elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/417/jbptunikompp-gdl... · web viewbab 1 pendahuluan...
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kerja PraktekPerkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat menuntut
adanya perkembangan kualitas sumber daya manusia. Sejalan dengan hal itu, maka
Universitas Komputer Indonseia (UNIKOM) sebagai salah satu perguruan tinggi
swasta yang berorientasi pada teknologi informasi dan komputer harus memenuhi
tuntunan akan tenaga-tenaga ahli yang terdidik,terampil dan profesioal di bidang
teknologi informasi dan komputer.
UNIKOM khususnya Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi mengadakan kerja
praktek bagi setiap mahasiswa terhadap dunia kerja sehingga dapat memicu
mahasiswa maupun perguruan tinggi untuk lebih mengembangkam ilmu yang didapat
di kampus, harapan mahasiswa jurusan akuntansi mampu untuk memadukan antara
teori yang selama ini diajarkan di kampus dengan realita yang ada dalam dunia kerja
dengan kondisinya yang terus berubah.
Penulis memilih PT. PLN (Persero) Unit Pelayanan dan jaringan Bandung
Utara sebagai tempat melaksanakan kerja praktek..PT.PLN (PERSERO) merupakan
perusahaan yang bergerak dibidang kelistrikan. Selama melaksanakan kerja praktek
penulis ditempatkan di bagian pelayanan pelanggan. Bagian pelayanan pelanggan di
PT.PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan Bandung Utara berfungsi
untuk.melaksanakan pelayanan dalam pemberian informasi tentang kelistrikan,
persyaratan yang berhubungan dengan penyambungan tenaga listrik, membuat dan
mengarsipkan berkas setiap permintaan penyambungan tenaga listrik sampai pada
menyiapkan perintah kerja pemasangan listrik, perbaikan listrik,perubahan daya
listrik dan pembuatan berita acara pelaksanaannya serta memantau pelaksanaan
penyambungan maupun pembongkaran listrik.
1
2
yang berhubungan dengan penyambungan tenaga listrik, membuat dan mengarsipkan
berkas setiap permintaan penyambungan tenaga listrik sampai pada menyiapkan
perintah kerja pemasangan listrik, perbaikan listrik, perubahan daya.
Sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa atau perusahaan dagang
ini pasti akan melakukan kegiatan yang mengakibatkan adanya penerimaan dan
pengeluaran kas. Sama halnya dengan PT.PLN (Persero) yang bergerak di bidang
jasa didalamnya terdapat alur kegiatan dan penerimaan dan pengeluaran kas.
Pengeluaran kas atau kas keluar disebut Cash Imprest dan penerimaan kas
atau kas masuk disebut cash receipt, adalah salah satu kegiatan yang sangat erat
sekali dengan bidang keuangan, karena didalamnya terdapat kegiatan yang
berhubungan dengan biaya yang diperlukan untuk membiayai semua biaya
opersaional, biaya administrasi dan penerimaan dalam setiap harinya.
Pengeluaran kas merupakan suatu hal yang sangat penting dalam aktiva
perusahaan, karena jika pengeluaran kas dikelola dengan baik maka akan membawa
perusahaan kepada tujuan yang diinginkan. Hal paling mendasar untuk keberhasilan
suatu perusahaan adalah bagaimana proses pengeluaran kasnya, yang diterapkan
pengurus berusaha agar setiap uang yang keluar diketahui jumlah dan kemana
disalurkanya.Pengeluaran kas harus mampu memberikan keamanan terhadap aktiva
perusahaan dan mendukung kelancaran usaha perusahaan agar terhindar dari
kesalahan, kebocoran serta penyelewengan yang mungkin mudah dilakukan oleh
pengelola.
3
Bedasarkan uraian diatas, maka penulis dalam menyusun laporan kerja
praktek ini mengambil judul “Aplikasi Pengolaha Data Administrasi Pengeluaran
Kas Imprest/Biaya Operasional Pada Bagian Keuangan PT.PLN (Persero) Distribusi
Jabar dan Banten UPJ Bandung Utara”
1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek
Maksud dari penulisan laporan ini untuk memenuhi persyaratan mata kuliah
kerja praktek di semester 7 ini Progam Akuntansi S1 Ekonomi Unikom.
Adapun tujuan penulis melakukan kerja praktek pada PT. PLN (Persero) Unit
Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Utara selain kewajiban untuk memenuhi
tugas adalah:
1. Untuk mengetahui proses pengajuan sampai dengan pelaksanaan pencacatan
pengeluaran kas imprest yang dilakukan oleh PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa
Barat dan Banten Unit Pelayanan dan Jaringan Bandung Utara.
2. Untuk mengetahui pengolahan data administrasi pengeluaran kas imprest/biaya
operasionl pada bagian keuangan PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan
BantenUnit Pelayanan dan Jaringan Bandung Utara.
3. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi dalam proses pencatatan administrasi
pengeluaran kas imprest pada PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
Unit Pelayanan dan Jaringan Bandung Utara.
4
4. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam proses
pencatatan administrasi pengeluaran kas imprest pada PT.PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat dan BantenUnit Pelayanan dan Jaringan Bandung Utara.
