eksistensi pancasila sebagai sumber hukum dalam membentuk masyarakat indonesia yang sejahtera.docx

21
Eksistensi Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Membentuk Masyarakat Indonesia yang Sejahtera

Upload: fauzi-hakim

Post on 02-Feb-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Eksistensi Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Membentuk Masyarakat Indonesia yang Sejahtera.docx

Eksistensi Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Membentuk

Masyarakat Indonesia yang Sejahtera

Page 2: Eksistensi Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Membentuk Masyarakat Indonesia yang Sejahtera.docx

KATA PENGANTAR

Tentu saja untuk membuka kata pengantar ini penulis hendak

mengucapkan syukur yang sebesar-besarnya ke hadirat Allah SWT lalu

diikuti oleh shalawat dan salam pada Baginda Nabi Muhammad SAW. Semoga

berkah dan karunia Allah selalu dilimpahkan pada beliau, sahabat-

sahabatnya, serta kita sebagai umatnya.

Pancasila adalah sebuah topik yang takkan ada habis-habisnya

dibicarakan oleh setiap individu yang mengaku dirinya seorang warga negara

Indonesia. Kedudukan Pancasila sebagai suatu nilai yang fundamental

dimana nilai tersebut menjadi dasar dari segala hal yang ada di Indonesia,

mulai dari pembuatan peraturan perundang-undangan, kegiatan ekonomi,

politik, sosial, budaya, dan pada dasarnya semua aspek yang ada dalam suatu

masyarakat membuat Pancasila tak ada habis-habisnya dibahas oleh kita

sebagai pelaksananya.

Makalah ini akan membahas tentang bagaimana peran Pancasila

sebagai sumber hukum dalam mewujudkan suatu masyarakat yang sejahtera.

Penulis berharap makalah ini bisa memberikan manfaat bagi siapa saja yang

ingin mengambil manfaat dari makalah ini.

Sebagai penutup kata pengantar ini, penulis mohon maaf apabila ada

kesalahan baik kesalahan kata maupun kesalahan substantif. Kesempurnaan

hanya ada pada Tuhan dan ketidaksempurnaan adalah bagian dari manusia.

Bandung, 25/11/2014

2

Page 3: Eksistensi Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Membentuk Masyarakat Indonesia yang Sejahtera.docx

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................2

Daftar Isi.......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................4

A. Latar Belakang......................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................7

A. Peran dan Fungsi Pancasila............................................................................7

B. Aplikasi Fungsi dan Peran Pancasila di Indonesia...............................10

BAB III KESIMPULAN..............................................................................................15

Daftar Pustaka........................................................................................................... 16

3

Page 4: Eksistensi Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Membentuk Masyarakat Indonesia yang Sejahtera.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehadiran hukum adalah suatu kemutlakan. Adanya interaksi

manusia tanpa adanya hukum yang menengahi interaksi tersebut

akan mengakibatkan suatu keadaan manusia yang oleh Thomas

Hobbes disebut sebagai manusia in abstracto.1 Keadaan ini adalah

suatu kekacauan dimana manusia akan saling bermusuhan, saling

menganggap lawan, dan saling menjatuhkan agar kepentingannya

yang didahulukan. Peperangan dan perpecahan ini akan merangkai

suatu keadaan yang dikenal dengan keadaan bellum omnium comtra

omnes, atau the war of all against all.2

Hukum hadir untuk menengahi perselisihan antar dua

kepentingan dari dua individu yang berbeda untuk kemudian mencari

jalan agar kedua kepentingan tersebut dapat dipenuhi secara sebesar-

besarnya tanpa harus mengorbankan kepentingan yang lain.

