efloresensi

33
EFLORESENSI • Definisi Kelainan kulit yang dapat dilihat dengan mata telanjang (secara obyektif), dan bila perlu dapat diperiksa dengan perabaan. Klasifikasi PRAKKEN (1966): * Efloresensi primer * Efloresensi sekunder

Upload: rizka-sekar-kinasih

Post on 24-Oct-2015

194 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: efloresensi

EFLORESENSI• Definisi

Kelainan kulit yang dapat dilihat dengan mata telanjang (secara obyektif), dan bila perlu dapat diperiksa dengan perabaan.

• Klasifikasi PRAKKEN (1966):

* Efloresensi primer

* Efloresensi sekunder

Page 2: efloresensi

EFLORESENSI PRIMER

• Makula• Papula• Plaque (plakat)

• Nodul• Urtika• Papiloma

• Vesikel• Bula• Pustula• Purpura • Kista • Teleangiektasis• Komedo

Page 3: efloresensi

MAKULAPerubahan warna kulit yang tegas dengan ukuran dan bentuk bervariasi

tanpa disertai perubahan konsistensi dan permukaannya seperti pada tinea versikolor, morbus Hansen, melanoderma, leukoderma, purpura, petekie,

ekimosis

Page 4: efloresensi

PapulaPenonjolan superficial pada permukaan kulit dengan massa zat padat, berbatas tegas, berdiameter < 1cm

Page 5: efloresensi

Plaque (Plakat)Kelainan kulit seperti papula dgn permukaan datar & diameter > 1 cm

Plak dapat terjadi karena perluasan suatu papula, tetapi juga dapat karena gabungan dari beberapa papula

Page 6: efloresensi

NodulPenonjolan pada kulit berbatas tegas, letaknya dalam,

diameternya > 1 cm

Page 7: efloresensi

UrtikaPenonjolan kulit dengan batas tegas, timbulnya cepat dan hilangnya juga cepat. Biasanya berwana kemerahan dan pucat di bagian tengah

Page 8: efloresensi

PapilomaPenonjolan kulit yang berbentuk seperti jari-jari tangan yang

disebabkan karena meningginya papilla dermis dan ditutupi oleh epidermis yang mengalami hiperplasi

Page 9: efloresensi

VesikelPenonjolan kulit berbatas tegas, berisi cairan & diameternya < 1 cm

Bila pecah menjadi Erosi, bila bergabung menjadi Bula

Page 10: efloresensi

BulaPenonjolan kulit berbatas tegas, seperti

vesikel dengan ukuran > 1 cm

Page 11: efloresensi

Pustula

Penonjolan kulit berbatas tegas, diameter < 1 cm, berisi cairan pus/ nanah

Page 12: efloresensi

PurpuraPerubahan warna kulit menjadi kemerahan yang terjadi karena perdarahan di dalam kulit

Berdasarkan diameter :a. Petechie : < 1 cmb. Echymosis : > 1 cm

Tes : Diaskopi

Page 13: efloresensi

Kista

Suatu rongga yang dibatasi oleh epitel dan di dalamnya berisi massa cair atau solid

Page 14: efloresensi

Teleangiektasis

Terjadinya pelebaran pembuluh darah kapiler, venulae, atau arteriole yang nampak pada permukaan kulit

Page 15: efloresensi

KomedoPenonjolan kulit karena adanya pelebaran infundibulum folikel

rambut yang terisi masa keratin, sebum & mikroorganisme tertentu

Page 16: efloresensi

EFLORESENSI SEKUNDER

Skuama Krusta Erosi Ulkus Ekskoriasi Fisura Atrofi

Sikatriks Sklerosis Likenifikasi Sinus Abses kunikulus

Page 17: efloresensi

Skuama

Stratum korneum yang terkelupas dan tampak pada permukaan

Dapat kering/ berminyak, tipis/ tebal, warna putih keabuan kuning coklat

Page 18: efloresensi

KrustaBahan cair, eksudat, darah atau serum maupun jaringan nekrotik

yang mengering

Page 19: efloresensi

ErosiDefek pada sebagian atau seluruh epidermis tetapi tidak sampai pada

membrana basalis, sehingga pada proses penyembuhannya tidak meninggalkan bekas sikatrik

Page 20: efloresensi

UlkusDefek yang mengenai seluruh epidermis dan melebihi membrana basalis, bahkan mungkin sampai dermis atau subkutis, sehingga pada proses penyembuhannya sering meninggalkan sikatriks

Page 21: efloresensi

EkskoriasiHilangnya jaringan sampai dengan stratum papilare

Page 22: efloresensi

FisuraRetakan kulit/ defek linier yang dapat mulai dari

permukaan sampai lapisan dermis

Page 23: efloresensi

AtrofiPenipisan kulit, baik epidermis maupun dermis.

Kulit yang mengalami atropi tanpak mengkilat, putih, dengan gambaran permukaan yang hilang, mengkerut & tidak mempunyai

adneksa lagi

Page 24: efloresensi

SikatriksPembentukan jaringan baru yang sifatnya lebih banyak mengandung

jaringan ikat untuk mengganti jaringan yang rusak akibat penyakit atau trauma pada dermis yang lebih dalam

Page 25: efloresensi

Sklerosis

Mengerasnya kulit yang hanya dapat ditemukan dengan palpasi

Page 26: efloresensi

LikenifikasiPenebalan kulit yang ditandai dengan penegasan gambaran garis-

garis permukaan kulit baik longitudinal maupun transfersal, biasanya disertai hiperpigmentasi.

Proses likenifikasi terjadi sebagai akibat garukan kronis dan hebat

Page 27: efloresensi

SinusSaluran yang dibatasi oleh epitel dan bermuara pada kulit

Page 28: efloresensi

AbsesKumpulan pus pada jaringan yang terlokalisir

Page 29: efloresensi

KunikulusSuatu lorong yang terdapat pada stratum korneum atau stratum

spinosum, yang biasanya terjadi karena adanya infestasi larva suatu parasit tertentu

Page 30: efloresensi

Konfigurasi lesi• Diskret : tersebar satu- satu/ terpisah dari yang

lain• Unilateral : mengenai sebelah badan• Universalis : mengenai hampir seluruh tubuh• Generalisata : tersebar hampir seluruh tubuh (90-100%)• Herpetiformis : vesikel berkelompok spt pd herpes zoster• Anuler/ Sirsinar : seperti lingkaran• Linier, arkuata : seperti garis lurus• Arsiner : seperti bulan sabit• Serpiginosa : proses menjalar ke satu jurusan diikuti

penyembuhan pd bagian yg ditinggalkan• Konfluens : dua atau lebih lesi yang menjadi satu

Page 31: efloresensi

Batas lesi• Sirkumskripta : Batas tegas• Difus : Batas tidak tegas• Batas tepi meninggi• Batas tepi aktif

Page 32: efloresensi

Ukuran lesi

• Milier : sebesar kepala jarum pentul• Lentikuler : sebesar biji jagung• Numuler : sebesar uang logam 100 rupiah

Page 33: efloresensi

REFERENCEFitzpatrick's Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology.Djuanda S, Sularsito SA. Dermatitis In: Djuanda A, ed Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi III.

Jakarta: FK UI, 1999: 126-31.Debson RL, abele DC. The practise of dematology. Philadelphia: Haper & Row

Publisher, 1990: 35-43.