1.3 Kegunaan Kerja Praktek
Kegunaan dilakukanya kerja praktek ini adalah:
1. Kegunaan Pengembangan Ilmu
a. Bagi Penulis
Membandingkan antara teori yang diperoleh selama masa perkulihaan dengan
realita yang sesungguhnya terjadi pada perusahaan, sehingga dapat memberikan
gambaran yang nyata tentang dunia kerja, Disamping itu pula dapat menambah
pengalaman.
b. Bagi Perusahaan
Diharapkan hasil dari tugas kerja praktek ini dapat memberikan sumbangan
informasi dan pemikiran yang bermanfaat dalam penyusunan kebijaksanaan
perencanaan dan pengendalian operasioanl yang lebih efektif serta dapat
meningkatkan pelayanan dalam proses pencatatan administrasi pengeluaran kas
imprest pada PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Unit Pelayanan dan
Jaringan Bandung Utara.
c. Bagi pihak lain
Dapat dijadikan sebagai referensi atau informasi tambahan bagi para pihak
yang membutuhkan data untuk dapat dik
5
2. Kegunaan Praktis (Operasional)
Memberikan informasi yang dapat dijadikan sebagai masukan bagi
perusahaan dalam hal ini PT.PLN (Persero) untuk dijadikan bahan pertimbangan
dalam pelakasanaan pengadministrasian Pengeluaran Kas Imprest /Biaya Operasional
1.4 Metode Kerja Praktek
Dalam menyusun laporan tugas akhir ini metode penulisan yang digunakan
adalah sebagi berikut :
Block Realease, yaitu pelaksanaan kerja praktek dalam satu periode tertentu
yang dilaksanakan dari hari senin sampai dengan hari jum’at mulai pukul 07.30
Sampai dengan pukul 16.00. agar dapat tersusunya laporan kerja praktek ini maka
diperlukan teknik-teknik tertenntu dalam pengumpulan data.
Teknik Pengumpulan Data :
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai
berikut :
1. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data melalui studi kepustakaan dengan
cara menggali pengetahuan melalui buku-buku, catatan-catatan, dan bahan tertulis
lainya mengenai proses pencatatan administrasi pengeluaran kas imprest/biaya
operasional.
6
2. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap pengeluaran kas
imprest/biaya operasional.
3. Wawancara, yaitu mengadakan komunikasi langsung Juru utama Keuangan dan
Administrasi untuk memperoleh informasi dan data mengenai proses pencatatan
administrasi pengeluaran kas imprest/biaya operasional.
1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek
Kerja praktek dilakukan pada PT.PLN (Persero) UPJ Bandung Utara yang
berlokasi di jalan Ir. Hj. Djuanda No.183 Bandung. Kerja parktek ini dilakukan
terhitung sejak tanggal 9 juli 2008 sampai dengan tanggal 10 agustus 2008. Kegiatan
dimulai pada pukul 07.30 – 16.00 WIB untuk hari senin sampai dengan hari kamis
dan pukul; 07.30 – 15.00 WIB untuk hari jum’at.
Tabel 1.1
Tabel Waktu Pelakasanaan Kerja Praktek
NO Uraian Juli Agustus Oktober November
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Pelaksanaan Kerja Praktek
2 Pengumpulan Data
3 Bimbingan BAB 1
4 Bimbingan BAB 2
5 Bimbingan BAB 3
6 Bimbingan BAB 4
7 Evaluasi Laporan KP
7
8 Persiapan Sidang KP
BAB 2
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
Di Indonesia cahaya listrik mulai bersinar pada akhir abad XIX, yakni pada
jaman pemerintahan Hindia Belanda. Kelistrikan awal mulanya di bangun di
Palembang dalam kaitanya dengan usaha pertambagan minyak, sementara di Ambon
dan Makasar untuk kepentingan militer . Sejak awal abad ke-20, Listrik terutama
digunakan sebagai ganti lampu-lampu gas. Pada saat itu perusahaan penguasaan
pelistrikan Indonesia masih dipegang dan di selengarakan secara monopoli oleh
perusahaan swata Belanda.
Pada tahun 1905,Pemerintah Hindia Belanda memberikan izin kepada
Bndoengsche Electriciet Maatschappij (BEM) untuk mendirikan listrik di bandung
yang bertugas dalam bidang pembuatan jaringan-jaringan listrik untuk kota Bandung
dan sekitarnya.
Pada tahun 1919, perusahaan BEM dihapuskan dan digabungkan dalam suatu
perusahaan Perseroan Terbatas dengan nama Gemmeenshapp lijke Elektriciteit
Bsdrijf En Omstreken (GEBEO NV) dengan cakupan daerah kerja meliputi Bandung
dan sekitarnya. GEBEO NV merupakan perseroan terbatas pertama yang
mengusahakan kelistrikan termasuk pendistribusian tenaga listrik.
8
Pada tahun 1942 sampai tahun 1945, pada masa penjajahan jepang,
perusahaan distribusi tenaga listrik dikelola oleh Djawa Djigyo Sha Bandoeng Chisa.
Sedangkan pembangkitan dan penyaluran gardu-gardu dilaksanakn oleh du instansi
yaitu oleh Seibu Denki Djigya Sha tahun 1942 sampai 1943 dan oleh Denki Kosha
sejak tahun 1943-1945 dengan wilayah kerja diseluruh pulau Jawa.
Pada masa revolusi perjuangan fisik, yaitu dari tahun 1945-1946 pelaksanan
distribusi tenaga listrik untuk jawa barat khusunya dan Indonesia umumnya
dilaksanakan oleh pemeritah Replubik Indonesia melalui Jawatan Listrik.
Pada tahun 1948, belanda masuk ke Indonesia maka pemerintah RI hijrah ke
Yogyakarta,sehingga pengusahaan distribusi tenaga listrik khusunya di Jawa barat
termasuk jakarta diusahakan kembali oleh GEBEO NV. Sedangkan usaha
pembangkitan dan penyaluran tetap dikuasai RI yaitu Perusahaan Negara untuk
Pembangkit Listrik, yang disingkat PENUMPETEL, dengan wilayah kerja meliputi
seluruh Jawa Barat dan DKI Jakarta.
Tanggal 27 Desember 1957, dalam rangka perjuangan pembebasan Irian
Barat, GEBEO NV sebagai perusahaan milik asing diambil alih oleh para karyawan
yang berkewarganegaraan Indonesia dan dirubah namanya menjadi Perusahaan
Listrik Negara (PLN). Hal ini dikuatkan dengan hadirnya Peraturan Pemerintah No.
