etika rekayasa

19
ETIKA REKAYASA Di dalam kehidupan kita sehari-hari, teknologi telah mempermudah pekerjaan kita, mulai penyediaan energi sampai dengan pemenuhan kebutuhan ringan harian. Kehadiran sebagian dari teknologi dirasakan telah merubah kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang terkadang juga mempengaruhi tata nilai yang telah ada. Kelahiran teknologi kontrasepsi dan cloning misalnya, telah menimbulkan dilema moral di dalam masyarakat, demikian juga kehadiran penyakit sapi gila yang meresahkan masyarakat internasional ada yang menduga sebagai akibat pakan ternak hasil rekayasa (genetika). Di balik kelahiran suatu teknologi, hadir sosok rekayasawan yang kreatif, inovatif dan selalu mencari pemecahan suatu masalah yang hadir di dalam masyarakatnya. Secara tidak langsung, perubahan tata nilai di dalam masyarakat sangat tergantung antara lain kepada sikap moral seorang rekayasawan. Keputusan seorang rekayasawan di dalam suatu perancangan kelak dapat mempengaruhi perangai ratusan bahkan jutaan jiwa sekaligus . Oleh karena itu, masalah etika menjadi bagian yang sangat penting bagi seorang rekayasawan. Kepedulian etis di kalangan rekayasawan baru lahir pada akhir abad ke-19. Etika rekayasa dipahami sebagai daftar atau rumusan anjuran-anjuran resmi dalam bentuk kode, petunjuk, dan opini dari organisasi- organisasi profesi. Telaah implikasi rekayasa bagi umum baru dimulai pada tahun 1970-an dan etika rekayasa pun menjadi

Upload: hachi

Post on 29-Nov-2015

59 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sdsdds

TRANSCRIPT

Page 1: ETIKA REKAYASA

ETIKA REKAYASA

Di dalam kehidupan kita sehari-hari, teknologi telah mempermudah pekerjaan kita, mulai

penyediaan energi sampai dengan pemenuhan kebutuhan ringan harian. Kehadiran sebagian

dari teknologi dirasakan telah merubah kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang terkadang juga

mempengaruhi tata nilai yang telah ada. Kelahiran teknologi kontrasepsi dan cloning

misalnya, telah menimbulkan dilema moral di dalam masyarakat, demikian juga kehadiran

penyakit sapi gila yang meresahkan masyarakat internasional ada yang menduga sebagai

akibat pakan ternak hasil rekayasa (genetika).

Di balik kelahiran suatu teknologi, hadir sosok rekayasawan yang kreatif, inovatif dan selalu

mencari pemecahan suatu masalah yang hadir di dalam masyarakatnya. Secara tidak

langsung, perubahan tata nilai di dalam masyarakat sangat tergantung antara lain kepada

sikap moral seorang rekayasawan. Keputusan seorang rekayasawan di dalam suatu

perancangan kelak dapat mempengaruhi perangai ratusan bahkan jutaan jiwa sekaligus . Oleh

karena itu, masalah etika menjadi bagian yang sangat penting bagi seorang rekayasawan.

Kepedulian etis di kalangan rekayasawan baru lahir pada akhir abad ke-19. Etika

rekayasa dipahami sebagai daftar atau rumusan anjuran-anjuran resmi dalam bentuk kode,

petunjuk, dan opini dari organisasi-organisasi profesi. Telaah implikasi rekayasa bagi umum

baru dimulai pada tahun 1970-an dan etika rekayasa pun menjadi kajian interdisipliner yang

melibatkan teori filsafat, ilmu sosial, hukum, dan bisnis . Selanjutnya, artikel-artikel tentang

etika rekayasa dalam arti luas baru diterbitkan pada tahun 1981-an terutama oleh Business

and Professional Ethics Journal.

