ergo nomi

16
1 ERGONOMI Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dosen Pengampu : Eram Tunggul P, SKM, M.Kes Disusun oleh : Taufiq Priyo Utomo (6450407006) David Laksamana C. (6450407009) Rombel 03 JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYRAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2008

Upload: priyoke2

Post on 21-Oct-2015

7 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ergo Nomi

1

ERGONOMI

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dosen Pengampu : Eram Tunggul P, SKM, M.Kes

Disusun oleh :

Taufiq Priyo Utomo (6450407006)

David Laksamana C. (6450407009)

Rombel 03

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYRAKAT

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2008

Page 2: Ergo Nomi

2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................ 1

1.2 Identifikasi Masalah .................................................... 2

1.3 Tujuan ........................................................................ 2

1.4 Manfaat ...................................................................... 3

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ergonomi .................................................. 4

2.2 Misi Pokok ergonomi .................................................. 5

2.3 Tujuan Ergonomi ........................................................ 6

2.4 Manfaat Ergonomi ....................................................... 6

2.5 Ruang Lingkup Ergonomi .......................................... 7

2.6 Penerapan Prinsip Ergonomi ...................................... 7

2.7 Ruang Lingkup Ergonomi dalam

Imu Kesehatan masyarakat ........................................ 10

2.8 Perkembangan Ergonomi di Indonesia ...................... 11

BAB III: PENUTUP

3.1 Simpulan .................................................................... 13

3.2 Saran ………………………………………………… 13

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………. 14

Page 3: Ergo Nomi

3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi saat ini sudah sedemikian pesatnya,

menuntut efisiensi dan maksimalisasi hasil kerja dan saat ini peralatan sudah

menjadi kebutuhan pokok dalam berbagai bidang pekerjaan. Artinya

peralatan dan teknologi merupakan kebutuhan dan penunjang yang penting

dalam bidang pekerjaan guna meningkatkan produktivitas kerja. Selain

peralatan interaksi antara pekerja juga menentukan kebarhasilan pekerjaan.

Namun disisi lain terdapat dampak negatif dari penggunaan peralatan

tersebut, yaitu timbulnya risiko terjadi penyakit akibat kerja dan penyakit

akibat hubungan kerja.

Oleh karena itu perlu dilakukan antisipasi dengan cara penyesuaian

antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal

sebagai pendekatan ergonomik. Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari

perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka. Sasaran

penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas

pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia untuk menurunkan stress yang

akan dihadapi. Upayanya berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan

dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan

kelembaban agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia.

Penerapan ergonomi juga harus bisa dilakukan kapan saja dan

dimana saja dan siapa saja dalam upaya menciptakan kenyamanan,

kesehatan, keselamatan dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya.

Untuk dapat menerapkan ergonomi secara benar dan tepat, harus

memahami dan mempelajari ergonomi secara detail. Untuk itu kami

mencoba membuat makalah tentang ergonomi dengan merangkumnya dari

Page 4: Ergo Nomi

4

berbagai sumber sebagai pendalaman masalah ergonomi, terutama yang

berkaitan dengan kesehatan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, terdapat

beberapa masalah yang timbul, antara lain :

1. Apa yang dimaksud dengan ergonomi?

2. Apa misi pokok ergonomi?

3. Apa tujuan dari ergonomi?

4. Apa manfaat ergonomi?

5. Apa saja ruang lingkup ergonomi?

6. Bagaimana penerapan prinsip ergonomi?

7. Bagaimana ruang lingkup ergonomi dalam ilmu Kesehatan

Masyarakat?

8. Bagaimana perkembangan ergonomic di Indonesia?

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah :

1. Mengetahui yang dimaksud dengan ergonomi.

2. Menegetahui misi pokok ergonomi.

3. Mengetahui tujuan dari ergonomi.

4. Mengetahui manfaat ergonomi.

5. Mengetahui ruang lingkup ergonomi.

6. Mengetahui penerapan prinsip ergonomi.

7. Mengetahui ruang lingkup ergonomi dalam ilmu kesehatan

masayarakat.

8. Mengetahui perkembangan ergonomi di Indonesia.

Page 5: Ergo Nomi

5

1.4 Manfaat

Manfaat dari makalah ini adalah untuk memperdalam ilmu ergonomi

khususnya yang berkaitan dengan ruang lingkup ilmu kesehatan

masayarakat.

