web viewbab i. fungsi pengukuran dan penilaian dalam pendidikan. pengertian pengukuran dan...

139
1 BAB I FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN 1. Pengertian Pengukuran dan Penilaian Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar, maka perlu adanya kegiatan evaluasi. Sebab evaluasi merupakan suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai sesuatu dalam skup kependidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan masalah pendidikan. Dalam kegiatan evaluasi ini ada dua kegiatan pokok yang tidak dapat dipisahkan yaitu : kegiatan pengukuran dan kegiatan penilaian. Pengukuran cenderung menunjukan luas atau kwantitas daripada sesuatu, sedangkan penilaian cenderung menunjukkan kwalitas daripada sesuatu yang diukur. misalnya, jika kita ingin mengetahui apakah daya serap siswa terhadap bidang studi tertentu baik atau buruk, maka jelas harus diadakan pengukuran melalui tes. Dari hasil pengukuran

Upload: buikiet

Post on 31-Jan-2018

235 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

1

BAB I

FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN

1. Pengertian Pengukuran dan Penilaian

Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar,

maka perlu adanya kegiatan evaluasi.

Sebab evaluasi merupakan suatu tindakan atau suatu proses untuk

menentukan nilai sesuatu dalam skup kependidikan atau segala sesuatu yang ada

hubungannya dengan masalah pendidikan.

Dalam kegiatan evaluasi ini ada dua kegiatan pokok yang tidak dapat

dipisahkan yaitu : kegiatan pengukuran dan kegiatan penilaian. Pengukuran

cenderung menunjukan luas atau kwantitas daripada sesuatu, sedangkan penilaian

cenderung menunjukkan kwalitas daripada sesuatu yang diukur. misalnya, jika

kita ingin mengetahui apakah daya serap siswa terhadap bidang studi tertentu baik

atau buruk, maka jelas harus diadakan pengukuran melalui tes. Dari hasil

pengukuran tersebutlah baru bisa diramalkan bahwa daya serap siswa terhadap

bidang studi tertentu baik atau buruk.

Dengan demikian proses pengukuran dan penilaian merupakan suatu

proses yang saling berkaitan dan tak dapat dipisahkan.

2. Latar Belakang Pengukuran dan Penilaian Individu

Bertitik tolak dari pengertian di atas bahwa evaluasi bermaksud untuk

mengetahui keberhasilan dari suatu kegiatan. Diketahui bahwa guru mempunyai

tugas sangat komplek dengan segala tuntutan yang harus dipertanggungjawabkan.

Page 2: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

2

Salah satu tugas guru adalah melaksanakan / menciptakan kondisi belajar

yang paedagogis. Dalam kegitan tersebut sudah tentu dituntut adanya suatu

penilaian yang intensif dan obyektif.

Masalah pengukuran dan penilaian pendidikan merupakan masalah yang

selalu terkandung dalam pekerjaan pendidikan keguruan, karenanya sudah

seharusnyalah ia menjadi satu kesatuan yang penting dalam kelengkapan keahlian

seorang guru. Bahkan bukan hanya sekedar bagian pelengkap,melainkan

merupakan bagian yang integral, yang tak terpisahkan, dari proses belajar

mengajar. Kerap kali muncul anggapan-anggapan bahwa : 1) Untuk melaksanakan

pengukuran dan penilaian pendidikan tidak perlu adanya suatu persiapan, 2)

pelaksanaan pengukuran dan penilaian merupakan kegiatan yang terpisah dengan

proses belajar mengajar.

Dari masalah di atas nampak adanya kesenjangan-kesenjangan yang dapat

memberikan dampak negatif. Karena itu materi evaluasi (pengukuran dan

penilaian pendidikan) dipandang perlu untuk diterapkan, disebarluaskan kepada

setiap individu yang memerlukan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa angka-angka sebagai hasil pengukuran dan

penilaian pendidikan mempunyai arti yang penting yaitu : ia berfungsi

memberikan kesaksian terhadap keberhasilan seseorang. Kesaksian mana banyak

diperlukan dalam berbagai peristiwa dalam kehidupan antara lain: kesaksian

dalam kenaikan kelas, melanjutkan sekolah, mencari pekerjaan dan sebagainya.

Page 3: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

3

3. Tujuan Pengukuran dan Penilaian

Pengukuran dan penilaian dalam pendidikan dan pengajaran, mempunyai

beberapa tujuan antara lain :

a. Untuk mengetahui taraf kesiapan siswa dalam menempuh suatu

pendidikan dan pengajaran tertentu.

b. Untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang diperoleh atau dicapai dalam

proses pendidikan dan pengajaran yang telah dilaksanakan.

c. Untuk mengetahui apakah mata pelajaran tertentu telah dapat dilanjutkan

ataukah masih perlu diulang.

d. Untuk mengetahui apakah metode pengajaran guru, dilaksanakan secara

efektif atau belum efektif.

e. Untuk memperoleh suatu informasi dalam memberikan atau pekerjaan

yang cocok bagi siswa.

f. Untuk memperoleh informasi tentang siswa apakah mereka dapat

dinaikkan atau tidak.

g. Untuk membandingkan apakah prestasi belajar siswa sesuai dengan

standar yang diharapkan.

h. Untuk menafsirkan apakah siswa telah siap untuk menghadapi pekerjaan

dalam masyarakat

i. Untuk mengadakan seleksi.

Page 4: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

4

BAB II

MENYUSUN ITEM TES

1. Pengertian Tes

Tes adalah suatu cara untuk menadakan penilaian yang berbentuk suatu

tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau kelompok,

sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak yang

dapat dibandingkan dengan nilai standar yang ditetapkan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa :

a. Tes berbentuk suatu tugas yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan atau

perintah.

b. Tes diberikan kepada seseorang atau kelompok

c. Respon anak / kelompok dinilai.

2. Jenis Tes

Tes sebagai alat ukur mempunyai bentuk atau jenis yang berbeda-beda.

Perbedaan tersebut dapat dilihat dari :

a. Jumlah peserta atau pengikut tes

1. Tes individual, yaitu tes yang diberikan hanya pada seorang anak.

2. Tes kelompok, yaitu tes yang diberikan kepada sekelompok individu

dalam waktu bersamaan.

b. Dari segi penyusunan tes

1. Tes buatan guru, yaitu tes yang disusun sendiri oleh guru bidang studi

yang bersangkutan.

Page 5: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

5

2. Tes buatan orang lain yang tidak distandarisasi.

3. Tes standar, atau baku.

c. Dari segi bentuk jawaban atau respon siswa

1. Tes tindakan, apabila jawaban anak berupa tingkah laku

2. Tes verbal, yaitu apabila jawaban atau respon yang diberikan oleh peserta

tes berbentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan.

d. Dari segi bentuk pertanyaan tes

1. Tes obyektif

2. Tes essay

Dalam uraian berikut ini akan dibicarakan jenis tes diihat dari bentuk

pertanyaan yaitu ; tes obyektif dan tes essay.

Tes Obyektif

Jenis tes ini sering disebut tes jawaban pendek (short answer), karena tiap-

tiap persoalan hanya memerlukan jawaban pendek. Jawaban telah disediakan

berbentuk alternatif-alternatif.

Peserta tes hanya memiliki satu jawaban dari alternatif tersebut.

Tes obyektif hanya memiliki beberapa tipe yaitu :

1. True – false (benar – salah)

Tipe tes ini terdiri dari statement – statement, dimana sebagian dari

statement ada yang benar adapula yang tidak benar. Siswa disuruh memilih

mana statement yang benar dan tidak benar. Misalnya : Berilah tanda silang

(x) pada huruf (B) jika pertanyaan benar pada (S) jika pernyataan salah.

2. Multiple Choice (Pilihan Ganda)

Page 6: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

6

Tipe tes ini terdiri dari statement yang belum lengkap (Stem). Untuk

melengkapinya disediakan beberapa alternatif (option). Option dapat diabgi

dua yaitu ; option kunci dan option pengecoh (distraktor). Tugas siswa adalah

memilih satu diantara option yang disediakan sebagai jawaban.

Misalnya : Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dari option yang

tersedia dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, … pada lembar

jawaban. Bentuk atau tipe tes pilihan ganda ini dapat dikembangkan dengan

berbagai variasi (variasi bentuk tes ini dibicarakan pada BAB berikutnya).

3. Matching (Menjodohkan)

Matching adalah tipe tes yang terdiri dari dua kolom yang paralel,

dimana masing-masing kolom berisi statemen. Kolom sebelah kiri berisi

statemen soal sedangkan kolom sebelah kanan berisi statemen jawaban. Tugas

siswa adalah menjodohkan statement soal dengan salah satu statement

disebelah kanan (jawaban). Misalnya: Jodohkan statement sebelah kiri dengan

salah satu statement yang paling benar yang terdapat disebelah kanan.

4. Completion (melengkapi)

Item tes ini terdiri dari statement atau pernyataan yang belum lenkgap

atau sempurna. Tugas siswa adalah melengkapi statement (kalimat) tersebut

supaya menjadi lengkap. Pernyataan atau soal dari tipe ini dapat berbentuk

pertanyaan langsung, atau mengunakan titik-titik.

Misalnya : Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan tepat !

a. Tahun berapakah Indonesia merdeka?

b. Jika guru ingin menyampaikan informasi kepada sekelompok siswa,

metode yang tepat digunakan adalah……………………………………….

Page 7: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

7

………………………………………………………………………………

Tes Essay

Berbeda dengan bentuk tes obyektif, dimana tes obyektif terdiri dari

beberapa tipe tes, sedangkan tes essay hanya satu bentuk. Tes essay adalah suatu

bentuk tes yang terdiri dari suatu pertanyaan atau suruhan yang memerlukan

jawaban panjang. Sehingga tes ini sering disebut (long answer) atau tes subyektif,

sebab analisa jawaban dipengaruhi oleh subyek yang menjawab.

Bentuk pertanayan dapat berupa :

Meminta penjelasan

Membandingkan suatu masalah dengan masalah lain

Mencari perbedaan

Mencari hubungan

Mengintepretasikan / menafsirkan

Menyimpulkan

Semua bentuk-bentuk pertanyaan di atas menuntut pemikiran pemahaman,

pengalaman terhadap suatu materi atau pelajaran.

3. Langkah-langkah Penyusunan Tes

Secara garis besarnya, bentuk ujian yang diberikan kepada siswa/

mahasiswa dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

Ujian essay dan

Ujian bentuk objektif (objektif tes)

Page 8: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

8

Dalam tulisan ini hanya akan disajikan langkah-langkah penyusunan tes objektif.

Kegiatan menyiapkan tes objektif secara garis besarnya dapat digambarkan dalam

langkah sebagai berikut;

Menyiapkan blue print

Menulis soal dan

Menguji kwalitas soal ujian.

a. Blue Print

Blue print juga disebut tabel spesifikasi atau tabel kisi-kisi. Blue print

berisi tentang informasi tentang tes yang akan ditulis. Misalnya menunjukkan

bagian mata pelajaran yang akan diukur, taraf kompetensi yang akan diukur,

banyaknya soal untuk masing-masing kompetensi dan untuk seluruh satu mata uji,

taraf kesukaran masing-masing mata soal dan jenis / bentuk tes yang akan

digunakan.

Mata pelajaran yang akan diukur diperinci ke dalam bentuk sautna-satuan

yang lebih kecil. Bisa juga diperinci melalui bab per bab sampai pada sub masing-

masing bab. Namun suatu hal yang tak boleh dilupakan bahwa arah materi yang

diukur jangan lepas dari kompetensi.

Kompetensi yang sering digunakan adalah yang dikembangkan oleh

Bloom yang terkenal dengan Taxonomy Bloomnya. Menurut Bloom, kompetensi

kognitif siswa / mahasiswa itu, yaitu sejauh mana siswa / mahasiswa menguasai

hal yang dipelajarinya, digambarkan dalam 6 taraf yang sifatnya berjenjang

(hierchical).

Taraf tersebut dari yang paling rendah sampai ke yang paling tinggi

adalah;

Page 9: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

9

1. Pengetahuan

2. Pemahaman

3. Aplikasi atau penerapan

4. Analisis

5. Sintesis dan

6. Evaluasi

Semakin banyak kompetensi yang mampu diukur semakin baik. Namun

jangan lupa bahwa mengukur semua kompetensi di atas bukanlah mudah, kadang-

kadang tidak semua, kadang-kadang tidak semua pelajran dapat diukur dengan

semua cara itu.

Untuk itu hendaknya dipilih secara cermat dengan mempertimbangkan

kemampuan yang ada, fasilitas, waktu serta tujuan yang ingin dicapai.

Untuk jelasnya berikut ini diberikan tabel Blue-print atau tabel kisi-kisi.

Contoh : I

1. Mata kuliah yang diukur : Psikologi Pendidikan

2. Semester : IV/STKIP AH Singaraja

3. Jumlah materi yang diukur : 10 Bab (Bab I s/d X)

Jumlah item = 40.

