eis
TRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dengan berkembangnya teknologi informasi, mengubah manusia dalam
menyelesaikan semua perkerjaannya. Tidak hanya dalam perkerjaannya saja tetapi dalam
segala aspek kehidupan manusia, seperti pada saat pencarian informasi, pengambilan
keputusan, membuat penilaian dan perkiraan untuk perencanaan dan pengendalian atau
analisis pribadi dilakukan dengan mengunakan komputerisasi.
Perancangan sistem informasi memungkinkan pemakai mengakses data dan
informasi lingkungan berdasarkan subsistem fungsional dan menggantikan teknologi atau
sistem penyimpanan data-data konvensional ke dalam bentuk data-data yang dapat
disimpan dalam komputer sehingga meningkatkan efisiensi dalam pencarian data dan
perawatan data. Informasi adalah data yang diolah menjadi bahan yang lebih berguna dan
berarti bagi penerimanya.
Dengan informasi sebuah lembaga, dalam hal ini perguruan tinggi, dapat
mengetahui tingkat produktivitas, kemajuan, dan aktivitas yang terjadi pada perguruan
tinggi tersebut. Oleh sebab itu dalam perguruan tinggi tersebut diperlukan sebuah system
informasi yang dapat mengolah dan merangkum data yang berhubungan dengan
akademis dan kepegawaian. Sistem informasi ini disebut Sistem Informasi Eksekutif
(SIE). SIE harus mampu memenuhi kebutuhan jajaran eksekutif Universitas Gunadarma.
Kebutuhan informasi akademis dan kepegawaian akan semakin kompleks. SIE
harus mampu menangani, mengolah dan merangkum data dari database SIA dan SIK.
SIE juga perlu memberikan tingkatan pengguna dalam hal akses terhadap data-data
tersebut, tidak semua dapat mengakses data tertentu dan melakukan perubahan
terhadapnya. Sehingga masing-masing pengguna hanya akan memperoleh hak kuasa
terhadap informasi yang diinginkan.
1.2Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui informasi untuk tingkat eksekutif.
2. Dapat memberikan ketrampilan baru dalam bidang IT khususnya tentang SIE.
3. Sebagai bahan masukan bagi penulis dan pihak yang bersangkutan, yang mungkin
berguna bagi masa sekarang maupun masa depan.
1.3Perumusan Masalah
Dalam menyusun makalah ini, kami merumuskan beberapa masalah yaitu sebagai
berikut:
1. Pengertian Sistem Informasi Eksekutif
2. Karakteristik EIS
3. Sistem Pendukung Eksekutif
4. Model Sistem Informasi Eksekutif
1.4Metode Penulisan
Dalam menyusun makalah ini, kami menggunakan metode literature yaitu dengan
mengkaji buku sebagai acuan yang sesuai dengan pembahasan dan browsing data di
internet.
Kami juga mengumpulkan data dengan cara :
1. Observasi
2. Berdiskusi
3. Menganalisis isi makalah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Informasi Eksekutif
System Informasi Eksekutif (EIS) adalah suatu system yang memberikan
informasi kepada para manager ditingkat yang lebih tinggi atas kinerja perusahaan secara
keseluruhan. Dipergunakan pula istilah system pendukung eksekutif (ESS).
System informasi eksekutif (EIS) disebut sebagai system pendukung eksekutif
(ESS). System ini merupakan system informasi yang menyediakan fasilitas yang fleksibel
bagi manager dan eksekutif dalam mengakses informasi eksternal dan internal yang
berguna untuk mengidentifikasikan masalah atau mengenali peluang. Pemakai yang
awam dengan computer pun tidak sulit mengoperasikannnya karena system dilengkapi
dengan antar muka yang sangat memudahkan pemakai untuk menggunakannya (user-
friendly).
EIS, untuk eksekutif
Istilah Eksekutif memang diterangkan secara bebas, Eksekutif sering dikaitkan
dengan perencanaan dan jangka panjang dan berorientasi pada kesejahteraan perusahaan.
Jika tidak ada sistem informasi eksekutif dan hanya ada sistem informasi fungsional,
manajer puncak akan menerima semua informasi dari subsistem - subistem fungsional
dan para eksekutif harus menyarikan dan mensintesiskan data menjadi suatu bentuk yang
berarti bagi mereka. Sistem informasi eksekutif membebaskan eksekutif dari tugas
tersebut. Berikut ini beberapa pandangan tentang apa yang harus dilakukan oleh
Eksekutif :
Menurut Henri Fayol, semua manajer melakukan fungsi-fungsi manajemen yang
sama: merencanakan, mengorganisasikan, menyusun staff, mengarahkan dan
mengendalikan. Perencanaan sangat ditentukan pada tingkat eksekutif, sedangkan
fungsi-fungsi lain oleh tingkat yang lebih rendah.