Page 6: Ergo Nomi

6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ergonomi.

Istilah ergonomi berasal dari bahasa yunani : ergon berarti kerja dan

nomos berarti aturan atau hokum. Jadi ergonomi adalah suatu aturan atau

norma dalam system kerja. Di Indonesia memakai istilah Ergonomi,

dibeberapa negara Skandivia menggunakan istilah Bioteknologi, sedang di

negara amerika menggunakan istilah Human Engineering atau Human

Fator Engineering. Namun demikian, kesemuanya membahas hal yang

sama yaitu tentang optimalisasi fungsi manusia terhadap aktivitas yang

dilakukan (Drs. Hery Koesyanto dkk, 2008:56).

Menurut Suma’mur dalam bukunya Hygine Perusahaan dan

Keselamatan Kerja (1996:172), menyatakan bahwa ergonomic adalah

pengetrapan ilmu-ilmu biologis tentang manusia bersama-sama dengan ilmu

teknik dan teknologi untuk mencapai penyesuaian satu sama lain secara

optimal dari manusia terhadap pekerjaannya, yang manfaat daripadanya

diukur dengan efisiensi dan kesejahteraaan kerja.

A.M. Madyana (1996:6) juga berpendapat bahwa ergonomi adalah

ilmu yang mempelajari kemampuan manusia bekerja untuk merancang

sistem agar manusia, utamanya pekerja, aman, nyaman, dan efisien dalam

melakukan pekerjannya. Ciri-ciri yang dimilikinya adalah sistem dengan

manusia sebagai pusatnya, dan manusia pula yang dipelajari seutuhnya.

Ergonomi merupakan pertemuan dari berbagai ilmu seperti

antropologi, biometrika, faal kerja, higene perusahaan dan kesehatan kerja,

perencanaan kerja, riset terpakai dan cybernetika. Namun kekhususan

utamanya adalah perencanaan dari cara kerja yang lebih baik meliputi tata

kerja dan peralatannya (Suma’mur, 1996:172). Sehingga diperlukan suatu

kerjasama antara pekerja dengan peneliti. Usaha dimulai dari perencanaan

oleh team yang memungkinkan proses, mesin-mesin dan hasil produksi

yang memenuhi syarat. Ergonomi dapat diterapkan secara local maupun

Page 7: Ergo Nomi

7

nasional. Secara local dapat dimulai dengan inisiatif dokter perusahaan,

kepala personalia, pengusaha, dan lain-lain yang mencoba upaya sendiri

atau dengan memanggil penasehat dari luar. Pelayanan dapat diberikan oleh

lembaga-lembaga khusus atau universiras. Oleh Pemerintah, pengetrapan

ergonomi dapat dibina melalui peraturan-peraturan, standar-standar dan

spesifikasi resmi.

Ergonomi dilakukan untuk mengurangi beban kerja. Dengan

evaluasi fisiologis, psikologis atau cara-cara tak langsung, beban kerja dapat

diukur dan dimodifikasi sesuai dengan beban kerja dan beban tambahan,

sehingga produktivitas kerja dapat ditingkatkan dengan tetap menjamin

kesehatan kerjanya.

2.2 Misi Pokok Ergonomi

Secara umum misi pokok dari ergonomi adalah :

1. Penyesuaian antara peralatan kerja dengan kondisi tenaga kerja yang

menggunakan. Kondisi tenaga kerja ini bukan saja aspek fisiknya

(ukuran anggota tubuh : tangan, kaki, tinggi badan) tetapi juga

kemampuan intelektual atau berpikirnya. Cara meletakkan dan

penggunaan mesin otomatik dan komputerisasi di suatu pabrik

misalnya, harus disesuaikan dengan tenaga kerja yang akan

mengoperasikan mesin tersebut, baik dari segi tinggi badan dan

kemampuannya. Dalam hal ini yang ingin dicapai oleh ergonomi adalah

mencegah kelelahan tenaga kerja yang menggunakan alat-alat tersebut.

2. Apabila peralatan kerja dan manusia atau tenaga kerja tersebut sudah

cocok maka kelelahan dapat dicegah dan hasilnya lebih efisien. Hasil

suatu proses kerja yang efisien berarti memperoleh produktivitas kerja

yang tinggi.

