electrostatic precipitator
DESCRIPTION
KimjutTRANSCRIPT
Electrostatic Precipitator (EP)
Abu dari hasil pembakaran yang terbawa oleh gas asap melalui Gas Dust to Precipitator
dan dilewatkan pada elemen negatif (Wire Frame) yang terdapat pada EP, sehingga mendapat
supply arus listrik searah dari transformator rectifier, yang berfungsi untuk mengubah arus
listrik AC menjadi DC tegangan tinggi.
Abu akan menempel pada elemen positif sedangkan abu yang tidak tertangkap pada
elemen positif dihisap melalui ID Fan untuk dibuang lewat cerobong asap(chimney). Abu yang
menempel pada collecting electrode digetarkan oleh rapper sehingga jatuh menuju hopper.
Pada hopper abu batu bara dipanaskan oleh hopper heater untuk mencegah
penggumpalan. Level abu batu bara di dalam hopper dimonitor oleh Nuclear Monitor. Pada
hopper terdapat vibrator yang berfungsi mencegah agar abu batu bara tidak menempel pada
dinding hopper. Abu dari hopper dihisap keluar oleh Vacuum Blower melalui instalasi pipa abu
(Fly Ash Silo). Untuk menjaga temperatur minimum dari EP digunakan Blower Heater yang
mengambil udara luar untuk dipanaskan guna dimasukkan ke dalam Penthouse.
Prinsip Kerja Electrostatic Precipitator
Electrostatic Precipitator merupakan sistem yang bertujuan untuk menangkap partikel
yang ada pada gas asap (flue gas). Material yang dikumpulkan oleh Electrostatic Precipitator
adalah abu terbang (fly ash) yang jumlahnya cukup besar.
Gas asap ini berasal dari sisa pembakaran batu bara di boiler yang akan dibuang keudara
bebas melalui stack (cerobong asap). Electrostatic Precipitator mempunyai kemampuan
menangkap abu lebih tinggi dibandingkan dengan pengumpul abu lainnya, dan partikel dengan
diameter sub-micron (kurang dari 1 m) dapat ditangkap juga, sehingga alat tersebut merupakan
salah satu yang lebih sering digunakan untuk perlindungan lingkungan dalam beberapa
lingkungan industri.
Prinsip kerja dari Electrostatic Precipitator adalah memberi muatan secara elektris pada
partikel-partikel fly ash agar dapat diikat dari flue gas. Mula-mula gas sisa pembakaran dari
boiler tidak bermuatan atau netral, namun setelah diberikan emisi maka gas ini akan bermuatan
negatif. Proses yang terjadi dalam sistem Electrostatic Precipitator ada tiga, yaitu :
1. Particle Charging (Pemberian muatan pada partikel)
Di dalam Electrostatic Precipitator, muatan listrik ditempatkan pada sebuah perangkat
kawat yang dinamakan discharge electrode. Partikel-partikel pada fly ash diberi muatan pada
suatu medan listrik yang letaknya sangat dekat dengan discharge electrode. Medan listrik ini
biasanya ditunjukkan dengan corona discharge. Corona discharge merupakan tempat
penyediaan sumber ion uni-polar, yang bergerak ke arah collecting electrode. Diantara collecting
dan discharge electrode terdapat ruang kosong yang kemudian diisi dengan sebuah space charge
uni-polar. Partikel-partikel abu yang ada pada fly ash melewati ruangan ini dan akan menyerap
ion-ion yang ada sehingga akan bermuatan tinggi.
Gambar 3.8 Proses Pemberian Muatan Pada Partikel
2. Particle Collecting (Pengumpulan partikel)
Medan listrik yang disebabkan oleh space charge menyebabkan partikelpartikel yang
bermuatan negatif bergerak ke arah collecting electrode, sedangkan partikel-partikel abunya
diserap oleh discharge electrode.
