ekonomi pancasila

29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tak kenal maka tak sayang. Peribahasa tersebut tampaknya cocok juga untuk diterapkan pada Sistem Ekonomi Pancasila (selanjutnya akan disingkat dengan SEP). Meskipun usia SEP setua usia Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia, selama ini SEP lebih merupakan pengertian daripada penerapan, itupun lebih merupakan pengertian implisit daripada eksplisit. Perjalanan SEP baik dari segi pengertian maupun dari segi penerapan sejak, tahun 1945, memang tersendat-sendat. Intelektual Indonesia baru mulai serius memikirkannya pada tahun 1980 dalam seminar nasional yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Namun demikian, setelah seminar nasional tersebut selesai, tidak ada kelanjutannya lagi. Di bawah pemerintah Orde Baru, yang berkuasa di Indonesia selama 32 tahun, SEP nyaris “mati suri”. SEP hanya diakui secara de jure, dijadikan dasar tulisan GBHN bidang ekonomi. Tetapi, secara de facto SEP tidak pernah diterapkan. Tidak jelas sistem ekonomi apa yang diterapkan selama era Orde

Upload: bernadetta-b

Post on 24-Jul-2015

277 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ekonomi pancasila

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tak kenal maka tak sayang. Peribahasa tersebut tampaknya cocok

juga untuk diterapkan pada Sistem Ekonomi Pancasila (selanjutnya akan

disingkat dengan SEP). Meskipun usia SEP setua usia Pancasila sebagai

dasar negara Republik Indonesia, selama ini SEP lebih merupakan

pengertian daripada penerapan, itupun lebih merupakan pengertian implisit

daripada eksplisit.

Perjalanan SEP baik dari segi pengertian maupun dari segi

penerapan sejak, tahun 1945, memang tersendat-sendat. Intelektual

Indonesia baru mulai serius memikirkannya pada tahun 1980 dalam

seminar nasional yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi Universitas

Gadjah Mada. Namun demikian, setelah seminar nasional tersebut selesai,

tidak ada kelanjutannya lagi.

Di bawah pemerintah Orde Baru, yang berkuasa di Indonesia

selama 32 tahun, SEP nyaris “mati suri”. SEP hanya diakui secara de jure,

dijadikan dasar tulisan GBHN bidang ekonomi. Tetapi, secara de facto

SEP tidak pernah diterapkan. Tidak jelas sistem ekonomi apa yang

diterapkan selama era Orde Baru, ada yang menyebutnya “kapitalisme

malu-malu”, atau “segalanya dapat diatur. 

Setelah berakhirnya era Orde Baru, pemikiran tentang SEP

kembali dimunculkan di kalangan intelektual. Pada 12 Agustus 2002,

UGM mempelopori pendirian Pusat Studi Ekonomi Pancasila.

Sekarang ini adalah era globalisasi yang ditandai dengan adanya

kemajuan di segala bidang termasuk dalam hal perekonomian. Globalisasi

mempunyai 2 pengertian pertama, sebagai deskripsi/definisi yaitu proses

menyatunya pasar dunia menjadi satu pasar tunggal (borderless market),

dan kedua, sebagai “obat kuat” (prescription) menjadikan ekonomi lebih

efisien dan lebih sehat menuju kemajuan masyarakat dunia. Dengan dua

Page 2: ekonomi pancasila

pengertian ini jelas bahwa menurut para pendukung globalisasi “tidak ada

pilihan” bagi setiap negara untuk mengikutinya jika tidak mau

ditinggalkan atau terisolasi dari perekonomian dunia yang mengalami

kemajuan sangat pesat.

Indonesia juga merupakan negara yang mengikuti era globalisasi

termasuk dalam bidang perekonomian. Dan sebagaimana kita ketahui

bahwa ada suatu sistem ekonomi yang berlaku di Indonesia yang tak lain

adalah Sistem Ekonomi Pancasila. Kedudukan Sistem Ekonomi Pancasila

dalam menghadapi era globalisasi akan kami singgung dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian sistem ekonomi Pancasila?

1. Apa peran Undang-Undang Dasar 1945 dalam pembangunan ekonomi.

2. Bagaimana perkembangan globalisasi sistem ekonomi?

3. Bagaimana proses terjadinya globalisasi ekonomi?

4. Apa saja model-model sistem ekonomi di era global?

5. Apa dampak dari adanya ekonomi global?

6. Bagaimana kedudukan sistem ekonomi Pancasila di era globalisasi?

C. Tujuan Penulisan

2. Mengetahui pengertian sistem ekonomi Pancasila.

3. Mengetahui peran Undang-Undang Dasar 1945 dalam pembangunan

ekonomi.

