efektivitas program sertifikasi pembimbing …
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS PROGRAM SERTIFIKASI PEMBIMBING
MANASIK HAJI PROFESIONAL DI SUBDISBINTAL
DISWATPERSAL MARKAS BESAR TNI ANGKATAN
LAUT JAKARTA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh :
HANIFAH AFRIANI
NIM: 11160530000063
KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2020M/1442H
EFEKTIVITAS PROGRAM SERTIFIKASI PEMBIMBING
MANASIK HAJI PROFESIONAL DI SUBDISBINTAL
DISWATPERSAL MARKAS BESAR TNI ANGKATAN
LAUT JAKARTA
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah penulis skripsi yang
berjudul “EFEKTIVITAS PROGRAM SERTIFIKASI
PEMBIMBING MANASIK HAJI PROFESIONAL TAHUN
2019 DI SUBDISBINTAL DISWATPERSAL MARKAS
BESAR TNI ANGKATAN LAUT JAKARTA”, dengan ini
menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar
Strata 1 (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini
telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil
karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang
lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 3 Juli 2020
Hanifah Afriani
11160530000063
ABSTRAK
Hanifah Afriani, 11160530000063, Efektivitas Program
Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Profesional Di
Subdisbintal Diswatpersal Markas Besar TNI Angkatan Laut
Jakarta. Di bawah bimbingan Drs. H. Ade Marfuddin, MM.
Dengan mempersiapkan pembimbing yang berkualitas dan
bertindak profesional dalam segala keadaan akan menghantar
jamaah haji menjadi haji yang mabrur. Hal ini yang menjadi alasan
kuat diselenggarakannya program sertifikasi di lingkungan TNI
Angkatan Laut Jakarta. Tujuan dari sertifikasi yang dilaksanakan
oleh TNI Angkatan Laut Jakarta diantaranya adalah untuk
menyiapkan para pembimbing manasik haji yang berkualitas dan
profesional.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur
efektivitas dari program sertifikasi pembimbing manasik haji
profesional di Subdisbintal Diswatpersal Markas Besar TNI
Angkatan Laut Jakarta yang dilihat dari beberapa aspek yakni
waktu dan tempat pelaksanaan, konsumsi transportasi dan
akomodasi, panitia pelaksana, pemateri atau narasumber, metode
dan materi serta media yang digunakan oleh pihak penyelenggara.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yang
mana hasil dari data tersebut diperoleh dari responden, observasi,
wawancara dan dokumentasi.
Dari hasil penelitian penulis temukan bahwa program
sertifikasi pembimbing manasik haji yang telah dilaksanakan oleh
TNI Angkatan Laut Jakarta dikatakan baik dan efektif dinilai dari
hasil penilaian kuesioner peserta sertifikasi secara keseluruhan
sebesar 88,6%. Hal tersebut diukur dari tercapainya tujuan dari
pelaksanaan sertifikasi yang bisa dilihat dari aspek yang telah
penulis sebutkan di atas. Dengan demikian bahwa pelaksanaan
sertifikasi secara umum yang dilaksanakan oleh TNI AL Jakarta
berjalan dengan baik dan efektif.
Kata Kunci : Efektivitas, Program Sertifikasi, Pembimbing
Manasik Haji, Profesional, TNI Angkatan Laut Jakarta
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah wa syukru lillahi ta’ala, Pujian dan rasa
syukur penulis panjatkan hanya untuk Allah SWT., Robbul ‘Izzati,
Sang Pemberi Karunia, Zat Maha Kasih dan Maha Penyayang
yang senantiasa mengiringi setiap langkah penulis. Shalawat dan
salam semoga selalu tercurahkan ke-haribaan Baginda Rasulullah
Muhammad SAW., Sang suri tauladan yang baik dan sempurna
(Uswah hasanah dan qudwah kamilah) bagi seluruh umat di jagat
raya ini, beserta keluarga dan sahabat-Nya. Semoga kita selaku
umatnya mendapat syafa’at di yaumil akhir kelak. Dengan niat dan
tekad karena Allah SWT., penulis diberikan kekuatan dan
kesabaran untuk melewati perjalanan panjang yang dihadapkan
penuh rintangan dan ujian ini.
Atas rahmat serta hidayah-Nya alhamdulillah dengan
penuh rasa syukur penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Efektivitas Program Sertifikasi Pembimbing Manasik
Haji Profesional Tahun 2019 Di Subdisbintal Diswatpersal
Markas Besar TNI Angkatan Laut Jakarta”. Penyusunan skripsi
ini adalah sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial pada
Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ii
Disadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan
penulis sangat terbatas, maka dengan adanya bimbingan, arahan,
dukungan dan doa dari berbagai pihak sangat membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada
kedua orang tuaku Aba Hasan dan Ummi Nurhasanah, yang selalu
memberikan charger ruhiyah, doa, nasihat, dan motivasi yang
terus menerus kepada seorang anak yang dicintainya dalam
menyelesaikan skripsi ini. Selanjutnya dengan penuh rasa hormat
dan ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Hj Amany Burhanuddin Lubis, Lc, MA., selaku
rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Suparto M.Ed, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Ibu Dr. Siti Napsiyah, S. Ag., BSW., MSW., selaku Wakil
Dekan Bidang Akademik, Bapak Dr. Sihabuddin Noor, M.
Ag., selaku Wakil Dekan Administrasi Umum, Bapak Drs.
Cecep Castrawijaya, MA., selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan, serta Alumni dan Kerjasama Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Bapak Drs. Sugiharto, MA., selaku Ketua Jurusan Manajemen
Dakwah, Bapak Amirudin, M. Si., selaku Sekretaris Jurusan
iii
Manajemen Dakwah yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan studi di Konsentrasi Manajemen Haji dan
Umrah.
5. Bapak Drs. H. Ade Marfuddin, MM., selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah banyak membantu
memberikan informasi, masukan dan kritikan dikala penulis
berkonsultasi, serta membimbing dan mengarahkan penulis
agar menghasilkan skripsi yang baik dan benar.
6. Bapak Dr. H. Ahmadih Rojali Jawab, M.A., selaku Dosen
Penasihat Akademik yang sejak awal semester memotivasi
penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.
7. Seluruh Tim Penguji Sidang Munaqosyah baik Ketua sidang,
Penguji I/II, Sekretaris dan Pembimbing yang telah
memberikan masukan dan arahan dalam penulisan skripsi ini
agar menjadi lebih baik lagi.
8. Seluruh Dosen Jurusan Manajemen Dakwah, yang selama ini
telah memberikan ilmu dan pengalamannya dengan tulus,
semoga segala ilmu yang diberikan menjadi pahala jariyah bagi
para Dosen dan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis baik
di dunia maupun di akhirat.
9. Bapak H. Mayor Bahrum selaku Perwira TNI Angkatan Laut
sekaligus Panitia Pelaksana Sertifikasi Pembimbing Manasik
Haji tahun 2019 yang telah bersedia meluangkan waktu
ditengah kesibukannya dan memberikan penulis banyak
informasi dan pemahaman mengenai penelitian skripsi penulis
iv
serta seluruh Peserta Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji
yang telah bersedia menjadi responden pada penelitian ini.
10. Keluarga tercinta, Kakak Hanna, Nenek, Ncing, yang selalu
memberikan semangat dan dukungan serta doa yang tak pernah
putus. Tak lupa Om Subur, Tante Syefi dan Adik sepupuku
Keisa yang sudah baik hati meminjamkan laptop demi
kelancaran penyelesaian skripsi ini.
11. Sahabat seperjuangan Zenie, Maulida, Cindy dan Risa yang
selalu memberikan semangat, doa dan masukan untuk
menyempurnakan penulisan skripsi ini dan juga anak
kontrakan yang telah memberikan warna dari awal berada di
bangku kuliah hingga akhir perjalanan studi penulis.
12. Sahabat terbaik Leha, Dinda, Anida, Mpo Ati, Syahirah, Ebah,
Mila dan Nanda yang terus memotivasi dan membantu agar
skripsi ini dapat dengan segera terselesaikan.
13. Semua Pihak yang telah membantu memberikan kontribusi
terhadap penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan
satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat penulis.
v
Demikianlah atas kebaikan semua pihak, penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Kepada mereka semua, penulis hanya
bisa berdoa: Jazaakumullahu ahsanal jazaa’ (semoga Allah
membalas kebaikan kalian dengan sebaik-baik pembalasan).
Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.
Jakarta, 3 Juli 2020
Penulis
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................. 1
B. Pembatasan Masalah .................................................. 7
C. Perumusan Masalah .................................................... 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................... 8
E. Metode Penelitian ....................................................... 9
1. Metode Penelitian ................................................. 9
2. Subjek dan Objek Penelitian .................................. 11
3. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................ 11
4. Teknik Pengumpulan Data .................................... 11
5. Teknik Analisis Data ............................................ 14
F. Tinjauan Pustaka ........................................................ 16
G. Sistematika Penulisan ................................................. 17
vii
BAB II LANDASAN TEORI
A. Efektivitas .................................................................. 19
1. Pengertian Efektivitas ........................................... 19
2. Pengukuran Efektivitas ......................................... 21
3. Efektivitas Program .............................................. 24
B. Program ..................................................................... 25
1. Pengertian Program .............................................. 25
2. Aspek Program ..................................................... 26
3. Tujuan Program .................................................... 27
C. Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji ......................... 28
1. Pengertian Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji .. 28
2. Tujuan Sertifikasi ................................................. 28
3. Manfaat Sertifikasi ............................................... 29
4. Ruang Lingkup dan Sasaran Sertifikasi ................. 30
D. Pengertian Pembimbing Manasik Haji ........................ 31
E. Pengertian Profesional ................................................ 33
BAB III GAMBARAN UMUM SUBDISBINTAL
DISWATPERSAL MARKAS BESAR TNI AL
A. Sejarah Sub Dinas Pembinaan Mental Diswatpersal
MABES AL ................................................................ 35
B. Struktur Organisasi Sub Dinas Pembinaan Mental
Diswatpersal MABES AL ........................................... 39
C. Tugas Pokok Pembinaan Mental Diswatpersal MABES
AL............................................................................... 40
viii
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Kegiatan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Oleh
TNI AL ....................................................................... 44
B. Materi Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji .............. 51
C. Peserta Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji ............. 55
BAB V ANALISIS PENELITIAN
A. Analisis Pelaksanaan Sertifikasi Pembimbing Manasik
Haji yang dilakukan oleh TNI Angkatan Laut Jakarta .. 58
B. Analisis Efektivitas Program Sertifikasi Pembimbing
Manasik Haji yang dilakukan oleh TNI Angkatan Laut
Jakarta ......................................................................... 69
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................. 81
B. Saran ........................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 85
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Struktur Organisasi Subdisbintal Diswatpersal
MABES AL
Tabel 4.1 Materi Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji
Profesional
Tabel 5.1 Peserta Program Sertifikasi Pembimbing Manasik
Haji Tahun 2019
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.1 Penilaian Peserta Terkait Pelaksanaan Sertifikasi
Pembimbing Manasik Haji tahun 2019
Gambar 5.2 Penilaian Responden Terkait Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji
tahun 2019
Gambar 5.3 Penilaian Responden Terkait Panitia Pelaksana
Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji tahun 2019
Gambar 5.4 Penilaian Responden Terkait Konsumsi,
Transportasi dan Akomodasi Sertifikasi
Pembimbing Manasik Haji tahun 2019
Gambar 5.5 Penilaian Peserta Terkait Efektivitas Program
Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji tahun 2019
Gambar 5.6 Penilaian Responden Terkait Pemateri atau
Narasumber Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji
tahun 2019
Gambar 5.7 Penilaian Responden Terkait Materi Sertifikasi
Pembimbing Manasik Haji tahun 2019
Gambar 5.8 Penilaian Responden Terkait Metode Sertifikasi
Pembimbing Manasik Haji tahun 2019
Gambar 5.9 Penilaian Responden Terkait Tujuan Sertifikasi
Pembimbing Manasik Haji tahun 2019
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 2 Surat Keterangan Izin Penelitian Skripsi
Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian Skripsi
Lampiran 4 Hasil Penelitian Wawancara
Lampiran 5 Presentase Penilaian Responden Terhadap
Efektivitas Program Sertifikasi Pembimbing
Manasik Haji tahun 2019
Lampiran 6 Keputusan Dirjen PHU tentang Pedoman
Sertifikasi
Lampiran 7 Jadwal Kegiatan Sertifikasi Pembimbing Manasik
Haji Profesional tahun 2019
Lampiran 8 Nilai Akhir Peserta Sertifikasi Pembimbing
Manasik Haji Profesional tahun 2019
Lampiran 9 Dokumen Penunjang Sertifikasi Pembimbing
Manasik Haji tahun 2019
Lampiran 10 Dokumentasi Rangkaian Kegiatan Sertifikasi
Pembimbing Manasik Haji Profesional tahun 2019
di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyelenggaraan haji merupakan tugas nasional dan
menjadi tanggung jawab pemerintah di bawah koordinasi
Menteri Agama, dalam hal teknis pelaksanaannya
diselenggarakan oleh Direktorat Penyelenggaraan Haji dan
Umrah. Amanah yang diberikan Undang-Undang Nomor 8
Tahun 2019 menyebutkan Pemerintah memiliki kewajiban
memberikan pembinaan, pelayanan, perlindungan dan
mewujudkan kemandirian dan ketahanan dalam
penyelenggaraan ibadah haji.1
Dalam konteks Indonesia yang mayoritas penduduknya
menganut agama Islam, dari tahun ke tahun terlihat antusias
masyarakat untuk menunaikan rukun Islam yang ke lima lebih
besar. Ini dapat difahami mengingat haji bukan saja ibadah
yang mengandung kebiasaan secara sosio-religius, namun juga
menjadi tradisi yang sudah semakin lama berakar di kalangan
masyarakat muslim Indonesia. Pemerintah Arab Saudi
memberikan kuota ibadah haji paling besar terhadap Indonesia.
Oleh karena itu, manajemen pengelolaan ibadah haji harus
dilakukan secara baik dan professional.
1 Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan
Umrah, Regulasi Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah, diakses dari situs
haji.kemenag.go.id pada tanggal 22 Juni 2020.
2
Dalam Al-qur’an surat Al Hajj ayat 27-28 Allah
berfirman :
ج فل ن ك ين م ت
ر يأ ضام
ل ى ك
وعل
اوك رجال
ت يأ
حج ٱل اس ب ي ٱلن ن ف
ذوأ
يق ) ي (٧٢عم ف
ٱسم ٱللروا
كهم ويذ
ع ل ف
من
هدوا
يش
ل
ت عل
ومعل ام م ي
ى أ
ير) قفس ٱل ئ
با ٱلموا ع
طنها وأ م
والك ف م
عن يمة ٱل ن به
هم م (٧٢ما رزق
Artinya : “Dan serulah manusia untuk mengerjakan
haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan
kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang
dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan
berbagai manfaat untuk mereka dan agar mereka menyebut
nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan atas rezeki
yang diberikan Dia kepada mereka berupa hewan ternak.
Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi)
berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi
fakir (Q.S. Al Hajj : 27-28).2
Ayat tersebut di atas secara tersirat memberikan dasar
pengetahuan dan pemahaman tentang pengelolaan haji atau
manajemen haji antara lain penyampaian informasi, proses
perjalanan, angkutan/transportasi, kendala yang akan dihadapi
sampai dengan masalah manasik dan hikmah ibadah haji.
Penyelengaraan ibadah haji merupakan rangkaian
kegiatan yang beragam, melibatkan banyak pihak dan orang,
mengelola banyak dana masyarakat, dilaksanakan dalam
rentang waktu yang panjang di dalam negeri dan di Arab Saudi,
2 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: PT.
Syaamil Cipta Media, 2005), h. 335
3
sehingga memerlukan kerjasama yang erat dan koordinasi
yang dekat, manajemen yang baik dan penanganan yang
cermat serta dukungan sumber daya manusia yang handal dan
amanah.3
Dalam era globalisasi masa kini, lembaga atau
perusahaan harus dapat mempersiapkan sumber daya manusia
yang unggul. Salah satu upaya untuk mempersiapkan sumber
daya manusia yang unggul ini adalah dengan ditempuh melalui
pendidikan dan pelatihan-pelatihan hingga terciptanya sumber
daya manusia yang berkualitas dan profesional yang sangat
mempengaruhi lembaga atau perusahaan dalam perkembangan
serta kemajuan dari segi manapun.
Petugas haji merupakan salah satu komponen penting
dalam penyelenggaraan ibadah haji di Tanah Air maupun pada
masa berlangsungnya proses operasional ibadah haji di Arab
Saudi. Tugas yang paling penting adalah bagaimana sebagai
petugas penyelenggara ibadah haji mampu bekerja secara
profesional dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
standarisasi yang ditetapkan. Penyelenggaraan ibadah haji ini
menyangkut jumlah jamaah yang dilayani dan menyangkut
nama baik pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah dituntut
untuk mengelola secara professional dengan mengedepankan
kepentingan jamaah.
3 Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan
Umrah, Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Ibadah Haji (Jakarta: Direktorat
Bina Haji Ditjen PHU, 2011), h. 1.
4
Dalam hal ini, Islam mensyaratkan agar dalam
menentukan petugas harus berdasarkan pada kemampuan,
keahlian dan pengalamannya di bidang tersebut. Sesuai dengan
firman Allah SWT dalam Surat Al Qashas ayat 26 :
ين م ي ال و
قجرت ال
ير من استأ
ن خ إ
ره ج
بت استأ
حداهما ياأ ت إ
الق
(٧٢)
Artinya : “Dan salah seorang dari kedua (perempuan)
itu berkata: “Wahai Ayahku, jadikanlah dia sebagai pekerja
(pada kita), sesungguhnya orang yang paling baik yang
engkau ambil sebagai pekerja (pada kita) ialah orang yang
kuat lagi dapat dipercaya”. (Q.S. Al Qashas : 26)4
Petugas dalam penyelenggaraan ibadah haji salah
satunya adalah Pembimbing manasik haji, yaitu komponen
yang sangat penting dalam penyelenggaraan ibadah haji,
dimana pembimbing manasik haji adalah petugas yang
langsung memberikan pelayanan kepada jamaah haji dalam hal
bimbingan ibadah dan perjalanan, pembimbing manasik juga
merupakan penyambung lidah dari pemerintah terkait
kebijakan-kebijakan baru yang diterapkan dalam
penyelenggaraan ibadah haji tersebut, karena setiap tahunnya
kebijakan penyelenggaraan ibadah haji terus berubah, maka
disinilah peran pembimbing selain sebagai pembimbing
4 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: PT.
Syaamil Cipta Media, 2005), h. 388
5
manasik haji juga sebagai penyampai informasi atau kebijakan
ter-update untuk kemudian oleh calon jamaah harus ditaati.
Upaya pemerintah untuk mendapatkan pembimbing
manasik haji yang faham dan sevisi dengan pemerintah adalah
melalui sertifikasi, dengan adanya pembimbing manasik yang
tersertifikasi maka akan mewujudkan petugas haji
yang profesional, yang mampu meningkatkan kualitas,
kreativitas dan integritas pembimbing manasik haji.