4. Bobot/taraf kesukaran masing-masing

Bab : 10%

5. Jenis tes : (Hanya satu jenis yaitu pilihan

ganda)

6. Propisi masing-masing kompetensi : - pengetahuan = 30%

- Pemahaman = 25%

Page 10: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

10

- Aplikasi = 25%

- Analisis = 1-%

- Sintesis = 5%

- Evaluasi = 5%

Total = 100%

Selanjutnya digambarkan sebagai berikut :

Tabel 01.TABEL KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER V

BIDANG STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Materi yang

diukur

Taraf Komponen TotalPenge

- tahuan

Pema- haman

Apli-kasi

Ana- lisis

Sinte- sis

Eva- luasi f %

1 2 3 4 5 6 7 8 9I

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

IX

X

1

1

1

1

1

1

2

1

1

2

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

-

-

1

1

-

1

1

-

-

-

-

-

-

-

1

-

-

1

-

-

-

-

1

-

-

1

-

-

-

-

3

3

5

4

4

5

5

4

3

4

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

Total:

f%

30 25 25 10 5 5 - 100

Total :

f komp

12 10 10 4 2 2 10 -

Contoh II

Page 11: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

11

1. Mata kuliah yang diukur : Psikologi Pendidikan

2. Semester : V / STKIP AH Singaraja

3. Materi yang diukur : 4 Bab (Bab I s/d V)

4. Bobot / proporsi tiap bab : - Bab I = 14%

- Bab II = 32%

- Bab III = 33%

- Bab IV = 21%

Total = 100%

5. Kompetensi yang diukur : - Pengetahuan factual

- Pemahaman

- Aplikasi

6. Bentuk tes : - Benar salah (true false)

- Multiple choice

- Matching

7. Jumlah tes : 40 item

Tabel 02

TABEL KISI-KISI SOAL UJIAN SEMESTER VBIDANG STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Materi yang

diukurProporsi Taraf kompetensi

Bentuk soal/Tes Jumlah ItemT-F M-C Matching

I 14% Pengetahuan factualPemahamanAplikasi

11-

11-

11-

33-

II 32% Pengetahuan factualPemahamanAplikasi

-21

221

221

463

III 33% Pengetahuan factualPemahaman

11

22

12

45

Page 12: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

12

Aplikasi 1 1 2 4IV 21% Pengetahuan factual

PemahamanAplikasi

-11

111

12-

242

Total 100% - 10 15 15 40

Contoh III.TABEL KISI-KISI (BLUE PRINT)

Bidang Studi : IPAKelas : I Semester I SMAPerkiraan Waktu : 60 MenitKurikulum : SMA Th. 1975

Materi/Kompe- tensi Galaksi Tata

Surya

Peredaran Benda

langit

Tata Koor- dinat

Perpe- taan

Alat astrn + meteo

r

Flora &

FaunaEkologi Penduduk

+ sdm

Penel ruang angks

Total

Knowledge

(ingatan)1 1 1

2+

(1)1 1 1 1+(1) 1 1+(1) 11+(3)

Konprehentt

(pemahaman)2

1+

(1)3 4 2 2 1+ (1) - - - 15+(2)

Application

(penerapan)2 3 2

3 +

(1)1 2+ (1) 3+ (1) 1+(1) 2+(1) 1 20+(5)

Analysis

(analisis)-

1 +

(1)2 - - - 2 - 1+(1) - 6+(2)

Syntesis

(sistesi)- - 2

2 +

(1)- - - - 1+(1) - 5+(2)

Evaluation

(evaluasi)- 1 - - - - - 1+(1) - 1 3+(1)

Total5

7 +

(2)10

11 +

(3)4 5+ (1) 7+(2) 3+(3) 5+(3) 3+(1) 60+(15)

Catatan : (+ ) = cadangan

b) Menulis Soal ( T es Obyektif)

Soal ditulis berdasarkan blue print yang telah disusun. Jumlah soal

hendaknya selalu memperhatikan alokasi waktu yang tersedia dan tujuan evaluasi.

Soal hendaknya ditata sedemiian rupa agar dari segi strutkur dapat memberi kesan

Page 13: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

13

psikologis yang menyenangkan bagi peserta tes. Struktur soal dapat diatur sebagai

berikut.

1. Pola pertama: soal disusun mulai dari yang paling sukar dan berakhir dari

yang paling mudah.

2. Pola kedua: soal disusun dari yang paling mudah dan berakhir dari yang

paling sukar.

3. Pola ketiga: mulai dari soal yang mudah, menuju soal yang lebih sukar sampai

yang paling sukar, kemudian secara teratur berakhir pada yang mudah lagi.

Hal lain yang sangat penting dalam penulisan soal adalah :

1) Penggunaan bahasa Indonesia yang tepat

2) Syarat-syarat merumuskan / menyusun item.

1. Penggunaan Bahasa Indonesia dalam penulisan soal.

Dalam uraian berikut ini penulis mencoba merumuskan penggunaan

bahasa Indonesia yang didasarkan atas Ejaan Bahasa Indonesia Yang

Disempurnakan (EYD), serta petunjuk dari Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 1984,

tentang Kaedah Bahasa Indonesia Dalam Penulisan Soal Tes Prestasi Belajar.

I. Penulisan Huruf

A. Huruf Besar

1. Huruf Besar selalu dipakai di awal stem

2. Huruf besar dipakai diawal option bila :

Stem diakhiri dengan tanda tanya (?) atau tanda seru (!)

Page 14: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

14

Penulisan huruf besar yang lainnya dapat dilihat pada ejaan yang

disempurnakan.

B. Huruf Kecil

Huruf kecil selalu dipakai diawal option, kecuali pada ketentuan A diatas.

Contoh : Ahli psikiatri disebut,

a. Psikolog

b. Conselor

c. Psikiater

d. Evaluator

II. Tanda Baca :

A. Tanda Tanya (?)

1. Tanda tanya dipakai pada akhir stem atau option yang berbentuk

pertanyaan.

2. Setelah tanda tanya (?) atau tanda seru (!) diperkenankan memberi

tanda tiitk.

B. Tada Titik (.)

1. Jumlah titik pada akhir stem yang tidak diakhiri dengan tanda tanya

atau tanda seru adalah empat titik (tiga titik untuk elips dan satu titik

untuk mengakhiri kalimat)

Contoh: Dasar negara kita adalah…

a. Pancasila

b. UUD 1945

c. Burung Garuda

d. Bhinneka Tunggal Ika

Page 15: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

15

2. Jumlah titik pada bagian kalimatyang dihilangkan sebanyak tiga titik

ditengah kalimat, dan empat titik di akhir kalimat

Contoh : tengah kalimat

Kegiatan…yang belum ditemukan dalam fase pendahuluan bimbingan

konseling.

a. membuat kontak yang baik dengan konseli

b. memberi keyakinan / kepercayaan kepada konseli

c. secara periodik dan teliti mengolah data

d. mengenal identitas konseli

3. Tanda titik dipakai pada akhir option bila:

a. Option berbentuk kalimat

b. Option berpribahasa

c. Stem diakhiri tanda tanya atau tanda seru

4. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala

karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.

Contoh:

Bhagawad Gita

Kunjungan Mendikbud

C. Garis Bawah

1. Garis bawah dipaka untuk nama buku, majalah dan surat kabar yang

dikutip.

Contoh: majalah Horison

2. Garis bawah dipakai pada penekanan maksud soal

Contoh: skor tertinggi dalam norma relatif skala sebelas adalah…

Page 16: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

16

a. 10 c. 11

b. 9 d. 12

3. Kata tidak atau bukan ditulis bergaris bawah pada pernyataan soal

berbentuk nefatif.

Contoh: Berikut ini yang bukan termasuk aspek psikologis:

a. kepribadian

b. sikap sosial

c. intelektual

d. lingkungan

4. Kata kecuali dalam stem ditulis dengan huruf kecil, dan bergaris

bawah.

Contoh: berikut ini adalah karya-karya Hamka, kecuali…

a. keadilan Ilahi

b. dibawah lindungan Ka’bah

c. menunggu beduk Berbunyi

d. dosa atas manusia

5. Kata sebab (dalam bentuk soal hubungan antar hal), ditulis dengan

huruf kecil dan bergaris bawah. Pada pernyataan kedua (setelah kata

sebab) dimulai dengan huruf kecil dan diakhiri dengan tanda titik pada

akhir kalimat.

D. Tanda Koma (,)

Tanda koma (,) dipakai sebelum kata :

1. Sebab (dalam bentuk hubungan antar hal)

2. Kecuali (dalam bentuk pilihan ganda)

Page 17: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

17

E. Tanda Petik (“..”)

Tanda eitk dipakai untuk memperjelas maksud soal pada stem.

Contoh: Sinonim kata evaluasi yang tepat pada kalimat “Evaluasi Belajar

Tahap Akhir” ialah

a. penilaian

b. penapsiran

c. pengira-ngiraan

d. pendugaan

III. Penulisan Kata

a. Menghindarkan penggunaan kata tersebut pada soal / stem. Gunakan kata

diatas, dibawah, sebagai gantinya.

b. Menghindarkan perulangan kata / ungkapkan pada stem dan option yang

memberikan petunjuk ke arah jawaban yang benar.

c. Menghindari penggunaan kata / ungkapan yang bermakna luas / tidak

tentu pada stem. Seperti : kebanyakan pada umumnya, seringkali, kadang-

kadang dan sejenisnya.

d. Penggunaan nama orang, nama tempat harus yang sudah dikenal umum

atau telah diajarkan, ada pada diktat / buku bacaan.

e. Kata Depan dan Awalan

1. Kata depan di, ke, dari harus ditulis terpisah dari kata yang

mengikutinya, karena kata depan itu mempunyai kedudukan sebagai

kata dan fungsinya menyatakan tempat.

Page 18: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

18

2. di, ke, dan dari selalu ditulis seringkali pada kata pendeta, daripada,

kemari.

2. Syarat-syarat Merumuskan / Menyusun Item.

Penyusunan item tes yang dibicarakan di bawah ini terbatas pada syarat

penyusunan item tes obyektif. Dalam menyusun item tes obyektif akan

dibicarakan : a) petunjuk secara umum dan b) petunjuk secara khusus.

a) Petunjuk Umum

Petunjuk umum merupakan pedoman yang berlaku secara umum untuk

semua tipe tes obyektif antara lain :

1. Janganlah menggunakan susunan kata / kalimat yang sukar, kecuali untuk

mengukur kemampuan bahasa.

2. Jangan menggunakan kalimat yang langsung diambil dari buku / teks book,

sebab dapat menibulkan verbalisme.

3. Apabila suatu item didasarkan atas suatu pendapat tertentu, harus disebutkan

dari siapa pendapat tersebut.

4. Item suatu tes hendaknya jangan memberikan petunjuk terhadap jawaban item

yang lain

5. Jawaban dari suatu item, janganlah merupakan kondisi dariapda item

berikutnya.

6. Susunan jawaban benar hendaknya disusun secara random.

Ada beberapa teknik random yang dapat digunakan yaitu : 1. Teknik

undian, 2. Teknik abjad, 3. Teknik bilangan random.

Page 19: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

19

b) Petunjuk khusus

Petunjuk khsuus adalah suatu pedoman untuk menyusun item tes dalam

tipe tertentu tes obyektip.

1. Syarat / petunjuk item tes benar salah :

a. Item benar salah hendaknya ditulis secara jelas dan difinitif, sehingga tidak

meragukan.

b. Hindari penggunaan kata yang merupakan penentu – penentu khusus

seperti : selalu, semua, kadang-kadang tidak pernah kecuali bermaksud

untuk mengukur logika (teknik berpikir atau analisa pikiran).

c. Hindari penggunaan negatif rangkap

d. Jangan mempergunakan dua konsep atau masalah dalam satu item.

e. Hindari penentuan jawaban yang hanya tergantung kepada satu huruf saja,

kecuali digunakan untuk mengukur kemampuan ejaan.

2. Syarat item menjodohkan (matching)

a. Stem-stem merupakan satuan dalam pasangan hendaknya bersifat sejenis,

misalnya : nama orang, tanggal / tahun kejadian, tempat dan sebagainya.

b. Jumlah jawaban hendaknya lebih banyak daripada stem. Hal ini

bermaksud menghindari jebakan dari anak.

c. Option jawaban disusun secara random.

d. Stem ditulis disebelah kiri dengan nomor urut, dan option disebelah kanan

dengan huruf abjad.

e. Hindari penulisan yang bersambung kehalaman berikutnya.

3. Syarat item melengkapi (complition)

Page 20: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

20

a. Hindari penggunaan statemen yang dapat menimbulkan lebih dari satu

jawaban.

b. Ruang yang dikosongkan hendaknya merupakan tempat untuk

memberikan jawaban dari suatu fakta.

c. Jangan terlalu banyak ruang isian dalam satu item.

d. Sedapat mungkin isian diletakkan bagian akhir statemen.

Catatan : semua jawaban dikerjakan pada lembar jawaban dengan bentuk

sebagai berikut :

1. ____________________________________

2. ____________________________________

3. ____________________________________

4. ____________________________________dst.

4. Syarat item tes pilihan ganda (multiple choice)

Dalam prakteknya, tipe tes pilihan ganda merupakan bentuk yang palig

banyak digunakan oleh seorang pendidik / guru. Sebab dengan variasi bentuk

tes ini, dapat melatih kemampuan kognitif dalam taraf tinggi seperti : aplikasi,

analisis, sintesis, dan sebagainya. Untuk jelasnya maka akan dijelaskan

tentang :

A) Variasi bentuk tes pilihan ganda (multiple choice)

B) Syarat item tes pilihan ganda (multiple choice)

A. Variasi Bentuk Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice)

Variasi bentuk tes ini ada beberapa bentuk yaitu :

1. Melengkapi dengan beberapa pilihan

Page 21: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

21

2. Analisa hubungan antar hal

3. Melengkapi berganda

4. Pemakaian diagram gambar dan grafik

5. Analisa khusus

Dibawah ini akan dijelaskan masing-masing variasi di atas

1. Melengkapi dengan beberapa pilihan

Bentuk ini tediri dari stem yang merupakan suatu pernyataan yang

belum lengkap, kemudian disediakan beberapa alternatif, atau

kemungkinan jawaban yang benar.

Dari kemungkinan jawaban tersebut hanya satu ada jawaban yang

benar/paling benar.

Contoh :

Petunjuk :untuk soal berikut (nomor…s/d…) pilihlah salah satu jawaban

yang paling tepat.

a. Variasi ke-1

Orang yang lebih mudah menangkap dan menyimpan kesan edngan

jalan melihat disebut mempunyai tipe…

a. motoris

b. visualis

c. ouditif

d. komplektif

b. Variasi ke-2

Termasuk kecakapan sebagai hasil belajar adalah sebagai berikut,

kecuali…

Page 22: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

22

a. prestasi belajar

b. perubahan sikap dan tingkah laku

c. intelegensi (iq)

c. Variasi ke-3

Diantara hal-hal di bawah ini yang bukan merupakan tujuan

pembelajaran adalah yang berorientasi kepada…

a. materi pengajaran

b. tingkah laku siswa

c. kemampuan siswa

d. hasil belajar siswa

2. Analisa Hubungan Antar Hal (Relation Ship Analysis)

Jenis variasi bentuk ini sering disebut “Hubungan sebab akibat”.

Soal ini terdiri dari dua pernyataan. Dari kedua pernaytaan itu dapat

ditanyakan apakah keduanya benar atau tidak. Lebih lanjut dapat

dipikirkan apakah diantara pernyataan itu terjalin hubungan sebab akibat

atau tidak sama sekali.

Contoh :

Petunjuk : Untuk soal-soal berikut ini (nomor…s/d…) pilihlah :

A) Jika pernyataan betul, alasan beutl dan keduanya menunjukan

hubungan sebab-akibat.

B) Jika pernyataan betul, alasan betul tapi keduanya tidak menunjukkan

sebab-akiabt.

