ektan - paper migrasi&climatechange kelompok iv

Upload: radear-purba

Post on 06-Jul-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    1/38

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    2/38

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    3/38

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    4/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 3

    BAB II. ANALISA STUDI LITERATUR

    2.1 Teori-Teori Migrasi

    Lee (1966) mengungkapkan bahwa migrasi disebabkan oleh faktor pendorong

    daerah asal dan penarik daerah tujuan atau yang lebih dikenal sebagai “push and pull

    theory” . Berikut ini merupakan beberapa faktor pendorong (push factor ) dan faktor

    penarik ( pull factor ) yang dikemukakan oleh Lee (1966):

    1. Faktor pendorong ( push factor );

    Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan seperti menurunnya daya

    dukung lingkungan, menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu yang

    bahan bakunya makin susah diperoleh seperti hasil tambang, kayu atau bahan

    dari pertanian.

    Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal (misalnya tanah untuk

    pertanian di perdesaan yang makin menyempit).

    Adanya tekanan-tekanan politik, agama, suku sehingga mengganggu hak azasi

    penduduk di daerah asal.

    Alasan pendidikan, pekerjaan atau perkawinan Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim kemarau

    panjang atau adanya wabah penyakit.

    2. Faktor-faktor penarik ( pull factor );

    Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaikan taraf

    hidup.

    Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya iklim,

    perumahan, sekolah dan fasilitas-fasilitas publik lainnya.

    Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat

    kebudayaan sebagai daya tarik bagi orang-orang daerah lain untuk bermukim di

    kota besar.

    Selain itu menurut Todaro (2003), keputusan seseorang untuk melakukan migrasi

    selain dipengaruhi oleh faktor ekonomi juga dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut:

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    5/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 4

    Faktor-faktor sosial, termasuk keinginan para imigran itu sendiri untuk melepaskan

    diri dari kendala-kendala tradisional yang sebelumnya mengungkung mereka.

    Faktor-faktor fisik, termasuk pengaruh iklim dan bencana alam seperti banjir dan

    kekeringan.

    Faktor-faktor demografi, termasuk penurunan tingkat kematian yang kemudian

    mempercepat laju pertumbuhan penduduk pedesaan.

    Faktor-fakor kultural, termasuk pembinaan kelestarian hubungan “keluarga besar”

    sesampainya di perkotaan dan daya tarik “ lampu kota yang terang benderang”.

    Faktor-faktor komunikasi, termasuk kualitas sarana transportasi, sistem

    pendidikan dan dampak modernisasi yang ditimbulkan dari perkotaan.

    2.2 Pengertian Perubahan Iklim

    Kementerian Negara Lingkungan Hidup mendefinisikan perubahan iklim adalah

    berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang

    membawa dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan manusia. Perubahan fisik

    ini tidak terjadi hanya sesaat tetapi dalam kurun waktu yang panjang. Sedangkan

    menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mendefinisikan

    perubahan iklim adalah perubahan rata-rata salah satu atau lebih elemen cuaca pada

    suatu daerah tertentu. Sementara itu menurut Intergovernmental Panel on Climate

    Change (IPCC), perubahan iklim berarti berubahnya iklim yang disebabkan secara

    langsung atau tidak langsung dari kegiatan manusia yang mengubah komposisi atmosfer

    global dan yang selain variabilitas iklim alami yang diamati selama periode waktu

    tertentu. Berdasarkan ketiga definisi tersebut, dapat dilihat bahwa perubahan iklimterjadi karena berbagai kegiatan manusia yang mempengaruhi berbagai aspek

    kehidupan manusia.

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    6/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 5

    Gambar 1. Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Seluruh Aspek Kehidupan Manusia

    2.3 Penyebab Perubahan Iklim

    Sebelum isu tentang perubahan iklim sekitar tahun 1960an perhatian dunia juga

    telah tertuju pada tingginya pertumbuhan penduduk terutama dinegara-negara

    berkembang dan tertinggal, dimana pertumbuhan penduduk tersebut meningkatkan

    kekhawatiran mengenai tingginya jumlah penduduk dan keberlangsungan lingkungan.

    Pada konverensi dunia United Nations Conference on the Human Environment (resolusi

    2398 [XXIII] of 3 Desember 1968), menyebutkan bahwa “pertumbuhan penduduk yang

    tinggi dan percepatan urbanisasi saling bermemberikan pengaruh dalam percepatan

    pengurangan kualitas dari lingkungan hidup manusia. (dalam Zlotnik, 2009).

    Peningkatan jumlah penduduk tentunya akan meningkatkan kebutuhan akan tempat

    hidup, kebutuhan air bersih dan juga pangan. Hal tersebut tentunya akan berdampak

    kepada lingkungan seperti misalnya deforestasi hutan untuk pemukiman, aktifitas

    ekonomi dan juga untuk lahan pertanian yang secara berangsur-angsur akan merubah

    struktur dan komposisi ekosistem dunia yang mengarah pada dampak yang negatif bagi

    manusia.

    Maddison (2004) membuat analisa adanya trend yang sama-sama meningkat antara

    pertumbuhan penduduk, emisi CO 2 dan pembangunan seperti pada gambar berikut

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    7/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 6

    (dalam Martin, 2010). Pada grafik tersebut terlihat adanya hubungan yang positif antara

    Emisi CO 2 dan besarnya Populasi yang menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk

    memang memiliki pengaruh terhadap CO 2. Walaupun masih banyak hal lain yang

    mempengaruhi perubahan iklim selain jumlah penduduk.

    Hubungan antara jumlah penduduk dan perubahan iklim awalnya masih menjadi

    perdebatan hal ini terjadi karena data menunjukkan bahwa negara-negara miskin dan

    berkembang yang memiliki tingkat fertilitas tinggi pada kenyataanya hanya

    menyumbang sedikit emisi CO 2, sedangkan negara-negara berkembang yang memiliki

    populasi yang lebih sedikit dengan laju pertumbuhan yang rendah justru menyumbang

    emisi CO 2 yang besar.

    Marchiori dan Schumacher (2011) menyebutkan bahwa estimasi dari International

    Energi Annual tahun 2004 menunjukkan bahwa negara-negara di Amerika Utara, Eropa,

    Jepang dan China secara bersama-sama penggunaan energinya mencapai 65% dari total

    energi dasar yang digunakan dunia padahal jumlah populasi mereka hanya 16% dari

    populasi dunia, sementara itu fakta sebaliknya terjadi bahwa negara-negara kurang

    berkembang konsumsi energinya hanya sekitar 5% dari konsumsi energi dunia.

    Sehingga justru negara-negara maju inilah sebagai penyumbang emisi CO 2 terbesar dan

    juga yang mestinya bertanggungjawab pada perubahan iklim dunia.

    Gambar 2. Pertumbuhan GNPP, Emisi CO 2 dan Data Populasi

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    8/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 7

    Perbedaan tersebut kemudian dapat dijelaskan oleh Jiang and Hardee (2009) yang

    menunjukkan bahwa : a) populasi dengan perbedaan komposisi demogradi (negara maju

    vs berkembang, rural vs urban, struktur penduduk muda vs tua) memiliki pengaruh yang

    signifikant terhadap pola konsumsi energi dan emisi CO 2 ; b) Proporsi populasi yang

    perbedaan dalam konsumsi energi dan emisi akan berubah sepanjang waktu. (dalam

    Martine, 2009).

    Hal tersebut menunjukkan bahwa selain jumlah dan laju pertumbuhan penduduk,

    aktifitas manusia seperti kegiatan ekonomi, proporsi penduduk dan gaya hidup suatu

    penduduk juga sangat berpengaruh dalam kontribusi CO 2 yang merupakan penyebab

    utama pemanasan global yang berujung pada pemanasan dunia.

    Trend pembangunan kedepan menunjukkan bahwa adanya peningkatan daerah

    urban dan modernisasi yang meniru negara-negara maju beserta gaya hidup dan pola

    konsumsi mereka sehingga negara-negara berkembang dan tertinggal yang awalnya

    memiliki fertilitas yang tinggi namun pola konsumsi energi yang rendah, kedepannya

    juga akan memiliki pola konsumsi energi yang besar. Sehingga penduduk baik jumlah

    dan juga pertumbuhannya menjadi faktor yang sangat berkontribusi pada perubahan

    iklim.

    Jadi secara ringkas dapat dikatakan bahwa perubahan iklim disebabkan oleh adanya

    manusia dan aktifitas manusia dalam mengeksploitasi sumberdaya alam yang

    menyebabkan peningkatan emisi CO 2 sehingga berujung pada pemanasan global dan

    akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan iklim.

    2.4 Dampak Perubahan Iklim

    Dampak dari perubahan iklim masih merupakan topik global yang diperdebatkan,

    walaupun semakin banyak yang menerima konsep tersebut dibandingkan mereka yang

    tidak menerima adanya dampak perubahan iklim tersebut (Nurlambang, 2008).

    Perdebatan dampak perubahan iklim sebenarnya karena banyak para ahli yang

    menyatakan adanya faktor lain yang lebih berpengaruh pada suatu fenomena alam (yang

    diduga dampak perubahan iklim ) dibandingkan akibat dari perubahan iklim itu sendiri.

