etika profesi dan spiritualitas-hakikat makhluk

4
Etika Profesi dan Spiritualitas Olah Rasa – Kasih Sayang Terhadap Hewan Sejatinya sama seperti berkasih sayang terhadap tumbuhan, karena sama seperti kita yaitu makhluk hidup. Namun, jika sewaktu saya memperlakukan baik terhadap tumbuhan dan saya tidak menyadari adanya perasaan tumbuhan, tetapi ketika berkasih sayang terhadap hewan disini saya menyadari perasaan hewan tersebut. Kesadaran saya tentang perasaan hewan ini saya dapati ketika saya melihat mata hewan yang saya jumpai. Entah mengapa, saya merasa hewan tersebut berbicara dengan matanya, mungkin karena mata hewan itu dapat mengekspresikan keadaan hewan tersebut. Tetapi, pernah saya sesekali berkomunikasi dengan hewan tidak melalui perbuatan atau tindakan, tetapi lewat hati. Lalu mengenai apakah hal ini kebetulan atau tidak, ya saya juga tidak tahu. Contoh yang pernah saya alami adalah dengan kecoak. Saya mencoba berkomunikasi dengan kecoak bukan karena saya berani dengan kecoak tersebut, melainkan justru takut dengan kecoak tersebut. Lalu juga saya tahu jika kecoak akan mengejar orang yang berusaha mengganggunya, maka dari itu dalam upaya saya mengusir kecoak, menggunakan metode hati ke hati. Saya coba memandangi kecoak tersebut, mengajak bicara kecoak tersebut dalam hati, mencoba jujur dengan keadaan saya yang takut dengan kecoak, dan tentu memerlukan waktu yang menurut saya lama, mungkin sekitar hampir 20 menit. Dan akhirnya kecoak tersebut secara perlahan turun dari pintu untuk keluar. Hal yang aneh adalah ketika saya menggunakan bahasa jawa yang halus (krama) kepada kecoak tersebut. Awalnya saya bicara

Upload: yopie-yudha

Post on 29-Jan-2016

222 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

EPS

TRANSCRIPT

Page 1: Etika Profesi Dan Spiritualitas-hakikat Makhluk

Etika Profesi dan Spiritualitas

Olah Rasa – Kasih Sayang Terhadap Hewan

Sejatinya sama seperti berkasih sayang terhadap tumbuhan, karena sama seperti kita

yaitu makhluk hidup. Namun, jika sewaktu saya memperlakukan baik terhadap tumbuhan dan

saya tidak menyadari adanya perasaan tumbuhan, tetapi ketika berkasih sayang terhadap

hewan disini saya menyadari perasaan hewan tersebut. Kesadaran saya tentang perasaan

hewan ini saya dapati ketika saya melihat mata hewan yang saya jumpai. Entah mengapa,

saya merasa hewan tersebut berbicara dengan matanya, mungkin karena mata hewan itu

dapat mengekspresikan keadaan hewan tersebut. Tetapi, pernah saya sesekali berkomunikasi

dengan hewan tidak melalui perbuatan atau tindakan, tetapi lewat hati. Lalu mengenai apakah

hal ini kebetulan atau tidak, ya saya juga tidak tahu.

Contoh yang pernah saya alami adalah dengan kecoak. Saya mencoba berkomunikasi

dengan kecoak bukan karena saya berani dengan kecoak tersebut, melainkan justru takut

dengan kecoak tersebut. Lalu juga saya tahu jika kecoak akan mengejar orang yang berusaha

mengganggunya, maka dari itu dalam upaya saya mengusir kecoak, menggunakan metode

hati ke hati. Saya coba memandangi kecoak tersebut, mengajak bicara kecoak tersebut dalam

hati, mencoba jujur dengan keadaan saya yang takut dengan kecoak, dan tentu memerlukan

waktu yang menurut saya lama, mungkin sekitar hampir 20 menit. Dan akhirnya kecoak

tersebut secara perlahan turun dari pintu untuk keluar. Hal yang aneh adalah ketika saya

menggunakan bahasa jawa yang halus (krama) kepada kecoak tersebut. Awalnya saya bicara

dengan bahasa jawa kasar (ngoko), memang ada respon tetapi turunnya kecoak menuju

keluar tersebut seperti kendaraan yang terjebak macet. Dan ketika saya menggunakan bahasa

jawa yang halus (krama), kecoak tersebut dengan cepat meluncur menuruni pintu menuju

keluar. Ya mungkin ini kecoak lahir di jaman majapahit, jadi ingin diperlakukan dengan

halus.