Gambar 3.9 Proses Pengumpulan Partikel
3. Transporting of Collected Materials (Pengangkutan material yang terkumpul)
Collecting dan discharge electrode akan dipenuhi dengan partikel-partikel setelah
beberapa waktu tertentu. Untuk menghilangkan partikel-partikel tersebut digunakan alat
pengetuk abu yang dinamakan rapper. Pada saat beroperasi, rapper akan menggetarkan kedua
elektroda ini sehingga partikel yang melekat pada kedua elektroda akan jatuh pada bagian bawah
Electrostatic Precipitator atau disebut dengan hopper. Dari hopper, abu tersebut akan dihisap
dengan vacuum blower menuju ke silo abu. Rapper tidak melakukan pemukulan partikel secara
bersamaan tetapi bergantian sesuai dengan timing yang telah diatur. Gas asap yang berasal dari
pembakaran di boiler yang kemudian masuk ke Electrostatic Precipitator akan keluar dalam
kondisi bebas dari abu tetapi tidak bebas dari sulfur.
Gambar 3.10 Proses Penangkapan Abu di Electrostatic Precipitator
3.15.2 Konstruksi Electrostatic Precipitator
Kebanyakan Electrostatic Precipitator dari pembakaran batu bara disebut juga
Electrostatic Precipitator tipe kering. Electrostatic Precipitator (ESP) yang digunakan pada Unit
Pembangkitan Paiton memiliki spesifikasi sebagai berikut :
Tipe EP : Rigit Frame Single Stage
Cell : 32 buah
Kapasitas Hopper : 30000 kg/jam
Kapasitas Bottom Ash : 10000 kg/jam
Efisiensi : 99,5 %
Total luas collecting electrode tiap EP : 60870 m2
Total luas discharge electrode tiap EP : 54569 m2
Kecepatan aliran gas maksimal : 1,35 m/s
Suhu gas pada beban penuh : 162 C
Komponen-komponen utama yang menyusun Electrostatic Precipitator adalah :
1. Discharge dan Collecting Electrodes
Discharge electrode merupakan bagian dari EP yang berbentuk elemenelemen yang
diluruskan dan digantung pada sebuah frame, sedangkan collecting electrode di ground-kan pada
sebuah baja karbon yang terdapat pada Electrostatic Precipitator. Discharge electrode harus
dijaga agar tetap bersih, karena tujuan rapping adalah untuk memindahkan abu bermuatan
negatif yang melekat pada discharge dan collecting electrodes.
Collecting electrode membentuk medan pengumpul bersama dengan discharge electrode,
abu yang termuati dikumpulkan dan menempel pada collecting electrode karena gaya Coulomb.
Oleh karena itu, collecting electrode membutuhkan bentuk medan listrik yang seragam pada
permukaannya, untuk mencegah masuknyakembali abu dengan pemukulan elektroda atau aliran
gas dan mencegah perubahan yang diberikan pada ekspansi suhu. Sehingga, plat yang dibentuk
dengan tekanan khusus biasanya digunakan untuk collecting electrode pada ESP tipe kering.
Abu yang bermuatan listrik menempel pada collecting electrode, oleh karena itu collecting
electrode membutuhkan peralatan rapping untuk memindahkan abu selama periode operasi,
untuk menjaga efisiensi pengumpulan tetap konstan setiap waktu. Sistem rapping yang
memindahkan abu dari collecting electrode ke hopper dan interval rapping pada pemukulan
collecting electrode harus diatur untuk mencapai kemampuan pengumpulan tertinggi ESP
berdasarkan pada jumlah dan karakteristik dari abu.
2. Precipitator Ash Hopper
Komponen ini terletak di bagian bawah tiap-tiap Electrostatic Precipitator. Hopper
merupakan tempat bagi partikel yang dibuang dari collecting dan discharge electrode setelah
digetarkan oleh rapper. Hopper berbentuk piramid yang memiliki kemiringan 50 sampai 70
yang bertujuan untuk mencegah abu menggumpal dan untuk melewatkan abu agar terlepas
dengan mudah. Beberapa sudut lembah hopper dan peralatan pembantu ditentukan berdasarkan
pada karakteristik abu seperti timbunan dan kandungan air.
3.Hopper Heater System
Dinding pemanas hopper dirancang untuk menjaga temperatur permukaan pada saat nilai
jumlah embun aliran gas bertambah, sehingga terlindungi dari korosi dan mencegah timbulnya
penimbunan fly ash di dalam hopper. Ada tiga puluh dua pemanas hopper dalam sebuah sistem.
