ekstraksi minyak atsiri

26
PEMISAHAN MINYAK ATSIRI DARI DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix D.C.) DENGAN METODE DESTILASI UAP DAN EKSTRAKSI Disusun oleh : Risa Purwaningsih 3325110258 PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Upload: risa-purwaningsih

Post on 28-Nov-2015

444 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Ekstraksi Minyak Atsiri

TRANSCRIPT

Page 1: Ekstraksi Minyak Atsiri

PEMISAHAN MINYAK ATSIRI DARI DAUN JERUK

PURUT (Citrus hystrix D.C.) DENGAN METODE

DESTILASI UAP DAN EKSTRAKSI

Disusun oleh :

Risa Purwaningsih

3325110258

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2013

Page 2: Ekstraksi Minyak Atsiri

KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW,

taulan dan sejati sampai akhir zaman sehingga penulis dapat menyelesaikan karya

ilmiah berjudul “PEMISAHAN MINYAK ATSIRI DARI DAUN JERUK PURUT

(Citrus hystrix D.C.) DENGAN METODE DESTILASI UAP DAN EKSTRAKSI”

tepat pada waktunya. Karya ilmiah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Bahasa

Indonesia.

Terselesainya karya ilmiah ini adalah berkat dukungan dari semua pihak

yang telah membantu selama praktikum ekstraksi minyak atsiri dari kulit jeruk purut

hingga karya ilmiah ini terselesaikan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima

kasih kepada:

1. Bapak Asisda Wahyu selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang

telah membimbing dalam penulisan karya ilmiah.

2. Janata Darussalam, Nani Astriani, Rizqi Sebastian, dan Sakti hidayati

selaku kakak asisten praktikum Kimia Analitik II yang telah membimbing

selama praktikum.

3. Segenap pihak yang ikut andil dalam proses praktikum dan penulisan

karya ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih terdapat kekurangan. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, guna

penyempurnaan di kemudian hari. Semoga karya ilmiah ini dapat menjadi sumber

inspirasi dan pengetahuan bagi pembaca.

Jakarta, Mei 2013

Risa Purwaningsih

Page 3: Ekstraksi Minyak Atsiri

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

ABSTRAK........................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................................2

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................3

1.3 Tujuan.................................................................................................................3

1.4 Kajian Teori........................................................................................................4

1.5 Kajian Pustaka....................................................................................................9

1.6 Sistematika Penyajian.......................................................................................11

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil..................................................................................................................12

2.2 Pembahasan......................................................................................................12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................15

3.2. Saran.................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16

Page 4: Ekstraksi Minyak Atsiri

PEMISAHAN MINYAK ATSIRI DARI DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix

D.C.) DENGAN METODE DESTILASI UAP DAN EKSTRAKSI

Risa Purwaningsih

Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta

ABSTRAK

Indonesia memiliki sumber alam yang kaya akan minyak atsiri. Salah satu

sumber alam potensial kaya kandungan minyak atsiri adalah jeruk purut. Jeruk purut

merupakan salah satu anggota suku jeruk-jerukan, Rutacea, dengan nama latinnya

adalah Citric hystrix. Penelitian ini bertujuan untuk memisahkan minyak atsiri dari

daun jeruk purut (Citrus hystrix D.C.). Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode destilasi uap dan ekstraksi. Metode destilasi uap merupakan metode

pemisahan campuran senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200°C atau lebih,

sedangkan metode ekstraksi merupakan metode pemisahan komponen kimia

berdasarkan distribusi zat terlarut dalam 2 fasa pelarut yang tidak saling bercampur.

Hasil penelitian ini menunjukkan minyak atsiri yang diperoleh dari sebanyak 25 mL

dengan rendemen sebesar 30%. Minyak atsiri yang diperoleh berwarna kuning muda

dan beraroma segar khas jeruk purut. Kandungan utama minyak atsiri dari daun jeruk

purut adalah sitronellal.

Kata Kunci : Minyak atsiri, Destilasi, dan Ekstraksi.

Page 5: Ekstraksi Minyak Atsiri

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia yang

digunakan dalam industri parfum, kosmetik, farmasi dan makanan. Minyak ini dikenal

dengan nama minyak eteris, minyak esensial atau minyak terbang karena mengandung

senyawa organik golongan terpen yang mudah menguap pada suhu kamar tanpa

mengalami dekomposisi. Minyak atsiri memiliki rasa getir (pungent taste) dan berbau

wangi yang sesuai dengan bau tanaman aslinya (Yuliani, S dan Satuhu, S. 2012 : 72).

