euactive - awsassets.wwf.or.idawsassets.wwf.or.id/downloads/eu_active_newsletter_vol_1_fin.pdf ·...

4
WWF-Indonesia Gedung Graha Simatupang Tower 2 Unit C Lantai 7 Jl. Letjen TB Simatupang Kav. 38 Jakarta Selatan 12540 T: +62 21-7829461 F: +62 21-7829462 E: [email protected] Contact Person: Joko Sarjito ([email protected]) Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Gedung Manggala Wanabakti Blok 4 Lt 9 Ruang 915 - 917 Jl. Gatot Subroto - Senayan Jakarta 10270 T: +62-21-5734395, F: +62-21-57902769, E: [email protected] Contact Person: Herman Prayudi ([email protected]) Program ACTIVE atau Advancing Indonesia’s Civil Society in Trade and Investment adalah program hibah Uni Eropa untuk penguatan kapasitas Kadin/ Kadinda, asosiasi bisnis, lembaga pe- nelitian dan LSM lokal guna mendorong pembangunan ekonomi berkelanjutan di Indonesia. Tujuan khusus Program ACTIVE adalah: Memperkuat kapasitas di bidang 1. advokasi kebijakan dan keterlibatan organisasi masyarakat madani (CSO) yang efektif dengan Pemerin- tah guna mendorong inisitif-inisiatif terkait dengan peningkatan iklim investasi dan perdagangan di Indonesia Mendukung kontribusi sektor 2. swasta terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui penguatan kapasitas pelayanan jasa CSO kepada para anggotanya Empat proyek terpilih senilai 2,27 juta Euro kini tengah dilaksanakan untuk periode 2011-2014. Informasi lebih lanjut dapat diperoleh melalui website http://www.eeas.europa.eu/delegations/ indonesia Dalam kaitannya dengan kon- servasi lingkungan di Indonesia, Program ACTIVE bersama-sama dengan WWF-Indonesia dan Aso- siasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) bermitra untuk mewujudkan pengelolaan hutan lestari yang menjadi tujuan utama sektor kehu- tanan Kalimantan dan mendukung pembangunan ekonomi berkelan- jutan serta ekonomi hijau bagi Indonesia. Di Kalimantan, program ACTIVE melibatkan peningkatan kapasi- tas teknis para pengelola hutan (termasuk di dalamnya SDM Dinas Kehutanan dan Universitas), mem- promosikan perdagangan hasil hu- tan di Indonesia serta peningkatan kapasitas LSM lokal (masyarakat sipil) di tingkat provinsi (Kaliman- tan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur). Kemitraan ini juga bekerja sama dengan peme- rintah dan sektor swasta untuk: Melawan praktik kehutanan ilegal melalui jaminan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) di Indonesia, dan Mendukung pengelolaan hutan lestari melalui Program Global Forest & Trade Network (GFTN) WWF-Indonesia Dari kemitraan ini diharapkan para pihak mampu meningkatkan ka- pasitas teknisnya dalam memveri- fikasi kegiatan pengelolaan alam dan upaya pencegahan pembala- kan liar melalui pemantauan GIS (Geographic Information System) dan verifikasi lapangan sehingga pemantauan kegiatan pencegahan pembalakan liar (illegal logging) di Kalimantan dapat dilakukan secara aktif dan independen. Informasi ini akan menguatkan implementasi SVLK di Indonesia. Secara bersamaan, para pengelola hutan atau pemegang konsesi hutan mampu mengembangkan ekonomi bisnis “hijau” melalui sistem pengelolaan hutan lestari. Kemitraan WWF-Indonesia dan APHI dalam ACTIVE juga menguat- kan semangat advokasi perdagang- an berkelanjutan di sektor kehu- tanan khususnya di Kalimantan. WWF-Indonesia bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) mengadakan Training of Trainer (ToT) untuk Pengelolaan Hutan Lestari di Kalimantan Timur pada tanggal 11 – 15 Juni 2012 di Balikpapan. Pelatihan ini diikuti oleh 28 peserta yang berasal dari unit-unit pen- gelola hutan, universitas dan staf lokal APHI. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk membangun jaringan dan kapasitas yang kuat di daerah dalam rangka mengimplementasi- kan manajemen pengelolaan hutan lestari. Selama ini pengelolaan hutan lestari baik di hutan alam maupun hutan tanaman diterapkan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan potensi serta produktifitas hutan yang ada. Kata “lestari” berarti pengelolaan hutan sejalan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat setempat dan menjamin pasokan bahan baku industri kehutanan. Pelatihan tersebut bertujuan mengembangkan kelompok trainer yang diharapkan mengetahui Pelatihan Penerapan Sertifikasi Hutan Vol. 1/August 2012 TENTANG PROGRAM ACTIVE ACTIVE Kemitraan dengan WWF-Indonesia dan APHI EU