4. Mengetahui perkembangan globalisasi sistem ekonomi.

5. Mengetahui proses terjadinya globalisasi ekonomi.

6. Mengetahui model-model sistem ekonomi di era global.

7. Mengetahui dampak ekonomi global.

8. Mengetahui kedudukan sistem ekonomi Pancasila di era globalisasi.

2

Page 3: ekonomi pancasila

BAB II

PEMBAHASAN

1. SISTEM EKONOMI PANCASILA

A. Pengertian Ekonomi Pancasila

Ekonomi pancasila merupakan ilmu ekonomi kelembagaan

(instructional economics) yang menjungjung tinggi nilai-nilai kelembagaan

Pancasila sebagai idiologi Negara yang kelima silanya, secara utuh maupun

sendiri-sendiri, menjadi rujukan setiap orang Indonesia. Jika Pancasila

mengandung 5 asas, maka semua substansi sila Pancasila (1) etika, (2)

kemanusiaan, (3) nasionalisme, (4) kerakyatan atau demokrasi, dan (5)

keadilan sosial, harus di pertimbangkan dalam model ekonomi yang disusun.

Kalau sila pertama dan kedua adalah dasarnya, sedangkan sila ketiga dan

keempat sebagai caranya, maka sila kelima Pancasila adalah tujuan dari

Ekonomi Pancasila.

Di era glabalisasi ini arus perubahan Negara-negara di dunia telah

mengarah kepada homogenisasi paradigma kehidupan, yaitu universalisasi

liberalisme. Di bidang politik, demokrasi liberal telah menjadi wacana utama,

sedangkan di di bidang ekonomi, ekonomi neoliberal yang bertumpu pada

kapitalisme global menjadi arus utama. Indonesia sebagai Negara yang sedang

berkembang telah mulai berkenalan dengan kapitalisme global seiring dengan

perekonomian era Orde baru yang menjadikan paradigma pertumbuhan

ekonomi (economic growth) menjadi panglima. Krisis devaluasi rupiah yang

lantas menjelma menjadi krisis moneter sepanjang 1997-1998 telah

membutakan mata bahwa pondasi perekomomian Indonesia yang dibangun

atas dasar hutang luar negeri tidaklah kokoh. Namun, di era reformasi ini,

kesadran demikian tidak malah membangkitkan semangat di kalangan

pemerintahan untuk mencari alternatif sistem perekonomian yang manusiawi

dan berkeadilan sosial, justru sebaliknya, saat ini Indonesia mengalami

berbagai dentuman arus neoliberalisme yang terwujud dalam trio deregulasi,

privatilasi, dan liberalisasi perdagangan.

3

Page 4: ekonomi pancasila

Di sisi lain, muncul perkembangan menarik dengan wacanakannya

Sistem Ekonomi Pancasila yang merupakan sistem ekonmi yang berlandasan

dan dijiwai spirit nilai-nilai Pancasila. Pandangan sistem ini yang bisa dilacak

dari ide-ide Bung Hatta, salah seorang proklamator RI. Senada dengan pesan

pasal 33 UUD 1945 dan berbasiskan nilai-nilai sosio-religio-budaya

masyarakat Indonesia.

Disinilah perlunya menengok ulang pemikiran Adam Smith yang 17

tahun sebelum menulis karyanya Inquiry Into Nature and Causes Of The

Wealth of Nations (1776) yang kemudian menjadi “kitab suci” ideology

kapitalisme, telah menulis The teory of Moral Sentiments (1759). Di dalam

karya terdahulunya, terdapatlah ajaran asli Bapak Ilmu Ekonomi ini bahwa

ekonomi sama sekali tidak lepas dari faktor-faktor etika. Dalam buku ini.

Smith mencoba mengembangkan ilmu ekonomi yang tidak saja bermoral

namun jga mendesain aspek kelembagaannya. Dari sinilah keberadaan

Ekonomi Pancasila paralel dengan pemokiran Smith.

Menurut Boediono (mantan Menkeu RI), Sistem Ekonomi Pancasila

dicarikan oleh lima hal sebagai berikut :

1. Koperasi adalah sokogru perekonomian nasional

2. Manusia adalah “economic, social and religions man”

3. Ada kehendak sosial yang kuat kearah egalitarianisme dan kemerataan

sosial.

4. Prioritas utama kebijakan diletakan pada penyususnan perekonomian

nasional yang tangguh.

5. Pengandalan pada sistem desentralisasi dalam pelaksanaan kegiatan-

kegiatan ekonomi, diimbangi dengan perencanaan yang kuat sebagai

pemberi arah bagi perkembangan ekonomi seperti yang dicerminkan

dalam cita-cita koperasi.

