efusi pleura
DESCRIPTION
EPTRANSCRIPT
DEFINISI
Terkumpulnya cairan di rongga pleuraEfusi pleura merupakan kelainan sekunder
Disebabkan oleh kelainan sistemik atau lokal
Efusi pleura atelektasis kompresi
PATOFISIOLOGI
Normal : Cavum pleura berisi sejumlah kecil cairan
Fungsi cairan pleura untuk melumasi pleura viseralis & parietalis tekanan negatif di rongga thorak membantu ekspansi paru
Pembentukan dan pengeluran cairan pleura seimbang
Normal : pembentukan cairan pleura 0,01 – 0,02 ml/kgbb/jam pada tiap
hemithorak.
Lymphatic clearance normal : usaha untuk mengeluarkan akumulasi cairan di kavum pleura
Lymphatic clearance 28 X > pembentukan cairan pleura normal (0,2 – 0,28
ml/kgbb/jam)
Kavum pleura berhubungan dengan pembuluh limfe melalui stomata di pleura parietalis
Efusi pleura dapat berasal dari:1. kapiler di pleura parietalis dan viseralis2. jaringan intersisial paru3. kavum peritoneum melalui lobang
kecil di diafragma Dari kapiler pleura Starling law of transcapillary
exchange Dari jar. Interstitial exudate , permeabilitas
meningkat, edema pulmonum Dari kavum peritoneum sirosis hepatis and
ascites, pancreatic ascites, Meigs’ syndrome, dialisis peritoneal
Akumulasi cairan pleura berlebih dapat berasal dari :
1. Peningkatan tekanan hidrostatik dalam sirkulasi mikrovaskular (CHF)
2.Penurunan Tekanan onkotik dalam sirkulasi mikrovaskular karena hipoalbuminemia (Sirosis hepatis, sindroma nefrotik)
3.Peningkatan Tekanan negatif dalam cavum pleura (atelektasis paru yang luas)
4.Peningkatan Permeabilitas sirkulasi mikrovaskular karena inflamasi (pneumonia)
5.Gangguan drainase sistem limfatik di permukaan pleura (blokade oleh tumor, fibrosis)
6. Pergerakan cairan ascites dari cavum peritoneum melalui defek diafragma (Peritoneal dialisis)
DIAGNOSIS
1. Gejala & Tanda
JumlahKecepatan PembentukanEtiologi
ASIMTOMATIKSIMTOMATIK :
Sesak napas Nyeri dada pleuritik Batuk produktif atau non produktif
Deviasi trakea ke kontra lateralTampak lebih cembungTertinggal saat nafas Taktil fremitus menurunPerkusi redupSuara napas melemah / tak terdengar Pleural friction rubEgofoni
Pemeriksaan Fisik
2. Pemeriksaan Penunjang
A. X- Foto Thorak
X- foto thorak PA & Lateral : sudut kostofrenikus tumpul (jika cairan ± 175 cc)
Jika efusi pleura banyak mediastinum bergeser ke kontra lateral
Jika efusi pleura sedikit dpt tdk tampak x-foto thorak lateral dekubitus
X-foto thorak lateral dekubitus sangat
sensitif untuk deteksi cairan pleura ± 75 cc
Pasien ICU : Thorak foto posisi supine efusi pleura moderate kadangkala lolos dari pengamatan karena cairan pleura menempati bagian belakang curiga efusi pleura jika ada peningkatan opasitas hemithorak dengan vascular marking yang tidak jelas
X-foto thorak lateral dekubitus atau USG
B. Ultrasonografi
Rutin, tidak direkomendasikan
USG digunakan untuk :
- Guide thoracentesis efusi pleura minimal dan loculated.
- Mendeteksi abnormalitas subpulmonik atau subphrenik
mampu membedakan komponen solid dan komponen cairan
C. CT-Scan Mengetahui keadaan yg secara anatomi
tidak dapat dinilai dgn x-foto thorak atau USG.
Cth : - Meendeteksi massa pleura
- Mendeteksi kelainan parenkim paru tertutup efusi pleura.
- Membedakan empiema dengan abses paru.
- Membedakan penyakit pleura parenkim paru.
- Mengetahui efusi pleura loculated.
D. ThorasentesisDiagnostik atau terapetik
Pengeluaran sebaiknya tidak lebih 1000-1500 cc setiap kali aspirasi
Thorasentesis diagnostik sebaiknya tidak dikerjakan :
- Efusi terlalu sedikit untuk diaspirasi secara aman.