52 tahun 1958 yang menetapkan bahwa perusahaan Belanda yang ada di Indonesia
dialihkan di bawah naungan Pemerintah RI. Dengan jalan Nasionalisasi, perusahaan
9
negara tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada
masyarakat Indonesia dan juga memperkokoh keamanan dan ketahanan negara
Republik Indonesia.
Pada tahun 1961, semua perusahaan listrik di Indonesia disatukan ke dalam
satu Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU-PLN). Sebagai wadah
kesatuan pimpinan PLN, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.67 tahun 1961,
tugasnya mendistribusikan listrik di Indonesia dan tenaga pembangkitnya dipegang
oleh PLN pusat di Jakarta.
Dalam penjelasan dan pengumuman tentang pembentukan kabinet
Pembangunan (29 maret 1978) Perusahaan Umum Listrik Negara yang semula
bernaung di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik dialihkan ke
bawah naungan Departemen Pertambangan dan Energi.
Dalam perkembangannya kemudian, Perusahaan Umum Listrik Negara di
bawah naungan Departemen Pertambangan dan Energi mengalami perubahan status
dari Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara menjadi PT. PLN (Persero). Dengan
diterbitkannya PP No. 23 tahun 1994 tentang pengalihan bentuk perusahaan Umum
(Perum) menjadi Perseroan Terbatas (Persero). Perubahan bentuk hukum perusahaan
juga mengakibatkan terjadinya perombakan secara struktural pada tingkat
Distribusi/Wilayah. Dalam hal ini, Perum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat
10
berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan sebutan PT.PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat sejak tanggal 30 Juni 1994 sesuai Akte Pendirian.
2.1.1 Visi dan Misi Perusahaan
Visi PT PLN (Perseo)
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang bertumbuh kembang, Unggul
dan Terpercaya, dengan bertumpu pada potensi Insani.
Misi PT PLN (Persero)
Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang sahan.
Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat, Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong
kegiatan ekonomi, Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan Lingkungan.
2.2 Struktur Organisasi
Bagi sebuah oganisasi, struktur organisasi merupakan salah satu bagian yang
sangat penting dan memiliki peranan yang sangat penting pula, karena struktur
organisasi merupakan alat untuk menghidupkan dan mengerakan organisasi dalam
mencapai tujuannya.
11
“Struktur adalah pengaturan unsur-unsur atau bagian dari suatu benda
atau wujug.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2002:1093)
“Organisasi adalah suatu system perserikatan, berstuktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu.” (malayu S.P Hasibuan,1996:131)
“Struktur Organisasi adalah pola formal pengelompokan orang dan pekerjaan
serta hubungan antara berbagai sub unit organisasi”, (James L. Gibson, 1996:18)
Stuktur organisasi pada bagian pelayanan pelanggan PT.PLN (Persero) UPJ
Bandung Utara berbentuk struktur organisasi fungsional. Artinya dalam organisasi
tersebut tugas dibebankan pada setiap orang sesuai dengan keahliannya, tanpa
menutup kemungkinan untuk saling berhubungan antara satu sub bagian dengan sub
bagian lainya.
Keunggulan dari struktur organisasi fungsional antara lain:
1. Para supervisi merupakan tenaga ahli yang mempunyai kesempatan
mengembangkan keahliannya dalam bidang itu.
2. Nasihat para ahli sudah tersedia bagi karyawan.
3. Setiap fungsi akan menerima penanganan dari atasan yang lebih tinggi.
Kelemahan dari struktur organisasi fungsional antara lain:
1. Setiap karyawan akan mempunyai pemimpin lebih dari satu orang.
2. Disiplin kurang efektif karena setiap karyawan memiliki pemimpin lebih dari
orang.
12
3. Pengembangan para manajer kelas atas dibatasi oleh bidang khusus membuat
mereka kurang efektif dan tidak menutup kemungkinan merereka akan banyak
mengaggur.
Untuk mengetahui bagaimana struktur organisasi pada PT.PLN (Persero) UPJ
Bandyng Utara beserta susunan jabatan masing-masing bidang dapat dilihat dalam
lampiran. Struktur organisasi berikut ini adalah organisasi bagian Pelayanan
Pelanggan PT.PLN (Persero) UP.
13
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Bagian Pelayanan Pelanggan
PT.PLN (Persero) UPJ Bandung Utara
Manajer
Supervisor Pelayanan
Pelanggan
Terampil utama Teknik dan Adminitrasi
Ahli muda Administrasi
Juru Utama Administrasi
14
Sumber : Bagian pelayanan pelanggan PT.PLN (Persero) UPJ Bandung Utara
2.3 Uraian Tugas Perusahaan
1. Manajer Unit Pelayanan dan Jaringan
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan fungsi pelayanan kepada pelanggan
melalui pengembagan inovasi sistem pelayanan, peningkatan, pemasaran, pembacaan
meter, kepemilikan dan pengelolaan APP, penagihan dan administrasi serta keuangan
untuk targer pengusahaan (termasuk penurunan piutang ) dan kepuasan pelanggan.
Tugas Pokok:
a. Menetapkan rencana kerja dan anggaran UPJ.
b. Menetapkan pola operasional pelayanan guna menjamin kepuasan pelanggan.
c. Menetapkan pola dan memonitor pelaksanaan pembacaan/ catat meter sehingga
tercapai akurasi yang tinggi.
d. Merencanakan prakiraan kebutuhan tenaga listrik untuk diinformasikan kepada
UPT.
e. Mengupayakan peningkatan pemasaran dan memonitor usaha peningkatan
penjualan TL (pendapatan).
f. Menetapkan pola operasional dan memonitor pelaksanaan penagihan, dengan
sasaran tunggakan rekening seminimal mungkin menuju nol (0) rupiah dan nol
(0) lembar.
g. Melaksanakan sanksi atas piutang pelanggan.
