epinefrin dalam dosis

13
Epinefrin dalam dosis larutan 0,01 mg / kg dari 1:1.000 (1 mg / mL) disuntikkan segera me lalui intr amus kula r, ef ekti f dan aman dalam pengobatan awal ana laks is. Dala m ke adaa n ana laks is lain, dosis pert olon gan pert ama ang renda! tida k mungkin efe ktif . "isalna, #ika akan ter#adi keadaan sok atau sud a! ter #adi, epi nef rin !ar us dib eri ka n dalam inf us int ra$ena lambat , ang biasana den gan dosis dititrasi sesuai denga n pemantauan terus menerus nonin$asif pada tingkat dan fungsi #antung. %ika serangan #antung suda! dekat atau tela! ter #ad i, dii ndi ka sik an pember ian dos is bolus int ra$ena epi nef rin , namun, dalam keadaan ana la ksis lain, rute pemberian ini !arus di!indari, karena alasan ang ter&antum di bawa! ini. Efek 'erlawanan Epinefrin Efek transien t far mak olog is sete la! dos is ang dian# urk an epine frin ole! rute apapun melip uti pu&at, tr emor, gelis a!, #antu ng ber deba r, pusin g, dan saki t kepala. e#ala ini menun#ukk an ba!wa dosis terapi tela! diberikan. Efek samping serius seperti aritmia $entrikel , krisis !ipertensi, dan edema paru berpotensi ter#a di setela! pembe rian epine frin o$er dosis . 'ias ana , dilap ork an setela! pemberian epinefrin se&ara intra$ena, misalna, kesala!an infus intra$ena ang terlalu &epat, pemberian bolus, dan karena kesala!an per!itungan dosis infus intra$ena atau in#e ksi intra$ena dari 1:1.000 (1 mg / mL) untuk in#e ksi intramus kul ar, buka n a ng lebi ! en&er untuk pe mber ian intra$ena so lus i (1: 10.000 0, 1 mg / mL* atau 1:1 00. 000 0, 01 mg / mL*). Do kte r ser ingka li kebingungan tenta ng dosis epinefrin ang benar dan pemberian untu k pengobatan awal analaksis, $ersus dosis epinefrin ang benar dan rute infus untuk s!o &k dan seranga n #antung ang dapa t meneba bka n meneba bka n analaksis ang fatal dari o$erdosis epinefrin. Epinefrin dan %antung +eperti ang ter&antum pada !alaman 1-0, #antung adala! organ target ang potensial dalam ter#adina anap!lais. + dapat ter#adi pada analaksis, ang tidak diberikan epine frin se&ara in#ek si, pada pasien deng an pena kit arteri koroner, dan dimana penakit arteri koroner subklinisna ini adala! 2kedok3 ole! episode analaksis. + sebenarna #uga dapat ter#adi pada orang-orang dari segala usia, termasuk anak-anak, ang tidak memiliki kelainan kardio$askular sepe rti ang ditun #ukk an ole! elek tro ka rdio gram dan ek oka rdio gra sete la! pemuli!an total dari episode analaksis di mana + dapat timbul. "eskipun kewaspadaan dipe rluk an dan k esala!an dosis perlu di!indari, epinefrin tidak dikontraindikasikan dalam pengobatan analaksis pada pasien dengan penakit kardio$askular ang suda! diketa!ui ataupun diduga, atau pada pasien paru! baa atau tua tanpa ri wa a t penak it arteri koroner, ang memi lik i pada peningkata n risiko + !ana karena usia mereka. "elalui efek adrener gik beta- 1, epinefrin meningkatkan aliran dara! pembulu! koroner karena peningkatan kontr aktilitas mioka rd dan dalam durasi diastole , ang relatif ter !adap sstole. 4ek!awatiran tentang dampak potensial ang merugikan #antung dari epinefrin, se!ingga perlu dipertimbangkan ter !adap kek!awatiran tentang pen akit  #antung ang tidak terob ati ke#adia n anap!laisn a.

Upload: lidyadin

Post on 08-Jan-2016

34 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

nbki

TRANSCRIPT

Page 1: Epinefrin Dalam Dosis

7/17/2019 Epinefrin Dalam Dosis

http://slidepdf.com/reader/full/epinefrin-dalam-dosis 1/13

Epinefrin dalam dosis larutan 0,01 mg / kg dari 1:1.000 (1 mg / mL) disuntikkan

segera melalui intramuskular, efektif dan aman dalam pengobatan awal

analaksis. Dalam keadaan analaksis lain, dosis pertolongan pertama ang

renda! tidak mungkin efektif. "isalna, #ika akan ter#adi keadaan sok atau

suda! ter#adi, epinefrin !arus diberikan dalam infus intra$ena lambat, ang

biasana dengan dosis dititrasi sesuai dengan pemantauan terus menerusnonin$asif pada tingkat dan fungsi #antung. %ika serangan #antung suda! dekat

atau tela! ter#adi, diindikasikan pemberian dosis bolus intra$ena epinefrin,

namun, dalam keadaan analaksis lain, rute pemberian ini !arus di!indari,

karena alasan ang ter&antum di bawa! ini.

Efek 'erlawanan Epinefrin

Efek transient farmakologis setela! dosis ang dian#urkan epinefrin ole! rute

apapun meliputi pu&at, tremor, gelisa!, #antung berdebar, pusing, dan sakit

kepala. e#ala ini menun#ukkan ba!wa dosis terapi tela! diberikan. Efek samping

serius seperti aritmia $entrikel , krisis !ipertensi, dan edema paru berpotensi

ter#adi setela! pemberian epinefrin o$erdosis . 'iasana, dilaporkan setela!

pemberian epinefrin se&ara intra$ena, misalna, kesala!an infus intra$ena ang

terlalu &epat, pemberian bolus, dan karena kesala!an per!itungan dosis infus

intra$ena atau in#eksi intra$ena dari 1:1.000 (1 mg / mL) untuk in#eksi

intramuskular, bukan ang lebi! en&er untuk pemberian intra$ena solusi

(1:10.000 0,1 mg / mL* atau 1:100.000 0,01 mg / mL*). Dokter seringkali

kebingungan tentang dosis epinefrin ang benar dan pemberian untuk

pengobatan awal analaksis, $ersus dosis epinefrin ang benar dan rute infus

untuk s!o&k dan serangan #antung ang dapat menebabkan menebabkan

analaksis ang fatal dari o$erdosis epinefrin.