Upload: hanhu

Post on 06-Mar-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

WWF-Indonesia Gedung Graha SimatupangTower 2 Unit C Lantai 7Jl. Letjen TB Simatupang Kav. 38Jakarta Selatan 12540T: +62 21-7829461 F: +62 21-7829462 E: [email protected]

Contact Person: Joko Sarjito ([email protected])

Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI)Gedung Manggala Wanabakti Blok 4 Lt 9 Ruang 915 - 917Jl. Gatot Subroto - Senayan Jakarta 10270T: +62-21-5734395, F: +62-21-57902769, E: [email protected]

Contact Person: Herman Prayudi ([email protected])

Program ACTIVE atau Advancing Indonesia’s Civil Society in Trade and Investment adalah program hibah Uni Eropa untuk penguatan kapasitas Kadin/Kadinda, asosiasi bisnis, lembaga pe-nelitian dan LSM lokal guna mendorong pembangunan ekonomi berkelanjutan di Indonesia.

Tujuan khusus Program ACTIVE adalah:

Memperkuat kapasitas di bidang 1. advokasi kebijakan dan keterlibatan organisasi masyarakat madani (CSO) yang efektif dengan Pemerin-tah guna mendorong inisitif-inisiatif terkait dengan peningkatan iklim investasi dan perdagangan di IndonesiaMendukung kontribusi sektor 2. swasta terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui penguatan kapasitas pelayanan jasa CSO kepada para anggotanya

Empat proyek terpilih senilai 2,27 juta Euro kini tengah dilaksanakan untuk periode 2011-2014. Informasi lebih lanjut dapat diperoleh melalui website http://www.eeas.europa.eu/delegations/indonesia

Dalam kaitannya dengan kon-servasi lingkungan di Indonesia, Program ACTIVE bersama-sama dengan WWF-Indonesia dan Aso-siasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) bermitra untuk mewujudkan pengelolaan hutan lestari yang menjadi tujuan utama sektor kehu-tanan Kalimantan dan mendukung pembangunan ekonomi berkelan-jutan serta ekonomi hijau bagi Indonesia.

Di Kalimantan, program ACTIVE melibatkan peningkatan kapasi-tas teknis para pengelola hutan (termasuk di dalamnya SDM Dinas Kehutanan dan Universitas), mem-promosikan perdagangan hasil hu-tan di Indonesia serta peningkatan kapasitas LSM lokal (masyarakat

sipil) di tingkat provinsi (Kaliman-tan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur). Kemitraan ini juga bekerja sama dengan peme-rintah dan sektor swasta untuk:

Melawan praktik kehutanan •ilegal melalui jaminan Sistem VerifikasiLegalitasKayu(SVLK)di Indonesia, danMendukung pengelolaan hutan •lestari melalui Program Global Forest & Trade Network (GFTN) WWF-Indonesia

Dari kemitraan ini diharapkan para pihak mampu meningkatkan ka-pasitas teknisnya dalam memveri-fikasikegiatanpengelolaanalamdan upaya pencegahan pembala-kan liar melalui pemantauan GIS

(Geographic Information System) danverifikasilapangansehinggapemantauan kegiatan pencegahan pembalakan liar (illegal logging) di Kalimantan dapat dilakukan secara aktif dan independen. Informasi ini akan menguatkan implementasi SVLK di Indonesia.

Secara bersamaan, para pengelola hutan atau pemegang konsesi hutan mampu mengembangkan ekonomi bisnis “hijau” melalui sistem pengelolaan hutan lestari. Kemitraan WWF-Indonesia dan APHI dalam ACTIVE juga menguat-kan semangat advokasi perdagang-an berkelanjutan di sektor kehu-tanan khususnya di Kalimantan.

WWF-Indonesia bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) mengadakan Training of Trainer (ToT) untuk Pengelolaan Hutan Lestari di Kalimantan Timur pada tanggal

11 – 15 Juni 2012 di Balikpapan. Pelatihan ini diikuti oleh 28 peserta yang berasal dari unit-unit pen-gelola hutan, universitas dan staf lokal APHI. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk membangun jaringan

dan kapasitas yang kuat di daerah dalam rangka mengimplementasi-kan manajemen pengelolaan hutan lestari. Selama ini pengelolaan hutan lestari baik di hutan alam maupun hutan tanaman diterapkan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan potensi serta produktifitashutanyangada.Kata“lestari” berarti pengelolaan hutan sejalan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat setempat dan menjamin pasokan bahan baku industri kehutanan.

