ethical principles in business

4
Teori Kant didasarkan pada prinsip moral yang disebut kategoris impremative yang mengharuskan setiap orang harus diperlakukan sama dengan yang lainnya. Rumusan perintah kategoris Kant mencakup 2 kriteria dalam menentukan apa yang benar dan salah secara moral yaitu: 1. Universalisabilitas Alasan seseorang melakukan suatu tindakan haruslah alasan yang dapat diterima semua orang, setidaknya dalam prinsip. 2. Reversibilitas Alasan seseorang melakukan suatu tindakan haruslah alasan yang dapat dia terima jika orang lain menggunakannya, bahkan sebagai dasar dari bagaimana mereka memerlakukan dirinya. Masalah pada Pandangan Kant Berbagai kritikan terhadap teori Kant antara lain: Teori Kant tidak cukup tepat untuk bisa selalu bermanfaat. Contoh: Seorang pembunuh haruskah dihukum atau tidak. Tentunya bagi pembunuh menolaknya, namun di sisi lain mereka sepakat daripada harus dibunuh oleh orang lain nantinya. Batasan hak dan bagaimana hak tersebut diseimbangkan dengan hak yang berkonflik lainnya. Misalnya saat sekelompok orang memainkan alat musik dengan sangat keras, yang mengganggu orang lain atau suatu organisasi yang mencemari udara atau air dimana kesehatan pihak lain tergangu dari hal tersebut. Kriteria universalisabilitas dan reversibilitas. Misalnya saat pimpinan perusahaan yang melakukan diskriminasi pada pekerja kulit hitam dengan memberikan upah rendah dibandingkan pekerja kulit putih. Hal ini sangat tidak benar tentunya karena tindakan tersebut tidak bermoral, namun menurut Kant benar. The Libertarian Objection: Nozick

Upload: rahadianachmad

Post on 09-Apr-2016

24 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Teori Kant didasarkan pada prinsip moral yang disebut kategoris impremative yang mengharuskan setiap orang harus diperlakukan sama dengan yang lainnya.

TRANSCRIPT

Page 1: Ethical Principles in Business

Teori Kant didasarkan pada prinsip moral yang disebut kategoris impremative yang mengharuskan setiap orang harus diperlakukan sama dengan yang lainnya.

Rumusan perintah kategoris Kant mencakup 2 kriteria dalam menentukan apa yang benar dan salah secara moral yaitu:

1. Universalisabilitas Alasan seseorang melakukan suatu tindakan haruslah alasan yang dapat diterima semua orang, setidaknya dalam prinsip.

2. ReversibilitasAlasan seseorang melakukan suatu tindakan haruslah alasan yang dapat dia terima jika orang lain menggunakannya, bahkan sebagai dasar dari bagaimana mereka memerlakukan dirinya.

Masalah pada Pandangan KantBerbagai kritikan terhadap teori Kant antara lain:

Teori Kant tidak cukup tepat untuk bisa selalu bermanfaat.Contoh: Seorang pembunuh haruskah dihukum atau tidak. Tentunya bagi pembunuh menolaknya, namun di sisi lain mereka sepakat daripada harus dibunuh oleh orang lain nantinya.

Batasan hak dan bagaimana hak tersebut diseimbangkan dengan hak yang berkonflik lainnya.Misalnya saat sekelompok orang memainkan alat musik dengan sangat keras, yang mengganggu orang lain atau suatu organisasi yang mencemari udara atau air dimana kesehatan pihak lain tergangu dari hal tersebut.

Kriteria universalisabilitas dan reversibilitas.Misalnya saat pimpinan perusahaan yang melakukan diskriminasi pada pekerja kulit hitam dengan memberikan upah rendah dibandingkan pekerja kulit putih. Hal ini sangat tidak benar tentunya karena tindakan tersebut tidak bermoral, namun menurut Kant benar.