Peran-peran manajerial Mintzberg, semua manajer melakukan semua peran, tetapi
orientasinya berbeda untuk tiap tingkatan. Salah satu peran keputusan adalah
negotiator. Salah satu contoh, seorang manajer puncak berunding dalam
menggabungkan usaha (merger), dan manajer tingkat bawah/rendah berunding
tentang tanggal penerimaan dengan pemasok.
Agenda dan jaringan Kotter, menurut Prof. John P. Kotter dari Harvard para
eksekutif mengatasi tantangan pekerjaan mengikuti strategi tiga tahap:
a. Menetapkan agenda - tujuan yang harus dicapai perusahaan (panjang,
mencegah, dan jangka pendek);
b. Membangun jaringan kerjasama diantara orang-orang yang harus
menyelesaikan agenda tersebut;
c. Menetapkan lingkungan norma dan nilai yang tepat sehingga anggota
jaringan dapat bekerja mencapai agenda itu.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa Pengertian Sistem Informasi Eksekutif adalah
Merupakan suatu sistem yang menyediakan informasi bagi Eksekutif mengenai kinerja
keseluruhan perusahaan, informasi dapat diambil dengan mudah dan dalam berbagai
tingkat rincian dan memudahkan serta mendukung keterangan dan pembuatan keputusan
kebutuhan dari eksekutif senior dengan menyediakan kemudahan akses terhadap
keduanya internal dan eksternal keterangan relevan untuk bertemu gol strategis dari
organisasi. Ini biasanya dipertimbangkan sebagai satu bentuk dikhususkan dari satu
sistem mendukung keputusan (DSS).
2.2 Sejarah Sistem Informasi Eksekutif
Secara umum, sistem informasi eksekutif dikembangkan seperti mainframe
program berbasis komputer. Tujuannya adalah untuk melindungi sekumpulan data dan
untuk menyediakan kinerja penjualan atau statistik riset pemasaran untuk membuat
keputusan, seperti halnya petugas keuangan, direktur pemasaran, dan petugas eksekutif
pemimpin. Obyektif adalah untuk mengembangkan aplikasi komputer itu akan menyoroti
keterangan untuk memuaskan eksekutif senior kebutuhan.
Secara khas, sebuah EIS menyediakan data hanya perlu untuk mendukung
keputusan level eksekutif dari pada data bagi seluruh perusahaan.Hari ini, aplikasi dari
EIS tidak hanya pada hirarki perusahaan, tetapi juga di komputer pribadi pada satu daerah
jaringan lokal. EIS sekarang seberangi platform perangkat keras komputer dan
mengintegrasikan keterangan menyimpan pada mainframe, mesin komputer pribadi, dan
minicomputers. Sebagai beberapa perusahaan jasa klien mengadopsi sistem informasi
perusahaan yang terakhir, karyawan dapat mempergunakan komputer pribadi mereka
untuk memperoleh akses ke datan perusahaan dan memutuskan data yang adalah relevan
untuk pembuatan keputusan mereka. Perbuatan pengaturan ini semua, pengguna mampu
untuk menyesuaikan akses mereka ke perusahaan sesuai data dan menyediakan
keterangan relevan terhadap keduanya bagian atas dan tingkat yang lebih rendah di
perusahaan.
2.3 Komponen EIS
Secara umum komponen dari EIS dapat tergolong seperti :
Hardware (Perangkat Keras)
Ketika membicarakan tentang perangkat keras untuk satu lingkungan EIS, kita harus
memfokuskan pada perangkat keras yang dibutuhkan pertemuan eksekutif. Eksekutif
harus diletakkan yang pertama dan kebuthan eksekutif harus didefinisikan sebelum
perangkat keras dapat terpilih. Perangkat keras komputer dasar diperlukan untuk suatu
EIS meliputi empat komponen:
a. Input Device / alat masukan : Alat ini mengijinkan eksekutif untuk memasuki,
verifikasi, dan perbaharui data dengan seketika.
b. Central Processing Unit : Adalah pusat komponen karena ini dapat mengontrol
komponen mesin komputer yang lain.
c. File Penyimpanan Data : Eksekutif dapat mempergunakan ini secara terpisah untuk
menyimpan keterangan bisnis, dan bagian ini juga dapat membantu eksekutif
mencari keterangan informasi bisnis historis dengan mudah.
d. Output Device / alat keluaran : Eksekutif dapat menggunkan alat ini untuk
membaca rekaman visual dan sistem ini memerlukan dukungan dan hardware
komputer yang tidak begitu mahal. Alat ini juga dapat meningkatkan akses dari
keterangan EIS untuk banyak pengguna yang lain dengan suatu perusahaan.
