epidemiologi
TRANSCRIPT
TUJUAN, MANFAAT, DAN PERAN EPIDEMIOLOGI
Posted: Februari 24, 2011 in
1. TUJUAN EPIDEMIOLOGI DALAM KESEHATAN MASYARAKATSecara umum, dapat dikatakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam epidemiologi adalah memperoleh data frekuensi, distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, misalnya:1. Penelitian epidemiologis yang dilakukan pada kejadian luar biasa akibat keracunan makanan dapat digunakan untuk mengungkapkan makanan yang tercemar dan menemukan penyebabnya.2. Penelitian epidemiologis yang dilakukan untuk mencari hubungan antara karsinoma paru-paru dengan asbes, rokok dengan penyakit jantung dan hubungan-hubungan penyakit dan masalah kesehatan lainnya3. Menentukan apakah hipotesis yang dihasilkan dari percobaan heawan konsisten dengan data epidemiologis4. Memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan, penanggualangan masalah kesehatan, serta menentuka prioritas masalah keseahatan masyarakat
Sedangkan tujuan epidemiologi menurut Risser (2000), Gordis (2000), Gerstman (1998), Kleinbaum (1982) dapat di simpulkan sebagai berikut :• Mendeskripsikan Distribusi, kecenderungan dan riwayat alamiah suatu penyakit atau keadaan kesehatan populasi.• Menjelaskan etiologi penyakit.• Meramalkan kejadian penyakit.• Mengendalikan distribusi penyakit dan masalah kesehatan populasi.
2. MANFAAT EPIDEMIOLOGI DALAM KESEHATAN MASYARAKATApabila Epidemiologi dapat dipahami dan diterapkan dengan baik, akan diperoleh berbagai manfaat yang jika disederhanakan adalah sebagai berikut :
1. Membantu Pekerjaan Administrasi Kesehatan.Yaitu membantu pekerjaan dalam Perencanaan ( Planning ) dari pelayanan kesehatan, Pemantauan ( Monitoring ) dan Penilaian ( Evaluation ) suatu upaya kesehatan.Data yang diperoleh dari pekerjaan epidemiologi akan dapat dimanfaatkan untuk melihat apakah upaya yang dilakukan telah sesuai dengan rencana atau tidak (Pemantauan) dan ataukah tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau tidak (Penilaian).
2. Dapat Menerangkan Penyebab Suatu Masalah Kesehatan.Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, maka dapat disusun langkah – langkah penaggulangan selanjutnya, baik yang bersifat pencegahan ataupun yang bersifat pengobatan.
3. Dapat Menerangkan Perkembangan Alamiah Suatu Penyakit.Salah satu masalah kesehatan yang sangat penting adalah tentang penyakit. Dengan menggunakan metode Epidemiologi dapatlah diterangkan Riwayat Alamiah Perkembangan Suatu Penyakit ( Natural History of Disease ). Pengetahuan tentang perkembangan alamiah ini
amat penting dalam menggambarkan perjalanan suatu penyakit. Dengan pengetahuan tersebut dapat dilakukan berbagai upaya untuk menghentikan perjalanan penyakit sedemikian rupa sehingga penyakit tidak sampai berkelanjutan. Manfaat / peranan Epidemiologi dalam menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit adalah melalui pemanfaatan keterangan tentang frekwensi dan penyebaran penyakit terutama penyebaran penyakit menurut waktu. Dengan diketahuinya waktu muncul dan berakhirnya suatu penyakit, maka dapatlah diperkirakan perkembangan penyakit tersebut.
4. Dapat Menerangkan Keadaan Suatu Masalah Kesehatan.Karena Epidemiologi mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran masalah kesehatan, maka akan diperoleh keterangan tentang keadaan masalah kesehatan tersebut. Keadaan yang dimaksud di sini merupakan perpaduan dari keterangan menurut cirri – cirri Manusia, tempat dan Waktu.
Perpaduan cirri ini pada akhirnya menghasilkan 4 ( empat ) Keadaan Masalah Kesehatan yaitu :
a. EPIDEMIAdalah : Keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit ) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat berada dalam frekuensi yang meningkat.
b. PANDEMIAdalah : Suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit ) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat memperlihatkan peningkatan yang amat tinggi serta penyebarannya telah mencakup suatu wilayah yang amat luas.
c. ENDEMIAdalah : suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit ) yang frekuensinya pada suatu wilayah tertentu menetap dalam waktu yang lama.
d. SPORADIKAdalah : suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit ) yang ada di suatu wilayah tertentu frekwensinya berubah – ubah menurut perubahan waktu.
3. PERANAN EPIDEMIOLOGI DALAM KESEHATAN MASYARAKATDalam bidang kesehatan, epidemiologi mempunyai peranan yang cukup besar karena hasilnya dapat digunakan untuk:• Mengadakan anlisis perjalanan penyakit di masyarakat serta perubahan-perubahan yang terjadi akibat intervensi alam atau manusia• Mendeskripsikan pola penyakit pada berbagai kelompok masyarakat• Mendeskripsikan hubungan antara dinamika penududuk dengan penyebaran penyakit
Dari kemampuan epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan faktor-faktor penyebab masalah kesehatan dan mengarahkan intervensi yang diperlukan maka epidemiologi diharapkan mempunyai peranan dalam bidang kesehatan masyarakat berupa• Mengidentifikasi berbagai faktor penyebab maupun faktor risiko yang berhubungan dengan timbulnya penyakit dan masalah kesehatan lainnya• Menerangkan besarnya masalah dan gangguan kesehatan serta penyebarannya dalam suatu
penduduk tertentu• Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya.• Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang perlu dipecahkan.• Menyiapkan data dan informasi yang esensil untuk keperluan :1. perencanaan,2. pelaksanaan program,3. evaluasi berbagai kegiatan pelayanan kesehatan pada masyarakat4. menentukan skala perioritas kegiatan tsb.• Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah dilakukan.
4. MENGAPA PETUGAS KESEHATAN MEMBUTUHKAN PENGETAHUAN EPIDEMIOOGI ?Untuk menjawab pertnaya tersebtu di atas apt di jelasakan melalui bebrapa hal berikut ini:• Walaupun teknologi kedokteran telah menngalami kemajuan yang sangat pesat, tetapi masih banyak faktor penyebab penyakit yang belum terungkap terutama penyakit-penyakit kronis, dan penyakit yang belum pernah terjadi atau penyakit baru dan belum pernah di laporkan sebelumnya. Dalam hal demikian, pendekatan epidemiologi merupakan cara yang paling efektif dan efisien untuk mengungkapkan penyebabnya.• Keberhasilan percobaan pengobatan penyakit atau pencegahan penyakit yang dilakukan di klinik atau di laboratorium masih harus di uji kemampuannya di masyarakat• Frekuensi distribusi penyakit yang diperoleh di rumah sakit harus di sesuaikan dengan kondisi di masyarakat.• Dalam upaya peningkatan derajat kesahatan masyarakat melalui pelayanan kesahatan di butuhkan informasi tentang yang terkena, jumlah orang yang terkena, dimana dan bilaman terkenanya. Penyebaran dan penyebabnya. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui studi epidemiologis• Dalam menghadapi masalah kesehatan masyarakat seperti pencegahan penyakit atau fenomena lain seperti ledakan penduduk dapat dilakukan dalam upaya imunisasi, penyaringan terhadap orang yang mempunyai risiko terkena suatu penyakit walaupun penyakit belum tampak, dan upaya keluarga berencana untuk mengatasi ledakan penduduk.
Referensi :1. Budiarto, Eko.2003. Pengantar Epidemiologi.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC2. Bustan MN ( 2002 ). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta3. Nasry, Nur dasar-dasar epidemiologi4. Arsip mata kuliah FKM UNHAS 2006
A.A. PENGANTARPENGANTAR
Untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat perlu disediakan dan diselenggarakan Pelayanan Kesehatan Masyarakat ( Public Health Service ) yang sebaik – baiknya. Oleh karena itu pelayanan kesehatan masyarakat yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan ( Health Needs ) dari masyarakat. Namun dalam praktek sehari – hari ternyata tidaklah mudah untuk menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat yang maksimal. Masalah pokok yang dihadapi adalah sulitnya merumuskan kebutuhan kesehatan yang ada dalam masyarakat karena pola kehidupan masyarakat yang beraneka ragam sehingga mengakibatkan kebutuhan kesehatan yang ditemukan juga beraneka ragam. Untuk mengatasinya, telah diperoleh semacam kesepakatan bahwa perumusan kebutuhan kesehatan dapat dilakukan jika diketahui masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Misalnya ; apabila dalam suatu masyarakat banyak ditemukan masalah kesehatan berupa penyakit menular ( TBC ), maka pelayanan kesehatan yang disediakan akan lebih diarahkan kepada upaya untuk mengatasi masalah penyakit menular tersebut. Apabila hal ini kemudian dikaitkan dengan upaya untuk mengetahui Frekwensi, Penyebaran dan Faktor – factor yang mempengaruhi suatu masalah kesehatan dalam masyarakat, maka tercakup dalam suatu cabang Ilmu Khusus yang disebut dengan Epidemiologi. Dan Epidemiologi ini merupakan inti dari Ilmu Kesehatan Masyarakat. ( Gordis, 2000 ).
