evaluasi expo

17
KARAKTERISTIK BATH GEL YANG DIHASILKAN A. Uji organoleptis uji organoleptis yang digunakan adalah uji kesukaan (uji hedonik). Uji organoleptik (uji kesukaan) dilakukan untuk mengetahui penerimaan panelis terhadap sabun mandi cair yang dihasilkan. Penialian organoleptik adalah cara mengukur, menilai ataau menguji mutu komoditas dengan menggunakan kepekaan alat indera manusia yaitu penglihatan dengan mata, penciuman dengan hidung, pencicipan dalam rongga mulut, perabaan dengan ujung jari tangan dan pendengaran dengan telinga. Menurut rahayu (1997), uji hedonic atau uji kesukaan merupakan salah satu jenis uji penerimaan. Pada pengujian ini, panelis mengemukakan pendapat pribadinya tentang kesukaan atau ketidaksukaannya terhadap produk shower gel yang dihasilkan. Panelis diminta memberikan pendapat pribadinya terhadap aroma pada shower gel, busa yang dihasilkan, kesan lengket pada saat pembilasan, kekentalan dan karakteristik scrub pada shower gel panelis yang digunakan berjumlah 5 orang. Tingkat kesukaan atau skala hedonic yang digunakan adalah 7 skala numeric. Data hasil penilaian uji organoleptis yang dilakukan oleh panelis ditunjukkan pada lampiran 2. 1. Kesukaan terhadap banyaknya busa shower gel scrub Penilaian organoleptik terhadap kesukaan busa dilakukan dengan cara menilai banyak busa yang dihasilkan bila digosok-digosokkan pada tangan yang basah. Tingat kesukaan

Upload: rizka-nurbaiti-lubis

Post on 28-Dec-2015

36 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

.

TRANSCRIPT

Page 1: Evaluasi Expo

KARAKTERISTIK BATH GEL YANG DIHASILKAN

A. Uji organoleptis

uji organoleptis yang digunakan adalah uji kesukaan (uji hedonik). Uji organoleptik (uji

kesukaan) dilakukan untuk mengetahui penerimaan panelis terhadap sabun mandi cair yang

dihasilkan. Penialian organoleptik adalah cara mengukur, menilai ataau menguji mutu

komoditas dengan menggunakan kepekaan alat indera manusia yaitu penglihatan dengan

mata, penciuman dengan hidung, pencicipan dalam rongga mulut, perabaan dengan ujung jari

tangan dan pendengaran dengan telinga. Menurut rahayu (1997), uji hedonic atau uji

kesukaan merupakan salah satu jenis uji penerimaan. Pada pengujian ini, panelis

mengemukakan pendapat pribadinya tentang kesukaan atau ketidaksukaannya terhadap

produk shower gel yang dihasilkan. Panelis diminta memberikan pendapat pribadinya

terhadap aroma pada shower gel, busa yang dihasilkan, kesan lengket pada saat pembilasan,

kekentalan dan karakteristik scrub pada shower gel panelis yang digunakan berjumlah 5

orang. Tingkat kesukaan atau skala hedonic yang digunakan adalah 7 skala numeric.

Data hasil penilaian uji organoleptis yang dilakukan oleh panelis ditunjukkan pada lampiran

2.

1. Kesukaan terhadap banyaknya busa shower gel scrub

Penilaian organoleptik terhadap kesukaan busa dilakukan dengan cara menilai banyak

busa yang dihasilkan bila digosok-digosokkan pada tangan yang basah. Tingat kesukaan

yang tinggi mewakili banyaknya busa dan kelembutan busa yang dihasilkan. Hasil uji

hedonik menunjukkan bahwa panelis (netral-agak suka) terhadap busa yang dihasilkan,

dengan nilai kesukaan rata rata 4,8.

Hasil penilai kesukaan panelis terhadap busa shower gel scrub dapat dilihat pada

lampiran 2

Sodium Lauryl Sulphate, Cocoamido propel betain digunakan sebagai pembangkit busa

sehingga dihasilkan busa yang melimpah dan lembut. Buih atau busa pada sabun

disebabkan oleh adanya surfaktan dalam sabun. Sabun yang memiliki surfaktan dapat

dapat menurunkan tegangan permukaan cairan sehingga sabun dapat menimbulkan buih

atau busa. (deiner, 2008)

Page 2: Evaluasi Expo

2. Kesan Bersih

Pengujian kesukaan terhadap kesan bersih shower gel yang dihasilkan dilakukan dengan

menilai kesan bersih pada kulit setelah pembilasan dengan air. Hasil penilaian rata- rata

tingkat respon kesukaan panelis terhadap kesan bersih shower gel yang dihasilkan panelis

adalah 5,6 (suka-agak suka).

