etika profesi dan spiritualitas-hakikat makhluk
DESCRIPTION
EPSTRANSCRIPT
Etika Profesi dan Spiritualitas
Olah Rasa – Kasih Sayang Terhadap Hewan
Sejatinya sama seperti berkasih sayang terhadap tumbuhan, karena sama seperti kita
yaitu makhluk hidup. Namun, jika sewaktu saya memperlakukan baik terhadap tumbuhan dan
saya tidak menyadari adanya perasaan tumbuhan, tetapi ketika berkasih sayang terhadap
hewan disini saya menyadari perasaan hewan tersebut. Kesadaran saya tentang perasaan
hewan ini saya dapati ketika saya melihat mata hewan yang saya jumpai. Entah mengapa,
saya merasa hewan tersebut berbicara dengan matanya, mungkin karena mata hewan itu
dapat mengekspresikan keadaan hewan tersebut. Tetapi, pernah saya sesekali berkomunikasi
dengan hewan tidak melalui perbuatan atau tindakan, tetapi lewat hati. Lalu mengenai apakah
hal ini kebetulan atau tidak, ya saya juga tidak tahu.
Contoh yang pernah saya alami adalah dengan kecoak. Saya mencoba berkomunikasi
dengan kecoak bukan karena saya berani dengan kecoak tersebut, melainkan justru takut
dengan kecoak tersebut. Lalu juga saya tahu jika kecoak akan mengejar orang yang berusaha
mengganggunya, maka dari itu dalam upaya saya mengusir kecoak, menggunakan metode
hati ke hati. Saya coba memandangi kecoak tersebut, mengajak bicara kecoak tersebut dalam
hati, mencoba jujur dengan keadaan saya yang takut dengan kecoak, dan tentu memerlukan
waktu yang menurut saya lama, mungkin sekitar hampir 20 menit. Dan akhirnya kecoak
tersebut secara perlahan turun dari pintu untuk keluar. Hal yang aneh adalah ketika saya
menggunakan bahasa jawa yang halus (krama) kepada kecoak tersebut. Awalnya saya bicara
dengan bahasa jawa kasar (ngoko), memang ada respon tetapi turunnya kecoak menuju
keluar tersebut seperti kendaraan yang terjebak macet. Dan ketika saya menggunakan bahasa
jawa yang halus (krama), kecoak tersebut dengan cepat meluncur menuruni pintu menuju
keluar. Ya mungkin ini kecoak lahir di jaman majapahit, jadi ingin diperlakukan dengan
halus.
Kedua adalah waktu hari raya besar atau idul adha kemarin. Kebetulan saya panitia
kurban juga di daerah saya. Ketika saya memegang kambing untuk memberi kalung nama
orang yang berkorban, ada kambing yang memberontak. Awalnya tidak tahu, mengapa
kambing itu memberontak. Tetapi setelah beberapa jam kemudian saya sadar jika perlakuan
saya tidak benar, saya menarik kepala kambing tersebut sangat kasara meskipun hanya tali
tamparnya saja. Kemudian saya mengubah metode saya dengan memberi sentuhan yang
halus di kepala kambing tersebut, dan hasilnya kambing tersebut jadi diam dan seperti patuh
ketika saya mencoba untuk memberi kalung identitas tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa,
hewan pun perlu perlakuan kasih sayang juga. Karena meskipun tidak punya akal, tetapi
nyatanya hewan mampu merasakan apa yang telah diperlakukan kepadanya.
Etika Profesi dan Spiritualitas
Olah Batin – Tentang Hakikat Diri Sebagai Makhluk
Makhluk adalah ciptaan. Maka jika makhluk adalah ciptaan, tugasnya hanyalah untuk
patuh atau mengabdi kepada penciptanya, yaitu Tuhan. Tidak hanya manusia, semua
makhluk diciptakan untuk mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian ini dilakukan oleh semua
makhluk hidup sesuai dengan caranya masing-masing. Malaikat yang diciptakan untuk sujud,
maka sampai hari kiamat pun mereka akan bersujud. Malaikat yang disuruh untuk bertasbih
atau berdzikir, maka sampai hari kiamat juga akan terus bertasbih atau berdzikir. Hewan dan
tumbuhan yang mungkin tidak pernah kita dengar cara beribadahnya, akan tetapi sejatinya
mereka selalu bertasbih menyebut nama Tuhan. Bahkan bumi dan segala isinya maupun
semua yang meliputi alam semesta, senantiasa bertasbih kepadaNya. Manusia sebagai
makhluk pun juga mempunyai cara sendiri, seperti sholat, puasa, dzikir dan syariat-syariat
lainnya. Akan tetapi, meskipun berbeda caranya, esensinya sama yaitu sebagai makhluk
ciptaanNya memang sudah seharusnya untuk menyembah dan mengabdi hanya kepada
Tuhan.
Pengabdian tersebut menandakan jika hanya Tuhan-lah Yang Maha Perkasa dan
Maha Penguasa. Tuhan-lah yang berhak atas segala sesuatu. Tuhan-lah yang mempunyai
segala sesuatau. Karena memang segala sesuatu berasal dariNya dan akan pasti kembali
kepadaNya. Kita sebagai bagian dari ciptaannya, benar-benar tidak mempunyai daya dan
upaya dihadapan Tuhan. Semua telah diatur olehNya, baik suka maupun duka, baik adanya
rejeki maupun adanya cobaan dan musibah, namun semuanya diatur Tuhan adalah untuk
kebaikan diri kita sebagai makhluk. Tidak hanya kepada kita, semua yang telah
diciptakanNya pasti dicukupkan kebutuhannya. Oleh karena itu, sebagai sesama makhluk kita
disuruh untuk mempunyai kasih sayang terhadap sesama makhluk. Karena itu juga perintah
dari Tuhan, kita sebagai makhluk selain harus menjaga Hablum Minallah, juga harus menjaga
hablum minannas, juga dengan hewan maupun tumbuhan maupun alam ini.