Pemerintah dalam menyampaikan kebijakan-kebijakan
baru kepada para jamaah haji salah satunya melalui petugas
pembimbing manasik haji, untuk itu maka perlu adanya
sertifikasi pembimbing manasik haji, dimana proses
mendapatkan sertifikat pembimbing manasik haji harus
melalui berbagai tahapan, salah satunya melalui pelatihan
pembimbing manasik haji yang di dalamnya diberikan materi-
materi mengenai berbagai kebijakan penyelenggaraan ibadah
haji dan materi-materi penunjang lainnya, sehingga dengan
penguatan materi-materi yang diberikan dalam program
tersebut dapat membentuk petugas pembimbing manasik haji
yang profesional dan mumpuni dalam segala hal yang
berkaitan dengan penyelenggaraan ibadah haji dan tentunya
dalam hal prosesi manasik haji.
Landasan hukum penyelenggaraan sertifikasi
pembimbing manasik haji ini berdasarkan atas UU Nomor 8
Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, Peraturan
6
Menteri Agama (PMA) Nomor 6 Tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler, dan SK Dirjen PHU
Nomor: D/127/2016 tentang Pedoman Sertifikasi Pembimbing
Manasik Haji.5
Sertifikasi adalah usaha yang terencana dari pihak
Dirjen PHU untuk mencetak tenaga pembimbing manasik yang
berkualitas dan tentunya profesional, program ini
diselenggarakan oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta salah
satunya dilaksanakan oleh TNI Angkatan Laut Jakarta yang
bekerjasama dengan Fidikom UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Program ini digalakkan untuk memenuhi tuntutan
perkembangan yang terus berkembang khususnya
dalam kebijakan dalam penyelenggaraan ibadah haji itu
sendiri. Program ini berorientasi pada peningkatan
kemampuan pembimbing manasik haji dan pengetahuan
tentang kebijakan-kebijakan baru yang berlaku di Tanah Air
maupun di Tanah Suci.
Program sertifikasi pembimbing manasik haji tahun ini
diikuti 51 orang peserta yang berasal dari perwira TNI AL, TNI
AD, TNI AU serta instansi lainnya. Tujuan dari sertifikasi ini
diantaranya adalah untuk menyiapkan para pembimbing
manasik haji yang profesional dan nantinya dapat mengantar
jamaah haji khususnya personel TNI AL beserta keluarganya
5 Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan
Umrah, Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji (Jakarta: Direktorat
Bina Haji Ditjen PHU, 2017), h. 9.
7
melaksanakan ibadah haji dengan baik dan benar. Kepala
Dinas Perawatan Personel Angkatan Laut (Kadiswatpersal)
Laksamana Pertama TNI Nora Lelyana mengimbau agar
seluruh peserta mengikuti tahapan demi tahapan dari awal
hingga akhir agar materi yang didapat bisa dipraktikkan
sebagai pembimbing manasik haji yang mumpuni dalam
menghantar jamaah haji menjadi haji yang mabrur.6
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang tertulis
di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan
judul “Efektivitas Program Sertifikasi Pembimbing
Manasik Haji Profesional Di Subdisbintal Diswatpersal
Markas Besar TNI Angkatan Laut Jakarta tahun 2019”.
B. Pembatasan Masalah
Melihat luasnya ruang lingkup pembahasan, maka
penulis membatasi masalah yang dibahas hanya pada
efektivitas program sertifikasi pembimbing manasik haji
profesional yang dilaksanakan oleh TNI Angkatan Laut Jakarta
tahun 2019.
C. Perumusan Masalah
Sedangkan masalah pokok yang akan dibahas pada
penelitian ini adalah:
6 Laksamana dalam sambutannya yang disampaikan pada saat
pembukaan kegiatan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji yang bertempat di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, diakses dari situs
indomaritim.id pada tanggal 28 November 2019 pukul 20.00 WIB.
8
1. Bagaimana Pelaksanaan Sertifikasi Pembimbing Manasik
Haji Profesional yang dilakukan oleh TNI Angkatan Laut
Jakarta?
2. Bagaimanakah Efektivitas Program Sertifikasi
Pembimbing Manasik Haji Profesional yang dilaksanakan
oleh TNI Angkatan Laut Jakarta?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui Pelaksanaan Sertifikasi
Pembimbing Manasik Haji Profesional yang dilakukan
oleh TNI Angkatan Laut Jakarta.
b. Untuk mengetahui Efektivitas Program Sertifikasi
Pembimbing Manasik Haji Profesional yang dilakukan
oleh TNI Angkatan Laut Jakarta.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Manfaat secara akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangsih khazanah ilmu pengetahuan kepada
segenap civitas academia khususnya mahasiswa
Konsentrasi Manajemen Haji dan Umrah yang kelak
para mahasiswa yang menjadi alumni akan turun ke
lapangan untuk ikut mensukseskan pelaksanaan ibadah
haji dan menjadi referensi bagi Konsentrasi
9
Manajemen Haji dan Umrah dan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang sudah mendidik mahasiswa
untuk memiliki kompetensi dalam bidang haji dan
umrah.
b. Manfaat secara praktis
1) Bagi Publik Khalayak
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber
atau referensi penelitian serta pedoman untuk
peneliti lain.
2) Bagi Lembaga Terkait
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber
masukan dan pertimbangan serta rekomendasi bagi
TNI Angkatan Laut secara umum, menangani
masalah ini secara khusus, mengenai efektivitas
pada program sertifikasi pembimbing manasik haji
agar mampu mempertahankan kinerja yang sudah
baik dan memaksimalkan kinerja yang belum
tercapai secara optimal.
E. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Data yang dikumpulkan dinyatakan
dalam bentuk nilai relatif. Pada umumnya dilakukan pada
10
penelitian sosial dan hasilnya bersifat objektif, berlaku
sesaat dan setempat.7
Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh
Lexy Moleong menyatakan bahwa metode dengan
menggunakan pendekatan kualitatif adalah sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati.8
Dalam penelitian dengan metode penelitian
kualitatif peneliti mengumpulkan dan menganalisis data
kualitatif, yaitu data berupa kata-kata dan perbuatan
manusia.9 Menurut Prof. Dr. Sugiyono, Penelitian
Kualitatif ialah pengumpulan data yang dipandu oleh fakta-
fakta yang ditemukan pada saat penelitian dilapangan.10
Untuk melengkapi data yang sudah ada, penulis
menggunakan cara sebagai berikut :
a. Data Primer (Primary Data), merupakan data utama
yang diperoleh langsung dari responden berupa catatan
tertulis dari hasil wawancara dan dokumentasi.
7 Sukandarumidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk
Peneliti Pemula (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press), h. 113. 8 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 4. 9 Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2016), h. 134. 10 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta,
2010), h. 3.
11
b. Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh dari
penelitian kepustakaan untuk mencari konsep dari
teori-teori yang berhubungan dengan masalah dalam
penulisan skripsi ini, seperti buku-buku, brosur dan
sumber informasi terkait.
Dengan memilih metode penelitian kualitatif ini,
penulis mengharapkan dapat memperoleh data yang
lengkap dan akurat.
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek dalam penelitian ini adalah Subdisbintal
Diswatpersal MABES TNI AL Jakarta dan beberapa
peserta sertifikasi pembimbing manasik haji tahun 2019.
b. Objek penelitian ini adalah efektivitas program
sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah
profesional.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini bertempat di MABES TNI Angkatan
Laut Jakarta. Alamat Jalan Cilangkap Raya No. 1, RW. 3,
Cilangkap, Kec. Cipayung, Kota Jakarta Timur 13870 Tlp.
(021) 8459-5576, 8459-5326.
4. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik atau metode yang dapat
digunakan untuk melakukan sebuah penelitian. Adapun
teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian
ini, yaitu:
12
a. Observasi
Observasi merupakan cara menghimpun bahan-
bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang dijadikan objek
pengamatan.11
Penulis melakukan pengamatan secara langsung
mengenai objek penelitian melalui pengamatan dan
penelitian dengan sistematika dari pemilihan data,
pencatatan dan sebagainya dengan maksud memperoleh
gambaran yang jelas mengenai kejadian yang terjadi di
Subdisbintal Diswatpersal TNI Angkatan Laut Jakarta
berkaitan dengan program sertifikasi pembimbing
manasik haji.
b. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik
pengumpulan data dalam metode survei melalui daftar
pertanyaan yang diajukan secara lisan terhadap
responden (subjek).12 Metode ini dilakukan dengan
cara meminta informasi atau menggali informasi baik
secara langsung maupun tidak langsung kepada
responden (orang yang diwawancara atau yang
11 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Jakarta:
Bumi Aksara, 2007), h. 173. 12 Rosadi Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 30.
13
dimintai informasi) dari pihak TNI Angkatan Laut
Jakarta.
Penulis melakukan wawancara dengan panitia
pelaksana program sertifikasi pembimbing manasik
haji dari pihak TNI Angkatan Laut Jakarta secara
daring (online).
c. Kuesioner
Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab.13 Angket ini digunakan
untuk mendapatkan data/informasi yang berkaitan
dengan keadaan peserta program sertifikasi
pembimbing manasik haji di lingkungan TNI Angkatan
Laut Jakarta guna mengetahui efektivitas program
sertifikasi pembimbing manasik haji.
Pengisian kuesioner dilakukan sejak tanggal 30
April s.d. 7 Mei 2020 yaitu sebanyak 26 orang
perwakilan peserta yang mengisi kuesioner dari 51
peserta sertifikasi pembimbing manasik haji tahun
2019.
13 Beni Ahmad Saebeni dan H. Yana Sutisna, Metodologi Penelitian
(Bandung: CV Pustaka Setia, 2018), h. 159.
14
d. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu proses pengumpulan dan
pengambilan data berdasarkan tulisan berbentuk
catatan, buku, dokumen atau arsip-arsip dari lembaga
yang diteliti yakni Subdisbintal Diswatpersal TNI
Angkatan Laut Jakarta sesuai dengan judul yang
dibahas.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses
mensistematiskan apa yang sedang diteliti dan mengatur
hasil wawancara seperti apa yang dilakukan dan dipahami,
supaya peneliti bisa menyajikan apa yang didapatkan pada
informan.14
Analisis data nantinya akan menarik kesimpulan
yang bersifat khusus atau berangkat dari kebenaran yang
bersifat umum mengenai suatu fenomena dan
mengeneralisasikan kebenaran tersebut pada suatu
peristiwa atau data yang berisikan dengan fenomena yang
bersangkutan. Pengelolaan data dalam penelitian lapangan
berlangsung sejak proses pengumpulan data yang
dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu reduksi data,
penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi data.
14 Moh, Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif (Malang:
UIN Maliki Press, 2010), Cet II, h. 353.
15
a. Reduksi Data
Merupakan proses berfikir sensitive yang memerlukan
kecerdasan dan keluasan serta kedalaman wawasan
yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam
melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada
teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui
diskusi itu maka wawasan peneliti akan berkembang,
sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki
nilai temuan dan pengembangan teori signifikan.15
b. Penyajian Data
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya.
Dalam hal ini Miles dan Huberman (1984) menyatakan
yang paling sering digunakan untuk menyajikan data
dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif.16
c. Kesimpulan atau Verifikasi Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum
pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-
15 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods) (Bandung:
Alfabeta, 2011) Cet ke-1, h. 337. 16 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods) (Bandung:
Alfabeta, 2011) Cet ke-1, h. 339.
16
remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi
jelas, dapat beruba hubungan kausal atau interaktif,
hipotesis atau teori.17
F. Tinjauan Pustaka
Untuk penyusunan karya ilmiah ini, penulis membaca
beberapa skripsi terdahulu untuk memahami dan mendalami
materi serta menentukan poin perbedaan hasil karya penulis
dengan karya tulis yang lain. Adapun setelah penulis
mengadakan kajian kepustakaan, penulis tidak menemukan
judul yang sama. Namun ada beberapa penelitian yang hampir
sama diantaranya:
1. Skripsi ini berjudul “Efektivitas Regulasi Bimbingan
Manasik Haji Dalam Meningkatkan Kualitas Ibadah
Haji Jamaah Pada Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018” yang disusun oleh
Silvia Azizah, mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah dengan NIM
11150530000031, dalam skripsi ini membahas tentang
bagaimana efektivitas regulasi bimbingan manasik haji
pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI
Jakarta Tahun 2018.
2. Skripsi ini berjudul “Efektivitas Rekrutmen Dan Seleksi
Calon TIM Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI)
17 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods) (Bandung:
Alfabeta, 2011) Cet ke-1, h. 343.
17
Kantor Kementerian Agama Jakarta Barat 2018” yang
disusun oleh Irwansyah, mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah
Dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah
dengan NIM 1114053000091, dalam skripsi ini membahas
tentang bagaimana efektivitas rekrutmen dan seleksi calon
TPIHI di Kantor Kemenag Jakarta Barat 2018.
G. Sistematika Penulisan
Untuk lebih mudah memahami pembahasan dan
penulisan skripsi, maka penulis menguraikan secara rinci
masalah demi masalah yang pembahasannya terbagi menjadi
enam bab dan masing-masing bab mempunyai sub bab dengan
sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan
pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini membahas teori yang digunakan
sebagai acuan analisa hasil penelitian, yang terdiri
dari pengertian efektivitas, pengukuran efektivitas,
pengertian efektivitas program, pengertian
program, pengertian sertifikasi pembimbing haji,
tujuan dan manfaat sertifikasi pembimbing manasik
18
haji, pengertian pembimbing serta pengertian
profesional.
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA
Dalam bab ini membahas tentang gambaran singkat
Subdisbintal Subdisbintal Diswatpersal MABES
TNI AL Jakarta dan menjelaskan mengenai kondisi
umum objek penelitian dan pembahasan.
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Bab ini berisi tentang data dan temuan yang penulis
dapatkan selama proses penelitian sebagai bahan
pelengkap untuk menganalisis data yang akan
penulis teliti.
BAB V ANALISIS PENELITIAN
Berisi tentang hasil penelitian dan identifikasi
mengenai efektivitas program sertifikasi
pembimbing manasik haji profesional yang
dilaksanakan oleh TNI Angkatan Laut Jakarta.
BAB VI PENUTUP
Bab ini sebagai akhir dari karya ilmiah yang diteliti
yaitu berisi tentang kesimpulan dan saran serta
lampiran yang diperlukan dalam penelitian skripsi
ini.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
Efektivitas secara bahasa berdasarkan Kamus Besar
Bahasa Indonesia berasal dari kata efektif yang artinya a)
ada efeknya (akibat, pengaruh, kesan), b) manjur atau
mujarab, c) dapat membawa hasil, berhasil guna (usaha,
tindakan). Efektivitas juga secara bahasa berasal dari
bahasa inggris effective yang artinya berhasil atau sesuatu
yang dilakukan dengan baik. Lalu efektivitas dipopulerkan
yang secara definisi artinya ketetapan penggunaan, hasil
guna atau menunjang tujuan.1
Efektivitas juga menunjukan taraf tercapainya
suatu tujuan, suatu usaha dapat dikatakan efektif jika itu
mencapai tujuannya.2
Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan
seberapa jauh target (Kuantitas, Kualitas dan Waktu) telah
tercapai. Dimana makin besar presentasi target yang
dicapai, makin efektivitasnya.3
1 Hidayat, Efektivitas Kinejrja Karyawan (Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1986), hal 30. 2 Hasan Sadily, Ensiklopedia Indonesia Jilid II CES-HAM, (Jakarta:
IchtiatBanu-Van), h.134. 3 Hidayat, Efektivitas Dalam Kinerja Karyawan (Yogyakarta: Gajah
Mada University Press, 1986), h. 30.
20
Efektivitas merupakan unsur pokok untuk
mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan
didalam setiap organisasi, kegiatan ataupun program.
Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran
seperti yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan
pendapat H. Emerson yang dikutip langsung oleh
Soewarno Handayaningrat menyatakan bahwa efektivitas
adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan sesuai
dengan yang direncanakan sebelumnya. Apabila tujuan
atau sasaran itu tidak sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan, maka pekerjaan itu tidak efektif.4
Dari beberapa pendapat di atas mengenai
efektivitas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas
merupakan sebuah alat ukur yang menyatakan sejauh mana
suatu organisasi atau instansi mampu mencapai tujuan dan
sasarannya dengan tepat, sesuai rencana, tanpa adanya
tekanan dari pihak manapun. Efektivitas ini merupakan
salah satu cara yang dapat dilakukan untuk melihat
perubahan yang terjadi. Sehingga sebuah instansi mampu
menentukan apakah perlu dilakukan perbaikan dan
perubahan atau tidak terhadap suatu kegiatan.
4 Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan
Manajemen (Jakarta: CV. Haji Masangung, 1990), Cet-10, h. 16.
21
2. Pengukuran Efektivitas
Mengukur tingkat efektivitas dalam sebuah
kegiatan bukanlah suatu hal yang sangat sederhana, karena
efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan
tergantung pada siapa yang menilai dan
menginterpretasikannya. Selain itu dapat juga dengan cara
membandingkan antara rencana yang telah ditentukan
dengan hasil nyata yang telah diwujudkan.
Efektivitas digunakan sebagai tolak ukur untuk
membandingkan antara rencana dan proses yang dilakukan
dengan hasil yang dicapai. Sehingga untuk menentukan
efektif tidaknya suatu program maka diperlukan ukuran-
ukuran efektivitas. Maka dalam mencapai efektivitas
sebuah kegiatan, haruslah ada syarat-syarat yang harus
terpenuhi sebagai berikut :
a. Berhasil guna artinya suatu kegiatan terlaksana telah
sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
b. Ekonomis artinya dalam usaha menyampaikan efektif
itu maka biaya, tenaga kerja, material, peralatan,
waktu, ruangan dan sebagainya yang telah
dipergunakan dan ditetapkan dalam perencanaan
sebelumnya, sehingga tidak adanya pemborosan atau
penyelewengan.
c. Pelaksana kerja yang bertanggung jawab artinya
seluruh sumber daya yang dipergunakan telah
22
dimanfaatkan dengan tepat dan dilaksanakan sesuai
dengan tanggung jawab yang ditetapkan.
d. Pembagian kerja yang nyata artinya pelaksanaan kerja
dibagi sesuai dengan kemampuan kerja dan waktu yang
telah disediakan.
e. Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab artinya
wewenang harus seimbang dengan tanggung jawab yang
dibebankan.
f. Prosedur kerja yang praktis artinya sasaran yang
menjadi target haruslah efektif dan ekonomis,
pelaksanaan kerja juga dapat bertanggung jawab serta
pelayanan kerja yang memuaskan. Sehingga kegiatan
operasional tersebut dapat dilaksanakan dengan
lancar.5
Selain itu, Enjang dan Aliyudin juga
mengungkapkan pendapatnya terkait unsur-unsur dakwah
yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam pengukuran
efektivitas, sebagai berikut:
a. Da’i adalah orang yang mengajak atau orang yang
melakukan kegiatan dakwah, da’i diibaratkan sebagai
seorang guide atau pemandu yang memberikan
petunjuk kepada orang lain.
b. Mad’u atau sasaran objek dakwah, yakni individu,
5 Sujadi FX, Organisasi dan Manajemen Penunjang Berhasilnya Proses
Manajemen, Cet ke-3 (Jakarta: CV Masaguna,1990), hal 36-39.