Page 8: Ergo Nomi

8

2.3 Tujuan Ergonomi

Tujuan dari ergonomi ini adalah untuk menciptakan suatu kombinasi

yang paling serasi antara sub sistem peralatan kerja dengan manusia sebagai

tenaga kerja. Walaupun diberbagai negara tidak memakai istilah ergonomi,

misalnya di negara-negara Skandinavia menggunakan istilah bioteknologi.

Sedangkan di negara-negara lain seperti Amerika Utara menggunakan

istilah Human Factors Enginering. Namun secara umum tujuannya sama,

yaitu:

1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya

pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban fisik

dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.

2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui penimngkatan kualitas

kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan

meningkatkan jaminan sosial baik dalam kurun waktu usia produktif

maupun setelah tidak produktif.

3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek

teknis, ekonomis, antropologis, dan budaya dari setiap sistem kerja

yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang

tinggi.

2.4 Manfaat Ergonomi

Ergonomi mengatur cara atau metode kerja sehingga meskipun

hanya dengan menggunakan anggota tubuh saja pekerjaan itu dapat

terselesaikan dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan.

Ergonomi juga bermanfaat dalam mengkaji dan menganalisis faktor

manusia dan peralatan kerja atau mesin dalam kaitannya dengan sistem

produksi. Dari kajian atau analisis tersebut akan dapat ditentukan tugas-

tugas apa yang diberikan kepada manusia dan yang mana diberikan kepada

mesin. Disamping itu, ergonomi juga dapat mengurangi beban kerja karena

apabila peralatan kerja tidak sesuai dengan kondisi dan ukuran tubuh

pekerja akan menjadi beban tambahan kerja.

Page 9: Ergo Nomi

9

Adapun secara umum manfaat ergonomi adalah sebagai berkut :

1. Meningkatkan unjuk kerja, seperti : menambah kecepatan kerja,

ketepatan, keselamatan kerja, mengurangi energi serta kelelahan yang

berlebihan.

2. Mengurangi waktu, biaya pelatihan dan pendidikan.

3. Mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya manusia melalui

peningkatan ketrampilan yang diperlukan.

4. Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan meminimalkan kerusakan

peralatan yang disebabkan kesalahan manusia.

5. Meningkatkan kenyamanan karyawan dalam bekerja.

2.5 Ruang Lingkup Ergonomi

Secara umum ruang lingkup ergonomi meliputi berbagai aspek,

antara lain meliputi:

1. Teknik

2. Fisik

3. Pengalaman psikis

4. Anatomi, umumnya yang behubungan dengan kekuatan, gerakan otot

dan persendian.

5. Anthropometri.

6. Sosiologi

7. Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperature tubuh, oxygen up

take, pols, dan aktivitas otot.

2.6 Penerapan Prinsip Ergonomi

1. Sikap tubuh dalam pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk, susunan,

ukuran dan penempatan mesin-mesin, penempatan alat-alat petunjuk,

cara-cara harus melayani mesin (macam gerak, arah dan kekuatan).

2. Untuk normalisasi ukuran mesin dan alat-alat industry, harus diambil

ukuran terbesar sebagai dasar serta diatur dengan suatu cara, sehingga

Page 10: Ergo Nomi

10

ukuran tersebut dapat dikecilkan dan dapat dilayani oleh tenaga kerja

yang lebih kecil.

3. Ukuran-ukuran antropometri terpenting seperti dasar ukuran-ukuran dan

penempatan alat-alat industry.

Berdiri : a. tinggi badan berdiri,

b. tinggi bahu,

c. tinggi siku,

d. tinggi pinggul,

e. depa,

f. panjang lengan.

Duduk : a. tinggi duduk,

b. panjang lengan atas,

c. panjang lengan bawah dan tangan,

d. jarak lekuk lutut – garis punggung,

e. jarak lekuk lutut – telapak.

4. Ukuran-ukuran kerja :

a. Pada pekerjaan tangan yang dilakukan nberdiri, tinggi kerja

sebaiknya 5 – 10 cm. di bawah siku.

b. Apabila bekerja dengan pekerjaan diatas meja dan juka dataran

tinggi nsiku disebut O maka hendaknya dataran kerja :

i. Untuk pekerja memerlukan ketelitian 0 + (5-10) cm

ii. Untuk pekerjaan ringan 0 – (5-10) cm

iii. Untuk bekerja berat, atau perlu mengangkat

barang berat yang memerlukan otot punggung 0-(10-20) cm

5. Dari sudut otot, sikap duduk yang paling baik adalah sedikit

membungkuk, sedangkan dari sudut tulang, dinasehatkan agar duduk

tegak, agar punggung tidak bungkuk dan otot perut tidak lemas. Maka

dianjurkan pemilihan sikap duduk yang tegak yang diselingi istirahat

sedikit membungkuk.