    Seperti yang dijelaskan oleh Triarko Nurlambang “Misalkan air laut pasang, kini

    disadari bahwa air pasang itu terjadi lebih sering, lebih tinggi dan juga menjadi lebih

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    9/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 8

    lama hal tersebut membuat pemukiman di pesisir laut menjadi tidak layak ditempati

    karena terjadi peningkatan permukaan laut didaerah pantai. ”

    Apakah fenomena tersebut disebabkan oleh climate change? bagaimana

    menerangkannya? Karena banyak juga faktor lain yang diduga dapat menyebabkan

    peristiwa tersebut, misalkan untuk kasus Jakarta. Di Jakarta telah terjadi penurunan

    permukaan tanah akibat eksploitasi air tanah yang besar-besaran, apakah bukan

    karena hal ini yang menyebabkan air pasang menjadi terasa lebih tinggi? Atau apakah

    climate change bersama-sama dengan faktor-faktor lainnya yang menyebabkan

    fenomena ini. Jika iya seberapa besar climate change berpengaruh? Itu yang menjadi

    sulit untuk diterangkan”

    Berikut adalah beberapa pandangan pendapat yang setuju bahwa perubahan iklim

    memang membawa dampak pada kehidupan manusia. Dampak perubahan iklim

    terhadap kehidupan manusia diprediksi akan menimbulkan banyak bencana seperti yang

    dikatakan Van Aalst (2006) dalam penelitiannya, dimana perubahan iklim diprediksi

    akan menimbulkan bahaya banjir besar, angin tornado dan topan, naiknya permukaan

    laut, berkurangnya varietas margasatwa, ancaman kerawanan pangan akibat musim

    yang tidak jelas dan kekeringan, peningkatan angka morbiditas dan angka mortalitas

    dan masih banyak lagi. Seperti yang tercantum pada tabel 1.

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    10/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 9

    Tabel 1. Beberapa Contoh Proyeksi Perubahan Iklim yang Ekstrim

    Selain itu menurut Kementerian Negara Lingkungan Hidup (2007) dampak dari

    perubahan Iklim yang telah terjadi di dunia adalah:

    • Meningkatnya Pemanasan : Sebelas dari dua belas tahun terakhir merupakan

    tahun-tahun terhangat dalam temperatur permukaan global sejak 1850. Tingkat

    pemanasan rata-rata selama lima puluh tahun terakhir hampir dua kali lipat dari rata-

    Sumber : IPCC, 2001 (dalam Van Aalst,2006)

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    11/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 10

    rata seratus tahun terakhir. Temperatur rata-rata global naik sebesar 0.74o

    C selama

    abad ke-20, dimana pemanasan lebih dirasakan pada daerah daratan daripada lautan.

    • Jumlah karbondioksida yang lebih banyak di atmosfer : Karbondioksida adalah

    penyebab paling dominan terhadap adanya perubahan iklim saat ini dan

    konsentrasinya di atmosfer telah naik dari masa pra-industri yaitu 278 ppm ( parts-

    permillion ) menjadi 379 ppm pada tahun 2005.

    • Lebih banyak air, tetapi penyebarannya tidak merata : Adanya peningkatan

    presipitasi pada beberapa dekade terakhir telah diamati di bagian Timur dari Amerika

    Utara dan Amerika Selatan, Eropa Utara, Asia Utara serta Asia Tengah. Tetapi pada

    daerah Sahel, Mediteranian, Afrika Selatan dan sebagian Asia Selatan mengalami

    pengurangan presipitasi. Sejak tahun 1970 telah terjadi kekeringan yang lebih kuat

    dan lebih lama.

    • Kenaikan permukaan Laut : Saat ini dilaporkan tengah terjadi kenaikan muka laut

    dari abad ke-19 hingga abad ke-20, dan kenaikannya pada abad 20 adalah sebesar

    0.17 meter. Pengamatan geologi mengindikasikan bahwa kenaikan muka laut pada

    2000 tahun sebelumnya jauh lebih sedikit daripada kenaikan muka laut pada abad 20.

    Temperatur rata-rata laut global telah meningkat pada kedalaman paling sedikit 3000

    meter.

    • Pengurangan tutupan salju : Tutupan salju semakin sedikit di beberapa daerah,

    terutama pada saat musim semi. Sejak 1900, luasan maksimum daerah yang tertutup

    salju pada musim dingin/semi telah berkurang sekitar 7% pada Belahan Bumi Utara

    dan sungai-sungai akan lebih lambat membeku (5.8 hari lebih lambat daripada satu

    abad yang lalu) dan mencair lebih cepat 6.5 hari.

    • Gletser yang mencair : Pegunungan gletser dan tutupan salju rata-rata berkurang

    pada kedua belahan bumi dan memiliki kontribusi terhadap kenaikan muka lautsebesar 0.77 milimeter per tahun sejak 1993 – 2003. Berkurangnya lapisan es di

    Greenland dan Antartika berkontribusi sebesar 0.4 mm pertahun untuk kenaikan

    muka laut (antara 1993 – 2003).

    • Benua Arktik menghangat : Temperatur rata-rata Benua Arktik mengalami

    peningkatan hingga mencapai dua kali lipat dari temperatur rata-rata seratus tahun

    terakhir. Data satelit yang diambil sejak 1978 menunjukkan bahwa luasan laut es

    rata-rata di Arktik telah berkurang sebesar 2.7% per dekade.

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    12/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 11

    Menurut World Disaster Report (2001), kerugian ekonomi akibat bencana iklim di

    tingkat global yang terjadi sekarang dibanding dengan yang terjadi di tahun 1950an

    sudah meningkat 14 kali, yaitu mencapai 50-100 milyar USD per-tahun. Demikian juga

    jumlah kematian akibat bencana iklim juga meningkat 50 persen per-dekadenya. Pada

    tahun 2050, apabila pemanasan global terus terjadi dan tidak ada upaya-upaya adaptasi

    yang terencana dilakukan dari sekarang, maka diperkirakan kerugian ekonomi akibat

    bencana iklim akan meningkat mencapai 300 milyar dolar per-tahun dan jumlah

    kematian bisa mencapai 100 ribu orang per-tahun (dalam Kementerian Negara

    Lingkungan Hidup, 2007). Upaya adaptasi yang dilakukan sejak dini akan dapat

    mengurangi kerugian akibat bencana secara signifikan. Beberapa penelitian

    menunjukkan bahwa setiap 1 USD yang dikeluarkan untuk melakukan upaya adaptasi

    dapat menyelamatkan sekitar 7 USD biaya yang harus dikeluarkan untuk pemulihan

    akibat dampak dari bencana iklim.

    Di Indonesia sendiri perubahan iklim sudah menimbulkan berbagai dampak. Hal ini

    dikarenakan, sebagai negara kepulauan Indonesia sangat rentan terhadap dampak

    perubahan iklim. Berdasarkan data kejadian bencana yang dicatat dalam the

    OFDA/CRED International Disaster Database (2007), sepuluh kejadian bencana

    terbesar di Indonesia yang terjadi dalam periode waktu antara tahun 1907 dan 2007

    sebagian besar merupakan bencana yang terkait dengan iklim, khususnya banjir,

    kemudian kekeringan, kebakaran hutan, dan ledakan penyakit. Hal ini menunjukkan

    bahwa kejadian bencana terkait iklim mengalami peningkatan baik dari sisi frekuensi

    maupun intensitasnya. Kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh 10 bencana terbesar

    tersebut mencapai hampir 26 milyar dolar dan sekitar 70% nya merupakan kerugian

    akibat bencana yang terkait dengan iklim. Menyadari pentingnya menangani

    permasalahan akibat perubahan iklim, maka Indonesia saat ini telah membentuk satudewan nasional yang menangani perubahan iklim yaitu Dewan Nasional Perubahan

    Iklim (DNPI) (BKKBN, 2011).

    2.5 Migrasi Akibat dari Perubahan Iklim

    Seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa perubahan iklim telah menyebabkan

    berbagai bencana, kerawanan dan degradasi lingkungan yang dapat menyebabkan

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    13/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 12

    seseorang memutuskan untuk melakukan migrasi. Namun juga harus dipahami bahwa

    perubahan iklim tidak membawa perubahan yang ekstrem secara tiba-tiba terhadap

    lingkungan dan seting georafi. Perubahan iklim memang merubah lingkungan secara

    bertahap dengan cara berevolusi bukan dengan perubahan yang revolusioner/mendadak

    sehingga penduduk memiliki kesempatan atau waktu untuk beradaptasi terhadap

    perubahan ini (Nurlambang 2008). Jika proses adaptasi terhadap lingkunan ini tidak

    berhasil maka seseorang akan kesulitan untuk memenuhi kehidupannya. Menurut

    Mantra (1999), apabila semua kebutuhan manusia tidak terpenuhi akan menyebabkan

    terjadinya stress, dan tingkatan stres ini berbeda antara satu orang dengan orang lainnya.

