elektrokimia

31
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Elektrolisis adalah proses penguraian suatu senyawa dengan pengaliran arus listrik yang melaluinya. Dalam elektrolisis, terjadi perubahan energy listrik menjadi energy kimia. Sel elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta karena listrik digunakan untuk melangsungkan reaksi redoks tak spontan. Proses elektrolisis dimulai dengan masuknya electron dari arus listrik searahke dalam larutan melalui kutub negative. Spesi tertentu atau ion yang bermuatan positif akan menyerap electron dan mengalami reaksi reduksi di katoda. Spesi yang lain atau ion bermuatan negative akan melepas electron dan mengalami reaksi oksidasi di kutub positif atau anoda. Elektroda positif dan negative pada sel elektrolisis ditentukan oleh sumber arus listrik.

Upload: fitry-dt

Post on 06-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

hjgjhvhv

TRANSCRIPT

Page 1: ELEKTROKIMIA

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1   LATAR BELAKANG

Elektrolisis adalah proses penguraian suatu senyawa dengan pengaliran arus

listrik yang melaluinya. Dalam elektrolisis, terjadi perubahan energy listrik menjadi

energy kimia. Sel elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta karena listrik

digunakan untuk melangsungkan reaksi redoks tak spontan. Proses elektrolisis

dimulai dengan masuknya electron dari arus listrik searahke dalam larutan melalui

kutub negative. Spesi tertentu atau ion yang bermuatan positif akan menyerap

electron dan mengalami reaksi reduksi di katoda. Spesi yang lain atau ion bermuatan

negative akan melepas electron dan mengalami reaksi oksidasi di kutub positif atau

anoda. Elektroda positif dan negative pada sel elektrolisis ditentukan oleh sumber

arus listrik.

Jenis elektroda yang digunakan dalam proses elektrolisis sangat berpengaruh

pada hasil elektrolisis. Elektroda dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan

keaktifannya, yaitu elektrodatidak aktif (tidak ikut bereaksi atau inert) seperti C, Pt,

dan elektroda aktif (ikut bereaksi atau tidak inert, selain C, Pt) pada proses

elektrolisis. Pada proses elektrolisis dengan elektroda aktif berlangsung reaksi

elektroda dan reaksi elektrolit, sedangkan proses elektrolisis dengan elektroda inert

hanya berlangsung reaksi elektrolitnya saja.

Page 2: ELEKTROKIMIA

I.2 TUJUAN

Untuk mengetahui penggolongan sel elektrokimia dan peranan jembatan

garam.

Untuk mengetahui potensial sel standar dan konstanta kesetimbangan reaksi

sel.

Untuk menambah pengetahuan tentang hubungan potensial sel dan reaksi

dengan reaksi kimia.

Untuk mengetahui persamaan Nernst.

Untuk mengetahui potensial reduksi standar dan komposisi.

Page 3: ELEKTROKIMIA

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ELEKTRO KIMIA

Eletrokimia adalah kajian reaksi redoks yang dilaksanakan sedemikian rupa

sehingga di dalam system itu dapat ditentukan potensial listrik yang dapat diukur. Di

dalam sebuah sel volta sebuah reaksi redoks spontan membangkitkan arus listrik yang

mengalir lewat rangkaian luar. Semua sel elektrokimia harus mempunyai rangkaian

dalam, ion dapat mengalir dalam bentuk ionnya berdifusi. Beberapa tipe sel tertentu

menggunakan jembatan garam untuk maksud tertentu. Dalam masing-masing sel

oksidasi berlanngsung pada anoda dan reduksi berlangsung pada katoda. Elektrolisis

adalah suatu proses dimana reaksi kimia terjadi pada elektroda yang tercelup dalam

elektrolit. Ketika tegangan diberikan kepada elektroda itu. Elektroda yang bermuatan

positif disebut anoda dan elektroda yang bermuatan negative disebut katoda.

Elektroda seperti platina yang hanya mentransfer electron dari larutan disebut

electron inert.