The Libertarian Objection: NozickFilsuf libertarian memiliki anggapan umum bahwa batasan dari kebebasan manusia relatif baik, mereka mengklaim bahwa kebebasan tersebut diperlukan dengan baik dan batasan bahwa semua diberlakukan oleh orang lain adalah kejahatan yang diperlukan, kecuali bila diperlukan untuk mencegah pengenaan batasan manusia yang lebih besar.misalnya, mengklaim bahwa satu-satunya hak dasar yang memiliki setiap individu adalah hak untuk bebas dari paksaan dari manusia lain

Page 2: Ethical Principles in Business

2.3 Justice and FairnessPertentangan antara individu dalam bisnis sering dikaitkan dengan masalah keadilan dan

kewajaran/kesamaan. Penyelesaian masalah ini kerap kali megharuskan membandingkan dan menimbang klaim-klaim yang saling bertentanganserta mencari keseimbangan. Keadilan dan kewajaran pada dasarnya bersifat kooperatif. Keduanya berkaitan dengan komparatif yang dilakukan oleh anggota saat dilakukan distribusi keuntungan, beban, saat perturan-peraturan diberlakukan. Meskipun istilah keadilan dan kesamaan dalam penggunaanya tidak banyak berbeda.

Norma keadilan secara umum dianggap lebih penting dibandingkan pertimbangan-pertimbangan-pertimbangan utilitarian. Jika suatu kelompok masyarakat bersikap tidak adil pada beberapa anggotanya, maka kita dapat mengecam masayarakat tersebut sekalipun ketidak adilan itu memberikan keuntungan-keuntungan utilitarian yang lebih besar bagi semua orang. Jika kita berpikir bahwa perbudakan itu tidak adil.

Norma keadilan secara umum tidak menolak hak-hak moral individu. Sebagai alasannya adalah: dalam tingkatan tertentu, keadilan didasarkan pada hak-hak moral individu. Hak moral untuk diperlakukan sebagai individu yang sederajat dan bebas. Namun yang lebih penting adalah fakta bahwa hak moral menunjukan kepentingan individu yang bersangkutan, di mana usaha untuk meraih kepentingan atau tujuan tersebut tidak boleh dikesampingkan demi kepentingan orang lain kecuali dengan alasan-alasan yang khusus. Ini berarti hak moral individu tidak boleh dikorbanka hanya untuk menjamin distribusi keuntungan yang lebih baik bagi pihak lain.

Masalah-masalah yang berkaitan dengan keadilan dan kewajiban biasanya, dapat dibagi ke dalam tiga kategori:

A. Keadilan DistributifKeadilan yang mendistribusikan manfaat dan masalah sosial secara adil. Prinsip dasar keadilan distributif adalah bahwa sederajat harus diperlukukan sederajat dan yang tidak sama juga harus diperlakukan dengan cara yang yang tidak sama. Namun demikian, prinsip dasar keadilan distributif sepenuhnya bersifat formal, prinsip ini didasarkan pada gagasan logis bahwa kita haruslah konsisten dalam menghadapi masalah-masalah yang serupa. Prinsip ini tidak menjelaskan aspek-aspek relevan yang bisa dipakai sebagai dasar dalam menentukan kesamaan dan ketidaksamaan perlakuan

B. Keadilan Retributif.Keadilan retributif berkaitan dengan keadilan dalam menyalahkan atau menghukum seseorang yang telah melakukan kesalahan. Bab pertama membahas kondisi di mana seseorang dianggap tidak dapat dimintai pertanggung jawaban atas apa yang dia lakukan. Kondisi kedua dari hukuman yang adil adalah kepastian bahwa orang yang dihukum benar-benar melakukan apa yang dituduhkan. Kondisi ketiga dari hukuman yang adil adalah hukuman tersebut haruslah konsisten dan proporsional dengan kesalahan.

C. Keadilan KompensasifKeadilan Kompensasif yaitu berkaitan dengan cara yang adil dalam memberikan kompensasi pada seseorang atas kerugian yang meraka alami akibat perubahan orang lain, kompensasi yang adil adalah kompensasi yang dalam artian tertentu proporsional dengan nilai kerugian yang diderita.