ekonomi covid-19 dan persepsi publik tentang ......latar belakang • keadaan ekonomi rumah tangga...
TRANSCRIPT
Jl. Kusumaatmaja No. 59, Menteng, Jakarta Pusat 10340 [email protected] | www.saifulmujani.com
EKONOMI COVID-19 DAN PERSEPSI PUBLIK TENTANG INVESTASI DARI LUAR NEGERI
Temuan Survei Nasional: Updated 29 Juli – 1 Agustus 2020
Latar Belakang • Keadaan ekonomi rumah tangga dan nasional selama pandemi
Covid-19 sangat berat. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2020 ini anjlok -5.32% dibanding kuartal II tahun lalu, dan terendah dalam 20 tahun terakhir.
• Untuk mendongkrak ekonomi nasional, salah satu strategi yang dilakukan pemerintah adalah menggenjot investasi, dan diharapkan terutama investasi dari luar negeri.
• Sejauh ini investasi di Indonesia dinilai kurang menarik dibanding di negara-negara tetangga. Di antaranya terlalu birokratis, labor force yang kurang kompetitif, dll.
• Pemerintah menilai RUU Cipta Kerja semakin mendesak disahkan untuk membuat iklim investasi di tanah air menjadi lebih baik.
2 Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020
Latar Belakang • Karena investasi dari luar negeri menjadi salah satu sasaran
utama RUU tersebut, maka dalam masyarakat yang terbuka seperti Indonesia ini pemahaman dan sikap publik tentang investasi dari luar negeri dan hubungannya dengan perbaikan ekonomi nasional menjadi penting diketahui.
• Sentimen positif publik terhadap investasi diharapkan ikut membantu menciptakan iklim kondusif bagi investasi di Indonesia.
• Studi menemukan bahwa opini publik yang positif terhadap investasi membantu menarik investor (Jakobsen dan Jakobsen 2011).
• Seberapa positif atau negatif warga pada umumnya dengan investasi dari luar negeri?
• Untuk itu SMRC melakukan jajak pendapat terhadap warga secara nasional pada 29 Juli-1 Agustus 2020.
3 Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020
Metodologi • SMRC telah melakukan sejumlah survei nasional dengan
memilih sampel secara random dari populasi pemilih (warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah). Seluruh responden dalam survei tersebut diwawancarai dengan tatap muka.
• Untuk mengetahui perkembangan isu-isu mutakhir, maka dilakukan survei telepon terhadap responden survei tersebut. Sampel survei dengan telpon ini hanya untuk responden yang memiliki telepon/cellphone, sebesar 71% dari populasi nasional.
• Survei lewat telpon dengan mempertimbangkan aspek metodologis secara seksama adalah cara yang paling mungkin dilakukan di tengah-tengah upaya warga melakukan social distancing.
4 Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020
Metodologi • Untuk mendapatkan sampel yang proporsional dari responden
yang memiliki telpon tersebut terhadap karakteristik populasi nasional dilakukan pembobotan terhadap sampel terpilih.
• Sampel sebanyak 1203 responden dipilih secara acak dari koleksi sampel acak survei tatap muka yang telah dilakukan SMRC sebelumnya dengan jumlah proporsional menurut provinsi untuk mewakili pemilih nasional. Margin of error survei diperkirakan +/-2.9% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling.
• Wawancara terakhir dilakukan pada 29 Juli – 1 Agustus 2020. Sebelumnya pada 22-24 Juli 2020, 15-18 Juli 2020, 8-11 Juli 2020, 1-4 Juli 2020, 24-26 Juni 2020, 18-20 Juni 2020, 10-12 Juni 2020, 4-6 Juni 2020, 20-22 Mei 2020, 12-16 Mei 2020, 5-6 Mei 2020, 29 April – 2 Mei 2020, 22-25 Maret 2020, 9-12 April 2020, dan 23 – 26 April 2020.
5 Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020
Margin of Error • Margin of error (moe) dalam laporan ini merupakan perkiraan simpangan statistik
proporsi dari nilai yang sebenarnya untuk kondisi statistik proporsi ( 𝑝 ) dengan standard error maksimum (yakni ketika 𝑝 =50%) pada tingkat kepercayaan 95% dan asumsi simple random sampling.
• Moe tersebut berguna untuk interpretasi hasil sebagai berikut:
• Moe secara nasional diperkirakan +/- 2.9%. Artinya bila estimasi suatu proporsi secara nasional bernilai 50% maka nilai yang sebenarnya diperkirakan 50%± 2.9% (47.1% - 52.9%) pada tingkat kepercayaan 95%.
• Moe pada dasarnya tidak bersifat unik, karena ia merupakan fungsi dari proporsi 𝑝 dan ukuran sampel 𝑛. Moe terbesar adalah ketika 𝑝 =50%. Semakin jauh 𝑝 dari 50% ( 𝑝 mendekati 0 atau mendekati 100%), semakin kecil moe-nya. Maka moe untuk masing-masing proporsi harus dihitung sendiri-sendiri.
