ekonomi kemiskinan

78
Ekonomi Kemiskinan

Upload: anditriapriadi

Post on 13-Jan-2017

81 views

Category:

Economy & Finance


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ekonomi kemiskinan

Ekonomi Kemiskinan

Page 2: Ekonomi kemiskinan

Ekonomi Kemiskinan

1. Apa yang dimaksud dengan “Kemiskinan” dalam pendekatan ilmu ekonomi

2. Bagaimana cara mengukur tingkat kemiskinan3. Ciri-ciri apa saja (indikator) yang mewarnai

kemiskinan4. Apa faktor-faktor penyebab (determinan)

kemiskinan5. Bagaimana cara menanggulangi kemiskinan

Page 3: Ekonomi kemiskinan

Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi di NSB

Banyak negara yg baru merdeka setelah perang dunia II berakhir

Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi menjadi prioritas untuk mensejahterakan rakyat dan mengejar ketertinggalan dari negara maju

Perencanaan pembangunan dengan target pertumbuhan tinggi (growth oriented) pada 1950an

Lalu tahun 1960an orientasi pembangunan beralih pada pemenuhan basic needs

Page 4: Ekonomi kemiskinan

Millenium Development Goals (MDG)

Dan juga:7. Menjamin kelestarian lingkungan

• Mengintegrasikan sustainable development dlm kebij pemb dan merehabilitasi s.d. lingkungan

• Thn 2015 org yg tdk punya akses air minum yg layak berkurang ½

• Thn 2020 bagi yg tinggal di daerah kumuh mendapat perbaikan

8. Membentuk kerjasama global u/ pemb.• Mengembangkan lebih jauh free-trade dan sistem keu int’l yg

jujur dan ‘fair’• Secara komprehensif mengusahakan persetujuan ttg masalah

hutang LN NSB dan NMi• Membantu kebutuhan negara2 yg tertinggal

Page 5: Ekonomi kemiskinan

Millenium Development Goals (MDG)

Untuk mencapai target ini NSB diminta komitmennya agar bersungguh-sungguh mencapai MDGs

Dan negara maju pun diminta komitmen nya untuk menyediakan dana 0,7% dari GDP nya

Namun hingga saat ini: Banyak NSB yg menyatakan tidak bakal mencapai

target NM pun belum mau menyediakan dana tsb

Page 6: Ekonomi kemiskinan

Kasus 1: MDG Indonesia

Laporan MDG Indonesia dipersiapkan Bappenas & BPS dibantu UNDP tahun 2004 [http://www.undp.or.id/pubs/mdg_report.asp]

Untuk tingkat kemiskinan dgn $1PPP Indonesia sudah mencapai target pada tahun 2000 yaitu menurunkan setengah tingkat kemiskinan di tahun 1990 yg 20,6% menjadi 9,9% tahun 2000

Namun, dengan perkembangan terakhir dimana angka kemiskinan naik lagi, juga banyaknya peristiwa yg mengakibatkan bertambahnya orang miskin, usaha menurunkan kemiskinan semakin berat

Page 7: Ekonomi kemiskinan

Tingkat Kemiskinan di Indonesia

Dalam laporan “Making the New Indonesia Work for the Poor”, World Bank dengan menggunakan garis kemiskinan $2PPP/cap/hari menyatakan bahwa tingkat kemiskinan adalah 49%, sekitar 110 juta jiwa

WB menggunakan dua garis kemiskinan (GK internasional $1 & $2PPP) dimana bila digunakan $1PPP, 7,4% yang miskin

Bila digunakan GK BPS (2100kcal+nonmakanan) yaitu thn 2006=$1,55PPP, ada 16,7% rakyat miskin

Jadi: angka kemiskinan sensitif thdp garis kemiskinan yg digunakan, terutama antara $1,55 ke $2PPP

Jadi: Masalah kemiskinan bukan sekedar jumlah orang miskinnya, tapi juga masalah vulnerability masyarakat untuk jatuh ke jurang kemiskinan

Page 8: Ekonomi kemiskinan

88

Pengertian Umum:Pengertian Umum:Kemiskinan secara EkonomiKemiskinan secara Ekonomi

Semua definisi di atas merefer ke Semua definisi di atas merefer ke kemiskinan absolutkemiskinan absolut,,– yaitu status kesejahteraan seseorang yang secara materi yaitu status kesejahteraan seseorang yang secara materi

berada di bawah suatu batas minimal tertentu. berada di bawah suatu batas minimal tertentu. Batas minimal ini disebut Batas minimal ini disebut garis garis kemiskinan (GK)kemiskinan (GK)– Yang dihitung berdasarkan nilai uang dari semua barang dan Yang dihitung berdasarkan nilai uang dari semua barang dan

jasa (excl public goods) sebagai standar hidup minimal.jasa (excl public goods) sebagai standar hidup minimal.Garis kemiskinan berguna untuk mengkla Garis kemiskinan berguna untuk mengkla sifikasikan individu atau RT miskin dan sifikasikan individu atau RT miskin dan tidak miskintidak miskin– Dengan diketahui tingkat kesejahteraannya (Y), maka bila Dengan diketahui tingkat kesejahteraannya (Y), maka bila

Y<GKY<GK miskin, sebaliknya bila Y>=GK miskin, sebaliknya bila Y>=GK tidak miskin tidak miskin

Page 9: Ekonomi kemiskinan

99

Pengertian Umum:Pengertian Umum:Kemiskinan Relatif secara EkonomiKemiskinan Relatif secara Ekonomi

Bila status ekonomi/kesejahteraan Bila status ekonomi/kesejahteraan seseorang dibandingkan dgn orang seseorang dibandingkan dgn orang lain, Ini dinamakan analisa lain, Ini dinamakan analisa kemiskinan relatifkemiskinan relatif atau distribusi atau distribusi pendapatan atau pemerataan pendapatan atau pemerataan Ada beberapa analisa distribusi Ada beberapa analisa distribusi pendapatan:pendapatan:– ““Functional distribution of income”: based on factor sharesFunctional distribution of income”: based on factor shares– ““Size distribution of income”: based on the size/level of Size distribution of income”: based on the size/level of

incomeincome

Page 10: Ekonomi kemiskinan

1010

Pengertian Umum:Pengertian Umum:Kemiskinan secara EkonomiKemiskinan secara Ekonomi

World Bank:World Bank:– World Dev’t Report (1990):World Dev’t Report (1990): The inability to attain a minimal standard of livingThe inability to attain a minimal standard of living

[Ketidakmampuan memenuhi standar hidup minimal][Ketidakmampuan memenuhi standar hidup minimal]– World Dev’t Report (2000/2001):World Dev’t Report (2000/2001): The deprivation of well being The deprivation of well being [Kesenjangan dari hidup [Kesenjangan dari hidup

yang sejahtera]yang sejahtera]– World Bank (2004)World Bank (2004) “ “Poverty is hunger. Poverty is lack of shelter. Poverty is Poverty is hunger. Poverty is lack of shelter. Poverty is

being sick and not being able to see a doctor. Poverty is being sick and not being able to see a doctor. Poverty is not having access to school and not knowing how to not having access to school and not knowing how to read. Poverty is not having a job, is fear for the future, read. Poverty is not having a job, is fear for the future, living one day at a time. Poverty is losing a child to living one day at a time. Poverty is losing a child to illness brought about by unclean water. Poverty is illness brought about by unclean water. Poverty is powerlessness, lack of representation and freedom.powerlessness, lack of representation and freedom.""

Page 11: Ekonomi kemiskinan

1111

Pengertian Umum:Pengertian Umum:Kemiskinan secara EkonomiKemiskinan secara Ekonomi

United Nation (2001):United Nation (2001): The lack of basic capabilities to live in dignityThe lack of basic capabilities to live in dignity

[Ketiadaan kemampuan yang mendasar untuk [Ketiadaan kemampuan yang mendasar untuk hidup layak]hidup layak]

BPS (2000):BPS (2000): Pendekatan kebutuhan dasar, kecukupan kalori Pendekatan kebutuhan dasar, kecukupan kalori

(2100 kcal/cap/hari) dan non-makanan(2100 kcal/cap/hari) dan non-makananBKKBN (1999):BKKBN (1999): Pendekatan kesejahteraan keluarga Pendekatan kesejahteraan keluarga

(ibadah,makan 2x, pakaian, rumah, sarkes), kel (ibadah,makan 2x, pakaian, rumah, sarkes), kel prasejahtera dan sejahtera I.prasejahtera dan sejahtera I.

Page 12: Ekonomi kemiskinan

1212

Kemiskinan: Kurang Makan, Pakaian, dan Perumahan

Page 13: Ekonomi kemiskinan

1313

Pengertian Umum:Pengertian Umum:Kemiskinan dan PemerataanKemiskinan dan Pemerataan

Kemiskinan dan pemerataan memiliki pengertian Kemiskinan dan pemerataan memiliki pengertian yang bersifat multidimensi (ekonomi, sosial, politik, yang bersifat multidimensi (ekonomi, sosial, politik, budaya, dsb)budaya, dsb) – Ekonomi: Ekonomi: insufficient of income, nutrition, home, clothinsufficient of income, nutrition, home, cloth– Sosial: Sosial: lack of soc. relation/lack of soc. relation/keterasingan, keterasingan, insecurityinsecurity– Politik: Politik: powerlessnesspowerlessness, tiada perwakilan politik, tiada perwakilan politik– Budaya: Budaya: low self esteemlow self esteem, , low literacy/educationlow literacy/education

Indikator kesejahteraan: moneter dan non-moneterIndikator kesejahteraan: moneter dan non-moneter– Indikator moneter: pendapatan vs konsumsiIndikator moneter: pendapatan vs konsumsi– Indikator non-moneter: Indikator non-moneter: morbiditymorbidity, rasio pddk/dokter, , rasio pddk/dokter, literacy rateliteracy rate, ,

school enrollmentschool enrollment, mallnutrition, dan aspek non-ekonomi lain yg , mallnutrition, dan aspek non-ekonomi lain yg tidak mudah dikuantifisir tidak mudah dikuantifisir

