evaluasi expo
DESCRIPTION
.TRANSCRIPT
KARAKTERISTIK BATH GEL YANG DIHASILKAN
A. Uji organoleptis
uji organoleptis yang digunakan adalah uji kesukaan (uji hedonik). Uji organoleptik (uji
kesukaan) dilakukan untuk mengetahui penerimaan panelis terhadap sabun mandi cair yang
dihasilkan. Penialian organoleptik adalah cara mengukur, menilai ataau menguji mutu
komoditas dengan menggunakan kepekaan alat indera manusia yaitu penglihatan dengan
mata, penciuman dengan hidung, pencicipan dalam rongga mulut, perabaan dengan ujung jari
tangan dan pendengaran dengan telinga. Menurut rahayu (1997), uji hedonic atau uji
kesukaan merupakan salah satu jenis uji penerimaan. Pada pengujian ini, panelis
mengemukakan pendapat pribadinya tentang kesukaan atau ketidaksukaannya terhadap
produk shower gel yang dihasilkan. Panelis diminta memberikan pendapat pribadinya
terhadap aroma pada shower gel, busa yang dihasilkan, kesan lengket pada saat pembilasan,
kekentalan dan karakteristik scrub pada shower gel panelis yang digunakan berjumlah 5
orang. Tingkat kesukaan atau skala hedonic yang digunakan adalah 7 skala numeric.
Data hasil penilaian uji organoleptis yang dilakukan oleh panelis ditunjukkan pada lampiran
2.
1. Kesukaan terhadap banyaknya busa shower gel scrub
Penilaian organoleptik terhadap kesukaan busa dilakukan dengan cara menilai banyak
busa yang dihasilkan bila digosok-digosokkan pada tangan yang basah. Tingat kesukaan
yang tinggi mewakili banyaknya busa dan kelembutan busa yang dihasilkan. Hasil uji
hedonik menunjukkan bahwa panelis (netral-agak suka) terhadap busa yang dihasilkan,
dengan nilai kesukaan rata rata 4,8.
Hasil penilai kesukaan panelis terhadap busa shower gel scrub dapat dilihat pada
lampiran 2
Sodium Lauryl Sulphate, Cocoamido propel betain digunakan sebagai pembangkit busa
sehingga dihasilkan busa yang melimpah dan lembut. Buih atau busa pada sabun
disebabkan oleh adanya surfaktan dalam sabun. Sabun yang memiliki surfaktan dapat
dapat menurunkan tegangan permukaan cairan sehingga sabun dapat menimbulkan buih
atau busa. (deiner, 2008)
2. Kesan Bersih
Pengujian kesukaan terhadap kesan bersih shower gel yang dihasilkan dilakukan dengan
menilai kesan bersih pada kulit setelah pembilasan dengan air. Hasil penilaian rata- rata
tingkat respon kesukaan panelis terhadap kesan bersih shower gel yang dihasilkan panelis
adalah 5,6 (suka-agak suka).
Tingkat kesukaan yang tinggi mewakili sedikitnya rasa licin pada kulit yang ditinggalkan
setelah pembilasan dengan air. Rasa licin yang ditinggalkan dikarenakan adanya
komponen surfaktan anionik (SLES) pada shower gel scrub. SLES pada formulasi bath
gel ini dikenal sebagai surfaktan yang dapat memberikan kesan licin pada kulit.
3. Keharuman (aroma)
Penilaian panelis terhadap keharuman dilakukan dengan cara menghirup bau harum
shower gel scrub yang dihasilkan. Tingkat kesukaan panelis mewakili tingkat keharuman
terhadap aroma shower gel.
Rata- rata tingkat respon panelis terhadap keharuman bath gel yang dihasilkan adalah 6,6
(sangat suka-suka)
Keharuman yang dihasilkan dari shower gel scrub ini diperoleh dari parfum strawberry
yang ditambahkan ke dalam formula.