2.2 Pengambilan ion dan  statusnya di tanaman

2.2.1 Sel Tumbuhan

selulosa adalah agregat untuk membentuk rantai yang dikenal sebagai

microfibrils. Bagian intermicrofibril dapat dimasuki udara, air dan partikel cair

kedalam dinding sel. Membran plasma atau plasmalema adalah membran pembatas

antara sitoplasma dan dinding sel; sedankan tonoplast adalah membran yang

membagi sitoplasma dan vakuola. Membran dan strukturnya akan dijelaskan lebih

Page 4: ELEKTROKIMIA

mendetail lagi. Letak sitoplasma sangat penting di dalam organela sel termasuk

didalamnya nukleus, k1oroplas, dan mitokondria.

Kloroplas adalah organela yang memberikan energi pengganti dan tempat

assimilat  dihasilkan dengan bantuan C02. Pada mitokondria enzym diperlukan untuk

mengontrol berbagai macam langkah dari asam trikarboxyl, respirasi dan

metobolisme asam lemak. Ribosom adalah supramolecular yang disusun oleh

ribosom asam nukleat dan protein yang mampu mensintesis polipeptida dari asam

amino bebas. Kebanyakan dari ribosom di tahan pada retikulum endoplasma (RE).

Hal ini merupakan lapisan seperti struktur yang dapat memberikan rangsangan untuk

sel membran permeating dari sitoplasma dan mengantar dari satu sel ke sel yang lain.

Fungsi penting dari retikulum endoplasma tidak jelas tetapi berperanan dalam

sintesis dan transportasi protein ke sitoplasm, Sel-sel tersebut dihubungkan

bersama-sama oleh plasmodesmata dan plasma secara berkesinambungan yang

muncul di dalam sel pada jaringan yang disebut simplas.

Vakuola mengandung cairan, terutama terdiri  ion anorganik, dan beberapa

molekul yang mempunyai berat molekul rendah seperti asam organik, asam animo

dan gula. Pelepasan. 02, C02, dan pigmen-pigmen juga dapat terjadi. Vakuola

mempunyai fungsi yang sangat penting didalam sel seperti menyiapkan tempat untuk

segregasi air dan hasil akhiir dari metabolisme. Ukuran dari  sel  hidup berbeda

tergantung dari jaringan dan spesies tanaman. Sel mesofil dan sel pada. jaringan

Page 5: ELEKTROKIMIA

korteks panjangnya kira-kira, sekitar 20-100 micron (µm). Diameter dari kloroplas

dan plastida. sekitar 8 µm, mitokondria. ukurannya. sekitar 1 µm dan ribosom 23 nm

(1 µm = 10³ nm). Jika dibandingkan dengan organela tersebut ukuran daripada

substansi, berat molekul rendah.  Diameter dari molekul sukrosa  adalah I nm,

molekul glukosa. 0,6 nm, dan beberapa. ion anorganik di dalam bentuk hidrat

mempunyai diameter 0,5 - 1,0 nm. Gambaran tersebut diberikan untuk memberikan

ringkasan dalam menunjukan ukuran ion anorganik untuk membandingkan dengan

beberapa organel sel.

2.2.2 Membran

Selama beberapa dekade struktur protein lipid bentuknya seperti sandwich telah

dikemukakan  oleh Danelli dan Davson (1935) yang diakui secara universal  sebagai

model struktur biologi.

Secara umum sekarang telah diakui bahwa struktur membran lebih

berbelit-belit dibandingkan dengan yang telah dijelaskan. Menurut Singer (1972),

membran biologi mengandung bagian yang terbesar dari dua lapis amphiphilic dan

protein amphiphilic. Istilah amphiphilic mengindikasikan adanya kedua hydropholik

(group OH, group NH2, group posfat, group karboksil) dan daerah hidrophobik

(rantai hidrokarbon) di dalam membran.

Page 6: ELEKTROKIMIA

Lipid dan protein kemungkinan keduanya dibatasi oleh batas elektrostatik

ikatan H dan ikatan hidropholik. Seperti pada. model Singer, tidak sama dengan

model Danielli-Davson, karena tidak  dibungkus lapisan protein di bagian sebelah

luar membran. Seperti yang terlihat pada. Gambar 3.2b,  protein globular disimpan

dalam dua lapisan. lipid. Beberapa. dari protein-protein tersebut kemungkinan

melewati membran, Yang membentuk protein channels yaitu dari satu sisi membran

ke membran yang lain.  Channel  tersebut menjadi penting karena dapat dilewati oleh

partikel hidrophibic yang kecil. Beberapa sel-sel protein adalah sangat penting

didalani partikel hidropolik kecil seperti molekul air dan ion ion (Wakler, 1976).