– Indeks komposit: kombinasi indikator non dan moneter (misal: Indeks komposit: kombinasi indikator non dan moneter (misal: Indeks Pembangunan Manusia/HDI)Indeks Pembangunan Manusia/HDI)

Page 14: Ekonomi kemiskinan

1414

Ukuran Kemiskinan & PemerataanUkuran Kemiskinan & Pemerataan

Untuk menerapkan ukuran kemiskinan & Untuk menerapkan ukuran kemiskinan & pemerataan dibutuhkan:pemerataan dibutuhkan:– Ukuran kesejahteraan atau standar hidupUkuran kesejahteraan atau standar hidup

Dengan menggunakan unit analisa RT baik konsumsi maupun Dengan menggunakan unit analisa RT baik konsumsi maupun pendapatan dpt digunakan sbg pendapatan dpt digunakan sbg welfare indicatorwelfare indicatorLalu dipergunakan jumlah anggota RT ataupun ‘adult male Lalu dipergunakan jumlah anggota RT ataupun ‘adult male equivalent’ (weight lebih kecil untuk anak-anak dan wanita equivalent’ (weight lebih kecil untuk anak-anak dan wanita dewasa) sebagai pembagi konsumsi/pendapatan RTdewasa) sebagai pembagi konsumsi/pendapatan RT

– Garis kemiskinanGaris kemiskinanSetelah ditentukan ukuran kesejahteraan di atas, treshhold Setelah ditentukan ukuran kesejahteraan di atas, treshhold ataupun cut-off value antara miskin dan tidak-miskin perlu ataupun cut-off value antara miskin dan tidak-miskin perlu ditetapkanditetapkanBasic human needs (makanan dan non-makanan) dinilai dalam Basic human needs (makanan dan non-makanan) dinilai dalam harga pasar yang berlaku.harga pasar yang berlaku.Makanan (misal 2100 kcal/day/person; 320 kg beras/thn/orang)Makanan (misal 2100 kcal/day/person; 320 kg beras/thn/orang)Non-makanan (misal regresi; konsumsi kelompok refrensi)Non-makanan (misal regresi; konsumsi kelompok refrensi)WB dan other Int’l org’n (GK sebesar $1, $2, dan $4 PPP)WB dan other Int’l org’n (GK sebesar $1, $2, dan $4 PPP)

Page 15: Ekonomi kemiskinan

1515

Ukuran KemiskinanUkuran Kemiskinan

Setelah ukuran kesejahteraan dipilih dan GK Setelah ukuran kesejahteraan dipilih dan GK ditetapkan, ukuran kemiskinan dengan ditetapkan, ukuran kemiskinan dengan mudah dihitung.mudah dihitung.Perlu diketahui beberapa ukuran kemiskinan Perlu diketahui beberapa ukuran kemiskinan yg lazim digunakanyg lazim digunakanDalam setiap tahapan perencanaan Dalam setiap tahapan perencanaan (planning, documenting, implementing, dan (planning, documenting, implementing, dan monitoring) diperlukan besaran kuantitatifmonitoring) diperlukan besaran kuantitatifDiperlukan ukuran yg operasional dengan Diperlukan ukuran yg operasional dengan ketersediaan data yg dapat mengambarkan ketersediaan data yg dapat mengambarkan poverty incidence, poverty deficitpoverty incidence, poverty deficit dan dan poverty poverty severityseverity

Page 16: Ekonomi kemiskinan

1616

Ukuran KemiskinanUkuran KemiskinanUkuranUkuran poverty incidence poverty incidence::– Menggambarkan prevalensi kemiskinan dalam suatu masyarakatMenggambarkan prevalensi kemiskinan dalam suatu masyarakat– Namun: independen dari jurang/degree kemiskinan, secara implisit Namun: independen dari jurang/degree kemiskinan, secara implisit

mengasumsikan distribusi yang merata antar si miskin, antar waktu mengasumsikan distribusi yang merata antar si miskin, antar waktu tdk terdeteksi transfer dari si miskin si kaya tdk terdeteksi transfer dari si miskin si kaya

Ukuran Ukuran poverty gappoverty gap::– Mengukur seberapa jauh jurang pendapatan si miskin dari GK. Mengukur seberapa jauh jurang pendapatan si miskin dari GK.

Sehingga bisa di hitung jumlah subsidi yg dibutuhkan untuk Sehingga bisa di hitung jumlah subsidi yg dibutuhkan untuk mengentaskan si miskinmengentaskan si miskin

– Namun: tidak tergambar jumlah si miskin, dan tidak terdeteksi Namun: tidak tergambar jumlah si miskin, dan tidak terdeteksi distribusi antar si miskin yang lebih timpang.distribusi antar si miskin yang lebih timpang.

Ukuran Ukuran poverty severitypoverty severity::– Mengukur seberapa parah kemiskinan yang terjadi dengan memberi Mengukur seberapa parah kemiskinan yang terjadi dengan memberi

bobot yg lebih tinggi bagi poverty gap yg lebih miskin dibandingkan yg bobot yg lebih tinggi bagi poverty gap yg lebih miskin dibandingkan yg kurang miskin.kurang miskin.

– Namun: tidak tergambar jumlah si miskin.Namun: tidak tergambar jumlah si miskin.

Page 17: Ekonomi kemiskinan

1717

Indeks Foster-Greer-Thorbecke (FGT)Indeks Foster-Greer-Thorbecke (FGT)Rumus umum:Rumus umum:

Dimana i=1,2..Q adalah individu miskin; Dimana i=1,2..Q adalah individu miskin; Z=garis kemiskinan; Yi=income dari i; Z=garis kemiskinan; Yi=income dari i; =0,1,2,...; =0,1,2,...;

= 0 : Poverty head count= 0 : Poverty head count = 1 : Poverty gap= 1 : Poverty gap = 2 : Poverty severity= 2 : Poverty severity

Q

i

i

ZYZ

NP

1

1

Page 18: Ekonomi kemiskinan

1818

Contoh Perhitungan Indeks FGTContoh Perhitungan Indeks FGTDaerah – A Daerah – B

Penduduk ke

Konsum si *)

P/NP #)

ZYZ i 2

ZYZ i Konsum

si *) P/NP #)

ZYZ i 2

ZYZ i

1 250.000 NPoor - - 200.000 NPoor - -

2 210.000 NPoor - - 190.000 NPoor - -

3 150.000 NPoor - - 135.000 NPoor - -

4 125.000 NPoor - - 125.000 NPoor - -

5 110.000 NPoor - - 115.000 NPoor - -

6 105.000 NPoor - - 100.000 NPoor - -

7 75.000 Poor 0.25 0.0625 75.000 Poor 0.25 0.0625

8 50.000 Poor 0.50 0.2500 75.000 Poor 0.25 0.0625

9 50.000 Poor 0.50 0.2500 75.000 Poor 0.25 0.0625

10 25.000 Poor 0.75 0.5625 75.000 Poor 0.25 0.0625

NQ

P 0 = 4 / 10 = 0.4 = 4 / 10 = 0.4

Q

i

i

ZYZ

NP

1

11 = (1/10) (0.25+0.5+0.5+0.75) = 0.2 = (1/10) (0.25+0.25+0.25+0.25) = 0.1

2

1

12

Q

i

i

ZYZ

NP =1/10 (0.0625+0.25+0.25+0.5625) =

0.1125 = 1/10 (0.0625+0.0625+0.0625+0.0625)

= 0.0250

Note: *) Rp/kapita/bulan; #) P=poor, NP=non-poor, dengan garis kemiskinan Z = Rp100.000/kapita/bulan.

Page 19: Ekonomi kemiskinan

1919

Contoh Perhitungan Indeks FGTContoh Perhitungan Indeks FGTDengan data SusenasDengan data Susenas

. sum p0 p1 p2 [w=infind](analytic weights assumed)

Variable Obs Weight Mean Std. Dev. Min Max

p0a 8640 4401337 11.72728 32.17637 0 100p1a 8640 4401337 2.461519 10.21733 0 195.0822p2a 8640 4401337 1.104407 8.784565 0 380.5707

use "C:\Kemiskinan\DataSmpla.dta", clear keep if b1r1==13 gen konspc= b7r28/ b2r3 gen gk=130499 replace gk=96512 if b1r5=="2" gen miskin=(konspc<gk) gen p0a=((gk-konspc)/konspc)^0 replace p0a=0 if miskin==0 gen p1a=((gk-konspc)/konspc)^1 replace p1a=0 if miskin==0 gen p2a=((gk-konspc)/konspc)^2 replace p2a=0 if miskin==0 gen infind=infrt*b2r3

sum p0 p1 p2 [w=infind]

Page 20: Ekonomi kemiskinan

2020

Indeks Kemiskinan KompositIndeks Kemiskinan KompositIndeks FGT (Indeks FGT (>1) termasuk satu dari beberapa >1) termasuk satu dari beberapa indeks komposit, yaitu indeks kemiskinan yang indeks komposit, yaitu indeks kemiskinan yang berdimensi luas dengan syarat bahwa indeks:berdimensi luas dengan syarat bahwa indeks:– Berdasarkan income si miskin saja (focus axiom)Berdasarkan income si miskin saja (focus axiom)– Meningkat bila income si miskin berkurang (monotonicity axiom)Meningkat bila income si miskin berkurang (monotonicity axiom)– Sensitif thd perubahan distribusi pendapatan si miskin (weak Sensitif thd perubahan distribusi pendapatan si miskin (weak

transfer axiom) transfer axiom)

Indeks Sen (1976) adalah indeks kemiskinan Indeks Sen (1976) adalah indeks kemiskinan komposit yg lain:komposit yg lain:

S = PS = P00*[I+(1-I)*G]*[I+(1-I)*G]dimana, S=indeks Sen, dimana, S=indeks Sen, PP00=poverty head count, =poverty head count, G=koefisien Gini, dan I=∑G=koefisien Gini, dan I=∑ii(Z-Y(Z-Yii)/Q, i=1,...Q si )/Q, i=1,...Q si miskin miskin