- Efusi bilateral diduga efusi transudat.
kecuali : - adanya gambaran yg atypikal.
- efusi transudat, tidak respon dengan terapi.
Komplikasi : nyeri, pneumothorak, perdarahan, laserasi pleura visceralis, emboli udara
E. Pemeriksaan Cairan Pleura
1. Fisik Cairan Pleura
FISIK CAIRAN PLEURA KEMUNGKINAN
Purulen berbauSerousBloody
Milky“Anchovy sauce” like fluidEfusi pleura bercampur makanan
EmpiemaPneumonia, tuberkulosisKeganasan, tuberculosis, hemothorak, emboli paru dengan infark, traumaKilothorak, pseudokilothorakAbses amoeba yang rupturRuptur esofagus
2. Biokimiawi Efusi PleuraEfusi pleura dibedakan menjadi :
- Transudat peningkatan tekanan hidrostatik / berkurangnya tekanan onkotik
- Eksudat peningkatan permeabilitas kapiler
Kriteria Light eksudat jika salah satu kriteria positif, transudat jika tidak ada kriteria yang terpenuhi
1) pleural fluid protein/ serum protein > 0.5 2) pleural fluid LDH/ serum LDH > 0.6. 3) pleural fluid LDH > 2/3 upper normal limit for serum LDH.
Bila menurut kriteria Light memenuhi kriteria eksudat tetapi secara klinis adalah efusi pleura transudat
Gradien > 1,2 g/dl : transudat Gradien ≤ 1,2 g/dl : eksudat
Efusi pleura eksudat yang tak diketahui sebabnya : Cek glukosa, amylase, LDH, diffrential cell count, pemeriksaan mikrobiologi, sitologi, pH, adenosine deaminase( ADA) , interferon-γ, polymerase chain reaction( PCR) tuberkulosis, analisa lipid
Albumin serum – albumin cairan pleura
Hitung Jenis Cairan Efusi Pleura
- > 10.000 /μL Efusi pleura parapneumoni, pancreatitis, emboli paru, collagen vascular disease, keganasan, tuberkulosis - Lekositosis Polymorphonuclear( PMN Penyakit akut misalnya pneumonia, emboli paru, pankreatitis, abses intra abdomen, awal tuberculosis. - Sel Mononuclear (MN) Keganasan, tuberkulosis, resolving acute process. - Eosinophil Benign asbestos, efek samping obat nitrofurantoin, bromocriptine, dantrolene, paragonimiasis( low glucose, low pH, high LDH) . - More than 50% WBC in exudates are small lymphocyte malignancy or tuberculosis.
pH
- pH normal cairan pleura ± 7,6
- pH < 7 efusi parapneumonia komplikata, sebaiknya thorakostomi
- pH < 7.2 asidosis sistemik, ruptur esofagus, pleuritis rheumatoid, pleuritis tuberculosis, penyakit pleura maligna, hemothorax, paragonimiasis, Churg-
Strauss syndrome.
Glukosa
- < 60 mg/dL efusi parapneumoni atau empiema, efusi maligna, efusi tuberkulosis, efusi rheumatoid ( biasanya < 30 mg/dl, hemothorax, Churg-Strauss syndrome.
- < 40 mg/dL sebaiknya dipasang Tube thoracostomy
Amilase- Dikatakan meningkat jika :
a. Ratio amilase cairan pleura - serum > 1 , atau
b. Amilase cairan pleura > batas atas nilai amilase serum normal.
- Amylase meningkat pada : - pankreatitis akut (pancreatic amylase
cairan pleura meningkat) - ruptur esofagus (salivary amylase
meningkat hampir 5 x amylase serum) - keganasan pleura ( t.u adenocarcinoma )
Sitologi
- Diagnosis keganasan dari efusi pleura maligna 40-90%.
- Tergantung : tipe tumor, jumlah cairan pleura, ketrampilan dokter
- Sitologi (+) : tumor primer adenokarsinoma Sitologi (-) : tumor primer karsinoma sel squamousa, lymphoma, mesothelioma.
- Imunohistokimia menggunakan antibodi monoclonal membedakan adenokarsinoma, benign mesothelial dan malignant methelial cell.