Perkembangan yang relatif lambat merupakan permasalahan umum yang

dihadapi di beberapa negara penghasil minyak atsiri, khususnya Indonesia. Salah satu

alasan lambatnya perkembangan minyak atsiri Insonesia dalam persaingannya dengan

negara lain berkaitan dengan keanekaragaman jenis minyak atsiri yang dihasilkan.

Kecenderungan untuk menghasilkan satu jenis minyak atsiri tertentu dalam jumlah

besar (contohnya minyak citronella), menyebabkan tingkat kejenuhan pasaran dunia

meningkat sehingga melemahkan daya saingnya (Mauludi dan Hobir, 2005 : 22).

Pemikiran untuk memproduksi jenis minyak atsiri baru juga diduga bernilai

komersial tinggi dirasakan perlu untuk memberikan nuansa baru terhadap dunia

perminyakatsirian. Perkembangan teknologi pengolahan minyak atsiri di beberapa

negara maju juga menjadi salah satu faktor pendukung yang dapat memberikan nilai

tambah terhadap komoditas itu sendiri.

Jeruk purut (Citrus hytrix D.C.) merupakan salah satu tanaman holtikultura

yang umum digunakan sebagai flavor alami pada berbagai produk makanan dan

minuman di Indonesia dan negara-negara Asia lainnya (Sato et. Al., 2003 : 179-183).

Menurut Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika, yang dikutip

dari situs balitjestro.litbang.deptan.go.id, bahwa setiap tahun mampu dihasilkan 10 ton

Page 6: Ekstraksi Minyak Atsiri

daun jeruk purut per 1 Ha luasnya. Sehingga produksi minyak atsiri dari daun jeruk

purut ini dapat dijadikan salah satu alternatif dalam memecahkan masalah-masalah

tersebut. Isolasi terhadap komponen utama dari minyak daun jeruk purut dapat

dimanfaatkan dalam industry non-pangan, seperti industry pasfum, kosmetik dan obat

(Lawrence, 1993 : 2006).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengaplikasikan proses destilasi uap

dan ekstraksi minyak atsiri dari daun jeruk purut dalam skala laboratorium sebagai jalur

intermediet dalam mempersiapkan produksinya pada skala industri.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat diidentifikasi

beberapa masalah, antara lain :

1. Bagaimana cara menghasilkan minyak atsiri dari daun jeruk purut dengan

metode destilasi uap?

2. Bagaimana cara memisahkan minyak atsiri dengan cara ekstraksi?

3. Apa sajakah komponen terbesar yang terkandung dalam minyak atsiri dari

daun jeruk purut?

1.3 Tujuan

Penelitian pemisahan minyak atsiri dalam skala laboratorium mempunyai

beberapa tujuan, yaitu :

1. Menghasilkan minyak atsiri dari daun jeruk purut dengan metode destilasi

uap dan ekstraksi.

2. Mengetahui rendemen yang diperoleh dari minyak atsiri daun jeruk purut

(Citrus hystrix D.C.).

3. Mengetahui komponen terbesar yang terkandung dalam minyak atsiri dari

daun jeruk purut.

Page 7: Ekstraksi Minyak Atsiri

1.4 Kajian Teori

Kajian teori dalam karya ilmiah ini mencangkup beberapa sub bagian, yaitu

klasifikasi jeruk purut, minyak atsiri dalam daun jeruk purut, perlakuan awal bahan

alam dan pengolahan minyak atsiri.

1.4.1 Klasifikasi Jeruk Purut

Jeruk purut (Citrus hystrix D.C.) merupakan tumbuhan perdu yang

dimanfaatkan terutama buah dan daunnya sebagai bumbu penyedap masakan. Jeruk

purut merupakan tanaman yang termasuk dalam salah satu anggota :

Suku : Rutaceae (jeruk-jerukan)

Sub Famili : Amantioidae

Genus : Citrus

Sub genus : Papeda

Spesies : Citrus hystrix

(Sarwono, 2003 : 48).

Tanaman jeruk purut dapat tumbuh di lahan dengan ketinggian 1400 m di

atas permukaan laut. Tinggi pohonnya mencapai 12 m. Buahnya berukuran kecil, bulat

berwarna hijau, dan kulitnya memiliki banyak tonjolan. Daging buahnya berwarna

hijau kekuningan, sangat asam, dan agak pahit (Rusli, 2010 : 68).