Page 21: Ekonomi kemiskinan

2121

Ukuran Kemiskinan InternasionalUkuran Kemiskinan InternasionalUntuk membandingkan antar negara, WB dan Untuk membandingkan antar negara, WB dan beberapa organisasi internasional beberapa organisasi internasional menggunakan garis kemiskinan $1 PPP per-menggunakan garis kemiskinan $1 PPP per-capita per-day (extreme/ultra poor). Juga capita per-day (extreme/ultra poor). Juga digunakan $2 dan $4 PPP untuk menangkap digunakan $2 dan $4 PPP untuk menangkap near-poornear-poor..Walaupun sederhana dan mudah digunakan Walaupun sederhana dan mudah digunakan one dollar poverty lineone dollar poverty line yg didasarkan pada yg didasarkan pada kondisi di tahun 1993, sebenarnya tidak kondisi di tahun 1993, sebenarnya tidak memiliki dasar teori yg kuat.memiliki dasar teori yg kuat.Untuk tahun 1996 dipergunakan $1.075, Untuk tahun 1996 dipergunakan $1.075, $2.15, dan $4.30.$2.15, dan $4.30.Lihat konversi $1PPP Indonesia pd tabel sbb:Lihat konversi $1PPP Indonesia pd tabel sbb:

Page 22: Ekonomi kemiskinan

2222

Ukuran Kemiskinan InternasionalUkuran Kemiskinan InternasionalFaktor konversi PPP Indonesia untuk $1:Faktor konversi PPP Indonesia untuk $1:

CPI dengan Agustus 2002 = 100CPI dengan Agustus 2002 = 100Dari WDI-2006 diperoleh PPP2004=Rp2953,7Dari WDI-2006 diperoleh PPP2004=Rp2953,7Maka u/ 2006: (141,42/113,88)*Rp2953,7Maka u/ 2006: (141,42/113,88)*Rp2953,7

WDI2006 BI(monthly)PPPconv CPI(july)

2002 2,592.66 99.962003 2,755.28 106.232004 2,953.70 113.882005 3,185.32 122.812006 3,668.00 141.42

Page 23: Ekonomi kemiskinan

2323

UKURAN DISTRIBUSI UKURAN DISTRIBUSI PENDAPATANPENDAPATAN

Kurva Lorenz:Kurva Lorenz:

Rumus indeks Gini:Rumus indeks Gini:

Range 0≤GI≤1, Distribusi timpang bila GI>0,5; Range 0≤GI≤1, Distribusi timpang bila GI>0,5; distribusi moderat 0,3≤GI≤0,5distribusi moderat 0,3≤GI≤0,5

)]([1 11

i

k

iii YYFGI

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1

-

Page 24: Ekonomi kemiskinan

2424

CONTOH PERHITUNGANCONTOH PERHITUNGANIndeks Gini:Indeks Gini:

Kurva Lorenz:Kurva Lorenz:

Kel Kons. Tot Pddk Tot Incom %Pddk %Incom K%Pddk K%Incom(Fi) (Yi) (Yi+Yi-1) Fi*(Yi+Yi-1)

<2000 14286 2236 0.1019 0.0029 0.1019 0.0029 0.0029 0.00032000-2999 27141 68151 0.1936 0.0896 0.2955 0.0926 0.0955 0.01853000-3999 25052 87182 0.1787 0.1147 0.4742 0.2072 0.2998 0.05364000-4999 19108 85566 0.1363 0.1125 0.6105 0.3198 0.5270 0.07185000-5999 13809 75507 0.0985 0.0993 0.7090 0.4191 0.7388 0.07286000-7999 17482 120380 0.1247 0.1583 0.8337 0.5774 0.9964 0.12438000-9999 8986 79762 0.0641 0.1049 0.8978 0.6823 1.2597 0.080710000-15000 8874 106223 0.0633 0.1397 0.9611 0.8220 1.5043 0.0952>15000 5453 135360 0.0389 0.1780 1.0000 1.0000 1.8220 0.0709

140191 760367 1.0000 1.0000 0.5881

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1

GI = 1 – 0,5881 = GI = 1 – 0,5881 = 0,41190,4119

Page 25: Ekonomi kemiskinan

2525

TINGKAT KEMISKINAN di TINGKAT KEMISKINAN di INDONESIAINDONESIA

Beberapa sumber data untuk menghitung Beberapa sumber data untuk menghitung tingkat kemiskinan di Indonesia:tingkat kemiskinan di Indonesia:– Susenas (core, modul, & panel): BPSSusenas (core, modul, & panel): BPS– IFLS (Indonesian Family Life Survey): RAND & LD-FEUIIFLS (Indonesian Family Life Survey): RAND & LD-FEUI

Tingkat kemiskinan 1996-2006: Tingkat kemiskinan 1996-2006: Year PG(P1) PS(P2)

Urban Rural Total Urban Rural Total Total Total1996 9,4 24,59 34,01 13,39 19,78 17,74 n.a. n.a.1998 17,6 31,9 49,5 21,92 25,72 24,23 n.a. n.a.1999 15,64 32,33 47,97 19,41 26,03 23,43 4,33 1,232000 12,3 26,4 38,7 14,60 22,38 19,14 3,51 1,022001 8,6 29,3 37,9 9,76 24,84 18,41 3,42 0,972002 13,3 25,1 38,4 14,46 21,10 18,20 3,01 0,792003 12,2 25,1 37,3 13,57 20,23 17,42 3,13 0,852004 11,4 24,8 36,1 12,13 20,11 16,66 2,89 0,782005 12,4 22,7 35,1 11,37 19,51 15,97 2,78 0,762006 14,3 24,8 39,1 13,36 21,90 17,75 3,43 1,002007 13,6 23,6 37,2 12,52 20,37 16,58 2,99 0,84

Source: Biro Pusat Statistik

Number of Poor [Million] Head Count Index  [HCI]

Page 26: Ekonomi kemiskinan

2626

Kurva Lorenz Korea (1988)

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1

KekayaanAktiva FinansialAktiva RiilGaris EqualityPendapatan

Page 27: Ekonomi kemiskinan

2727

Gini Ratio: Pemilikan Lahan Gini Ratio: Pemilikan Lahan PertanianPertanian

Data konsumsi tidak memperlihatkan Data konsumsi tidak memperlihatkan kemiskinan relatif secara akurat kemiskinan relatif secara akurat Dengan menggunakan pemilikan lahan Dengan menggunakan pemilikan lahan pertanian dari Sensus Pertanian 1993 dan pertanian dari Sensus Pertanian 1993 dan 2003 dapat dihitung Gini ratio2003 dapat dihitung Gini ratio

Terlihat, ketimpangan yg semakin tinggi Terlihat, ketimpangan yg semakin tinggi dalam hal pemilikan lahan pertanian dari dalam hal pemilikan lahan pertanian dari tahun 1993 ke thn 2003.tahun 1993 ke thn 2003.

19931993 20032003SawahSawah KeringKering TotalTotal SawahSawah KeringKering TotalTotal

JawaJawa 0,590,59 0,610,61 0,560,56 0,630,63 0,550,55 0,720,72

L. JawaL. Jawa 0,720,72 0,580,58 0,480,48 0,490,49 0,570,57 0,580,58

IndonesiaIndonesia 0,800,80 0,710,71 0,640,64 0,560,56 0,850,85 0,720,72

Page 28: Ekonomi kemiskinan

Persistensi KemiskinanPersistensi KemiskinanKemiskinan sudah ada sejak dulu Kemiskinan sudah ada sejak dulu hingga sekarang tak pernah habishingga sekarang tak pernah habisBerbagai usaha dan kebijakan telah Berbagai usaha dan kebijakan telah dilakukan utk menanggulanginyadilakukan utk menanggulanginyaNamun tetap saja banyak RT yg Namun tetap saja banyak RT yg tetap miskin atau keluar-masuk tetap miskin atau keluar-masuk kemiskinan di Indonesia:kemiskinan di Indonesia:– 5-7%: cronic poor (± 5-7%: cronic poor (± – 10-15%: transien poor10-15%: transien poor– 20-30%: near poor 20-30%: near poor

Page 29: Ekonomi kemiskinan

Tingkat Kemiskinan 1996 - 2005Tingkat Kemiskinan 1996 - 2005

Keterangan 1996 1999 2002 2005

Tingkat kemiskinan: 15,6 27,4 18,2 15,9

- Kemiskinan kronis 3,2 9,5 4,7 2,9

- Kemiskinan transien 12,4 17,9 13,5 13,1

Tingkat kemiskinan BPS 17,5 23,4 18,2 16,0

Page 30: Ekonomi kemiskinan

3030

Penduduk Miskin (2008)Penduduk Miskin (2008)

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

1

Tidak miskin

Hampir miskin

Miskin transien

Miskin kronis

2008 15,4 36

Miskin kronis 5 11,68831Miskin transien 10 23,37662Hampir miskin 30 70,12987Tidak miskin 49,6 115,9481

233,7662

Page 31: Ekonomi kemiskinan

3131

Teori Kemiskinan & Inequality :Teori Kemiskinan & Inequality :Pendekatan EkonomiPendekatan Ekonomi

Beberapa pemikir ekonomi mengajukan teori Beberapa pemikir ekonomi mengajukan teori dimana kemiskinan dan inequality dilihat sebagai dimana kemiskinan dan inequality dilihat sebagai phenomena ekonomiphenomena ekonomi1. 1. Model 2 sektor RicardoModel 2 sektor Ricardo

– Dalam bukunya, “The Principle of Political Economy and Dalam bukunya, “The Principle of Political Economy and Taxation”, tahun 1817Taxation”, tahun 1817

– Perekonomian terdiri dari 2 sektor: pertanian dan Perekonomian terdiri dari 2 sektor: pertanian dan industriindustri