Pelatihan tersebut bertujuan mengembangkan kelompok trainer yang diharapkan mengetahui

Pelatihan Penerapan Sertifikasi Hutan

Vol.

1/Au

gust

201

2

TENTANG PROGRAM ACTIVE

ACTIVEKemitraan dengan WWF-Indonesia dan APHI

EU

sistemsertifikasidiIndonesia,ke-bijakan dan peraturan PHPL serta legalitas di Indonesia, memahami Best Management Practice dalam implementasi pengelolaan hutan lestari, me nguasai pembuatan ren-canaaksisertifikasiberdasarkananalisis gap, memahami teknik dan metode penyampaian materi/ infor-masi implementasi sistem pengelo-laan hutan lestari dan bertanggung jawab. Setelah kelompok trainer ini memahami materi, mereka wajib menjadi “pemimpin” penerapan PHPL termasuk legalitas di lingkup pekerjaan mereka masing-masing.

Tahun 2003 Kementrian Kehutanan mencanangkan SK Menhut NO. 4795/ Kpts-II/2002 beserta aturan pelaksanaanya. SK tersebut diganti dengan peraturan baru yaitu Pera-turan Menhut No. P.38/ Menhut-II/2009. Dalam peraturan baru ini, VerifikasiLegalitasKayu(VLK)terpisah akreditasinya dengan PHPL (Pe ngelolaan Hutan Produksi Lestari). Dalam penerapan regulasi ini sangat diperlukan tanggung jawab serta pemahaman penuh mengenaisertifikasidarimasing-masing pengelola, baik IUPHHK-HA maupun IUPHHK-HT.

Pelatihan serupa akan dilaksanakan di Kalimantan Barat dan Kaliman-tan Te ngah dalam waktu dekat. Dari sisi legalitas, Training of Trainer meningkatkan kapasitas para pengelola hutan terhadap regulasi terkait kehutanan yang berlaku di tanah air dan negara-negara konsumen seperti Uni Eropa (EU FLEGT VPA/ Voluntary Partnership Agreement).

Asosiasi Pengusaha Hutan Indone-sia (APHI) didirikan pada tanggal 21 November 1983, merupakan anggota dari Masyarakat Perhu-tanan Indonesia (MPI) dan anggota luar biasa Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) yang berkedudukan di Jakarta. APHI merupakanorganisasinon-profityang dalam menyelenggarakan dan melaksanakan kegiatannya bersifat mandiri, sukarela, bukan organisasi pemerintah dan politik dengan dijiwai etika bisnis serta dilandasi prinsip pembangunan kehutanan berkelanjutan demi terwujudnya kemakmuran rakyat.

APHI bertujuan mengembangkan,

me ningkatkan dan melindungi usa-ha para anggotanya melalui sistem dan praktik pengusahaan hutan secaraefisiendanoptimaldemiterwujudnya kelestarian fungsi ekonomi, ekologi dan sosial se suai dengan perkembangan lingkungan strategis hutan dan kehutanan di tingkat nasional maupun global. Organisasi APHI Pusat terdiri dari Dewan Pengawas, Dewan Pengu-rus dan Badan Penasehat. Kegiatan operasional APHI dijalankan oleh Sekretariat yang dipimpin oleh Direktur Eksekutif. Penyelengga-raan organisasi di tingkat Propinsi dilakukan oleh 16 Komisariat Daerah (Komda) yang merupakan perpanjangan tangan dari Dewan

Pengurus di Daerah.

Anggota APHI terdiri dari perusa-haan-perusahaan pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam (IUPHHK-HA) dan Ijin Usaha Pemanfaatan hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) yang berdomisili dan/atau beroperasi di wilayah hukum Republik Indone-sia. Keanggotaan APHI bersifat sukarela dan sampai bulan Agustus 2012 ada sebanyak 425 perusa-haan, terdiri dari 271 IUPHHK-HA dan 154 IUPHHK-HT. Luas areal kerja anggota APHI saat ini adalah 34.492.006 ha. (www.rimbawan.com)

Selama 50 tahun, WWF telah melindungi masa depan alam. Or-ganisasi konservasi multinasional terbesar di dunia, WWF bekerja di 100 negara dan telah didukung oleh 1,2 juta suporter di Amerika

Serikat dan hampir 5 juta secara di dunia. Cara unik WWF yang mengombinasikan ja ringan global dengan ilmu alam, melibatkan aksi pada setiap level, baik di tingkat lokal maupun global, dan menja-min solusi inovatif terwujud dalam memenuhi kebutuhan manusia dan alam.

