empiema
DESCRIPTION
empiemaTRANSCRIPT
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Empyema berasal dari bahasa Yunani empyein yang artinya menghasilkan nanah (supurasi).
Definisi empyema yang paling sering digunakan adalah pengumpulan nanah di dalam rongga
di sekitar paru (rongga pleura) (Murray, 2000).
Etiologi
Empyema dapat disebabkan oleh infeksi dari paru dan infeksi dari luar paru. Infeksi yang
berasal dari dalam paru antara lain disebabkan karena pneumonia, abses paru, fistel
bronkopleura, bronkiektasis, dan tuberculosis paru. Infeksi dari luar paru antara lain
disebabkan karena trauma otak, pembedahan otak, torakosentesis, abses hati karena amuba
(Benjamin, 2005).
Empyema dapat disebabkan oleh bakteri gram negatif (Klebsiella, Bacteroides, E. coli),
S. aureus , S. pyogenes , bakteri anaerob , polimikroba (Benjamin, 2005).
Klasifikasi
Berdasarkan perjalanan penyakitnya, empyema thoraks dapat dibagi dua yaitu empyema akut
dan empiema kronis. Empiema akut terjadi sekunder akibat infeksi ditempat lain. Terjadinya
peradangan akut yang diikuti pembentukan eksudat. Batas tegas antara empyema akut dan
kronis sukar ditentukan. Empyema disebut kronis, bila prosesnya berlangsung lebih dari 3
bulan.
Berdasarkan American Thoracis Society membagi empyema thoraks menjadi tiga stadium
antara lain stadium eksudat, stadium fibropurulen, stadium organisasi. Stadium eksudat
terjadi saat cairan pleura yang steril di dalam rongga pleura merespon proses inflamasi di
pleura. Inflamasi di pleura menyebabkan peningkatan permeabilitas dan terjadi penimbunan
cairan pleura. Stadium ini terjadi selama 24 hingga 72 jam . Stadium Fibropurulen terjadi saat
cairan pleura menjadi lebih kental dan fibrin tumbuh di permukaan pleura yang bisa
melokulasi pus dan secara perlahan-lahan membatasi gerak dari paru. Cairan ini berisi
leukosit polimorfonuklear, bakteri dan debris seluler. Stadium ini berakhir setelah 7 sampai
10 hari dan sering membutuhkan penanganan lanjut seperti torakostomi dan pemasangan
tube. Stadium organisasi terjadi saat kantong-kantong nanah yang terlokulasi akhirnya dapat
mengembang menjadi rongga abses berdinding tebal, atau sebagai eksudat yang
berorganisasi, paru dapat kolaps dan kelilingi oleh bungkusan tebal yang tidak elastik yang
terbentuk dari proliferasi fibroblast. Stadium ini dapat terjadi selama 2 sampai 4 minggu
setelah gejala awal (Murray, 2000; Benjamin, 2005).
Patogenesis
Terjadinya empyema thorak dapat melalui tiga jalan antara lain melalui perkontinuitatum,
hematogen, dan dari infeksi dari luar dinding thorak. Terjadinya empyema melalui
perkontinuitatum dapat terjadi pada komplikasi penyakit pneumonia dan abses paru, oleh
karena kuman menjalar dan menembus pleura viseralis. Terjadinya empyema dapat juga
secara hematogen , kuman dari fokus lain sampai di pleura visceralis. Empiema terjadi dapat
berasal dari infeksi dari luar dinding thorak yang menjalar ke dalam rongga pleura, misalnya
pada trauma thorak, abses dinding thorak.
Terjadinya empyema akibat invasi basil piogenik ke pleura, timbul peradangan akut yang
diikuti dengan pembentukan eksudat serous dengan banyak sel-sel PMN baik yang hidup
ataupun mati dan meningkatnya kadar protein, maka cairan menjadi keruh dan kental.
Adanya endapan-endapan fibrin akan membentuk kantong-kantong yang melokalisasi nanah
tersebut. Apabila nanah menembus bronkus timbul fistel bronko pleura, atau menembus
dinding thorak dan keluar melalui kulit disebut empyema nasessitatis. Stadium ini masih
disebut empyema akut yang lama-lama akan menjadi kronis (batas tak jelas).
Empyema merupakan suatu proses luas, yang terdiri atas serangkaian daerah berkotak-kotak
yang melibatkan sebagian besar dari satu atau kedua rongga pleura. Dapat pula terjadi
perubahan pleura parietal. Jika nanah yang tertimbun tersebut tidak disalurkan keluar,maka
akan menembus dinding dada ke dalam parenkim paru dan menimbulkan fistula. Kantung-
kantung nanah yang terkotak-kotak akhirnya berkembang menjadi rongga-rongga abses
berdinding tebal, atau dengan terjadinya pengorganisasian eksudat maka paru dapat menjadi
kolaps serta dikelilingi oleh sampul tebal yang tidak elastis (Murray, 2000; Benjamin, 2005).
Manifestasi klinis
Perjalanan klinis dibagi menjadi dua stadium, yaitu akut dan kronis. Empyema akut memiliki
gejala yang mirip dengan pneumonia bakteria, yaitu panas tinggi, nyeri pleuritik, anemia. Jika
nanah tidak segera dikeluarkan akan timbul fistel bronkopleura dan empyema necessitasis.
Batas tegas antara empyema akut dan kronis sukar ditentukan, disebut kronik apabila berjalan
sudah lebih dari tiga bulan. Penderita mengeluh badan lemah dan kesehatan penderita tampak
mundur.
Penderita yang diobati dengan tidak memadai atau dengan antibiotik yang tidak tepat dapat
mempunyai interval beberapa hari antara fase pneumonia klinik dan bukti adanya empyema.
Kebanyakan penderita menderita demam yang bersifat remiten, takikardi, dispneu, sianosis,
batuk-batuk (Benjamin, 2005).
Dapus
Nadel, Murray: Text Book of Respiratory Medicine third edition volume one, Philadelphia.
2000 , 985-1041.
Benjamin dkk : Pedoman Diagnosa dan Terapi BAG/ SMF Ilmu Penyakit Paru, Edisi 3,
Surabaya, 2005.