    Apabila stres yang dialami seseorang masih dalam batas-batas toleransi, orang tersebut

    memutuskan tidak akan pindah dan yang bersangkutan akan berusaha untuk

    menyesuaikan kebutuhan dengan kondisi lingkungan yang ada; dan apabila stres yang

    dialami seseorang sudah di luar batas toleransinya, orang tersebut akan mulai

    memikirkan untuk mengambil keputusan pindah ke daerah lain, yaitu tempat

    kebutuhannya dapat dipenuhi (Gambar 3).

    Gambar 3. Hubungan Antara Kebutuhan dan Pola Mobilitas Penduduk

    Kebutuhan (needs) dan aspirasi

    Terpenuhi Tidak terpenuhi (stres)

    Tidak Pindah

    Dalam batastoleransi

    Di luar batastoleransi

    Tidak pindahPindah

    Mobilitas non permanen

    Komuter (ulang-alik) Menginap/mondok

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    14/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 13

    Fenomena migrasi ini telah mendapat perhatian khusus dari berbagai kalangan di

    dunia, seperti hasil catatan IPCC yang menyatakan bahwa dampak tunggal terbesar dari

    perubahan iklim pada manusia bisa menyebabkan migrasi dengan jutaan orang

    mengungsi akibat bencana erosi pantai, banjir pesisir dan pertanian gangguan yang

    disebabkan oleh perubahan iklim.

    Berbagai konferensi dunia telah membahas mengenai pengaruh perubahan iklim

    terhadap migrasi. Hasil kajian (IPCC) pada tahun 2007 menyatakan bahwa kegiatan

    manusia ikut berperan dalam pemanasan global sejak pertengahan abad ke-20.

    Pemanasan global akan terus meningkat dengan percepatan yang lebih tinggi pada abad

    ke-21, apabila tidak ada upaya penanggulangannya pemanasan global mengakibatkan

    perubahan iklim dan kenaikan frekuensi maupun intensitas kejadian cuaca ekstrim

    sehingga terjadinya perubahan iklim mempengaruhi mobilitas atau migrasi penduduk.

    Secara sederhana perubahan iklim akan dapat menyebabkan perpindahan penduduk

    dari daerah yang kurang layak ke daerah yang lebih layak, dengan mempertimbangkan

    faktor push dan pull seperti yang disebutkan oleh Lee (1966). Walaupun besar migrasi

    akibat dari perubahan iklim masih sangat dipengaruhi oleh berbagai factor lainnya

    seperti factor adaptasi, mitigasi dan juga factor budaya yang ada.

    Menurut Susan Martin dalam tulisannya yang berjudul “Clmate Change, Migration,

    and Governanc e” pada tahun 2010. Ada empat kemungkinan perubahan iklim dapat

    mempengaruhi migrasi :

    Intensifikasi bencana alam : seperti angin topan, tornado, banjir yang

    menghancurkan pemukiman penduduk dan penopang kehidupan sehingga

    penduduk harus segera direlokasi untuk jangka waktu yang pendek ataupun

    panjang.

    Peningkatan suhu bumi dan juga kemarau yang berkepanjangan yang sangat

    mempengaruhi produk pertanian, mengurangi penghidupan manusia seperti akses

    terhadap pangan dan air bersih.

    Peningkatan permukaan laut yang semakin mengurangi daerah pantai sehingga

    menjadi tidak layak untuk ditempati.

    Persaingan terhadap sumber daya alam yang dapat memicu konflik .

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    15/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 14

    Perhatian terhadap migrasi akibat perubahan iklim/ lingkungan ini juga telah

    mendapatkan perhatian dari International Organization for Migration (IOM) yang

    membedakan migran lingkungan ( enviromental migrant ) dengan migran karena alasan

    lain. Enviromental Migrant didefinisikan sebagai “seseorang atau kelompok orang yang

    terpaksa melakukan perpindahan karena mengalami perubahan mendadak atau

    perubahan yang semakin membesar terhadap tempat hidupnya sehingga harus

    memilih/terpaksa keluar dari daerah tempat tinggalnya untuk sementara waktu atau

    permanen baik ke dalam negeri ataupun keluar negeri”

    Selain itu definisi migrasi lingkungan juga dijelaskan Oli Brown ( dalam Martin,

    2010 ). Dimana ada dua tipe migran karena perubahan iklim yaitu:

    1. Tipe Alarmist

    Melihat perubahan lingkungan sebagai alasan mendasar perpindahan penduduk,

    sehingga dalam hal ini melibatkan penduduk dalam jumlah yang besar karena

    terpaksa oleh kondisi alam Perpindahan penduduk karena hal ini sering disebut

    pengungsi dan tidak membedakan penduduk yang akan pergi kedaerah yang dekat

    atau jauh untuk jangka waktu yang pendek atau panjang.

    2. Tipe Skeptis

    Melihat perubahan iklim dan potensi ancaman perubahannya ke depan dan

    menjadikan daerah tempat tujuan migrasi lebih sebagai faktor penarik yang lebih

    penting dibandingkan faktor pendorong dari tempat asal.

    Diantara kedua tipe migran diatas, para ahli lingkungan lebih mengkhawatirkan tipe

    alarmist karena melibatkan penduduk dalam jumlah yang besar dalam waktu yang

    singkat, sehingga lebih memiliki potensi dampak buruk yang besar, seperti konflik,

    perebutan sumber daya alam dan sejenisnya. Tipe migran lingkungan yang disebutkan

    oleh Oli Brown mengindikasikan bahwa perpindahan tersebut sesuai dengan teori

    migrasi oleh Lee (1966). Dimana tipe alarmist dikarenakan push facto r daerah asal lebih

    besar karena adanya degadrasi lingkungan, sedangkan tipe skeptis dikarenakan pull

    factor daerah tujuan yang dinilai lebih baik karena adanya potensi perubahan

    lingkungan dan iklim.

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    16/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 15

    Berdasarkan besarnya potensi migrasi akibat perubahan iklim, banyak para ahli

    memperkirakan bahwa hal tersebut merupakan suatu ancaman yang besar, seperti yang

    diungkapkan oleh Myers (2005) yang mengestimasi bahwa pada tahun 2050 akan ada

    200 juta migran iklim. Ini berarti bahwa pada tahun 2050, satu dari setiap 45 orang di

    dunia akan mengungsi akibat perubahan iklim. Walaupun belakangan ada pandangan

    yang menentang prediksi tersebut, seperti yang diungkapkan oleh Black dan lainnya

    yang menganggap prediksi tersebut terlalu besar lebih dikarenakan unsur politik dan

    popularitas. Black juga mengungkapkan banyak kelemahan-kelemahan yang dari

    prediksi tersebut, pertama kuranganya data tentang populasi, kedua, prediksi tersebut

    tidak melihat perbedaan geografi dari tiap-tiap populasi dimana dinegara-nagera yang

    kurang berkembang memiliki keterikatan yang kuat terhadap budaya setempat

    dibandingkan jika mereka harus pindah ke tempat baru dan asing(dalam Nurlambang,

    2008).

    Meskipun permasalah dampak perubahan iklim terhadap migrasi masih dipenuhi

    oleh berbagai perdebatan, namun semakin banyak penelitian yang menunjukkan

    hubungan yang semakin nyata dampak perubahan iklim tersebut terhadap migrasi.

    Beberapa penelitian juga menunjukkan beerbagai upaya adaptasi dan mitigasi yang

    dilakukan penduduk akibat dampak perubahan iklim sebelum akhirnya melakukan

    migrasi seperti dapat dilihat pada penelitian-penelitian baik didalam dan diluar negeri

    berikut ini.

    Berikut ini beberapa penelitian yang menunjukkan adanya dampak perubahan

    iklim terhadap migrasi penduduk di Indonesia :

    Penelitian di masyarakat pesisir Teluk Bone Provinsi Sulawesi Selatan oleh Deny,

    dkk: dampak perubahan iklim di Teluk Bone yaitu terjadinya pergeseran musim

    tanam, pergeseran musim gelombang, musim hujan dan musim kemarau, terjadi

    rob, pengikisan bibir pantai serta kerusakan terumbu karang. Untuk mengatasi

    dampak perubahan iklim ini masyarakat melakukan proses mitigasi dan adaptasi

    belum sampai kepada proses migrasi. Mitigasi yang dilakukan adalah dengan

    menanam mangrove. Sedang proses adaptasi yang dilakuakan yaitu dengan

    memperluas wilayah tangkap, mengganti kapasitas armada tangkap,

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    17/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 16

    menyesuaikan waktu melaut, penyesuaian waktu tanam untuk pertanian tanaman

    pangan dan pengembangan sistem policulture (rumput laut, bandeng dan udang).

    Penelitian dampak kenaikan air laut di Kota Jakarta Utara oleh Dra.Sri Astuti,

    dkk. Perubahan Iklim yang ditandai naiknya permukaan air laut dan rob

    menyebabkan kerusakan lingkungan, penurunan kuantitas dan kualitas pasokan air

    baku dan air minum, penurunan produksi perikanan, dan mengancam kesehatan.