• Namun demikian, karena moe yang dinyatakan dalam laporan ini merupakan moe terbesar, maka moe tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk interpretasi hasil. Misalkan secara nasional diperkirakan 52% warga setuju terhadap suatu isu sedangkan 48% tidak setuju, maka dapat diperkirakan bahwa proporsi yang setuju dan tidak setuju tersebut tidak berbeda signifikan karena selisihnya (52%-48%=4%) kurang dari 2×𝑚𝑜𝑒, yakni kurang dari 5.8% (=2×2.9%). Sedangkan bila yang setuju 60% dan tidak setuju 40% (selisih 20%), maka perbedaan tersebut signifikan.
6
Populasi, Survei Tatap Muka & Survei Telepon
Population Populasi pemilih nasional
Face to Face
Survey Sample
Phone Survey Sample
Sampel dipilih secara acak (stratified multistage random sampling) dari populasi nasional, dan responden terpilih diwawancarai secara tatap muka (rata-rata response rate 87%).
Sampel dipilih secara acak (stratified random sampling) dari daftar responden hasil survei tatap muka dan memiliki telpon, dan responden terpilih diwawancarai lewat telepon.
Survei Tatap Muka
Survei Telepon
7 Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020
Response Rate
8 Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020
Total Sampel Survei Tatap
Muka Jun 2016 – Maret 2020
[A]
Total Sampel
Tatap Muka yang punya
telepon [B]
Total Sampel pemilik telepon
yang dipilih secara acak
untuk dikontak [C]
Jumlah Responden
yang berhasil diwawancarai lewat telepon
[D] 110,632 78,610 8,983 1,203
Validasi Sampel dan Pembobotan Data
• Sampel hasil survei divalidasi dengan membandingkan komposisi demografi sampel dan populasi hasil sensus BPS. Demografi tersebut meliputi, provinsi, gender, desa-kota, umur, etnis, dan agama.
• Bila ada perbedaan signifikan antara demografi sampel dan populasi, maka dilakukan pembobotan data sedemikian rupa sehingga komposisi demografi sampel menjadi proporsional terhadap populasi.
9 Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020
Prosedur Sampling Survei Telepon
• Stratifikasi: pertama-tama koleksi sampel acak hasil survei tatap muka dikelompokkan menurut provinsi dan gender.
• Selanjutnya, di masing-masing stratum (provinsi-gender) dipilih sampel secara acak dengan jumlah proporsional sesuai populasi. Sebagai contoh, bila proporsi pemilih Jawa Barat adalah 17.4% dan di NTB adalah 1.9% dari total populasi; maka, dengan total sampel nasional 1203 responden, sampel di Jawa Barat sekitar 176 responden dan sampel di NTB sekitar 23 responden. Begitu juga dalam hal proporsionalitas gender.
10 Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020
Pengalaman Survei Telepon Menjelang Pilpres 2019
11
56.9 55.5 43.1 44.5
Survei Telepon 15-16 April 2019* Pilpres 17 April 2019 (KPU)
Seandainya pemilihan presiden dilaksanakan sekarang ini, siapa yang akan Ibu/Bapak pilih? ... %
Jokowi-Ma'ruf Prabowo-Sandi
* Ket: Hasil survei telepon dengan undecided diprediksi.
• Pengalaman survei telepon menjelang Pilpres 2019 menunjukan bahwa metode ini bisa diandalkan untuk memperkirakan perilaku politik pemilih.
• Survei Telepon dua hari menjelang Pilpres 2019 sangat dekat dengan hasil Pilpres, selisihnya di dalam margin of error.
