ektum praktikum 12
TRANSCRIPT
PRAKTIKUM XII
Topik : Asosiasi dan Interaksi Antar Spesies
Tujuan : Untuk mengamati asosiasi dan interaksi antar spesies tumbuhan
dalam suatu komunitas.
Hari/tanggal : 1 - 4 Maret 2007
Tempat : Pantai Batakan Kabupaten Tanah laut
I. ALAT DAN BAHAN
Alat : 1. Meteran rol
2. Kertas koran
3. Kantung plastik
4. Kertas label
5. Patok
II. CARA KERJA
1. Menentukan area stand secara subyektif, yaitu pada vegetasi herba yang
cukup homogen
2. Membuat area kajian seluas 10x10 m, dan menentukan sisi-sisi yang
menjadi sumbu X dan Y
3. Menentukan 6 spesies tumbuhan untuk dikaji asosiasi dan interaksinya
berdasarkan kajian pola distribusi pada praktikum terdahulu (Praktikum
Pola Distribusi)
4. Mengambil plot sebanyak 100 buah plot ukuran 1x1 m2 secara acak (sistem
undian) pada stand kajian tersebut
5. Mencatat spesies apa saja yang terdapat pada setiap plot (diantara spesies
yang telah ditentukan) tanpa menghitung kerapatan maupun penutupnya.
97
6. Menyusun data yang didapat ke dalam tabel seperti di bawah ini :
NoKombinasi
spesiesA & B hadir
A hadir, B absen
A absen, B hadir
A & B absen
Jumlah
123456
dst.
1. Untuk menentukan apakah dua spesies yang berbeda ada asosiasi atau
tidak, menggunakan perhitungan X2 dengan menggunakan tabel
contigency seperti di bawah ini :
Simbol dan deskripsiJumlah kuadrat
observasiJumlah kuadrat harapan
(H)X2 = (O-H)2/H
a= A & B hadir
b= A hadir, B absen
c= A absen, B hadir
d= A & B absen
p
q
r
s
(a+b) x (a+c) = k 100
(a+b) – k = l
(a+c) – k = m
100 – (k + l + m)
8. Dari perhitungan X2 dalam tabel contigency di atas, maka dapat ditentukan
apakah dua spesies ada asosiasi atau tidak dengan cara :
a. Bila X2 hitung X2
tabel, maka dikatakan bahwa kedua spesies itu
terdistribusi secara acak atau tidak ada asosiasi
b. Bila X2 hitung X2
tabel, maka kedua spesies ada asosiasinya.
c. Penentuan asosiasi positif dan negatif berdasarkan perbandingan jumlah
kuadrat teramati dan yang diharapkan menurut kesempatan. Biula
jumlah kuadrat teramati yang berisi spesies A dan B saja lebih besar
dari yang diharapkan menurut kesempatan, dan jumlah kuadrat
teramati yang berisi kedua spesies lebih kecil dari yang diharapkan,
maka asosiasinya adalah negatif. Sebaliknya jika jumlah kuadrta
teramati yang berisi spesies A dan B saja lebih kecil dari yang
diharapkan menurut kesempatan dan jumlah kuadrat teramati berisi
kedua spesies lebih besar dari yang diharapkan menurut kesempatan,
maka asosiasinya adalah positif.
98
III. TEORI DASAR
Kebanyakan komunitas tumbuhan yang berada di alam ini terdiri atas lebih
dari satu populasi. Mereka memperlihatkan adanya pengaruh populasi non-
tumbuhan, seperti dari golongan dekomposer (bakteri dan fungi) yang ada dalam
tanah, potongan parasitik, dan hewan herbivora. Interaksi antara berbagai populasi
dapat memodifikasi potensi genetis tiap spesies untuk menghasilkan suatu
komunitas, berdasarkan pada optimal ekologis dan kisaran ekologis (Barbour et
al, 1987).
Suatu asosiasi adalah unit vegetasi yang hanya menempati suatu bagian di
permukaan bumi yang relatif sempit, yaitu suatu tempat atau daerah dengan
kondisi edafik tertentu. Menurut Kongres Botani Internasional tahun 1910, suatu
asosiasi harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : a) Mempunyai komposisi
florostik relatif tetap, b) Memperlihatkan fisionomi relatif seragam, c) Terdapat
pad a tipe habitat yang relatif konsisten (Barbour et al, 1987).