    Seperti dengan masyarakat di Teluk Bone, masyarakat di Jakarta Utara hanya

    melakukan proses adaptasi seperti menaikkan lantai/tanah, meninggikan furniture

    rumahtangga. Proses migrasi tidak masyarakat lakukan karena mata pencaharian

    mereka ada di sekitas Jakarta Utara.

    Penelitian dampak kenaikan air laut di Kota Semarang oleh Rukuh Setiadi, dkk :

    Dampak perubahan iklim di Semarang sudah terjadi puluhan tahun, yaitu adanya

    kenaikan pasang air laut/rob yang menyebabkan kerusakan rumah dan lingkungan

    khususnya didaerah Semarang Utara dan Barat. Berdasarkan penelitian ini,

    masyarakat yang terkena dampak rob periode pendek (ketinggian air laut 1,1 m

    dpl) 78 persennya akan melakukan migrasi, periode menengah (ketinggian air laut

    1,3 m dpl) 73 persen, sedangkan masyarakat di daerah periode panjang

    (ketinggian air laut 1,6 m dpl) 87 persennya menyatakan akan melakukan migrasi.

    Sementara itu berikut adalah hasil-hasil penelitian di luar negeri yang menunjukkan

    adanya hubungan migrasi dan perubahan iklim:

    R. McLeman (2005) menjelaskan bahwa kesenjangan perekonomian dan perubahan

    iklim mempengaruhi pola migrasi.

    Penelitian lain juga dilakukan oleh Susan Martin (2010), yang mana hasilnya

    menjelaskan ada pengaruh perubahan iklim terhadap migrasi baik di dalam dan

    diluar negeri.

    Penelitian Rosenzweig dan Hillel (1993), menyebutkan kemarau di Amerika Serikat

    yang telah menyebabkan lebih dari 30.000 orang bermigrasi di tahun 1930-an.

    Afolayan dan Adelekan(1999) dan Hugo (1996) juga menjelaskan kekeringan di

    Burkina Faso dan Sudan dari 1968-1973 mengungsi sekitar 1.000.000 orang.

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    18/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 17

    IPCC memperkirakan jumlah warga yang bermigrasi akan bertambah karena

    perubahan lingkungan, baik secara tiba-tiba maupun secara lambat. Sehingga

    gerakan ini tetap sulit untuk diprediksi, perubahan iklim akan menjadi faktor utama

    migrasi di abad ke 21 karena perubahan iklim telah digambarkan sebagai ancaman

    terbesar kesehatan global abad ke-21.

    2.6 Model Migrasi Akibat Dari Perubahan Iklim

    Ada beberapa model migrasi sebagai dampak dari perubahan iklim, antara lain :

    2.6.1 Migrasi Akibat Perubahan Cuaca Preferensi Pada Dampak Kesehatan

    (Zhou, 2011).

    Dalam penelitiannya Zhou menggunakan model kontemporer dan model dinamis,

    bahwa preferensi migrasi dari daerah pedesaan ke perkotaan berkorelasi dengan paparan

    untuk menghindari panas. Perubahan cuaca yang dapat meningkatkan gejala penyakit

    kronis menunjukkan kecenderungan regresif, tetapi untuk penduduk perkotaan yang

    bermigrasi dari kota ke kota lainnya, preferensi migrasi tidak terkait dengan guncangan

    cuaca panas. Perubahan cuaca dan suhu lingkungan berkorelasi dengan probabilitas

    gejala penyakit kronis pada perempuan. Sedangkan migrasi preferensi penduduk laki-

    laki yang bermigrasi dari kota ke kota lain adalah tidak terkait dengan efek perubahan

    suhu masa lalu rendah, berikut model dari zhou.

    Dimana zhou menjelaskan bahwa migrasi di pengaruhi oleh perubahan iklim,

    tempat tinggal, level dari perubahan iklim tersebut, dimana ketika perubahan iklim

    tersebut sudah tidak dapat ditolerasi oleh penduduk, maka migrasi menjadi jalan

    keluarnya. Kondisi lingkungan, lingkungan tempat kerja dan untuk mendapatkan

    pelayanan kesehatan, menjadi preferensi untuk bermigrasi.

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    19/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 18

    Data dan variabel yang digunakan

    Data

    Zhou ( 2011 ) menggunakan data survei yang ditetapkan dari Proyek PendapatanRumah Tangga Cina (CHIP) yang dilakukan oleh Institut Ekonomi, Sosial Akademi

    China 596 Jingkui Zhou Ilmu pada tahun 2002. CHIP mengandung sampel dari 25.959

    orang yang meliputi 70 kota untuk tahun 2002. Data iklim yang berasal dari China

    Meteorologi data Berbagi Sistem Layanan.

    Variabel

    Variabel yang digunakan untuk analisisnya adalah termasuk kondisi kesehatan,

    perubahan iklim tingkat kondisi hidup,, lingkungan kerja, kondisi medis dan pelayanan

    kesehatan, dan karakter imigran.

    2.6.2 Perubahan Iklim, Kensenjangan Ekonomi dan Migrasi

    Marchiori dan Schumacher (2009) mencoba untuk membangun sebuah model yang

    menghubungkan antara pembangunan ekonomi, migrasi dan perubahan iklim.

    Perbedaan pembangunan ekonomi telah lama menjadi sorotan sebagai alasan seseorang

    atau penduduk melakukan migrasi. Bermula dari teori yang disampaikan oleh Haris danTodaro (1970) tentang model migrasi rural-urban yang dikarenakan perbedaan

    pembangunan dikedua wilayah tersebut. Sementara itu Galor (1986) menganalisis efek

    perbedaan dari tingkat kesejahteraan di dua wilayah yang saling tumpang tindih

    generasi model, dimana alasan utama yang mempengaruhi migrasi adalah karena

    adanya perbedaan preferensi. Kemudian pada tahun 1996 Crettez et al.memperluas

    model Galor dengan memasukkan untuk tanah/kepemilikan tanah sebagai sebagai faktor

    ketiga dalam proses produksi.

    Sementara itu telah banyak kasus dan berbagai catatan tentang banyaknya

    perpindahan penduduk yang terjadi akibat adanya bencana alam yang disebabkan

    karena adanya perubahan iklim. Beberapa contoh antara lain : Kemarau di Amerika

    Serikat yang telah menyebabkan lebih dari 30.000 orang bermigrasi di tahun 1930-an

    (Rosenzweig dan Hillel 1993), Tsunami di Indonesia pada tahun 2004 mengungsi

    500.000 orang (FIG 2006), kekeringan di Burkina Faso dan Sudan dari 1968-1973

    mengungsi sekitar 1.000.000 orang (Afolayan dan Adelekan 1999; Hugo 1996). Untuk

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    20/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 19

    contoh lebih lanjut, lihat, misalnya, McLeman (2006), Ezra (2001), Morris et al. (2002),

    dan Kaye (1994).

    Pembentukan Model

    Model dibentuk berdasarkan dua wilayah, persamaan umum dan over-lapping

    model. Fokus untuk menganalisis migrasi internasional dan menerapkan asumsi bahwa

    perusahan berusaha untuk memaksimumkan profit dalam perekonomian global yang

    sangat kompetitif. Migrasi akan terjadi jika dianggap better-off ditempat tujuan dari

    pada didaerah asal. Pendekatan yang digunakan adalah bagaimana kesejahteraan dapat

    mempengaruhi migrasi, sementara itu perubahan iklim mempengaruhi tingkat

    kesejahteraan. Perjalanan pembentukan model dilakukan bertahap dengan menerapkan

    suatu skenario atau preposisi untuk menjelaskan hubungan variable-variabel diatas.

    Preposisi 1. Memperhatikan masalah optimisasi profit perusahaan dan hasil jangka

    panjang pada kasus yang terintegrasi setara dengan kasus-kasus autarky .

    Model dibangun dari fungsi produksi Cobb-Douglas, kemudian diturunkan dan

    dielaborasi dengan faktor dari perubahan iklim, dan faktor-

    faktor yang mempengaruhi produksi lainnya seperti upah, tingkat suku bunga, modal,tenaga kerja sehingga terbentuklah beberapa persamaan berikut sebagai pembentuk

    model dinamis yang menghubungkan perubahan iklim, perekonomian dan migrasi.

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    21/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 20

    Dimana :

    w = upah

    A = TFP (Total Faktor Produksi)

    K = Modal

    L = Tenaga Kerja

    si= tabungan

    T = temperature

    N = utara; S = Selatan

    i= N, S

    Negara-negara utara adalah negara-negara maju yang telah menjadi negara industry,

    sedangkan negara-negara selatan mewakili negara-negara yang berkembang dan

    terbelakang yang biasanya memiliki sistem perekonomian yang kurang modern.

    Preposisi 2. Variable Endogen Perubahan iklim adalah variable utama yang

    mempengruhi migrasi dunia dan mengurangi kesejahteraan per Kapita di wilayah Utara

    dan Selatan.

