etika dokter muslim
TRANSCRIPT
-
5/26/2018 Etika Dokter Muslim
1/3
ETIKA DOKTER MUSLIM
Oleh : dr.H. SATRYO WASPODO, Sp RM
Dunia kedokteran belakangan ini kembali menjadi sasaran kritikan dan tuntutan dari
berbagai kalangan masyarakat. Dokter sering dinilai bersifat komersial dan kurang
manusiawi. Disamping itu rumah sakit kini juga ditudah sebagai unit pelayanan kesehatan
yang bersifat komersial dan bukan lagi sebagai usaha sosial.
Semuanya itu menunjukan bahwa dunia kedokteran sedang mengalami perubahan norma
dan nilai. Perubahan tersebut tampaknya bersamaan dengan perubahan norma dan nilai
sosial budaya sebagai hasil sampingan pembangunan.
Sementara itu beberapa kelompok dokter muslim dari berbagaqi negara merasa terpanggil
untuk menanggapi keadaan tersebut. Sebagai Muslim, maka adalah menjadi kewajibannyauntuk selalu meningkatkan ketaqwaannya kepada Allah SWT dengan jalan mengikuti
perintah Nya dan menjauhi larangan Nya. Januari 1981 pada acara The First Internasional
Conference on Islamic Medicine di Kuwait disepakati Kode Etik Kedokteran Islam (The
Islamic Code of Medical Ethics), dimana salah satu deklarasi konferensi tersebut
mmengharapkan agar setiap dokter muslim, dimanapun dia berada, agar melaksanakan
Kode Etik Kedokteran Islam dengan sebaik- baiknya.
Ketika mahsiswa seringkali yang terlintas dalam angan- angan Kita 5 kata yang dimulai dari
huruf Ain : Iyadah (praktek kedokteran), Arabiyah (kendaraan), Arus (pengantin),
Imarah (rumah tempat tinggal), Uzbah (membujang).
Semua kata- kata tersebut adalah cita- cita dan ambisi para mahasiswa. Perhatian kita
tertumpu pada apa yang dapat dipenuhi oleh profesi kedokteran dan bukan kepada apa
yang dapat kita laksanakan sebagai dokter terhadap orang lain.
Pandangan yang di penuhi oleh Egoisme dan kepentingan pribadi tersebut tidak jauh
berbeda dengan kenyataan hidup dewasa ini. Tetapi ini bukan berarti bahwa hal tersebut
terjadi pada semua dokter, ini hanya pada sebagian (besar??) mereka yang bernafsu dan
bersifat demikian. Pemahaman seperti itu menyusup ke dalam peradaban dan budayamuslim yang bersumber dari peradaban Barat. Agama Islam menegakkan dua pilar yang
asasi bagi seorang dokter, yaitu:
Menguraikan pandangan hidup yang menyeluruh
Menunjukan baginya akhlak- akhlak yang mulia dan mendorongnya untuk melaksanakannya.
Allah SWT berfirman :
Dan Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya mereka menyembah KU
(Adz Dzaariyaat 56)
-
5/26/2018 Etika Dokter Muslim
2/3
Itulah tujuan pokok bagi makhluk danbagi terwujudnya kehidupan secara umum. Tujuan
manusia dan jin diciptakan yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT. Sebagian dari
beribadah itu adalah memakmurkan alam.
Sayyid Quthub dalam menguraikan ayat di atas menerangkan :
Ayat yang singkat ini mengandung hakikat yang besar dan luas. Hakikat alamiah yang Maha
hebat dan merupakan sendi utama bagi kehidupan manusia di muka bumi yang dapat
diserap dan diyakini oleh setiap orang, masyarakat dan oleh kehidupan menusia dalam
aspek dan seginya.
Dengan demikian jelaslah, arti ibadah yang menjadi tujuan bagi terciptanya manusia atau
yang menjadi tugasnya yang utama adalah lebih luas dan lebih mencakup dari sekedar
upacara- upacara ritual. Tugas ke khalifahan termasuk dalam pengertian ibadah dan hakikat
ibadah tercermin dalam dua perkara yang utama, yaitu:
Kemantapan arti Ubudiyah kepada Allah dalam jiwa, yaitu : kemantapan perasaan bahwa
terdapat hamba dan Robb. Hamba yang menyembah dan Robb yang disembah. Tidak ada
apapun kecuali kedudukan dan anggapan seperti itu, yaitu penyembah dan yang disembah.
Robb yang satu, esa, tunggal dan selain Dia semuanya berstatus sebagai hamba
Mengarahkan segala gerak hati nurani, gerak anggota tubuh dan gerak kehidupan kepada
Allah SWT. Pengarahan yang ikhlas karena Allah dan lepas dari perasaan lain atau sentuhan
makna lain kecuali hanya ibadah kepada Nya.
Dengan berlandaskan kedua perkara di atas akan terjelma arti ibadah sehingga amalan-
amalan menjadi syiar- syiar ritual dan ritual menjadi memakmurkan bumi. Memakmurkan
bumi sudah menjadi jihad di jalan Alah dan jihad dijalan Allah serupa dengan kesabaran
terhadap segala kesulitan dan keridhoan terhadap takdirNya. Semua itu adalah ibadah dan
realisasi tugas utama terciptanya jin dan manusia.
Semua tunduk kepada hukum dan peraturn yang tercermin dalam ubudiyah. Segala sesuatu
hanya kepada Allah dan tidak kepada yang lain. Pandangan menyeluruh harus menghimpun
seluruh kebajikan dan keutamaan perikemanusiaan dalam satu ikatan yang saling berkaitan.
Al Quran menetapkan ikatan kebajikan dan keutamaan dengan sebutan Al Birru
(kebaktian).
Sebagai Dokter Muslim yang mempunyai dan diharapkan memiliki keistimewaan
dibandingkan dengan dokter- dokter yang lainya, seharusnya mereka sudah memahami dan
mampu mengaplikasikan prinsip- prinsip (pemahaman- pemahaman) dasar yang harus ada
pada sorang muslim, sebab seorang dokter muslim, merekapun juga seorang muslim
dengan memiliki keahlian sebagai seorang dokter.
-
5/26/2018 Etika Dokter Muslim
3/3
Pemahaman- pemahaman dasar yang harus dimiliki seorang dokter muslim adalah:
Mana Syahadatain (Pengertian Dua Kalimat Syahadat) Marifatullah (Mengenal Allah) Marifah Ar Rasul (Mengenal Rasul) Marifah al Islam (Mengenal Islam) Marifah Al Insan (Mengenal Manusia) Marifah Al Quran (Mengenal Al Quran)
Sebagai seorang Dokter Muslim, mereka pun harus mampu menyeimbangkan unsur- unsur
keseimbangan dalam kehidupannya. Pada kronologis penciptaan Nabi Adam as, kita
mendapatkan gambaran secara jelas bagaimana manusia itu. Bercermin dari prosesnya kita
dapat membagi manusia itu menjadi 3 unsur utama :
Unsur Akal Unsur Ruh (Rohani) Unsur Jasad
Ketiaga unsur ini tidak bisa saling terpisahkan sebab ketidakutuhan akan saling berakibat
hilang sisi kemanusiaannya. Ketiga unsur ini memerlukan perlakuan yang berbeda dalam
pemenuhan kebutuhannya, semua unusr ini membutuhkan makanan yang berbeda.