– Pertanian mengalami diminishing returnsPertanian mengalami diminishing returns– Impor bahan makanan diperlukan untuk mendukung Impor bahan makanan diperlukan untuk mendukung

revolusi industri, padahal Corn Laws (1815-1846) yg revolusi industri, padahal Corn Laws (1815-1846) yg memproteksi petani jagung dari kompetisi dari LN memproteksi petani jagung dari kompetisi dari LN diberlakukan saat itu di Inggrisdiberlakukan saat itu di Inggris

– Bila Inggris tdk membatalkan Corn Laws, income akan Bila Inggris tdk membatalkan Corn Laws, income akan diredistribusikan dari kapitalis ke landlorddiredistribusikan dari kapitalis ke landlord

Page 32: Ekonomi kemiskinan

3232

Teori Kemiskinan & Inequality :Teori Kemiskinan & Inequality :Pendekatan EkonomiPendekatan Ekonomi

– Redistribusi income dari kapitalis ke landlords akan Redistribusi income dari kapitalis ke landlords akan berdampak negatif thd pertumbuhan, karena landlord berdampak negatif thd pertumbuhan, karena landlord spendthrift, sedangkan growth dibiayai dari saving yg spendthrift, sedangkan growth dibiayai dari saving yg banyak dilakukan oleh kaum kapitalisbanyak dilakukan oleh kaum kapitalis

– Plus, bila kapitalis incomenya berkurang, upah akan Plus, bila kapitalis incomenya berkurang, upah akan ditekan, sehingga distribusi income semakin parahditekan, sehingga distribusi income semakin parah

– Walau teorinya inovatif dan konsisten, namun semua Walau teorinya inovatif dan konsisten, namun semua prediksi Ricardo salahprediksi Ricardo salah

– Rent (income dari landlord) sharenya tdk naik thd Rent (income dari landlord) sharenya tdk naik thd national income di hampir semua negara industri saat national income di hampir semua negara industri saat ituitu

– Profit (income kapitalis) juga tidak berkurangProfit (income kapitalis) juga tidak berkurang– Upah tidak ditekan di bawah subsisten level malah Upah tidak ditekan di bawah subsisten level malah

meningkatmeningkat

Page 33: Ekonomi kemiskinan

3333

Teori Kemiskinan & Inequality :Teori Kemiskinan & Inequality :Pendekatan EkonomiPendekatan Ekonomi

– Salah satu penyebab mengapa prediksi Salah satu penyebab mengapa prediksi Ricardo salah, karena Inggris akhirnya Ricardo salah, karena Inggris akhirnya menganut free-trade seperti yang diharapkan menganut free-trade seperti yang diharapkan RicardoRicardo

– Kalaupun tidak terjadi ini, perubahan Kalaupun tidak terjadi ini, perubahan teknologi di kedua sektor dapat mengatasi teknologi di kedua sektor dapat mengatasi adanya diminishing returns sehingga adanya diminishing returns sehingga meningkatkan produksi makananmeningkatkan produksi makanan

– Perubahan teknologi yang meningkatkan Perubahan teknologi yang meningkatkan produktivitas di sektor industri juga produktivitas di sektor industri juga menambah profit bagi para pemilik modal dan menambah profit bagi para pemilik modal dan meningkatkan upah pekerjameningkatkan upah pekerja

Page 34: Ekonomi kemiskinan

3434

Teori Kemiskinan & Inequality :Teori Kemiskinan & Inequality :Pendekatan EkonomiPendekatan Ekonomi

2. 2. Pandangan MarxPandangan Marx– Marx percaya bhw perkembangan kapitalis menciptakan Marx percaya bhw perkembangan kapitalis menciptakan

distribusi income yg semakin tdk meratadistribusi income yg semakin tdk merata– Kapitalis menurutnya ada incentive untuk menciptakan Kapitalis menurutnya ada incentive untuk menciptakan

“reserve army of the unemployed” yg menjamin resource “reserve army of the unemployed” yg menjamin resource tenaga kerja murah untuk mendukung industritenaga kerja murah untuk mendukung industri

– Maka tingkat upah ditekan di bawah subsistence levelMaka tingkat upah ditekan di bawah subsistence level– Pemilik modal mendominasi ekonomi dan “bourgeois state”Pemilik modal mendominasi ekonomi dan “bourgeois state”– Dengan kapitalis meningkat, persaingan mengakibatkan Dengan kapitalis meningkat, persaingan mengakibatkan

banyak perusahaan bangkrut dan kosentrasi industri banyak perusahaan bangkrut dan kosentrasi industri meningkat, pd akhirnya kapitalisme kolaps diganti meningkat, pd akhirnya kapitalisme kolaps diganti sosialismesosialisme

– Hanya dengan sosialisme kondisi buruh membaik dan Hanya dengan sosialisme kondisi buruh membaik dan inequality serta kemiskinan dpt menuruninequality serta kemiskinan dpt menurun

– Bukti sejarah menunjukkan Marx pun keliruBukti sejarah menunjukkan Marx pun keliru

Page 35: Ekonomi kemiskinan

3535

Teori Kemiskinan & Inequality :Teori Kemiskinan & Inequality :Pendekatan EkonomiPendekatan Ekonomi

3. 3. Teori NeoklasikTeori Neoklasik– Dikemukakan pertama kali oleh John Bates Clark Dikemukakan pertama kali oleh John Bates Clark

(1899)(1899)– Merupakan teori yg dominan digunakan saat iniMerupakan teori yg dominan digunakan saat ini– Disebut juga Marginal Productivity theoryDisebut juga Marginal Productivity theory– Postulasi: Semua faktor produksi mengalami Postulasi: Semua faktor produksi mengalami

kelangkaan sehingga rates of return nya = MP dan kelangkaan sehingga rates of return nya = MP dan keseimbangan berproduksi terjadi pada saat MPL/MPK keseimbangan berproduksi terjadi pada saat MPL/MPK = w/r= w/r

– Bila r atau w di pasar berubah maka terjadi perubahan Bila r atau w di pasar berubah maka terjadi perubahan distribusi pendapatandistribusi pendapatan

– Jadi implisit bahwa pasar faktor: perfect competition Jadi implisit bahwa pasar faktor: perfect competition yg tidak benar untuk sebagian besar NSB. TK tidak yg tidak benar untuk sebagian besar NSB. TK tidak langka di NSB terutama yg unskilledlangka di NSB terutama yg unskilled

Page 36: Ekonomi kemiskinan

3636

Teori Kemiskinan & Inequality :Teori Kemiskinan & Inequality :Pendekatan EkonomiPendekatan Ekonomi

4. 4. Model Labor-Surplus: LewisModel Labor-Surplus: Lewis– Memperhatikan kondisi NSB yg mirip dengan negara maju pra Memperhatikan kondisi NSB yg mirip dengan negara maju pra

revolusi industri: unlimited supply of L & w fixedrevolusi industri: unlimited supply of L & w fixed– Postulasi: MPL = 0 di pertanian, sehingga tidak ada biaya yang Postulasi: MPL = 0 di pertanian, sehingga tidak ada biaya yang

terjadi utk memindahkan ke sektor kapitalisterjadi utk memindahkan ke sektor kapitalis– Shg diperkirakan inequality mulanya meningkat lalu berkurang Shg diperkirakan inequality mulanya meningkat lalu berkurang

dengan adanya pembangunan.dengan adanya pembangunan.– Peningkatan pd awal karena share income kapitalis meningkat Peningkatan pd awal karena share income kapitalis meningkat

dengan pembangunan di sektor moderndengan pembangunan di sektor modern– Peningkatan inequality dalam labor income terjadi karena Peningkatan inequality dalam labor income terjadi karena

peningkatan upah sebagian kecil L yg pindahpeningkatan upah sebagian kecil L yg pindah– Lewis menyatakan bahwa inequality tidak hanya mrpk efek Lewis menyatakan bahwa inequality tidak hanya mrpk efek

pertumbuhan, tapi justru penyebab pertumbuhanpertumbuhan, tapi justru penyebab pertumbuhan– Artinya inequality diperlukan untuk terjadinya growth pada awal Artinya inequality diperlukan untuk terjadinya growth pada awal

pembangunan, nanti akhirnya ada t-d-epembangunan, nanti akhirnya ada t-d-e– Tapi trickle-down-effect tidak pernah terjadi Tapi trickle-down-effect tidak pernah terjadi

Page 37: Ekonomi kemiskinan

3737

Teori Kemiskinan & Inequality :Teori Kemiskinan & Inequality :Pendekatan EkonomiPendekatan Ekonomi

5. 5. Inverted U-curve: KuznetsInverted U-curve: Kuznets– Plot cross-country menunjukkan bentuk U Plot cross-country menunjukkan bentuk U

dari inequality (Gini) dan Y/Cap dari inequality (Gini) dan Y/Cap – Beberapa bukti statistik untuk NSB tidak Beberapa bukti statistik untuk NSB tidak

banyak mendukung adanya inverted-U-banyak mendukung adanya inverted-U-shape hypothesisshape hypothesis

– Namun, kecenderungan inequality Namun, kecenderungan inequality meningkat pada awal pembangunan meningkat pada awal pembangunan sehingga kemiskinan juga tidak sehingga kemiskinan juga tidak berkurang adalah akibat:berkurang adalah akibat:

Page 38: Ekonomi kemiskinan

3838

Teori Kemiskinan & Inequality :Teori Kemiskinan & Inequality :Pendekatan EkonomiPendekatan Ekonomi

a.a. Perubahan share faktor: pada awal pembangunan, Perubahan share faktor: pada awal pembangunan, income share dari modal meningkat (thus, income income share dari modal meningkat (thus, income share labor turun) karena lebih banyak menggunakan share labor turun) karena lebih banyak menggunakan labor-saving technology dan modal yg dipinjamlabor-saving technology dan modal yg dipinjam

b.b. Struktur ekonomi yg dualistik: Pada awal pembangunan Struktur ekonomi yg dualistik: Pada awal pembangunan dikembangkan high cap intensive industry, dimana L dikembangkan high cap intensive industry, dimana L supply abundant terutama yg unskilled, maka supply abundant terutama yg unskilled, maka perbedaan MPL dan upah meningkat sehingga perbedaan MPL dan upah meningkat sehingga menciptakan ‘dual structure’ seperti di Jepang dulumenciptakan ‘dual structure’ seperti di Jepang dulu

c.c. Perbedaan income agric dan non-agric: Petani Perbedaan income agric dan non-agric: Petani tradisional tidak terangkat nasibnya saat awal tradisional tidak terangkat nasibnya saat awal pembangunan, sedangkan non-petani semakin pembangunan, sedangkan non-petani semakin meningkat income nyameningkat income nya

Page 39: Ekonomi kemiskinan

3939

TEORI KEMISKINAN:TEORI KEMISKINAN:Pendekatan Ekonomi-PolitikPendekatan Ekonomi-Politik

1. Perspektif Konservatif1. Perspektif Konservatif– Memandang orang miskin sebagai segment Memandang orang miskin sebagai segment

masyarakat yg bercirikan produktifitas rendah, masyarakat yg bercirikan produktifitas rendah, pendidikan rendah, pasrah, tidak punya pendidikan rendah, pasrah, tidak punya ambisi/impian, bahkan malas.ambisi/impian, bahkan malas.