Ratio protein lipid dalam membran biologi tidaklah konstan. VanDerkooi

(1974), yang menyatakan bahwa membran terdiri dari susunan protein yang

didampingi oleh lipid, sedangkan menurut Singer dan Nicolson (1972),

memperkirakan lipid adalah fase yang berkesinambungan yang diisolasi dan

terbungkus oleh molekul protein.

Hal terpenting dari lipid pada membran biologi adalah pospolipid, glikolipid

dan steroid. Spingolipid merupakan komponen terpenting pada membran hewan

tetapi tidak merupakan suatu unsur terpenting bagi komponen tumbuhan (Morre

,1975)  . Menurut Van Deenen ,1972) , ukuran permeabilitas dari   membran terhadap

ion hidropolik dan molekul-molekul, banyak tergantung pada komponen asam lemak.

Golongan pospolipida NH3+ pada protein yaitu melalui ikatan elektrostatik. Sebagai

Page 7: ELEKTROKIMIA

tambahan, golongan posfat dapat dijembatani oleh Ca 2+ pada golongan karboksilik

protein .Pada medium asam,  Ca2+ dibentuk oleh NH4+, dan ikatan tersebut akan

berkurang dengan drastis oleh permeabilitas membran. Akibatnya  sangatlah penting

bagi membran seperti telah diterangkan secara mendetail pada halaman  sebelumnya.

2.2.3 Ion dan  Carriers.

Membran-membran biologis mengandung molekul-molekul yang disebut ionopors,

yang bertanggung jawab membawa ion-ion untuk melintasi membran. Kehadiran ion-

ion tersebut  dimembran tanaman telah lama diketahui., namun masih pada membran

buatan. Ionopores adalah molekul organik dengan berat antara 200 sampai 2000 yang

cukup untuk membentuk kompleks lipid yang dapat larut dengan polar kation. Ikatan

ini mirip dengan ikatan kation pada air, atom-O dari molekul air dapat terjadi 

penguraian kation di air, atom O, dari molekul air diserap dengan kation yang

analogi ke atom oksigen dengan kompleks kation ionopor. Struktur ini terjadi dengan

baik pada ionopor valinomycin yang dihasilkan dari Streptomyces sp.

2.2.4 Prinsip Serapan Hara

Serapan ion dikendalikan oleh membran ( misalnya membran sel endodermis).

Sehubungan dengan hal tersebut, maka ada 4 prinsip penyerapan ion, yakni:

Jika sel tidak melangsungkan metabolisme atau mati, maka membrannya akan

lebih muda dilalui oleh bahan-bahan yang terlarut (solute)

Page 8: ELEKTROKIMIA

Molekul air dan gas-gas yang terlarut didalamnya seperti N2.O2, dan CO2

dapat melalui membran dengan mudah.

Bahan terlarut yang bersifat hidrofobik menembus membran dengan

kemudahan sebanding dengan tingkat kelarutannya dalam lemak.

Ion-ion atau molekul- molekul yang bersifat hidrofilik dengan tingkat

kelarutan dalam lemak yang sama akan menembus membran dengan tingkat

kemudahannya berbanding terbalik dengan ukurannya ( berat molekulnya).

Bahan terlarut yang bersifat hidrofobik menembus membran lebih mudah

dibandingkan senyawa yang lebih bersifat hidrofilik. Sebagai contoh, metilalkohol

(CH3OH) dapat larut dalam lemak 30x lebih cepat dibandingkan urea. Contoh lain

adalah ion baik kation maupun anion yang bervalensi 2  akan lebih banyak mengikat

air dibandingkan ion bervalensi 1, sebagai contoh Ca ²+ dapat mengikat 12 molekul

air, maka ion bervalensi dua akan lebih sulit menembus membran dibandingkan ion

bervalensi 1. Selanjutnya ion bervalensi 3 akan lebih sulit dibandingkan ion

bervalensi 2

2.2.5 Pengambilan hara dan status hara di tanaman.

Perlu  pendekatan secara fisika dan kimia ke akar agar dapat dilakukan pengambilan

unsur hara. Akar dan ion hara saling berinteraksi untuk pengambilan hara melalui

beberapa cara:

Page 9: ELEKTROKIMIA

Pertukaran kontak

Pertukaran ion  tanah dengan H dalam mucigel.