Epinefrin dan %antung

+eperti ang ter&antum pada !alaman 1-0, #antung adala! organ target ang

potensial dalam ter#adina anap!lais. + dapat ter#adi pada analaksis, ang

tidak diberikan epinefrin se&ara in#eksi, pada pasien dengan penakit arteri

koroner, dan dimana penakit arteri koroner subklinisna ini adala! 2kedok3 ole!

episode analaksis. + sebenarna #uga dapat ter#adi pada orang-orang dari

segala usia, termasuk anak-anak, ang tidak memiliki kelainan kardio$askular

seperti ang ditun#ukkan ole! elektrokardiogram dan ekokardiogra setela!pemuli!an total dari episode analaksis di mana + dapat timbul. "eskipun

kewaspadaan diperlukan dan kesala!an dosis perlu di!indari, epinefrin tidak

dikontraindikasikan dalam pengobatan analaksis pada pasien dengan penakit

kardio$askular ang suda! diketa!ui ataupun diduga, atau pada pasien paru!

baa atau tua tanpa riwaat penakit arteri koroner, ang memiliki pada

peningkatan risiko + !ana karena usia mereka. "elalui efek adrenergik beta-

1, epinefrin meningkatkan aliran dara! pembulu! koroner karena peningkatan

kontraktilitas miokard dan dalam durasi diastole, ang relatif ter!adap sstole.

4ek!awatiran tentang dampak potensial ang merugikan #antung dari epinefrin,

se!ingga perlu dipertimbangkan ter!adap kek!awatiran tentang penakit

 #antung ang tidak terobati ke#adian anap!laisna.

Page 2: Epinefrin Dalam Dosis

7/17/2019 Epinefrin Dalam Dosis

http://slidepdf.com/reader/full/epinefrin-dalam-dosis 2/13

"emposisikan 5asien

5asien dengan analaksis tidak bole! tiba-tiba duduk, berdiri, atau ditempatkan

dalam posisi tegak. +ebalikna, mereka !arus ditempatkan di bagian belakang

dengan kaki mereka lebi! renda! atau meningkat, #ika mereka mengalamigangguan pernapasan atau munta!, mereka !arus ditempatkan dalam posisi

ang naman dengan posisi ekstremitas inferiorna lebi! renda!. 6ni memenu!i

tu#uan terapi: 1) pemeli!araan &airan dalam sistem sirkulasi (kompartemen

$askular pusat), ang merupakan langka! penting dalam mengelola sok

distributif, dan ) pen&ega!an $ena &a$a kosong / sindrom $entrikel kosong,

ang mana dapat ter#adi dalam !itungan detik ketika pasien dengan sok

analaksis tiba-tiba, atau ditempatkan dalam posisi tegak. 5asien dengan

sindrom ini berada pada risiko tinggi untuk kematian mendadak. "ereka tidak

mungkin untuk merespon epinefrin terlepas dari &ara pemberianna, karena

tidak men&apai #antung dan karena itu tidak dapat diedarkan di seluru! tubu!

5engelolaan Distress 7espirasi

8ksigen tamba!an !arus diberikan melalui masker wa#a! atau #alan napas

orofaringeal pada tingkat aliran 9- L / menit untuk semua pasien dengan

gangguan pernapasan dan mereka diberikan dosis epinefrin ang berulang

berulang. ;al ini #uga !arus dipertimbangkan untuk setiap pasien dengan

analaksis ang memiliki asma , penakit pernapasan kronis lainna, atau

penakit kardio$askular. 5emantauan terus-menerus dari oksigenasi ole! pulse

oimetr dapat dilakukan, #ika memungkinkan.

"ana#emen ;ipotensi dan +ok

+elama analaksis, $olume &airan ang besar berpotensi meninggalkan sirkulasi

dari pasien dan masukkan #aringan interstitial, se!ingga infus intra$ena ang

&epat dari 0,< saline (garam isotonik atau normal saline) !arus dimulai se&epat

mungkin. 5emberian dengan &ara dititrasi ini !arus sesuai dengan tingkat

tekanan dara!,tingkat dan fungsi #antung , dan output urin. +emua pasien ang

menerima pengobatan tersebut !arus dipantau untuk $olume o$erload.

8bat Lini 4edua

5edoman analaksis ang diterbitkan !ingga saat ini dalam indeks, tiap #urnal

memiliki pandangan berbeda dalam rekomendasi mereka untuk pemeberian

obat lini kedua seperti anti!istamin, beta- agonis adrenergik, dan

glukokortikoid. Dasar bukti untuk penggunaan obat ini dalam pengelolaan awal

analaksis, termasuk dosis dan regimen dosis, adala! dari penggunaanna

dalam pengobatan penakit lain seperti urtikaria (anti!istamin) atau asma akut

(beta- agonis adrenergik dan glukokortikoid) . 4ek!awatiran tela! dikemukakan

ba!wa pemberian satu atau lebi! obat lini kedua berpotensi ter#adi penundaan

in#eksi &epat dari epinefrin, pengobatan lini pertama. 6nformasi tamba!an

tentang obat lini kedua ang diberikan ini, ada pada paragraf setela! ini danpada =abel >, 9, dan .

