Pelayanan Kesehatan Gratis di Bandarlampung ......................... 41

III. METODE PENELITIAN ............................................................................. 44

A. Pendekatan Tipe Penelitian ............................................................................... 44

B. Fokus Penelitian ................................................................................................ 45

C. Lokasi Penelitian ............................................................................................... 46

D. Jenis dan Sumber Data ...................................................................................... 47

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 47

F. Teknik Analisis Data.......................................................................................... 50

G. Teknik Keabsahan Data .................................................................................... 51

IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN ............................... 54

A. Kota Bandarlampung......................................................................................... 54

1. Letak Geografis .......................................................................................... 54

2. Adminisrasi Pemerintahan dan Penduduk ................................................ 54

3. Sejarah Kota Bandarlampung .................................................................... 55

4. Visi dan Misi Kota Bandarlampung ........................................................... 57

a. Visi Kota Bandarlampung .............................................................. 57

b. Misi Kota Bandarlampung ............................................................. 60

B. Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung ............................................................. 62

1. Profil Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung .......................................... 62

2. Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung ............................... 63

a. Visi Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung .................................. 63

b. Misi Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung ................................. 63

3. Tujuan dan Sasaran Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung ..................... 64

a. Tujuan Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung ............................. 64

b. Sasaran Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung ............................ 65

Page 19: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

iii

4. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung ............. 67

5. Struktur Organisasi Dinas Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung ........... 71

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 74

A. Hasil Penelitian ................................................................................................ 74

1. Pengukuran efektifitas program pelayanan kesehatan gratis (P2KM)

di Kota Bandarlampung .................................................................................... 74

a. Ketepatan Sasaran Program ........................................................... 75

b. Sosialisasi Program ....................................................................... 81

c. Pencapaian Tujuan Program ........................................................ 89

d. Pengawasan dan Pemantauan Program ........................................ 94

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pelaksanaan Efektifitas

Program Pelayanan Kesehatan Gratis di Kota Bandarlampung………….99

a. Faktor Pendukung ........................................................................ 99

b. Faktor Penghambat..................................................................... 102

B. Pembahasan .................................................................................................... 104

1. Pengukuran efektifitas program pelayanan kesehatan gratis (P2KM)

di Kota Bandarlampung ............................................................................. 104

a. Ketepatan Sasaran Program Pelayanan Kesehatan Gratis Di

Kota Bandarlampung .......................................................................... 105

b. Sosialisasi Program Pelayanan Kesehatan Gratis Di Kota

Bandarlampung ................................................................................... 107

c. Pencapaian Tujuan Program Pelayanan Kesehatan Gratis Di Kota

Bandarlampung ................................................................................... 109

d. Pengawasan dan Pemantauan Program Pelayanan Kesehatan Gratis

Di Kota Bandarlampung ..................................................................... 112

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pelaksanaan Efektifitas

Program Pelayanan Kesehatan Gratis di Kota Bandarlampung ........... 115

a. Faktor Pendukung ...................................................................... 115

b. Faktor Penghambat..................................................................... 118

V1. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 120

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 120

B. Saran ............................................................................................................ 121

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 20: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

iv

DAFTAR TABLE

Tabel 2.1 persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu .................................... 12

Tabel 3.1 Nama Informan .................................................................................... 43

Tabel 3.2 Sumber Data Dokumen ........................................................................ 44

Tabel 4.1 Nama Walikota dan WakilWalikota serta periode masa jabatan ......... 57

Tabel 5.1 Kunjungan Pasien P2KM ...................................................................... 78

Tabel 5.1 Sarana Pelayanan Kesehatan Masyarakat Kota Bandarlanpung ........ 100

Page 21: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahap Kebijakan William N. Dunn ................................................. 15

Gambar 2.2 Tahap Kebijakan Repley .................................................................. 16

. Gambar 4.1 Peta Kota Bandarlampung ............................................................... 55

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung ........... 73

Gambar 5.1 Masyarakat Di Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung .................... 79

Gambar 5.2 Pertemuan Walikota Bandarlampung Disemergo ............................ 82

Gambar 5.3 Baliho di Bunderan Gajah Tugu Adipura ........................................ 83

Gambar 5.4 Brosur P2KM .................................................................................. 84

Gambar 5.5 Pertemuan Dinas dan Puskesmas di Puskemas Beringin Raya ........ 85

Gambar 5.6 Banner Berobat Gratis di Puskesmas ............................................... 86

.Gambar 5.7 Banner Berobat Gratis di Puskesmas ............................................... 87

Gambar 5.8 Pengguna P2KM di Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung pada saat

meminta surat rujukan ................................................................... 91

Gambar 5.9 Pemantauan yang dilakukan Dinas Kesehatan Melalui Media Online

................................................................................................................................ 97

Page 22: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk dapat hidup layak dan

produktif. Kesehatan juga suatu unsur yang penting bagi setiap manusia untuk

mencapai kesejahteraan. Setiap manusia berhak memiliki perlindungan tentang

kesehatan. Negara yang kuat didukung pula oleh masyarakat yang sehat, baik

jasmani maupun rohani. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat di rumah sakit dan puskesmas baik

melalui penyediaan peralatan medis, tenaga perawat yang menguasai di

bidangnya. Pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat penting dalam

mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Rumah sakit dan

puskesmas merupakan sarana untuk memberikan pelayanan yang bermutu dan

memuaskan bagi pasien sesuai dengan standar yang ditetapkan serta dapat

menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Peralatan obat yang lengkap dan

mendukung fasilitas yang lain seperti kantin, laboratorium, apotek, ruang tunggu

dan sebagainya agar masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang

cepat dan tepat.

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya

bagi masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

Page 23: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

2

Pembangunan kesehatan merupakan bentuk upaya untuk memperoleh pelayanan

kesehatan sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 23 Tahun 1992

tentang kesehatan. Misi ini memandang bahwa pembangunan kesehatan dan

kesejahteraan sosial masyarakat merupakan suatu investasi untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia dalam jangka panjang agar beragam target yang

diharapkan agar bisa tercapai, diantaranya adalah pelayanan kesehatan yang

optimal. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, banyak hal

yang perlu diperhatikan. Salah satu diantaranya yang dianggap mempunyai

peranan yang sangat penting adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

Pelayanan di bidang kesehatan merupakan bentuk konteks pelayanan publik dan

mutlak dilaksanakan dengan baik oleh pemerintah. Agar penyelenggaraan

pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang diinginkan maka pelayanan

harus memenuhi berbagai syarat diantaranya yaitu tersedia sarana dan prasarana,

saling berhubungan antara pasien dan pemberi pelayanan, mudah dijangkau, dan

bermutu maka akan memberikan kepuasan yang berdampak terhadap keinginan

pasien untuk kembali kepada institusi yang memberikan pelayanan kesehatan

yang efektif tersebut.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang terkendali dan bermutu penting untuk

kesehatan juga terdapat di UU No 36 Tahun 2009 Pasal 1 yang menyebutkan

bahwa, ”Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

kesejahteraan yang harus di wujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam pancasila dan Undang-Undang Negara Republik

Indonesia Tahun 1945” selanjutnya mengenai fasilitas yang diberikan terhadap

masyarakat juga terdapat juga didalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 34 ayat

Page 24: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

3

3 menyebutkan bahwa, ”Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasillitas

pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”. Salah satu

fasilitas yang disediakan oleh pemerintah adalah Rumah sakit dan Puskesmas.

Pelayanan dibidang kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah merupakan bentuk

pelayanan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Salah satu bentuk pelayanan publik yang dilaksanakan oleh pemerintah adalah

pemenuhan kebutuhan kesehatan setiap masyarakat. Perubahan dibidang

kesehatan dilaksanakan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan menjadi

lebih efektif, efesien serta dapat dijangkau dengan setiap lapisan masyarakat.

Seperti yang tertuang dalam keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.951/MenKes/SK/VI/2000 yaitu bahwa “Tujuan pembangunan kesehatan

adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal”.

Studi yang dilakukan oleh Hutagalung (2010) mengemukakan persoalan

pelayanan kesehatan di daerah terkendala oleh aspek sumber daya, khususnya

sumber daya infrasturktur dan sumber daya manusia. Pelayanan kesehatan

memang diberikan untuk semua lapisan masyarakat, tetapi perlunya perhatian

khusus bagi masyarakat miskin masih menjadi sorotan yang tidak dapat dihindari

oleh pemerintah. Salah satu persoalannya karena faktor kemiskinan yang sangat

berdampak besar bagi kesehatan masyarakat. Banyak warga miskin yang tidak

mempunyai biaya untuk mendapat pelayanan kesehatan karena biaya yang sangat

mahal. Hal tersebut yang membuat mereka enggan berobat karena terpaut biaya

yang cukup mahal. Peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam menangani

permasalahan warga miskin untuk mendapatkan kesehatan secara gratis dan

Page 25: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

4

optimal. Pemerintah pula memiliki sejumlah tanggung jawab yang harus

dilaksanakan, yaitu: merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina dan

mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh

masyarakat, serta memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam

bentuk upaya kesehatan.

Adanya permasalahan mengenai kesehatan tersebut Walikota Bandarlampung

membuat program jaminan kesehatan gratis melalui Kartu Keluarga (KK) dan

Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Kota Bandarlampung yang sesuai dengan

Peraturan Walikota No 24 tahun 2014. Dasar adanya Peraturan Walikota tentang

program pelayanan kesehatan gratis tersebut adalah untuk memberikan pelayanan

kesehatan masyarakat agar peserta memperoleh perlindungan dan manfaat

pemeliharaan kesehatan pengecualian prosedur terhadap pasien anonim serta

memberikan keringanan serta kemudahan kepada masyarakat miskin dalam

memperoleh pelayanan kesehatan tanpa di pungut biaya yang berlaku sejak 1

Januari 2015.

Pembangunan kesehatan saat ini mempunyai Visi dan Misi pencapaian Indonesia

sehat. Misi tersebut juga didukung dengan adanya kebijakan Walikota Bandar

Lampung akan jaminan kesehatan dengan menggunakan Kartu Keluarga (KK)

dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang diperuntungkan khususnya kepada

masyarakat Kota Bandarlampung. Program ini sesuai Visi dan Misi Walikota

Kota Bandarlampung yakni berisi tentang “Meningkatkan pelayanan kesehatan

dan kesejahteraan sosial Masyarakat”. Misi ini merupakan landasan bagi

pembangunan kesehatan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat di Kota

Page 26: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

5

Bandarlampung. Sumber dana pada program pelayanan kesehatan gratis (P2KM)

di Kota Bandarlampung ini bersumber dari dana APBD Kota Bandar Lampung,

yaitu dana Program Pelayanan Masyarakat Kota Bandar Lampung (P2KM) Tahun

2016 yang di kliem perbulannya disetiap rumah sakit atau puskesmas per setiap

laporan masyarakat yang berobat.

Pemerintah Kota Bandar Lampung juga bekerjasama dengan beberapa rumah

sakit dan puskesmas induk, maupun puskesmas pembantu. Saat ini layanan

kesehatan program pelayanan kesehatan gratis (P2KM) di Kota Bandar Lampung

menjamin pelayanan kesehatan gratis di 128 Pos Kesehatan Kelurahan

(Poskeskel) se-Kota Bandar Lampung, 12 Puskesmas rawat inap, 18 Puskesmas

dan 50 Puskesmas Pembantu (Pustu) serta di 13 rumah sakit milik swasta dan

pemerintah di Kota Bandar Lampung. Sebagaimana diketahui bahwa pada tanggal

31 Desember 2014, Pemkot Bandar Lampung telah menandatangani

Memorandum of Understanding (MoU) program kesehatan dengan 13 rumah

sakit di Bandarlampung.

Selain rumah sakit, puskesmas juga sangat berperan penting dalam

keberlangsungan program pelayanan kesehatan gratis ini. Definisi puskesmas

berdasarkan Keperaturan Menteri Kesehatan No.128 Tahun 2004 tentang

kebijakan dasar puskesmas adalah Unit Pelaksan Teknis (UPT) Dinas Kesehatan

kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

kesehatan di suatu wilayah kerja UPT tugasnya adalah menyelenggarakan

sebagian tugas teknis Dinas Kesehatan. Puskesmas hadir sebagai upaya untuk

memberikan pelayanan kesehatan yang memadai dan memiliki jangkauan luas

Page 27: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

6

bagi masyarakat. Tujuan umum pelayanan kesehatan melalui puskesmas adalah

untuk terselenggaranya upaya kesehatan masyarakat yang bermutu, terjangkau

dan peran serta masyarakat. Puskesmas juga salah satu sarana dalam pemberian

pelayanan kesehatan yang terdekat dengan masyarakat. Pentingnya sarana

pelayanan kesehatan diakibatkan karena kesehatan merupakan aspek yang paling

penting dan salah satu indikator dalam mengukur kesejahteraan masyarakat di

suatu daerah.

Dari sekian banyak sarana di bidang kesehatan yang ada di Kota Bandarlampung

peneliti mengambil tempat di puskesmas karena puskesmas merupakan salah satu

prosedur pertama untuk mendapatkan surat rujukan untuk selanjutnya pasien bisa

mendapati penanganan ke rumah sakit. Selain karna mengikuti prosudur, untuk

mendapatkan surat rujukan ke rumah sakit harus melalui surat rujukan dari

puskesmas setempat. Masyarakat lebih memilih berobat ke puskesmas karena

lebih dekat dengan masyarakat sedangkan jarak rumah sakit yang cukup jauh,

membuat masyarakat lebih memilih berobat di puskesmas. Adanya bentuk

pelayanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas diharapkan pasien akan dapat

memberikan penilaian tersendiri terhadap puskemas tersebut. Jika pelayanan

diberikan sesuai dengan yang diharapkan, maka pasien akan puas. Jika yang

terjadi sebaliknya maka akan menyebabkan kehilangan minat pasien untuk

berobat dan hal ini akan menyebabkan pasien mempunyai penilaian negatif

terhadap puskesmas tersebut.