Gambar 1. Penampilan fisik daun jeruk purut

Page 8: Ekstraksi Minyak Atsiri

1.4.2 Minyak Atsiri dalam Daun jeruk Purut

Minyak atsiri banyak digunakan dalam industri sebagai pemberi aroma dan

rasa. Nilai jual dari minyak atsiri sangat ditentukan oleh kualitas minyak dan kadar

komponen utamanya. Minyak atsiri yang berasal dari daun jeruk purut disebut combava

petitgrain (dalam bahasa afrika) yang banyak digunakan dalam industri makanan,

minuman, farmasi, flavor, parfum, pewarna, dan lain-lain (Guenther, 2007 : 36).

Komposisi

Kimia (%)

Metode Ekstraksi

Destilasi Destilasi Uap Linken-uap MacerasiPerkolasi

Nickerson

Sitronellal 80,673 79,666 59,554 50,324 20,874

Linaliol 1,357 0,912 4,806 4,218 0,121

Sitronelil asetat 0,448 1,598 0,726 2,9996 0,099

Sitral 1,221 1,995 0,648 1,826 0,089

Sitronellol 6,915 6,512 7,280 12,915 2,275

Nerol - 0,345 - - 0,038

Geraniol 0,495 0,446 0,085 0,854 0,027

Tabel 1. Komposisi kimia minyak atsiri daun jeruk purut dari berbagai proses

1.4.3 Perlakuan Awal Bahan Alam

Page 9: Ekstraksi Minyak Atsiri

Perlakuan pendahuluan terhadap bahan yang mengandung minyak

umumnya dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan cara pengecilan ukuran

bahan dan pengeringan atau pelayuan (Ketaren, 2005 : 55).

Proses pengecilan ukuran dan pengeringan bahan berminyak yang bersifat

permiabel (mudah ditembus zat cair dan uap) kadang-kadang dilakukan dengan tujuan

untuk mengekstraksi minyak dalam waktu yang relatif lebih singkat. Sebelum bahan

olah tersebut diekstraksi sebaiknya dirajang terlebih dahulu menjadi potongan-potongan

lebih kecil. Proses perajangan ini bertujuan agar kelenjar minyak dapat terbuka

sebanyak mungkin sehingga pada proses ekstraksi laju penguapan minyak atsiri dari

bahan menjadi cukup cepat. Selama proses perajangan, akan terjadi penguapan

komponen minyak bertitik didih rendah. Oleh karena itu, jika diinginkan rendemen

dan mutu minyak yang baik, maka hasil rajangan harus segera diekstraksi (Ketaren,

2005 : 56-57).

Perlakuan pendahuluan dengan cara pengeringan bahan akan mempercepat

proses ekstraksi, memperbaiki mutu minyak, dan mengurangi kadar air yang

terkandung dalam bahan, akan tetapi selama pengeringan kemungkinan sebagian

minyak akan hilang karena penguapan dan oksidasi oleh oksigen udara (Ketaren, 2005 :

58).

1.4.4 Pengolahan Minyak Atsiri

Pemisahan minyak atsiri dalam penelitian ini menggunakan beberapa

tahapan pengolahan, yaitu melalui metode destilasi uap dan metode ekstraksi.

Metode Destilasi Uap

Memisahkan campuran yang terdiri dari dua senyawa atau lebih yang

berbentuk cair, tidak dapat dilakukan dengan menggunakan corong pisah, tetapi dapat

dikerjakan dengan destilasi biasa atau destilasi bertingkat berdasarkan perbedaan titik

didihnya. Akan tetapi mengambil minyak atsiri dari tumbuh-tumbuhan, misalnya

minyak sereh, minyak usar (akar wangi) dari akar rumput usar (sejenis alang-alang)

dilakukan dengan cara destilasi uap.

Page 10: Ekstraksi Minyak Atsiri

Destilasi uap merupakan metode pemisahan campuran senyawa-senyawa

yang memiliki titik didih mencapai 200 °C atau lebih. Sifat fundamental dari destilasi

uap adalah dapat mendestilasi campuran senyawa dibawah titik didih dari masing-

masing senyawa campurannya. Destilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini

dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau

air mendidih.

