ergonomi dan faal kerja.docx
TRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lingkungan kerja adalah tempat dimana proses berlangsungnya seseorang
melakukan aktivitas kerja. Hal ini meliputi keadaan dan kondisinya, pengaturan tempat
duduk, bentuk kursi, berbagai macam alat perlengkapan yang tersedia. Ergonomi
adalah suatu cabang ilmu sistematis untuk memenfaatkaninformasi - informasi
mengenai kemampuan dan keterbatasan manusia untukmerancang sistem kerja,
sehingga manusia dapat hidup dan bekerja dalam sistemyang baik, efektif, aman dan
nyaman. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukanpada pramusaji dan pembeli di
Warteg Muncul jalan Pusponjolo, terdapat beberapagangguan kesehatan akibat kerja.
Hal ini terjadi karena sikap kerja, posisi duduk,tinggi dataran dan sarana kerja yang
tidak ergonomi. Sehingga dapat menyebabkannyeri pada punggung, keluhan
muskuloskeletal, kelelahan pada otot dan tulang,serta gangguan kesehatan lainnya.
Berdasarkan pengamatan, yang menjadi permasalahan utama adalah kursi dan meja
yang dipakai oleh pramusaji dan pembeli di warteg tidak ideal yaitu kursi tidak terdapat
sandaran punggung, lebar dan ukuran kursi terlalu kecil, sehingga tidak nyaman lagi,
serta ukuran tinggi meja yang tidak sesuai standar kriteria ergonomi.
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan sudah
menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan. Artinya peralatan dan
teknologi merupakan penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas
untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu disisi lain akan terjadi dampak
negatifnya, bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin
timbul. Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi pelbagai risiko yang
mempengaruhi kehidupan para pekerja. Pelbagai risiko tersebut adalah kemungkinan
terjadinya Penyakit Akibat Kerja, Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan
Kecelakaan Akibat Kerja yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi
ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses
kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomik.
Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan
pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam
lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas
pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan
dihadapi.
Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan
dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban
bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Ada beberapa definisi
menyatakan bahwa ergonomi ditujukan untuk “fitting the job to the worker”, sementara
itu ILO antara lain menyatakan, sebagai ilmu terapan biologi manusia dan hubungannya
dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan kepuasan
kerja yang maksimal selain meningkatkan produktivitasnya”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Ergonomi ?
2. Apa saja ruang lingkup Ergonomi ?
3. Apa Tujuan dan Prinsip Ergonomi ?
4. Apa itu faal kerja ?
5. Apa Beda manusia dan mesin ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa definisi Ergonomi
2. Untuk mengetahui tujuan dan prinsip Ergonomi
3. Untuk mengetahui Ruang lingkup Ergonomi
4. Untuk mengetahui apa itu faal kerja
5. Untuk mengetahui beda manusia dan mesin
BAB II
PEMBAHASAN
A. ERGONOMI
1. Defenisi Ergonomi
Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan
pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam
lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas
pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan
dihadapi. Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan
dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban
bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia.
Ada beberapa definisi menyatakan bahwa ergonomi ditujukan untuk “fitting the
job to the worker”, sementara itu ILO antara lain menyatakan, sebagai ilmu terapan
biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan
kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain meningkatkan
produktivitasnya”
Ergonomi yaitu ilmu yang penerapanya berusaha untuk menyerasikan pekerjaan
dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya
produktivitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan factor manusia
seoptimal-optimalnya. (Dr. Suma’mur P.K, M.Sc : 1989 hal 1 ). Ergonomi adalah
komponen kegiatan dalam ruang lingkup hiperkes yang antara lain meliputi penyerasian
pekerjaan terhadap tenaga kerja secara timbale balik untuk efisiensi dan kenyamanan
kerja.
Contoh : suatu perusahaan kerajinan mengubah cara kerja duduk di lantai dengan
bekerja di meja kerja, mengatur tata ruangan menjadi lebih baik, mengadakan ventilasi,
menambah penerangan, mengadakan ruang makan, mengorganisasi waktu istirahat,
menyelenggarakan pertandingan olahraga, dan lain-lain. Dengan usaha ini, keluhan-
keluhan tenaga kerja berkurang dan produksi tidak pernah terganggu oleh masalah-
masalah ketenagakerjaan. Dengan begitu, produksi dapat mengimbangi perluasan dari
pemasaran.
2. Sejarah Ergonomi
Ergonomi dipopulerkan pertama kali pada tahun 1949 sebagai judul buku yang
dikarang oleh Prof. Murrel. Istilah ergonomi digunakan secara luas di Eropa. Di Amerika
Serikat dikenal istilah human factor atau human engineering. Kedua istilah tersebut
(ergonomi dan human factor) hanya berbeda pada penekanannya. Intinya kedua kata
tersebut sama-sama menekankan pada performansi dan perilaku manusia. Menurut
Hawkins (1987), untuk mencapai tujuan praktisnya, keduanya dapat digunakan sebagai
referensi untuk teknologi yang sama.
Ergonomi telah menjadi bagian dari perkembangan budaya manusia sejak 4000
tahun yang lalu. Perkembangan ilmu ergonomi dimulai saat manusia merancang
benda-benda sederhana, seperti batu untuk membantu tangan dalam melakukan
pekerjaannya, sampai dilakukannya perbaikan atau perubahan pada alat bantu tersebut
untuk memudahkan penggunanya. Pada awalnya perkembangan tersebut masih tidak
teratur dan tidak terarah, bahkan kadang-kadang terjadi secara kebetulan.
Perkembangan ergonomi modern dimulai kurang lebih seratus tahun yang lalu
pada saat Taylor (1880-an) dan Gilberth (1890-an) secara terpisah melakukan studi
tentang waktu dan gerakan. Penggunaan ergonomi secara nyata dimulai pada Perang
Dunia I untuk mengoptimasikan interaksi antara produk dengan manusia.
Pada tahun 1924 sampai 1930 Hawthorne Works of Wertern Electric (Amerika)
melakukan suatu percobaan tentang ergonomi yang selanjutnya dikenal dengan
“Hawthorne Effects” (Efek Hawthorne). Hasil percobaan ini memberikan konsep baru
tentang motivasi di tempat kerja dan menunjukan hubungan fisik dan langsung antara
manusia dan mesin.