15
h. Melakukan analisa dan evaluasi kinerja UPJ.
i. Melaksanakan pembinaan SDM ke arah usaha peningkatan profesionalisme dan
kompetensi.
j. Mengelola administrasi dan keuangan UPJ.
k. Menerbitkan work order untuk disampaikan kepada UPT.
2. Supervisior Pelayanan Pelanggan (PP) dan pemasaran
Bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan kepada pelanggan melalui
pengembangan inovasi sistem pelayanan, peningkatan pemasaran, untuk
meningkatkan pendapatan dalam rangka pencapaian target kenerja pengusahaan dan
kepuasan pelanggan.
Tugas pokok:
a. Memeriksa, menandatangani dan melakukan pengendalian atas: pembuatan SIP,
Fortek (Survei), Surat Perjanajian Jual Beli Tenaga Listrik, Kwintasi PK dan PD;
PB/PD/PT, dan lain-lain untuk pelanggan dengan daya sampai dengan 4.400 VA.
b. Memeriksa dan meneruskan : pembuatan SIP, Fortek, Surat Perjanajian Jual Beli
Tenaga Listrik , Kwintasi PK dan PD; PB/PD/PT, dan lain-lain untuk pelanggan
dengan daya sampai dengan 4.400 VA.
c. Memberikan penjelasan, informasi, jawaban lisan atau tertulis atas permintaan
pelayanan atau pengaduan atas surat mauk dari pelanggan.
d. Mengkoordinir, memeriksa dan memantau pembuatan dan ketepatan pengiriman
laporan bidang PLPK.
16
e. Mengkoordinir, memeriksa dan memantau pembuatan dan ketetapan pengiriman
laporan bidang pelayananpelanggan.
f. Mengkoordinir, memeriksa dan memproses peremajaan atau update DIL atas
dasar mutasi atau koreksi PDL.
g. Mengkoordinir, memeriksa dan memantau pemeiharaan atau data dan kartu UJL.
h. Mengkoordinir, memeriksa dan memantau pemeliharaan atau update kartu Induk
Langganan dan Arsip Induk Langganan.
i. Mengkoordinir, memriksa dan megupayakan percepatan pelayanan permintaan
PB/PD maupun pelayanan pengaduan dari pelanggan.
j. Membantu dan mengkoordinasi implementasi atau operasioanal dan atau
perubahah progam CM@X.
k. Membantu, mengatur dan mengkoodinir pemeliharaan atau kelancaraan system
jaringan LAN.
l. Melaksanakan tugas sebagai anggota tim di UPJ.
3. Juru Muda Administrasi
Bertugas memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada pelnaggan yang
datang ke loket pelayanan dan memonitor pelaksanaan pelayanan pelanggan.
4. Terampil Utama dan Administrasi
Bertugas melayani pelanggan P2TL dan melaksanakan proses adminitrasi
tindak lanjut penyelesaian P2TL serta berkoordinasi dengan bagian teknik.
17
2.4 Aspek-Aspek Kegiatan Perusahaan
Kegiatan usaha yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) secara umumnya
meliputi hal-hal berikut :
a. Produksi transmisi dan distribusi tenaga listrik
b. Perencanaan dan pembangunan bidang kelistrikan
c. Pengendalian dan pengembangan tenaga listrik
d. Pengusaha Jasa-jasa di bidang tenaga listrik
Sedangkan kegiatan usaha yang berhubungan dengan penyediaan tenaga
listrik . antara lain :
a. Pembangunan Jaringan
Merupakan pembangunan hantaran udara, yang meliputi. Tegangan rendah,
Tegangan menengah, dan jaringan dibawah tanah (Kabel TR dan TM)
b. Pembangunan gardu-gardu Distribusi
Pembangunan gardu yang mendistribusikan Kwh atau menyalurkan tenaga
aliran listrik kepada pelanggan melalui jaringan tegangan rendah atau TR,
termasuk perlengkapan Kwh.
c. Pembangunan Tiang
d. Pemeliharaan gardu jaringan, sambungan rumah dan memelihara gedung.
18
e. Penyambungan baru
Mengadakan kegiatan pemasangan atau penyambungan listrik rumah - rumah
konsumen baru.
f. Tambah daya
Mengadakan perubahan beban penambahan maupun penurunan daya
g. Perubahan Tarif
Merupakan perubahan tarif dari pelanggan umum ke kelompok lainnya atau
sebaliknya, misalnya dari rumah tinggal ke tarif industri atau usaha.
h. Pelayanan Kepada Pelanggan
i. Permintaan sambungan baru dan perubahan daya
j. Permintaan Penerangan sementara
k. Permintaan perbaikan atau pembongkaran sambungan rumah
l. Pembacaan Meteran Listrik
Melakukan pencatatan stan meter
m. Pembuatan Rekening Listrik
Pembuatan rekening listrik atas pemakaian tenaga
19
BAB 3
PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Pratek
Waktu pelaksanaan kerja praktek selama satu bulan terhitung sejak tanggal 9
juli 2008 sampai dengan tanggal 10 agustus 2008. Selama melakukan kerja praktek
penulis ditempatkan di bagian Pelayanan Pelanggan PT.PLN (Persero) Unit
Pelayanan dan Jaringan Bandung Utara.
Bagian pelayanan pelanggan merupakan salah satu bagian dari PT.PLN
(Persero) yang bertugas melaksanakan pelayanan pemberian informasi tentang
perhitungan besarnya dan persyaratan yang berhubungan dengan penyambungan
tenaga listrik, membuat dan mengarsipkan berkas setiap permintaan penyambungan
tenaga listrik, memberikan pelayanan pembayaran Biaya Penyambungan (BP), Uang
Jaminan Pelanggan (UJL), Biaya Penyambungan Sementara, Biaya Perubahan Daya
dan biaya lain yang ditetapkan sesuai ketentuan yang berlaku serta menyiapkan
kwintasi pembayaran biaya-biaya tersebut. Bagian pelayanan pelanggan juga bertugas
menyiapkan perintah kerja pemasangan, perbaikan dan pembongkaran sambungan
tenaga listrik dan berita acara pelaksanaanya serta melakukan koordinasi dengan
bagian-bagian terkait.