C) Jika pernaytaan betul alasan salah

D) Jika pernaytaan salah dan alasan betul

Page 23: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

23

E) Jika pernyataan dan alasan salah.

Contoh soal :

Untuk menolong penderita muntah berak dapat digunakan garam diarhee,

Sebab

Diarhee dapat mengganggu keseimbangan elektrolit dalam tubuh (A)

3. Melengkapi Berganda (Multiple Complition)

Pada dasarnya bentuk ini sama dengan bentuk pertama, yaitu

melengkapi dengan beberapa pilihan. Bedanya adalah dalam bentuk

pertama hanya ada satu jawaban benar, tetapi dalam bentuk ini jawaban

benar bisa lebih dari satu.

Contoh :

Petunjuk : untuk soal-soal berikut ini (…s/d…) pilihlah :

A) Jika (1), (2), dan (3) betul

B) Jika (1), dan (3) betul

C) Jika (2), dan (4) betul

D) Jika (4) betul

E) Jika semuanya betul

Contoh soal :

Tujuan penggajaran berorientasi kepada…

1. tingkah laku siswa

2. kemampuan siswa (A)

3. hasil belajar siswa

4. kemampuan guru

Page 24: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

24

4. Pemakaian Diagram Gambar dan Grafik

Bentuk soal yang dipakai disini adalah bentuk perama yang

melengkapi dengan beberapa pilihan, tetapi masalahnya diwujudkan dalam

bentuk gambar, diagram, atau grafik.

Contoh :

Petunjuk : Untuk soal-soal berikut (…s/d…) sesuaikanlah jawaban anda

dengan nomor yang ada pada masing-masing komponen pada gambar.

Gambar Sosiogram :

6

7

1

3

5

9

4

2

8

10 13

11 12

Page 25: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

25

Soal :

Dalam gambar hubungan analisa sosial di atas, anak yang terisolir adalah:

a. 1 d. 4

b. 2 e. 7

c. 3

5. Analisa Kasus

Masalah yang diungkap dalam stem ini merupakan keadaan nyata,

sehingga peserta ujian seakan-akan berhadapan dengan keadaan

sebenarnya.

Contoh :

Petunjuk : Untuk soal nomor…s/d…disediakan suatu tes yang harus

dipahami secara cermat. Kemudian menyusul soal-soal yang

memasalahkan hal-hal yang berhubungan dengan isi tes. Pilihlah satu

jawaban yang tepat soal-soal yang mengiringi tes.

Soal :

Sebuah benda digantung dengan pegas, dengan H0 adalah tinggi benda dari

tanah. Bila sekarang benda ditarik sedikit ke bawah kemudian dilepaskan,

benda akan berayun naik turun secara harmonis dengan frekwensi ayunan

per detik.

Ayunan dari benda disebabkan oleh…

A) Tarikan searah dari gravitasi

B) Tarikan searah dari pegas

C) Interaksi antara pegas dan gaya gesekan udara

Page 26: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

26

D) Interaksi antara gaya grafitasi dan gaya gesekan udara

E) Interaksi antara gaya pegas dan gravitasi (kuci E)

B. Syarat Item Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice)

Sebelum dijelaskan beberapa syarat penulisan item tes ini, maka perlu

diperkenalkan bentuk soal sebagai berikut:

Pada soal terdapat dua komponen yaitu :

1. Stem, adalah suatu pernyataan uang mengungkap secara deskriptip tentang

permasalahan yang akan ditanyakan. Kalimat stem dapat berbentuk, kalimt

tanya, kalimat suruh, kalimat utuh (pernyataan) dan kalimat tidak utuh.

Contoh :

a. Siapakah nama Presiden Republik Indonesia yang pertama? (kalimat

tanya)

b. Tunjukkan alat peraga yang mudah ditangkap melalui indra

pendengaran ! (Kalimat suruh)

c. Hak setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan dan

pengajaran dalam UUD 1945, (kalimat utuh)

d. Susunan UUD 1945 terdiri dari….bagian,(kalimat tak utuh) atau

Susunan UUD 1945 terdiri dari… (kalimat tidak utuh).

2. Option; ialah suatu kata atau kalimat yang merupakan kelengkapan dari

komponen Stem, yang berfungsi sebagai alternatif jawaban. Option dapat

dibedakan menjadi dua yaitu: option kunci dan option pengecoh

(dstractions).

Page 27: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

27

Contohsoal :

Susunan UUD 1945 terdiri dari : --- STEM,

a. satu bagian

b. dua bagian ----- pengeceh Distractions

c. tiga bagian ----- Options

d. empat bagian ----- Option kunci

Setelah kita kenal bentuk tes seperti di atas, maka barulah kita

membicarakan syarat penyusun tes pilihan ganda yang berlaku untuk semua

variasinya.

Adapun syaratnya adalah :

1. Seluruh komposisi hendaknya betul-betul mengungkapkan permasalahan

yang layak dikemukakan sebagai suatu stem atau soal, bukan hanya

sekedar deretan kata atau kalimat yang tidak bernilai sebagai suatu soalan.

Hindari kalimat yang subyekti dan puitis.

2. Diskripsi masalah yang diungkap stem hendaknya jelas, terutama dalam

tata kalimat yang benar, dan tidak mengundang maksud untuk menjebak

peserta tes (yang diuji).

3. Gunakan sedapat mungkin bentuk kalimat positif. Apabila digunakan

bentuk ingkar atau menyangkal, tulislah dengan garis bawah seperti :

(tidak, bukan, kecuali).

4. Dalam mengungkap permasalahan hendaknya dihindari penggunaan

ungkapan yang bersifat indenfinite seperti : kebanyakan, sering kali,

kadang-kadang, paling dan sejenisnya sehingga menimbulkan tafsiran

yang subyektif bagi peserta ujian.

Page 28: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

28

5. Dalam menyusun soal hendaknya dapat diusahakan agar tidak terdapat

suatu ungkapan atau susunan kalimat yang memberikan petunjuk kepada

peserta ujian tentang kuncinya.

6. Kata-kata atau ungkapan yang digunakan sebagai pilihan jawaban

hendaknya seimbang baik kandungan makna maupun susunan kata-

katanya.

7. Untuk setiap soal hanya terdapat satu jawaban benar atau hanya satu

nomor benar dari nomor-nomor option yang disediakan.

8. Usahakan agar umpan (distractor) mirip betul dengan kunci (key) sehingga

derajat derajat kesukaran soal dapat mencerminkan kemampuan peserta

ujian.

9. Kunci jawaban di buat secara randomisasi, baik jumlahnya, maupun

tempat atau letaknya dalam lembar jawaban.

10. Hal-hal yang berhubungan dengan permaslaahan dan dapat menunjukkan

arah jawaban, hendaknya jangan dipergunakan.

11. Hindarkan interpendency antar soal satu dengan yang lainnya.

12. Cegah kesalahan dalam penggunaan kata-akta / kalimat (gunakan bahasa

sesuai dengan EYD)

13. Perhatikan taraf isi soal, hendaknya cocok seperti tabel kisi-kisi yang

memuat beberapa kompetensi.

14. Option hendaknya diusahakan mungkin benar (plaussible). Makin

homogin optionnya semakin tinggi taraf knowledge yang diukur.

15. Sedapat mungkin hindari penggunaan “semua di atas benar” atau “semua

di atas salah” pada option.

Page 29: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

29

16. Jumlah option masing-masing soal dari satu ungkapan soal hendaknya

sama.

17. Hindari penulisan soal yang terpisah atau terpotong kehalaman berikutnya.

18. Option hendaknya disusun secara jelas dan secara vertikal.

(Suprapto, tahun 1982, hal 14).

Page 30: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

30

BAB III

MEMBERI SKOR (SCORING)

1. Tes Essay

Pemberian skor tes essay dapat ditempuh dua cara yaitu : a) dengan

menggunakan metode analisa (analitycal method), b) metode sortir (sorting

method).

a) Metode Analisa (Analytical Method)

Ialah suatu cara menilai dengan menyiapkan sebuah acuan atau model

tertentu dari tiap-tiap nomor soal atau jawaban. Tiap-tiap jawaban dianalisa

menjadi beberapa elemen, kemudian masing-masing elemen disiapkan skor sesuai

dengn skala tau norma yang digunakan. Kemudian jawaban anak dicocokkan

dengan acuan tersebut tadi.

Misalnya :

Sebuah tes essay, dengan bobot lima (5) artinya jika tes tersebut dijawab

benar anak dapat skor = 5 (lima). Jawaban tes tersebut dianalisa menjadi lime

elemen yaitu I, II, III, IV, dan V. Kemudian jawaban anak dibandingkan dengan

elemen yang telah disiapkan. Jika jawaban anak hanya memuat 4 (empat) elemen

dan benar maka anak memperoleh skor untuk nomor tersebut 4 (empat). Demikian

seterusnya untuk semua soal.

b) Metode Sortir (Soting Method)

Page 31: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

31

Cara ini tidak diabgi menjadi beberapa elemen tetapi pemeriksa harus

memabca seluurh jawaban masing anak, setelah itu baru diletakkan pada masing-

masing klasifikasi,misal : sangat baik, baik, sedang, kurang, sangat kurang. Cara

seperti ini dikerjakan terus menerus sampai pada semua jawaban anak. Metode ini

akan lebih baik jika pemeriksa dapat mengulang atau mengecek kembali apakah

klasifikasi di atas tadi sudah tepat atau belum. Setelah itu barulah diberi skor

sesuai dengan klasifikasinya.

Skor yang diperoleh anak atas klasifikasi ini adalah skor dari seluruh tes.

Bilamana acuan norma yang digunakan adalah penilaian Acuan Patokan dengan

skala 5 (lima) maka dapat dijabarkan sebagai berikut ;

Sangat baik, diberi skor = 4 atau A

Baik, diberi skor = 3 atau B

Sedang, diberi skor = 2 atau C

Kurang, diberi skor = 1 atau D

Jika kita ingin menggunakan penilaian acuan patokan dengan skor tertinggi adalah

10 (sepuluh), maka masing-masing klasifikasi di atas tadi dibagi dua lagi yaitu:

a = 10SB

b = 9c = 8

Bd = 7e = 6

SDf = 5---------5,5g = 4

KRh = 3i = 2

SKj = 1

Page 32: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

32

2. Tes Obyektif

Setelah jawaban anak diperiksa dengan menggunakan sistim kunci maka

skor yang diperoleh dianalisa dengan mengguankan rumus sebagai berikut:

a. Rumus untuk tipe Tes Benar – Salah (B – S)

SK = (B – S) x Bt

Keterangan :

= Jumlah

Sk = Skor

B = Benar

S = Salah

Bt = Bobot

b. Rumus untuk tipe Tes Menjodohkan (Matching Tyepe)

Sk = B x Bt

Keterangan :

Sk = Skor

B = Jumlah benar

Bt = Bobot

c. Rumus untuk tipe Tes Melengkapi (Complition)

Sk = B x Bt

Sk = Skor

B = Jumlah benar

Page 33: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

33

Bt = Bobot

d. Rumus untuk tipe Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice)

Sk = (B−S)

n−1x bt

Keterangan :

Sk = skor

B = jumlah jawaban benar

S = jumlah jawaban salah

n = jumlah option

1 = Bil. Tetap

Bt = Bobot

Rumus ini dapat digunakan untuk semua variasi tipe pilihan ganda.

Page 34: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

34

BAB IV

MENGUBAH SKO MENTAH MENJADI SKOR STANDAR

Mengubah skor mentah menjadi skor standar yang dibicarakan berikut ini

terbatas untuk tipe tes obyektif. Sebab tes essay sesuai dengan fungsinya maka

akan lebih tepat diukur dengan menggunakan PAP, seperti telah diuraikan

didepan dengan variasi yang tidak terlalu banyak. Sedangkan dalam tipe tes

obyektif memiliki variasi skor yang sangat heterogen sebab masing-masing tipe

memiliki rumus skoring tersendiri, kadang-kadang satu rangkaian soal memuat

berbagai variasi tes obyektif serta jumlah soal yang relatif banyak. Dengan

kemungkinan itu sudah tentu diperoleh siswa. Dengan kata lain skor mentah perlu

dianalisa, sebab skor tersebut tidak akn berarti apa-apa sebelum diolah.

Misalnya : Erma memperoleh skor psikologi = 47. Apakah artinya?

Sudah tentu akan tidak terjawab, jika tidak diolah/dirubah.

Untuk mengubah skor mentah menjadi skor standar ada dua pendekatan

yaitu : 1) Pendekatan Acuan Patokan (PAP) dan 2) Pendekatan Acuan Norma

(PAN).

1. Penilaian Acuan Patokan

Penilaian acuan patokan adalah suatu cara penilaian dengan jalan

membandingkan skor yang dicapai anak atau siswa dengan nilai yang telah

Page 35: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

35

ditetapkan. Skor patokan ini didasarkan atas tingkat penguasaan kompetensi

bidang studi yang didapat dilihat dari :

a. Prosentase tingkat penguasaan materi

b. Patokan yang disusun berdasarkan Mean ideal (Mi), dan Standar Deviasi ideal

(Sdi)

a. PAP dilihat dari prosentase tingkat penguasaan materi. Cara ini menggunakan

rentangan prosentase dari 0% - 100%, yang diklasifikasikan menadi beberapa

kelompok.

Dalam cotoh dibawah ini diuraikan PAP skala lima sebagai berikut:

Tingkat penguasaan materi NilaiAngka Huruf

90 % - 100 %

80 % - 89 %

65 % - 79 %

55 % - 64 %

0 % - 54 %

4

3

2

1

0

A

B

C

D

E

Contoh penggunaannya :

Tes evaluasi pendidikan terdiri dari ; 85 item, dengan demikian maka skor

maksimal ideal adalah 85 (bobot soal adalah 1). Erma mampu mengerjakan

betul dengan skor 55.

Berapakah skor standarnya ?