Pelayanan kesehatan salah satu bagian dari pelayanan publik yang memiliki

tanggung jawab untuk memberikan layanan baik dan profesional kepada

masyarakat, namun masih banyak pelayanan di puskesmas yang masih belum

Page 28: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

7

memenuhi standar pelayanan publik. Pemerintah Kota Bandarlampung dalam

pelaksanaan program kerja Walikota, juga telah mengeluarkan Peraturan Walikota

No.24Tahun 2014 tentang jaminan kesehatan gratis melalui KK dan KTP. Akan

tetapi masih terdapat beberapa permasalahan dalam pelaksanaannya, antara lain

terdapat beberapa keluhan yang terdengar dari masyarakat yang berhubungan

dengan program pelayanan kesehatan gratis ini antara lain, aparatur pemerintah

berberlit-belit dalam memberikan pelayanan, selain itu ketepatan waktu dalam

memberikan kualitas pelayanan masih sangat rendah.

Penanggulanan permasalahan Program jaminan Pelayanan Kesehatan Gratis di

Kota Bandarlampung, masih ada yang harus diperhatikan seperti tingkat

pelayanan yang diberikan pegawai kepada para pasien harus ditingkatkan dan

pengawasan pemantauan program yang ditujukan kepada pemberi pelayanan dan

penerima pelayanan yang dilaksanakan setelah program pelayanan kesehatan

gratis di Bandarlampung dilakukan. Selain itu kerjasama antara masyarakat dan

pemerintah juga sangat diperlukan dalam keberlangsungan Program Pelayanan

Kesehatan Gratis di Kota Bandar Lampung.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk menjadikan Efektivitas

Program Pelayanan Kesehatan Gratis di Kota Bandar Lampung, sebagai

topik dalam penelitian ini.

Page 29: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

8

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan di kaji oleh

penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana efektivitas program pelayanan kesehatan gratis di Kota

Bandar Lampung.

2. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam

pelaksanaan efektivitas program pelayanan kesehatan gratis di Kota

Bandar Lampung.

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan yang diangkat, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis efektivitas program pelayanan kesehatan gratis di

Kota Bandar Lampung.

2. Teridentifikasinya faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan

Efektivitas Program Pelayanan Kesehatan Gratis di Kota Bandar

Lampung.

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam

pengembangan Konsep Ilmu Administrasi Negara yang mengkaji tentang

kebijakan publik, khususnya pada penelitian ini mengenai tentang

Efektivitas program pelayanan kesehatan gratis di kota Bandar Lampung.

Page 30: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

9

2. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu masukan

serta informasi kepada Pemerintah dan kepada sejumlah Puskesmas di

Kota Bandarlampung dalam rangka meningkatkan program pelaksanaan

pelayanan kesehatan gratis yang diberikan kepada masyarakat.

Page 31: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian akan mengangkat judul “Efektivitas Program Pelayanan Kesehatan

Gratis (P2KM) Di Kota Bandarlampung” yang akan dilakukan di wilayah Kota

Bandarlampung. Dalam melakukan penelitian perlu dilakukan peninjauan

terhadap penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Peneliti mengambil tiga

hasil penelitian terdahulu yang dapat dijadikan perbandingan dalam penelitian

yang dilakukan oleh penulis terkait dengan Efektivitas melalui program pelayanan

kesehatan gratis.

Terdapat tiga penelitian yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan

peneliti mengenai program pelayanan kesehatan gratis, antara lain :

1. Zaki Muhammad Arief (2016) dalam penelitiannya yang berjudul

kebijakan pemerintah Kota Bandarlampung dalam pelaksanaan pelayanan

kesehatan gratis bagi masyarakat. Fokus dalam penelitian ini adalah dasar

kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Kota Bandarlampung dalam

memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat, serta faktor

penghambat yang dihadapi pemerintah kota Bandarlampung dalam

pelaksanaan pelayanan kesehatan gratis di kota Bandarlampung. Metode

penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan secara

Page 32: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

11

normatif-empiris. Sumber data yang digunakan dalam penelitian dilakukan

dengan wawancara, dokumentasi dan observasi.

2. Noviyanti Sopia Rukmana (2013) dalam penelitiannya yang berjudul

Implementasi Program Jaminan Kesehatan Gratis Di daerah Puskesmas

Sumbang Kecamatan Curio Enrekang. Fokus dalam penelitian ini adalah

implementasi yang dilakukan oleh pemerintah Sulawesi Utara dalam

memberikan kesehatan gratis daerah di Puskesmas Sumbang kecamatan

curio kabupaten enrekang serta mengetahui faktor yang mempengaruhi

implementasi program jaminan kesehatan gratis tersebut. Tipe penelitian

dalam penelitian ini adalah tipe deskritif dengan mengunakan pendekatan

kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan

wawancara, dokumentasi dan observasi.

3. Pradika Rezi Anggoro (2013) dalam penelitiannya yang berjudul

Impelementasi regulasi jaminan sosial terhadap pelayanan kesehatan

gratis bagi warga miskin di Kota Semarang. Fokus dalam penelitian ini

mendeskripsikan regulasi jaminan sosial terhadap pelayanan kesehatan.

Selanjutnya fokus dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi

regulasi jaminan sosial terhadap pelayanan kesehatan warga Semarang

serta faktor hambatan dalam implementasi regulasi jaminan soial

pelayanan kesehatan gratis tersebut. Tipe penelitian ini menggunakan

metode kualitatif dengan pendekatan yuridis sosiologis. Sedangkan teknik

pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan studi pustaka.

Page 33: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

12

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu

No. Nama dan Tahun

Penelitian

Perbedaan Persamaan

1. Zaki Muhammad

Arief (2016) Tema Penelitian

Teori

Tipe Penelitian

Fokus penelitian

Lokasi Penelitian

Teknik Penelitian

Mengidentifikas

faktor penghambat

Berkaitan dengan

program pelayanan

kesehatan gratis

2. Novayanti Sopia

Rukmana (2013) Tema penelitian

Fokus penelitian

Teori

Lokasi penelitian

Teknik Penelitian

Mengidektifikasi

faktor penghambat

Berkaitan dengan

program pelayanan

kesehatan gratis

3. Pradika Rezi

Anggoro (2013) Tema penelitian

Fokus penelitian

Teori

Lokasi penelitian

Teknik penelitian

Mengidektifikasi

faktor penghambat

Teori pelayanan

publik

Berkaitan dengan

program pelayanan

kesehatan gratis

(diolah peneliti 2016)

Page 34: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

13

B. Tinjauan terhadap Kebijakan Publik

1. Definisi Kebijakan Publik

Menurut Dye dalam Sinaga (2013:56), kebijakan atau dalam hal ini adalah

kebijakan publik secara prinsip dapat diartikan sebagai “whatever goverment

choose to do or not to do” yaitu apapun yang dipilih oleh pemerintah dalam

menentukan suatu kebijakan apakah dilakukan atau tidak sama sekali.

Defenisi lainnya menurut Dunn dalam Syafiie, Dkk (1999:107), yang

menyebutkan bahwa kebijakan publik adalah suatu rangkaian pilihan-pilihan yang

saling berhubungan yang dibuat oleh lembaga atau pejabat pemerintah pada

bidang-bidang yang menyangkut tugas pemerintahan seperti pertahanan

keamanan, energi, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan masyarakat,

kriminalitas, perkotaan dan lain-lain.

Selanjutnya Anderson dalam Suharno (2008:4) mendefinisikan kebijakan publik

diartikan sebagai kebijakan yang dikembangkan atau dirumuskan oleh instansi-

instansi serta pejabat-pejabat pemerintah. Dalam haitan dengan hal ini, aktor-aktor

bukan pemerintah atau swasta terntunya dapat mempengaruhi perkembangan atau

perumusan kebijakan publik.

Sedangkan menurut Dye dalam Dunn (2003:11), terdapat tiga elemen kebijakan

yang membentuk sistem kebijakan. Dye menggambarkan tiga elemen kebijakan

tersebut sebagai kebijakan publik/public policy, pelaku kebijakan/policy

stakeholders, dan lingkungan kebijakan/policy environment.

Page 35: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

14

Berdasarkan uraian diatas, kebijakan publik merupakan suatu rangkaian tindakan-

tindakan atau kegiatan dilakukan oleh stakeholder yang terdapat kesempatan atau

hambatan dalam pelaksanaan yang berguna untuk kepentingan orang banyak agar

dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Tahap – Tahap Kebijakan Publik

Menurut Dunn dalam Sinaga (2013:60) ada beberapa tahap-tahap kebijakan

publik, adalah sebagai berikut :

a. Penyusunan Agenda, para pengambil kebijakan (Eksekutif, Legilatif)

menginventarisir persoalan-persoalan yang sedang dihadapi. Dari berbagi

persoalan yang telah di inventarisir maka akan dilihat mana persoalan

yang dapat ditempatkan sebagai prioritas utama untuk diselesaikan.

b. Formulasi Kebijakan, pada tahap ini persoalan yang telah disepakati

sebagai prioritas yang harus diselesaikan kemudian dibahas bersamaan

dengan pencarian permasalahan masalah. Dalam situasi ini banyak

alternatif permasalahan dipaparkan dan bisa dikatakan berbagai alternatif

pemecahan masalah saling berkompetensi agar dapat diterima menjadi

permasalahan yang terbaik.

c. Implementasi Kebijakan, pada tahap ini kebijakan yang telah diadopsi

kemudian diimlementasikan. Implementasi kebijakan akan menjadi efektif

kepada warga negara apabila kebijakan tersebut disosialisasikan terlebih

dahulu kepada warganegara mengetahui secara pasti bahwa kebijakan

tersebut sungguh benar atau sah keberadaaanya.

Page 36: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

15

d. Evaluasi Kebijakan, setelah kebijakan diimplementasikan, pada tahap ini

harus diikuti dengan tahap monitoring agar perkembangan kebijakan dapat

diketahui, dalam arti kebijakan tersebut bisa diterima oleh mayoritas

warga negara atau tidak diterima oleh mayoritas warga negara. Monitoring

memiliki peran yang penting agar memudahkan mengumpulkan informasi

terkait perkembangan kebijakan setelah diimplementasikan dan hasil dari

moitoring sebagai bahan bagi tahap evaluasi kebijakan.

Gambar 2.1 Tahap-Tahap Kebijakan William N. Dunn

Sumber: Dunn dalam Sinaga (2013:60)

Reformulasi kebijakan/pembatalan

kebijakan

Ada resistensi warga negara/tidak

produktif

Tidak ada resistensi warga

negara/ Profuktif

1. penyusunan agenda

2. Formulasi Kebijakan

4. Monitoring 3. Implementasi Kebijakan

5. Evaluasi Kebijakan

Page 37: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

16

Gambar 2. Tahap-Tahap Kebijakan Ripley

Sumber : Repley dalam Suharno (2008:23)

a. Pada tahap penyusunan agenda kebijakan ada 3 kegiatan yang perlu

dilaksanakan, antara lain :

1) Membangun persepsi dikalangan stakeholders bahwa sebuah fenomena

benar-benar dianggap sebagai masalah.

2) Membuat batasan masalah. Tidak semua masalah harus masuk dalam

penyusunan agenda kebijakan dan memiliki tingkat urgensi yang tinggi,

sehingga perlu dilakukan pembatasan terhadap masalah-masalah tersebut.

3) Memobilisasi dukungan agar masalah tersebut dapat masuk dalam agenda

pemerintahan.

Kinerja dan dampak Kebijakan

Tindakan Kebijakan

Kebijakan

Agenda Pemerintah

Evaluasi Terhadap

Implementasi Kinerja dan

Dampak Kebijakan

Impelemntasi Kebiajakan

Formulasi dan Legitasi

Penyusunan Agenda

Kebijakan Baru

Page 38: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

17

b. Tahap Formulasi dan Legitimasi Kebijakan

Pada tahap ini analisis kebijakan perlu mengumpulkan dan menganalisis

informasi yang berhubungan dengan masalah yang bersangkutan, kemudian

berusaha dengan masalah yang bersangkutan, kemudian berusaha

mengembangkan alternatif kebijakan, membangun dukungan dan melakukan

negosiasi sehingga sampai pada sebuah kebijakan yang dipilih.

c. Tahap Implementasi Kebijakan

Pada tahap ini perlu memperoleh dukungan sumber daya dan penyusunan

organisasi pelaksanaan kebijakan. Dalam proses implementasi sering ada

mekanisme intensif dan sanksi agar implementasi tersebut berjalan dengan baik.

d. Tahap Evaluasi Terhadap Implementasi, Kinerja dan dampak kebijakan

Tindakan (implementasi) kebijakan akan dihasilkan kinerja dan dampak

kebijakan, yang memerlukan proses berikutnya yakni evaluasi. Hasil evaluasi

tersebut berguna bagi penentu kebijakan baru di masa yang akan datang. Agar

kebijakan yang akan datang lebih baik dan berhasil.

Berdasarkan tahap-tahap proses kebijakan publik diatas, maka dalam penelitian

ini akan membahas pada tahap evaluasi terhadap implementasi program pelayanan

kesehatan gratis di Kota Bandarlampung sehingga akan diperoleh efektivitas dari

program tersebut.

Page 39: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

18

C. Tinjauan terhadap Evaluasi Kebijakan

1. Definisi Evaluasi Kebijakan

Menurut Andreson dalam Winarno (2008:166), secara umum evaluasi kebijakan

dapat dikatakan sebagai kegiatan-kegiatan yang menyangkut estimasi atau

penilian kebijakan yang mencangkup substansi, implementasi dan dampak

pelaksanaan kebijakan tersebut.