Software (Perangkat Lunak)
Memilih perangkat lunak penting untuk mendesain satu EIS yang efektif. Oleh sebab itu,
komponen perangkat lunak dan bagaimana cara mengintegrasikan data ke dalam suatu
sistem sangatlah penting. Perangkat lunak dasar yang diperlukan untuk satu EIS meliputi
empat komponen:
a. Teks yang mendasari perangkat lunak. Bentuk paling umum dari teks dapat di
dokumentasikan.
b. Database : Database heterogen bercokol pada satu jangkauan spesifik Vendor dan
platform komputer membuka akses eksekutif bagi Eksekutif.
c. Dasar grafis : Grafis dapat mengarahkan volume dari teks dan statistik ke dalam
keterangan visual untuk Eksekutif. Jenis grafis yang khas adalah: bagan gugus
berkala, diagram, peta, grafis gerak, bagan urutan, dan perbandingan mengorientasi
graf (bagan balok).
d. Dasar model : EIS memodelkan data yang mengandung data statistik rutin dan
khusus, keuangan, dan analisa kuantitatif lain.
2.4 Model EIS
EIS perusahaan biasanya terdiri atas stasiun-stasiun kerja eksekutif yang
terhubung melalui jaringan ke computer pusat. Konfigurasi stasiun kerja terdiri atas
sebuah computer pribadi dengan unit penyimpanan sekunder yang menyimpan basis data
eksekutif. Basis data ini memuat data dan informasi yang telah diproses sebelumnya oleh
computer pusat perusahaan. Eksekutif akan memasukan permintaan informasi untuk
mengeluarkan tampilan informasi format awal atau untuk menjalankan pemrosesan
dalam jumlah minimum. Laporan format awal ini bertindak sebagai “dashboard” bagi
eksekutif untuk memonitor factor-faktor penting penentu keberhasilan organisasi.
Model EIS
Model EIS juga menunjukan komposisi computer pusat yang berhubungan
dengan EIS. Data dan informasi dapat dimasukan ke dalam basis data korporat dari
sumber-sumber eksternal, dan berita-berita serta penjelasan akan peristiwa-peristiwa
terbaru akan dapat dimasukan oleh anggota staff dengan mempergunakan stasiun kerja
mereka masing-masing. Selain basis data korporat, eis meliputi kotak surat elektronik
para eksekutif dan koleksi peranti lunak yang menghasilkan informasi eksekutif.
Meskipun sudah menjadi pendapat umum bahwa para eksekutif lebih menyukai
tingkasan informasi, terdapat beberapa pengecualian. Beberapa eksekutif lebih menyukai
detail. Para perancang EIS membuat system secara fleksibel sehingga ia akan dapat
memenuhi keinginan semua eksekutif, apapun itu. Salah satu pendekatan adalah dengan
memberikan kemampuan driil-drown (perincian). Dengan pendekatan ini, eksekutif
dapat mengeluarkan tampilan ringkasan dan kemudian secara berurutan menampilkan
detail dari tingkat yang lebih rendah. Drill-drown ini akan terus dilakukan sampai
eksekutif merasa puas bahwa mereka telah mendapat jumlah detail sesuai dengan
kebutuhan.
2.5 Perbedaan MIS dan DSS
System informasi eksekutif (EIS) memiliki perbedaan dengan MIS dan DSS
karena :
MIS menyediakan laporan-laporan standar yang dibuat berdasarkan priode yang
tertentu (harian, mingguan, dan sebagainya). Hasilnya dipakai untuk memantau
indicator-indikator yang sama dari waktu ke waktu dan tak dapat digunakan untuk
menganalisis masalah atau situasi baru.
DSS awalnya dirancang untuk menganalisa masalah dan situasi baru, tetapi dalam
prakteknya perangkat-perangkat yang disediakan terlalu menuntut keahlian
khusus, hanya analis yang bisa memanfaatkannya. Sementara itu, hanya sedikit
manager yang mempunyai keahlian analis. Oleh karena itu, DSS jarang dipakai
secara oleh eksekutif pada tingkat menengah dan atas.