Page 3: Epinefrin Dalam Dosis

7/17/2019 Epinefrin Dalam Dosis

http://slidepdf.com/reader/full/epinefrin-dalam-dosis 3/13

nti!istamin -1

Dalam analaksis, anti!istamin -1 dapat meredakan gatal, kemera!an,

urtikaria, angioedema, dange#ala ang ter#adi pada !idung dan mata, namun,

obat ini tidak bole! menggantikan epinefrin karena tidak bersifat life-sa$ing,

aitu, mereka tidak men&ega! atau mengurangi obstruksi saluran nafas bagianatas , !ipotensi, atau sok (=abel ). 'eberapa pedoman tidak

merekomendasikan anti!istamin ;1 dalam pengobatan analaksis, mengutip

kurangna dukungan bukti dari per&obaan terkontrol a&ak ang memenu!i

standar saat ini. Lainna, merekomendasikan berbagai anti!istamin-;1 dalam

berbagai re#imen dosis intra$ena dan oral. Dalam re$iew sistematis o&!rane,

tidak ada bukti berkualitas tinggi dari per&obaan terkontrol a&ak ang ditemukan

untuk mendukung penggunaan anti!istamin-;1 dalam pengobatan anap!lais.

da per!atian tentang onset lambat aksi relatif ter!adap epinefrin , dan tentang

potensi berba!aa ang berefek pada sistem saraf pusat, misalna, penurunan

kesadaran men#adi somnolen, dan gangguan fungsi kognitif ang disebabkanole! generasi pertama obat anti!istamin-;1 ang diberikan dalam dosis biasa.

'eta- adrenergik gonis

Ekstrapolasi dari penggunaanna pada asma akut, agonis adrenergik beta-

selektif seperti salbutamol (albuterol) kadang-kadang diberikan dalam analaksis

sebagai pengobatan tamba!an untuk mengi, batuk, dan sesak napas, ang tidak

berkurang dengan epinefrin. "eskipun !al ini membantu untuk ge#ala

peradangan saluran pernapasan bawa! , obat-obat ini tidak bole! menggantikan

epinefrin karena mereka memiliki efek $asokonstiktor minimal alp!a-1 agonis

adrenergik dan tidak men&ega! atau mengurangi edema laring dan obstruksi

saluran udara bagian atas, !ipotensi, atau sok (=abel ).

lukokortikoid

lukokortikoid menonaktifkan transkripsi banak gen ang diaktifkan dalam

mengkode protein proin?amasi. Ekstrapolasi dari penggunaanna pada asma

akut, timbulna aksi glukokortikoid sistemik ang membutu!kan beberapa #am.

"eskipun obat ini berpotensi meringankan ge#ala analaksis ang berlarut-larut

dan men&ega! analaksis bifasik, efek ini tidak perna! terbukti ( =abel ).

5enin#auan sistematis o&!rane gagal untuk mengidentikasi bukti dariper&obaan terkontrol a&ak untuk mengkonrmasi efekti$itas glukokortikoid

dalam pengobatan analaksis, dan !arus ditingkatkan per!atianna ba!wa obat

ini sering tidak tepat digunakan, sebagai obat lini pertama menggantikan

epinefrin.

nti!istamin-;

nti!istamin-; diberikan bersamaan dengan anti!istamin ;1-, ang berpotensi

memberikan efek untuk penurunan ge#ala dari kemera!an, sakit kepala, dan

ge#ala lainna namun, anti!istamin-; ini !ana direkomendasikan dalam

beberapa panduan analaksis sa#a. 5emberian intra$ena &epat pada obat

Page 4: Epinefrin Dalam Dosis

7/17/2019 Epinefrin Dalam Dosis

http://slidepdf.com/reader/full/epinefrin-dalam-dosis 4/13

&imetidine tela! dilaporkan meningkatkan resiko !ipotensi. 4asus analaksis,

dengan pemberian ranitidin tela! dilaporkan. "eskipun anti!istamin-; tela!

dipela#ari di beberapa kasus analaksis, tidak ada bukti dari u#i &oba terkontrol

a&ak, dengan metode pla&ebo-&ontrolled trial mendukung penggunaanna

dalam pengobatan penakit ini.

5engobatan nalaksis 7efrakter

+ebagian ke&il pasien tidak merespon tepat waktu, pengobatan analaksis dasar

awal dengan epinefrin melalui suntikan intramuskular, posisi di belakang dengan

ekstremitas inferior ditinggikan, oksigen tamba!an, resusitasi &airan intra$ena,

dan obat lini kedua. %ika memungkinkan, pasien tersebut !arus segera

dipinda!kan ke perawatan tim spesialis pengobatan darurat, tim perawatan

kritis, atau anestesiologi. Dokter, perawat, dan teknisi ang suda! biasa terlati!,

berpengalaman, dan dilengkapi untuk menediakan mana#emen terampil #alan

napas dan $entilasi mekanik, dan untuk menediakan mana#emen sok ang

optimal dengan pemberian $asopressor ang aman melalui pompa infus dengan

titrasi dosis ang sering berdasarkan pada pemantauan terus menerus

nonin$asif #antung dan pernapasan. (=abel 9). Dokter ang beker#a di daera! di

mana dukungan tersebut tidak selalu tersedia, #ika mungkin, menerima pelati!an

tamba!an dalam pengelolaan analaksis refrakter untuk pemberian awal

epinefrin dengan &ara in#eksi intramuskular, oksigen, dan resusitasi &airan

intra$ena. 6dealna, mereka #uga !arus memiliki keterampilan resusitasi

kardiopulmoner ang terbaru, termasuk pengalaman dengan memulai resusitasi

kardiopulmoner dengan kompresi dada sebelum memberikan bantuan nafas .

6ntubasi

4etika intubasi diindikasikan pada pasien dengan analaksis, !arus dilakukan

ole! tenaga kese!atan profesional ang paling berpengalaman, karena bisa

ter#adi kesulitan untuk memasukkan E== #ika lida! pasien dan mukosa faring

mengalami edema, dan #ika angioedema dan lendir berlebi!an menutupi larn

dan bagian anatomi lainna di saluran napas bagian atas. 5asien !arus diberikan

oksigen selama @ - A menit sebelum intubasi. 5ersediaan dan peralatan untuk

pengelolaan ang optimal dari #alan napas diuraikan dalam =abel 9. 4etika

$entilasi mekanis tidak tersedia, maka upaa berkepan#angan pada $entilasi

menggunakan self-in?ating bag dengan reser$oir, mask, dan oksigen tamba!anselama beberapa #am sering ber!asil dalam pengobatan analaksis .

Basopressor 6ntra$ena

5asien ang mengalami !ipotensi atau sok refrakter ter!adap pengobatan awal

dasar, termasuk resusitasi &airan intra$ena, membutu!kan epinefrin intra$ena

dan, kadang-kadang, $asopressor intra$ena tamba!an atau obat-obatan lainna.