Jawab :

Pedoman konversi dapt dibuat sebagai berikut :

Penguasaan 90 % = 90

100 x 85 = 76,50 (71)

Page 36: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

36

Penguasaan 80 % = 80

100 x 85 = 68,00

Penguasaan 65 % = 65

100 x 85 = 55,25 (55)

Penguasaan 55 % = 55

100 x 85 = 46,75 (47)

Selanjutnya disusun bentuk konversi sebagai berikut:

Tingkat penguasaan materi NilaiAngka Huruf

71 - 85

68 - 70

55 - 67

47 - 54

0 - 46

4

3

2

1

0

A

B

C

D

E

Cara menyusun; baris disebelah kiri didapat dari perhitungan prosentase, yang

disebelah kanan dicari dengan cara: tuliskan skor maksimal idial paling atas

(85) selanjutnya mengurangi 1 angka disebelah kiri yang berada di atas kelas

intervalnya ( lihat tanda panah). Berdasarkan tabel konversi di atas maka Erma

memperoleh skor mentah 55 standarnya adalah (2) C.

Standar PAP dapat dirubah sesuai dengan tujuan evaluasi, materi yang diukur dan

pertimbangan lain yang berorientasi pada mutu atau kebermanfaatan untuk peserta

didik.

Contoh standar yang bisa digunakan:

Tingkat penguasaan materi NilaiAngka Huruf

85 % - 100 %

75 % - 84 %

4

3

A

B

Page 37: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

37

65 % - 74 %

55 % - 64 %

0 % - 54 %

2

1

0

C

D

E

Mengingat bahwa penilaian pendidikan pada tingkat SMA ke bawah

sangat jarang menggunakan penilaian skala lima, melainkan yang digunakan

adalah skala sebelas artinya skor tertinggi adalah 10 dan terendah adalah 0.

Sehubungan dengan hal itu, penulis mencoba memberikan acuan patokan yang

tingkat penguasaan materinya dapat diequvalensikan dengan PAP.

ST = X

∑ SMI x 100 (untuk nilai puluhan)

ST = X

∑ SMI x 10 (untuk nilai satuan)

Keterangan :

ST = Skor standar

X = Skor mentah (skor yang diperoleh siswa)

SMI = Skor maksimal ideal

= Sigma / jumlah

Rumus di atas dapat diguankan untuk bobot soal yang berbeda-beda.

Setelah dianalisa dengan rumus di atas skor yang diperoleh diequivalensikan

dengan batas kelulusan pada PAP yaitu 65%. Semua siswa memperoleh skor (ST)

65% ke atas, lulus sedangkan dibawah itu tidak lulus.

Contoh penggunannya :

Page 38: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

38

Bidang studi yang dievaluasi adalah : PMP. Jumlah soal / item adalah 90.

Bobot soal adalah 1 untuk tiap-tiap item.

Peserta testing adalah : Erma, Era, Eka, Edi, dan Eva. Setelah diperiksa ternyata

masing-amsing peserta tes memperoleh skor sebagai berikut :

Erma = 70 Eka = 50

Era = 65 Edi = 85

Eva = 80

Berapakah skor standarnya?

Jawab :

Jumlah item = 90

Bobot soal = 1

SMI = 90 x 1

= 90

Skor standar Erma = 7090 x 100 = 77,8 (78)

Skor standar Era = 6590 x 100 = 72,2 (72)

Skor standar Eka = 5090 x 100 = 55,5 (56)

Skor standar Edi = 8590 x 100 = 94,4 (94)

Skor standar Eva = 8090 x 100 = 88,8 (89)

Melihat dari skor standar di atas, maka Eka tidak lulus karena ST-nya masih di

bawah standar kelulusan 65%.

Page 39: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

39

b. Nilai Patokan Yang Disusun Berdasarkan Mean Ideal (Mi) dan Standar

Deviasi (SDi)

Norma ini juga didasarkan atas penguasaan kompetensi yang diajarkan. Norma

yang disusun sangat erat hubungannya dengan jumlah item dan bobot untuk tiap-

tiap item. Berdasarkan atas jumlah item dan bobot itu akan diperoleh skor yang

diperoleh siswa, kemudian dapat dicari berturut-turut : Skor Maksimal Ideal

(SMI), mean ideal (MI) dan Standar Deviasi Ideal (SDI).

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun nilai patokan

ini adalah sebagai berikut :

1. Menentukan Skor Maksimal Ideal (SMI), adalah suatu skor yang diperoleh

oleh siswa jika semua soal dijawab dengan betul.

Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa SMI adalah penjumlahan hasil kali

masing-masing item dengan bobotnya.

2. Menentukan angka rata-rata ideal (Mi), dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

Mi = ½ x SMI

3. Menentukan standar deviasi ideal (SDi), dengan rumus sebagai berikut :

SDi = 13 x Mi

4. Menyusun pedoman konversi / patokan sebagai berikut :

------ 10M + 2,25 SD

------ 9M + 1,75 SD

------ 8M + 1,25 SD

------ 7M + 0,75 SD

------ 6

Page 40: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

40

M + 0,25 SD------ 5

M - 0,25 SD------ 4

M - 0,75 SD------ 3

M - 1,25 SD------ 2

M - 1,75 SD------ 1

M - 2,25 SD------ 0

Contoh penggunaannya :

Suatu tes hasil belajar bidang studi yang terdiri dari :

15 item benar – salah dengan bobot 2

15 item pilihan ganda dengan bobot 1

30 soal item menjodohkan (matching) dengan bobot 1

2 item tes essay masing-masing dengan bobot 5

Jika salah seorang peserta tes memperoleh skor 85, berapakah skor

sntadarnya?

Jawab :

a. Skor maksimal ideal dicari dengan berikut :

Skor untuk benar – salah = 15 x 2 = 30

Skor untuk piilhan ganda = 15 x 2 = 30

Skor untuk menjodohkan = 30 x 1 = 30

Skor untuk tes essay = 2 x 5 = 10

Jumlah (SMI) = 100

Page 41: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

41

b. Menentukan Mi = ½ x SMI

Mi = ½ x 100

= 50

c. Menentukan SDi = 13 x Mi

= 13 x 50

= 16,67

d. Membuat tabel konversi

Mi = 50, SDi = 16,67

-----10

M + 2,25 SD = 50 + (2,25 x 16,67) = 50 + 37,51 = 87,51 (88)

-----9

M + 1,75 SD = 50 + (1,75 x 16,67) = 50 + 29,17 = 79,17 (79)

-----8

M + 1,25 SD = 50 + (1,25 x 16,67) = 50 + 20,84 = 70,84 (71)

-----7

M + 0,75 SD = 50 + (0,75 x 16,67) = 50 + 12,50 = 62,50 (63)

-----6

M + 0,25 SD = 50 + (0,25 x 16,67) = 50 + 4,17 = 54,17 (54)

-----5

M – 0,25 SD = 50 – (0,25 x 16,67) = 50 – 4,17 = 45,83 (46)

-----4

M – 0,75 SD = 50 – (0,75 x 16,67) = 50 – 12,50 = 37,50 (38)

-----3

M – 1,25 SD = 50 – (1,25 x 16,67) = 50 – 20,84 = 29,16 (29)

-----2

M – 1,75 SD = 50 – (1,75 x 16,67) = 50 – 29,17 = 20,83 (21)

-----1

M – 2,25 SD = 50 – (2,25 x 16,67) = 50 – 37,51 = 12,49 (12)

------0

Page 42: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

42

88-… = 10

79-87 = 9

71-78 = 8

63-70 = 7

54-62 = 6

46-53 = 5

38-45 = 4

29-37 = 3

21-28 = 2

12-20 = 1

0-11 = 0

Jadi siswa yang mendapat skor 85, memperoleh skor standar = 9.

2. Penilaian Acuan Norma

Panilaian acuan norma adalah suatu cara penilaian dengan cara

membandingkan skor yang diperoleh siswa dengan skor rata-rata yang dicapai

oleh kelompoknya.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah :

a. Menyusun tabel data

b. Menyusun tabel kerja untuk mencari Mean (M) dan Standar Deviasi

(SD)

c. Menyusun tabel konversi.

Contoh penggunaannya :

Hasil EBTA dari suatu SMA adalah sebagai berikut :

a. Tabel tentang hasil EBTA SMA…

No Nama Skor No Nama Skor

1 Asih 45 17 Surya 58

Page 43: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

43

2345678910111213141516

ArianiGarianiBudarsaArtaDewiDamaYusufJoniKusumaMelyawatiLelyMastriSariatiPuspaSutarmi

375142343924493014323840352831

181920212223242526272829303132

SetiaSudiTiniJayaSuriSundariUmbaraTrsinaAstiniWidiaWinaYuniToniErdaErma

453627431741353332482520534438

b. Menyusun tabel kerja untuk mencari M dan SD

Diketahui skor tertinggi = 58, skor terendah = 14 maka :

R = 58,5 – 3,5

= 45

i maksimum = R7

= 457

= 6,43

i minimum = R15

= 4515

= 3,0

Jadi interval yang dipakai adalah 3.

Tabel kerja untuk mencari M dan SD

Kls Interval X f fX X1 fX1,2

57 – 59 58 1 58 21,66 469,16

Page 44: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

44

54 – 56

51 – 53

48 – 50

45 – 47

42 – 44

39 – 41

36 – 38

33 – 35

30 – 32

27 – 29

24 – 26

21 – 23

18 – 20

15 – 17

12 – 14

55

52

49

46

43

40

37

34

31

28

25

22

19

16

13

0

2

2

2

3

3

4

4

4

2

2

0

1

1

1

0

104

98

92

129

120

148

136

124

56

50

0

19

16

13

18,66

15,66

12,66

9,66

6,66

3,66

0,66

-2,34

-5,34

-8,34

-11,34

-14,34

-17,34

-20,34

-23,34

0

490,47

320,50

186,63

133,07

40,19

1,74

21,90

144,06

139,11

257,19

0

100,68

413,72

544,76

- - N = 32 1163 - 3464,23

fX fX1,2

M = ∑ fXN

= 116332

= 36,34

SD = √∑ fX 1.2

N

= √ 3464,23N 32

= √108,25718

= 10,40

Page 45: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

45

c. Menyusun pedoman konversi

-----10

M + 2,25 SD = 36,34 + (2,25 x 10,40) = 36,34 + 23,40 = 59,74

-----9

M + 1,75 SD = 36,34 + (1,75 x 10,40) = 36,34 + 18,20 = 54,54

-----8

M + 1,25 SD = 36,34 + (1,25 x 10,40) = 36,34 + 13,00 = 49,34

-----7

M + 0,75 SD = 36,34 + (0,75 x 10,40) = 36,34 + 7,80 = 44,14

-----6

M + 0,25 SD = 36,34 + (0,25 x 10,40) = 36,34 + 2,60 = 38,94

-----5

M - 0,25 SD = 36,34 - (0,25 x 10,40) = 36,34 – 2,60 = 33,74

-----4

M - 0,75 SD = 36,34 - (0,75 x 10,40) = 36,34 – 7,80 = 28,54

-----3

M - 1,25 SD = 36,34 - (1,25 x 10,40) = 36,34 – 13,00 = 23,24

-----2

M - 1,75 SD = 36,34 - (1,75 x 10,40) = 36,34 – 18,20 = 18,14

-----1

M - 2,25 SD = 36,34 - (2,25 x 10,40) = 36,34 – 23,40 = 12,94

-----0

Berdasarkan tabel konversi di atas dapat dibandingkan skor yang

diperoleh siswa dengan skor standar norma. Siswa yang dinyatakan lulus adalah

skor 44,14 dibulatkan = 44 ke atas.

Secara umum pelaksanaan penilaian dalam proses belajar sering berakhir

setelah diperoleh skor standar dari masing-masing siswa. Sebenarnya penilaian

tidaklah berhenti sampai disana. Skor yang diperoleh dalam bentuk angka atau

Page 46: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

46

kwanitas itu perlu diinterpretasikan dalam penilaian yang berifat kwalitas. Sebab

bagaimanapun seorang guru dituntut untuk dapat memberikan berbagai

interpretasi terhadap keberhasilan siswa.

Misalnya seorang siswa memperoleh skor 50. Apakah artinya?. Sudah

tentu akan menuntut berbagai jawaban antara lain : siswa itu pintar, siswa itu

berhasil sangat baik, cukup, kurang dan sebagainya.

Agar estimasi yang diberikan guru tidak terlalu subyektif, maka

diperlukan adanya suatu cara untuk mengkonversikan skor kwantitas.

Salah satu cara yang dapat ditempuh dalam sistem perpencaran skor

menurut area kurva normal.

Pencaran Skor Standar Dalam Kurva Normal

Percent of cases underportions of the normalcurve

standard deviationcommulative 0,13% 2,14% 13,59% 34,13% 34,13% 13,59% 2,14% 0,13%percentagesrounded -4σ -3σ -2σ -1σ σ +1σ +2σ +3σ

0,1% 2,3% 15,0% 50,0% 84,1% 97,7% 99,9%2% 16% 50% 84% 98%

Percentileequivalents

1 5 10 203040 50 60 70 80 90 95 99

typical standardscoresz – scores -40 -30 -20 -10 0 +10 +20 +30

T – scores 20 30 40 50 60 70 80

Ceed scores 200 300 400 500 600 700 800

Page 47: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

47

ACT scores 40 60 80 100 120 140 160

Stanine 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Percent in stanine 4% 7% 12% 17% 20% 17% 12% 7% 4%

Deviation IQ’s 55 70 5 100 115 130 145

Stanley, Tahun 1964, hal 74

Keterangan0 = titik tengah (Mean) daerah kurva normalσ = standard deviasi (SD)+ = daerah positif kurva normal (0 s/d + 40)- = daerah negatif kurva normal (0 s/d -40)

Dari kurva normal diatas kita bisa menyusun pedoman konversi dari skor

kwantitas kepada skor kwalitas kepada skor kwalitas diketaui -40 dan + 40

merupakan daerah kurva yang terlalu jauh dari kenormalan. Karena itu dalam

konversi berikut ini angka tersebut di atas tidak disertakan.