20
3.1.1 Kajian Teori
Berikut beberapa kajian teori yang berhubungan dengan proses pelaksanaan
kerja praktek:
Bedasarkan kamus besar bahsa Indonesia, bahwa kata “Keuangan berasal
dari kata dasar uang yang artinya kertas, emas, perak atau logam lainnya yang
dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu, dikeluarkan oleh pemerintah suatu
Negara sebagai alat penukaran atau standar pengukuran nilai”.
Keuangan menurut Mamesh dalam bukunya Sistem Administrasi Keuangan
Daerah yaitu: “Segala bentuk kekayaan atau harta benda yang dapat dinilai
dengan uang” (Mamesh,1994:13).
Pengertian admionistrasi keuangan menurut “Truism” atau paling sedikit
suatu kenyataan, “Bahwa biaya yang tersdia bagi suatu Negara yang sedang giat
melakukan bandingkan pembangunan seperti Indonesia selalu terbatas
dibandingkan dengan banyaknya kegiatan pembangunan yang perliu dibiayai”
(Siagian, 1988:156) sedangkan menurut Mamesah dalam bukunya Sistem
Administrasi Keuangan Daerah, Mengemukakan bahwa:
“Adsministrasi keuangan adalah rangkaian kegiatan dan prosedur dalam
mengelola keuangan secara tertib, sah, hemat, berdaya guna dan sumber-
sumbernya serta pembiayaanya)” (Mamesh,1995:14).
Bedasarkan definsi-definisi diatas maka penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa administrasi keuangan adalah suatu proses kerjasama manusia yang
21
berhubungan dengan keuangan atau mengelola keuangan baik berupa penerimaan
maupun berupa pembiayaaan yang dilaksanakan dalam suatu organisasi secara baik,
tertib, sah dan hemat sehingga dapat berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai dalam jangka waktu tertentu.
3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek
Teknis pelaksanaan kerja praktek yaitu pada saat masuk penulis langsung
diarahkan untuk melakukan tugas yang akan dikerjakan. Sambil melaksankan tugas
penulis mendapatkan bimbingan dan penjelasan mengenai tata tertib perusahaan,
prosedur pengadministrasian pemasangan baru pra-bayar, penjelasan mengenai listrik
pra-bayar, penjelasan mengenai cara perhitungan rekening listrik. Karena penulis
kuliah pada jurusan akuntansi.
3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek
3.3.1 Proses Pengajuan Sampai Dengan Pelaksanaan Pencatatan Pengeluaran
Kas Imprest yang Dilakukan Oleh PT.PLN (Persero) Distibusi Jawa Barat dan
banten UPJ.
Pertama Bagian keuangan PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
APJ Bandung menerima surat permintaan anggaran serta rinciannya dari UPJ
Bandung Utara. Surat anggaran tersebut, kemudian direkap dan digabungkan dengan
kebutuhan dana untuk keperluan di PT.PLN (Persero) Distibusi Jawa Barat dan
Banten UPJ Bandung Utara itu sendiri.
22
Setelah itu hasil rekap tersebut dikirim ke PT PLN (Persero) UPJ Bandung
Utara beserta surat pengantar yang dibuat dan sudah ditandatangani oleh seketari APJ
Bandung, yang kemudian digabungkan dengan hasil rekap anggaran dari cabang-
cabang lainnya yang termasuk dalam wilayah Distribusi Jawa Barat dan Banten, untuk
dirundingkan apakah permintaan anggaran tersebut akan disetujui atau ditolak.
Apabila disetujui, maka PLN pusat akan mengirimkan dana ke PT.PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat Bandung, kemudian PT.PLN (Persero) Distibusi Jawa Barat dan
banten APJ Bandung mengirimkan surat persetujuan anggaran ke cabang-cabang yang
mengajukan permintaan anggaran dan mengirimkan dana yang sudah disetujui.
Bagian keuangan PT.PLN (Persero) Distibusi Jawa Barat dan banten UPJ
Bandung Utara akan menerima surat persetujuan dari PT.PLN (Persero) Distibusi
Jawa Barat dan banten APJ Bandung. Hal ini mencerminkan bahwa permintaan
anggaran disetujui dan dana telah dipindah bukukan ke rekaning PT.PLN (Persero)
Distibusi Jawa Barat dan banten UPJ Bandung Utara dengan meminta rekening
Koran dari bank. Kemudian juru utama keuangan akan membuat cek untuk mengisi
kas yang akan digunakan dalam kegiatan operasiona. Setelah dana diperoleh, juru
utama keuanagan akan mencatat semua pengeluaran tersebut didalam buku Cash
imprest dan membuat bukti pengeluaran kas serta kwintasi masing-masing sebanyak
tiga rangkap. Kedua dokumen tersebut di otorisasi oleh Juru Utama Keuanagan dan
Asisten Manajer SDM dan Keuangan, selanjutnya di register dan dana disimpan di
bank.
23
Pada tahap akhir proses adminitrasi pengeluaran kas Juru Utama Keuangan
melakukan pemeriksaan fisik kas yang disaksikan oleh supervisior anggaran dan
keuangan. Jumlah kas yang tersedia di Cash Register dicocokan dengan saldo yang
tercatat di buku kas dan print out terakhir yang dihasilkan oleh cash register. Setelah
itu dibuat berita acara pemeriksaan fisik kas yang diotorisasi oleh juru utama
keuangan dan supervisior anggaran dan keuangan yang selanjutnya diarsipkan oleh
bagian keuangan. Kemudian bagian keuangan akan menginput data Cash Imprest ke
dalam computer yang hasilnya disebut dengan memorial 1 untuk kemudian
diarsipkan.
