estimasi parameter genetik induk babi landrace …peternakan.fp.uns.ac.id/media/tah/2013-1-januari/5...

6

Click here to load reader

Upload: dangngoc

Post on 05-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Estimasi Parameter Genetik Induk Babi Landrace …peternakan.fp.uns.ac.id/media/TAH/2013-1-Januari/5 Satriavi et al... · Estimasi Parameter Genetik Induk Babi … (Satriavi et al.)

Tropical Animal Husbandry Vol. 2 (1), Januari 2013: 28-33

ISSN 2301-9921

Estimasi Parameter Genetik Induk Babi Landrace Berdasarkan Sifat Litter

Size dan Bobot Lahir Keturunannya

K. Satriavi, Y. Wulandari, Y.B.P. Subagyo, R. Indreswari, Sunarto, S. Prastowo dan N. Widyas

Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret

Jl. Ir. Sutami No. 36A, Surakarta 57126

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan partisi terhadap varians dan mengestimasi nilai

heritabilitas berdasarkan sifat litter size dan bobot lahir anak babi. Penelitian dilaksanakan di

perusahaan babi CV. Adhi Farm Kebakkramat Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini menggunakan

3 ekor pejantan yang berasal dari bangsa Duroc, Landrace dan Hampshire serta babi betina dari bangsa

Landrace. Nilai varians diperoleh berdasarkan Kuadrat Tengah dari analisis ragam sedangkan nilai

heritabilitas diestimasi menggunakan analisis ragam dengan metode Rancangan Tersarang. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa nilai varians genetik pejantan dan betina untuk sifat litter size sebesar

0,07 dan 0,95 sedangkan varians genetik pejantan dan betina untuk sifat bobot lahir sebesar 0,02 dan

0,03. Nilai heritabilitas pejantan, betina dan total litter size sebesar 0,05 ± 0,01; 0,43 ± 0,15 dan 0,24 ±

0,06 sedangkan nilai heritabilitas pejantan, betina dan total bobot lahir sebesar 0,85 ± 0,02; 0,58 ± 0,01

dan 0,72 ± 0,02. Simpulan dari penelitian ini yaitu nilai heritabilitas litter size anak babi tergolong

rendah karena kurang dari 0,3 sehingga tetua hanya mewariskan sifat sebesar 24% pada keturunannya.

Heritabilitas bobot lahir anak babi tergolong tinggi sehingga menunjukkan kemiripan yang besar

antara tetua dengan keturunannya karena nilai yang diperoleh lebih dari 0,3.

Kata Kunci : babi, litter size, bobot lahir, parameter genetik

Estimation of Genetic Parameters in Landrace Sow Based on Litter Size and Birth Weight

of the Offsprings

ABSTRACT

The aim of this study was to partition the variance and estimated heritability value based on

litter size and birth weight of the offsprings. The study was done in pig breeding company CV. Adhi

Farm in Kebakkramat, Karanganyar. This study used three boars from Duroc, Landrace and

Hampshire with Landrace’s sows. Estimated variance’s value get from Means Square by analysis of

variance and heritability estimated by analysis of variance with Nested Design. The results showed

that value of sire and dam genetic variance for litter size trait were 0,07 and 0,95 even the value of

sire and dam genetic variance for birth weight trait were 0,02 and 0,03. The value of sire, dam and

total heritability for litter size trait were 0,05 ± 0,01; 0,43 ± 0,15 and 0,24 ± 0,06 even the value of

sire, dam and total heritability for birth weight trait were 0,85 ± 0,02; 0,58 ± 0,01 and 0,72 ± 0,02.

The conclusion of the study is the heritability value for litter size trait was include low category

because less than 0,3 so it can be said that 24 percent only the litter size trait were inheritance from

their parent but the heritability value for birth weight trait was high so it can showed as same as like

their parents because the value more than 0,3.

Key words: swine, litter size, birth weight, genetic parameters

Page 2: Estimasi Parameter Genetik Induk Babi Landrace …peternakan.fp.uns.ac.id/media/TAH/2013-1-Januari/5 Satriavi et al... · Estimasi Parameter Genetik Induk Babi … (Satriavi et al.)

Estimasi Parameter Genetik Induk Babi … (Satriavi et al.) 29

PENDAHULUAN

Babi merupakan salah satu

komoditas ternak penghasil daging yang

memiliki potensi besar untuk dikembangkan.

