elektif

13
LAPORAN KASUS PENANGANAN SECARA PSIKOLOGIS PADA PASIEN KANKER SERVIKS MUHAMMAD RIFAI SOLICHIN 1102009190 Tutor : dr. Retno Kuntarti. M.Gizi Kelompok 5 BIDANG KEPEMINATAN GERIATRI (BLOK ELEKTIF) SEMESTER VII TAHUN AKADEMIK 2012-2013 UNIVERSITAS YARSI

Upload: arimuhammad

Post on 02-Oct-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

elektif

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUSPENANGANAN SECARA PSIKOLOGIS PADA PASIEN KANKER SERVIKS

MUHAMMAD RIFAI SOLICHIN1102009190

Tutor : dr. Retno Kuntarti. M.Gizi

Kelompok 5

BIDANG KEPEMINATAN GERIATRI

(BLOK ELEKTIF)

SEMESTER VII

TAHUN AKADEMIK 2012-2013

UNIVERSITAS YARSI

PENANGANAN SECARA PSIKOLOGIS PADA PASIEN KANKER SERVIKSABSTRAKLatar Belakang: Kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Kanker ini dapat hadir dengan pendarahan vagina, tetapi gejala kanker ini tidak terlihat sampai kanker memasuki stadium yang lebih jauh, yang membuat kanker leher rahim. Fokus pengamatan ini menggunakan Pap smear. Laporan Kasus: Seorang lansia yang sudah 7 tahun menderita kanker serviks, pasien mengalami pendarahan hebat sebanyak tiga kali dalam rentan tahun 2007 sampai 2009. Sejak tahun 2009 pasien sudah tidak pernah mengalami pendarahan hebat lagi.

Diskusi: Pasien termasuk lansia yang aktif. Pasien masih menjalankan aktifitas seperti menjahit, memasak, dan mencuci. Pasien terbiasa hidup sehat dan berolahraga rutin setiap jumat pagi, selain itu pasien juga sering mendengarkan ceramah rohani. Dengan tetap menjalani aktifitas tersebut, pasien dapat menjalani kesehariannya dengan lebih baik.

Kesimpulan: Pasien dapat bertahan dari penyakitnya karena pasien rutin memeriksakan kesehatannya seperti: memeriksakan tekanan darah, tanda vital, disiplin dalam minum obat, mematuhi perintah yang diberikan dokter, suster, atau petugas panti dan dari segi psikologisnya pasien memiliki aktifitas yang dapat menjaga kesehatannya.

LATAR BELAKANGSalah satu permasalahan penting pada lanjut usia adalah kesehatan reproduksi. Masalah reproduksi pada usia lanjut, terutama pada seorang wanita sangat dirasakan ketika masa kesuburannya berakhir (menopause). Kemampuan reproduksi wanita berakhir pada saat menopause dan biasanya terjadi pada usia 44-55 tahun. Sekresi estrogen menurun, ovulasi dan siklus menstruasi menjadi tidak teratur, dan pada akhirnya berhenti. Kanker serviks atau yang disebut juga sebagai kanker mulut rahim merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak ditakuti kaum wanita. Berdasarkan data yang ada, dari sekian banyak penderita kanker di Indonesia, penderita kanker serviks mencapai sepertiga nya. Dan dari data WHO tercatat, setiap tahun ribuan wanita meninggal karena penyakit kanker serviks ini dan merupakan jenis kanker yang menempati peringkat teratas sebagai penyebab kematian wanita dunia.Kanker serviks menyerang pada bagian organ reproduksi kaum wanita, tepatnya di daerah leher rahim atau pintu masuk ke daerah rahim yaitu bagian yang sempit di bagian bawah antara kemaluan wanita dan rahim.Infeksi Human papilloma virus (HPV) terutama merupakan penyebab munculnya kanker serviks. Perkembangan dan penularan virus ini dapat terjadi pada wanita yang sudah aktif secara seksual sejak usia 18 tahun.Dari segi psikologis stress memiliki peranan penting dari penyebab kanker serviks. Stress dapat menurunkan sistem imunitas tubuh. Dalam keadaan stres atau emosi seperti marah dan sedih, hypothalamus yang merupakan pusat emosi akan terangsang dan kemudian akan merangsang kelenjar pituitari yang selanjutnya kemudian akan merangsang kelenjar adrenal, sehingga keluarlah hormon glukokortikoid. Jika hormon tersebut keluar secara berlebihan akan terjadi kerusakan pada tubuh yang mengakibatkan antibodi dan respon peradangan menurun.