Beberapa model konversi yang dapat disusun adalah sebagai berikut:

1. Konversi Berjenjang (Klasifikasi) Lima

M + 2 SD ≤ N M + 3 SD = sangat baik

M + 1 SD ≤ N < M + 2 SD = baik

M – 1 SD ≤ N < M + 1 SD = sedang

M – 2 SD ≤ N < M – 1 SD = kurang

M – 3 SD N < M – 2 SD = sangat kurang

Contoh penggunaannya :

Perhatikan data tentang hasil EBTA di depan

Diketahui : M = 36,34

Page 48: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

48

SD = 10,40

Setelah dicari M dan SD barulah dimasukan ke dalam konversi sebagai

berikut:

M + 2 SD ≤ N M + 3 SD

M + 1 SD ≤ N < M + 2 SD

M – 1 SD ≤ N < M + 1 SD

M – 2 SD ≤ N < M – 1 SD

M – 3 SD N < M – 2 SD

36,34 + (2 x 10,40) ≤ N 36,34 + (3 x 10,40)

36,34 + (1 x 10,40) ≤ N < 36,34 + (2 x 10,40)

36,34 - (1 x 10,40) ≤ N < 36,34 + (1 x 10,40)

36,34 - (3 x 10,40) ≤ N < 36,34 - (2 x 10,40)

57,14 ≤ N 67,54 = sangat baik

46,74 ≤ N < 57,14 = baik

25,94 ≤ N < 46,74 = sedang

15,54 ≤ N < 25,94 = kurang

5,14 N < 15,54 = sangat kurang

Jadi siswa yang memperoleh skor 50 tergolong baik

2. Konversi Berjenjang (Klasifikasi) Tiga

M + 1 SD ≤ N M + 3 SD = baik

M – 1 SD ≤ N < M + 1 SD = sedang

M – 3 SD N < M – 1 SD = kurang

Page 49: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

49

3. Konversi Berjenjang Dua

M ≤ N M + 3 SD = baik

M – 3 SD N < M = kurang

Contoh penggunaan nomor 2 dan 3 sama dengan nomor 1 di atas

Keterangan : X (M) = angka rata-rata

σ (SD) = standar deviasi

Acuan Norma Persentil

Penilaian dengan menggunakan norma persentil PAN dirasakan lebih

banyak manfaatnya, sebab nilai tersebut dapat diequvalensikan dengan skor

standar lainnya seperti Z-skor, T-skor, berdasarkan pencaran skor – skor standar

normal.

Adapun rumus untuk Persentil sebagai berikut :

P = cfb+1/2 fp

Nx100

Keterangan :

P = Persentil

Cfb = Cumulatif frekwensi below, yaitu jumlah frekwensi yang mendapat skor

di bawah skor yang akan dicari persentilnya.

Fp = frekwensi daerah persentil, yaitu jumlah frekwensi yang mendapat skor

sama dengan skor yang akandicari persentilnya.

N = Jumlah subyek

Contoh :

Page 50: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

50

Diketahui nilai raport anak-anak kelas 1 SMA sebagai berikut :

10 1 6 6 10

9 9 9 9 7

8 8 8 8 7

7 7 7 7 7

6 6 6 6 6

5 5 5 5 5

4 4 4 4 4

4 4 4 4 2

3 3 3 3 2

5 5 5 5 5

Berapakah persentil skor 8?

Jawab : Tabel kerja untuk mencari f dan cf

X C Cf

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

4

4

7

7

10

9

4

2

1

50

48

44

40

33

26

16

7

3

1

Total 50 -

Memasukkan data ke dalam rumus :

P = cfb+1/2 fp

Nx100

Page 51: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

51

P =40+ 1

2(4)

50 Nx 100

P = 40+2

50x 100

P = 4250

x 100

P = 84

Jadi persentil skor 8 adalah 84. P = 84, maka Z-skornya kurang lebih =

+1,0 sedangkan T-skornya kurang lebh = 60. (Perhatikan pencaran skor standar

dalam kurva normal).

ANALISIS DESKRIPTIF DENGAN SPSS

BAB V

PEMBAKUAN ALAT UKUR

(Tes Prestasi Belajar)

Diketahui bahwa skor yang diperoleh siswa dari hasil pengukuran,

mempunyai makna yang sangat penting baik dari segiguru yang mengajar, anak

atau siswa yang bersangkutan serta lembaga pengelola pendidikan. Agar skor

yang diperoleh siswa itu bermakna secara tepat, maka salah satu faktor yang perlu

diperhaitkan adalah faktor alat ukur (tes yang digunakan).

Tes yang tersusun hendaknya baku, agar dapat berfungsi yaitu

membedakan antara anak yang pandai dengan anak yang tidak pandai, anak yang

Page 52: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

52

siap dalam pelajaran tertentu dengan anak yang tidak siap. Mengingat bahwa

pelaksanaan pembakuan tes adalah suatu pekerjaan yang tidak mudah, sehingga

tidak semua guru dapat melaksanakan pembakuan ini.

Sehubungan dengan hal itu, penulis mencoba menganjurkan hal-hal

sebagai berikut :

1. Tes yang tersusun hendaknya sesuai dengan tujuan pengajaran

2. Tes evaluasi belajar disusun berdasarkan tabel kisi-kisi, sebab melalui

tabel tersebut telah tersusun rencana atau materi yang akan diukur.

3. Teknik pembakuan tes dapat dipilih satu dari yang dianjurkan, serta dipilih

berdasarkan atas tujuan pengajaran, kemampuan, biaya dan waktu.

Ada beberapa cara yang dapat ditempuh dalam pembakuan tes ini adalah :

1. Mencari Derajat Kesukaran suatu tes (DK)

2. Mencari Daya Beda suatu tes (DB)

3. Mencari Efektifitas Option

4. Mencari Reliabiiltas Tes

5. Validitas tes

1. Mencari Derajat Kesukaran Suatu Tes (DK)

Item tes tidak boleh terlalu sukar dan tidak boleh terlalu mudah. Sebuah

item yang terlalu mudah memungkinkan semua anak dapat menjawab dengan

benar. Item seperti itu bukanlah suatu item yang baik. Jadi item yang baik adalah

item yang mempunyai derajat kesukaran tertentu, dan biasanya ditentukan

berdasarkan prosentase. Derajat kesukaran yang baik adalah derajat kesukaran

yang bergerak antara :

Page 53: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

53

Item yang memperoleh DK 75% adalah item yang terlalu sukar

Item yang memperoleh DK 25% adalah item yang terlalu mudah

Angka tersebut diatas dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

DK = ∑ (W L+W H )N

x 100%

Keterangan :

DK = Derajat kesukaran

WL = Jumlah kelompok bawah yang menjawab salah

WH = Jumlah kelompok atas yang menjawab salah

N = Jumlah kelompok atas dan kelompok bawah (N = nh + n1)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa derajat kesukaran berarti :

sejauhmana suatu tes mengukur kemampuan anak yang masih dirasakan

manfaatnya dalam bidang pendidikan.

Langkah-langkah Mencari DK

1. Buatlah tabel data, yang memuat semua skor dari hasil testing dan disusun

berurutan dari skor tertinggi sampai skor terendah. Tabel dapat memuat

kolom: No urut, nama siswa/testee, nomor pokok dan kolom keterangan.

2. Menentukan kelompok atas dan kelompok bawah, dengan jalan menghitung

27% dari jumlah peserta tes atau 27% dari N. Sedangkan yang 46% ditengah-

tengah dibuang, dalam arti tidak dipersoalkan dalam analisis karena tidak

pintar dan tidak bodoh.

25% sampai dengan 75%

Page 54: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

54

3. Memasukkan data kedalam tabel kerja. Tabel kerja memuat kolom :

No Item, WL, WH, WL + WH dan WL - WH

Contoh tabel kerja :

No item WL WH WL + WH WL + WH

1

2

3

4

5

Dst

4. Memasukkan data kedalam rumus

5. Menarik kesimpulan (kesimpulan analisis). Kesimpulan Analisis diperoleh

dengan angka batas derajat kesukaran item yang tidak ditentukan.

Dari hasil membandingkan akan diperoleh sebagai berikut :

a. 25% ≤ N ≤ 75% = item baik

b. N < 25% = item ditolak (mudah)

c. N > 75% = item ditolak (sukar)

Contoh penggunaannya :

Suatu tes hasil belajar terdiri dari 15 item dalam bentuk tes obyektif masing-

masing berbobot 1, diberikan kepada 21 orang siswa SPG negeri di Singaraja.

Page 55: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

55

Hasilnya ditabulasikan dalam tabel 01. Carilah derajat kesukaran (DK) masing-

masing itemnya!

Jawab

Tabel : 01. Tabel Data Hasil Testing

No Nama NRPItem Tes

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Skor1 Agung 215 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 142 Mahmud 221 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 133 Bakri 230 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 134 Rusmini 225 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 115 Yusuf 212 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 106 Idrus 218 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 107 Bagus Mas 227 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 98 Indrawati 219 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 89 Aminah 223 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 8

10 Amir 213 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 711 Anwar 214 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 712 Sunadi 231 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 713 Abdulah 211 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 614 Gandri 216 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 615 Suryadi 224 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 616 Yasa Wibawa 228 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 617 Jayarsa 220 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 518 Saminah 226 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 419 Niraini 229 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 420 Hermin 217 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 321 Ahmad 222 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 N W WH 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 2 3 6 5

WL 1 2 2 3 5 4 6 5 6 6 6 6 5 3 6

2. Mencari Kelompok Atas dan Kelompok Bawah

Kelompok Atas dan Kelompok Bawah dapat dicari dengan rumus :

27

100 x 1N

N = 21, maka : 27

100 x 21 = 617100 x 6,17 = 6

Jadi : a. Jumlah kelompok atas = 6 orang

Page 56: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

56

b. Jumlah kelompok bawah = 6 orang sesuai dengan hasil skor yang

diurut mulai dari yang tertinggi sampai terendah.

A. Nama-nama yang tergolong kelompok atas adalah :

1. Agung Nrp : 215

2. Mahmud Nrp : 221

3. Bakir Nrp : 230

4. Rusmini Nrp : 225

5. Yusuf Nrp : 212

6. Idrus Nrp : 218

B. Nama-nama yang tergolong kelompok bawah adalah :

1. Yasa Wibawa Nrp : 228

2. Jayarsa Nrp : 220

3. Saminah Nrp : 226

4. Niraini Nrp : 229

5. Hermin Nrp : 217

6. Ahmad Nrp : 222

3. Membuat Tabel Kerja

Tabel kerja ini memuat hal-hal sebagai berikut :

- Kolom nomor item

- WL = jumlah kelompok bawah

- WH = jumlah kelompok atas, dst

Tabel : 02. Tabel Kerja

No Item WL WH WL + WH WL - WH

1 1 0 1 1

Page 57: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

57

23456789101112131415

22354656666536

00002000012365

223566566788911

22352656654231

- - - - -

4. Memasukkan Data ke Dalam Rumus

DK = ∑ W L+W H

N x 100%

Keterangan :

N = Jumlah kelompok atas dan kelompok bawah (N = n1 + nh)

Item nomor 1 : Dk = 1/12 x 100 = 8,33%

Item nomor 2 : Dk = 2/12 x 100 = 16,67%

Item nomor 3 : Dk = 2/12 x 100 = 16,67%

Item nomor 4 : Dk = 3/12 x 100 = 25,00%

Item nomor 5 : Dk = 5/12 x 100 = 41,67%

Item nomor 6 : Dk = 6/12 x 100 = 50,00%

Item nomor 7 : Dk = 6/12 x 100 = 50,00%

Item nomor 8 : Dk = 5/12 x 100 = 41,67%

Item nomor 9 : Dk = 6/12 x 100 = 50,00%

Page 58: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

58

Item nomor 10 : Dk = 6/12 x 100 = 50,00%

Item nomor 11 : Dk = 7/12 x 100 = 58,33%

Item nomor 12 : Dk = 8/12 x 100 = 66,67%

Item nomor 13 : Dk = 8/12 x 100 = 66,67%

Item nomor 14 : Dk = 9/12 x 100 = 75,00%

Item nomor 15 : Dk = 11/12 x 100 = 91,67%

5. Menarik Kesimpulan Analisis

Bandingkan nilai (N) yang diperoleh dengan nilai penolakan item.

Kemudian tunjukanlah item-item mana yang diterima dan yang ditolak.

2. Mencari Daya Beda Suatu Tes (DB)

Suatu tes hendaknya mampu membedakan anak yang satu dengan yang

lainnya. Jika tidak, maka tes itu bukanlah tes yang baik. Misalnya dari 21 orang

peserta tes semuanya memperoleh skor 10 atau semuanya memperoleh skor 0.

Untuk mengatasi hal seperti itu perlu diketahui daya beda suatu tes, artinya

sejauhmana suatu tes mampu membedakan kemampuan anak / individu yang

masih dirasakan manfaatnya dalam bidang pendidikan. Ada beberapa sumber

menyebutkan bahwa daya beda (DB) yang baik adalah 0,40 ke atas dan 0,20 ke

atas. Dalam tulisan ini penulis cenderung menggunakan kedua-duanya, dengan

catatan bahwa penggunannya hendaknya memperhitungkan :

Page 59: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

59

1. Tujuan pengajaran atau tujuan penggunaan tes, apakah untuk seleksi

siswa teladan, penerima beasiswa, untuk mengukur kemampuan

belajar akhir semester, ulangan harian atau hanya sekedar motivasi

belajar.

2. Bobot mata kuliah / bidang studi yang ditentukan oleh besarnya angka

kredit.

Berdasarkan pertimbangan di atas kita dapat memilih salah satu

diantaranya, misalnya tujuan pengukuran adalah memperoleh nilai raport akhir

semester (ulangan umum) untuk bidang studi mayor dengan kredit 4 maka daya

beda tes yang dipilih adalah 0,40 ke atas.

Langkah-langkah yang ditempuh mencari DB :

Adapun langkah-langkah yang ditempuh pada dasarnya sama, hanya

berbeda dalam rumus yang digunakan yaitu :

DB = ∑ (W L−W H )N

DB = Daya Beda

WL = Jumlah kelompok bawah yang menjawab salah

WH = Jumlah kelompok atas yang menjawab salah

N = Jumlah individu kelompok bawah dan atas (N = n1 + nh)

Skor yang diperoleh berdasarkan rumus di atas dibandingkan dengan skor

penolakan yang ditentukan tadi yaitu :

a. N ≥ 0,40 = baik (diterima)

N < 0,40 = kurang (ditolak)

b. N ≥ 0,40 = kurang (ditolak)

Page 60: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

60

N < 0,20 = kurang (ditolak)

Contoh penggunaanya : (perhatikan tabel 01 dan tabel 02)

Daya beda (DB) dari masing-masing item dapat dicari dengan rumus

sebagai berikut :

DB = W L−W H

N

Item nomor 1 : DB = 1/12 = 0,08

Item nomor 2 : DB = 2/12 = 0,17

Item nomor 3 : DB = 2/12 = 0,17

Item nomor 4 : DB = 3/12 = 0,25

Item nomor 5 : DB = 5/12 = 0,42

Item nomor 6 : DB = 2/12 = 0,17

Item nomor 7 : DB = 6/12 = 0,50

Item nomor 8 : DB = 5/12 = 0,42

Item nomor 9 : DB = 6/12 = 0,50

Item nomor 10 : DB = 6/12 = 0,50

Item nomor 11 : DB = 5/12 = 0,42

Item nomor 12 : DB = 4/12 = 0,33

Item nomor 13 : DB = 2/12 = 0,17

Item nomor 14 : DB = 3/12 = 0,25

Item nomor 15 : DB = 1/12 = 0,08

Jika penolakan DB : 0,20, berapa item yang diterima? Sedangkan angka

penolakan DB : 0,40, Berapa item yang diterima?