Selanjutnya Suharno (2008:219), menyebutkan bahwa kegiatan evaluasi

merupakan tahap penting bagi keseluruhan proses analisis kebijakan publik.

Kegiatan ini dapat memberikan satuan nilai tertentu terhadap kebijakan yang

sudah diimplementasikan dan juga dapat menjadi pintu baru untuk memasuki

kegiatan pembuatan dan analisis kebijakan berikutnya.

Menurut Sinaga (2013:61), evaluasi dapat dilakukan setelah kebijakan

diimplementasikan. Pada tahap ini harus diikuti dengan tahap monitoring agar

perkembangan kebijakan dapat diketahui, apakah kebijakan tersebut bisa diterima

oleh mayoritas warga negara atau sebaliknya.

Berdasakan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi kebijakan

adalah suatu dampak dari suatu kegiatan kebijakan publik dan untuk menilai dan

memonitoring sejauh mana keefektifan kebijakan publik.

Page 40: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

19

2. Fungsi-Fungsi Evaluasi Kebijakan

Menurut Suharno (2008:222), ada 3 variabel dari fungsi evaluasi kebijakan, antara

lain :

a. Fungsi paling mendasar dari kegiatan evaluasi kebijakan adalah untuk

memberikan informasi valid tentang kinerja kebijakan. Evaluasi

menangkap dan mengukur seberapa jauh ketercapaian kebutuhan dan nilai

melalui nilai dan tindakan kebijakan publik.

b. Fungsi kedua, evaluasi memberi kontribusi untuk upaya klarifikasi dan

kritik atas nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Evaluasi

dapat memperjelas nilai dengan cara mendefenisikan tujuan dan taget

secara oprasional.

c. Fungsi selanjutnya, evaluasi menunjang pelaksanaan prosedur-prosedur

lainnya dalam analis kebijakan, seperti perumusan masalah, rekomendasi

dan kegiatan lainnya. Evaluasi kebijakan bukanlah kegiatan yang berdiri

sendiri, akan tetapi yang terkait dengan kegiatan analisis kebijakan yang

lain.

Dunn (2003-609), mendefenisikan evaluasi memainkan sejumlah fungsi utama

dalam analisis kebijakan, antara lain:

a. Fungsi pertama dan yang paling penting, evaluasi memberi informasi yang

valid dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh

kebutuhan, nilai dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan

publik, evaluasi mengungkapkan seberapa jauh tujuan-tujuan tertentu dan

target tertentu.

Page 41: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

20

b. Fungsi kedua, evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik

terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Nilai

diperjelas dengan definisikan dan operasikan tujuan dan target.

3. Kriteria Evaluasi Kebijkan

Menurut Suharno (2008:223) kriteria untuk menghasilkan kinerja kebijakan

sangat terkait dengan kriteria rekomendasi kebijakan. Kriteria evaluasi kebijakan

dengan demikian terdiri atas 6 aspek, yaitu :

a. Efektifitas, pada kegiatan evaluasi penekanan kriteria ini terletak pada

ketercapaian hasil. Apakah hasil yang diinginkan dari suatu kebijakan

sudah tercapai.

b. Efesiensi, fokus dari kriteria ini adalah persoalan sumber dana, yakni

seberapa banyak sumber daya yang dikeluarkan untuk mewujudkan hasil

yang diinginkan.

c. Edukasi, kritera ini lebih mempersoalkan kememadaian hasil kebijakan

dalam mengatasi masalah kebijakan atau seberapa jauh pencapaian hasil

dapat memecahkan masalah kebijakan.

d. Kemerataan atau ekuitas, kriteria ini menganalisis apakah biaya dan

manfaat telah didistribusikan secara merata kepada kelompok

masyarakat, khususnya kelompok sasaran dan penerima manfaat.

e. Responsivitas, kriteria ini lebih mempersoalkan aspek kepuasan

masyarakat khususnya kelompok sasaran, atas hasil kebijakan. Apakah

hasil kebijakan yang telah dicapai telah memuaskan kebutuhan dan

pilihan mereka atau sebaliknya.

Page 42: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

21

f. Ketepatan, kriteria ketepatan ini menganalisis tentang kebergunaan hasil

kebijakan, yakni apakah hasil yang telah dicapai benar-benar berguna

bagi masyarakat khususnya kelompok sasaran.

Berdasarkan penjelasan di atas, efektivitas program pelayanan kesehatan gratis di

Kota Bandarlampung merupakan salah satu kriteria dalam evaluasi kebijakan atau

program untuk menghasilkan kinerja kebijakan yaitu pada ketercapaian hasil.

4. Pendekatan Evaluasi

Pendekatan evaluasi menurut Dunn (2003:611), antara lain :

a. Evaluasi semu, adalah pendekatan yang menggunakan metode-metode

untuk menghasilkan informasi deskritif untuk mengasilkan informasi yang

valid dapat dipercaya mengenai hasil kebijakan, tanpa berusaha untuk

menanyakan tentang manfaat atau nilai dari hasil tersebut terhadap

individu, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan. Evaluasi semu

adalah bahwa ukuran tentang manfaat atau nilai merupakan sesuatu yang

dapat terbukti sendiri atau tidak kontroversial.

b. Evaluasi formal, merupakan pendekatan yang menggunakan metode

deskritif untuk menghasilkan informasi valid dan cepat dipercaya

mengenai hasil-hasil kebijakan tetapi mengevaluasi hasil tersebut atas

dasar tujuan program kebijakan yang telah diumumkan secara formal oleh

pembuat kebijakan dan administator program. Asumsi utama dari evaluasi

formal adalah bahwa tujuan dan target diumumkan secara formal adalah

merupakan ukuran yang tepat untuk memanfaatkan atau nilai kebijakan

program.

Page 43: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

22

c. Evaluasi keputusan teoritis merupakan cara untuk mengatasi beberapa

kekurangan dari evaluasi semu dan evaluasi formal.

1) Kurang dan tidak dimanfaatkan informasi kinerja. Sebagian besar

informasi yang dihasilkan melalui evaluasi kurang digunakan atau

tidak digunakan untuk memperbaiki perbuatan kebijakan. Untuk

sebagian hal, evaluasi tidak cukup responsif terhadap tujuan dan

target dari pihak-pihak yang mempunyai andil dalam perumusan

dan implementasi kebijakan dan program.

2) Ambiguitas kinerja tujuan, banyak tujuan dan program publik yang

kabur, ini berarti bahwa tujuan umum yang dapat di operasionalkan

ke dalam 6 macam kriteria evaluasi yaitu efektivitas, efesiensi,

kecukupan, kesamaan, responsivitas dan kelayakan. Salah satu

tujuan dari evaluasi keputusan teoritis adalah untuk mengurangi

kekaburan tujuan dan menciptakan konflik antar tujuan spesifik

atau target.

3) Tujuan-tujuan yang saling bertentangan, tujuan dan target

kebijakan dan program publik tidak dapat secara memuaskan

diciptakan misalnya dengan memusatkan pada nilai-nilai salah satu

atau beberapa pihak. Dalam kenyataan, berbagai perilaku kebijakan

dengan tujuan target yang saling berlawanan nampak dalam hampir

semua kondisi memerlukan evaluasi. Evaluasi keputusan teoritis

berusaha untuk mengidentifikasi berbagai pelaku kebijakan ini dan

menampakan tujuan-tujuan mereka.

Page 44: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

23

Berdasarkan pendekatan evaluasi diatas, maka efektivitas program pelayanan

gratis di Kota Bandarlampung menggunakan pendekatan evaluasi keputusan

teoritis. Alasan peneliti menggunakan pendekatan ini karena dengan mengukur

efektivitas dalam pendekatan ini dapat mengatasi masalah ambiguitas kinerja

tujuan suatu program.

5. Alasan Evaluasi Kebijakan

Menurut Suharno (2008:221), terdapat dua dimensi alasan kebijakan harus

dievaluasi, yang bersifat internal dan eksternal. Antara lain:

a. Internal

1) Untuk mengetahui keberhasilan suatu kebijakan. Dengan adanya

evaluasi kebijakan dapat ditemukan informasi apakah suatu

kebijakan sukses ataukah sebaliknya.

2) Untuk mengetahui efektivitas kebijakan. Kegiatan evaluasi

kebijakan dapat mengemukakan penilaian apakah suatu kebijakan

mencapai tujuan atau tidak.

3) Untuk menjamin terhindarnya pengulangan kesalahan. informasi

yang memadai tentang nilai sebuah kebijakan dengan sendirinya

akan memberikan rambu agar tidak terulang kesalahan yang sama

dalam implementasi yang serupa atau kebijakan lai pada masa-

masa yang akan datang.

Page 45: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

24

b. Eksternal

1) Untuk memenuhi prinsip akuntabilitas publik. Kegiatan penilaian

terhadap kinerja kebijakan yang telah diambil merupakan salah

satu bentuk pertanggung jawaban pengambilan kebijakan kepada

publik, baik yang terkait secara langsung maupun tidak dengan

implementasi tindakan kebijakan

2) Untuk mensosialisasikan manfaat sebuah kebijakan. Dengan

adanya kegiatan evaluasi kebijakan, masyarakat luas, khususnya

kelompok sasaran dan perima, manfaat dapat mengetahui manfaat

kebijakan secara lebih terukur.

Berdasarkan adanya alasan evaluasi diatas, maka efektivitas program pelayanan

kesehatan gratis di Kota Bandarlampung merupakan alasan internal dalam

evaluasi kebijakan yaitu mengemukakan penilaian apakah program tersebut

mencapai tujuan atau tidak.

D. Efektivitas Kebijakan Publik

1. Defenisi Efektivitas Kebijakan Publik

Menurut Emerson dalam Handayaningrat (2006:16), efektivitas adalah

“pengukuran dalam tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya”. Sedangkan menurut Pasolong (2007:9), efektivitas pada dasarnya

berasal dari kata “Efek” dan digunakan dalam istilah ini dalam sebuah hubungan

sebab akibat. Efektivitas dapat dipandang sebagai suatu sebab dari variabel lain.

Efektivitas berati tujuan yang telah direncanakan sebelumnya dapat tercapai atau

dengan kata sasaran tercapai karna adanya proses kegiatan.

Page 46: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

25

Kemudian menurut Sedarmayanti (2006:61), efektivitas merupakan suatu ukuran

yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai. Pendapat tersebut

menyatakan bahwa efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan

gambaran seberapa jauh target yang telat ditetapkan sebelumnya oleh lembaga

dapat tercapai. Hal tersebut sangat penting perannya di dalam setiap lembaga dan

berguna untuk melihat perkembangan dan kemajuan yang dicapai oleh suatu

lembaga.

Efektvitas kebijakan publik menurut Gie dalam Budiani (2007:52) menyebutkan

bahwa efektifitas adalah suatu keadaaan yang terjadi karena dikehendaki. Kalau

seseorang melakukan suatu perbuatan dengan maksud tertentu dan memang

dikehendaki. Maka pekerjaan tersebut dikatakan efektif bila menimbulka akibat

atau mempunyai maksud sebagaimana yang dikehendaki sebelumnya.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas

kebijakan merupakan tercapainya suatu hasil dan tujuan yang sudah direncanakan

dan tolak ukur sejauh mana sebuh program dapat melaksanakan kegiatan atau

fungsinya sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Pendekatan Efektivitas

Lebih lanjut, Lubis dan Husseini (1987:55) menyebutkan ada 3 (tiga) pendekatan

utama dalam pengukuran efektivitas, yaitu :

a. Pendekatan sumber (resorce approach), yakni mengukur efektivitas dari

input. Pendekatan mengutamakan adanya keberhasilan organisasi untuk

memperoleh sumber daya, baik fisik maupun non fisik yang sesuai dengan

kebutuhan organisasi.

Page 47: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

26

b. Pendekatan proses (proses approach) adalah untuk melihat sejauh mana

efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan orises internal atau

mekanisme organisasi.

c. Pendekatan sasaran (goals approach) dimana pusat perhatian pada output,

mengukur keberhasilan untuk mencapai hasil sesuai dengan rencana.

Menurut Makmur (2008:8) menyebutkan bahwa penentuan sasaran yang

tepat baik yang ditetapkan secara individu maupun sasaran yang

ditetapkan organisasi sesungguhnya sangat menentukan keberhasilan

Selanjutnya menurut Sinambela (2008:82) mengemukakan bahwa

masyarakat merupakan aktor penting dalam suatu proses penentu suatu

kebijakan atau program pembangunan. Peran serta publik tidak hanya

diartikan sebagai paya sadar untuk melibatkan masyarakat kedalam

konteks proses penentu kebijakan publik.

Dari tiga pendekatan tersebut dapat dikemukakan bahwa efektivitas merupakan

konsep yang mampu memberikan gambaran tentang keberhasilan suatu lembaga

dalam mencapai sasarannya. Selanjutnya untuk mengetahui ketercapaian suatu

tujuan dalam suatu program dibutuhkan ukuran efektifitas untuk mengukur

keberhasilan sebuah program.

3. Pengukuran Efektivitas Kebijakan

Menurut Steers (1985:46-48) menyebutkan beberapa ukuran efektivitas, yaitu:

a. Kualitas artinya kualitas yang dihasilkan oleh suatu organisasi tersebut.

b. Produktivitas artinya kuantitas dari jasa yang dihasilkan.