Menurunnya sistem imunitas ini mempermudah masuknya sel-sel kanker menyerang tubuh, karena kemampuan sel tersebut untuk mengenal dan melawan musuh tidak dapat berfungsi secara baik. Dapat disimpulkan bahwa stres psikologis berpengaruh terhadap rusaknya kemampuan pembunuhan sel secara alami untuk penghancuran sel tumor atau sel kanker.

PRESENTASI KASUSNy. Nonon ( 61 tahun ) sebelumnya tinggal di duren sawit sebelum pindah ke panti. Ny.nonon menikah sekali , mengetahui mengidap kanker sejak tahun 2007. Pasien memiliki penyakit kanker serviks stadium 4. Sejak tahun 2007 silam sampai dengan 2009 pasien mengalami serangan pendarahan hebat selama tiga kali. Setiap mengalami serangan pasien selalu segera di tangani oleh pihak rumah sakit, RSCM ( Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo). Di rumah sakit tersebut pasien memperoleh terapi sinar dan kemoterapi serta mendapat perawatan selama dua minggu. Sejak tahun 2009 pasien tidak pernah lagi mengalami serangan pendarahan hebat.

Pasien beberapa kali mendapati serangan pendarahan sedikit. Pasien mendapat serangan biasanya ketika awal pagi. Jika terdapat nyeri pada perut bawah, pasien mengonsumsi obat antinyeri yang diberikan oleh dokter. Selama ini pasien diberikan vitamin dan obat penambah darah.

Pasien termasuk lansia yang aktif. Pasien memiliki aktifitas menjahit, mencuci juga memasak. Selain aktif pasien masih bisa memproduksi sekaligus menjual keset diusianya sekarang. Selain itu pasien juga pandai memainkan musik angklung 2 minggu sekali bersama anggota yang lain.

Pasien terbiasa hidup sehat , mandi dua kali sehari. Pasien juga memperoleh makanan sehat yang disediakan oleh pihak panti. Pasien tidak ada pantangan dalam menyantap makanan. Pasien juga tidak mengalami gangguang buang air kecil ataupun besar.

Setiap senin pasien mengikuti ceramah dan setiap hari rabu pasien mengikuti pengajian. Pasien rutin melakukan senam setiap hari jumat. Pasien juga rajin menjaga kebersihan diri juga lingkungannya. Lingkungan pasien bersih dan terawat. Kamar tersusun rapih dan terdapat kamar mandi bersih. Dalam satu kamar terdapat 8 anggota yang lain dengan pencahayaan matahri yang cukup. Pasien juga menciptakan suasana harmonis dengan anggota sekamarnya.

Dengan adanya aktivitas tersebut pasien bahagia menjalani kesehariannya. Pasien juga rutin memeriksa tekanan darah dan tanda vitalnya. Pasien disiplin dalam meminum obat dan mematuhi perintah yang diberikan dokter , suster atau petugas panti. Ny.nonon terlihat segar bugar karena kepatuhan dan kedisiplinan dalam menjaga kesehatan serta pikiran nya yang selalu positif berbeda dengan pasien kanker serviks pada umumnya.

