essay

5
Sebuah Pandangan Tentang Birokrasi di Indonesia Makmur Saputra Karima Pandangan Birokrasi Indonesia Di Negara Indonesia salah satu permasalahan sosial yang ada yaitu terkait tentang pelayanan birokrasi. Birokrasi identik dengan suatu pelayanan yang lama dan menyusahkan, berbagai permasalahan dan keterlambatan dalam pelayanan publik. Dengan permasalahan-permasalahan itulah, membuat permasalahan Birokrasi selalu menjadi topik yang hangat diperbincangkan setiap hari nya. Dimulai dari proses pelayanan yang berbelit-belit kepada masyarakat, sistem kerja yang selalu memusingkan kepala, praktek-praktek korupsi yang masih berlangsung hingga saat ini yang ada pada tingkat pusat hingga daerah. Sementara itu, berbeda dengan negara Indonesia, pelayanan Birokrasi di negara maju dapat dikatakan terlaksana dengan baik, hal ini dapat terlihat dari penyediaan pelayanan publik oleh pemerintah kepada masyarakatnya seperti pengadaan barang dan jasa terutama dalam bidang transportasi, pelayanan kesehatan, pelayanan administrasi, dan penyediaan pendidikan gratis. Permasalahan ini tidak terlepas dari Sumber Daya Manusia yang ada di lingkungan Birokrasi. Sudah menjadi rahasia umum bahwa kualitas aparatur Birokrasi yang ada di Negara kita masih jauh dari kata professional, hal ini tidak terlepas dari bagaimana perekrutan yang dilaksanakan masih berdasarkan sistem kekerabatan, “suap menyuap” antar sesama aparat untuk melancarkan jalan menjadi Pegawai Negeri maupun memperlancar jalan untuk pengurusan dokumen, yang akhirnya menimbulkan berbagai tindak Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) didalam lingkup Birokrasi Indonesia. Tentu saja, Birokrasi yang ada di Indonesia tidak semuanya buruk, ada beberapa pemerintah daerah yang sudah berusaha memangkas birokrasi mereka yang berbelit. Kita juga harus objektif, banyak yang berhasil dan sukses. Contoh, di Ibu kota Jakarta banyak dilakukan beberapa perbaikan pelayanan dimulai dari menata kembali birokrasi dengan

Upload: makmur846813686

Post on 28-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

birokrasi

TRANSCRIPT

Page 1: Essay

Sebuah Pandangan Tentang Birokrasi di IndonesiaMakmur Saputra Karima

Pandangan Birokrasi IndonesiaDi Negara Indonesia salah satu permasalahan sosial yang ada yaitu terkait tentang

pelayanan birokrasi. Birokrasi identik dengan suatu pelayanan yang lama dan menyusahkan, berbagai permasalahan dan keterlambatan dalam pelayanan publik. Dengan permasalahan-permasalahan itulah, membuat permasalahan Birokrasi selalu menjadi topik yang hangat diperbincangkan setiap hari nya. Dimulai dari proses pelayanan yang berbelit-belit kepada masyarakat, sistem kerja yang selalu memusingkan kepala, praktek-praktek korupsi yang masih berlangsung hingga saat ini yang ada pada tingkat pusat hingga daerah. Sementara itu, berbeda dengan negara Indonesia, pelayanan Birokrasi di negara maju dapat dikatakan terlaksana dengan baik, hal ini dapat terlihat dari penyediaan pelayanan publik oleh pemerintah kepada masyarakatnya seperti pengadaan barang dan jasa terutama dalam bidang transportasi, pelayanan kesehatan, pelayanan administrasi, dan penyediaan pendidikan gratis.

Permasalahan ini tidak terlepas dari Sumber Daya Manusia yang ada di lingkungan Birokrasi. Sudah menjadi rahasia umum bahwa kualitas aparatur Birokrasi yang ada di Negara kita masih jauh dari kata professional, hal ini tidak terlepas dari bagaimana perekrutan yang dilaksanakan masih berdasarkan sistem kekerabatan, “suap menyuap” antar sesama aparat untuk melancarkan jalan menjadi Pegawai Negeri maupun memperlancar jalan untuk pengurusan dokumen, yang akhirnya menimbulkan berbagai tindak Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) didalam lingkup Birokrasi Indonesia.