Prinsip destilasi uap yaitu uap air yang panas dialirkan melalui sejumlah

daun-daunan atau bahan alam mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri tidak

bercampur dengan air, tetapi masing-masing mempunyai tekanan uap parsial. Hal ini

berarti setelah uap air kontak dengan permukaan bahan alam maka uap air akan

mengandung sejumlah uap minyak. Selanjutnya campuran uap ini akan terkondensasi

dan akan menjadi destilat. Destilat yang diperoleh terdiri dari campuran minyak atsiri

dan air yang tidak saling larut. Dengan cara ini dimungkinkan memperoleh destilat

minyak atsiri tanpa terlebih dahulu mengalami penguapan pada titik didih normalnya

.

Gambar 2. Rangkaian alat destilasi uap

Metode Ekstraksi

Page 11: Ekstraksi Minyak Atsiri

Ekstraksi merupakan metode pemisahan komponen kimia berdasarkan

distribusi zat terlarut dalam 2 fasa pelarut yang tidak saling bercampur di mana sebagian

komponen larut pada fase pertama dan sebagian larut pada fase kedua, lalu kedua fase

yang mengandung zat terdispersi dikocok, lalu didiamkan sampai terjadi pemisahan

sempurna dan terbentuk dua lapisan fase cair, dan komponen kimia akan terpisah.

Prinsip ekstraksi dalam penelitian ini adalah melarutkan minyak atsiri dalam

bahan dengan pelarut organik yang mudah menguap. Proses ekstraksi biasanya

dilakukan dalam wadah (ketel) yang disebut ”extractor”. Ekstraksi dengan pelarut

organik umumnya digunakan untuk mengekstraksi minyak atsiri yang mudah rusak oleh

pemanasan dengan uap dan air, terutama untuk mengekstrak minyak dari bunga-

bungaan misalnya bunga cempaka, melati, mawar, kenanga, lily, dan lain-lain. Pelarut

yang biasanya digunakan dalam ekstraksi yaitu: petroleum eter, benzena, dan alkohol

(Guenther, 2007 : 85).

Gambar 3. Rangkaian alat ekstraksi

Syarat pelarut yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :

Page 12: Ekstraksi Minyak Atsiri

1. Harus dapat melarutkan semua zat wangi bunga dengan cepat dan sempurna, dan

sedikit mungkin melarutkan bahan seperti: lilin, pigmen, serta pelarut harus bersifat

selektif.

2. Harus mempunyai titik didih yang cukup rendah, agar pelarut mudah diuapkan

tanpa menggunakan suhu tinggi.

3. Pelarut tidak boleh larut dalam air.

4. Pelarut harus bersifat inert, sehingga tidak bereaksi dengan komponen minyak

bunga.

5. Pelarut harus mempunyai titik didih yang seragam, dan jika diuapkan tidak akan

tertinggal dalam minyak.

6. Harga pelarut harus serendah mungkin, dan tidak mudah terbakar.

1.5 Kajian Pustaka

Pada kajian pustaka ini akan membahas penelitian terdahulu, yaitu

pemisahan minyak atsiri dari daun serai wangi. Metode yang digunakan sama, yaitu

metode destilasi uap dan ekstraksi, hanya bahan alam yang berbeda yaitu daun serai

wangi.

Tanaman serai wangi berdaun pita, agak kaku, pinggir daun berwarna merah

atau ungu, beraroma tajam. Pada umumnya serai wangi diketahui sebagai tumbuhan

yang akar dan batangnya sering digunakan sebagai rempah penyedap masakan.

Padahal, minyak asiri dalam tanaman ini banyak digunakan dalam industri kosmetik

untuk pembuatan parfum dan sabun.

Gambar 4. Penampilan fisik serai wangi

Page 13: Ekstraksi Minyak Atsiri

Tanaman serai wangi berasal dari kelompok jenis rumput-rumputan.

Adapun klasifikasi tanaman serai sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Angiospermae

Subkelas : Monocotyledonae

Ordo : Graminales

Famili : Panicodiae

Subfamili : Panicodiae

Tribe : Andropoginae

Genus : Cymbopogon

Spesies : Cymbopogon nardus L.

(Sarwono, 2003 : 60).

Tabel 2. Komposisi kimia minyak atsiri daun serai melaui destilasi uap

Berdasarkan tabel diatas, komposisi kimia dalam minyak atsiri daun serai mempunyai

kadar dengan persentasi kecil. Berdasarkan referensi, minyak pada daun jeruk purut

lebih besar daripada minyak pada daun serai wangi. Pada daun jeruk purut terkandung

sitronellal sebesar 79,666% sedangkan sitronellal pada daun serai wangi sebesar 32 –

45%. Oleh karena itu dilakukan penelitian ini, yaitu menghasilkan minyak atsiri dari

daun jeruk purut, yang diharapkan dapat menghasilkan minyak atsiri dengan kadar yang

lebih besar.

