etika manusia dalam pemanfaatan sumber daya … file5.4 sudut pandang pemanfaatan sda terhadap...

32
Makalah Oleh: Arian Pradana 321110005 Chintiya Zein Sakti 321110009 Dwi Marta Susanti 321110011 Yogie Ariyanto Prasetya 321210016 Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ma Chung Malang 2013 ETIKA MANUSIA DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM SERTA PENGARUH TERHADAP KESEIMBANGAN EKOLOGI BUMI Studi kasus film dokumenter HOME (2009) oleh Yann-Arthus- Bertrand

Upload: trinhxuyen

Post on 06-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Makalah

Oleh:

Arian Pradana 321110005

Chintiya Zein Sakti 321110009

Dwi Marta Susanti 321110011

Yogie Ariyanto Prasetya 321210016

Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Ma Chung

Malang

2013

ETIKA MANUSIA DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA

ALAM SERTA PENGARUH TERHADAP KESEIMBANGAN

EKOLOGI BUMI Studi kasus film dokumenter HOME (2009) oleh Yann-Arthus- Bertrand

1

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan ................................................................................................. 3

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 3

1.2. Identifikasi Masalah ................................................................................. 4

1.3. Pembatasan Masalah ................................................................................ 4

1.4. Perumusan Masalah .................................................................................. 5

1.5. Tujuan ....................................................................................................... 5

1.6. Kegunaan atau Manfaat Penelitian ........................................................... 5

Bab II Gambaran Umum ........................................................................................ 6

2.1. Sejarah ...................................................................................................... 6

Bab III Kajian Pustaka ............................................................................................ 7

3.1 Etika ......................................................................................................... 7

3.1.1 Pengertian Etika .................................................................................... 7

3.1.2 Macam Macam Etika ............................................................................ 8

3.1.3 Etika Lingkungan.................................................................................. 9

3.2 Sumber Daya Alam ................................................................................ 10

3.2.1 Pengertian Sumber Daya Alam .......................................................... 10

3.2.2 Pengklasifikasian Sumber Daya Alam ............................................... 11

3.2.3 Bentuk-bentuk Eksploitasi Sumber Daya Alam ................................. 12

3.3 Stakeholder ............................................................................................. 14

3.3.1 Stakeholder Primer ............................................................................. 14

3.3.2 Stakeholder Sekunder ......................................................................... 14

Bab IV Metodologi ............................................................................................... 16

4.1 Tempat, Waktu, Jenis Dan Objek Pengamatan ...................................... 16

4.2 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 16

2

Bab V Hasil Pengamatan ...................................................................................... 17

5.1 Peranan Manusia Terhadap Perubahan Keseimbangan Ekologi Bumi .. 17

5.2 Sudut Pandang Masyarakat Luas Terhadap Pemanfaatan SDA ............. 19

5.3 Sudut Pandang Hukum RI Terhadap Etika Pemanfaatan SDA .............. 21

5.4 Sudut Pandang Pemanfaatan SDA Terhadap Pelestarian Lingkungan .. 24

5.5 Stakeholder Yang Terlibat ..................................................................... 26

Bab VI Kesimpulan dan Saran .............................................................................. 27

6.1 Kesimpulan ............................................................................................. 27

6.2 Saran ....................................................................................................... 28

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 30

3

Bab I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Bumi merupakan planet ketiga dari delapan planet dalam sistem Tata

Surya. Planet ini dihuni sebanyak 7,2 milyar manusia dan masih dalam proses

penghitungan (National Geographic, 2013) dan terdapat 8.7 juta spesies baik

hewan maupun tumbuhan di dalamnya (BBC, 2011). Bumi mempunyai lapisan

udara (Atmosfer) dengan tekanan dan komposisi gas yang pas sehingga

mendukung keberlangsungan hidup organisme. Maka dari itu hendaknya kita

menjaga keseimbangan alam di bumi tempat yang kita tempati saat ini.

Di Bumi segalanya saling terhubung, apapun yang kita lakukan terhadap

alam sedikit banyaknya akan berdampak pada diri sendiri. Beberapa contoh

umum yang terjadi apabila kita lalai akan menjaga keseimbangan alam adalah

pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim yang tidak menentu

sehingga menyebabkan menyebarnya berbagai penyakit atau gagal panen bagi

para petani, penebangan hutan dan perluasan lahan pertanian berlebihan dapat

menyebabkan erosi, penangkapan ikan di laut secara besar-besaran tanpa memberi

kesempatan untuk berkembang biak menyebabkan habisnya cadangan makanan

oleh manusia dan populasi dalam laut itu sendiri, dan masih banyak lagi.

Manusia sangat berperan penting dalam hal ini, buktinya dengan hanya

dalam waktu 200.000 tahun manusia telah mengacaukan keseimbangan bumi dan

isinya yang merupakan warisan bumi berumur 4.6 milliar tahun (Home, 2009).

Padahal sebenarnya manusia adalah makhluk yang paling mulia karena diberi akal

pikiran oleh Tuhan YME, statement tersebut membuat hal ini sangat erat kaitanya

dengan etika atau perilaku manusia.

Penyimpangan etika terhadap pemanfaatan sumber daya alam (SDA) oleh

manusia merupakan akar dari segala masalah yang telah dipaparkan penulis

diatas. Eksploitasi kekayaan SDA yang tidak dapat diperbaharui: minyak, batu

bara, dan lain lain secara besar-besaran didasari banyak factor. Beberapa faktor

4

diantaranya adalah gaya hidup yang konsumtif atau bisa juga memang kebutuhan

yang meningkat diakibatkan oleh peledakan jumlah populasi manusia yang ada.

Oleh karena itu dari semua yang telah dijelaskan penulis akan mengangkat

makalah yang membahas tentang bagaimana perilaku manusia dalam

memanfaatkan SDA di Bumi ini serta mengupas dampak-dampak yang terjadi

serta solusi-solusi yang telah diambil oleh beberapa negara di dunia sehingga

dapat menambah wawasan pembaca serta mengajak pembaca untuk take action

dalam misi penyelamatan bumi tempat tinggal kita ini. Dengan pengamatan yang

dilakukan penulis terhadap film yang berjudul Home (2009) sebuah film

dokumenter tentang bagaimana umat manusia mengacaukan keseimbangan alam

yang dibuat oleh Yann Arthus-Bertrand, dalam makalah ini penulis mengangkat

judul “Etika manusia dalam pemanfaatan sumber daya alam serta pengaruh

terhadap keseimbangan ekologi bumi”.