2.6 Fitur DRILL-DROWN Pada EIS
Berbeda dengan tipe system informasi yang lain, pada dasarnya EIS tidak
dirancang untuk menyelesaikan masalah tertentu. EIS dirancang untuk membantu
eksekutif mencari informasi yang diperlukan manakala mereka membutuhkannya dan
dalam bentuk apapun yang paling bermanfaat. Sebagai implementasinya, pemakai EIS
dapat memilih sendiri format grafik, mengatur tampilan informasi yang dikehendaki, dan
mengetahui pemicu laporan perkecualian. Kemampuan drill-drown yang tersedia pada
system ini memungkinkan eksekutif dapat melihat rinci suatu informasi.
Contoh tampilan EIS yang mempunyai kemampuan untuk menyajikan data yang detail
melalui fitur drill-drown
EIS juga memiliki perangkat DSS yang dipergunakan untuk membantu eksekutif
memahami permasalahan atau peluang yang ada sehingga mereka dapat mengembangkan
strategi.
2.7 Karakteristik EIS
Karakteristik yang terdapat dalam EIS yaitu sebagai berikut :
Dapat dipergunakan untuk meringkas, menapis, dan memperoleh detail data.
Menyediakan analisis kecendrungan (trend analysis), pelaporan perkecualian, dan
kemampuan drill-drown.
Dapat dipergunakan untuk mengakses dan memadukan data internal dan
eksternal.
Mudah dipergunakan dan terkadang tidak perlu atau hanya perlu sedikit pelatihan
untuk menggunakannya.
Dapat digunakan secara langsung oleh eksekutif tanpa perantara.
Menyajikan informasi dalam bentuk teks, grafik, dan tabel.
Terkadang dilengkapi fasilitas komunikasi elektronis (e-mail dan konferensi
dengan computer), kemampuan analisis data (spread-sheet, bahasa query, dan
DSS), dan perangkat produktifitas pribadi (misalnya kalender elektronis).
Terdapat karakteristik lainnya dari EIS, yaitu :
a. Top level management
b. Designed to the individual
c. Ties CEO to all levels
d. Very expensive to keep up
e. Extensive support staff
Top level (strategic level)-Executive Support System (ESS):
• Inputs: Aggregate data. Internal and external (data dari luar/lingkungan dan dari dalam)
• Processing: Interactive and graphical simulations
• Outputs: Projections
• Users: Senior managers
Example:
5-year operating plan. Answer question like “what are long-term industry cost trends and
how are we doing relative to them?”(5 tahun rencana pengoperasian.menjawab
pertanyaan seperti “berapa banyak kecenderungan waktu/masa industri yg
beristirahat/tidak beroperasi dan bagaimana kita melakukan pengembalian seperti
semula?”
• Gets data from all internal IS plus external industry data Bases (dapatkan data dari
semua sistem informasi internal dan eksternal(luar) industri database)
2.8 Konsep Dasar EIS
Para eksekutif membangun EIS atas dasar konsep-konsep manajemen. Ada 3
konsep yang perlu dibahas, yaitu: faktor-faktor penentu keberhasilan (critical success
factors), management by exception, dan model mental. Dengan Penjelasan sebagai
berikut :
a. Faktor Penentu Keberhasilan (Critical Success Factor)
Adalah hal-hal (factor) yang menentukan keberhasilan atau kegagalan segala jenis
kegiatan organisasi. Factor-faktor ini dalam setiap perusahaaan berbeda-beda
tergantung dari kegiatan yang dilakukan. Tahun 1961 D. Donald Daniel dari
McKinsey & Company menciptakan faktor-faktor keberhasilan. Faktor-faktor ini
bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Untuk industri kendaraan
bermotor, CSF (critical success factors) yang diyakini adalah model, jaringan
dealer yang efisien, dan pengendalian biaya manufaktur yang efisien. Sebagai
contoh misalnya sebagai berikut CSF dari industri asuransi jiwa adalah
pengembangan personil manajemen agen, pengendalian personil
administratif, dan inovasi menciptakan produk-produk asuransi.
b. Management by Exception (MBE)
Perbandingan antara kinerja yang direncanakan dengan kinerja actual. Sehingga
informasi dapat langsung didapat dan digunakan untuk menyelesaikan setiap
permasalahan seperti perangkat lunak EIS yang dapat mengidentifikasi
perkecualian-perkecualian secara otomatis dan membuatnya diperhatikan oleh
eksekutif.
c. Model Mental
Peran utama EIS adalah membuat sintesis, atau menyarikan data dan informasi
bervolume besar untuk meningkatkan kegunaannya. Pengambilan sari ini disebut
pemampatan informasi (information compression) dan menghasilkan suatu
gambaran atau model mental dari operasi perusahaan.