Hal ini dikarenakan ternak babi memiliki

sifat dan kemampuan yang menguntungkan

antara lain pertumbuhan yang cepat, jumlah

anak per kelahiran (litter size) yang tinggi

dan efisiensi ransum yang baik (75-80%)

serta persentase karkas yang tinggi (65-

80%). Usaha untuk meningkatkan

produktivitas ternak babi tidak terlepas dari

adanya program pemuliaan untuk

meningkatkan kualitas genetik ternak.

Produktivitas ternak ditentukan oleh dua

faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor

lingkungan. Selain itu ditentukan oleh

adanya interaksi faktor genetik dan

lingkungan. Faktor genetik dipengaruhi oleh

susunan gen dan kromosom yang dimiliki

oleh individu (Falconer dan Mackay, 1996).

Pengaruh faktor genetik bersifat

kasat mata sehingga pengamatan terhadap

faktor genetik tidak dapat dilakukan secara

langsung melainkan menggunakan sifat

fenotip yang dapat diukur melalui parameter

genetik. Parameter genetik yang dapat

diestimasi diantaranya adalah varians

genetik dan heritabilitas (angka pewarisan)

dari ternak. Heritabilitas merupakan suatu

konsep atau penjelasan yang memprediksi

seberapa besar proporsi suatu sifat dalam

tetua ternak yang dapat diturunkan pada

anaknya. Litter size dan bobot lahir

merupakan sifat kuantitatif yang memiliki

nilai ekonomis tinggi sehingga dapat

dijadikan dasar untuk program pemuliaan

yang lebih terarah (Sihombing, 1997).

Salah satu fakta paling mencolok

dalam bidang reproduksi adalah

kesanggupan ternak dalam mewariskan sifat-

sifat khusus. Sekelompok babi dalam bangsa

dan umur yang sama memiliki variasi pada

sifat tertentu dan keseragaman untuk sifat-

sifat yang lain di antara individu dalam

kelompok tersebut. Tetua sangat

berpengaruh terhadap performan anak yang

dilahirkan seperti litter size dan bobot lahir.

Menurut Putro et al. (2010) nilai estimasi

heritabilitas bobot lahir babi tergolong tinggi

yaitu sebesar 0,36±0,05 sedangkan Ferguson

et al. (1985) menyatakan bahwa nilai

heritabilitas litter size babi sebesar

0,21±0,14. Penelitian yang dilakukan

Siewerdt et al. (1995) menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh lingkungan yang

menyebabkan rendahnya nilai heritabilitas

pada sifat litter size babi. Berdasarkan hal di

atas maka dilakukan penelitian yang

bertujuan untuk melakukan partisi varians

serta mengestimasi heritabilitas tetua

berdasarkan informasi data litter size dan

bobot lahir anak babi.

MATERI DAN METODE

Materi Materi yang digunakan dalam

penelitian adalah babi jantan, babi betina,

anak babi serta recording perusahaan

sebanyak 72 data induk babi. Babi jantan

yang digunakan berjumlah 3 ekor berasal

dari bangsa berbeda yaitu Duroc, Landrace

dan Hampshire sedangkan babi betina

berasal dari bangsa Landrace sebanyak 54

ekor. Penelitian dilaksanakan di perusahaan

babi CV. Adhi Farm, Dukuh Sepreh, Desa

Kemiri, Kebakkramat, Kabupaten

Karanganyar.

Metode

Tahap-tahap yang dilaksanakan pada

penelitian adalah tiap ekor babi jantan

dikawinkan dengan beberapa ekor babi

betina dari bangsa Landrace sedangkan tiap

betina hanya kawin dengan satu ekor

pejantan. Perkawinan dilakukan dengan

menggunakan sistem Inseminasi Buatan.

Pada tahapan ini dilakukan pencatatan

mengenai informasi betina yang melahirkan

meliputi: identitas keturunan dan pejantan,

umur serta paritas. Selain itu, dilakukan

pencatatan bobot lahir anak babi serta data

pejantan yang meliputi: identitas, bangsa,

umur dan bobot badan. Data yang digunakan

pada penelitian adalah litter size dan bobot

lahir anak babi. Litter size berasal dari data

recording dan pengamatan sehingga

diperoleh data sebanyak 1062 anak babi

Page 3: Estimasi Parameter Genetik Induk Babi Landrace …peternakan.fp.uns.ac.id/media/TAH/2013-1-Januari/5 Satriavi et al... · Estimasi Parameter Genetik Induk Babi … (Satriavi et al.)