1.2. Identifikasi Masalah

Melihat kekacauan yang terjadi akibat dari ketidakseimbangan alam,

kesadaran oleh seluruh pihak yang berada di Bumi merupakan faktor terpenting

dalam masalah ini. Terlepas dari sumber daya alam kita yang telah banyak

berkurang, kita hendaknya sekarang memikirkan apa yang tersisa. Oleh karena itu

dibutuhkan sebuah informasi tentang etika dan perilaku manusia dalam

pemanfaatan SDA di Bumi ini sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam

mengelola SDA di kehidupan masa datang.

1.3. Pembatasan Masalah

Dalam tulisan makalah kali ini batasan masalah yang akan dibahas adalah

perilaku manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam ; minyak, batu bara, air,

biota laut, hutan, tanah, udara, dan hewan.

Studi kasus peristiwa alam yang dibahas adalah peristiwa yang dipaparkan

pada film Home (2009) yaitu; global warming, kekurangan air, pencemaran udara,

revolusi migas dan pertanian.

5

1.4. Perumusan Masalah

Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian, kemana sebuah penelitian

yang dilakukan ini akan dibawa dan apa saja yang sebenarnya ingin dikaji oleh

peneliti. Rumusan masalah dari tulisan makalah ini adalah yang disebutkan

dibawah ini:

Bagaimana peranan manusia terhadap perubahan keseimbangan ekologi

bumi dan juga kaitanya dengan stakeholder primer dan sekunder?

Apakah etika pemanfaatan sumber daya alam yang dilakukan manusia

dibenarkan oleh masyarakat luas?

Apakah etika pemanfaatan sumber daya alam yang dilakukan manusia

dibenarkan oleh hukum?

Apakah etika pemanfaatan sumber daya alam yang dilakukan manusia

dibenarkan dari sudut pandang pelestarian lingkungan?

Bagaimana etika yang tepat untuk diambil manusia dalam mengelola

sumber daya alam yang ada di bumi ini?

1.5. Tujuan

Tujuan dari dilakukan penulisan makalah ini adalah memaparkan perilaku

manusia di masa lampau yang menyebabkan kekacauan ekologi serta menunjukan

etika yang tepat untuk dilakukan oleh manusia dalam memanfaatkan sumber daya

alam yang tersisa saat ini.

1.6. Kegunaan atau Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan penulis makalah ini adalah hasil

penelitian dapat digunakan sebagai acuan dalam bertindak yang benar terhadap

alam dalam hal pemanfaatan sumber daya alam.

6

Bab II

Gambaran Umum

2.1. Sejarah

Hanya dalam waktu dua ratus ribu tahun, manusia telah berhasil

mengacaukan keseimbangan bumi yang telah ada selama empat miliar tahun lalu.

Mulai dari pemanasan global, habisnya sumber daya alam sampai pada punahnya

beberapa spesies adalah hasil kemajuan teknologi yang dicapai manusia yang

konon adalah pemimpin di muka bumi ini.

Sumber daya alam merupakan komponen utama dalam menyokong

kehidupan di Bumi. Hampir seluruh peradaban manusia membutuhkan sumber

daya alam yang sifatnya terbatas. Sejarah membuktikan semakin majunya

peradaban manusia, maka kebutuhan akan sumber daya alam semakin besar.

Sektor perkebunan dan pertanian yang membutuhkan sumberdaya lahan

yang luas, perumahan yang membutuhkan lahan yang semakin banyak, eksploitasi

migas dan batu bara mulai terbatas persediaannya. Kebutuhan manusia yang

semakin banyak merupakan alasan utama eksploitasi sumberdaya alam yang

semakin menanjak.

Apa yang dilakukan manusia sebenarnya hanyalah menempatkan diri

mereka sendiri dalam kondisi yang membahayakan. Ini tak akan tiba-tiba saja

menjadi lebih baik kecuali kita sendiri yang berusaha memperbaiki kerusakan

yang telah kita timbulkan.

7

Bab III

Kajian Pustaka

3.1 Etika

3.1.1 Pengertian Etika

Etika berasal dari kata ethos, digunakan pertama kali oleh Aristoteles

seorang filosofi dari Yunani yang memiliki arti karakter. “Etika adalah nilai-nilai

atau norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang dalam mengatur

tingkah lakunya”, K. Bertenes. Etika ini yang menentukan setiap individu untuk

menilai tindakan yang dilihat ataupun yang akan dilakukan itu termasuk baik atau

benar. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia itu sendiri melainkan

memperjelas bagaimana manusia harus bertindak. Tindakan yang dilakukan ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu agama, sejarah, filosofi dan hukum.

Dapat kita lihat pada Kamus Besar Bahasa Indonesia terdapat banyak

pemahaman yang diberikan mengenai arti dari etika, arti mendasar dapat

digolongkan menjadi 3 bagian yaitu:

1. Etika yang berarti nilai dan norma

Pada pengertian ini dapat disimpulkan bahwa etika merupakan pegangan

atau kendali yang mempengaruhi bahkan mengatur tingkah laku manusia.

2. Asas atau nilai moral

Yang dimaksud asas atau nilai moral disini adalah kode etik. Contohnya

Kode Etik Jurnalistik.

3. Ilmu tentang yang baik dan buruk

Etika bisa diartikan sebagai ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis

(asas-asas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk) diterima

dalam suatu masyarakat dan sering kali tanpa disadari menjadi bahan

refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis. Etika di sini sama

artinya dengan filsafat moral.

8

3.1.2 Macam Macam Etika

Berdasarkan kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat

berdiri sendiri, etika dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu:

1. Etika keluarga

Etika keluarga mengatur hubungan manusia dengan keluarganya masing-

masing. Bagaimana menghormati orang tua, saudara yang lebih tua, dan

menghargai yang lebih muda.

2. Etika profesi

Kehadiran organisasi profesi dengan perangkat “built-in mechanism”

berupa kode etik profesi dalam hal ini jelas diperlukan untuk menjaga

martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat

dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan keahlian

(Wignjosoebroto, 1999). Pada dasarnya prinsip – prinsip etika profesi

terdiri dari tanggung jawab, kedalian, dan otonomi. Etika profesi

diharapkan memberikan suatu tatanan atau pedoman nilai untuk suatu

organisasi maupun individu yang bersangkutan dalam mengatur setiap

perilaku bersama didalam sebuah organisasi.

3. Etika lingkungan

Etika lingkungan merupakan bagian dari kebijaksanaan yang ditentukan

oleh manusia dalam bergaul dengan lingkungannya. Etika lingkungan

mengendalikan kegiatan manusia yang berhubungan dengan pemanfaatan

dan pelestarian lingkungan. Berdasarkan kebutuhan manusia sebagai

makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri.