– Tokoh: Oscar Lewis, Boeke, Tokoh: Oscar Lewis, Boeke, – Budaya kemiskinan: orang miskin cenderung Budaya kemiskinan: orang miskin cenderung

miskin dan tetap miskin (miskin dan tetap miskin (poverty trappoverty trap))– Policy: Merubah pola pikir masayarakat dan Policy: Merubah pola pikir masayarakat dan

meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan agar keluar dari perangkap kemiskinanagar keluar dari perangkap kemiskinan

– Peranan pemerintah sangat besar karena Peranan pemerintah sangat besar karena pasar/swasta tidak punya insentif melakukannyapasar/swasta tidak punya insentif melakukannya

Page 40: Ekonomi kemiskinan

4040

TEORI KEMISKINAN TEORI KEMISKINAN Vicious Circle of Vicious Circle of

Poverty (Ragnar Poverty (Ragnar Nurkse: 1950)Nurkse: 1950):: Kemiskinan Kemiskinan pada suatu pada suatu generasi generasi menciptakan menciptakan kemiskinan kemiskinan pada generasi pada generasi berikutnyaberikutnya

Produktifitas

Rendah

TabunganRendah

ModalKurang

RealIncomeRendah

DayaBeli

Kurang

ProduktifitasRendah

KondisiGizi

KesehatanPendidikanPermodalanInfrastruktur

SupplySide

DemandSide

Page 41: Ekonomi kemiskinan

4141

TEORI KEMISKINANTEORI KEMISKINAN2. Perspektif Liberal2. Perspektif Liberal

– Memandang manusia sebagai makhluk Memandang manusia sebagai makhluk rasional, dimana kemiskinan terjadi akibat rasional, dimana kemiskinan terjadi akibat berbagai distorsi di pasar (diskriminasi, berbagai distorsi di pasar (diskriminasi, ketimpangan pendapatan, dsbnya)ketimpangan pendapatan, dsbnya)

– Tokoh: Adam Smith, Charles ValentineTokoh: Adam Smith, Charles Valentine– Kemiskinan absolut: ketidakmampuan Kemiskinan absolut: ketidakmampuan

mencapai standar hidup minimal tertentumencapai standar hidup minimal tertentu– Kemiskinan relatif: bila kesejahteraan berada Kemiskinan relatif: bila kesejahteraan berada

di bawah rata-rata populasi (ada aspek di bawah rata-rata populasi (ada aspek distribusi)distribusi)

Page 42: Ekonomi kemiskinan

4242

TEORI KEMISKINANTEORI KEMISKINAN– Policy: Menghilangkan berbagai rintangan Policy: Menghilangkan berbagai rintangan

akses ke berbagai pemenuh kebutuhan hidup akses ke berbagai pemenuh kebutuhan hidup sehingga standard hidup layak menjadi sehingga standard hidup layak menjadi affordable dan accessibleaffordable dan accessible

– Pemerintah: Memberdayakan pasar agar Pemerintah: Memberdayakan pasar agar alokasi sumber daya efisien; memberikan alokasi sumber daya efisien; memberikan peluang yg lebih besar bagi orang miskin peluang yg lebih besar bagi orang miskin untuk akses ke pasar (pasar barang, uang, untuk akses ke pasar (pasar barang, uang, dan jasa)dan jasa)

– Dengan peluang yg sama budaya kemiskinan Dengan peluang yg sama budaya kemiskinan akan hilang dengan sendirinyaakan hilang dengan sendirinya

Page 43: Ekonomi kemiskinan

4343

TEORI KEMISKINANTEORI KEMISKINAN

Page 44: Ekonomi kemiskinan

4444

TEORI KEMISKINANTEORI KEMISKINAN3. Perspektif Strukturalis/Radikal3. Perspektif Strukturalis/Radikal

– Berpendapat bahwa struktur ekonomi, Berpendapat bahwa struktur ekonomi, politik, sosial lah yang menyebabkan politik, sosial lah yang menyebabkan terjadinya kemiskinan dimana terjadinya kemiskinan dimana the rulling the rulling eliteselites mengeksploitasi dan membuat orang mengeksploitasi dan membuat orang miskin tetap miskinmiskin tetap miskin

– Tokoh: Karl Marx, Dos-SantosTokoh: Karl Marx, Dos-Santos– Kemiskinan struktural: Kemiskinan dari Kemiskinan struktural: Kemiskinan dari

generasi ke-generasi akibat struktur yg generasi ke-generasi akibat struktur yg eksploitatif dan tidak adil (tukar-menukar eksploitatif dan tidak adil (tukar-menukar komoditas, pembayaran jasa pekerja, komoditas, pembayaran jasa pekerja, pungutan yg memberatkan rakyat kecil, dsb)pungutan yg memberatkan rakyat kecil, dsb)

Page 45: Ekonomi kemiskinan

4545

TEORI KEMISKINANTEORI KEMISKINAN– Dalam konteks negara teori ini menyatakan Dalam konteks negara teori ini menyatakan

bahwa NSB & NMiskin dibuat tetap miskin oleh bahwa NSB & NMiskin dibuat tetap miskin oleh Nmaju agar tetap tergantung (independencia)Nmaju agar tetap tergantung (independencia)

– Policy: Hapus system yg bersifat eksploitatif, Policy: Hapus system yg bersifat eksploitatif, berikan tanah dan modal kerja bagi orang berikan tanah dan modal kerja bagi orang miskin, berlakukan minimum wagemiskin, berlakukan minimum wage

– Peran pemerintah dominan dalam Peran pemerintah dominan dalam memperbaiki struktur ekonomi dan politik memperbaiki struktur ekonomi dan politik serta menjamin keadilan bagi terutama orang serta menjamin keadilan bagi terutama orang miskin yg rentan dan tidak mampu membantu miskin yg rentan dan tidak mampu membantu dirinya sendiridirinya sendiri

Page 46: Ekonomi kemiskinan

4646

Perbandingan 3 PerspektifPerbandingan 3 PerspektifConservatif Liberal Strukturalis

Landasan teoritis Masyarakat Individu StructureKemiskinan K. Alamiah K. Absolut/Relatif K. StrukturalPenyebab kemiskinan Budaya kemiskinan;

Ketertinggalan ygmembuat apatis, malas,dan tidak ada ambisi

Distorsi pasar terhadapakses ke makanan,perumahan, pakaian,pendidikan yg layak

Ketimpangan strukturekonomi/politik;Ketidakadilan sosial

Strategipenanggulangankemiskinan

Merubah pola pikirmasyarakat miskin;Meningkatkanketerkaitan sektortradisional dan modern

Penyaluran pendapatandan akses ke berbagaipublic services yg layakbagi orang miskinsasaran

Memperbaiki struktur;Penegakan hukum ygadil; Menghapusberbagai eksploitasi

Peranan pemerintah Aktif dalam penyuluhandan peningkatan SDMserta penyaluran dana

Memberdayakan pasaragar semua kebutuhanhidup yg layak dapatterbeli dan terjangkauoleh semua elemenmasyarakat

Aktif dalam penegakanhukum dan kehidupansosial yang adil.

Page 47: Ekonomi kemiskinan

4747

Beberapa Model Regresi: Menguji Beberapa Model Regresi: Menguji Penyebab Kemiskinan dan Penyebab Kemiskinan dan

InequalityInequalityProbabilitas menjadi miskin:Probabilitas menjadi miskin:

Tingkat kemiskinan dan faktor penyebab:Tingkat kemiskinan dan faktor penyebab:

Inequality dan faktor penyebab:Inequality dan faktor penyebab:

Pi* = X’i + ui

Ii = f(X1, X2, …, Xn )

P0i = f(X1, X2, …, Xn )

Page 48: Ekonomi kemiskinan

4848

Studi Kasus-3: EthiopiaStudi Kasus-3: Ethiopia

Bentuk negara::: Republik Federal Republik FederalBahasa resmi: : Bahasa AmharaBahasa AmharaIbukota: : Addis AbabaAddis AbabaWilayah: : 1.127.127 km², 0,7% air Urutan ke-261.127.127 km², 0,7% air Urutan ke-26Penduduk:: 74.777.981 (jun 2006) 74.777.981 (jun 2006) Kepadatan: 60,0/km² (: 60,0/km² (Urutan ke-16Urutan ke-16))Kemerdekaan: : Des 1944 (dari Britania Raya)Des 1944 (dari Britania Raya)Mata uang: : Birr (ETB)Birr (ETB)GDP/cap (PPP):: $1.000 (2006) $1.000 (2006)GDP real growth rate:: 8,5% (2006) 8,5% (2006)Struktur:: pertanian 50%, industri 9%, jasa 41% pertanian 50%, industri 9%, jasa 41%