PROFIL RESPONDEN
13
Profil Demografi Sampel Dibanding Populasi
Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020
KATEGORI POPULASISAMPEL
ASLISAMPEL
DIBOBOT KATEGORI POPULASISAMPEL
ASLISAMPEL
DIBOBOT
Laki-laki 50.0 50.0 49.7 Islam 87.3 89.1 87.7Perempuan 50.0 50.0 50.3 Protestan/Katolik 9.8 10.3 9.9
Lainnya 3.0 0.6 2.4Pedesaan 50.2 50.2 50.8Perkotaan 49.8 49.8 49.2 Jawa 40.2 43.3 41.6
Sunda 15.5 16.1 15.2<= 21 thn 12.7 2.4 12.2 Batak 3.6 2.5 2.622-25 thn 10.1 4.2 10.2 Madura 3.0 3.8 3.326-40 thn 37.0 33.3 37.4 Betawi 2.9 2.0 2.641-55 thn 25.0 40.7 24.9 Bugis 2.7 3.7 3.1> 55 thn 15.2 19.5 15.3 Minang 2.7 2.5 2.5
Lainnya 29.4 26.0 29.1
DESA-KOTA
UMUR
GENDER AGAMA
ETNIS
14
…Lanjutan: Perbandingan Profil Demografi
Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020
KATEGORI POPULASI SAMPEL ASLI
SAMPEL DIBOBOT
KATEGORI POPULASI SAMPEL ASLI
SAMPEL DIBOBOT
Aceh 1.8 1.8 1.8 NTB 1.9 1.9 1.9Sumatera Utara 5.1 5.2 5.2 NTT 1.8 1.7 1.8Sumatera Barat 1.9 1.9 1.9 Kalimantan Barat 1.9 1.9 1.9Riau 2.0 2.0 2.0 Kalimantan Tengah 0.9 0.9 0.9Jambi 1.3 1.3 1.3 Kalimantan Selatan 1.5 1.5 1.5Sumatera Selatan 3.1 3.1 3.1 Kalimantan Timur 1.3 1.3 1.3Bengkulu 0.7 0.7 0.8 Kalimantan Utara 0.2 0.2 0.3Lampung 3.2 3.2 3.2 Sulawesi Utara 1.0 1.0 1.0Bangka Belitung 0.5 0.5 0.5 Sulawesi Tengah 1.0 1.0 1.0Kepulauan Riau 0.6 0.7 0.7 Sulwaesi Selatan 3.2 3.2 3.3DKI Jakarta 4.1 4.2 4.1 Sulawesi Tenggara 0.9 0.9 0.9Jawa Barat 17.4 17.4 17.4 Gorontalo 0.4 0.4 0.4Jawa Tengah 14.6 14.7 14.7 Sulawesi Barat 0.5 0.4 0.4DI Yogyakarta 1.4 1.4 1.4 Maluku 0.7 0.7 0.7Jawa Timur 16.2 16.1 16.2 Maluku Utara 0.4 0.4 0.4Banten 4.3 4.2 4.3 Papua Barat 0.4 0.4 0.4Bali 1.6 1.7 1.7 Papua 1.9 1.8 1.8
PROVINSI PROVINSI
KONDISI EKONOMI
9
60
18 10
2 0 0
20
40
60
80
100
Jauh lebih buruk
Lebih Buruk Tidak ada perubahan
Lebih Baik Jauh lebih baik
TT/TJ
Keadaan Ekonomi Rumah Tangga Sekarang Dibanding Sebelum adanya Wabah Covid-19
Bagaimana Ibu/Bapak melihat keadaan ekonomi RUMAH TANGGA Ibu/Bapak pada umumnya SEKARANG INI dibanding sebelum adanya wabah Covid-19? Apakah Jauh lebih
buruk, Lebih Buruk, Tidak ada perubahan, Lebih Baik, atau Jauh lebih baik? … (%)
16 Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020
Mayoritas warga, 69%, merasa kondisi ekonomi rumah tangganya sekarang lebih buruk atau jauh lebih buruk dibanding sebelum ada wabah Covid-19. Sisanya, sekitar 18%
merasa tidak ada perubahan, 12% merasa lebih baik.
17 Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020
11 6 5
1 1 6 4 4
7 9 12 12 11 13 9
12
49
24 18
23 19
15 13 19 18 19 17
20 17 19
22 18
38
67
76 75 80 78
83
76 74 71 70
66 71
67 68 69
2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
22-25 Mar* 9-12 Apr 23-26 Apr 29 Apr-2 Mei 5-6 Mei 12-16 Mei 20-22 Mei 4-6 Juni 10-12 Juni 18-20 Juni 24-26 Juni 1-4 Juli 8-11 Juli 15-18 Juli 22-24 Juli 29Jul-1Ags
Lebih baik
Sama
Lebih buruk
Tidak tahu
Ket: *) Bentuk pertanyaan survei tanggal 22-25 Maret 2020: “Bagaimana Ibu/Bapak melihat keadaan ekonomi RUMAH TANGGA Ibu/Bapak pada umumnya SEKARANG INI dibanding sebelum adanya himbauan pemerintah bekerja/belajar di rumah (untuk mencegah penyebaran virus Corona)?”
Yang mengatakan kondisi ekonomi rumah tangga sekarang lebih buruk dibanding sebelum wabah sekitar 69%, jauh lebih buruk dibanding penilaian pada Maret 2020,
38%. Penilaian paling negatif terjadi dalam survei 20-22 Mei, 83%, kemudian perlahan mulai menurun.
Kondisi Ekonomi Rumah Tangga Sekarang Dibanding Sebelum Wabah Covid-19 (%): Tren Maret-Agustus 2020
Keadaan Ekonomi Nasional Sekarang Dibanding Tahun Lalu
Apakah Ibu/Bapak melihat keadaan ekonomi NASIONAL pada umumnya SEKARANG INI menjadi jauh lebih buruk, lebih buruk, tidak ada perubahan, lebih baik, atau jauh lebih
baik dibanding TAHUN LALU? … (%)
13
74
10 2 0 1
0
20
40
60
80
100
Jauh lebih buruk
Lebih Buruk Tidak ada perubahan
Lebih Baik Jauh lebih baik
TT/TJ
Mayoritas warga, 87%, menilai kondisi ekonomi nasional sekarang lebih buruk atau jauh lebih buruk dibanding tahun lalu.