23
kelompok, golongan umat manusia yang Allah bebani
untuk menjalankan Agama Islam.
c. Mau’du atau pesan, materi atau segala sesuatu yang
disampaikan oleh da’i atau narasumber kepada objek
dakwah atau peserta.
d. Media atau wasilah yaitu yang dapat menghantarkan
tercapainya kepada sesuatu yang dimaksud. Alat yang
digunakan untuk menjadi saluran yang dapat
menghubungkan ide dengan mad’u. Sehingga pesan
dakwah sampai kepada mad’u melalui media yang
digunakan.
e. Metode atau uslub yakni sebagai bahan acuan dan
pertimbangan bagi da’i dalam melaksanakan kegiatan
dakwah termasuk dalam menentukan cara
penyampaian pesan dakwah.
g. Tujuan dakwah adalah hal tertentu yang ingin
dicapai. Tujuan ini dimaksudkan sebagai pemberi
arahan dan pedoman bagi gerak kegiatan dakwah.6
Dengan menggunakan teori ini diharapkan dapat
mengukur efektivitas. Dalam hal ini adalah efektivitas
program sertifikasi pembimbing manasik haji profesional
oleh TNI Angkatan Laut Jakarta.
6 Enjang & Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah (Bandung, Widya
Padjajaran : 2009), hal. 73-98.
24
3. Efektivitas Program
Penilaian terhadap tingkat kesesuaian program
merupakan salah satu untuk mengukur efektivitas program.
Sementara itu pendapat peserta program dapat
dijadikan sebagai ukuran untuk menentukan efektivitas
program. Hal tersebut dinyatakan oleh Kirkpatrick yang
dikutip oleh Cascio bahwa evaluasi terhadap efektivitas
program pelatihan dapat dilakukan, diantaranya melalui
reaksi peserta terhadap program yang diikuti.
Menurut Kirkpatrick, evaluasi terhadap efektivitas
program dapat dilakukan, diantaranya yaitu mengevaluasi
terhadap reaksi peserta pelatihan (Reaction Level) berarti
mengukur kepuasan peserta (customer satisfaction).
Program pelatihan dianggap efektif apabila proses training
dirasa menyenangkan dan memuaskan bagi peserta
pelatihan sehingga mereka tertarik termotivasi untuk
belajar dan berlatih. Dengan kata lain, peserta akan
termotivasi apabila proses pelatihan berjalan memuaskan
bagi peserta yang pada akhirnya akan memunculkan reaksi
dari peserta yang menyenangkan. Sebaliknya, apabila
peserta tidak merasa puas terhadap proses pelatihan yang
diikutinya maka mereka tidak akan termotivasi untuk
mengikuti kegiatan pelatihan lebih lanjut.
25
Kepuasan peserta pelatihan dapat dikaji dari
beberapa askpek, yaitu materi yang diberikan, fasilitas
yang diberikan, strategi penyampaian materi yang
digunakan instruktur, media pembelajaran yang tersedia,
jadwal kegiatan sampai menu dan penyajian konsumsi
yang disediakan.7
B. Program
1. Pengertian Program
Program merupakan sederetan rencana kegiatan
yang akan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok
organisasi, lembaga bahkan Negara. Jadi seseorang,
sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara
mempunyai suatu program. Arikunto mengemukakan
program yaitu “Sederetan rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mencapai kegiatan tertentu”.8
Program merupakan pernyataan tertulis tentang
suatu yang harus dimengerti dan diusahakan. Program
menggambarkan tentang apa yang perlu dilaksanakan dan
mengapa hal itu perlu dilaksanakan. Program juga dapat
digambarkan berupa suatu pernyataan tertulis tentang
7 D.L. Kirkpatrick & Kirkpatrick J.D, Evaluating Training Programs
(San Fransisco: Berret-Koehler Publisher Inc, 2006) 8 Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan (Jakarta: Bina
aksara, 1988) h. 2.
26
situasi, tujuan- tujuan yang hendak dicapai, masalah-
masalah yang hendak dipecahkan dan cara pemecahannya.9
2. Aspek Program
Program dapat dilihat pada beberapa aspek sebagai
berikut:
a. Aspek tujuan, ada yang bertujuan mencari keuntungan,
maka ukurannya adalah seberapa banyak program
tersebut telah memberikan keuntungan dan jika
program tersebut bertujuan sukarela, maka ukurannya
adalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat
bagi orang lain.
b. Aspek jenis, ada program pendidikan, program
koperasi, program kemasyarakatan dan sebagainya.
Klasifikasi tersebut tergantung dari isi program yang
bersangkutan.
c. Aspek jangka waktu, ada program jangka pendek,
jangka menengah dan jangka panjang.
d. Aspek keluasan, ada program yang sempit dan program
luas. Program sempit hanya menyangkut program yang
terbatas sedangkan program luas menyangkut banyak
variable.
e. Aspek pelaksanaannya, ada program kecil dan ada
program besar. Program kecil hanya dilaksanakan
9 I Gede Suyanto, Program Pengabdian Pada Masyarakat Bentuk, Jenis,
dan Sifatnya dalam Metodologi PPM (Lampung : Universitas Lampung, 1986), h. 88.
27
beberapa orang, sedangkan program besar
dilaksanakan oleh banyak orang.
f. Aspek sifatnya, ada program formal dan juga ada
program nonformal. Program formal yang dampaknya
menyangkut orang banyak, menyangkut hal-hal yang
vital sedangkan program nonformal adalah
sebaliknya.10
3. Tujuan Program
Tujuan program adalah sasaran atau maksud yang
harus dicapai dalam proses pelaksanaan kegiatan yang
direncanakan. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh
Arikunto yaitu tujuan program merupakan suatu yang
pokok dan harus dijadikan pusat perhatian oleh evaluator.
Jika suatu program tidak mempunyai tujuan yang tidak
bermanfaat, maka program tersebut tidak perlu
dilaksanakan.
Tujuan program dibagi menjadi dua bagian yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus (objektif). Tujuan umum
biasanya menunjukkan output dari program jangka
panjang, sedangkan jangka khusus outputnya jangka
pendek.
10 Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan (Jakarta: Bina
aksara, 1988) h. 2.
28
C. Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji
1. Pengertian Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji
Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji adalah
proses penilaian dan pengakuan pemerintah atas
kemampuan dan keterampilan seseorang untuk melakukan
bimbingan manasik haji secara professional.11
Pengertian di atas sesuai dengan surat keputusan
Direktur Jenderal penyelenggaraan Haji dan Umrah
Nomor: D/127/2016, dalam bab I Pasal 1 poin 5 yang
menyebutkan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian
sertifikat pembimbing manasik haji melalui proses
pembelajaran yang diselenggarakan oleh Kementerian
Agama bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi yang memiliki prodi Manajemen Haji
dan Umrah.12
2. Tujuan Sertifikasi
Berdasarkan buku pedoman sertifikasi
pembimbing manasik haji tahun 2017, sertifikasi memiliki
tujuan, yaitu:
a. Meningkatkan kualitas, kreatifitas, dan integritas
pembimbing manasik agar mampu melakukan
11Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji (Jakarta: Direktorat
Bina Haji Ditjen PHU, 2017), h. 13. 12 Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji (Jakarta: Direktorat Bina Haji Ditjen PHU, 2017), h. 13
29
aktualisasi potensi diri dan tugasnya secara profesional
dalam rangka mewujudkan jamaah haji mandiri baik
dalam hal ibadah maupun perjalanan.
b. Memberikan pengakuan dan perlindungan atas
profesionalitas pembimbing manasik untuk
melaksanakan haji tugas, tanggung jawab, dan
kewenangannya dalam memberikan bimbingan
manasik haji sesuai ketentuan pemerintah.
c. Memberikan standarisasi kompetensi pembimbing
agar dapat memberikan jaminan kualitas pelayanan
bimbingan manasik haji dan
d. Menjadi mediasi bagi Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umrah dalam mewujudkan
penjaminan mutu (quality assurance) bagi
pembimbing manasik baik yang ada di pemerintah
maupun masyarakat.13
3. Manfaat Sertifikasi
Berdasarkan buku pedoman sertifikasi
pembimbing manasik haji tahun 2017, sertifikasi juga
memiliki beberapa manfaat diantaranya:
a. Sebagai sarana pembentukan pembimbing haji
profesional, yang mampu mengaktualisiasikan tujuan
penyelengaraan haji dengan meningkatkan
13 Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji (Jakarta: Direktorat Bina Haji Ditjen PHU, 2017), h. 13-14
30
pengetahuan dan praktik manasik serta kompetensi
lainnya dalam penyelenggaran ibadah haji.
b. Sebagai dasar kualifikasi pengetahuan dan tingkat
penguasaan materi dalam pelaksanaan bimbingan
manasik haji sesuai standar yang ditetapkan
pemerintah.
c. Sebagai syarat pendirian kelompok bimbingan haji
sekaligus kredibilitas bagi perseorangan maupun
kelompok dalam melakukan tugas bimbingan manasik
haji.
d. Sebagai jaminan kewenangan dan kualitas pemberian
bimbingan bagi jamaah haji Indonesia dalam
memperoleh pelayanan bimbingan manasik haji sesuai
ketentuan syariat agama Islam.14
4. Ruang Lingkup dan Sasaran
a. Ruang lingkup ini meliputi; ketentuan umum,
penyelenggaraan sertifikasi manasik dengan berbagai
persyaratan peserta, narasumber dan assesor, proses
kegiatan sertifikasi, monitoring dan evaluasi sertifikasi,
b. Dalam hal lingkup peserta, sertifikasi ini
diperuntukkan bagi seseorang yang bekerja dalam
tugas pemerintah dan swasta,
c. Seseorang yang bekerja dalam lingkup tugas
14 Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji (Jakarta: Direktorat Bina Haji Ditjen PHU, 2017), h. 14.
31
pemerintah meliputi; pembimbing manasik dari unsur
KUA Kecamatan, Kantor Kemenag Kabupaten/Kota,
dan Kanwil Kemenag Provinsi,
d. Seseorang yang bekerja dalam lingkup swasta
meliputi; pembimbing manasik yang berasal dari tokoh
masyarakat, ulama, guru agama, dan
pengurus/pembimbing kelompok bimbingan haji/
e. Sasaran utama sertifikasi pembimbing manasik haji
adalah untuk PTAIN meliputi; UIN/IAIN, Kanwil
Kemenag Provinsi, pembimbing manasik haji dan
peserta sertifikasi,
f. Sasaran dan target pembimbing sertifikasi seluruh
Indonesia sebanyak 4000 orang terdiri dari PNS dan
non-PNS,
g. Sasaran dan target didasarkan atas rasio ideal
pembimbing yaitu 1:45 orang, dari kuota haji jamaah
regular kurang lebih 155.200 orang.15
D. Pengertian Pembimbing Manasik Haji
Istilah pembimbing menurut kamus bahasa Indonesia
berasal dari kata bimbing dengan imbuhan kata depan pe- yang
artinya orang atau pelaku pembimbing.16
15 Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji (Jakarta: Direktorat
Bina Haji Ditjen PHU, 2017), h. 15. 16 Poerwodarminto, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 2003), hal 377.
32
Menurut konsep Kementerian Agama Pembimbing
adalah Alim Ulama’ yang menguasai pengetahuan manasik
haji atau mereka yang telah yang mengikuti Pelatihan Pelatih
Calon Jamaah Haji yang diselenggarakan oleh Departemen
Agama untuk memberikan bimbingan ibadah haji (Depag RI,
2001:2). Samsul Munir Amin menjelaskan pembimbing ialah
seorang yang menjadi rujukan dalam prilaku kehidupan sehari-
harinya, seseorang yang memiliki kemampuan untuk
melakukan bimbingan berdasarkan standar profesi (Munir,
2010:259).
Kemudian kata manasik berasal dari bentuk jamak (سك
yang artinya tata cara ibadah. Secara istilah menurut (منا
Harahap Sumuran menerangkan bahwa manasik adalah tata
cara pelaksanaan ibadah haji atau hal–hal peribadatan yang
berkaitan dengan ibadah haji : melaksanakan ihram dan miqat
yang telah ditentukan, thawaf, sa’i, wukuf di arafah, mabit di
muzdalifah, melempar jumrah dan lain sebagainya.17
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa pembimbing manasik haji adalah orang-orang yang
beragam Islam, yang memiliki kemampuan pengetahuan dan
teknis di bidang bimbingan manasik haji serta pengalaman
yang dengan kemampuannya tersebut memberikan
pemahaman ataupun pelatihan bimbingan manasik haji kepada
17 Harahap Sumuran, Kamus Istilah Haji Dan Umrah (Jakarta:
Mitra Abadi Press, 2008) h.362.
33
calon jamaah dari segala usia yang membutuhkan pemahaman
terkait dengan ibadah haji yang akan dijalankan selama berada
di Tanah Suci nanti sehingga pembimbing mampu menjadi
pembimbing manasik haji yang profesional. Apalagi dengan
persoalan-persoalan yang semakin dinamis, disini
pembimbing harus terus dapat mengupdate serta mengkaji
keilmuan yang lebih mendalam untuk mengatasi persoalan dan
permasalahan yang ada.
Pembimbing ibadah haji yang profesional akan
menghasilkan proses dan hasil pembimbingan yang bermutu
dalam rangka mewujudkan jamaah haji mandiri yang
berkualitas sehingga mampu menjawab kegamangan calon
haji dalam melaksanakan ibadah. Kualitas tersebut antara lain
diindikasikan dengan penguasaan pemahaman tentang
perhajian, ketaqwaan, akhlak mulia, kesehatan, kecerdasan,
kreativitas dan kemandirian.
E. Pengertian Profesional
Profesional berasal dari kata profesi yang berarti secara
analogis mampu atau ahli. Profesi adalah suatu pekerjaan yang
di dasarkan atas studi intelektual dan latihan yang khusus,
sedangkan profesional adalah sederajat atau standar
performance (ability and attitude) anggota profesi yang
mencerminkan adanya kesesuaian dengan kode etik profesi.18
18Pupuh Fathurrohman & Aan Suryana, Guru Profesional (Bandung:
Refika Aditama, 2012), h. 3.
34
Profesional adalah bersangkutan dengan profesi dan
memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya serta
mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya.19
Maka dapat dikatakan bahwa seseorang yang disebut
sebagai profesional itu jika profesional tersebut membawa
peningkatan kompetensi atau kemampuan serta
memberlakukan standart etika.33 Sehingga ahli dalam bidang
tersebut dan selalu melakukan inovasi dan kualitas yang baik
dalam setiap pelayanan, proses dan cara kerjanya. Artinya
seseorang yang profesional akan dipercaya berdasarkan
kemampuan yang diakui melalui profesi yang digeluti. Hal
tersebut didukung pula dengan norma-norma atau kaidah yang
ditetapkan oleh disiplin ilmu pengetahuan dan suatu organisasi
yang harus dipatuhi oleh pejabat fungsional didalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai standar
etika.
Jadi kesimpulannya profesional adalah ciri dari
seseorang yang memiliki keahlian di bidang tertentu yang di
akui kredibilitasnya.
19Syafruddin Nudin & Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan
Implementasi Kurikulum (Jakarta: Ciputra Press, 2002), h. 15.
35
BAB III
GAMBARAN UMUM
SUBDISBINTAL SUBDISBINTAL DISWATPERSAL
MARKAS BESAR TNI AL
A. Sub Dinas Pembinaan Mental Subdisbintal Diswatpersal
MABES AL
Kondisi mental Prajurit Tentara Nasional Angkatan
Laut (TNI AL) yang mantap salah satunya dilatarbelakangi
oleh kondisi mental yang mantap pula. Bagi prajurit yang
lemah keimanan dan ketaqwaannya akan sangat mudah
terjerumus kepada pelanggaran-pelanggaran dan tindakan
asusila. Untuk menciptakan mental yang baik tentunya
dibutuhkan pembinaan mental yang baik pula, dan sudah
barang tentu upaya untuk menciptakan mental prajurit TNI
Angkatan Laut harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Pembinaan mental TNI Angkatan Laut adalah segala
usaha, tindakan dan kegiatan yang membentuk, memelihara
serta meningkatkan dan memantapkan kondisi jiwa anggota
TNI Angkatan Laut berdasarkan Pancasila, Saptamarga,
Sumpah Prajurit, Doktrin TNI Tri Dharma Eka Karma
(Tridek), Trisila TNI AL, sehingga memiliki mental yang
tangguh dalam menghadapi setiap penugasan dan dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Sejarah munculnya pembinaan mental TNI ini berawal
dari pola pikir Jenderal Sudirman untuk menanamkan nilai-
36
nilai keagamaan. Oleh karenanya, pembentukkan lembaga
pembinaan mental TNI dibentuk berdasarkan Skep Kasad
Nomor: Skep/691/VII/1986 tanggal 30 November 1986
dengan tugas pokok mempertinggi moral dan moril tentara
melalui, antara lain: mengadakan pidato-pidato keagamaan,
memberi keterangan-keterangan keagamaan tertulis,
mengadakan pelajaran-pelajaran dan kursus-kursus
keagamaan, yang semuanya itu diperuntukkan dan ditujukan
kepada segenap anggota angkatan perang.1
Pembinaan mental merupakan bagian dari perawatan
personel yang diamanatkan dalam pasal 50 ayat 3 poin b
Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara
Nasional Indonesia. Kegiatan pembinaan mental bertujuan
meningkatkan disiplin dan profesionalitas personel sehingga
TNI Angkatan Laut memiki Sumber Daya Manusia yang
berkualitas. Keunggulan Sumber Daya Manusia (excellent
human resources) menjadi paradigma baru guna mewujudkan
harapan personel TNI Angkatan Laut yang kompeten,
berintegritas dan memiliki kinerja yang tinggi di tengah
tantangan perkembangan global dewasa ini. Fenomena
pergeseran nilai sebagai dampak negatif dari era global dan
kemajuan teknologi informasi telah menimbulkan perubahan
yang signifikan terhadap pola pikir, pola sikap dan pola tindak
personel TNI Angkatan Laut. Kondisi seperti ini akan
1 Asren Nasution, Religiositas TNI, (Jakarta: Kencana, 2003), h. 131.
37
memberikan pengaruh terhadap mental personel khususnya
kesiapan dalam menghadapi penugasan Operasi Militer untuk
Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang
(OMSP).2
Pelaksanaan pembinaan mental TNI Angkatan Laut
saat ini dilaksanakan oleh Subdisbintal Subdisbintal
Diswatpersal yang berkedudukan sebagai salah satu Subdis di
jajaran Subdisbintal Diswatpersal berdasarkan Keputusan
Kepala Staf TNI AL Nomor Kep/27/VII/1997 tanggal 31 Juli
1997 tentang Organisasi dan Prosedur Dinas Perawatan
Personel TNI Angkatan Laut dengan tugas pokok
melaksanakan pembinaan mental yang meliputi Pembinaan
Mental Rohani, Pembinaan Mental Ideologi dan Pembinaan
Mental Tradisi Kejuangan (Pusbintal TNI AL, 2012: 143).
Dengan berkembangnya organisasi dan jumlah personel serta
tingginya angka permasalahan yang muncul maka perlu
penataan organisasi yang memiliki rentang kendali secara
mandiri agar pembinaan mental personel lebih optimal
sehingga dapat membantu kelancaran pelaksanaan tugas TNI
Angkatan Laut.
