elektronika daya-
DESCRIPTION
materi kuliah tentang elektronika dayaTRANSCRIPT
![Page 1: Elektronika Daya-](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100506/5571f20f49795947648c1160/html5/thumbnails/1.jpg)
Elektronika Daya-Elektro S1 Ir. A. Muid Fabanyo, MMT
17
UJT mempunyai resistansi negatif yang terletak antara titik puncak dan titik lembah.
Dimana nilai tegangan puncak UJT tergantung pada tegangan antar basis ( VBB ) sesuai
dengan persamaan berikut:
VP = η VBB + VD
Dimana : η = Eta/Intrinsic standoff ratio
VD = tegangan setara emitor dioda 0,5 V pada suhu 250 C, yang nilainya
tergantung pada type UJT dan temperatur kerjanya.
Pengujian pengukuran dengan menggunakan Ohm-meter antara lain :
1. Antara B1 dan B2 yaitu Rbnya.
2. Antara E dengan B1 dengan kondisi arah maju
3. Antara E dengan B1 dengan kondisi arah mundur (balik).
4. Antara E dengan B2 dengan kondisi arah maju.
5. Antara E dengan B2 dengan kondisi arah mundur (balik).
Dari hasil pengukuran di atas maka untuk kondisi arah balik mungkin menghasilkan
pengukuran nilai yang tak terhingga. Sedangkan untuk pengukuran arah maju
menhasilkan pengukuran tahanan yang relatif kecil dan pengukuran RB, yaitu tahanan
antara basis akan memberikan nilai tahanan yang cukup besar ( UJT berkisar 10.000
ohm atau 10 KΩ.
![Page 2: Elektronika Daya-](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100506/5571f20f49795947648c1160/html5/thumbnails/2.jpg)
Elektronika Daya-Elektro S1 Ir. A. Muid Fabanyo, MMT
16
B1
B1
0 RB1 RB1
E 1 RB2
RB2
B2
B2
Rangkaian ekivalen UJT bekerja bila posisi 1 Rangkaian ekivalen dari UJT utk Pada saklar dan tidak bekerja pada posisi 0 (nol) pengujian dgn OHM meter
B1
E
B2
Konstruksi dasar UJT
Konstruksi diatas menunjukkan bahwa Emitor dan Basis1 biasanya dipakai sebagai
Pengatur/Pengontrol. Sedangkan untuk Basis2 digunakan sebagai kompensasi suhu dan
sebagai terminal untuk tegangan muka maju
Antara B2 dan B1 terdapat suatu nilai tahanan yang biasa disebut tahanan antara basis
RB, yang merupakan jumlah dari dua buah tahanan yaitu RB1 dan RB2 disebut eta ( η )
atau biasa disebut Intrinsic Standoff Ratio ( 0,51 : 0,82 ).
Besarnya Eta biasanya 0,6.
RB1 RB1
η = ----------- = --------------
RB RB1 + R2
P N
![Page 3: Elektronika Daya-](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100506/5571f20f49795947648c1160/html5/thumbnails/3.jpg)
Elektronika Daya-Elektro S1 Ir. A. Muid Fabanyo, MMT
15
V. UJT ( Uni-Juntion Transistor )
Uni junction transistor adalah komponen yang dapat digunakan untuk mentrigger
thyristor. Komponen tersebut mempunyai 3 (tiga) terminal, yaitu Emitor (E), Basis satu
(B1) dan Basis Dua (B2) sebagaimana gambar di bawah ini.
VE B1
VP
E B1
VBB
VE B2 VV
IP IV
\ IE
Cut Off R-Neg Saturation region IE
Region
Simbol Kurva Karateristik UJT
Pada kurva karateristik tersebut antara B1 dan B2 terdapat resistansi antara basis (RBB)
Yang bernilai 7 K : 9,1 K Ohm pada suhu 250 C.
Jika tegangan VE lebih kecil dari tegangan acak emitor ( UJT ) yaitu VP, maka emitor
akan Reverse Bias dan hanya ada arus bocor IE0 yang harganya cukup kecil.
Juka VE sama dengan VP dan arus emitor IE lebih besar dari IP, maka UJT akan
Turn-ON. Pada kondisi ini resistansi antara Emitor dan Basis satu sangat rendah dan
arus emitor yang mengalir akan dibatasi oleh resistansi yang dipasangkan seri antara
Emitor dan Basis satu diluar rangkaian.