Kemajuan ergonomi semakin terasa setelah Perang Dunia II dengan adanya
bukti nyata bahwa penggunaan peralatan yang sesuai dapat meningkatkan kemauan
manusia untuk bekerja lebih efektif. Hal tersebut banyak dilakukan pada perusahaan-
perusahaan senjata perang.
3. Ruang Lingkup Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu dari pembelajaran multidisiplin ilmu lain yang
menjembatani beberapa disiplin ilmu dan professional, serta merangkum informasi,
temuan, dan prinsip dari masing-masing keilmuan tersebut. Keilmuan yang dimaksud
antara lain ilmu faal, anatomi, psikologi faal, fisika, dan teknik.
Ilmu faal dan anatomi memberikan gambaran bentuk tubuh manusia,
kemampuan tubuh atau anggota gerak untuk mengangkat atau ketahanan terhadap
suatu gaya yang diterimanya. Ilmu psikologi faal memberikan gambaran terhadap
fungsi otak dan sistem persyarafan dalam kaitannya dengan tingkah laku, sementara
eksperimental mencoba memahami suatu cara bagaimana mengambil sikap,
memahami, mempelajari, mengingat, serta mengendalikan proses motorik. Sedangkan
ilmu fisika dan teknik memberikan informasi yang sama untuk desain lingkungan kerja
dimana pekerja terlibat.
Kesatuan data dari beberapa bidang keilmuan tersebut, dalam ergonomi
dipergunakan untuk memaksimalkan keselamatan kerja, efisiensi, dan kepercayaan diri
pekerja sehingga dapat mempermudah pengenalan dan pemahaman terhadap tugas
yang diberikan serta untuk meningkatkan kenyamanan dan kepuasan pekerja.
4. Tujuan dan Prinsip Ergonomi
Terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penerapan ilmu ergonomi.
Tujuan-tujuan dari penerapan ergonomi adalah sebagai berikut (Tarwaka, 2004):
a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera
dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan
promosi dan kepuasan kerja.
b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial dan
mengkoordinasi kerja secara tepat, guna meningkatkan jaminan sosial baik selama
kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.
c. Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan
antropologis dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan
kualitas hidup yang tinggi.
Memahami prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi setiap tugas atau
pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan dalam ergonomi terus mengalami kemajuan dan
teknologi yang digunakan dalam pekerjaan tersebut terus berubah. Prinsip ergonomi
adalah pedoman dalam menerapkan ergonomi di tempat kerja. Menurut Baiduri dalam
diktat kuliah ergonomi terdapat 12 prinsip ergonomi, yaitu sebagai berikut:
a. Bekerja dalam posisi atau postur normal.
b. Mengurangi beban berlebihan.
c. Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan.
d. Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh.
e. Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan.
f. Minimalisasi gerakan statis.
g. Minimalisasikan titik beban.
h. Mencakup jarak ruang.
i. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.
j. Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja.
k. Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti.
l. Mengurangi stres.
5. Bidang Studi Ergonomi
Beberapa bidang studi yang dipelajari dalam ergonomi merupakan faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan kerja. Menurut Asosiasi Internasional Ergonomi
terdapat tiga bidang studi dalam ergonomi. Penjelasan dari ketiga bidang studi tersebut
adalah sebagai berikut (http://sobatbaru.blogspot.com/ 2010/03/pengertian-
ergonomi.html, 2011):
a. Ergonomi fisik: berkaitan dengan anatomi manusia dan beberapa karakteristik
antropometrik, fisiologis, dan bio mekanik yang berkaitan dengan aktivitas fisik.
b. Ergonomi kognitif: berkaitan dengan proses mental, seperti persepsi, memori,
penalaran, dan respon motorik, karena mereka mempengaruhi interaksi antara manusia
dan elemen lain dari sistem. Topik yang relevan meliputi beban kerja mental,
pengambilan keputusan, kinerja terampil, interaksi manusia-komputer, kehandalan
manusia, stress kerja, dan pelatihan yang berhubungan dengan manusia-sistem dan
desain interaksi manusia komputer.
c. Ergonomi organisasi: berkaitan dengan optimalisasi sistem teknis sosial, termasuk
struktur organisasi, kebijakan, dan proses. Topik yang relevan meliputi komunikasi,
awak manajemen sumber daya, karya desain, kerja tim, koperasi kerja, program kerja
baru, dan manajemen mutu.
Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara lengkap dikelompokkan
oleh Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana (1979). Berikut ini adalah penjelasan dari bidang-
bidang kajian tersebut.
a. Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi manusia yang
dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan bidang kajian ini adalah untuk
perancangan sistem kerja yang dapat meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan
saat bekerja.
b. Antropometri, yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran
dimensi tubuh manusia untuk digunakan dalam perancangan peralatan dan fasilitas
sehingga sesuai dengan pemakainya.
c. Biomekanika yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan mekanisme
tubuh dalam melakukan suatu pekerjaan, misalnya keterlibatan otot manusia dalam
bekerja dan sebagainya.
d. Penginderaan, yaitu bidang kajian ergonomi yang erat kaitannya dengan masalah
penginderaan manusia, baik indera penglihatan, penciuman, perasa dan sebagainya.
e. Psikologi kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang berkaitan dengan efek psikologis
dari suatu pekerjaan terhadap pekerjanya, misalnya terjadinya stres dan lain
sebagainya.
Pada prakteknya, dalam mengevaluasi suatu sistem kerja secara ergonomi,
kelima bidang kajian tersebut digunakan secara sinergis sehingga didapatkan suatu
solusi yang optimal, sehingga seluruh bidang kajian ergonomi adalah suatu sistem
terintegrasi yang semata-mata ditujukan untuk perbaikan kondisi manusia pekerjanya.
6. Penerapan Ergonomi
Ergonomi dapat diterapkan pada beberapa aspek dalam bekerja. Penerapan
ergonomi antara lain dapat dilakukan pada posisi kerja, proses kerja, tata letak tempat
kerja, dan cara mengangkat beban (http://www.depkes.go.id/downloads/
Ergonomi.PDF, 2011).
a. Posisi Kerja
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak
terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi
berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara
seimbang pada dua kaki.
b. Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu
bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran
anthropometri barat dan timur.
c. Tata Letak Tempat Kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan
simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.
d. Mengangkat Beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yaitu, dengan kepala, bahu,
tangan, punggung, dan sebagainya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan
cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
1. Menjinjing Beban
Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ILO sebagai berikut:
- Laki-laki dewasa 40 kg
- Wanita dewasa 15-20 kg
- Laki-laki (16-18 th) 15-20 kg
- Wanita (16-18 th) 12-15 kg
2. Organisasi Kerja
Pekerjaan harus diatur dengan berbagai cara:
- Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun
- Frekuensi pergerakan diminimalisasi
- Jarak mengangkat beban dikurangi
- Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan
mengangkat tidak Terlalu tinggi.
- Prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan.
3. Metode Mengangkat Beban
Semua pekerja harus diajarkan mengangkat beban.Metode kinetik. Pedoman
penanganan harus dipakai yang didasarkan pada dua prinsip.
- Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung
- Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum berat badan.
Metoda ini termasuk 5 faktor dasar :
- Posisi kaki yang benar
- Punggung kuat dan kekar
- Posisi lengan dekat dengan tubuh
- Mengangkat dengan benar
- Menggunakan berat badan
4. Supervisi Medis
Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis teratur.
- Pemeriksaan sebelum bekerja untuk menyesuaikan dengan bebankerjanya.
- Pemeriksaan berkala untuk memastikan pekerja sesuai dengan pekerjaannya dan
mendeteksi bila ada kelainan.
- Nasehat harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan, khususnya pada wanita muda
dan yang sudah berumur.
B. FAAL KERJA
1. Tingkat beban kerja
Jantung merupakan alat yang sangat penting bagi bekerja. Alat tsersebut
merupakan pompa darah kepada otot-otot, sehingga zat yang diperlukan dapat
diberikan kepada dan zat-zat sampah dapat diambil dari otot. Jantung bekerja diluar
kemauan dan memiliki kemampuan-kemampuan secara khusus. A1at itu memompa
darah arteri ke jaringan-jaringan, termasuk otot dan darah vena ke paru-paru. Suatu
denyut jantung merupakan suatu volume denyutan (stroke volume) darah arteri.
Dengan sejumlah denyutan tiap menitnya, maka jantung memompakan sejumlah darah
arteri yang cukup untuk keperluan bekerja. Dengan kegiatan tubuh yang meningkat,
jantung harus memompakan darah lebih banyak, berarti jumlah denyutan bertambah.
Denyutan jantung dapat diukur dari denyutan nadi. Dengan bekerja, mula-mula nadi
bertambah, tetapi kemudian menetap sesuai dengan kebutuhan dan setelah berhenti
bekerja, nadi berangsur kembali kepada normal. Jantung yang baik sanggup
rneningkatkan jumlah denyutannya dan normal kembaIi sesudah kegiatan dihentikan.
Jumlah denyutan jantung merupakan petunjuk besar-kecilnya beban kerja. Pada
pekerjaan sangat ringan denyut jantung adalah kurang dari 75, pekerjaan ringan
diantara 75 - 100, agak berat 100 - 125, berat 125 - 150, sangat berat 150 - 175 dan
luar biasa berat lebih dari 175/menit. Maksimum denyut nadi orang muda adalah
200/menit, sedangkan mereka yang berusia 40 tahun keatas 170/menit. Jantung yang
sehat dalam 15 menit sesudah kerja akan bekerja normal kembali seperti sebelumnya.
Denyut jantung masih dipengaruhi oleh keadaan cuaca kerja, reaksi psikis dan
psikologis, keadaan sakit dan lain-lain.
Salah satu keperluan utarna otot untuk pekerjaannya adalah zat asam, yang
dibawa oleh darah arteri kepada otot untuk pembakaran zat dan menghasilkan energi.
Maka dari itu, jumlah O2 yang dipergunakan oleh tubuh untuk bekerja merupakan salah
satu petunjuk pula dari beban kerja. Sebagaimana diketahui O2 diambil oleh kapiler
darah didalam paru-paru, kemudian masuk da1am darah balik dari paru-paru yang kaya
zat asam. Maka keadaan dari paru-pam dan alat pernafasan akan berpengaruh pula
kepada pengembalian O2 ini oleh tubuh.
Untuk bekerja perlu energi hasil pembakaran. Semakin berat bekerja, semakin
besar tenaga yang diperlukan. Dalam hubungan ini jumlah kalori merupakan juga
petunjuk besarnya beban pekerjaan. TimbuInya panas dari tubuh sejalan dengan
kenaikan suhu badan, terutama suhu rectal, dan usaha-usaha tubuh untuk
mengeluarkan panas akibat metabolisme. Sebagai akibat terakhir ini, kecepatan
penguapan lewat keringat juga merupakan indikator beban fisiologis dari badan. Namun
indikator-indikator ini masih dipengaruhi pula oleh keadaan cuaca kerja.
Beban kerja fisiologis dapat didekati dan banyaknya O2 yang digunakan tubuh,
jumlah kalori yang dibutuhkan, denyutan jantung suhu netral dan kecepatan penguapan
lewat berkeringat.
Beban kerja ini menentukan berapa lama seseorang dapat bekerja sesuai
dengan kapasitas kerjanya. Makin besar beban, makin pendek waktu seseorang dapat
bekerja tanpa kelelahan atau gangguan.
Hati dan otot adalah tempat penimbunan bahan bakar (gIikogen). Dalam
keadaan otot kekurangan bahan bakar, penimbunan dari hati akan dimobilisir ke otot.
Usus adalah tempat penyerapan dari bahan-bahan bakar ini.
Ginjal tidak kalah pentingnya, oleh karena merupakan alat pertukaran zat bagi
bahan-bahan terlarut. Ginjal sangat baik terutama diperlukan pada pekerjaan dengan
cuaca kerja panas.
Selain faktor beban kerja dan pera1atan di dalam tubuh, faktor waktu dan factor-
fakttor lingkungan sangat berpengaruh kepada faa1 kerja. Waktu mungkin da1am
lamanya, tetapi juga dalam periodisitasnya. lamanya bekerja tergantung dari
kemampuan seorang tenaga kerja, beban kerja dan lingkungan. Sedangkan periodisi
tas ada1ah sehubungan dengan irama-irama biologis, yaitu perubahan-perubahan faa1
yang datang dan hilang secara bergelombang. Periodisitas demikian banyak dipelajari
da1am I/mu Kronobiologi atau Bioperiodisitas.