Perhatian terhadap etika rekayasa boleh dikatakan terlambat, hal ini terjadi karena masyarakat

menganggap rekayasawan sebagai alat produksi saja, bukan sebagai seorang pengambil

keputusan yang bertanggungjawab. Saat ini sebagian masyarakat telah memahami bahwa

proses dan produk kerekayasaan (teknologi) merupakan hasil dari kreativitas personal. Juga

telah disadari bahwa nilai moral, perilaku dan kemampuan sang rekayasawan akan sangat

mempengaruhi nilai kreasinya, semakin baik nilai moral seorang rekayasawan, biasanya

semakin tinggi nilai keselamatan penggunaan hasil rekayasanya.

Berangkat dari kesadaran tersebut di atas, etika rekayasa menjadi hal yang penting dan perlu

selalu dikaji oleh seorang rekayasawan agar memahami batas-batas tanggungjawabnya.

Page 2: ETIKA REKAYASA

Dengan studi etika rekayasa seorang rekayasawan diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan penalarannya agar lebih efektif di dalam mencari jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan moral. Jadi tujuan etika rekayasa adalah untuk meningkatkan otonomi moral,

yaitu kemampuan untuk berpikir secara rasional tentang isu-isu moral berlandaskan kaidah-

kaidah moral yang berlaku.

Jadi obyek studi rekayasa adalah permasalahan moral yang berkait erat dengan kerekayasaan.

Rekayasa pada kenyataannya lebih banyak berlangsung di dalam perusahaan-perusahaan

yang mencari keuntungan, dan perusahaan-perusahaan dimaksud tertanam di dalam struktur

masyarakat dan peraturan pemerintah yang rumit, sehingga permasalahan atau aspek-aspek

moral di dalam rekayasa menjadi semakin kompleks.

Menimbang keterkaitan banyak pihak di dalam rekayasa, mulai dari pemilik ide, perancang

sampai dengan pengguna teknologi, maka etika rekayasa dapat didefinisikan pula sebagai

berikut: Etika rekayasa adalah studi tentang permasalahan dan perilaku moral, karakter, cita-

cita orang secara individu dan ataupun secara berkelompok yang terlibat dalam perancangan,

pengembangan dan penyebarluasan teknologi.

Rekayasa adalah padan kata dari engineering yang selama ini kita kenal dengan kata teknik.

Arti kata teknik itu sendiri adalah penerapan sains untuk kesejahteraan umat manusia. Martin

& Schinzinger mempersempit definisi itu, sehingga rekayasa adalah penerapan ilmu

pengetahuan dalam penggunaan sumber daya alam demi manfaat bagi masyarakat dan umat

manusia, sedangkan rekayasawan adalah mereka yang menciptakan produk dan proses-proses

untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia (pangan, papan dan sandang), dengan akibat

tambahan, meningkatkan kemudahan, kekuatan dan keindahan di dalam kehidupan manusia

sehari-hari.

Seorang rekayasawan harus selalu memasukkan faktor keselamatan di dalam rancangannya.

Oleh karena itu identikasi risiko suatu produk sangat diperlukan, demikian pula kejelasan dari

tujuan produk itu sendiri. Untuk mengurangi faktor risiko, uji kes elamatan bagi suatu produk

harus dilaksanakan sebelum produk tersebut masuk manufaktur. Setelah manufaktur pun

produk itu juga harus selalu dipantau keselamatan penggunaannya. Produk rekayasa yang

baik akan selalu disertai dengan prosedur penyelamatan di saat menghadapi risiko yang tak

diduga sebelumnya.

Page 3: ETIKA REKAYASA

Secara spasial penggunaan teknologi di suatu tempat dapat mempengaruhi tempat lain dan

berdampak secara global. Dari segi waktu, pemanfaatan teknologi di masa kini bisa saja

mengakibatkan kerusakan alam yang akibatnya baru bisa dirasakan oleh generasi yang akan

datang. Hal ini menimbulkan perenungan oleh para ahli ilmu pengetahuan tentang eksistensi

manusia dan kebahagiaan yang menjadi tujuan hidup manusia secara universal (Leprince-

Ringuet, 1973). Saat ini telah tumbuh kesadaran bahwa bumi merupakan satu-satunya tempat

tinggal manusia bersama, sehingga peles tarian lingkungan menjadi isu penting.