Rangkaian pengganti atau ekivalen dari UJT sebagaimana gambar berikut di bawah ini
yang dihubungkan dengan saklar sebagai pengatur kondisi bekerja atau tidak.
![Page 4: Elektronika Daya-](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100506/5571f20f49795947648c1160/html5/thumbnails/4.jpg)
Elektronika Daya-Elektro S1 Ir. A. Muid Fabanyo, MMT
14
A1 A1
A2 A2
Simbol DIAC
Adakalanya kombinasi TRIAC dan DIAC dijadikan satu dalam satu IC (Integrated Circuit)
atau lebih terkenal dengan DI-TRIAC.
Sebagai contoh jenis TRIAC
Pabrik : BBC
Type : BS 6 – 02 A
UH12 , UH21 : 200 volt
IT (RMS) : 6 Amp ( at Tj 85 0 C )
IT SM : 48 Amp
ID : < 2 mA ( voltage forward current )
VT : 3,2 volt ( Conducting voltage drop ) pada IT = 17 A
VGT : 3 volt
IGT : 50 mA
![Page 5: Elektronika Daya-](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100506/5571f20f49795947648c1160/html5/thumbnails/5.jpg)
Elektronika Daya-Elektro S1 Ir. A. Muid Fabanyo, MMT
13
juga terjadi. Rangkaian Snubber diperlukan disini untuk membatasi rangkaian dv/dt saat
arus TRIAC nol.
IV. DIAC ( Bilateral Trigger Dioda )
DIAC adalah merupakan dioda pentrigger dua arah yang terdiri dari 2 buah
thyristor yang dihubungkan saling bertolak belakang dan digunakan secara bersama-
sama TRIAC. Oleh karena itu DIAC memiliki 2 buah tegangan penyalaan yaitu disatu
pihak tegangan maju ( + VBO) dan dilain pihak lagi tegangan baliknya ( - VBO). Berikut ini
adalah simbol dan karateristik DIAC.
Kurva Karateristik DIAC
IG
IH
- VBO + VBO - IG
![Page 6: Elektronika Daya-](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100506/5571f20f49795947648c1160/html5/thumbnails/6.jpg)
Elektronika Daya-Elektro S1 Ir. A. Muid Fabanyo, MMT
12
Besaran-besaran pembatas (arus, tegangan, thermis dll) dari triac sama halnya dengan
SCR kecuali batas tegangan reverse yang tidak terdapat pada triac. Besaran Holding
Current ( IH) juga berlaku bagi triac.
Triac dapat dipandang sebagai saklar elektronis untuk tegangan dan arus bolak-balik.
Triac mampu membloking tegangan pada kedua arahnya dan mampu pula mengalirkan
arus pada kedua arahnya.
Daerah kerja triac dan polaritas Vg.
KUADRAN TERMINAL
1 2 3 4
- H T1 + - - +
G + + - -
- H T2 Titik referensi
Pada gambar berikut ini menunjukkan karateristik statis dari komponen TRIAC.
Misalnya TRIAC bekerja pada kwadran 1 IT mengalir arah dari T1 ke T2. TRIAC akan
lebih baik dan sensitif bila dioperasikan pada kwadran 1 dan 3 dengan pulsa trigger
Positif dan Negatif.
Keadaan yang berbahaya bagi TRIAC adalah pada operasi beban induktif, arus
TRIAC akan = 0 tetapi VT - T2 ≠ 0 maka penyalaan kembali tanpa pulsa penyala dapat
IT
2 1 (Kwadran) Ig2 Ig1 Ig0 IH ∆VF VAK Ig0 Ig1 Ig2 3 - IT 4
![Page 7: Elektronika Daya-](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100506/5571f20f49795947648c1160/html5/thumbnails/7.jpg)
Elektronika Daya-Elektro S1 Ir. A. Muid Fabanyo, MMT
11
Keterangan:
Vfbo = Tegangan forward ( Vak + ) minimum dimana scr dapat konduktif tanpa Ig
Vdsm = Tegangan lebih sesaat non periodik yang dapat ditahan oleh scr
Vdrm = Tegangan lebih sesaat periodik yang dapat ditahan oleh scr.