Adapun penggunaan / aplikasi epidemiologi dalam pelayanan kesehatan khususnya kebidanan salah satunya adalah dalam penentuan abnormalitas; Misalnya : menentukan batas seseorang dapat disebut sakit atau mempunyai masalah kesehatan seperti : pada tekanan darah berapakah seorang ibu hamil dapat dikatakan menderita hipertensi ….?, pada kadar Hb berapakah seorang ibu hamil dikatakan anemia dan bagaimana pengaruhnya terhadap janin, apa penyebab dan factor resikonya ….? Dan sebagainya. Jawaban dari pertanyaan – pertanyaan tersebut dapat diketemukan dengan pendekatan epidemiologis. Dengan demikian, secara umum dapat disebutkan beberapa kemungkinan aplikasi epidemiologi dalam kebidanan yakni :a. Untuk membantu menentukan keadaan abnormalitas / penyakitb. Untuk membantu menetapkan akurasi diagnosisc. Untuk mengetahui riwayat penyakitd. Untuk mencari efektifitas suatu tindakan dalam asuhan kebidanane. Dipergunakan untuk mencari bentuk – bentuk upaya pencegahan terhadap suatu penyakit/masalah kesehatan khususnya yang berkaitan dengan kebidanan.
B.B. BATASAN & PENGERTIAN EPIDEMIOLOGIBATASAN & PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI
Jika ditinjau dari asal kata ( Bahasa Yunani ) Epidemiologi berarti Ilmu yang mempelajari tentang penduduk { EPI = pada/tentang ; DEMOS = penduduk ; LOGOS = ilmu }. Sedangkan dalam pengertian modern pada saat ini EPIDEMIOLOGI adalah :
“ Ilmu yang mempelajari tentang Frekwensi dan Distribusi (Penyebaran) masalah kesehatan pada sekelompok orang/masyarakat serta Determinannya (Faktor – factor yang Mempengaruhinya).
Dari definisi tersebut di atas, dapat dilihat bahwa dalam pengertian epidemiologi terdapat 3 hal Pokok yaitu :
1. Frekwensi masalah kesehatan
Frekwensi yang dimaksudkan disini menunjuk pada besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia/masyarakat. Untuk dapat mengetahui frekwensi suatu masalah kesehatan dengan tepat, ada 2 hal yang harus dilakukan yaitu :a. Menemukan masalah kesehatan yang dimaksud.b. Melakukan pengukuran atas masalah kesehatan yang ditemukan tersebut.
2. Distribusi ( Penyebaran ) masalah kesehatan.
Yang dimaksud dengan Penyebaran / Distribusi masalah kesehatan disini adalah menunjuk kepada pengelompokan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu. Keadaan tertentu yang dimaksudkan dalam epidemiologi adalah :a. Menurut Ciri – ciri Manusia ( MAN )b. Menurut Tempat ( PLACE )c. Menurut Waktu ( TIME )
3. Determinan ( Faktor – factor yang mempengaruhi )
Yang dimaksud disini adalah menunjuk kepada factor penyebab dari suatu penyakit / masalah kesehatan baik yang menjelaskan Frekwensi, penyebaran ataupun yang menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri. Dalam hal ini ada 3 langkah yang lazim dilakukan yaitu :a. Merumuskan Hipotesa tentang penyebab yang dimaksud.b. Melakukan pengujian terhadap rumusan Hipotesa yang telah disusun.c. Menarik kesimpulan.
Adapun definisi Epidemiologi menurut CDC 2002, Last 2001, Gordis 2000 menyatakan bahwa EPIDEMIOLOGI adalah : “ Studi yang mempelajari Distribusi dan Determinan penyakit dan keadaan kesehatan pada populasi serta penerapannya untuk pengendalian masalah – masalah kesehatan “. Dari pengertian ini, jelas bahwa Epidemiologi adalah suatu Studi ; dan Studi itu adalah Riset. Kemudian apakah Riset itu…..?? Menurut Leedy (1974), Riset adalah “ a
systematic quest for undiscovered truth”. ( Artinya : Pencarian sistematis terhadap kebenaran yang belum terungkap ).
4 ( Empat ) Tujuan Epidemiologi ( Risser dan Risser 2002, Gordis 2000, Gerstman 1998, Kleinbaum et.al. 1982 adalah :
1. Mendeskripsikan Distribusi, kecenderungan dan riwayat alamiah suatu penyakit atau keadaan kesehatan populasi.2. Menjelaskan etiologi penyakit.3. Meramalkan kecadian penyakit.4. Mengendalikan distribusi penyakit dan masalah kesehatan populasi.
Sebagai ilmu yang selalu berkembang, Epidemiologi senantiasa mengalami perkembangan pengertian dan karena itu pula mengalami modifikasi dalam batasan/definisinya. Beberapa definisi telah dikemukakan oleh para pakar epidemiologi, beberapa diantaranya adalah :
1. Wade Hampton Frost ( 1972 )
Mendefinisikan Epidemiologi sebagai Suatu pengetahuan tentang fenomena massal ( Mass Phenomen ) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah ( Natural History ) penyakit menular.
Di sini tampak bahwa pada waktu itu perhatian epidemiologi hanya ditujukan kepada masalah penyakit infeksi yang terjadi/mengenai masyarakat/massa.
2. Greenwood ( 1934 )
Mengatakan bahwa Epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam kejadian yang mengenai kelompok ( herd ) penduduk.
Kelebihannya adalah adanya penekanan pada Kelompok Penduduk yang mengarah kepada Distribusi suatu penyakit.
3. Brian Mac Mahon ( 1970 )
Epidemiology is the study of the distribution and determinants of disease frequency in man. Epidemiologi adalah Studi tentang penyebaran dan penyebab frekwensi penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu. Di sini sudah mulai menentukan Distribusi Penyakit dan mencari Penyebab terjadinya Distribusi dari suatu penyakit.
4. Gary D. Friedman ( 1974 )
Epidemiology is the study of disease occurance in human populations.
5. Anders Ahlbom & Staffan Norel ( 1989 )
Epidemiologi adalah Ilmu Pengetahuan mengenai terjadinya penyakit pada populasi manusia.
6. Abdel R. Omran ( 1974 )
Epidemiologi adalah suatu ilmu mengenai terjadinya dan distribusi keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya serta akibat – akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.
7. Barbara Valanis
Epidemiology is term derived from the greek languang ( epid = upon ; demos = people ; logos = science ).
8. Elizabeth Barrett
Epidemiology is study of the distribution and causes of diseases.
9. Hirsch ( 1883 )
Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis – jenis penyakit pada manusia pada saat tertentu di berbagai tempat di bumi dan mengkaitkan dengan kondisi eksternal.
10. Judith S. Mausner ; Anita K. Bahn
Epidemiology is concerned with the extend and types of illness and injuries in groups of people and with the factors which influence their distribution.
11. Last ( 1988 )
Epidemiology is study of the distribution and determinants of health – related states or events in specified population and the application of this study to control of problems.
12. Lewis H. Rohf ; Beatrice J. Selwyn
Epidemiology is the description and explanation of the differences in accurence of events of medical concern in subgroup of population, where the population has been subdivided according to some characteristic believed to influence of the event.
13. Lilienfeld ( 1977 )
Epidemiologi adalah suatu metode pemikiran tentang penyakit yang berkaitan dengan penilaian biologis dan berasal dari pengamatan suatu tingkat kesehatan populasi.
14. Moris ( 1964 )
Epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang sehat dan sakit dari suatu penduduk.
15. Robert H. Fletcher ( 1991 )
Epidemiologi adalah disiplin riset yang membahas tentang distribusi dan determinan penyakit dalam populasi.
C.C. KEGUNAAN / MANFAAT EPIDEMIOLOGIKEGUNAAN / MANFAAT EPIDEMIOLOGI
Apabila Epidemiologi dapat dipahami dan diterapkan dengan baik, akan diperoleh berbagai manfaat yang jika disederhanakan adalah sebagai berikut :
1. Membantu Pekerjaan Administrasi Kesehatan.
Yaitu membantu pekerjaan dalam Perencanaan ( Planning ) dari pelayanan kesehatan, Pemantauan ( Monitoring ) dan Penilaian ( Evaluation ) suatu upaya kesehatan.
Data yang diperoleh dari pekerjaan epidemiologi akan dapat dimanfaatkan untuk melihat apakah upaya yang dilakukan telah sesuai dengan rencana atau tidak (Pemantauan) dan ataukah tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau tidak (Penilaian).
2. Dapat Menerangkan Penyebab Suatu Masalah Kesehatan.
Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, maka dapat disusun langkah – langkah penaggulangan selanjutnya, baik yang bersifat pencegahan ataupun yang bersifat pengobatan.
3. Dapat Menerangkan Perkembangan Alamiah Suatu Penyakit.
Salah satu masalah kesehatan yang sangat penting adalah tentang penyakit. Dengan menggunakan metode Epidemiologi dapatlah diterangkan Riwayat Alamiah Perkembangan Suatu Penyakit ( Natural History of Disease ). Pengetahuan tentang perkembangan alamiah ini amat penting dalam menggambarkan perjalanan suatu penyakit. Dengan pengetahuan tersebut dapat dilakukan berbagai upaya untuk menghentikan perjalanan penyakit sedemikian rupa sehingga penyakit tidak sampai berkelanjutan. Manfaat / peranan Epidemiologi dalam menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit adalah melalui pemanfaatan keterangan tentang frekwensi dan penyebaran penyakit terutama penyebaran penyakit menurut waktu. Dengan diketahuinya waktu muncul dan berakhirnya suatu penyakit, maka dapatlah diperkirakan perkembangan penyakit tersebut.