Tropical Animal Husbandry Vol. 2 (1), Januari 2013: 28-33

ISSN 2301-9921

30 Tropical Animal Husbandry Vol. 2 (1) 2013

sedangkan 168 data bobot babi berasal dari

penimbangan anak babi sesaat setelah lahir.

Nilai varians diperoleh berdasarkan Kuadrat

Tengah dari analisis ragam sedangkan nilai

heritabilitas dilakukan menggunakan analisis

ragam dengan metode Rancangan Tersarang.

Parameter yang diestimasi adalah

varians genetik pejantan, varians genetik

betina, heritabilitas pejantan, heritabilitas

betina serta heritabilitas total. Varians

genetik pejantan merupakan ragam genetik

pejantan yang dihitung berdasarkan

informasi dari litter size dan bobot lahir anak

babi keturunannya sedangkan varians

genetik betina merupakan estimasi atau

pendugaan keragaman genetik pada induk

babi berdasarkan informasi dari litter size

dan bobot lahir anak babi keturunannya.

Menurut Falconer dan Mackay (1996) rumus

untuk menghitung varians genetik pejantan

adalah

n

KTd -KTs s σ2

=

Keterangan :

s σ2 = varians genetik pejantan

KTs = kuadrat tengah pejantan

KTd = kuadrat tengah pejantan (betina)

n = jumlah paritas tiap pejantan

Sedangkan untuk rumus varians genetik

betina menurut Falconer dan Mackay (1996)

adalah

k

KTwKTdd σ

2 −=

Keterangan :

d σ 2 = varians genetik betina

KTd = kuadrat tengah pejantan (betina)

KTw = kuadrat tengah keturunan

k = jumlah paritas tiap betina

Heritabilitas pejantan yaitu estimasi

nilai pewarisan sifat dari pejantan yang

diturunkan pada anak-anaknya berdasarkan

informasi litter size dan bobot lahir. Sama

halnya dengan heritabilitas pejantan,

heritabilitas betina merupakan estimasi nilai

pewarisan sifat dari induk yang diturunkan

pada anak-anaknya berdasarkan sifat litter

size dan bobot lahir. Menurut Hardjosubroto

(1994) dan Falconer dan Mackay (1996)

rumus untuk heritabilitas pejantan dan betina

adalah

wσdσsσ

s4σs h

222

22

++

=

Keterangan :

s h 2 = heritabilitas pejantan

sσ2

= varians genetik pejantan

dσ2

= varians genetik betina

wσ2

= varians keturunan

wσdσsσ

d4σd h

222

22

++

=

Keterangan :

d h 2 = heritabilitas betina

sσ2

= varians genetik pejantan

dσ2

= varians genetik betina

wσ2

= varians keturunan

Heritabilitas total merupakan

estimasi atau pendugaan nilai pewarisan

total dari tetua yang diturunkan pada anak-

anaknya berdasarkan informasi litter size

dan bobot lahir yang diakibatkan oleh

pengaruh genetik. Rumus untuk heritabilitas

total menurut Falconer dan Mackay (1996)

yaitu

wσdσsσ

d]σ s[σ 2 totalh

222

222

++

+=

Keterangan :

totalh 2 = heritabilitas total

sσ2

= varians genetik pejantan

dσ2

= varians genetik betina

wσ2

= varians keturunan

Analisis Data Berdasarkan data litter size dan

bobot lahir anak babi diperoleh parameter

varians dan heritabilitas. Keseluruhan

parameter tersebut kemudian dianalisis

secara deskriptif.

Page 4: Estimasi Parameter Genetik Induk Babi Landrace …peternakan.fp.uns.ac.id/media/TAH/2013-1-Januari/5 Satriavi et al... · Estimasi Parameter Genetik Induk Babi … (Satriavi et al.)