DISKUSIKesembuhan pada segala penyakit tidak hanya bergantung pada pengobatan atau penanganan secara fisik atau dari luar saja tapi juga penanganan secara psikologis yang tidak kalah pentingnya, karena keduanya sangat erat hubungan nya. Sehingga apa yang terjadi dengan kondisi fisik manusia akan mempengaruhi pula kondisi psikologisnya, dengan kata lain setiap penyakit fisik yang dialami seseorang tidak hanya menyerang manusia secara fisik saja, tetapi juga dapat membawa masalah-masalah bagi kondisi psikologisnya.Pada pasien ini, beliau tampak sangat sehat walaupun telah mengidap kanker serviks stadium 4 selama 7 tahun ini. Itu dikarenakan perilaku beliau yang selalu rajin memeriksa kesehatannya dan patuh atas perintah-yang diberikan pleh dokter, perawat, dan juga petugas panti. Dan juga karena beliau memeliki pikiran yang positif atau kondisi psikologis yang sangat baik dalam menghadapi penyakitnya ini.Seseorang harus dapat mengendalikan fikirannya sendiri. Fikiran manusia dapat menjadi teman dan juga sebaliknya dapat menjadi musuhnya sendiri. Cara pengendalian ini umumnya dapat dilakukan dengan meditasi, berdoa, berbicara dengan diri sendiri melalui visualisasi dan cara-cara lain. Yoga atau cara meditasi lain terbukti dapat membantu manusia untuk mengosongkan fikiran dan seterusnya membangun sikap mental yang baik terhadap tantangan fisik yang ada. Salah satu teknik yang dinamakan Kekuatan dari keinginan [Power of Will], di mana secara mental seseorang melatih dirinya dan mentalnya untuk percaya seyakin-yakinnya bahwa ia dapat menghadapi tantangan ini, terbukti dapat membantu penyembuhan berbagai macam penyakit.

Pada saat yang sama juga diharapkan pasien dapat memperbaiki kondisi fisiknya dengan mengkonsumsi nutrisi yang baik dan maksimal, mengkonsumsi bahan-bahan atau obat penyembuh dan sebaliknya sudah menghindari sumber atau potensi penyakit yang diidapnya berupa lingkungan yang tidak sehat, nutrisi yang toxic dsb, sehingga proses penyembuhan terjadi secara parallel antara fisik dan psikis. Berdoa juga terbukti sangat ampuh untuk menolong kesembuhan. Penelitian selalu menunjukkan bahwa pasien yang berdoa atau berbicara kepada khaliknya yang lebih tinggi, terbukti persentase kesembuhannya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki agama atau tidak percaya pada Tuhan. Berdamai dengan diri sendiri melalui meditasi maupun visualiasi dan afirmasi juga dapat membebaskan diri dari rasa takut, marah, dan kecewa, yang sangat erat hubungannya dengan kondisi penyakitAda beberapa cara untuk menghadapi atau terapi dalam penanganan psikologis terhadap penderiata kanker serviks;1. Komunikasikan sebijak mungkin tentang penyakit yang dialami penderita, dengan harapan agar dia dapat kooperatif dalam menjalani pengobatan dengan kecemasan sekecil mungkin. Pastikan telah ada kesiapan mental untuk menerima kenyataan tersebut. Terlebih lagi bila kanker yang diidapnya tidak lagi dapat diobati, namun masih dapat diatur dan dikontrol.2. Ciptakan sikap yang positif dalam keluarga. Penuh pengertian dan kooperatif dengan pihak perawat dan berikan dorongan yang tulus kepada penderita.3. Ciptakan suasana yang bersifat psikoterapiutik (ramah, penuh pengertian, simpatik, dsb) di lingkungan jasa kesehatan (dokter dan perawat) maupun keluarga. Hal itu jauh lebih dirasakan sebagai pengobatan ketimbang tindakan teknis yang diterima sebagai perawatan.4. Hadirkan dukungan spiritual dengan penuh keyakinan dan ketulusan. Biarkan penderita mengerti bahwa ada doa yang terus mengalir untuknya, bangun kesabaran dan setawakalan yang penuh. Sajikan dukungan spiritual dengan kemasan yang indah dan empatik, jangan terkesan memaksa dan tidak mengerti reaksi mempersiapkan kelapangan dada dan kepasrahan yang penuh untuk kembali menghadap Tuhannya.5. Ciptakan iklim berpikir positif, yang akan memberikan energi ganda bagi penderita untuk terus membangun harapan yang positif bagi kesembuhannya atau kesiapannya menghadapi resiko yang paling buruk.6. Penanganan ini membutuhkan kerja sama yang sinergis antara pasien, dokter, perawat, keluarga dan masyarakat.7. Terapi khusus yang dapat diberikan adalah : Support Group Therapy, Cognitive Therapy, Relaksasi, yang kesemuanya dibingkai dengan nilai religius yang diyakini kebenarannya.Sebagai seorang muslim, pasien telah dengan baik menunjukan sikap berserah diriKepada Allah SWT. Beliau sering mendengarkan ceramah agama dan melakukakan aktifitas keagaman dengan rutin. Sikap berserah diri atau tawakal ini memiliki banyak keuntungan, seperti yang dijelaskan pada QS. Ath-tholaq:2-3 : 'Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkannya (mencukupkan keperluannya)."KESIMPULAN DAN SARAN