Page 48: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

27

c. Kesiagaan yaitu penilaian menyeluruh sehubungan dengan kemungkinan

dalam hal penyelesaian suatu tugas khusus dengan baik.

d. Efesiensi merupakan perbandingan beberapa aspek prestasi terhadap biaya

untuk menghasilkan prestasi tersebut.

e. Penghasilan yaitu jumlah sumber daya yang masih tersisa setelah semua

biaya dan kewajiban dipenuhi.

f. Pertumbuhan adalah suatu perbandungan mengenai eksistensi sekarang

dan masa lalunya.

g. Stabilitas yaitu pemeliharaan struktur, fungsi dan sumber daya sepanjang

waktu.

h. Kecelakaan yaitu frekuensi dalam hal perbaikan yang berakibat pada

kerugian waktu.

i. Semangat kerja yaitu keadaan perasaan terikat dalam hal pencapapaian

tujuan, yang melibatkan usaha tambahan, kebersamaan dan perasaan

memiliki.

j. Motivasi artinnya adalah adanya kekuatan yang muncul dari setiap

individu untuk mencapai tujuan.

k. Kepaduan yaitu fakta bahwa para anggota organisasi saling menyukai satu

sama lain artinya adanya bekerjasama dengan baik, berkomunikasi dan

dapat mengkoordinasikan dengan baik.

l. Keluwesan adaptasi artinya adanya suatu rangsangan baru untuk

mengubah prosedur yang bertujuan untuk mencegah keterbakuan terhadap

keberlangsungan lingkungan.

Page 49: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

28

m. Pemanfaatan lingkungan merupakan keberhasilan organisasi berinteraksi

dengan lingkungannya dengan memperoleh sumber daya yang langka dan

berharga yang diperlakukan untuk beroperasi yang efektif.

n. Perputaran atau keluar masuknya pekerja artinya adalah frekuensi jumlah

pekerja dan keluar atas permintaannya sendiri.

o. Kemangkiran artinya frekuensi kejadian-kejadian pekerja bolos dari

pekerjaan.

p. Kepuasan merupakan tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas

pekerjaannya dalam organisasi. Tingkat rasa puas menunjukan bahwa

mereka mendapat imbalan yang setimpal dari macam-macam aspek situasi

pekerjaan dan organisasi tempat mereka berada.

q. Penerimaan tujuan organisasi yaitu diterimanya tujuan-tujuan organsasi

oleh setiap pribadi oleh unit-unit dalam organisasi. Kepercayaan mereka

bahwa tujuan organisasi tersebut adalah benar dan layak.

r. Penilaian oleh pihak luar merupakan penilaian atau unit organisasi oleh

(individu atau organisasi) dalm lingkungannya, yaitu dengan pihak mana

organisasi ini berhubungan.

Sedangkan, menurut Campbell dalam Stress (1985:46) pengukuran efektivitas

secara umum dan yang paling menonjol adalah :

a. Keberhasilan Program

b. Keberhasilan Sasaran

c. Kepuasan Terhadap Program

d. Tingkat input dan output

e. Pencapaian tujuan menyeluruh

Page 50: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

29

Pendapat lain, Sugiyono dalam Budiani (2007:53) menyebutkan beberapa

indikator yang digunakan untuk mengukur efektivitas adalah sebagai berikut :

a. Ketepatan sasaran program, yaitu sejauh mana peserta program tepat yang

sudah ditentukan sebelumnya. Menurut Makmur (2011:8) ketepatan

sasaran lebih berorientasi kepada jangka pendek dan lebih bersifat

operasional, penentu sasaran yang tepat baik ditetapkan secara indvidu

maupun sasaran yang ditetapkan organisasi sesungguhnya sangat

menentukan keberhasilan aktivitas organisasi. Demikian pula sebaiknnya,

jika sasaran yang ditetapkan itu kurang tepat maka akan menghambat

pelaksanaan berbagai kegiatan itu sendiri.

b. Sosialisasi program, yaitu kemampuan penyelenggaraan program dalam

melakukan sosialisasi program sehingga informasi mengenai pelaksanaan

program dapat tersampaikan kepada masyarakat pada umumnya dan

sasaran peserta program pada khususnya. Menurut Wilcox dalam

Mardikonto (2013:86), Memberikan informasi merupakan langkah awal

yang dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal dan

memperlancar dalam melanjutkan suatu pekerjaan, karena dengan

memberikan informasi dapat dipergunakan dan meningkatkan

pengetahuan bagi orang yang menerima informasi tersebut

c. Tujuan program, yaitu sejauh mana kesesuaian antara hasil program

dengan tujuan program yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut

Duncan dalam Streers (1985:53) menyebutkan bahwa pencapaian tujuan

adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus dipandang sebagai

suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan akhir semakin

Page 51: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

30

terjamin, diperlukan pentahapan baik dalam arti pentahapan pencapaian

bagian-bagiannya maupun pentahapan dalam arti periodesasinya.

Pencapaian tujuan terdiri dari beberapa faktor yaitu : kurun waktu dan

sasaran yang merupakan target yang kongkrit.

d. Pemantauan program, yaitu kegiatan yang dilakukan setelah dilaksanakan

program sebagai bentuk perhatian kepada peserta program. Selanjutnya

menurut Winardi (2010:7), pengawasan meliputi tindakan mengecek dan

membandingkan hasil yang dicapai dengan standar-standar yang telah

digariskan. Apabila hasil yang dicapai menyimpang dari standar yang

berlaku perlu dilakukan tindakan korektif untuk memperbaikinya.

Selanjutnya menurut Bohari (1992:3) pengawasan merupakan suatu

bentuk pemeriksaan atau pengontrolan dari pihak yang lebih kepada

bawahannya. Siagian dalam Situmorang Dkk (1993:19) menyebutkan

bahwa pengawasan merupakan proses pengamatan daripada pelaksanaan

seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya pekerjaan yang

sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Berdasarkan beberapa pengukuran efektivitas diatas, peneliti menggunakan

indiktor-indikator untuk mengukur efektivitas menurut Budiani (2007:53) karena

peneliti ingin mengetahui ukuran efektivitas dalam program pelayanan kesehatan

gratis di Kota Bandarlampung melalui ketetapan sasaran program, sosialisasi

program, tujuan program dan pemantauan Program.

Page 52: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

31

4. Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas

Hasibuan dalam Samsudin Dkk (2014:2) mengatakan ada beberapa faktor yang

mepengaruhi efektifivitas program, antara lain :

a. Kualitas Aparatur Ruky dalam Samsudin Dkk (2014:2) berpendapat

bahwa kualitas sumber daya manusia pada dasarnya adalah tingkat

pengetahuan, kemampuan dan kemauan yang terdapat pada sumber daya

manusia.

b. Kopetensi Administator menurut Rivai dalam Samsudin Dkk (2014:3)

menjelaskan bahwa kemampuan adalah kapasitas individu untuk

melaksanakan berbagai tugas dalam pekerjaan tertetu.

c. Sarana prasarana merupakan penunjang atau peralatan kerja dalam hal ini

termasuk dalam pengertian sarana prasarana adalah bagian penting dan

ikut menentukan terselenggaranya aktivitas. Menurut kaho dalam

Samsudin Dkk (2014:3) bahwa faktor sarana dan prasarana di artikan

sebagai peralatan penting dalam penyelenggaraan aktivitas pemerintah,

dalam hal ini sarana digunakan untuk mempermudah atau memperlancar

gerak dan aktivitas pemerintah.

d. Pengawasan adalah satu diantara fungsi manajemen yang merupakan

proses kegiatan pemimpin untuk memastikan dan menjamin bahwa tujuan

dan tugas dalam sebuah lembaga akan terlaksana dengan baik sesuai

dengan kebijakan, intruksi, rencana dan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Page 53: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

32

Selanjutnya Sutarto dalam Tangkilisan (2002:60) mengemukakan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi efektifitas adalah faktor internal dan eksternal dapat

digambarkan pada skema teori berikut :

Gambar 2.3 Faktor Pengaruh Efektivitas

\

Sumber : Sutarto dalam Tangkilisan(2002:60)

a. Faktor Internal ini meliputi sebagai keseluruhan faktor yang ada dan

berkaitan dengan sekelompok orang yang melakukan aktivitas kerjasama

untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Tangkilisan (2005:158) adanya

kerjasama yang merupakan unsur terpenting dalam suatu lembaga.

Hubungan kerjasama yang baik maka keberhasilan pencapaian tujuannya

akan lebih cepat. Kerjasama ini bukan hanya terjadi antara individu

dengan individu melainkan dapat juga dengan individu dengan instansi

atau instansi dan instansi. Menurut Djamin dalam Hasibuan (2011:86)

menyebutkan bahwa sebagai suatu usaha kerjasama antar badan, instansi,

unit dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu, sehingga saling mengisi,

saling membantu dan saling melengkapi. Selanjutnya Makmur (2011:264),

berpendapat bahwa hubungan kerja dalam kelembagan pemerintah sangat

dibutuhkan suatu bentuk pemikiran dan tindakan secara nyata agar

bangunan hubungan kerja itu dapat memberikan manfaat baik anggota

kelembagaan pemerintah itu sendiri maupun bagi anggota masyarakat

Faktor-Faktor yang mempengaruhi

efektivitas

Faktor Eksternal Faktor Internal

Page 54: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

33

pada umumnya. Koordinasi merupakan suatu usaha yang mampu

menyelenggarakan pelaksanaan tugas maupun kegiatan dalam suatu

lembaga. Faktor-faktor internal tersebut antara lain :

1) Departemenisasi, kegiatan menyusun satuan-satuan dalam suatu

lembaga.

2) Fleksibilitas, keadaan dimana struktur organisasi mudah diubah

untuk disesuaikan dengan tuntunan dan kebutuhan yang ada.

3) Rentangan kontrol

4) Berkelangsungan, kondisi untuk memberiikan dukungan dengan

berbagai sumber daya yang dimiliki agar aktivitas dapat berjalan

terus.

5) Kepemimpinan (leader), proses pemerintah yang mempengaruhi

agar kegiatan yang saling terkait dapat diarahkan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya

6) Keseimbangan, ditempatkam pada stuktur dan perannya masing-

masing.

b. Faktor Eksternal mencakup suatu jaringan hubungan-hubungan pertukaran

dengan sejumlah lembaga dan melibatkan diri dengan tujuan untuk

memperoleh dukungan, mengatasi hambatan, melakukan sumber daya,

menata lingkungan yang kondutif dan proses transformasi nilai mapun

inovasi maupun norma sosial yang ada.

Berdasarkan pendapat diatas dapat diketaui bahwa faktor internal yang terdiri dari

indikator kepemimpinaan (leader) berpengaruh terhadap efektivitas pada suatu

Page 55: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

34

kebijakan. Adapun empat faktor yang mempengaruhi efektitivitas, seperti yang

dikemukan Streers (1985:8) sebagai berikut :

a. Karakteristik organisasi adalah hubungan yang sifatnya relatif tetap seperti

susunan sumber daya manusia yang terdapat dalam organisasi. Sturktur

adalah cara unik suatu organisasi menyusun orang-orang untuk

menciptakan sebuah organisasi yang meliputi faktor desentralisasi

pengendalian, jumlah spesialisasi pekerjaan, cakupan perumusan antar

pribadi dan lain-lain.

b. Karakteristik lingkungan adalah berpusat dilingkungan pekerjaan suatu

organisasi. Lingkungan ini mencangkup dua aspek. Yang pertama adalah

lingkungan ekstern yaitu semua kekuatan yang timbul di luar batas-batas

organisasi yang mempengaruhi keputusan serta tindakan dalam organisasi

seperti kondisi ekonomi, pasar dan peraturan pemerintah. Menurut

Undang-Undang dalam Pasal 12 Tahun 2011 tentang pembentukan

perundang-undangan, dalam Pasal 1 Angka 8 menyebutkan bahwa

peraturan daerah Kabupaten atau Kota adalah peraturan perundang-

undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau Kota

dengan persetujuan Bupati atau Walikota. Peraturan Pemerintah

merupakan salah satu payung hukum pemerintah dalam suatu kebijakan

yang berisi perundang-undangan yang berlaku di dalam suatu

ketatanegaraan Indonesia. Peraturan Daerah adalah peraturan yang bersifat

lokal yang berlaku di daerah tempat hukum itu dibentuk yakni daerah

Provinsi, Kabupaten dan Kota. Selanjutnya yang kedua adalah lingkungan

intern yang dikenal sebagai iklim organisasi yang meliputi macam-macam

Page 56: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

35

atribut kerja yang mempunyai hubungan dengan segi-segi dan efektivitas

khususnya atribut lingkungan yang mempunyai hubungan dengan segi-

segi tertentu dari efektivitas khususnya atribut diukur pada tingkat

individual.

c. Karakteristik pekerja berhubungan dengan peranan perbedaan individu

para pekerja dalam hubungan dengan efektivitas. Para individu pekerja

mempunyai pandangan yang berlainan, tujuan dan kemampuan yang

berbeda-beda pula. Variasi sifat pekerja ini yang sedang menyebabkan

perilaku orang yang berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut

mempunyai pengaruh langsung terhadap efektifitas suatu lembaga. Dua

hal tersebut adalah rasa keterkaitan terhadap organisasi dan prestasi kerja

individu.

d. Kebijakan dan praktek manajemen, yaitu manajer memainkan peran sental

dalam keberhasilan suatu organisasi melalui perencanaan, koordinasi dan

memperlancar kegiatan yang dtujukan ke arah sasaran. Adalah kewajiban

mereka untuk menjamin bahwa sturktur organisasi konsisten dengan dan

menguntungkan teknologi dan lingkungan yang ada.

Sehubungan dengan hal-hal diatas, maka faktor yang mempengaruhi efektivitas

dalam sebuah kebijakan adalah karakteristik lingkungan dimana terdapat

Peraturan Pemerintah sebagai pedoman teknis dalam sebuah peraturan kebijakan,

hubungan kerjasama antar lembaga pemerintah dan pendekatan sasaran yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Page 57: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

36

E. Tinjauan terhadap Pelayanan Publik (Pelayanan Kesehatan)

1. Pengertian Pelayanan Publik

Menurut KEPMENPAN 81/1993,1993 3 dalam Anggara (2012:568) pelayanan

merupakan segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh

instansi pemerintahan di pusat, didaerah, dalam bentuk barang atau jasa, baik

dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka

pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Menurut Kurniawan (2005:6), mengatakan bahwa pelayann publik adalah

pemberian pelayanan (melayani) keperluan orang lain atau masyarakat yang

mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata

cara yang telah ditetapkan.