Estimasi Parameter Genetik Induk Babi … (Satriavi et al.) 31

Tabel 1. Parameter genetik litter size dan bobot lahir babi

Sumber

Litter Size

(n = 1062)

Bobot Lahir

(n = 168)

σ² σ² (%) h2 a) h2 b) σ² σ² (%) h2 a) h2 b)

Pejantan 0,07 1,35 0,05±0,01 0,05±0,01 0,02 25 0,85±0,02 0,85±0,02

Pejantan

(betina)

0,95 18,27 0,73±0,15 0,43±0,15 0,03 37,5 1,39±0,01 0,58±0,01

Keturunan 4,18 80,38 − − 0,03 37,5 − −

Total 5,20 100 0,39±0,06 0,24±0,06 0,08 100 1,12±0,02 0,72±0,02

Keterangan: a) Nilai heritabilitas sebelum pemisahan pengaruh lingkungan bersama (Ec)

b) Nilai heritabilitas setelah pemisahan pengaruh lingkungan bersama (Ec)

n) Jumlah data yang digunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Varians Genetik Litter Size Berdasarkan hasil analisis ragam

dapat dilakukan pendugaan komponen

ragam untuk sifat litter size babi.

Perhitungan KT menunjukkan nilai varians

litter size pada keturunan sebesar 4,18

(Tabel 1). Nilai varians pejantan dan betina

yang tersarang pada pejantan diperoleh

melalui perhitungan antara komponen ragam

di dalamnya (Tabel 1).

Nilai varians genetik litter size pada

pejantan sebesar 0,07 yang dapat dikatakan

varians pada sifat litter size dipengaruhi oleh

varians dari pejantan sebesar 1,35% (Tabel

1) sedangkan varians genetik pada betina

sebesar 0,95 sehingga dapat diartikan bahwa

sifat fenotip litter size anak babi dipengaruhi

oleh variasi dari betina sebesar 18,27%

(Tabel 1). Terlihat dari hasil tersebut bahwa

nilai varians genetik litter size pada betina

lebih besar daripada nilai varians genetik

pada pejantan. Hal ini menunjukkan bahwa

faktor betina memiliki proporsi pengaruh

yang lebih besar daripada pejantan untuk

sifat litter size babi.

Krider dan Carrol (1971)

menyatakan bahwa induk babi lebih

memengaruhi sifat litter size yang

diturunkan kepada anak-anaknya. Sifat

individu dari induk satu dengan induk yang

lain memiliki kemampuan yang berbeda

dalam menghasilkan keturunan. Penelitian

yang dilakukan Siewerdt et al. (1995)

menunjukkan bahwa pengaruh lingkungan

yang menyebabkan rendahnya nilai

heritabilitas pada sifat litter size anak babi

sebagian besar disebabkan oleh performan

induknya sehingga diperoleh tingginya

keragaman induk dengan genetik yang

berbeda pula.

Varians Genetik Bobot Lahir Nilai varians genetik bobot lahir

pada pejantan sebesar 0,02 (Tabel 1).

Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan

varians pada sifat bobot lahir dipengaruhi

oleh varians dari pejantan sebesar 25%

(Tabel 1) dan varians genetik pada betina

sebesar 0,03 sehingga dapat diartikan bahwa

sifat fenotip bobot lahir anak babi

dipengaruhi oleh variasi dari betina sebesar

37,5% (Tabel 1). Hal ini menunjukkan

bahwa selain sifat litter size, betina juga

memiliki proporsi pengaruh yang lebih besar

daripada pejantan terhadap sifat bobot lahir

babi. Gordon (2008) juga menyatakan

bahwa sifat performan anak babi banyak

dipengaruhi oleh faktor induk seperti

banyaknya sel telur yang dilepaskan indung

telur, laju hidup embrio selama berkembang,

laju pembuahan atau persentase sel telur

yang dapat dibuahi dan dapat terus hidup,

umur induk, paritas serta manajemen dan

kemampuan kapasitas uterus induk.

Heritabilitas Litter Size

Nilai heritabilitas pada pejantan

berdasarkan sifat litter size keturunannya

sebesar 0,05±0,01 (Tabel 1). Hal ini

menunjukkan angka heritabilitas yang

rendah sehingga dapat diartikan bahwa

ragam yang terlihat oleh faktor genetik

hanya 0,05 yang disebabkan oleh warisan

dari pejantan dan 0,95 disebabkan oleh

Page 5: Estimasi Parameter Genetik Induk Babi Landrace …peternakan.fp.uns.ac.id/media/TAH/2013-1-Januari/5 Satriavi et al... · Estimasi Parameter Genetik Induk Babi … (Satriavi et al.)

