ergo nomi

18
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ergonomi adalah ilmu yang penerapannya berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktivitas dan efisiensi yang setinggi – tingginya melalui pemanfaatan faktor manusia seoptimal mungkin. Sasaran ergonomi adalah seluruh tenaga kerja, baik pada sektor modern, maupun pada sektor tradisional dan informal. pada sektor modern, penerapan ergonomi dalam bentuk pengaturan sikap, tata cara kerja dan perencanaan kerja yang tepat adalah syarat penting bagi efisiensi dan produktivitas kerja yang tinggi. Ergonomi memiliki beberapa tujuan yaitu : 1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja,menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan upaya promosi dan kerja 2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun 1

Upload: andreas-purwanto

Post on 22-Nov-2015

12 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangErgonomi adalah ilmu yang penerapannya berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktivitas dan efisiensi yang setinggi tingginya melalui pemanfaatan faktor manusia seoptimal mungkin. Sasaran ergonomi adalah seluruh tenaga kerja, baik pada sektor modern, maupun pada sektor tradisional dan informal. pada sektor modern, penerapan ergonomi dalam bentuk pengaturan sikap, tata cara kerja dan perencanaan kerja yang tepat adalah syarat penting bagi efisiensi dan produktivitas kerja yang tinggi. Ergonomi memiliki beberapa tujuan yaitu :1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja,menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan upaya promosi dan kerja2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.Dalam penerapannya dibutuhkan keseimbangan ergonomi dimana fasilitas kerja dan lingkungan kerja seimbang, maka akan mendukung dalam kegiatan produktifitas kerja setiap manusia. Dari sudut pandang ergonomi, antara tuntutan tugas dengan kapasitas kerja harus selalu dalam garis kesimbangan sehingga dicapai performansi kerja yang tinggi. Dalam kata lain tuntutan tugas pekerjaan tidak boleh terlalu rendah (underload) dan juga tidak boleh terlalu berlebihan (overload). Karena keduanya, baik underload atau overload akan menyebabkan stress. Pengertian stress dapat dimaknai dari beberapa sudut pandang keilmuan. Levi(1991) mendefinisikan stress sebagai berikut:a. Dalam bahasa teknik stress dapat diartikan sebagai kekuatan dari bagian-bagian tubuh.b. Dalam bahasa biologi dan kedokteran. Stress dapat diartikan sebagai proses tubuh untuk beradaptasi terhadap pengaruh luar dan perubahan lingkungan terhadap tubuh.c. Secara umum.stress dapat diartikan sebagai tekanan psikologis yang dapat menimbulkan penyakit baik fisik maupun penyakit jiwa.

BAB IIKAJIAN TEORIA. Tinjauan Tentang Stress Akibat Beban KerjaBeban kerja yang berlebihan dapat menyebabkan stress. Menurut Manuaba (1998) stress adalah segala rancangan atau aksi dari tubuh manusia baik yang berasal dari luar maupun dari dalam tubuh itu sendiri yang dapat menimbulkan bermacam-macam dampak yang merugikan mulai dari menurunnya kesehatan sampai kepada dideritanya suatu penyakit. Secara umum hubungan antara beban kerja dan stress dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat komplek, baik faktor internal maupun eksternal.1. Faktor InternalFaktor internal beban kerja yang mengakibatkan stress adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal,Secara lebih ringkas faktor internal meliputi :a. Faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi kesehatan, status gizi)b. Faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasaan, dll)2. Faktor EksternalFaktor eksternal beban kerja yang mengakibatkan stress adalah beban kerja yang berasal dari luar tubuh pekerja. Yang termasuk beban kerja eksternal adalah tugas (task) itu sendiri, organisasi dan lingkungan kerja. Ketiga aspek ini sering disebut sebagai stressor.a. Tugas-tugas (task) yang dilakukan baik yang bersifat fisik seperti, stasiun kerja, tata ruang tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi atau medan kerja, sikap kerja dan lain-lain. Sedangkan tugas-tugas yang bersifat mental seperti, kompleksitas pekerjaan atau tingkat emosi pekerja, tanggung jawab terhadap pekerjaan.b. Organisasi kerja yang dapat mempengaruhi beban kerja seperti, lamanya waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, kerja malam, sistem pengupahan, sistem kerja, musik kerja, modal stuktur organisasi, pelimpahan tugas dan wewenang.c. Lingkungan kerja yang dapat memberikan baban tambahan kepada pekerja adalah :1) Lingkungan kerja fisik seperti : mikroklimat (suhu udara, kelembapan udara. Kecepatan rambat udara, suhu radiasi), intensitas penerangan, intensitas kebisingan, vibrasi mekanis, dan tekanan udara.2) Lingkungan kerja kimiawi seperti : debu, gas-gas pencemar udara, uap logam.3) Lingkungan kerja biologis seperti : bakteri, virus dan parasit, jamur, serangga, dll.4) Lingkungan kerja psikologis seperti : pemilihan dan penempatan tenaga kerja, hubungan antara pekerja dengan pekerja, pekerja dengan atasan, pekerja dengan keluarga dan pekerja dengan lingkungan sosial yang berdampak kepada perfomasi kerja di tempat kerja

