estimasi biaya
TRANSCRIPT
NAMA: M. HAFID A. KELAS: 3-TPJJ NIM: 101134013
Estimasi biaya adalah penghitungan kebutuhan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan
suatu kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan persyaratan atau kontrak.
Dalam melakukan estimasi (perhitungan) biaya diperlukan:
- Pengetahuan dan keterampilan teknis estimator, seperti membaca gambar, melakukan
estimasi (perhitungan), dll.
- Personal judgement berdasarkan pengalaman estimator.
Tujuan/Manfaat
Bagi Pemilik Proyek:
a. Sebagai patokan penyediaan dana
b. Kelayakan dari sisi keuangan
c. Sebagai dasar pembanding dalam tender/lelang
Bagi Kontraktor:
a. Sebagai dasar pengajuan penawaran
b. Sebagai dasar perkiraan modal yang harus disediakan
c. Sebagai dasar penyediaan bahan, alat, tenaga, dan waktu untuk pelaksanaan
Bagi Perancang:
a. Sebagai bahan perencana lebih lanjut
b. Pemilihan alternatif proyek
Metode Estimasi Biaya
1. Metode Parametrik
2. Memakai daftar indeks harga dan informasi proyek terdahulu
3. Metode AnalisiS unsur-unsur biaya
4. Metode faktor
5. Metode quantity take-off dan harga satuan
6. Metode unit price
7. Memakai data dan informasi proyek yang bersangkutan
1. Metode parametrik
Pendekatan yang dipakai adalah mencoba meletakan dasar hubungan matematis yang
mengkaitkan biaya atau jam-org dengan karakteristik fisik tertentu dari objek (ex: volume,
berat, daya, watt, panjang, luas). Rumus matematis yang menunjukan hubungan antara biaya
dengan variable fisik dalam metode ini antara lain,adalah:
1. Kurva Linier
Y = ax
Y = biaya ; x = variable ; a = parameter yang menerangkan hubungan y dengan x
Misalnya y adalah biaya untuk membangun pabrik yang hendak diperkirakan (dalam rupiah),
x adalah kapasitas pabrik yang hendak dibangun (dalam ton), dan a adalah angka yang
menunjukkan biaya pembangunan per unitnya (misalkan 4 juta per ton) yang didapat dari
data. Maka persamaan di atas menjadi y = 4x
2. Kurva Pangkat
Kurva pangkat yang sering dipakai dalam perkiraan biaya proyek adalah:
Y2 = Y1 n
di mana:
Y1 = biaya pembangunan instalasi A
Y 2 = biaya pembangunan instalasi B
X 1 = kapasitas instalasi A
X 2 = kapasitas instalasi B
N = indeks harga yang lazimnya = 0,6
Rumus di atas menjelaskan bila kapasitas dan biaya pembangunan instalasi A diketahui,
maka dapat dihitung biaya instalasi pembangunan B yang sejenis memiliki kapasitas tertentu.
Sama halnya dengan kurva linier, metode ini praktis dan cepat untuk melakukan pengecekan
dari suatu hasil perkiraan biaya.
Metode ini amat praktis untuk melakukan pengujian secara cepat dalam suatu kegiatan
analisis biaya. Hal ini tepat digunakan pada waktu belum tersedianya data dan informasi
untuk membuat perkiraan biaya yang lebih akurat. Meskipun demikian, karena metode ini
disusun atas dasar pengalaman atau catatan terdahulu maka pemakainnya harus hati-hati,
perlu dikaji apakah kondisi proyek yang sedang disiapkan serupa dengan proyek terdahulu
sehingga angka-angka yang diperoleh masih dapat diterapkan.
2. Memakai daftar indeks harga dan informasi proyek terdahulu
Data perihal harga di waktu yang lalu dan korelasinya terhadap tingkat harga saat ini dapat
ditemui dalam penerbitan berkala sebagai indeks harga. indeks harga adalah angka
perbandingan antara harga pada suatu waktu (tahun tertentu) terhadap harga pada waktu
(tahun) yang digunakan sebagai dasar.
Harga di tahun A = Harga di tahun B x Indeks harga tahun AIndeks harga tahunB
Terdapat juga jenis indeks harga, seperti untuk harga-harga peralatan industri, upah tenaga
kerja, bahan bangunan, dan komoditi yang lain. Salah satu yang erat berkaitan dengan proyek
dan memiliki perincian (composite) adalah Chemical & Process Engineering Cost Index yang
diterbitkan di Inggris, dengan rumus sebagai berikut.