 =idak ada kegunaan #elas dari dopamin, dobutamin, norepinefrin, fenilefrin, atau

$asopresin (baik ditamba!kan ke epinefrin sa#a, atau dibandingkan dengan satu

sama lain), ang tela! dibuktikan dalam u#i klinis. "eskipun rekomendasi ang

diberikan untuk dosis awal, tidak ada re#imen dosis dibuat, dengan demikian,untuk setiap obat ini, karena dosis dititrasi sesuai dengan respon klinisna.

Page 5: Epinefrin Dalam Dosis

7/17/2019 Epinefrin Dalam Dosis

http://slidepdf.com/reader/full/epinefrin-dalam-dosis 5/13

Basopressors dan persediaan, peralatan dan keterampilan ang diperlukan untuk

penanganan optimal dari obat tersebut dan untuk pemantauan pasien ang

menerima ini tidak se&ara luas tersedia. 'a!kan dalam keadaan ang optimal,

tingkat kematian pada pasien ang menerima obat ini &ukup tinggi. 4esala!an

dosis ang berpotensi fatal ang mengara! ke aritmia $entrikel, krisis !ipertensi,

dan edema paru dapat ter#adi ketika $asopressor intra$ena tidak diberikanmelalui pompa infus dan / atau ketika tekanan dara!, la#u dan fungsi #antung,

dan oksigenasi tidak terus-menerus dipantau untuk meli!at dosis titrasi.

lukagon, sebua! polipeptida dengan inotropik dependen nonkatekolamin dan

efek kardiak kronotropik , kadang-kadang diperlukan pada pasien ang memakai

beta-adrenergik bloker ang memiliki !ipotensi dan bradikardi dan ang tidak

merespon se&ara optimal untuk epinefrin. 8bat antikolinergik ang kadang-

kadang dibutu!kan dalam pasien ang memiliki pengobatan beta bloker,

misalna, atropin pada mereka dengan brad&ardia persisten atau ipratropium

pada mereka dengan resistensi epinefrin bronkospasme.

5asien ang "emiliki 4erentanan

"ana#emen medis analaksis selama ke!amilan mirip dengan mana#emen pada

pasien ang tidak !amil. Epinefrin diberikan segera dengan suntikan

intramuskular, sebagai obat lini pertama, ada sedikit bukti untuk mendukungpenggunaan efedrin, bronkodilator less potent dan $asokonstriktor. 8ksigen

tamba!an dan mana#emen ang tepat dari !ipotensi ini sangat penting. 5asien

!amil !arus ditempatkan sedikit berbaring di sisi kirina dengan ekstremitas

inferior ditinggikan, untuk men&ega! !ipotensi posisional ang di!asilkan dari

kompresi $ena &a$a inferior ole! uterus ang gra$id. +elain pemantauan sering

atau terus menerus mengenai oksigenasi si ibu, tekanan dara!, dan la#u dan

fungsi #antung, pemantauan rutin #antung #anin (monitoring elektronik terus

menerus, #ika memungkinkan) dian#urkan untuk wanita dengan analaksis, ang

gra$ida CA minggu. awat #anin !arus diperbaiki dengan &ara koreksi !ipoksia

ibu dan / atau !ipotensi dengan mana#emen medis ang tepat, namun, #ikadistress terus berlan#ut, operasi &aesar darurat !arus dipertimbangkan.

5engelolaan analaksis pada bai mirip dengan mana#emen pada pasien ang

lebi! tua. ;arus sangat !ati-!ati dalam meng!itung dan menusun dosis

epinefrin intramuskular, aitu larutan 0,01 mg / kg dari 1:1.000 (1 mg / mL),

misalna, dosis ang tepat untuk bai > kg adala! 0,0> mg. 'ai tidak bisa

menun#ukkan ge#ala o$erdosis epinefrin, tanda-tanda termasuk !ipertensi ang

nilaina berbeda (lebi! renda!) daripada nilai normal untuk tekanan dara!

dibandingkan pada anak-anak dan orang dewasa, dan edema paru ang, seperti

sok analaksis sendiri, dapat ter#adi dengan batuk dan distress pernapasan.

Page 6: Epinefrin Dalam Dosis

7/17/2019 Epinefrin Dalam Dosis

http://slidepdf.com/reader/full/epinefrin-dalam-dosis 6/13

"ana#emen analaksis pada orang dewasa dapat men#adi lebi! rumit ole!

penakit kardio$askular bersamaan dan dengan obat ang bersamaan diminum

seperti peng!ambat beta adrenergik. +eperti ang ter&antum pada !alaman @,,

>, dan 9, tidak ada kontraindikasi absolut ter!adap pengobatan dengan

epinefrin pada pasien tersebut, meskipun manfaat dan risiko perlu

dipertimbangkan se&ara !ati-!ati.

Durasi 5emantauan di =empat 5elaanan 4ese!atan

nalaksis unifasik ang berlarut-larut #arang ter#adi, namun dapat berlangsung

selama beberapa !ari. nalaksis bifasik, sebagaimana didenisikan pada

!alaman ter#adi !ingga @< dari orang dewasa dan sampai dengan 11< dari

anak-anak dengan ke#adian anap!lais. +etela! ter#adi ta!ap resolusi dari

ge#ala, durasi pemantauan dalam pengaturan medis !arus diawasi. +ebagai

&onto!, pasien dengan gangguan pernapasan atau kardio$askular moderatsetidakna !arus dimonitor selama A #am, dan #ika diindikasikan, selama -10

 #am atau lebi!, dan pasien dengan analaksis para! atau berkepan#angan

mungkin memerlukan pemantauan dan inter$ensi untuk se!arian penu!. 5ada

kenataanna, kondisi lokal termasuk ketersediaan staf terlati! dan

berpengalaman, #umla! tempat tidur di 7uma! +akit atau Departemen Darurat di

7+ tersebut sering menentukan durasi pemantauan ang memungkinkan.