2. Ergonomi
Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani: ergon (kerja) dan nomos (peraturan,
hukum). Pada berbagai negara digunakan istilah yang berbeda, seperti
"Arbeitswissenschaft" di Jerman, "Bioteknologi" di negara-negara Skandinavia; "Human
Engineering", "Human Factors Engineering" atau "Personnel Research" di Amerika
Utara. Ergonomi adalah pengetrapan ilmu-ilmu biologis tentang manusia bersama-
sama dengan ilmu-ilmu tehnik dan tehnologi untuk mencapai penyesuaian satu sama
lain secara optimal dari manusia terhadap pekerjaannya, yang manfaat dari padanya
diukur dengan efftisiensi dan kesejah teraan kerja.
Ergonomi merupakan pertemuan dari berbagai lapangan iImu seperti antro-
pologi, biometrika, faa1 kerja, higene perusahaan dan kesehatan kerja, perencanaan
kerja, riset terpakai, dan cybernetika. Namun kekhususan utamanya ada1ah
perencanaan dari cara bekerja yang lebih baik meliputi tata kerja dan peralatannya.
Dalam ha1 ini, diperlukan kerja-sama diantara peneliti dan tehnisi serta ahli tentang
pemakaian alat-alat dengan pengukuran, pencatatan dan pengujiannya.
Perbaikan kondisi-kondisi kerja buruk dan tanpa perencanaan biasanya maha1,
maka usaha sebaiknya dimulai dari perencanaan oleh suatu team ergonomi yang
memungkinkan proses, mesin-mesin dan hasil produksi yang memenuhi persyaratan.
Ergonomi dapat diterapkan pada semua tingkatan dari lokal sampai kepada nasiona1.
Secara lokal dapat dimulai dengan inisiatif dokter perusahaan, kepala personalia,
pengusaha, dan lain-lain yang mencoba upaya sendiri atau dengan memanggil
penasehat dari luar. Pelayanan dapat diberikan oleh lembaga.lembaga khusus atau
universitas. Oleh Pemerintah, pengetrapan ergonomi dapat dibina melalui peraturan-
peraturan, standard-standard, dan spesifikasi resmi.
Program ergonomi meliputi penentuan problematik, percobaan untuk peme.
cahan, pengetrapan hasil percobaan dan pembuktian effektivitas. Da1am praktek,
sering pendekatan mela1ui "trial dan error". Penentuan problematik dilakukan dengan
melihat gejala-gejala seperti absenteisme, ganti-ganti kerja dan lain-lain yang rnungkin
merupakan akibat dari beban kerja yang berlebihan, organisasi kerja yang tidak baik,
kesulitan melakukan latihan kerja,sebagai pencerminan buruknya design peralatan dan
cara kerja. Kemudian diadakan ana1isa pekerjaan, pera1atan dan bahan, yang meliputi
juga"time and motion study", observasi langsung atau te1emetris dari parameter
fisiologi, analisa bahaya-bahaya, proses produksi, model-model dan lain-lain. Atas
dasar penemuan, diadakan usaha-usaha perbaikan, yang hasilnya tercermin
Ergonomi mempunyai peranan penting dalam industrialisasi. Mekanisasi dan
automasi tidak saja terjadi pada industri, tetapi juga pada pertanian dan pekerjaan
administrasi, maka timbullah permasalahan sebagai berikut:
Ergonomi dapat mengurangi beban kerja. Dengan eva1uasi fisiologis, psikologis
atau cara-cara tak langsung, beban kerja dapat diukur dan dianjurkan rnodefikasi yang
sesuai diantara kapasitas kerja dengan beban kerja dan beban tambahan. Tujuan
utamanya adalah untuk menjamin kesehatan kerja, tetapi dengan itu produktivitas juga
ditingkatkan. Dalam evaluasi kapasitas dan isi kerja, perhatian terutama perlu diberikan
kepada kegiatan fisik. yaitu intensitas, tempo, Jam kerja dan waktu istirahat, pengaruh
keadaan lingkungan (kelembaban, suhu, gerakan udara, kebisingan, penerangan,
warna, debu dan lain-Iain). data biologis (modefikasi makan dan minum, pemulihan
sesudah tidur dan istirahat, perubahan kapasitas kerja oleh karena usia) dan
kekhususan-kekhususan pekerjaan (misal getaran mekanis, kerja malam, kerja bergilir).
Tambahan pula, per1u diperhatikan keadaankeadaan setempat seperti iklim dan
keadaan gizi, di daerah panas atau pegunungan. di laut, pada ketinggian tinggi atau di
bawah tanah. Di negara berkembang, soal iklim dan gizi adalah faktor penting.
Suatu lapangan penting dalam ergonomi adalah gerakan dan sikap badan. yang
berpengaruh kepada pemakaian energi dan fungsi sensorimotoris. Ilmu tentang
gerakan dan sikap badan disebut biomekanika. Seorang tenaga kerja dikatakan sesuai
dengan pekerjaannya ditinjau dari sudut biomekanika, apabila sikap tubuhnya baik,
tenaga kerja dilatih dalam ketrampilan kerja dengan metoda-metoda kinetika (gerakan-
gerakan), tempat duduk adalah nikmat pegangan-pegangan mesin dan alat mudah
dicapai, serta latihan fisik dilaksanakan waktu kerja atau melalui akitivitas oleh raga.
Bagian semakin penting dari banyak pekerjaan adalah persepsi dan penafsiran
dari tanda-tanda yang memerlukann pengambilan keputusan dan selanjutnya reaksi
Dengan ergonomi, kecepatan persepsi dan pengambilan keputusan dapat dipermudah.
tekanan mental, kelelahan, gangguan kewaspadaan, gangguan-gangguan faal, Dan
kesalahan-kesalahan dapat dicegah sehingga produktivitas dapal dipelihara. Faktor
penting dalam pendirian ada1ah ambang rasa, kewaspadaan, pembedaan dan
penafsiran. HaI ini dapat berfungsi secara baik, apabi1a tanda-tanda diatur memenuhi
ketentuan-ketentuan tertentu. Caranya, pertama-tama, dengan mempela. jari bentuk
dan penempatan tanda-tanda, penyajian kwalitas (skala) dan sifat-sifat dari tanda
(optik, akustik atau perabaan). Kedua ada1ah mempelajari kwalitas dan kwantitas dari
tanda-tanda da1am hubungan kemampuan tenaga kerja untuk menafsirkan dan
mengingat tanda tersebut. Mungkin diperlukan modefikasi pengolahan data secara
mekanis atau elektronis, agar pekerja lebih mudah melakukan pekerjaannya. Sebagai
jawaban terhadap suatu tanda, pekerja harus melaksanakan gerakan-gerakan,
yang.perlu diatur, agar pegangan-pegangan diletakkan secara baik, yaitu'mudah
dicapai. dalam arah yang tepat dan sesuai dengan gaya yang diperlukan.