Bagaimanapun juga, apa yang diungkapkan Thomas Hobbes harus

diakui adalah sesuatu yang tidak lagi bisa dipungkiri. Adalah peran

hukum untuk menciptakan perdamaian.3 Tentu saja hukum tidak

berhenti hanya sampai disana. Kedamaian bukan satu-satunya tujuan

akhir dari hukum karena perdamaian hanya bisa dicapai dengan

adanya keadilan. Maka, tujuan hukum juga adalah keadilan.4

Bahkan dalam suatu komunitas kecil pun suatu hukum harus

berlaku agar tidak ada konflik antar kepentingan sehingga

menyebabkan keadaan bellum omnium comtra omnes. Terlebih lagi

1 Soehino, Ilmu Negara, Yogyakarta: Liberty, Cetakan ke-7, 2009, hlm. 982 Ibid.3 Van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Pradnya Paramita, Cetakan ke-30, 2004, hlm. 10.4 Ibid.

4

Page 5: Eksistensi Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Membentuk Masyarakat Indonesia yang Sejahtera.docx

dalam suatu negara sebesar negara Indonesia. Haruslah ada suatu

hukum yang mengatur untuk menjamin dua hal yang sudah dikatakan

di atas barusan: kedamaian dan keadilan.

Untuk membentuk hukum, tentulah harus dicari dasar yang

menjadi asas dari hukum tersebut. Dasar hukum ini akan menjadi

sumber derivasi dari segala peraturan perundang-undangan yang

akan digunakan sebagai instrumen penegak hukum. Dasar hukum ini

haruslah sesuatu yang bersifat fundamental, sesuatu yang merupakan

hasil dari kesepakatan masyarakat tentang apa yang baik dan apa

yang tidak agar nantinya hukum yang diderivasikan dari sumber ini

akan memiliki kekuatan mengikat secara batiniah. Bagi bangsa

Indonesia, peran tersebut dipenuhi oleh Pancasila. Pancasila

memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan universal

bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, maupun

bernegara.5 Maka, dapatlah dikatakan bahwa Pancasila adalah sumber

hukum positif yang ada di Indonesia dengan menyediakan asas-asas

abstrak yang dikonkretisasikan dalam peraturan-perundang-

undangan.

B. Rumusan Masalah

Mengetahui peran Pancasila yang begitu fundamental, yakni

sebagai sumber derivasi hukum di Indonesia, perlulah ditinjau apakah

nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sudah diterapkan secara

seharusnya dan sudah dapat memenuhi perannya sebagai sumber

hukum. Maka, pokok pembahasan dalam makalah ini akan membahas

seputar pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

Bagaimana peran Pancasila dalam penyelenggaraan negara dan

dalam menciptakan masyarakat yang sejahtera?

5 Kaelan, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Paradigma, cetakan ke-8, 2004, hlm. 85.

5

Page 6: Eksistensi Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Membentuk Masyarakat Indonesia yang Sejahtera.docx

Apakah Pancasila bisa memenuhi fungsinya dengan baik?

6

Page 7: Eksistensi Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Membentuk Masyarakat Indonesia yang Sejahtera.docx

BAB II

PEMBAHASAN

A. Peran dan Fungsi Pancasila

Pembahasan mengenai Pancasila tentu saja tak bisa lepas dari

apa sebenarnya tujuan para pendiri negara kita ketika membentuk dan

mengusulkan Pancasila. Dengan mengetahui peran dan tujuan yang

hendak dicapai Pancasila yang akan dicapai dengan melaksanakan

fungsi-fungsinya, kita bisa membandingkan konsep Pancasila yang

seharusnya dan yang sebenarnya.

Pancasila adalah ideologi nasional. Ideologi berasal dari kata

‘idea’ yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita, dan

‘logos’ yang berarti ilmu.6 Kata idea dalam konteks ini merupakan suatu

cita-cita, artinya suatu keadaan ideal mengenai sesuatu. Apabila kedua

kata tersebut disatukan dan diberikan korelasi, bisa dikatakan bahwa

ideologi adalah suatu gagasan mengenai suatu cita-cita mengenai

sesuatu. Ideologi akan berisi suatu keadaan ideal dimana keadaan itulah

yang menjadi tujuan dari si penganut ideologi tersebut.