18 Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020
23
29 31 26
37
24 22
29 33
23 28
31 27
24
17
25
31 32
38 39 42
51 52 56
33
40 39
29 34 32
37 37 39 34 35
38 37 39
36 34 35 37 33
24 22
30 32 37
40 41 37
41 44
48 44
39 42
39 43
46 47 43 44
2 3 1 2 2 4 8
4 4 3 2
36 38 35
32
24 24
15
22 23 22 25
33
22 19 21
26 24 25 25 26 26 23 23 22
31 31 30 35 34
31 31 28 29
32 34 32 33 31 29
31 35
39 34
39
27
34 34 34 32 31 31 31 29 29 31 33 29
33 30 29 30
35 31
4 8 7 9 9 10
17 13 15 15
10
41
28 29
37 32
47
53
43 38
50
42
32
45 49
58
44 40
37
31 30 27
21 21 18
31
21 24
34
26 30
26 28
26 25 22 21
23 21
26 26 23
16
28 32
42
27 26 23
20 23
25 22 21
17 17 20 22 20 22
19 20 17
21
92 87
90 88 85 84
72
81 78
81
87
0 5 5 5 7 5
10 7 6 5 5 4 6 8
4 5 6 6 7 5 5 6 4 4 5 8 7
2 7 7 6 7 7 8 9 9 7 9 10 9 7 9
6 5 8 9 8
6 7 5 6 7 6 5
8 8 7 8 5 6
4 5 4 3 2 3 2 4 3 3 2 3 2 1 0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
Sep
'03
O
kt '0
4
Des
'04
A
pr
'05
Ju
n '0
5
Sep
t '0
5
Des
'05
S
ept
'06
D
es '0
6
Ap
r '0
7
Jun
'07
S
ep '0
7
Des
'07
A
pr
'08
Ju
n '0
8
Sep
'08
O
kt '0
8
Des
'08
Fe
b '0
9
Mar
'09
A
pr'
09
M
ei'0
9
Jun
'09
Ju
l'09
N
ov'0
9
Jan
'10
M
ar'1
0
Au
g'1
0
Okt
'10
D
es'1
0
Mei
'11
Ju
l'11
D
es'1
1
Feb
'12
S
ep'1
2
Des
'12
M
ar'1
3
Ap
r'1
3
Okt
'13
D
es'1
3
Ap
r'1
4
Jul'1
4
Okt
'14
Ju
n'1
5
Okt
'15
D
es'1
5
Mar
'16
Ju
n'1
6
Okt
'16
N
ov'1
6
Jan
'17
M
ei'1
7
Sep
'17
D
es'1
7
Jan
'18
M
ei'1
8
Sep
'18
D
es'1
8
Jan
'19
Fe
b'1
9
Ap
r'1
9
Mei
-Ju
n'1
9
Mar
'20
1
2-1
6M
ei'2
0
20
-22
Mei
'20
4
-6 J
un
'20
1
0-1
2 J
un
'20
1
8-2
0 J
un
'20
2
4-2
6 J
un
'20
1
-4 J
ul'2
0
8-1
1 J
ul'2
0
15
-18
Ju
l'20
2
2-2
4 J
ul'2
0
29
Jul-
1A
gs'
2
Lebih baik Sama Lebih buruk Tidak tahu
Sentimen negatif pada kondisi ekonomi nasional pada masa Covid-19 adalah tertinggi sejak awal reformasi. Sentimen negatif paling tinggi mencapai 92% pada 12-16 Mei
2020, setelah itu perlahan menurun sampai 72% di survei akhir Juni, namun kembali naik menjadi 87% di survei terakhir 29 Juli-1 Agustus 2020.
19 Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020
Kondisi Ekonomi Nasional Sekarang Dibanding Tahun Lalu (%): Tren 2003-2020
} Kondisi ekonomi warga dan nasional masih sangat berat di masa wabah Covid 19 ini, terberat dalam 20 tahun reformasi.
} Yang merasakan kondisi ekonomi rumah tangga lebih buruk dibanding sebelum masa COVID-19 pada survei terakhir sebesar 69%. Tidak banyak berubah dalam sebulan terakhir meskipun lebih baik dibanding pada akhir Mei 2020 (83%).
} Demikian juga dengan penilaian atas kondisi ekonomi nasional sekarang dibanding tahun lalu sebelum ada COVID-19. Yang menilai kondisi ekonomi nasional sekarang lebih buruk sebesar 87%. Penilaian negatif ini kembali memburuk dalam sebulan terakhir setelah sebelumnya membaik.