Ergonomi dapat digunakan dalarn menelaah sistem manusia dan produksi yang
kompleks. Dapat ditentukan tugas-tugas apa yang diberikan kepada tenaga kerja dan
yang mana kepada mesin.
3. Ergometri
Ergometri adalah ilrnu untuk rnengukur kerja. Biasanya ada dua hal yang
ditentukan :
Dalam tubuh, ketika bekerja. tenaga kimia dirubah menjadi tenaga mekanik dan
panas. Untuk hal ini diperIukan O2 sebagai bahan pembakar. Maka dari itu, banyaknya
O2 yang dipakai menjadi petunjuk pemakaian tenaga. Cara menentukan pemakaian
tenaga dengan pengukuran O2 adalah disebut cara tidak langsung sebenarnya ada
usaha secara langsung dengan dasar kalorimeter, tetapi cara ini hanya dapat
dikerjakan di laboralorium yang sangat khusus. Dari pemakaian 02 jumlah kalori
dihitung dengan dasar persamaan satu liler oksigen = 4,7 - 5,0 kilokal/menit.
Untuk menentukan pemakaian tenaga pada pekerjaan sehari-hari, perlu
dilakukan inventarisasi dari kegiatan seluruh hari. yang meliputi tidur, duduk, berjalan,
bekerja, dan sebagainya dan berapa lamarya dari kegiatan-kegiatan itu. Untuk tiap-tiap
kegiatan, kemudian diukur pemakaian O2 atau digunakan table-tabel tertentu. Yang
biasanya ditentukan secara pengukuran adalah pengerahan tenaga selama bekerja.
Sehingga perlu cara-cara pengukuran O2 waktu bekerja.
Cara-cara dan alat-alat yang dipakai adalah : '
Hasil pengukuran pengeluaran tenaga menurut kegiatan-kegiatan disajikan
dalam data-data atau tabel-tabel. Data-data ini jangan dianggap sebagai suatu
ketetapan fisik, oleh karena data itu merupakan harga rata-rata secara statistik dari
variabel biologis. Tidak terdapat nilai normal yang tungga1, oleh karena variabilitas
manusia sangat besar. Angka-angka tentang pemakaian tenaga ditentukan oleh
populasi yang diselidiki, usia dan pekerjaan.
Kemampuan fisik maksimum terutama diukur dari kemampuan jantung.
Sebenarnya pengukuran kemampuan otot-otot pada umumnya dapat juga memberikan
derajat ketelitian tinggi.
Pemakaian O2 meningkat dengan besamya tenaga dari tubuh yang harus
dikeluarkan, tetapi peningkatan ini ada maksimumnya, yaitu sesudah zat asam jenuh
didarah. Penggunaan O2 maksimum inl menentukan kapasitas aerobik dari tubuh.
Kenyataannya sesudah kadar ini dicapai, tubuh masih juga dapat bekerja dengan
tenaga yang lebih besar ,untuk waktu yang tidak lama, yaitu dengan metabolisme
secara anaerobik (=tanpa O2). Pengukuran kapasitas aerobic ini sulit dan berbahaya
terutama menghadapi orang dengan usia lanjut dan menderita insufflensi koroner.
Maka dipakailah cara evaluasi tidak langsung dari kapasitas aerobik sebagai
berikut :
Kapasitas aerobik dihitung dari usia, berat badan dan Denyutan jantung untuk
suatu kegiatan submaksimal.
Sebagai kegiatan bagi uji fisik adalah:
Kapasitas aerobik dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pada pekerjaan yang
sifatnya mengangkat berat badan (seperti uji naik turun bangku), tenaga yang
dibutuhkan proporsionil dengan berat badan, maka O2 yang dipakai sebaiknya
dinyatakan dalam cm3/kg berat badan. Tidak demikian halnya pada pekerjaan yang
harus memindahkan bebas luar, dalam hal ini lebih baik dinyatakan nilai absolutnya.
Denyutan jantung berkurang menurut usia, hal ini mempengaruhi penafsiran
kemampuan aerobik dalam pekerjaan submaksimal dan nilai yang ditemukan dan
monogram Astrand perlu dikoreksi:
Usia dalam TahunDenyutan Jantung
maksimum permenitFaktor Koreksi astrand
20-29 195 1,00
30-39 189 0,87
40-49 182 0,78
50-59 170 0,71
60-69 162 0,65
Kapasitas aerobik maksimum dari orang laki-laki berkurang secara tingkat demi
tingkat dari usia 25 - 30 tahun dan pada usia 70 tahun nilainya hanya setengah dari
yang berusia 20 tahun. Pada wanita, puncaknya ditemukan pada pubertas, tetapi
penurunan terjadi kemudian pada menopause.
Kapasitas aerobic rata-rata perkilogram berat badan wanita muda adalah 70% dari
pada laki-laki muda.
Pada semua masyarakat, kemampuan aerobik maksimun menunjukkan
perbedaan individuil. Tertinggi ditemukan pada olahragawan terutama pelari cepat.
Pekerjaan berefek tidak sebesar olahraga terhadap kapasitas aerobik; Pekerjaan-
pekerjaan terpenting misalnya pemotong kayu. Dalam masyarakat industri, aktivitas
olahraga waktu luang berefek lebih besar dari pada pekerjaan.
Jika seseorang mulai berlatih, denyut jantungnya pada waktu istirahat dan
kegiatan submaksimal akan menurun beberapa waktu sebagai tanda habituasi. Latihan
yang berat dan lama menyebabkan kenaik.an kemampuan aerobik kira-kira 10%.
Jika tenaga kerja dikerjakan untuk pekerjaan-pekerjaan berat, uji fungsi
kardiovaskuler dapat dipergunakan untuk menentukan kesanggupan tenaga kerja
dalam pekerjaannya. Dari pengalaman, jika pekerjaan dilakukan dengan 35 - 50%
kapasitas aerobik maksirnum. tidaklah terjadi kelelahan atau keluhan. Dengan
menggunakan denyutan jantung sebagai indicator, maka sebaiknya denyutan jantung
para pekerja tidak melebihi 120/menit.