Kembali ke konteks Pancasila sebagai ideologi, maka dapat

dikatakan bahwa Pancasila mencakup gagasan mengenai bagaimana

suatu negara itu seharusnya. Pancasila memberikan bangsa Indonesia

suatu petunjuk, suatu mimpi, dan suatu tujuan di masa depan dimana

penyelenggaraan negara dilakukan secara ideal. Dengan adanya gagasan

yang hendak dicapai ini, tentulah segala tindakan-tindakan yang

dilakukan penganut Pancasila, yakni Indonesia, harus didasari pada nilai-

nilai yang diperkenalkan Pancasila. Disini, Pancasila berperan sebagai

sumber hukum dari Indonesia sekaligus sebagai pandangan hidup

bangsa karena seperti telah dijelaskan diatas, hukum harus bersumber

6 Ibid., hlm. 113

7

Page 8: Eksistensi Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Membentuk Masyarakat Indonesia yang Sejahtera.docx

dari apa yang dianggap baik oleh masyarakat. Dengan kata lain, hukum

harus bersumber dari moral karena hanya dengan moral esensi keadilan

bisa didefinisikan.7

Membicarakan Pancasila berarti membicarakan sesuatu yang

normatif. Pancasila merupakan rechtsideaal, yakni suatu bentuk hukum

yang sempurna sehingga menjadi cita-cita dari bangsa Indonesia.8

Dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai ideologi negara

pada dasarnya memiliki tiga fungsi utama9, yakni:

1. Sebagai ideologi bangsa;

2. Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia; dan

3. Sebagai Pandangan Hidup Bangsa.

Ketiga fungsi ini adalah tiga fungsi yang tidak dapat dipisahkan

satu sama lain dan eksistensi ketiganya pada dasarnya adalah

merupakan suatu kesatuan. Ketika Pancasila berkedudukan sebagai

ideologi, ia juga otomatis adalah sebagai dasar negara dan dalam waktu

yang sama ia akan juga berkedudukan sebagai pandangan hidup bangsa.

Pancasila sebagai ideologi telah dibahas di atas. Fungsi kedua

Pancasila, yakni sebagai dasar negara, menjadikan Pancasila sebagai

dasar falsafah dari penyelenggaraan negara secara keseluruhan. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa Pancasila adalah sumber dari segala

sumber hukum.10 Konsekuensi dari kedudukan tersebut adalah bahwa

segala bentuk hukum yang dibuat di Indonesia sama sekali tak boleh

bertentangan dengan nilai-nilai yang telah diperkenalkan oleh Pancasila.

Pada Pembukaan UUD 1945, Pancasila secara formal telah ditetapkan

sebagai dasar negara11:

7 Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Kencana Prenada, Cetakan ke-3, 2009, hlm. 1398 E. Utrecht, Moh. Saleh Djindang, Pengantar dalam Hukum Indonesia, Jakarta: Ichtiar Baru, Cetakan ke-11, 1989, hlm. 49.9 Kaelan, op.cit., hlm.10710 Ibid., hlm. 11011 Ibid., hlm.111

8

Page 9: Eksistensi Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Membentuk Masyarakat Indonesia yang Sejahtera.docx

“…maka disusunlah kemerdekaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, dengan berdasar pada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

Pancasila yang berkedudukan sebagai dasar negara memiliki

korelasi yang amat kuat dengan kedudukannya sebagai pandangan hidup

bangsa. Ajaran kontrak sosial Rousseau memberikan suatu teori bahwa

hukum adalah hasil dari kesepakatan manusia-manusia untuk kemudian

dipatuhi agar kepentingan-kepentingan mereka tak saling bertabrakan.12

Berdasarkan teori ini, kekuatan mengikat hukum berasal dari kesadaran

hukum yang ada di masyarakat. Memang, kini teori kontrak sosial sudah

banyak ditinggalkan karena teori ini menggagaskan bahwa hukum ada

karena kesepakatan sementara kesepakatan itu sendiri merupakan

sesuatu yang tak dapat dibilang nyata.13 Namun, teori kontrak sosial

memberikan suatu keadaan dimana hukum diikat oleh kesadaran hukum

tiap-tiap individu, bukan sekadar otoritas dari penguasa. Dengan adanya

kesadaran hukum yang tinggi, tentulah yang mencegah seseorang

melanggar hukum tidak hanya sebatas ketakutan akan sanksi, namun

adanya rasa khawatir apabila hukum dilanggar, ketertiban dan keadilan

yang selama ini dinikmatinya akan rusak.