Perenungan terhadap kehadiran bencana alam (gempa bumi, letusan gunung api dll.) yang tak

mungkin dibendung oleh manusia, membawa manusia ke pemikiran berkoeksistensi dengan

alam, dipelajarinya proses yang berlangsung di alam, dirancang teknologi untuk

memanfaatkan proses alam demi kelangsungan eksistensi manusia dan jalan menuju ke

kebahagiaan manusia. Secara pelahan orientasi nilai budaya menguasai alam yang cenderung

bersifat sesaat semakin ditinggalkan.

Kehadiran seorang rekayasawan berkemampuan analisis barat yang rasional disertai kearifan

timur yang selalu mempertimbangkan harmoni dengan alamnya sangat didambakan, hal ini

berarti bahwa rekayasawan tersebut memiliki kesadaran global dan temporal. Rekayasawan

yang demikian akan memiliki kemampuan melihat peluang di depannya dan dengan penuh

rasa percaya diri menentukan pilihan karirnya.

Aplikasi etika dalam rekayasa dikategorikan menjadi 3, yaitu :

Laporan Penemuan/Rekayasa/Rancang-Bangun

laporan penemuan (invention) memuat:

• Deskripsi alat yang dibuat, manfaat dan kelebihan alat baru/modifikasi

• Desain alat

• Cara membuat (Alat dan bahan) → dituliskan jika memang penelitian sampai taraf

pembuatan alat

Penelitian Deskriptif

Secara mendasar, penelitian deskriptif memuat:

Page 4: ETIKA REKAYASA

• Tujuan Penelitian: apa yang diharapkan menjadi hasil pengamatan

• Desain Penelitian: bagaimana melakukan penelitian, langkah-langkah apa saja

yang akan dikerjakan, alat dan bahan yang diperlukan, data yang diharapkan

dapat didapat, bagaimana meminimalkan kesalahan

Penelitian Eksperimen

Secara mendasar, penelitian Eksperimen memuat:

• Tujuan Penelitian: melihat perbedaan atau hubungan (antar variabel)

• Hipotesis penelitian

• Langkah pelaksanaan penelitian

• Pengumpulan Data

• Analisis Data

• Pembentukan Kesimpulan Penelitian

Metodologi :

Akal budi dan sifat ingin tahu manusia, memampukan dan mendorongnya untuk

melakukan penelitian: mengkaji fenomena yang terjadi di sekitarnya, melakukan

pertimbangan, mengambil keputusan/kesimpulan dan melakukan evaluasi.

1. Pengetahuan (Knowledge)

Secara normatif, definisi Pengetahuan paling tidak meliputi:

• Fakta, informasi dan kemampuan yang diperoleh melalui pengalaman atau

pendidikan

Page 5: ETIKA REKAYASA

• Pemahaman secara teoretis dan/atau praktis suatu bidang (studi), apa yang

diketahui mengenai suatu bidang tertentu atau berkait dengan bidang-

bidang lain secara keseluruhan

• Fakta, informasi dan kesadaran atau pengenalan yang diperoleh dari

pengalaman menghadapi suatu fakta atau situasi

Para ahli filsafat masih terus memperdebatkan definisi Pengetahuan, terutama karena

rumusan Pengetahuan oleh Plato yang menyatakan Pengetahuan sebagai

“kepercayaan sejati yang dibenarkan (valid)” (“justified true belief”).

2. Filsafat (Philosophy)

Berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘Phil’ dan ‘Sophy’

Phil yang berarti Cinta (Love) dan Sophy yang berarti kebijaksanaan, kearifan, hikmat

(wisdom)

Pengujian kritis terhadap dasar rasionalitas dari kepercayaan kita yang paling

fundamental dan analisis logis terhadap konsep-konsep dasar yang digunakan dalam

mengekspresikan apa yang kita percayai. Filsafat dapat juga didefinisikan sebagai

refleksi atas pelbagai pengalaman manusia, atau sebagai upaya pengenalan masalah-

masalah yang berkaitan erat dengan kemanusiaan secara rasional, metodikal dan

sistematis.