6. Tempat duduk yang baik memenuhi syarat sebagai berikut ;

Page 11: Ergo Nomi

11

a. Tinggi dataran duduk yang dapat diatur dengan papan kaki yang

sesuai dengan tinggi lutut, sedangkan paha dalam keadaan datar.

b. Papan tolak punggung yang tingginya dapat diatur dan menekan

pada punggung.

c. Labar papan duduk tidak kurang dari 35 cm.

d. Tinggi meja merupakan ukuran dasar sesuai dengan 4c.

7. Pekerjaan berdiri sedapat mungkin dirubah menjadi pekerjaan duduk.

8. Arah penglihatan untuk pekerjaaan berdiri adalah 23 – 37 ke bawah,

sedangkan untuk pekerjaan duduk 32 - 44 ke bawah. Arah penglihatan

ini sesuai dengan sikap kepala yang istirahat (=relaxed).

9. Ruang gerak lengan ditentukan oleh punggung lengan seluruhnya dan

lengan bawah. Pegangan-pegangan harus diletakkan didaerah tersebut,

lebih-lebih bila sikap tubuh tidak berubah.

10. Macam gerakan yang kontinu dan berirama lebih diutamakan,

sedangkan gerakan yang sekonyong-konyong pada permulaan dan

berhenti dengan paksa sangat melelahkan. Garaka keatas harus

dihindari. Berikanlah papan penyokong pada sikap lengna yang

melelahkan. Hindarkan getaran-getaran kuat pada kaki dan lengan.

11. Pembebanan sebaiknya dipilih yang optimum, yaitu beban yang dapat

dikerjakan dengan pengerahan tenaga paling efisien. Beban fisik

maksimal telah ditentukan oleh ILO sebesar 50 kg. cara mengangkat

dan menolak hendaknya memperhatikan hokum-hukum ilmu gaya dan

dihindarkan penggunaan yang tidak perlu. Beban hendaknya menekan

langsung pada pinggul yang mendukungnya.

12. Gerak ritmis seperti mendayung, mengayuh pedal, memutar roda dll

memerlukan frekuensi yang paling optimum, yang menggunakan tenaga

paling sedikit. Maisalnya pada frekuensi 60/menit, mengayuh pedal

dirasakan enteng.

13. Apabila seorang pekerja (dengan atau tanpa beban) harus berjalan pada

jalan menanjak atau naik tangga, maka derajad tanjakan optimum

adalah sebagai berikut :

Page 12: Ergo Nomi

12

- Jalan menanjak l.k. 10

- Tangga rumah l.k. 30

- Tangga l.k. 70

(dengan anak tangga bergerak antara 20-30 cm. tergantung pada

pembebanan)

14. Kemampuan seseorang bekerja seharinya adalah 8-10 jam, lebih dari itu

efisiensi dan kualitas kerja sangat menurun.

15. Waktu istirahat didasarkan pada keperluan atas dasar pertimbangan

ergonomi. Harus dihindari istilah-istilah sekehendak tenaga kerja,

istilah oleh karena turunnya kapasitas tubuh dan istirahat curian.

16. Beban tambahan akibat lingkungan sebaiknya ditekan menjadi sekecil-

kecilnya.

17. Daya penglihatan dipelihara sebaik-baiknya terutama dengan

penerangan yang baik.

18. Kondisi mental psikologis dipertahankan dengan adanya premi

perangsanmg, motivasi, iklim kerja dll.

19. Beban kerja dinillai dengan mengukut O2, Frekuensi nadi, suhu badan

dll.

20. Batas kesanggupan kerja sudah tercapai, apabila bilangan nadi kerja

mencapai angka 30/menit diatas bilangan nadi istirahat. Sedangkan nadi

kerja tersebut tidak terus menanjak dan sehabis kerja boleh kembali

kepada nadi istirahat sesudah lebih kurang 15 menit.