Pertanyaannya adalah bagaimana membuat suatu hukum yang

kekuatan mengikatnya berasal dari diri tiap-tiap individu itu sendiri?

Jawabannya jelas: kembali ke teori kontrak sosial dimana hukum adalah

kesepakatan bersama dalam suatu masyarakat. Pancasila adalah

rumusan nilai-nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia bahkan sebelum

12 Van Apeldoorn, op.cit., hlm. 43513 Ibid.

9

Page 10: Eksistensi Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Membentuk Masyarakat Indonesia yang Sejahtera.docx

Pancasila tersebut dirumuskan.14Pancasila adalah pandangan hidup

bangsa Indonesia yang dirumuskan dalam lima sila. Ada dua fakta yang

harus kita garisbawahi disini: satu, bahwa Pancasila mengandung nilai-

nilai yang dianut bangsa Indonesia sejak lama. Dua, bahwa Pancasila

adalah sumber derivasi dari segala hukum di Indonesia. Dua fakta ini

menggambarkan bahwa Pancasila sebagai sumber dari segala sumber

hukum akan menderivasikan hukum-hukum yang sesuai dengan nilai-

nilai di bangsa Indonesia sendiri, dengan kata lain, hukum yang

terbentuk berdasarkan kesepakatan.

Kini, setelah menjabarkan peran dan fungsi Pancasila, jelaslah

sudah mengapa Pancasila adalah sumber hukum yang tepat bagi bangsa

Indonesia. Pancasila bersumber dari jati diri bangsa yang kemudian

dijelmakan dalam ideologi negara. Ideologi inilah yang lalu menjadi dasar

negara Indonesia dimana peraturan perundang-undangan akan

diderivasikan darinya.

B. Aplikasi Fungsi dan Peran Pancasila di Indonesia

Selalulah menjadi perdebatan yang pelik ketika muncul

pertanyaan mengenai dasar negara kita: “Apakah Pancasila masih

relevan dengan kondisi bangsa saat ini? Apabila masih, mengapa

Pancasila masih gagal dalam menciptakan kesejahteraan?” Pertanyaan

semacam itu tak bisa dibilang lahir dari keskeptisan belaka. Faktanya,

kesejahteraan Indonesia masih berada di peringkat ke-126 dengan

pendapatan per kapita US$4.900, di bawah Malaysia yang berada di

peringkat ke-69 atau bahkan Sri Lanka di peringkat ke-112.15

14 Kaelan, op.cit., hlm. 10915 A-25/FMB, “Kesejahteraan Masyakarat Indonesia Masih Rendah”, < http://www.beritasatu.com/politik/159441-kesejahteraan-masyarakat-indonesia-masih-rendah.html>, [26-11-2014]

10

Page 11: Eksistensi Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Membentuk Masyarakat Indonesia yang Sejahtera.docx

Mengetahui fakta tersebut, haruslah ditinjau: apakah yang salah

dari Pancasila? Apakah eksistensinya sendiri merupakan sebuah

kesalahan? Apakah hukum yang diderivasikan dari Pancasila tidak sesuai

dengan nilai-nilainya? Ataukah malah penyelenggaraan dari hukum

tersebut yang perlu diperbaiki?