Vdwm = Tegangan kerja normal scr tanpa gejala transien.
Dalam operasinya scr bekerja pada tegangan jala-jala normal dan juga kemungkinan
tegangan-tegangan transien yang lebih tinggi. Adanya tegangan lebih tinggi itu tdk
dapat dihindarkan dan scr harus diperhitungkan untuk dapat terjadi dalam operasinya.
Untuk membantu mengamankan scr dari bahaya tegangan lebih maka dipasangkan
rangkaian snubber R-C seri yang dipasangkan paralel dengan scr.
C = kondensator bertugas utk meredam puncak dan kecuraman tegangan lebih saat scr
turn-off dengan cara menyerap muatan listrik, sehingga energinya terperangkap
pada kapasitansinya.
R = Resistor bertugas untuk membantasi arus discharge dari C ketika SCR dinyalakan
kembali.
III. TRIAC ( Trioda Alternating Current Switch )
TRIAC merupakan komponen thyristor dua arah atau analoginya sama dengan
penggabungan 2 (dua) buah SCR yang terhubung secara anti paralel. Dapat
dipergunakan untuk menggantikan SCR untuk daya arus bolak-balik, misalnya
pada pengaturan motor atau pada pengaturan cahaya dan lampu (Dimmer
lamps).TRIAC memiliki kemampuan di bawah 100 A dan kurang dari 1000 watt.
A T1 Gate T2 P1 G T1 T2 K Struktur Ekivalen SCR Simbol
![Page 8: Elektronika Daya-](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100506/5571f20f49795947648c1160/html5/thumbnails/8.jpg)
Elektronika Daya-Elektro S1 Ir. A. Muid Fabanyo, MMT
10
Keterangan:
Td : Time delay, waktu tunda terhitung dari Ig= 10 % hingga tegangan Vak sampai
harga 90 %.
Tr : Rise time, waktu terhitung dari Vak berharga 90 % menjadi 10 % kembali.
Ton : td + tr
Ton akan lebih singkat bila d Ig/dt dan Ig puncak +, serta temperatur junction
SCR makin tinggi. Pada saat turn-OFF setelah If=0. SCR memerlukan tegangan
negatif pada anoda-katodanya.
Tq : Waktu yang diperlukan oleh SCR untuk memperoleh sifat membloking tegangan
mundur (reverse recovery time ). Tq akan lebih lama apabila It : dtdIt
, Vak + dan
juga bila Vak – terlalu rendah.
Dari besarnya tq yang diperlukan, terdapat 2 jenis SCR :
• SCR lambat ( phase control low speed SCR ) dengan tq > 100 us
• SCR Cepat ( High Speed SCR ) dengan tq < 100 us
Pada jenis SCR pertama di atas biasanya digunakan pada rangkaian/sirkuit penyearah
dan jenis kedua digunakan pada rangkaian converter SCR dengan komutasi paksa.
Pemaksaan pemadaman SCR itu bertujuan untuk menekan It hingga sama dengan 0
(nol). Kemudian memberikan tegangan Vak yang negatif selama t ≥ tq SCR.
5. Kemampuan Tegangan SCR
SCR harus mampu menahan tegangan pada kedua arahnya sebagaimana gambar
berikut ini.
Kemampuan Tegangan SCR
VFBO
VDRM
VDWM
VRWM
VWSM
VRSM
VF
VR
![Page 9: Elektronika Daya-](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100506/5571f20f49795947648c1160/html5/thumbnails/9.jpg)
Elektronika Daya-Elektro S1 Ir. A. Muid Fabanyo, MMT
9
Karateristik Penyalaan SCR
4. Karateristik Switching SCR
Setiap komponen semikonduktor mempunyai karateristik sendiri-sendiri dalam proses
switchingnya.
SCR yang bekerja sebagai elektronis switching, pemeriksaan apakah kerja switching
komponen ini sudah baik atau belum perlu untuk dilaksanakan.
Karateristik Switching SCR
90% dVAK / dt It 10% td tr Ig ton
AK (-) Ig Vg 10 %
Ig Ig Maks Vg Maks Daerah Penyalaan Pasti Daerah Penyalaan Mungkin utk Tj = 240 C Daerah Penyalaan tdk mungkin menyala Vg
![Page 10: Elektronika Daya-](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100506/5571f20f49795947648c1160/html5/thumbnails/10.jpg)
Elektronika Daya-Elektro S1 Ir. A. Muid Fabanyo, MMT
8
Karateristik Statis SCR
3. Karateristik Penyalaan SCR
Dalam pengoperasian SCR harus dipastikan bahwa SCR bekerja sesuai dengan rencana.