Lactic Acid Dehydrogenase
- Indikator tingkat inflamasi di kavum pleura
- LDH meningkat inflamasi memburuk
Bakteriologi
- Kultur & Pengecatan kultur kuman aerob & anaerob, mikobakterium, jamur
- Pengecatan Garam
pH dan pCO2
- < 7 efusi parapneumoni komplikata, sebaiknya dipasang tube thoracostomy
- < 7.2 asidosis sistemik, ruptur esophageal, pleuritis rheumatoid, pleuritis tuberculosis, penyakit pleura ganas, hemothorax, paragonimiasis, Churg-Strauss syndrome.
F. Pemeriksaan Invasif Untuk Undiagnosed Exudative Pleural Effusion
1. Needle biopsy
2. Thorakoscopi alat diagnosis pada keganasan pleura yang sitologinya negatif
3. Bronkoscopi hanya dilakukan pada pasien dengan kelainan parenkim dan hemoptisis
4. Open biopsy of the lung terbaik
EFUSI PLEURA TRANSUDATIF
Hepatic hydrothorax. Nephritic syndrome. Congestive heart failure. Dialisis Peritoneal.
Congestive heart failure
Bilateral, sama pada tiap sisi Isolated right-sided pleural effusions lebih sering
dibanding left-sided effusions Left ventricular atau bi-ventricular failure. Observasi jika gagal jantung diterapi dan
membaik, efusi pleura akan membaik Pungsi diagnostik sebaiknya dilakukan jika : - Efusi unilateral atau bilateral tetapi jumlahnya tak
sama
- febris
- nyeri dada pleuritik
- efusi pleura persisten setelah terapi diuretik
Hepatic hydrothorax 5%, penyebaran langsung cairan peritoneal
melalui lobang kecil di diaphragma. Biasanya efusi pleura kanan, luas Terapi terapi penyakit hepar, transplantasi
hepar, implantation of transjugular intrahepatic portal systemic shunt, Peritoneal jugular shunt.
Pleurodesis merupakan kontraindikasi Spontaneous bacterial empyema --- hepatic
hydrothorax terinfeksi (13%) - Kriteria Dx : 1). Kultur cairan pleura (+)
2). Neutrofil c.i pleura > 250/mL - Terapi tube thoracostomy.
Nephritic syndrome
Tekanan onkotik plasma turun 20%. Terapi meningkatkan protein serum
Dialisis Peritoneal
Defek diafragma Terapi : 1). Chemical pleurodesis
2). Short period of small-volume,
intermittent peritoneal dialysis
EFUSI PLEURA EXUDATIVE
Embolisasi paru Perforasi esofagus Pankreatitis akut Penyakit pankreas kronik Abses Intra-abdominal
Embolisasi Paru
Klinis : dyspnea, nyeri dada pleuritik, hemoptisis Laboratorium : peningkatan D-Dimer > 500 ng/ml Diagnosis : Prediksi klinik dengan Revised
Genewa Score dan Wells Score Efusi < 1/3 hemithorax, bilateral. Hemoragik atau serohemoragik, dapat jernih Neutrophil meningkat, limfosit atau mononuklear Penunjang lain : lung scan, contrast-enhanced
spiral CT, pulmonary arteriography
Perforasi Esofagus
Mortalitas 100% jika diagnosis tidak dapat ditegakkan dalam 48 hours.
Klinis : nyeri dada akut, dyspnea, efusi pleura & mediastinum, emfisema subkutis
Diagnosis : amilase cairan pleural, pemeriksaan radiologi dengan kontras
Terapi : Eksplorasi mediastinum dan repair esophageal, drainage, antibiotika, T-tube intubation.
Pankreatitis Akut 50%, Sebagian besar bilateral. Klinis : sesak nafas, nyeri dada pleuritik Efusi Pleura tidak membaik dalam 2 minggu
pikirkan abses pankreas atau pseudokista
Penyakit Pankreas Kronik Klinis : nyeri dada, dyspnea, batuk. Sebagian
besar tanpa abdominal sign Left side, recurs rapidly after thoracentasis Diagnosis : amilase cairan efusi ↑, ERCP.
Abses Intra Abdomen Subfrenik, pankreatic, intrasplenic,
intrahepatik. Diagnosis : cairan pleura didominasi
neutrofil, CT- scan Terapi : antibiotika dan drainage.