Untuk mencari jawaban dari pertanyaan tersebut, mestilah

ditinjau Pancasila secara mendetail. Pada hakikatnya, Pancasila sebagai

ideologi memiliki tiga macam nilai yang terkandung di dalamnya, yakni16:

a. Nilai Dasar

Nilai dasar merupakan nilai paling fundamental yang bersifat

esensial dari Pancasila (staatsfundamentalnorm). Nilai dasar dari

Pancasila merupakan kelima sila yang terkandung di dalamnya

yang mana kelima sila ini sama sekali tak boleh diubah karena

mengandung jiwa dari Pancasila itu sendiri. Pengubahan nilai

fundamental Pancasila berarti pengubahan jiwa Pancasila atau

juga sama dengan pembubaran negara.

b. Nilai Instrumental

Sesuai namanya, nilai instrumental adalah nilai yang digunakan

sebagai ‘alat’. Nilai-nilai ini merupakan konkretisasi dan

eksplisitasi dari nilai dasar agar bisa diaplikasikan dalam

kehidupan nyata. Peraturan perundang-undangan termasuk nilai

instrumental dari Pancasila.

c. Nilai Praksis

Nilai praksis merupakan nilai-nilai dimana nilai instrumental

direalisasikan dalam kehidupan nyata. Inilah penyelenggaraan

peraturan perundang-undangan. Peraturan perundang-undangan

boleh saja dirasa sudah sempurna, namun bagaimanapun juga

peraturan perundang-undangan hanyalah das sollen yang

berusaha diwujudkan dalam das sein. Apabila

16 Kaelan, op.cit., hlm. 120

11

Page 12: Eksistensi Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Membentuk Masyarakat Indonesia yang Sejahtera.docx

penyelenggaraannya buruk, maka peraturan perundang-

undangan yang sempurna tersebut hanya akan menjadi cita-cita

yang tak bisa dicapai.

Apabila kita hendak mengaitkan antara nilai-nilai yang

terkandung dalam Pancasila dengan peran nilai-nilai tersebut dalam

menciptakan kesejahteraan, tentu saja kita harus mengetahui peran dari

tiap-tiap nilai yang telah disebutkan di atas.

Nilai dasar Pancasila pada dasarnya adalah nilai-nilai yang secara

kemanusiaan dianggap baik, dengan kata lain, nilai-nilai yang universal.

Nilai-nilai ini, meskipun memiliki sifat fundamental dan tidak boleh

berubah, memiliki tafsir yang luar biasa luas. Tafsir luas mengenai nilai-

nilai fundamental inilah yang memberikan predikat Pancasila sebagai

suatu ideologi terbuka.17 Nilai-nilai ini kemudian dicantumkan dalam

Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi konstitusi negara Indonesia

sehingga memberikan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber

hukum. Hukum-hukum yang diturunkan dari nilai-nilai fundamental

inilah yang memberikan pengertian-pengertian konkret dari nilai-nilai

yang terkandung di dalamnya. Sebagai contoh, pada sila kedua,

“Kemanusiaan yang adil dan beradab”, perlulah diberikan pengertian

yang lebih konkret dari frase “adil dan beradab”. Sejauh apa suatu

kemanusiaan bisa disebut “adil dan beradab” adalah pertanyaan yang

harus dijawab oleh peraturan perundang-undangan dan tentu saja

jawabannya akan selalu berbeda seiring dengan perkembangan zaman.

Inilah yang kemudian dijabarkan dalam nilai-nilai instrumental

Pancasila. Kita bisa melihat sumber hukum Indonesia secara formal

lewat nilai-nilai ini. Apakah das sollen yang kita cita-citakan sudah cukup

ideal? Itu pertanyaan yang harus selalu diajukan demi menciptakan ius

constituendum yang memang berhak menyandang suatu predikat

17 Ibid., hlm. 115

12

Page 13: Eksistensi Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Membentuk Masyarakat Indonesia yang Sejahtera.docx

“hukum yang dicita-citakan”. Kemudian, perbandingan antara das sollen

dan das sein akan ditinjau lewat nilai praksis dari Pancasila.

Kembali ke pertanyaan kita semula: apakah Pancasila masih bisa

menjalankan tugas dan fungsinya sebagai suatu alat untuk mencapai

kesejahteraan?