Tropical Animal Husbandry Vol. 2 (1), Januari 2013: 28-33

ISSN 2301-9921

32 Tropical Animal Husbandry Vol. 2 (1) 2013

lingkungan. Warwick et al. (1984)

menyatakan bahwa sifat seperti jumlah anak

sekelahiran mempunyai nilai heritabilitas

rendah dengan kisaran umum antara 0,05

sampai 0,15 yang menunjukkan bahwa

sebagian besar keragaman disebabkan oleh

lingkungan. Hardjosubroto (1994)

menyatakan angka pewarisan dikatakan

rendah apabila nilainya berkisar antara 0

sampai 0,1 dan dikatakan sedang atau

intermedia apabila nilainya berkisar antara

0,1 sampai 0,3 sedangkan tergolong tinggi

apabila nilai heritabilitas melebihi 0,3.

Namun, tidak menuntut kemungkinan

apabila nilai heritabilitas yang diperoleh

dalam suatu penelitian melebihi kisaran

yang telah ada. Hal ini dikarenakan adanya

faktor lingkungan yang tidak bisa lepas dari

suatu individu.

Heritabilitas sifat pada betina dan

heritabilitas total berdasarkan informasi dari

litter size keturunannya adalah sebesar

0,73±0,15 dan 0,39±0,06 (Tabel 1). Angka

heritabilitas ini tergolong tinggi karena lebih

dari 0,3. Namun, angka heritabilitas ini tidak

nyata karena masih terdapat faktor yang

disebabkan oleh pengaruh lingkungan dari

betina dan pengaruh dominansi dari genetik

pejantan maupun betina. Falconer dan

Mackay (1996) berpendapat adanya faktor

maternal effect pada saat prenatal sebagai

common environmental factor (faktor

lingkungan bersama). Babi memiliki jumlah

fetus yang banyak dalam satu kali

kebuntingan. Fetus-fetus ini berbagi dalam

lingkungan uterus yang sama sehingga ikut

berkontribusi dalam sifat fenotip anak babi.

Faktor genetik bukan satu-satunya alasan

untuk menjamin kemiripan di antara saudara

tetapi ada juga pengaruh keadaan

lingkungan yang cenderung

memengaruhinya. Jika sekelompok ternak

dipelihara bersama-sama, mereka akan

berbagi lingkungan yang sama. Hal ini dapat

diartikan perbedaan di antara individu terjadi

akibat kondisi lingkungan yang sama (σ2Ec).

Penelitian Gama dan Johnson (1993)

serta Azzam et al. (1984) mengatakan

bahwa maternal effect sebagai pengaruh

lingkungan negatif pada performan sifat

reproduksi seperti litter size. Pada jumlah

anak sekelahiran yang tinggi, terdapat

pengurangan sumber maternal effect untuk

masing-masing anak babi serta pengaruh

lingkungan yang sama dapat mengurangi

proporsi jumlah anak sekelahiran. Hal ini

mengakibatkan adanya korelasi genetik

negatif di antara litter size induk dan anak-

anaknya meskipun korelasi negatif tersebut

terjadi pada induk yang memiliki litter size

tinggi (Siewerdt et al., 1995).

Nilai heritabilitas sifat pada betina

berdasarkan informasi dari litter size anak

babi setelah dilakukan pemisahan pengaruh

lingkungan bersama sebesar 0,43±0,15

(Tabel 1). Hal ini menunjukkan nilai

heritabilitas yang lebih rendah daripada

sebelumnya ketika belum dilakukan

pemisahan pengaruh lingkungan yang sama

sehingga dapat diartikan bahwa ragam sifat

litter size yang terlihat oleh faktor genetik

hanya 0,43 yang disebabkan oleh warisan

betina dan sisanya disebabkan oleh pejantan

dan lingkungan. Heritabilitas total untuk

sifat litter size dari tetuanya sebesar

0,24±0,06 (Tabel 1). Hasil yang diperoleh

ini lebih tinggi dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Ferguson et al. (1985)

maupun Irvin dan Swiger (1984) yang

memperoleh nilai heritabilitas litter size babi

masing-masing sebesar 0,21±0,14 dan

0,20±0,11. Menurut Putro et al. (2010) nilai

estimasi heritabilitas litter size babi sebesar

0,13±0,69. Heritabilitas litter size anak babi

tergolong rendah. Hal ini dikarenakan terlalu

bervariasinya jumlah anak per pejantan

maupun jumlah anak per induk. Jumlah anak

sekelahiran tiap induk berkisar antara 3

sampai 15.