Tiap hopper dipanasi oleh sekelompok panels pemanas yang ditahan untuk sisi-sisi luar hopper.
Kabel pemanas itu disambungkan pada kotak yang sudah ditentukan secara diagonal, bertolak
belakang dengan pojok hopper. Setiap hopper memiliki pengatur temperatur. Selama
dioperasikan secara normal, pemanas menghasilkan energi dengan pengatur temperatur.
4. Heater / Blower System
Sistem ini dirancang untuk mencegah terkumpulnya air di sekeliling insulator dan
sebagai tempat terkumpulnya abu. Heater atau blower pada tiap-tiap electrostatic precipitator
hanya satu buah. Sistem ini terdiri atas electric blower, inline heater, dampers penghubung dan
kontrol yang sesuai. Keseluruhan sistem ini diisolasi pada bagian atas precipitator. Daya
nominal masing-masing heater adalah 50 kW, sedangkan motor blower sebesar 5 HP.
5. Transformer / Rectifier Sets (T/R Sets)
Energi untuk membangkitkan medan yang ada pada Electrostatic Precipitator adalah
tegangan tinggi satu fasa yang dihasilkan oleh transformator yang dirangkai dengan solid-state
rectifiers. Rectifier (penyearah) yang digunakan pada sistem ini adalah full wave brigde, pada
beban penuh tegangan dan arusnya adalah 65 kV dan500 mA. Sedangkan transformator yang
dimiliki oleh PT. PJB UP Paiton memiliki spesifikasi :
Input : LV 380 V dan arus 122 A
Output : HV 72150 V dan arus 0,60 A
Kapasitas : 43,2 kVA
6. Rappers
Sistem rapper dipasang dengan maksud untuk memberi getaran pada discharge dan
collecting electrodes, sehingga fly ash yang terakumulasi akan jatuh ke hopper. Bagian-bagian
dari rapper yaitu :
a) Discharge Electrode Rappers
Rapper tersusun atas kumparan solenoida, hammer atau pluger dan rapper shaft yang
berhubungan dengan batang pada discharge electrode. Rapper ini terletak pada bagian atas
penthouse. Ketika kumparan solenoida dialiri arus pulsa DC dalam waktu yang singkat akan
timbul gaya magnet yang mampu mengangkat hammer ke atas. Pada akhir pulsa, hammer
terlepas dari pengaruh magnet dan jatuh akibat pengaruh gravitasi bumi serta karena pengaruh
gaya pegas. Pengaruh dari tumbukan ini menggetarkan batang penyangga dan discharge
electrode frame, sehingga menjatuhkan fly ash ke hopper.
b) Collecting Electrode Rappers
Sistem yang digunakan dalam rapper ini adalah mechanical hammer dan didesain dengan
tipe landasan. Hammer pada rapper ini diangkat ke atas oleh rotating rapper shaft. Ketika
hammer mencapai titik hubung yang tinggi, hammer akan jatuh disebabkan oleh gaya gravitasi.
Pengaruh gravitasi tersebut akan menggetarkan permukaan landasan dan menyebabkan
collecting electrode plates bergetar.
Gambar 3.11 Konstruksi Electrostatic Precipitator
3.15.3 Faktor Yang Mempengaruhi Efisiensi
A. Debu Dalam Electrostatic Precipitator
Di dalam electrostatic precipitator, partikel yang terkungkung dalam gas secara elektrik
akan dipandu ke collecting electrode dengan sebuah medan listrik, elektroda yang diketuk akan
menyebabkan partikel jatuh ke hopper. Proses ini berbeda secara mekanis atau proses
penyaringan dimana gaya digunakan secara langsung di atas partikel daripada pada gas secara
keseluruhan. Pemisahan partikel secara efektif dapat dicapai dengan tenaga yang rendah, dengan
sedikit kerugian dan dengan sedikit atau tanpa mempengaruhi komposisi gas.