Kedua adalah waktu hari raya besar atau idul adha kemarin. Kebetulan saya panitia

kurban juga di daerah saya. Ketika saya memegang kambing untuk memberi kalung nama

orang yang berkorban, ada kambing yang memberontak. Awalnya tidak tahu, mengapa

kambing itu memberontak. Tetapi setelah beberapa jam kemudian saya sadar jika perlakuan

saya tidak benar, saya menarik kepala kambing tersebut sangat kasara meskipun hanya tali

tamparnya saja. Kemudian saya mengubah metode saya dengan memberi sentuhan yang

halus di kepala kambing tersebut, dan hasilnya kambing tersebut jadi diam dan seperti patuh

Page 2: Etika Profesi Dan Spiritualitas-hakikat Makhluk

ketika saya mencoba untuk memberi kalung identitas tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa,

hewan pun perlu perlakuan kasih sayang juga. Karena meskipun tidak punya akal, tetapi

nyatanya hewan mampu merasakan apa yang telah diperlakukan kepadanya.

Etika Profesi dan Spiritualitas

Olah Batin – Tentang Hakikat Diri Sebagai Makhluk

Makhluk adalah ciptaan. Maka jika makhluk adalah ciptaan, tugasnya hanyalah untuk

patuh atau mengabdi kepada penciptanya, yaitu Tuhan. Tidak hanya manusia, semua

makhluk diciptakan untuk mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian ini dilakukan oleh semua

makhluk hidup sesuai dengan caranya masing-masing. Malaikat yang diciptakan untuk sujud,

maka sampai hari kiamat pun mereka akan bersujud. Malaikat yang disuruh untuk bertasbih

atau berdzikir, maka sampai hari kiamat juga akan terus bertasbih atau berdzikir. Hewan dan

tumbuhan yang mungkin tidak pernah kita dengar cara beribadahnya, akan tetapi sejatinya

mereka selalu bertasbih menyebut nama Tuhan. Bahkan bumi dan segala isinya maupun

semua yang meliputi alam semesta, senantiasa bertasbih kepadaNya. Manusia sebagai

makhluk pun juga mempunyai cara sendiri, seperti sholat, puasa, dzikir dan syariat-syariat

lainnya. Akan tetapi, meskipun berbeda caranya, esensinya sama yaitu sebagai makhluk

ciptaanNya memang sudah seharusnya untuk menyembah dan mengabdi hanya kepada

Tuhan.

Pengabdian tersebut menandakan jika hanya Tuhan-lah Yang Maha Perkasa dan

Maha Penguasa. Tuhan-lah yang berhak atas segala sesuatu. Tuhan-lah yang mempunyai

segala sesuatau. Karena memang segala sesuatu berasal dariNya dan akan pasti kembali

kepadaNya. Kita sebagai bagian dari ciptaannya, benar-benar tidak mempunyai daya dan

upaya dihadapan Tuhan. Semua telah diatur olehNya, baik suka maupun duka, baik adanya

rejeki maupun adanya cobaan dan musibah, namun semuanya diatur Tuhan adalah untuk

kebaikan diri kita sebagai makhluk. Tidak hanya kepada kita, semua yang telah

diciptakanNya pasti dicukupkan kebutuhannya. Oleh karena itu, sebagai sesama makhluk kita

disuruh untuk mempunyai kasih sayang terhadap sesama makhluk. Karena itu juga perintah

dari Tuhan, kita sebagai makhluk selain harus menjaga Hablum Minallah, juga harus menjaga

hablum minannas, juga dengan hewan maupun tumbuhan maupun alam ini.