3. Ilmu Pengetahuan (Science)

Kajian sistematik yang menggunakan observasi, eksperimen (percobaan) dan

pengukuran terhadap fenomena alam dan sosial, dan bidang kajian lainnya.

Umumnya Ilmu Pengetahuan dicirikan oleh kemungkinan membuat pernyataan benar

yang didukung oleh sekumpulan bukti atau pengujian. Karena sifat ini, kebenaran

suatu. Ilmu Pengetahuan sangat mungkin mengalami pendefinisian/formulasi

ulang/baru

Page 6: ETIKA REKAYASA

Klasifikasi Ilmu Pengetahuan:

• Ilmu Pengetahuan Eksakta: yaitu Ilmu Pengetahuan yang memiliki pengukuran

(measurement) yang pasti (exact). Contoh: Fisika dan Kimia

• Ilmu Pengetahuan Deskriptif: Ilmu Pengetahuan yang tujuan utamanya adalah

mengembangkan metode pendeskripsian atau klasifikasi yang kemudian menjadi

acuan yang tepat dalam domain ilmu tersebut. Contoh: Taksonomi dalam Botani

dan Zoologi.

4. Teknologi (Technology)

Teknologi adalah aplikasi Ilmu Pengetahuan terutama untuk tujuan komersial dan

Industri. Teknologi sangat erat dengan Ilmu Pengetahuan dan Rekayasa

(Engineering). Ilmu Pengetahuan menyangkut pemahaman manusia terhadap alam

semesta dan komponen-komponennya, misalnya ruang angkasa, materi, energi, dan

interaksi di antara elemen-elemen tersebut.

Rekayasa adalah aplikasi Ilmu Pengetahuan dalam wujud pembuatan

rancangan/disain pelbagai alat demi kemudahan manusia. Teknologi berkaitan dengan

alat dan teknik mewujudkan rancangan alat-alat yang memudahkan kehidupan

manusia. Penemuan (Invention) pelbagai alat termasuk dalam kajian Rekayasa dan

Teknologi.

Rangkuman Etika Rekayasa Part II

Perencanaan dan Analisa Operasional Konstruksi memerlukan beberapa tahap, yaitu :

1.      Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

-          SPMK diterbitkan oleh pejabat pembuat komitmen selambat-lambatnya 14 (empat belas)

hari sejak penandatanganan kontrak

-          Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat dimulainya pelaksanaan kontrak

2.      Pre Construction Meeting (PCM)

Page 7: ETIKA REKAYASA

-          PCM adalah rapat persiapan pelaksanaan kontrak selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak

tanggal diterbitkannya SPMK

-          Pejabat Pembuat Komitmen bersama-sama unsur perencana, unsur pengawas dan unsur

pelaksana menyusun rencana pelaksanaan kontrak, beberapa hal yang dibahas dan disepakati

dalam PCM adalah :

  Organisasi kerja

  Tata cara pengaturan pekerjaan

  Jadwal peaksanaan pekerjaan

  Penyusunan program mutu, dan lain-lain

3.      Pembayaran Uang Muka (DP)

-          Kontraktor harus mengajukan permohonan pembayaran uang muka secara tertulis kepada

pejabat pembuat komitmen disertai dengan rencana penggunaan dana

-          Pembayaran uang muka dimaksudkan untuk membiayai penyediaan fasilitas lapangan dan

mobilisasi peralatan, personil, dan bahan

-          Besaran uang muka ditentukan dalam kontrak dan di bayar setelah kontraktor menyerahkan

jaminan uang muka yang nilainya sekurang-kurangnya sama dengan besarnya uang muka

yang dibayarkan

4.      Pembuatan Direksi Keet

Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan dilapangan, kontraktor harus membuat kantor /

direksi keet sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :

-          Kantor dengan ukuran luas, instalasi serta perlengkapan / peralatan yang mencukupi dan

memadai menurut kebutuhan dan kapasitas kerja

-          Penentuan lokasi kantor / direksi keet akan diputuskan bersama dengan direksi

-          Peralatan kerja minimal terdiri dari :

  1 (satu) set computer IBM PC Compatible

  1 (satu) set inkjet printer A3 dan A2

  Stabilizer untuk computer dan printer

5.      Mobilisasi Peralatan dan Tenaga

Mobilisasi harus mulai dilaksanakan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari

sejak diterbitkannya SPMK, yaitu antara lain mendatangkan peralatan, kendaraan,

Page 8: ETIKA REKAYASA

menyiapkan fasilitas kantor, rumah gudang, dan mendatangkan personil. Mobilisasi peralatan

dan personil dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan

6.      Pemeriksaan Bersama (Mutual check)

-          Pada tahap awal pelaksanaan kontrak, setelah diterbitkannya SPMK, direksi teknis bersama

dengan panitia peneliti pelaksanaan kontrak dan kontraktor melaksanakan pemeriksaan

lapangan bersama yang meliputi :

  Pemeriksaan personil dan peralatan kontraktor

  Pemeriksaan gambar kerja (Shop Drawing)

  Peninjauan dan pengukuran lapangan

-          Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam berita acara pemeriksaan, apabila dalam

pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan isi boq kontrak maka harus dituangkan

dalam amandemen kontrak

7.      Review Designe

Apabila dalam pelaksanaan pemeriksaan bersama terdapat perbedaan antara gambar kerja

dengan kondisi lapangan yang sebenarnya, maka direksi memerintahkan kepada konsultan

perencana untuk melakukan review desain / penyesuaian gambar disesuaikan dengan kondisi

lapangan

8.      Contrack Change Order (CCO)

-          Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan

dengan spesikasi teknis dan gambar yang ditentukan dalam dokumen kontrak, PPK bersama

kontraktor dapat melakukan perubahan kontrak antara lain :

  Menambah atau mengurangi kuantitas pekerjaan yang tercantuk dalam kontrak

  Menambah atau mengurangi jenis pekerjaan / mata pembayaran

-          Pekerjaan tambah tidak boleh melebihi 10% (sepuluh persen) dari nilai harga yang

tercantum dalam kontrak awal

9.      Addendum / Amademen Kontrak

Addendum atau amandemen kontrak dibuat apabila terjadi perubahan kontrak, perubahan

kontrak dapat terjadi apabila:

Page 9: ETIKA REKAYASA

-          Perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para pihak dalam

kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam kontrak

-          Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan

-          Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan dan perubahan pelaksanaan

pekerjaan. Yang nilainya tidak melebihi 10% dari nilai kontrak awal

10.  Monthly Certyvicate (MC)

-          Pembayaran angsuran yang dilakukan dalam bentuk sertifikat bulanan yang berdasarkan

perkembangan kemajuan fisik pekerjaan

-          Kontraktor / pihak pertama mengajukan surat tagihan bulanan (invoice) untuk pengeluaran

biaya bulanan sebelumnya, disertai rincian dan tanda bukti pengeluaran untuk mendapatkan

persetujuan pembayaran bulanan

11.  Laporan

Laporan adalah konsolidasi dari rencana pekerjaan dan tindak lanjut pemantauan, jenis

laporan yang harus disampaikan kepada direksi meliputi:

-          Laporan rencana mutu kontrak

-          Laporan pendahuluan

-          Laporan kemajuan pekerjaan

-          Laporan bulanan

-          Laporan triwulan

-          Laporan akhir

-          Laporan summery

-          Laporan dokumentasi

12.  Serah Terima Pertama Pekerjaan (PHO)

-          Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen), kontraktor mengajukan permintaan secara

tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk penyerahan pertama pekerjaan