Page 61: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

61

3. Mencari Efektivitas Option

Berdasarkan analisa di atas, maka dapat diketahui item-item mana yang

memenuhi syarat dan item mana yang tidak memenuhi syarat. Item yang tidak

memenuhi syarat berarti perlu diadakan perbaikan atau revisi. Salah satu hal yang

perlu diketahui dalam mengadakan suatu revisi adalah efektivitas daripada

masing-masing option.

Langkah-langkah yang ditempuh menguji efektivitas option :

1. Menyusun tabel data

2. Menentukan kelompok atas dan bawah

3. Memasukkan data ke dalam tabel kerja

Tabel kerja dibuat sejumlah item yang akan diuji efektivitasnya.

KelompokOption

A B C D E

Atas

Bawah

4. Menarik kesimpulan (kesimpulan analisis)

Kesimpulan analisis didasarkan perbandingan data yang diperoleh dalam

penelitian dengan kreteria sebagai berikut;

a. Option Kunci

Page 62: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

62

1. Jumlah pemilih kelompok atas dan bawah tidak kurang dari 25% tetapi

tidak lebih dari 75% atau

25% ≤ P ≤ 75% = efektif

P < 25% = tidak efektif

P > 75% = tidak efektif

2. Frekwensi pilihan-pilihan kelompok atas harus lebih banyak dari

kelompok bawah atau PKA > PKB

b. Option pengecoh (Distractor)

Jumlah pemilih kelompok atas dan bawah minimal 25% kali satu

perdua kali jumlah option pengecoh, kali jumlah kelompok atas ditambah

kelompok bawah.

PKA + PKB ≥ { 0,25 x 1

2 x x (n1 + n2) }

Keterangan :

0,25 = 255

x = jumlah option pengecoh

n1 = jumlah individu kelompok atas

n2 = jumlah individu kelompok bawah

PKA = jumlah pilihan kelompok atas

PKB = jumlah pilihan kelompok bawah

Contoh soal :

Page 63: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

63

Misalnya murid yang dites sebanyak 50 orang, dengan bentuk tes piilhan

ganda 5 option. Untuk item nomor 1, option kuncinya adalah b, sedangkan

pengecohnya adalah a, c, d, dan e.

Setelah ditabulasi ke dalam tabel data, kemudian ditentukan 27% (0,27) kelompok

atas dan bawah yaitu masing-masing sebanyak 14 orang (dibulatkan) maka

diperoleh data sebagai berikut :

Penyebaran pilihan kelompok atas

Option a = 3 orang

Option b = 8 orang

Option c = 3 orang

Option d = 0 orang

Option e = 0 orang

Penyebaran pilihan kelompok bawah

Option a = 5 orang

Option b = 3 orang

Option c = 4 orang

Option d = 2 orang

Option e = 0 orang

Kemudian data dimasukkan ke dalam tabel kerja sebagai berikut :

KelompokOption

A B C D E

Atas 3 8 3 0 0

Bawah 5 3 4 2 0

Berdasarkan tabel di atas dapat diuji efektivitasnya sebagai berikut :

Page 64: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

64

a. Option kunci (b)

Prosentase pilihan =8+3

n1+n2 x 100 %

=1128 x 100 %

= 39%

Kemudian diuji dalam rentangan : 25% ≤ P ≤ 75%

25% < 39% < 75%

39% < 25% atau

39% < 75%

Jadi option kunci efektif

Disamping itu jumlah pilihan kelompok atas lebih besar dari kelompok bawah

(PKA > PKB atau 8 > 3).

b. Option Pengecoh

1. Option a

PKA + PKB ≥ {0,25 x 1

2 X x (n1 + n2)}

3 + 5 ≥ {0,25 x 1

2 X 4 x (14 + 14)}

8 ≥ {0,25 x 18 x 28}

8 > 0,875

Jadi option a efektif

2. Option c

Berdasarkan rumus di atas maka diperoleh ;

7 > 0,85

Page 65: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

65

Jadi option c efektif

3. Option d

Data yang diperoleh adalah 2 > 0,875 sehingga option d adalah efektif.

4. Option e

Dimana diketahui bahwa 0 < 0,875 sehingga option e tidak efektif.

4. Validitas Tes

Suatu tes dapat dikatakan valid jika tes tersebut betul-betul mengukur apa

yang hendak diukur. Apabila tes tersebut tidak mengukur apa yang hendak diukur

maka tes tersebut tidak dapat dipercaya. Menurut Sambas dkk.,(2007:30)

menyatakan bahwa suatu instrument pengukuran dikatakan valod jika instrument

dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Ada dua jenis

validitas yaitu validitas logis (logical validity) dan validitas emperik (empirical

validity). Arikunto (1993:219) menjelaskan bahwa, validitas logis adalah validitas

yang dinyatakan berdasarkan hasil penalaran. Instrument dinyatakan valid apabila

telah dirancang dengan baik dengan mengikuti teori dan ketentuan lain seperti

model atau pola tertentu yang diikutinya.

Validitas emperik (empirical validity) adalah validitas yang didasarkan

atas hasil uji-coba (try out) terhadap responden. Jumlah responden yang

digunakan dalam uji-coba instrument minimal 30 orang, semakin besar jumlah

responden untuk uji-coba instrument semakin memberi peluang item-item tersebut

untuk valid. Sugiyono, 2006 (dalam Paramartha 2010:146) menyatakan bahwa

bila dalam penelitian akan melakukan analisis multivariat, maka jumlah anggota

sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Sedangkan Nunnally

Page 66: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

66

(dalam Fernandes,1984:14) dijelaskan, the sample of 300 to 400 students should

be drawn a broad range of schools as is possible. There should be at least five

times as many persons as items otherwise the results will be misleading. Jumlah

sampel yang besar antara 300 sampai 400 orang atau sedikitnya lima kali jumlah

butir dari suatu alat ukur akan memberi peluang yang lebih besar item atau butir

tersebut valid dan reliabel, dan sebaliknya sampel yang kecil kemungkinan

peluang untuk valid dan reliabel lebih kecil.

Validitas tes dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu :

a. Content Validity (validitas isi)

Suatu tes dikatakan memiliki validitas isi apabila isi tes (soalan)

mencakup seluruh isi mata pelajaran yang akan diujikan. Salah satu cara yang

dapat ditempuh dengan cara ini adalah menyusun tabel kisi-kisi soal

(Perhatikan tabel kisi-kisi soal di depan).

b. Creterion – related validity

Creterion – related validity suatu validitas ditinjau dari segi hubungan

dengan alat pengukur lain yang dipandang sebagai kreteria atau pedoman

untuk menentukan validitas suatu tes.

Dilihat dari kreteria yang diguankan maka creterion related ini dapat

dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Concurent validity (validitas bandingan)

Yaitu suatu validitas yang dapat dilihat dari hasil korelasi antara

dua buah tes yaitu tes yang dicari validitasnya dengan tes yang telah

dimiliki kriteria validitas yang diberikan kepada testee dalam waktu yang

bersaman (perbedaan waktu pelaksanaan tes tidak boleh terlalu jauh atau

Page 67: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

67

lama) misalnya : tes yang dibuat oleh guru kelas, sedangkan kreteria

pembandingnya adalah tes PMP yang telah diakui memiliki validitas.

Kemudian kedua tes tersebut dalam waktu bersamaan atau berselang satu

hari diberikan kepada sekelompok individu, kemudian hasilnya

dikorelasikan. Koefisien korelasi menunjukkan valid tidaknya tes.

2. Predictive Validity (validitas ramalan)

Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas ramalan apabila

prestasi yang dicapai oleh tes tersebut dapat meramalkan keberhasilan

untuk yang akan datang, misalnya alat ukurnya adalah tes seleksi masuk

SMA, sebagai tes yang dicari validitasnya, dikorelasikan dengan indeks

prestasi belajarnya di SMA sebagai kriterianya. Koefisien korelasinya,

menunjukkan sejauhmana tes tersebut memiliki validitas ramalan.

Jenis korelasi seperti (c.1 dan c.2) didasarkan atas perhitungan-

perhitungan yang bersifat empiris, sehingga sering disebut validitas

empiris.

Skema Validitas

a. content validity

Valdity b. contruct validity 1. Concurrent validity

c. cretarion validity 2. Predictive validity

Menghitung validitas Instrumen Tes dengan Menggunakan Excel

Page 68: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

68

1. Menyebarkan tes kepada responden, tentukan jumlah responden minimal

30 orang (semakin banyak semakin baik). Pada saat penyebaran tes

diusahakan responden tidak bekerjasama dengan lainnya agar hasil yang

diperoleh menggambarkan kemampuan peserta didik (objektif).

2. Memeriksa hasil tes.

3. Memasukkan data ke dalam table kerja (lihat table terlampir).

Tabel Kerja Untuk Analisis Validitas Butir

RpdnNomor Butir

Jumlah1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 92 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 93 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 94 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 95 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 86 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 77 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 78 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 69 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8

10 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 611 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 912 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 613 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 514 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 415 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 316 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 517 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 618 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 519 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 520 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 4

pi 0.7500.70

0 0.6000.70

0 0.6000.70

0 0.700 0.8000.65

0 0.300

qi 0.2500.30

0 0.4000.30

0 0.4000.30

0 0.300 0.2000.35

0 0.700

Mi 7.0677.28

6 7.4176.92

9 7.2507.00

0 6.500 6.6257.30

8 7.500

Mt 6.5006.50

0 6.5006.50

0 6.5006.50

0 6.500 6.5006.50

0 6.500

SD 1.9331.93

3 1.9331.93

3 1.9331.93

3 1.933 1.9331.93

3 1.933

Page 69: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

69

r-pbi 0.5080.62

1 0.5810.33

9 0.4750.39

5 0.000 0.1290.56

9 0.339

r-t 0.4440.44

4 0.4440.44

4 0.4440.44

4 0.444 0.4440.44

4 0.444St btr Valid Valid Valid drop Valid drop drop drop Valid drop

Langkah-langkah analisis butir menggunakan fasilitas excel, ada 9 (sembilan)

langkah yang harus diikuti yaitu:

1. Mencari jumlah skor masing-masing responden:

tempatkan kursor pada cel terakhir (L3) kemudian ketik =SUM(B3:K3)

tekan enter

tekan ctrl kemudian drag kursor dari responden ke 1 sampai terakhir

kemudian lepas secara bersamaan.

2. Mencari proporsi butir ke-i (pi) yaitu butir yang dijawab benar:

tempatkan kursor pada cel B23 kemudian ketik =SUM(B3:B22)/20

tekan enter

Blok cel B23 sampai K23, kemudian tekan

Ctrl-R. Catatan angka 20 adalah jumlah responden (N)

3. Mencari proporsi qi yaitu butir yang dijawab salah:

Tempatkan kursor pada cel B24 kemudian ketik =1-B23

Tekan enter

Blok cel B24 sampai cel K24

Tekan Ctrl-R

4. Mencari rerata butir ke-i (Mi)

Tempatkan kursor pada cel B25 kemudian ketik

=SUMIF(B3:B22,">0",$L$3:$L$22)/SUMIF(B3:B22,">0")

Tekan enter

Page 70: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

70

Blok cel B25 sampai K25

Tekan Ctrl-R

5. Mencari rerata total (Mt)

Tempatkan kursor pada cel B26 kemudian ketik

=AVERAGE($L$3:$L$22)

Tekan enter

Blok cel B26 sampai K26

Tekan Ctrl-R

6. Mencari Standar Deviasi (SD)

Tempatkan kursor pada cel B27 kemudian ketik

=STDEV($L$3:$L$22)

Tekan enter

Blok cel B27 sampai K27

Tekan Ctrl-R

7. Menghitung koefisien korelasi point biserial (r-pbi)

Tempatkan kursor pada cel B28 kemudian ketik

=((B25-B26)/B27)*(SQRT(B23/B24))

Tekan enter

Blok cel B28 sampai K28

Tekan Ctrl-R

8. Menentukan koefisien r-kritis

Cari r-kritis pada table r-product moment dengan N = 20. Ada dua

jenis nilai t-tabel yaitu untuk signifikansi 5% (0,05) dan 1% (0,01).

Page 71: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

71

Pilih salah satu, yang 5% lebih rendah dari 1%. Berikut dipilih 5%

maka diperoleh r-t sebesar 0,444 kemudian ketik pada cel B29

Blok cel B29 sampai K29

Tekan Ctrl-R

9. Menentuka status butir

Tempatkan kursor pada cel B30 kemudian ketik

=IF(B28>B29,"Valid","drop")

Lalu tekan enter

Blok cel B30 sampai K30

Terakhir tekan Ctrl-R

Pertanyaan:1. Sebutkan butir/item tes yang valid dan drop!2. Mengapa item/butir tes tersebut valid atau drop?3. Apa tindakan kita terhadap butir/item yang drop?

Tugas 1. Buatlah 25 tes prestasi belajar objektif dengan 5 option dan bobot

masing-masing 1 (satu).2. Analisislah validitas item-itemnya!

4. Reliabilitas Tes

Reliabilitas suatu tes adalah keajegan atau konsistensi dari instrument,

artinya jika instrument/tes tersebut diteskan terhadap suatu objek yang sama pada

waktu yang berbeda maka hasilnya akan tetap sama (ini disebut konsiten).

Sambas, dkk (2007:37) menjelaskan bahwa, uji reliabilitas instrument dilakukan

Page 72: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

72

dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrument sebagai alau ukur,

sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Dwi Endra Suanthara (2009:60)

menyatakan bahwa, suatu tes dikatakan reliabel apabila mantap, kemantapan

mana dapat diihat dari beberapa segi yaitu:

1. Sebagai kemantapan hasil mengukur ulangan dengan tes yang sama, yang

menghasilkan indeks stabilitas.

2. Sebagai kemantapan hasil mengukur dengan dua tes yang paralel, yang

dianggap sama yang menghasilkan indeks ekuialensi atau kesamaan.