Tahun 1973, P.N. Johnson – Lavid menciptakan istilah model mental, yakni
“memungkinkan perorangan untuk membuat penilaian dan perkiraan, untuk
memahami fenomena, untuk memutuskan tindakan yang perlu diambil dan untuk
mengendalikan pelaksanaannya dan di atas semuanya untuk mengalami kejadian
melalui pengganti (proxy).”
2.9 Sistem Pendukung Eksekutif (ESS)
Tujuan eksekutif support system (ESS) adalah untuk mengintisarikan informasi
dari bermacam sumber, lalu dipersembahkan pada Manager Tingkat Atas (MTA).
Penerapan ESS yang benar dapat dimulai dari mempelajari apa saja yang dibutuhkan oleh
seorang MTA dan apa pula kebiasaan yang dimiliki olehnya. MTA biasanya
membutuhkan informasi atas dasar Critical Success Factor (CSF). Csf adalah factor yang
telah membuat sebuah organisasi berjalan menuju sukses. Factor ini harus diperhatikan
dan dijaga bila organisasi tersebut ingin menjadi sukses. Caranya adalah :
a. Kemampuan untuk menampilkan CSF :
Baik CSF yang bersifat strategis maupun CSF yang bersifat operasional.
b. Kemampuan untuk menampilkan gambar grafik :
Gambar grafik yang menonjolkan keberadaan CSF serta kemampuan untuk
melihat dari sudut pandang yang lain.
c. Kemampuan untuk menampilkan kunci permasalahan :
Kunci yang menonjolkan kunci permasalahan yang timbul atau sebaliknya
menonjolkan hal yang telah dicapai.
d. Kemampuan untuk memilih dan menampilkan salah satu CSF :
Menggambarkan apa saja, siapa, dan bagaimana sebuah CSF telah didapat secara
detail.
e. Kemampuan untuk menampilkan garis besar keuangan :
Tampilan garis besar keuangan serta perbandingannya dengan bermacam factor
dan rasio lain.
f. Kemampuan untuk melihat dan merubah perencanaan strategis :
Memonitor keberadaan organisasi dibandingkan dengan perencanaan strategis
yang telah dibuat dan fasilitas untuk mengubahnya bila diperlukan.
McLeod mengumpulkan beberapa data dan studi yang berusaha memberi gambar
dalam presentase tentang kebiasaan umum seorang manajer tingkat atas, yaitu sebagai
berikut :
Apa saja yang dikerjakan oleh seorang Chief Executive Officier ?
Pertemuan terjadwal 59%
Pekerjaan kantor 22%
Pertemuan tidak terjadwal 10%
Telepon 6%
Peninjau lapangan 3%
Berapa banyak informasi yang mencapai para eksekutif ?
Kategori rendah antara 10 - 30%
Kategori menengah antara 15 - 40%
Kategori tinggi antara 20 - 60%
Hal ini juga tergantung dari jenis usaha yang ada.
Berapa nilai / bobot informasi yang diterima para eksekutif ?
Rata-rata antara 29 - 55%
Hal ini sangat tergantung dari jenis usaha yang ada, berapa banyak informasi yang
dapat dicapai, serta penggunaan informasi tersebut.
Dari mana sumber informasi itu ?
Lingkungan 43%
Individu di dalam organisasi 13%
Tingkat yang lebih tinggi 5%
Komite 2%
Satu tingkat di bawah 20%
Dua tingkat di bawah 10%
Tiga tingkat di bawah 6%
Empat tingkat di bawah 2%
Apa media yang digunakan ?
Pertemuan terjadwal nilai : 74 (tidak tertulis)
Pertemuan tidak terjadwal nilai : 62 (tidak tertulis)
Peninjauan lapangan nilai : 53 (tidak tertulis)
Kegiatan social nilai : 50 (tidak tertulis)
Memo nilai : 48 (tertulis)
Laporan computer nilai : 47 (tertulis)
Laporan bukan computer nilai : 47 (tertulis)
Surat menyurat nilai : 42 (tertulis)
Telepon nilai : 37 (tidak tertulis)
Makan bersama relasi dagang nilai : 36 (tidak tertulis)
Bacaan periodic nilai : 31 (tertulis)
Apa hasil yang diharapkan dari informasi yang ada ?
