erosi kornea akibat trauma benda asing pada mata

6
Erosi Kornea Akibat Trauma Benda Asing Pada Mata Abstrak Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak sengaja yang dapat menimbulkan perlukaan mata. Trauma mata merupakan kasus gawat darurat mata. Perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan kehilangan mata. Erosi kornea merupakan keadaan terlepasnya epitel kornea yang disebabkan trauma tumpul ataupun tajam pada kornea. Defek pada epitel kornea memudahkan kuman menyerang kornea sehingga mengakibatkan terjadinya infeksi sekunder. Insidensi erosi kornea pada dokter keluarga di Amerika Serikat mencapai 8% dari seluruh kunjungan pasien per tahun. Kejadian tersebut terutama dikaitkan karena adanya trauma mata pada tempat kerja. Erosi kornea sering kali diawali dengan trauma pada mata. Segera sesudah trauma atau masuknya benda asing, penderita akan merasa sakit sekali, akibat erosi merusak kornea yang mempunyai serat sensibel yang banyak, mata menjadi berair, fotofobia dan penglihatan akan terganggu oleh media yang keruh. Dapat pula disertai dengan blefarospasme, yaitu kelopak mata menjadi kaku dan sulit dibuka. Penegakkan diagnosis pada kasus erosi kornea dapat dilakukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik terutama pada mata, serta pemeriksaan tambahan seperti tes fluoresein. Kertas tes fluoresein dapat digunakan untuk mengetahui adanya kerusakan pada kornea.

Upload: august-gurniwa

Post on 09-Dec-2014

127 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: Erosi Kornea Akibat Trauma Benda Asing Pada Mata

Erosi Kornea Akibat Trauma Benda Asing Pada Mata

Abstrak

Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak sengaja yang dapat menimbulkan

perlukaan mata. Trauma mata merupakan kasus gawat darurat mata. 

Perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan

kehilangan mata. 

Erosi kornea merupakan keadaan terlepasnya epitel kornea yang disebabkan trauma tumpul

ataupun tajam pada kornea. Defek pada epitel kornea memudahkan kuman menyerang kornea

sehingga mengakibatkan terjadinya infeksi sekunder. Insidensi erosi kornea pada dokter keluarga di

Amerika Serikat mencapai 8% dari seluruh kunjungan pasien per tahun.

 Kejadian tersebut terutama dikaitkan karena adanya trauma mata pada tempat kerja. Erosi

kornea sering kali diawali dengan trauma pada mata. Segera sesudah trauma atau masuknya benda

asing, penderita akan merasa sakit sekali, akibat erosi merusak kornea yang mempunyai serat

sensibel yang banyak, mata menjadi berair, fotofobia dan penglihatan akan terganggu oleh media

yang keruh. Dapat pula disertai dengan blefarospasme, yaitu kelopak mata menjadi kaku dan sulit

dibuka. 

Penegakkan diagnosis pada kasus erosi kornea dapat dilakukan melalui anamnesis,

pemeriksaan fisik terutama pada mata, serta pemeriksaan tambahan seperti tes fluoresein. Kertas tes

fluoresein dapat digunakan untuk mengetahui adanya kerusakan pada kornea. 

Jika tidak terdapat penyulit, erosi kornea dapat sembuh sendiri, namun dapat juga diberikan

obat berupa antibiotik, analgesic, yang disesuaikan dengan keluhan penderita.

Kata kunci: erosi kornea, trauma benda asing, mata

Page 2: Erosi Kornea Akibat Trauma Benda Asing Pada Mata

Isi

Seorang laki-laki, 70 tahun datang ke Poliklinik Mata dengan keluhan mata kanan kelilipan,

merah, nrocos, dan terasa sakit. Kurang lebih 5 hari yang lalu, mata kanan penderita terkena serpihan

batok kelapa. Dari hasil pemeriksaan fisik, pada mata kanan didapatkan injeksi perikornea, erosi

kornea, kornea tampak keruh, serta tes fluoresein menunjukkan hasil positif. 

Tes fluoresein merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui terdapatnya

kerusakan epitel kornea. Hasil positif pada tes ini dilihat dari permukaan kornea yang berwarna hijau

setelah kertas fluoresin disisipkan pada sakus konjungtiva inferior. 

Zat warna fluoresein jika menempel pada epitel kornea yang mengalami kerusakan akan

memberikan warna hijau karena jaringan epitel yang rusak bersifat lebih basa.

Diagnosis: Erosi Kornea akibat Trauma pada Mata

Terapi

Terapi yang diberikan pada kasus ini berupa preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.

Terapi promotif berupa edukasi untuk menjaga higienitas, banyak mengkonsumsi sayur dan buah,

serta segera berobat ke dokter spesialis mata jika obat habis atau terdapat keluhan. 

Preventif, yaitu dengan menggunakan kaca mata sebagai pelindung mata, serta rajin

membersihkan mata dengan kapas yang dipilin, lalu disterilkan dengan cara direndam dalam air

panas. 

Terapi kuratif adalah dengan pemberian obat antibiotik oral, antibiotik topikal berupa tetes

mata, penghilang sakit dengan analgesik Asam Mefenamat, serta vitamin C dan B komplek. 