25
3.3.2 Pengolahan Data Administrasi Pengeeluaran Kas
Imprest/Biaya Operasional Pada Bagian Keuangan PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Unit Pelayanan
dan Jaringan Bandung Utara.
Pada dasarnya sub sistem kas yang terdapat di PT.PLN (Persero) Distribusi
Jawa Barat dan Banten Unit Pelayanan dan Jaringan Bandung Utara terdiri dari tiga
yaitu meliputi :
1. Sub Sistem Penerimaan Kas (Cash Receipt)
2. Sub Sistem Pengeluaran Kas (Cash Imprest)
3. Sub Sistem Investasi Kas
Dalam hal ini penulis akan membahas mengenai Proses Pencatatan
Administrasi Pengeluaran Kas (Cash Imprest) yang biasa disebut dengan biaya
operasional yang dilakukan oleh bagian keuangan. Sub Sistem Pengeluaran kas dan
menetapkan proses dari transaksi penerimaan uang yang berasal dari cash budget
tunai dari cabang untuk membiayai setiap kegiatan operasional rutin perusahaan yang
memerlukan pembayaran tunai dari pengeluaran kas.
Proses pencatatan administrasi pengeluaran kas imprest/biaya operasional
oleh bagian keuangan PT.PLN (Persero) UPJ Bandung Utara, dalam pelaksanaanya
meliputi hal yaitu sebagai berikut:
1. Transaksi Pengeluaran Kas dicatat dengan benar.
26
2. Pencatatan Pengeluaran Kas dilaksanakan bedasarkan barang dan jasa yang
benar-benar diterima.
3. Pencatatan pengeluaran Kas harus ada otorisasi dari pejabat yang berwenang.
4. Transaksi Pengeluaran Kas yang dicatat adalah yang benar-banar terjadi.
5. Pencatatan pengeluaran Kas dinilai dengan benar.
6. Pengeluaran kas dicatat dengan tepat pada waktunya.
7. Transkasi Pengeluaran kas dicatat dan dimasukkan dalam buku tambahan utang
dan diikhtisarkan dengan benar.
8. Adanya verifikasi dan pemerikasaan pengeluaran kas.
9. Adanya cash flow.
10. Adanya prosedur pengeluaran Kas.
11. Adanya budget (anggaran) Kas.
Dari point diatas, terdapat dua cara yang dilakukan oleh PT PLN (persero),
untuk mengelola cash imprest, yaitu:
1. Setiap terjadinya pengeluaran kas dilakukan pencatatan dengan baik dan tertib
disesuaikan dengan kode kode perkiraanya.
2. Pengeluaran kas dilakukan sesuai budget (anggaran) yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Unit organisasi yang terlibat dalam proses Pencatatan Cash Imprest
diantaranya:
1. Bagian Keuangan
27
Melakukan kegiatan yang berhubngan dengan penerimaan dan pengeluaran
kas serta membuat pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran kas tersebut.
2. Juru Utama Keuangan UPJ Bandung Utara
Melakukan pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi serta
mengotorisasikan dokumen-dokumen yang merupakan bukti penerimaan dan
pengeluaran kas.
3. Manager
Megawasi kegiatan operasi yang menyangkut penggunaan dana serta
mengotorisasikan dokumen-dokumen yang menjadi bukti penerimaan dan
pengeluaran kas.
4. Suoervisior Keuangan
Mengawasi pelaksanaan kegiatan para staf keuangan yang menjadi
kewenanganya serta mengotorasikan bikti-bukti pengeluaran da penerimaan
kas.
5. Bank
Tempat menyimpan dana baik yang merupakan dana dropping dari PT.PLN
pusat maupun dana dari pelanggan serta memberikan informasi yang
diperlukan oleh PLN.
6. Komputer
Memproses dana mencetak bukti penerimaan dan pengeluaran kas atau Cash
Receipt Cash Imprest.
28
Dokumen - dokumen yang digunakan dalam proses pencatatan yaitu sebagai
berikut:
1. Surat Permintaan Anggaran dari UPJ ke APJ.
Yaitu, melaukan surat yang berisikan jumlah dana yang diminta anggarannya
dari UPJ ke APJ. Surat ini dibuat dan ditandatangani oleh bagian keuangan UPJ yang
bersangkutan. Dokumen ini berfungsi sebagai dokumem yang menginformasikan
besar kebutuhan UPJ,contoh dokumen tidak dapat disertakan dengan a;asan
keamanan perusahaan.
2. Bukti kas Pengeluaran
Merupakan dokumen berisi data-data pengeluaran kas. Meliputi nama unit
yang mengeluarkan, tujuam pengeluaran kas, jumlah kas yang dikeluarkan, tanggal
pengeluaran, tanda tangan pihak yang mengetahui perihal pengeluaran kas tersebut.
Dokumen ini berisi tentang bukti bahwa telah terjadi pengeluaran kas.
3. Kwintasi
Merupakan dokumen yang berisi data-data pengeluaran kas,dari siapa yang
diterimanya, jumlah kas yang diterima atau dikeluarkan, keterangan dan tanggal
dibutanya dokumen tersebut. Dokumen ini berfungsi sebagai pengeluaran atau cash
imprest.
4. Buku Kas
Yaitu, buku tempat mencatat semua penerimaan kas, setiap akhir periode
pencatatan dilakukan penutupan buku kas.
29
5. Berita acara pemeriksaan kas / Register kas harian.
Fungsi dokumen yaitu menjelaskan dana-dana yang terdapat di bank.Dalam
pelaksanaan Proses Pencatatan Pengeluaran kas pasa PT.PLN (Persero).