Meskipun dasar Negara Indonesia adalah Pancasila, namun ironisnya

sistem perekonomian yang selama ini berlangsung tidaklah bersumber

darinya. Setelah dicengkrami sistem ekonomi komando di era Orde Lama

4

Page 5: ekonomi pancasila

yang bercorak sosialisme, berikutnya perekonomian Indonesia menganut

sistem ekonomi pasar yang bercorak kapitalisme di era Orde Baru. Jeratan

kapitalisme pun semakin menguat seiring derasnya paham ekonomi neoliberal

yang datang melalui agen-agen kapitalisme global seperti World Bank dan

IMF setelah Indonesia mengalami krisis moneter.

Dalam perjalanan republik ini, bisa dikatakan telah terjadi

penelikungan sitem ekonomi nasional sehingga Pancasila sebagai dasar

Negara belum sepenuhnya menjiwai sistem perekonomian Negara ini, baik

oleh faktor eksternal yang dimotori oleh World Bank dan IMF maupun oeh

faktor internal yang bersifat neoliberal dan kalangan intelektual ekonomi

dengan pemikiran-pemikirannya.

Dalam prakteknya, menurut Mubyanto (Kepala PUSTEK UGM),

fakultas ekonomi sebagai gedung pemikiran ilmu ekonomi telah menyumbsng

3 dosa dalam pengajarannya yang berperan memperparah marginalisasi

Ekonomi Pancasila, yaitu :

1. Bersiat parsial dalam mengajarkan ajaran ekonomi kalsik Adam Smith.

Konsep Smith tentang Manusia Sosial (homococius, tahun 1759)

dilupakan atau tidak diajarkan, sedangkan ajaran berikutnya pada tahun

1776 (manusia sebagai homoeconomicus) dipuja puji secara membabi

buta.

2. Metode analisis deduktif dari teori ekonomi neoklasik di ajarkan secara

penuh, sedangkan metode analis induktif diabaikan. Hal demikian

bertentangan dengan pesan Alfred Marshall dan gustave Schmoler, dua

tokoh ekonomi neoklasik, untuk memakai dua metode secara serentak

laksana dua kaki.

3. Ilmu ekonomi menjadi spesialistis dan lebih iarahkan untuk menjadi ilmu

ekonomi matematika.

Konsep ini lahir di bumi Indonesia, digali dari filsafat bangsa

Indonesia dan kemudian dianggap paling tepat mengarahkan perjalanan

bangsa Indonesia menuju masarakat adil dan makmur (Mubyarto,1980).

5

Page 6: ekonomi pancasila

Ekonomi pancasila di definisikan sebagai sistem ekonomi yang di jiwai

ideologi Pancasila yang merupakan usaha bersama yang berasaskan

kekeluagaan dan kegotongroyongan nasional. Memiliki lima ciri :

1. Roda perekonomian digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial dan

moral.

2. Kehendak kuat dari seluruh masyarakat ke arah keadaan kemerataan sosial

(egalitarianisme), sesuai asas-asas kemanusiaan.

3. Prioritas kebijakan ekonomi adalahpenciptaan perekonomian nasionalyang

tangguh yang berarti nasionalisme menjiwai tiap kebijakan ekonomi.

4. Koperasi merupakan saka guru perekonomian dan merupakan bentuk

paling kongkrit dari usaha bersama.

5. Adanya imbangan yang jelas dan tegas antara perencanaan di tingkat

nasional dengan desentralisasi dengan pelaksanaan kegiatan ekonomi

untuk menjamin keadilan nasional.

Menurut Kenneth Boulding dalam Economic as A Sciense. Ilmu

ekonomi dapat dikembangkan menjadi salah satu atau gabungan dari cabang-

cabang ilmu berikut : (a) ekonomi sebagai ilmu sosial (social science); (b)

ekonomi sebagai ilmu ekologi (ecological science); (c) ekonomi sebagai ilmu

prilaku (behavioral science); (b) ekonomi sebagai ilmu politik (political

science); dan (f) ekonomi sebagai ilmu moral (moral science).

Sebagai sebuah gagasan besar, Ekonomi Pancasila sebagai sistem

ekonomi bukan-bukan, bukan kapitalisme juga sosialime, menawarkan

garapan berupa sistem perekonomian alternative yang bersifat komprehensif

integral bagi jutaan masyarakat Indonesia demi mewujudkan cita-cita bangsa

sebagaimana termaksud dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945.

Sejak reformasi, terutama sejak SI-MPR 1998, menjadi populer istilah

Ekonomi Kerakyatan sebagai sistem ekonomi yang harus diterapkan di

Indonesia, yaitu sistem ekonomi yang demokrasi yang melibatkan seluruh

kekuatan ekonomi rakyat. Mengapa ekonomi rakyat bukan ekonomi rakyat

atau ekonomi Pancasila? Sebabnya adalah karena kata ekonomi rakyat

6

Page 7: ekonomi pancasila

dianggap berkonotasi komunis seperti di RRC (Republik Rakyat Cina).