Global Forest & Trade Network (GFTN) merupakan salah satu inisiatif WWF untuk mengeliminasi pembalakan liar (illegal logging). GFTN memfasilitasi perusahaan-perusahaan dalam mengeva luasi pembelian dan pengimplementa-

sian action plan untuk menjamin bahan baku yang lestari. Dengan memfasilitasi jaringan-jaringan perdagangan antara perusahaan-perusahaan yang berkomitmen terhadap hutan bertanggungjawab, GFTN menciptakan kondisi pasar yang membantu konservasi hutan serta memberikan keuntungan ekonomi dan sosial untuk bisnis dan masyarakat yang bergantung pada hutan. Lebih dari 360 peru-sahaan menjadi anggota Global Forest & Trade Network, termasuk manufatur, importer, distributor, re-tailer, pemilik hutan dan pengelola hutan. (www.wwf.or.id/gftn)

Mengenai WWF-Indonesia dan Program GFTN

Mengenai Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia

Kerjasama dalam monitoring SVLK

WWF Indonesia bekerjasama dengan JPIK (Jaringan Pemantau Independen Kehutanan) beker-jasama untuk membuat rencana kerja dalam rangka melakukan monitoring SVLK (Sistem Veri-fikasiLegalitasKayu).Kerjasamaini akan berfokus pada perusa-haan-perusahaan unit pengelo-laan hutan & industri kayu di Kalimantan, dengan tujuan untuk memperkuat fungsi lembaga masyarakat dalam praktek-prak-tek pengelolaan hutan lestari.

Vol.

1/Au

gust

201

2

ACTIVEEUACTIVE (Advancing Indonesia’s Civil Society in Trade and Investment) is small grant programme of the European Union to enhance capacity of national and regional chambers of commerce and industry, business associations, research institutions and local NGOs aimed at supporting sustainable eco-nomic development in Indonesia.

SpecificobjectivesofACTIVEpro-gramme are:

To strengthen the capacity of rel-1. evant CSOs to effectively advocate and engage with the government in the pursuit of reform initiatives in selected areas related to the im-provement of trade and investment climate in IndonesiaTo support the contribution of 2. the private sector to sustainable economic development through strengthening the capacity of relevant CSOs to provide services to their members

Four selected projects worth at 2.27 million euros are being implemented for the period of 2011-2014. For further information, please visit the website http://www.eeas.europa.eu/delegations/indonesia

In its relation to the environmen-tal conservation in Indonesia, ACTIVE Program together with WWF-Indonesia and Indonesian Forest Concessionaires Associa-tion (APHI) are partnering to set sustainable forest management as the main objective in forestry sector and supporting sustainable economy development as well as the green economy in Indonesia.

In Kalimantan, ACTIVE Program involves technical capacity improvement for forest managers (including human resources in Forestry Service and University), to promote Indonesia’s forest product trade, increasing local NGO (civil society) capacity in

provincial level (West Kalimantan, Central Kalimantan and East Kali-mantan). The partnership is also work together with government and private sector to:

Combating illegal forestry prac-•tice through Timber Legality VerificationSystem(SVLK)inIndonesia, andSupporting sustainable forest •management through Global Forest & Trade Network (GFTN) in WWF-Indonesia

Through this partnership, stake-holders are expected to increase its technical capacity in verifying natural forest concession man-agement and illegal logging pre-

vention by using GIS (Geographic Information System) and ground checkverificationsothatillegallogging anticipation activities surveillance in Kalimantan can work actively and independently. This surveillance information will strengthen the Timber Legality VerificationSystem(SVLK)imple-mentation in Indonesia.

At the same time, forest managers or forest concession holders can develop green economy business by implementing sustainable for-est management. WWF-Indonesia and APHI’s partnership in ACTIVE also endorsing the sustainable trade advocacy in forestry sector in Kalimantan.

WWF-Indonesia together with Indonesian Forest Concession Association (APHI) held Training of Trainer (ToT) for Sustainable Forest Management (SFM) in East Kali-mantan on June 11 – 15, 2012, in Balikpapan. The training was joined

by 28 participants from the forest management units, universities and local APHI staff. The purposed of this training is to build a strong network and capacity building in order to implement sustainable forest management in the area. Up

to now, the implementation’s aim of sustainable forest management both in natural forest concession and plantation is to conserve and increase forest’s productivity potential. The word “sustainable” means forest management that in line with local community needs’ fulfillmentandthecontinuityoffor-est industry supply.

