esay kpi

2
Pendahuluan Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk dapat mempertahankan hidup bagi manusia.UU No 7/1996 dan PP NO 68 tahun 2002 mendefenisikan pangan sebagai segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang dioah maupun yang tidak diolah yang diperuntunkan sebagai makanan atau minuman bagi komsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam pross penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman. Berdasarkan kenyataan tersebut menjadikan pangan menjadi sebuah objek yang pemenuhannya menjadi bagian dari hak asasi setiap individu. Di Indonesia pemenuhan kebutuhan pangan bagi seluruh rakyat merupakan kewajiban moral, social, maupun hukum. Undang Undang tentang pangan tersebut juga mengamanakan bahwa pemerintah serta masyarakat bersama sama mewujudkan ketahanan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar no 4 dunia (pada tahun 2010 berjumlah 239,871 juta jiwa) dengan laju pertumbuhan penduduk di kisaran 1,2 atau 1,3%. Penduduk Indonesia diperkirakan berjumlah 337 juta jiwa di tahun 2050, sehingga upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan merupakan tantangan yang harus mendapatkan prioritas untuk kesejahteraan bangsa. Produksi pangan nasional perlu secara signifikan ditingkatkan agar kebutuhan domestik dapat dipenuhi. Salah satu bentuk dari pangan nasioanal adalah pangan local. Pangan local merupakan produk pangan yang telah lama diproduksi berkembang dan dikomsumsi di suatu daerah tertentu dan dikembangkan berdasarkan perspektif masyarakat local pula, sehingga produk pangan local biasanya berkaiatan erat dengan budaya masyarakat local.

Upload: nurul-wakiah-idris

Post on 08-Nov-2015

217 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

esay for KPI

TRANSCRIPT

PendahuluanPangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk dapat mempertahankan hidup bagi manusia.UU No 7/1996 dan PP NO 68 tahun 2002 mendefenisikan pangan sebagai segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang dioah maupun yang tidak diolah yang diperuntunkan sebagai makanan atau minuman bagi komsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam pross penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman. Berdasarkan kenyataan tersebut menjadikan pangan menjadi sebuah objek yang pemenuhannya menjadi bagian dari hak asasi setiap individu. Di Indonesia pemenuhan kebutuhan pangan bagi seluruh rakyat merupakan kewajiban moral, social, maupun hukum. Undang Undang tentang pangan tersebut juga mengamanakan bahwa pemerintah serta masyarakat bersama sama mewujudkan ketahanan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar no 4 dunia (pada tahun 2010 berjumlah 239,871 juta jiwa) dengan laju pertumbuhan penduduk di kisaran 1,2 atau 1,3%. Penduduk Indonesia diperkirakan berjumlah 337 juta jiwa di tahun 2050, sehingga upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan merupakan tantangan yang harus mendapatkan prioritas untuk kesejahteraan bangsa. Produksi pangan nasional perlu secara signifikan ditingkatkan agar kebutuhan domestik dapat dipenuhi.

Salah satu bentuk dari pangan nasioanal adalah pangan local. Pangan local merupakan produk pangan yang telah lama diproduksi berkembang dan dikomsumsi di suatu daerah tertentu dan dikembangkan berdasarkan perspektif masyarakat local pula, sehingga produk pangan local biasanya berkaiatan erat dengan budaya masyarakat local. Salah satu contoh pangan local khas Indonesia adalah ubi kayu.Tabel pola pangan harapan tahun 2009 menunjukakkan bahwa tingkat komumsi beras lebih besar dibandingkan dengan tingkat komsusmsi pangan sumber karbohidrat alternative seperti ubi kayu..Hal tersebut mengindikasikan bahwa program diservikasi pangan belumlah sesuai harapan.

Ditinjau dari agrokologinya, Indonesia memiliki potensi dalam pengembangan pangan non beras, seperti ubi kayu. Menurut data pusat ketersediaan pangan dan kerawangan pangan, ketersediaan ubi kayu sebesar 20.172.865 ton, ketersediaan yang melimpah ini apabila dikelola dengan baik, bukan hal yang tak mungkin diversifikasi pangan yang selama ini diharapkan akan terwujud.

Salah satu olahan dari ubi kayu yang berkembang dalam masyarakat suku mandar adalah jepa. Jepa merupakan salah makanan local Sulawesi Barat khususnya suku Mandar (Kabupaten Majene) yang merupakan suku terbesar di Sulawesi Barat.Jepa berbentuk lembaran bulat yang bahan dasarnya berbentuk ubi kayu yang dapat dijadikan sebagai bahan makanan pokok, pengganti nasi karena karbohidratnya yang cukup tinggi. Proses pembuatannyapun cukup mudah yaitu dengan mengupas ubi, kemudian memarut dan memeras untuk menghilangkan kadar air dan meminimalisir kadar HCN didalammnya, kemudian diayak dan dan dicampurkan dengan parutan buah kelapa sebagai penambah rasa gurih, kemudian adonan dituangkan ke dalam piring bulat yang terbuat dari tanah liat, masyarakat mandar menyeebutnya panjepang. Setelah itu, pring diletakkan di atas tungku liat untk proses pemangganagan. Jepa sangatlah baik untuk dikomsumsi untuk orang yang telah berumur dan mengidap penyakit sistematik seperti diabetes mellitus. Jepa yang berasal dari umbi kayu memiliki kandungan pati yang tinggi, karenanya cocok untuk mengatasi kebutuhan kalori di dalam makanan.