Dapat dilihat pada langkah-langkah di bawah ini:
Penerimaan transaksi keuangan yang berhubungan dengan pengeluaran kas
Pemeriksaan dokumen pelengkap transaksi keuangan
Pengisian bukti pengeluaran kas
Pembuatan bukti kas
Persetujuan atas pengeluaran kas
pengarsipan bukti pengeluaran kas
Dana cash imprest pada PT.PLN (Persero) Distibusi Jawa Barat dan banten
UPJ Bandung Utara digunakan untuk membiayai seluruh biaya-biaya perusahaan
yang diproyeksikan sebagai berikut :
1. Pengeluaran Biaya Pemeliharaan, terdiri dari:
a) Material
Fungsi pembangkit sampai dengan Disribusi
Fungsi TUL sampai dengan Pendidikan dan Latihan
b) Jasa
Fungsi pembangkit sampai dengan distribusi
Fungsi TUL sampai dengan Pendidikan dan Latihan
c) Biaya Kepegawaian
Gaji tunjangan
30
Cuti dan Lainya
d) Biaya administrasi
Biaya adminitrasi dan umum
2. Biaya Pengeluaran diluar operasi, terdiri dari :
a) Biaya PFK
b) Biaya tunjangan kesehatan pensiun
c) Pinjaman uang muka PUMP-KPR
d) Pengembalian Koreksi UJL
e) Pengembalian koreksi rekening
f) Pengembalian Koreksi BP
g) Bina Lingkungan
h) Lain-lain
3. Pengeluaran investasi, terdiri dari:
a) Investasi pendirian tetap
b) Investasi khusus sambungan baru
c) Barang gerak atau inventaris
d) Persediaan besi
4. Penyetoran Pajak
a) PPn
b) PPh
c) PPn R3
d) PPJU
31
PROSES PENCATATAN ADMINISTRASI PENGELUARAN KAS IMPREST DI PT.PLN (Persero) UNIT PELAYAN DAN
JARINGAN BANDUNG UTARA
1 2
3
4
8
5
PENGELUARAN
KEPEGAWAIAN
PENGELUARAN ADMINISTRASI
PENGELUARAN PEMELIHARAAN
TATA
USAHA
PENGELUARAN PENYAMBUNGAN
BARU
PENGELUARAN PENYETORAN PAJAK
PENGELUARAN UNTUK
PENYAMBUNGAN PELANGGAN
PENGELUARAN DISRIBUSI
32
3.3.3 Hambatan Yang di Hadapi dalam proses pencatatan
administrasi pengeluaran kas imprest/biaya operasional
Hambatan-hambatan tersebut yang penulis temui yaitu hambatan yang datang
dari luar perusahaan atau ekstern peusahaan. Untuk hambatan – hambatan yang
berasal dari dalam perusahaan atau intern perusahaan dalam pelaksannaanya tidak
ditemukan adanya hambatan, karena antara pihak yang terlibat dalam proses
pencatatan administrasi pengeluaran kas imprest/biaya operasional tersebut telah
memiliki koordinasi yang baik antara satu dengan yang lainnya.
Adapun hambatan-hambatan yang berasal dari luar atau dari pihak ketiga
tersebut adalah dalam pemenuhan syarat administrasi dan dalam hal
perpajakan,yakini sebagai berikut:
1. PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat UPJ Bandung Utara didalam
menggunkan dana cash Imprest diberi Cash Budget dari APJ Bandung, nantinya
dana itu ditransfer ke bank, tetapi cash budget dari APJ bandung selalu
mengalami keterlambatan sehingga menghambat dalam pelaksanaan cash imprest.
2. Untuk pembuatan bukti kas kadang-kadang tidak ada syarat yang dilenkapi oleh
pihak ketiga. Bukti pembelian atau kwintasi harus rangkap tiga tetapi oleh pihak
ketiga syarat tersebut sering diabaikan, jadi menghambat dalam pembuatan bukti
cash imprest yaitu adanya syarat yang belum lengkap atau terpenuhi oleh pihak
ketiga.
33
3. Pihak ketiga tidak membutuhkan materai didalam kwintasi, sebagaimana menurut
ketentuan yang berlaku.
4. Pihak ketiga belum memahami mengenai tatacara perpajakan yang berlaku dalam
transaksi jual beli.
3.3.4 Upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Hambatan Dalam
Proses Pencatatan Administrasi Pengeluaran Kas
Imprest/Biaya Operasional.
Setelah mengetahui hambatan-hambatan yang ditemui dalam proses
pencatatan administrasi pengeluaran kas imprest/biaya operasional, maka harus
diupayakan pula usaha untuk menghadapi hambatan-hambatan tersebut, yaitu sebagai
berikut:
1. Semestinya terjadi koordinasi antara pihak unit dan pihak pusat, sehingga apabila
terjadi pengeluaran kas dan dana cash budget sudah tidak mencukupi lagi, segera
mengajukan permintaan dana cash budget untuk cash imprest yang besarnya
sudah tercantum pada surat pengajuan tersebut, maka dalam pelakasanaan
pengelolaan cash imprest akan berjalan dengan lancar.
2. Apabila pada saat pembuatan bukti pengeluaran kas pihak ketiga memang belum
melengkapi persyaratan administrasi tersebut hendakanya bagian administrasi dan
keuangan harus cepat meminta syarat kelengkapan tersebut kepada pihak ketiga,
untuk segera melengkapinya agar dapat dilakukan pembayaran atas biaya
pengeluaran yang ada pada bukti pengeluaran kas tersebut dan untuk kedepanaya
34
kepada pihak ketiga agar tidak melakukan kesalahan yang sama, agar tidak
menghambat proses pencatatan administrasi pengeluaran kas imprest/biaya
operasional.
3. Setiap transakasi selalu harus membutuhkan materai, kalu tidak ada materai maka
pihak pertama tidak akan membayar suatu transaksi pada pengeluaran kas.