    Perkembangan ekonomi yang berbeda antara wilayah Utara dan Selatan membawa

    dampak penduduk memiliki kecenderungan untuk memilih migrasi ke Utara walaupuntanpa adanya perubahan iklim hal ini disebabkan oleh tingginya tingkat upah, tingginya

    arus perputaran modal, dan tingginya produktifitas di wilayah utara. Karena sekarang

    ada lebih banyak orang yang tinggal di utara, yang semuanya mencemari menurut

    dengan standar hidup Utara, ini jelas akan menyebabkan peningkatan emisi dan, karena

    itu, jangka panjang suhu. Perkiraan saat ini oleh PBB dari jumlah migran di utara adalah

    sekitar 10%. Dengan asumsi bahwa mereka mengarah gaya hidup sama dengan

    penduduk utara, ini dapat bekerja sebagai signifikan penyebar perubahan iklim. Denganmengurangi biaya migrasi dan meningkatkan jumlah migran, globalisasi meningkat

    akan meningkatkan suhu. Kenaikan produktivitas Utara secara langsung akan

    memperburuk perubahan iklim dengan meningkatkan kapasitas produktif dari utara,

    tetapi juga secara tidak langsung mempengaruhi suhu dengan membuat utara lebih

    menarik dan terkemuka untuk migrasi lebih.

    Namun aktifitas perekonomian dan tingkat migrasi yang tinggi di wilayah utara

    menyebabkan tingginya emisi CO2 yang dalam jangka panjang menyebabkan kenaikan

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    22/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 21

    temperature yang akhirnya membawa pada perubahan iklim. Kemudian didapatkan

    model migrasi dari selatan ke utara dari selatan, dan peningkatan temperature

    digambarkan semakin meningkat dengan peningkatan angka migrasi dan peningkatan

    modal, seperti tertera pada persamaan berikut:

    Proposisi 3. Perubahan iklim membuat perhatian terhadap kontrol di daerah perbatasan

    semakin meningkat yang mengarah pada penurunan utilitas di selatan dan meningkatkanutilitas di utara dan juga pada peningkatan suhu di Utara dan penurunan suhu di Selatan

    sehingga menciptakan kesenjangan.

    Keberadaan perubahan iklim membuat control daerah perbatasan dalam jangka

    panjang mengurangi migrasi dalam jangka panjang, terjadinya perbaikan lingkungan

    dan meningkatkan / menurunkan kesenjangan. Peningkatan arus

    migrasi ke wilayah utara dan kesadaran akan dampak kegiatan ekonomi yang membuat

    peningkatan temperature yang membawa pada perubahan iklim membuat pemerintah diwilayah utara memperketat kebijakan migrasi masuk dan juga memberlakukan

    penerapan teknologi hijau untuk mengurangi laju perubahan lingkungan. Salah satu

    upaya yang dapat diukur untuk memperketat adanya migrasi adalah dengan menerapkan

    pajak, persamaan pajak migrasi yang dipengaruhi perubahan iklim dalam dilihat pada

    persamaan berikut, dimana adalah pajak

    Proposition 4. Penerapan lebih banyak pajak yang diarahkan untuk “green” teknologi

    dalam upaya untuk mengurangi jumlah migrant yang masuk, memperbaiki lingkungan

    dan juga peningkatan/penurunan kesenjangan Utara-Selatan

    Model berikut memberikan gambaran bagaimana peningkatan pajak akan dapat

    menurunkan jumlah migrasi.

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    23/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 22

    Marchiori dan Schumacher (2009) menyimpulkan bahwa perubahan iklim dapat

    meningkatkan angka migrasi, perubahan yang kecil dapat mempengaruhi angka migrasi

    dalam jangka panjang. Kalibrasi angka sederhana menunjukkan bahwa jumlah migrant

    meningkat dengan 4 faktor jika terjadi penurunan produktifitas di selatan sebesar 5%,

    dan sebaliknya angka menunjukkan bahwa produktifitas diselatan akan berkurang lebih

    dari 5% dimasa mendatang. Sehingga dapat dikatakan bahwa migration akan merubah

    struktur persebaran penduduk dimasa mendatang jika tidak dikawal dengan kebijakan

    internasional yang layak untuk masalah ini.

    Kebijakan migrasi yang lemah akan membawa efek pada perubahan iklim dimana

    hal tersebut kan meningkatkan angka migrasi dan mempercepat laju perubahan iklim.

    Sementara itu investasi terhadap green technology dapat mengurangi arus migrasi

    dimasa mendatang dan juga dapat meningkatkan perbaikan lingkungan, namun masih

    belum jelas pengaruhnya terhadap kesenjangan Utara-Selatan.

    Penghitungan Data

    Tabel 2. Penghitungan data dan Simulasi Prediksi Migrasi

    Tabel 2. Menunjukkan hasil perhitungan kondisi saat ini dimana faktor perubahan

    iklim ditunjukkan oleh σ. Pada kondisi awal σ = 0, terlihat bahwa share migrasi di utara

    diperkiraka tahun 2050 akan menjadi 9%, kemudian ketika dilakukan simulasi dimana σ

    = -5%, maka share migrasi di utara berubah drastis menjadi 35.2%. Hal ini

    menunjukkan bahwa perubahan kecil pada perubahan iklim akan memiliki pengaruh

    yang besar pada migrasi.

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    24/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 23

    2.6.3 Migrasi Sebagai Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim (R. McLeman dan B.

    Smit, 2006)

    Hasil penelitian R. McLeman dan B. Smit menjelaskan bahwa migrasi dapat

    dilakukan sebagai adaptasi perubahan iklim (Gambar 3). Penelitiannya ini dimulai

    dengan asumsi bahwa perubahan iklim mempengaruhi perubahan lingkungan dan

    kondisi sosial ekonomi dari suatu komunitas. Jika komunitas tidak dapat melakukan

    adaptasi, maka rumah tangga sebagai bagian dari komunitas mungkin akan melakukan

    migrasi keluar. Tetapi jika rumah tangga mampu beradaptasi maka tidak akan ada

    migrasi keluar. Selanjutnya rumah tangga yang keluar tersebut pada akhirnya akan

    berkumpul lagi dengan rumah tangga di komunitas sebelumnya yang t idak melakukan

    migrasi. Jika komunitas ini digabung dengan komunitas dari luar dan dikurangi dengan

    rumah tangga yang keluar akan membentuk suatu komunitas baru. Hal ini terus

    berlangsung membentuk suatu siklus migrasi.

    Gambar 3. Model Migrasi Sebagai Akibat Perubahan Iklim

    2.7 Upaya-Upaya untuk Mengatasi Migrasi Akibat dari Perubahan Iklim

    Migrasi penduduk dapat membawa hal yang positif dan negatif terhadap daerah

    tujuan migrasi. Dampak negatif yang mucul akibat datangnya begitu banyak penduduk

    kesuatu wilayah dapat menyebabkan terjadinya persaingan terhadap sumber daya alam

    yang dapat mengakibatkan terjadinya konflik, terutama didaerah perkotaan yang tidak

    siap menampung pendatang dalam jumlah yang besar (Martin, 2010).

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    25/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 24

    2.7.1. Adaptasi dan Mitigasi

    Berbagai upaya dilakukan manusia untuk mengantisipasi perubahan iklim,

    diantaranya adalah dengan melakukan adaptasi dan mitigasi (Setiadi, 2009). Pada

    dasarnya mitigasi merupakan usaha penanggulangan untuk mencegah terjadinya

    perubahan iklim yang semakin buruk dengan menurunkan laju emisi gas rumah kaca

    global sehingga konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer masih berada dalam tingkatan

    yang dapat ditolerir. Sedangkan adaptasi merupakan penyesuaian apapun yang terjadi

    secara alamiah didalam ekosistem atau dalam sistem manusia sebagai reaksi terhadap

    perubahan iklim yang sedang terjadi yang terkait dengan perubahan-perubahan

    lingkungan (Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2007). Apabila kedua cara ini

    tidak berhasil, maka degradasi lingkungan dan berbagai bencana akibat perubahan iklim

    ini dapat menyebabkan mobilitas atau migrasi penduduk.

    Beberapa contoh proses adaptasi dan mitigasi yang dilakukan oleh manusia antara

    lain (Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2007):

    1. Menanam tanaman yang lebih tahan terhadap kekeringan dan hama serta menanam

    berbagai varitas tanaman untuk meminimalkan resiko gagal panen.

    2. Petani ternak beradaptasi dengan memanfaatkan pakan ternak darurat dan keragaman

    species.

    3. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya masyarakat membuat kerajinan tangan.

    4. Menampung air hujan dengan membangun tanggul untuk mengairi lahannya pada

    musim kering.

    5. Masyarakat dipesisir pantai meninggikan lantai rumah mereka untuk menghadapi rob

    dan pasang laut.

    6. Menanam hutan mangrove/bakau.

    7. Program REDD (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation).

    Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim,

    diperlukan dukungan dari berbagai pihak dan penegakan hukum yang tegas, tata

    kepemerintahan yang baik (Good Governance) , persiapan dan rekayasa sosial, serta

    sosialisasi dan pendidikan yang intensif. Kegagalan proses adaptasi dan mitigasi dapat

    mengakibatkan seseorang putus asa atau stres karena berbagai kebutuhannya seperti

    kebutuhan ekonomi, sosial, dan psikologi t idak terpenuhi.