4. Automasi
Istilah automasi pertama-tama dimajukan oleh Harder dari Ford Motor Company.
Mula-mula konsep automasi Detroit adalah seni penggunaan alat-alat mekanik untuk
mengerjakan potongan bahan pekerjaan ke atau dari alat, melanjutkan dalam proses
seterusnya, memisahkan sisa-sisa dari proses dan melakukannya secara berurutan
menurut waktu sesuai dengan proses produksi, sehingga sebagian atau keseluruhan
dari proses dapat dikendalikan dengan cara pijit tombol pada tempat strategis. Sesudah
itu Diebold mendefinisikan automasi sebagai penggunaan mesin untuk menjalankan
mesin.
Defenisi-defenisi di atas terlalu menonjolkan aspek produktivitas dan teknologi,
sehingga elemen manusia terlupakan. Maka dari itu, automasi harus diartikan suatu
Sistem yang meliputi alat-alat mekanik, peralatan kerja lain dan manusia yang
diperlukan untuk mengerjakan bahan atau keterangan menjadi suatu produk barang
atau jasa yang dikehendaki. Pertimbangan pertama automasi adalah pengoptimalan
produksi oleh manusia dan atau mesin.
Yang menentukan tingkat automasi adalah perbandingan kwalitatif dan
kwantitatif diantara upaya manusia yang diberikan kepada proses produksi (= input)
dan hasil obyektif dari proses (output) serta pengaruh lingkungan terhadap hubungan
manusia dan proses. Demikian pula hubungan di antara manusia dan mesin mengenai
kemampuan dan limitasi masing-masing merupakan suatu faktor yang perlu
diperhatikan.
5. Beda Manusia Dan Mesin
Mekanisasi adalah penggantian manusia sebagai sumber tenaga atau sebagai
alat untuk memberikan keterangan dalam pengaturan tenaga. Mekanisasi adalah satu
bagian dari automasi.
Terdapat empat tingkat dalam perkembangan automasi, yaitu dari kerja tangan
sampai kepada automasi penuh. Tingkat-tingkat itu adalah :
Salah satu alasan automasi adalah kecilnya kekuatan manusia dibandingkan
dengan sumber-sumber tenaga lainnya. Selanjutnya dibuat satu daftar perbedaan
antara manusia dan mesin. Kedua-duanya dapat saling melengkapi dengan sebaik-
baiknya.
PERBEDAAN MANUSIA DAN MESIN
MESIN MANUSIA
Kecepatan Luar biasa baik Kelambatan 1 detik
Tenaga Dapat diatur dengan
baik-baik: besar,
menetap dan dapat
dibuat kekuatan standar
2 kekuatan kuda (KK)
untuk 10 detik; 0,5 KK
untuk beberapa detik;
dan 0,2 KK untuk
pekerjaan terus
menerus sehari
Keseragaman Cocok untuk pekerjaan-
pekerjaan rutin,
berulang dan perlu
ketetapan
Tidak dapat dipercaya.
Perlu dimonitor dengan
mesin
Kegiatan jamak Banyak saluran Satu saluran
Ingatan Terbaik untuk
memproduksi sesuatu
yang ditentukan dan
bersifat penyimpanan
jangka pendek
Segala macam dengan
pendekatan dari
berbagai sudut. Baik
untuk menentukan
dasar-dasar pikiran dan
strategi
Berfikir Deduktif baik Induktif baik
Hitung menghitung Cepat dan tepat, tetapi
tak memiliki
kemampuan untuk
koreksi
Lambat dan sangat
mungkin melakukan
kesalahan, tetapi cukup
kemampuan untuk
koreksi
Pendirian Dapat menjadi indera
penambah, seperti
kemampuan
menangkap gelombang
mengionisasi
Menerima rangsangan-
rangsangan dari
berbagai energy dan
mengolahnya bersama-
sama, misalnya mata
sekaligus menentukan
lokasi relative, gerakan
dan warna. Baik untuk
menentukan pola,
misalnya dapat
menentukan tanda pada
kebisingan yang besar
Dapat dibuat tidak peka
terhadap rangsangan-
rangsangan luar
Dipengaruhi oleh panas,
dingin, kegaduhan dan
getaran (yang melewati
batas tertentu)
Reaksi terhadap beban
yang melebihi
kemampuan
Kerusakan tiba-tiba Degradasi
Kepintaran Tidak ada Dapat menyesuaikan
sesuatu yang tak
terduga. Dapat
meramalkan
Kecakapan manipulasi Khusus Sangat besar
Manusia terbatas dalam hal kecepatan dan ketelitian. Selain itu, kecepatan kerja
yang lebih besar selalu disertai penurunan ketelitian. Dalam hal inilah automasi
memegang peranan sangat penting.
6. Kelelahan
Setelah pekerja melakukan pekerjaannya maka umumnya terjadi kelelahan,
dalam hal ini kita harus waspada dan harus kita bedakan jenis kelelahannya, beberapa
ahli membedakan/membaginya sebagai berikut :
Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi dan
diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa
hilang setelah istirahat dan tidur yang cukup.
Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-tiba dan
berat gejalanya.
Kelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan sejenis “mekanisme
melarikan diri dari kenyataan” pada penderita psikosomatik. Semangat yang baik dan
motivasi kerja akan mengurangi angka kejadiannya di tempat kerja.
Pemeriksaan kelelahan :
Tes kelelahan tidak sederhana, biasanya tes yang dilakukan seperti tes pada kelopak
mata dan kecepatan reflek jari dan mata serta kecepatan mendeteksi sinyal, atau
pemeriksaan pada serabut otot secara elektrik dan sebagainya. Persoalan yang
terpenting adalah kelelahan yang terjadi apakah ada hubungannya dengan masalah
ergonomi, karena mungkin saja masalah ergonomi akan mempercepat terjadinya
kelelahan.
Kata kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi semuanya
berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh. Terdapat dua
jenis kelelahan, yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum. Kelelahan otot merupakan
tremor pada otot atau perasaan nyerinyang terdapat pada otot. Kelelahan umum
ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja, yang sebabnya adalah
persyaratan dan psikis.