Pertanyaan tersebut haruslah pertama kali dijawab dengan

mendefinisikan tiap-tiap nilai yang terkandung dalam Pancasila seperti

“adil dan beradab”, “persatuan”, “keadilan”. Frase-frase tersebut memiliki

tafsir yang ambigu yang definisinya pastilah merujuk pada sesuatu yang

lebih baik daripada apa yang terjadi secara aktual saat ini sebagai suatu

realita. Dengan kata lain, meski das sein di Indonesia berkembang, das

sollen pun akan berkembang. Ibaratkan begini: seorang anak pemulung

akan memiliki definisi ‘sejahtera’ yang amat berbeda dengan seorang

anak pejabat. Seorang anak pemulung mungkin bisa mengatakan bahwa

apabila ia memiliki rumah yang layak, makan dua kali sehari, dan

kesempatan memeroleh pendidikan sudah cukup untuk mengatakan

dirinya sejahtera. Namun, seorang anak pejabat akan memiliki definisi

kesejahteraan yang jauh lebih tinggi lagi. Manusia selalu bermimpi. Apa

yang didapatkan saat ini tidak akan menghentikan mereka untuk terus

bermimpi. Maka, pada dasarnya keadaan das sollen bukan ada untuk

dicapai, melainkan ada untuk memicu kita untuk terus maju ke depan.

Mengetahui hal itu, kita sama sekali tidak bisa mengatakan bahwa

Pancasila tidak melaksanakan tugasnya dengan baik hanya dengan dasar

bahw hingga sekarang kita sebagai sebuah bangsa belum terbilang

sejahtera. Definisi ‘sejahtera’ bukan digunakan untuk mendeskripsikan

keadaan saat ini atau keadaan das sein karena akan selalu ada definisi

‘sejahtera’ yang lebih ‘ideal’. Pancasila akan terus-menerus mengganti

definisi dari nilai-nilainya ke arah yang lebih baik agar perkembangan

Indonesia pun takkan berhenti di satu titik saja.

13

Page 14: Eksistensi Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Membentuk Masyarakat Indonesia yang Sejahtera.docx

BAB III

KESIMPULAN

Menarik apabila kita membahas mengenai dasar negara karena kita

membicarakan suatu dunia cita yang menjadi tujuan dari negara kita. Seakan-

akan dunia cita yang dibicarakan terasa begitu jauh, begitu tidak mungkin

untuk tercapai. Namun, sejatinya itulah fungsi dari dunia cita. Dunia cita

memang bukan ada untuk dicapai, namun ada untuk menjadi tujuan dari apa

yang kita lakukan. Dunia cita tidaklah statis. Dunia cita, sama seperti dunia

nyata, terus berkembang. Perkembangan dunia cita adalah hasil kerja

manusia, baik secara sadar maupun tidak, karena manusia akan terus-

menerus mencari alasan atas segala hal yang mereka lakukan.

Pancasila adalah dunia cita bangsa Indonesia. Kelima sila yang

terkandung di dalamnya berfungsi sebagai pelecut bagi bangsa Indonesia

untuk terus-menerus memperbaiki diri. Pancasila memiliki nilai-nilai ideal

universal dan selama bangsa Indonesia berpegang pada nilai-nilai tersebut,

peraturan perundang-undangan yang dihasilkan pun akan berpegang pada

keidealan nilai-nilai tersebut dan hukum akan berfungsi sebagaimana

mestinya: sebagai pencipta keadilan dan kesejahteraan.

14

Page 15: Eksistensi Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Membentuk Masyarakat Indonesia yang Sejahtera.docx

DAFTAR PUSTAKA

E. Utrecht, Moh. Saleh Djindang. 1989. Pengantar dalam Hukum Indonesia,

Jakarta: Ichtiar Baru.

Kaelan. 2004. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

Peter Mahmud Marzuki. 2009. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Kencana

Prenada.

Soehino. 2009. Ilmu Negara. Yogyakarta: Liberty.

Van Apeldoorn. 2004. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Pradnya Paramita,

15