Sedangkan menurut Sinambela (2008:5), pelayanan publik merupakan pemberi

pelayanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai

kepentingan pada organisasi sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah

ditetapkan.

Thoha dalam Anggara (2012:568), menjelaskan bahwa pelayanan masyarakat

merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang/sekelompok orang/institusi

tertentu untuk memberikan bantuan kemudahan masyarakat dalam rangka

mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan uraian teori diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik

merupakan kegiatan dalam memberikan layanan oleh pemberi pelayanan kepada

Page 58: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

37

masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya sesuai dengan aturan dan tata cara

yang telah ditetapkan pemerintah.

2. Kualitas Pelayanan Publik

Sinambela (2008:6) mengemukakan kualitas pelayanan publik tercermin dari :

a. Transparasi, yaitu bersifat terbuka mudah dan dapat diaskes oleh semua

pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah

dimengerti.

b. Akuntabilitas, yaitu dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Kondisional, yaitu sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan

penerima pelayanan dengan tetap berpegangan pada prinsip efesiensi dan

efektifitas.

d. Partisipasif, yaitu mendorong peran serta masyarakat dalam

penyelenggaran pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi,

kebutuhan dan harapan masyarakat.

e. Keamanan hak, yaitu tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan

suku, agama, ras, golongan, gender dan status ekonomi.

f. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pemberi dan penerima pelayanan

publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.

Berdasarkan kualitas pelayanan publik diatas program pelayanan kesehatan gratis

dapat dikatakan berkualitas jika memenuhi indikator kualitas pelayanan tersebut.

Page 59: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

38

3. Prinsip Pelayanan Publik

Adapun prinsip pelayanan publik menurut keputusan MENPAN No.

63/KEP/M/PAN/7/2003 dalam Sinambela (2008:6) antara lain adalah :

a. Kesederhanaan yaitu Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit,

mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.

b. Kejelasan mencakup kejelasan dalam hal :

1) Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik.

2) Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab

dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian

keluhan/persoalan/sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik.

3) Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.

4) Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun

waktu yang telah ditentukan.

c. Akurasi yaitu Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan

sah.

d. Keamanan yaitu proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa

aman dan kepastian hukum.

e. Tanggung jawab yaitu pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau

pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan

dan penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

f. Kelengkapan sarana dan prasarana yaitu tersedianya sarana dan prasarana

kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk

penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika).

Page 60: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

39

g. Kemudahan akses yaitu tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang

memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan

teknologi telekomunikasi dan informatika.

h. Kedisplinan, kesopanan dan keramahan yaitu pemberi pelayanan harus

bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan

dengan ikhlas.

i. Kenyamanan yaitu lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan

ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat

serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir,

toilet, tempat ibadah dan lain-lain.

4. Pelayanan Kesehatan

Kesehatan merupakan keperluan lahir dan batin yang sangat diperlukan oleh

setiap manusia. Karena dengan memiliki kondisi yang sehat kita dapat bekerja

secara normal dan sehat. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan

sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif. Menurut UU No.23

Tahun 1992 tentang kesehatan masyarakat yang menyatakan bahwa “ kesehatan

adalah keadaan sejahtera dari badan jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup

produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus

dilihat sebagai salah satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur fisik, mental dan

sosial yang didalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian internal kesehatan.

Undang-undang No 23 Tahun 1992 tentang kesehatan, pasal 1 ayat 1 menyatakan

bahwa kesehatan adalah keadaan sejahterah dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang secara sosial dan ekonomi. Jadi pengertian kesehatan

Page 61: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

40

cakupannya sangat luas, mencakup sehat fisik maupun non fisik (jiwa, sosial,

ekonomi).

Menurut Pohan (2007:28), pelayanan kesehatan merupakan suatu alat organisasi

untuk menjabarkan mutu layanan kesehatan dalam teknologi oprasional, sehingga

semua orang yang terlibat dalam layanan kesehatan akan terkait dalam suatu

sistem, baik pasien, penyedia pelayanan kesehatan, penunjang layanan kesehatan

ataupun manajemen organisasi layanan kesehatan, dan akan bertanggung gugat

dalam melaksanakan tugas dan perannya masing-masing.

Sedangkan menurut pendapat Tando (2013:5) pelayanan kesehatan yang bermutu

dapat berarti upaya maksimum yang mampu diberikan oleh petugas pelayanan

kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien untuk mencapai suatu

tingkat kepuasan tertentu, serta memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu

kepada pasien dengan tujuan untuk semakin menimbuhkan kepercayaan

masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh suatu tempat

pelayanan kesehatan.

Pelayanan kesehatan banyak memberi manfaat khusus nya kepada warga miskin.

Pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam peningkatan pelayanan

kesehatan. Keberhasilan suatu pelayanan kesehatan bergantung kepada beberapa

komponen penting yang ada di dalam pelayanan kesehatan itu tersendiri.

Komponen yang terdapat di pelayanan kesehatan adalah perawat, dokter, staf ahli

khusus penyakit dan bagian- bagian lain yang berhubungan dengan pelayanan

kesehatan. Pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan salah satu tolak ukuran

kepuasan yang berefek terhadap keinginan pasien untuk kembali kepada institutsi

Page 62: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

41

yang mememberikan pelayanan kesehatan yang efektif tersebut. Untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan pasien hingga dapat memperoleh kepuasan yang ada

pada akhirnya dapat meningkatan kepercayaan pada rumah sakit dan puskesmas

melalui pelayanan prima. Melalui layanan prima, instansi tersebut diharapkan

akan menghasilkan keunggulan kompetitif dengan pelayanan bermutu efesien,

inovatif dan menghasilkan sesuai dengan Undang-Undang No.8 Tahun 1999

tentang perlindungan pasien.

Berdasarkan teori diatas, pelayanan kesehatan merupakan kebutuhan dasar

manusia untuk dapat hidup layak dan produktif. Kesehatan adalah hal yang paling

penting bagi kehidupan setiap manusia karena kesehatan adalah sejahterahnya

keadaan seseorang dari segi badan atau fisik. Pelayanan kesehatan dapat

disimpulkan sebagai suatu bentuk upaya yang diselenggarakan oleh suatu

organisasi yang bertujuan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan, mencegah

dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat dengan

memenuhi kebutuhan pasien dengan memberi pelayanan yang efektif dan efesien.

Bentuk pelayanan yang efektif antara pasien dan pemberi pelayanan disadari

sering terjadi perbedaan persepsi. Pasien mengartikan pelayanan yang bermutu

dan efektif jika pelayanannya nyaman, menyenangkan dan tugasnya ramah yang

mana secara keseluruhan memberikan kepuasan terhadap pasien.

5. Program Pelayanan Kesehatan Gratis di Kota Bandar Lampung

Berdasarkan Peraturan Walikota Bandarlampung No. 24 Tahun 2014, Pemerintah

Kota Bandarlampung membuat sebuah program pelayanan kesehatan untuk

memberikan keringanan serta kemudahan kepada masyarakat miskin dalam

Page 63: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

42

memperoleh pelayanan kesehatan tanpa dipungut biaya yang berlaku sejak 1

Januari 2015.

Program ini sesuai visi dan misi Walikota Bandarlampung yang berisi tentang

“Meningkatkan Pelayanan Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Masyarakat”

dengan tujuan misi, sebagai berikut:

a. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar.

b. Meningkatnya pelayanan kesehatan rujukan.

c. Meningkatnya surveylance epidemologi dan penanggulangan kejadian luar

biasa.

d. Meningkatnya kualitas dan kesejahteraan keluarga;

e. Meningkatnya perlindungan serta peran serta perempuan dalam

pembangunan.

f. Meningkatnya pelayanan sosial kepada masyarakat.

g. Meningkatnya pelayanan penanggulangan korban bencana.

Jenis program pelayanan yang diberikan Pemerintah Kota Bandarlampung

meliputi semua jenis keluhan penyakit dengan di fasilitasi pula obat gratis dengan

persyaratan membawa KK dan KTP yang asli dan fotocopy SAH Kota

Bandarlampung. Sedangkan untuk pelayanan kesehatan yang tidak termasuk

jaminan program pelayanan kesehatan gratis di Kota Bandarlampung adalah :

a. Pemeriksaan kesehatan rutin (general check up),

b. Pembersihan karang gigi tanpa indikasi medis,

c. Alat bantu kesehatan,

Page 64: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

43

d. Rangkaian pelayanan kesehatan dalam rangka memperoleh keturunan,

e. Persalinan untuk anak keenam dan seterusnya,

f. Kemotrapi,

g. Cuci darah untuk tindakan kedua dan seterusnya,

h. Gangguan kesehatan karena menyakiti diri sendiri atau karena

membahayakan diri sendiri, dan

i. Kecelakaan lalu lintas yang telah ditanggung Asuransi Jasa Raharja.

Page 65: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekekatan Tipe Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian ini dipilih karena

peneliti ingin memecahkan masalah dengan menggambarkan atau melukiskan

keadaan objek peneliti pada sekarang berdasarkan fakta-fakta yang ada dan

dideskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa yang diperoleh dari observasi,

wawancara serta dokumen. Melalui penelitian kualitatif deskriptif, peneliti

bermaksud untuk menggambarkan kejadian atau fenomena sesuai dengan apa

yang terjadi dilapangan, serta data yang dihasilkan berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati yang berkaitan dengan

efektivitas program pelayanan kesehatan gratis yang dilakukan oleh Dinas

Kesehatan Kota Bandarlampung secara sistematis dan sesuai dengan fakta yang

ada dilapangan sesuai dengan pendapat Bogdan dan Taylor dalam Moleong

(2011:4).

Page 66: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

45

B. Fokus penelitian

Batasan masalah dalam penelitian kualiatif disebut juga dengan fokus, yang berisi

pokok masalah yang bersifat umum. Dalam penelitian kualitatif, penentu fokus

lebih didasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi

sosial (lapangan). Menurut Moleong (2011:93), masalah dalam penelitian

kualitatif bertumpu pada sesuatu fokus. Dengan demikian dalam penelitian

kualitatif, hal yang harus diperhatikan adalah masalah dan fokus penelitian,

karena untuk memberikan batasan penelitian yang seharusnya diteliti dan

mendapatkan data yang sesuai dengan dibutuhkan dalam penelitian tersebut.

Fokus dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan efektivitas program

pelayanan kesehatan gratis di Kota Bandarlampung melalui :

1. Pengukuran efektivitas program pelayanan kesehatan gratis di Kota

Bandarlampung, dengan beberapa indikator yaitu :

a. Ketepatan sasaran program, dengan melihat sejauh mana penerima

pelayanan program kesehatan gratis di Kota Bandarlampung dengan

sasaran yang tepat dan sudah ditentukan sebelumnya.

b. Sosialisasi program, kemampuan penyelenggara program kesehatan

gratis di Kota Bandarlampung dalam melakukan sosialisasi program

tersebut, sehingga informasi program kesehatan gratis dapat

tersampaikan kepada masyarakat.

c. Pencapaian tujuan program, untuk mengetahui sejauh mana kesesuaian

antara hasil dari program pelayanan kesehatan gratis di Kota

Bandarlampung dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Page 67: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

46

d. Pemantau program yaitu pengawasan yang dilaksanakan pada program

pelayanan kesehatan gratis di Kota Bandarlampung dilakukan, sebagai

bentuk perhatian kepada penerima pelayanan.

2. Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan efektivitas

Program pelayanan kesehatan gratis di Kota Bandarlampung

a. Faktor Internal

b. Faktor Eksternal

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat peneliti melakukan penelitian.Lokasi

penelitian ini dipilh berdasarkan kreteria tertentu. Menurut Moelong (2011:128),

lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian

terutama dalam menangkap fenomena atau peristiwa yang sebenarnya terjadi dari

objek yang diteliti dalam rangka mendpatkan data-data peneliti yang akurat.

Adapun lokasi yang menjadi tempat peneliti ini yaitu Instansi pemerintahan di

Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung dan beberapa Puskesmas yang berada di

Kota Bandarlampung. Lokasi ini dipilih oleh peneliti mengingat karena masih

banyak masyarakat penerima pelayanan yang mengeluhkan tentang program

pelayanan kesehatan gratis di Kota Bandarlampung dan dilakukan di beberapa

puskesmas Kota Bandarlampung yaitu puskesmas Gedong air, puskesmas

Beringin Raya, puskesmas Simpur sehingga peneliti tertarik untuk melihat apakah

program pelayanan kesehatan gratis tersebut sudah efektif atau sebaliknya.

Page 68: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

47

D. Jenis dan Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland dalam Moleong (2011:157) sumber data utama

dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti

membagi data dalam penelitian ini ke dalam 2 (dua) jenis yaitu:

1. Data primer merupakan data yang berkaitan dengan fokus penelitian dan

merupakan hasil pengumpulan peneliti sendiri selama berada di lokasi

penelitian. Data-data tersebut merupakan bahan analisis utama yang

digunakan dalam penelitian ini berupa hasil wawancara dan pengamatan

pada Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung, Puskesmas Beringin Raya,

Puskesmas Simpur, Puskesmas Gedong Air. Serta beberapa masyarakat

yang berkaitan dengan fokus penelitian.