3. Kemantapan hasil mengukur dari amsing-masing soal dihubungkan

dengan kemantapan tes secara keseluruhan yang menghasilkan indeks

konsistensi internal.

Reliabel sering disebut “dapat dipercaya” atau ajeg atau sama dengan

konsistensi (consitency). Cara yang digunakan untuk menyelidiki reliabilitas suatu

teks adalah sama yang digunakan dalam waktu yang berbeda, atau antara alat

pengukur yang setara, atau antar bagian-bagian alat ukur yang sama yang

digunaakn dalam waktu yang sama.

Pada umumnya cara-cara penyelidikan reliabilitas itu dapat dibedakan

menjadi tiga macam yaitu : 1) metode tes ulang, 2) metode bentuk sejajar, 3)

metode belah dua.

1. Metode Tes Ulang (Test resest method)

Dalam metode ini tes yang sama diberikan kepada suatu kelompok yang

sama dalam dua kesempatan yang berlainan. Misalnya : minggu pertama tes

diberikan kepada kelompok / kelas A, kemudian beberapa minggu berikutnya

diberikan tes pertama dikorelasikan dengan hasil tes kedua. Koefisien korelasi

Page 73: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

73

antara skor-skor tersebut diuji dengan nilai-nilai r-standar. Kemungkinan hasil

pengujian adalah sebagai berikut :

rh ≥ r1 (ts = 0,01) → sangat reliabel

rh ≥ rt (ts = 0,05) → reliabel

rh < rt (ts = 0,05) → tidak reliabel

2. Metode Bentuk Sejajar (pararel–form method, equivalent method)

Dalam metode ini digunakan dua tes yang sejenis atau equivalen, baik dari

segi isi, bentuk (form) maupun aspek-aspek lainnya. Kedua tes ini diberikan

kepada kelompok subyek tanpa adanya tenggang waktu (waktu bersamaan). Skor

yang diperoleh dari kedua tes tersebut dikorelasikan.

3. Metode Belah Dua (Split – half)

Metode ini sebenarnya metode satu kali tes. Sebab metode belah dua berasal

dari satu tes yang dibelah dua. Sehingga tes yang diteliti reliabilitasnya dianggap

dua tes.

Cara yang digunakan dalam membelah dua adalah:

a. Cara nomor ganjil dan genap, artinya item yang bernomor ganjil

dikelompokkan menjadi satu bagian dan yang bernomor genap

dikelompokkan menjadi bagian kedua.

b. Cara randomisasi, artinya dapat menggunakan cara-cara random seperti : lotre

atau undian bilangan random.

Setelah tes terbelah dua dengan menggunakan salah satu cara di atas

kemudian dikorelasikan. Koefisien korelasinya akan menunjukkan reliabilitas

setengah tes. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes dapat digunakan rumus

Spearman Brown sebagai berikut :

Page 74: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

74

rn N . r1.2

1+(N−1)r1.2

Keterangan :

rn = koefisien korelasi seluruh tes

N = perbandingan antara panjang tes seluruhnya dengan panjang tes yang

dikorelasikan.

R1.2 = koefisien korelasi antara sebagian tes dengan bagian tes lainnya.

Contoh :

Suatu tes terdiri 60 item. Secara random diambil 30 item sebagai

kelompok atau belahan pertama dan 30 item berikutnya sebagai belahan kedua.

Skor-skor yang diperoleh antara kedua tes tersebut adalah 0,996.

Berapakah koefisien korelasi seluruh tes?

Adalah sebagai berikut :

Rn = N .r1.2

1+(N−1)r1.2

=

6030 x0,996

1+( 6030

−1)x 0,996

= 1,9921,996

= 0,998

Nilai rn = 0,998 kita uji, sedangkan N yang diperhitungkan adalah N dari masing-

masing belahan yaitu 30

rh ≥ rt (ts =0,01) → sangat reliabel

Page 75: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

75

0,998 > 0,463 (ts = 0,01) → sangat reliabel

Metode belah dua ini mempunyai kelemahan-kelemahan karena mungkin

faktor penyebabnya adalah :

1. Derajat kesuakran (DK) dari masing-masing item tidak seimbang

2. Isi soal mungkin tidak seimbang antara belahan pertama dengan belahan

kedua

3. Kemungkinan item-item yang belekangan tidak dikerjakan dengan waktu yang

sama seperti item-item pada awal tes.

Untuk mengatasi kekurangan tersebut penulis cenderung menggunakan

metode analisis dengan teknik korelasi Kuder-Richardson 20 (KR-20). Sebab KR

– 20 pada pokoknya menunjukkan homoginitas soal-soal yang terdapat dalam tes

yang bersangkutan.

Adapun rumus KR – 20 adalah :

r – KR – 20 = nn−1

xSD1

2−∑ p . qSD1

2

Keterangan :

n = banyaknya item dalam tes

SDt = standar deviasi skor keseluruhan dari peserta tes

p = propoinsi individu peserta tes yang menjawab benar atau untuk setiap

soal, dicari dengan jumlah penjawab benar dibagi jumlah peserta tes atau

p =jumlah penjawab benarjumlah peserta tes(N)

Page 76: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

76

q = propinsi penjawab tidak benar atau bisa diperoleh dengan jalan : q = (1 –

p)

Misalkan suatu evaluasi belajar yang terdiri dari 60 soal, diberikan kepada

siswa SPG Negeri Singaraja kelas III sebanyak 85 orang, setelah diperiksa dengan

teliti, kemudian dicari pq dan SDt diperoleh :

Pq = 12,34

SDt = 8,50

Maka koefisien korelasi r – KR – 20 dapat dicari :

R – KR – 20 = n

n−1x

SD12−∑ p . q

SD12

= 6060−1

x (8,50)2−12,34(8,50)2

= 6059

x 72,25−12,3472,25

= 6059

x 59,9172,25

= 1,017 x 0,829

= 0,843

Kesulitan yang nampak dalam menggunakan rumus di atas aalah dalam

pq, sebab setiapitem kita harus mencari p dan q. terlebih-lebih bila item tes dan

peserta tes terlalu banyak. Sehubungan denan hal itu digunakan rumus lain yang

merupakan taksiran terhadap rumus KR – 20 :

r. est . KR – 20 = n . SDt

2−X t (n−X t )SDt

2(n−1)

Page 77: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

77

Keterangan :

r . est. KR – 20 = estimasi terhadap r . KR – 20

n = banyaknya item dalam tes

Xt = angka rata-rata skor keseluruhan tes

(Baca pengukuran dan penilaian pendidikan oleh T. Raka Joni, hal 95, th. 1977)

Misalkan soal dalam contoh di atas tadi, setelah dicari SDt dan Xt diperoleh data

sebagai berikut : Xt = 26,70

SDt = 8,50

Dengan menggunakan rumus di atas dapat dianalisa :

r. est . KR – 20 = n . SDt

2−X t (n−X t )SDt

2(n−1)

= 60.(8,50)2−26,70(60−60,70)

(8,50)2(60−1)

= 60 (72,25 )−26,70(33,33)

(72,25 )(59)

= 4335−889,11

4262,75

= 0,808 (diuji dengan nilai r – tabel)

Menghitung Reliabilitas Menggunakan Excel

Dalam analisis reliabilitas menggunakan excel kita harus menyiapkan data yang

diperoleh dari hasil uji coba tes (sama dengan uji validitas di atas). Perhatikan

table kerja berikut:

Page 78: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

78

Resp Nomor Butir Jumlah1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8

5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8

6 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8

7 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7

8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8

9 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8

10 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8

11 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7

12 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 6

13 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8

14 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 7

15 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 6

16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9

17 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8

18 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 6

19 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 7

20 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 7

21 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 3

22 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 5

k 10

vartot

2.7359

3

p

0.9090

90.72727

0.6818

2

0.36364

0.9091

0.9090

90.9091

0.90909

0.86364

0.27273

q

0.0909

10.27273

0.3181

8

0.63636

0.0909

0.0909

10.0909

0.09091

0.13636

0.72727

pq

0.0826

40.19835

0.2169

40.2314

0.0826

0.0826

40.0826

0.08264

0.11777

0.19835

∑ p*q

1.3760

31.29339

1.0950

40.8781

0.6467

0.5640

50.4814

0.39876

0.31612

0.19835

Page 79: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

79

KR-20

0.5522

8

Langkah-langkah menghitung reliabilitas perangkat tes:

1. Mencari jumlah skor masing-masing responden:

Tempatkan kursor pada cel terakhir (L3) kemudian ketik =SUM(B3:K3)

Tekan enter

Tekan ctrl kemudian drag kursor dari responden ke 1 sampai terakhir

kemudian lepas secara bersamaan.

2. Tuliskan k pada cel A25 kemudian ketik jumlah item/butir pada cel B25

3. Menghitung varian total

Pada cel B26 ketik =VAR(L3:L24)

Tekan enter

4. Menghitung p dengan cara:

Pada cel B27 tulis =SUM(B3:B24)/22. Angka 22 adalah jumlah

sampel/responden.

Blok cel B27 sampai K27

Tekan Ctrl-R

5. Menghitung q:

Pada cel B28 tuliskan = 1-B27

Tekan enter

Blok cel B28 sampai K28

Tekan Ctrl-R

6. Menghitung pq dengan cara:

Pada cel B29 tuliskan =B27*B28

Page 80: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

80

Tekan enter

Blok B29 sampai K29

Tekan Ctrl-R

7. Menghitung sigma pq

Pada cel B30 tuliskan =SUM(B29:K29)

Tekan enter

Blok cel B30 sampai K 30

Tekan Ctrl-R

8. Menghitung koefisien KR-20:

Tuliskan pada cel B31 =(B25/(B25-1))*((B26-B30)/(B26))

Tekan enter

Koefisien KR-20 menunjukkan reliabitas perangkat tes yaitu 0.55228. untuk

menentukan derajat reliabilitas digunakan kriteria sebagai berikut.

Koefisien Reliabilitas Klasifikasi

0,80 ≥ 1,00 Sangat Tinggi

0,60 ≥ 0,80 Tinggi

0,40 ≥ 0,60 Sedang

0,20 ≥ 0,40 Rendah

0 ≥ 0,20 Sangat rendah

Dimodifikasi dari (Koyan, 2011:136)

Jadi reliabilitas perangkat tes di atas tergolong sedang (0,55).

Tugas

Page 81: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

81

Buat perangkat tes prestasi belajar dengan jenis tes objektif sebanyak 25 item dengan option adalah 5 (a,b,c,d,e) dan bobot masing-masing item adalah 1.

ANALISIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS TES MENGGUNAKAN

SPSS

Disamping menggunakan program excel dapat juga digunakan bantuan program

Statistical Product and Service Solution (SPSS). Program ini terus mengalami

perubahan nama seperti SPSS for Windows 10.0, berubah menjadi SPSS for

Windows 11,0, SPSS for Windows 12,0 dan setrusnya sekarang sudah SPSS for

Windows 17,0. Perubahan nama tersebut tidak mempengaruhi tatacara

pengoprasiannya.

Langkah-langkah kerja sbb:

1. Siapkan program SPSS pada layar computer anda dengan tampilan sbb.

Page 82: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

82

2. Kelik variable view kemudian tuliskan nama butir atau item semua

tes/instrument, kemudian lanjutkan kelik menu data variable. Pada data

variable isikan data yang diambil dari table kerja validitas atau reliabilitas

instrument. Maka akan tampak tampilan sbb.

3. Klik menu Analyze, Scale, Reliability Analysis, maka tampak seperti

tampilan berikut.

Masukkan semua item yang ada pada kotak sebelah kiri ke dalam kotak

yang ada disebelah kana,

Page 83: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

83

4. Pilih Alpha pada kotak bagian bawah

5. Pilih menu statistic, beri tanda chek (√) pada kotak dialog: Item, Scale,

Scale if item deleted, kemudian Continue, lalu OK. Kemudian muncul

Output:

Output SPSS

6. Uji Validitas

Page 84: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

84

Untuk menafsirkan hasil uji validitas, kriteria yang digunakan adalah:

a. Jika koefisien r-hitung (rh) > dari nilai r-tabel (rt) maka item tersebut

dinyatakan valid.

b. Jika koefisien r-hitung (rh) < dari nilai r-tabel (rt) maka item tersebut

dinyatakan drop (tidak valid), item seperti ini tidak dapat digunakan

atau harus diganti. Dalam pengujian dapat digunakan taraf signifikansi

1% (0,01) atau 5% (0,05). Koefisien r-tabel dapat dilihat pada table

tentang Nilai-nilai r Product Moment, dengan N adalah 20.

7. Menafsikan hasil analisis SPSS

a. Validitas

Rekap hasil analisis validitas dengan bantuan program SPSS dapat ditulis

pada table di bawah ini.

Tabel Rekap Hasil Analisis Validitas Tes Prestasi Belajar

No. Item r-hitung (rh)

r-tabel (rt)(1%)

r-tabel (rt)(5%)

Keterangan

1 0,955**) 0,651 0,444 Valid2 0.948**) 0,651 0,444 Valid3 0,942**) 0,651 0,444 Valid4 0,938**) 0,651 0,444 Valid5 0,934**) 0,651 0,444 Valid6 0,931**) 0,651 0,444 Valid7 0,931**) 0,651 0,444 Valid8 0,929**) 0,651 0,444 Valid9 0,929**) 0,651 0,444 Valid10 0,934**) 0,651 0,444 Valid

Catatan: **) Valid untuk 1% dan 5%.

b. Reliabilitas

Menafsikan reliabilitas hasil analisis SPSS, kriteria yang digunakan

adlah:

Page 85: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

85

a) Jika koefisien Alpha > dari koefisien r-tabel maka tes/instrument

tersebut dinyatakan reliable.

b) Jika koefisien Alpha < dari koefisien r-tabel maka tes/instrument

tersebut dinyatakan tidak reliable.

Semakin tinggi koefisien reliabilitas semakin baik tes/instrument tersebut.

Berdasarkan analisis di atas dengan taraf signifikansi 5% diketahui r-alpha

sebesar 0,944 > 0,444 (rt) maka tes/instrument tersebut reliable.

Page 86: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

86

BEBERAPA ISTILAH PENTING DALAM PENGUKURAN DAN

PENILAIAN PENDIDIKAN

1. Ability : kemampuan mengerjakan sesuatu dengan stimulasi yang diberikan,

kemampuan ini bisa bersifat potensial atau aktual, bersifat keturunan maupun

diperoleh karena sesuatu proses belajar, yang penting kemampuan tersebut

telah ada pada saat pengukuran dilaksanakan.