Komposisi Kimia Kadar

Sitronellal 32 - 45 %

Geranil asetat 3 – 8 %

Sitronelil asetat 2 - 4 %

Sitronellol 11 - 15 %

Geraniol 12 - 18 %

Page 14: Ekstraksi Minyak Atsiri

1.6 Sistematika Penyajian

Karya ilmiah ini terdiri dari 3 bab, yaitu bab I pendahuluan, bab II hasil dan

pembahasan, serta bab III penutup.

Pada bab I berisi beberapa pembahasan, yaitu latar belakang dipilihnya daun

jeruk purut untuk diambil minyak atsiri, rumusan masalah yang terkandung, tujuan

penelitian, kajian teori, kajian pustaka, dan sistematika penyajian.

Bab II membahas tentang hasil minyak atsiri yang diperoleh dari daun jeruk

purut dan pembahasan proses pemisahan minyak atsiri tersebut.

Bab III berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakuakan dan saran

untuk karya ilmiah ini.

Page 15: Ekstraksi Minyak Atsiri

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil

Penelitian ini berhasil memisahkan minyak atsiri dari daun jeruk purut.

Adapun hasil dan perhitungannya sebagai berikut :

Diketahui : Volume destilat = 50 mL

Volume kloroform = 10 mL

Volume hasil ekstraksi = 25 mL

Ditanya : Berapa volume minyak atsiri yang dioperoleh? Serta berapa rendemennya?

Jawab : Minyak atsiri yang diperoleh = volume hasil ekstraksi – volume kloroform

= 25 mL – 10 mL

= 15 mL

Rendemen minyak atsiri =15 mL50 mL

× 100 %

= 30%

2.2 Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk memisahkan minyak atsiri yang terdapat pada

bahan alam dengan menggunakan metode destilasi uap dan ekstraksi. Bahan alam yang

digunakan adalah daun jeruk purut (Citrus hystrix D.C). Proses pemisahan ini meliputi

beberapa tahapan, yaitu perlakuan awal bahan alam, proses destilasi uap, dan proses

ekstraksi.

Minyak atsiri merupakan senyawa yang tidak stabil, maksudnya adalah

mudah sekali terurai bila pemanasan melebihi titik didihnya. Oleh karena alasan ini,

maka penyulingan minyak atsiri dilakukan dengan metode destilasi uap.

Page 16: Ekstraksi Minyak Atsiri

Perlakuan terhadap daun jeruk purut sebelum penyulingan sangat

mempengaruhi rendemen minyak atsiri jeruk purut yang dihasilkan. Sebelum penelitian

dilakukan, daun jeruk purut dipotong kecil-kecil terlebih dahulu dan dikeringkan.

Tujuan pemotongan kecil-kecil untuk memperbesar luas permukaan daun agar lebih

cepat dan maksimal penguapannya, serta memperbesar daerah kontak uap air dengan

minyak atsiri yang terkandung di dalam daun. Sedangkan tujuan pengeringan daun

untuk mengurangi kandungan airnya. Tahap pengeringan hanya diangin-anginkan saja,

tidak boleh terkena sinar matahari karena bila terkena sinar matahari dapat mengurangi

kandungan minyak atsiri pada daun. Minyak atsiri yang terkandung merupakan

senyawa organik yang mudah teruapkan.

Pada percobaan menggunakan rangkaian alat destilasi uap lengkap. Proses

yang terjadi saat destilasi uap yaitu sebagai berikut :

Pemanasan air dilakukan untuk menghasilkan uap air panas. Uap panas ini dialirkan

melewati daun jeruk purut. Setelah uap air kontak dengan permukaan daun, maka uap

air mengandung sejumlah uap minyak daun jeruk purut. Campuran uap akan

terkondensasi pada pendingin liebig dan akan menetes sebagai destilat berupa campuran

minyak dan air yang tidak saling bercampur. Berdasarkan percobaan, destilat yang

diperoleh sebanyak 50 mL.