Difusi ion sebagai respon terhadap potensial kimia

Aliran massa ion kedalam akar sebagai respon terhadap perubahan

kelembaban

Pemanjangan akar ke sumber ion.

Pemanjangan akar menempatkan jaringan yang baru terbentuk  terutama daerah

rambut akar, kedalam medium yang tidak tereksploitasi, meningkatkan kemampuan

menyerap ion. Hoagland ( 1948), melakukan penelitian tentang proses pengambilan

ion oleh tanaman. Dalam percobaan dengan alga air segar nitella dan alga laut

valonia, mereka menemukan konsentrasi ion dalam vakuola pada kedua alga.

Vakuola nitella terdapat beberapa jenis ion terutama K+ dan Clˉ pada konsentrasi

yang tinggi,  demikian juga pada valonia, namun pada valonia karena alga laut maka

banyak juga terdapat Na+.Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa,

a. Tanaman dapat mengambil ion secara selektif. Karena K berada pada

konsentrasi yang paling rendah dari antara semua kation yang berada pada air

kolam, juga merupakan kation yang paling banyak terakumulasi di vakuola 

Nitella.  Di lain pihak konsentrasi dari Na di vakuola Valonia secara relatif

rendah walaupun konsentrasi Na di air laut tinggi. Fenomena ini mendukung

konsep bahwa sel tanaman mengambil ion tertentu dari lingkungannya dan

Page 10: ELEKTROKIMIA

mentranspornya ke sel interior sedangkan ion-ion species yang lain dengan

jalan yang sama tidak dapat masuk ke sel. Fenomena ini disebut pengambilan

ion secara selektif.

b. Kesimpulan yang lain adalah kosentrasi beberapa ion spesies juga dijumpai 

didalam vakuola dalam konsentrasi tinggi dibandingkaan di medium luar. Hal

ini mengindikasikan bahwa akumulasi memegang peranan penting dan 

berlawanan dengan gradient konsentrasi.

c. Hal  lain yang penting yang perlu dipertimbangkan dari fenomena  ini adalah

kenyataan bahwa proses pengambilan itu sendiri memerlukan energi. Energi

ini dihasilkan dari metabolisme sel

Respirasi aerobik dari organisme berhubungan langsung dengan pengambilan ion. 

Fig. 3.8. dari hasil kerja Hopkins mendemonstrsikan bahwa  pasokan O2 sangat

essensial untuk pengambilan P dari akar barley. Hal tersebut juga sama untuk semua

jenis tanaman. Pengambilan unsur hara juga ditemukan dapat meningkatkan secara

bersamaan dengan peningkatan karbohidrat di akar sejak karbohidrat berperan

sebagai sumber energi untuk pengambilan ion selama respirasi. Sangat menarik untuk

dicatat bahwa  tegangan O2 pada pengambilan pospat maksimum, dicapai pada

kandungan O2 yang agak rendah (( 2-3 %).

Fungsi fisiologis utama dari respirasi adalah mensintesis ATP, dari ADP dan

pospat anorganik. Semua proses biokimia yang memerlukan energi termasuk sintesis

Page 11: ELEKTROKIMIA

molekul dan pengambilan  dan juga transpot beberapa species ion bergantung pada

suplai ATP atau persenyawaan yang serupa. ATP mengandung adenin ( N-base),

ribosa ( pentosa) dan 3 grup pospat. Grup pospat terikat satu dengan yang lain dengan

suatu energi yang disimbolkan dengan (≈) . Ini adalah ikatan energi yang tinggi dan

selama hidrolisis dilepaskan sebesar 32 KJ permol ATP.

ATP tidak hanya disintesis selama respirasi ( oksidasi posporilation) tetapi

juga pada proses glikolisis ( posphorilasi anaerob) dan pada fotosintesis (Perlu diingat

bahwa ATP yang diatas tampaknya menyediakan energi untuk proses pengambilan

ion. Jadi apabila pembentukan ATP dicegah misalnya  oleh inhibitor atau uncouplers

seperti CO, CN-2,4- Dinitrifenol (DNP) atau arsenat, pengambilan ion terhambat.