4. Dapat Menerangkan Keadaan Suatu Masalah Kesehatan.
Karena Epidemiologi mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran masalah kesehatan, maka akan diperoleh keterangan tentang keadaan masalah kesehatan tersebut. Keadaan yang dimaksud di sini merupakan perpaduan dari keterangan menurut cirri – cirri Manusia, tempat dan Waktu.
Perpaduan cirri ini pada akhirnya menghasilkan 4 ( empat ) Keadaan Masalah Kesehatan yaitu :
a. EPIDEMI
Adalah : Keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit ) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat berada dalam frekwensi yang meningkat.
b. PANDEMI
Adalah : Suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit ) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat memperlihatkan peningkatan yang amat tinggi serta penyebarannya telah mencakup suatu wilayah yang amat luas.
c. ENDEMI
Adalah : suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit ) yang frekwensinya pada suatu wilayah tertentu menetap dalam waktu yang lama.
d. SPORADIK
Adalah : suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit ) yang ada di suatu wilayah tertentu frekwensinya berubah – ubah menurut perubahan waktu.
DAFTAR PUSTAKA 1. Azrul Azwar ( 1999 ). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Binarupa Aksara.2. Bhisma Murti ( 2003 ). Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Yogyakarta, Gadjah Mada
University Press.3. Bustan MN ( 2002 ). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta.4. Eko Budiarto ( 2003 ). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, EGC.5. Indan Entjang ( 1979 ). Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung, Penerbit Alumni.
KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI DAN TIMBULNYA PENYAKIT
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penyakit merupakan salah satu gangguan kehidupan manusia yang telah dikenal orang sejak dahulu. Pada mulanya, konsep terjadinya didasarkan pada adanya gangguan makhluk halus atau karena kemurkaan dan yang maha pencipta. Hingga saat ml, masih banyak kelompok masyarakat di negara berkembang yang meng anut konsep tersebut. Di bin pihak masih ada gangguan kesehatan/ penyakit yang belum jelas penyebabnya, maupun proses kejadian.
Pada tahap berikutnya, Hippocrates telah mengembangkan teori bahwa timbulnya penyakit disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang meliputi air, udara, tanah, cuaca, dan lain sebagainya. Namun demikian dalam teori tidak dijelaskan bagaimana kedudukan manusia dalam interaksi tersebut, serta tidak dijelaskan tentang faktor lingkungan bagaimana yang dapat menimbulkan penyakit.
Pada kehidupan masyarakat Cina dikenal pula teori terjadinya penyakit yang timbul karena adanya gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh manusia (teori humoral). Dalam teori ini dikatakan bahwa dalam tubuh manusia ada empat macam cairan, yakni cairan putih, kuning, merah, dan hitam. Bila terjadi gangguan.
keseimbangan tersebut, akan menimbulkan penyakit tertentu, (tergantung pada jenis cairan mania yang bersifat dominan. Hingga hunt ml, Icon tersebut masih merupakan dasar dalam sistem pengobatan Cina tradisional,
Kemudian berkembang teori terjadinya penyakit karena sisa makhluk hidup yang mengalami pembusukan, sehingga meninggalkan pengotoran udara dun lingkungan sekitarnya. Teori ini terutama pada abad pertengahan dan pada waktu itu lebih mengarah pada kebersihan lingkungan terhadap sisa-sisa peninggalan makhluk hidup. Contoh pengaruh teori tersebut adalah timbulnya penyakit malaria yang di kira karena sisa-sisa pembusukan binatang dan tumbuhan yang ada di rawa-rawa (malaria artinya daerah yang jelek) dan masih ada masyarakat yang tetap menganut teori tersebut.
Akhirnya pada abad-abad selanjutnya, terjadi perubahan yang cukup besar dalam konsep terjadinya penyakit, dengan didapatkannya mikroskop. sehingga konsep penyebab penyakit beralih ke jasad renik Perkembangan selanjutnya mengantar para ahli ke arah hormonal yang semakin berkembang. Pada saat itu,
orang mulai optimis dalam menghadapi berbagai penyakit dengan antibiotika, sistem imunitas, dan lain sebagainya.
Ternyata setelah penyakit menular mulai dapat di atasi pada negara-negara maju, muncullah masalah berbagai penyakit menahan/tidak menular yang unsur dan faktor penyebabnya sangat berkaitan erat dengan faal tubuh, mutasi dan sifat resistensi tubuh, dan pada umumnya terdiri dari berbagai faktor yang saling kiat mengkait. Keadaan ini sangat erat hubungannya dengan berbagai pengamatan epidemiologi terhadap gangguan kesehatan. Dan pada saat ini, teori tentang faktor penyebab penyakit tidak dapat dipisahkan dengan berbagai faktor yang berperan dalam proses kejadian penyakit yang dikembangkan melalui teori ekologi lingkungan yang didasarkan pada konsep bahwa manusia berinteraksi dengan berbagai faktor penyebab dalam lingkungan tertentu dan pada keadaan tertentu akan menimbulkan penyakit yang tertentu pula.
2. Tujuan 1. Umum
Untuk mengetahui konsep dasar timbulnya penyakit di dalam lingkungan masyarakat.
1. Khusus
Untuk mengetahui perkembangan teori terjadi penyakit Untuk mengetahui konsep penyebab dan proses awal terjadinya. Untuk mengetahui riwayat alamiah suatu penyakit Untuk mengetahui pola penyebaran penyakit Untuk mengetahui penyebab majemuk Untuk mengetahui manfaat riwayat alamiah riwayat
3. Manfaat1. Manfaat Ilmiah
Merupakan manfaat bagi ilmu kesehatan sebagai data dasar konsep timbul penyakit
2. Manfaat Praktis Dapat digunakan sebagai panduan di dalam konsep timbul
awal mulanya penyakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep penyebab dan proses terjadinya penyakit dalam epidemiologi berkembang dari rantai sebab akibat kesuatu proses kejadian penyakit yakni proses interaksi antara manusia (pejamu) dengan berbagai sifatnya (biologis, Fisiologis, Psikologis, Sosiologis dan antropologis) dengan penyebab (agent) serta dengan lingkungan (Enviroment). (Nur nasry noor,2000.Dasar epidemiologi,Rineka cipta.Jakarta)
Menurut John Bordon, model segitiga epidemiologi menggambarkan interaksi tiga komponen penyakit yaitu Manusia (Host), penyebab (Agent) dan lingkungan (Enviromet). Untuk memprediksi penyakit, model ini menekankan perlunya analis dan pemahaman masing-masing komponen. Penyakit dapat terjadi karena adanya ketidak seimbangan antar ketiga komponen tersebut. Model ini lebih di kenal dengan model triangle epidemiologi atau triad epidemilogi dan cocok untuk menerangkan penyebab penyakit infeksi sebab peran agent (yakni mikroba) mudah di isolasikan dengan jelas dari lingkungan.
Pejamu (Host) : hal-hal yang berkaitan dengan terjadinya penyakit pada manusia, antara lain :
1. Umur, jenis kelamin, ras, kelompok etmik (suku) hubungan keluarga2. Bentuk anatomis tubuh3. Fungsi fisiologis atau faal tubuh4. Status kesehatan, termasuk status gizi5. Keadaan kuantitas dan respon monitors6. Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial 7. Pekerjaan, dll. (Heru subari,dkk,2004.Manajemen epidemiologi,Media
presindo,Yogyakarta. Hal.15-16)
Menurut Hari Purnomo yang paling berkepentingan dan berperan untuk membuat terjadinya suatu penyakit atau tidak justru manusia? Mengapa karena dia yang diberi rahmat untuk mengendalikan, katanya jelas. Dalam manusia juga memiliki karakteristik yang sangat berpengaruh seperti jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), usia (tua, muda, anak-anak), dll. Semua itu berpengaruh terhadap timbulnya penyakit. Contoh kongkrit wanita lebih rentan terhadap serangan berbagai penyakit-usahapun demikian karena usia yang amat tua dan amat muda akan mudah jatuh sakit. Kemudian faktor keturunan juga berpengaruh. Misalnya penyakit keturunan talasemia. Jika ada
plasmodium melawan ditukarkan pada orang tersebar oleh nyamuk, penyakit itu tidak akan terjangkit pada penderita talasemia, karena sel darah merah yang ada tidak menguntungkan untuk pertumbuhan plasmodium. Dan faktor yang sangat penting orang perilaku kebiasaan untuk faktor perilaku dan kebiasaan menurut hari, secara dan kebiasaan tertentu, memang bisa menimbulkan resiko memberikan proteksi dan perlindungan. Dan semata-mata karya menyoroti kebiasaan hidup. Tetapi kebiasaan hidup yang mana, yang bisa dikatakan memberikan perlindungan atau memberikan kecenderungan terjadi penyakit.(http;// Konsep dasar perjalanan penyakit.)
Unsur pejamu secara umum dapat dibagi dalam doa kelompok yaitu :
1. Manusia sebagai makhluk biologis memiliki sekat biologis tertentu seperti o Umur, jenis kelamin, ras dan keturunan o Bentuk anatomis tubuh serta
2. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai berbagai sifat khusus seperti
Kelompok etnik termasuk adat, kebiasaan, agama dan hubungan keluarga sehubungan sosial kemasyarakatan.
Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial sehari-hari termasuk kebiasaan hidup sehat. (Nur nasry noor,2002.Epidemiologi.Universitas Hasanuddin.Makassar.Hal.27)
pada dasarnya, tidak satu pun penyakit yang dapat timbul hanya di sebabkan oleh satu faktor tunggal semata, pada umumnya kejadian penyakit di sebabkan oleh berbagai unsur yang secara bersama-sama mendorong terjadinya penyakit, namun demikian, secara dasar, unsur penyebab penyakit dapat di bagi dalam dua bagian utama yakni :
1. Penyebab kausal primer, dan2. Penyebab kausal sekunder.
1. Penyebab kausal primer
Unsur ini dianggap sebagai faktor kausal Terjadinya penyakit, dengan ketentuan bahwa walaupun unsur ini ada, belum tentu terjadi penyakit, tetapi sebaliknya, Pada penyakit tertentu, unsur ini dijumpai sebagai unsur penyebab kausal. Unsur penyebab kausul ini dapat dibagi dalam 6 kelompok yaitu :
1. Unsur ‘penyebab biologis yakni semua unsur penyebab yang tergolong makhluk hidup termasuk kelompok mikro organisme seperti Virus, bakteri, protozoa, jamur, kelompok cacing, dan insekta. Unsur penyebab ini pada umumnya di jumpai pada penyakit infeksi menular
2. Unsur penyebab, nutrisi yakni semua unsur penyebab yang termasuk golongan zat nutrisi dan dapat menimbulkan penyakit tertentu karena
kekurangan maupun kelebihan zat nutrisi tertentu seperti protein, lemak, hidrat arang, vitamin, mineral, dan air.
3. unsur penyebab kimiawi yakni semua unsur dalam bentuk senyawaan kimia yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan/penyakit tertentu. Unsur ini pada umumnya berasal dari luar tubuh termasuk berbagai jenis zat, racun, obat-obatan keras, berbagai senyawaan kimia ini dapat berbentuk padat, cair, uap, maupun gas. Ada pula senyawaan kimiawi sebagai hasil produk tubuh (dari dalam) yang dapat menimbulkan penyakit tertentu seperti ureum, kolesterol, dan lain-lain
4. unsur penyebab fisika yakni semua unsur yang dapat menimbulkan penyakit melalui proses fisika umpamanya panas (luka bakar), irisan, tikaman, pukulan (rudapaksa), radiasi dan lain-lain. Proses kejadian penyakit dalam hal ini terutama melalui proses fisika yang dapat menimbulkan kelainan dan gangguan kesehatan.
5. Unsur penyebab psikis yakni semua unsur yang pertalian dengan kejadian penyakit gangguan jiwa serta gangguan tingkah laku sosial. Unsur penyebab ini belum jelas proses dan mekanisme kejadian dalam timbulnya penyakit, bahkan sekelompok ahli lebih menitik beratkan kejadian penyakit pada unsur penyebab genetika. Dalam hal ini kita harus berhati-0hati terhadap faktor kehidupan sosial yang bersifat non kausal serta lebih menampakkan diri dalam hubungannya dengan proses kejadian penyakit maupun gangguan kejiawaan.
2. Penyebab non kausal (sekunder)
Penyebab sekunder merupakan unsur pembantu/penambah dalam proses kejadian penyakit dan ikut dalam hubungan sebab akibat terjadinya penyakit. Dengan demikian, maka dalam setiap analis penyebab penyakit dan hubungan sebab akibat terjadinya penyakit, kita tidak hanya berpusat pada penyebab kausal primer semata, tetapi harus memperhatikan semua unsur lain di luar unsur penyebab kausal primer. Hal ini di dasarkan pada ketentuan bahwa pada umumnya kejadian setiap penyakit sangat di pengaruhi oleh berbagai unsur yang berinteraksi dengan unsur penyebab dan ikut dalam proses sebab akibat. Sebagai contoh pada penyakit kardiovaskuler, tuberkulosis, kecelakaan lalu lintas, dan lain sebagainya. Kejadiannya tidak di batasi hanya pada penyebab kausal saja, tetapi harus di analisis dalam bentuk suatu rantai sebab akibat di mana peranan unsur penyebab sekunder sangat kuat dalam mendorong penyebab kausal primer untuk dapat secara bersama-sama menimbulkan penyakit. (Nur nasry noor,2000.Dasar epidemiologi,Rineka cipta,Jakarta. Hal.25-27)
Dan penyebab agent menurut model segitiga epidemilogi terdiri dari biotis dan abiotis.
1. Biotis khususnya pada penyakit menular yaitu terjadi dari 5 golongan
1. Protozoa : misalnya Plasmodum, amodea2. Metazoa : misalnyaarthopoda , helminthes3. Bakteri misalnya Salmonella, meningitis4. Virus misalnya dengue, polio, measies, lorona5. Jamur Misalnya : candida, tinia algae, hystoples osis
1. Abiotis, terdiri dari
1. Nutrient Agent, misalnya kekurangan /kelebihan gizi (karbohididrat, lemak, mineral, protein dan vitamin)
2. Chemical Agent, misalnya pestisida, logam berat, obat-obatan3. Physical Agent, misalnya suhu, kelembaban panas, kardiasi, kebisingan.4. Mechanical Agent misalnya pukulan tangan kecelakaan, benturan, gesekan, dan
getaran5. Psychis Agent, misalnya gangguan phisikologis stress depresi6. Physilogigis Agent, misalnya gangguan genetik.
Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial sehari-hari termasuk kehidupan sehat.(Heru subari,dkk,2004.Manajemen epidemiologi,Media pressindo,Yogyakarta. Hal.16-17.)
Unsur lingkungan (Enviroment)
Unsur lingkungan memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan terjadinya sifat karakteristik individu sebagai pejamu dan iku memegang peranan dalam proses kejadian penyakit.
1. Lingkungan Biologis
Segala flora dan fauna yang berada di sekitar manusia yang antara ,ain meliputi :
Beberapa mikroorganisme patogen dan tidak patogen; Vektor pembawa infeksi Berbagai binatang dan tumbuhan yang dapat mempengaruhi
kehidupan manusia, baik sebagai sumber kehidupan (bahan makanan dan obat-obatan), maupun sebagai reservoir/sumber penyakit atau pejamu antara (host intermedia) ; dan
Fauna sekitar manusia yang berfungsi sebagai vektor penyakit tertentu terutama penyakit menular.
Lingkungan biologis tersebut sangat berpengaruh dan memegang peranan yang penting dalam interaksi antara manusia sebagai pejamu dengan unsur penyebab, baik sebagai unsur lingkungan yang menguntungkan manusia (senbagai
sumber kehidupan) maupun yang mengancam kehidupan / kesehatan manusia (Nur nasri noor.2002,Epidemiologi,Univesutas Hasanuddin Makassar.Hal.28-29)
2. Lingkungan fisik
Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara langsung, maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia. Lingkungan fisik (termasuk unsur kimiawi serta radiasi) meliputi :
Udara keadaan cuaca, geografis, dan golongan Air, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai bentuk
pemencaran pada air, dan Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air,
radiasi dan lain sebagainya.
Lingkungan fisik ini ada yang termasuk secara alamiah tetapi banyak pula yang timbul akibat manusia sendiri (Nur nasri noor,2000,Dasar epidemiologi,Rinika cipta,Jakarta. Hal.28.)
3. Lingkungan sosial
Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi. Serta instusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakat tersebut. Lingkungan sosial ini meliputi :
Sistem hukum, administrasi dan lingkungan sosial politik, serta sistem ekonomi yang berlaku;
Bentuk organisasi masyarakat yang berlaku setempat Sistem pelayanan kesehatan serta kebiasaan hidup sehat
masyarakat setempat, dan Kebiasaan hidup masyarakat Kepadatan penduduk. Kepadatan rumah tangga, serta
berbagai sistem kehidupan sosial lainnya.
Dari keseluruhan unsur tersebut di atas, di mana hubungan interaksi antara satu dengan yang lainnya akan menentukan proses dan arah dari proses kejadian penyakit, baik pada perorangan, maupun dalam masyarakat. Dengan demikian maka terjadinya suatu penyakit tidak hanya di tentukan oleh unsur penyebab semata, tetapi yang utama adalah bagaimana rantai penyebab dan hubungan sebab akibat di pengaruhi oleh berbagai faktor maupun unsur lainnya. Oleh sebab itu, maka dalam setiap proses terjadinya penyakit, selalu kita memikirkan adanya penyebab jamak (multiple causational). Hal ini sangat mempengaruhi dalam menetapkan program pencegahan maupun penanggulangan penyakit tertentu. Karena usaha tersebut hanya akan memberikan hasil yang di harapkan bila dalam perencanaannya memperhitungkan berbagai unsur di atas.(Nur nasry noor.2002.Epidemiologi.Universitas Hasanuddin,Makassar.Hal.29)
Dari penyesalan model segitiga epidemiologi sangat berhubungan erat dan saling terkait, dan keseimbangan itulah yang menentukan terjadi atau tidaknya suatu penyakit. Dan pertimbangan ini menerapkan pertimbangan mendasar yang sangat terpisah, tetapi itu tidak cukup sebab masih ada beberapa pertimbangan penting lainnya yakni pertimbangan perjalanan alamiah penyakit.(http;//portal tiens.com/portal)
Menyadari bahwa mencegah berbagai penyakit lebih baik dan lebih ekonomis dari pada mengobati penyakit, maka faktor-faktor penentu terjadinya suatu penyakit perlu kita kenali dan pahami.