Tingkat kesukaan yang tinggi mewakili sedikitnya rasa licin pada kulit yang ditinggalkan

setelah pembilasan dengan air. Rasa licin yang ditinggalkan dikarenakan adanya

komponen surfaktan anionik (SLES) pada shower gel scrub. SLES pada formulasi bath

gel ini dikenal sebagai surfaktan yang dapat memberikan kesan licin pada kulit.

3. Keharuman (aroma)

Penilaian panelis terhadap keharuman dilakukan dengan cara menghirup bau harum

shower gel scrub yang dihasilkan. Tingkat kesukaan panelis mewakili tingkat keharuman

terhadap aroma shower gel.

Rata- rata tingkat respon panelis terhadap keharuman bath gel yang dihasilkan adalah 6,6

(sangat suka-suka)

Keharuman yang dihasilkan dari shower gel scrub ini diperoleh dari parfum strawberry

yang ditambahkan ke dalam formula.

4. Warna

Penilaian hedonic atau kesukaan terhadap warna dilakukan dengan menilai warna

shower gel yang dihasilkan secara visual oleh panelis. Tingkat kesukaan yang tinggi

mewakili tingkat kepuasan panelis terhaap warna yang dimiliki oleh shower gel.

Rata- rata tingkat respon panelis terhadap warna bath gel yang dihasilkan berkisar adalah

4,8 ( agak suka-netral)

5. Kekentalan

Page 3: Evaluasi Expo

Penilaian kesukaan terhadap kekentalan shower gel yang dihasilkan dilakukan dengan

cara menuangkan bath gel ke dalam wadahnya. Tingkat kesukaan yang tinggi mewakili

kekentalan yang paling disukai panelis.

Hasil rata- rata tingkat respon panelis terhadap warna bath gel yang dihasilkan berkisar

adalah 5,2 (suka-agak suka).

6. Karakteristik Scrub

Penilaian kesukaan terhadap karakteristik shower gel yang dihasilkan dilakukan dengan

cara menuangkan bath gel ke dalam wadahnya. Tingkat kesukaan yang tinggi mewakili

karakteristik scrub yang paling disukai panelis.

Hasil rata- rata tingkat respon panelis terhadap karakteristik scrub yang terdapat dalam

shower gel adalah 5,2 (agak suka-suka)

B. UJI KIMIA

1. Derajat keasaman (pH)

pH merupakan salah satu syarat mutu dari bath gel. Hal ini karena jika pH shower gel

scrub terlalu tinggi atau terlalu rendah maka dapat merusak kulit. Produk kosmetik yang

memiliki pH sangat tinggi atau sangat rendah dapat membahayakan daya absorbsi kulit

sehingga menyebabkan kulit teriritasi, oleh sebab itu pH dari produk-produk kosmetik

sebaiknya dibuat sesuai dengan pH kulit, yaitu antara 4.5 - 7.0 (Wasiatmadja, 1997).

shower gel yang dihasilkan memiliki nilai pH yang berkisar antara 4,869. Sehingga

diharapkan tidak akan merusak kulit karena berada pada kisaran pH kulit, yaitu 4.5 – 7.0.

C. UJI FISIKA

1. Bobot Jenis Relatif (25OC)

Bobot jenis relatif juga merupakan salah satu syarat mutu dari pembuatan shower gel.

Bobot jenis relatif adalah perbandingan bobot suatu bahan dengan bobot air pada volume

dan suhu yang sama (Anonymous, 1996). Analisis ini dilakukan untuk mengetahui bobot

jenis shower gel yang dihasilkan. Data perhitungan bobot jenis relatif rata-rata dari bath

gel yang dihasilkan dapat dilihat pada lampiran 3.

Page 4: Evaluasi Expo

Dari hasil pengujian diketahui bahwa bobot jenis relatif (25oC ) shower gel yang

dihasilkan adalah 0,4719. Hal ini menunjukan bahwa bobot jenis relatif (25°C) shower

gel yang dihasilkan tidak memenuhi standar mutu yang telah ditentukan, dimana bobot

jenis relative (25°C) berdasarkan SNI adalah 1.01 - 1.10. Pengujian viskositas dilakukan

ketika shower gel baru terbentuk sehingga didalam shower gel masih terdapat banyak

busa yang mengakibatkan massa piknometer yang berisi shower gel rendah sehingga

hasil pengukuran bobot jenis pada shower gel ini tidak valid.