Tentu saja, Birokrasi yang ada di Indonesia tidak semuanya buruk, ada beberapa pemerintah daerah yang sudah berusaha memangkas birokrasi mereka yang berbelit. Kita juga harus objektif, banyak yang berhasil dan sukses. Contoh, di Ibu kota Jakarta banyak dilakukan beberapa perbaikan pelayanan dimulai dari menata kembali birokrasi dengan sistem “Lelang Jabatan”, dalam pembuatan KTP, tak perlu lagi antre berjam-jam atau menunggu beberapa hari. Hanya dalam hitungan jam dan bahkan menit, KTP itu sudah jadi dan gratis.

Memang bukan hal yang mudah dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mewujudkan reformasi Birokrasi di Negara Kita. Perlu adanya ketegasan dan keseriusan dari pemegang kekuasaan untuk membuat suatu terobosan dalam memperbaiki Birokrasi. Kita pun sebagai masyarakat harus turut mengawasi jalannya Birokrasi agar tidak memberikan celah kepada para aparat untuk berbuat “curang”.

Permasalahan dan Tantangan Birokrasi di Indonesia

Seperti yang telah dijelaskan pada awal tulisan ini, bahwa banyak permasalahan Birokrasi yang dihadapi oleh negara kita dalam hal pelayanan publik. Sementara dalam hal politik yang dikenal dengan seni mencari dan mempertahankan kekuasaan itu lain

Page 2: Essay

lagi. Menyambut PEMILU 2014, tentunya banyak para pejabat Birokrasi yang was-was karena takut kehilangan kursi apabila berganti kepemimpinan di tingkat atas maupun daerah. kekuasaan pemerintahan akan berganti lewat proses pemilihan kepala daerah, baik di tingkat kabupaten, propinsi dan bahkan presiden, setidaknya para calon pemimpin akan menyuarakan tentang membuat pemerintahan yang lebih efisien dimana pelayanan publik nya tidak akan memakan waktu lama dan akan memangkas pemerintahan agar menjadi lebih efektif.

Tentunya dengan memangkas pemerintahan agar menjadi lebih efektif, akan menimbulkan kekhawatiran bahwa para birokrat ini akan kehilangan kursi dan jabatan. Namun harus diingat, birokrat itu, adalah pelayan rakyat. Jadi otomatis orientasinya bukanlah jabatan. Jadi, ketika kepala daerah yang baru melakukan perampingan agar pemerintahannya efisien, ramping dan fungsional, tentu harus didukung. Meskipun hal itu harus dibayar mahal, setidaknya bagi kalangan birokrat. Banyak di antara mereka yang tidak akan kebagian posisi.

Namun, jangan lupa pula, ini politik. Seni tentang bagaimana merebut dan mempertahankan kekuasaan selama mungkin meskipun hal itu dibatasi oleh undang-undang. Para kepala daerah yang baru tentunya berhitung dengan tidak serta merta melakukan pemangkasan birokrasi terlalu dini. Para pemimpin yang terpilih nantinya seringkali merangkul pihak-pihak yang pada waktu pemilihan berseberangan. Bukan lantas serta merta mendepaknya. Sehingga apabila pemimpin telah terpilih kemudian ia akan memikirkan bagaimana cara untuk membagikan kekuasaan kepada para tim sukses nya sebagai rasa “Terima Kasih”. Tentunya ini justru akan menambah pos-pos baru untuk memberi kekuasaan. Apa yang kemudian bisa diambil hikmahnya? Seringkali proses politik itu hanya menampilkan sisi kekuasaannya saja. Para politisi dan birokrat tampak sangat kompak dalam urusan bagi-bagi kekuasaan ini. Di satu sisi, masyarakat yang seharusnya dilayani oleh sebuah sistem birokrasi yang singkat dan transparan semakin jauh tertinggal. Ini pula yang menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh masyarakat Indonesia untuk mendapatkan sebuah Birokrasi yang transparan. Pada PEMILU 2014 nantinya haruslah dapat memilih sosok figur yang benar-benar mempunyai niat dan ketulusan untuk melakukan “Reformasi Birokrasi”.