Salah satu faktor yang sangat diperhitungkan adalah karateristik arus gate yang secara
pasti menyalakan SCR.
Beberapa kemungkinan sinyal pulsa yang masuk rangkaian gate SCR yaitu:
• Pulsa gate secara pasti menyalakan SCR.
• Pulsa gate mungkin menyalakan SCR.
• Pulsa gate pasti tidak menyalakan SCR.
• Pulsa gate terlalu besar dan mungkin dapat merusak SCR pada lintasan junction
G-K.
Setiap SCR akan mempunyai karateristik tersendiri dan berbeda untuk Tj yang lain.
Dengan mengetahui karateristik SCR melalui data sheetnya, harga Vg dan Ig yang tepat
dapat ditentukan, yaitu harga Vg dan Ig yang memberikan penyalaan yang pasti dan
aman untuk semua kondisi kerja SCR.
IF Ig1 < Ig2 < Ig3 IH VR ∆VF VBO3 VBO2 VBO1 VBO VF Ig3 Ig2 Ig1 IR
![Page 11: Elektronika Daya-](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100506/5571f20f49795947648c1160/html5/thumbnails/11.jpg)
Elektronika Daya-Elektro S1 Ir. A. Muid Fabanyo, MMT
7
Analogi SCR dengan 2 transistor ( NPN – PNP )
Struktur terbentuknya SCR adalah mirip dengan penyatuan 2 (dua) buah transistor,
dimana pada Gate diberikan pulsa trigger, maka transistor Q2 akan ON dengan Ic2 =
Ib1 dan ini akan meng-ON-kan Q1 pula. Q1 mencatu arus base Q2 dan Q2 mencatu
arus base Q1 dalam keadaan seperti ini. Q1 dan Q2 akan tetap ON meskipun pulsa
trigger pada gate (Ig) dihilangkan, asalkan Vak cukup besar sehingga I1 = Ic2 > Iff –
SCR.
2. Karateristik Statis SCR
Karateristik SCR pada gambar berikut ini menunjukkan hubungan antara tegangan dan
arus. Tanpa arus gate, SCR menahan tegangan pada dua arahnya. Dengan arus gate,
SCR mengalirkan arus pada input tegangan forward dan penyalaan SCR tersebut makin
cepat untuk harga Ig yang semakin besar.
Holding current ( Ih ) merupakan batas minimal arus SCR, dimana SCR akan tetap ON
ketika Ig dibuka.
A Ia A Ib1=Ic2 Q1 (PNP) G Ib Ic1 Q2 (NPN) G G Ib2 K Ic2 K
P
N N
P
N
P
![Page 12: Elektronika Daya-](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100506/5571f20f49795947648c1160/html5/thumbnails/12.jpg)
Elektronika Daya-Elektro S1 Ir. A. Muid Fabanyo, MMT
6
II. SCR ( Silicon Controlled Rectifier )
SCR merupakan komponen power semiconductor yang memiki 4 lapis (four
layer) yaitu P-N-P-N dengan terminal ketiga dikenal sebagai GATE (gerbang)
yang berfungsi untuk menerima sinyal Trigger pengatur saat konduktif.
Struktur dan Simbol SCR
1. Prinsip Kerja SCR
SCR mampu melakukan bloking terhadap kedua arah tegangan Vak (tegangan
maju Vf maupun tegangan reverse Vr). Bila arus gate tidak diberikan, untuk status
Turn-OFF ke status turn-ON.
• Vak pada SCR harus bernilai positif
• Ig (pulsa/trigger) diberikan cukup, baik dilihat dari segi lebar pulsa penyala
maupun daya penyalaannya.
SCR akan tetap dalam keadaan ON walaupun Ig di NOL-kan asalkan If > Ih (current
holding ). Bilamana If < Ih maka SCR akan bersifat non konduktif (OFF) lagi, penyalaan
gagal. Hal ini sering terjadi pada kondisi beban induktif, tentunya dengan pulsa penyala
yang terlalu pendek.