Menangani problematika 42%
Kewiraswastaan (entrepreneur) 32%
Mencari sumber 17%
Negosiasi 3%
Lain-lain 6%
Kegiatan seperti diatas hanya bisa didekati menggunakan ESS yang telah
dirancang dengan baik. Oleh karena itu, berikut ini disarikan sifat dan keunggulan ESS
pada umumnya, yaitu :
Dapat menyajikan informasi yang relevan demi menghemat waktu MTA.
Dapat membantu MTA mengetahui lingkungan dengan lebih cepat, lebih singkat,
dan lebih up-to-date.
Dapat dibuat khusus (secara individu) sesuai dengan yang diminta MTA, serta
sesuai dengan kebuidayaan perusahaan.
Mempunyai kemampuan grafik yang cukup, alat presentasi yang andal, dan
menyajikan dan menonjolkan intisari data serta fasilitas untuk menampilkan data
CSF ke dalam berbagai bentuk dengan lebih cepat.
Dapat berkomunikasi dan membandingkan strategi dan realita agar dapat
mengurangi jarak serta salah paham antara MTA dengan bawahannya.
Dapat memberi gambaran individu tentang siapa yang berada pada CSF sehingga
dapat memberi motivasi lebih lanjut.
Mampu mengambil data dari luar dengan mudah guna mempermudah penampilan
alternative lain.
2.10 Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan EIS
Rockart dan Delong mengidentifikasi 8 faktor penentu keberhasilan EIS, yaitu :
1. Sponsor eksekutif yang mengerti dan berkomitmen, Eksekutif tingkat puncak, lebih
baik CEO karena harus berfungsi sebagai sponsor eksekutif EIS dengan mendorong
penerapannya.
2. Sponsor operasi, kalau sponsor eksekutif sibuk dapat diberikan kepada eksekutif lebih
rendah, misal wakil presiden eksekutif. Sponsor operasi bekerjasama dengan
eksekutif pemakai dan spesialis informasi untuk memastikan pekerjaan itu terlaksana.
3. Staff jasa informasi yang sesuai, tidak saja mengerti teknologi informasi tetapi juga
mengerti cara eksekutif menggunakan sistem itu.
4. Teknologi informasi yang sesuai H/W dan S/W tidak lebih dan tidak kurang.
5. Manajemen data, data harus selalu mutakhir dengan mengidentifikasi tanggal dan jam
dimasukkan dalam sistem. Juga perlu analisis melalui drill-down dengan bertanya
kepada manajer data atau keduanya.
6. Kaitan yang jelas dengan tujuan bisnis, EIS harus berhasilmemecahkan masalah-
masalah spesifik/untuk memenuhi kebutuhan yang dapat ditangani teknologi
informasi.
7. Manajemen atas : Penolakan organisasi. Jika seorang eksekutif menolak EIS, perlu
upaya untuk mendapatkan dukungan. Untuk itu perlu identifikasi masalah tersebut,
kemudian menerapkan EIS dengan prototyping untuk mengatasi masalah tersebut.
8. Manajemen atas penyebaran dan evolusi sistem : Jika manajer tingkat atas mulai
menerima informasi dari EIS, maka manajer tingkat bawah menginginkan informasi
yang sama, karena mereka ingin mengantisipasi masalah dan memecahkannya
sebelum manajer tingkat atas mengangap masalah tersebut tidak terkendali.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan informasi yang kami dapatkan, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
Pihak management dapat menganalisa kelebihan dan kekurangan dari strategi yang
diterapkan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan karena didukung oleh
informasi yang akurat dan tepat waktu tanpa harus menunggu dan berhadapan dengan
laporan yang bertumpuk-tumpuk.
Pihak management memerlukan informasi yang up-to-date berupa informasi internal
maupun eksternal dalam laporan-laporan yang tersedia dalam bentuk summary
sehingga dapat memudahkan pihak management dalam menganalisis informasi.
System Informasi Eksekutif ini menyajikan tampilan yang user friendly dan
menyediakan beberapa fasilitas seperti drill-down, drill-acros, dan query builder
untuk memudahkan pihak management dalam perencanaan strategi.
3.2 Saran
Perlunya pengembangan Sistem Informasi Eksekutif secara terus menerus mengikuti
perkembangan internal dan eksternal perusahaan yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, diperlukan perangkan keras dan perangkat
jaringan yang handal.