4. Warna
Penilaian hedonic atau kesukaan terhadap warna dilakukan dengan menilai warna
shower gel yang dihasilkan secara visual oleh panelis. Tingkat kesukaan yang tinggi
mewakili tingkat kepuasan panelis terhaap warna yang dimiliki oleh shower gel.
Rata- rata tingkat respon panelis terhadap warna bath gel yang dihasilkan berkisar adalah
4,8 ( agak suka-netral)
5. Kekentalan
Penilaian kesukaan terhadap kekentalan shower gel yang dihasilkan dilakukan dengan
cara menuangkan bath gel ke dalam wadahnya. Tingkat kesukaan yang tinggi mewakili
kekentalan yang paling disukai panelis.
Hasil rata- rata tingkat respon panelis terhadap warna bath gel yang dihasilkan berkisar
adalah 5,2 (suka-agak suka).
6. Karakteristik Scrub
Penilaian kesukaan terhadap karakteristik shower gel yang dihasilkan dilakukan dengan
cara menuangkan bath gel ke dalam wadahnya. Tingkat kesukaan yang tinggi mewakili
karakteristik scrub yang paling disukai panelis.
Hasil rata- rata tingkat respon panelis terhadap karakteristik scrub yang terdapat dalam
shower gel adalah 5,2 (agak suka-suka)
B. UJI KIMIA
1. Derajat keasaman (pH)
pH merupakan salah satu syarat mutu dari bath gel. Hal ini karena jika pH shower gel
scrub terlalu tinggi atau terlalu rendah maka dapat merusak kulit. Produk kosmetik yang
memiliki pH sangat tinggi atau sangat rendah dapat membahayakan daya absorbsi kulit
sehingga menyebabkan kulit teriritasi, oleh sebab itu pH dari produk-produk kosmetik
sebaiknya dibuat sesuai dengan pH kulit, yaitu antara 4.5 - 7.0 (Wasiatmadja, 1997).
shower gel yang dihasilkan memiliki nilai pH yang berkisar antara 4,869. Sehingga
diharapkan tidak akan merusak kulit karena berada pada kisaran pH kulit, yaitu 4.5 – 7.0.
C. UJI FISIKA
1. Bobot Jenis Relatif (25OC)
Bobot jenis relatif juga merupakan salah satu syarat mutu dari pembuatan shower gel.
Bobot jenis relatif adalah perbandingan bobot suatu bahan dengan bobot air pada volume
dan suhu yang sama (Anonymous, 1996). Analisis ini dilakukan untuk mengetahui bobot
jenis shower gel yang dihasilkan. Data perhitungan bobot jenis relatif rata-rata dari bath
gel yang dihasilkan dapat dilihat pada lampiran 3.
Dari hasil pengujian diketahui bahwa bobot jenis relatif (25oC ) shower gel yang
dihasilkan adalah 0,4719. Hal ini menunjukan bahwa bobot jenis relatif (25°C) shower
gel yang dihasilkan tidak memenuhi standar mutu yang telah ditentukan, dimana bobot
jenis relative (25°C) berdasarkan SNI adalah 1.01 - 1.10. Pengujian viskositas dilakukan
ketika shower gel baru terbentuk sehingga didalam shower gel masih terdapat banyak
busa yang mengakibatkan massa piknometer yang berisi shower gel rendah sehingga
hasil pengukuran bobot jenis pada shower gel ini tidak valid.
2. Viskositas
Analisis viskositas dapat memberikan informasi sifat fisik shower gel yang dihasilkan
dan menentukan kestabilan suatu produk selama penyimpanan. Persyaratan viskositas
menurut SNI 1996 adalah 500-20.000.
Hasil rata –rata viskositas shower gel scrub yang dihasilkan adalah 10347,5. Data
pengujian viskositas dari shower gel yang dihasilkan dapat dilihat pada lampiran 4.
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui viskositas yang dihasilkan oleh shower gel
scrub sesuai dengan rentang viskositas menurut SNI 1996.