Sementara terapi rehabilitatif pada pasien ini adalah dengan mengkonsumsi obat secara

teratur, mengikuti saran dan nasehat dokter, serta kontrol ke dokter spesialis mata jika obat habis

atau terdapat keluhan pada daerah mata.

Page 3: Erosi Kornea Akibat Trauma Benda Asing Pada Mata

Diskusi

Dalam kasus ini mata kanan penderita terkena serpihan batok kelapa saat penderita mencoba

memecahkan kelapa. Penderita mengeluhkan mata kanannya yang terasa sakit, merah, dan nrocos.

Trauma pada mata dapat mengakibatkan berbagai macam gangguan penglihatan, hal tersebut antara

lain dapat disebabkan karena terjadinya erosi kornea. 

Erosi kornea merupakan keadaan terlepasnya epitel kornea yang disebabkan trauma tumpul

ataupun tajam pada kornea. Defek pada epitel kornea memudahkan kuman menyerang kornea

sehingga mengakibatkan terjadinya infeksi sekunder.

Terdapat dua kategori erosi kornea, yaitu erosi kornea yang dangkal, yaitu erosi yang tidak

melibatkan lapisan Bowman, erosi kornea yang dalam, yaitu erosi yang menembus lapisan Bowman

tetapi tidak menembus  membran Descemet. 

Luka pada kornea dapat terjadi akibat benda asing, lensa kontak, bahan kimia, kuku, sikat

rambut, cabang-cabang pohon, dan debu. Kornea memiliki sifat penyembuhan yang luar biasa. Epitel

yang berdekatan dapat  mengembang untuk mengisi daerah yang luka, biasanya dalam waktu 24-48

jam. Lesi yang murni pada epitel sering sembuh dengan cepat dan tanpa jaringan parut, sementara

lesi yang menembus hingga lapisan Bowman lebih cenderung meninggalkan bekas luka permanen.

Pada penderita ini termasuk erosi kornea yang dangkal, karena kerusakan kornea tidak sampai

menembus membran Descemet. Hal tersebut terlihat dari hasil pemeriksaan tes fluoresein yang

menunjukkan warna hijau yang masih sedikit.

Erosi kornea sering kali diawali dengan trauma pada mata. Segera sesudah trauma atau

masuknya benda asing, penderita akan merasa sakit sekali, akibat erosi merusak kornea yang

mempunyai serat sensibel yang banyak, mata berair, fotofobia dan penglihatan akan terganggu oleh

media yang keruh. Dapat pula disertai dengan blefarospasme, yaitu kelopak mata menjadi kaku dan

sulit dibuka. Pada penderita ini didapatkan riwayat trauma mata disertai dengan keluhan sakit, mata

merah, nrocos, dan pandangan kabur.

Penegakkan diagnosis erosi kornea dapat dilakukan dengan melakukan anamnesis,

pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan tambahan lainnya. Penatalaksanaan pada erosi kornea bila tidak

timbul penyulit dapat sembuh sendiri karena adanya serbukan aktif epitel konjungtiva dan kornea di

sekitar erosi. 

Page 4: Erosi Kornea Akibat Trauma Benda Asing Pada Mata

Namun, dapat juga diberi pengobatan sikloplegik untuk mengurangi rasa sakit dan

mengistirahatkan mata. 

antibiotik topikal berupa tetes mata, untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder, mata

ditutup, agar pertumbuhan epitel tidak terganggu oleh kedipan, mencari kemungkinan adanya benda

asing yang masih terdapat di mata dengan membalik palpebra superior ke arah atas. Pada erosi

kornea, tidak boleh diberikan steroid, karena steroid dapat menghambat penyembuhan epitel,

menambah aktifnya kolagenase, selain itu juga dapat memudahkan terjadinya infeksi jamur maupun

virus karena daya tahan kornea menurun akibat steroid.

 Pada penderita ini diberikan obat antibiotik oral, antibiotik topikal berupa tetes mata,

penghilang sakit dengan analgesik Asam Mefenamat, serta vitamin C dan B komplek untuk memacu

sintesis kolagen.

Kesimpulan

Trauma pada mata dapat mengakibatkan terjadinya erosi kornea. Erosi kornea merupakan

keadaan terlepasnya epitel kornea yang disebabkan trauma tumpul ataupun tajam pada kornea. Defek

pada epitel kornea memudahkan kuman menyerang kornea sehingga mengakibatkan terjadinya

infeksi sekunder. Untuk menegakkan diagnosis erosi kornea dapat diperoleh berdasarkan hasil

anamnesis, yaitu fotofobia, lakrimasi, blefarospame, gangguan visus, serta pada pemeriksaan

didapatkan injeksi perikornea. Dapat juga menggunakan pemeriksaan lain seperti tes Placido, tes

Fluoresin, tes sensitivitas atau kultur. Pada kasus ini penderita mengalami erosi yang dangkal,

sehingga diberi antibiotic, dan terapi lain sesuai keluhan penderita. Penanganan yang cepat dan tepat

dapat mencegah terjadinya hal yang lebih buruk atau komplikasi yang buruk seperti ulkus kornea.