Destilat yang diperoleh belum murni minyak atsiri melainkan masih

campuran antara minyak atsiri dan air. Maka, untuk memisahkan minyak atsiri dengan

air dilakukan proses ekstraksi. Ekstraksi merupakan distribusi zat terlarut dalam 2

macam pelarut yang tidak saling bercampur. Pemisahan ini menggunakan kloroform

sebagai fasa organik, karena kloroform tidak akan bercampur dengan air. Setelah

penambahan kloroform, dilakukan pengocokan agar fasa air dan fasa organik terpisah.

Minyak atsiri yang bersifat non polar akan terdistribusi ke dalam kloroform yang juga

bersifat non polar. Selanjutnya dilakukan pemisahan fasa air dan fasa organik. Fasa air

berada pada lapisan atas sedangkan fasa organik berada pada lapisan bawah. Hal ini

dikarenakan massa jenis kloroform lebih besar daripada massa jenis air (ρ kloroform =

1,43 g/mL ; ρ air = 1,00 g/mL).

Fasa organik yang diperoleh sebanyak 25 mL, dikarenakan penambahan

kloroform yang digunakan sebanyak 10 mL, maka dapat disimpulakan bahwa minyak

Page 17: Ekstraksi Minyak Atsiri

atsiri yang diperoleh sebanyak 15 mL. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan,

rendemen minyak atsiri sebesar 30%.

Minyak atsiri daun jeruk purut yang dihasilkan berwarna kuning muda.

Warna kuning muda dididuga berasal dari sintronelal yang merupakan komponen utama

minyak daun jeruk purut. Sitronelal merupakan flavouring agent berbentuk liquid yang

berwarna kuning samar atau kuning muda (Igoe, R.S. dan Hui, Y.H., 2004 : 58).

Aroma minyak daun jeruk purut dapat diklasifikasikan sebagai aldehydic,

menyerupai jeruk, sedikit hangat dan floral. Aroma khas minyak daun jeruk purut ini

merupakan aroma komponen sitronellal, yang merupakan komponen kimia terbesar

dalam minyak atsiri daun jeruk purut (Igoe, R.S. dan Hui, Y.H., 2004 : 58).

Berikut ini adalah komposisi kimia yang terkandung dalam minyak atsiri

daun jeruk purut :

Komposisi Kimia Kadar

Sitronellal 79,666 %

Linaliol 0,912 %

Sitronelil asetat 1,598 %

Sitral 1,995 %

Sitronellol 6,512 %

Nerol 0,345 %

Geraniol 0,446 %

Page 18: Ekstraksi Minyak Atsiri

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk memisahkan minyak atsiri dari daun jeruk

purut (Citrus hystrix D.C.) melalui metode destilasi uap dan ekstraksi. Hasil penelitian

menunjukkan minyak atsiri yang dihasilkan sebantak 25 mL dengan rendemen sebesar

30%. Minyak atsiri yang diperoleh berwarna kuning muda dan beraroma segar khas

jeruk purut. Aroma khas minyak atsiri daun jeruk purut merupakan aroma komponen

sitronellal. Sitronellal merupakan komponen kimia terbesar dalam minyak atsiri daun

jeruk purut, dengan komposisi sebesar 79,666%.

3.2. Saran

Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan. Perlu dilakukan

penelitian lanjut, seperti pengaruh lama destilasi uap dan ekstraksi, pelarut oraganik

yang digunakan untuk mendapatkan rendemen lebih besar serta kualitas yang lebih baik

dari minyak atsiri daun jeruk purut.

Page 19: Ekstraksi Minyak Atsiri

DAFTAR PUSTAKA

Guenther, E. 1988. Minyak Atsiri Jilid I. Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi.

Igoe, R. S., dan Hui, Y. H. 1996 Dictionary of Food Ingredients Third Edition. New

York: Chapman dan Hall.

Ketaren, S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta: Balai Pustaka.

Lawrence, B. M. 2006. Perfumer and Flavorist. Jakarta: Binarupa Aksara.

Mauludi, L., dan Hobir. 2005. Prospek dan Permasalahan dalam Pengembangan

Tanaman Atsiri Indonesia. Bogor: Balai Penelitian Tanaman

Rusli, M. S., 2010. Sukses Memproduksi Minyak Atsiri. Jakarta: Agro Media pustaka.

Sarwono, B. 1986. Jeruk dan Kerabatnya. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sato, A., Asano, K., dan Sato, T. 2003. The chemical composition of Citrus hystrix D.C.

London: J. Ess. Oil Res.

Yuliani, S., dan Satuhu, S. 2012. Panduan Lengkap Minyak Atsiri. Jakarta: Penebar

Swadaya.