2. Data sekunder merpuakan bahan tambahan yang berasal dari sumber

tertulis dan digunakan sebagai informasi pendukung dalam analisis data

primer. Data-data yang dapat dijadikan informasi yakni berupa surat-surat,

intruksi presiden, peraturan daerah, koran, artikel dan data-data lainnya

yang berkaitan dengan efektivitas program pelayanan kesehatan gratis

(P2KM) di Kota Bandarlampung.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

melakukan penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data. Untuk medapatkan kelengkapan informasi yang sesuai dengan fokus

Page 69: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

48

penelitian maka yang akan dijadikan teknik pengumpulan data adalah sebagai

berikut :

1. Observasi (pengamatan)

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis

mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian

dilakukan pengamatan.Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan

berkaitan dengan efektifitas program pelayanan kesehatan gratis di Kota

Bandarlampung.

2. Wawancara (interview)

Moelong (2011:186) mendefinisikan wawancara adalah percakapan dengan

maksut tertentu. Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak.Yaitu

pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang

memberikan jawaban atas pertanyaan. Wawancara dilakukan untuk

mengumpulkan data primer dengan jalan mewawancarai sumber-sumber data

dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dalam pelaksanan

efektifitas program pelayanan kesehatan gratis di Kota Bandarlampung.

informan yang dijadikan sumber informasi dalam penelitian ini adalah :

Tabel 3.1. Nama Infoman Wawancara No Informan Jabatan

1 Ibu Rosmini Sipayung Kepala Bidang Program Kesehatan

pelayanan Kesehatan gratis di Dinas

kesehatan kota Bandar Lampung

2 Ibu Hj. Evi Afriyenti Kepala Puskesmas Rawat Inap

Simpur Kota Bandarlampung

3 Ibu Nur Kepala Tata Usaha Puskesmas

Gedong Air

4 Ibu Dr. Siti Nilah Yunita Doktor di Puskesmas Beringin Raya

5 Ibu Ningsih Kepala Tata Usaha di Puskesmas

Gedong Air

Page 70: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

49

6 Ibu Asrilia Purba Staff Tata Usaha di Puskesmas

Gedong Air

Masyarakat

(sumber : diolah peneliti,2016)

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung

ditunjukan pada subjek penelitian, namum melalui dokumen. Dokumentasi

digunakan untuk menghimpun berbagai data sekunder dari dokumen-dokumen

tertulis berupa perundang-undangan, arsip-arsip dan foto-foto di lapangan, teknik

ini digunakan untuk mengumpulkan berbagai data sekunder yang memuat

informasi tertentu yang bersumber dari dokumen-dokumen tertulis yang berkaitan

dengan efektifitas program pelayanan kesehatan gratis (P2KM) di Kota

Bandarlampung. Adapun dokumen yang dilihat peneliti adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Sumber Data Dokumen

No. Dokumen Contoh Foto

1. Dokumentasi Puskesmas

Beringin Raya pada tanggal 22

maret 2016 dalam pertemuan

dengan Dinas Kesehatan Kota

Bandarlampung. Dalam rangka

pembinaan program pelayanan

kesehatan gratis di Kota

Bandarlampung

2. Peraturan Walikota

Bandarlampung No.24 Tahun

2014

Terlampir

3. Dokumentasi Dinas Kesehatan

Kota Bandarlampung pertemuan

Walikota dengan camat dan

Lurah pada tanggal 23 mei 2016

Sumber : diolah peneliti, 2017

Page 71: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

50

F. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2012:244), teknik analisis data merupakan proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan,

lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,

menjabarkan kedala unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalaam pola,

memilih dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri

maupun orang lain. Komponen dalam analisis data yaitu :

1. Reduksi data (data reduction)

Mereduksi data artinya merangkum, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan

membuang yang tidak perlu. Reduksi data merupakan proses berfikir

sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dalam kedalaman

wawasan tinggi. Dalam penelitian ini peneliti memilah data yang

dibutuhkan dalam efektifitas program pelayanan kesehatan gratis di

Kota Bandarlampung.

2. Penyaji data (data display)

Penyajian data berguna untuk memdahkan peneliti melihat gambaran

secara keseluruhan atau bagian tertentu dari peneliti. Batasan yang

diberikan dalam penyajian data adalah sekumpulan informasi yang

tersusun dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penyaji data dilakukan dengan cara

mendeskripsikan atau memamparkann hasil temuan dalam wawancara

dengan informan terkait dengan efektifitas program pelayanan

kesehatan gratis di Kota Bandarlampung.

Page 72: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

51

3. Kesimpulan (conclusion drawing)

Penarikan kesimpuln adalah melakukan verifikasi secara terus menerus

sepanjang proses penelitian berlangsung. Terhitung sejak awal

memasuki lokasi penelitian dan selama proses pengumpulan data.

Penelitian menganalis dan mencari pola, tema, hubungan persamaan,

hal-hal yang sering timbul yang dikemukakan dalam kesimpulan. Pada

penelitian ini peneliti memberikan kesimpulan berdasarkan hasil

wawancara, observasi dan dokumentasi.

G. Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan standar validitas dari data yang diperoleh. Menurut

Moloeng (2011:324), untuk menentukan keabsahan data dalam penelitian

kualitatif harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu dalam pemeriksaan data

dan menggunakan kriteria :

1. Derajat Kepercayaan (credibility)

a. Tringulasi

Dalam teknik pengumpulan data, tringulasi diartikan sebagai

teknik pengumpulan data yang bersifat menggambungkan dari

berbagi teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.

Oleh karena itu dengan menggunakan teknik tringulasi dalam

pengumpulan data, maka data yang diperoleh akan leboh konsisten,

tuntas dan pasti. Menurut Sugiyono (2012:373), terdapat tiga

macam tringulasi menentukan keabsahan data yakni :

Page 73: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

52

1) Tringulasi sumber

Tringulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa

sumber.

2) Tringulasi teknik

Tringulasi teknik untuk menguji krediblitas data dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan

teknik yang berbeda.

3) Tringulasi waktu

Waktu juga sering memperngaruhi kredibilitas data. Maka dari

itu dalam melakukan kredibilitas data dilakukan dengan waktu

atau situasi berbeda.

Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan tringulasi jenis

tringulasi sumber. Dengan menggunakan tringulasi sumber peneliti

melakukan wawancara, observasi serta dokumentasi yang dilakukan secara

langsung dengan Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung dan beberapa

Puskesmas di Kota Bandarlampung.

b. Kecukupan refrensial

Kecukupan refensial yaitu, dengan memanfaatkan bahan-bahan

terekan sebagai patokan untuk menguji sewaktu diadakan analisis

dan penafisiran data. Kecukupan refrensial peneliti melakukan

dengan cara mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan

penelitian baik melalui literatur buku, arsip, catatan lapanga, foto

dan rekaman yang digunakan untuk menganalisis data.

Page 74: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

53

c. Ketekunan

Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur

dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang

sedang dicari. Dengan melakukan ketekunan, maka peneliti dapat

memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa

yang diamati.

1. Keteralihan (transferbility)

Penguji keteralihan dalam penelitin kualitatif digunakan supaya orang

lain dapat memahami hasil penelitian sehingga ada kemungkinan

untuk menerapkan hasil peneliti tersebut maka peneliti harus membuat

laporan yang rinci, jelas, sitematis dan dapat dipercaya.

2. Kebergantungan (dependability)

Pengujian kebergantungan dilakukan dengan audit terhadap

keseluruhan proses peneliti. Sering terjadi peneliti tidak melakukan

proses peneliti tetapi dapat memberikan data maka dari itu

diperlukannya uji kebergantungan. Apabila proses peneliti tidak ada

tetapi datanya ada, maka peneliti tidak reliebel atau dependable.

3. Kepastian (confirmability)

Menguji kepastian dikaitkan dengan proses yang dilakukan dalam

penelitian, jangan sampai prosesnya tidak ada tetapi hasilnya ada.

Kepastian yang dimaksud berasal dari konsep objektivitas, sehingga

dengan disepakati hasil penelitian tidak subjektif tetapi sudah objektif.

Penguji kepastian dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji

kepastian berati menguji hasil penelitian yang sudah dilakukan.

Page 75: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

54

BAB IV

GAMBARAN UMUM & LOKASI PENELITIAN

A. Kota Bandar Lampung

1. Letak Geografis

Secara geografis wilayah kota Bandarlampung berada antara 50 20-5030 LS dan

10528-10537 BT dengan luas wilayah 197.22 km dengan batas-batas sebagai

berikut :

a. Batas Utara : Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan

b. Batas Selatan : Kecamatan Padang Cermin, Ketibung dan Teluk Lampung,

Kabupaten Lampung Selatan

c. Batas Timur : Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan

d. Batas Barat : Kecamatan Gedong Tataan, dan Padang Cermin Kabupaten

Lampung Selatan.

2. Administrasi Pemerintahan dan Penduduk

Kota Bandarlampung secara administratif dibagi menjadi 20 kecamatan dan 126

kelurahan. Berdasarkan sensus Badan Pusat Statistik (BPS) kota Bandarlampung

memiliki populasi 197.22 km, maka bandarlampung memiliki kepadatan

penduduk 5.268 jiwa/km dan tingkat pertumbuhan penduduk 1,79% per tahun.

Page 76: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

55

Gambar 4.1 Peta Kota Bandar Lampung

Sumber : BPS Kota Bandarlampung

3. Sejarah Singkat Kota Bandarlampung

Provinsi lampung merupakan Ibu Kota Bandarlampung. Provinsi Lampung

dibentuk dengan peraturan pemerintah UU No. 3 Tahun 1964 pengganti UU

No.14 Tahun 1964. Sebelum menjadi Provinsi Lampung, Lampung merupakan

suatu keresidenan sebagai tindak lanjut statusnya di zaman Hindia Belanda dahulu

dengan sebutan residentie der lapongohe districten. Sewaktu zaman Hindia

Belanda dahulu keresidenan Lampung merupakan bagian dari Provinsi

Sumantera Selatan.

Wilayah kota Bandarlampung di zaman Hindia Belanda dahulu termasuk wilayah

Onder afdeling Telokbetong yang dibentuk dengan stasstblat 1912 nomor 426,

terdiri dari Ibu Kota Telokbetong sendiri dan daerah-daerah sekitarnya. Sebelum

tahun 1912 Ibu Kota Telokbetong ini meliputi juga Tanjungkarang yang terletak

Page 77: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

56

sekitar 5 Km disebelah Utara Kota Telokbetong. Ibu Kota Onder afdeling

Telokbetong adalah Tanjungkarang, sementara Kota Telokbetong sendiri

berkedudukan sebagai ibu kota Keresidenan Lampung, kedua kota tersebut tidak

termasuk dalam marga Verband, melainkan berdiri sendiri yang dikepalai oleh

seorang Asisten Demang untuk kepada Hoof Van Plaatsyek Besrtuur yaitu kepada

Onder afdeling Telokbetong. Biaya sehari-hari untuk pemeliharaan kedua kota

tersebut ditanggung oleh suatu dana yang disebut Plaatsleyk Fonds. Pengelola

keuangan diatur dalam keputusan Residen Lampung tanggal 24 November 1930

Nomor 169.

Sejak kemerdekaan Indonesia berdasarkan UU No. 22 Tahun 1946, Kota

Tanjungkarang dan Telokbetong berstatus kota kecil yang merupakan bagian dari

kabupaten Lampung Selatan. Wilayah sekitar dipisahkan dari wilayah Onder

afdeling Telukbetung-Tanjungkarang yang didalamnya terdapat 2 Kecamatan

yaitu Kecamatan Tanjungkarang dan Kecamatan Telukbetung. Sisah wilayah

Onder afdeling Telukbetung dimasukan dalam wilayah kabupaten Lampung

Selatan.

Kotamadya Tanjungkarang-Telukbetung (Bandarlampung) sebagai ibu kota

Provinsi Lampung berdasarkan peraturan daerah Kotamdya daerah tingkat II

Tanjungkarang-Telukbetung (Bandarlampung) No. 5 Tahun 1983, tanggal 26

Januari 1983 telah ditetapkan hari jadinya pada tanggal 17 Juni 1982. Kota

Bandarlampung telah dijabat oleh Walikota/KDH Tingat II Kota Bandarlampung

dan Walikota dan Wakil Walikota Bandarlampug secara berturut-turut sebagai

berikut :

Page 78: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

57

Tabel 4.1 Nama-Nama Walikota dan Wakil Walikota Bandar Lampung dan

Periode Jabatan No Nama Walikota dan Wakil Walikota Periode

1. Sumarsono 1956-1957

2. H.Zainal Abidin Pagar Alam 1957-1963

3. Alimudin Umar S.H 1963-1969

4. Drs. H.M. Thabrani Daud 1969-1976

5. Drs. H.Fauzi Saleh 1976-1981

6. Drs. Zulkarnain Subing 1981-1986

7. Drs. H.A. Nurdin Muhayat 1986-1995

8. Drs. H. Suharto 1996-2001

9. Drs. H. Suharto- Ir. Achmad Yuizar 2001-2005

10. Drs. H. Eddy Sutrisno, M.Pd- H. Khaerlani, SE 2005-2009

11. Drs. H. Herman, H.N,M.M-H.Thobroni Harun 2009-2014

12 Drs. H. Herman, H.N,M.M- M.Yusuf Kohar, S.E,M.M 2014-1019

Sumber : BPS Kota Bandar Lampung

4. Visi-Misi Kota Bandarlampung

a. Visi Kota Bandarlampung

Pembangunan Kota Bandarlampung merupakan rangkaian kegiatan untuk

mencapai tujuan yang diinginkan yaitu masa depan yang lebih baik. Dalam

rangka menetapkan tujuan pembangunan kota Bandarlampung, diperlukan visi

yang mengarahkan pandangan ke depan mengenai cita-cita kota yang disepakati

bersama dan sebagai pedoman seluruh pihak yang terlibat dalam pembangunan

kota, baik pemerintah kota, swasta, dan masyarakat (seluruh stakeholders) dalam

memantapkan peran masing-masing dalam membangun Kota Bandar Lampung.