Mental rohani adalah keyakinan agama. Keyakinan
agama yang mantap akan nampak dalam etika, budi pekerti
atau tingkah laku yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Nilai
2 Wawancara pribadi dengan Mayor Bahrum selaku Perwira TNI AL
dan panitia pelaksana sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI
AL pada tanggal 22 Juni 2020.
38
keyakinan agama yang mantap akan menjadi dasar dan
memberikan dorongan moril dalam bertindak dan sekaligus
sebagai alat kontrol dalam tindakan itu. Pada mulanya,
pembinaan mental rohani di lingkungan TNI Angkatan Laut
bernama biro keagamaan. Saat itu, kebutuhan perawatan
personel hanya terpacu pada kebutuhan jasmani semata.
Seiring akan kebutuhan organisasi, maka dibentuklah biro-biro
yang menangani kerohanian prajurit TNI Angkatan Laut.
Kesadaran akan perawatan kerohanian personel menjadi lebih
terakomodir dengan adanya biro-biro rohani.3
Dengan perkembangan serta kebutuhan organisasi TNI
AL. Biro keagamaan berbentuk pembinaan mental rohani.
Pembinaan mental rohani terbagi menjadi beberapa biro rohani
dari masing-masing agama. Dalam masing-masing pembinaan
mental rohani dipimpin oleh Kepala Urusan (Kaur) Rohani.
Kaur rohani diemban oleh perwira dengan label kesarjanaan
agama. Penjelasan tentang pembinaan mental disampaikan
oleh Mayor Bahrum, beliau mengungkapkan bahwa
pembinaan mental TNI AL terdiri dari macam-macam mental,
yaitu terdiri dari mental rohani, mental ideologi dan mental
tradisi kejuangan. Dalam hal ini urusan haji dan umrah ada di
bawah pembinaan mental rohani yaitu dengan tujuan agar
personel TNI AL yang hendak melaksanakan ibadah haji bisa
3 Ditwatpers TNI-AL, Sejarah Tentara Nasional Indonesia Angkatan
Laut 1950-1959 II, Jakarta: Mabes TNI-AL, 1971), hal. 107.
39
dibimbing dengan baik dan benar sesuai syarat, rukun dan
wajib haji.4
B. Struktur Organisasi Sub Dinas Pembinaan Mental
Subdisbintal Diswatpersal MABES AL
Adapun struktur organisasi Sub Dinas Pembinaan
Mental Subdisbintal Diswatpersal MABES AL adalah sebagai
berikut :5
Tabel 3.1
Struktur Organisasi Subdisbintal Subdisbintal Diswatpersal
Mabes AL
4 Wawancara pribadi dengan Mayor Bahrum selaku Perwira TNI AL
dan panitia pelaksana sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI
AL pada tanggal 25 April 2020. 5 Keputusan Kasal Nomor Kep/467/III/2012, tanggal 29 Maret 2012.
KADISWATPERSAL
SETDIS
BAGREN BAGUM
SUBDISYANPERS SUBDISJAHPERS SUBDISBINTAL SUBDISBINJASMUS
SIBINROH SIBINIDEOLOGI SIBINTRAJUANG
40
C. Tugas Pokok Sub Dinas Pembinaan Mental Subdisbintal
Diswatpersal MABES AL
Dinas Pembinaan Mental TNI Angkatan Laut bertugas
menyelenggarakan pembinaan mental prajurit dan Pegawai
Negeri Sipil TNI Angkatan Laut beserta keluarga dalam rangka
mendukung tugas pokok TNI Angkatan Laut. Dinas
Pembinaan Mental TNI Angkatan Laut dipimpin oleh Kepala
Dinas Pembinaan Mental TNI Angkatan Laut yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Staf Angkatan Laut, dalam pelaksanaan tugas sehari-hari
dikoordinasikan oleh Wakil Kepala Staf Angkatan Laut.6
Dalam hal ini, tugas pokok dari Sub Dinas Pembinaan
Mental Subdisbintal Diswatpersal antara lain :
1) Pembinaan Mental Ideologi
Pembinaan mental ideologi adalah pembinaan mental
untuk mempertahankan ideologi Pancasila dan UUD 45
sehingga prajurit terhindar dari ideologi baru. Pembinaan
mental ideologi adalah segala usaha, pekerjaan dan
kegiatan pembinaan mental ideologi Pancasila dalam
kehidupan Prajurit TNI. Bintal ideologi akan membentuk
karakter nasionalisme dalam diri prajurit sehingga akan
menumbuhkan sikap disiplin, memiliki etos kerja yang
tinggi, soliditas yang handal dan cinta terhadap Negara
6 Pasal 147, Susunan Organisasi Tentara Nasional Indonesia (Perpres
66 tahun 2019).
41
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (Subdisbintal
Diswatpersal MABES AL, 2006: 9).
2) Pembinaan Mental Tradisi Kejuangan
Pembinaan mental tradisi kejuangan adalah pembinaan
mental prajurit TNI AL aspek kejuangan sesuai dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam perjuangan bangsa
Indonesia umumnya dan TNI khususnya, dalam rangka
mewujudkan Prajurit Saptamarga dan Sumpah Prajurit.
Bintal trajuang dapat membentuk karakter militansi prajurit
yang memiliki jiwa keperwiraan atau keteladanan, pantang
menyerah dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa
dan negara di atas kepentingan pribadinya (Subdisbintal
Diswatpersal MABES AL, 2006: 4).
4) Pembinaan Mental Rohani
Pembinaan mental rohani adalah pembinaan mental
spiritual untuk masing-masing agama. Pembinaan rohani
adalah pembinaan kondisi jiwa seseorang/prajurit untuk
mempertinggi moral, budi pekerti yang luhur dengan
memperkuat keyakinan beragama, baik dalam hubungan
manusia dengan Tuhan yang Maha Esa, maupun dalam
hubungan manusia dengan sesamanya ataupun dalam
hubungan manusia dengan diri pribadinya. Pembinaan
mental rohani akan membentuk karakter prajurit yang
mampu mengimplementasikan akhlak atau budi pekerti
yang mulia (akhlakul karimah), rajin dan taat dalam
42
beribadah atas dasar keimanan dan ketakwaannya kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian, pembinaan
mental rohani adalah usaha pekerjaan dan kegiatan untuk
membentuk, memelihara dan meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Pelaksanaan sertifikasi pembimbing manasik haji ini
berada di bawah kendali subdisbintal pada pembinaan mental
rohani Islam. Maka dalam penguatan pembinaan mental rohani
seluruh TNI AL, sejak tahun 1990 TNI AL telah melaksanakan
bimbingan manasik haji dan umrah dan tiap tahunnya
memberangkatkan rata-rata 500 s.d. 700 jamaah haji
sedangkan pada penyelenggaraan umrah memberangkatkan
rata-rata 1.500 s.d. 2000 jamaah yang dikelola secara internal
oleh Tim Pelaksana Urusan Haji TNI Angkatan Laut Jakarta.
Oleh karena itu, kehadiran kegiatan sertifikasi yang
dilaksanakan di lingkungan TNI Angkatan Laut dimulai sejak
tahun 2015 kemudian bekerjasama dengan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Kemenag dalam hal ini Dirjen PHU
adalah untuk memperkuat para pembimbing ibadah haji dan
umrah di lingkungan TNI AL supaya lebih memahami tugas
dan fungsi sebagai pembimbing ibadah haji dan umrah yang
profesional. Tim Pelaksana Urusan Haji TNI Angkatan Laut
yang berada di bawah kendali Kasubdisbintal Subdisbintal
Diswatpersal ini pun memiliki tugas dan fungsi, yaitu :
43
1. Menyelenggarakan kegiatan manasik haji bagi
keluarga besar TNI AL untuk membantu
memberikan pengetahuan tentang manasik haji
yang benar dan amalan-amalan lainnya.
2. Mendata calon jamaah
3. Membantu administrasi haji
4. Membantu pembuatan paspor
5. Membantu pemeriksaan kesehatan
6. Mendampingi jamaah haji untuk pelunasan biaya
haji
7. Membimbing jamaah haji melalui manasik haji.7
7 Wawancara pribadi dengan Mayor Bahrum selaku Perwira TNI AL
dan panitia pelaksana sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI
AL pada tanggal 22 Juni 2020.
44
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Kegiatan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Oleh
TNI AL
Segala bentuk kegiatan maupun program yang akan
dilakukan akan berjalan dengan efektif apabila tercapai
tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan
sebelumnya.
Adapun yang melatar belakangi kegiatan sertifikasi
pembimbing manasik haji di lingkungan TNI AL ini,
Mayor Bahrum mengungkapkan bahwa dalam rangka
mengakomodir calon jamaah haji yang berasal dari
anggota TNI Angkatan Laut beserta keluarganya, maka
TNI AL dalam hal ini Subdisbintal Diswatpersal
mengadakan sertifikasi pembimbing manasik haji bagi
para perwira rohani Islam agar mampu menjadi
pembimbing manasik haji di lingkungan TNI AL, sehingga
prajurit TNI AL beserta keluarganya yang ingin
melaksanakan ibadah haji akan dibimbing langsung oleh
para perwira rohani Islam yang telah mengikuti sertifikasi
pembimbing manasik haji. Sertifikasi pembimbing
manasik haji di lingkungan TNI AL ini dimulai sejak tahun
2015 kemudian bekerjasama dengan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Kemenag dalam hal ini Dirjen
45
Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.1
Sejak awal mengikuti program ini, TNI AL
meyakini bahwa program sertifikasi pembimbing manasik
haji bisa menjadi salah satu solusi bagi para prajurit TNI
AL beserta keluarganya dalam mengurangi permasalahan
yang sering terjadi pada pelaksanaan ibadah haji
khususnya yang berkaitan dengan rangkaian manasik,
karena tolak ukur kemabruran haji seseorang adalah
melaksanakan rangkaian ibadah haji yang tertib dan
sempurna, serta program ini merupakan upaya agar
terwujudnya petugas haji yang profesional.2
Dalam sebuah program, diperlukannya menetapkan
kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan demi tercapainya
tujuan yang diinginkan. Tujuan adalah sasaran atau sesuatu
yang harus dicapai dalam proses pelaksanaan kegiatan
program sertifikasi pembimbing manasik haji. Tujuan TNI
AL mengadakan sertifikasi pembimbing manasik haji
adalah untuk meningkatkan kualitas pembimbing di
lingkungan TNI AL dan membantu personel TNI AL yang
melaksanakan ibadah haji agar bisa beribadah dengan
sempurna, bisa mengikuti sesuai syarat, rukun dan wajib
1 Wawancara pribadi dengan Mayor Bahrum selaku Perwira TNI AL
dan panitia pelaksana sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI
AL pada tanggal 25 April 2020. 2 Wawancara pribadi dengan Mayor Bahrum selaku Perwira TNI AL
dan panitia pelaksana sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI
AL pada tanggal 25 April 2020.
46
haji. Oleh karena itu, perlu pembimbing manasik haji yang
mumpuni untuk menghantarkan personel TNI AL yang
melaksanakan ibadah haji dengan baik. Khususnya dalam
pemahaman dan kaitannya dengan kebijakan
penyelenggaraan haji baik di Tanah Air maupun di Tanah
suci, karena setiap tahunnya kebijakan tersebut terus up
date. Maka dengan adanya program sertifikasi
pembimbing manasik haji ini diharapkan proses
pelaksanaan haji para perwira TNI AL dapat berjalan
dengan baik dan benar.
Mayor Bahrum ketika diwawancarai lebih lanjut
oleh penulis mengenai hal tersebut, beliau menuturkan
bahwa dalam hal ini penyelenggara menetapkan pula
kegiatan-kegiatan, penentuan waktu dan tempat, penentuan
syarat peserta serta hal-hal yang dibutuhkan dan perlu
dilibatkan dalam penyelenggaraan program sertifikasi
pembimbing manasik haji tersebut.
Untuk penyelenggaraan sertifikasi pembimbing
manasik haji tahun 2019 sebagai tim pelaksana, TNI
Angkatan Laut Jakarta mempersiapkan setahun sebelum
pelaksanaan sertifikasi pembimbing manasik haji
diselenggarakan, pihak MABES AL yaitu Subdisbintal
Diswatpersal merencanakan kegiatan dan anggaran untuk
program sertifikasi pembimbing manasik haji, kemudian
pihak Subdisbintal Diswatpersal membentuk panitia
47
pelaksana dan setelah terbentuk panitia, panitia tersebut
mengajukan surat izin dan kerja sama dengan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Kemenag untuk melaksanakan
sertifikasi pembimbing manasik haji, setelah di
koordinasikan dan disetujui oleh UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan Kemenag, kemudian selanjutnya membuat
surat ke satuan bawah untuk mengirimkan data calon
peserta sertifikasi.
Terbentuknya susunan panitia dalam kegiatan
sertifikasi pembimbing manasik haji dari TNI AL yang
dibentuk oleh pihak Subdisbintal Diswatpersal ini agar
rencana kegiatan sertifikasi pembimbing manasik haji
berjalan dengan baik dan pekerjaan yang dilakukan
menjadi efektif dan efisien.
Panitia pelaksana ini berasal dari TNI Angkatan
Laut dan Fidikom UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Agenda kegiatan dimulai dari merencanakan,
melaksanakan kegiatan dengan menyusun panduan dan
jadwal kegiatan, memfasilitasi, menetapkan calon peserta
dan melaporkan kegiatan sertifikasi kepada Kepala Kanwil
Kemenag DKI Jakarta. Panitia pelaksana memiliki
wewenang mengatur proses pelaksanaan kegiatan
sertifikasi dan penggunaan anggaran. Terkait anggaran,
Mayor Bahrum mengungkapkan bahwa anggaran
dibebankan kepada APBN yang sudah diajukan setahun
48
sebelumnya.
Mengenai laporan anggaran yang dikeluarkan
untuk pelaksanaan sertifikasi pembimbing manasik haji
ini, penulis tidak memuat laporan tersebut, hal ini
dikarenakan pihak TNI AL tidak membahas lebih rinci
mengenai anggaran ini, mereka menuturkan bahwa hal ini
tidak untuk di Publish karena beberapa alasan yang tidak
dapat disampaikan di halayak umum.
Berikut susunan panitia pelaksana sertifikasi
pembimbing manasik haji dari TNI AL tahun 2019,
berdasarkan Sprin Kadiswatpersal Nomor: SPRIN/563/X
tahun 2019 adalah sebagai berikut :
1. Ketua : Kolonel Harun
2. Wakil Ketua : Letkol Fauzan
3. Sekretaris : Kapten Prasetiyo
4. Bendahara : PNS Fana Kartiko
5. Seksi Operasi Pengajaran : Mayor Bahrum
6. Seksi Akomodasi : Mayor Budi Purnomo
7. Seksi Konsumsi : PNS Oni
8. Seksi Peralatan : Mayor Jonri
9. Seksi Angkutan : PNS Alimudin
10. Seksi Umum : Serka Ruslan3
3 Kasal Nomor 167/WAT/1119 TWU 11071432, 31 Oktober 2019.
49
Berdasarkan penuturan Mayor Bahrum juga, dalam
melakukan kegiatan seluruh panitia penyelenggara
sertifikasi pembimbing manasik haji yang terlibat dalam
program ini selalu berkoordinasi satu sama lain dengan
baik antar divisi lainnya, mereka menerapkan sistem dan
peraturan yang berlaku kepada seluruh pihak yang terlibat,
seluruh unsur-unsur kepanitiaan seperti pembagian tugas,
tanggung jawab dan wewenang berdasarkan struktur
panitia, dijalankan dengan baik sesuai dengan tanggung
jawab masing-masing.
Setelah panitia pelaksana terbentuk, tahapan-
tahapan pelaksanaan sertifikasi pembimbing manasik haji
yang dilaksanakan oleh TNI AL tersebut yaitu sebagai
berikut :
1) Berkoordinasi dengan pihak UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan Kemenag untuk menentukan tempat dan
tanggal pelaksanaannya,
2) Membuat surat kepada pemilik tempat sertifikasi untuk
peminjaman tempat pelaksanaan sertifikasi,
3) Melakukan pemanggilan calon peserta sertifikasi yang
telah memenuhi persyaratan administratif,
4) Menyiapkan tempat penginapan dan logistik untuk
peserta sertifikasi,
50
5) Berkoordinasi dengan para dosen atau pengajar dan
pihak yang terlibat dalam kegiatan sertifikasi
pembimbing manasik haji tersebut,
6) Melaksanakan sertifikasi pembimbing manasik haji
sesuai jadwal yang sudah ditetapkan, dan
7) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan sertifikasi
pembimbing manasik haji.4
Pada tahap pelaksanaan kegiatannya, penjadwalan
merupakan hal yang cukup penting dalam sebuah kegiatan.
Penjadwalan ini berfungsi baik dalam penentuan lokasi
maupun waktu yang dipergunakan. Tahap penjadwalan
kegiatan sertifikasi pembimbing manasik haji ini sudah
dikoordinasikan sebelumnya antara TNI AL dengan pihak
UIN yang kemudian setelah kedua pihak antara TNI AL
dengan UIN sudah deal dalam menentukan jadwal tersebut,
maka disusunlah hal tersebut. Lokasi yang digunakan
dalam kegiatan ini adalah bertempat di Asrama Haji
Pondok Gede Jakarta selama 6 hari dari tanggal 18
November 2019 sampai 23 November 2019. Adapun
realisasi kegiatan sertifikasi pembimbing manasik haji ini
dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan pihak
Fidikom UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam konteks
pelaksanaannya yang bersifat OC (Organizing Commite)
4 Wawancara pribadi dengan Mayor Bahrum selaku Perwira TNI AL
dan panitia pelaksana sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI
AL pada tanggal 25 April 2020.
51
atau Panitia pelaksana hanya mengurusi masalah
pendaftaran peserta, akomodasi, transportasi, konsumsi,
persiapan-persiapan administrasi kepesertaan ditangani
oleh pihak TNI Angkatan Laut. Sedangkan untuk konten
materi, JPL, evaluasi dan narasumber termasuk penentuan
kelulusan, semuanya ditangani oleh pihak Fidikom dengan
Tim Sertifikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.5
B. Materi Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji
Materi sertifikasi pembimbing manasik haji adalah
salah satu hal pokok yang harus disampaikan oleh pemberi
materi atau narasumber kepada para peserta sertifikasi
pembimbing manasik haji, dimana materi merupakan bekal
yang harus diketahui dan dikuasai oleh pembimbing
manasik haji agar dapat membimbing para jamaahnya
dengan sempurna sesuai ajaran syari’at Islam. Materi
tersebut dalam kegiatan ini telah tercantum dalam
pedoman SK Dirjen PHU Nomor: D/127/2016 tentang
Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji.
5 Wawancara dengan Bapak H. Ade Marfuddin selaku Ketua TIM
Sertifikasi Fidikom UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 5 April 2020.
52
Tabel 4.1
Materi Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Profesional6
6 Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji (Jakarta: Direktorat
Bina Haji Ditjen PHU, 2017), h. 26-27.