Di tengah kecenderungan meningkatnya penyakit akibat pola perilaku gaya hidup yang tidak sehat instabilities lingkungan yang tidak ramah, tuntutan masyarakat atas layanan kesehatan yang layak terus meningkat. Hal ini berjalan seiring dengan berjalannya daya dukung, kebijakan , dan berkepihakan pemerintah terhadap kepentingan masyarakat.(http;//.www.republika.co.id)
Menurut peran pakar, perilaku manusia dan pencemaran lingkungan merupakan dua faktor penyebab tidak langsung berbagai penyakit yang perlu di atasi penanggulangannya. Selain itu untuk pencegahan dini, faktor gizi terhadap proses terjadi penyakit seiring dengan bertambahnya perlu mendapat perhatian. Dengan dukungan gizi yang seimbang, proses terjadinya penyakit dapat di hambat, di Hentikan, bahkan di sembuhkan. Namun satu hal yang lebih penting adalah pencegahan terjadinya penyakit yang dapat dilakukan dengan dukungan gizi yang optimal.
Sejak 1950-an kita mengenal pedoman empat sehat lima sempurna yang masih sering di gunakan sampai saat ini. Dengan pengembangan dan penyempurnaan 4 sehat 5 sempurna yang di sesuaikan dengan perkembangan ilmu dan teknologi gizi serta masalah gizi yang ada saat ini, maka sejak 1995 Departemen kesehatan bersama dengan sektor terkait mengeluarkan pedoman. Aman gizi seimbang (PUGS) yang berisi pesan Dasar Gizi seimbang.(http;//www.yahoo.com.)
KETERPAPARAN ADAN KERENTANAN
Dari proses terjadinya penyakit, kita harus menentukan batas-batas antara sehat dan tidak sehat (sakit). Menurut WHO, sehat adalah keadaan kesempurnaan fisik, mental dan keadaan sosial dan bukan berarti hanya bebas dari penyakit atau kelainan/cacat. Dengan demikian maka sakit dapat di artikan sebagai, suatu penyimpangan dari suatu penampilan yang optimal. Sedangkan penyakit merupakan suatu proses gangguan fisiologis (faal tubuh), serta/atau gangguan psikologis /mental maupun suatu gangguan tingkah laku (hehaviour).
Pada umunya peralihan dari suatu keadaan sehat, ke keadaan sakit hanya pada batas yang tidak jelas, tetapi melalui suatu proses yang pada umumnya didahului dengan kondisi keterpaduan (Exporused) terhadap unsur tertentu untuk menjadi sakit.
Hubungan antara derajat keterpaparan dengan kondisi kerentanan dalam proses terjadinya penyakit
KONDISI KETERPAPARAN
KEADAAN KEKEBALAN
RENTAN KEBAL
POSITIF SAKIT TIDAK SAKIT
NEGATIF TIDAK SAKIT TIDAK SAKIT
Dengan memperhatikan gambar di atas maka jelas baik kita bahwa, seorang dapat menjadi sakit apabila orang tersebut mengalami keterpaparan terhadap unsur penyebab tertentu. (primer maupun sekunder) dan dilain pihak orang tersebut sekaligus berada pada tingkat kerentangan tertentu. Kedua faktor keterpaparan dan kerentangan sangat dipengaruhi pula oleh berbagai unsur terutama unsur lingkungan dan unsur pejamu. Oleh sebab itu, dalam epidemiologi terapan, keadaan ini harus betul-betul disadari, terutama tingkat kuanlitas maupun kualitas/derajat serta sifat dan bentuk dari unsur yang menimbulkan keterpaparan. (Nur nasry noor,2000.Dasar epidemiologi,Rineka cipta,Jakarta.)
Kejadian penyakit, tidak terkecuali penyakit akibat (mendadak) mempunyai masa perlangsungan tersendiri. Bagaimanapun mendadaknya, perlu waktu, yang memang mungkin singkat, untuk tercetusnya suatu penyakit. Dalam mengetahui keberadaan (diagnosis) penyakit, diperlukan perhatian dan perhitungan terhadap faktor waktu perlangsungan penyakit. Untuk setiap penyakit, diinginkan untuk melakukan diagnosis benar, tepat waktu ataupun secepatnya.
Untuk membuat diagnosis, salah satu hal yang perlu diketahui adalah riwayat alamiah penyakit (natural history of disease). Riwayat alamiah suatu penyakit adalah perkembangan penyakit itu tanpa campur tangan medis atau bentuk intervensi lainnya sehingga suatu penyakit berlangsung secara alamiah (Fletcher,22) (Bustam,2006,Pengantar epidemiologi,Rinika cipta,Jakarta.)
Riwayat alamiah suatu penyakit pada umumnya melalui tahap sebagai berikut :
1. Tahap prepatogensis2. Tahap PatogenesiTahap
Uraian masing-masing tahap itu adalah sebagai berikut :
a. Tahap Prepatogensis
Pada tahap ini individu berada dalam keadaan normal/sehat tetapi mereka pada dasarnya peka terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agen penyakit (stage of suseptibility). Walaupun demikian pada tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi antara penjamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih terjadi di luar tubuh, dalam arti bibit penyakit masih ada diluar tubuh pejamu dimana para kuman mengembangkan potensi infektifitas, siap menyerang peniamu. Pada tahap ini belum ada tanda-tanda sakit sampai sejauh daya tahan tubuh penjamu masih kuat. Namun begitu penjamunva ‘lengah’ ataupun memang bibit penyakit menjadi lebih ganas ditambah dengan kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan pejamu, maka keadaan segera dapat berubah. Penyakit akan melanjutkan perjalanannya memasuki fase berikutnya, tahap patogenesis.
b. Tahap Patogenesis
Tahap ini meliputi 4 sub-tahap yaitu:- Tahap Inkubasi, - Tahap Dini, - Tahap Lanjut, dan -Tahap Akhir.
Tahap Inkubasi
Tahap inkubasi merupakan tenggang diwaktu antara masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh yang peka terhadap penyebab penyakit, sampai timbulnya gejala penyakit. Masa inkubasi ini bervariasi antara satu penyakit dengan penyakit lainnya. Dan pengetahuan tentang lamanya masa inkubasi ini sangat penting, tidak sekadar sebagai pengetahuan riwayat penyakit, tetapi berguna untuk informasi diagnosis. Setiap penyakit mempunyai masa inkubasi tersendiri, dan pengetahuan masa inkubasi dapat dipakai untuk identifikasi jenis penyakitnya.
Tahap Dini
Tahap ini mulai dengan munculnya gejala penyakit yang Kelihatannya ringan. Tahap ini sudah mulai menjadi masalah kesehatan karena sudah ada gangguan patologis (pathologic changes), walaupun penyakit masih dalam masa subklinik (stage of subclinical disease). Seandainya memungkinkan, pada tahap ini sudah diharapkan diagnosis dapat ditegakkan secara dini.
Tahap Lanjut
Merupakan tahap di mana penyakit bertambah jelas dan mungkin tambah berat dengan segala kelainan patologis dan gejalanya (stage of clinical disease). Pada tahap ini penyakit sudah menunjukkan gejala dan kelainan klinik yang jelas, sehingga diagnosis sudah relatif mudah ditegakkan.
Saatnya pula, setelah diagnosis ditegakkan, diperlukan pengobatan yang tepat untuk menghindari akibat lanjut yang kurang baik,
Tahap Akhir/ pasca patogenesis.
Berakhirnya perjalanan penyakit dapat berada dalam lima pilihan keadaan, yaitu:
1. Sembuh sempurna, yakni bibit penyakit menghilang dan
tubuh menjadi pulih, sehat kembali.
2. Sembuh dengan cacat, yakni bibit penyakit menghilang, penyakit sudah tidak ada, tetapi tubuh tidak pulih sepenuhnya, meninggalkan bekas gangguan yang permanen berupa cacat.
3. Karier, di mana tubuh penderita pulih kembali, namun
penyakit masih tetap ada dalam tubuh tanpa memperlihatkan gangguan penyakit.
4. Penyakit tetap berlangsung secara kronik.5. Berakhir dengan kematian.(Bustam,2002,Pengantar
epidemiologi,Rinika cipta,Jakarta.)
POLA PENYEBAB PENYAKIT
Sutu penyakit (menular) tidak hanya selesai setelah membuat seseorang sakit, tetapi cenderung untuk menyebar setelah menyelesaikan riwayat pada suatu rangkaian. kejadian sehingga seseorang jatuh sakit, pada saat yang sama penyakit bersama dengan kumannva dapat berpindah dan menyebar kepada orang lain/masyarakat.
Dalam proses perjalanan penyakit, kuman memulai aksinya dengan memasuki pintu masuk tertentu (portal of entry) calon penderita baru dan kemudian jika ingin berpindah ke penderita baru lagi akan ke luar melalui pintu tertentu (portal of exit).
Kuman penyakit tidak masuk dan ke luar begitu saja tetapi harus melalui “pintu” tubuh tertentu sesuai dengan jenis masing-masing penyakit misalnya melalui: kulit, saluran pernapasan, saluran pencernaan, atau saluran kemih. Dalam memilih pintu masuk-keluar ini setiap jenis kuman mempunyai jalan masuk dan ke luar tersendiri dan tubuh manusia. Ada yang masuk melalui mulut (oral) dan ke luar melalui dubur (sistem pencernaan), seperti yang dilakukan oleh kebanyakan cacing. Namun ada pula yang masuk melalui kulit tetapi ke luar melalui dubur, misalnya cacing Ankylostoma.
Pengetahuan tentang jalan masuk mi penting untuk epidemiologi karena dengan pengetahuan itu dapat dilakukan ‘penghadangan’ perjalanan kuman masuk ke dalam tubuh manusia. Cacing yang ingin masuk melalui mulut dicegah dengan upaya cuci tangan sebelum makan. Sedangkan pengetahuan tentang jalan keluar bermanfaat untuk menemukan kuman itu untuk tujuan identifikasi atau diagnosis. Misalnya kuman TBC keluar melalui batuk maka penemuan kuman TBC dilakukan dengan penangkapan kumannya dibatuk/dahak.(http;//www.yahoo.com.)
