essay

Download essay

If you can't read please download the document

Upload: edith-khairani-cresson

Post on 30-Jun-2015

48 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Kebiasaan merokok merupakan masalah yang serius karena menyangkut berbagai aspek, yaitu: aspek sosial, aspek kesehatan, dan aspek ekonomi. Sementara dari tahun ke tahun, jumlah perokok aktif di Indonesia mengalami peningkatan. Tak heran bila saat ini Indonesia telah menduduki peringkat kelima jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina, Amerika, Rusia, dan Jepang. Kini bahkan Indonesia mencetak rekor sebagai negara dengan jumlah perokok remaja tertinggi di dunia. Berdasarkan survei, sekitar 34 persen anak sekolah usia SMP di Jakarta pernah merokok. Sekitar 16,6 persen di antaranya masih aktif merokok. Banyak perokok mulai merokok ditawarkan oleh orang-orang di sekitarnya serta pengaruh lingkungan yang tidak sehat. Menawarkan rokok sering dijadikan ritual penting dari inisiasi atau hanya alasan yang baik untuk memulai percakapan dengan orang asing di banyak rangkaian, di tempat makan, di tempat kerja atau di jalanan. Pencahayaan rokok sering dilihat sebagai cara yang efektif untuk menghindari munculnya kemalasan atau berkeliaran belaka. Untuk remaja, dapat berfungsi sebagai langkah pertama keluar dari masa kanak-kanak atau sebagai tindakan pemberontakan terhadap dunia orang dewasa. Berawal dari coba coba, banyak amatiran yang sekarang menjadi pecandu. Padahal kebiasan merokok telah terbukti berhubungan dengan sedikitnya 25 jenis penyakit dari berbagai alat tubuh manusia, seperti kanker paru, bronkitis kronik, emfisema dan berbagai penyakit paru lainnya. Asap satu batang rokok mengandung 4.000 bahan kimia yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan 69 diantaranya bersifat karsinogenik (memicu kanker). Tidak hanya bagi perokok aktif, bahaya dari asap rokok juga dapat dirasakan perokok pasif, hal ini disebabkan banyak orang yang merokok di tempat umum. Akibatnya di Indonesia tercatat 400 ribu orang meninggal per tahun karena kebiasaan merokok. Dari segi ekonomi kebiasaan merokok dapat menyebabkan angka kemiskinan yang semakin membengkak. Data profil tembakau mencatat bahwa belanja rokok rumah tangga perokok di Indonesia menempati urutan nomor 2 setelah makanan pokok padipadian. Pengeluaran untuk rokok adalah lebih dari 5 kali lipat pengeluaran untuk makanan bergizi. Dilihat dari proporsi total pengeluaran bulanan, belanja rokok lebih dari 3 kali pengeluaran untuk pendidikan dan hampir 4 kali lipat pengeluaran untuk kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian pria pada rumah tangga miskin dan tidak memiliki telpon dan warga dengan pendidikan lebih rendah cenderung merupakan perokok. Hal senada dilaporkan WHO bahwa jumlah perokok paling banyak berasal dari kalangan masyarakat miskin. Sungguh ironis memang melihat banyaknya perokok bahkan yang berusia remaja dan anak-anak. Serta dampaknya yang luar biasa berbahaya bahkan menyebabkan kematian. Bila hal ini tidak segera ditanggulangi maka dikemudian hari akan menyebabkan serangkaian permasalahan seperti peningkatan jumlah angka kematian dan kemiskinan akibat rokok serta penurunan usia produktif SDM bangsa Indonesia.

Dalam hal ini peran serta pemerintah akan sangat membantu dalam menanggulangi kebiasaan merokok yang terus merebak ke segala penjuru Indonesia.