2. Viskositas

Analisis viskositas dapat memberikan informasi sifat fisik shower gel yang dihasilkan

dan menentukan kestabilan suatu produk selama penyimpanan. Persyaratan viskositas

menurut SNI 1996 adalah 500-20.000.

Hasil rata –rata viskositas shower gel scrub yang dihasilkan adalah 10347,5. Data

pengujian viskositas dari shower gel yang dihasilkan dapat dilihat pada lampiran 4.

Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui viskositas yang dihasilkan oleh shower gel

scrub sesuai dengan rentang viskositas menurut SNI 1996.

Viskositas dari suatu produk bergantung dari suhu, pH, dan penambahan elektrolit serta

jenis agen pengental yang digunakan (Imron, 1985)

Sifat reologi shower gel yang dihasilkan berdasarkan pengujian adalah dilatan, grafik

yang menujukkan sifat alit dilatan terdapat pada lampiran 3. Pengujian viskositas

dilakukan ketika shower gel baru terbentuk sehingga didalam shower gel masih terdapat

banyak busa yang mengakibatkan hasil pengukuran sifar reologi pada shower gel tidak

valid.

Kecepatan putar spindel yang dipakai, sebesar 2 rpm, 4 rpm, 10 rpm, 20 rpm, dengan

menggunakan tipe spindel yang pertama ialah R5. Pemilihan spindel tergantung pada

viskositasnya cairan yang akan di uji, semakin besar viskositas dari suatu cairan uji maka

spindel yang digunakan makin kecil untuk mempermudah proses pengukuran sifat aliran.

Komponen yang membentuk kekentalan dalam formula shower gel ini adalah NaCl,

NaCMC, sodium lauryl sulfate dan cocoamide propil betaine. Semakin tinggi

Page 5: Evaluasi Expo

penambahan konsentrasi komponen tersebut dalam formula shower gel maka viskositas

shower gel scrub akan semakin meningkat. Hal ini dapat disebabkan oleh sifat dari

sodium lauryl sulfate yang dapat mengental. NaCl akan mengental apabila direaksikan

dengan eter sulfat. Selain sebagai pengental, NaCMC juga berfungsi sebagai bahan

penstabil (stabilizer).

3. Kestabilan busa

Analisis kestabilan busa bertujuan untuk mengetahui persentase busa yang masih tersisa

dalam jangka waktu tertentu. Kestabilan busa dari shower gel yang dihasilkan adalah 2%.

Data tersebut menunjukkan shower gel scrub yang dihasilkan memiliki busa yang tidak

stabil.

Busa yang tidak stabil dikarenakan busa tersebut lebih mudah pecah. Busa akan lebih

stabil bila dilapisi oleh lapisan yang tidak mudah menguap seperti lapisan lemak.

Data perhitungan evaluasi kestabilan busa terdapat dalam lampiran 5.

D. Pengujian oat scrub

1. Kadar air

Analisis kadar air bertujuan untuk mengetahui persentase kadar air yang terdapat di

dalam scrub gandum yang dibuat.

Dilakukan dengan menggunakan alat moisture analyzer (penganalisa kelembapan).

Caranya dengan memasukan granul yang telah dikeringkan di dalam mesin. % kadar air

yang dihasilkan adalah 5,64%.

2. Distribusi ukuran partikel

Pengujian distribusi ukuran partikel scrub menggunakan metode pengayakan. ayakan

yang digunakna 12, 14, 16, 18, 20.

Data hasil pengujian distribusi ukuran partikel darioat scrub dapat dilihat pada

lampiran 2.

Persentase ukuran partikel dari oat scrub yang dihasilkan:

≥1,7 mm = 13,333%

1,7-1,4 mm = 10%

1,4-1,18 mm = 13,333%

1,18-1 mm = 6,666%

1-0,85 mm = 26,666%

≥0,85 mm = 30%

Page 6: Evaluasi Expo

Berdasrakan data persentae distribusi ukuran partikel tersebut menunjukkan bahawa oat

scrub yang dihasilkan memiliki ukuran parikel yang beragam. Oleh karena untuk

mengurangi keberagaman ukuran partikel scrub tersebut, kami menggunakan scrub yang

berada di no ayakan 20 (1-0,85μm ) sebagai scrub yang akan digunakan disediaan shower

gel scrub.

Lampiran 1. Formulir UJI KESUKAAN Shower Gel Scrub

Page 7: Evaluasi Expo

Nama :

Intruksi :Berikan penilaian anda atas tingkat kesukaan terhadap sabun gel

dengan menuliskan nilai tingkat kepercayaan.