9

3.1.3 Etika Lingkungan

Lingkungan merupakan segala sesuatu yang berada di sekitar manusia dan

dapat mempengaruhi keberlangsungan manusia itu sendiri. Lingkungan sendiri

dibagi menjadi tiga macam:

1. Lingkungan Fisik

Lingkungan ini terdiri dari air, ombak, tanah, udara, radiasi, dll.

2. Lingkungan Biologi

Lingkungan biologi yang dimaksud adalah tumbuhan, hewan, dan segala

sesuatu yang bersifat biotik atau makhluk hidup.

3. Lingkungan Sosial

a. Fisiososial (gedung, mesin)

b. Psikososial (agama, ideologi, bahasa)

4. Lingkungan Komposit

Lingkungan ini berupa lembaga-lembaga masyarakat.

Etika lingkungan mengatur segala kegiatan manusia untuk berinteraksi

dengan lingkungan sekitarnya. Bagaimana manusia mengolah sumber daya yang

ada di dalamnya dan juga bagaimana manusia melakukan upaya untuk

melestarikan lingkungannya. Etika lingkungan juga dikenal dengan sebutan etika

ekologi. Sedangkan etika ekologi sendiri terbagi menjadi 2 bagian:

1. Etika ekologi dangkal

Etika ekologi dangkal merupakan pengaplikasian dari teori

antroposentrisme yang berasal dari kata “antropos” berarti manusia. Teori ini

merupakan sudut pandang yang menempatkan manusia sebagai pusat dari sistem

alam semesta. Menurut teori ini, pusat dari pemikiran adalah manusia sehingga

kebijakan-kebijakan yang adapun harus menyesuaikan sesuai dengan kebutuhan

dan kepentingan manusia itu sendiri. Manusia akan peduli terhadap alam jika hal

tersebut dapat membantu kebutuhan manusia bukan atas pertimbangan bahwa

alam mempunyi nilai pada dirinya sendiri. Teori ini cenderung bersifat egois,

karena hanya mengutamakan kepentingan manusia. Itulah sebabnya teori ini

10

dianggap sebagaisebuah etika lingkungan yang dangkal dan sempit (Shallow

Environmental Ethics).

2. Etika ekologi dalam

Etika ekologi dalam bisa disebut sebagai etika yang melakukan

pendekatan terhadap lingkungan dan beranggapan bahwa manusia dan lingkungan

merupakan suatu rangkaian yang menopang kebutuhan satu sama lain. Semua

pihak dianggap sama pentingnya, baik itu manusia maupun lingkungan itu sendiri.

Manusia membutuhkan sumber daya alam yang ada di lingkungan untuk bertahan

hidup sedangkan lingkungan sekitar membutuhkan manusia untuk terus

mempertahankan kelestariannya.

Secara umum etika ekologi dalam menekankan kepada hal-hal dibawah

ini:

1. Manusia adalah bagian dari alam.

2. Menekankan hak hidup mahluk lainya, walaupun dapat dimanfaatkan oleh

manusia, tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang.

3. Kebijakan manajemen lingkungan bagi semua mahluk.

4. Alam harus dilestarikan dan tidak dikuasai.

5. Pentingnya melindungi keanekaragaman hayati.

6. Menghargai dan memelihara tata alam.

7. Mengutamakan tujuan jangka panjang sesuai ekosistem.

3.2 Sumber Daya Alam

3.2.1 Pengertian Sumber Daya Alam

Menurut (Abdullah, 2007: 3), sumber daya alam adalah semua kekayaan

berupa benda mati maupun benda hidup yang berada di bumi dan dapat

dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sumber daya alam

yang ada tidak hanya berupa komponen biotik (benda hidup), seperti hewan,

tumbuhan, dan mikroorganisme, namun juga komponen abiotik (benda mati),

contohnya minyak bumi, gas alam, berbagai macam jenis logam, air, dan juga

tanah.

11

3.2.2 Pengklasifikasian Sumber Daya Alam

Dalam hal ini sumber daya alam dapat dibedakan berdasarkan sifat,

potensi, dan jenisnya yaitu seperti yang dijelaskan pada halaman berikut ini:

Berdasarkan sifat

Menurut sifatnya, sumber daya alam dapat dibagi menjadi tiga, yaitu

sebagai berikut:

1. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable), contohnya:

hewan, tumbuhan, mikroba, air, dan tanah. Disebut dapat diperbaharui

karena dapat melakukan reproduksi dan memiliki daya regenerasi.

2. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable),

contohnya: minyak tanah, gas bumi, dan berbagai macam bahan tambang

lainnya.

3. Sumber daya alam yang tidak dapat habis, contohnya: udara, matahari, dan

energi gelombang air laut.

Berdasarkan potensi

Menurut sumber (Ridwanaz.com, 2010), sumber daya alam dapat

diklasifikasikan berdasarkan potensi penggunaannya antara lain sebagai berikut:

1. Sumber daya alam materi, sumber daya alam yang dimanfaatkan dalam

bentuk fisiknya. Contohnya: emas, besi, batu, kayu, dan sebagainya.

2. Sumber daya alam energi, sumber daya alam yang dimanfaatkan

energinya. Misalnya batu bara, minyak bumi, gas bumi, sinar matahari,

angin, dan sebagainya.

3. Sumber daya alam ruang, sumber daya alam yang berupa ruang atau

tempat hidup, misalnya area tanah (daratan) dan angkasa.

Berdasarkan jenis

Menurut jenisnya, sumber daya alam dibagi menjadi dua yaitu:

1. Sumber daya alam hayati (biotik); merupakan sumber daya alam yang

berupa makhluk hidup. Misalnya: manusia, hewan, tumbuhan, dan

mikroorganisme.

12

2. Sumber daya alam non-hayati (abiotik); yaitu sumber daya alam yang

berupa benda-benda mati. Contohnya: bahan tambang, tanah, air, dan

angin.

3.2.3 Bentuk-bentuk Eksploitasi Sumber Daya Alam

Eksploitasi lahan

Pemanfaatan lahan yang tidak memperdulikan kemampuan dari lahan itu

sendiri akan menimbulkan berbagai masalah, contoh perilaku eksploitasi lahan

adalah perusakan dan pemusnahan ekosistem lingkungan hidup. Deferostasi

adalah salah satu bentuk eksploitasi lahan. Deforestasi : penggantian lingkungan

hidup asli, menjadi lahan dengan satu varian sumber alam contohnya merubah

hutan menjadi lahan pertanian padi, gandum, atau jagung.

Dari perilaku yang dijelaskan diatas dapat menyebabkan degradasi lahan.