Asosiasi jenis tumbuhan tidak berarti merupakan benyuk yang harmonis
dari berbagai kegiatan yang bertujuan sama. Namun adanya individualitas
tumbuhan tidak berarti menghambat adanya hubungan tertentu diantara tumbuhan
dalam suatu komonitas, hubungan tersebut dapat berupa : a) Pesaing langsung,
yang bersaing untuk sumber lingkungan yang sama dengan ,menempati strata
sama, b) Jenis dependen, yang hanya dapat hidup pada niche tertentu yang
diihasilkan oleh pohon, c) Jenis pelengkap, tidak bersaing satu sama lain, karena
persaratan untuk hidup mencukupi dengan menempati strata yang berbeda, atau
irama musiman yang berbeda (Muller-Dombois & Ellenberg, 1974).
Menurut Kershaw (1973), Leiman (1978), kajian level asosiasi itu dapat
ditempuh dengan memasangkan jenis yang diteliti dengan parameter kekerapan.
Pengambilan sampel di lapangan berdasarkan premis (dasar pikiran) bahwa
interaksi positif akan menghasilkan hubungan ruang (sparial) positif antara
partnernya. Kalau satu partnernya didapatkan di dalam sapling, maka
kemungkinan besar akan diketemukan partner yang tumbuh berdekatan. Dua
populasi saling menarik satu sama lain, dan hadir dalam pola nonrandom, atau
mengelompok. Hal yang sama juga terjadi pada interaksi negatif yang akan
99
menghasilkan hubungan spatial negatif yakni ; dua populasi saling mengusir satu
sama lain dan hadir dalam pola nonrandom dan regular. Jika tidak ada interaksi
antara populasi yang mana lokasi individu suatu spesies yang tidak berpengaruh
terhadap lokasi individu spesies lainnya, maka dua individu tersebut dalam
populasi dikatakan tersebar secara acak (Hardjosuwarno, S. 1994).
IV. HASIL PENGAMATAN
I. Asosiasi data
No Kombinasi Hadir
Keduanya(1) hadir (2) absen
(1) absen (2) hadir
Absen Keduanya
Jumlah (e)
1 (1) A & B (2) 71 16 8 4 1002 (1) A & C (2) 57 31 5 7 1003 (1) A & D (2) 55 32 5 8 1004 (1) B & C (2) 51 29 11 9 1005 (1) B & D (2) 49 31 10 10 1006 (1) C & D (2) 400 22 19 19 100
Keterangan :
A = Fimbristylis sp.
B = Erigeron sp.
C = Borreria alata
D = Mitracarpus pilosus
1. Kontigens A dan B
Symbol dan Deskripsi
O H X2 hitung X2 tabel
A & B Hadir 72 (a) 70,4 (S) 0,036
A hadir B
absen16 (b) 17,6 (T) 0,145
A absen B
hadir8 (c) 9,6 (V) 0,267
A & B absen 4 (d) 2,4 (M) 1,067
Jumlah 1.515 9.488
X2 hitung < X2 tabel Tidak terjadi asosiasi
100
2. Kontigens A dan C
Symbol dan Deskripsi
O H X2 hitung X2 tabel
A & C Hadir 57 (a) 54,56 (S) 0,109
A hadir C
absen31 (b) 33,44 (T) 0,178
A absen C
hadir5 (c) 7,44 (V) 0,800
A & C absen 7 (d) 4,56 (M) 1,306
Jumlah 2,3939.488
X2 hitung < X2 tabel Tidak terjadi asosiasi
3. Kontigens A dan D
Symbol dan Deskripsi
O H X2 hitung X2 tabel
A & D Hadir 55 (a) 52,2 (S) 0,150
A hadir D
absen32 (b) 34,8 (T) 0,225
A absen D
hadir5 (c) 7,2 (V) 0,672
A & D absen 8 (d) 5,8 (M) 0,834
Jumlah 1,8819.488
X2 hitung < X2 tabel Tidak terjadi asosiasi
101
4. Kontigens B dan C
Symbol dan Deskripsi
O H X2 hitung X2 tabel
B & C Hadir 51 (a) 49,6 (S) 0,039
B hadir C
absen29 (b) 30,4 (T) 0,064