Adalah suatu pengalaman yang dikenal oleh umum, bahwa kelelahan yang terus
menerus setiap hari berakibat keadaan kelelahan yang kronis. Perasaan lelah tidak saja
terjadi sesudah bekerja sore hari, tetapi juga selama bekerja, bahkan kadang-kadang
sebelumnya. Perasaan lesu tampak sebagai suatu gejala. Gejala-gejala psikis adalah
perbuatan-perbuatan antisosial dan tak cocok dengan sekitarnya, depresi, kurangnya
tenaga beserta kehilangan inisiatif. Tanda-tanda psikis ini sering disertai kelainan-
kelainan psi1cosomatis seperti sakit kepala, vertigo, gangguan-gangguan fungsi paru-
paru dan jantung. kehilangan nafsu makan, gangguan pencernaan, tidak dapat tidur,
dan lain-lain.
Kelelahan kronis demikian disebut kelelahan klinis. Oleh karenanya terjadi
kecendrungan meningkatnya absenteisme terutama mangkir kerja jangka pendek.
Sebabnya adalah kebutuhan untuk beristirahat lebih banyak atau meningkatnya angka
sakit. Kelelahan klinis terutama terjadi pada mereka yang mengalami konflik-konflik
mental atau kesulitan-kesulitan psikologis. Sìkap negatif terhadap kerja, perasaan
terhadap atasan atau lingkungan kerja memungkinkan faktor penting dalam sebab
ataupun akibat.
Kelelahan dapat dikurangi dengan berbagai cara yang ditujukan kepada keadaan
umum dan lingkungan fisik di tempat kerja. Misalnya, banyak hal dapat dicapai dengan
pengaturan jam kerja, pemberian kesempatan istirahat yang tepat, kamar-kamar
istirahat, masa-masa libur dan rekreasi, dan lain-lain. Pengetrapan ergonomi dalam hal
pengadaan tempat duduk, meja dan bangku-bangku kerja sangat membantu. Demikian
pula organisasi proses produksi yang tepat Selanjutnya, usaha-usaha perlu ditujukan
kepada kebisingan, tekanan panas, pengudaraan dan penerangan yang baik.
Monotoni dan tegangan dapat dikurangi dengan penggunaan warna serta
dekorasi pada lingkungan kerja, musik di tempat kerja dan waktu-waktu istirahat untuk
latihan-latihan fisik bagi pekerja yang bekerja sambil duduk. Seleksi dan latihan dari
pekerja, lebih-lebih supervisi dan penatalaksanaannya juga memegang peranan
penting.
7. Waktu Kerja
Waktu kerja bagi seseorang menentukan effisiensi dan produktivitasnya. Segi-
segi terpenting bagi persoalan waktu kerja meliputi :
Lamanya seseorang bekerja sehari secara baik pada umumnya 6-8 jam.
Sisanya (16-18 jam) dipergunakan untuk kehidupan dalam keluarga dan masyarakat,
istirahat, tidur, dan lain-lain. Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan
tersebut biasanya tidak disertai effisiensi yang tinggi, bahkan biasanya terlihat
penurunan produktivitas serta kecenderungan untuk timbulnya kelelahan, penyakit dan
kecelakaan. Dalam seminggu, seseorang biasanya dapat bekerja dengan naik selama
40-50 jam. Lebih dari itu, terlihat kecendrungan tumbuhnya hal-hal yang negatif. Makin
panjang waktu kerja, makin besar kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diingini.
Jumlah 40 jam kerja seminggu ini dapat dibuat 5 atau 6 hari kerja tergantung kepada
berbagai faktor.
Jika diteliti suatu pekerjaan yang biasa, tidak terlalu ringan atau berat,
produktivitas mulai menurun sesudah 4 jam bekerja. Keadaan ini terutama sejalan
dengan menurunnya kadar gula di dalam darah. Untuk hal ini, perlu istirahat dan
kesempatan untuk makan yang meninggikan kembali kadar bahan bakar di dalam
tubuh. Maka dari itu, istirahat setengah jam sesudah 4 jam kerja terus menerus sangat
penting artinya.
Pekerjaan berat ditandai dengan pengerahan tenaga yang besar dalam waktu
relatif lebih pendek. Otot-otot susunan kardiovaskuler, paru-paru, dan lain-lain harus
bekerja sangat berat. Maka dari itu, beban demikian tidak bias secara terus-menerus
dilakukan melainkan perlu istirahat-istirahat pendek setiap selesai suatu tugas. Inilah
yang dinamakan organisasi kerja yang baik, yaitu selalu diberikan kesempatan kepada
tubuh untuk pulih kembali setelah memikul suatu beban pekerjaan. Sebagai misal,
sesudah memikul beban 50 kg sejauh 10 meter, kepadá tenaga kerja sebaiknya diberi
kesempatan beberapa menit untuk istirahat.
Untuk rnenentukan lamanya seorang tenaga kerja bekerja dengan suatu tingkat
pengerahan tenaga, dipergunakan kenyataan, bahwa pengerahan tenaga maksimal
dengan seluruh kapasitas aerobik dapat berlangsung hanya 4 menit, pengarah tenaga
dengan 1/3 x kapasitas aerobik dapat berlangsung 480 menit,
Dalam soal periode kerja siang atau malam, sangat menarik adalah kerja bergilir,
terutama kerja malam. Sehubungan dengan kerja malam ini dapat dikemukakan hal-hal
sebagai berikut :
Sebagai jalan keluar dalam memecahkan persoalan kerja malam pada si~tim
regu ini adalah :
Tanpa perhatian yang sebaik-baiknya kerja malam hanya akan menghasilkan
tingkat produktivitas yang rendah sekali.
8. Faal Kerja
Ilmu tentang faal yang di khususkan untuk manusia yang bekerja disebut faal
kerja. Secara faal, bekerja adalah hasil kerjasama dalam koordinasi yang
sebaikbaiknya dari dria (mata, telinga, peraba, perasa dan lain-lain), otak dan susunan
saraf-saraf di pusat dan perifer, serta otot-otot. Selanjutnya untuk petukaran zat yang
diperlukan dan harus dibuang masih diperlukan peredaran darah ked an dari otot-otot.
Dalam hal ini, jantung, paru-paru. hati, usus, dan lain-lainnya menunjang kelancaran
proses pekerjaan.
