etika iklan layanan produk

11
Etika Iklan layanan produk Definisi Iklan Menurut PPPI Segala bentuk pesan tentang suatu produk disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Fungs i Iklan Pers uasi f Info rmat if

Upload: eunfie

Post on 01-Feb-2016

50 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

ppt

TRANSCRIPT

Page 1: Etika Iklan Layanan Produk

Etika Iklan layanan produk

Definisi Iklan Menurut PPPI

Segala bentuk pesan tentang suatu produk

disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh

pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh

masyarakat.

Fungsi Iklan

Persuasif

Informatif

Page 2: Etika Iklan Layanan Produk

Prinsip Etika Dalam Iklan

Jujur, benar, dan bertanggungjawa

b.

Bersaing secara sehat.

Tidak bertentangan

dengan hukum yang berlaku.

Page 3: Etika Iklan Layanan Produk

Norma dan etika Iklan• Penggunaan kata-kata superlatif – Iklan tidak boleh menggunakan kata seperti

“paling” atau kata-kata berawalan “ter“, tanpa secara khas menjelaskan keunggulan tersebut yang harus dapat dibuktikan dengan pernyataan tertulis dari otoritas terkait atau sumber yang otentik.

• Penggunaan kata-kata tertentu harus memenuhi ketentuan berikut : – Penggunaan kata ”100%”, ”murni”, ”asli”

untuk menyatakan sesuatu kandungan, kadar, bobot, tingkat mutu, dan sebagainya, harus dapat dibuktikan dengan pernyataan tertulis dari otoritas terkait atau sumber yang otentik.

– Pada prinsipnya kata halal tidak untuk diiklankan. Penggunaan kata “halal” dalam iklan pangan hanya dapat ditampilkan berupa label pangan yang mencantumkan logo halal dari MUI atau lembaga yang berwenang.

www.pppi.or.id

Page 4: Etika Iklan Layanan Produk

• Peniruan– Iklan tidak boleh meniru ikon atau atribut khas

yang telah lebih dulu digunakan oleh sesuatu iklan produk pesaing dan masih digunakan hingga kurun dua tahun terakhir.

• Garansi – Jika suatu iklan mencantumkan garansi atau

jaminan atas mutu suatu produk, maka dasar-dasar jaminannya harus dapat dipertanggung-jawabkan.

• Pornografi dan Pornoaksi – Iklan tidak boleh mengeksploitasi sensualitas

dengan cara apa pun, dan untuk tujuan atau alasan apa pun.

• Merendahkan – Iklan tidak boleh merendahkan produk pesaing

secara langsung maupun tidak langsung.

Lanjutan norma dan etika iklan……….

Page 5: Etika Iklan Layanan Produk

Norma dan etika Iklan Obat

• Iklan obat tidak boleh memanipulasi atau mengekspolitasi rasa takut orang terhadap sesuatu penyakit karena tidak menggunakan obat yang diiklankan.

• Iklan obat tidak boleh menggunakan kata-kata yang berlebihan seperti “aman”, “tidak berbahaya”, “bebas efek samping”, “bebas risiko” dan ungkapan lain yang bermakna sama, tanpa disertai keterangan yang memadai.

• Iklan obat tidak boleh diperankan oleh tenaga

profesi kesehatan atau aktor yang berperan sebagai profesi kesehatan dan atau menggunakan "setting" yang beratribut profesi kesehatan dan laboratorium.

• Iklan obat tidak boleh memberikan pernyataan superlatif, komparatif tentang indikasi, kegunaan/manfaat obat.

www.pppi.or.id

Page 6: Etika Iklan Layanan Produk

Dasar-Dasar

Pengaturan Tentang

Iklan

Page 7: Etika Iklan Layanan Produk

UU RI NO. 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

Pasal 13Perusahaan pers dilarang memuat iklan :

1. Yang bersifat merendahkan martabat suatu agama dah atau menganggu kerukunan hidup antar umat beragama, serta bertentangan dengan rasa kesusilaan masyakarat.

2. Minuman keras, narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

3. Peragaan wujud rokok dan atau penggunaan rokok.

Page 8: Etika Iklan Layanan Produk

UU RI NO. 8 TAHUN 1999TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

Pasal 17 (1) Pelaku usaha periklanan dilarang memproduksi

iklan yang :a. mengelabui konsumen mengenai kualitas,

kuantitas, bahan, kegunaan dan harga barang dan atau tarif jasa serta ketepatan waktu penerimaan barang dan atau jasa.

b. mengelabui jaminan/garansi terhadap barang dan atau jasa.

c. memuat informasi yang keliru, salah, atau tidak tepat mengenai barang dan atau jasa.

d. tidak memuat informasi mengenai risiko pemakaian barang dan atau jasa.

e. mengeksploitasi kejadian dan atau seseorang tanpa seizin yang berwenang atau persetujuan yang bersangkutan.

f. melanggar etika dan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai periklanan

Page 9: Etika Iklan Layanan Produk

• SK Menkes No. 368, Pedoman Periklanan Obat Bebas, Bagian B No. 103 yang berbunyi: "Iklan obat harus mencantumkan spot peringatan perhatian seperti pada ketentuan umum" Contoh Iklan-Iklan yang melanggar ketentuan adalah iklan-iklan TV Adem Sari, dan iklan TV Kuku Bima.

• Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia Bab II B Ayat c yang berbunyi "Iklan tidak boleh secara langsung ataupun tidak langsung merendahkan produk-produk lain".

Menurut siaran pers Badan Pengawas Periklanan, bentuk-bentuk pelanggaran etika periklanan yang saat ini banyak dilanggar oleh pelaku usaha periklanan adalah sebagai berikut :

Page 10: Etika Iklan Layanan Produk

Pengaturan pelanggaran etika periklanan yang dikategorikan sebagai pelanggaran undang-undang atau hukum adalah (UUPK) yang terdapat pada Pasal 17 ayat (1) huruf f. Konsekuensi terhadap pengaturan ini yaitu hakim dapat menjatuhkan sanksi pidana berdasarkan Pasal 62 ayat 2 UUPK terhadap pelaku usaha periklanan yang melanggar Pasal 17 Ayat (1) huruf f. Pasal 62 ayat (2) UUPK menentukan bahwa Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf f dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000.

Subtansi pelanggarannya bukan pelanggaran hukum akan tetapi pelanggaran etik yaitu Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia. Bentuk sanksi terhadap pelanggaran ini memiliki bobot dan tahapan, sebagai berikut: • Peringatan, hingga dua kali.• Penghentian penyiaran atau mengeluarkan

rekomendasi sanksi kepada lembaga-lembaga terkait.

Page 11: Etika Iklan Layanan Produk

Daftar pustaka

• Tunggal, Hadi Setia. 1999. Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Harvarindo.

• http: //www.pppi.or.id.• Gunawan Johanes, 1999, “Tanggung Jawab Pelaku

Usaha Menurut Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen”, Jurnal Hukum Bisnis, Vol. VIII Tahun 1999.