ekranasi perahu kertas
DESCRIPTION
ekranasi perahu kertasTRANSCRIPT
PERAHU KERTAS, HIDUP ITU PILIHAN
Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Apresiasi Prosa Fiksi
yang dibina oleh Bapak Karkono, S.S., M.A
Oleh:1. Nurul Jannah (120211400213)2. Ismi Bilkis Maulidiyah (120211413487)
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAHFAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MALANGOktober, 2013
EKRANISASI NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEE
Ekranisasi merupakan pemindahan dari sebuah novel ke dalam film. Bukan perkara
mudah, mengalihkan wahana dari tulisan dan memindahkannya ke audio visual. Meskipun
begitu, novel dan film begitu setia satu sama lain. Dalam sejarah perfilman tanah air,
pemindahan medium dari novel ke film tidak pernah hilang dari eksistensinya. Tahun 2011
mencatat, dari 86 film cerita yang dibuat, terdapat 10 film yang diadaptasi dari novel.
Tercatat juga bahwa film terlaris di Indonesia saat ini adalah film yang diangkat dari
sebuah novel, dan dalam kurun waktu 2007- 2010, lima film terlaris adalah film yang juga
diangkat dari sebuah novel. (sumber: http://kineforum.org/web/dokumentasi/diskusi-ekranisasi-
tak-pernah-mati-tim-galeri-cipta-3).
Ada beberapa alasan mengapa sebuah novel difilmkan. Tentu hal tersebut bukan
hanya untuk nilai komersil saja, namun karena beberapa aspek. Ada beberapa hal yang tentu
tidak dapat kita dapatkan ketika kita membaca novel. Namun kita dapatkan melalui film di
antaranya: (1) visualisasi, (2) musik pengiring adegan yang membuat cerita menjadi semakin
hidup, (3) dan penghayatan dari para pemain film, yang terkadang hal tersebut kurang atau
bahkan salah kita perankan ketika kita membaca novelnya.
Perahu kertas karya Dewi Lestari atau yang lebih kita kenal dengan Dee adalah novel
yang berisi kisah misteri cinta dua anak manusia yang bernama Kugy dan Keenan. Cinta
yang muncul sejak pertama kali perjumpaan mereka, melalui berbagai proses dan rintangan,
yang namun pada akhirnya mereka berdua tidak dapat menafikan bahwa mereka memang
saling mencinta. Namun dalam kisahnya novel ini juga dibumbuhi kisah persahabatan mereka
dengan Noni dan Eko. Seperti di awal juga sudah disebutkan bahwa antara novel dan film
tentu berbeda. Namun bukan berarti serta-merta perbedaan tersebut ada tanpa maksud
tertentu. Berikut kami ulas bagaimana “Perahu Kertas” karya Dee dalam bentuk novel dan
film.
“Perahu Kertas” dalam bentuk novel disajikan dalam satu kisah utuh. Sementara
dalam film disajikan dalam dua seri film. Seri pertama dimulai sejak Kugy bersiap kuliah ke
Bandung samapi Noni dan Eko menikah. Seri kedua dimulai sejak Noni dan Eko menikah
hingga akhir kisah Kugy dan Keenan di tepi pantai. Kugy dan Keenan berada di tepi pantai
untuk apa? Di akhir artikel ini kita akan dapatkan jawabannya.
Dalam filmnya terdapat pengurangan adegan ketika pertama kali Kugy dan Keenan
bertemu di stasiun kereta. Dalam novelnya diceritakan bahwa Eko sepupu Keenan tidak
langsung mengenali Keenan, namun dalam filmnya Eko dengan serta merta langsung
mengenali Keenan. Dalam novelnya diceritakan jika Kugy memanggil nama Keenan di pusat
informasi, namun pada filmnya adegan diubah menjadi Kugy langsung bertemu dengan
Keenan, ketika Kugy mencari-cari dengan gaya khas radar Neptunusnya. Berikut kutipan teks
dalam novel dan cuplikan gambar pada filmnya.
Noni dan Eko, yang mulai putus asa menunggu di tempatsama, akhirnya berjalan ke teras depan stasiun. Suasana mulai
lengang, tinggal segelintir orang yang tersisa.“Aku coba telepon ke rumah tanteku, deh. Siapa tahu
memang dia pakai kereta yang lain. Pinjam HP ya, Non.Pulsa cekak, nih.”
Sambil memberengut, Noni menyerahkan ponselnya.Namun, tangannya tergantung di udara, karena tiba-tiba terdengar
suara yang sangat ia kenal bergaung lewat speakerseantero stasiun.
“Panggilan untuk Keenan penumpang KA Parahyangandari Jakarta, sekali lagi, saudara Keenan, sepupu dari Eko
Kurniawan, ditunggu oleh saudara Eko yang ciri-cirinya sebagaiberikut: rambut cepak berjambul Tintin, tinggi 175 cm,kulit cokelat sedang, mata besar bulu mata lentik, pakai
kaus Limpbizkit, ditemani oleh dua cewek cakep ....”Noni dan Eko melongo. Keduanya menoleh ke belakang,
melihat Kugy di bilik informasi sedang menguasai mikrofon.
Gambar ketika Eko serta merta langsung mengenali Keenan.
Gambar pengurangan adegan ketika Kugy mencoba menebak judul lukisan abstrak Keenan.
Gambar pengurangan adegan ketika Kugy langsung menunjukkan cerpennya pada Keenan. Dalam novel,
cerpen tersebut diberikan ketika set Kugy hanya berdua dengan Keenan.
Gambar penambahan adegan ketika Keenan menanyakan keberadaan Kugy pada Eko dan Noni. Dan serta
merta dihadapan mereka ada Kugy yang sedang makan malam dengan pacarnya, Ojos.
Gambar penambahan adegan Kugy sedang berdua makan malam dengan pacarnya, Ojos.
Gambar perubahan setting tempat ketika Keenan dan Kugy bertemu di luar kereta menuju Jakarta.
Seharusnya adegan tersebut berseting di dalam warung kopi di desa kecil dekat pemberhentian kereta.
Adegan ketika Keenan memberi tahu Kugy bahwa dia tidak suka dengan cerpen kugy yang dimuat di
majalah
Perbedaan adegan ketika pameran lukisan Keenan yang pertama kali di Warsita, pada novelnya Kugy masuk
ke dalam Galeri, namun dalam filmnya Kugy tidak sempat masuk ke dalam Galeri
Terdapat kekurang telitian dalam film pada adegan awal, Eko tahu bahwa Keenan akan pergi ke Bali
bahkan sempat berpamitan dan berpelukan dengan Keenan. Namun pada adegan lainnya Eko
justru terkaget-kaget karena ia tidak mengetahui ke mana Keenan pergi.
Penambahan adegan
Mengubah tema dari pertunangan menjadi pernikahan.
Perubahan setting
Perubahan setting waktu dari malam menjadi siang.
Penambahan tokoh dan penambahan adegan.
Visualisasi ending yang tepat dan indah.