2. Achievment Test : tes yang mengukur prestasi seseorang dalam sesuatu

bidang sebagai hasil proses belajar yang spesifik yang disengaja, biasanya

dalam bentuk pengetahuan dan atau keterampilan.

3. Arithmetic Mean : rata-rata hitung, yaitu rata-rata yang diperoleh dengan

menjumlahkan semua scores dalam sesuatu kelompok dan kemudian membagi

jumlah tersebut dengan banyaknya scores dalam kelompok itu.

4. Battery : sejumlah tes yang disatukan dan distandardisir kepada sesuatu

kelompok, kadang-kadang juga dipergunakan untuk menunjuk kepada

sejumlah tes yang diberikan bersama-sama meskipun tes-tes tersebut

distandardisir pada kelompok yang berlain-lainan.

5. Ceiling : Batas ata (plafond) daripada kemampuan yang terukur oleh sesuatu

tes.

6. Coefficient of Correlation : ukuran atau indeks yang menunjukan seberapa

jauh dua variabel atau lebih berubah, baik searah maupun berlawanan,

bersama-sama, perubahan pada variabel yang satu disertai oleh perubahan

pada variabel yang lain.

Page 87: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

87

7. Correction for guessing : pengukuran score (nilai hukuman) untuk setiap

kesalahan yang diperbuat testee, yang dihukum sebenarnya bukan penerkaan

akan tetapi jawaban yang salah, terlepas daripada sebab-sebab mengapa

kesalahan tersebut diperbuat.

8. Creterion : suatu standar, ukuran, patokan atau pertimbangan yang

dipergunakan sebagai pembanding, baik secara kwantitatif maupun kwalitatif,

scores, hasil rating dan sebagainya yang diramalkan dalam penyelidikan

tentang tes.

9. Difficulty level : Tingkatan kesukaran sesuatu soal atau item, umumnya

dinyatakan dalam % - tase testee yang menjawab item tersebut dengan benar

bisa disimpulkan P, bisa juga dinyatkan dalam bentuk terstandardisir berupa

delta ( )

10. Discrimination power : kemampuan sesuatu item membedakan testee yang

berprestasi tinggi dari yang berprestasi rendah, biasa dinyatakan dalam bentuk

%-tase perbedaan jumlah anggota kelompok atas dengan anggota kelompok

bawah yang benar menjawab item tersebut, biasa disimpulkan D. Cara linnya

adalah dalam bentuk r-biserial yang menunjukkan kecenderungan testee yang

mempunyai prestasi tinggi menjawab sesuatu item tertentu dengan benar.

11. Distribution (frequency distribution ) : Tabulasi pencaran score dari yang

tinggi sampai dengan yang rendah atau sebaliknya darimana bisa dilihat

jumlah testee yang mencapai masing-masing score.

12. Equivalent form : bentuk yang ekuivalent yaitu keparalelan dua atau lebih tes

dengan isi serta tingkatan kesukaran sama sehingga kalau diberikan kepada

satu kelompok, maka akan menghasilkan pencaran scores yang serupa.

Page 88: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

88

13. Halo effect : pemihakan (bias) dalam penilaian yang disebabkan oleh karena

ikut dieprtimbangkan hal-hal lain yang tidak termasuk dalam acara penilaian

yang sebenarnya.

14. Item Analysis : proses penilaian soal-soal (items) secara individual atau satu

persatu, yaitu dalam arti menemukan bagaiamna sesuatu soal berfungsi ketika

dicobakan pada kelompok testee. Proses ini biasanya menghasilkan indeks

tentang tingkatan kesukaran serta kemampuan diskriminasi masing-masing

soal tersebut. Kriteria untuk menentukan keberhasilan atau ketidakberhasilan

testee umumnya diambil berdasarkan total scores masing-masing testee.

15. Kuder-Richarson Formula (s) : Rumus untuk menghitung reliabilitas suatu tes

berdasarkan informasi tentang masing-masing item mean SD dan banyaknya

item dalam suatu soal, tidak cocok untuk tes yang “speeded”

16. Multiple-choice item : sekumpulan jenis-jenis soal dimana testee harus

memilih satu atau lebih dai kesemua alternatif jawaban yang disediakan untuk

masing-masing soal.

17. Normal distribution : suatu distribusi teoritis yang didasarkan kepada teori

“kebetulan”, dinamakan juga kurva normal yang apabila dilukiskan, mean,

median serta modenya berhimpit. Banyak pecahan sifat-sifat biologis

(misalnya tinggi badan) dan psikologis (misalnya intelligensi) yang

mempunyai sifat-sifat seperti pencaran yang dilukiskan oleh kurva ini.

18. Power Test : suatu tes untuk mengukur tingkatan kemampuan, bukan

kecepatan me-respons, oleh karena itu batas waktunya longgar sekali.

Page 89: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

89

19. Random sample : pengambilan sampel dimana masing-masing anggota sampel

memperoleh kesempatan yang sama besar dan tetap untuk terpilih sebagai

anggota sample tersebut.

20. Range : Perbedaan antara score yang tertinggi dengan yang terendah dalam

suatu kelompok.

21. Reliability : kemantapan hasil mengukur suatu tes, besar kecilnya kesalhaan

mengukur dinyatakan dengan koefisien korelasi.

22. Representative sample : sampel yang menyerupai populasi dalam ciri-ciri

yang akan diselidiki.

23. Practice effect : pengaruh pengalaman dengan suatu tes yang bersifat

menguntungkan testee dalam mengerjakan tes itu untuk kedua kalinya 9atau

tes lain yang bersamaan dengan tes yang pertama.

24. Sampel : sejumlah kecil individu-individu yang diambil dari keseluruhan

individu serupa yang ada dan mungkin serta pernah ada, dalam penyelidikan

sampel untuk mewakili kelompok yang lebih besar yang dinamakan populasi.

25. Spearman – Brown formula : Rumus yang menyatakan hubungan antara

reliability sesuatu tes dengan banyaknya item dalam tes tersebut, biasanya

dipergunakan untuk menaksir reliability yang diperoleh dengan teknik

splithalf.

26. Speed test : suatu tes dimana yang dipentingkan adalah kecepatan bekerja

biasanya diukur dalam bentuk banyaknya satuan tugas yang biasa diselesaikan

dalam suatu satuan waktu tertentu.

27. Split-half coeficient : koefisien reliabilitas yang diperoleh dengan membagi

tes menjadi dua sub tes yang diperkirakan pararel atau equivalent, biasanya

Page 90: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

90

dengan mengumpulkan soal-soal bernomor genap disatu pihak dan soal-soal

bernomor ganjil di pihak lain.

28. Standard deviation (SD) : Indeks yang menyatakan banyak sedikitnya score

menyimpang dari mean, semakin score cenderung berdekatan dengan mean,

semakin kecil pula SD.

29. Validity : ukuran sejauh mana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur

30. Variability : kecenderungan scores untuk menyimpang dari mean, biasa

dinyatkan dalam standar deviation, range, atau quartile deviation.

31. Variable : sesuatu yang berubah, yaitu barang, faktor atau dimensi yang

diukur.

Page 91: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

91

SOAL-SOAL

I. Kerjakan dengan teliti dan Benar!

1. Sekelompok siswa SMA diberikan tes subyektif, masing-masing : benar –

salah 25 dengan bobot 1, pilihan ganda 40 dengan bobot 1, menjodohkan 15

dengan bobot 1 dan melengkapi dengan bobot 2. Tes tersebut dikerjakan

dengan baik, setelah diperiksa salah seorang siswa yaitu Arma memperoleh

hasil sebagai berikut : benar-salah dikerjakan dengan betul sebanyak 20 yang

lainnya tidak dikerjakan, pilihan ganda salah 2, menjodohkan betul 10 dan

melengkapi salah pada nomor-nomor ganjil.

Hitunglah : skor standar yang diperoleh Arma, jika digunakan PAP skala 11

dan 5

2. Diketahui data sebagai berikut :

a. Hasil seleksi masuk STKIP AH Singaraja

12

21

18

17

24

14

19

14

17

28

20

18

36

23

17

21

30

31

14

16

32

26

23

22

34

25

17

20

18

20

Page 92: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

92

b. Nilai akademik semester genap siswa STKIP AH Singaraja

25

24

32

26

19

18

23

20

20

17

18

27

26

16

18

22

23

30

31

32

36

38

21

19

13

19

27

19

23

14

c. Skor mentah midel tes Pendidikan Agama Hindu

46

37

50

42

34

44

39

24

49

30

11

38

32

40

35

28

31

38

58

45

36

20

21

27

43

17

15

41

35

24

3. Hitunglah skor standar dengan PAN skala 11 dan 5, dan 2.a, kemudian

tentukan berapa orang yang lulus

4. Hitunglah persentil masing-masing skor (data 2.b)

5. Rubahlah data kwantitas (2.c) ke dalam data kwalitas berjenjang, klasifikasi :

tiga dan lima

6. Ujilah validitas tes yang digunakan untuk mengumpulkan data (2.a dengan

2.b). Golongkan jenis mana validitasnya.

Page 93: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

93

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,. 1993. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara. Jakarta.

Buning, James L, 1977. Compulational Hand Book of Statistics. Second Edition. Ohio University: United States of America.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. 1984. Kaedah Bahasa Indoneia Dalam Penulisan Soal Tes Prestasi Belajar.

Dantes, I Nyoman. 1981. Beberapa Contoh Tentang Pembuktian Normalitas Data. Singaraja : FIP UNUD.

Fernandes, H.J.X. 1984. Testing and Measurement. Jakarta : National Education Planning Evaluation and Curriculum Develepoment.

Guilford, J.P. 1973. Fundamental Statistics in Psychology and Education. Sydney: McGraw-Hill, LTD.

Nana Sudjana, 2001. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nurkancana, Wayan, PPN Sunartana. 2000. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Nurkancana, Wayan. 1983. Penyusunan dan Analisis Tes. Makalah Disampaikan dalam Penetepan Dosen Kopertis Wilayan VIII Denpasar.

Netra, Ida Bagus. 1979. Statistik Inferensial. Singaraja: Biro Penerbitan FIP UNUD.

Purwanto Ngalim. 1985. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Karya CV.

Puskom IKIPN Singaraja, 2005. Pedoman Praktikum Aplikasi Komputer, Kalibrasi Instrumen, Pengolahan Data.

Raka Joni T. 1979. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Malang: Bank Evaluasi IKIP Malang.

Stenly IC. 1964. Measurement in Today’s School. Englewood Cliffs Inc.

Sumady Suryabrata. 1984. Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: UGM.

Page 94: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

94

Suprapto. 1982. Pedoman Penyusunan Tes Prestasi Belajar. Jakarta: P2LPTK-PS. I.

Siahaan, dkk. 1992. Taksonomi Tujuan Pendidikan Aspek Kognitif. Jakarta: P2LPTK-PS.I.

Suanthara, DE.NGH. 1988. Teori Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Diktat. Singaraja: STKIP AH.

Page 95: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

95

KATA PENGANTAR

Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang

dilimpahkanNya kepada kami sehingga kami dapat menyusun materi pengajaran

perkuliahan ini dalam waktu yang relatif singkat.

Ada beberapa hal yang mendasar yang dapat mendorong kami untuk

mencoba menyusun materi perkuliahan ini antara lain :

1. Perguruan Tinggi Swasta (STKIP AH) Singaraja, sangat miskin akan

bahan bacaan yang dapat menunjang kesuksesan studi mahasiswa.

2. Terbatasnya literatur yang dapat digunakan atau dibaca oleh mahasiswa,

khususnya dalam mata kuliah Teori Pengukuran dan Penilaian Pendidikan.

Sampai saat ini literatur yang dapat dijadikan pedoman oleh mahasiswa

pada perpustakaan STKIP AH Singaraja hanya “Evaluasi Ilmu

Pendidikan” oleh Drs. Wayan Nurkancana dan Drs. PPN Sunarthana

dalam jumlah yang sangat sedikit.

3. Sebagai konsekwensi di atas maka mau tidak mau mahasiswa banyak

belajar dari catatan hasil kuliah. Sudah dapat dibayangkan jika catatan

kuliah mereka tidak teratur atau semrawut, maka mereka akan mengalami

kesulitan.

Bertitik tolak dari ketiga hal diatas kami membukukan materi perkuliahan

ini agar dapat dijadikan pedoman untuk mencapai tujuan minimal dalam

perkuliahan ini.

Page 96: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

96

Kami menyadai bahwa keterbatasan selalu ada pada diri kami, sehingga

segala kritik yang membangun sangat kami hargai.

Terimakasih

Penyusun

Page 97: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

97

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................

BAB I. FUNGSI PERGURUAN DAN PENILAIAN DALAM

PENDIDIKAN

1. Pengertian Pengukuran dan Penilaian........................................

2. Latar Belakang Pengukuran dan Penilaian dalam Pendidikan...

3. Tujuan Pengukuran dan Penilaian Pendidikan...........................

BAB II BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIAKN DALAM

MENYUSUN ITEM TES

1. Pengertian Tes............................................................................

2. Jenis Tes.....................................................................................

3. Langkah-langkah Penyusunan Tes.............................................

a. Blue-Print / Tabel Kisi-kisi..................................................

b. Menulis Soal (Tes Obyektif)................................................

1. Penggunaan Bahasa Indonesia yang Tepat....................

2. Syarat-syarat Menyusun Item Tes..................................

BAB III MEMBUAT SKOR (SCORING)

1. Tes Essay....................................................................................

2. Tes Obyektif...............................................................................

BAB IV MENGUBAH SKOR MENTAH MENJADI SKOR STANDAR

1. Penilaian Acuan Patokan (PAP).................................................

2. Penilaian Acuan Norma (PAN)..................................................

Page 98: Web viewBAB I. FUNGSI PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN. Pengertian Pengukuran dan Penilaian. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan dalam proses belajar mengajar

98

BAB V PEMBAKUAN ALAT UKUR

1. Mencari Derajat Kesukaran (DK)..............................................

2. Mencari Daya Beda Suatu Tes (DB)..........................................

3. Mencari Efektivitas Option........................................................

4. Mencari Reliabilitas Tes.............................................................

5. Validitas Tes...............................................................................

BEBERAPA ISTILAH PENTING...................................................................

SOAL-SOAL....................................................................................................