NO. MATERI SERTIFIKASI JML
1 MATERI DASAR:
a. Pre Test 3
b. Kebijakan Penyelenggaran Ibadah Haji 2
c. Kebijakan Penyelenggaraan Haji di Arab Saudi / Taklimatul Hajj 4
d. Kebijakan Pembinaan, Pelayanan dan Perlindungan Jema’ah Haji 4
e. Kebijakan Pelayanan Kesehatan Jemaah Haji 2
f. Kebijakan Peningkatan Kualitas Manasik Haji 4
2 MATERI INTI:
a. Tugas dan Fungsi Pembimbing Manasik Haji 2
b. Fiqh Haji 4
c. Bimbingan Manasik Haji dan Umrah (Ziarah) 4
d. Bimbingan Manasik Haji Bagi Wanita 2
e. Praktik Manasik Haji 4
f. Problematika Penyelenggaraan Ibadah Haji 4
g. Perjalanan Haji, Pengenalan Situs Islam dan Sirah Nabawiyah 4
h. Tradisi dan Kultur Sosial Budaya Arab 2
i. Manajemen Perhajian Indonesia 4
j. Manajemen Pembimbingan Manasik Haji 4
k. Hikmah dan Filosofi Haji 2
l. Psikologi Kepribadian Pembimbing Haji 2
m. Strategi dan Metodologi Pembimbingan Manasik Haji di Tanah Air
dan Arab Saudi (Peer Guiding ) 4
n. Psikologi Komunikasi Massa 2
o. Percakapan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris 3
3 MATERI PENUNJANG:
a. Rencana Kerja Operasional (RKO) 3
b. Micro Guiding 4
c. Evaluasi (Rencana Tindak Lanjut dan Refleksi) 2
d. Pemantapan Karakter 2
e. Post Test dan Wawancara 4
JPL 81
53
Adapun tahapan pelaksanaan sertifikasi tersebut melalui :
1) Pre test
Pre test dimaksudkan untuk mengukur tingkat
pengetahuan keterampilan, kepribadian, pengalaman
sebagai pembimbing manasik, penyamaan persepsi dan
pemahaman terhadap proses penguatan kompetensi
pembimbing manasik.
2) Kegiatan proses pembelajaran
Proses pelaksanaan pembelajaran sertifikasi
pembimbing manasik haji sesuai kurikulum dan silabi
yang telah ditetapkan. Kurikulum dan silabi sertifikasi
dialokasikan 81 jam pelajaran (JPL), setiap 1 (satu) JPL
60 menit. Dalam kegiatan sertifikasi pembimbing
manasik haji ini kurikulum yang diberikan adalah
sebagai berikut :
a) Materi dasar sebanyak 20%
b) Materi inti sebanyak 60%
c) Materi penunjang sebanyak 20%
Kurikulum sebagaimana yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
Dalam kegiatan pembelajaran sertifikasi menggunakan
metode dan pendekatan program. Metode yang
dimaksud meliputi; ceramah, dialog, brainstorming
(curah pendapat), problem solving, role playing,
pemutaran film, diskusi, demonstrasi, refleksi dan
54
dinamika kelompok. Sedangkan pendekatan program
yang dimaksud meliputi; andragogy dan participatory.
3) Post test
Pelaksanaan akhir sertifikasi, dilakukan post test untuk
mengukur keberhasilan proses penguatan pembelajaran
meliputi tes tertulis, lisan dan micro guiding.
4) Penilaian dan kelulusan
Kegiatan akhir sertifikasi, dilakukan penilaian
kelulusan dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Mengikuti proses pembelajaran lebih dari 8 JPL,
b) Format penilaian menggunakan bobot pre test 15%,
partisipasi 25%, post test 20% dan micro guiding
40%,
c) Standar kualifikasi kelulusan rata-rata nilai
tertimbang 70-100.
Peserta dinyatakan lulus bersyarat apabila memperoleh
nilai 60-69, dan dapat dinyatakan lulus apabila:
a) Telah mengikuti remedial micro guiding bagi
peserta yang nilai tes micro guidingnya rendah,
b) Lulus remedial tes.
Peserta dinyatakan tidak lulus apabila:
a) Memperoleh nilai kurang dari 60,
b) Tidak mengikuti proses pembelajaran lebih dari 8
JPL.
55
5) Penetapan kelulusan sertifikasi
Dalam penetapan kelulusan sertifikasi, ditetapkan
sebagai berikut :
a) Penyelenggara sertifikasi melakukan pengujian dan
pengolahan hasil ujian peserta sertifikasi,
b) Hasil ujian peserta sertifikasi disampaikan kepada
Dirjen PHU,
c) Kriteria dan penetapan kelulusan dibuat oleh
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
d) Kelulusan sertifikasi manasik haji ditetapkan oleh
Dirjen sesuai usul penyelenggara sertifikasi.7
C. Peserta Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji
Untuk tahun 2019, peserta sertifikasi pembimbing
manasik haji yang turut serta sebagai peserta utama adalah
dari perwira TNI AL, dan mengundang dari perwakilan
masing-masing Angkatan dua orang, yaitu dari Matra
Angkatan Darat, Angkatan Udara dan Polri.8 Dimana
peserta pada program ini adalah sebagai penerima
transferan ilmu yang diberikan pada saat kegiatan
berlangsung dengan materi-materi yang telah ditentukan
7 Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji (Jakarta: Direktorat
Bina Haji Ditjen PHU, 2017), h. 23-29 8 Wawancara pribadi dengan Mayor Bahrum selaku Perwira TNI AL
dan panitia pelaksana sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI
AL pada tanggal 25 April 2020.
56
oleh pihak penyelenggara sebelumnya.
Subdisbintal Diswatpersal yang bertanggung jawab
atas program ini, khususnya terkait dengan peserta telah
menetapkan bahwa persyaratan khusus dari pada prajurit
TNI AL, AD, AU dan Polri yang bisa menjadi peserta
sertifikasi pembimbing manasik haji adalah diutamakan
yang memiliki background sarjana agama.
Maka ditetapkanlah calon peserta program
sertifikasi pembimbing manasik haji sebanyak 51 orang
untuk mengikuti sertifikasi pembimbing manasik haji ini
yang bertempat di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta. Pada
akhir kegiatan, berdasarkan hasil penilaian dari Tim
Sertifikasi Fidikom UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hanya
49 orang yang berhasil lulus dan akan mendapatkan
sertifikat. Ketentuan dan kelulusan peserta dipengaruhi
oleh kedisiplinan peserta dalam mengikuti seluruh kegiatan
sertifikasi pembimbing manasik haji yang telah ditetapkan
oleh penyeleggara.
Peserta sertifikasi yang dinyatakan lulus diberikan
sertifikat dan predikat kelulusan sebagai pembimbing
manasik haji. Predikat kelulusan dalam sertifikat tersebut
meliputi: sangat memuaskan, memuaskan dan baik.
Kemudian sertifikat tanda kelulusan pembimbing manasik
haji ditandatangani oleh Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan Dirjen PHU Kemenag RI. Selanjutnya
57
sertifikat pembimbing manasik haji yang dikeluarkan
tersebut diberikan nomor sertifikat, sebagai bahan kendali
bagi Dirjen PHU.9
Ketentuan kriteria kelulusan :
a. Lulus
Sangat memuaskan 91-100
Memuaskan 81-90
Baik 70-80
b. Remedial
*Diberi kesempatan untuk mengikuti Micro
Guiding hingga 2x
c. Tidak Lulus <60.10
9 Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji (Jakarta: Direktorat
Bina Haji Ditjen PHU, 2017), h. 29. 10 Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji (Jakarta: Direktorat
Bina Haji Ditjen PHU, 2017), h. 24.
58
BAB V
ANALISIS PENELITIAN
A. Analisis Pelaksanaan Sertifikasi Pembimbing Manasik
Haji yang dilakukan oleh TNI Angkatan Laut Jakarta
Program sertifikasi pembimbing manasik haji
dilaksanakan pada bulan November 2019 di Asrama Haji
Pondok Gede Jakarta. Proses kegiatan ini telah mendapat
rekomendasi langsung dari pusat (Dirjen PHU) untuk
melaksanakan kegiatan sertifikasi pembimbing manasik
haji dan umrah dengan mengacu pada prosedur
pelaksanaan Dirjen PHU. Setelah adanya intruksi, barulah
mengacu pada prosedur dalam pelaksanaan sertifikasi
pembimbing manasik haji yang telah ditetapkan oleh
Dirjen PHU. Untuk perencanaan kegiatan, anggaran dan
pembentukan panitia telah disiapkan oleh pihak TNI
Angkatan Laut, kemudian melakukan koordinasi dan
kerjasama dengan pihak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(Fidikom UIN), selanjutnya melakukan proses seleksi
administrasi peserta. Bagi peserta yang telah memenuhi
persyaratan maka berhak untuk mengikuti sertifikasi.
Tahap selanjutnya adalah melakukan pengajuan surat ke
satuan bawah untuk mengirimkan data calon peserta,
memeriksa peserta yang sudah lolos seleksi administrasi
dan berhak mengikuti kegiatan sertifikasi pembimbing
59
manasik haji profesional.1
Dengan serangkaian proses seleksi peserta,
ditetapkanlah 51 orang peserta yang mengikuti program
sertifikasi pembimbing manasik haji pada tahun 2019
meliputi perwira TNI Angkatan Laut sebagai peserta
utama, kemudian pihak TNI Angkatan Laut mengundang
perwakilan dari Matra Angkatan Darat, Angkatan Udara
dan Polri.
Tabel 5.1
Peserta Program Sertifikasi Pembimbing Manasik
Haji Tahun 20192
No. Nama Instansi JML
1. TNI AL 36
2. Pusbintal TNI 2
3. MABES TNI 2
4. Kodiklat TNI 1
5. TNI AD 2
6. TNI AU 2
7. Polri 2
8. Instansi luar 4
Jumlah Peserta 51 Orang
1 Wawancara pribadi dengan Mayor Bahrum selaku Perwira TNI AL
dan panitia pelaksana sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI
AL pada tanggal 25 April 2020. 2 Wawancara pribadi dengan Mayor Bahrum selaku Perwira TNI AL
dan panitia pelaksana sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI AL pada tanggal 25 April 2020.
60
Dari hasil observasi dan berdasarkan data-data
yang penulis dapatkan selama melakukan penelitian
mengenai program sertifikasi pembimbing manasik haji
melalui wawancara dan penyebaran kuesioner. Langkah
selanjutnya adalah menganalisa antara teori dengan
kenyataan di lapangan.
Dalam melaksanakan penelitian, penulis menilai
bahwa dengan terlaksananya program sertifikasi
pembimbing manasik haji yang telah dilaksanakan oleh
TNI Angkatan Laut Jakarta dalam hal ini Subdisbintal
Diswatpersal merupakan bukti suksesnya menjadikan
pembimbing manasik haji yang profesional. Karena
menurut H. Emerson jika sasaran dan tujuan yang telah
ditentukan sesuai dengan yang direncanakan sudah
tercapai maka dapat dinilai bahwa kegiatan tersebut
efektif.
Dapat dilihat dari tercapainya tujuan dari program
sertifikasi bagi pembimbing manasik haji yang telah
ditetapkan sebagai tolak ukur bahwa peserta sebelum
mengikuti program dan sesudah mengikuti program
mengalami peningkatan kualitas bimbingan manasik haji.
Selain itu efektivitasnya dapat dilihat dari nilai hasil para
peserta program sertifikasi dinyatakan bahwa peserta lulus
dengan hasil yang baik dan memuaskan sebagai bukti
bahwa program sertifikasi pembimbing manasik haji
61
profesional dinilai efektif.
Selanjutnya, responden dalam kuesioner adalah
26 orang perwakilan dari peserta program sertifikasi
pembimbing manasik haji, hal ini dilakukan sebagai
upaya untuk mengetahui penilaian peserta sertifikasi
pembimbing manasik haji mengenai efektivitas
pelaksanaan program sertifikasi pembimbing manasik
haji yang dilakukan oleh TNI Angkatan Laut Jakarta.
Gambar di bawah ini adalah pendapat peserta
sertifikasi yang berkaitan dengan efektivitas pelaksanaan
sertifikasi oleh TNI Angkatan Laut Jakarta:
Gambar 5.1
Penilaian Peserta Terkait Pelaksanaan Sertifikasi
Pembimbing Manasik Haji tahun 2019
PertanyaanNo. 1
PertanyaanNo. 2
PertanyaanNo. 3
PertanyaanNo. 7
PertanyaanNo. 8
Pertanyaan
No.12
Pertanyaan
No.13
Pertanyaan
No.14
Pertanyaan
No.19
Pertanyaan
No.16
Pertanyaan
No.17
Pertanyaan
No.11
Rata-rata
Sangat Baik 50.0% 50.0% 15.4% 15.4% 42.3% 30.8% 53.8% 73.1% 34.6% 19.2% 30.8% 19.2% 66.9%
Baik 42.3% 42.3% 46.2% 53.8% 50.0% 50.0% 34.6% 19.2% 57.7% 61.5% 53.8% 53.8% 87.0%
Cukup Baik 7.7% 7.7% 30.8% 30.8% 7.7% 19.2% 11.5% 7.7% 7.7% 19.2% 15.4% 23.1% 29.0%
Tidak Baik 0.0% 0.0% 7.7% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 3.9% 7.7%
0.0%10.0%20.0%30.0%40.0%50.0%60.0%70.0%80.0%90.0%
100.0%
62
Berdasarkan gambar 5.1 ini, terdapat 12
pertanyaan yang disampaikan kepada responden bahwa
secara umum peserta mengatakan baik terhadap efektivitas
pelaksanaan. Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
sertifikasi pembimbing manasik haji oleh TNI Angkatan
Laut tahun 2019 sudah efektif. Berdasarkan perhitungan
nilai rata-rata keseluruhan yaitu jawaban responden
yang menjawab sangat baik sebanyak 66,9%, responden
yang menjawab baik sebanyak 87,0% dan responden yang
menjawab cukup baik 29,0%.
Selanjutnya, untuk mengukur efektifitas atau
tidaknya pelaksanaan sertifikasi pembimbing manasik haji
profesional oleh TNI Angkatan Laut Jakarta dapat dilihat
dari syarat-syarat yang harus terpenuhi menurut Sujadi FX
secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pertama, waktu dan tempat pelaksanaan. Bila
dilihat dari hasil kuesioner waktu dan tempat pelaksanaan
sertifikasi adalah sebagai berikut:
63
Gambar 5.2
Penilaian Responden Terkait Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji tahun
2019
Pada pertanyaan nomor 3, responden yang
menjawab sangat baik sebanyak 15,4%, responden yang
menjawab baik sebanyak 46,2%, responden yang
menjawab cukup baik sebanyak 30,8%. Hal ini
menunjukkan bahwa waktu dan tempat pelaksanaan
kegiatan ini menurut para peserta sertifikasi sudah baik dan
efektif. Pada tahapan pelaksanaannya, TNI Angkatan Laut
telah berkoordinasi dengan pihak UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan Kemenag untuk menentukan waktu dan tempat
pelaksanaan dalam perencanaan sebelumnya, maka
ditentukanlah waktu pelaksanaannya selama sepuluh hari
sesuai dengan program dari Kemenag dan selama enam
Pertanyaan No. 3
Sangat Baik 15.4%
Baik 46.2%
Cukup Baik 30.8%
Tidak Baik 7.7%
0.0%5.0%
10.0%15.0%20.0%25.0%30.0%35.0%40.0%45.0%50.0%
64
hari dari tanggal 18 November 2019 s.d. 23 November
2019 peserta benar-benar diberikan berbagai macam
materi. Lokasi yang digunakan dalam kegiatan ini adalah
bertempat di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta.3
Kedua, panitia pelaksana. Bila dilihat dari hasil
kuesioner mengenai panitia pelaksana adalah sebagai
berikut:
Gambar 5.3
Penilaian Responden Terkait Panitia Pelaksana Sertifikasi
Pembimbing Manasik Haji tahun 2019
3 Wawancara pribadi dengan Mayor Bahrum selaku Perwira TNI AL
dan panitia pelaksana sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI AL pada tanggal 25 April 2020.
Pertanyaan No.
1
Pertanyaan No.
2
Pertanyaan No.
8
Pertanyaan No.
12
Pertanyaan No.
13
Pertanyaan No.
14
Pertanyaan No.
19
Pertanyaan No.
11
Rata-rata
Sangat Baik 50.0% 50.0% 42.3% 30.8% 53.8% 73.1% 34.6% 19.2% 78.6%
Baik 42.3% 42.3% 50.0% 50.0% 34.6% 19.2% 57.7% 53.8% 77.8%
Cukup Baik 7.7% 7.7% 7.7% 19.2% 11.5% 7.7% 7.7% 23.1% 20.5%
Tidak Baik 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 3.9% 3.9%
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
80.0%
90.0%
65
Dari 8 pertanyaan yang disampaikan kepada
responden bahwa secara umum peserta mengatakan sangat
baik terhadap kinerja panitia pelaksana. Hal tersebut dilihat
dari responden yang menjawab sangat baik sebanyak
78,6%, responden yang menjawab baik sebanyak 77,8%
dan responden yang menjawab cukup baik sebanyak
20,5%. Dalam panitia pelaksana ini, berdasarkan temuan
penulis, pihak Subdisbintal Diswatpersal membentuk
panitia pelaksana dengan dibagi-baginya tugas yang lebih
terperinci.4 Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya
akumulasi pekerjaan hanya pada diri seorang pelaksana
saja, dimana jika hal ini terjadi tentulah akan memberatkan
dan menyulitkan salah satu pihak. Komposisi orang-orang
dalam panitia ini pun sudah sangat baik dan diisi oleh
orang-orang yang sangat berkompeten dibidangnya
masing-masing, sehingga dalam penetapan orang-orang
yang terlibat dalam susunan panitia ini sudah cukup tepat
sesuai dengan hal yang direncanakan sejak awal.
Ketiga, konsumsi transportasi dan akomodasi. Bila
dilihat dari hasil kuesioner konsumsi transportasi dan
akomodasi sebagai berikut:
4 Wawancara pribadi dengan Mayor Bahrum selaku Perwira TNI AL
dan panitia pelaksana sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI AL pada tanggal 25 April 2020.
66
Gambar 5.4
Penilaian Responden Terkait Konsumsi, Transportasi dan
Akomodasi Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji tahun 2019
Gambar 5.4 ini secara lebih rinci, untuk pertanyaan
nomor 7 tentang akomodasi, bahwa responden yang
menjawab sangat baik sebanyak 15,4%, yang menjawab
baik sebanyak 53,8% dan responden yang menjawab
cukup baik sebanyak 30,8%. Kemudian pertanyaan nomor
16 tentang konsumsi, bahwa responden yang menjawab
sangat baik sebanyak 19,2%, yang menjawab baik
sebanyak 61,5% dan responden yang menjawab cukup
baik sebanyak 19,2%. Sedangkan pertanyaan nomor 17
tentang transportasi, bahwa responden yang menjawab
sangat baik sebanyak 30,8%, yang menjawab baik
sebanyak 53,8% dan responden yang menjawab cukup
baik sebanyak 15,4%.