B. Tinjauan Tentang Pengaruh StressReaksi tubuh terhadap stressor pada seseorang sangat bervariasi dan berbeda dari masing-masing orang yang menerimanya. Perbedaan reaksi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor psikologis dan faktor sosial dan budaya seseorang. Mathews(1989)menjelaskan secara spesifik tentang reaksi stress akibat kerja yaitu :1. Reaksi psikologis Stress biasanya merupakan perasaan subjektif seseorang sebagai bentuk kelelahan, kegelisahan dan depresi.

2. Respon sosialSetelah beberapa lama mengalami kegelisahan,depresi,konflik dan stress ditempat kerja maka pengaruhnya akan dibawa kedalam lingkungan keluarga dan lingkungan sosial.3. Respon stress kepada gangguan kesehatan atau reaksi fisiologis.Bila tubuh mengalami stress, maka akan terjadi perubahan fisiologis sebagai jawaban atas terjadinya stress. Adapun sistem di dalam tubuh yang mengadakan respon adalah diperantarai oleh saraf otonom, hypothalamic-pituitari axis dan pengeluaran ketekolamin yang akan mempengaruhi fungsi-fungsi organ di dalam tubuh seperti system kardiovaskuler, sistem gastro intestinal dan gangguan penyakit lainnya (Wantoro,1999).4. ResponIndividu.Pengaruhnya sangat tergantung dari sifat dan kepribadian seseorang. Dalam menghadapi stress, individu dengan kepribadian introvert akan bereaksi lebih negative dan menderita ketegangan lebih besar dibandingkan dengan mereka yang berkepribadian ekstrovert. Seseorang dengan kepribadian fleksibel atau luwes akan mengalami ketegangan yang lebih besar dalam suatu konflik, dibandingkan dengan mereka yang berkepribadian rigid.

C. Tinajauan Tentang PencegahandanPengendalian Stress AkibatKerjaBerbagai factor penyebab terjadinya stress merupakan bagian terintegrasi dalam kehidupan manusia yang tidak dapat dihilangkan begitusaja. Factor penyebab terjadinya stress tersebut sangatlah komplek dan bervariasi serta sangat sulit untuk diidentifikasikan secara pasti apa yang menjadi penyebab stress sesungguhnya. Sehingga sering kita temui bahwa seseorang yang terkena stress biasanya tidak menyadari terhadap apa yang sedang dialaminya.Sauter, et a.l (1990) dikutipdari National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) memberikan rekomendasi tentang bagaimana cara untuk mengurangi atau meminimalisasi stress akibat kerja sebagai berikut :1. Beban kerja fisik maupun mental harus disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas kerja pekerja yang bersangkutan dengan menghindarkan adanya beban berlebih maupun beban yang terlalu ringan.2. Jam kerja harus disesuaikan baik terhadap tuntutan tugas maupun tanggungjawab diluar pekerjaan.3. Setiap pekerja harus diberikan kesempatan untuk mengembangkan karier, mendapatkan promosi dan pengembangan kemampuan keahlian.4. Membentuk lingkungan social yang sehat, hubungan antara tenaga kerja yang satu dengan yang lain, tenaga kerja supervisor yang baik dan sehat dalam organisasi akan membuat situasi yang nyaman5. Tugas tugas pekerjaan harus didesain untuk dapat menyediakan stimulasi dan kesempatan agar pekerja dapat menggunakan keterampilannya. Rotasi tugas dapat dilakukan untuk meningkatkan karier dan pengembangan usaha.Dipihak lain Cartwright et al. (1995) dikutip dari Elkin danRosc (1990) juga memberikan cara cara untuk mengurangi stress akibat kerja secara lebih spesifik yaitu :a) Redesain tugas-tugas pekerjaanb) Redesain lingkungan kerjac) Menerapkan waktu kerja yang fleksibeld) Menerapkan manajemen partisipatorise) Melibatkan karyawan dalam pengembangan karirf) Menganalisis peraturan kerja dan menetapkan tujuan (goals)g) Mendukung aktivitas sosialh) Membangun tim kerja yang kompaki) Menetapkan kebijakan ketenagakerjaan yang adilSelain cara cara tersebut diatas, tentunya masih banyak strategi lain yang dapat dikembangkan untuk meminimalisasi terjadinya stress, khususnya stress yang menyangkut pekerjaan. Namun demikian secara ringkas langkah - langkah yang harus dilakukan untuk mengurangi terjadinya stress adalah sebagai berikut :1) Menghilangkan factor penyebab stress, khususnya yang berasal dari tasks, organisasi kerja dan lingkungan kerja.2) Memposisikan pekerja pada posisi yang seharusnya3) Mengmbangkan struktur organisasi sesuaidengan kultur dan tradisi masyarakat pekerjanya.4) Menjamin perasaan aman setiap pekerjanya.