Temuan
20 Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020
Persepsi Publik Tentang Investasi dari Luar Negeri
21
37
54
9
0
20
40
60
80
100
Setuju Tidak setuju TT/TJ
Semakin banyak pengusaha dari luar negeri membuka usaha di negara kita semakin baik untuk ekonomi Indonesia?
Apakah Ibu/Bapak setuju atau tidak setuju dengan pendapat bahwa semakin banyak pengusaha dari luar negeri membuka usaha di negara kita maka semakin baik untuk ekonomi Indonesia? … (%)
Publik pada umumnya kurang positif dalam menilai investasi dari luar negeri. Sekitar 54% warga tidak setuju dengan pendapat bahwa semakin banyak pengusaha dari luar negeri membuka usaha di
negara kita maka semakin baik untuk ekonomi Indonesia. Yang setuju hanya 37%.
22 Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020
Semakin banyak pengusaha dari ... membuka usaha di negara kita semakin baik untuk ekonomi Indonesia? Apakah Ibu/Bapak setuju atau tidak setuju dengan pendapat bahwa semakin banyak pengusaha
dari ... membuka usaha di negara kita maka semakin baik untuk ekonomi Indonesia? … (%)
23 Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020
30
62
9
41
51
8
33
58
9
0
10
20
30
40
50
60
70
Setuju Tidak setuju TT/TJ
RRC Jepang Malaysia
Publik pada umumnya kurang positif dalam menilai investasi dari luar negeri. Lebih banyak yang tidak setuju dibanding yang setuju dengan pendapat bahwa semakin banyak pengusaha dari RRC/
Jepang/Malaysia membuka usaha di negara kita semakin baik untuk ekonomi Indonesia.
42 39
19
67
29
4 0
20
40
60
80
100
Setuju Tidak setuju
TT/TJ Baik Buruk TT/TJ
Setuju atau tidak setuju dengan pendapat “Jika RUU Cipta Kerja disahkan, makin banyak PENGUSAHA DARI LUAR NEGERI buka lapangan kerja di negara kita”? Jika Setuju, apakah itu baik atau buruk untuk ekonomi negara kita?
Ada yang berpendapat jika RUU Cipta Kerja disahkan maka akan semakin banyak pengusaha dari luar negeri membuka lapangan kerja di negara kita. Apakah Ibu/Bapak setuju atau tidak setuju dengan
pendapat tersebut? Bila setuju, apakah itu baik atau buruk untuk ekonomi negara kita? … (%)
• Dalam hal keterkaitan RUU Cipta Kerja dan investasi, publik pada umumnya terbelah terhadap pendapat “bila RUU Cipta kerja disahkan maka semakin banyak pengusaha dari luar negeri membuka lapangan kerja di negara kita”. Yang setuju 42%, yang tidak setuju 39%. Tapi kurang meyakinkan mayoritas publik bahwa RUU itu akan makin menarik investor dari luar negeri
• Bagi yang setuju umumnya (67%) menilai bahwa investasi dari luar negeri itu baik bagi ekonomi nasional.
24 Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020
SETUJU?
34
49
17
60
36
3
41 40
19
72
25
3
36 44
20
67
30
3 0
20
40
60
80
100
Setuju Tidak setuju
TT/TJ Baik Buruk TT/TJ
RRC JEPANG MALAYSIA
Ada yang berpendapat jika RUU Cipta Kerja disahkan maka akan semakin banyak pengusaha dari negara ... membuka lapangan kerja di negara kita. Apakah Ibu/Bapak setuju atau tidak setuju dengan
pendapat tersebut? Bila setuju, apakah itu baik atau buruk untuk ekonomi negara kita? … (%)
25 Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020
SETUJU?
Setuju atau tidak setuju dengan pendapat “Jika RUU Cipta Kerja disahkan, makin banyak PENGUSAHA DARI NEGARA … buka lapangan kerja di negara kita”? Jika Setuju, apakah itu baik atau buruk untuk ekonomi negara kita?
• Secara lebih spesifik, publik umumnya juga kurang yakin dengan pendapat yang mengatakan bahwa “bila RUU Cipta kerja disahkan maka semakin banyak pengusaha dari RRC/Jepang/Malaysia membuka lapangan kerja di negara kita”. Yang setuju 34-41%, yang tidak setuju 40-49%.
• Bagi yang setuju, cenderung menilai bahwa hal itu positif bagi ekonomi negara kita. Investor dari Jepang dinilai lebih positif dibanding investor dari RRC dan Malaysia.
36 45
19 23
75
2
32
49
19
35
63
2
35 47
18 30
68
2 0
20
40
60
80
100
Setuju Tidak setuju
TT/TJ Baik Buruk TT/TJ
RRC JEPANG MALAYSIA
Setuju atau tidak setuju dengan pendapat “Jika RUU Cipta Kerja disahkan, makin banyak PEKERJA DARI NEGARA … bekerja di negara kita”? Jika Setuju, apakah itu baik atau buruk untuk ekonomi negara kita?