PENYEBAB TIMBULNYA PENYAKIT SEKARANG INI
Pencemaran makanan
1. Sisa-sisa pestisida dan pupuk pada buah-buahan, sayur-sayuran-sayuran makanan lainnya
2. Bahan tambahan. zat pewarna. dan penyedap rasa pada makanan dibekukan;
3. Zat penawar racun. hormon, dsb., pada makanan hewan;4. Kerusakan bahan gizi selama proses memasak.
Pencemaran lingkungan dan udara
1) Gas limbah industri;
2) Pencemaran rumah tempat tinggal sebagai akibat dan berbagai interior;
Pencemaran sumber air
1) Air limbah industri;
2) Penimbunan mikro organisme dalam air:
3) Pupuk. pestisida, sampah putih:(4) Pencemaran pada proses pemanasan air ledeng :
5) Air minum yang tidak diproses menurut aturan.
Pencemaran yang disebabkan oleh fasilitas modern
Televisi, radio. kabel tegangan tinggi, microwave. komputer, pemantul cahaya yang kuat, dan radiasi frekuensi rendah, semua berpengaruh.
Polusi suara
Suara yang ditimbulkan oleh mobil, mesin, sepeda motor. suara orang seseorang menjadi cepat marah dan sukar untuk berkonsentrasi.
Standar Kesehatan
Kesehatan memerlukan diet yang seimbang. tidur yang cukup, latihan memiliki jiwa yang sehat. Orang sehat memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Berbadan yang kuat, memiliki kemampuan untuk dengan mudah menangani tekanan dan kehidupan sehari-hari tanpa mengalami stress, dan mampu untuk melakukan segala sesuatu yang dibutuhkan.
2. Memiliki rasa optimis dengan sikap yang positif, kebersediaan untuk bertanggung jawab atas tindakan yang telah dilakukan, bersikap ketat terhadap din sendiri namun lembut terhadap orang lain.
3. Kemampuan untuk menangani berbagai keadaan yang bersifat darurat dan mampu untuk beradaptasi terhadap adanya perubahan.
4. Kemampuan untuk bertahan terhadap cuaca dingin yang normal dan penyakit menular.
5. Memiliki berat badan yang normal dan bentuk tubuh yang sebanding terhadap semua bagian dan tubuh ketika berada pada posisi berdiri yang layak.
6. Mata bersinar, cekatan dalam bertindak, dan tanpa adanya iritasi
7. Memiliki rambut yang bercahaya dengan sedikit atau tanpa adanya ketombe.
8. Memiliki gigi yang bersih tanpa adanya gigi berlubang atau yang terasa sakit, dan dengan gusi yang sehat.
9. Kondisi otot dan kulit yang elastis. bila berjalan dengan langkah yang gesit.
10. Memiliki kemampuan untuk beristirahat dan tidur dengan baik.
Konsep dasar mengenai gizi
Gizi: dengan gizi, tubuh melakukan proses asimilasi dan mengambil manfaat dan makanan atau bahan gizi, dan juga proses fisiologi dengan memanfaatkan makanan untuk memenuhi kebutuhan fisiologi dan organisme.
Gizi yang layak: dengan melakukan diet yang wajar dan memasak serta memproses makanan secara sehat dapat memberikan jumlah yang cukup berkenaan dengan tenaga panas dan berbagai bahan gizi untuk tubuh manusia, sambil menjaga keseimbangan antara semua bahan gizi sehingga dapat memenuhi kebutuhan fisiologi yang normal dan tubuh dan menjaga badan tetap sehat.
Bahan gizi: Untuk menjaga fungsi phisiologi yang normal dan dapat memenuhi kebutuhan tubuh untuk keperluan pertumbuhan, metabolisme dan bekerja. orang harus mengkonsumsi bahan-bahan gizi yang diperlukan sehari-hari. Bahan gizi ini dapat dibagi menjadi tujuh kategori : protein. vitamin, mineral. lemak. gula. air. dan selulosa (senyawa karbon. hidrogen dan oksigen).
Gizi dan kesehatan
Orang menganggap bahwa makanan adalah sebagai kepentingan yang sangat vital. Pada sepanjang kehidupan kita, gizi adalah sebagai unsur dasar yang dapat mempertahankan kehidupan dan menyediakan tenaga yang dibutuhkan oleh sel-sel sehingga berbagai jaringan dan organ-organ tubuh dapat melakukan berbagai tindakan yang terkoordinasi. Kehidupan manusia dapat diibaratkan sebagai sebuah pohon kayu yang kecil yang memerlukan siraman air secara terus menerus. pemupukan dan pemeliharaan agar menjadi mampu untuk melakukan pertumbuhan secara kuat. Demikianlah pentingnya gizi untuk kehidupan manusia. Selama masa penambahan gizi, hanya ii yang seimbang yang dapat mencegah tubuh dan keadaan yang tidak seimbang antara Yin dan Yang selanjutnya dapat mengarah kepada timbulnya penyakit Pemberian tambahan gizi hendaklah secara wajar dan menurut ilmu pengetahuan ilmiah. Bila seseorang jatuh sakit, maka diperlukan untuk memperoleh pengobatan ;bila seseorang berada dalam keadaan sehat. maka perlu untuk melakukan penjagaan terhadap penyakit. Oleh sebab itu, dilakukan pencegahan terhadap penyakit adalah sebagai masalah yang sangat mendasar dalam huhungannya dengan pemeliharaan kesehatan. Gizi yang sehat dan seimbang dan gaya hidup yang diperbaiki akan dapat mengatur dan meningkatkan ketubuh “Buatlah hidup ini menjadi bahagia dengan memelihara kesehatan” dengan melakukan diet secara aktif untuk perawatan kesehatan dalam rangka melakukan pencegahan terhadap penyakit maka akan dapat diperoleh kondisi kesehatan dan gizi(http;//www.tiens.com/portal.)
PENYEBAB MAJEMUK
Telah banyak bukti empirik dan keyakinan teoritik bahwa pada umumnya penyakit memiliki Lebih dan satu penyebab, bukan bersifat tunggal. Faktor-faktor penyebab mi dikelompokkan dalam 4 kelompok, yaitu :
1. Faktor Predisposisi, seperti: umur, jenis kelamin, Riwayat penyakit terdahulu, dlL
2. Faktor Pencetus, seperti: pemaparan oleh agen penyakit yang spesifiK,
3. Faktor Pendorong, seperti: paparan yang berulang, beban kerja yang berat,
4. Faktor Pemberat, seperti: pendapatan rendah, status gizi, kondisi perumahan, dlL.
Peran faktor-faktor penyebab dalam model kualitas majemuk dicontohkan pada penyakit TBC bersifat kumulatif, di mana keadaan yang mencukupi terjadinya TBC klinik hanya bisa diciptakan secara bersama-sama. jadi, masing-masing faktor merupakan necessary couse, tetapi tidak sufficient (keadaan yang dibutuhkan untuk terjadinya penyakit di sebut necessary condition sedangkan keadaan yang cukup membuat terjadinya penyakit di sebut sufficient condition).(Heru subaris dkk,2004,manajemen epidemiologi,Media presindo,Yogyakarta.Hal.12-13.)
Manfaat riwayat alamiah dari penyakit diperoleh beberapa informasi penting yaitu :
1. Masa inkubasi atau masa latent, masa atau waktu yang diperlukan selama perjalanan suatu penyakit untuk menyebabkan seseorang jatuh sakit.
2. Kelengkapan keluhan (symptom) yang menjadi bahan informasi dalam menegakkan diagnosis.
3. Lamanya dan beratnya keluhan dialami oleh penderita.4. Kejadian penyakit menurut musim (season) kapan penyakit
itu Lebih frekuan kejadiannya.5. Kecenderungan lokasi geografis serangan penyakit
sehingga dapat dengan mudah di deteksi lokasi kejadian penyakit.
6. Sifat-sifat biologis kuman patogen sehingga menjadi bahan informasi untuk pencegahan penyakit, khususnya untuk pembunuhan kuman penyebab.
Pengetahuan tentang riwayat alamiah penyakit merupakan langkah awal yang perlu dilakukan untuk mengetahui aspek-aspek lain yang terkait dengan penyakit. Dengan mengetahui riwayat alamiah dapat ditarik beberapa manfaat seperti:
1. Untuk diagnostik : masa inkubasi dapat dipakai sebagai pedoman penentuan jenis penyakit, misalnya jika terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa).
2. Untuk pencegahan : dengan mengetahui kuman patogen penyebab dan rantai perjalanan penyakit dapat dengan mudah dicari titik potong yang penting dalam upaya pencegahan penyakit. Dengan mengetahui riwayat penyakit dapat terlihat apakah penyakit itu perlangsungannya akut ataukah kronik. Tentu berbeda upaya pencegahan yang diperlukan untuk penyakit yang akut dibanding dengan kronik.
3. Untuk terapi: intervensi atau terapi hendaknya biasanya diarahkan ke fase paling awal. Pada tahap
perjalanan awal penyakit itu terapi tepat sudah perlu diberikan. Lebih awal terapi akan lebih baik hasil yang diharapkan. Keterlambatan diagnosa akan berkaitan dengan keterlambatan terapi.(Bustam,2006,Pengantar epidemiologi,Rineka Cipta,Jakarta.Hal.41-42).