Page 49: Ekonomi kemiskinan

4949

Studi Kasus: EthiopiaStudi Kasus: EthiopiaData KemiskinanData Kemiskinan

Poverty incidence and severity

District Head count index Poverty deficit FGT(2) index

Food energy

consumption

Cost of basic needs

Food energy

consumption

Cost of basic needs

Food energy

consumption

Cost of basic needs

Alemaya 0.30 0.35 0.0305 0.0353 0.0086 0.0074

Hitosa 0.12 0.24 0.0127 0.0352 0.0027 0.0098

Merhabete 0.68 0.66 0.0891 0.1368 0.0148 0.0340

Overall 0.38 0.43 0.0466 0.0734 0.0089 0.0182

Household budget survey 1999/2000GK food energy consumption: 2300 kcal/cap/hariGK Cost of basic needs

Page 50: Ekonomi kemiskinan

5050

Menguji Determinan KemiskinanMenguji Determinan KemiskinanEthiopia: Binary logit coefficient estimates for determinants of Poverty

Food calorie intakeCosts of basic needs

Variable ParameterEstimate

StandardError

ParameterEstimate

StandardError

Age of household head (Age) -0.1257 a 0.0750 0.0209 0.0335

Dummy for Alemaya -9.4884 b 4.8556 -7.4594 c 1.7646

Dummy for Hitosa -7.7750 b 3.5351 -3.1694 c 1.0559

Dependent ratio (Dep) 0.3416 0.7315 0.5770 0.4834

Education of head (Educ) -2.6397 a 1.4379 -1.5500 c 0.4854

Per capita expenditure (Exp) -0.0075 0.0076 --- ---

Dummy for sex (Male=1) 2.3788 c 0.7603 -1.3340 1.0009

Household size (HHS) 0.4577 0.3397 0.3583 a 0.1845

Per capita income (PCI) -0.0163 b 0.0067 -0.0149 c 0.0058

Land holding per AE (LMR) -22.1213 b 9.3990 -8.7135 b 4.2748

Number of oxen owned (Ox) -1.8778 a 1.1196 -1.8413 c 0.6065

Constant 34.3309 c 13.5500 6.7383 c 2.8269

-2 log Likelihood Percent correctly predicted

128.41595.30%

60.72891.95

Note: a, b and c indicate that the coefficients are statistically significant at 0.1, 0.05 and 0.01 level.

Page 51: Ekonomi kemiskinan

Permasalahan Permasalahan KemiskinanKemiskinan di Indonesia di Indonesia

Topik 3Topik 3

Page 52: Ekonomi kemiskinan

… … Sebelumnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan tingkat Sebelumnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan tingkat kemiskinan pada tahun 2007 telah mencapai 16,5 persen, turun drastis kemiskinan pada tahun 2007 telah mencapai 16,5 persen, turun drastis dibanding awal 1998 ketika terjadi krisis ekonomi, dengan tingkat dibanding awal 1998 ketika terjadi krisis ekonomi, dengan tingkat kemiskinan mencapai 24,2 persen.kemiskinan mencapai 24,2 persen.Pernyataan Presiden secara langsung membantah iklan layanan di media Pernyataan Presiden secara langsung membantah iklan layanan di media elektronik dari Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto, yang menyebutkan elektronik dari Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto, yang menyebutkan tingkat kemiskinan masih tinggi atau sekitar 49,5 persen.tingkat kemiskinan masih tinggi atau sekitar 49,5 persen.Menurut Presiden, secara jujur kecenderungan penurunan angka kemiskinan Menurut Presiden, secara jujur kecenderungan penurunan angka kemiskinan terus berlanjut, namun angkanya tidak seperti yang banyak diberikan di luar terus berlanjut, namun angkanya tidak seperti yang banyak diberikan di luar sana yang mencapai 49,5 persen. Itu tidak akurat.sana yang mencapai 49,5 persen. Itu tidak akurat.Menurut Kepala Negara, dari tahun ke tahun angka kemiskinan menurun jika Menurut Kepala Negara, dari tahun ke tahun angka kemiskinan menurun jika pada 1998 mencapai 24,1 persen, pada 2005 telah mencapai 15,9 persen.pada 1998 mencapai 24,1 persen, pada 2005 telah mencapai 15,9 persen.Namun pada 2006 kembali meningkat karena krisis energi dengan naiknya Namun pada 2006 kembali meningkat karena krisis energi dengan naiknya harga minyak mentah dunia. Angka penduduk miskin sebesar 49,5 persen itu harga minyak mentah dunia. Angka penduduk miskin sebesar 49,5 persen itu merujuk pada Bank Dunia, sehingga berbeda dengan yang digunakan merujuk pada Bank Dunia, sehingga berbeda dengan yang digunakan pemerintah, yaitu Badan Pusat Statistik (BPS).……pemerintah, yaitu Badan Pusat Statistik (BPS).……

ANTARA COPYRIGHT © 2007ANTARA COPYRIGHT © 2007

Kemiskinan memiliki nuansa politik yg cukup kuat

Page 53: Ekonomi kemiskinan

Presiden: Angka Kemiskinan 2008 Terendah Satu Dekade

                                    JAKARTA,JUMAT - Angka kemiskinan tahun 2008 adalah angka kemiskinan terendah baik besaran maupun persentasenya selama satu dekade terakhir. Tingkat kemiskinan mengalami penurunan dari 17.7 persen pada tahun 2006 menjadi 15.4 persen pada Maret 2008. Hal ini diungkapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato kenegaraannya di depan Rapat Paripurna DPR RI di Jakarta, Jumat (15/8).

Menurut SBY, tren penurunan angka kemiskinan tetap terjadi meski juga menggunakan kriteria angka kemiskinann versi Bank Dunia. Untuk menurunkan tingkat kemiskinan, pemerintah melakukan berbagai upaya harmonisasi serta sinergi program dan anggaran penanggulangan kemiskinan di tingkat pusat.

Harmonisasi serta sinergi program dan anggaran kemiskinan ini diterjemahkan dalam tiga klaster program penanggulangan kemiskinan, seperti Beras untuk Rakyat Miskin (raskin), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri serta pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). SBY juga menjelaskan bahwa anggaran untuk program-program ini meningkat sekitar tiga kali lipat dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

"Peningkatan ini membantah anggapan bahwa pemerintah hanya melakukan retorika dan hanya berwacana. Kita telah berbuat dan terus berbuat untuk mengentaskan kemiskinan," ujar SBY. (Sumber: Kompas)

Page 54: Ekonomi kemiskinan

Kemiskinan Berkurang ?

Page 55: Ekonomi kemiskinan

Pembangunan Indonesia semakin tidak pro-poor (1980-2004)

Sumber: WB (2006), “Making the New Indonesia Work for the Poor”

Page 56: Ekonomi kemiskinan

Dari indikator makro kemiskinan dapat di Dari indikator makro kemiskinan dapat di observasi phenomena berikut:observasi phenomena berikut:– Perkembangan penurunan angka kemiskinan melambat, Perkembangan penurunan angka kemiskinan melambat,

sehingga target tingkat kemiskinan RPJM di tahun 2009 sehingga target tingkat kemiskinan RPJM di tahun 2009 dipastikan tidak akan tercapaidipastikan tidak akan tercapai

– Kerentanan kelompok Kerentanan kelompok near-poornear-poor yang mudah jatuh miskin yang mudah jatuh miskin– Terdapat ±5% (12 juta) penduduk yg tergolong miskin kronisTerdapat ±5% (12 juta) penduduk yg tergolong miskin kronis– Angka P1 dan P2 mengindikasikan bahwa jurang kemiskinan Angka P1 dan P2 mengindikasikan bahwa jurang kemiskinan

dan keparahan kemiskinan memburukdan keparahan kemiskinan memburuk– Walaupun Gini indeks expenditure menunjukkan Walaupun Gini indeks expenditure menunjukkan

ketimpangan distribusi pendapatan yg moderat, ada indikasi ketimpangan distribusi pendapatan yg moderat, ada indikasi yang menunjukkan bahwa kemiskinan relatif memburuk. yang menunjukkan bahwa kemiskinan relatif memburuk. Bahkan bila digunakan Gini indeks pemilikan tanah, asset, Bahkan bila digunakan Gini indeks pemilikan tanah, asset, financial, atau pendapatan akan didapati ketimpangan yg financial, atau pendapatan akan didapati ketimpangan yg jauh lebih parah.jauh lebih parah.

– Kurva growth incidence mengindikasikan bahwa Kurva growth incidence mengindikasikan bahwa pembangunan di Indonesia semakin tidak memihak pada pembangunan di Indonesia semakin tidak memihak pada orang miskinorang miskin

Permasalahan Kemiskinandi Indonesia

Page 57: Ekonomi kemiskinan

1960-1965: Orla melalui Perencanaan Nasional Berencana 1960-1965: Orla melalui Perencanaan Nasional Berencana Delapan tahun (Penasbede) memfokuskan pada pemenuhan Delapan tahun (Penasbede) memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan pokok (sandang-pangan-papan) rakyatkebutuhan pokok (sandang-pangan-papan) rakyat1970-1997: Orba melalui Rencana Pembangunan Lima Tahun 1970-1997: Orba melalui Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita):(Repelita):– Repelita I-IV: Program sektoral dan regional untuk Repelita I-IV: Program sektoral dan regional untuk

penanggulangan kemiskinan dan pemerataanpenanggulangan kemiskinan dan pemerataan– Repelita V-VI: Sinergi program reguler (sektoral-regional) dan Repelita V-VI: Sinergi program reguler (sektoral-regional) dan

akhirnya muncul Inpres Desa Tertinggal (Inpres 3/1993)akhirnya muncul Inpres Desa Tertinggal (Inpres 3/1993)1998-sekarang: Jaring pengaman sosial (raskin, kartu miskin) 1998-sekarang: Jaring pengaman sosial (raskin, kartu miskin) melalui Keppres no.190/1998 dan berbagai program melalui Keppres no.190/1998 dan berbagai program penanggulangan kemiskinan sektoral (P2KP, PPK, P4K dsbnya)penanggulangan kemiskinan sektoral (P2KP, PPK, P4K dsbnya)2005-2006: BLT atau UCT (unconditional cash transfer)2005-2006: BLT atau UCT (unconditional cash transfer)2006 akhir: Pemerintah mencanangkan Program Nasional 2006 akhir: Pemerintah mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)2007: PKH (CCT=conditional cash transfer) dan PNPM 2007: PKH (CCT=conditional cash transfer) dan PNPM dilaksanakan di 7 propinsi (Sumbar, DKI-J, Jabar, Jatim, NTB, dilaksanakan di 7 propinsi (Sumbar, DKI-J, Jabar, Jatim, NTB, Gorontalo), sebagai Gorontalo), sebagai pilot projectpilot project2008: PNPM, PKH, BLT+, BOS, Raskin, Askeskin2008: PNPM, PKH, BLT+, BOS, Raskin, Askeskin