Guna menyelaraskan seluruh aspirasi, langkah strategi, energi masyarakat untuk

Page 79: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

58

pembangunan, dan identitas masyarakat untuk bergerak ke arah yang lebih maju,

baik secara komparatif ataupun secara kompetitif, maka ditetapkanlah Visi

Pemerintah Kota Bandar Lampung 2010-2015 adalah:“Terwujudnya Kota

Bandar Lampung yang Aman, Nyaman, Sejahtera, Maju, dan Modern”.

Visi tersebut mengandung 5 (Lima) unsur utama dalam pembangunan Kota

Bandar Lampung yaitu:

1) Aman

Suatu kondisi tercipta dan terjaganya keamanan dan ketertiban masyarakat

baik dari gangguan manusia maupun dari gangguan alam, diukur dari

menurunnya tingkat kriminalitas, minimnya tingkat gangguan baik

keamanan dan ketertiban dalam masyarakat, meningkatnya penegakan

supremasi hukum serta meningkatnya adaptasi dan mitigasi terhadap

resiko terjadinya bencana alam. Tujuan akhir dari visi ini adalah

menciptakan kondisi yang aman untuk dihuni, aman untuk tempat bekerja

dan suasana yang aman dan menarik untuk dikunjungi oleh pendatang.

2) Nyaman

Suatu kondisi yang memberikan keselarasan aspek sosial budaya, ekonomi

serta lingkungan hidup dan tata ruang wilayah, diukur dari meningkatnya

keselarasan dan konsistensi pemanfaatan tata ruang oleh masyarakat untuk

peningkatan keselarasan antara manusia dan lingkungan serta

meningkatnya kenyamanan wilayah kota untuk bermukim dan bekerja.

Untuk mencapai visi Kota yang nyaman, misi yang hendak diemban oleh

kota Bandar Lampung adalah mampu menyediakan tempat tinggal yang

Page 80: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

59

berkualitas, sesuai serta terjangkau oleh kemampuan warga kota dan

pendatang serta mampu menyediakan dan memperluas lapangan dan

kesempatan kerja yang memadai bagi warga kota dan pendatang.

3) Sejahtera

Suatu kondisi masyarakat yang lebih baik dan terus menerus diukur dari

beberapa aspek yaitu meningkatnya taraf hidup masyarakat seimbang

dengan pertumbuhan perekonomian wilayah. Hal ini ditandai dengan

peningkatan usia harapan hidup, meningkatnya pendapatan perkapita dan

daya beli masyarakat, meningkatnya kesempatan berusaha, berkurangnya

jumlah penduduk miskin, meningkatnya angka partisipasi kasar dan murni

di bidang pendidikan, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi.

4) Maju

Adalah kondisi masyarakat yang mampu dan cepat dapat menangkap dan

menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan baik di tataran Lokal,

Nasional dan Internasional. Hal ini ditandai dengan adanya kesiapan

aparatur Pemerintah Kota dan masyarakat dalam merespon tuntutan dan

perkembangan perubahan lingkungan internal maupun eksternal.Untuk

mencapai kota yang maju, Bandar Lampung perlu meningkatkan diri

untuk menciptakan kinerja pelayanan berkualitas internasional.

Perkembangan dunia telah menumbuhkan kriteria-kriteria baru dalam

tingkat kemudahan bertransaksi, berkomunikasi dan penyelenggaraan

transformasi usaha maupun aktifitas domestik. Kinerja pelayanan yang

berkualitas dan kompetitif ditujukan untuk mendukung sektor-sektor yang

Page 81: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

60

akan bersaing dalam perekonomian dunia dan regional, serta berfungsi

sebagai basis perkembangan Kota Bandarlampung. Disamping itu, kinerja

pelayanan internasional ini juga ditujukan untuk mendukung kualitas

kehidupan warga Kota Bandarlampung.

5) Modern

Adalah kondisi ketersediaan infrastruktur perkotaan yang baik, teratur,

aksesibel dan berkelanjutan dalam memberikan dukungan fungsi kota dan

peningkatan daya saing basis perkotaan. Dalam konteks modern ini, juga

mengarah kepada proses pergeseran sikap dan mentalitas pemerintahan

maupun masyarakat untuk dapat hidup dan berperilaku sesuai tuntutan

masa kini. Hal ini didasarkan atas fakta bahwa perekonomian dunia

semakin menekankan pentingnya kompetisi dan keterbukaan yang

mendorong perekonomian Kota Bandarlampung berhadapan langsung

dengan jaringan dan sistem internasional. Karena itu, Bandar Lampung

harus mampu memilih dan mengembangkan sektor perkotaan yang

strategis sebagai basis perekonomian kota serta menyiapkan dan

meningkatkan seluruh prasarana pendukung bagi sektor-sektor basis

perkotaan.

b. Misi Kota Bandarlampung

Guna memberikan gambaran kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka

pencapaian Visi Pemerintah Kota Bandar Lampung 2010-2015 , yang selanjutnya

dijadikan sebagai suatu pedoman dalam penyusunan strategi yang dirumuskan

dalam arah kebijakan dan program prioritas dalam mengalokasikan sumber daya

Page 82: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

61

daerah, maka ditetapkanlah Misi Pemerintah Kota Bandar Lampung sebagai

berikut :

1) Mengembangkan Kota Bandar Lampung sebagai Pusat Jasa dan

Perdagangan, Berbasis pada Ekonomi Kerakyatan.

2) Meningkatkan Kualitas Pendidikan, Penguasaan Iptek dan Nilai-Nilai

Ketaqwaan, Perkembangan Kreatifitas Seni dan Budaya serta Peningkatan

Prestasi Olahraga.

3) Meningkatkan Pelayanan Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial

Masyarakat

4) Meningkatkan Pelayanan Publik dan Kinerja Birokrasi yang Bersih,

Profesional, Berorientasi Kewirausahaan dan Bertata Kelola yang Baik.

5) Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Lingkungan Hidup yang

Berkelanjutan.

6) Meningkatkan Daya Dukung Infrastruktur dengan Mengedepankan

Penataan Wilayah, Pembangunan Sarana dan Prasarana Kota Wisata yang

Maju dan Modern.

Page 83: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

62

B. Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung

1. Profil Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung

Dinas kesehatan Kota Bandarlampung terletak di Jl Way Penguyuban No. 3

Pahoman. Dinas kesehatan Kota Bandarlampung merupakan aset dari pemerintah

Kota Bandarlampung. Berdasarkan peraturan Daerah Kota Bandarlampung No. 3

Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah yang berfungsi

sebagai pelaksana otonomi daerah dibidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang

Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada

Walikota melalui Sekertaris Daerah. Dinas Daerah mempunyai tugas pokok

melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasrkan asas otonomi dan tugas

pembantuan. Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya Dinas Kesehatan

dibantu oleh Puskesmas, Labkesda, Akper maupun Depo Farmasi dan alat-alat

kesehatan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas,

dinas kesehatan menyelenggarakan fungsi, antara lain :

1) Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan.

2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang

kesehatan.

3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan.

4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota dibidang kesehatan.

5) Pelayanan administratif.

Page 84: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

63

2. Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung

a. Visi Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung

Visi Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung didasarkan pada hasil aspirasi dan

partisipasi pejabat serta pegawai yaitu :”TERWUJUDNYA DERAJAT

KESEHATAN MASYARAKAT KOTA BANDARLAMPUNG YANG

SEHAT, MANDIRI DAN BERKEADILAN”

Visi ini dinyatakan sejalan dengan perubahan–perubahan di era reformasi

ini, yaitu :

1) SEHAT, artinya keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

2) MANDIRI,

3) BERKEADILAN,

4) Pengutamaan dan manfaat, harus lebih mengutamakan pendekatan

pemeliharaan, peningkatan kesehatan, & pencegahan penyakit serta

memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan derajat

kesehatan masyarakat.

b. Misi Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung

Dalam upaya menuju visi “Terwujudnya Derajat Kesehatan Masyarakat Kota

di Bandarlampung yang Sehat, Mandiri dan Berkeadilan”, maka terdapat 4

(Misi) misi yang harus diemban yaitu:

1) Meningkatkan kuaitas pelayanan kesehatan

2) Meningkatkan tata kelola manajemen kesehatan

Page 85: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

64

3) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat hidup sehat

4) Meningkatkan akses pelayanan kesehatan

3. Tujuan dan Sasaran Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung

a. Tujuan

Sebagai penjabaran dari Visi Dinas Kesehatan, maka tujuan umum yang akan

dicapai adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil. Dengan

adanya tujuan akan memberikan arah yang lebih jelas untuk mencapai sasaran

yang dituju. Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung menetapkan sejumlah tujuan

yang relevan untuk setiap misi, yaitu :

1) Misi pertama meningkatkan Kualitas pelayanan kesehatan Meningkatkan

Kinerja dan Mutu Upaya Kesehatan, adalah terselenggaranya upaya

kesehatan dengan baik yang dapat dicapai dan dapat dijangkau oleh

segenap kalangan masyarkat dengan mutu yang terjamin.

2) Misi pertama Meningkatkan Tata Kelola Manajemen Kesehatan yang

Dinamis dan Akuntabel, dijabarkan dalam tujuan Terselenggaranya

pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna melalui

penyelenggaraan manajemen kesehatan yang dinamis dan akuntabel

dengan menerapkan tata penyelenggaraan Pemerintahan yang baik.

3) Misi ketiga Memberdayakan Masyarakat Untuk Hidup Sehat adalah

Terselenggaranya pembangunan kesehatan secara maksimal

melalui partisipasi aktif masyarakat termasuk swasta dalam

Page 86: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

65

melayani, melaksanakan advokasi dan mengkritisi pembangunan

kesehatan.

4) Misi Keempat Meningkatkan akses pelayanan kesehatan. Peran

pemerintah dalam manjalankan bebas biaya berobat sangat tepat terutama

dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Untuk meringankan

masyarakat khususnya masyarakat miskin dari biaya sakit akan di lakukan

melalui kegiatan bebas biaya berobat dan Program Jaminan Kesehatan

Masyarakat Daerah (Jamkesda) baik di tingkat puskesmas dan rumah sakit

baik swasta maupun pemerintah.

b. Sasaran

Untuk mencapai tujuan sebagaimana diungkapkan diatas, langkah selanjutnya

menetapkan sasaran yang akan dicapai. Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan

secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai dalam jangka pendek yaitu dalam

kegiatan operasional.

1) MISI PERTAMA

Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan Terselenggaranya upaya kesehatan

dengan baik yang dapat dicapai dan dapat dijangkau oleh segenap kalangan

masyarakat dengan mutu yang terjamin” , dijabarkan dalam sasaran :

a) Terselenggaranya pelayanan kesehatan ibu dan bayi

b) Terselenggaranya pelayanan pengobatan dan perawatan

c) Terselenggaranya pelayanan gizi masyarakat

d) Terselenggaranya penyelidikan penanggulangan KLB

e) Terselenggaranya pencegahan & pemberantasan penyakit

Page 87: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

66

f) Terselenggaranya penyehatan sarana air bersih

g) Terselenggaranya penyediaan obat dan perbekalan kesehatan

2) MISI KEDUA

Meningkatkan Tata Kelola Manajemen Kesehatan. Terselenggaranya

pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna melalui

penyelenggaraan manajemen kesehatan yang dinamis dan akuntabel dengan

menerapkan tata penyelenggaraan Pemerintahan yang baik, dijabarkan dalam

sasaran :

a) Terbentuk dan terselenggaranya sistem informasi manajemen kesehatan,

yang bersinergis dengan sistem informasi manajemen kesehatan Provinsi.

b) Tersedianya alokasi anggaran pembangunan kesehatan pemerintah

mencapai +15 % dari APBD dan jaminan pembiayaan kesehatan

penduduk 100% ditanggung Pemerintah.

c) Terselenggaranya penyusunan perencanaan dan evaluasi program bidang

kesehatan pada Dinas Kesehatan dan puskesmas.

3) MISI KETIGA

Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka pemberdayaan masyarakat,

dan pengembangan perilaku sehat”, dijabarkan dalam sasaran :

a) Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka pemberdayaan

masyarakat, dan pengembangan perilaku sehat.

b) Meningkatnya persentase rumah tangga berperilaku hidup, bersih dan sehat

menjadi 65%.

c) Meningkatnya persentase Posyandu purnama dan mandiri menjadi 40%.

Page 88: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

67

4) MISI KEEMPAT

Meningkatkan akses pelayanan kesehatan melalui Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan bagi masyarakat khususnya masyarakat miskin di Kota Bandar

Lampung, dijabarkan dalam sasaran : Tersedianya biaya pengobatan bagi

masayarakat miskin di Kota Bandar Lampung melalui program Jaminan

Kesehatan Masyarakat Kota Bandar Lampung (P2KM).

4. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung

A. Kepala Dinas, mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan dan

melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan,

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kebijakan

diberikan oleh Walikota.