"%E"E 6L4+6+ +EF4=G D6 =E"5= 5ELH 4E+E;=

5engobatan analaksis tidak berak!ir pada ta!ap resolusi episode akut dalam

pengaturan kese!atan. Dalam bagian pedoman ini , kita memba!as pengelolaan

 #angka pan#ang pasien setela! pengobatan analaksis, ang !arus disiapkan dan

dilengkapi untuk mengobati ge#ala kekambu!an, terlepas dari apaka! !al ini

ter#adi selama episode ang sama atau dalam episode mendatang. +elain itu,

mereka !arus disarankan ba!wa, #ika mungkin, pemi&u analaksis mereka perlu

dikonrmasi, karena kun&i untuk #angka pan#ang pen&ega!an kekambu!an

adala! meng!indari pemi&u dan, #ika rele$an, immunomodulasi, termasuk

imunoterapi alergen.

5ersiapan untuk 5engobatan +endiri dari ke#adian 4ekambu!an nalaksis di

"asarakat

5ersiapan untuk pengobatan sendiri dari kasus kekambu!an analaksis di

masarakat diuraikan dalam ambar > dan =abel . 5asien !arus disiapkan

pemberian obat dengan epinefrin atau peresepan untuk epinefrin, sebaikna

dalam bentuk satu atau lebi! autoin#ektor epinefrin. "ereka !arus dia#arkan

mengapa, kapan, dan bagaimana untuk menuntikkan epinefrin dan dilengkapi

dengan ren&ana tertulis tindakan darurat analaksis ang membantu mereka

untuk mengenali ge#ala analaksis, dan memerinta!kan mereka untuk

menuntikkan epinefrin segera, dan men&ari tenaga medis. %ika epinefrin auto-in#e&tor tidak tersedia atau ter#angkau, formulasi epinefrin pengganti !arus

Page 7: Epinefrin Dalam Dosis

7/17/2019 Epinefrin Dalam Dosis

http://slidepdf.com/reader/full/epinefrin-dalam-dosis 7/13

direkomendasikan, seperti #arum suntik 1 mL prelled, ang mengandung dosis

epinefrin ang benar, atau 1 ampul epinep!rine, #arum suntik 1mL, dan instruksi

tertulis tentang menusun dosis ang benar. ara ini alternatif, tetapi tidak

disukai, dan pendekatanna memiliki keterbatasan utama, seperti ang

di#elaskan dalam =abel I. +ebua! epinefrin metered-dose in!aler tidak bole!

menggantikan epinefrin in#eksi.

+aat ini tersedia epinefrin auto-in#e&tor ang #uga memiliki beberapa

keterbatasan. 6ni termasuk kurangna berbagai dosis optimal, misalna, 0,1 mg

dosis untuk digunakan pada bai dan anak-anak dengan berat kurang dari 1> kg,

ketidakpastian tentang pan#ang #arum ang tepat, ang diperlukan untuk dosis

intramuskular pada pasien ang kelebi!an berat badan atau obesitas, tingkat

keselamatan intrinsik, dan masa kadaluarsana !ana 1-1 bulan. 5endidikan

mengenai analaksis idealna !arus dimulai sebelum pasien keluar dari bagian

departemen darurat di 7+ atau fasilitas kese!atan lain di mana ke#adian

analaksis mereka tela! dirawat. 5asien !arus disarankan ba!wa mereka tela!mengalami keadaan darurat medis ang berpotensi mengan&am nawa

(Jpembunu! alergiJ), dan #ika ge#ala mereka kambu! dalam I #am berikutna,

mereka !arus menuntikkan epinefrin dan menelepon laanan darurat medis

atau dibawa ke darurat terdekat fasilitas ole! keluarga. "ereka #uga !arus

disarankan ba!wa mereka berada pada peningkatan risiko untuk ter#adina

episode analaksis di masa ang akan datang, dan ba!wa mereka perlu tindakan

lan#ut, ang sebaikna dilakukan penilaian atau penilaian ulang ole! dokter

spesialis alergi / imunologi. 6dentikasi medis (misalna, gelang atau kartu

dompet) ang menatakan diagnosis analaksis mereka, penakit penerta ang

rele$an, dan obat bersamaan ang !arus direkomendasikan.

5engeta!uan tentang analaksis !arus dipersonalisasi sesuai dengan kebutu!an

masing-masing pasien, dengan mempertimbangkan usia mereka, penakit

penerta, obat bersamaan, pemi&u analaksis ang rele$an, dan kemungkinan

meng!adapi pemi&u tersebut dalam suatu komunitas (masarakat).

4onrmasi 5emi&u nalaksis

5emi&u analaksis !arus diidentikasi se&ara rin&i pada episode akut. +ensitisasi

pada pemi&u disarankan !arus dikonrmasi dengan menggunakan tes alergen

kulit dan / atau pengukuran alergen tingkat 6gE spesik di serum (ambar >,

 =abel ). Faktu ang optimal untuk pengu#ian umumna dinatakan dalam @-A

minggu setela! episode analaksis akut, namun, untuk kebanakan alergen, ini

inter$al waktu belum denitif ditegaskan di berbagai studi. 5asien dengan

riwaat meakinkan dari analaksis dan tes negatif !arus dites ulang beberapa

minggu atau 1 bulan kemudian. 5engawasan se&ara medis untuk menilai u#i

pro$okasi ang dilakukan dalam pengaturan kese!atan ang dilengkapi se&ara

tepat, dikelola ole! profesional kese!atan ang terlati! dan berpengalamankadang-kadang diperlukan untuk menentukan risiko analaksis berulang. onto!