I = 0,7 Im + 0,081 Ie + 0,10 Ic + 0,19 Is + 0,26 Io
di mana :
I = total/komposit indeks
Im = Indeks engineering mekanik
Ie = Indeks engineering listrik
Ic = Indeks engineering civil/sipil
Is = Indeks engineering lapangan (site)
Io = Indeks overhead
Angka indeks dapat digunakan untuk membuat perkiraan kasar, hanya saja perlu diingat tidak
semua faktor tercakup didalamnya, misalnya adanya terbosan kemajuan teknologi yang besar
dampaknya terhadap biaya produksi dan harga barang yang bersangkutan. Penggunaan
metode di atas dianggap paling baik untuk menyiapkan perkiraan biaya pendahuluan karena
menghasilkan angka-angka yang masih dalam batas kewajaran, tanpa usaha yang banyak
mengeluarkan banyak biaya dan tenaga.
3. Metode Analisis unsur-unsur nya
Variasi lain memperkirakan biaya adalah dengan menganalisis unsur-unsurnya (elemental
analysis cost estimating). Disini lingkup proyek diuraikan menjadi unsur-unsur menurut
fungsinya. Struktur yang diperoleh menjadi sedemikian rupa sehingga perbaikan secara
bertahap dapat dilakukan sesuai dengan kemajuan proyek, dalam arti masukan yang berupa
data dan informasi yang baru diperoleh, dapat ditampung dalam rangka meningkatkan
kualitas perkiraan biaya. Klasifikasi fungsi menurut unsur-unsurnya menghasilkan bagian
atau komponen lingkup proyek yang berfungsi sama. Misalnya tiang penyangga suatu rumah
tinggal dapat dibuat dari kayu, besi atau beton tetapi fungsinya adalah tetap sama sebagai
tiang. Agar penggunaannya dalam perkiraan biata efektif, maka pemilihan fungsi hendaknya
didasarkan atas :
Jelas menunjukan hubungan antara komponen-komponen proyek, dan bila telah diberi
beban biaya, berarti menunjukan komponen-komponen biaya proyek;
Dapat dibandingkan dengan komponen biaya proyek lain yang sejenis;
Mudah diukur atau diperhitungkan dan di nilai perbandingannya (rasio) terhadap data
standar.
Tabel 9.2 Pengelompokan berdasarkan fungsi untuk proyek gedung oleh Means dan
Engineering News Record.
Means
Engineering News
Record
Substruktur
Super Sturktur
Eksterior
Interior
Sistem conveying
Sistem penimpaan
Sistem HVAC
Listrik
Pondasi
Fixed equipment
Persiapan site
Kontigensi
Pekerjaan lahan (site)
Pondasi
Lantai
Kolom interior
Atap
Dinding eksterior
Glazed opening
Dinding interior
Pintu
Penimpaan
Listrik
Sistem HVAC
Sistem conveying
Mark-up
Terlihat disini yang memegang peranan kunci adalah penentuan angka rasio terhadap dasar
atau standar. Pengembangan rasio dapat dilakukan dari penelitian atas data proyek terdahulu
ataupun informasi dari sumber lain. Bila pengelompokan unsur-unsur berdasarkan fungsi
telah tersusun makan perkiraan biaya dapat dimulai sejak awal proyek (membuat perkiraan
biaya kasar) sampai kepada anggaran yang amat akurat (anggaran definitif). Perkiraan biaya
dengan metode menganalisis unsure-unsurnya ini sering dijumpai pada proyek pembangunan
gedung. Dua buah format di antaranya disusun oleh Means dan Engineering News Record
yang terlihat di tabel 9-2.
4. Metode Faktor
Metode lain untuk memperkiraan biaya proyek adalah dengan memakai asumsi bahwa
terdapat angka korelasi (factor) diantara harga peralatan utama dengan komponen-komponen
yang terkait. Di sini biaya komponen dihitung dengan cara memakai factor perkalian
terhadap harga peralatan utama. Peralatan utama proyek E-MK adalah reaktor, regenerator,
kolom destilasi, dapur (kiln), separator, penukar panas, dan lain-lain. Untuk maksud ini perlu
di kerjakan desain engineering sampai tahap tertentu, sampai diperoleh data dan informasi
mengenai jumlah, ukuran dan spesifikasi peralatan utama sehingga dapat diperhitungkan
perkiraan harganya. Karena merupakan unsur penentu maka harga peralatan utama
hendaknya telah diperhitungkan atau diperoleh secara mantap, misalnya penawaran dari
pabrik atau manufacturer. Sistematika metode faktor yang garis besarnya adalah sebagai
berikut :
1. Ditentukan atau di dapatkan harga yang mantap dari peralatan utama sampai ke lokasi
proyek.