B. Sekretariat, mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas di

bidang kesekretarian, yaitu :

C. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan, mempunyai tugas melaksanakan

penyelenggaraan sebagian tugas dinas di bidang pelayanan kesehatan,

yang meliputi : Bimbingan, Pengendalian dan Pembinaan Upaya

Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM),

Kesehatan Keluarga meliputi : neonatal, bayi, balita, usia sekolah, remaja,

wus, ibu hamil, usila, keluarga berencana, gizi kesehatan masyarakat,

pelayanan rujukan dan akreditasi sarana pelayanan kesehatan pemerintah

dan swasta. Fungsi Bidang Pelayanan Kesehatan, antara lain :

1) Merencanakan dan menyelenggarakan pengumpulan, pengolahan

dan penganalisaan data untuk perencanaan, pelaksanaan,

bimbingan, pengendalian dan monitoring evaluasi dalam hal

Page 89: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

68

pelayanan upaya kesehatan perorangan, pelayanan rujukan,

pelayanan kesehatan gizi masyarakat dan kesehatan keluarga

2) Melaksanakan bimbingan, pembinaan dan pengendalian registrasi,

perizinan dan akreditasi sarana pelayanan kesehatan pembantu,

rumah sakit khusus, rumah sakit bersalin, balai pengobatan,

praktek pelayanan kesehatan perorangan atau berkelompok, optik

dan laboratorium kesehatan

3) Merumuskan konsep kebijaksanaan di bidang kesehatan dasar dan

rujukan, kesehatan keluarga dan kesehatan gizi masyarakat

4) Melaksanakan bimbingan, pembinaan dan pengendalian

penyelenggaraan tindak medis, asuhan keperawatan, asuhan

kebidananan di sarana pelayanan kesehatan

5) Menyusun laporan hasil pelaksanaan program di bidang kesehatan

dasar dan rujukan, kesehatan keluarga dan gizi masyarakat

6) Mengkoordinasikan dan menggalang kemitraan kegiatan kesehatan

keluarga, kesehatan dasar dan rujukan, gizi masyarakat kepada

lintas program dan lintas sektor, unit pelaksanaan teknis

D. Bidang Bina Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan,

mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang bina

pengendalian dan penyerahan lingkungan meliputi kegiatan : pencegahan,

pengamatan, pembrantasan, dan penanggulangan penyakit menular yang

bersumber hewan maupun penyakit menular langsung, wabah dan

kejadian Luar Biasa (KLB), serta penyehatan lingkungan dan pemukiman

Page 90: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

69

(penyuluhan tempat-tempat umum, industri, air limbah). Fungsi Bidang

Bina Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

1) Perencanaan dan menyelenggarakan pengumpulan, pengelolaan,

memantau dan penganalisaan data untuk perencanaan,

pelaksanaan, bimbingan, pengendalian dan monitoring, evaluasi

dalam hal pembrantasan penyakit melunar langsung dan penyakit

bersumber hewan, Kejadian Luar Biasa (KLB) serta penyehatan

lingkungan dan pemukiman

2) Bimbingan dan pengendalian upaya pencegahan, pengamatan,

pembrantasan dan penanggulangan penyakit, wabah dan Kejadian

Luar Biasa (KLB), serta penyehatan lingkungan dan pemukiman

3) Menyelenggarakan penyelidikan epidemilogi dan penanggulangan

wabah serta Kejadian Luar Biasa (KLB)

4) Melaksanakan supervisi dan bimbingan teknis upaya pencegahan,

pengamatan, pemberantasan dan penanggulanan wabah dan

Kejadian Luar Biasa (KLB), serta penyehatan lingkungan dan

pemukiman

5) Menyusun dan menetapkan peta daerah rawan penyakit dan

menyebarkan kewilayah rawan penyakit tersebut

6) Menyusun rencana strategis dalam memecahkan masalah pada

daerah rawan penyakit

7) Melaporkan hasil pengamatan, pengawasan penyakit dan

mengusulkan konsep kebijakan pemecahan masalah

Page 91: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

70

8) Menyusun konsep laporan kegiatan yang dilaksanakan dalam

pelayanan pengendalian penyakit da penyehatan lingkungan

9) Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan unit pelaksana

teknis.

E. Bidang Bina Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat, mempunyai tugas

melaksanakan sebagian tugas dinas dibidang pemberdayaan kesehatan

masyarakat meliputi : promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat,

pemberdayagunaan sumber daya kesehatan. Fungsi Bidang Bina

Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat :

1) Pengelolaan kebijakan program promosi kesehatan.

2) Pengelolaan kebijakan program pemberdayaan masyarakat di

bidang kesehatan.

3) Pengelolaan kebijakan program pendayagunaan sumber daya

kesehatan.

F. Bidang Sarana dan Prasarana Kesehatan, mempunyai tugas melaksanakan

sebagian tugas dinas bidang kesehatan meliputi bina farmasi, bina

kesehatan tradisional dan kosmetik dan bina peralatan dan pembekalan

kesehatan.

1) Pengelolaan/penyelenggaraan bidang kefarmasian

2) Pengelolaan/penyelenggaraan bidang kesehesatan tradisional dan

kosmetika

3) Pengelolaan/penyelenggaraan peralatan dan perbekalan kesehatan

4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dam fungsinya.

Page 92: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

71

G. Unit Pelaksana Teknis (UPT)¸ melaksanakan sebagin tugas tugas

operasional atau kegiatan teknis penunjang dinas.

H. Kelompok Jabatan Fungsional, dilinkungan dinas kesehatan mempunyai

tugas melaksanakan kegiatan teknis dinas kesehatan sesuai dengan bidang

keahlian dan kebutuhan.

5. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut, Dinas Kesehatan dipimpin

oleh seorang Kepala Dinas yang secara hukum berada dibawah dan bertanggung

jawab langsung kepada Walikota Bandar Lampung. Sedangkang untuk kelancaran

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan, maka Kepala Dinas dibantu

oleh seorang sekretarissebagau fungsi staf dan 4 (empat) orang Kepala Bidang

sebagai fungsi lini. Susunan organisasi Dinas Kesehatan Kota Bandar lampung

saat ini adalah sebagai berikut:

A. Kepala Dinas kesehatan

B. Sekretariat, meliputi :

1) Subbag Sunprog&Money

2) Subbag Kepegawaian

3) Subbag Keuangan

C. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan, ,meliputi :

1) Sie Bina PKDR

2) Sie Bina Kesga

3) Sie Bina Gizi Kesmas

Page 93: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

72

D. Bidang Bina Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan,

meliputi:

1) Sie Bina Cegmat

2) Sie Bina P2

3) Sie Bina PLP

E. Bidang Bina Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat, meliputi :

1) Sie Bina Promkes

2) Sie Bina PKM

3) Sie Bina MKPSDK

F. Bidang Sarana dan Prasarana Kesehatan, meliputi :

1) Sie Bina Farmasi

2) Sie Bina Kesehatan tradisional dan kosmetik

3) Sie Bina Perbekes

G. Unit Pelaksanaan Teknis (UPT)

H. Kelompok Jabatan Fungsional

Page 94: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

73

Gambar 4.2 Sturktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung

Sumber : LPJ Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung Tahun 2015

KEPALA DINAS KESEHATAN

SEKRETARIS

Subbag

Sunprog&money

Subbag Kepegawaian

Subbag Keuangan

UPT Instalasi Farmasi

Kesehatan BULD Puskesmas

Jabatan Fungsional

Bidang Yankes

Sie Bina PKDR

Sie Bina Kesga

Sie Bina Gizi

kenmas

Bidang P2PL

Sie Bina Cegmat

Sie Bina P2

Sie Bina PLP

Bidang Sarpras

Sie Bina

Farmasi

Sie Bina Kes

Tradisional

&Kometik

Sie Bina

Perbekes

Bidang MKPKM

Sie Bina

Promkes

Sie Bina

PKM

Sie Bina

MKPSDK

Page 95: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

120

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan peneliti pada bab sebelumnya, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Program pelayanan kesehatan gratis (P2KM) di Kota Bandarlampung

sudah efektif. Hal tersebut ditinjau dari beberapa indikator yaitu, ketepatan

sasaran program pelayanan kesehatan gratis (P2KM) masyarakat Kota

Bandarlampung yang sudah tercapai, sosialisasi program yang sudah

dilakukan secara langsung dan tidak langsung dengan menggunakan media

cetak seperti baliho dan banner, pencapaian tujuan program pelayanan

kesehatan gratis (P2KM) di Kota Bandarlampung yang sudah tercapai

serta pemantauan dan pengawasan terkait pelayanan kesehatan gratis

(P2KM) di Kota Bandarlampung yang sudah dilakukan oleh pihak

penyelenggara.

2. Adapun yang menjadi faktor pendukung program pelayanan kesehatan

gratis (P2KM) di Kota Bandarlampung, antara lain adanya Peraturan

Walikota Bandarlampung No.24 Tahun 2014 tentang pelayanan berobat

gratis, serta hubungan kerjasama antar lembaga pemerintahan. Sedangkan

yang menjadi faktor penghambat adanya program pelayanan kesehatan

Page 96: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

121

gratis (P2KM) di Kota Bandarlampung adalah ren dahnya tingkat

kesadaran masyarakat dalam membawa kelengkapan prosudur.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan beberapa saran yaitu :.

1. Pemantauan setelah program berjalan sudah efektif, namun harus lebih di

optimalkan lagi dalam meningkatkan pemeliharaan program oleh pihak

penyelenggara kepada masyarakat dalam melakukan pengawasan.

2. Sebaiknya Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung dan Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bandarlampung menghimbau

kepada masyarakat bandarlampung untuk mengurus kartu KK dan KTP

guna kemudahan dalam prosedur pelayanan kesehatan gratis.

3. Diharapkan masyarakat untuk mengikuti prosudur dalam membawa

persyaratan kartu KK dan KTP pada saat berobat guna kelancaran

prosudur pelayanan.

Page 97: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

DAFTAR PUSTAKA

Anggara, Sahya. 2012. Ilmu Administrasi Negara. Bandung : CV. Pustaka Setia

Budiani, Ni Wayan. 2007. Efektifitas Program Penanggulangan Pengangguran

Karang Taruna”Eka Taruna Bhakti”. Denpasar: Jurnal Ekonomi dan

Sosial Input.Volume 2 No.1.

Bohari. 1992. Pengawasan Keuangan Negara. Jakarta: CV. Rajawali.

Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Edisi kedua.

Yogyakarta.

Handayaningrat, Soewarno. 2006. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan

Manajemen. Jakarta: Toko Gunung Agung.

Hasibuan, Malayu. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi

Aksara

Hutagalung, Simon Sumanjoyo: Hadna, Agus Heruanto. 2010. Kapasitas

Pelayanan Publik Pada Daerah Otonomi Baru:Studi Terhadap

Kapasitas Penyampaian Pelayanan Kesehatan Pada

Kecamatan Di Wilayah Pesawaran Lampung Tahun 2005-2009.

Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik.

Yogyakarta:Pembaharuan.

Lubis, S.M. Hari & Huseini, Martani. 1987. Teori Organisasi: Suatu Pendekatan

Makro. Jakarta : Pusat Antar Universitas Ilmu-Ilmu Sosial.

Makmur. 2011. EfektifitasKebijakanKelembagaanPengawasan.Bandung

:RefikaAditama.

Mardikanto, Toto dan Poerwoko Soebianto. 2013. Pemberdayaan Masyarakat

Dalam Persepektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Moleong, Lexy.2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Pasolong, Harbani.2007. Teori Administrasi Publik. Bandung:Alfabeta.

Pohan,Imbalo. 2007. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan : Dasar-Dasar

Pengertian Dan Penerapan. Jakarta: EGC.

Samsudin, Muhammad. Kusuma,Ratna Aji & Djaya Suarta. 2014. Faktor-Faktor

Yang Berpengaruh Terhadap Efektivitas Penyaluran Bantuan Social Di

Bagian Social Sektretariat Social Di Kabupaten Kutai Timur. Samarinda

: E-jurnal Administrative Reform, Volume 1, No. 2

Page 98: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

Sedarmayanti, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia dan Profuktivitas Kerja.

Bandung : Penerbit Mandar Maju.

Siagian, Sondang P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi

Aksara.

_______________. 2006.Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi I, Cetakan

Ketiga Belas. Jakarta : Bumi Aksara.

Sinambela, LijanPoltak. 2008. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta: Bumi

Aksara.

Sinaga, Rudi Salam. 2013. Pengantar Ilmu Politik. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Situmorang, M. Victor dan Juhir, Jusuf.1993. Aspek Hukum Pengawasan Melekat

Dalam Lingkungan Aparatur Pemerintah. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suharno, 2008. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Jakarta: Ombak Dua.

Strees, Richard M. 1985. Efektifitas Organisasi. Jakarta: PPm. Erlangga.

Syafiie, Inu Kencana Dkk. 1999. Ilmu Administrasi Publik. Jakarta : Rineka Cipta.

Tangkilisan, Nogi Hessel. 2005. Manajemen Publik. Jakarta : PT. Gramedia

Widiasarana.

Tando, Naomy Marie.2013. Mutu Layanan Kebidanan dan Kebijakan

Kesehatan.Manado: Penerbit In Media.

Winardi. 2010. Asas-Asas Manajemen, Bandung : Mandar Maju.

Winarno, Budi. 2002. Kebijakan Publik Teori dan Proses. Yogyakarta : Penerbit

Media

Pressindo.

Skripsi :

Zaki Muhammad Arief (2016) kebijakan pemerintah Kota Bandarlampung dalam

pelaksanaan pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat.Fakultas Hukum,

Universitas Lampung.

Noviyanti Sopia Rukmana (2013) Implementasi Program Jaminan Kesehatan

Gratis Di daerah Puskesmas Sumbang Kecamatan Curio Enrekang. Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanudin.

Page 99: EFEKTIVITAS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN …digilib.unila.ac.id/26694/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ... yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,

Pradika Rezi Anggoro (2013) Impelementasi regulasi jaminan sosial terhadap

pelayanan kesehatan gratis bagi warga miskin di Kota Semarang.Fakultas

Hukum, Universitas Negeri Semarang.

Sumber lain :

http://diskesbandarlampung.info/profil-kesehatan/ (diaskes pada tanggal 20

January 2017)

http://www.bandarlampungkota.go.id/ (diaskes pada tanggal 25 January 2017)

http://www.balitbangham.go.id/po-

content/peraturan/uu.%20no%2023%20tahun%201992%20tentang%20kesehatan.

pdf (diaskes pada tanggal 1 february 2017)

http://sireka.pom.go.id/requirement/UU-36-2009-Kesehatan.pdf (diaskes pada

tanggal 1 february 2017)