Viskositas dari suatu produk bergantung dari suhu, pH, dan penambahan elektrolit serta
jenis agen pengental yang digunakan (Imron, 1985)
Sifat reologi shower gel yang dihasilkan berdasarkan pengujian adalah dilatan, grafik
yang menujukkan sifat alit dilatan terdapat pada lampiran 3. Pengujian viskositas
dilakukan ketika shower gel baru terbentuk sehingga didalam shower gel masih terdapat
banyak busa yang mengakibatkan hasil pengukuran sifar reologi pada shower gel tidak
valid.
Kecepatan putar spindel yang dipakai, sebesar 2 rpm, 4 rpm, 10 rpm, 20 rpm, dengan
menggunakan tipe spindel yang pertama ialah R5. Pemilihan spindel tergantung pada
viskositasnya cairan yang akan di uji, semakin besar viskositas dari suatu cairan uji maka
spindel yang digunakan makin kecil untuk mempermudah proses pengukuran sifat aliran.
Komponen yang membentuk kekentalan dalam formula shower gel ini adalah NaCl,
NaCMC, sodium lauryl sulfate dan cocoamide propil betaine. Semakin tinggi
penambahan konsentrasi komponen tersebut dalam formula shower gel maka viskositas
shower gel scrub akan semakin meningkat. Hal ini dapat disebabkan oleh sifat dari
sodium lauryl sulfate yang dapat mengental. NaCl akan mengental apabila direaksikan
dengan eter sulfat. Selain sebagai pengental, NaCMC juga berfungsi sebagai bahan
penstabil (stabilizer).
3. Kestabilan busa
Analisis kestabilan busa bertujuan untuk mengetahui persentase busa yang masih tersisa
dalam jangka waktu tertentu. Kestabilan busa dari shower gel yang dihasilkan adalah 2%.
Data tersebut menunjukkan shower gel scrub yang dihasilkan memiliki busa yang tidak
stabil.
Busa yang tidak stabil dikarenakan busa tersebut lebih mudah pecah. Busa akan lebih
stabil bila dilapisi oleh lapisan yang tidak mudah menguap seperti lapisan lemak.
Data perhitungan evaluasi kestabilan busa terdapat dalam lampiran 5.
D. Pengujian oat scrub
1. Kadar air
Analisis kadar air bertujuan untuk mengetahui persentase kadar air yang terdapat di
dalam scrub gandum yang dibuat.
Dilakukan dengan menggunakan alat moisture analyzer (penganalisa kelembapan).
Caranya dengan memasukan granul yang telah dikeringkan di dalam mesin. % kadar air
yang dihasilkan adalah 5,64%.
2. Distribusi ukuran partikel
Pengujian distribusi ukuran partikel scrub menggunakan metode pengayakan. ayakan
yang digunakna 12, 14, 16, 18, 20.
Data hasil pengujian distribusi ukuran partikel darioat scrub dapat dilihat pada
lampiran 2.
Persentase ukuran partikel dari oat scrub yang dihasilkan:
≥1,7 mm = 13,333%
1,7-1,4 mm = 10%
1,4-1,18 mm = 13,333%
1,18-1 mm = 6,666%
1-0,85 mm = 26,666%
≥0,85 mm = 30%
Berdasrakan data persentae distribusi ukuran partikel tersebut menunjukkan bahawa oat
scrub yang dihasilkan memiliki ukuran parikel yang beragam. Oleh karena untuk
mengurangi keberagaman ukuran partikel scrub tersebut, kami menggunakan scrub yang
berada di no ayakan 20 (1-0,85μm ) sebagai scrub yang akan digunakan disediaan shower
gel scrub.
Lampiran 1. Formulir UJI KESUKAAN Shower Gel Scrub
Nama :
Intruksi :Berikan penilaian anda atas tingkat kesukaan terhadap sabun gel
dengan menuliskan nilai tingkat kepercayaan.