2.7 Ruang Lingkup Ergonomi dalam Ilmu Kesehatan masyarakat

Dalam mempelajari Ilmu Kesehatan Masyarakat di dalamnya

terdapat ilmu-ilmu terapan seperti ilmu gizi, epidemologi, Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3), kesehatan lingkungan, dan sebagainya. K3

merupakan salah satu sub ilmu atau bagian yang tidak terlepas dari ilmu

kesehatan masyarakat.

Dalam mempelajari K3 terdapat pelayanan kesehatan kerja yang

diberikan melalui penerapan ergonomi, diharapkan dapat meningkatkan

Page 13: Ergo Nomi

13

mutu kehidupan kerja (Quality of Working Life), dengan demikian

meningkatkan produktifitas kerja dan menurunkan prelavensi penyakit

akibat kerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Interaksi ini akan berjalan

dengan baik bila ketiga komponen tersebut dipersiapkan dengan baik dan

saling menunjang. Misalnya menyesuaikan ukuran peralatan kerja dengan

postur tubuh pekerja dan menilai kelancaran gerakan tubuh pekerja. Dalam

penerapan ergonomi akan dipelajari cara-cara penyesuaian pekerjaan, alat

kerja dan lingkungan kerja dengan manusia, dengan memperhatikan

kemampuan dan keterbatasan manusia itu sehingga tercapai suatu keserasian

antara manusia dan pekerjaannya yang akan meningkatkan kenyamanan

kerja dan produktifitas kerja.

2.8 Perkembangan Ergonomi di Indonesia

Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan

berlaku tahun 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan

salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan

barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara

anggota, termasuk bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut

serta mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja Indonesia; telah

ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia

di masa depan, yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku

sehat, memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan

merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Dalam 30 tahun terakhir Indonesia merdeka, ergonomi, suatu

pengetahuan yang menempatkan posisi manusia sebagai pusat dari segala

kegiatan, dapat dikatakan sama sekali belum menyentuh kehidupan kita

sehari-hari. Masih sering munculnya masalah-masalah ketenaga kerjaan,

sedikitnya pengurangan resiko kecelakaan di rumah, di pabrik, di jalan, dan

ditempat-tempat keramaian serta masih rendahnya daya saing produk-

produk Indonesia di pasar internasional merupakan beberapa bukti dari

kurang disentuhnya ergonomi dalam kehidupan sehari-hari tersebut.

Page 14: Ergo Nomi

14

Padahal, dengan ergonomi, dapat diyakini bahwa kesehatan, keselamatan,

kanyamanan, efisiensi dan produktivitas manusia, perusahaan maupun

organisasi dimana manusia tersebut berkiprah akan meningkat. Sehingga

mau tidak mau perusahaan di Indonesia hrus semakin meningkatkan

ergonomic yang diterapkan diperusahaan tersebut. Peningkatan tersebut

mengakibatkan semakin berkembangnya ergonomi yang lebih

menguatamakan manusia sebagai subjek utama.

Page 15: Ergo Nomi

15

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Ergonomi merupakan aturan atau norma dalam sistem kerja dengan

penyesuaian peralatan kerja dengan tenaga kerja, agar terhindar dari

Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja

(PAHK) serta meningkatkan produktivitas kerja. Unruk mencapainya

diperlukan kerjasama semua pihak, baik perusahaan maupun pihak

pemerintah, yang notabene adalah pelindung masyarakat.

3.2 Saran

Saran dari kami adalah lebih meningkatkan penelitian tentang

manusia dan hubungannya dengan penggunaan peralatan kerja, hubungan

antar pekerja serta hubungannya dengan Penyakit yang ditimbulkannya.

Page 16: Ergo Nomi

16

DAFTAR PUSTAKA

Adiputra, Nyoman.2005.Proceeding seaesIPS 2005 (International Seminar

Confrence.Bali: PT. Indografika

A.M, Madyana.1996.Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi.

Yogyakarta:Badan Penerbit Universitas Atmajaya

Koesyanto, Herry dkk.2008.Dasar-dasar Keselamatan dan Kesehatan

Kerja.Semarang: UNNES Press.

---- 2007,http://www.google.co.id/ergonomibagipekerjainformal.html:

29/05/2008

---- 2007,http://whitehouse-consulting.blogspot.com.htm. : 29/05/2008

---- 2000/ http://www.mail-archive.com/[email protected]/index.html#01886 :

29/05/2008