Serta ketersediaan sarana dan prasarana juga media
Pertanyaan No.7
Pertanyaan No.16
Pertanyaan No.17
Rata-rata
Sangat Baik 15.4% 19.2% 30.8% 32.7%
Baik 53.8% 61.5% 53.8% 84.6%
Cukup Baik 30.8% 19.2% 15.4% 32.7%
Tidak Baik 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
0.0%10.0%20.0%30.0%40.0%50.0%60.0%70.0%80.0%90.0%
67
yang digunakan selama program sertifikasi berlangsung
yakni, in focus, video-video baik di Asrama Haji maupun
di Tanah Suci, berita-berita, studi kasus dan power point
sudah memenuhi kebutuan peserta. Selain itu, peserta juga
dilengkapi dengan buku pedoman/modul serta buku
literatur terkait haji.5
Seluruh panitia yang terlibat mempersiapkan
semuanya secara detail dalam kegiatan sertifikasi
pembimbing manasik haji ini, sehingga tidak adanya
pemborosan dan penyelewengan serta hal wajib yang
dibutuhkan oleh para peserta dalam rangkaian acara
tersebut terpenuhi dengan baik dan lancar.
Jadi, secara umum responden menanggapi terkait
ketersediaan konsumsi, transportasi dan akomodasi selama
mengikuti sertifikasi ini rata-rata secara keseluruhan
menjawab sangat baik sebanyak 32,7%, responden yang
menjawab baik sebanyak 84,6%, responden yang
menjawab cukup baik sebanyak 21,8%. Hal ini
menunjukkan bahwa konsumsi transportasi dan akomodasi
yang telah dipersiapkan oleh panitia pelaksana dalam
kegiatan ini menurut para peserta sertifikasi sudah baik dan
efektif.
5 Wawancara pribadi dengan Mayor Bahrum selaku Perwira TNI AL
dan panitia pelaksana sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI AL pada tanggal 25 April 2020.
68
Dari ketiga indikator yang dijadikan tolak ukur di
atas walaupun belum ada formula yang diterima luas untuk
menilai efektivitas program dengan menggunakan skor
dalam menyatakan bahwa pelaksanaan sertifikasi
pembimbing manasik haji dapat dikatakan efektif adalah
proses training tersebut dirasa menyenangkan dan
memuaskan bagi peserta. Sementara itu pendapat peserta
program dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menentukan
efektivitas program. Hal tersebut dinyatakan oleh
Kirkpatrick yang dikutip oleh Cascio bahwa evaluasi
terhadap efektivitas program pelatihan dapat dilakukan,
diantaranya melalui reaksi peserta terhadap program yang
diikuti.
Kepuasan peserta pelatihan dapat dikaji dari
beberapa askpek, yaitu materi yang diberikan, fasilitas
yang diberikan, strategi penyampaian materi yang
digunakan instruktur, media pembelajaran yang tersedia,
jadwal kegiatan sampai menu dan penyajian konsumsi
yang disediakan.6
6 D.L. Kirkpatrick & Kirkpatrick J.D, Evaluating Training Programs
(San Fransisco: Berret-Koehler Publisher Inc, 2006)
69
B. Analisis Efektivitas Program Sertifikasi Pembimbing
Manasik Haji yang dilaksanajan oleh TNI Angkatan
Laut Jakarta
Dari hasil observasi dan berdasarkan data-data yang
penulis dapatkan selama melakukan penelitian mengenai
program sertifikasi pembimbing manasik haji melalui
wawancara dan penyebaran kuesioner. Langkah
selanjutnya adalah menganalisa antara teori dengan
kenyataan di lapangan.
Hasil kuesioner yang menunjukkan keefektifan
program sertifikasi pembimbing manasik haji yang
dilakukan oleh TNI Angkatan Laut Jakarta yang berkaitan
dengan Efektivitas program sertifikasi oleh TNI Angkatan
Laut, yaitu :
70
Gambar 5.5
Penilaian Peserta Terkait Efektivitas Program Sertifikasi
Pembimbing Manasik Haji tahun 2019
Berdasarkan gambar 5.5 ini, terdapat 10
pertanyaan yang disampaikan kepada responden bahwa
secara umum peserta mengatakan baik terhadap efektivitas
program sertifikasi pembimbing manasik haji.
Berdasarkan perhitungan nilai rata-rata keseluruhan dari
10 pertanyaan di atas yang berkaitan dengan program
secara keseluruhan dari jawaban responden yang
menjawab sangat baik sebanyak 79,7%, responden yang
menjawab baik sebanyak 82,5% dan responden yang
menjawab cukup baik hanya 19,6%.
Selanjutnya, untuk mengukur efektivitas atau
PertanyaanNo. 4
PertanyaanNo. 5
PertanyaanNo. 6
PertanyaanNo. 9
Pertanyaan
No. 10
Pertanyaan
No. 15
Pertanyaan
No. 18
Pertanyaan
No. 20
Pertanyaan
No. 21
Pertanyaan
No. 22
Rata-rata
Sangat Baik 57.7% 34.6% 65.4% 26.9% 42.3% 53.8% 23.1% 38.5% 38.5% 57.7% 79.7%
Baik 38.5% 46.2% 30.8% 50.0% 50.0% 34.6% 61.5% 50.0% 53.8% 38.5% 82.5%
Cukup Baik 4.0% 19.2% 3.8% 23.1% 7.7% 11.5% 15.4% 11.5% 7.7% 4.0% 19.6%
Tidak Baik 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
80.0%
90.0%
71
tidaknya program sertifikasi pembimbing manasik haji
profesional oleh TNI Angkatan Laut Jakarta dapat
dilihat dari beberapa indikator menurut Enjang dan
Aliyudin, secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Pertama, pemateri atau narasumber berasal dari
pemerintahan, dosen dan akademisi yang berkompeten di
bidang haji. Dengan jumlah sekitar 20 narasumber yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan materi yang akan
disampaikan. Setiap materi disampaikan oleh satu orang
pemateri yang ahli di bidang tersebut. Menurut Mayor
Bahrum, tentu yang menjadi narasumber tersebut memiliki
kompetensi keilmuan dan praktik manasik yang mumpuni,
sudah profesional, berpengalaman dan sudah memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam SK Dirjen
PHU No. D/127/2016 tentang Pedoman Pelaksanaan
Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji.7
7 Wawancara pribadi dengan Mayor Bahrum selaku Perwira TNI AL
dan panitia pelaksana sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI AL pada tanggal 25 April 2020.
72
Gambar 5.6
Penilaian Responden Terkait Pemateri atau Narasumber
Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji tahun 2019
Dilihat dari gambar 5.6 hasil kuesioner terkait
pemateri atau narasumber pada pertanyaan nomor 6
tentang penguasaan materi bahwa responden yang
menjawab sangat baik sebanyak 65,4%, yang menjawab
baik sebanyak 30,8% dan cukup baik sebanyak 3,8%,
kemudian nomor 10 tentang kehandalan dan kualitas
pemateri bahwa responden yang menjawab sangat baik
sebanyak 42,3%, yang menjawab baik sebanyak 50,0% dan
cukup baik sebanyak 7.7% sedangkan nomor 18 tentang
kemampuan dan keahlian pemateri dari segi praktik bahwa
responden yang menjawab sangat baik sebanyak 23,1%,
PertanyaanNo. 6
PertanyaanNo. 10
PertanyaanNo. 18
Rata-rata
Sangat Baik 65.4% 42.3% 23.1% 65.4%
Baik 30.8% 50.0% 61.5% 71.2%
Cukup Baik 3.8% 7.7% 15.4% 13.5%
Tidak Baik 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
80.0%
73
yang menjawab baik sebanyak 61,5% dan cukup baik
sebanyak 15,4%. Jadi, secara umum bahwa jawaban
responden yang menjawab sangat baik sebanyak 66,4%,
yang menjawab baik sebanyak 71,2% dan cukup baik
sebanyak 13,5%. Hal ini dapat dikatakan mereka berhak
untuk menjadi narasumber selama program sertifikasi
berlangsung dan efektif karena narasumber tersebut dinilai
dapat memberikan petunjuk berupa materi-materi manasik
haji, mereka menjalankan dengan baik sesuai dengan tugas
dan bidangnya masing-masing.
Kedua, ada 2 substansi materi pokok yang
diberikan yaitu materi dengan regulasi serta materi yang
substansinya manasik haji. Namun secara umum materi
yang telah diberikan bisa diklasifikasikan menjadi empat,
yakni :
a. Materi yang berkaitan dengan tugas dan urgensi
pembimbing manasik haji, teknis program sertifikasi
pembimbing manasik haji dimulai dari dasar, tujuan,
manfaat, hubungan pembimbing dengan jamaah,
pemerintah, pelaksana, penyelenggara hingga
menciptakan suasana bimbingan yang kondusif dan
lain sebagainya.
b. Materi yang berkaitan dengan fiqih, konsep dan praktik
manasik serta hikmah dan filosofi dari manasik haji dan
problem solving dari persoalan-persoalan haji yang
74
sering dan mungkin terjadi di lapangan.
c. Materi yang berkaitan dengan regulasi, kebijakan haji
Indonesia dan Arab Saudi, kebijakan pembinaan,
pelayanan Kesehatan jamaah haji.
d. Materi yang berkaitan dengan strategi dan metodologi
pembimbing manasik haji dalam melakukan
bimbingan manasik dengan jamaah, cara yang perlu
digunakan agar materi tersampaikan dengan tepat
kepada jamaah.
Dari ke-4 klasifikasi materi ini dapat dinilai bahwa
materi yang diberikan sudah efektif karena seluruh materi
yang diberikan sudah memenuhi kebutuhan peserta untuk
bekal menjadi pembimbing manasik haji yang profesional.
Gambar 5.7
Penilaian Responden Terkait Materi Sertifikasi Pembimbing
Manasik Haji tahun 2019
PertanyaanNo. 5
PertanyaanNo. 20
PertanyaanNo. 21
Rata-rata
Sangat Baik 34.6% 38.5% 38.5% 55.8%
Baik 46.2% 50.0% 53.8% 75.0%
Cukup Baik 19.2% 11.5% 7.7% 19.2%
Tidak Baik 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
0.0%10.0%20.0%30.0%40.0%50.0%60.0%70.0%80.0%
75
Dilihat dari gambar 5.7, hasil kuesioner terkait
materi sertifikasi pada pertanyaan nomor 5 adalah materi
tentang teori-teori terkait manasik haji bahwa responden
yang menjawab sangat baik sebanyak 34,6%, yang
menjawab baik sebanyak 46,2% dan cukup baik sebanyak
19,2%, kemudian nomor 20 adalah materi tentang regulasi
dan kebijakan haji bahwa responden yang menjawab
sangat baik sebanyak 38,5%, yang menjawab baik
sebanyak 50,0% dan cukup baik sebanyak 11,5%
sedangkan nomor 18 adalah materi tentang praktik manasik
haji bahwa responden yang menjawab sangat baik
sebanyak 38,5% dan yang menjawab baik sebanyak 53,8%
dan cukup baik sebanyak 7,7%. Jadi, materi ini dikatakan
efektif dengan presentase secara umum bahwa jawaban
responden yang menjawab sangat baik sebanyak 55,8%,
responden yang menjawab baik sebanyak 75,0%,
responden yang menjawab cukup baik sebanyak 19,2%.
Seluruh jadwal sudah tercantum dalam rundown
acara. Waktu pelaksanaan pembelajaran dialokasikan 75
jam pelajaran dan masing-masing materi diberikan waktu
2 jam pelajaran. Jika dirincikan dalam sehari ada 4 materi
yang disampaikan oleh narasumber kepada peserta.
Apabila waktu belajar yang diberikan kepada peserta lebih
dari 8 jam dalam sehari dinilai tidak efektif karena peserta
76
akan merasa jenuh. Maka dari itu, setiap 2 jam pelajaran
selesai selalu diselangi dengan coffee break dan ishoma.8
Ketiga, untuk menunjang keefektifan program
sertifikasi maka narasumber dalam menyampaikan
materinya menggunakan beberapa metode, diantaranya :
metode ceramah, metode dialog atau tanya jawab, metode
curhat pendapat (brainstorming), metode studi kasus
(problem solving), metode bermain peran (role playing),
metode diskusi, metode demonstrasi, metode refleksi dan
metode dinamika kelompok. Sementara untuk bimbingan
manasiknya melalui micro guiding sebagai solusi analisa.
Selain itu, metodologi pembimbingan dengan pendekatan
program meliputi, andragogy dan participatory.
Menurut Bpk. H. Suparno, salah satu peserta
sertifikasi, metode kasus sangat menarik, karena hal sepele
saja itu bisa menjadi penyebab bagi jamaah haji tidak mau
berangkat, contohnya jamaah ingin satu kamar dengan
istrinya atau banyak hal lainnya tanpa diduga.
Permasalahan yang sepele ini bisa berakibat fatal jika
pembimbing tidak mampu mengatasinya.9
8 Wawancara pribadi dengan Mayor Bahrum selaku Perwira TNI AL
dan panitia pelaksana sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI
AL pada tanggal 25 April 2020. 9 Wawancara pribadi dengan Bpk. H. Suparno selaku Matra TNI
Angkatan Darat dan peserta sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI AL pada tanggal 30 April 2020.
77
Gambar 5.8
Penilaian Responden Terkait Metode Sertifikasi Pembimbing
Manasik Haji tahun 2019
Berdasarkan hasil kuesioner pertanyaan nomor 15,
dapat kita lihat bahwa jawaban responden terhadap metode
sertifikasi sebagai berikut : yang menjawab sangat baik
sebanyak 53,8%, responden yang menjawab baik sebanyak
34,6% dan responden yang menjawab cukup baik sebanyak
11,5%. Dengan demikian metode-metode yang diberikan
dan diajarkan narasumber kepada peserta dapat dikatakan
sangat baik dan efektif sesuai harapan peserta karena dapat
menjadi salah satu upaya yang memudahkan pembimbing
memberikan pemahaman kepada calon jamaah.
Keempat, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
meningkatkan kualitas pembimbing di lingkungan TNI AL
dan merupakan sebuah upaya untuk membantu personel
Pertanyaan No. 15
Sangat Baik 53.8%
Baik 34.6%
Cukup Baik 11.5%
Tidak Baik 0.0%
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
78
TNI Angkatan Laut yang melaksanakan ibadah haji bisa
sempurna, bisa mengikuti sesuai syarat, rukun dan wajib
haji, oleh karena itu perlu pembimbing manasik haji yang
mumpuni untuk mengantarkan personel TNI Angkatan
Laut beserta keluarganya yang melaksanakan ibadah haji
dengan baik dan benar. Sehingga goal yang telah dicapai
seluruh calon jamaah haji khususnya dari personel TNI
Angkatan Laut itu sendiri beserta keluarganya akan
menerima bimbingan yang sangat baik dari pembimbing
manasik haji profesional yang bersertifikat.3
Gambar 5.9
Penilaian Responden Terkait Tujuan Sertifikasi Pembimbing
Manasik Haji tahun 2019
PertanyaanNo. 4
PertanyaanNo. 9
PertanyaanNo. 22
Rata-rata
Sangat Baik 57.7% 26.9% 57.7% 71.2%
Baik 38.5% 50.0% 38.5% 63.5%
Cukup Baik 4.0% 23.1% 4.0% 15.6%
Tidak Baik 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
80.0%
79
Dari 3 pertanyaan yang disampaikan kepada
responden bahwa secara umum peserta mengatakan sangat
baik terhadap pencapaian tujuan dari kegiatan sertifikasi
ini. Jadi, secara umum responden yang menjawab sangat
baik sebanyak 71,2%, responden yang menjawab baik
sebanyak 63,5% dan responden yang menjawab cukup baik
sebanyak 15,6%.
Menurut Mayor Bahrum, beliau menyampaikan
bahwa dinilai dari efektif atau tidak menurutnya kegiatan
ini sangat efektif dan bermanfaat, mendapatkan
pengetahuan dan wawasan baru, mendapatkan pengalaman
baru, bertemu dengan orang-orang yang baru serta suasana
yang baru. Selain itu dalam pelaksanaan ini juga tidak ada
kendala karena perencanaannya sudah matang dari awal
mulai dari anggaran, koordinasi dengan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Kemenag serta pelaksanaannya
sudah direncanakan dengan baik.
Beliau mengungkapkan mulai dari perjalanan
rekrutmen yang sangat antusias dari peserta hingga
berlangsung kegiatan bersama dalam satu gedung,
membuka kedekatan emosional antar peserta, panitia
pelaksana, bahkan narasumber sekalipun. Hal tersebut
tentu respon yang sangat positif, itu berarti tanda bahwa
80
pelaksanaan program sertifikasi ini sukses
diselenggarakan.10
Dari keempat indikator yang dijadikan tolak ukur di
atas walaupun belum ada formula yang diterima luas untuk
menilai efektivitas program dengan menggunakan skor
dalam menyatakan bahwa program sertifikasi pembimbing
manasik haji dapat dikatakan efektif adalah proses training
tersebut dirasa menyenangkan dan memuaskan bagi
peserta. Sementara itu pendapat peserta program dapat
dijadikan sebagai ukuran untuk menentukan efektivitas
program. Hal tersebut dinyatakan oleh Kirkpatrick yang
dikutip oleh Cascio bahwa evaluasi terhadap efektivitas
program pelatihan dapat dilakukan, diantaranya melalui
reaksi peserta terhadap program yang diikuti.
Kepuasan peserta pelatihan dapat dikaji dari
beberapa askpek, yaitu materi yang diberikan, fasilitas
yang diberikan, strategi penyampaian materi yang
digunakan instruktur, media pembelajaran yang tersedia,
jadwal kegiatan sampai menu dan penyajian konsumsi
yang disediakan.11
10 Wawancara pribadi dengan Mayor Bahrum selaku Perwira TNI AL
dan panitia pelaksana sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan TNI
AL pada tanggal 25 April 2020. 11 D.L. Kirkpatrick & Kirkpatrick J.D, Evaluating Training Programs
(San Fransisco: Berret-Koehler Publisher Inc, 2006)
A. Kesimpulan
BAB VI
PENUTUP
Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya
sebagai upaya dari hasil penelitian tentang efektivitas
program sertifikasi pembimbing manasik haji profesional
di Subdisbintal Diswatpersal MABES TNI Angkatan Laut
Jakarta, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa :
1. Penyelenggara Haji di lingkungan TNI Angkatan Laut
Jakarta telah melakukan salah satu dari tugas mereka
yaitu melaksanakan program sertifikasi pembimbing
manasik haji berdasarkan intruksi langsung dari pusat
yaitu Dirjen PHU dan sesuai dengan Keputusan Dirjen
Penyelenggara Haji dan Umrah nomor 127 tahun 2016
tentang pedoman sertifikasi pembimbing manasik haji.
Penyelenggaraan berjalan sesuai dengan mekanisme
dan prosedur yang ditetapkan, respon positif dari
peserta dengan sikap terbuka, saling menghargai dan
komunikasi yang baik antara penyelenggara dan
peserta bahkan kedekatannya semakin bertambah
secara psikologi karena bersama-sama berbaur
mengikuti pelatihan di asrama selama 10 hari.