Saran Tentang Perbaikan Kinerja Birokrasi di Indonesia

Berbagai hal telah dilakukan sejak masa kemerdekaan Indonesia untuk melakukan reformasi Birokrasi. Reformasi birokrasi yang dilakukan Presiden Soekarno setelah kemerdekaan adalah membongkar birokrasi kolonial dan menggantikannya dengan birokrasi baru hasil kerja dengan Perdana Menteri Djuanda yang dibantu tenaga ahli dari Amerika Serikat. Saat ini, sistem pemerintahan yang dianut juga presidensial. Namun, dalam beberapa tahun perubahan sistem politik yang sering berubah, membuat Bekiau mengubah sistem birokrasi menjadi sistem yang hanya digunakan untuk melanggengkan kekuasaan daripada untuk memenuhi kebutuhan pemerintahan. Contoh nyata yang bisa

Page 3: Essay

dilihat adalah Kabinet 100 Menteri yang dibentuk oleh Presiden Soekarno yang jelas-jelas bertujuan untuk mengakomodasi kepentingan politik kekuasaan.

Selanjutnya Pada saat era orde baru, reformasi birokrasi digalakkan lagi pada tahun 1974. Untuk memperkuat posisi birokrasi, Presiden Soeharto mengatur sistem kepegawaian di birokrasi lewat apa yang disebut monoloyalitas. Tujuan Presiden Soeharto adalah menciptakan pemerintahan yang kuat, sentralistik dengan titik berat pada pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang mantap. Namun pada akhirnya birokrasi di bawah Presiden Soeharto juga tidak lebih dari suatu upaya untuk menjaga stabilitas kepemimpinannya daripada stabilitas pemerintahannya.

Bahkan reformasi dari Sistem birokrasi yang bekerja sekarang ini sebenarnya tidak lebih dari peninggalan sistem birokrasi warisan Soeharto. Masih belum banyak dari pemimpin yang ada di pusat maupun daerah mempunya gebrakan baru untuk reformasi Birokrasi. Tidak ada sebuah “Grand Design” untuk konsep Birokrasi yang efektif.

Sebuah saran sederhana terdahap sistem birokrasi yang tejadi di Indonesia pada saat ini adalah adalah perlunya suatu terobosan reformasi birokrasi dan kesadaran setiap orang terutama bagi mereka yang bekerja dalam bidang pemerintahan. Hal ini perlu dirancang sedemikian rupa untuk mendukung demokratisasi dan terbentuknya pemerintahan yang baik serta bersih di negara indonesia ini.

Target dan sasaran reformasi birokrasi dalam sistem pemerintahan indonesia ini setidaknya ada beberapa hal. Hal pokok yang paling utama adalah pembentukan sebuah visi misi yang mampu merubah birokrasi dan diikuti semua pihak. Kedua, perekrutan aparat Birokrasi yang dilakukan sesuai bidan dan kemampuan nya sehingga terbentuk SDM birokrasi yang bersih yaitu birokrasi yang anti KKN dan berkurangnya perilaku koruptif pegawai negeri dan pegawai pemerintahan lainnya. Ketiga, membangun lingkungan birokrasi yang memiliki akuntabilitas kepada tingkat pusat dan Birokrasi yang transparan yakni birokrasi yang seluruh kebijakan dan aktivitasnya diketahui masyarakat dan masyarakat dapat mengaksesnya dengan mudah. Keempat, memperbaiki sistem birokrasi agar tidak minta dilayani tetapi melayani masyarakat. Keempat, memiliki komitmen yang kuat baik internal maupun eksternal di dalam Pemerintahan untuk memperbaiki Birokrasi yang telah ada.

Tetapi kesemuanya lagi perlu dikembalikan kepada puncak pemegang komando kekuasaan, apakah mereka mampu bertindak tegas dalam mewujudkan Birokrasi yang bersih dan Professional? Atau apakah mereka hanya menganggap bahwa Birokrasi tidak lebih dari sekedar alat?

Referensi:1. Prof. Dr. Hj. Sedarmayanti, M.Pd., APU, Reformasi Administrasi Publik,

Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa Depan, Refika Aditama: 20092. http://id.wikipedia.org/wiki/Birokrasi_di_Indonesia : 9 Januari 20143. http://coracoret.wordpress.com/2013/06/19/fenomena-birokrasi-di-

indonesia/ : 9 Januari 20144. http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2008/4/24/o3.htm : 9 Januari 2014