-          Dan apabila setelah diperiksa oleh panitia penerima dan dinyatakan sudah sesuai dengan

ketentuan kontrak, maka dibuat berita acara penyerahan pertama pekerjaan

13.  Masa Pemeliharaan

Masa pemeliharaan konstruksi adalah kurun waktu kontrak yang di hitung sejak tanggal

penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan. Masa

Page 10: ETIKA REKAYASA

pemeliharaan untuk kategori konstruksi permanen adalah minimal 6 bulan, dan untuk

konstruksi semi permanen adalah minimal 3 bulan

14.  Serah Terima Kedua Pekerjaan (FHO)

Setelah masa pemeliharaan berakhir kontraktor mengajukan permintaan secara tertulis

kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk penyerahan akhir pekerjaan. Penyerahan akhir

pekerjaan dinyatakan diterima apabila kontraktor telah melaksanakan semua kewajibannya

selama masa pemeliharaan dengan baik, setelah diperiksa panitia penyerahan pekerjaan dan

dibuat berita acara penyerahan akhir pekerjaan. Pejabat Pembuat Komitmen wajib untuk

mengembalikan jaminan pemeliharaan dan jaminan pelaksanaan kepada kontraktor

15.  Pembayaran Retensi 5%

Setelah penyerahan akhir pekerjaan pejabat pembuat komitmen wajib mengembalikan retensi

atau jaminan pemeliharaan sebesar 5%

Prosedur dan tata cara pemilihan jasa konsultasi dengan metode Seleksi Umum sesuai

KEPRES 80 TAHUN 2003

Dasar Hukum

1.      Keppres No. 80 tahun 2003, tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa

Pemerintah

2.      Inpres No. 5 tahun 2004, tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi

3.      Perpres No. 8 tahun 2006, tentang Perubahan Keempat atas Keputusan Presiden No. 80

tahun 2003 (tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah)

4.      Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 43/PRT/M/2007, tentang Standar dan Pedoman

Pengadaan Jasa Konstruksi

Prinsip-prinsip Pemilihan

1.      Semua Pengadaan Jasa Konsultansi pada prinsipnya dilakukan dengan prakualifikasi

2.      Prakualifikasi :

Page 11: ETIKA REKAYASA

Proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu

lainnya dari penyedia barang / jasa sebelum memasukkan penawaran

Metode Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi

1.      Seleksi umum

2.      Seleksi terbatas

3.      Seleksi langsung

4.      Penunjukkan langsung

Metode Penyampaian Dokumen Penawaran

1.      Satu sampul

2.      Dua sampul

3.      Dua tahap

Evaluasi Penawaran Untuk Pengadaan Jasa Konsultansi

1.      Metode evaluasi kualitas

2.      Metode evaluasi kualitas teknis dan biaya

3.      Metode evaluasi pagu anggaran

4.      Metode evaluasi penunjukkan langsung

Persiapan Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi

1.      Menandatangani fakta Integritas

2.      Menyusun kerangka acuan kerja (KAK)

3.      Menyusun harga perkiraan sendiri (HPS)

4.      Menyusun dokumen pemilihan penyedia jasa konsultansi

5.      Menentukan metode pemilihan jasa konsultansi, dan

6.      Pengumuman pemilihan di media cetak

Prosedur Pemilihan Penyedia Jasa Dengan Metode Seleksi Umum

Prakualifikasi :