4. Sebelum melakukan transaksi jual beli, pihak-pihak yang bersangkutan harus
memahami tatacara mengenai tata cara perpajakan. Jika pihak ketiga belum
memahami tatacara tersebut ini akan mengakibatkan suatu kesalahan dalam
melakukan transaksi jual beli untuk pihak pertama maupun pihak ketiga. Pada
dasarnya pihak penjual selalu mengikuti tata cara tersebut ini akan mengakibatkan
suatu kesalahan dalam melakukan transaksi jual beli baik untuk pihak pertama
maupun pihak ketiaga. Pada dasarnya pihak penjual selalu mengikuti tatacara
perpajakan yang berlaku di PT.PLN (Persero) UPJ Bandung Utara.
35
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Bedasarkan uraian pemabahasan pada bab IV mengenai proses pencatatan
administrasi pengeluaran kas imprest/biaya operasional di PT.PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat dan Banten Unit pelayanan dan Jaringan Bandung Utara.
Maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Dilihat dari proses kegiatan praktiknya, pencatatan administrasi pengeluaran
kas Imprest/ biaya operasional yang dilakukan penulis di PT.PLN (Persero)
dalam pelaksanaannya menunjukan siklus akuntansi yang baik. Hal ini terlihat
dimana proses administrasi pengeluaran kas mencatat semua biaya untuk
keperluan operasi dan kepegawaian maupun kegiatan investasi yang sumber
dananya berasal dari aplikasi dana anggaran dari PT.PLN (Persero) kantor
pusat melalui PT.PLN (Persero) Kantor APJ.
2. Pencataan administrasi pengeluaran kas imprest/ biaya operasional dilakukan
melalui 4 tahap yaitu:
a) Menerima bukti kwintasi
36
b) Pembuatan bukti pengeluaran kas
c) Mengaktualkan ke dalam computer, hal ini dilakukan supaya pada saat
mengakualkan ke computer dimana agar tersebut ada buktinya.
d) Mengarsipkan ke dalam memorial I.
3. Hambatan yang dihadapi PT.PLN (Persero) dalam pelaksanaanya pengeluaran
kas imprest yaitu bila dana/biaya yang dibutuhkan atau besarnya biaya
pengeluaran kas tersebut tidak tetap atau dengan kata lain dapat berubah ubah
atau tidak tentu karena dalam pengeluaran kas tersebut adanya kebutuhan
yang bersifat accident atau kebutuhan yang tidak terduga yang sesuai dengan
kebutuhan berikutnya tidak selalu sama.
4. Untuk mengatasi masalah dan hambatanya yang dihadapi oleh PT.PLN yaitu
terjadinya koordinasi yang baik diantaranya pegawai maupun dengan PLN
pusat yang memberikan persetujuan dana/biaya.
4.2 Saran
Dalam pelaksanaan proses pencatatan administrasi pengeluaran kas
imprest/biaya operasional pada bagian keuangan PT.PLN (Persero) UPJ Bandung
37
Utara tidak terlepas dari kelebihan dan kekuranagan, dimana kelebiahan dijadikan
tolak ukur dalam bekerja dan kekurangan dijadikan motivasi kerja agar terus
meningkatakan usahanya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan
selalu bersikap terbuka terhadap segala kritikan dan saran-saram yang bersiafat
membangun.
Penulis mencoba meberikan saran yang kiranya dapat dijadikan bahan
masukan dan pertimbangan dalam menunjang pelaksanaan kerja yang lebih baik
pada PT.PLN (Persero) UPJ Bandung Utara, antara lain sebagai berikut:
1. Diutamakan dalam penggunaan suatu dana khususnya dalam pengeluaran kas
agar sesuai dengan kebutuhan operasioanal perusahaan supaya terhindar dari
suatu pemborosan serta penyelewengan dana.
2. Diharapkan dalam melakukan proses administrasi pengeluaran kas ini pihak-
pihak yang terkait dapat bekerja sama secara maksimal dan secara
professional dan adanya pengawasan yang lebih baik supaya terciptanya dunia
kerja yang efektif dan efisien serta dianamis.
3. Dalam aktivitasnya, perusahaan hendaknya menanamankan kesadaran yang
tinggi kepada para pegawai mengenai kedisiplinan dan keteratuarn dalam
bekerja serta terhadap pihak ketiga agar selalu memenuhi syarat-syarat
administrasi sebelum mengajukan pengeluaran kas.
38
4. Pihak peruasahaan harus menagadakan evaluasi kerja secara teratur agar
hambatan yang ditemui tidak terlarut-larut serta akan lebih meningkatkan
koordiansi yang baik antara pegawai serta dengan pihak ketiga
39
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU-BUKU :Baridwan,Zaki 2004. Intermediate accounting,Yogyakarta: BPFE.
Kieso,Donald E, danWeygant,Jery J, Warfield,Tery D, 2002 . Akuntansi Intermediate Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Kieso,Donald E, danWeygant,Jery J, Warfield,Tery D, 2002 . Akuntansi Intermediate Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Mamesah, DJ.1995. Sistem Administrasi Keuangan Daerah. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
Pupitawati, Lilis dan Anggadini, Sridewi. 2008 Sistem Informasi Akuntasi, Bandung : Unikom.
Wihardjo, Sukadji R.1990. Sistem Akuntansi. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Wiharjdo, Sukadji R.1990. Sistem Akuntansi. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
B. SUMBER-SUMBER LAIN:
Buku Pedoman Cash Imprest PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan Bandung Utara.
Undang-Undang Replublik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuanagn Negara.
40
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI :
Nama : Rinddy Septiani Purwanto
Nim : 21106042
Progam Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi
Tempat Tanggal Lahir : Bandung. 6 September 1988
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Komp. Nata Endah Blok H-149 Rt.03 Rw.15
Kopo – Bandung 40225
Email : [email protected]
Tlp : 08562026939
Riwayat Pendidikan :
Pendidikan Institute TahunTK TK Kusumah 1993-1994SD SD Nata Endah 2 1994-2000
SLTP SLTPN 11 Bandung 2000-2003SMU SMA Pasundan 1 Bandung 2003-2006
UNIVERSITAS Universitas Komputer Indonesia 2006