engertian fasilitas belajar

2
engertian Fasilitas Belajar Prantiya (2008) berpendapat “fasilitas belajar identik dengan sarana prasarana pendidikan. Senada dengan hal tersebut, Arikunto dalam Sam (2008) juga berpendapat “fasilitas dapat disamakan dengan sarana yang ada di sekolah”. Mulyasa (2005) dalam Manajemen Berbasis Sekolah menyatakan bahwa, yang dimaksud dengan sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Mulyasa (2005) lebih lanjut menerangkan bahwa “prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengaja, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan”. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab VII Standar Sarana dan Prasarana, pasal 42 menegaskan bahwa (1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan, (2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat olahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/ tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang dapat menunjang dan mempermudah kegiatan belajar mengajar. Fasilitas yang dimaksud adalah sarana pendidikan yang ada di sekolah berupa, gedung atau ruang kelas dan perabot serta peralatan pendukung di dalamnya, media pembelajaran, buku atau sumber belajar lainya. b. Aspek Fasilitas Belajar Prantiaya (2008) mengelompokkan Fasilitas belajar atau sarana dan prasarana belajar menjadi tiga bagian. Ketiga bagian tersebut adalah sumber belajar, alat belajar dan pendukung pembelajaran. Menurut Edgar Dale dalam Kherid (2009) mengemukakan sumber belajar adalah “segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi belajar seseorang”. Sedangkan pendapat

Upload: krista-yayang

Post on 21-Jul-2015

3.783 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Engertian fasilitas belajar

engertian Fasilitas Belajar

Prantiya (2008) berpendapat “fasilitas belajar identik dengan sarana prasarana pendidikan.

Senada dengan hal tersebut, Arikunto dalam Sam (2008) juga berpendapat “fasilitas dapat

disamakan dengan sarana yang ada di sekolah”.

Mulyasa (2005) dalam Manajemen Berbasis Sekolah menyatakan bahwa, yang dimaksud

dengan sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung

dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti

gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.

Mulyasa (2005) lebih lanjut menerangkan bahwa “prasarana pendidikan adalah fasilitas

yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti

halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah tetapi jika dimanfaatkan secara langsung

untuk proses belajar mengaja, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan”.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab

VII Standar Sarana dan Prasarana, pasal 42 menegaskan bahwa (1) Setiap satuan pendidikan

wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan

sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk

menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan, (2) Setiap satuan pendidikan

wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan,

ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja,

ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat olahraga, tempat beribadah,

tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/ tempat lain yang diperlukan untuk menunjang

proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar adalah segala

sesuatu yang dapat menunjang dan mempermudah kegiatan belajar mengajar. Fasilitas yang

dimaksud adalah sarana pendidikan yang ada di sekolah berupa, gedung atau ruang kelas dan

perabot serta peralatan pendukung di dalamnya, media pembelajaran, buku atau sumber belajar

lainya.

b. Aspek Fasilitas Belajar

Prantiaya (2008) mengelompokkan Fasilitas belajar atau sarana dan prasarana belajar

menjadi tiga bagian. Ketiga bagian tersebut adalah sumber belajar, alat belajar dan pendukung

pembelajaran.

Menurut Edgar Dale dalam Kherid (2009) mengemukakan sumber belajar adalah “segala

sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi belajar seseorang”. Sedangkan pendapat

Page 2: Engertian fasilitas belajar

lain dikemukakan oleh Association Educational Communication and Technology (AECT) yang

dikutip oleh Kherid (2009) yaitu “berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang dan

wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun

terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar”.

Alat belajar merupakan bahan atau alat apapun yang digunakan untuk membantu dan

peyampaian dan penyajian materi pembelajaran. Alat ini dapat berupa alat peraga baik itu alat

elektronik maupun alat lainnya yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Bagian lain yang

cukup penting dalam fasilitas belajar adalah prasarana pendukung berupa gedung, terkhusus

ruang kelas yang digunakan dalam pembelajaran. Diharapkan dalam ruangan atau gedung

tersebut tercipta suasana yang kondusif guna kelancaran dan tercapainya tujuan pembelajaran.

(hR)

Pustaka :

Prantiya. 2008. Kontribusi Fasilitas Belajar dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil

Belajar Kimia pada Siswa SMA Negeri 1 Karangnongko Kabupaten Klaten. Tesis tidak diterbitkan.

Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sam, Arianto. 2008. Pengertian Fasilitas Belajar, (On

line),(http://sobatbaru.blogspot.com/2008/10/pengertian-fasilitas-belajar.html diakses 28 Desember

2010).

Mulyasa. 2005. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta : Depdiknas.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentangStandar Nasional

Pendidikan. Jakarta : Depdiknas.

.Kherid, Zaitun, Y.A. 2009. Sumber Belajar Dari Berbagai Macam Sumber. (on

line). http://purwanto.web.id/wp-content/uploads/2009/01/sumber-belajar-dapat-dari-

bermacam.pdf diakses 31 Maret 2011

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam

Kegiatan Belajar Mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian

guru / fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru / fasilitator perlu mempelajari

bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam

proses belajar mengajar.

Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan, antara lain:

terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya,

dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru / fasilitator telah mempunyai pengetahuan

dan ketrampilan mengenai media pembelajaran.