Karakteristik Segitiga Utama
Ketiga faktor dalam trias epidemiologi terus menerus dalam keadaan berinterkasi satu sama lain. Jika interaksinya seimbarig, terciptalah keadaan sehat. Begitu terjadi gangguan keseimbangan, muncul penyakit. Terjadinya gangguan keseimbangan bermula dan perubahan unsur-unsur trias itu. Perubahan unsur trias yang potensial menyebabkan kesakitan tergantung pada karakteristik dan ketiganya dan interaksi antara ketiganya.
1. Karakteristik Penjamu
Manusia mempunyai karakteristik tersendiri dalam menghadapi ancaman penyakit, yang bisa berupa:
1. Resistensi.: kemampuan dan penjamu untuk bertahan terhadap suatu infeksi. Terhadap suatu infeksi kuman tertentu, manusia mempunyai mekanisme pertahanan tersendiri dalam menghadapinya.
2. Imunitas: kesanggupan host untuk mengembangkan suatu respon imunologis, dapat secara alamiah maupun perolehan (non-alamiah), sehingga tubuh kebal terhadap suatu penyakit tertentu. Selain mempertahankan diri, pada jenis-jenis penyakit tertentu mekanisme pertahanan tubuh dapat menciptakan kekebalan tersendiri. Misalnya campak, manusia mempunyai kekebalan seumur hidup, mendapat munitas yang tinggi setelah terserang campak, sehingga seusai kena campak sekali maka akan kebal seumur hidup.
3. lnfektifnes (infectiousness): potensi penjamu yang terinfeksi untuk menularkan penyakit kepada orang lain. Pada keadaan sakit maupun sehat, kuman yang berada dalam tubuh manusia dapat berpindah kepada manusia dan sekitarnya.
2. Karakteristik Agen1. Infektivitas: kesanggupan dan organisma untuk beradaptasi sendiri
terhadap lingkungan dan penjamu untuk mampu tinggal dan berkembang biak (multiply) dalam jaringan penjamu. Umumnya diperlukan jumlah tertentu dan suatu mikroorganisma untuk mampu menimbukan infeksi terhadap penjamunya. Dosis infektivitas minimum (minimum infectious dose) adalah jumlah minimal organisma yang dibutuhkan untuk menyebabkan infeksi. jumlah ini berbeda antara berbagai spesies mikroba dan antara individu.
2. Patogenesitas: kesanggupan organisma untuk menimbulkan suatu reaksi klinik khusus yang patologis setelah terjadinya infeksi pada penjamu yang diserang. Dengan perkataan lain, jumlah penderita dibagi dengan jumlah orang yang terinfeksi, Hampir semua orang yang terinfeksi dengan virus
smallpox menderita penyakit (high pathogenicthy), sedangkan orang yang terinfeksi poliovirus tidak semua jatuh sakit (low pathogenicity).
3. Virulensi: kesanggupan organisma tertentu untuk menghasilkan reaksi patologis yang berat yang selanjutnya mungkin menyebabkan kematian. Virulensi kuman menunjukkan beratnya (severity) penyakit.
4. Toksisitas: kesanggupan organisma untuk memproduksi reaksi kimia yang toksis dan substansi kimia yang dibuatnya. Dalam upaya merusak jaringan untuk menyebabkan penyakit berbagai kuman mengeluarkan zat toksis.
5. Invasitas: kemampuan organisme untuk melakukan penetrasi dan menyebar setelah memasuki jaringan
6. Antigenisitas: kesanggupan organisma untuk merangsang reaksi imunologis dalam penjamu. Beberapa organisma mempunyai antigenisitas Iebih kuat dibanding yang lain. Jika menyerang pada aliran darah (virus measles) akan lebih merangsang immunoresponse dan yang hanya menyerang permukaan membrane (gonococcus).
3. Karakteristik Lingkungan1. Topografi: situasi lokasi tertentu, baik yang natural maupun buatan
manusia yang mungkin mempengaruhi terjadinya dan penyebaran suatu penyakit tertentu.
2. Geograuis: keadaan yang berhubungan dengan struktur geologi dan bumi yang berhubungan dengan kejadian penyakit.
Perkembangan Teori Terjadinya Penyakit
1. Penyakit timbul karena gangguan makhluk halus.2. Teen Hypocrates, bahwa penyakit timbul karena pengaruh Iingkungan terutama:
air, udara, tanah, cuaca (tidak dijeIaskan kedudukan manusia dalam Iingkungan).
3. Teori Humoral, dimana dikatakan bahwa penyakit timbul karena gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh.
4. Teori Miasma, penyakit timbul karena sisa dari mahkluk hidup yang mati membusuk, meninggalkan pengotoran udara dan Iingkungan.
5. Teori jasad renik (teori Germ), terutama setelah ditemukannya mikroskop dan dilengkapi teori imunitas.
6. Teori nutrisi dan Resistensi, hasil pengamatan pelbagai pengamatan epidemiologis.
Teori Ekologi lingkungan, bahwa manusia berinteraksi dengan penyebab dalam Iingkungan tertentu dapat menimbulkan penyakit.
http://sigidhs.blogspot.com/2012/07/trias-epidemiologi-dan-variabel.html
Jenis-Jenis EpidemiologiPosted on Juni 13, 2010
Disain dasar :
Masalah
1. Epidemiologi deskriptif : – kejadian
- distribusi
2. Epidemiologi analitik : determinant
Tujuan epidemiologi :
1. Mendiagnosis masalah yang berkaitan dengan kesehatan.2. Mengidentifikasi riwayat alamiah dan etiologi penyakit / masalah.3. Menilai dan merencanakan pelayanan kesehatan
Strategi epidemiologi :
1. Surveilens epidemiologi2. Penelitian epidemiologi
P e r b e d a a n
Surveilens Epidemilogi Penelitian Epidemiologi
1. Pengumpulan data
v Sistematis
v Rutin
v Terus menerus
v Sistematis
v Tidak rutin
v Tidak terus2. Analisis data Idem Idem
3. Interpretasi data Idem Idem
4. Jenis desain
Pada umumnya deskriptif Deskriptif dan analitis
5. Pencapaian tujuan epidemiologi
Memantau, menilai, merencanakan/program kesehatan
v Mengetahui etiologi penyakit
v Mencapai semua tujuan penelitian
Tiga jenis disain epidemiologi deskriptif
1. Laporan kasus dan studi kasus2. Studi korelasi :
Analisa seri waktu
Korelasi ekologis
1. Studi penampang (”cross sectional”)
Jenis disain epidemiologi analitis
1. Studi observasional
Studi kasus kontrol
Studi kohort retrospektif
Studi kohort prospektif
1. Studi intervasi
Studi sebelum dan sesudah intervensi dengan kontrol
Trial klinik yang dirandomisasi
Trial komunitas yang dirandomisasi
I. Laporan dan studi kasus
1. Laporan kasus :
- Laporan terperinci dan cermat tentang seorang penderita oleh seorang dokter atau lebih.
Yang dilaporkan (penyakit yang tak dikenal) :
perkembangan gejala dan tanda-tanda reaksi pengobatan
1. studi kasus :
- lebih luas dari pada laporan kasus
- menggambarkan karakteristik dari sejumlah penderita, misal : distribusi kanker leher rahim menurut : umur, pekerjaan.
II. Studi korelasi
Unit analisis : kelompok
Tujuan : menghubungkan karakteristik dari penduduk dengan frekuensi masalah kesehatan dalam :
Periode waktu sama, populasi beda Populasi sama, perioide waktu beda
a. Korelasi ekologi : waktu sama, populasi beda
Unit analisis : kelompok
Korelasi antara konsumsi daging
dan kanker usus besar, 1970-1990
Konsumsi dagingAngka insidensi kanker u.b di negara a (tinggi)
Angka insidensi kanker u.b di negara b (sedang)
Angka insidensi kanker u.b di negara c (rendah)
Tinggi +
Sedang +
rendah +
b. Studi seri waktu : waktu beda, kelompok sama
Unit analisis : kelompok
Populasi sama, periode waktu berbeda
Angka insiden campak
dikabupaten lombok timur, 1990-1993
Tahun Angka insidensi per 1.000 penduduk campak
1990 1.0
1991 0.3
1992 0.3
1993 0.2
III. Cross sectional survei : studi penampang
Objektif :
1. Untuk mengetahui masalah kesehatan atau frekuensi (prevalensi) penyakit.2. Untuk mengetahui hubungan antara keterpajanan (exposure) dan masalah kesehatan atau
frekuensi penyakit.
Exposure → masalah kesehatan
¨ Unit analisis : individu
¨ Exposure dan masalah kesehatan diketahui pada waktu yang bersamaan.
Referensi populasi
Masalah Kesehatan +
Expose +
Expose -
Sampel
Masalah Kesehatan -
Expose +
Expose -
exposeMasalah kesehatan
Total+ -
+ a B a + b
- c D c + d
total a + c b + d a + b + c + d
H : a > c
a + b c + d
Mis : proporsi penderita kanker paru lebih banyak pada perokok daripada bukan perokok
Keuntungan :
1. Dapat dilakukan dalam waktu yang singkat2. Karena sampel diambil dari populasi tertentu
generalisasi dapat ditarik ke populasi tersebut.
1. Ada kemungkinan :
Variabel independen variabel dependen
antecedent
Kerugian :
1. Pada umumnya tak dapat diketahui apakah variabel independen merupakan antecedent dari variabel dependen.
2. Ada masalah ”selevtive survival”
Study kasus kontrol
Objektif : untuk mengetahui apakah satu atau lebih variabel independen merupakan faktor risiko dari satu variabel dependen.