2. Pelaksanaan program sertifikasi pembimbing manasik
haji oleh TNI Angkatan Laut Jakarta dapat dikatakan
81
82
baik dan efektif dari hasil penilaian kuesioner peserta
sertifikasi pembimbing manasik haji tahun 2019 secara
keseluruhan sebesar 88,6% dan terwujud dari nilai
kompetensi dasar, kompetensi inti dan kompetensi
penunjang peserta sertifikasi yang lulus dengan hasil
baik dan memuaskan. Nilai ini dapat menunjukkan
pembimbing manasik telah sesuai standar ketetapan
yang profesional. Artinya pembimbing manasik tidak
hanya paham dari sisi keilmuan fiqihnya saja tapi juga
menguasai, memahami tehnik bimbingan orang
dewasa yang tepat dan tanggap terhadap berbagai
kondisi apapun. Pengukuran efektivitas program
sertifikasi tersebut, dinilai efektif dari pendapat dan
reaksi peserta yang merasa puas terhadap program serta
tercapainya semua indikator pada penyelenggaraan
tersebut, baik waktu dan tempat pelaksanaan, konsumsi
transportasi dan akomodasi, panitia pelaksana,
narasumber, metode dan materi serta media yang
digunakan.
B. Saran
Berdasarkan uraian kesimpulan di atas, maka
penulis dapat sampaikan sedikit masukan atau saran
kepada bagian Penyelenggara Haji dan Umrah di Markas
Besar TNI Angkatan Laut khususnya Panitia Pelaksana
dari Subdiisbintal Diswatpersal MABES AL, yaitu :
83
1. Kepada para peserta yang telah berhasil lulus agar
terus berupaya memberikan pelayanan yang baik dan
sepenuh hati kepada seluruh calon jamaah haji dan
umrah.
2. Kepada pihak penyelenggara program sertifikasi ini,
penulis menyarankan untuk sosialisasi yang dilakukan
agar lebih diperluas lagi. Agar lebih banyak
masyarakat yang mengetahui program ini, sehingga
bukan hanya dari jajaran kemenag, tokoh agama atau
instansi tertentu saja yang mengetahui program ini,
melainkan kami dari pihak mahasiswa manajemen haji
dan umrah juga bisa mempersiapkan diri untuk bisa
mengikuti sertifikasi pembimbing manasik haji kelak
ketika sudah mumpuni.
3. Kepada pihak TNI Angkatan Laut agar terus berusaha
mempertahankan pelayanan program sertifikasi haji
yang sudah baik dan meningkatkan pelayanan yang
dinilai masih kurang baik.
4. Melihat dari jumlah peserta yang lulus dalam
rangkaian program ini, hal tersebut tentu saja
mempengaruhi terhadap keberhasilan program
sertifikasi pada tahun 2019. Oleh karena itu, penulis
menyarankan kepada penyelenggara program ini agar
dapat meningkatkan kerjasama dengan kampus-
kampus yang didalamnya ada jurusan manajemen haji
84
dan umrah sejak dini dalam rangka penyediaan sumber
daya manusia yang sesuai dengan kriteria, dan standar
yang memenuhi kompetensi dalam bidang Haji dan
Umrah.
85
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal. 2016. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Arikunto, Suharsimi. 1988. Penilaian Program Pendidikan.
Jakarta: Bina aksara
Aswadi. 2015. Character Building Pembimbing Manasik Haji.
Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia
Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah
Enjang & Aliyudin. 2009. Dasar-dasar Ilmu Dakwah, Bandung,
Widya Padjajaran.
FX, Sujadi. 1990. Organisasi dan Manajemen Penunjang
Berhasilnya Proses Manajemen. (Cetakan ke-3). Jakarta:
CV Masaguna
Handayaningrat, Soewarno. 1990. Pengantar Studi Ilmu
Administrasi dan Manajemen. (Cetakan ke-10) Jakarta:
CV. Haji Masangung
Hidayat. 1986. Efektivitas Dalam Kinerja Karyawan. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press
Husain Usman dan Purnomo Setiady Akbar. 2006. Metode
Penelitian Sosial. (Cetakan ke-6) Jakarta: PT. Bumi
Aksara
Imamdudin, Dede. 2011. Mengenal Haji. Jakarta: PT. Mitra
Aksara Panaitan
Kartono, Ahmad. 2016. Solusi Hukum Manasik Dalam
Permasalahan Ibadah Haji Menurut Empat Mazhab.
Jakarta: Pustaka Cendikiamuda
86
Kasiram, Moh. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif
Kuantitatif. (Cetakan ke-2) Malang: UIN Maliki Press
Kementerian Agama.go.id. 2017. Kebijakan Pembinaan
Pelayanan dan Perlindungan
------------------, Kebijakan Teknis Pembinaan Petugas Haji
1438H/2017M
Kementrian Agama RI. Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umrah. 2011. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan
Ibadah Haji.
------------------. 2013. Tuntunan Manasik Haji dan Umroh,
Jakarta: Kemenag.
Kementrian Agama RI. Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umrah. 2017. Pedoman Sertifikasi Pembimbing
Manasik Haji.
Keputusan Kasal Nomor Kep/467/III/2012, tanggal 29 Maret
2012
Kirkpatrick, Donald L & James D. Kirkpatrick. 2005. Evaluating
Training Programs. San Fransisco: Berret-Koehler
Publisher Inc.
Maleong, Lexy J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Nasution, Asren. 2003. Religiositas TNI. Jakarta: Kencana
Nizam Alatif Hanan, Achmad. 2004. Manajemen Haji. Jakarta:
Nizam Press
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. Pasal 8
87
Perpres 66 tahun 2019. Pasal 147 Susunan Organisasi Tentara
Nasional Indonesia
Poerwodarminto. 2003. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka
Pupuh Fathurrohman & Aan Suryana. 2012. Guru Profesional.
Bandung: Refika Aditama
Rafiq, Jauhary. 2014. Menjadi Muthawif Anda Di Tanah Suci.
Sukoharjo: Penerbit Nur Cahaya Ilmu
Ruslan, Rosadi. 2003. Metode Penelitian Public Relations dan
Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sadily, Hasan. Ensiklopedia Indonesia Jilid II CES-HAM. Jakarta:
IchtiatBanu-Van
Sudarmanto. 2009. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sugiono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. (Cetakan ke-13) Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta
Sumuran, Harahap. 2008. Kamus Istilah Haji Dan Umrah.
Jakarta: Mitra Abadi Press
Suroso. Jurnal Haji. 2014. Sertifikasi Pembimbing Ibadah Haji
Menuju Petugas Haji yang Berkualitas
Suyanto, I Gede. 1986. Program Pengabdian Pada Masyarakat
Bentuk, Jenis, dan Sifatnya dalam Metodologi PPM.
Lampung: Universitas Lampung Aksara
Syafruddin Nudin & Basyiruddin Usman. 2002. Guru
Profesional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta:
88
Ciputra Press
TNI-AL, Ditwatpers. 1971. Sejarah Tentara Nasional Indonesia
Angkatan Laut 1950-1959 II. Jakarta: Mabes TNI-AL
Usman, Husain dan Purnomo Setiady Akbar. 2006. Metode
Penelitian Sosial, (Cetakan ke-6) Jakarta: PT. Bumi
Aksara
Zuriah, Nurul. 2007. Metodologi Penelitian Sosial dan
Pendidikan. Jakarta: Bumi
Lampiran 4
Hasil Penelitian Wawancara
A. Data Narasumber
Nama : Bapak Mayor Bahrum
Jabatan : Perwira TNI AL/Panitia Pelaksana
Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji tahun
2019 (Seksi Operasi Pengajaran)
Tanggal Wawancara : 25 April , 30 April, 22 Juni 2020 dan
30 Juni 2020 via WhatsApp
Waktu Wawancara : 11.57 WIB, 12.24 WIB, 10.34 WIB
& 11.04 WIB
B. Pertanyaan dan Jawaban Penelitian
1. Siapakah yang menjadi pemegang kendali Haji dan
Umrah di TNI AL Jakarta?
Jawab :
Di bawah kendali Subdisbintal Diswatpersal MABES
AL.
2. Bagaimana gambaran umum atau sejarah
terbentuknya Diswatpersal sampai akhirnya saat
ini menjadi payung/pengendali Haji dan Umrah
nya TNI AL?
Jawab :
Pembinaan mental merupakan bagian dari perawatan
personel yang diamanatkan dalam pasal 50 ayat 3 poin
b Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang
Tentara Nasional Indonesia. Kegiatan pembinaan
mental bertujuan meningkatkan disiplin dan
profesionalitas personel sehingga TNI Angkatan Laut
memiki Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
Keunggulan Sumber Daya Manusia (excellent human
resources) menjadi paradigma baru guna mewujudkan
harapan personel TNI AL yang kompeten,
berintegritas, dan memiliki kinerja yang tinggi di
tengah tantangan perkembangan global dewasa ini.
Fenomena pergeseran nilai sebagai dampak negatif dari
era global dan kemajuan teknologi informasi telah
menimbulkan perubahan yang signifikan terhadap pola
pikir, pola sikap dan pola tindak personel TNI
Angkatan Laut. Kondisi seperti ini akan memberikan
pengaruh terhadap mental personel khususnya kesiapan
dalam menghadapi penugasan Operasi Militer untuk
Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang
(OMSP). Pelaksanaan pembinaan mental TNI
Angkatan Laut saat ini dilaksanakan oleh Subdisbintal
Diswatpersal yang berkedudukan sebagai salah satu
Subdis di jajaran Diswatpersal berdasarkan Keputusan
Kepala Staf TNI AL Nomor Kep/27/VII/1997 tanggal
31 Juli 1997 tentang Organisasi dan Prosedur Dinas
Perawatan Personel TNI Angkatan Laut dengan tugas
pokok melaksanakan pembinaan mental yang meliputi
pembinaan rohani, pembinaan mental ideologi,
pembinaan mentan psikologi dan pembinaan mental
tradisi kejuangan. Dengan berkembangnya organisasi
dan jumlah personel serta tingginya angka
permasalahan yang muncul maka perlu penataan
organisasi yang memiliki rentang kendali secara
mandiri agar pembinaan mental personel lebih optimal
sehingga dapat membantu kelancaran pelaksanaan
tugas TNI Angkatan Laut. Diswatpersal membawahi
beberapa subdis (sub dinas) diantara nya subdisbintal
(sub dinas pembinaan mental) sebetulnya sebagai
pelaksana adalah subdisbintal, salah satu fungsi dan
tugas subdisbintal yaitu sebagai kepala tim pelaksana
urusan haji dan umroh dilingkungan TNI AL.
3. Apa tugas pokok subdisbintal khususnya pada
urusan haji dan umrah di lingkungan TNI AL?
Jawab :
Tugas pokok subdisbintal adalah
a. Pembinaan mental rohani
b. Pembinaan mental idiologi
c. Pembinaan mental tradisi kejuangan
d. Pembinaan mental psikologi
Untuk urusan haji ada di bawah pembinaan mental
rohani yaitu agar personel TNI AL yang hendak
melaksanakan ibadah haji bisa dibimbing dengan baik
dan benar sesuai syarat, rukun dan wajib haji.
4. Siapa yang mengelola Haji dan Umrah di
lingkungan TNI AL?
Jawab :
Penyelenggaran haji wilayah dan umrah TNI AL
Jakarta dikelola oleh Tim Pelaksana Urusan Haji TNI
AL yang disingkat menjadi Timlak Urhaj TNI AL.
5. Apa saja tugas dan fungsi dari Timlak Urhaj TNI
AL?
Jawab :
Tugas dan fungsinya :
1. Menyelenggarakan kegiatan manasik haji bagi
keluarga besar TNI AL untuk membantu
memberikan pengetahuan tentang manasik haji
yang benar mulai dari rukun haji, wajib haji, sunah-
sunah dan amalan-amalan lainnya
2. Mendata calon jamaah
3. Membantu administrasi haji
4. Membantu pembuatan paspor
5. Membantu pemeriksaan kesehatan
6. Mendampingi jamaah haji untuk pelunasan biaya
haji
7. Membimbing jamaah haji melalui manasik haji.
6. Berapa jamaah TNI AL yang berangkat Haji dan
Umrah pada tiap tahunnya?
Jawab :
Untuk Haji rata-rata 500 s.d. 700 orang, sedangkan
umrah rata-rata 1.500 s.d. 2000 se-TNI AL.
7. Sejak kapan TNI AL ikut serta dalam kegiatan
sertifikasi pembimbing manasik haji?
Jawab :
Kegiatan sertifikasi pembimbing manasik haji sudah di
mulai sejak tahun 2015.
Subdis bintal diswatpersal sebagai pengendali kegiatan
sertifikasi pembimbing manasik haji ini sudah sesuai
dengan tugas pokoknya yaitu salah satu diantaranya
sebagai kepala tim pelaksana urusan haji dan umrah di
lingkungan TNI angkatan laut.
8. Apa yang melatarbelakangi TNI AL untuk
mengikuti kegiatan sertifikasi ini?
Jawab :
Dalam rangka mengakomodir calon jamaah haji yang
berasal dari anggota TNI AL beserta keluarganya.
maka TNI AL dalam hal ini Subdisbintal Diswatpersal
menyelenggarakan kegiatan manasik haji bagi keluarga
besar TNI AL untuk membantu memberikan
pengetahuan tentang manasik haji yang benar mulai
dari rukun haji, wajib haji, sunah-sunah dan amalan-
amalan lainnya,
9. Apa yang bapak ketahui tentang sertifikasi
pembimbing manasik haji?
Jawab :
Sertifikasi pembimbing manasik haji adalah kegiatan
pelatihan bagi para pembimbing manasik haji secara
profesional sehingga jamaah yang dibimbingnya
mengerti secara detail tentang pelaksanaan haji secara
sempurna dan mendapatkan haji yg mabrur.
10. Bagaimana persiapan dan prosedur pelaksanaan
sertifikasi pembimbing manasik haji di lingkungan
TNI AL dan apa saja tahapan-tahapannya?
Jawab :
Persiapan dan Prosedurnya : setahun sebelum
pelaksanaan pihak MABES AL dalam hal ini
Diswatpersal merencanakan kegiatan dan anggaran
untuk sertifikasi pembimbing manasik haji, kemudian
pihak Diswatpersal membentuk panitia pelaksana dan
setelah terbentuk panitia, panitia mengajukan surat izin
dan kerjasama dengan UIN Syahid Jakarta dan Dirjen
PHU Kemenag untuk melaksanakan sertifikasi
pembimbing manasik haji, setelah di setujui oleh UIN
Syahid Jakarta dan Kemenag, kemudian membuat surat
ke satuan bawah untuk mengirimkan data calon peserta
sertifikasi. Tahapan nya :
1. Koordinasi dengan pihak UIN Syahid dan kemenag
untuk menentukan tempat dan tanggal pelaksanaannya
2. Membuat surat kepada pemilik tempat sertifikasi
untuk peminjaman tempat
3. Pemanggilan calon peserta sertifikasi
4. Menyiapkan tempat penginapan dan logistik peserta
5. Koordinasi dengan para dosen atau pengajar
6. Melaksanakan sertifikasi pembimbing manasik haji
sesuai jadwal
7. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan sertifikasi
pembimbing manasik haji.
11. Siapa saja yang turut serta dalam pelaksanaan
sertifikasi ini? Dari TNI AL sendiri apakah ada
syarat-syarat khusus untuk menjadi peserta?
Jawab :
Yang turut serta sebagai peserta utama dari perwira
TNI AL, dan kita mengundang perwakilan masing-
masing dua orang dari Matra AD, AU dan Polri,
syaratnya diutamakan yang memiliki background
sarjana agama.
12. Apa tujuan dari TNI AL sendiri dalam mengikuti
sertifikasi pembimbing manasik haji?
Jawab :
Tujuan TNI AL mengadakan sertifikasi pembimbing
manasik haji adalah untuk membantu personel TNI AL
yang melaksanakan ibadah haji bisa sempurna, bisa
mengikuti sesuai syarat, rukun dan wajib haji, oleh
karena itu perlu pembimbing manasik haji yang
mumpuni untuk mengantarkan personel TNI AL yang
melaksanakan ibadah haji dengan baik dan benar.
13. Bagaimana dengan anggaran yang di gunakan oleh
TNI AL pada pelaksanaan sertifikasi ini?
Jawab :
Anggaran dibebankan kepada APBN yang sudah kita
ajukan setahun sebelumnya.
14. Kapan waktu pelaksanaan sertifikasinya dan
berapa lama?
Jawab :
Pelaksanaan setiap triwulan pertama antara bulan
Februari atau Maret, selama sepuluh hari sesuai dengan
program dari Kemenag.
15. Apa saja materi yang di ujikan pada sertifikasi ini?
Menurut Bapak, apakah materi sudah sesuai
dengan kebutuhan peserta untuk bekal menjadi
pembimbing haji yang profesional?
Jawab :
Materinya berupa teori yang berkaitan dengan manasik
haji dan kebijakan penyelengaraan haji dan berupa
praktek di lapangan. Dan materi tersebut menurut saya
sudah memenuhi kebutuhan peserta untuk bekal
menjadi pembimbing manasik haji yang profesional.
16. Apa media yang digunakan selama pembelajaran
berlangsung?
Jawab :
Media yang digunakan adalah in focus, video-video baik di
asrama haji maupun di tanah suci, berita-berita, studi kasus
dan power point. Selain itu, peserta juga dilengkapi dengan
buku pedoman/modul serta buku literatur terkait haji.
17. Bagaimana dengan pematerinya?
Jawab :
Yang menjadi narasumber tersebut berasal dari
pemerintahan, dosen dan akademisi yang berkompeten
di bidang haji. Tentu sudah memiliki kompetensi
keilmuan dan praktik manasik yang mumpuni, sudah
profesional, berpengalaman dan sudah memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam SK
Dirjen PHU.
18. Apa kendala yang di alami selama pelaksanaan
berlangsung?
Jawab :
Tidak ada kendala karena perencanaannya sudah
matang dari awal, mulai dari anggaran, koordinasi
dengan pihak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
Kemenag serta pelaksanaannya sudah direncakan
dengan sebaik-baiknya. Mulai dari perjalanan
rekrutmen yang sangat antusias dari peserta hingga
berlangsung kegiatan bersama dalam satu gedung,
membuka kedekatan emosional antar peserta, panitia
pelaksana, bahkan narasumber sekalipun. Hal tersebut
tentu respon yang sangat positif, itu berarti tanda bahwa
pelaksanaan program sertifikasi ini sukses
diselenggarakan.
19. Lalu bagaimana susunan panitia pelaksanaannya
yang dibentuk oleh pihak diswatpersal pada
sertifikasi ini?
Jawab :
Susunan panitia di bagi dua, yaitu panitia dari UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan dari panitia
Diswatpersal MABES AL, adapun susunan panitia dari
Diswatpersal sbg berikut :
a. Ketua Kolonel Harun
b. Wakil Ketua Letkol Fauzan
c. Sekertaris Kapten Prasetiyo
d. Bendahara PNS Fana Kartiko
e. Seksi Operasi Pengajaran Mayor Bahrum
f. Seksi Akomodasi Mayor Budi Purnomo
g. Seksi Konsumsi PNS Oni
h. Seksi Peralatan Mayor Jonri
i. Seksi Angkutan PNS Alimudin
j. Seksi Umum Serka Ruslan
Kemudian dibagi-baginya tugas yang lebih terperinci.