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    26/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 25

    2.7.2. Program Keluarga Berencana

    Upaya yang lainnya adalah dengan melakukan pengendalian jumlah penduduk. Isu

    mengenai jumlah penduduk yang terlampau besar sudah dibahas di tingkat dunia.Di

    Indonesia sendiri upaya pengendalian jumlah penduduk dilakukan dengan menggalakan

    program Keluarga Berencana (KB) dengan menunjuk Badan Koordinasi Keluarga

    Berencana Nasional (BKKBN) sebagai lembaga untuk menyukseskan program KB.

    Jumlah penduduk menjadi suatu faktor yang sangat penting untuk diamati dalam

    upaya untuk mengatasi dampak buruk dari perubahan iklim. NAPA (National

    Adaptation Programmes of Action) melaporkan bahwa pertumbuhan penduduk yang

    cepat berhubungan dengan percepatan perubahan iklim, dimana ada tiga isu yang

    antara lain ; (i) Pertumbuhan penduduk menyebabkan berkurangnya persediaan

    kekayaan alam misalkan terjadinya erosi dan deforestation (penggundulan hutan); (ii)

    Jumlah penduduk yang tinggi diperkirakan akan meningkatkan permintaan akan air

    bersih, makanan; (iii) peningkatan jumlah penduduk akan meningkatkan kerentanan

    manusia kepada bencana alam misalkan membuat penduduk terpaksa mengungsi karena

    terjadinya kerawanan pangan, kekeringan dan penyebaran penyakit (dalam Bryant,

    Carver,D Butlerc & Anaged, 2009).

    Sementara itu hal yang serupa disampaikan Harmadi (2010), dimana peningkatan

    jumlah penduduk akan berbanding lurus dengan permintaan jumlah konsumsi energi.

    Harmadi (2010) menambahkan bahwa peningkatan permintaan energy bukan hanya

    sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk, tetapi juga terpengaruh pada struktur,

    pendapatan dan gaya hidup penduduk tersebut. Semakin tinggi pendapatan, banyak

    jumlah usia produktif, semakin meningkat urbanisasi maka kebutuhan energy akan

    semakin meningkat. Padahal untuk setiap penggunaan energy maka akan berbanding

    lurus dengan peningkatan emisi CO 2 yang merupakan penyebab utama pemanasan

    global, sehingga semakin besar jumlah penduduk beserta semua aktifitas ekonomi dan

    gaya hidupnya akan berdampak pada semakin besar penggunaan energy dan berujung

    pada semakin besar emisi gas yang akan menambah percepatan pemanasan global.

    Sedangkan dalam wawancara dengan Nurlambang, dia menekankan bahwa upaya

    peningkatan kesadaran masyarakat terhadap dampak perubahan iklim perlu diupayakan.

    Salah satu pendekatannya adalah dengan melalui peningkatan kualitas melalui keluarga

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    27/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 26

    kecil. Keluarga kecil memungkinkan kualitas hidup yang lebih baik untuk tiap keluarga

    karena beban keluarga yang tidak besar. Sehingga alokasi sumber daya keluarga dapat

    diarahkan untuk peningkatan kualitas pengetahuan dan kesadaran penduduk terhadap

    perubahan iklim dan akhirnya dapat mengubah perilaku hidup sehingga adaptasi

    keluarga terhadap perubahan iklim menjadi lebih besar. Adaptasi yang lebih besar dapat

    mengurangi dampak buruk dari perubahan iklim yang terjadi.

    Fakta-fakta diatas menunjukkan bahwa penduduk baik angka jumlah dan juga

    percepatannya harus mendapatkan perhatian khusus terutama dalam kaitannya dengan

    penanganan isu perubahan iklim dan dampak buruk yang menyertainya. Presiden Zou

    dari China menyatakan bahwa “Family Planning is the Greenest Technology” pada

    Conferensi Perubahan iklim di Copenhagen dimana system keluarga berencana yang

    diterapkan di China diklaim memiliki peran dalam mengurangi kelahiran sebanyak 400

    juta sehingga mampu mengurangi emisi gas CO2 sebanyak hingga 18 juta ton

    pertahunnya.

    Melihat begitu besarnya pengaruh jumlah penduduk terhadap perubahan iklim hal

    tersebut membuat pengendalian jumlah penduduk juga menjadi hal yang penting dalam

    hal ini. Hal tersebut menjadikan peran program pengendalian dan keluarga berencana

    merupakan hal yang prioritas yang harus terintegrasi dengan program lainnya untuk

    mengatasi dampak buruk dari perubahan iklim.

    2.7.3. Penerapan Pemerataan Pembangunan dan Penerapan Green Technology

    Upaya lain adalah dengan melakukan pemerataan pembangunan dan penggunaan Green

    Technology (Marchiori dan Schumacher, 2009) yaitu dengan menerapkan lebih banyak

    pajak yang diarahkan untuk “green” teknologi dalam upaya untuk mengurangi jumlah

    migrant yang masuk untuk menghindari percepatan perubahan iklim dan memperbaiki

    lingkungan.

    2.7.4. Penerapan Kebijakan Migrasi akibat Perubahan Iklim yang Tepat

    Diperlukan adanya suatu strategi adaptasi agar manusia bisa tetap tinggal pada

    daerah tempat tinggalnya saat ini dan dilain pihak juga diperlukan kebijakan yang layak

    mengenai daerah tujuan migrasi bila memang diperlukan. Menurut Setiadi (2009),

    dalam mengatasi migrasi perubahan iklim dapat mencakup dua jenis kebijakan yaitu

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    28/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 27

    kebijakan pada daerah tujuan (climate-forced migrants destination) dan kebijakan pada

    daerah asal (climate-influenced origin) .

    Kebijakan Pada Daerah Tujuan Climate-Forced Migrants . Pada dasarnya kebijakan

    ini perlu dikembangkan untuk merespon masyarakat yang melakukan migrasi

    menuju pada daerah tujuan baru. Keb ijakan ini lebih berorientasi pada upaya

    antisipasi mengingat migrasi ini tidak tampak secara nyata, karena dianggap

    sebagai fenomena alamiah yang tidak dapat dilepaskan dalam perkembangan kota.

    Kebijakan Pada Daerah Asal (Climate-Influenced Origin). Kebijakan ini pada

    dasarnya untuk merespon masyarakat yang tetap tinggal pada daerah yang

    dipengaruhi oleh dampak perubahan iklim dan memilih untuk tidak melakukanmigrasi. Adapun kebijakan yang ini sering disebut sebagai kebijakan adaptasi

    perubahan iklim.

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    29/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 28

    BAB IV. HASIL WAWANCARA NARASUMBER

    ( REFERENSI )

    TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN BAPAK TRIARKO NURLAMBANG

    “HUBUNGAN MIGRASI DENGAN PERUBAHAN IKLIM”

    Oleh : Mardiana, Dewi Ratna Sari dan Muthiatun Nuriah

    Kampus FMIPA Jurusan Geografi Universitas Indonesia

    Depok, 19 Maret 2013

    Terimakasih atas kesediaan bapak meluangkan waktu untuk kami, kami kesini

    dalam rangka menyelesaikan tugas kuliah tentang climate change dan migrasi yang

    mana dosen kami pak Chotib menyarankan untuk bertemu dengan Bapak sebagai ahli

    climate change di Indonesia. Jadi kedatangn kami kesini ingin bertanya tentang

    bagaimana climate change di Indonesia, bagaimana dampaknya dan terutama terhadap

    migrasi penduduk.

    TN (Triarko Nurlambang) : Perubahan iklim kalau di Indonesia, kasus di

    wilayah pesisir banjir rob merupakan bagian dari akibat Enviromental Disaster . Karena

    kejadian gejala alam timbul rob, rumah penduduk kebanjiran, makanya penduduk

    mengungsi. Pertanyaannya apakah rob itu merupakan bagian dari perubahan iklim atau

    gejala alam yang lain seperti adanya gerhana bulan sehingga menimbulkan air pasang.

    Ini memang belum jelas, tapi ada gejala bahwa rob itu semakin tinggi dan semakin

    lama. Ada sebagian peneliti yang berpendapat bahwa rob itu disebabkan karena

    perubahan iklim sebagian lagi berpendapat tidak, rob disebabkan gejala alam. Karena

    Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di lintang rendah sehingga

    kejadian ekstrim akibat perubahan iklim di Indonesia ada tapi tidak ekstrim seperti

    didaerah yang lintangnya tinggi seperti daerah kutub.