Respirasi akar memberikan/ menyediakan sumber utama ATP, tetapi pada posporilasi

jaringan tanaman yang hijau( lih. Hal. 155). Ini adalah sebab utama  kenapa cahaya

secara langsung berpengaruh pada pengambilan ion melalui jaringan yang aktif

melakukan fotosintesis. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa pengarang.( Jeschke, 1967

dan Nobel , 1970). Sekarang sudah diterima secara umum bahwa pengambilan ion

berhubungan langsung  dengan aktifitas ATP-ase. ATPase adalah enzim  di membran

yang menguraikan ADP + Pϊ,  Jadi menyediakan energi untuk proses pengambilan.

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut.

Ada dua yang utama walaupun tidak  keseluruhan tidak bergantung atau

mengarahkan pengambilan  ion. Suatu hal  yang penting  bahwa metabolisme

Page 12: ELEKTROKIMIA

mengatur pengambilan ion. Pendapat lain menunjukan bahwa ini adalah pengambilan

secara carrier dan dikenal dengan teori carrier. Yang lain yang juga penting adalah

pompa ion melewati membran, Kedua konsep ini akan dibicarakan dibawah ini.

ADP→adenosin difosfat.

Pi→ fosfat organic

2.2.6 Pompa ion dan ATPase

Mekanisme pompa ion diduga menentukan jumlah energi yang  tergantung dari

transport ion melalui membran makhluk hidup. Sel binatang biasanya mengandung

konsentrasi K dan Cl yang tinggi, yang mana pada larutan luar mengandung Na yang

tinggi. Suatu contoh yang mirip adalah distribusi ion di darah.

Sel darah putih mengandung banyak K dan konsentrasi Na yang rendah, yang

mana pada plasma adalah kebalikannya. Distribusi secara asimetris dari Na dan K

berhubungan dengan aktifitas enzim ATPase. ATPase adalah group dari enzim yang

berperan untuk  menguraikan ATP  menjadi ADP dan pospat anorganik dan

melepaskan energi untuk transpor ion. Pada sel hewan, pompa ion diketahui untuk

mengikat protein di membran yang mengandung ATPase dan glikoprotein. Juga

diduga bahwa hidrolisis ATP menyebabkan perubahan konformasi dari protein yang

membawa transpor kation melewati membran. 

Page 13: ELEKTROKIMIA

ATPase plasma membran dari tanaman, fungi dan bacteria distimulasi oleh

Fusicocin, diterpene glukosida dihasilkan oleh Fungi Fusicocum amygdali del

(Marre, 1979). Diduga aktifitas Fuccocins ATPase diinduce oleh perubahan

konfirmasi enzim. Membran ATPase mempunyai pH optimum 6,0 dan distimulasi

oleh K. ( Briskin dan Poole, 1984) dan dihambat oleh Vanadin ( Gallagher dan

Leonard, 1982).

Enzim merangsang gradient pH untuk melewati membran dengan memompa

H keluar dari  sel. Dengan proses ini sel menjadi lebih negatif dan lebih alkalin

dibandingkan larutan diluar medium. Potensial yang dihasilkan dan  komponen kimia

dan elektrik dapat dijabarkan deng an persamaan berikut.

Pmf = ∆ pH  + ∆ φ

dimana:

pmf =    tenaga untuk menggerakan proton atau gradien elektrokimia dari ion H+

untuk   melintasi membran.

∆pH =    perbedaan dari konsentrasi H+ dari sisi yang lain dari membran.

φ =      perbedaan potensial elektrik untuk melintasi membran

Tenaga penggerak proton ( = pmf ) adalah tenaga  yang mendorong transpor proton

melawan gradient elektrokimia melintasi membran. Proses transpor seluruh

Page 14: ELEKTROKIMIA

karakteristiknya adalah aktif transpor, akan dibahas kemudian. Energi yang

dibutuhkan berasal dari dari ATP, dan telah ditunjukkan bahwa potensial pompa

proton ( H+) sangat bergantung dengan suplai dari ATP. Diduga keluarnya 2 molekul

H+ menggunakan 1 molekul ATP.

Dasarnya,  pompa proton menyebabkan gradient pH melintasi membran dan

proses ini adalah kebalikan dari yang sebelumnya dan menghasilkan 1 ATP di

membran tilakoid dari kloroplas atau dibagian  dari membran mitocondria.