2. Menghitung biaya pemasangan sampai peralatan berfungsi. Perhitungan ini dilakukan
dengan menggunakan berbagai faktor yang tergantung dari jenis proses dan materialyang
dikerjakan.
3. Dilanjutkan dengan menghitung biaya engineering (fe), biaya kontingensi (fc), dan fee
untuk kontraktor (ff) maka akan diperoleh modal tetap proyek.
4. Total biaya proyek= modal tetap + modal kerja. Sedangkan modal kerja diperkirakan
sebesar 5 – 10 % dari modal tetap. Dengan demikian dapat dihitung jumlah total biaya
proyek.
5. Metode quantity take-off dan harga satuan
Quantity take-off yaitu membuat perkiraan biaya dengan mengukur kuantitas komponen-
kompnen proyek dari gambar ,spesifikasi, dan perencanaan. Untuk itu,prosedur yang perlu
ditempuh adalah:
a. Klasifikasi komponen pekerjaan
b. Deskripsi dari butir-butir komponen pekerjaan
c. Dimensi dari butir-butir pekerjaan
d. Memberi beban jam-orang
e. Memberi beban biaya
Teknik di atas bila dikerjakan dengan benar akan mendukung hal-hal berikut.
Perencana dan penyelia lebih memahami struktur proyek yang akan ditangani;
meminimalkan kemungkinan adanya butir-butir yang terlewatkan;
memudahkan meneliti dan mengkonfirmasikan hasil-hasilnya maupun proses
membuatnya.
Urutan komponen-komponennya disebut dengan macam proyek, misalnya untuk
pembangunan gedung dimulai dari menyiapkan lahan, membuat pondasi, slope, struktur
penyangga, lantai, dinding, plumbing, listrik, atap, interior, finishing dan selanjutnya. Setelah
daftar quantity take-off selesai dikerjakan, kemudian memberi perkiraan jam-orang dan
pembebanan biaya yang diperlukan. Pendekatan dengan teknik quantity take-off harus
menunggu sampai berbagai spesifikasi dan gambar-gambar yang diperlukan tersedia,
demikian pula perkiraan jam-orang dan harga-harga material yang bersangkutan.
6. Metode Harga Satuan,
Memperkiarakan biaya berdasarkan harga satuan, dilakukan bilamana angka yang
menunjukan volume total pekerjaan belum dapat ditentukan dengan pasti, tetapi biaya per
unitnya (per meter persegi, per meter kubik) telah dapat dihitung. Hal ini sering dijumpai
pada pekerjaan civil seperti membuat jalan, membangun kanal, pekerjaan tanah, memasang
pipa, dan lain-lain. Praktek yang dipersiapkan di sini adalah membuat paket kerja dan
memberikan beban biaya kepada paket kerja tersebut sehingga diserahkan kepada pelaksana.
Sebagai contoh adalah paket kerja memasang pipa dengan unit pricenya.
Contoh, satuan harga pekerjaan memasang pipa per satuan panjang (m) = (Rp200 juta)
(1/5.000) = 40.000,-. Misalnya pekerjaan sesungguhnya adalah 5.500 m maka biayanya
adalah (5.500) (Rp40.000) = 22 juta. Persyaratan menyusun unit price suatu paket adalah
pekerjaan desain engineering sudah sampai pada tahap tertentu, sehingga dapat dilakukan
penjumlahan material (quantity take-off) dan jam-orang sebaik-baiknya.
7. Memakai data dan informasi proyek yang bersangkutan
Metode ini memakai masukan dari proyek yang sedang ditangani. Dengan demikian angka-
angka yang diperoleh mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. Hanya saja metode ini
memerlukan waktu cukup lama, sampai kemajuan desain engineering dan pembelian
mencapai taraf tertentu, sehingga perhitungan biaya dapat dilakukan secara akurat. Misalnya
telah diselesaikan rancangan peralatan utama, jumlah dan satuan harga sebagian besar
material curah, telah masuk data mengenai produktivitas tenaga kerja, bahkan telah pula
masuk berbagai angka penawaran lelang peralatan utama dan sub kontrak yang bernilai
besar.