Nilai tingkat kesukaan:
Sangat suka : 7
Suka : 6
Agak suka : 5
Netral : 4
Agak tidak suka : 3
Tidak suka : 2
Sangat tidak suka : 1
:
PARAMETER PENILAIAN
Warna
Aroma
Kekentalan
Banyaknya busa
Kesan bersih
Karakteristik
scrub
Lampiran 2. Data hasil evalusi oraganoleptis oleh 5 panelis terhadap 6 parameter
Tabel. Hasil evaluasi organoleptis oleh panelis terhap 6 parameter
Parameter Penilaian oleh panelis Rata-rata
A B C D E
Warna 4 5 6 4 5 4,8
Aroma 6 7 7 7 6 6,6
Kekentalan 5 6 6 5 5 5,4
Banyaknya
busa
5 4 6 5 4 4,8
Rasa licin 4 7 7 4 7 5,8
Karakteristik
scrub
4 5 6 4 5 4,8
Grafik. Evaluasi organoleptis
warna
aroma
keke
ntalan
bayak
nya busa
kesan
bersih
karak
teristi
kscru
b01234567
Evaluasi Organoleptis
rata -rata penila-ian panelis
parameter
peni
laia
n
Lampiran 3. Perhitungan Evaluasi Bobot jenis (25oC)
Pikno kosong: 13,3714 g (w)
Pikno (w) + aquades : 23,248 g (Wa)
Pikno (w) + shower gel : 13,374 g (Ws)
Bobot jenis = Wa−wWs−w
=18,032−13,371423,248−13,3714
¿4,66069,8768
=0,4718 mg/ml
Lampiran 4. Data hasil evaluasi viskositas dengan menggunakan broofield
Tabel. Evaluasi viskositas
No rpm viskositas Tekanan geser
1 2 20330 40,6
2 4 11880 47,5
3 10 5940 59,4
4 20 3240 64,8
Grafik. Reologishower gel
0 5 10 15 20 250
10
20
30
40
50
60
70
Reologi Shower Gel
tekanan geser (%)
kece
pata
n ge
ser
Lampiran 5. Perhitungan evaluasi kestabilan busa
% kestabilan busa = AB
X 100 %
keterangan : A : tinggi busa pada tabung reaksi sesaat setelah vortex (cm)
B : tinggi busa pada tabung reaksi sesaat setelah vortex (cm)
% kestabilanbusa = 2%
Lampiran 6. evaluasi distribusi ukuran patikel oat scrub
Perhitungan
% distribusi ukuran partikel = w 1−wo
wx100 %
Keterangan: w1= bobot ayakan+ granul ( setelah diayak)
W0= bobot ayakan (sebelum diayak)
W= bobot granul keseluruhan
Tabel % distribusi ukuran gpartikel oat scrub
no No.ayaka
n
Diameter
(mm)
Massa
ayakan
(g)
Massa
ayakan +
granul
Massa
granul (g)
%
distribusi
(%)
Ukuran
partikel
1 12 1,7 339 343 4 13,333 >1,7 mm
2 14 1,4 323 326 3 10 1,7-1,4 mm
3 16 1,18 313 317 4 13,333 1,4-1,18 mm
4 18 1 306 308 2 6,666 1,18-1 mm
5 20 0,85 301 309 8 26,666 1 – 0,85 mm
6 Dasar
ayakan
336 345 9 30 ≤0,85 mm
Massa granul 30
Kurva % distribusi ukuran gpartikel oat scrub
0.425 0.93 1.14 1.29502468
101214161820
13 12.62
17.48
2.91
13.333
kurva distribusi ukuran partikel
% distribusi ukuran partikel
Daftar pustaka
H. S. S. Imron, Sediaan Kosmetik, Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat,
Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud, Jakarta, 1985.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Mutu dan Cara Uji Sabun Mandi, Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta, 1996.
Rahayu, P. 1997. Uji Organoleptik. Jurusan Teknologi Pangan Dan Gizi. Institu Pertanian
Bogor: Bogor.
Deiner, Fadilah. 2008. Formulasi Bath Gel Bengkuang-Madu. Fakultas Institute Pertanian
Bogor: Bogor.
Wasiatmadja, s.m. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medic. UI Press. Jakarta.