Degradasi lahan dapat disebabkan oleh hal berikut ini:

Penggunaan bahan kimia (pestisida) dalam peningkatan produksi pertanian

Vegetasi alamiah (keseluruhan komunitas tumbuhan) yang berkurang,

sumber (wikipedia)

Terjadinya erosi tanah

Sedangkan dampak yang ditimbulkan oleh degradasi lahan adalah:

Hilangnya berbagai flora dan fauna

Pemanasan global

Kekurangan sumber air

Munculnya wabah penyakit dan kelaparan

Eksploitasi sumber daya air

Contoh pemanfaatan sumber daya air antara lain; pertanian (irigasi),

industri, rumah tangga, dan lain-lain seiring kebutuhan manusia saat ini.

Penggunaan air secara terus menerus dan berlebihan menyebabkan defisit air.

Penyebab defisit air antara lain sebagai berikut:

Penggunaan air yang kurang bijaksana

Jumlah penduduk yang terus meningkat

13

Berkurangnya areal hutan dan penghijauan yang berguna sebagai

peresapan oleh air

Bertambahnya kebutuhan irigasi untuk persawahan

Eksploitasi hewan dan tumbuhan

Untuk memanfaatkan sumber daya biotik (hewan dan tumbuhan)

dibutuhkan pemilihan yang jeli agar terhindar dari kerusakan dan kepunahan.

Dalam film dokumenter Home dipaparkan bahwa penggunaan pukat harimau

dalam penangkapan ikan dan juga penangkapan ikan ikan besar tanpa memberi

mereka kesempatan untuk berkembangbiak terlebih dahulu.

Eksploitasi pesisir dan lautan

Salah satu contoh yang paling signifikan dalam eksploitasi pesisir dan

lautan adalah eksploitasi hutan mangrove yaitu digunakanya sebagai bahan

bangunan, kayu bakar, membuat arang, dan sebagainya secara berlebihan. Lebih

parahnya lagi lahan mangrove dijadikan rebutan oleh para pengembang tempat

pariwisata yang justru dapat mengancam kelestarian mangrove itu sendiri, padahal

mangrove berperan penting dalam ekosistem pesisir dan lautan yaitu sebagai

penahan terjadinya abrasi tanah yang disebabkan oleh ombak air laut, serta tempat

pemijahan ikan dan udang.

Pencemaran udara

Udara termasuk dalam sumber kehidupan yang penting, kondisi atmosfer

(lapisan udara bumi) perlu dijaga dari pencemaran udara. Karena pencemaran

udara akan mempengaruhi iklim atau cuaca dan menurunnya kualitas udara itu

sendiri. Contoh pencemaran udara disebabkan hal-hal sebagai berikut:

Aktivitas penduduk yang meliputi industri, transportasi, pembakaran

sampah, pembukaan lahan, dan pembakaran.

Meledaknya populasi penduduk.

14

3.3 Stakeholder

Stakeholder adalah pihak-pihak yang terlibat dalam proses suatu pekerjaan.

Baik merupakan individu, kelompok, maupun masyarakat. Segala tindakan

stakeholder akan mempengaruhi hasil dari suatu proses yang ada. Masing -

masing elemen stakeholder memiliki kekuasaan, legitimasi, dan kepentingan

sehinga masing-masing elemen tersebut membuat sebuah hubungan fungsional

dengan perusahaan atau suatu organisasi untuk bisa memenuhi kebutuhannya

masing-masing. Menurut the Clarkson Centre for Business Ethics (1999) dalam

Magness (2008) stakeholder perusahaan dibagi kedalam dua bentuk besar yaitu

primary stakeholders dan secondary stakeholders.

3.3.1 Stakeholder Primer

Stakeholder primer adalah stakeholder yang berkepentingan secara

langsung dengan suatu kepentingan proyek ataupun kebijakan. Mereka adalah

aktor utama dalam proses pengambilan keputusan. Menurut sumber (ut.ac.id)

contoh stakeholder primer adalah sebagai berikut:

Masyarakat dan tokoh masyarakat: Masyarakat yang terkait dengan

proyek, yaitu masyarakat yang diidentifkasi akan memperoleh manfaat

dan yang akan terkena dampak. Tokoh masyarakat: Anggota masyarakat

yang oleh masyarakat ditokohkan atau dihormati di wilayah itu sekaligus

dianggap dapat mewakili aspirasi masyarakat

Pihak manajer publik: Lembaga/badan publik yang bertanggung jawab

dalam pengambilan dan implementasi suatu keputusan.

3.3.2 Stakeholder Sekunder

Stakeholder sekunder adalah stakeholder yang tidak memiliki kaitan

secara langsung dalam suatu proyek namun memiliki kepedulian dan keprihatinan

sehingga mereka turut bersuara dan berpengaruh terhadap sikap masyarakat dan

keputusan legal pemerintah sumber (ut.ac.id). Contoh pihak-pihak yang termasuk

dalam stakeholder sekunder sebagai berikut:

15

Lembaga (aparat) pemerintah dalam suatu wilayah tersebut tetapi tidak

memiliki tanggung jawab secara langsung.

Lembaga pemerintah yang terkait dengan isu tetapi tidak memiliki

kewenangan secara langsung dalam pengambilan keputusan.

Lembaga swadaya masyarakat (LSM)

Perguruan Tinggi: Kelompok akademisi ini juga memiliki pengaruh

penting dalam pengambilan keputusan pemerintah

Pengusaha yang terkait

16

Bab IV

Metodologi

4.1 Tempat, Waktu, Jenis Dan Objek Pengamatan

Nama Pengamatan : Etika manusia dalam pemanfaatan sumber daya

alam serta pengaruh terhadap keseimbangan

ekologi bumi

Waktu : Senin 2 September 2013 - 11 September 2013

Objek : Home (2009)

4.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang kami gunakan adalah pengamatan langsung dengan cara

menonton film dokumenter sepanjang 90 menit yang begitu menarik, indah dan

memukau yang dibuat oleh pembuat film terkenal Yann Arthus-Bertrand dan Luc

Besson berjudul home. Selain itu kami juga memanfaatkan internet untuk

mencari sumber sumber berita terkait. Kami juga menggunakan teknik studi

pustaka untuk melengkapi analisis – analisis yang kami lakukan.

17

Bab V

Hasil Pengamatan

5.1 Peranan Manusia Terhadap Perubahan Keseimbangan Ekologi Bumi

Manusia memiliki peranan penting terhadap perubahan keseimbangan

ekologi bumi karena manusia merupakan makluk yang dominan secara ekologik.

Suatu makluk dikatakan dominan secara ekologik apabila menyangkut jumlah

populasi, ukuran tubuh dan kemampuan untuk mengubah lingkungannya.