B absen C
hadir11 (c) 12,4 (V) 0,158
B & C absen 9 (d) 7,6 (M) 0,258
Jumlah 2,839.488
X2 hitung X2 tabel tidak terjadi asosiasi
5. Kontigens B dan D
Symbol dan Deskripsi
O H X2 hitung X2 tabel
B & D Hadir 49 (a) 47,3 (S) 0,069
B hadir D
absen31 (b) 32,8 (T) 0,099
B absen D
hadir10 (c) 11,8 (V) 0,275
B & D absen 10 (d) 8,2 (M) 0,395
Jumlah 0,8389.488
X2 hitung < X2 tabel Tidak terjadi asosiasi
102
6. Kontigens C dan D
Symbol dan Deskripsi
O H X2 hitung X2 tabel
C & D Hadir 50 (a) 36,58 0,320
C hadir D
absen22 (b) 25,42 0,460
C absen D
hadir19 (c) 22,42 0,522
C & D absen 19 (d) 15,58 0,751
Jumlah 2,0539.488
X2 hitung < X2 tabel Tidak terjadi asosiasi
Contoh Perhitungan :
Kontigens A dan B
S =
=
=
= 70,4
T = (a + b) – S
= (72 + 16) – 70,4
= 17,6
V = (a + c) – S
= (72 + 8) – 70,4
= 9,6
103
M = 100 – (S + T + V)
= 100 – (70,4 + 17,6 + 9,6)
= 100 – 97,6
= 2,4
Parameter lingkungan
No Parameter Lingkungan Kisaran
1
2
3
4
5
6
pH tanah
Suhu tanah ( oC)
Intensitas cahaya (lux bath)
Kelembaban tanah (%)
Kelembaban Udara (%)
Kecepatan angin (m/s)
5,7 – 6,3
30 – 32
342 – 3650
51 – 75
64 – 70
19 – 62
V. ANALISA DATA
Asosiasi merupakan vegetasi yang menempati suatu bagian permukaan
bumi yang relatif sempit yaitu menempati suatu daerah dengan kondisi edafik
tertentu. Sedangkan interaksi antara berbagai populasi dapat memodifikasi potensi
genetis tiap spesies untuk menghasilkan suatu komunitas yang didasarkan atas
optimal ekologis dan kisaran ekologis.
Berdasarkan data tersebut terdapat 6 kombinasi spesies yaitu Fimbristylis
sp. dengan Erigeron sp., Fimbristylis sp. dengan Borreria alata, fimbristylis sp.
dengan Mitracarpus pilosus, Erigeron sp. dengan Borreria alata, Erigeron sp.
dengan Mitracarpus pilosus, dan Borreria alata dengan Mitacarpus pilosus, yang
kesemua kombinasi tersebut tidak ada satu kombinasipun yang berasosiasi.
Dengan tidak adanya asosiasi antara tumbuhan yang ada dalam praktikum tersebut
dapat dikatakan pula tidak terjadi interaksi antara spesies yang satu dengan spesies
yang lainnya dalam suatu area kajian seluas 100x100 m2 di kawasan pantai
batakan kabupaten Tanah Laut.
Dari data dapat diketahui bahwa dalam suatu plot berukuran 1x1 m2 tidak
terjadi interaksi antara beberapa jenis rumput yang hadir, sehingga dapat
104
dikatakan bahwa di dalam plot tersebut tidak terjadi interaksi diantara spesies
rumput yang satu dengan rumput yang lainnya dalam suatu komunitas.
VI. KESIMPULAN
1. Hadirnya beberapa spesies rumput pada praktikum tersebut dalam suatu plot
berukuran 1x1 m2 tidak menunjukkan terjadinya interaksi dalam plot tersebut.
2. Dalam praktikum ini diperoleh 6 kombinasi spesies yaitu Fimbristylis sp.
dengan Erigeron sp., Fimbristylis sp. dengan Borreria alata, fimbristylis sp.
dengan Mitracarpus pilosus, Erigeron sp. dengan Borreria alata, Erigeron sp.
dengan Mitracarpus pilosus, dan Borreria alata dengan Mitacarpus pilosus,
yang kesemua kombinasi tersebut tidak ada satu kombinasipun yang
berasosiasi.
105