Prinsip dari pompa proton ditunjukkan dalam skema pada Fig. 3.9., yang

berhubungan erat dengan proses kemoosmotik posporilasi dari Mitchell ( 1966),

yaitu:

Langkah pertama menunjukkan reaksi hipotetikal, membran menggerakkan

molekul X¯dan JO¯dengan 2 H+ dari sitoplasma. Reaksi tsb menghasilkan HX dan

JOH yang menyebabkan hidrolisis ATP (reaksi 2) melalui pembentukan kompleks X-

J. Kompleks ini mengalami hidrolisis (reaksi 3) menjadi 2 senyawa HX dan JOH,

yang  deprotonated dibagian luar dari membran( reaksi 4 ). X¯ dan JO‾dibentuk

kembali dan siklus baru dimulai kembali. Hasil bersih dari reaksi ini adalah

ditransfernya 2 molekul H+ melewati membran yang menghubungkan dengan

hidrolisis dari satu molekul ATP.

Page 15: ELEKTROKIMIA

Melalui proses ini potensial kimia elektro dibutuhkan untuk melintasi

membran, bagian dalam dari membran menjadi lebih negatif dibandingkan dengan

membran luar.  Pengambilan kation ini sangat bergantung kepada permeabilitas

membran yang sangat berbeda untuk setiap species yang berbeda. Untuk

mengingatkan kembali bahwa ionopors mempunyai kemampuan seperti valinomycin

yang dapat melewatkan kation secara selektif difusi, sistem  pergerakan ATPase yang

berhubungan dengan ionopores dapat menginduce pengambilan kation secara selektif.

Proses difusi selektif tipe seperti ini disebut dengan proses difussi yang difasilitasi.

Beberapa hasil percobaan oleh Ratner dan Yacoby (1976), ditemukan bahwa

ada hasil yang konsisten, pengambilan yang tinggi dari K+ oleh sel tanaman dapat

menjelaskan fenomena bahwa ATPase mengfasilitasi difusi K+. Mekanisme

pengambilan ini dikenal dengan proses downhill . Namun K+ juga dapat diambil

secara aktif ( uphill). Pengambilan anion tidak dapat dijelaskan sebagai proses

downhill, untuk kasus ini muatan negatif dapat bergerak memasuki sel dan

menyebabakan sel bermuatan negatif. Juga diduga walaupun anion dimedium luar

dapat diambil keatas dan dapat ditukar untuk OH¯ atau HCO3-. Hodges (1973),

mengajukan suatu model hipotetis untuk menghitung kation maupun anion yang

diabsorbsi oleh sel tanaman. Model tersebut, dapat dilihat pada Fig. 3.10. pergerakan

ATPase dan anion carrier.

Page 16: ELEKTROKIMIA

ATPase menyebabkan sitoplasma menjadi lebih alkalin, dan  OH¯ di

sitoplasma  menuntun ke anion carrier. Ion-ion hidroksil jadi keluar dan anion seperti

SO4 diabsorsi oleh sel. Apakah ATP ase secara langsung merangsang pengambilan

ion secara aktif belum sepenuhnya dimengerti.

2.2.7 Penyerapan Unsur Hara Dari Tanah

Air dan unsur hara dapat kontak dengan permukaan akar melalui 3 cara, yaitu; secara

difusi dalam larutan tanah ; secara pasif terbawa oleh oleh aliran air tanah ; karena

akar tumbuh kearah posisi hara tersebut dalam matriks tanah. Setelah akar berada

pada permukaan akar (kontak dengan akar), barulah unsur hara tersebut dapat diserap

tanaman.

Air masuk kedalam tanah sebagai air murni tanpa memperhatikan setiap

bahan yang terlarut didalamnya. Masuknya sebuah unsur hara merupakan suatu

proses yang terpisah. Oleh karena itu, bila air bergerak kearah akar untuk

menggantikan apa yang telah diambil oleh tanaman, suatu pertambahan unsur hara

dipindahkan kedekat akar. Meskipun kegiatan ini terjadi hanya pada jarak pendek,

hasilnya adalah unsur hara masuk kedalam tanaman.

Dalam beberapa situasi unsur hara masuk ke tanaman tidak melalui aliran

massa tetapi dengan difusi. Difusi termasuk pergerakan ion hara menembus air. Bila

pergerakan unsur hara ke akar melalui aliran massa tidak cukup, difusi  akan berperan

penting. Dalam hal ini , pengambilan ion mengurangi konsentrasi ion pada

Page 17: ELEKTROKIMIA

permukaan akar, memantapkan suatu gradien difusi keluar dari permukaan akar dan

menyebabkan difusi ion-ion ke arah akar.