Terdapat 2 alasan mengapa manusia disebut dominan secara ekologi,

yaitu:

1. Manusia dapat berkompetisi secara lebih baik untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya terutama dalam hal makanan, jika dibandingkan dengan makluk

lain selain yang ada dalam ekosistem.

2. Manusia mampu memberikan pengaruh yang besar terhadap lingkungan

tempat hidupnya atau terhadap organisme lain.

Peranan Manusia Yang Merugikan Dan Menguntungkan Lingkungan

Peranan manusia dalam lingkungan ada yang bersifat positif dan ada yang

bersifat negatif. Peranan manusia yang bersifat negatif adalah peranan yang

merugikan lingkungan. Kerugian ini secara langsung atau pun tidak langsung

timbul akibat kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Eksploitasi

yang melampaui batas sehingga persediaan Sumber Daya Alam makin menciut,

punah atau merosotnya jumlah keanekaan jenis biota. Berubahnya ekosistem

alami yang mantap dan seimbang menjadi ekosistem binaan yang tidak mantap

karena terus menerus memerlukan subsidi energi, Berubahnya profil permukaan

bumi yang dapat mengganggu kestabilan tanah hingga menimbulkan longsor dan

masuknya energi bahan atau senyawa tertentu ke dalam lingkungan yang

menimbulkan pencemaran air, udara, dan tanah. hal ini berakibat menurunnya

kualitas lingkungan hidup. Pencemaran dapat menimbulkan dampak negatif pada

lingkungan dan terhadap manusia itu sendiri.

18

Satu hal yang tak dapat dilepaskan dari ekosistem adalah jumlah populasi

manusia yang kian meningkat dari waktu ke waktu akan dapat berakibat

menurunkan nilai ekosistem kita. Seperti yang telah kita tonton di film berjudul

Home, pemanfaatan berbagai sumber daya alam secara tak terkendali dapat

membawa ekosistem secara keseluruhan menjadi tidak seimbang. Oleh sebab itu

pengendalian jumlah populasi manusia perlu diatur sedemikian rupa agar tak

melampaui kemampuan alam untuk mendukungnya. Di sini keanekaragaman

hayati perlu menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam memperbaiki kehidupan

di muka bumi.

Peranan Manusia Yang Menguntungkan Dalam Pengelolaan Sumber

Daya Alam

1. Melakukan eksploitasi Sumber Daya Alam secara tepat dan bijaksana

terutama SDA yang tidak dapat diperbaharui.

2. Mengadakan penghijauan dan reboisasi untuk menjaga kelestarian

keaneka jenis flora serta untuk mencegah terjadinya erosi dan banjir.

3. Melakukan proses daur ulang serta pengolahan limbah agar kadar bahan

pencemar yang terbuang ke dalam lingkungan tidak melampaui nilai

ambang batasnya.

4. Melakukan sistem pertanian secra tumpang sari atau multi kultur untuk

menjaga kesuburan tanah. Untuk tanah pertanian yang miring dibuat

sengkedan guna mencegah derasnya erosi serta terhanyutnya lapisan tanah

yang mengandung humus.

5. Membuat peraturan, organisasi atau undang-undang untuk melindungi

lingkungan dan keanekaan jenis makhluk hidup.

19

5.2 Sudut Pandang Masyarakat Luas Terhadap Pemanfaatan Sumber

Daya Alam

Dalam sejarah kehidupan, manusia sebagai makhluk yang pertama kali

yang menerima amanah dari Tuhan untuk mengelola alam semesta. Disini

manusia adalah makhluk yang paling berhak mengatur, menata, dan

memanfaatkan lingkungan sesuai dengan kebutuhannya. Berkat kemampuan

dalam hal berpikir dan bernalar, manusia dapat mengatur serta memanfatkan

sumber daya alam hayati maupun non hayati untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Cara memanfaatkan sumber daya alam ini dilakukan lewat berbagai

cara yang kesemuanya itu ditujukan untuk kemakmuran hidup, kesejahteraan dan

kelangsungan hidup manusia beserta kehidupan anak turunnya.

Manusia dalam mengelola serta memanfaatkan sumber daya alam lewat

kemampuan yang dimilikinya, di samping ada kemanfaatannya bagi makhluk

hidup tetapi juga ada sisi negatif yang muncul. Efek yang selalu mengiringinya

adalah rusaknya sumber daya alam dan bahkan seringkali juga memusnahkan

sumber daya alam flora maupun fauna serta manusia itu sendiri. Manusia yang

dilengkapi dengan akal pikiran dan hati untuk memecahkan persoalan yang

dihadapinya, sedangkan makhluk lainnya tidak dilengkapi akal pikiran. Manusia

mampu memikirkan masa depan anak keturunannya. Oleh sebab itu manusia

dapat membuat perencanaan yang lebih baik untuk mempertahankan

kehadirannya di muka bumi ini.

Dalam memahami sumberdaya alam ada dua pandangan yang umumnya

digunakan. Pertama adalah perspektif Malthusian yang sering disebut juga

pandangan pesimis. Dalam pandangan ini, resiko akan terkurasnya sumberdaya

alam menjadi perhatian utama. Dengan demikian, dalam pandangan ini

sumberdaya alam harus dimanfaatkan secara hati-hati karena adanya faktor

ketidakpastian terhadap apa yang akan terjadi atas sumberdaya alam untuk

generasi mendatang.

Pandangan kedua adalah pandangan eksploitatif. Dalam pandangan ini

dikemukakan bahwa sumberdaya alam dianggap sebagai mesin pertumbuhan yang

20

mentransformasikan sumberdaya alam yang pada gilirannya akan menghasilkan

produktivitas lebih tinggi di masa mendatang.

Hukum alam menyebutkan bahwa siapa yang kuat, dialah yang akan

menang. Dari segi jumlah individu dan spesies, maka spesies yang memiliki lebih

banyak keturunan lebih kuat dari pada spesies yang sedikit keturunannya.

Persaingan antar spesies akan muncul manakala kedua populasi itu

memperebutkan kebutuhan yang sama. Kebutuhan yang dimaksud antara lain

merupakan kebutuhan makanan, tempat hidup, perlindungan akan keselamatan

diri dan kelompoknya atau pengaruh iklim/cuaca, pengaruh radiasi matahari dan

sebagainya. Komponen ekosistem yang berupa energi ini amat penting dalam

memelihara kelangsungan hidup komponen yang ada dalam ekosistem tersebut.