Penanggulangan Kemiskinandi Indonesia 1960 - sekarang

Page 58: Ekonomi kemiskinan

Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang “work for the poor”“work for the poor”– Mengarahkan orang miskin keluar dari kemiskinan mll:Mengarahkan orang miskin keluar dari kemiskinan mll:

Meningkatkan produktifitas pertanianMeningkatkan produktifitas pertanianMeningkatkan produktifitas non-farmMeningkatkan produktifitas non-farm

– Orang miskin dapat memanfaatkan pertumbuhan Orang miskin dapat memanfaatkan pertumbuhan ekonomi bila ekonomi bila stabilitas makro: inflasi rendah dan nilai stabilitas makro: inflasi rendah dan nilai tukar yg kompetitif; akses ke infrastruktur jalan, tukar yg kompetitif; akses ke infrastruktur jalan, telekomunikasi, kredit dan lapangan kerja formal; telekomunikasi, kredit dan lapangan kerja formal; peningkatan kapabilitas orang miskin dgn pendidikanpeningkatan kapabilitas orang miskin dgn pendidikan

Revitalisasi sektor pertanianRevitalisasi sektor pertanianHilangkan rintangan impor berasHilangkan rintangan impor berasLaksanakan program jalan desaLaksanakan program jalan desa

Pro-poor Growth/Development Usulan WB

Page 59: Ekonomi kemiskinan

Membuat jasa sosial “work for the Membuat jasa sosial “work for the poor”poor”– Memperbaiki sistem akuntabilitas kelembagaanMemperbaiki sistem akuntabilitas kelembagaan– Mengurangi disparitas HDI antar daerahMengurangi disparitas HDI antar daerah– Intervensi di sisi supply & demand untuk Intervensi di sisi supply & demand untuk

penddkn SLTPpenddkn SLTP– Peningkatan yankes dengan memberi insentif Peningkatan yankes dengan memberi insentif

bagi yg miskin dan penyedia yankesbagi yg miskin dan penyedia yankes– Penanganan lebih serius dalam penyediaan air Penanganan lebih serius dalam penyediaan air

bersih bagi masyarakat miskinbersih bagi masyarakat miskin– dsbnyadsbnya

Pro-poor Growth/Development Usulan WB

Page 60: Ekonomi kemiskinan

Membuat pengeluaran publik “work Membuat pengeluaran publik “work for the poor”for the poor”– Dengan mengurangi subsidi BBM + BLT, Dengan mengurangi subsidi BBM + BLT,

pengeluaran publik lebih pro-poorpengeluaran publik lebih pro-poor– Menggunakan penghematan subsidi BBM untuk Menggunakan penghematan subsidi BBM untuk

program yg bersifat Community Dev’t Drivenprogram yg bersifat Community Dev’t Driven– Mentargetkan lebih baik the extreem poorMentargetkan lebih baik the extreem poor– Kapasitas pemda tidak berimbang, untuk itu:Kapasitas pemda tidak berimbang, untuk itu:

Meningkatkan program CDDMeningkatkan program CDDMeningkatkan kualitas jasa sosialMeningkatkan kualitas jasa sosialMembuat DAU dan DAK lebih pro-poorMembuat DAU dan DAK lebih pro-poor

Pro-poor Growth/Development Usulan WB

Page 61: Ekonomi kemiskinan

Fokus Penanggulangan Fokus Penanggulangan KemiskinanKemiskinan

Peningkatan pertumbuhan ekonomi yang Peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitasberkualitas Usaha padat karya, perdagangan & ekspor, pengembangan UMKMUsaha padat karya, perdagangan & ekspor, pengembangan UMKMPeningkatan akses terhadap Peningkatan akses terhadap kebutuhan dasarkebutuhan dasar– Pendidikan, kesehatan (termasuk KB & kesejahteraan ibu)Pendidikan, kesehatan (termasuk KB & kesejahteraan ibu)– infrastruktur dasarinfrastruktur dasar– pangan & gizipangan & giziPemberdayaan masyarakat: Pemberdayaan masyarakat: PNPM Mandiri PNPM Mandiri– membuka kesempatan membuka kesempatan berpartisipasi berpartisipasi (terutama masyarakat miskin) (terutama masyarakat miskin)

dalam proses dalam proses pembangunanpembangunan– meningkatkan meningkatkan peluang peluang dan posisi tawar dan posisi tawar masyarakat miskin masyarakat miskin

(mengubah pandangan thd masyarakat miskin dari (mengubah pandangan thd masyarakat miskin dari liabilities liabilities menjadi menjadi assets.assets.))

Perbaikan sistem bantuan dan jaminan sosial. Perbaikan sistem bantuan dan jaminan sosial. PKH PKH

Page 62: Ekonomi kemiskinan

Angka kemiskinan (P0=head count) sering Angka kemiskinan (P0=head count) sering menjadi komoditas politik, digunakan untuk:menjadi komoditas politik, digunakan untuk:– Menilai kinerja pemerintah (2007 angka kemiskinan turun, Menilai kinerja pemerintah (2007 angka kemiskinan turun,

2008 angka terendah sepanjang 1 dekade terakhir)2008 angka terendah sepanjang 1 dekade terakhir)– Memberikan argumentasi yg kuat untuk memajukan suatu Memberikan argumentasi yg kuat untuk memajukan suatu

usulan kebijakan (penarikan subsidi, liberalisasi pasar beras, usulan kebijakan (penarikan subsidi, liberalisasi pasar beras, dsbnya)dsbnya)

– Selalu menjadi target pembangunan (di RPJM)Selalu menjadi target pembangunan (di RPJM)Padahal angka P0 punya kelemahanPadahal angka P0 punya kelemahan– Dari pendefinisiannya, tidak menggambarkan defisit dan Dari pendefinisiannya, tidak menggambarkan defisit dan

keparahan kemiskinan (tdk memenuhi monotonicity & transfer keparahan kemiskinan (tdk memenuhi monotonicity & transfer axioms)axioms)

– Dari data yg digunakan, tidak menggambarkan kemiskinan Dari data yg digunakan, tidak menggambarkan kemiskinan non-income dan data Susenas tetap punya kelemahan non-income dan data Susenas tetap punya kelemahan

– Perubahan P0 jarang menyentuh kemiskinan kronisPerubahan P0 jarang menyentuh kemiskinan kronisOleh karena itu perlu cermat menggunakan P0 Oleh karena itu perlu cermat menggunakan P0

Analisis Masalah: Angka Kemiskinan

Page 63: Ekonomi kemiskinan

Kemiskinan & Penarikan Subsidi Minyak 2005

Page 64: Ekonomi kemiskinan

Kemiskinan dan Liberalisasi Pasar Beras

Page 65: Ekonomi kemiskinan

Distribusi pendapatan atau kemiskinan Distribusi pendapatan atau kemiskinan relatif sering diabaikan, karena:relatif sering diabaikan, karena:– Angka menunjukkan perubahan yg tidak berarti dan tidak Angka menunjukkan perubahan yg tidak berarti dan tidak

mencemaskan (lihat angka indeks Gini)mencemaskan (lihat angka indeks Gini)– Dianggap sebagai hal yang wajar bila pemerataan Dianggap sebagai hal yang wajar bila pemerataan

memburuk bila terjadi growth asalkan poverty turunmemburuk bila terjadi growth asalkan poverty turun– Asumsi akan terjadi Asumsi akan terjadi trickle down effect (t-d-e)trickle down effect (t-d-e)

Padahal:Padahal:– Ketimpangan pendapatan yang tinggi merupakan sumber Ketimpangan pendapatan yang tinggi merupakan sumber

kecemburuan sosial yg bisa berakhir pada gejolak bahkan kecemburuan sosial yg bisa berakhir pada gejolak bahkan revolusi sosialrevolusi sosial

– Penghitungan indeks Gini dan berbagai angka disparitas Penghitungan indeks Gini dan berbagai angka disparitas belum memadai (coba gunakan pemilikan tanah pertanian belum memadai (coba gunakan pemilikan tanah pertanian dari Sensus Pertanian atau pemilikan aset fisik/finansial)dari Sensus Pertanian atau pemilikan aset fisik/finansial)

– Dualisme mengakibat tdk terjadinya t-d-eDualisme mengakibat tdk terjadinya t-d-e

Analisis Masalah: Kemiskinan Absolut v.s. Relatif

Page 66: Ekonomi kemiskinan

Maka:Maka:Diperlukan pemahaman yang lebih baik Diperlukan pemahaman yang lebih baik

tentang kemiskinan (absolut dan relatif) tentang kemiskinan (absolut dan relatif) dengan dimensi yang lebih luas dengan dengan dimensi yang lebih luas dengan memasukkan aspek ruang/spasialmemasukkan aspek ruang/spasial

Diperlukan berbagai pengukuran tentang Diperlukan berbagai pengukuran tentang kemiskinan yg multidimensi termasuk yg kemiskinan yg multidimensi termasuk yg berbasis “hak”berbasis “hak”

Diperlukan penyusunan strategi Diperlukan penyusunan strategi penanggulangan kemiskinan yg penanggulangan kemiskinan yg berdasarkan fakta yg sebenarnya di berdasarkan fakta yg sebenarnya di lapanganlapangan

Permasalahan Kemiskinandi Indonesia

Page 67: Ekonomi kemiskinan

Perlu Pemahaman Yg Baik Tentang Perlu Pemahaman Yg Baik Tentang Orang Miskin dan PermasalahannyaOrang Miskin dan Permasalahannya