    Pertanyaannya yang berkaitan dengan migrasi, kapan seseorang memutuskan

    untuk pindah kalau daerahnya terkena dampak bencana ekstrim. apakah langsung atau

    pelan-pelan secara gradual. Tetapi yang jelas seseorang akan pindah kalau kejadian

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    30/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 29

    ekstrim tersebut menyebabkan tempat tinggalnya sudah tidak layak untuk ditempati dan

    sudah tidak bisa mencari nafkah di tempat itu sehingga dia harus migrasi. Tetapi logika

    ini menjadi perdebatan diantara pakar, karena keputusan untuk pindah juga berlaku di

    negara yang keterikatan dengan daerahnya kuat. Jadi ada faktor indiginous people

    (faktor budaya) yang menjadi push factornya sehingga orang tidak mau lagi tinggal di

    daerah tersebut.

    Perdebatannya adalah seberapa tajam kita bisa mengidentifikasi daerah yang

    terkena bencana ( displacement area ), memang kalau di pesisir utara daerah yang

    terkena rob semakin banyak. Tetapi mudahkan kita mengidentifikasi bahwa kejadin itu

    purely karena perubahan iklim atau karena kejadian alam lain atau keduanya terjadi

    secara sumultan. Seperti yang terjadi di pantai utara terjadi penurunan permukaan tanah

    akibat exploitasi air dalam tanah, Rob yang terasa lebih tinggi ini karena naiknya

    permukaan air laut akibat perubahan iklim atau karena daratannya yang semakin

    menurun akibat aktivitas manusia yang melakukakan pembangunan sehingga rob itu

    seakan bertambah tinggi airnya.

    Ini memang perlu penelitian sendiri,tetapi faktanya rob semakin sering, semakin

    lama dan semakn tinggi. Misalkan suatu kolam dengan level airnya, kemudian ada

    piring diatasnya. jika piringnya kosong maka akan mengembang, tetapi jika ditambah

    beban lama kelamaan akan tenggelam. Tetapi yang jadi pertanyaan ini akibat apa,

    perubahan iklimkah atau gejala alam?Hampir semua menyetujui bahwa ini akibat

    perubahan iklim, tapi seberapa persen pengaruh perubahan iklim tersebut

    mempengaruhi kejadian tersebut belum diketahui.

    Saya membuat komparasi perubahan iklim dan migrasi di Indonesia dengan

    negara-negara di Barat. Kasus migrasi akibat perubahan iklim di Indonesia dan di

    negara lain sama,Yang menarik adalah indiginous people di Indonesia tidak sama

    dengan di negara lain. Contoh kasus di Jakarta Utaraterjadi displament area akibat

    kejadian ekstrim sehingga ada banjir rob, mereka pindah tetapi sementara, setelah itu

    mereka akan pindah kembali karena keterikatannnya dengan daerah tersebut kuat.

    Karena ditempat itu mereka biasa mencari nafkah. Kalau kemudian tinggal ditempat

    yang baru biayanya tidak murah karena harus memulai dari awal, sehingga mereka

    cenderung kembali sehingga faktor culture keterkaitan dengan alamnya kuat.

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    31/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 30

    Hal yang banyak dikaji saat ini salah satunya di LIPI, saya nanti siang harus

    menjadi pe review salah satu proposal penelitian di LIPI tentang tema ini juga. Climate

    Change dan Migrasi. Adalah bagaimana climate change (cc) mempengaruhi keputusan

    seseorang untuk bermigrasi. Pendekatannya memang masih menggunakan teknik

    wawancara mendalam. Biasanya ketika dilakukan wawancara responden memang tidak

    menyebutkan secara langsung penyebabnya karena alasan cc, tapi kebanyakan

    disebabkan oleh alasan ekonomi dan lainnya.

    Pak, apakah tidak mungkin hal tersebut dikarenakan karena respondennya itu

    tidak mengenal / belum menyadari dampak cc?

    TN: Iya oleh karena itu penggalian data memang harus kualitatif dan bukan

    kuantitatif. Karena memang pada teknik kualitatif bias lebih dalam digali tentang hal ini

    dari responden. Data migrasi akibat perubahan iklim sebaiknya data kualitatif atau

    primer, karena harus memperhatikan faktor budaya. Selain itu kalau kualitatif

    kesempatan untuk mengeksplorasi seberapa persen migrasi akibat perubahan iklim

    dapat terjawab. Jadi kualitatif untuk mengetahui decision making proses untuk migrasi,

    kuantitatif untuk mengukur gejala alamnya.

    Jadi pak analisis dari climate change dan perubahan iklim ini tidak bisa yang pak diukur dengan analisis makro?

    TN : Sebetulnya jika kita masukkan angkanya saja mungkin terlihat ada pola

    tertentu. Misalkan masukkan perubahan suhu dan angka migrasi? Itu mungkin terlihat

    pola yang sama-sama meningkat tapi apakah yakin bahwa kedua hal tersebut

    berhubungan? Sulit jika hanya menjelaskan dari hal tersebut. Karena banyak factor

    seperti kebudayaan dan juga kultur.

    Misalkan hati-hati mengukur cc dan migrasi di kota padang / Sumatra barat,

    karena disanakan memiliki budaya merantau, hal-hal tersbut yang benar-benar harus

    diperhatikan selain data-data statistic yang ada saja. Jadi memang yang terbaik adalah

    menggunakan mix-method sehingga dapat menerangkan kejadian-kejadian cc dengan

    lebih utuh. Karena kalau di Indonesia faktor migrasi akibat perubahan iklim sulit

    dihitung karena faktor budaya begitu kuat seperti di Padang ini ada budaya merantau,

    karena kalau ini tidak diperhatikan pasti akan bias.

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    32/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 31

    Indonesia adalah salah satu negara yang penduduknya memiliki keterikatan yang

    kuat dengan tanah airnya (tempat tinggalnya) banyak contoh yang dapat diliat, seperti

    kejadian tsunami yang sangat besar tersebut, ketika kejadian tsunami memang

    penduduk terpaksa pindah namun ketika situasi membaik mereka kembali ke tempat

    asal mereka tinggal, begitu pula penduduk di kepulauan mentawai lokasi yang sangat

    rawan, tetap mereka kembali. Sama halnya dengan penduduk di daerah Jakarta utara,

    ketika banjir mereka pindah (mengungsi) namun ketika daeraha tersebut sudah

    membaik mereka kembali. Banyak alasan yang digunakan salah satunya adalah alasan

    tempat pekerjaan karena ditempat tersebut mereka sdah kenal dan tahu apa yang

    dilakukan untuk mencari pekerjaan, dibandingkan mereka harus ke tempat asing yang

    belum tahu apa yang mesti dilakukan ditempat baru itu.

    Awalnya IPCC sudah mulai tergerak untuk tidak hanya terfokus pada perubahan

    iklim akibat gejala atmosphric dimana perubahan iklim disebabkan karena faktor suhu,

    arah angin, gerhana, gelombang air laut, pasang surut dan sebagainya. Tetapi juga

    akibat siklus hidrologi. dimana ada intervensi atau pengaruh manusia terhadap

    perubahan siklus hidrologi yang mempengaruhi perubahan iklim dimana fungsi tanah

    apabila terganggu akan menyebabkan curah hujan terganggu. Selain itu air hujan yang

    apabila tidak terserap akan menimbulkan banjir dan mempengaruhi curah hujan.

    Bagaimana dampak cc di Indonesia?

    TN : Di Indonesia kejadian ekstrim akibat perubahan iklim tidak begitu sering

    terjadi,jika dibandingkan dengan daerah yang lintangya tinggi seperti daerah kutub,

    Australia Selatan, Selandia Baru, Eropa dan sebagainya. Karena indonesia terletak di

    daerah tropis yang lintangnya rendah, selain itu lautan Indonesialuas, dan sifat airmenetralisir sehingga perbedaan suhu minimum dan maksinum tidak begitu ekstrim.

    Karena dalam satu hari suhu minimum dan maksimum bepengaruh terhadap kesehatan,

    dimana bisa menimbulkan penyakit seperti malaria dan diare. Ini diakibatkan karena

    ulah manusia, contohnya saja kejadian lokal seperti menanam pohon, perumahan

    sekarang jarang yang menanam pohon, semuanya di semen dan di konblok. Ini dari sisi

    individu kalau keseluruhan? Di Indonesia penambahan suhu khususnya di daerah

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    33/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 32

    perkotaan, meningkat 1,5-2 O C jadi memang lebih panas, ini berkaitan dengan kejadian

    lokal juga.

    data-data migrasi yang ada sekarang belum dapat menjekaskan gejala perubahan

    iklim sehingga harus pakai data kualitatif. Misalkan apa benar kejadian ekstrim akibat

    perubahan iklim? dimana indonesia akan kehilangan banyak puluhan pulau sehingga

    akan terjadi eksodus besar-besaran ke Australiakarena tidak mungkin ke negara Asia

    lain yang sama-sama miskin. Tetapi ini tidak mungkin terjadi karena faktor budaya di

    indonesi kuat, selain itu kejadian ekstrim terjadi tidak langsung tetapi gradual jadi

    kemampuan beradaptasi pasti terbentuk.

    Bagaimana dampak perubahan iklim di Indonesia?

    TN: Hubungannya dengan lebih berpengaruh kepada pertanian, produk

    hortikultura berhubungan dengan musim hujan jika pola musin hujan bergeser maka

    pola kehidupan keluarga petani juga berbeda karena berkaitan dengan pekerjan mereka.