Kebutuhan terhadap energi terus meningkat. Pertumbuhan ekonomi dunia

maju pesat dan meningkatkan standar hidup jutaan penduduk dunia. Sumber daya

alam merupakan inti dari pertumbuhan ekonomi. Para ahli ekonomi berkeyakinan

bahwa sumberdaya Alam diperlukan sebanyak-banyaknya untuk mengakomodasi

keperluan manusia sedangkan para pemerhati lingkungan memaknai pemanfaatan

sumberdaya Alam sesuai dengan koridor dan tingkat kecukupan akan sumberdaya

sampai pada kurun waktu yang tak terhingga.

Sumberdaya Alam strategis memiliki nilai jual yang luar biasa tinggi. Dari

golongan kapitalis sangat berkepentingan untuk menguasai Sumber daya alam

ini. Globalisasi dijadikan topeng untuk menguasai sumberdaya alam. Pengaruh

legislasi yang sudah diwujudkan dalam bentuk Undang-Undang tak lagi dapat

dijadikan salah satu perangkat dalam menertibkan aksi pemilik modal dalam

eksploitasi.

Di Indonesia contohnya, Undang-undang malah menjadi undangan yang

memacu investor asing untuk masuk ke Negara Indonesia.Investasi tentu boleh

saja, namun apabila investasi bercokol hanya untuk mengeruk keuntungan bagi

pemilik modal, maka apa artinya investasi. Investasi atas sumberdaya Alam akan

melibatkan dua komponen penting yang memiliki keterkaitan ekologis, yakni:

Manusia dan alam. Manusia merupakan komponen yang penting dalam proses

kehidupannya dalam wilayah yang dijadikan rencana proyek.Sedangkan alam

21

merupakan kesatuan sistem fisik dan biologis yang terikat oleh hukum alam

tertentu.Dua komponen di atas satu sama lain tidak boleh dirugikan.

Berdasar data yang dirilis oleh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia

menyangkut penggundulan hutan yang terjadi di Negara Indonesia diperkirakan

per tahunnya adalah 3.2 juta hektar atau setara dengan 7.2 hektar setiap satu

menit. hal ini menunjukkan bahwa terjadinya illegal logging disebabkan oleh

perusahaan-perusahaan kayu atau kertas. Perusahaan mengeruk sebanyak-

banyaknya kekayaan hasil hutan. Hal ini berdampak pada masyarakat sebagai

stakeholder yang tidak benar menikmati kesejahteraan. Ditambah pula dengan

kerusakan yang ditimbulkan oleh perusahaan sangat besar.

Dalam Perkembangan konferensi lingkungan hidup se-dunia, Negara-

negara Selatan diwajibkan untuk menekankan pembangunan yang berkelanjutan

dan menurunkan tingkat kemiskinan dengan mengacu pada tata kelola lingkungan

hidup. Hal ini menjadi permasalahan baru bagi Negara-negara Selatan, karena

dengan keterbatasannya mereka dipaksa untuk melaksanakan kebijakan

lingkungan hidup. Profesor dari amerika menyatakan bahwa 85 persen

pendapatan dunia hanya dinikmati oleh 23 persen penduduk dunia yang hidup di

utara, Sedangkan 77 persen sisa populasi di selatan hanya memperebutkan 23

persen kekayaan yang tersisa. Walaupun sejauh ini perkembangan isu lingkungan

hidup sudah semakin baik, namun penerapannya sangat bergantung dengan

Negara Utara. Teknologi serta pendanaan oleh negara utara sangat diharapkan

untuk negara selatan. Agenda Ekonomi yang berbasis pada lingkungan hidup

memang sulit, dibutuhkan biaya yang besar untuk menerapkannya.

5.3 Sudut Pandang Hukum RI Terhadap Etika Pemanfaatan Sumber

Daya Alam

Fenomena masalah kerusakan lingkungan sudah menjadi topik

pembicaraan dalam konferensi Stockholm (UN Conference on the Human

Environment) tahun 1972 yang menganjurkan agar pembangunan dilaksanakan

dengan memperhatikan faktor lingkungan (Soerjani, 1977: 66), menurut Sundari

Rangkuti Konferensi Stocholm membahas masalah lingkungan serta jalan

22

keluarnya, agar pembangunan dapat terlaksana dengan memperhitungkan daya

dukung lingkungan / eco-development (Rangkuti,2000:27)

Konferensi PBB tentang lingkungan hidup tanggal 5-16 Juni 1972 di

Stockholm yang dihadiri oleh wakil 110 negara (Siti Sundari Rangkuti, 2000:27)

merupakan rasa keprihatinan terhadap degradasi lingkungan.

Perkembangan selanjutnya dalam pengembangan kebijaksanaan

lingkungan hidup PBB membentuk Badan Komisi Lingkungan dan Pembangunan

Dunia (World Commession on Environmental and Development) disingkat

WCED.

Bagi negara maju persoalan pembangunan tidak menjadi masalah

sedangkan faktor lingkungan menjadi masalah, sedangkan bagi negara

berkembang, diperhadapkan pada dua pilihan. Pada satu pilihan mempercepat

pertumbuhan pembangunan, sementara pada pilihan yang lain faktor kelestarian

lingkungan sangat dibutuhkan.

Negara Indonesia sebagai negara berkembang juga telah memiliki hukum

dalam mengawasi pemanfaatan lingkungan dengan tujuan pertumbuhan

pembangunan sekaligus sebagai pelestarian lingkungan. Undang-undang Nomor

32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup atau

disingkat dengan PPLH, secara filosofi memandang bahwa hak lingkungan hidup

yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia. Pada

hakekatnya UU PPLH, menempatkan penghargaan dan jaminan atas hak

lingkungan hidup yang baik dan sehat bagi warga negara. Dengan penempatan

hak dasar atas warga pada tataran filosofi ini merupakan langkah yang lebih maju

dan perubahan signifikan dari undang-undang sebelumnya, yakni Undang-undang

Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan

Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 pengaturan tentang

pengelolaan sumber daya alam dimaksud diatur dalam Bab IV tentang wewenang

pengelolaan lingkungan hidup. Secara umum dalam pasal 1 angka 10 disebutkan

bahwa sumber daya adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya

manusia, sumber daya alam baik hayati maupun non hayati dan sumber daya

buatan. Pasal 8 Undang-Undang ini menentukan:

23

1. Sumber daya alam dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat, serta pengaturannya ditentukan oleh

pemerintah.

2. Untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

pemerintah:

a. Mengatur dan mengembangkan kebijaksanaan dalam rangka

pengelolaan lingkungan hidup.

b. Mengatur penyediaan, peruntukan, penggunaan, pengelolaan

lingkungan hidup dan pemanfaatan kembali sumber daya alam,

termasuk sumber daya genetika.

c. Mengatur perbuatan hukum dan hubungan hukum antara orang dan

atau subyek hukum lainnya serta perbuatan hukum terhadap sumber

daya alam dan sumber daya buatan, termasuk sumber daya genetika.

d. Mengendalikan kegiatan yang mempunyai dampak sosial.

e. Mengembangkan pendanaan bagi upaya pelestarian fungsi lingkungan

hidup sesuai peraturan Perundang-undangan yang berlaku

3. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan

peraturan pemerintah.

4. Kemudian dalam pasal 9 ayat (3) pengelolaan lingkungan hidup wajib

dilakukan secara terpadu dengan penataan ruang, perlindungan sumber

daya alam non hayati, perlindungan sumber daya buatan, konsensus

sumber daya alam hayati dan eksistensinya, cagar budaya,

keanekaragaman hayati dan perubahan iklim. Pengaturan tentang

pengelolaan sumber daya alam yang dikaitkan dengan pembangunan yang

berkelanjutan tampak dengan jelas dalam Undang-Undang No. 41 Tahun

1999 Tentang Kehutanan.

Pada kenyataannya, baik di Negara lain maupun Indonesia, pelanggaran

pengelolaan lingkungan hidup masih banyak terjadi. Masih banyak kegiatan -

kegiatan ilegal dalam pengelolaan sumber daya alam, tidak adanya prosedur

AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) serta banyak oknum - oknum

24

yang malah mendukung kegiatan - kegiatan pelanggaran etika pemanfaatan dan

pelestarian lingkungan. Banyak investor asing masuk ke Negara Indonesia untuk

mengeruk keuntungan sumber daya alam di Indonesia. Khusunya di sektor

pertambangan, sektor pertanian, dan sektor kelautan. Banyak dampak yang

dihasilkan seperti:

1. Efek rumah kaca / global warming

2. Meningkatnya suhu iklim yang dapat berbahaya pada cairnya gletser di

kutub utara dan selatan

3. Pencemaran udara karena menipisnya oksigen

4. Berkurangnya ekosistem laut dan hutan karena pencemaran air dan

penangkapan ikan besar – besaran serta kebakaran hutan.

Hal tersebut dapat dikatakan melanggar Undang – undang kehutanan,

pertambangan, dan perlindungan sumber daya alam non hayati dan hayati.

5.4 Sudut Pandang Etika Pemanfaatan Sumber Daya Alam Terhadap

Pelestarian Lingkungan

Inti etika lingkungan hidup yang baru adalah sikap tanggung jawab

terhadap-nya (Franz Magnis Suseno, 1993: 151). Tanggung jawab itu memiliki

dua acuan

1. Pertama, Keutuhan biosfer yang berarti campur tangan manusia dengan

alam yang memang harus berjalan terus selalu dijalankan dalam tanggung

jawab terhadap kelestarian semua proses kehidupan yang sedang

berlangsung.

2. Kedua, Generasi yang akan datang yang sudah disadari keberadaannya dan

hak-haknya sebagai tanggung jawab manusia.

Tuntutan suatu etika lingkungan hidup baru dapat dirangkum sebagai

berikut:

1. Memahami kesadaran diri untuk menghormati alam. Alam dilihat tidak

semata mata sebagai sesuatu yang berguna bagi manusia, melainkan yang

25

mempunyai nilai sendiri. Kalau terpaksa manusia mencampuri proses-

proses alam, maka tidak seluruhnya dan dengan terus menerus menjaga

keutuhannya.

2. Manusia harus memberikan suatu perasaan tanggung jawab khusus

terhadap lingkungan lokal. Karena dapat menciptakan lingkungan yang

sehat dan bersih dengan tindakan perilaku baik walaupun dengan tindakan

kecil seperti tidak membuang sampah sembarangan

3. Bertanggung jawab terhadap kelestarian biosfer untuk menjaga ekosistem

di bumi

4. Etika lingkungan hidup baru menuntut larangan keras untuk merusak,

mengotori dan meracuni. Terhadap alam atau bagiannya manusia tidak

mengambil sikap yang merusak, mematikan, menghabiskan, mengotori,

menyia-nyiakan, melumpuhkan, ataupun membuang. Semboyan etika

lingkungan hidup baru adalah: Membangun, Tetapi Tidak Dengan

Merusak. Suatu rencana yang hanya dapat terlaksana dengan

menimbulkan kerusakan suatu ekosistem yang tidak terpulihkan, perlu

diurungkan.

Dengan begitu sumber daya alam selalu terjaga dan generasi – generasi

mendatang masih dapat menikmati kekayaan sumber daya alam di bumi ini tanpa

ada kelangkaan energi.

26

5.5 Stakeholder Yang Terlibat

Stakeholder Utama (Primer)

Dalam pengamatan kami yang merupakan stakeholder utama akan

dipaparkan pada tabel dibawah ini:

Stakeholder Primer Alasan

Masyarakat Lokal Masyarakat yang mengkonsumsi dan

memanfaatkan hasil sumber daya alam

Pemerintah yang memberi izin

eksplorasi Pemerintah sebagai pembuat keputusan

perijinan, pembuatan peraturan dan memantau

segala aktivitas eksplorasi dan eksploitasi

Industri pengeksplorasi SDA,

investor, dan semua pihak yang

terlibat di dalamnya

Pelaku pemanfaatan dan pendayagunaan

sumber daya alam

Stakeholder Pendukung (Sekunder)

Pihak-pihak yang merupakan stakeholder pendukung adalah:

Stakeholder Sekunder Alasan

Masyarakat Luas Karena pengaruh budaya dan populasi yang

semakin meningkat akan memberikan dampak

kebutuhan sumber daya alam yang banyak

Komunitas/Badan lingkungan Sebagai pengawas dan pelopor serta menjaga

konservasi lingkungan

Media Pihak yang secara tidak langsung ikut terlibat

dalam penyebaran informasi

27

Bab VI

Kesimpulan dan Saran

6.1 Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa peranan manusia terhadap perubahan keadaan

bumi sangat besar. Manusia memiliki peranan penting terhadap perubahan

keseimbangan ekologi bumi karena manusia merupakan makluk yang dominan

secara ekologik dengan populasi terbanyak. Manusia melakukan pemanfaatan

sumber daya alam atas dasar bertahan hidup. Selain untuk memenuhi segala

kebutuhannya, yang menjadi alasan manusia melakukan kegiatan eksploitasi bumi

yaitu karena tuntutan gaya hidup (life style). Semakin meningkatnya era

modernisasi, maka semakin tinggi keinginan manusia memenuhi kebutuhan gaya

hidup. Dengan begitu semakin tinggi pula manusia mengeruk segala sumber daya

alam yang terkandung pada bumi.