The training was intended to develop trainer group who under-standIndonesia’scertificationsys-tem; SFM’s policy, regulation and legality in Indonesia; understand Best Management Practice (BMP) implementation in sustainable for-

Training on Forest Certification Implementation

ABOUT ACTIVE PROGRAM

Partnership between WWF-Indonesia and APHI

WWF-Indonesia Gedung Graha SimatupangTower 2 Unit C Lantai 7Jl. Letjen TB Simatupang Kav. 38Jakarta Selatan 12540T: +62 21-7829461 F: +62 21-7829462 E: [email protected]

Contact Person: Joko Sarjito ([email protected])

Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI)Gedung Manggala Wanabakti Blok 4 Lt 9 Ruang 915 - 917Jl. Gatot Subroto - Senayan Jakarta 10270T: +62-21-5734395, F: +62-21-57902769, E: [email protected]

Contact Person: Herman Prayudi ([email protected])

est management; capable to create certificationactionplanbasedongap analysis; understand technical issues and method and are able to deliver material/ information on responsible and sustainable forest management system. After this trainer group recognize and understand all material, they were asked to become “leader” in SFM implementation including legality issues on each working position.

In year 2003, Ministry of Forestry issued decree letter SK Menhut No. 4795/ Kpts-II/ 2002 and its perfor-mance regulation. The decree was replaced by new Ministry of For-estry regulation No. P.38/ Menhut-II/ 2009. In the new regulation, TimberLegalityVerification(VLK)’saccreditation is separate with SFM. In this regulation’s implementation itissignificanttohavededicatedpeople who fully understand about certificationandresponsibletoit,both in natural forest concession and plantation.

The similar training will be con-ducted in West Kalimantan and Central Kalimantan in near future. From legality side, the Training of Trainer increased forest managers capacity toward relevant existing forestry regulation in Indonesia and consumers countries such as European Union (EU FLEGT VPA/ Voluntary Partnership Agreement).

Indonesian Forest Concessionaires Association (APHI) was found in 21 November 1983, member of Indonesian Forestry Community (MPI) and extraordinary mem-ber of Indonesian Chamber of Trade and Industry (KADIN) that located in Jakarta. APHI is a non-profitorganization,independent,voluntary, non-governmental and politic organization with business ethic based on sustainable forestry development principle for people welfare.

APHI’s intentions are to develop,

increase and protect its member’s businessthroughefficientandoptimal forest management prac-tices toward sustainability function in economy, ecology and social based on environmentally stra-tegic development on forest and forestry, both national and global level. Central APHI organization consists of Surveillance Council, Operational Council and Advisory Board. APHI’s operational activities are implemented by the Secre-tariat, lead by Executive Director. Provincial operational activities are conducted by 16 Local Commis-

saries (Komda), an extension from local’s Operational Council.

APHI members consist of natural forest concession holder and plantation holder, located and/or operated in law abiding area of Re-public of Indonesia. APHI member-ship is voluntary and up to August 2012, there are 425 companies, consist of 271 natural forest con-cession holder and 154 plantation holder. Total coverage area of APHI members is 34,492,006 Ha. (www.rimbawan.com)

For 50 years, WWF has protecting nature’s future. As the biggest mul-tinational conservation organiza-tion in the world, WWF is working in 100 countries and has been

supported by 1.2 million supporter in the United States and nearly 5 million in the whole world. The approach of WWF combines global network and science knowledge, involving action in each level both in local and global, and offer guarantee for innovative solution in fulfillinghumanandnature’sneed.

Global Forest & Trade Network (GFTN) is one of the WWF’s initia-tives to eliminate illegal logging. GFTN facilitates companies in eval-uating purchasing and implementa-

tion of action plan for sustainable supply chain. By facilitating trade networks between high committed companies toward responsible for-est, GFTN drives market condition to help forest conservation as well as offering economy and social benefitforbusinessandforestdependent communities. More than 360 companies are partici-pated as GFTN members including manufacturer, importer, distributor, retailer and forest owner and forest managers. (www.wwf.or.id/gftn)

About WWF-Indonesia and GFTN Program

About Indonesian Forest Concessionaires Association (APHI)

Collaboration on SVLK monitoring

WWF Indonesia in collabora-tion with JPIK (Independent Forest Monitoring Network) is working together on joint action plan to conduct SVLK (Indonesia Timber Legality Assurance System) monitor-ing. Our work will focus on forest companies & industries in Kalimantan, with the goal to strengthen the function of civil society in responsible forest management practices.