Nilai tingkat kesukaan:

Sangat suka : 7

Suka : 6

Agak suka : 5

Netral : 4

Agak tidak suka : 3

Tidak suka : 2

Sangat tidak suka : 1

:

PARAMETER PENILAIAN

Warna

Aroma

Kekentalan

Banyaknya busa

Kesan bersih

Karakteristik

scrub

Page 8: Evaluasi Expo

Lampiran 2. Data hasil evalusi oraganoleptis oleh 5 panelis terhadap 6 parameter

Tabel. Hasil evaluasi organoleptis oleh panelis terhap 6 parameter

Parameter Penilaian oleh panelis Rata-rata

A B C D E

Warna 4 5 6 4 5 4,8

Aroma 6 7 7 7 6 6,6

Kekentalan 5 6 6 5 5 5,4

Banyaknya

busa

5 4 6 5 4 4,8

Rasa licin 4 7 7 4 7 5,8

Karakteristik

scrub

4 5 6 4 5 4,8

Grafik. Evaluasi organoleptis

warna

aroma

keke

ntalan

bayak

nya busa

kesan

bersih

karak

teristi

kscru

b01234567

Evaluasi Organoleptis

rata -rata penila-ian panelis

parameter

peni

laia

n

Page 9: Evaluasi Expo

Lampiran 3. Perhitungan Evaluasi Bobot jenis (25oC)

Pikno kosong: 13,3714 g (w)

Pikno (w) + aquades : 23,248 g (Wa)

Pikno (w) + shower gel : 13,374 g (Ws)

Bobot jenis = Wa−wWs−w

=18,032−13,371423,248−13,3714

¿4,66069,8768

=0,4718 mg/ml

Page 10: Evaluasi Expo

Lampiran 4. Data hasil evaluasi viskositas dengan menggunakan broofield

Tabel. Evaluasi viskositas

No rpm viskositas Tekanan geser

1 2 20330 40,6

2 4 11880 47,5

3 10 5940 59,4

4 20 3240 64,8

Grafik. Reologishower gel

0 5 10 15 20 250

10

20

30

40

50

60

70

Reologi Shower Gel

tekanan geser (%)

kece

pata

n ge

ser

Page 11: Evaluasi Expo

Lampiran 5. Perhitungan evaluasi kestabilan busa

% kestabilan busa = AB

X 100 %

keterangan : A : tinggi busa pada tabung reaksi sesaat setelah vortex (cm)

B : tinggi busa pada tabung reaksi sesaat setelah vortex (cm)

% kestabilanbusa = 2%

Page 12: Evaluasi Expo

Lampiran 6. evaluasi distribusi ukuran patikel oat scrub

Perhitungan

% distribusi ukuran partikel = w 1−wo

wx100 %

Keterangan: w1= bobot ayakan+ granul ( setelah diayak)

W0= bobot ayakan (sebelum diayak)

W= bobot granul keseluruhan

Tabel % distribusi ukuran gpartikel oat scrub

no No.ayaka

n

Diameter

(mm)

Massa

ayakan

(g)

Massa

ayakan +

granul

Massa

granul (g)

%

distribusi

(%)

Ukuran

partikel

1 12 1,7 339 343 4 13,333 >1,7 mm

2 14 1,4 323 326 3 10 1,7-1,4 mm

3 16 1,18 313 317 4 13,333 1,4-1,18 mm

4 18 1 306 308 2 6,666 1,18-1 mm

5 20 0,85 301 309 8 26,666 1 – 0,85 mm

6 Dasar

ayakan

336 345 9 30 ≤0,85 mm

Massa granul 30

Kurva % distribusi ukuran gpartikel oat scrub

0.425 0.93 1.14 1.29502468

101214161820

13 12.62

17.48

2.91

13.333

kurva distribusi ukuran partikel

% distribusi ukuran partikel

Page 13: Evaluasi Expo

Daftar pustaka

H. S. S. Imron, Sediaan Kosmetik, Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat,

Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud, Jakarta, 1985.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Mutu dan Cara Uji Sabun Mandi, Direktorat

Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta, 1996.

Rahayu, P. 1997. Uji Organoleptik. Jurusan Teknologi Pangan Dan Gizi. Institu Pertanian

Bogor: Bogor.

Deiner, Fadilah. 2008. Formulasi Bath Gel Bengkuang-Madu. Fakultas Institute Pertanian

Bogor: Bogor.

Wasiatmadja, s.m. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medic. UI Press. Jakarta.