Ada yang berpendapat jika RUU Cipta Kerja disahkan maka akan semakin banyak pekerja dari negara ... bekerja di negara kita. Apakah Ibu/Bapak setuju atau tidak setuju dengan pendapat
tersebut? Bila setuju, apakah itu baik atau buruk untuk ekonomi negara kita? … (%)
26 Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020
SETUJU?
• Ada sekitar 32-36% warga setuju dengan pendapat bahwa bila RUU Cipta kerja disahkan maka semakin banyak pekerja dari RRC/Jepang/Malaysia bekerja di negara kita. Yang tidak setuju lebih banyak, 45-49%.
• Bagi yang setuju, cenderung menilai bahwa hal itu negatif bagi ekonomi negara kita. Penilaian pada pekerja dari RRC lebih negatif dibanding pekerja dari Jepang dan Malaysia.
} Publik pada umumnya kurang positif dalam menilai investasi dari luar negeri.
} Sekitar 54% warga tidak setuju dengan pendapat bahwa semakin banyak pengusaha dari luar negeri membuka usaha di negara kita maka semakin baik untuk ekonomi Indonesia. Yang setuju hanya 37%.
} Walapun sentimen terhadap investor dari luar negeri itu negatif tapi ada sedikit variasi dilihat dari tiga kasus asal negara investor: Malaysia, RRC, dan Jepang.
} Hanya 30% dari warga yang setuju bahwa pengusaha dari RRC yang membuka usaha di Indonesia akan membuat ekonomi Indonesia semakin baik. Yang setuju dengan pengusaha dari Malaysia 33%, dan lebih tinggi untuk pengusaha dari Jepang (41%).
} Walapun secara umum negatif, tapi sentimen terhadap investor dari Jepang lebih positif.
Temuan
27 Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020
Kepercayaan pada Kemampuan Pemerintah Mengatasi Krisis
Ekonomi Akibat Covid-19
28
Kepercayaan kepada Kemampuan Presiden Membawa Keluar dari Krisis
Seberapa percaya Ibu/Bapak kepada kemampuan Presiden Jokowi dalam membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi akibat Pandemi Covid-19? Apakah sangat percaya,
cukup percaya, kurang percaya atau tidak percaya sama sekali? … (%)
7.3
71.3
18.1 1.6 1.7
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
Sangat percaya Cukup percaya Kurang percaya Tidak percaya sama sekali
TT/TJ
Mayoritas warga, sekitar 79%, sangat/cukup percaya Presiden Jokowi mampu membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi akibat wabah Covid-19.
29 Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020
Tren Kepercayaan kepada Kemampuan Presiden Membawa Keluar dari Krisis
Seberapa percaya Ibu/Bapak kepada kemampuan Presiden Jokowi dalam membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi akibat Pandemi Covid-19? Apakah sangat percaya,
cukup percaya, kurang percaya atau tidak percaya sama sekali? … (%)
30 Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020
81
69 74 71 74 76
72 77 78 77 79
16 25
21 21 19 19 24
20 18 19 20
3 6 5 8 7 6 4 3 3 4 2 0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
12-16 Mei
20-22 Mei
4-6 Juni 10-12 Juni
18-20 Juni
24-26 Juni
1-4 Juli 8-11 Juli
15-18 Juli
22-24 Juli
29 Jul-1 Ags
Sangat/cukup percaya
Kurang/tidak percaya sama sekali
TT/TJ
Mayoritas warga sangat/cukup percaya Presiden Jokowi mampu membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi akibat wabah Covid-19. Penilaian ini cukup stabil dalam 3 bulan terakhir.
} Mayoritas warga sangat/cukup percaya Presiden Jokowi mampu membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi akibat wabah Covid-19.
} Penilaian ini cukup stabil dalam 3 bulan terakhir. } Dalam survei terakhir (29 Juli- Agustus 2020), tingkat
kepercayaan tersebut sekitar 79%.
Temuan
31 Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020
ANALISIS DEMOGRAFI PERSEPSI TENTANG INVESTASI DARI
LUAR NEGERI
Persepsi tentang Investasi dari Luar Negeri Menurut Demografi (%)
33
Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020
SETUJUTIDAKSETUJU
TT/TJ
Laki-laki 49.7 38 50 12Perempuan 50.3 36 58 7
Pedesaan 50.8 32 57 11Perkotaan 49.2 42 50 8
DKI+Banten 8.3 51 47 2Jabar 17.4 45 53 3Jateng+DIY 16.1 30 50 20Jatim 16.2 33 55 12Lainnya 42.0 35 57 8
GENDER
DESA-KOTA
WILAYAH
BASE
Semakinbanyakpengusahadariluarnegerimembukausahadinegarakita
semakinbaikuntukekonomiIndonesia?
Investasi dari luar negeri umumnya dinilai kurang positif oleh warga di hampir semua segmen gender, desa-kota dan wilayah, namun demikian ada variasi penilaian menurut desa-kota dan wilayah. Warga di perkotaan dan wilayah DKI+Banten lebih positif dalam menilai investasi dari luar negeri dibanding kelompok warga lainnya.
Persepsi tentang Investasi dari Luar Negeri Menurut Demografi (%)
34
Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020
SETUJUTIDAKSETUJU
TT/TJ
<=21thn 12.2 33 67 022-25thn 10.2 48 49 226-40thn 37.4 34 53 1241-55thn 24.9 35 55 10>55thn 15.3 42 46 12
<=SD 24.7 34 49 16SLTP 22.1 32 58 10SLTA 39.1 39 55 6PT 14.1 44 51 4TIDAKJAWAB 0.1 100 0 0
<1juta 29.5 34 50 161-<2juta 27.1 34 54 112-<4juta 28.6 40 57 3=>4juta 14.0 41 55 4Tidakjawab 0.9 42 33 25
USIA
PENDIDIKAN
PENDAPATAN
BASE
Semakinbanyakpengusahadariluarnegerimembukausahadinegarakita
semakinbaikuntukekonomiIndonesia?
Investasi dari luar negeri umumnya dinilai kurang positif oleh warga di setiap segmen usia, pendidikan dan pendapatan. Namun demikian telihat bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
warga semakin positif penilaiannya terhadap investasi dari luar negeri.
Persepsi tentang Investasi dari Luar Negeri Menurut Demografi (%)
35
Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020
SETUJUTIDAKSETUJU
TT/TJ
Petani/peternak/nelayan 18.1 38 46 16Buruh/pembantu/Satpam/Tidaktetap/supir/ojek 11.3 29 60 12Pedagangwarung/kakilima 9.0 37 57 6Pedagangbesar/Wiraswasta 7.9 34 58 7Pegawai/Guru/Dosen/Profesional 18.6 46 50 4Masihmencaripekerjaan/menganggur 2.7 13 66 21Iburumahtangga 24.5 37 55 8
PEKERJAAN
BASE
Semakinbanyakpengusahadariluarnegerimembukausahadinegarakita
semakinbaikuntukekonomiIndonesia?
Investasi dari luar negeri umumnya dinilai kurang positif oleh warga di setiap kelmpok pekerjaan. Warga yang berlatar belakang pegawai kantoran terlihat lebih positif dalam menilai investasi dari
luar negeri dibanding kelompok pekerjaan lainnya.
Sikap atas Investasi dari luar Negeri menurut kondisi ekonomi rumah tangga, kondisi ekonomi nasional, dan kepercayaan pada kemampuan pemerintah mengatasi krisis ekonomi
36
Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020
SETUJU TIDAKSETUJU TT/TJ
Jauhlebihburuk 8.7 53 42 6Lebihburuk 60.1 37 53 10Tidakadaperubahan 18.4 34 55 11Lebihbaik/jauhlebihbaik 12.5 30 64 5TT/TJ 0.3 0 16 84
Jauhlebihburuk 13.3 52 45 3Lebihburuk 73.8 33 56 10Tidakadaperubahan 9.6 43 49 9Lebihbaik/jauhlebihbaik 2.4 40 53 6TT/TJ 0.9 37 28 35
Sangatpercaya 7.3 43 47 10Cukuppercaya 71.3 37 53 10Kurangpercaya 18.1 36 60 4Tidakpercayasamasekali 1.6 15 85 0Tidakjawab 1.7 25 30 45
KONDISIEKONOMIRUMAHTANGGASEKARANGDIBANDINGSEBELUMCOVID-19
KONDISIEKONOMINASIONALSEKARANGDIBANDINGTAHUNLALU
KEPERCAYAANATASKEMAMPUANPRESIDENJOKOWIATASIKRISISEKONOMIAKIBATCOVID-19
BASE
Semakinbanyakpengusahadariluarnegerimembukausahadinegarakitasemakinbaikuntukekonomi
Indonesia?
Semakin buruk kondisi ekonomi tangga semakin positif penilaian terhadap investasi dari luar negeri. Semakin percaya warga dengan kemampuan pemerintah mengatasi krisis ekonomi akibat Covid-19, semakin positif
penilaian terhadap investasi dari luar negeri.
KESIMPULAN
Kesimpulan } Wabah Covid-19 memukul ekonomi sebagian besar warga.
} Yang merasakan kondisi ekonomi rumah tangga lebih buruk dibanding sebelum masa COVID-19 pada survei terakhir sebesar 69%. Tidak banyak berubah dalam sebulan terakhir meskipun lebih baik dibanding pada akhir Mei 2020 (83%).
} Demikian juga dengan penilaian atas kondisi ekonomi nasional sekarang dibanding tahun lalu sebelum ada COVID-19. Yang menilai kondisi ekonomi nasional sekarang lebih buruk sebesar 87%. Penilaian negatif ini kembali memburuk dalam sebulan terakhir.
Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020 38
Kesimpulan } Untuk mendongkrak ekonomi nasional, salah satu strategi yang
dilakukan pemerintah adalah menggenjot investasi, dan diharapkan terutama investasi dari luar negeri.
} Pemerintah menilai RUU Cipta Kerja semakin mendesak disahkan untuk membuat iklim investasi di tanah air menjadi lebih baik.
} Karena investasi dari luar negeri menjadi salah satu sasaran utama RUU tersebut, maka dalam masyarakat yang terbuka seperti Indonesia ini pemahaman dan sikap publik tentang investasi dari luar negeri dan hubungannya dengan perbaikan ekonomi nasional menjadi penting diketahui.
} Seberapa positif atau terbuka warga pada umumnya dengan investasi dari luar negeri?
Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020 39
Kesimpulan } Publik pada umumnya kurang positif dalam menilai investasi dari luar
negeri.
} Sekitar 54% warga tidak setuju dengan pendapat bahwa semakin banyak pengusaha dari luar negeri membuka usaha di negara kita maka semakin baik untuk ekonomi Indonesia. Yang setuju hanya 37%.
} Walapun sentimen terhadap investor dari luar negeri itu negatif tapi ada sedikit variasi dilihat dari tiga kasus asal negara investor.
} Hanya 30% dari warga yang setuju bahwa pengusaha dari RRC yang membuka usaha di Indonesia akan membuat ekonomi Indonesia semakin baik. Yang setuju dengan pengusaha dari Malaysia 33%, dan lebih tinggi untuk pengusaha dari Jepang (41%).
} Walapun secara umum negatif, tapi sentimen terhadap investor dari Jepang lebih positif.
Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020 40
Kesimpulan • Dalam hal keterkaitan RUU Cipta Kerja dan investasi, publik
pada umumnya terbelah terhadap pendapat “bila RUU Cipta kerja disahkan maka semakin banyak pengusaha dari luar negeri membuka lapangan kerja di negara kita”. Yang setuju 42%, yang tidak setuju 39%. Tapi kurang meyakinkan mayoritas publik bahwa RUU itu akan makin menarik investor dari luar negeri
• Bagi yang setuju, umumnya (67%) menilai bahwa investasi dari luar negeri itu baik bagi ekonomi nasional
• Dan dalam kasus tiga asal negara, investor dari Jepang secara konsisten dinilai lebih positif dibanding investor dari RRC dan Malaysia.
Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020 41
Kesimpulan • Sementara itu, dalam hal isu persaingan tenaga kerja
global, ada sekitar 32-36% warga setuju dengan pendapat bahwa “bila RUU Cipta kerja disahkan maka semakin banyak pekerja dari RRC, Jepang, atau Malaysia bekerja di negara kita”. Yang tidak setuju lebih banyak, 45-49%.
• Bagi yang setuju, sebagian besar menilai bahwa masuknya tenaga kerja dari ketiga negara tersebut negatif bagi ekonomi negara kita.
Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020 42
Kesimpulan } Sikap warga atas investasi dari luar negeri nampak
berkaitan dengan tingkat pendidikan dan penilaian atas kondisi ekonomi.
} Semakin tinggi tingkat pendidikan warga semakin positif penilaiannya terhadap investasi dari luar negeri.
} Dan semakin buruk kondisi ekonomi rumah tangga warga semakin positif penilaiannya terhadap investasi dari luar negeri. Warga yang lebih terpukul oleh COVID-19 berharap ada lapangan kerja termasuk yang dibuka oleh investor dari luar negeri.
Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020 43
Kesimpulan } Sejauh ini mayoritas warga sangat/cukup percaya Presiden
Jokowi mampu membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi akibat wabah Covid-19, dan penilaian ini cukup stabil dalam 3 bulan terakhir.
} Dalam survei terakhir (29 Juli- Agustus 2020), yang percaya dengan kemampuan pemerintah mengatasi krisis ekonomi sekitar 79%.
} Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan warga ini berhubungan secara positif dengan sikap mereka terhadap investasi dari luar negeri.
} Semakin percaya warga dengan kemampuan pemerintah mengatasi krisis ekonomi akibat Covid-19, semakin positif sikapnya terhadap investasi dari luar negeri.
Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020 44
Kesimpulan } Kurang positifnya sikap warga terhadap investasi
dari luar negeri di tengah upaya pemerintah menggenjot investasi perlu jadi perhatian berbagai kalangan.
} Warga juga tampak tidak siap dengan persaingan tenaga kerja global.
} Sentimen publik yang kurang positif terhadap investasi dari luar dan keterbukaan terhadap tenaga kerja global bisa menghambat ketertarikan investor untuk berinvestasi di Indonesia.
Survei Telepon 29 Juli - 1 Agustus 2020 45
Terima Kasih