EFUSI PLEURA PADA KEADAAN KHUSUS
Pleuritis Tuberkulosa
Karena reaksi hipersensitivitas terhadap tuberculous protein dalam cavum pleura
Pemeriksaan BTA, Kultur, Histopatologi + PA Efusi pleura eksudat & didominasi limfosit. Pemeriksaan penunjang lain : ADA, interferon-γ, PCR
tuberculosis ADA > 47 U/l, dikombinasi dengan limfosit / netrofil
cairan pleura > 0,75 Interferon-γ > 140 pg/ml
Efusi Parapneumonik
pneumonia bakterial , abses paru, bronchiectasis. Empiema efusi purulen Pasien aerobic bacterial pneumonia dg efusi pleura acute
febrile illness diikuti nyeri dada, sputum produktif, dan lekositosis
Pasien anaerobic infections subacute illness diikuti penurunan BB,lekositosis, anemia ringan, riwayat adanya faktor predisposisi terjadinya aspirasi
Tindakan lebih invasif dari thorasentesis jika:
- loculated pleural fluid
- pH cairan pleura < 7.20
- glucos cairan pleura <60 mg/dL
- pengecatan Gram atau kultur cairan pleura (+)
- empiema Jika efusi berulang setelah thorasentesis & salah satu
kriteria di atas ada thorasentesis ulang
Efusi Pleura Karena Malignansi
Efusi pleura eksudatif yang sering dijumpai Tumor yang menyebabkan ~75% dari malignant
pleural effusions : karcinoma paru, breast carcinoma, limfoma.
Diagnosis : sitologi cairan pleura Jika pemeriksaan sitologi cairan pleura (-)
thoracoscopy adalah pemeriksaan terbaik selanjutnya jika kecurigaan keganasan besar
Jika thoracoscopy tidak mungkin dilakukan needle biopsy of the pleura
TERAPI
1. Konservatif
2. Thoracentesis terapeutik
3. Tube thoracostomy ( Chest tube )
4. Pleurodesis
5. Terapi bedah
Konservatif
Efusi pleura transudat dan tidak ada gangguan hemodinamik akibat efusi pleura tersebut
Efusi pleura terlalu sedikit Terapi terhadap etiologi Bila gagal invasif
Thoracentesis Terapeutik
Indikasi : meredakan gejala respirasi berat akibat efusi pleura
Kontraindikasi absolut : infeksi kulit pada tempat pungsi. Kontraindikasi relatif : - Pendarahan berat
- Antikoagulan sistemik - Efusi pleura minimal
Komplikasi : - Perdarahan - Pneumothorak - Infeksi jaringan lunak atau empyema - Laserasi organ. - Hipotensi - Edema paru
Jumlah cairan yang dikeluarkan 1000 – 1500 cc Pengeluaran terlalu cepat reexpansion pulmonary
oedema Pengeluaran cairan efusi dalam jumlah besar
monitor tek. intrapleura (tidak boleh < -20 cmH20)
Pleurodesis
Indikasi : Efusi simptomatik tak terkontrol & rekurent Kontraindikasi absolut :
- sesak napas tak berkurang setelah thoracentesis
- extensive trapped lung
- obstruksi bronkus utama Kontraindikasi relatif :
- penderita kondisi terminal
- penyakit keganasan luas
- status performance jelek
- kebocoran udara yang masih aktif Syarat : Paru dapat mengembang penuh setelah
pengeluaran cairan.
Tube Thoracostomy ( Chest tube ).
Indikasi : - Pneumothorax (luas & symptomatik). - Hemothoraks. - Penetrating chest trauma. - Empyema. - Chylothorax. - Untuk pleurodesis. Penderita multiple lokulated atau riwayat pleurodesis
sebelumnya CT- scan thorax sebagai guide penempatan chest tube.
Bila cairan efusi tidak keluar dilakukan koreksi posisi tube dengan guide CT- scan thorak.
Terapi bedah.
Video assisted thoracoscopic surgery drainage efusi pleura
yg tidak komplit & meletakkan chest tube secara optimal.
Pada kegagalan pleurodesis, dapat dilakukan tube drainage
into a bag atau pleuroperitoneal shunting.
Empyema fase fibroproliferatif thoracotomy + dekortikasi
untuk membuang jaringan fibrosa & evakuasi pus dari cavum
pleura.
Dekortikasi mengeliminasi sumber infeksi, membantu paru
mengembang dengan baik.
Thorakotomi eksplorasi dilakukan pada kasus hemothoraks
karena trauma untuk mencari dan menghentikan sumber
perdarahan.