Untuk Turn ON ke OFF dengan syarat sebagai berikut :
• If harus NOL ampere terlebih dahulu.
• Vak harus negative selama waktu t minimal =tg – SCR
Analogi SCR yang terdiri dari susunan 2 (dua) buah transistor yang terbentuk
sebagaimana gambar di bawah ini.
A A P G G K
N
P
P
N
![Page 13: Elektronika Daya-](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100506/5571f20f49795947648c1160/html5/thumbnails/13.jpg)
Elektronika Daya-Elektro S1 Ir. A. Muid Fabanyo, MMT
5
Bentuk Pembebanan Arus Pada Dioda
If (AV) : Arus rata-rata maksimum yang diijinkan setiap harga arus rata-rata akan
menghasilkan suatu harga temperatur akhir pada junction dioda. Batas If
(AV) ini juga tergantung pada temperatur ruang dan jenis sistem pendinginan
( Heat-sink).
If (RMS) : Harga effektif maksimum arus dioda. Harga rata-rata yang di bawah If ( ∆V )
maksimum, belum menjamin keamanan operasi dioda terutama arus beban
dioda dengan form factor yang tinggi. ( Rate Mean Square )
If (RM) : Harga puncak arus lebih periodik yang diijinkan.
If (SM) : Harga puncak arus lebih non periodik yang diijinkan.
T : Batas integral pembebanan arus dimana dioda masih mampu mengalaminya.
Besaran ini berlaku untuk ½ cycles atau 1 ms dan merupakan pedoman
dalam pemilihan pengaman arus.
Contoh data Fast Dioda Type MF 70
Maximum repetitive peak reverse voltage, Vdrm = 1200 Volt.
Mean forward current, If (AV) = 70 A
RMS forward current, Irms max = 110 A
Non repetitive forward current, If (ms) = 700 A
Forward V-Drop, Vfm=V, pada Ifm = 210 A
Peak reverse current, Irm = 5 mA
Reverse recovery time, trr = 200 ns
Stored, charger, Qrr = T µc (Qs)
Thermal resistance, Rth-jc = 0,37 0C/w
IF IFSM IFRM VL IF (RMS) IF (AV)
![Page 14: Elektronika Daya-](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100506/5571f20f49795947648c1160/html5/thumbnails/14.jpg)
Elektronika Daya-Elektro S1 Ir. A. Muid Fabanyo, MMT
4
Qs : Jumlah muatan yang mengalirdalam arah reverse selama perpindahan statusdioda
ON ke OFF.
Dioda jenis lambat banyak digunakan pada rangkaian konverter dengan komutasi
lambat/natural, seperti rangkaian penyearah.
Sedangkan Dioda jenis Cepat dipergunakan pada konverter statis dengan komutasi
sendiri seperti misalnya pada DC Chopper, konverter komutasi sendiri dll.
Kemampuan Tegangan
Dioda bersifat memblokir tegangan reverse, ternyata mampu menahan tegangan
tersebut tergantung pada karateristik tegangan itu sendiri.
Pembebanan Tegangan Pada Dioda
VRWM = Puncak tegangan kerja normal.
VRRM = Puncak tegangan lebih yang terjadi secara periodik.
VRSM = Puncak tegangan lebih tidak periodik.
Kemampuan Arus Dioda.
Adanya tegangan jatuh konduksi ∆ Vf menyebabkan rugi daya pada dioda yang keluar
dalam bentuk panas. Temperatur junction maksimum terletak antara 110 0C : 125 0C.
Panas lebih dari temperatur ini akan menyebabkan dioda akan rusak. Temperatur
maksimum ini dapat dicapai oleh bermacam-macam pembebanan arus terhadap dioda.
IF VRWM VRRM VRSM VR ∆VF VF t IR
![Page 15: Elektronika Daya-](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100506/5571f20f49795947648c1160/html5/thumbnails/15.jpg)
Elektronika Daya-Elektro S1 Ir. A. Muid Fabanyo, MMT
3
Karateristik Switching
Karateristik ini menggambarkan sifat kerja dioda dalam perpindahan keadaan ON ke
OFF dan sebaliknya.