Tugas ketua panitia adalah membuat perencanaan,
pelaksanaan dan pengakhiran, kemudian tugas wakil
ketua membantu ketua untuk merencanakan,
melaksanakan dan pengakhiran. Tugas sekretaris
adalah merekap, agenda kegiatan mulai dari
perencanaan sampai dengan pelaporan, titik tugas
bendahara adalah mencatat keluar masuk uang kegiatan
sertifikasi pembimbing manasik haji, titik tugas seksi
operasi pengajaran adalah membuat dan merencanakan
jadwal dan materi pelajaran pada kegiatan sertifikasi
pembimbing manasik haji. Tugas seksi akomodasi
adalah menyiapkan tempat penginapan dan tempat
belajar mengajar. Tugas seksi konsumsi adalah
menyiapkan kebutuhan logistik peserta sertifikasi
pembimbing manasik haji. Tugas seksi peralatan
adalah menyiapkan peralatan yang berhubungan
dengan kegiatan sertifikasi pembimbing manasik haji
tugas seksi angkutan adalah menyiapkan kendaraan
yang dibutuhkan pada saat kegiatan sertifikasi
pembimbing manasik haji. Adapun tugas dari seksi
umum adalah membantu kegiatan secara umum.
20. Apa harapan bapak untuk sertifikasi Haji TNI AL
selanjutnya?
Jawab :
Harapannya adalah kegiatan sertifikasi pembimbing
manasik haji yang dilaksanakan oleh TNI AL dalam hal
ini subdis bintal diswatpersal yang bekerja sama
dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Dirjen
PHU Kemenag dapat dilaksanakan an-naba dan tahun-
tahun berikutnya sehingga para pembimbing yang baru
dapat melangsungkan bimbingannya dengan baik.
Lampiran 5
Presentase Penilaian Responden Terhadap Efektivitas
Program Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji tahun 2019
No. Pertanyaan
Persentase %
Sangat Baik
Baik Cukup Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
1
Apakah proses pelaksanaan sertifikasi dilakukan secara tepat sesuai dengan kebijakan Pemerintah (Kemenag. RI), sesuai dengan buku pedoman sertifikasi pembimbing manasik haji ?
50,0% 42,3% 7,7%
2 Bagaimanakah realisasi dan pelaksanaan program sertifikasi yang dilaksanakan oleh TNI Angkatan Laut Jakarta ?
50,0% 42,3% 7,7%
3
Dalam segi waktu dan tempat, apakah pelaksanaan sertifikasi selama 6 hari yang dilaksanakan oleh TNI Angkatan Laut sudah baik untuk pelaksanaan sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah yang profesional ?
15,4% 46,2% 30,8% 7,7%
4
Seberapa baik pedoman bagi gerak kegiatan Sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah profesional yang Bapak/Ibu ikuti ?
57,7% 38,5% 4,0%
5
Bagaimanakah Materi Sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah profesional terkait dengan teori-teori yang berkaitan dengan manasik haji?
34,6% 46,2% 19,2%
6
Seberapa baik penguasaan pemberi materi atau narasumber dalam pelaksanaan Sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah profesional ?
65,4% 30,8% 3,8%
7
Bagaimanakah ketersediaan sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan (KBM) sertifikasi seperti: computer, alat tulis, alat komunikasi, tempat penginapan, dsb ?
15,4% 53,8% 30,8%
8 Bagaimana koordinasi TNI Angkatan Laut dengan dinas/instansi terkait dalam
42,3% 50,0% 7,7%
mempersiapkan Sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah profesional ?
9
Apakah tujuan Program Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji ini sudah sesuai dengan arah pencapaian penyelenggaraan ibadah haji dan umrah ?
26,9% 50,0% 23,1%
10
Bagaimanakah kehandalan dan kualitas para pembimbing manasik haji dan umrah, didalam menyampaikan informasi sesuai dengan kebutuhan peserta ?
42,3% 50,0% 7,7%
11
Apakah mekanime penyelenggara Sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah profesional sudah berjalan sesuai dengan kebijakan yang ada ?
19,2% 53,8% 23,1% 3,9%
12
Bagaimana panitia penyelenggara dalam memenuhi kebutuhan peserta, yang mengikuti program Sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah Profesional ?
30,8% 50,0% 19,2%
13
Bagaimanakah kedisiplinan dan keramahan pimpinan/panitia penyelenggara sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah selama pelaksanaan kegiatan ?
53,8% 34,6% 11,5%
14
Bagaimanakah keterlibatan atau peran aktif TNI Angkatan Laut sebagai organisasi pemerintah, yang ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan Sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah profesional Profesional ?
73,1% 19,2% 7,7%
15 Bagaimanakah metode yang digunakan dalam penyampaian materi kepada peserta?
53,8% 34,6% 11,5%
16
Bagaimanakah ketersediaan konsumsi selama mengikuti kegiatan Sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah profesional ?
19,2% 61,5% 19,2%
17
Bagaimanakah ketersediaan kendaraan operasional selama mengikuti kegiatan sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah profesional sekaligus pelayanan yang Bapak/Ibu terima ?
30,8% 53,8% 15,4%
18
Seberapa baik kemampuan dan keahlian pemateri atau narasumber dalam menyampaikan pemantapan praktik dilapangan kepada peserta?
23,1% 61,5% 15,4%
19
Bagaimanakah alur/proses mekanisme dan recrutmen peserta untuk mengikuti program Sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah profesional, di lingkungan TNI Angkatan Laut ?
34,6% 57,7% 7,7%
20
Bagaimanakah Materi Sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah profesional yang berkaitan dengan regulasi dan kebijakan tentang haji?
38,5% 50,0% 11,5%
21
Bagaimanakah Materi Sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah profesional terkait dengan praktik manasik haji?
38,5% 53,8% 7,7%
22
Menurut Bapak/Ibu, Secara keseluruhan, bagaimana arahan bagi program Sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah profesional tersebut ?
57,7% 38,5% 4,0%
Jumlah Responden 26 Orang Responden
Lampiran 7
Jadwal Kegiatan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji
Profesional tahun 20191
1 Sumber data dari Bapak H. Ade Marfuddin selaku Ketua TIM
Sertifikasi Fidikom UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 5 April 2020.
Hari/Tgl/
Waktu
Uraian Kegiatan/Materi Narasumber Moderat
or
Senin/18/11/
2019
07.30-08.30 Registrasi Peserta PANITIA TNI AL
08.30-10.00 Pembukaan Acara PANITIA TNI AL
09.30-10.00 Coffee Break
10.00-12.00 Kebijakan Penyelenggaraan Haji dan
Umroh; Perspektif Undang-Undang No. 8
Tahun 2019 dan Urgensi
Penyelenggaraan Sertifikasi Pembimbing
Manasik.
Dirjen PHU
Kemenag RI
TNI AL
12.00-13.00 I-S-O-M-A PANITIA
13.00-15.00 Penjelasan Teknis program Sertifikasi
bagi Pembimbing Manasik Haji; meliputi
Dasar, Tujuan, Manfaat, Materi,
Penilaian, Absensi, Kelulusan dan
pembagian kelompok
Ketua Tim
Sertifikasi Fidikom
UIN Syahid Jakarta:
Drs. H. Ade
Marfuddin, MM
Amirudi
n
15.00-15.30 SHOLAT ASHAR
15.30-17.30 Manajemen Bimbingan Manasik Haji dan
Umrah
Dr. H. Ali Rohmat Sunanda
r
17.30-000 ISTIRAHAT PANITIA
Selasa/19/11/
2019
07.30-09.30 Kebijakan Pembinaan Ibadah Haji
(Manasik Haji dan Urgensi Sertifikasi
Pembimbing Manasik Haji)
Direktur Bina Haji
dan Umrah: Drs. H.
Khoirizi Dasir
TNI AL
09.30-10.00 Coffee Break
10.00-12.00 Filosofi/Hikmah dan Spiritual Ibadah
Haji dan Umrah
DR. KH. A.
Baidhowi
Mulkana
sir
12.00-13.00 I-S-O-M-A PANITIA
13.00-15,00 Kebijakan Pelayanan Kesehatan Jamaah
Haji di Tanah Air dan di Arab Saudi
Kepala Kapus
Kesehatan Haji
DepKes RI: Dr. dr.
H. Eka Yusuf
Singka, M. sc
M. Zen,
MA
15.00-15.15 SHOLAT ASHAR
15.15-17.45 Kebijakan Pelayanan Ibadah Haji di Arab
Saudi dan Ta’limatul Hajj
Direktur Pelayanan
Haji Luar Negeri:
Hj. Sri Ilham Lubis,
Lc
Dra. Hj.
Mastana
h, M. Si
17.45-000 ISTIRAHAT PANITIA
Rabu/20/11/2
019
07.30-09.30 Psikologi Kepribadian Pembimbing
Manasik haji
Prof. DR. H.
Ahmad Mujib. M.
Ag
Naschih
ah, MA
09.30-10.00 Coffee Break
10.00-12.30
Manasik Haji Perempuan, permasalahan
dan Solusinya
Drs. KH. A.
Kartono. M. Si
Dr.
Napsiya
h, MSW Rangkaian Ibadah Penunjang (Tayamum,
Jama’ Qasar, Sholat jenazah/Ghaib)
Dra. Hj. Mastanah.
M. Si
12.30-13.00 I-S-O-M-A PANITIA
13.00-15.00 Kebijakan Pembinaan calon jema’ah haji
(Bimbingan Manasik Haji);Studi Kasus
Provinsi DKI Jakarta
Ka. Kanwil
Kemenag Prov.
DKI Jakarta H.
Saeful Mujab.
S.Ag., MA
Drs.
Cecep
Castrawija
ya, MA
12.30-13.00 I-S-O-M-A PANITIA
13.00-15.00 Kebijakan Pembinaan calon jema’ah haji
(Bimbingan Manasik Haji);Studi Kasus
Provinsi DKI Jakarta
Ka. Kanwil
Kemenag Prov.
DKI Jakarta
H.Saeful Mujab.
S.Ag., MA
Drs.
Cecep
Castrawija
ya, MA
15.00-15.15 SHOLAT ASHAR
15.15-17.30 Strategi dan Metode Bimbingan Manasik
Haji
Drs. H. Hasanuddin.
MA
Nurul
Hidayati
17.30-000 ISTIRAHAT PANITIA
Kamis/21/
11/2019
06.30-07.30 Praktik Manasik Haji Tim Assesor
Fidikom UIN (Drs.
H.Hasanudin, MA)
07.30-09.30 Sholat Arbain, Ziarah (Pengenalan Situs
Islam dan Sirah Nabawiyah),
permasalahannya dan solusinya
Drs. H. Helmi
Hidayat. MA
Khaeron
Sirin
09.30-10.00 Coffee Break
10.00-12.00 Fiqih Haji dalam perspektif 4 Madzhab Drs. KH. A.
Kartono. M. Si
Drs.
Sugharto
, MA
12.00-13.00 I-S-O-M-A PANITIA
13.00-15.00 Psikologi Komunikasi Pembimbing
Manasik Haji
Prof. Dr. Andi M.
Faisal Bakti, MA
Dr.
Sihabud
din,
M.Ag
15.15 –
18.00
Problematika Manasik Haji dan Umroh;
Studi Kasus Manasik Haji di Arab Saudi
Tahun 2019
(Pendalaman materi),
-Diskusi kelompok
Tim Konsultan
Ibadah Haji 2019;
1. Drs. KH. A.
Kartono. MSi
2. Drs. H.Ade
Marfuddin.
MM
3. Drs. H. Helmi
Hidayat. MA
4. Drs. H.
Hasanuddin.
MA
5. Dra. Hj.
Mastanah. Msi
18.00-selesai Presentasi/pleno Assesor
ISTIRAHAT PANITIA
SHOLAT ASHAR
Jum,at/22/11/
2019
Strategi dan Metode Bimbingan Manasik
Haji
Drs. H. Hasanuddin.
MA
Nurul
Hidayati
06.30-08.00 Praktik Manasik Haji Tim Assesor
Fidikom UIN (Dra.
Jundah
Sulaiman, MA)
08.00-09.30 Akhlak dan Etika Jema’ah Haji dan
Umroh
Prof. DR. H. Asep
Usman Ismail
Dra.
Jundah
Sulaiman,
MA
09.30-11.15 Tradisi dan Kultur Budaya Arab H. Arsyad Hidayat,
Lc, MA
TNI AL
11.15-13.00 I-S-O-M-A/SHOLAT JUM’AT PANITIA
13.00-15.00 RKO dan RKL H. Efa Ainul Falah, M.Ag
Dr.Shiha
-buddin,
M.Ag
15.00-15.30 SHOLAT ASHAR
15.30-17.30 Micro Guiding
Uji Kompetensi/ Evaluasi Post test dan
Wawancara
Suparto, Ph.D
-Tim Sertifikasi
Fidikom UIN
17.30–Selesai P E N U T U P A N PANITIA TNI AL
Lampiran 8
Nilai Akhir Peserta Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji
Profesional tahun 20192
2 Sumber data dari Bapak H. Ade Marfuddin selaku Ketua TIM
Sertifikasi Fidikom UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 5 April 2020.
NO
NAMA
TEMPAT TANGGAL
LAHIR
JML
PREDIKAT
1 Dr. Munasita, S.Pd Pare-Pare, 18 Oktober
1968
77 BAIK
2 Hardiman, S.Ag., M.Sc Kampar, 15 Agustus 1973 81 MEMUASKAN
3 Akhmad Nur Sodiq, SH Lamongan, 17 Agustus 1964
76 BAIK
4 Baedlowi, S.Pd Semarang, 21 November
1963
77 BAIK
5 Yusup Imamnurdin
S.Kom.I
Sumedang, 12 September
1988
78 BAIK
6 Prabowo S.H Kulon Progo, 13 Juli 1976 78 BAIK
7 Abdul Azis S.Pd.I Grobogan, 06 April 1993 78 BAIK
8 Syarofah, S.E Mojokerto, 07 November
1975
77 BAIK
9 Mayor MF Abdul Haris, S.Ag
Jakarta, 22 Juli 1972 81 MEMUASKAN
10 H. Soleh, M.Pd.I Indramayu, 4 April 1969 81 MEMUASKAN
11 Suci Purnomo, S.Pd,
M.M.
Kediri, 30 Desember 1970 81 MEMUASKAN
12 H. Darussalam. S.S Depok, 15 Agustus 1976 81 MEMUASKAN
13 Nurman, S.Ag Bogor, 3 januari 1974 81 MEMUASKAN
14 H. Muhidin Pontianak, 07 Oktober
1969
78 BAIK
15 Sumadi S.Pd.I Kulon Progo, 27 januari 1973
79 BAIK
16 Riza Nevyan Syah Cirebon, 26 Februari 1973 77 BAIK
17 Arisanti Abriani Surabaya, Cirebon 10 78 BAIK
Maret 1972
18 M.Saleh Cahyadi
Mohan,S.Sos.I
Medan, 10 Maret 1982 77 BAIK
19 Ltk. Drs. Muhammad
As'ad, M.Mar.Pol
Polmas, 11 September
1968
81 MEMUASKAN
20 Ltk. H. Nazir Wansyah,
S.E.,M.M
Sekayu, 15 November
1968
79 BAIK
21 Ltk. Abd. Rohim, S.Sos. Bekasi, 29 Januari 1972 79 BAIK
22 Mayor Jamaluddin, S.H Bogor, 08 Februari 1968 79 BAIK
23 Kpt. Hariyadi, S.E Sidoarjo, 23 Maret 1973 78 BAIK
24 Mayor Kurnia Wira Sandi
Madiun, 29 Oktober 1974 79 BAIK
25 Ltk. Muslim Nurdin,
S.K.M
Bandung, 01 Februari
1970
81 MEMUASKAN
26 Joko Santoso, S.T. M.M Surakarta, 03 Maret 1966 80 BAIK
27 Ltd Suyono Cilacap, 02 Mei 1978 78 BAIK
28 Ltd Denny Riyan
Nugraha S.Ag
Surabaya, 26 Januari 1983 79 BAIK
29 Letkol Laut Nasrun S.H., M.H
Jambi, 10 Desember 1969 78 BAIK
30 Letkol Laut KH Johar
Setiadi, ST. MT
Surabaya, 25 April 1973 79 BAIK
31 Letkol Laut T Anjas S
S.T. M.M. MTr Hanla
Bandung, 24 Juni 1975 77 BAIK
32 Mayor Laut KH Budi
Eko Seputro, S.IP
Purworejo, 19 Oktober
1974
77 BAIK
33 Kapten Laut T Sudirno Tegal, 11 Maret 1974 77 BAIK
34 Lettu Laut KH Gunarto, S.Pd.I
Purworejo, 02 Maret 1980 78 BAIK
35 Serda Mus Rohmad Temanggung, 10 Agustus 1976
78 BAIK
36 Hasan Jakarta, 13 April 1964 77 BAIK
37 Letkol Sus Abdullah,
S.Ag
Sidoarjo, 04 Juni 1971 81 MEMUASKAN
38 H. Mahrus Ali, M.AP Lamongan, 22 Desember
1975
81 MEMUASKAN
39 Muftiono S.Ag., MA. Purbalingga, 5 Juni 1967 81 MEMUASKAN
40 RM. H. Aidi Arief Pamekasan, 02 Februari 1965
81 MEMUASKAN
41 Sarifudin, S.Ag Enrekang, 09 Maret 1973 79 BAIK
42 Bahrul Ulum, S.H.I Sidoarjo, 07 Juli 1983 79 BAIK
43 Abdullah Hakim, S.Pd.I Surabaya, 09 Maret 1973 78 BAIK
44 H. Suparno Labuhan Batu, 11 Oktober
1977
78 BAIK
45 Hj. Jaeroh., S.Pd.I., M.Si Indramayu, 4 Januari 1972 81 MEMUASKAN
46 Mumu, S.Pd Tasikmalaya, 08 Juni 1967 77 BAIK
47 Abdul Ma'sum, S.Ag Sidoarjo, 02 April 1965 78 BAIK
48 Ir. Purwoko Cimahi, 28 November
1958
77 BAIK
49 R. Abdul Rohim, S.Ag., MH
Teluk Betung, 10 Mei 1971
81 MEMUASKAN
Lampiran 10
Dokumentasi Rangkaian Kegiatan Sertifikasi Pembimbing
Manasik Haji Profesional tahun 2019 di Asrama Haji Pondok
Gede Jakarta
Gambar 1 : Fidikom, Kemenag dan TNI AL gelar sertifikasi
pembimbing manasik haji tahun 2019
Gambar 2 : Dirjen PHU, Kadiswatpersal bersama Tim Ahli
Fidikom UIN Jakarta foto bersama saat pembukaan kegiatan
sertifikasi pembimbing manasik haji tahun 2019
Gambar 3 : Pemantapan materi manasik haji oleh Pakar dan
Tim Sertifikasi Fidikom kepada peserta sertifikasi di Gedung
Asrama Haji
Gambar 4 : Pemantapan praktik manasik haji oleh Tim
Sertifikasi Fidikom kepada peserta sertifikasi di Gedung
Asrama Haji
Gambar 5 : Perwira TNI AL foto bersama dengan perwakilan
dari Tim Sertifikasi Fidikom UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 6 : Penutupan kegiatan sertifikasi pembimbing
manasik haji tahun 2019