Dalam pemanfaatan sumber daya alam, PBB telah memiliki hukum dalam

mengawasi pemanfaatan lingkungan dengan tujuan pertumbuhan pembangunan

sekaligus sebagai pelestarian lingkungan. Di Indonesia sendiri hukum yang

mengatur lingkungan hidup terdapat pada UU RI No. 32 tahun 2009, No. 19 tahun

2009, No. 18 tahun 2008, No. 23 Tahun 1997, No. 41 Tahun 1999 Tentang

Kehutanan.

Pada film Home (2009) telah menunjukkan keadaan krisis bumi yang

memprihatinkan mulai dari masalah polusi, kekurangan pangan dan air,

penebangan hutan, hingga masalah kependudukan dibahas di film ini. Seperti

halnya krisis lingkungan yang terjadi di Indonesia.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Indonesia

maupun negara-negara lainnya melakukan kesalahan. Selama ini kita sebagai

manusia cenderung menerapkan etika ekologi dangkal di setiap kegiatan

pemanfaatan sumber daya alam. Hal tersebut menyalahi segala peraturan

pemanfaatan dan pelestarian lingkungan karena kita tahu etika ekologi dangkal.

28

6.2 Saran

Melihat kondisi lingkungan kita sekarang ini, maka harusnya kita sadar

akan pentingnya menjaga kesehatan dan keseimbangan ekologi lingkungan.

Strategi dengan membangun energi alternatif seperti etika atau tindakan yang

diambil tentang hubungan dengan lingkungan akan berpengaruh bagi lingkungan

dan manusia itu sendiri. Kemampuan kita untuk menyadari hal tersebut akan

menentukan bagaimana hubungan kita sebagai manusia dan lingkungan kita. Hal

ini memerlukan pembiasaan diri menyadari hubungan manusia dengan lingkungan

bahwa manusia bertugas menjaga lingkungan seperti yang telah dipaparkan demi

menjaga kelangsungan manusia itu sendiri dimasa yang akan datang.

Etika lingkungan yang sebaiknya digunakan adalah etika ekologi dalam

yang berkesinambungan antara sumber daya manusia dengan sumber daya alam.

Manusia dituntut untuk tidak hanya memanfaatkan tetapi juga melestarikan

alamnya. Karena tanpa adanya atau dengan rusaknya sumber daya alam akan

merugikan ekosistem itu sendiri termasuk manusia. Dengan mengetahui etika

lingkungan kita mampu menempatkan diri di lingkungan dan menjadikan diri

lebih intim dalam melawan kerusakan lingkungan. Selain itu, alam memiliki

fungsi sebagai penopang kehidupan. Untuk itu lingkungan patut dihargai dan

diperlakukan dengan cara yang baik. Sehingga, setiap orang mempunyai hak

untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup. Selain mempunyai

hak, setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup.

Menurut Naess (1993) salah seorang penganjur ekosentrisme dan deep

ecology pernah menyatakan bahwa krisis lingkungan yang terjadi dewasa ini

hanya bisa diatasi dengan merubah secara fundamental dan radikal cara pandang

dan perilaku manusia terhadap alam lingkungannya. Penyelamatan lingkungan

dengan bantuan sains dan teknologi ternyata bukan merupakan solusi yang tepat.

Yang dibutuhkan adalah perubahan perilaku dan gaya hidup yang bukan hanya

orang perorangan, namun harus menjadi semacam budaya masyarakat luas.

29

Dengan kata lain dibutuhkan perubahan pemahaman baru tentang alam

semesta yang bisa melandasi perilaku manusia. Seperti halnya dengan pembuatan

film dokumenter Home (2009) menjadi salah satu contoh dalam memberikan

cukup banyak pemahaman baru mengenai lingkungan untuk memberikan

kesadaran diri atas kondisi bumi saat ini

30

Daftar Pustaka

Naess, A. 1993. Ecology, Community and Lifestyle. Cambridge

University Press, Cambridge

Rangkuti, Siti Sundari, (2000). Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan

Lingkungan Nasional. Surabaya; Airlangga University Press.

Wijoyo, Suparto, (1999). Penyelesaian Sengketa Lingkungan. Surabaya;

Airlangga University Press.

Wignjosoebroto, Sritomo, (1999). Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu.

Jakarta; Guna Widya.

Abdullah, Mikrajudin, (2007),IPA Fisika SMP dan MTs Untuk Kelas VII,

Jakarta, Esis.

http://etikaprofesinarotama.blogspot.com/

http://www.homethemovie.org/en/education/home-education

http://www.bbc.co.uk/news/science-environment-14616161

http://news.nationalgeographic.com/news/2013/13/1307011-population-

census-united-nations-un-demographics-world-population-day-birthrate/

http://www.imahagiregion3.org/2012/10/eksploitasi-sumberdaya-alam-

dalam-kaca.html

http://fixguy.wordpress.com/usaha-yang-perlu-dilakukan-untuk-menjaga-

kelestarian-alam/

http://www.batan.go.id/ensiklopedi/01/01/02/01/01-01-02-01.html

http://okghiqowiy.blogspot.com/2013/01/masalah-lingkungan-dalam-

pembangunan.html

http://anc4.files.wordpress.com/2009/07/polusi-tanah.docx

http://lms.unhas.ac.id/claroline/

http://tirtarimba.blogspot.com/2012/05/peranan-deklarasi-stockholm-

dalam.html

http://ridwanaz.com/umum/biologi/pengertian-sumber-daya-alam-macam-

sda-dan-jenisnya/

http://pemanfaatan-sumber-daya-alam.blogspot.com/

31

http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alam

http://postinganpuput.blogspot.com/2013/03/makalah-pemanfaatan-

lingkungan-hidup.html

https://www.facebook.com/ForumHijauIndonesia/posts/265351443555960

http://id.wikipedia.org/wiki/Vegetasi

http://firmandepartment.blogspot.com/2011/12/makalah-etika-

lingkungan.html#(firmandepartment.blogspot.com)

http://h-sansblogs.blogspot.com/2013/02/makalah-etika-lingkungan-

hidup.html

http://irwanirawan.com/2009/06/08/teori-stakeholder/

http://www.fao.org/docrep/003/w8623e/w8623e05.htm

http://tirtarimba.blogspot.com/2012/05/peranan-deklarasi-stockholm-

dalam.html

http://www.lfip.org/english/pdf/bali-

seminar/pembangunan%20berkelanjutan%20-%20Abdurrahman.pdf

http://hukum.kompasiana.com/2013/01/14/pertambangan-ramah-

lingkungan--525150.html