Sumber: CESS, “Memahami Kemiskinan Kehutanan

Page 68: Ekonomi kemiskinan

Perubahan Cara Perubahan Cara Pandang tentang Pandang tentang

KemiskinanKemiskinan(Paradigm shift)(Paradigm shift)

Page 69: Ekonomi kemiskinan

Dalam melaksanakan reform yg Dalam melaksanakan reform yg dramatis (1987-1995), pemerintah dramatis (1987-1995), pemerintah dan parlemen Finlandia berpegang dan parlemen Finlandia berpegang pada falsafah yg dikemukakan oleh pada falsafah yg dikemukakan oleh al-Kindi:al-Kindi:““We should not shy away from welcoming We should not shy away from welcoming and acquiring the truth regardless of where it and acquiring the truth regardless of where it came from, even if it came from distant races came from, even if it came from distant races and nations that are different from us”and nations that are different from us”

Paradigm Shift

Page 70: Ekonomi kemiskinan

Hal yg sama dilakukan oleh Moh. Hal yg sama dilakukan oleh Moh. Yunus (penggagas Grameen Bank) Yunus (penggagas Grameen Bank) di Bangladesh:di Bangladesh:"What good were all my complex theories when "What good were all my complex theories when people were dying of starvation on the sidewalks people were dying of starvation on the sidewalks and porches across from my lecture hall?.... and porches across from my lecture hall?.... Nothing in the economic theories I taught Nothing in the economic theories I taught reflected the life around me."reflected the life around me."

Maka ia belajar kepada orang Maka ia belajar kepada orang miskin:miskin:““Kami profesor universitas semuanya pintar, Kami profesor universitas semuanya pintar, tetapi kami sama sekali tidak tahu mengenai tetapi kami sama sekali tidak tahu mengenai kemiskinan di sekitar kami. Sejak itu saya kemiskinan di sekitar kami. Sejak itu saya putuskan kaum papa harus menjadi guru saya”putuskan kaum papa harus menjadi guru saya”

Paradigm Shift

Page 71: Ekonomi kemiskinan

We Create Our Own WorldWe Create Our Own WorldManusia memiliki Manusia memiliki free willfree willKita memilih apa yg ingin kita lihat, Kita memilih apa yg ingin kita lihat, dengar, rasa, dan alamidengar, rasa, dan alami– Kita selalu berpaling dari Kita selalu berpaling dari

pemandangan yg tidak mengenakkanpemandangan yg tidak mengenakkan– Kita menutup hidung tatkala tercium Kita menutup hidung tatkala tercium

bau tidak sedapbau tidak sedap– Kita memilih menu atau channel TV Kita memilih menu atau channel TV

yg ingin kita nikmatiyg ingin kita nikmatiKita memiliki dunia ilusi yang kita Kita memiliki dunia ilusi yang kita ciptakan sendiriciptakan sendiri

Page 72: Ekonomi kemiskinan

Yang Kita Lihat adalah PersepsiYang Kita Lihat adalah PersepsiCahaya dipantulkan oleh objek dan ditangkap oleh mata, terus ke retin.Melalui serat-serat syaraf yg halus diteruskan ke otak dan diterjemahkan oleh otakSesuai dengan persepsi individu ybs, objek didefinisikan.Apakah ini merupakan fakta atau kebenaran tersebut?Misal: suatu kesempatan anda mengunjungi saudara anda, dan anda dapati mereka sedang bertengkar. …..

Page 73: Ekonomi kemiskinan

Myopic ViewMyopic ViewAkibatnya kita manusia memiliki keterbatasan Akibatnya kita manusia memiliki keterbatasan dalam mendefinisikan permasalahan, dalam mendefinisikan permasalahan, keterbatasan dalam mendapatkan solusi keterbatasan dalam mendapatkan solusi permasalahan, dan keterbatasan dalam permasalahan, dan keterbatasan dalam melihat jangka panjang permasalahan melihat jangka panjang permasalahan Kebijakan yang disarankan seseorang Kebijakan yang disarankan seseorang cenderung dipengaruhi olehcenderung dipengaruhi oleh– Apa yg pernah dialaminyaApa yg pernah dialaminya– Teori/konsep yang pernah dipelajarinyaTeori/konsep yang pernah dipelajarinya– Model yg dipercayainya valid untuk digunakan sebagai alat Model yg dipercayainya valid untuk digunakan sebagai alat

analisaanalisa

Page 74: Ekonomi kemiskinan

Dikotomi Subjek-ObjekDikotomi Subjek-ObjekDalam analisa permasalahan selalu Dalam analisa permasalahan selalu dianjurkan adanya dikotomi antara subjek-dianjurkan adanya dikotomi antara subjek-objek untuk terhindar dari subjektivitasobjek untuk terhindar dari subjektivitasNamun semakin disadari baik dalam ilmu Namun semakin disadari baik dalam ilmu alam (fisika dsbnya) maupun ilmu sosial alam (fisika dsbnya) maupun ilmu sosial (ekonomi dsbnya), bahwa untuk mendekati (ekonomi dsbnya), bahwa untuk mendekati kebenarankebenaran diperlukan adanya kesatuan diperlukan adanya kesatuan antara subjek dan objek antara subjek dan objek Partisipatory research (=objek penelitian Partisipatory research (=objek penelitian justru menjadi penentu dalam penelitian) justru menjadi penentu dalam penelitian) semakin dirasakan perlunya dalam semakin dirasakan perlunya dalam memahami permasalahan lebih baikmemahami permasalahan lebih baik

Page 75: Ekonomi kemiskinan

Manusia sebagai Insan ParipurnaManusia sebagai Insan ParipurnaHakikat manusia yg terdiri dari body-mind-Hakikat manusia yg terdiri dari body-mind-spirit (jasmani-jiwa-rohani)spirit (jasmani-jiwa-rohani)Kebijakan yg dibuat dengan hanya Kebijakan yg dibuat dengan hanya mengandalkan hakikat manusia sebagai mengandalkan hakikat manusia sebagai makhluk jasmani (intelektual) saja akan makhluk jasmani (intelektual) saja akan kering dan menyengsarakankering dan menyengsarakanMenyengsarakan artinya jauh dari Menyengsarakan artinya jauh dari kebenaran kebenaran secara hakikisecara hakikiKarena tidak diikutkan Tuhan dalam Karena tidak diikutkan Tuhan dalam penyusunannya penyusunannya jauh dari Tuhan = tidak jauh dari Tuhan = tidak mdpt ridha-Nyamdpt ridha-Nya

Page 76: Ekonomi kemiskinan

““Kemiskinan merupakan tanggung jawab Kemiskinan merupakan tanggung jawab masyarakat secara bersama-sama”. masyarakat secara bersama-sama”. Pemerintah, perusahaan swasta, LSM, seluruh Pemerintah, perusahaan swasta, LSM, seluruh lapisan masyarakat bertanggung jawab dalam lapisan masyarakat bertanggung jawab dalam penanggulangan kemiskinan.penanggulangan kemiskinan.– Pemerintah: arah pembangunan yg lebih jelas yaitu Pemerintah: arah pembangunan yg lebih jelas yaitu

menuju masyarakat egaliter (egaliterian society) yg menuju masyarakat egaliter (egaliterian society) yg sejahtera dan berkeadilan. Maka strategi pembangunan sejahtera dan berkeadilan. Maka strategi pembangunan dibuat berdasarkan tujuan tsb (mis: strategi industri yg dibuat berdasarkan tujuan tsb (mis: strategi industri yg membuka lap. Kerja, dsb)membuka lap. Kerja, dsb)

– Perusahaan swasta: merumuskan dan menjalankan Perusahaan swasta: merumuskan dan menjalankan corporate social responsibility yg tidak sekedar memberi corporate social responsibility yg tidak sekedar memberi “ikan” “ikan”

– LSM: menyuarakan aspirasi orang miskin secara benar, LSM: menyuarakan aspirasi orang miskin secara benar, bukan melulu memperjuangkan kepentingan dari induk bukan melulu memperjuangkan kepentingan dari induk organisasinya organisasinya

– Masyarakat: turut serta dan berkontribusi dalam usaha Masyarakat: turut serta dan berkontribusi dalam usaha penanggulangan kemiskinan di lingkungannyapenanggulangan kemiskinan di lingkungannya

Berbagai Jalan Penanggulangan Kemiskinan

Page 77: Ekonomi kemiskinan

Pembangunan diarahkan untuk membangun Pembangunan diarahkan untuk membangun “manusia” bukan akumulasi modal/kekayaan, “manusia” bukan akumulasi modal/kekayaan, sehingga program penanggulangan kemiskinan sehingga program penanggulangan kemiskinan diarahkan untuk membangun “manusia diarahkan untuk membangun “manusia miskinnya” dengan pemberdayaan yg miskinnya” dengan pemberdayaan yg inisiatifnya dari bawah (bottom-up).inisiatifnya dari bawah (bottom-up).Untuk orang miskin, koperasi sebagai bentuk Untuk orang miskin, koperasi sebagai bentuk usaha bersama dalam meningkatkan taraf dan usaha bersama dalam meningkatkan taraf dan kualitas hidup anggotanya perlu digalakkan, kualitas hidup anggotanya perlu digalakkan, tetapi tidak dengan pola KUD yg sebenarnya tetapi tidak dengan pola KUD yg sebenarnya bukanlah bangun usaha koperasi.bukanlah bangun usaha koperasi.Secara umum, diperlukan pemahaman yang Secara umum, diperlukan pemahaman yang lebih baik dan komprehensif tentang penyebab lebih baik dan komprehensif tentang penyebab kemiskinan dan berbagai langkah yg dapat kemiskinan dan berbagai langkah yg dapat diambil untuk menanggulangi kemiskinan.diambil untuk menanggulangi kemiskinan.

Berbagai Jalan Penanggulangan Kemiskinan

Page 78: Ekonomi kemiskinan

TERIMA KASIHTERIMA KASIH