Unit analisis : individu
Expose +
Kasus
Expose -
Expose +
Expose -
Kontrol
Kasus : kelompok orang yang menderita penyakit yang diteliti.
Kontrol : kelompok orang yang tidak menderita penyakit tersebut dan dipilih dari populasi tertentu
Expose Kasus Kontrol Total
+ A b a + b
- C d c + d
total a + c b + d a + b + c + d
RR OR : a : c =
a + b c + d
a x c + d =
a + b c
ac + ad = ad
ac + bc bc a
a + b
c
c + d
Angka insiden yang expose + :
Angka insiden yang expose – :
OR : ad
bcODDS RATIO
Keuntungan :
1. Cocok untuk penyakit yang jarang terjadi atau dengan masa laten yang pantang2. Cepat dilakukan3. Relatif tidak mahal4. Tak memerlukan banyak subyek penelitian5. Subyek dapat diambil dari catatan medis6. Dapat dilakukan untuk mengetahui efek dari multifaktor
Kerugian :
1. Hanya tergantung pada catatan kasus dan daya ingat untuk exposure2. Susah menilai validitas dari informasi3. Susah memilih kelompok kontrol4. Sulit menentukan adanya antecedent
Studi Kohort (prospective cohort)
Objektif : untuk membuktikan hipotesis yang menyangkut penyebab penyakit
Unit analisis : individu
Populasi
Masalah +
Kelompok yang terpajan
skrining
Kelompok yg tidak terpajan
Sampel
Populasi Referensi
Masalah -
Masalah +
Masalah -
expose Masalah kesehatan + Masalah kesehatan - total
+ a b a + b
- c d c + d
(CI) expose = a
a + b
CI non expose = c
c + d
Cumulative incidence
a _ c
a + b c + d
a : c
a + b c + d
Absolute Effect = Attributable Risk :
Relative Effect = Relative Risk :
Keuntungan :
1. Cocok untuk studi dari exposure yang jarang2. Dapat menilai multi efek dari satu exposure3. Dapat menunjukkan bahwa variabel independen adalah antecedent dari variabel dependen4. Mengurangi bias pengukuran exposure5. Dapat mengukur insidens dari yang expose dan yang non expose
Kerugian :
1. Tidak efisien untuk penyakit yang jarang terjadi yang memerlukan sampel besar2. Mahal dan memerlukan waktu lama3. Validitasnya terganggu oleh kehilangan subyek pada follow up.
PJK +
Studi kohort retrospektif
Populasi umum
Rumah Sakit/ Pabrik
Hipertensi +
Hipertensi -
PJK -
PJK -
PJK +
Kerugian : memerlukan catatan medis yang terjamin kebenarannya.
B e d a
Studi kohort prospektif Studi intervensi
ObjektifMenguji hipotesis yang menyangkut penyebab masalah
Menilai keberhasilan pelayanan prefentif atau kuratif
Peranan penelitiMelakukan observasi terhadap exposure yang diperkirakan menyebabkan masalah
Mengalokasikan exposure pada subyek studi dan mengobservasi terjadinya hasil (outcome) dari exposure
Before and after with control
O1 x O2 unit analisis : kelompok individu
O3 x O4
studi
O1 : frekuensi masalah sebelum studi pada kelompok intervensi
O2 : frekuensi masalah sesudah studi pada kelompok intervensi
kontrol
X : intervensi pencegahan
O3 : frekuensi masalah sebelum studi pada kelompok control
O4 : frekuensi masalah sesudah studi pada kelompok kontrol
Trial klinik yang dirandomisasi
OUTCOME +
CA MAMMAE TAK KAMBUH
Unit analisis : individu
INDIVIDU DENGAN MASALAH PENDERITA CARCINOMA MAMMAE
NON INTERVENSI MASTEKTOMI RADIKAL DENGAN RESEKSI TERBATAS
INTERVENSI : MASTEKTOMI RADIKAL
OUTCOME -
CA MAMMAE KAMBUHOUTCOME +
CA MAMMAE TAK KAMBUHOUTCOME –
CA MAMMAE KAMBUHALOKASI RANDOM
IntervensiKekambuhan Carcinoma Mammae
Total+ -
Mastektomi radikal (MR) a b a + b
Mastektomi dengan reseksi terbatas (mrt)
c d c + d
Total a + c b + d a + b + c + d
a = e
a + b
Ca mammae yang kambuh untuk mr =
c = f
c + d
Ca mammae yang kambuh untuk mrt =
Diharapkan f ≤ e , yang mana e dan f tak berbeda signifikan
Trial klinik yang dirandomisasi
SEMBUH (+)
EFEK SAMPING
Efikasi
PENDERITA TBC
OBAT JANGKA PENDEK
OBAT JANGKA PANJANG
ALOKASI
RANDOMSEMBUH (–)
EFEK SAMPINGSEMBUH (+)
EFEK SAMPINGSEMBUH (–)
EFEK SAMPING
Trial komunitas yang dirandomisasi
Unit analisis kelompok
EFFIKASI
SIDE EFFECT
DROP OUT
COVERAGE
COST
Efektifitas
PUSKESMAS YANG MENGOBATI TBC
PUSKESMAS YANG MENGOBATI TBC DENGAN JANGKA PENDEK
PUSKESMAS MENGOBATI TBC
EFFIKASI
SIDE EFFECT
DROP OUT
COVERAGE
COST
The continuum of study designs
And their causal implications
NoStudy designation
inferens
1 2 3 4 5 6 7
1 case history x x Speculative
2 Time series x x x x Sugestive
Ecologic correlations x x x x Sugestive
Cross sectional x x x x Sugestive
3 Case control x x x x Moderately suggestive
4 Before and after with control x x x Highly suggestive
Historical cohort x x x x Idem
5 Prospective cohort x x x x Moderately firm
6 Clinical randomized trials x x x Firm
Community randomized trial x x x firm
1) Observational
2) Quasi experimental
3) Experimental
4) Hypothesis generation
5) Hypothesis testing
6) Planning
7) Evaluation
Faktor-Faktor Risiko
Penelitian epidemiologi untuk evaluasi
Penelitian epidemiologi untuk menentukan penyebab
Studi Observasionalg
Pemantauan dan Penilaian
Program-Program Kesehatan
Trial Klinik
Surveilens
Trial Komunitasy
Peranan epidemiologi dalam penelitian
pelayanan kesehatan
Sumber : Michel A. Ibrahim : Epidemiology and Health Poling
Epidemiologi menekankan upaya menerangkan bagaimana distribusi penyakit dan bagaimana
berbagai faktor menjadi faktor penyeban penyakit tersebut. Untuk menjawab masalah tersebut,
epidemiologi melakukan berbagai cara yang selanjutnya menjadikan epidemiologi dapat dibagi
dalam beberapa jenis.
a. Epidemiologi Deskriptif
Epidemiologi Deskriptif berkaitan dengan definisi epidemiologi sebagai ilmu yang mempelajari
tentang distribusi penyakit atau masalah kesehatan masyarakat.
Hasil pekerjaan Epidemiologi Deskriptif diharapkan mampu menjawab pertanyaan mengenai
faktor who, where, dan when. Merupakan langkah awal untuk mengetahui masalah kesehatan
dari segi epidemiologi dengan menjelaskan siapa yang terkena dan dimana serta kapan terjadinya
masalah tersebut.
Siapa: bisa berupa variabel umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan dan
pendapatan. Populasi yang berpotensi atau punya peluang untuk menderita sakit atau mendapat
resiko biasanya disebut Population at risk (penduduk punya resiko).
Dimana : pertanyaan ini mengenai faktor tempat dimana masyarakat tinggal atau bekerja, atau
dimana saja ada kemungkinan mereka mengadapi masalah kesehatan.
Kapan : kejadian penyakit berhubungan juga dengan waktu. Faktor waktu ini dapat berupa jam,
minggu, bulan, dan tahun, musim.
b. Epidemiologi Analitik
Epidemiologi analitik berkaitan dengan upaya epidemiologi untuk menganalisis faktor-faktor
determinan maslah kesehatan. Di sisi diharapkan epidemiologi mampu menjawab pertanyaan
Kenapa, atau apa penyebab terjadinya masalah tersebut.
Ada tiga studi tentang epidemiologi ini:
1. Studi riwayat kasus (case History studies). Dalam stusi ini akan dibandingkan dengan dua
kelompok orang yakni kelompok yang terkena dan tidak terkena suatu penyakit (kelompok
kontrol).
2. Studi kohort (Cohort studies). Dalam studi ini sekelompok orang dipaparkan (ekxposed) pada
satu penyebab penyakit (agent). Kemudian diambil sekelompok orang lagi yang mempunyai ciri-
ciri yang sama dengan kelompok pertama, tetapi tidak dipaparkan atau dikenakan pada penyebab
penyakit. Kelompok kedua ini disebut kelompok kontrol. Setelah beberapa saat yang telah
ditentukan kedua kelompok tersebut dibandingkan, dicari perbedaan antara kedua kelompok
tersebut bermakna atau tidak.
c. Epidemiologi Eksperimental
Salah satu hal yang perlu dilakukan sebagai pembuktian bahwa suatu faktor sebagai penyebab tejadinya faktor luaran (penyakit), maka perlu diuji faktor kebenarannya dengan percobaan atau eksperimen. Misalnya kalu rokok dianggap sebagai penyebab kanker paru maka perlu dilakukan eksperimen bahwa jika rokok dikurangi, maka kanker paru akan menurun.