Heritabilitas Bobot Lahir

Nilai heritabilitas pada pejantan

berdasarkan sifat bobot lahir keturunannya

sebesar 0,85±0,02 (Tabel 1). Hal ini

menunjukkan angka heritabilitas yang tinggi

karena nilai tersebut lebih dari 0,3 sehingga

dapat diartikan bahwa anak babi yang

dilahirkan mempunyai kemiripan yang

tinggi dengan tetua pejantannya.

Heritabilitas betina dan heritabilitas total

Page 6: Estimasi Parameter Genetik Induk Babi Landrace …peternakan.fp.uns.ac.id/media/TAH/2013-1-Januari/5 Satriavi et al... · Estimasi Parameter Genetik Induk Babi … (Satriavi et al.)

Estimasi Parameter Genetik Induk Babi … (Satriavi et al.) 33

berdasarkan sifat bobot lahir keturunannya

sebesar 1,39±0,01 dan 1,12±0,02 (Tabel 1).

Heritabilitas betina dan heritabilitas total

berdasarkan sifat bobot lahir keturunannya

setelah dilakukan pemisahan pengaruh

lingkungan bersama sebesar 0,58±0,01 dan

0,72±0,02 (Tabel 1). Heritabilitas bobot lahir

anak babi tergolong tinggi melebihi 0,3 yang

dapat diartikan bahwa anak babi yang

dilahirkan mempunyai kemiripan yang besar

dengan tetua betinanya. Putro et al. (2010)

menyatakan bahwa estimasi heritabilitas

bobot lahir babi tergolong tinggi sebesar

0,36±0,05. Menurut Hardjosubroto (1994)

variasi yang terlalu tinggi hingga terbatasnya

data yang digunakan dapat mengakibatkan

estimasi heritabilitas yang rendah. Penilaian

sifat-sifat fenotip yang mempunyai nilai

heritabilitas tinggi menunjukkan semua

keragaman disebabkan oleh faktor genetik

yang diwariskan dari tetua sedangkan sifat-

sifat fenotip yang mempunyai nilai

heritabilitas rendah menunjukkan keragaman

dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan non

genetik (Warwick et al., 1984).

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa nilai heritabilitas pada

sifat litter size anak babi tergolong rendah

sedangkan heritabilitas bobot lahir anak babi

tergolong tinggi. Berbeda dengan nilai

heritabilitas litter size yang cenderung

rendah, nilai heritabilitas bobot lahir

menunjukkan kemiripan yang besar antara

tetua dengan keturunannya.

DAFTAR PUSTAKA

Azzam, S.M., M.K. Nielsen dan G.E. Dickerson.

1984. Postnatal littersize effects on

growth and reproduction in rats. Journal

of Animal Science. 58: 1337-1342.

Falconer, D.S. dan T.F.C. Mackay. 1996.

Introduction to Quantitative Genetics.

Longman, England.

Ferguson, P.W., W.R. Harvey dan K.M. Irvin.

1985. Genetic phenotypic and

environmental relationshhip between

sow body weight and sow productivity.

Journal of Animal Science. 60: 375-384.

Gama, L.T. dan R. K. Johnson. 1993. Changes in

ovulation rate, uterine capacity, uterine

dimensions and parity effects with

selection for littersize in swine. Journal

of Animal Science. 71: 608-617.

Gordon, I. 2008. Controlled Reproduction in

Pigs. CAB International, Washington

DC.

Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi

Pemuliabiakan Ternak di Lapangan.

Grasindo, Jakarta.

Irvin, K.M. dan L. A. Swiger. 1984. Genetic and

phenotypic parameters for sow

productivity. Journal of Animal Science.

58: 1144-1150.

Krider, J. L. dan W. E. Carrol. 1971. Swine

Production. 4th Edition. Tata McGraw

Hill Ltd, New Delhi.

Putro, B. D., V. M. A. Nurgiartiningsih dan

Kuswati. 2010. Estimasi Nilai

Heritabilitas Nilai Pemuliaan dan

Korelasi Bobot Lahir dan Littersize pada

Babi. Skripsi. Fakultas Peternakan.

Universitas Brawijaya. Malang.

Siewerdt, F., R. A. Cardelino dan V. C. Rosa.

1995. Genetic parameters of litter traits

in three pig breed in southern Brazil.

Journal of Brazilian Genetics. 18: 199-

205.

Sihombing, D. T. H. 1997. Ilmu Ternak Babi.

Cetakan Pertama. Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta.

Warwick, E. J., J. M. Astuti dan W.

Hardjosubroto. 1984. Pemuliaan Ternak.

Cetakan keempat. Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta.