estimasi populasi gastropoda

6
Estimasi Populasi Gastropoda Tingkat keanekaragaman organisme perairan yang ada di lingkungan perairan dapat menjadi indikator pencemaran keadaan lingkungan perairan tersebut. Praktikum ini bertujuan untuk menerapkan metode plotless dalam mengestimasi populasi gastropoda dan mempelajari korelasi antara parameter dengan populasi gastropoda. Praktikum dilakukan di sungai Tambak Bayan pada 23 Maret 2012. Dari hasil pengamatan densitas gastropoda terpadat pada stasiun 1, dengan data sebagai berikut, stasiun 1 2482,56 idv / m 2 stasiun 2 0,07 idv / m 2 , stasiun 3 0,61 idv / m 2 dan pada stasiun 4 adlah 41,58 idv / m 2 . Nilai parameter yang didapat kemudian dibandingkan dengan skala normalnya sehingga dapat diketahui kualitas airnya. Hasil praktikum menunjukkan densitas dan diversitas gastropoda tergolong rendah yang mengindikatori bahwa perairan tersebut telah tercemar. Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa pencemaran Sungai Tambak Bayan umumnya diakibatkan oleh polusi udara dan perilaku masyarakat yang tidak tertib dalam membuang limbah dan sampah ke dalam sungai tersebut. PENDAHULUAN Gastropoda adalah hewan yang menggunakan kakinya sebagai alat gerak. Gastropoda adalah kelas yang paling terkenal dari semua moluska. Mereka menempati hampir setiap habitat di bumi, dari pegunungan tinggi, ladang, hutan, danau, sungai dan lain sebagainya. Moluska air tawar dapat dibedakan menjadi 2 yaitu gastropoda dan pelecy pada (Probosunu, 2011) gastropoda merupakan moluska yang bias menduduki berbagai habitat darat, perairan tawar dan laut (Suwignyo, 2005). Dalam banyak hal, siput sedikit mengalami modifikasi. Modifikasi yang nyata adalah peristiwa torsi. Torsi adalah pertumbuhan cangkang diluar berlangsung lebih cepat dari yang sebelah dalam (Suwignyo, 2005). Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna, bau dan rasa Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia yang terlarut,

Upload: galuhfahmi

Post on 02-Dec-2015

40 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Estimasi Populasi Gastropoda

Estimasi Populasi Gastropoda

Tingkat keanekaragaman organisme perairan yang ada di lingkungan perairan dapat menjadi indikator pencemaran keadaan lingkungan perairan tersebut. Praktikum ini bertujuan untuk menerapkan metode plotless dalam mengestimasi populasi gastropoda dan mempelajari korelasi antara parameter dengan populasi gastropoda. Praktikum dilakukan di sungai Tambak Bayan pada 23 Maret 2012. Dari hasil pengamatan densitas gastropoda terpadat pada stasiun 1, dengan data sebagai berikut, stasiun 1 2482,56 idv/m

2 stasiun 2 0,07 idv/m2, stasiun 3

0,61idv/m2 dan pada stasiun 4 adlah 41,58 idv/m

2. Nilai parameter yang didapat kemudian dibandingkan dengan skala normalnya sehingga dapat diketahui kualitas airnya. Hasil praktikum menunjukkan densitas dan diversitas gastropoda tergolong rendah yang mengindikatori bahwa perairan tersebut telah tercemar. Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa pencemaran Sungai Tambak Bayan umumnya diakibatkan oleh polusi udara dan perilaku masyarakat yang tidak tertib dalam membuang limbah dan sampah ke dalam sungai tersebut.

PENDAHULUANGastropoda adalah hewan yang menggunakan kakinya sebagai alat gerak. Gastropoda

adalah kelas yang paling terkenal dari semua moluska. Mereka menempati hampir setiap habitat di bumi, dari pegunungan tinggi, ladang, hutan, danau, sungai dan lain sebagainya.

Moluska air tawar dapat dibedakan menjadi 2 yaitu gastropoda dan pelecy pada (Probosunu, 2011) gastropoda merupakan moluska yang bias menduduki berbagai habitat darat, perairan tawar dan laut (Suwignyo, 2005). Dalam banyak hal, siput sedikit mengalami modifikasi. Modifikasi yang nyata adalah peristiwa torsi. Torsi adalah pertumbuhan cangkang diluar berlangsung lebih cepat dari yang sebelah dalam (Suwignyo, 2005). Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna, bau dan rasa Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia yang terlarut, perubahan pH Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen. Indikator yang umum diketahui pada pemeriksaan pencemaran air adalah pH atau konsentrasi ion hydrogen, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, DO), kebutuhan oksigen biokimia (Biochemiycal Oxygen Demand, BOD) serta kebutuhan oksigen kimiawi (Chemical Oxygen Demand, COD).            Dalam hal ini, praktikum estimasi populasi gastropoda bertujuan untuk mempelajari, penerapan metode tanpa plot ( plotless ) guna memperkirakan atau mengestimasi populasi gastropoda. Selain itu praktikum ini juga unruk mempelajarai korelasi antara beberapa data tolak ukur lingkungan dengan populasi makrobentos.

METODOLOGI

Page 2: Estimasi Populasi Gastropoda

Pelaksanaan praktikum ekologi perairan cara estimasi populasi gastropoda mengambil sungai tambak bayan sebagai obyeknya. Acara praktikum ini dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 23 Maret 2012 pukul 13.30-18.00 WIB.            Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode tanpa plot (plotless). Bukan hanya mempelajari populasi saja namun dalam praktikum ini juga akan dipelajari parameter yang mempengaruhi gastropoda, seperti parameter fisika, kimia dan biologi. Adapun prinsip kerja praktikum ini yaitu: menetapkan lokasi sungai yang populasi gastropodanya akan di estimasi. Menetapkan titik pengambilan cuplikan secara acak dengan menancapkan sebatang tongkat kecil kedasar perairan. Lalu mencari gastropoda yang jaraknya terdekat dengan tongkat selanjutnya ukur dan catat jarak antara gastropoda dengan tongkat. Dari data yang diperolreh, kerapatan gastropoda dapat di hitung denganrumus :

      Pada acara praktikum estimasi populasi gastropoda ini dilakukan di sungai Tambak Bayan, Sleman, Yogyakarta, sungai Tambak Bayan adalah sungai yang berhilir di embuk tambak boyo. Sungai ini sering sekali dipergunakan oleh warga sekitar untuk aktivitas rumah tangga dan keperluan sehari-hari, seperti mandi, cuci, minum, dan terkadang sungai ini sering dugunakan oleh anak-anak untuk bermain , karena cuaca di sungai ini cukup sejuk dan rindang. Selain itu air suungai tergolong bersih dan jernih. Tidak seperti kebanyakan sungai yang udentik dengan hal-hal kotor. Memang di sungai ini terdapat sampah, namun kuantitas sampahnya tidaklah banyak.            Dari data hasil pengamatan estimasi populasi yang kami peroleh densitas gastropoda di sungai ini beragam kuantitasnya. Pada stasiun 2 dan 3, densitas gastropoda tergolong rendah yaitu pada stasiun sebesar 0,07 idv/m

2 dan pada stasiun 3 sebesar 0,61 idv/m2 ini

dikarenakn pada stasiun 2 dan 3, dominan berpasir sehingga gastropoda yang ada di stasiun 2 dan 3 tiak sebanyak pada stasiun 1 dan4. Pada stasiun 1, di peroleh data identitas gastropoda sebesar 2482,36 idv/m

2. Dan data densitas gastropoda yang diperoleh di stasiun 4 adalah sebesar 41,58idv/m

2, ini karena pada stasiun 1 dan 4, kondisi lingkungan sungainya dominan berlumpur sehingga banyak terdapat gastropoda.            Pada acara praktikum estimasi populasi gastropoda ini dilakukan pengukuran pada parameter fisik dan kimia. Dari data yang diperoleh, suhu udara rata-rata adalah 29,3 oC. dan data suhu air rata-rata adalah 28,075oC. Lalu diperoleh data kecepatan arus dan debit air. Kecepatan arus di sungai ini tidak terlalu deras, sekitar 0,6 m/s  dan  debit air di sungai ini juga tidak terlalu tinggi yaitu 1,7 m3/s. Ini dikarenakan kondisi perairan sungai yang berkerikil dan banyak bebatuan.            Selanjutnya mengenai parameter kimia. Kandungan oksigen pada air sungai ini rata-rata sekitar 6,34 ppm. Kandungan CO2  di sungai ini berkisar 8,2 ppm. Pada umumnya, air sungai tambak bayan ini cenderung netral karena memiliki rata-rata nilai pH besar 7,38. Parameter kimia membuktikan bahwa kondisi perairan di sunagi tamabk bayan baik untuk kehidupan gastropoda dan untuk aktivitas serta kegiatan manusia.

Page 3: Estimasi Populasi Gastropoda

            Dari data tersebut juga dapat disimpulkan bahwa kondisi perairan sungai tambak bayan masih baik meskipun sudah tercemar dalam skala rendah. Semakin tinggi kadar CO2 dalam air, semakin rendah tergolong baik. Semakin tinggi kadar CO2 dalam air, semakin rendah populasi gastropoda dan semakin tinggi kadar O2 dalam air semakin tinggi populasi gastropoda. Pengamatan mengenai gastropoda ini sangat penting karena densitas dan diversitas plankton maupun gastropoda, dapat dijadikan sebagai indikator dalam menganalisis kualitas suatu perairan.            Berdasarkan data densitas gastropoda pada setiap stasiun, nilai densitas tertinggi yaitu pada stasiun satu (2482,36 idv/m2) yang terletak pada daerah hulu, sedangkan nilai densitas gastropoda terendah yaitu pada stasiun dua (0,07 Idv/m2). Penyebab utama terjadinya perbedaan nilai densitas ini disebabkan oleh kondisi fisik yakni kecepatan arus pada daerah sungai di hulu dan hilir. Kecepatan arus semakin cepat ke arah hulu karena kemiring daerah yang semakin ekstrim dan semakin lambat ke arah hilir karena kemiringan yang rendah. Arus air membawa tekanan dalam aliran materi yang ada dalam air (Effendi,2003). Hal ini menyebabkan distribusi atau penyebaran makrobentos lebih terorientasi ke arah hulu karena arus deras yang mengalir ke daerah tersebut, sedangkan distribusi gastropoda cenderung rendah dengan aliran arus yang rendah. Kondisi dasar perairan juga mendukung karena sebagai tempat hidup/habitat gastropoda. Gastropoda cenderung menyukai dasar perairan berlumpur dan bertanah liat sebagai tempat mencari makan dan cenderung tidak menyukai daerah berpasir maupun berbatuan dengan substrat yang keras.            Adapun manfaat acara praktikum estimasi gastropoda ini bagi program studi manajemen sumberdaya perikanan adalah dapat menentukan kondisi perairan yang cocok untuk tumbuh hidup serta perkembang biakkan biota perairan. Selain itu untuk mengetahui cara memperkirakan keragaman gastropoda pada suatu perairan yang dapat dijadikan indikator dalam menelaah kualitas suatu perairan. Bila kualitas suatu perairan telah diketahui, maka usaha dalam pengelolaan dan pemanfaatan secara optimal dapat dilakukan sebagai bentuk dari usaha untuk memanfaatkan sumber daya perairan guna kesejahterahan manusia. Pengelolaan secara optimal tentu tidak dapat dilakukan tanpa menganalisa terlebih dahulu kekurangan dan kelebihan serata karakteristik sumber daya tersebut sebagai bentuk antisipasi dari kegagalan yang diakibatkan rendahnya kualitas dan daya dukung lingkungan.

KESIMPULANDari data hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulakan bahwa unrtuk

mengestimasi populasi gastropoda dapat di lakukan dengan metode plotless (metode tanpa plot). Metode tanpa plot adalah metode pengestimasian gastropoda dengan menggunakan kayu yang ditancapkan pada dasar perairan kemudian gastropoda yang terdekat dihitung kepadatan dan jaraknya.

Page 4: Estimasi Populasi Gastropoda

Populasi gastropoda dipengaruhi oleh beberapa parameter lingkungan, diantaranya parameter fisika yaitu suhu udara dan air, kecepatan arus dan debit air, dan parameter kimia yaitu DO, kadar CO2, alkalinitas dan pH. Dari data tersebut juga dapat disimpulkan bahwa kondisi perairan sungai tambak bayan masih tergolong baik, semakin tinggi kadar CO2 dalam air, semakin rendah tergolong baik. Semakin tinggi kadar CO2 dalam air, semakin rendah populasi gastropoda dan semakin tinggi kadar O2 dalam air semakin tinggi populasi gastropoda.

SARANKondisi perairan sungai tambak bayan masih tergolong baik. Namun perlu diberi perlindungan juga. Perlunyaperlindungan dimaksudkan agar kondisi perairan sungai menjadi buruk, khususnya oleh aktivitas manusia, seperti limbah rumah tangga, sampah dan pembangunan air sisa budidaya perikanan yang ada di sekitar sungai.

DAFTAR PUSTAKA

Setyobudiandi, I. 1997. Makrozoobentos. Bogor: Institut Pertanian Bogor

Isnaeni, W. 2002. Fisiologi Hewan. Semarang: UNiversitas Negeri Semarang

Suin, Nurdin Muhammad. 1989. Ekologi Hewan tanah. Bumi Aksara: Jakarta

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius, Yogyakarta

Page 5: Estimasi Populasi Gastropoda

Gastropoda merupakan salah satu kelas dalam filum mollusca. Gastropoda berasal dari bahasa Yunani, gaster yang berarti perut dan podos yang berarti kaki. Gastropoda berarti hewan yang berkaki perut (Fictor, d.k.k., 2009). Gastropoda ini bergerak dengan menggunakan “perutnya”. Hidup di darat, di air tawar dan di air laut. Tubuhnya memiliki cangkang yang melingkar, ada yang melingkar ke kanan ada pula yang melingkar ke kiri (Afghanaus, 2012).

Gastropoda memiliki jumlah spesies yang paling banyak. Gastropoda memiliki lidah parut dan zat tanduk untuk menghancurkan makanan. Cangkangnya berbentuk kerucut terpilin. Pada bentuk larva tubuhnya berbentuk simetri bilateral tetapi dalam perkembangannya mengalami pembengkokan sehingga membentuk lingkaran. Pada waktu dewasa, anusnya berada di sebelah atas mulutnya. Saat larvanya bernafas dengan insang dan pada waktu dewasa bernafas dengan paru-paru. Sifatnya hemafrodit (Etik, d.k.k., 2010). Gastropoda memiliki bentuk cangkang yang beragam, ada yang conical, biconical, abconical, turreted, fusiform, patelli form, ovoid, discoidal, involute,obavatus, globase, lenticular, bulloid, cylindrycal, dan trochoid (Oemarjati dan Wardhana, 1990).