Sedangkan ekonomi Pancasila dianggap telah dilaksanakan selama Orde Baru

yang terbukti gagal.

Pada bulan Agustus 2002 bertepatan dengan peringatan 100 tahun

Bung Hatta, UGM mengmumkan berdirinya Pusat Studi Ekonomi Pancasila

(PUSTEP) yang akan secara serius mengadakan kajian-kajian tentang

Ekonomi Pancasila dengan penerapan di Indonesia baik di tingkat nasional

maupun di daerah-daerah. Sitem Ekonomi Pancasila yang bermoral,

manusiawi, nasionalistik, demokratis dan berkeadilan, jika diterapkan secara

tepat pada setiap kebijakan dan program akan membantu terwujudnya

keselarasan dan keharmonisan kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat.

Sistem Ekonomi Pancasila berisi aturan main kehidupan ekonomi yang

mengacu pada ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Dalam sitem

Ekonomi Pancasila, pemerintah dan masyarakat memihak pada (kepentingan)

ekonomi rakyat sehingga terwujud kemeralatan sosial dalam kemakmuran dan

kesejahteraan. Inilah sistem ekonomi kerakyatan yang demokratais yang

melibatkan semua orang dalam proses produksi dan hasilnya dinikmati oleh

semua warga orang dalam proses produksi dan hasilnya dinikmati oleh semua

warga masyarakat.

Aturan main sitem ekonomi Pancasila yang lebih ditekankan pada sila

ke 4 (Kerakyatan yang dipimpin olek hikmat kebuijaksanaan dan

permusyawaratan/perwakilan) menjadi selogan baru yang di perjuangakan

sejak eformasi. Melalui gerakan reformasi banyak kalangan terhadap hukum

dan moral dapat dijadikan landasan pikir dan landasan kerja. Sitem ekonomi

kerakyatan adalah sistem ekonomi yang memihak pada dan melindungi

kepentingan ekonomi rakyat. Sistem ekonomi kerakyatan adalah sub-sistem

dari ekonomi Pancasila, yang diharapkan mampu meredam akses kehidupan

ekonomi yang liberal.

7

Page 8: ekonomi pancasila

B. Undang-Undang Dasar 1945 dan Pembangunan di Bidang Ekonomi

UUD 1945 menegaskan di dalam pembukaanya bahwa salah satu

tujuan negara Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum.

Penegasab di atas tidak terlepas dari pokok pikiran yang terkandung dalam

pembukaan yaitu bahwa negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi

seluruh rakyat. Karena pembukaan UUD 1945 beserta seluruh pokok-

pokok pikiran yang terkandung di dalamnya menjiwai Batang Tubuh

UUD, maka tujuan itupun dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal seperti

dalam pasal 23, pasal 27 serta pasal 33 dan 34. namun demikian, diantara

pasal-pasal yang paling pokok dan melandasi usaha-usaha pembangunan

di bidang ekonomi pasal 33.

Pasal 33 tersebut menyatakan sebagai berikut :

1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas

kekelurgaan.

2. Cabang-Cabang produksi yang penting bagi negara dan yang

menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terjkandung di dalamnya

dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar

kemakmuran rakyat.

Mengenai pasal ini penjelasan UUD mengatakan : “ Dalam pasal

33 tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi di kerjakan oleh semua.

Untuk semua di bawah pimpinan atau pemikiran anggota-anggota

masyarakat. Kemakmuran masyarakatlah yang di utamakan, bukan

kemakmuran orang-seorang, sebab itu perekonomian disusun sebagai

usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Bangun perusahaan yang

sesuai dengan itu adalah koperasi.

Perekonomian berdasar atas demokrasi ekonomi, kemakmuran

bagi semua orang. Sebab itu cabang-cabang produksi yang penting bagi

negara dan yang mengusai hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

Kalau tidak, tuympuk produksi jatuh ketangan orang-orang yang banyak

8

Page 9: ekonomi pancasila

ditindasinya. Hanya perusaan yang tidak mengusasi hajat hidup orang

banyak boleh ada di tangan orang-orang.

Bumi dan air dan kekayaan alam terkandung dalam bumi adalah

pokok-pokok kemakmuran rakyat. Sebab itu harus dikuasai oleh negara

dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Pasal 33 UUD 1945 merupakan pasal yang amat penting karena

pasal ini menjadi landasan dan pangkal tolak bagi pembangunan ekonomi.

Bahwa masalah perekonomiandi cantumkan dalam suatu pasal di bawah

Bab mengenai Kesejahteraan Sosial, mempunyai makna yang dalam dan

menunjukan dengan jelas bahwa tujuan ekonomi nasional adalah untuk

kesejahteraan sosial dan kemakmuran bagi rakyat banyak dan bukan untuk

orang perorangan atau suatu golongan. Dalam pasal 33 UUD 1945 ini pula

di tegaskan asas demokrasi ekonomi dalam dalam perekonomian

Indonesia.

Berdasarkan pasal 33 UUD 1945 tersebut, GBHN menggariskan

bahwa pembangunan di bidang ekonomi yang di dasarkan kepada

Demokrasi Ekonomi menentukan bahwa masyarakat harus memegang

peranan aktif dalam kegiatan pembangunan. Sedangkan Pemerintah

berkewajiban memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap

pertumbuhan ekonomi serta menciptakan iklim yang sehat bagi

perkembangan dunia usaha. Sebaliknya dunia usaha perlu memberikan

tangggapan terhadap pengarahan dan bimbingan serta penciptaan iklim

tersebut dengan sigiat-giatnya yang nyata. Demokrasi ekonomi sebagai

dasar pelaksanaan pembangunan memiliki ciri-ciri positif yang perlu terus

menerus dipupuk dan dan di kembangkan.

Ciri-ciri positif tersebut adalah sebagai berikut :

1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas

kekeluargaan.

2. Cabang-cabang yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup

orang banyak di kuasai oleh Negara.

9

Page 10: ekonomi pancasila

3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya di

kuasai oleh Negara dan di pergunakan untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.

4. Sumber-sumber Kekayaan dan keungan Negara digunakan dengan

permufakatan lembanga-lembaga Perwakilan Rakyat, serta

pengawasan terhadap kebijaksanaannya ada pada lembaga-lembaga

Perwakilan Rakyat pula.

5. Warga negara memiliki kebebasan dalam memilikh dalam memilih

pekerjaan yang dikehendaki serta mempunyai hak dan penghidupan

yang layak.

6. Hak milik perorangan diakui dan dimanfaatjannya tidak boleh

bertentangan dengan kepentingan masyarakat.

7. Potensi, inisiatif dan daya kreasi warga Negara diperkembangkan

sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan

umum.

8. Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara.

Sebaliknya, dalam Domokrasi Ekonomi harus dihindari timbulnya

ciri-ciri negatif sebagai berikut :

1. Sistem Free Fight Liberalime yang membutuhkan eksploitasi terhadap

manusia dan bangsa lain yang dalam sejarahnya di Indonesia telah

menimbulkan dan mempertahankan kelemahan stuctural posisi

Indonesia dalam ekonomi dunia.

2. Sistem etatisna dalam nama Negara beserta aparatur ekonomi Negara

bersifat dominant serta mendesak dan mematikan potensi dan daya

kreasi unit-unit ekonomi sector Negara.

3. Pemusatan kekuatan ekonomi pada suatu kelompok dalam bentuk

monopoli yang merugikan masyarakat.

10

Page 11: ekonomi pancasila

2. GLOBALISASI EKONOMI

A. Perkembangan Globalisasi Sistem Ekonomi

Berkembangnya perdagangan internasional diawali sejak didirikan

General Agreemnet On Tariff and Trade (GAAT) pada tahun 1947 dengan

tujuan memperluas perdagangan internasional sebagai sarana untuk

meningkatkan kesejahteraan manusia. Organisasi baru yang bernama Word

Trade Organization (WTO). Untuk membantu perkembangan perdagangan

internasional di negara-negara berkembangan, dibentuklan General System of

Preference (GSP) oleh negara maju. Negara-negara Asia Tenggara termasuk

Indonesia, telah melaksanakan globalisasi ekonomi dengan melakukan

liberalisasi ekonomi. Masing-masing negara menurut kecepatan yang berbeda

dengan memperhitungkan komitmen mereka dalam WTO, APEC atau AFTA.

Kerangka ketentuan

. Berkaitan dengan tatanan perdagangan internasional yang baru dimana

WTO, APEC dan AFTA mempunyai ketentuan-ketentuan dasar yaitu

”keterbukaan Pasar” harus dilaksanakan dengan konsekuen agar negara

berkembang seperti Indonesia benar-benar mempunyai kesempatan untuk

memanfaatkan dampak-dampak positif dari Peranan Bidang Perkapalan dan

Pelayaran Niaga dalam Perdagangan 15 perdagangan bebas, terutama

keterbukaan perdagangan antara negara ASEAN yang memberikan kesempatan

kepada tiap negara untuk saling mengisi peluang pasar yang ada sesuai

kemampuan produksi masing-masing negara.

B. Globalisasi Ekonomi

Menurut John Huckle, globalisasi adalah suatu proses dengan mana

kejadian, keputusan, dan kegiatan di salah satu bagian dunia menjadi suatu

konsekuensi yang signifikan bagi individu dan masyarakat di daerah yang jauh.

Sementara itu, Albrow mengemukakan bahwa globalisasi adalah keseluruhan

proses di mana manusia di bumi ini diinkorporasikan (dimasukkan) ke dalam

11

Page 12: ekonomi pancasila

masyarakat dunia tunggal, masyarakat global. Karena proses ini bersifat

majemuk, kita pun memandang globalisasi di dalam kemajemukan.

Secara ekonomi, globalisasi merupakan proses pengintegrasian

ekonomi nasional bangsa-bangsa ke dalam sebuah sistem ekonomi global.

Maksudnya Gejala globalisasi terjadi pada kegiatan finansial, produksi,

investasi perdagangan yang kelak berpengaruh pada hubungan antar bangsa

dan hubungan antar individu dalam segala aspek kehidupan. Hubungan antar

bangsa menjadi lebih saling tergantung yang bahkan menjadikan ekonomi

dunia menjadi satu sehinga seolah-olah batas antar negara dalam kegiatan

perdagangan, bisnis tidak ada lagi. (borderless world). Perdagangan

internasional antara negara menjadi kabur batasannya. Global dalam

perdagangan internasional yang menjadi ruang gerak negara-negara

berkembang sebagian besar ditentukan oleh negara-negara industri

Globalisasi sistem elonomi terjadi pada struktur keuangan, pembiayaan

proses produksi lewat kegiatan investasi kian membutuhkan ruang yang

bersifat global sehingga ada kecenderungan teritoral state tidak lagi menjadi

space yang relevan dan memadai bagi strategi investasi. Selain itu ada ledakan

pertumbuhan transaksi keuangan internasional. Salah satu indikator dari

globalisasi keuangan ini adalah tingkat pertumbuhan yang jauh lebih cepat

dari perdagangan uang asing setiap harinya dibanding dengan total ekspor

dunia. Lairson dan Skidmore (2000) menunjukkan pada tahun 1986 rasionya

adalah 25:1, tahun 1995 rasionya 81:1 maka pada tahun telah menjadi 107 :1.

Globalisasi ekonomi ditandai dengan makin menipisnya batas-batas

investasi atau pasar secara nasional, regional ataupun internasional. Hal ini

disebabkan oleh : (Halwani, 2005 : 194)

1. Komunikasi dan tranportasi yang semakin canggih,

2. Lalu lintas devisa yang makin bebas,

3. Ekononomi negara yang makin terbuka,

4. Penggunaan secara keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif

tiap-tiap negara,

12

Page 13: ekonomi pancasila

5. Metode produksi dan perakitan dengan organisasi yang makin efisien,

6. Semakin pesatnya perkembangan perusahaan multinasional (MNC) di

hampir segala penjuru dunia.

Steiner (1997) menjelaskan bahwa ada tiga faktor yang mendorong

terjadinya perubahan global. Pertama, produk nasional kotor (GNP) tumbuh

dan meningkat dengan cepat, terutama di negara-negara maju. Kedua, revolusi

dalam teknologi komunikasi. Ketiga, kekuatan-kekuatan yang mempermudah

munculnya perusahaan besar berskala global.

C. Model-Model Sistem Ekonomi Di Era Global

Hirst dan Thompson (1996) mengajukan dua model ideal, yaitu : 1)

ekonomi internasional yang terbuka (an open international economy) dan 2)

ekonomi global purna ( a fully globalized economy)

1. Ekonomi internasional

Model pertama ini merupakan system ekonomi yang masih

bercirikan ekonomi nasional masing-masing negara. Hubungan

perdagangan dan investasi antar bangsa tidak serta merta menhilangkan

identitas sistem ekonomi nasional, tapi lebih merupakan dinamika

hubungan keluar (outward looking) dari masing-masing pelaku. Meskipun

demikian, hubungan intensif dalam uda bidang tersebut terus membawa

pelaku-pelaku ekonomi nasional berintegrasi ke pasar internasional.

Pemisahan identitas dan kebijakan pada dua level (nasional dan

internasional) masih tetap terlihat dengan jelas.

Model ekonomi internasional seperti ini mencirikan saling

ketergantungan antar bangsa, tetapi tetap terpisah antara entitas ekonomi

nasional dengan aspek internasionalnya. Kejadian kejadian pada tingkat

internasional tidak otomatis mempengaruhi ekonomi domestik, tetapi

justru diserap dengan berbagai proses khas dari ekonomi nasional itu

sendiri. Dengan demikian kebijakan pada tingkat nasional masih

mempunyai kekuatan terhadap sisi dan elemen kehidupan masyarakat.

13

Page 14: ekonomi pancasila

Sistem ekonomi internasional juga ditandai oleh bangkitnya perusahaan

multinasional (MNC, Multi National Corporation).

2. Ekonomi Global (globalized economy)

Model kedua ini pada dasarnya merupakan kebalikan dari model

pertama dimana ekonomi internasional hanya merupakan bagian integral

dari segenap proses, transaksi dan perkembangan global. Ekonomi global

tercipta dan saling berinteraksinya ekonomi nasional mengarah ke bentuk

kekuatan baru. Dengan demikian kebijakan pada tingkat nasional maupun

kebijakan bisnis pada tingkat perusahaan tidak lain sebagai perwujudan

dan penyatuan kekuatan-kekuatan pasar global. Kebijakan, kegiatan dan

interaksi pada tingkat nasional diintegrasikan ketingkat global.

Meskipun demikian kegiatan dan sistem ekonomi yang mengglobal

membawa persoalan : “Bagaimana dengan institusi pemerintah pada

tingkat yang sama (internasional), yang menyertai institusi pasar global ?”

Masalah ini merupakan isu krusial karena tanpa mekanisme pemerintahan,

institusi pasar akan berkembang pada tatanan yang amat riskan, tidak adil,

mendekati hukum rimba dan tidak akan mampu mengakomodasikan nilai

moral dan etika.

Institusi pasar pada tingkat nasional terlepas apakah terinteraksi

dengan negara lain atau tidak) senantiasa berkembang berdampingan

dengan institusi negara atau pemerintahan (state institution governance).

Dalam kenyataannya, tidak mungkin institusi pasar berkembang tanpa

pengaturan yang dikeluarkan oleh negara. Institusi pasar tidak bias

dibiarkan berjalan sendiri tanpa basis institusi negara.

Institusi negara, sistem, praktek dan para pelaku di dalamnya,

berperan menjaga keseimbangn mekanisme pasar sehingga berperan

positif bagi pelaku-pelakunya, bersifat adil, dan berfungsi sebagai

penyangga bagai berlangsungnya sistem ekonomi yang sehat. Secara

teoritis, mekanisme pasar berjalan sinambung, sehat dan adil dalam

14

Page 15: ekonomi pancasila

panduan institusi negara. Jika terdapat kecenderungan penguasaan pasar,

blokade, integrasi vertikal-horizontal, monopoli, kartel dan berbagai

bentuk penyimpangan lainnya maka tugas institusi negaralah yang

meluruskannya agar tercipta pemerataan kekayaan dan partisipasi

pelakunya, redistribusi, stabilisasi ekonomi dan mendorong pertumbuhan

ekonomi.

Namun dalam model ekonomi global, institusi negara dalam

bentuk governance pada tingkat internasional tidak bisa hadir dengan

sendirinya tanpa konsensus kolektif negara anggotanya. Institusi pada

tingkat inilah yang tidak berkembang dengan baik, terbukti dengan krisis

yang terjadi sejak tahun 1930an (depresi), tahun 1970-an (krisis minyak),

sampai akhir 1990-an (krisis mata uang di Asia), menunjukkan

berperannya institusi governance pada tingkat internasional.

D. Dampak Ekonomi Global

William Greider dalam bukunya One World, Ready or Not, The Maniac

Global Capitalism (1998) mengatakan bahwa dampak dari ekonomi global

adalah terjadinya (1) Kapitalisme global, keberhasilan ekonomi hanya

dinikmati 10 % penduduk dunia. Sementara kesenjangan ekonomi antara kaya

dan miskin (istilah baru, digital devide) menjadi kian menganga. (2) . Kesulitan

utama adalah bagaimana menyusun pola kebijakan nasonal dan internasional

yang efektif dan terintegrasi guna menghadapi kekuatan-kekuatan pasar global.

Pasar global yang terlepas dari konteks sosialnya sulit sekali diatur sekalipun

taruhlah ada kerja sama yang efektif antara pihak yang berwenang mengatur

ekonomi dan kepentingan mereka sejalan (3) melemahnya posisi tawar politik

dan ekonomi serikat buruh. dan sistem politik internasional muncul pusat-

pusat kekuatan baru. dalam sistem politik internasional muncul pusat-pusat

kekuatan baru. Negara yang selama ini memegang kekuasaan hegemoni di

dunia tidak dapat lagi memaksakan tujuan kebijakannya sendiri, baik di dalam

wilayahnya maupun di tempat lain,sementara lembaga lain (swasta maupun

pemerintah) yang selama ini lemah sekarang akan lebih kuat.

15

Page 16: ekonomi pancasila

Dampak positif yang dijanjikan globalisasi sangat banyak (Deliarnov,

2006 : 203). Selain menjanjikan memperlancar arus tranportasi dan

informnasi; memberikan akses dan alih pengetahuan; memperpanjang usia

harapan hidup; melayani masyarakat lebih baik lagi; meningkatkan

pertumbuhan ekonomi; meningkatkan ekspor; membuat harga lebih murah;

meningkatkan standard hidup; mengurangi kemiskinan; mengurangi ekploitasi

terhadap tenaga kerja wanita dan anak-anak. Selain daftar kehebatan di atas,

globalisasi juga dipandang sebagai salah satu pendorong lahirnya lembaga

atau badan yang memberikan banyak bantuan modal (World Bank dan IMF),

lembaga yang merupakan wadah pasar bebas (WTO), institusi

intergovernmental untuk bantuan perdamaian (PBB); perburuhan (ILO);

pendidikan (UNICEF); kesehatan (WHO) dan juga lembaga bantuan

sosialm(Palang Merah Internasional)

Akan tetapi banyak yang mengatakan bahwa hal-hal diatas hanyalah mitos

belaka. Dan semakin banyak pula yang mengatakan bahwa globalisasi adalah

suatu permasalahan baru bagi seluruh negara-negara berkembang.

3. KEDUDUKAN SISTEM EKONOMI PANCASILA DI ERA

GLOBALISASI

Jika kita sadari dan percaya bahwa Pancasila adalah ideologi yang telah

menyatukan bangsa hingga mampu membebaskan Indonesia dari 350 tahun

penjajahan, maka Pancasila pastilah dapat diandalkan sebagai sumber ideologi

untuk menyusun sistem ekonomi nasional. Jika perasan Pancasila adalah asas

gotong-royong atau asas kekeluargaan, maka tepat sekali bunyi ayat 1 pasal 33

UUD 45 bahwa:

Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaan.

Dalam asas kekeluargaan terkandung pengertian demokrasi ekonomi, yaitu

produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua, dibawah pimpinan atau penilikan

16

Page 17: ekonomi pancasila

anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakat lebih diutamakan

ketimbang kemakmuran orang seorang.

Demikian “serangan” globalisasi tidak perlu kita takuti selama kita setia

menggunakan Pancasila sebagai ideologi pegangan kehidupan bangsa.Sistem

Ekonomi Pancasila berisi aturan main kehidupan ekonomi yang mengacu pada

ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Sistem ekonomi Pancasila adalah

sistem ekonomi moralistik, manusiawi, nasionalistik, dan kerakyatan, yang akan

mampu mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

17

Page 18: ekonomi pancasila

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ekonomi pancasila merupakan ilmu ekonomi kelembagaan (instructional

economics) yang menjungjung tinggi nilai-nilai kelembagaan Pancasila

sebagai idiologi Negara yang kelima silanya, secara utuh maupun sendiri-

sendiri, menjadi rujukan setiap orang Indonesia.

Ciri perekonomian Pancasila adalah roda perekonomian digerakkan oleh

rangsangan ekonomi, sosial dan mora, kehendak kuat dari seluruh masyarakat

ke arah keadaan kemerataan sosial (egalitarianisme), sesuai asas-asas

kemanusiaan, prioritas kebijakan ekonomi adalahpenciptaan perekonomian

nasional yang tangguh yang berarti nasionalisme menjiwai tiap kebijakan

ekonomi, koperasi merupakan saka guru perekonomian dan merupakan bentuk

paling kongkrit dari usaha bersama, adanya imbangan yang jelas dan tegas

antara perencanaan di tingkat nasional dengan desentralisasi dengan

pelaksanaan kegiatan ekonomi untuk menjamin keadilan nasional.

Secara ekonomi, globalisasi merupakan proses pengintegrasian

ekonomi nasional bangsa-bangsa ke dalam sebuah sistem ekonomi global.

Serangan globalisasi tidak perlu kita takuti selama kita setia

menggunakan Pancasila sebagai ideologi pegangan kehidupan bangsa. Sistem

Ekonomi Pancasila berisi aturan main kehidupan ekonomi yang mengacu pada

ideologi bangsa Indonesia.

B. Saran

1. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dalam menjalankan

perekonomian di era global ini agar kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh

Pemerintah tidak menimbulkan banyak permasalahan.

18

Page 19: ekonomi pancasila

DAFTAR PUSTAKA

http://ekonomirakyat.com

http://ezzelhque.multiply.com

http://indonesia.archle.net

http://mudrajat.com

Drs, Kansil:C.ST,S.H.1990. Hidup Berbangsa dan Bernegara. Jakarta:Erlangga.

Drs. Kansil, C.S.T,S.H. 1996. Pancasila. Jakarta: Sinar Garfika.

Tim Penataran. 1986. Bahan Penataran. Mutiara Sakti Utama.

19