    Pertanyannya apakah perubahan iklim bisa menyebabkan perubahan pengambilan

    keputusan secara langsung atau tidak langsung? apa migrasi karena keputusan ekonomi

    atau karena dispalcement area ? atau kemampuan petani untuk beradaptasi juga

    mempengaruhi keputusannya untuk pindah, seperti menyesuaikan apa yang ditanamnyayang sesuai dengan kondisi daerahnya.

    Seperti di daerah yang terkena rob bisa juga melakukan beradaptasi dengan

    membuat rumah panggung, atau memelihata bebek. Adaptasi ada levelnya juga, ada

    yang survive ada yang tidak. Kunci permasalahan perubahan iklim adalah jumlah

    penduduk, oleh karena itu Keluarga Berencana (KB) merupakan solusi untuk perubahan

    iklim, yang jadi masalah dampaknya ini baru terlihat jangka panjang. Salah satu

    pendekatannya adalah dengan melalui peningkatan kualitas melalui keluarga kecil.Keluarga kecil memungkinkan kualitas hidup yang lebih baik untuk tiap keluarga

    karena beban keluarga yang tidak besar. Sehingga alokasi sumber daya keluarga dapat

    diarahkan untuk peningkatan kualitas pengetahuan dan kesadaran penduduk terhadap

    perubahan iklim dan akhirnya dapat mengubah perilaku hidup sehingga adaptasi

    keluarga terhadap perubahan iklim menjadi lebih besar. Adaptasi yang lebih besar dapat

    mengurangi dampak buruk dari perubahan iklim yang terjadi. Dan biasanya yang

    melakukan migrsi adalah orang-orang yang tidak mampu beradaptasi yang tidak

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    34/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 33

    mempunyai pengetahuan dan kemampuan secara ekonomi.Tetapi kalau manusianya

    berkualitas pasti mampu beradaptasi sehingga peran KB disini berfungsi, sehingga

    migrasi akan turun.

    Dalam salah satu literature kami menyebutkan bahwa tsunami di aceh beberapa tahun

    yang lalu terjadi akibat dari perubahan iklim bagiamana menurut bapak?

    TN : Tsunami terjadi akibat gejala geologi bumi dimana, bumi terdiri dari

    lempengan yang masing-masing terdiri dari bebatuan yang berbeda sehingga

    gerakannnya juga berbeda, sehingga kalau terjadi benturan bisa berakibat bencana.

    Namun perlu dipahami bahwa Bumi ini merupakan suatu sistem yang salingmempengaruhi, perubahan gejala alam disuatu sisi dapat mempengaruhi perubahan

    disisi lain. Misalkan ketika letusan gunung terbesar dalam sejarah terjadi di gunung

    danau toba itukan gejala geologi mengakibatkan awan dan debu menutupi sebagian

    bumi dan membuat perubahan iklim karena terhalangnya sinar matahari, daerah-daerah

    yang tadinya tidak ada salju, tiba-tibua waktu itu menjadi turun salju. Dan bisa saja

    (mungkin) perubahan iklim mempengaruhi gejala geologi (namun masih t idak diketahui

    besarnya dan bagaimana cara kerjanya).

    Baik kami rasa informasi yang Bapak berikan sudah cukup banyak dan bermanfaat

    sekali untuk penulisan paper kami. Kami sekali lagi mengucapkan banyak

    terimakasih

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    35/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 34

    BAB III. KERANGKA PIKIR ANALISIS

    Jumlah penduduk yang besar, pembangunan ekonomi, dan berbagai aktivitasekonomi yang dilakukan manusia telah menyebabkan penggunaan energi yang besar

    sehingga menghasilkan banyak emisi CO 2 yang menyebabkan pemanasan global.

    Pemanasan global ini telah menyebabkan perubahan iklim yang pada akhirnya

    menimbulkan berbagai kerawanan, bencana, dan degradasi lingkungan. Berbagai upaya

    telah dilakukan seperti pengendalian jumlah penduduk, pemerataan pembangunan,

    penggunaan green technology , mitigasi dan adaptasi. Jika semua upaya tersebut tidak

    berhasil maka akan menyebabkan terjadinya migrasi penduduk dalam upaya mencari

    tempat yang lebih layak untuk kehidupan. Untuk menggambarkan lebih jelas mengenai

    pengaruh perubahan iklim terhadap migrasi dan bagaimana upaya penanggulangannya

    dapat dilihat pada gambar 4 dibawah ini.

    Gambar 4. Alur Perubahan Iklim Terhadap Migrasi dan Upaya Penanggulangannya

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    36/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 35

    DAFTAR PUSTAKA

    BKKBN, 2011, Analisa Dampak Kependudukan Terhadap Daya Dukung Dan DayaTampung Lingkungan, Dinamika Kependudukan dan Perubahan Iklim , Direktorat

    Analisis Dampak Kependudukan

    Bryant,Leo, Carver, Louise, Butlerc, Colin D & Anaged, Ababu. 2009 . “Climate change

    and family planning: least- developed countries defne the agenda”. Bull World

    Health Organ 2009;87:852 – 857 | doi:10.2471/BLT.08.062562

    Brown, oli, 2008, Migration and Climate Change , IOM Migration Researches Series:

    31

    Chotib, 2013, Migrasi, Materi Kuliah Program Pascasarjana.....UI, ( Maret, 2013 )

    Cohen, Joele, 2010, Population and Climate Change, Proceedings of the American

    Philosophical Society Vol. 154 No.2 June 2010

    Grothmann, T & Patt, A. (2005) Adaptive capacity and human cognition: The process

    of individual adaptation to climate change. Global Environmental Change,15,199-

    213.

    Harmadi, Sonny Harry B, 2010, Energi dan Penduduk, Jakarta

    Imboden, Dieter, Dr, Prof; 2004, Understanding The Effect Of Climate Change On

    Human Migration The Contribution Of Mathematical and Conceptual Models ,

    Diploma Thesis Department Of Environmental Sciences, Swiss Federal Institute

    of Technology

    Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2007, Rencana Aksi Nasional Dalam

    Menghadapi Perubahan Iklim , Jakarta

    Martin, Susan, 2010, Climate Change, Migration, and Governance , Global Governance

    (16:3), 397 – 414

    Marchiori, luca & Ingmar Schumacher, 2009, When nature rebels : international

    migration, climate change, and inequality , Journal Population & Economic 24:

    569 – 600

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    37/38

    Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Migrasi Page 36

    Martine, George. 2009. “Population Dynamics and Policies in the Context of Global

    Climate Change ?” Population Dynamics and Climate Change 9-30 . ED. José

    Miguel Guzmán, George Martine, Gordon McGranahan, Daniel Schensul Cecilia

    Tacoli UNFPA. 2009

    Mclemen, Robert Andrew, 2005, Migration as human adaptation to climate change ,

    University of Guelph, Canada

    Nurlambang, Triarko, 2008. Climate Change And Migration Dynamic; A Comparison

    Between Archipelago Developing Country And Continent Developed Country,

    Nautilus Institute at RMIT, Melbourne

    Nurlambang, Triarko, 2013. Wawancara mendalam dengan Triarko Nurlambang 19Maret 2013, di Fakultas Geografi Universitas Indonesia Depok.

    Setiadi, Rukuh, Fajar H Mardiansjah & Nila A.H. Pratiwi, 2009, Alternatif Kebijakan

    Antisipasi Migrasi Perubahan Iklim di Kota Semarang , Riptek, Vol.3, No.2,

    Tahun 2009, Hal: 53 – 62

    Sillimsn, Jael. 2009. “In Search of Climate Change Justice : Refuting Dubious Linkage,

    Affirming Right”. Arrows for Change. Vol 15 No 1. 2009

    Todaro, M.P.,& Smith, 2003, Pembangunan Ekonomi di Dunia ketiga jilid 1,Erlangga,

    Jakarta.

    Van Aalst, Maarten K.2006. The impacts of climate change on the risk of natural

    disasters. Disasters, 2006, 30(1): 5−18. © Overseas Development Institute, 2006

    Published by Blackwell Publishing, 9600 Garsington Road, Oxford, OX4 2DQ,

    UK and 350 Main Street, Malden, MA 02148, USA

    Yuniartanti, Rizki Kirana, 2012, Migrasi VS Adaptasi Sebagai Solusi Dampak Perubahan Iklim di Kawasan Perkotaan, Temu Ilmiah IPLBI 2012, Fakultas

    Geografi, Universitas Gadjah Mada

    Zhou, Jingkui, 2011, Climate Change, Health and Migration in Urban China , Institute

    of Economics, School of Economics, Nankai University, Tianjin, China

    Zlotnik, Hania. 2009. “Does Population Matter for Climate Change?” Population

    Dynamics and Climate Change Page 31-44 . ED. José Miguel Guzmán, George

    Martine, Gordon McGranahan, Daniel Schensul

  • 8/18/2019 Ektan - Paper Migrasi&Climatechange Kelompok IV

    38/38