Page 8: Epinefrin Dalam Dosis

7/17/2019 Epinefrin Dalam Dosis

http://slidepdf.com/reader/full/epinefrin-dalam-dosis 8/13

situasi ini meliputi: 1) pasien ang terpili! dengan riwaat ang #elas tentang

analaksis ang diinduksi makanan, ang memiliki sedikit atau tidak ada bukti

sensitisasi ter!adap makanan ang terlibat atau untuk setiap alergen

tersembuni berpotensi rele$an, diganti atau bereaksi silang, ) pasien ang

terpili! dengan food-dependent exercise-induced  analaksis, meskipun !al ini

bisa sulit untuk diperiksa di laboratorium dan @) pasien ang dipili! dengananalaksis ter!adap obat atau agen biologis. Gntuk beberapa agen terapeutik,

challenge test adala! pendekatan diagnostik pili!an karena terkait pro-obat,

!aptens, produk degradasi imunogenik, dan metabolit ang tidak diketa!ui dan

karena itu tidak tersedia untuk digunakan dalam tes kulit atau tes in $itro. Dalam

u#i in $itro ang saat ini digunakan dalam penelitian, kemungkinan di masa

depan akan digunakan untuk memprediksi risiko klinis peningkatan anap!lais.

5en&ega!an 7ekurensi nalaksis

4ebanakan rekomendasi untuk men&ega! kekambu!an analaksis, baik dengan

meng!indari ketat pemi&u tertentu atau immunomodulasi ang rele$an

berdasarkan pada pendapat a!li dan konsensus, bukan pada penelitian

randomiKed, pla&ebo-&ontrolled, double-blind trials. 5enge&ualian penting untuk

pernataan ini adala! penggunaan imunoterapi subkutan dengan memasukkan

ra&un serangga ang rele$an untuk men&ega! terulangna serangan analaksis

dari sengatan serangga.

"ana#emen dari 5enakit 7ele$an ang +erentak

5enindakan lan#ut regular dari semua pasien ang beresiko untuk rekurensi

analaksis merupakan aspek penting #angka pan#ang dalam pengurangan risikodan pen&ega!an ke#adian di waktu akan datang (ambar >, =abel ).

5engelolaan ang optimal dari penakit bersamaan adala! tu#uan terapi utama

pada pasien dengan asma, penakit kardio$askular, mastositosis, gangguan sel

mast klonal, atau masala! kese!atan lain ang menempatkan mereka pada

peningkatan risiko ang para! atau analaksis ang fatal. "anfaat ang rele$an

dan obat-obatan beresiko seperti beta-blo&ker atau E in!ibitor !arus

didiskusikan dengan pasien dan dengan dokter lain ang terlibat dalam

perawatan mereka, dan diskusi tersebut !arus didokumentasikan dalam rekam

medis pasien.

 5eng!indaran dan imunomodulasi, termasuk imunoterapi alergen

5emi&u ke#adian analaksis !arus ditandai dengan tepat dalam &atatan medis.

6nstruksi tertulis se&ara personal untuk meng!indari pemi&u spesik ang tela!

terkonrmasi (makanan, serangga, obat-obatan, 7L, atau alergen lainna)

!arus disediakan dan diba!as se&ara berkala (ambar >, =abel ). 5asien !arus

diara!kan untuk men&ari informasi pada website ang dapat diandalkan atau

sumber informasi lain ang se&ara konsisten memberikan informasi ang akurat,

informasi terkini, dan sebaikna dalam ba!asa mereka sendiri. F8 tela!

membentuk link ke berbagai informasi dikategorikan menurut ba!asa dan

wilaa! geogras di www.worldallerg.org / link / patientlinks.p!p. onto!beberapa situs ba!asa 6nggris ang berguna adala! !ome.asp

Page 9: Epinefrin Dalam Dosis

7/17/2019 Epinefrin Dalam Dosis

http://slidepdf.com/reader/full/epinefrin-dalam-dosis 9/13

www.anap!lais.org.uk/, www.foodallerg.org, dan

www.lateallergresour&es.org.

"akanan.

5asien dengan riwaat analaksis ang dipi&u makanan !arus meng!indarimakanan ang menebabkan reaksi. 6ni bisa sulit karena tersembuni, diganti,

dan makananna bereaksi silang atau makanan ang JterkontaminasiJ karena

kontak silang dengan alergen ang rele$an. 4urangna pelabelan atau label ang

membingungkan pada kemasan makanan #uga bisa menimbulkan masala!.

 =ertulis daftar nama alternatif untuk alergen, misalna, JkaseinJ untuk susu,

kemungkinan sumber alergen ini (misalna, permen, &ookies, bar sereal), dan

lintas-reaksi alergen (misalna, susu sapi dengan susu kambing dan susu

domba) !arus disediakan. "engukur peng!indaran makanan ang !arus

diwaspadai berpotensi mengurangi kualitas !idup bagi mereka ang berisiko

untuk analaksis dan bagi keluarga mereka dan pengasu!na. 5eng!indaranketat pada banak makanan ang berpotensi menebabkan kekurangan giKi,

untuk men&ega! !al ini, konsultasi dengan a!li giKi !arus dipertimbangkan dan

pada anak-anak,kenaikan tinggi dan berat (massa) !arus dimonitor.

5ili!an terapi pada kedepanna untuk men&ega! analaksis ang dipi&u

makanan termasuk strategi ang menargetkan makanan tertentu dan mereka

ang bukan spesik makanan. 5ada pasien ang dipili! dengan &ermat pada

penelitian, imunoterapi oral dengan makanan seperti susu, telur, ka&ang, atau

ka&ang po!on dikonrmasi ba!wa tamba!an dosis ang mengara! ke

desensitisasi klinis dan kemungkinan untuk pengembangan toleransi kekebalan

tubu!, namun, efek samping ang umum, terutama pada !ari eskalasi dosis awal

dan dosis berikutna. 5endekatan metode o$el untuk immunomodulasi alergen

nonspesik termasuk suntikan reguler subkutan anti-6gE antibodi dan pemberian

se&ara oral menurut ood llerg ;erbal ormula-, formulasi !erbal ina.

5enelitian ang berlangsung men#an#ikan, bagaimanapun, F8 saat ini tidak

merekomendasikan imunoterapi alergen makanan oral atau pendekatan

imunomodulator lainna untuk men&ega! analaksis ang dipi&u ole! makanan.

+engatan +erangga.

5asien dengan riwaat sengatan serangga, analaksis dipi&u ra&un seranggaidealna !arus meng!indari paparan berikutna ke serangga tersebut, namun,

peternak leba!, tukang kebun, peker#a ke!utanan, dan lain-lain dengan pa#anan

mungkin merasa sulit untuk mengikuti saran tersebut.

5asien dengan analaksis ang dipi&u ole! ra&un dari madu leba!, ellow

!ornets, w!ite-fa&ed !ornets,paper wasps dan beberapa spesies semut !arus

menerima imunoterapi subkutan dengan ra&un serangga ang rele$an standar

untuk setidakna @-> ta!un. 5erlindungan dapat men&apai !ingga 0-0< pada

orang dewasa dan < pada anak-anak, di antarana itu berlangsung selama 10

ta!un. "ereka dengan analaksis ang dipi&u ole! sengatan semut api !arus

menerima imunoterapi subkutan dengan ekstrak badan semut api.

Page 10: Epinefrin Dalam Dosis

7/17/2019 Epinefrin Dalam Dosis

http://slidepdf.com/reader/full/epinefrin-dalam-dosis 10/13

8bat-obatan.

5asien dengan riwaat analaksis dipi&u ole! obat tidak bole! diberikan ba!wa

obat tersebut. "aka !arus menggunakan obat ang tidak menebabkan reaksi

tersebut, #ika tersedia. +ebua! daftar tertulis ang berisi nama obat ang

memi&u analaksis dan nama-nama obat terkait dan memiliki reaksi silang !arusdibuat.

"ereka ang membutu!kan obat ang tidak ada pengganti ang aman dan

efektif ang tersedia !arus men#alani desensitisasi, ang didenisikan sebagai

induksi keadaan toleransi sementara ang rele$an obat untuk satu sa#a. 6ni

!arus dilakukan dalam pengaturan kese!atan, mengikuti sebua! protokol ang

tela! ditetapkan, ole! para profesional kese!atan terlati! dan berpengalaman

dalam prosedur tersebut dan dalam pengelolaan analaksis #ika ter#adi selama

prosedur desensitisasi. 5rotokol desensitisasi tersedia bagi banak obat,

termasuk antimikroba, anti-fungals, anti-$iral, +6D, biologis, dan kemoterapi.

Gntuk pasien pada peningkatan risiko analaksis dari 7", seorang 7"

nonionik !arus diberikan dan premedikasi dengan kortikosteroid dan

anti!istamin, namun, penggunaan premedikasi ini masi! kontro$ersial dan tidak

men&ega! semua reaksi kedepanna.

5emi&u lainna

Gntuk pen&ega!an analaksis ang dipi&u ole! lati!an, !arus meng!indari ketat

pemi&u ang rele$an seperti makanan, etanol, dan +6D !arus

direkomendasikan. Lati!an di bawa! kondisi kelembaban tinggi, panas angekstrim atau dingin, atau #umla! serbuk sari tinggi !arus di!indari, #ika rele$an.

 =indakan pen&ega!an tamba!an !arus men&akup tidak perna! berola!raga

sendirian, peng!entian ola!raga segera ketika ge#ala pertama dari analaksis

ter#adi, dan membawa ponsel dan epinefrin auto-in#ektor.

Gntuk analaksis dari 7L, meng!indari lateks dalam pengaturan kese!atan dan

pengaturan masarakat adala! pengobatan pili!an. +elain itu, #ika rele$an,

pasien tersebut !arus meng!indari bua!-bua!an dan sauran ang memiliki

reaksi silang seperti alpukat, kiwi, pisang, kentang, tomat, &okelat, dan pepaa.

Gntuk analaksis ter!adap &airan mani, penggunaan kondom ole! pasangan

pasien dan, #ika tersedia, desensitisasi &airan mani. Gntuk analaksis ang

disebabkan ole! beberapa pemi&u non imun seperti dingin, panas, sinar

mata!ari, radiasi ultra$iolet, atau etanol, meng!indari pemi&una adala! kun&i

untuk pen&ega!an ter#adina kasus ang berulang.

nalaksis idiopatik.

 =idak ada u#i &oba terkontrol se&ara a&ak mengenai prolaksis farmakologis

episode analaksis idiopatik, namun, pada pasien dengan episode sering, aitu,

lebi! dari 9 kali dalam 1 ta!un atau lebi! dari dalam bulan, dilaporkan

mendapatkan keuntungan dari pengobatan prolaksis dengan glukokortikoidsistemik dan anti!istamin-;1. +untikan omaliKumab sebagai prolaksis #uga

Page 11: Epinefrin Dalam Dosis

7/17/2019 Epinefrin Dalam Dosis

http://slidepdf.com/reader/full/epinefrin-dalam-dosis 11/13

dilaporkan untuk mengurangi #umla! serangan. 4ebanakan pasien dengan

idiopatik analaksis masuk ke remisi dalam beberapa ta!un.

ollow-Gp %angka 5an#ang

Gntuk pasien pada risiko analaksis rekuren di masarakat, rutin melakukan

kun#ungan tindak lan#ut, misalna, untuk menin#au in#eksi epinefrin, untuk

memba!as teknik peng!indaran alergen dan imunomodulasi potensial, dan

untuk membantu pasien men&apai kontrol optimal penakit bersamaan (=abel ).

5ED8" 6L4+6+ F8, 5EHE'7LG+ D 6"5LE"E=+6

5edoman nalaksis F8 suda! diterbitkan dalam Forld llerg 8rganiKation

 %ournal (F8 %ournal) at www.F8%ournal.org untuk memfasilitasi semua @0.000anggota F8 dan dalam =!e %ournal ofllerg dan lini&al 6mmunolog untuk

memfasilitasi pengambilan ole! para profesional di seluru! dunia melalui

pen&arian 5ub"ed dan mesin pen&ari. 7ekomendasi untuk penatalaksanaan

analaksis dan mana#emen dasar awal seperti diba!as dalam t!euidelines #uga

sedang disebarkan melalui poster, kartu saku, dan aplikasi (apps) untuk telepon

selular.

Gntuk pelaksanaan rekomendasi pada 5edoman meliputi persepsi keliru ba!wa

analaksis adala! penakit langka, dan kurangna ketersediaan obat esensial

ang uni$ersal, persediaan dan peralatan untuk penilaian dan mana#emen diseluru! dunia. ;ambatan tamba!an termasuk kurangna kesadaran ba!wa

!ipotensi dan s!o&k sering absen dalam analaksis, ba!wa tingkat trptase atau

!istamin tidak selalu tinggi, kematian dapat ter#adi dalam beberapa menit, dan

ba!wa pengobatan awal se&ara &epat dapat menelamatkan !idup pasien.

nggota F8 se&ara luas terlibat dalam pengembangan pedoman. 4ontribusi

ang berkelan#utan melalui e-mail, diskusi dan dialog di pertemuan nasional dan

internasional akan membantu untuk memfasilitasi pedoman dan implementasi.

tas permintaan anggota F8, +ekretariat F8 tersedia untuk membantu

dengan ter#ema!an dari 5edoman ang ber!ubungan dengan ba!an-ba!an

seperti poster dan kartu saku.

5ED8" 6L4+6+ F8 =E7'7G

5ada inter$al reguler -A ta!un, 5anitia 4!usus analaksis F8 se&ara resmi

akan menilai kembali bukti ang mendukung pedoman, memperbarui data dalam

!al bukti baru ang mun&ul substansial, dan mere$isi strategi untuk diseminasi

dan implementasi.

genda global untuk 5enelitian nalaksis

+ebua! agenda penelitian global untuk mengatasi ketidakpastian dalampenilaian dan pengelolaan analaksis diusulkan. 5otensi daera! penelidikan

Page 12: Epinefrin Dalam Dosis

7/17/2019 Epinefrin Dalam Dosis

http://slidepdf.com/reader/full/epinefrin-dalam-dosis 12/13

se!ubungan dengan penilaian analaksis ang men&akup: pengembangan

instrumen untuk kuantikasi faktor risiko spesik ter!adap pasien,

pengembangan pesat, pembangunan ang spesik, tes sensitif in $itro atau

panel tes tersebut untuk mengkonrmasi diagnosis klinis, dan tes in $itro untuk

membedakan sensitisasi alergen dari risiko klinis analaksis dan mengurangi

kebutu!an untuk tantangan / tes pro$okasi. 5otensi daera! penelidikanberkaitan dengan mana#emen termasuk penelitian randomiKed, pla&ebo-

&ontrolled trials untuk men&ega! analaksis, dan (dengan tindakan pen&ega!an

ang tepat termasuk in#eksi epinefrin, posisi terlentang, oksigen tamba!an, dan

resusitasi &airan intra$ena), u#i &oba a&ak terkontrol, dari agen farmakologis lini

kedua, misalna, glukokortikoid, dalam pengobatan analaksis. "eskipun

per&obaan terkontrol a&ak dari obat lini pertama, epinefrin, tidak etis untuk

dilakukan, #enis lain dari studi ini untuk obat ang menelamatkan #iwa,

misalna, studi farmakologi klinis, in$estigasi pada model binatang, penelitian in

$itro, dan studi retrospektif, termasuk studi epidemiologi, !arus terus dilakuakn

dalam rangka meningkatkan bukti dasar untuk pengobatan dan membimbingmembuat keputusan klinis.

764+

5edoman F8 fokus pada rekomendasi untuk pengobatan awal dasar

analaksis, seperti ang dirangkum di bawa! ini. 5ersiapkan untuk penilaian

analaksis dan pengelolaan analaksis dalam pengaturan kese!atan. "emiliki

protokol darurat ang tertulis dan berlati! se&ara teratur. +egera setela!

diagnosis klinis analaksis dibuat, meng!entikan paparan pemi&u, #ika mungkin,

misalna, meng!entikan agen diagnostik atau intra$ena terapeutik. "enilaipasien se&ara &epat (sirkulasi, saluran napas, pernapasan, status mental, dan

kulit). 'ersamaan dan segera: meminta bantuan, menuntikkan epinefrin

(adrenalin) melalui rute intramuskular di anterolateral pa!a, dan menempatkan

pasien di bagian belakang atau dalam posisi naman dengan ekstremitas inferior

ditinggikan.

4etika ditun#ukkan setiap saat selama episode analaktik, mengelola oksigen

tamba!an, memberikan resusitasi &airan intra$ena, dan memulai resusitasi

&ardiopulmonar dengan penekanan dada terus menerus. 5ada inter$al ang

sering dan teratur, memonitor tekanan dara! pasien, tingkat #antung dan fungsi,

status pernapasan dan oksigenasi dan lakukan pemeriksaan ele&tro&ardiograms,

mulai pemantauan non in$asif terus menerus, #ika memungkinkan.

5asien dengan analaksis refrakter ter!adap langka!-langka! di atas, misalna,

mereka membutu!kan intubasi dan $entilasi mekanis dan membutu!kan

epinefrin intra$ena atau $asopressor lain, #ika mungkin, akan dipinda!kan ke

fasilitas kese!atan di mana terdapat dukungan tamba!an ang tersedia.

6dealna, ini termasuk spesialis dalam pengobatan darurat, perawatan kritis

dan / atau anestesiologi, perawat terlati! dan berpengalaman dan teknisi, dan

obat-obatan ang tepat, perlengkapan, dan peralatan. Dimana dukungan

terampil tersebut tidak tersedia, dokter !arus, #ika mungkin, mendapatkan

Page 13: Epinefrin Dalam Dosis

7/17/2019 Epinefrin Dalam Dosis

http://slidepdf.com/reader/full/epinefrin-dalam-dosis 13/13

pelati!an tamba!an dan pengalaman dalam pengelolaan analaksis refraktori

dan pelati!an tamba!an dalam tindakan life support.

5ada saat mereka keluar dari lembaga kese!atan, membekali pasien dengan

epinep!rine untuk pemakaian sendiri, ren&ana aksi analaksis darurat, dan

identikasi medis untuk memfasilitasi pengobatan analaksis rekuren dimasarakat. +arankan pasien, ba!wa ang mereka butu!kan adala! kun#ungan

tindak lan#ut dengan dokter, sebaikna ke dokter spesialis alergi / imunologi,

untuk mengkonrmasi pemi&u k!usus analaksis mereka, men&ega!

kekambu!an dengan meng!indari pemi&u tertentu, dan menerima

imunomodulasi, #ika rele$an.