1.      Pengumuman prakualifikasi

2.      Pengambilan dokumen prakualifikasi

3.      Pemasukan dokumen prakualifikasi

4.      Evaluasi dokumen prakualifikasi

5.      Penetapan hasil prakualifikasi

6.      Pengumuman hasil prakualifikasi

7.      Masa sanggah prakualifikasi

Page 12: ETIKA REKAYASA

8.      Undangan kepada peserta yang masuk daftar pendek

9.      Pengambilan dokumen seleksi umum

10.  Penjelasan (Aanwijzing)

Alokasi Waktu / Jadwal Dalam Pelaksanaan Seleksi Umum

1.      Pengumuman prakualifikasi 1 hari di media cetak

2.      Pengambilan dokumen prakalifikasi sekurang-kurangnya 9 hari

3.      Pemasukan dokumen prakualifikasi paling lambat 1 hari setelah batas akhir pengambilan

dokumen prakualifikasi

4.      Pengumuman hasil prakualifikasi sekurang-kurangnya 7 hari dari batas akhir pengambilan

dokumen prakualifikasi

5.      Pengambilan dokumen seleksi sekurang-kurangnya 14 hari, dimulai 1 hari setelah undangan

sampai dengan 1 hari sebelum batas akhir pemasukan penawaran

6.      Penjelasan / Aanwijzing dilaksanakan paling cepat 7 hari sejak tanggal undangan

7.      Pemasukan penawaran dimulai 1 hari setelah Aanwijzing dan paling lambat 7 hari setelah

Aanwijzing

8.      Alokasi waktu tahapan yang lain di serahkan kepada pengguna anggaran

Penilaian dan Evaluasi

Penilaian Dokumen Prakualifikasi

Penilaian kualifikasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dalam dokumen

prakualifikasi dengan tahapan sebagai berikut :

1.      Penilaian administrasi

2.      Penilaian teknis

a.       Kemampuan dasar (KD)

b.      Personil : kualifikasi pendidikan, lama pengalaman dan profesi atau keahlian

3.      Penyusunan peringkat peserta prakualifikasi (Daftar Panjang Konsultan) dari urutan total

nilai tertinggi

4.      Konsultan yang masuk daftar panjang diambil sekurang-kurangnya 5 atau sebanyak-

banyaknya 7 dari peringkat terbaik untuk dimasukkan daftar pendek konsultan dan diundang

untuk memasukkan penawaran

Evaluasi Dokumen Penawaran

Evaluasi penawaran berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dalam dokumen seleksi

dengan tahapan sebagai berikut :

A.    Penawaran Teknis (Sampul I)

1.      Evaluasi admistrasi

Page 13: ETIKA REKAYASA

Penilaian terhadap data administrasi yang belum dinilai pada saat prakualifikasi. Seperti surat

penawaran dan dokumen penawaran teknis

2.      Evaluasi teknis

Unsur-unsur yang di nilai :

a.       Pengalaman perusahaan

b.      Pendekatan dan metodologi

c.       Kualitas tenaga ahli

3.      Penetapan dan penyusunan peringkat teknis

B.     Evaluasi Penawaran Biaya (Sampul II)

1.      Koreksi aritmatik

2.      Menghitung nilai kombinasi antara nilai penawaran teknis dan nilai penawaran biaya

Dengan rumus :

Nilai akhir = (Nilai penawaran teknis × Bobot penawaran teknis) + (Nilai penawaran biaya ×

Bobot penawaran biaya)

Seleksi Gagal dan Seleksi Ulang

A.    Seleksi Gagal

1.      Penawaran yang masuk kurang dari 3, atau

2.      Tidak ada penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis, atau

3.      Negosiasi atas biaya penawaran gagal, atau

4.      Sanggahan dari peserta seleksi ternyata benar, atau

5.      Pelaksanaan seleksi tidak sesuai atau menyimpang dari dokumen seleksi yang telah

ditetapkan, atau

6.      Pemenang seleksi mengundurkan diri dari dan tidak bersedia ditunjuk, atau

7.      Pengaduan masyarakat akan terjadinya KKN dalam pelaksanaan seleksi ternyata benar

B.     Seleksi Ulang

1.      Apabila seleksi dinyatakan gagal, maka panitia seleksi segera melakukan seleksi ulang

2.      Apabila dalam seleksi ulang, jumlah penyedia jasa yang memasukkan penawaran hanya 2

atau 1, maka dilakukan negosiasi

3.      Apabila sanggahan ternyata benar, maka proses seleksi dievaluasi kembali atau dilakukan

proses seleksi ulang