∆
Dioda akan segera melalukan arus jika Vr telah mencapai lebih dari Vf minimum dioda
kondusif dan pada saat OFF terjadi kelambatan dari dioda untuk kembali mempunyai
kemampuan memblokir tegangan reverse. Dari gambar diatas tgerlihat adanya arus
balik sesaat pada dioda, dimana arus balik ini terjadi pada saat peralihan keadaan dioda
dari kondisi ON ke kondisi membloking tegangan reverse.
Dengan adanya sifat arus balik, maka diperoleh dua jenis penggolongan dioda yaitu :
1. Dioda Cepat, yaitu dioda dengan kemapuan segera mampu membloking
tegangan reverse yang cepat, orde 200 ns terhitung sejak arus forward dioda
sama dengan 0 (nol).
2. Dioda Lambat, yaitu untuk hal yang sama dioda memerlukan waktu lebih lama,
Q32 > Qs1.
Terminologi karateristik dioda
Trr : Reverse Recovery Time, waktu yang diperlukan dioda untuk bersifat membloking
tegangan forward.
Tjr : Waktu yang diperlukan oleh Juction P-N untuk bersifat membloking.
tBR : Waktu yang diperlukan daerah perbatasan Junction untuk membentuk zone
bloking.
VS t t QS 10% Tjr tbr trr
![Page 16: Elektronika Daya-](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100506/5571f20f49795947648c1160/html5/thumbnails/16.jpg)
Elektronika Daya-Elektro S1 Ir. A. Muid Fabanyo, MMT
2
merupakan bagian yang penting dalam industri-industri, yaitu dalam pengontrolan daya
pada sistem, proses elektronika dan lain-lain.
I. DIODA
Dioda merupakan penyatuan dari lapisan P dan N sebagaimana gambar struktur dan
simbol lapisan.
- A A
P N
+
K K
Syarat dioda dalam keadaan ON adalah Vak positip sedangkan untuk OFF adalah Vak
negatif.
Karateristik Statis dioda
Karateristik tersebut menggambarkan hubungan antara arus dioda ( IR dan IF ) agar
Vak dalam kondisi menahan arus ( OFF ) maupun dalam keadaan mengalir ( ON ).
Dalam keadaan OFF, Vak = Vr = negatif, maka dioda menahan arus namun terdapat
arus bocor Ir yang kecil.
Dalam keadaan ON, Vak = Vf = positif, dioda mengalirkan arus namun terdapat
tegangan jatuh pada dioda = ∆ Vf, ∆ Vf ini makin besar untuk arus dioda yang makin
tinggi yang berarti pula rugi konduksi If * ∆ Vf naik. Terlihat pula pada karateristik dioda
diatas bahwa bila Vr terlalu tinggi dioda akan rusak.
IF ON OFF VF IR
![Page 17: Elektronika Daya-](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100506/5571f20f49795947648c1160/html5/thumbnails/17.jpg)
Elektronika Daya-Elektro S1 Ir. A. Muid Fabanyo, MMT
1
BAB I
P E N D A H U L U A N
Pada sistem tenaga listrik terdapat penggunaan komponen elektronika yang
umumnya dipakai dalam rangkaian pengaturan motor-motor listrik. Komponen-
komponen elektronika yang dipergunakan pada sistem tenaga listrik pada prinsipnya
harus mampu menghasilkan daya yang besar atau mampu menahan disipasi daya yang
besar.
Elektronika daya meliputi switching, pengontrolan dan pengubah ( konversi )
blok-blok yang besar dari daya listrik dengan menggunakan sarana peralatan
semikonduktor. Dengan demikian elektronika daya secara garis besar terbagi menjadi 2
(dua) bagian yaitu :
1. Rangkaian Daya
2. Rangkaian kontrol
Pada gambar berikut menunjukkan hubungan antara kedua rangkaian diatas yang
terintegrasi menjadi satu, dimana keduanya banyak memanfaatkan peralatan
semikonduktor
Rangkaian daya terdiri dari komponen Dioda, Thyristor dan Transistor Daya. Sedangkan
rangkaian kontrol terdiri atas Dioda, Transistor dan rangkaian terpadu ( Integrated
Circuit / IC ).
Dengan menggunakan peralatan-peralatan yang serupa keandalan dan
kompatibilitas dari perlengkapan ( sistem ) akan dapat diperbaiki. Elektronika daya
Supplai Daya
Rangk. Daya
Beban
Rangk. Kontrol