Menurut Baker (1978), lintasan apoplas dan simplas sangat berpengaruh dalam

pengangkutan ion ke xylem.

Menurut  Henry dan Foth (1982), pada beberapa hasil penelitian  tentang unsur hara,

diketahui bahwa :

Aliran massa biasanya berperan dan dominan dalam gerakan kalsium dan

sulfur ke permukaan akar dan

Difusi berperan dominan dalam gerakan pospor kepermukaan akar.

Unsur- unsur hara lain seperti K, Mg, dan Nitrogen, dapat melalui aliran massa

ataupun difusi, tergantung kepada konsentrasi larutan tanah dan ratio transpirasi.

Pada tempat- tempat tertentu sepanjang permukaan, terjadi suatu kontak yang

erat dengan permukaan tanah sehingga ion-ion ditukar langsung dari partikel

tanah ke permukaan akar oleh proses yang disebut  contact exchange.

Ketersediaan unsur hara dalam tanah sangat menentukan status nutrisi dalam

tanaman. pH  tanah merupakan faktor utama yang mempengaruhi ketersediaan

nutrisi. Kebanyakan unsur hara  tersedia pada pH tanah antara 6,0 sampai 7,0. Ca dan

Mg,  K dan Mo lebih banyak tersedia dalam tanah yang basa, sedangkan Zn, Mn, dan

B kurang tersedia. Besi,  Mn, Al dapat larut sampai ketingkat yang sangat tinggi dan

beracun dalam tanah yang sangat asam.

Page 18: ELEKTROKIMIA

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Elektrokimia adalah cabang kimia yang mempelajari reaksi kimia yang

berlangsung dalam larutan pada antar muka konduktor elektron (logam atau

semikonduktor) dan konduktor ionik (elektrolit), dan melibatkan perpindahan

elektron antara elektroda dan elektrolit atau sejenis dalam larutan. Potensial sel

adalah Gaya yang dibutuhkan untuk mendorong elektron melalui sirkuit eksternal.

Fungsi dari jembatan garam adalah untuk menetralkan kelebihan anion dan kation

pada larutan dan untuk menutup rangkaian sehingga reaksi dapat berlangsung terus-

menerus. Setiap reaksi kimia dapat dituliskan sebagai kombinasi dari dua buah reaksi

setengah sel sehingga potensial sel dapat diasosiasikan dengannya. Hubungan antara

energi bebas Gibbs dan potensial sel arus nol( E ) dapat diturunkan dengan

memperhatikan perubahan G pada saat reaksi sel bertambah dengan kuantitas yang

sangat kecil.

3.2 SARAN

Adapun saran yang dapat kami ajukan adalah alangkah lebih baiknya makalah ini

mendapat kritik yang membangun agar dalam penyusunannya dapat lebih sempurna

lagi. Dan alangkah baiknya jika isis dari makalah ini dapat dikoreksi oleh dosen

pengampu agar tidak terjadi kesalahfahaman dalam memahami materi tentang

Elektrokimia ini.

Page 19: ELEKTROKIMIA

DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P.W. 1999. Kimia Fisik Jilid I. Terjemahan Irma I. Kartohadiprojo. Jakarta:

Erlangga.

Atkins, P.W. 1999. Kimia Fisik. Edisi Keempat. Jilid II. Terjemahan Irma I.

Kartohadiprojo. Jakarta : Erlangga.

Dogra, S.K. dan S. Dogra. 1990. Kimia Fisik dan Soal-Soal. Terjemahaan Umar

Mansyur. Jakarta : Universitas Indonesia.

Keenam, Charles W. Donald C. Kleinfelter Jesse H. Wood. 1996. Kimia Untuk

Universitas. Edisi Keenam. Jilid I. Terjemahan Aloysius Hadyana Pudjaatmaka.

Jakarta : Erlangga.

Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Jakarta ; PT. Rineka Cipta.

http://blogspot.blog.com/definisi-definisi-elektrokimia.html

http://atarblog.blogspot.com/2012/04/.maklah-elektrokimia.html

http://desajaya.net/2008/.makalah-percobaan-elektrokimia.html

Page 20: ELEKTROKIMIA

Tugas kelompok 6

Makala

ELETEROKIMIA

FITRIANA NAWIR G111 11 291

FAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014