Pada mulanya electrostatic precipitator digunakan untuk :
1. Mengembalikan nilai produk seperti timah hitam, tembaga atau saltcake.
2. Menghilangkan gangguan baik yang tampak atau yang dapat merusak tanaman.
3. Melindungi peralatan.
4. Seperti aplikasi awalnya, precipitator dirancang dengan adanya suatu plat yang biayanya
murah, dirancang dengan cara menyambung atau mengumpulkan plat dengan
menggantungkan besi-besi sebagai discharge electrode. Roof-mounted digunakan sebagai
penggetar partikel dari plat pengumpul.
B. Teknik Pengumpul Elektrostatic
Prinsip sederhana dari electrostatic precipitator adalah proses pemberian muatan
elektrostatic pada partikel abu dengan suatu discharge corona dan melewatkannya melalui
medan listrik yang bertujuan agar partikel tertarik kepermukaan collecting. Unsur-unsur dasar
dari sebuah precipitator, termasuk sumber tegangan yang tidak terkontrol, corona atau discharge
electrodes, collecting electrodes dan semua yang berhubungan dengan collecting.
Precipitator merupakan kombinasi dari langkah ionisasi dan collecting. Abu yang berasal
dari sisa pembakaran di boiler mula-mula tidak bermuatan, setelah adanya proses emiting
(pemberian muatan negatif), abu kemudian bermuatan negatif dan akibatnya abu akan tertarik ke
collecting yang bermuatan positif.
C. Faktor yang Mempengaruhi Desain Precipitator
Dalam merancang precipitator perlu diperhatikan beberapa hal yaitu :
1. SCA (Specific Collection Area)
SCA menghubungkan suatu precipitator ke precipitator lain pada bagianbagian tertentu
area permukaan collecting electrode dalam square feet per seribu cfm (cubik ft/min) dari gas.
Daerah yang harus diperhatikan adalah permukaan kedua sisi dari collecting electrode, volume
gas adalah volume yang sebenarnya pada desain pengoperasian temperatur dan elevasi
pembangkit listrik.
2. Treatment Time
Treatment time mengacu pada panjang terhadap waktu partikel yang akan mengalir pada
daerah medan listrik. Penggunaan desain kecepatan, treatment time melintasi panjang
keseluruhan dari precipitator.
1. Kecepatan Gas
Kecepatan gas merupakan faktor penting dalam merancang precipitator. Desain untuk
kandungan sulfur dan sodium yang rendah pada batu bara kecepatannya dirancang antara 3 dan 4
kaki/detik. Sedangkan untuk kandungan sulfur dan sodium yang tinggi pada batu bara
kecepatannya adalah 5 kaki/detik.
2. Konfigurasi dan Jarak Elektroda
Jarak dan konfigurasi elektroda dapat menyebabkan efek yang sangat drastis pada jumlah
puncak tegangan dan arus yang dicapai dalam precipitator sebelum sparking terjadi. Jarak plat
positif dan negatif tidak terlalu dekat dan diletakkan secara bergantian.
3. Number of Fields
Dalam kenyataannya, precipitator dibagi menjadi beberapa medan, setiap susunan terdiri
dari satu atau lebih bagian elektrik bebas dalam aliran gas yang terkontrol. Penambahan lapisan
area per T/R sets tergantung pada arus puncak dan tegangan yang dicapai dalam bagian elektrik.
Sistem dengan jumlah medan yang banyak, tidak dirugikan dengan hilangnya sebuah medan.
4. Automatic Voltage Control (AVC)
Sistem AVC pada precipitator dioperasikan pada tegangan yang optimum. Sistem ini
akan dikontrol dengan analog atau digital. Sistem pengontrol digital dapat menerima beda
potensial precipitator yang lebih tinggi daripada sistem analog diantara discharge dan collecting
platnya. Mikroprosesor sebagai dasar sistem AVC dapat dirancang untuk mereduksi tenaga
electrostatic precipitator yang berlebih selama beban berubah.
5. Ukuran dan Kemiringan Hopper
Perancangan collecting hopper yang berbentuk piramid pada bagian bawah precipitator
adalah penting karena gangguan pada arus keluar hopper dapat menyebabkan kerusakan listrik
internal.