Pasien penderita kanker tidak hanya diberikan perawatan fisik saja, namun perlu perawatan psikologis untuk meningkatkan harga diri dan mengurangi depresi yang dialami oleh pasien penderita kanker.Cara pengendalian umumnya dapat dilakukan dengan meditasi, berdoa, berbicara dengan diri sendiri melalui visualisasi dan cara - cara lain. Yoga atau cara meditasi lain terbukti dapat membantu manusia untuk mengosongkan fikiran dan seterusnya membangun sikap mental yang baik terhadap tantangan fisik yang ada. Salah satu teknik yang dinamakan Kekuatan dari keinginan [Power of Will], di mana secara mental seseorang melatih dirinya dan mentalnya untuk percaya seyakin-yakinnya bahwa ia dapat menghadapi tantangan ini.

Penulis menyarankan agar pasien dapat mempertahankan bahkan meningkatkan pola hidupnya yg baik dalam mengatasi penyakit yang dideritanya dan jangan pernah putus asa dalam menghadapi penyakitnya.UCAPAN TERIMA KASIH

Saya ucapkan puji syukur kepada Allah SWT, karena tugas laporan kasus untuk memenuhi tugas di blok elektif ini dapat selesai tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih juga saya berikan kepada dosen-dosen yang telah membimbing saya, dr. Retno Kuntarti dan dr. Faisal, SpPD. Tentu saja, juga untuk pasien Nn. Nonong, yang berada di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulya 3 di Ciracas. Selain itu, juga kepada keluarga dan teman-teman yang telah membantu dalam proses pembuatan laporan kasus ini.DAFTAR PUSTAKA

1. R.boedhi darmojo. Buku Ajar Geriatri. Edisi 4. Balai Penerbit FK UI. Jakarta. 2006. Hal. 215-221.

2. Aru W Sudoyo dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jilid 3. Balai Penerbit FK UI. Jakarta. 2006. Hal. 2354-2362.

3. Rivhard J Ham. MD. Primary care geriatrics : A case-base approach. Edisi 5. USA : Mosby Elesvier. 2007. Pg. 286-290.4. Isselbacher, Braunwald, Wilson, Martin, Fauci, and Kasper. Harrison: Prinsip-PrinsipIlmuPenyakitDalam. Vol. 5. Edisi 13. Penerbit EGC. 2000. Pg. 1507-15216.5. DR. H. Zuhroni, MA. Dasar dan Sumber Syariat Islam. Penerbit Bagian Agama Islam UY. Jakarta. 2010. Hal. 145-147.6. http://asysyariah.com

7. http://www.nejm.org8. Mark R Cullen, M.D., Martin G., Cherniack M.D., and Linda Rosenstock M.D., M.P.H. The New England Journal of Medicine. Medical Progress. 2010.