BAB IIIANALISIS KASUS DAN HUBUNGAN KERJAPelayanan Rumah Sakit tak luput dari Rekam Medis, disinilah pelayanan pertama yang diberikan sebelum pasien menjalani pemeriksaan. Petugas Rekam Medis meregistrasi pasien sesuai dengan poli yang dituju. Namun terkadang petugas membutuhkan tenaga lebih jika ada pasien tidak mematuhi peraturan yang telah disediakan untuk menjelaskan kembali tentang prosedur yang berlaku. Petugas juga terkadang harus memberikan penjelasaan berkali kali kepada pasien yang kurang mengerti tentang alur pelayanan yang telah diatur sebelumnya.Pada jam tertentu kondisi badan menurun karena telah bekerja seharian tapi tuntutan kerja tetap harus dilaksanakan secara profesional. Tuntutan tugas pula yang membuat mereka dituntut harus bisa memberikan pelayanan cepat, tepat serta ramah kepada pasien. Banyaknya pasien setiap harinya membuat petugas stress dan jenuh. Tanpa disadari hal tersebut merupakan sedikit dari gejala stress yang timbul akibat tuntutan tugas yang lebih besar dari pada kemampuan kerja. Kadangkala petugas loket pendaftaran mengalami kejenuhan dengan rutinitasnya akibat suasana kerja yang mereka hadapi karena harus melayani pasien dengan karakter yang berbeda.Membutuhkan kesabaran dalam memberikan pelayanan karena kebanyakan karakter pasien juga bervariasi mulai dari pasien yang tidak tahu bagaimana alur berobat dan persyaratan apa saja yang harus dibawa pada saat berobat ke Rumah Sakit.Hal lain yang mungkin membuat petugas loket pendaftaran mengalami stress, yaitu tidak adanya reward dan punishment yang dapat memacu semangat kerja mereka, sehingga mereka bekerja tanpa ada motivasi dan itu sangat mempengaruhi kualitas kerja mereka. Demi kelancaran proses pelayanan, petugas dituntut untuk selalu sigap dan siap melayani pasien dalam keadaan apapun. Banyaknya pasien juga terkadang membuat petugas kewalahan dalam memberikan proses pelayanan, pertimbangan ergonomi juga diperlukan agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar, aman dan memuaskan.Pekerjaan yang tidak ergonomis menyebabkan ketidaknyamanan, biaya tinggi, penurunan performa, efisiensi, daya kerja dan kecelakaan. Perlu adanya pertimbangan ergonomi agar pekerjaan dapat dicapai dengan maksimal serta dapat bekerja dengan produktif.

BAB IVKESIMPULAN DAN SARANDari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa stress akibat kerja dapat terjadi kapan saja dalam lingkungan kerja dan dapat menimpa siapa saja dengan berbagai resiko dari stress yang paling sederhana seperti kejenuhan dan kepenatan sampai terjadinya gangguan kesehatan secara fisik dan mental. Faktor penyabab terjadinya stress berasal dari dalam individu, lingkungan serta hubungan sosial. Pengaruh atau reaksi stress dapat berdampak pada psikologis, sosial, gangguan kesehatan. Hal tersebut harus dicegah karena dapat menghambat pekerjaan secara efektif dan efisien serta dapat berdampak pada sistem pelayanan Rumah Sakit.Perlu adanya kebijakan dari Rumah Sakit yang menjamin tentang keamanan dan kenyamanan para pekerja. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan agar pekerja merasa aman dan nyaman, sebaiknya diambil dari aspek yang terpenting untuk mewujudkan keefektifan kerja petugas di loket pendaftaran, karena faktor penyebab stress sangatlah komplek dan bervariasi serta sangat sulit diidentifikasi secara pasti apa yang menjadi penyebab stres sesungguhnya.

DAFTAR PUSTAKA

Sumamur.1989.Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja.JakartaTarwaka,dkk.2004.Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas.Surakarta:UNIBA PRESS

DAFTAR ISI

Judul Halaman BAB I. PENDAHULUAN1A. Latar Belakang1BAB II. KAJIAN TEORI3A. Tinjauan Tentang Stress Akibat Beban Kerja3B. Tinjauan Tentang Pengaruh Stress4C. Tinjauan Tentang Pencegahan dan Pengendalian Stress Akibat Kerja5BAB III. ANALISIS KASUS dan HUBUNGAN KERJA8BAB IV. KESIMPULAN dan SARAN10DAFTAR PUSTAKA11

3