Mula.mula koordinasi indera, susunan syaraf, otot. dan alat-alat lain berjalan
secara sukar dan masih harus disertai upaya-upaya yang diperlukan. Kenyataan ini
terlihat pada seorang tenaga kerja baru yang sedang menjalani latihan. Lambat laun
gerakan menjadi suatu ref1eks, sehingga bekerja menjadi automatis. Semakin cepat
sifat refleks dan automatis tersebut yang disertai semakin baik koordinasi serta hasil
kerja, semakin tinggi pulalah ketrampilan seseorang.
Otot-otot adalah salah satu organ yang terpenting terutama untuk pekerjaan fisik.
Otot bekerja dengan jalan kontraksi dan melemas. Kekuatan ditentukan oleh jumlah
yang besar serat-seratnya, daya kontraksi dan cepatnya berkontraksi. Sebelum
kontraksi (mengerut), darah diantara serat-serat otot atau di luar pembuluh-pembuluh
ototnya terjepit, sehingga peredaran darah, jadi juga pertukaran zat terganggu dan hal
demikian menjadi sebab kelelahan otot. Maka dari itu, kerutan yang selalu diselingi
pelemasan, disebut kontraksi dinamis, sangat tepat bagi bekerjanya otot-otot.
Pekerjaan-pekerjaan demikian misalnya mengayuh pedal, sepeda, memutar.
roda, memukul lonceng, mencangkul dan lain.lain. Kerja terus-menerus dari suatu otot,
sekalipun bersifat dinarnik, selalu diikuti dengan kelelahan, yang perlu istirahat untuk
pemulihan. Atas dasar kenyataan itu, waktu istirahat dalam kerja atau sesudah kerja
sangat penting. Kelelahan otot secara fisik antara lain akibat zat-zat sisa metabolisme
seperti asam laktat, C02, dan sebagainya. Namun kelelahan, sesuai dengan mekanisme
kerja, tidak saja ditentukan oleh keadaan ototnya sendiri, melainkan terdapat komponen
mental psikologis yang sering-sering juga besar pengaruhnya. Otot-otot yang lelah akan
menunjukkan kurangnya kekuatan dari padanya, bertambah panjangnya waktu later
kontraksi dan waktu melemas, berkurangnya koordinasi, serta otot gemetar (tremor).
Otot dan tulang merupakan dua alat yang sangat penting dalam bekerja. Kerutan
dan pelemasan otot dipindahkan kepada tulang menjadi gerakan-gerakan fleksi,
abduksi, rotasi, supinasi dan lain.lain. Demikian pentingnya kedua alat ini sebagai suatu
kesatuan, maka berkembanglah ilmu biomekanik, yaitu ilmu tentang gerakan otot dan
tulang, yang dengan pengetrapannya diharapkan, agar dengan tenaga sekecil-kecilnya
dapat dicapai hasil kerja sebesar-besarnya. Biomekanika memberikan pengetahuan-
pengetahuan tentang gerakan-gerakan dan kekuatan pada penggunaan leher dan
kepala, tulang belakang, lengan, tangan, kaki, jari-jari dan sebagainya.
Otot dan tulang merupakan faktor-faktor terpenting bagi ukuran-ukuran tubuh,
ukuran tinggi dan besar dari tubuh ataupun bagian-bagiannya. Ukuran-ukuran ini
menentukan pula kemampuan fisik tenaga kerja. Peralatan kerja dan mesin perlu serasi
dengan ukuran-ukuran demikian untuk hasil kerja sebesar-besarnya. Maka
berkembanglah ilrnu yang disebut Antropometri, yaitu ilmu tentang ukuran-ukuran
tubuh, baik dalam keadaan statis, ataupun dinamis.
Yang sangat penting bagi pekerjaan adalah ukuran-ukuran:
Tinggi badan berdiri, tinggi bahu, tinggi siku, tinggi pinggul, depan dan panjang lengan.
Tinggi duduk, panjang lengan atas, panjang lengan bawah dan tangan, tinggi lutut,
jarak lekuk lutut-garis punggung, jarak lekuk lutut telapak kaki.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya
dengan pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat
bekerja dalam lingkungan. Ergonomi yaitu ilmu dari pembelajaran multidisiplin ilmu lain
yang menjembatani beberapa disiplin ilmu dan professional, serta merangkum
informasi, temuan, dan prinsip dari masing-masing keilmuan tersebut.
a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan
b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial dan
mengkoordinasi kerja secara tepat,.
c. Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan
antropologis
Ilmu tentang faal yang di khususkan untuk manusia yang bekerja disebut faal
kerja. Secara faal, bekerja adalah hasil kerjasama dalam koordinasi yang
sebaikbaiknya dari dria (mata, telinga, peraba, perasa dan lain-lain), otak dan susunan
saraf-saraf di pusat dan perifer, serta otot-otot. Selanjutnya untuk petukaran zat yang
diperlukan dan harus dibuang masih diperlukan peredaran darah ked an dari otot-otot.
Dalam hal ini, jantung, paru-paru. hati, usus, dan lain-lainnya menunjang kelancaran
proses pekerjaan.
Mula.mula koordinasi indera, susunan syaraf, otot. dan alat-alat lain berjalan
secara sukar dan masih harus disertai upaya-upaya yang diperlukan. Kenyataan ini
terlihat pada seorang tenaga kerja baru yang sedang menjalani latihan. Lambat laun
gerakan menjadi suatu ref1eks, sehingga bekerja menjadi automatis. Semakin cepat
sifat refleks dan automatis tersebut yang disertai semakin baik koordinasi serta hasil
kerja, semakin tinggi pulalah ketrampilan seseorang.
Salah satu alasan automasi adalah kecilnya kekuatan manusia dibandingkan
dengan sumber-sumber tenaga lainnya. Selanjutnya dibuat satu daftar perbedaan
antara manusia dan mesin. Kedua-duanya dapat saling melengkapi dengan sebaik-
baiknya. Manusia terbatas dalam hal kecepatan dan ketelitian. Selain itu, kecepatan
kerja yang lebih besar selalu disertai penurunan ketelitian. Dalam hal inilah automasi
memegang peranan sangat penting.
B. SaranDi harapkan kepada siapa saja pembaca makalah ini agar memberikan saran-
saran atau masukan demi penyempurnaan makalah ini. Sekian dan terima kasih.